BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya (State of the Art) Penelitian ini menggunakan jurnal penelitian yang ada sebelumnya sebagai acuan penelitian. Hal ini dilakukan untuk memperkaya teori dalam mengkaji penelitian ini. Pada penelitian sebelumnya tidak ditemukannya penelitian dengan judul yang sama dengan penelitian ini. Berikut jurnal yang terkait dengan penelitian ini : Tabel 2.1 Penelitian Pendahuluan (State Of The Art) Nama Peneliti Judul Penelitian Puti Kumalasari Analisi (2013) Pengaruh Hasil Penelitian Brand Hasil temuan Awareness Dan Brand Image menunjukkan Terhadap Brand Equity Dan Brand bahwa Awareness dan Dampaknya Pada Minat Beli Brand Image berpengaruh Konsumen positif dan terhadap signifikan Brand Equity, selanjutnya Brand Equity diterima sebagai intervening dalam memediasi Brand Awareness Image Beli. 8 media dan Brand terhadap Minat Thomas T.P (2008) Bayu Pengaruh Brand Image Hasil penelitian dan Terhadap Keputusan Pembelian interpretasi yang diperoleh Konsumen Pada Produk Motor Honda dengan menggunakan Korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa hubungan Brand antara Image terhadap keputusan pembelian motor Honda adalah kuat dan searah. Pengaruh brand terhadap image keputusan pembelian konsumen yang diperoleh dari perhitungan Koefisien determinasi adalah cukup besar dan sisanya dianggap sebagai faktor lain termasuk dalam penelitian ini 9 yang tidak bagian Wang, Xuehua and Yang, Zhilin(2010) The Effect of Brand Credibility on Consumers’ Brand Purchase Intention in Emerging Economies: The Moderating Role of Brand Awareness and Brand Image Hasil menunjukkan bahwa kredibilitas merek memberikan positif pengaruh pada merek pembelian niat konsumen. Brand image dan brand awareness ditemukan positif memoderasi hubungan antara kredibilitas merek merek dan pembelian niat konsumen. Implikasi mengenai praktek penelitian dan manajerial yang ditawarkan. Indah Nur The Bandung Keputusan Jayakarta tamu untuk Agustiani, dan Boutique Suite Hotel & Spa menetap adalah hal yang Rimayang paling penting industri Hotel. Anggun (2014) Laras Brand Perfomance Effect to Guest Stay Decision untuk Dengan keputusan tamu ke hotel, maka tingkat tamu yang tinggal diperumahan akan meningkat yang merupakan target utama industri karena Hotel. itu Oleh Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel 10 & Spa ingin keputusan tamu untuk memilih hotel ditingkatkan. Salah satu upaya untuk meningkatkan keputusan adalah tamu tinggal memaksimalkan kinerja merek yang ada dengan melakukannya dengan The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa. Tujuan didalam penelitian untuk mendapatkan temuan yang ini kinerja telah keputusan merek dilakukan, tamu untuk tinggal di The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa dan pengaruh kinerja merek terhadap keputusan untuk tinggal. Teknik analisis data dan analisis jalur uji hipotesis yang digunakan. Hasil dari temuan penelitian menarik, bahwa kekuatan merek memberikan pengaruh yang signifikan terhadap 11 terhadap keputusan untuk menginap dihotel yang terdiri dari produk, merek, saluran pemesanan,panjang tinggal, ruang kuantitas pemesanan dan pembayaran. metode Dampak terbesar dari kinerja merek terhadap keputusan untuk tinggal diperoleh dari Produk Keandalan, Daya tahan dan Layanan Kemampuan dan pengaruh terkecil diperoleh Efektivitas dari layanan, efisiensi, dan Empati. Achmad Alif Yanu The Influence of Brand Image Persaingan pasar tidak lagi Fianto, on Purchase Behaviour Through terbatas Djumilah Brand Trust untuk memberikan atribut Hadiwidjojo, fungsional dari produk itu Siti sendiri Aisjah, tetapi telah Solimun dikaitkan dengan merek Solimun (2014) yang dapat membuat gambar khusus untuk para penggunanya, dalam industri. terutama tujuan Tujuan layanan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi 12 dan menganalisis pengaruh brand terhadap image perilaku pembelian serta mengidentifikasi dan menganalisis peran mediasi merek dari kepercayaan hubungan merek dalam antara dengan citra perilaku pembelian. Penelitian ini dilakukan pada 386 di 13 mahasiswa perguruan tinggi swasta Islam di provinsi Jawa Timur. Hasil analisis penelitian ini yang digunakan Generalized Structured Component Analysis (GSCA) sebagai metode penelitian mengungkapkan bahwa citra merek memiliki peran yang signifikan mempengaruhi pembelian dalam perilaku dan kepercayaan merek juga ternyata memiliki peran mediasi, meskipun tidak sepenuhnya 13 dalam hubungan merek antara dengan citra perilaku pembelian. 2.2 Landasan Konseptual 2.2.1 Komunikasi Sebelum masuk ke dalam pembahasan mengenai penelitian ini, kita harus memahami apa itu yang dimaksud dengan komunikasi. Dalam garis besar pengertian komunikasi adalah bagaimana seseorang menyampaikan pesan dan orang lain dapat menerima pesan tersebut dengan sempurna. Komunikasi adalah salah satu dari kegiatan sehari – hari yang benar – benar terhubung dengan semua aspek kehidupan kemanusiaan. Banyak yang mendefinisikan komunikasi sebagai proses yang menghubungkan antara informasi dan sebuah system yang berpengaruh dalam komunikasi. Seperti yang dikutip oleh Craig (2009) dalam buku Ilmu dan Teori Komunikasi “Komunikasi merupakan proses utama di mana kehidupan kemanusiaan dijalani, komunikasi mendasari kenyataan”. Komunikasi melibatkan pemahaman tentang bagaimana orang – orang bersikap dalam menciptakan, menukar, dan mengartikan pesan. 