Jurnal Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Volume 1 No. 1, Agustus 2012 Indek : ANALISIS KINERJA PELAYANAN AIR BERSIH BADAN LAYANAN UMUM DAERAH SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM TIRTA MON MATA KOTA CALANG KABUPATEN ACEH JAYA Marlina, Eldina Fatimah, Said Musnadi Pdf [1-13] PENGARUH KARAKTERISTIK, PERILAKU, MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TENAGA KERJA KONSTRUKSI TERHADAP PRESTASI KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA BANDA ACEH Buraida, Mochammad Afifuddin, Tripoli Pdf [14-21] SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI ANGKUTAN UMUM DI KOTA SABANG Mulkan, Renni Anggraini, M. Isya Pdf [22-34] APLIKASI ARTIFICIAL NEURAL NETWORK UNTUK MEMPREDIKSI NILAI POTENSIAL KOROSI PADA BALOK BETON BERTULANG Fitriani, Mochammad Afifuddin, M. Ridha Pdf [35-47] KAJIAN PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSAANAAN PROYEK (STUDI KASUS REHABILITASI PRASARANA PERTANIAN PASCA TSUNAMI PAKET III KABUPATEN ACEH BARAT) Zakia, Abdullah, Tripoli Pdf [48-64] EVALUASI KINERJA JALAN DI BANDA ACEH DAN PENERAPAN MANAJEMEN LALU LINTAS Neon Megahmi, M. Isya, Renni Anggraini Pdf [65-73] PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL, PERALATAN, TENAGA KERJA DAN PELAKSANAAN PEKERJAAN TERHADAP KINERJA BIAYA PROYEK KONSTRUKSI BENDUNGAN (STUDI KASUS PADA PROVINSI ACEH) Hendra Satria, Moch. Afifuddin, Nurul Malahayati Pdf [74-84] FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PEKERJAAN ULANG (REWORK) PADA PEMBANGUNAN GEDUNG DI DINAS BINA MARGA DAN CIPTA KARYA UNSYIAH Rahmatul Irfan, Budi Aulia, Mubarak Pdf [85-96] FAKTOR-FAKTOR RESIKO YANG MEMPENGARUHI KINERJA WAKTU PELAKSANAAN KONSTRUKSI GEDUNG SECARA SWAKELOLA (STUDI KASUS : PROYEK PENGEMBANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI PROVINSI ACEH) Rusman, Muttaqin, Nurul Malahayati Pdf [97-111] KAJIAN PENGORGANISASIAN PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH Fira Isma, Mochammad Afifuddin,T. Budi Aulia Pdf [112-120] STUDI ALTERNATIF LOKASI LAHAN TERMINAL BUS KOTA SABANG Budhi Satrya, M. Isya, Sugianto Pdf [121-133] EVALUASI KINERJA PELAYANAN PDAM TIRTA ANEUK LAOT KOTA SABANG Malahayati, Eldina Fatimah, Said Musnadi Pdf [134-143] ANALISA KINERJA JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH DI PERUMNAS LINGKE KECAMATAN SYIAH KUALA KOTA BANDA ACEH Fakhrurrazi Idris, Azmeri, Ziana Pdf [144-156] Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala ISSN 2302-0253 pp. 97- 111 15 Pages FAKTOR-FAKTOR RESIKO YANG MEMPENGARUHI KINERJA WAKTU PELAKSANAAN KONSTRUKSI GEDUNG SECARA SWAKELOLA ( STUDI KASUS : PROYEK PENGEMBANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI PROVINSI ACEH ) Rusman1, Muttaqin2, Nurul Malahayati2 1) Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2) Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala Abstract: The construction project has a varied number of risks, especially in a self-managed project involving multiple parties, and uses a variety of resources, and also faces many problems of uncertainty and risk, when it occurs may reduce the loss of time that could make the project delayed. The objective of this study is to find out the risk factors affecting the performance time of a self-managed building construction management in a Vocational High School (SMK) project development in Aceh province. The process of risk management project is the identification of risk factors, risk analysis, risk evaluation and risk management measures. Research to determine the risk factors conducted qualitatively, by analyzing the perception data obtained from questionnaires by respondents project owner, the implementation team and the planning team/supervisor of the vocational project development in Aceh province fiscal year 2009 to 2011. The data analysis processed by descriptive statistics, Analytic Hierarchy Process (AHP), and analysis of the level of risk, to get a ranking factor. Correlation nonparametris done by Spearman correlation. The result of the data analysis shows there are seven major risk factors that affect the performance of a self-managed building construction in SMK project development in Aceh, namely: the ability and manager’s skill, first ranking (14.168%); short-time jobs, second ranking (13.562%); lack of project management experience, third ranking (12.529%); taxation, fourth ranking (11. 230%); weather disruption, fifth ranking (11.046%); labor and equipment productivity, sixth ranking (11.039%), and Bill of Quantity estimation is less accurate, seventh ranking (10.314%). From a nonparametris correlation analysis obtained that the risk factors are correlated with the performance time that can degrade the performance project time. Keywords : Up to six keywords should also be included Abstrak: Proyek konstruksi memiliki sejumlah resiko yang bervariatif, terutama pada proyek swakelola dengan melibatkan banyak pihak, dan memakai berbagai macam sumberdaya, serta menghadapi banyak masalah ketidakpastian dan resiko, jika terjadi dapat mengurangi kerugian waktu yang dapat menjadikan proyek tertunda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktorfaktor resiko yang mempengaruhi kinerja waktu pelaksanaan konstruksi gedung secara swakelola pada proyek pengembangan Sekolah Mengengah Kejuruan (SMK) di Provinsi Aceh. Proses didalam manajemen resiko proyek adalah identifikasi faktor-faktor resiko, analisa resiko, evaluasi resiko, dan tindakan mengelola resiko. Penelitian untuk mengetahui faktor-faktor resiko dilakukan secara kualitatif, dengan menganalisa data persepsi yang didapat dari kuesioner dengan responden pemilik proyek, tim pelaksana dan tim perencana/pengawas proyek pengembangan SMK di Provinsi Aceh tahun anggaran 2009 sampai dengan 2011. Analisa data diolah dengan statistik deskriptif, Analytic Hierarchy Process (AHP), dan analisa level resiko, untuk mendapatkan rangking faktor. Korelasi nonparametris dilakukan dengan korelasi Spearman. Hasil analisa data menunjukkan ada tujuh faktor resiko utama yang berpengaruh terhadap kinerja waktu pelaksanaan konstruksi gedung secara swakelola pada proyek pengembangan SMK di Aceh, yaitu : Kemampuan dan kecakapan pelaksana, rangking 1 (14.168%); Singkatnya waktu pekerjaan, rangking 2 (13.562%); Manajemen proyek yang kurang pengalaman, rangking 3 (12.529%); Perpajakan, rangking 4 (11.230%); Gangguan cuaca, rangking 5 (11.046%); Tenaga kerja dan produktifitas peralatan, rangking 6 (11.039%); dan Perkiraan Bill of Quantity yang kurang akurat, rangking 7 (10.314%). Dari analisa korelasi nonparametris didapat bahwa faktor resiko berkorelasi dengan kinerja waktu yang dapat menurunkan kinerja waktu proyek. Kata kunci : Faktor-Faktor Resiko, Kinerja Waktu , dan Proyek Swakelola Volume 1, No. 1, Agustus 2012 - 97 Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Kebijakan pokok Direktorat Pembinaan SMK tindakan koreksi atau treatmeant terhadap mengacu pada tujuan strategis Kementerian resiko utama. Pendidikan Nasional yaitu tersedianya dan Ruang lingkup pada penelitian ini adalah terjangkaunya layanan pendidikan menengah kinerja waktu pelaksanaan konstruksi gedung kejuruan secara yang bermutu, relevan, dan swakelola pada 20 proyek berkesetaraan di semua provinsi, kabupaten, pengembangan sekolah menengah kejuruan dan kota. Dalam upaya mendukung pemerintah (SMK) di Propinsi Aceh mulai dari tahun 2009 Daerah untuk melaksanakan pengembangan sampai dengan 2011. pendidikan menengah kejuruan diwilayahnya, serta untuk pemerataan merealisasikan pendidikan, maka terjadinya TINJAUAN PUSTAKA Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ) direktorat pembinaan SMK telah mengalokasikan dana melalui bantuan pembangunan SMK yang dilaksanakan dengan cara