14 2.2.2 Komunikasi Pemasaran (Marketing Communication) Penggabungan dari kajian pemasaran (ilmu ekonomi) dan komunikasi (ilmu komunikasi) menghasilkan kajian baru, yaitu komunikasi pemasaran (marketing communication). Komunikasi pemasaran merupakan aplikasi komunikasi yang ditujukan untuk membantu kegiatan pemasaran sebuah perusahaan. Komunikasi pemasaran dapat juga dinyatakan sebagai kegiatan komunikasi yang ditujukan untuk menyampaikan pesan kepada konsumen dan pelanggan dengan menggunakan sejumlah media dan berbagai saluran dengan harapan terjadinya tiga tahapan perubahan, yaitu : perubahan pengetahuan atau pemahaman, perubahan sikap, dan perubahan tindakan atau perilaku yang dikehendaki. Definisi komunikasi pemasaran menurut Soemanagara (2011) adalah “ kegiatan komunikasi pemasaran dengan menggunakan teknik – teknik komunikasi yang ditujukan untuk memberikan informasi kepada orang banyak dengan harapan agar tujuan perusahaan tercapai, yaitu terjadinya peningkatan pendapatan (laba) sebagai hasil penambahan penggunaan jasa atau pembelian produk yang ditawakarkan” . Dari penjelasan diatas komunikasi pemasaran akan berjalan dengan baik dengan adanya penggunaan teknik komunikasi yang baik dan manajemen pemasaran yang mendukung. Kedua hal tersebut saling berkaitan untuk menentukan tujuan perusahaan yang sempurna. Menurut Kotler (2012) dalam buku Manajemen Pemasaran Perspektif Asia memberikan pengertian yang dimaksud dengan “manajemen pemasaran adalah penganalisaan, pelaksanaan, dan pengawasan, program - program yang ditujukan untuk mengadakan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi”. Hal ini sangat tergantung pada 15 penawaran organisasi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar tersebut serta menentukan harga, mengadakan komunikasi, dan distribusi yang efektif untuk memberitahu, mendorong serta melayani pasar. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran merupakan bagian dari elemen – elemen penting dari komunikasi pemasaran yang berperan penting dalam melibatkan komunikasi dan target public yang ditujukan untuk performance (kinerja) pemasaran menurut Prisgunanto dalam Ardianto (2011) Proses manajemen pemasaran dapat berjalan dengan sempurna dengan adanya proses bauran pemasaran. Bauran pemasaran ini juga memiliki peran penting dalam proses manajemen pemasaran. Pada umumnya perusahaan bertugas menemukan kombinasi paling baik dari marketing decision variable (faktor-faktor yang dapat dikuasai perusahaan untuk mempengaruhi tingkat penjualan) dalam memasarkan produknya. Kombinasi tersebut lazim disebut sebagai marketing mix (bauran pemasaran). Marketing mix (bauran pemasaran) ini merupakan salah satu konsep utama dalam pemasaran modern. Bauran pemasaran mempunyai peranan yang cukup penting dalam mempengaruhi konsumen untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkannya. Untuk menghadapi persaingan, perusahaan berusaha meningkatkan volume penjualan dengan cara mengkombinasikan variabel-variabel dalam marketing mix (bauran pemasaran), seperti produk dengan harga, distribusi dengan promosi, produk dengan distribusi, produk dengan promosi, dan seterusnya. Sumarmi dan Soeprihanto (2010) menjelaskan, “Marketing mix adalah kombinasi dari variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari 16 sistem pemasaran yaitu produk, harga, promosi, dan distribusi”. Dengan kata lain marketing mix adalah kumpulan dari variabel yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk dapat mempengaruhi tanggapan konsumen. 1. Product (Produk) Menurut Sumarni dan Soeprihanto (2010), “Produk adalah setiap apa saja yang bisa ditawarkan di pasar untuk mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan”. Produk tidak hanya selalu berupa barang tetapi bisa juga berupa jasa ataupun gabungan dari keduanya (barang dan jasa). 2. Price (Harga) Menurut Sumarni dan Soeprihanto (2010) harga adalah, “Jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya”. Setelah produk yang diproduksi siap untuk dipasarkan, maka perusahaan akan menentukan harga dari produk tersebut. 3. Place (Tempat) Tempat dalam marketing mix biasa disebut dengan saluran distribusi, saluran dimana produk tersebut sampai kepada konsumen. Definisi dari Sumarni dan Soeprihanto (2010) tentang saluran distribusi adalah “Saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan produk tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau industri pemakai”. 4. Promotion (Promosi) Pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan 17 produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Berdasarkan teori-teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran adalah suatu kelompok komponen pemasaran yang terdiri dari 4P : product, price, place dan promotion yang saling terkait satu sama lain dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen serta mencapai tujuan perusahaan. 2.2.3 Bauran pemasaran (Marketing mix) Menurut Hasan (2013), “pemasaran adalah proses mengidentifikasi, menciptakan dan mengkomunikasikan nilai, serta memelihara hubungan yang memuaskan pelanggan untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan”. Dari teori di atas menjelaskan ada beberapa tujuan pemasaran yang dijelaskan menurut Hasan (2013) mencakup maksimalisasi keuntungan, memaksimalkan pangsa pasar, memaksimalkan penjualan, meningkatkan citra merek, meningkatkan kepuasan pelanggan, menyediakan value dan memelihara stabilitas harga. Dapat disimpulkan dari teori yang dikutip oleh, strategi pemasaran yang baik harus dibangun atas dasar pemahaman bisnis yang kuat, dikombinasikan dengan pemahaman kebutuhan dan keinginan pelanggan, pesaing dan skills, dan core bisnis termasuk dengan para pemasok dan 18 distributor. Di semua tipe bisnis, tiga langkah berikut ini dapat membantu dalam mencapai keberhasilan : 1. Pelajari pelanggan dan pasar untuk mengetahui produk dan jasa apa yang dapat menciptakan nilai ekonomis. 2. Kembangkan segmentasi yang mencerminkan daya tarik ekonomis bagi pelanggan. 3. Kembangkan nilai yang jelas bagi setiap segmen. Ada beberapa kutipan teori yang menjelaskan mengenai kesuksesan suatu perusahaan atau organisasi bergantung bagaimana seorang marketing melakukan kemampuan pemasaran yang baik. “Kesuksesan finansial sering bergantung pada kemampuan pemasaran. Finansial, operasi, akuntansi, dan fungsi bisnis lainnya tidak akan berarti jika tidak ada cukup permintaan akan produk dan jasa sehingga perusahaan bisa menghasilkan keuntungan. Harus ada pendapatan agar laba didapat”. (Kotler dan Keller, 2009) “Proses penerapan strategi pemasaran mengharuskan marketer untuk mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pelanggan – pasar sasaran, memuaskan pelanggan (lebih tinggi dari pesaing), dan menjaga pelanggan sebagai sarana untuk keberlanjutan profit”. (Hasan, 2013) Jadi dapat disimpulkan bahwa strategi pemasaran sangat memiliki kesinambungan yang menentukan fungsi finansial, operasi dan fungsi bisnis dari sebuah perusahaan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Meskipun secara umum bentuk-bentuk promosi memiliki fungsi yang sama, tetapi bentuk 19 tersebut dapat dibedakan berdasarkan tugas-tugas khususnya. Beberapa tugas khusus itu sering disebut bauran promosi (promotion mix), diantaranya ialah ; 1. Personal selling ialah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya. 2. Mass selling merupakan pendekatan yang menggunakan media komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai dalam satu waktu. Ada dua bentuk utama mass selling, yaitu periklanan dan publisitas. Periklanan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling banyak mempromosikan digunakan produknya. perusahaan Iklan ialah dalam bentuk komunikasi tidak langsung yang didasarkan kepada informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian 3. Promosi penjualan (sales promotion) adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan. Tujuan dari promosi penjualan sangat beraneka ragam. 20 Melalui promosi penjualan perusahaan dapat menarik pelanggan baru, mempengaruhi pelanggannya untuk mencoba produk pesaing, mendorong pelanggan membeli lebih banyak, menyerang aktivitas promosi pesaing, meningkatkan impulse buying (pembelian tanpa rencana sebelumnya) atau mengupayakan kerjasama yang lebih erat dengan pengecer 4. Hubungan masyarakat (public relations) merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut. 5. Direct marketing ialah sistem pemasaran yang bersifat interaktif yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur dan atau transaksi di sembarang lokasi. Dalam direct marketing, komunikasi promosi ditunjukan langsung kepada konsumen individual dan tujuan agar pesan-pesan tersebut ditanggapi konsumen yang bersangkutan 6. Word of Mouth pentingnya penyerahan dan komunikasi dari mulut ke mulut merupakan salah satu ciri khusus dari promosi dalam bisnis saja. Pelanggan seringkali memperhatikan dengan teliti penyerahan jasa dan kemudian menceritakan pengalamannya pada pelanggan potensial lainnya. Mereka yang senang dapat memberikan masukan pada penyedia jasa dan pada kenyataannya beberapa bisnis khususnya didirikan untuk menawarkan jasa seperti itu. Penelitian atas rekomendasi 21 perseorangan melalui word of mouth menjadi salah satu sumber yang penting dimana orang yang menyampaikan rekomendasi secara perseorangan sering kali lebih disukai sebagai sumber informasi. Pelanggan memiliki harapan yang nyata. Pertama mereka memutuskan untuk membeli, pelanggan memulai interaksi dengan penyedia jasa dan menemukan kualitas teknik dan fungsional dari jasa yang ditawarkan. Sebagai hasil dari pengalaman dan interaksi dan menilai kualitas jasa tadi, pelanggan dapat menjadi tertarik atau dapat pula tidak kembali lagi. Positif atau negatifnya komunikasi word of mouth akan berpengaruh pada luasnya pengguna lain jasa. 2.2.4 Intergrated Marketing Communication (IMC) Intergrated Marketing Communication (IMC) atau komunikasi pemasaran terpadu adalah memadukan upaya public relations, iklan dan promosi untuk membangun identitas merek. Kunci dari Intergrated Marketing Communication adalah perencanaan dan kemampuan untuk mennyampaikan sebuah pesan yang konsisten kepada pelanggan. Penerapan Intergrated Marketing Communication sangat berkesinambungan dengan marketing communication mix (bauran komunikasi pemasaran). Intergrated Marketing Communication merupakan upaya penting yang diyakini oleh praktisi pemasaran perusahaan untuk membangun brand atau merek. Berikut adalah beberapa pemaparan mengenai komponen dari Intergrated Marketing Communication yang dijelaskan buku Hand book of public relations dalam Ardianto (2011) : 1. Iklan tradisional 22 Iklan berperan menciptakan brand awareness (kesadaran merek) dengan berbagai bentuk yang memfokuskan tujuannya kepada sikap, kesadaran, menjalin komunikasi, dan mempromosikan kepada pelanggan. 2. Promosi Faktor yang mempengaruhi costumer untuk membeli bukanlah hanya dari sales promotion , tetapi promosi juga merupakan bagian penting dari komunikasi pemasaran sebagai pendukung proses pembelian konsumen. 3. Media baru dan opsi – opsi IMC. Dari penjelasan diatas ada beberapa faktor yang menjadi pendukung terciptanya kesadaran merek kepada konsumen dan menjadi faktor pendukung konsumen dalam melakukan pembelian produk yang tergabung dalam satu teori yaitu komunikasi pemasaran. 2.2.5. Public Relations Erward Bernays dalam Lattimore (2010) menggambarkan public relations sebagai ilmu pengetahuan dalam menciptakan situasi, mengumpulkan peristiwa yang dianggap memiliki nilai berita, naming pada saat yang sama berita itu tidak muncul dipanggung. Dari penjelasan ini didapat titik terang bahwa public relations ternyata tidak hanya dijadikan sebagai sebuah profesi atau pun sebuah aktvitas yang 23 berstrategi tapi juga merupakan sebuah pengetahuan yang perlu dipelajari dan diajarkan. Dari teori yang dijelaskan oleh Grunig dan Dozier menyatakan bahwa perspektif sistem menekankan adanya saling ketergantungan organisasi dengan lingkungan mereka, baik lingkungan internal maupun eksternal. Menurut perspektif sistem, organisasi bergantung pada sumber daya dari lingkungan mereka, seperti “bahan mentah, sumber pekerja, klien atau konsumen yang diberikan atau produk yang mereka hasilkan”. Lattimore, dkk. (2010). Public relations, yaitu teori sistem merupakan hubungan yang saling berkaitan satu sama lain dalam mencapai tujuan organisasi. Contohnya setiap individu baik karyawan maupun atasan harus menciptakan hubungan baik agar tujuan bersama sebuah perusahaan tercapai. Hubungan teori sistem tersebut dengan program kerja perusahaan atau organisasi yang menjadi tugas