swakelola melalui unsur pendekatan partisipasi masyarakat. Sesuai dengan Keputusan Mendiknas, Nomor 053/U/2001 tanggal 19 April 2001 tentang Pelayanan anggaran APBN sejumlah 20 proyek yang tersebar di 8 kabupaten pada Provinsi Aceh, berdasarkan hasil observasi lapangan didapat hanya 5 proyek yang menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dan sesuai jadwal sedangkan 15 proyek SMK lainnya mengalami keterlambatan. Kinerja proyek dapat diukur dari salah terjadinya keterlambatan dalam penyelesaian proyekproyek konstruksi. Untuk meningkatkan kinerja waktu proyek perlu dilakukan langkah-langkah manajemen resiko, seperti mengindentifikasi faktor-faktor resiko dan rencana tindakan atau respons terhadap resiko yang ada. Penelitian ini dilakukan Minimal Standar Penyelenggaraan Menengah dijelaskan bahwa Pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa untuk menyiapkan mereka sebagai tenaga kerja tingkat menengah yang terampil, terdidik dan profesional, serta mampu mengembangkan diri sejalan mengidentifikasikan dan menganalisis variabelvariabel resiko yang mempengaruhi kinerja perkembangan ilmu Untuk membedakan penampilan SMK dengan sekolah lainnya maka ada ciri umum penampilan SMK berdasarkan pedoman perencanaan pembangunan USB-SMK tahun 2009 (Dirjen pembinaan SMK 2009) sebagai berikut: a. Desain bangunan dan lingkungan sekolah harus untuk dengan pengetahuan dan teknologi. satunya adalah pencapaian kinerja waktu sehingga Penyusunan Persekolahan Bidang Pendidikan Dasar dan Proyek SMK yang diteliti bersumber dari pelaksanaannya, Pedoman bisa mengakomodasi dan mencerminkan ciri sekolah kejuruan secara umum maupun ciri proses/mekanisme pendidikan dalam skala yang lebih kecil. waktu pelaksanan konstruksi pada proyek pengembangan SMK di Aceh. dan melakukan Volume 1, No. 1, Agustus 2012 - 98 Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala b. Sekolah kejuruan berperan sebagai agen perkembangan/ disamping c. perubahan tempat pencetakan Manfaat Manajemen Resiko budaya Manajemen resiko dalam penerapannya tenaga akan mendatangkan manfaat bagi kelangsungan terampil. proyek itu sendiri, diantaranya adalah : Ciri arsitektur daerah yang sering dituntut membantu mencapai tujuan, pengoptimalan untuk memberi warna bangunan dan efisiensi operasional, memahami hambatan lingkungan sekolah, ditempatkan pada yang mengganggu proyek, memastikan kita daerah yang bersifat umum, terutama yang berada dalam kontrol, mendukung strategi bisa terlihat dari luar lingkungan sekolah. perencanaan bisnis, meningkatkan komunikasi, peningkatan promosi berkesinambungan. Manajemen Resiko Resiko Menurut Flanagan (1993), manajemen menurut beberapa pakar memberikan pengertian yang berbeda-beda resiko memiliki manfaat, yaitu: a. mengenai arti dari kata ‘resiko’ ini. Resiko adalah kejadian yang tidak pasti jika terjadi Memudahkan pengambilan keputusan yang lebih sistematis dan objektif. b. Memudahkan pengendalian resiko dengan mempunyai dampak negative atau positif belajar dari pengendalian resiko proyek terhadap tujuan dan sasaran proyek (PMBOK lain. Guide, 2004). Kerzner (2006) mendefinisikan c. Membuat resiko dapat ukuran resiko sebagai kegiatan-kegiatan atau faktor- kepentingannya sesuai dengan akibat yang faktor yang apabila terjadi akan meningkatkan ditimbulkannya. kemungkinan tidak tercapainya tujuan proyek d. yaitu sesuai dengan waktu, biaya dan performa. mengetahui, menganalisis dengan tujuan untuk memperoleh efektifitas dan efesiensi yang lebih berbagai skenario yang ditimbulkannya. e. Memiliki pengaruh yang nyata dalam mengendalikan hasil akhir proyek. Proses dalam manajemen resiko Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut disusun pemahaman tinggi (Darmawi,1996). dapat dan serta mengendalikan resiko dalam setiap kegiatan perbaikan tentang proyek melalui identifikasi resiko Manajemen resiko merupakan