seorang praktisi public relations adalah guna memperoleh citra positif dari khalayak. Selain itu, praktisi public relations harus memiliki pengetahuan luas yang berkaitan tentang visi dan misi serta tujuan dari organisasi atau perusahaan, guna menjawab segala kebutuhan internal dan eksternal organisasi atau perusahaan. Sehingga kita tahu bahwa sebuah public relations adalah ilmu yang menjadi salah satu teori public relations adalah teori sistem yang sangat banyak dikaji dalam berbagai ilmu. Teori yang lain adalah yang diusulkan oleh James E. Grunig dan Todd Hunt adalah sebuah teori situasional publik untuk memberi suatu informasi yang lebih spesifik tentang kebutuhan informasi mereka. Grunigg dan Hunt berpandangan bahwa publik meliputi mereka yang 24 secara aktif mencari dan memproses informasi tentang organisai atau satu isu yang menarik mereka, Sampai pada mereka yang menerima informasi secara pasif. Menurut Grunigg dan Hunt dalam Lattimore, dkk. (2010), terdapat tiga variabel yang berpengaruh ketika publik menerima dan memproses informasi yang terkait sebuah isu, yaitu : (1) Pengenalan masalah, (2) Pengenalan kendala, (3) Tingkat keterlibatan Dari sini kita mendapatkan intinya adalah publik harus bersifat situasional, maksudnya adalah ketika situasi, problem, peluang, atau isu berubah, maka publik pun ikut berubah. Dalam buku Effective Public Relations oleh Scott M. Cutlip, Allen H. Center, dan Glen M. Broom (2009), public relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang memengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut. Dari definisi diatas dapat dianalisa bahwa public relations merupakan profesi yang sangat penting dalam suatu organisasi, karena public relations merupakan penengah antara internal (organisasi) dan eksternal (publik) yang mana jika tidak memahami salah satu aspek dalam internal atau eksternal akan memengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut. Walaupun sesungguhnya menurut saya pengertian yang dijabarkan masih belum terlalu mendetail, tapi sudah dapat memberi gambaran kepada saya definisi public relations. 25 2.2.5.1 Fungsi dan Tugas Public Relations Dalam buku Effective Public Relations oleh Scott M. Cutlip, Allen H. Center, dan Glen M. Broom (2009) menuliskan, tanpa adanya public relations dalam suatu organisasi atau perusahaan akan kehilangan hubungan dekat dengan internal (karyawan) dan eksternal (publik). Public relations mengemban tanggung jawab menjaga hubungan dengan investor dan analisis finansial, agen pemerintahan di semua level, kelompok masyarakat, dan kelompok lainnya yang beragam. Public relations juga harus memberi kontribusi dalam meraih tujuan organisasi dan menunjukan akuntabilitasnya berdasarkan hasil yang dapat diukur. Dalam buku Effective Public Relations oleh Scott M. Cutlip, Allen H. Center, dan Glen M. Broom (2009) mengkategorikan tugas public relations dalam organisasi. Berikut ini adalah kategori apa yang dilakukan public relations di tempat kerja : a. Menulis dan Mengedit: menyusun rilis berita dalam bentuk cetak atau siaran. b. Hubungan Media dan Penempatan Media: berhubungan dengan berbagai media untuk mempublikasikan tentang berita dan feature organisasi serta merespon permintaan informasi oleh media (memverifikasi berita, dan membuka akses ke sumber otoritatif). c. Riset: mengumpulkan segala informasi; mendesain riset program, melakukan survei, dan menyewa perusahaan riset. d. Manajemen dan Administrasi: pemrograman dan perencanaan bekerjasama dengan manajer; menentukan kebutuhan, prioritas, 26 mendefinisikan publik, seting dan tujuan, dan mengembangkan strategi dan taktik; menata personel, anggaran, dan jadwal program. e. Konseling: memberi saran kepada manajemen, berkonsultasi dengan tim manajemen, bekerjasama dalam membuat keputusan. f. Acara Spesial: mengatur dan mengelola suatu acara. g. Pidato: tampil dan menjadi juru bicara di depan audien penting h. Produksi: membuat saluran komunikasi dengan menggunakan keahlian dan pengetahuan multimedia. i. Training: mempersiapkan, memberi petunjuk sumber daya manusia untuk meningkatkan potensinya dalam suatu organisasi. j. Kontak: bertugas sebagai jalan penengah antara internal dan eksternal. Pengkategorian yang dituliskan dalam buku Effective Public Relations sudah jelas dapat menggambarkan tugas dan profesi public relations bagi orang yang masih belum paham akan profesi tersebut. Dari pengkategorian diatas saya dapat menganalisa bahwa public relations hanya tidak berkutat sebagai komunikator, dan membantu dalam pengambilan keputusan saja. Dari yang saya pahami, ternyata setiap divisi dalam organisasi sangat membutuhkan public realtions, karena menurut saya public relations dapat dikatakan profesi ‘serba bisa’. 27 Sedangkan menurut Ruslan (2010) menjabarkan adapun ruang lingkup tugas public relations dalam sebuah ornganisasi atau lembaga antara lain meliputi aktivitas sebagai berikut : a. Membina hubungan ke dalam (publik internal). b. Yang dimaksud dengan publik internal adalah publik yang menjadi bagian dari unit / badan / perusahaan atau organisasi itu sendiri. Seorang Public relations harus mampu mengidentifikasi atau mengenali hal-hal yang menimbulkan gambaran negatif di dalam masyarakat, sebelum kebijakan itu dijalankan oleh organisasi. c. Membina hubungan ke luar (publik eksternal). Yang dimaksud publik eksternal adalah publik umum (masyarakat). Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran publik yang positif terhadap lembaga yang diwakilnya. 2.2.5.2 Strategi Public Relations Telah dijelaskan bahwa fungsi dari seorang public relations adalah menilai sikap masyarakat (publik) agar tercipta keserasian antara masyarakat dan kebijaksanaan organisasi karena seorang public relations terkait langsung dengan fungsi top management. Untuk mengatasi permasalahan tersebut seorang public relations menjalankan fungsinya yaitu kepentingan menjaga nama baik dan citra perusahaan 28 agar perusahaan selalu dalam posisi yang menguntungkan. Mengacu kepada pola strategi public relations , maka menurut Ahmad S Adnanputra memberikan pengertian tentang strategi public relations adalah “Alternatif optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan public relations dalam kerangka suatu rencana public relations” Ruslan (2012) Dari pengertian diatas dapat disimpulkan strategi merupakan bagian terpenting dari suatu rencana (plan), sedangkan rencana merupakan produk dari suatu perencanaan (planning), yang pada akhirnya perencanaan adalah salah satu yang menjadi fungsi dasar dari proses manajemen perusahaan. Dalam buku Manajemen Public Relations landasan umum dalam proses penyusunan strategi public relations menurut Ahmad S Adnanputra dalam Ruslan (2012), fungsi public relations secara integral melekat pada manajemen suatu perusahaan atau lembaga sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi permasalahan yang muncul 2. Identifikasi unit – unit sasarannya 3. Mengevaluasi mengenai pola dan kadar sikap tindak unit sebagai sasarannya. 4. Mengidentifikasi tentang struktur kekuasaan pada unit sasaran 5. Pemilihan opsi atau unsur taktikal strategi public relations 6. Mengidentifikasi dan evaluasi terhadap kebijaksanaan atau peraturan pemerintahan. 29 perubahan 7. Langkah terakhir adalah menjabarkan strategi public relations dan taktik atau cara menerapkan langkah program yang telah direncanakan, dilaksanakan, mengkomunikasikan, dan evaluasi hasil kerja. Teori selanjutnya yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah teori yang berhubungan dengan teori – teori umum sebelumnya dan mendukung penelitian yang akan dibahas. Dalam sub bab ini peneliti memasukan teori public relations PENCILS yang mendasari praktisi public relations dari UMBRA Bar & Lounge dalam mengatasi penurunan penjualan yang terjadi. 2.2.5.3 Public Relations PENCILS Strategic (Strategi Bauran Public Relation) Public Relation Mix yang juga biasa disebut sebagai bauran public relations atau bisa disebut menjadi PENCILS, adalah sebuah strategi PR dalam melaksanakan tugas, peran dan fungsinya sesuai pada jalurnya dan didalam konsep ini memiliki komponen – komponen yang saling berhubungan dalam praktek kerja PR. Jika dijabarkan secara rinci menurut Ruslan dalam Ardianto (2009) memiliki komponen dari utama public relations PENCILS itu sendiri, adalah sebagai berikut : 1. Publications and publicity (Publikasi dan Publisitas) Setiap fungsi dan tugas Public Relations adalah menyelenggarakan publikasi atau meyebarluaskan informasi melalui berbagai media tentang kegiatan perusahaan atau organisasi, yang pantas untuk 30 diketahui oleh publik. Selain itu, Public Relations juga menghasikan publisitas untuk memperoleh tanggapan positif secara lebih luas dari masyarakat. 2. Event (Penyususnan Program Acara) PR juga merancang acara tertentu yang dipilih dalam jangka waktu, tempat, dan objek tertentu yang secara khusus untuk mempengaruhi publik. Biasanya event tersebut ada beberapa jenis, diantaranya sebagai berikut: - Calender event, Event yang rutin diadakan (regular event) yang dilaksanakan pada setiap bulan sepanjang tahun. - Special Events, Event yang bersifat khusus, dan yang dilaksanakan pada momen tertentu diluar acara rutin dari program kerja PR. - Moments Events, Event atau acara yang bersifat momental, atau lebih khusus lagi. 3. News (menciptakan berita) Upaya untuk menciptakan berita melalui press release, news letter, bulletin dan lain-lain yang biasanya mengacu pada teknis penulisan 5W+1H (Who, What, Where, When, Why, dan How). Sistematika penulisannya adalah “piramida terbalik”. Yang paling penting diletakan ditengah batang berita. 4. Community Involvement (kepedulian pada komunitas) 31 Tugas sehari-hari seorang Public Relation Officer (PRO) adalah mengadakan kontak sosial dengan kelompok masyarakat tertentu, serta menjaga hubungan baik (community relations dan humanity relations) dengan pihak organisasi atau lembaga yang diwakilinya. 5. Inform or Image (memberitahukan atau meraih citra) Ada dua fungsi utama dari Public Relation, yakni memberitahukan sesuatu kepada publik atau menarik perhatian sehingga diharapkan akan memperoleh tanggapan berupa citra positif. Proses dari “nothing” menjadi “something”. Dari yang tidak tahu menjadi tahu, setelah tahu menjadi suka, dan kemudian diharapkan timbul sesuatu (something) yaitu berupa citra. 6. Lobbying and Negotiating (pendekatan dan bernegosiasi) Keterampilan untuk melobi secara personal, dan kemampuan bernegosiasi sangat diperlukan bagi seorang PRO (Public Relation Officer), agar semua rencana, ide, atau gagasan kegiatan suatu lembaga memperoleh dukungan dari individu dan lembaga yang berpengaruh, sehingga timbul situasi saling menguntungkan (win-win solution). 7. Social Responsibility (tanggung jawab sosial) Aspek tanggung jawab sosial dalam dunia public relations sangat penting. PR tidak hanya memikirkan keuntungan bagi lembaga atau organisasi serta tokoh yang diwakilinya, tetapi juga kepedulian kepada masyarakat. Hal ini penting, supaya memperoleh simpati atau empati dari konsumennya. Inilah yang di dalam teori public relations disebut sebagai social marketing. 32 Di dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti apakah strategi Public Relations dari praktisi public relations UMBRA Bar & Lounge ini sesuai dengan teori strategi public relations PENCILS untuk mengantisipasi penurunan penjualan yang sedang dialami. 2.2.6. Media Relations Media relations merupakan hal yang berpengaruh dalam menciptakan brand awareness sebab fungsi umum dari media relations adalah bagaimana membangun atau menjaga hubungan yang baik untuk mencapai tujuan dari perusahaan tanpa mengesampingkan hal lain yang berhubungan dengan perusahaan. Menurut Ardianto (2011) mendefinisikan media relations sebagai suatu usaha untuk mencapai pemuatan atau penyiaran yang maksimal atas suatu pesan atau informasi dalam membentuk pengetahuan dan pemahaman khalayak organisasi atau perusahaan yang bersangkutan. Tujuan pokok diadakannya media relations adalah menciptakan pengetahuan dan pemahaman, bukan semata-mata untuk menyebarkan suatu pesan sesuai dengan keinginan perusahaan induk atau klien demi mendapatkan suatu citra atau sosok yang lebih indah daripada aslinya di mata umum. Agar peningkatan publisitas tersebut memiliki nilai positif, sangat penting bagi seorang public relations officer untuk memiliki pengetahuan akan media massa. Public relations officer perlu memahami media seperti bagaimana surat kabar dan majalah itu diterbitkan serta bagaimana pula cara memproduksi program-program siaran radio dan televisi, termasuk media massa online. 