suatu usaha untuk Memberikan konsep resiko dalam proses manajemen resiko dalam PMBOK sebagai bentuk pengelolaan terhadap resiko Guide 2000, adalah : risk management planning, untuk meminimalisasi konsekuensi buruk yang risk identification, qualitative risk analysis, mungkin quantitative muncul identifikasi, analisa, manajemen Tahapan-tahapan yang harus dilakukan melalui perencanaan, penanganan, pemantauan resiko. dan risk analysis, risk response planning dan risk monitoring and control. Pendekatan profesional terhadap resiko adalah dengan memahami, mengindetifikasi 99 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012 Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dan mengevaluasi resiko yang berhubungan dengan dengan suatu proyek. Proses ini dinamakan kombinasi dengan Selanjutnya menggunakan teknik analitis, kemudian menilai penilaian mempertimbangkan terhadap resiko resiko. dari tipe tipe resiko resiko atau dengan apa yang dilakukan dampak dari resiko tersebut dengan berbagai yang telah dipahami macam teknik pengukuran (Flanagan, 1993). dampaknya. Adapun masing-masing Proses menurut Duffield (2003) mengenai tahapan proses dalam manajemen resiko adalah: menetapkan konteks, identifikasi resiko, analisa resiko, evaluasi resiko, alokasi merupakan dan evaluasi resiko proses yang penting dalam menghubungkan antara sistem identifikasi resiko dengan manajemen rasional dari resiko, karena hal ini yang mendasari pengambilan keputusan resiko dan pengurangan resiko. analisis dari strategi manajemen yang berbeda (Al-Bahar, 1990). Identifikasi Resiko Sebelum resiko dapat ditangani, terlebih Penanganan Resiko dahulu resiko-resiko tersebut harus dapat diidentifikasi dengan baik. Sangat perlu untuk memahami cara-cara yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi resiko sehingga resikoresiko yang terjadi seolah-olah tidak kelihatan akan lebih mudah teridentifikasi. Ada tiga hal Strategi untuk menangani resiko diformulasikan berdasarkan sumber dampak yang ditimbulkannya. Tujuan dari strategi ini adalah sedapat mungkin untuk menghilangkan kemungkinan dampak potensial dan meningkatkan pengontrolan terhadap resiko. penting yang perlu diketahui dalam proses Cara merespon resiko menurut Flanagan identifikasi resiko (Kountur, 2004) yakni : a. Mengetahui dimana saja resiko berada. b. Mengetahui penyebab timbulnya resiko. c. Mengetahui metode yang digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan dan penyebab (1993) adalah : menghindari resiko (risk avoidance); mereduksi resiko (risk reduction); aborsi/retensi resiko (risk retention/ absorbtion); transfer resiko (risk transfer). resiko. Metode yang dapat digunakan dalam 2.1. Kinerja Waktu Pelaksanaan Berdasarkan identifikasi resiko menurut PMBOK : Review dokumentasi, Mengumpulkan informasi, Analisa Asumsi, Check Lists and Diagramming Techniques. PMBOK Guide 2004, pengukuran kinerja waktu pelaksanaan proyek dilakukan dengan 2 cara, yaitu : 1. Penyimpangan jadwal (schedule variance), dan Analisis dan Evaluasi Resiko Menganalisis resiko adalah mengestimasi 2. Indeks kinerja jadwal (schedule performance indeks). dan mengevaluasi konsekuensi sehubungan Volume 1, No.1 Agustus 2012 - 100 Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Pada penelitian ini pengukuran kinerja waktu proyek dilakukan dengan dilakukan memiliki tujuan khusus yaitu cara didapatkannya hasil berbentuk fisik, seperti penyimpangan jadwal dimana Kinerja Waktu halnya bangunan, jembatan dll. Di dalam proses dengan penyimpangan jadwal adalah proses mencapai tujuan tersebut, ada batasan yang dari memperbandingkan kerja di lapangan harus dipenuhi yaitu besar biaya (anggaran) dengan jadwal yang direncanakan (PMBOK yang dialokasikan, jadwal serta mutu yang Guide 2004). harus dipenuhi. Ketiga hal tersebut merupakan parameter penting bagi penyelenggara proyek Kinerja Waktu ={ ( Waktu rencana – Waktu yang sering diasosiasikan sebagai sasaran aktual proyek. Jadwal proyek harus dikerjakan sesuai ) 100% : Waktu rencana } x .......................................