33 Dalam buku Handbook of Puclic Relations yang di kutip oleh Ardianto, (2011) menjelaskan mengenai enam prinsip media relations, yaitu: 1) Memahami dan melayani media. Seorang public relations officer harus mampu menjalin kerja sama dengan pihak media. Ia juga dapat menciptakan hubungan timbal balik yang saling menguntungkan. 2) Membangun reputasi sebagai orang yang dapat dipercaya. Para public relations officer harus senantiasa siap menyediakan waktu atau memasok materi-materi yang akurat dimana saja dan kapan saja dibutuhkan. Hanya dengan cara ini ia akan dinilai sebagai suatu sumber informasi yang akurat dan dapat dipercaya oleh pers. 3) Menyediakan salinan naskah yang baik. Misalnya saja dengan menyediakan reproduksi foto-foto yang baik, menarik dan jelas. Dengan adanya teknologi input langsung melalui komputer, akan sangat mudah mengoreksi dan menyusun ulang siaran berita. Penyediaan salinan naskah dan foto-foto yang baik secara cepat semakin penting. 4) Bekerja sama dalam penyediaan materi. Sebagai contoh, public relations officer dan wartawan dapat bekerja sama dalam mempersiapkan sebuah acara wawancara atau temu pers dengan tokoh-tokoh tertentu. 5) Menyediakan fasilitas verifikasi. Pada public relations officer juga perlu memberi kesempatan kepada para wartawan untuk melakukan verifikasi setiap materi yang mereka terima. Contoh konkretnya adalah para wartawan diizinkan melihat fasilitas atau kondisi organisasi yang hendak diberitakan. 34 6) Membangun hubungan personal yang kokoh. Suatu hubungan personal yang kokoh dan positif hanya akan tercipta serta 2.2.6.1 Aktivitas Media Relations Media relations dapat berbentuk aktivitas apa saja. Berupa pengiriman press release secara terus menerus ataupun hanya sekedar aktivitas ringan, seperti makan malam bersama dan olahraga bersama beberapa wartawan, dapat juga dikategorikan sebagai media relations. Untuk lebih jelasnya, Ardianto (2011) memberi contoh beberapa bentuk media relation yang dapat dilakukan, yaitu: 1) Press conference (konferensi pers, temu media atau jumpa media) diberikan secara simultan/berbarengan oleh seseorang pejabat pemerintah atau swasta kepada sekelompok wartawan, bahkan bisa ratusan wartawan sekaligus. Syarat utama dari sebuah konferensi pers adalah berita yang disampaikan sangat penting. Sebuah konferensi pers akan kehilangan fungsinya bila berita yang disampaikan kurang penting. 2) Press briefing (perbincangan dengan media), diselenggarakan secara regular. Dalam kegiatan ini, public relations officer menyampaikan informasi - informasi mengenai kegiatan yang baru terjadi kepada media. Bila media belum puas dan menginginkan keterangan lebih terperinci, diadakan tanggapan atau pertanyaan. 3) Press tour (Wisata Media), diselenggarakan oleh suatu perusahaan aau lembaga untuk mengunjungi daerah tertentu dan merekapun (media) diajak menikmati objek wisata yang menarik. 35 4) News release (siaran pers, press release, broadcast release) sebagai publisitas, yaitu media yang banyak digunakan dalam berbagai kehumasan karena dapat menyebarkan berita. 5) Special events , yaitu peristiwa khusus sebagai suatu kegiatan public relations yang penting dan memuaskan banyak orang untuk ikut serta dalam suatu kesempatan, mampu meningkatkan pengetahuan dan memenuhi selera publik, seperti peresmian gedung, peringatan ulang tahun perusahaan, seminar, pameran, lokakarya. Media biasanya diundang untuk meliput kegiatan ini. 6) Press luncheon, yaitu public relations officer mengadakan jamuan makan siang bagi para wakil media massa sehingga pada kesempatan ini pihak media bisa bertemu dengan top management perusahaan atau organisasi guna mendengarkan perkembangan perusahaan atau lembaga tersebut. Jadi yang dapat disimpulkan dari teori media relations diatas adalah media relations bertujuan sebagai menjalin hubungan baik dengan media eksternal untuk mencapai tujuan kebersamaan yaitu tujuan menjaga dan membuat image perusahaan menjadi bagus dimata konsumen luar. Menurut Laksamana (2010) terdapat lima media yang tepat untuk aktivitas internal public relations, yaitu : 1. Media verbal (team briefing, weekly briefing , staff meeting, conferences, walking the job, telephone line). 2. Printed media channels (majalah internal, staff annual report, direct mail, bulletin board, pamphlet, poster, suggestions scheme, staff journal). 36 3. Audio visual (video, in house TV, teleconference, video conference). 4. E - media (internet, e-mail , SMS & BBM services). 5. Mixed media (exhibitions, launching event, family atau staff event, social events). 