(2) dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang telah ditentukan. Keterangan : Kinerja Penjadwalan waktu negatif (-), artinya terpenting selama merupakan aktifitas perencanaan konstruksi pelaksanaan lebih lambat dari jadwal (preconstruction stage) dalam suatu proyek. (Behind schedule) Pemilik proyek (owner) perlu mengetahui Kinerja waktu nol (0), artinya pelaksanaan segala kemajuan yang ada jika pelaksanaan sesuai dengan jadwal (On schedule) proyek selesai pada waktunya, dan owner Kinerja waktu positif (+), artinya dalam memastikan keuangan proyek harus tetap pelaksanaan lebih cepat dari jadwal (Ahead mempertahankan komitmennya terhadap schedule) batasan akhir penyelesaian proyek. Selain pada tahap preconstruction, penjadwalan juga sangat Penilaian terhadap kinerja waktu proyek didasarkan atas skala kinerja pada Tabel 1 penting pada keseluruhan tahap mengatur konstruksi secara keberhasilan dalam Skala Output Kinerja Waktu Proyek koordinasi aktifitas proyek sehari-hari. Seperti Tabel 1. Skala Output Kinerja Waktu Proyek Skala Penilaian Keterangan dalam hal pengiriman material, penyediaan alat- 1 Buruk Terlambat > -16% 2 Sedikit terlambat Terlambat antara -8% sampai 16% 3 Rata-rata Terlambat 0% sampai -8% 4 Agak baik Lebih cepat antara 0% - 4% alat kerja, dan kebutuhan tenaga kerja serta yang lainnya diatur dalam penjadwalan. Penjadwalan merupakan media untuk mengatur kemajuan proyek dan keterlambatan yang tidak dapat dicegah (Gloud, 1997). 5 Baik Lebih cepat > 4% Sumber : Kog, et al. (1999) Keterlambatan yang Mempengaruhi Waktu Pelaksanaan Proyek Penjadwalan dalam Pelaksanaan Konstruksi Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, Setiap kegiatan proyek konstruksi yang beberapa hal yang tidak diharapkan dan tidak 101 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012 Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala diantisipasi dapat terjadi dan mempengaruhi seluruh kegiatan untuk memperoleh barang/jasa waktu penyelesaian yang dibutuhkan atau (Pasal 1 Ayat 1 Perpres Nomor 54 Tahun 2010). ditetapkan, dan jika kontraktor atau pelaksana gagal menyelesaikan sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam perjanjian kerja, maka keterlambatan dipastikan terjadi dalam proyek tersebut (Jin Sheng Shi, 2001). Terjadinya pelaksanaan suatu proyek Sebuah kegiatan pengadaan barang/jasa dapat dilaksanakan dan pengawasan dikerjakan sendiri), atau barang/jasa sepenuhnya (artinya perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan dapat oleh penyedia barang/jasa), maupun gabungan disebabkan oleh pelaksana atau faktor lainnya antara swakelola dengan penyedia barang/jasa. yang Tidak mempengaruhi konstruksi swakelola sepenuhnya (artinya perencanaan, pelaksanaan, penyedia keterlambatan melalui pelaksanaan proyek. seluruh pekerjaan dengan juga cara dapat Keterlambatan juga dapat disebabkan oleh dilaksanakan pihak owner, perencana, kondisi alam, dan Persyaratan pihak lainnya yang terlibat dalam proses diswakelolakan dituangkan dalam Pasal 26 Ayat pelaksanaan konstruksi (Callahan, 1992). 2 Perpres Nomor 54 Tahun 2010. Proyek sebuah swakelola. pekerjaan dapat swakelola yang dimaksud, dimana pemilik terlibat Proyek Swakelola (Force Account) Peraturan perundang-undangan yang langsung bertanggung dalam jawab pekerjaan sepenuhnya dan terhadap membahas tentang swakelola adalah Peraturan penyelenggaraan proyek, dan pemilik dapat Presiden (Perpres) Nomor 54 Tahun 2010 menggunakan jasa subkontraktor atau konsultan tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. yang melapor langsung kepada pemilik. Pengertian swakelola dijelaskan pada Pasal 26 Ayat 1, yaitu Swakelola merupakan kegiatan METODE PENELITIAN Pengadaan Barang/Jasa dimana pekerjaannya Lokasi, Objek Dan Subjek Penelitian direncanakan, diawasi Survei pada penelitian ini dilakukan pada sendiri oleh K/L/D/I sebagai penanggung jawab proyek pengembangan gedung SMK yang anggaran, instansi pemerintah lain dan/atau dilaksanakan secara swakelola kelompok masyarakat. Pada pasal ini jelas dikabupaten/kota dalam wilayah Propinsi Aceh. bahwa swakelola bukanlah sebuah kegiatan Kajian yang 100% dilaksanakan sendiri, melainkan pengembangan SMK yang bersumber dari dana dapat salah satu atau seluruh tahap pekerjaan, APBN pada kurun waktu 2009 – 2011. yaitu dikerjakan perencanaan, pengawasan. dan/atau pelaksanaan, Pengadaan dan/atau barang/jasa tidak akan dilakukan pada dibangun 20 proyek Objek penelitian difokuskan pada faktorfaktor resiko yang mempengaruhi kinerja waktu hanya terdiri atas pelelangan atau tender pelaksanaan melainkan pengembangan gedung SMK secara swakelola. kegiatan yang dimulai dari konstruksi pada proyek perencanaan kebutuhan hingga diselesaikannya Volume 1, No.1 Agustus 2012 - 102 Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Subjek pada penelitian ini adalah 5 orang 1) pakar (ahli) yang sudah berpengalaman dalam pelaksanaan proyek Pengumpulan Data Tahap I Kuisioner A (tahap I) disebarkan atau pengembangan gedung melakukan wawancara kepada pakar sebanyak sekolah terutama gedung SMK yang dikerjakan 5 orang yang sudah berpengalaman dalam secara swakelola dan responden terdiri dari pekerjaan pengembangan SMK. stakholder yaitu Owner (kepala sekolah), pelaksana proyek (Tim Pembangunan) dan 2) Pengumpulan Data Tahap II Perencana/Pengawas proyek (Tim Perencana & Hasil dari pereduksian variabel dari pakar, Pengawas) dengan jumlah responden 60 orang, kemudian baru disebarkan kuisioner B (tahap untuk masing-masing proyek berjumlah 3 orang. II) kepada stakeholder yang terdiri dari Owner (kepala sekolah), Pelaksana (Tim Pembangunan), Perencana & Pengawas (Tim Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan adalah berupa data Perencana & Pengawas). sekunder dan data primer. Jumlah responden tahap kedua adalah sebanyak 48 orang, dengan jumlah 16 proyek SMK yang sudah dan sedang dikerjakan dengan Data Sekunder Data sekunder berupa dokumen surat kurun waktu anggaran 2009 - 2011. perjanjian kerjasama antara Subdit Sarana dan Prasarana dirjen SMK dengan Kepala SMK dan jadwal proyek dari sejumlah SMK yang mendapat bantuan proyek 3) Pengumpulan Data Tahap III Setelah prioritas faktor-faktor resiko pembangunan diketahui kemudian dilakukan kuesioner C pengembangan SMK di Propinsi Aceh dari (tahap III), kepada para ahli untuk validasi dan dana APBN. mengetahui rencana tindakan terhadap resiko utama tersebut. Responden untuk kuesioner tahap ke III ini adalah pakar/ahli sebagaimana Data Primer Data primer berupa faktor-faktor resiko tersebut pada tahap I. yang berpengaruh terhadap pelaksanaan proyek pengembangan SMK secara swakelola berdasarkan kajian pustaka adalah perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan kebijakan/ wewenang owner, yang kemudian akan dipecah Metode Analisa Data Metode analisa yang dipakai dalam penelitian ini disesuaikan dengan tahapan pengumpulan data. kembali menjadi beberapa bagian yang kita jadikan variabel bebas (X), Pengumpulan Data Primer menggunakan kuisioner yang disebarkan kepada responden, yang terdiri dari tiga tahapan yaitu : 103 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012 Analisa Data Tahap I Adapun langkah-langkah dilaksanakan terhadap data tahap I adalah : yang Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala a. Tabel 1. Validasi Variabel hasil literatur untuk faktor-faktor resiko pada proyek pengembangan SMK secara Symbol H Level Resiko Level Resiko Resiko tinggi Keterangan Resiko signifikan Resiko sedang Perlu pengamatan rinci, penanganan harus level pimpinan