2.2.7 Stakeholder Stakeholder berbeda dengan publik. Stakeholder dapat dikatakan juga sebagai publik, namun publik belum tentu stakeholder atau tidak semua publik adalah stakeholder, walaupun kata “publik” seringkali digunakan untuk menggantikan kata “stakeholder”, namun tidak sebaliknya. Publik sendiri diartikan sebagai sekelompok orang yang memiliki kepentingan atau nilai-nilai yang sama dalam situasi tertentu. Ketika suatu publik berhubungan dengan sebuah perusahaan, maka publik tersebut barulah dapat dikatakan sebagai suatu stakeholder yang artinya publik tersebut memiliki kepentingan (stake) dengan sebuah perusahaan atau dalam sebuah isu yang melibatkan perusahaan. Hal ini seperti dikatakan oleh Guth & Marsh dalam Estaswara, (2010) sebagai berikut: “Public: any group of people who share common interests or values in a particular situations especially interests or values they might be willing act upon. When a public has a relationship with your organizations, the public is called a stakeholder, meaning that it has a stake in your organization or in an issue potentially involveving your organizations”. Stakeholder sendiri merupakan sebuah frasa yang terbentuk dari dua buah kata, yaitu “stake” dan “holder”. Secara umum, kata “stake” dapat diterjemahkan sebagai “kepentingan”, sedangkan kata “holder” dapat diartikan dengan ‘Pemegang”. Jadi seperti telah diungkapkan oleh Guth & 37 Masrsh dalam Estaswara (2010) di atas stakeholder artinya adalah pemegang kepentingan, dalam bahasa Indonesia sering kali diterjemahkan dengan “pemangku kepentingan.” Berdasarkan penjabaran di atas, secara garis besar, konsep stakeholder dapat didefinisikan sebagai berikut : “Individu atau organisasi baik profit maupun non profit yang memiliki kepentingan dengan perusahaan sehingga dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh pencapaian tujuan perusahaan.” Estaswara (2010) Walaupun definisi stakeholder di atas hanya memiliki fokus pada perusahaan, tapi pengertiannya secara umum sebenarnya selaras dengan pemahaman tentang stakeholder yang diajukan oleh Freeman dalam Estaswara (2010) yang sampai saat ini banyak dikutip oleh para akademisi, sebagai berikut: “any group or individual who can affect or is affected by the achievement of the firm’s objective”. Didirikannya suatu perusahaan pasti memiliki tujuan, yang umumnya tercermin dalam visi dan misi korporat. Dalam mencapai tujuannya tersebut, setiap perusahaan harus menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dalam jangka panjang dengan pihak-pihak lain sehingga kinerja mata rantai bisnisnya dan jaringannya tetap terjaga dengan baik. Faktanya, tidak ada satu pun perusahaan di dunia ini yang dapat hidup dalam ruang hampa sosial. Tidak ada perusahaan yang dapat mencapai tujuan bisnisnya tanpa berhubungan dengan pihak-pihak lain, seperti karyawan, pelanggan, pemasok, pemerintah, media sampai komunitas Estaswara (2010). 2.2.7.1 Jenis dan Kelompok Stakeholder 38 Telah dijelaskan di awal bahwa public relations memiliki tugas untuk menjaga dan memelihara hubungan baik dengan semua publik perusahaan. Sedangkan publik-publik perusahaan yang dimaksudkan oleh Cutlip, Center and Broom dalam Estaswara (2010) dalam definisinya tersebut tak lain adalah stakeholder itu sendiri. Menurut Werther dan Candler dalam Estawara, (2010), “ stakeholder perusahaan tidak hanya dikategorikan menjadi dua, seperti yang umumnya sering kita ketahui selama ini, yaitu stakeholder perusahaan menjadi tiga kelompok, stakeholder organisasi, economic stakeholder, dan societal stakeholder. Sebuah program komunikasi yang berdampak pada orang banyak tidak bisa disusun dengan mengesampingkan pihak - pihak yang justru akan terkena dampak langsung terhadap program komunikasi. Sebaliknya, untuk menentukan siapa saja pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi tidak boleh asal tunjuk tanpa mempertimbangkan dampak yang akan terjadi. Pihak - pihak yang akan terkenda dampak dan akan memberikan dampak bagi suatu orgasnisasi bisa disebut stakeholders. Pemetaan dan analisa stakeholder merupakan perangkat (tools) yang vital untuk memperoleh pemahaman mengenai siapa saja para stakeholder yang terlibat dalam komunikasi. Dengan pemahaman itu akan diketahui peran dan kontribusi potensial mereka. Peran dan kontribusi itulah yang menjadi dasar dari keberhasilan partisipasi masyarakat dalam komunikasi. Analisa stakeholder menjadi alat penting dalam mengidentifikasi para pelaku komunikasi. Pelaku komunikasi ini meliputi orang dan organisasi yang terlibat ataupun terkena dampak dari suatu perencanaan. 39 Pemahaman yang jelas atas peran dan kontribusi potensial dari berbagai stakeholder merupakan prasayarat utama bagi proses perencanaan partisipatif. Banyak pengalaman yang menunjukkan bahwa keberhasilan sebuah program komunikasi ditentukan oleh perencanaan yang tepat. Dalam hubungan ini, perencanaan yang tepat itu lebih mengacu pada: untuk dan oleh siapa rencana tersebut disusun. Jadi bukan mengacu pada panjang pendeknya rencana, lengkap tidaknya rencana, serta bukan pula pada jenis yang direncanakan. 2.2.8 Brand ( Merek ) Merek tidak hanya sebuah nama bagi produk, tetapi lebih dari itu merupakan identitas untuk membedakan dari produk-produk yang dihasilkan dari perusahaan lain. Dengan identitas khusus, produk tertentu akan lebih mudah dikenali oleh konsumen dan akan memudahkan pada saat pembelian ulang produk tersebut. Tujuan perusahaan adalah menciptakan pembelian ulang konsumen terhadap produk yang dihasilkannya dan pemberian merek memberikan kesempatan untuk mengembangkan hubungan yang baik dengan konsumen. Dengan demikian hubungan itu diharapkan dapat menghasilkan pangsa pasar (market share) yang lebih besar dan meningkatkan kemampuan menghasilkan keuntungan. 40 Merek merupakan atribut produk yang dianggap penting terutama dalam menumbuhkan persepsi yang positif dan konsumen akan percaya setelah menilai atribut yang dimiliki suatu merek. Persepsi positif dan kepercayaan konsumen terhadap suatu merek tersebut akan menciptakan citra merek. Mengingat produk merupakan sesuatu yang ditawarkan dipasaran untuk memenuhi keinginan maupun kebutuhan konsumen, maka perusahaan harus pandai-pandai menentukan merek suatu produk. Kotler dan Armstrong (2012) menjelaskan bahwa “A brand is a name, term, sign, symbol, or design, or a combination of these, that identifies the maker or seller of a product or service.”, Artinya merek merupakan sebuah nama, istilah, tanda, simbol, atau desain, atau kombinasinya, yang mengidentifikasikan pembuat atau penjual barang atau jasa. Agar suatu merek dikenal oleh konsumen, maka perusahaan perlu menerapkan strategi promosi yang baik. “Promosi merupakan berbagai kumpulan alat-alat insentif yang sebagian besar berjangka pendek, yang dirancang untuk merangsang pembelian produk atau jasa tertentu dengan lebih cepat dan lebih besar oleh konsumen atau pedagang” Kotler dan Keller (2012). Dengan promosi yang baik maka penyampaian informasi tentang keunggulan - keunggulan suatu produk akan dapat diterima dan dipahami oleh konsumen dengan baik pula. Terdapat juga beberapa pemahaman lain mengenai merek yang dikutip dalam buku Manajemen Pemasaran oleh Kotler & Keller (2009) mendefinisikan merek sebagai nama, istilah, tanda, lambing, atau desain, atau kombinasinya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang 41 atau jasa dari salah satu penjual atau kelompok penjual dan mendiferensiasikan mereka dari para pesaing. 