Perlu ditangani oleh manajer proyek Resiko rutin, ditangani langsung di tingkat proyek Resiko rendah Resiko rutin, ada dianggaran pelaksanaan resiko general dibawa ke pakar untuk validasi. Data S dari pakar dikumpulkan, variabel yang ada dihitung, jika mayoritas dari pakar berpendapat setuju maka variabel tersebut adalah variabel M L atau faktor-faktor resiko yang berdampak pada Sumber : Duffield (2003) kinerja waktu proyek pengembangan SMK di Analisa Data Tahap II Aceh. Pada penelitian ini digunakan statistik Analisa deskriptif nonparametris Analisa ini memiliki kegunaan untuk digunakan pada kasus-kasus tertentu dimana menyajikan karakteristik tertentu suatu data dari peneliti tidak mengetahui tentang parameter sampel tertentu. Analisa ini memungkinkan dari variabel didalam populasi. Data yang peneliti mengetahui secara cepat gambaran dilaporkan nantinya berupa skala ordinal yang sekilas dan ringkas dari data yang didapat. nilai bersifat mean yang berarti nilai rata-rata, dan nilai perangkingan data. b. median yang diperoleh dengan yang natural dikembangkan untuk untuk menganalisa cara mengurutkan semua data. Hasil data deskriptif akan disajikan dalam masing-masing variabel. a. Uji U Mann-Whitney & Kruskall-Wallis H Data yang didapat pada tahap kedua di uji c. Analisa resiko dengan pengujian dua sampel bebas (Uji U Analisa level resiko dilakukan dengan Mann-Whitney) untuk mengetahui adanya indeks level resiko, dimana indeks level resiko pengaruh pengalaman dan pendidikan terhadap adalah perkalian antara frekuensi dan dampak. jawaban responden. Dan untuk menguji adanya Indeks level resiko dikelompokkan ke dalam pengaruh jabatan terhadap jawaban digunakan empat kelas sesuai Tabel 3.1. Rentang kelas pengujian k sample bebas dengan analisa Uji diketahui Kruskal-Wallis H. dari bobot yang paling tinggi dikurangi dengan bobot yang paling rendah dan hasilnya dibagi dengan banyaknya kelas. Hasil dari analisa resiko ini digunakan untuk b. Analisa Deskriptif Analisa deskriptif ini memungkinkan mereduksi jumlah variabel, yang diambil adalah peneliti mengetahui secara cepat gambaran variabel resiko yang mempunyai indeks level sekilas dan ringkas dari data yang didapat untuk resiko signifikan dan tinggi. masing-masing variabel dengan bantuan program SPSS, sehingga didapat nilai mean Volume 1, No.1 Agustus 2012 - 104 Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala yang berarti nilai rata-rata, dan nilai median. pengembangan SMK dapat meningkatkan kinerja waktu secara efektif dengan fokus pada b. resiko dengan prioritas signifikan dan tinggi. Analisa Hierarchy Process (AHP) Analisa AHP adalah salah satu metode yang digunakan pada penelitian ini untuk mengetahui bobot atau nilai faktor resiko yang berpengaruh pada kinerja waktu Analisa Data Tahap III Analisa data untuk tahap ketiga Proyek dilaksanakan untuk validasi ke pakar. Variabel pengembangan SMK di Aceh. Menurut Saaty hasil penelitian yang telah diolah dan dianalisa, (1980) AHP adalah salah satu metode yang yaitu digunakan dalam menyelesaikan masalah yang kepakar untuk validasi, apakah pakar setuju mengandung banyak kriteria (Multi-Criteria dengan hasil penelitian, jika mayoritas dari Decision Making). pakar berpendapat setuju maka penelitian ini Perhitungan utama, dibawa dikatakan valid. Kemudian pakar diminta perlakukan normalisasi matriks, perhitungan komentarnya mengenai tindakan yang perlu konsistensi matriks, konsistensi hirarki dan dilakukan terhadap faktor resiko utama. akurasi, dimulai resiko dengan tingkat AHP, faktor-faktor perhitungan nilai lokal pengaruh, dan perhitungan nilai lokal frekwensi, HASIL DAN PEMBAHASAN dari hasil perhitungan ini akan didapat nilai Hasil Penelitian akhir resiko (goal) dan peringkat berdasarkan Kuesioner Tahap Satu bobot hasil perhitungan. Pengumpulan Data Tahap Satu dilakukan analisa secara deskriptif