2,2,8.1 Peran Merek Menurut Kotler & Keller (2009), merek memiliki fungsi bagi perusahaan sebagai berikut: 1. Menyederhanakan penanganan atau penelusuran produk. 2. Membantu mengatur catatan persediaan dan catatan akuntansi. 3. Menawarkan perlindungan hukum kepada perusahaan untuk fitur-fitur atau aspek unik produk. 2.2.8.2 Ruang Lingkup Penetapan Merek (Branding) Yang dimaksudkan mengenai penetapan merek (branding) adalah memberikan kekuatan merek kepada produk dan jasa. Penetapan merek adalah menciptakan perbedaan antar produk Kotler & Keller (2009). Pemasar dapat menetapkan merek pada seluruh jenis produk, baik berupa barang fisik, jasa, orang, tempat, ide, ataupun organisasi. Penetapan merek dapat membantu konsumen mengatur pengetahuan mereka tentang produk dan jasa dengan cara menjelaskan pengambilan keputusan mereka dan dalam prosesnya, memberikan nilai bagi perusahaan. Agar strategi penetapan merek berhasil dan nilai merek dapat tercipta, maka pemasar harus dapat meyakinkan konsumen bahwa terdapat perbedaan berarti di antara merek dalam kategori produk ataupun jasa. 42 2.2.9 Brand Awareness Menurut Aaker dalam Tjiptono (2011) brand awareness adalah “kemampuan konsumen untuk mengenali atau mengingat bahwa sebuah merek merupakan anggota dari kategori produk tertentu”. Menurut Aaker dalam Handayani (2010) mendefinisikan brand awareness sebagai “kemampuan dari seorang pelanggan potensial untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu”. Brand awareness membutuhkan jangkauan kontinum dari perasaan yang tidak pasti bahwa merek tertentu telah dikenal sebelumnya, sehingga kosumen yakin bahwa produk tersebut merupakan satu-satunya merek dalam suatu kelompok produk. Dari teori brand awareness yang di jelaskan di atas dapat ada beberapa tahapan yang menguatkan brand dari suatu produk sebagai berikut : 1. Brand Inventory 2. Brand Exploratory 3. Brand Audit Brand dikembangkan tidak hanya melalui iklan, yang tak terhitung jumlahnya dimedia massa, atau dengan konfigurasi product, price, place, dan promotion. Yang terpenting adalah brand dikenalkan melalui penerapan strategy, tactic, dan value yang tepat - kreatifitas dalam menentukan segmentasi dan strategi, pengembangan diferensiasi yang kuat. Brand awareness dibagi menjadi 4 tahap,yaitu brand unaware, brand recognition, brand recall, dan top of mind. 43 1. Brand recognition Pengenalan merek atau disebut juga sebagai tingkatan pengingatan kembali dengan bantuan. 2. Aided recall Tingkatan berikutnya adalah tingkatan. 3. Brand recall (Pengingatan kembali merek) atau tingkatan pengingatan kembali merek tanpa bantuan. 4. Unaided recall Karena konsumen tidak perlu dibantu untuk mengingat merek. 44 Gambar 1 Piramida Brand Awareness Kemampuan pelanggan untuk mengenali atau mengingat suatu merek produk tergantung pada tingkat komunikasi atau persepsi pelanggan terhadap merek produk yang ditawarkan. Berikut adalah tingkatan dari brand awareness menurut Handayani (2010) : 45 1. Unaware of brand Pada tahapan ini, pelanggan merasa ragu atau belum yakin apakah sudah mengenali merek yang disebutkan atau belum. Pelanggan juga tidak menyadari akan kehadiran merek yang disebutkan 2. Brand recognition Pada tahapan ini, pelanggan mampu mengidentifikasi merek yang disebutkan. Pelanggan sudah mengenal tetapi masih membutuhkan alat (bantuan) untuk mengingat merk tersebut. Implikasi dari brand recognition ini menjadi penting ketika seseorang berada pada suatu point of purchase. 3. Brand recall Pada tahapan ini, pelanggan mampu mengingat merek tanpa diberikan stimulus. Pengingatan kembali terhadap merek didasarkan pada permintaan seseorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam suatu kelas produk. 4. Top of mind Pada tahapan ini, pelanggan mengingat merek sebagai yang pertama kali muncul di pikiran saat berbicara mengenai kategori produk tertentu. 46 2.3 Kerangka Pemikiran dan Kerangka Teori 2.3.1 Kerangka Pemikiran PT. SILSILA KARYA ABADI STRATEGI PUBLIC RELATIONS KONSEP STRATEGI PENCILS BRAND AWARENESS PENINGKATAN PENJUALAN Dalam kerangka pikir ini dijelaskan bagaimana seorang praktisi public relations menganalisis, mengidentifikasi, dan merangkum permasalahan yang terjadi dan kemudian diantisipasi dengan teori public relations PENCILS. Dalam penerapannya pada antisipasi penurunan konsumen yang sedang tejadi 47 Praktisi public relations UMBRA menyusun dan melakukan pendekatan langsung kepada organisasi atau lembaga yang bersangkutan untuk membantu dalam krisis penurunan penjualan Penelitian ini difokuskan pada 7 pilar dalam strategi public relations PENCILS yakni, publication, events, news, community involvement, inform or image, lobbying and negotiating, social responsibility. Peneliti dalam penelitian ini mendasarkan permasalahan yang terjadi di UMBRA Bar & Lounge dengan strategi public relations PENCILS. Dengan strategi public relations PENCILS peneliti memprediksi dapat mengantisipasi penurunan penjualan yang sedang terjadi, dengan pilar – pilar tersebut maka komunikasi dan strategi yang akan diterapkan nanti oleh praktisi public relations UMBRA Bar & Lounge akan membangun kembali brand awareness konsumen yang datang ke UMBRA Bar & Lounge sehingga dapat meningkatkan penjualan yang cukup signifikan. Karena dengan timbulnya brand awareness konsumen maka konsumen akan kembali mempertimbangkan pilihan mereka untuk menghabiskan waktu mereka dengan teman – temannya di UMBRA Bar & Lounge. 48