sehingga didapat nilai Analisa Level Resiko rata-rata minimum 5,6, maximum 10,8, mean Setelah rangking prioritas diperoleh maka 9,20, modus 9.40, median 9.60, dan standar selanjutnya dilaksanakan analisa level resiko. deviasi 1.254. Variabel yang direduksi adalah Indeks level resiko adalah perkalian antara nilai di bawah mean. Selanjutnya berdasarkan frekuensi dan dampak. Indeks level resiko analisa level resiko untuk empat kelas yaitu L dikelompokkan kedalam empat kelas sesuai ( Low ), M ( Medium ), S (Significant ), dan H Tabel 3.1 rentang kelas diketahui dari bobot (High ), dimana nilai terendah yang paling tinggi dikurangi dengan bobot yang terbesar adalah 10.8, rentangan 5.2, dan batas paling rendah dan hasilnya dibagi dengan kelas 1.3, berdasarkan tujuan manajemen resiko banyaknya kelas. Hasil dari analisa level resiko dimana proyek fokus pada level resiko S ini digunakan untuk mengambil variabel resiko (Significant ) dan H (High) untuk meningkatkan yang mempunyai indeks level resiko signifikan kinerja waktu proyek, variabel yang tereduksi dan tinggi. adalah variabel dengan level resiko L (Low ) c. 5.6, nilai Level resiko yang diambil adalah level dan M ( Medium ), sehingga dari 38 variabel resiko signifikan dan tinggi agar proyek yang diusulkan ke pakar, hasil olah data didapat 105 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012 Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 30 variabel yang akan digunakan pada yang hilang (Missing) adalah nol. disini pengumpulan data tahap kedua. berarti semua data diproses adalah nilai rata-rata jawaban responden yaitu Y= ∑Yi / N Kuesioner Tahap Dua Kuesioner disebarkan kepada dua puluh (20) Mean SMK yang tersebar di Propinsi Aceh dengan masing-masing 3 kuesioner, sehingga Median adalah nilai tengah yang dicari menurut ranking. Mode dari suatu set pengamatan, adalah ada sebanyak 60 kuesioner yang disebarkan dan nilai yang muncul terbanyak, atau yang respon mempunyai frekuensi pemunculan yang atau jawaban yang berhasil dikumpulkan/dikembalikan adalah sebanyak 16 terbanyak SMK berarti ada 48 responden atau tingkat pengembalian sebesar 80%. Penjelasan skala 1 sampai dengan 5 pada Dari hasil kuesioner tahap kedua tersebut, dilakukan tabulasi data berupa variabel di penilaian kinerja waktu proyek dapat dihat pada Tabel 1. proyek dengan responden 48 orang. Tabulasi data tersebut kemudian diolah dengan pengujian sample bebas untuk mengetahui adanya pengaruh pengalaman, jabatan dan pendidikan dengan jawaban responden. Hasil analisa deskriptif akan disajikan Hasil analisa data menggunakan AHP dan Analisa level resiko maka didapat 7 variabel yang masuk pada level significant risk (S) dan High risk ( H ), masing-masing faktor resiko ini berkorelasi kuat terhadap kinerja waktu. Adapun faktor-faktor resiko tersebut adalah : dalam masing-masing variable. Untuk variabel Y, yang merupakan kinerja waktu proyek, (X12) = rangking 1 (14.168%) diperoleh nilai modus sebesar 3 yang berarti kinerja waktu proyek rata-rata (terlambat -8% Kemampuan dan kecakapan pelaksana Singkatnya waktu pekerjaan (X1) = rangking 2 (13.562%) atau terlambat 4 minggu dari skedul). Tabel 1. Hasil Analisa Deskriptif Variabel Kinerja Waktu (Y) Valid 48 Missing 0 Manajemen proyek yang kurang pengalaman (X28) = rangking 3 (12.529%) Perpajakan (X21) = rangking 4 (11.230%) Gangguan cuaca (X14) = rangking 5 N Mean 3.00 Median 3.00 Mode (11.046%) (X9) = rangking 6 (11.039%) 3 Keterangan : Tenaga kerja dan produktifitas peralatan Perkiraan Bill of Quantity yang kurang akurat (X5) = rangking 7 (10.314%) N atau jumlah data yang valid (sah untuk diproses) adalah 48 buah, sedangkan data Volume 1, No.1 Agustus 2012 - 106 Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala diperlukan tindakan nyata dari pihak sekolah Kuesioner Tahap Tiga Analisa validasi data tahap 3 ini dilakukan dengan mengajukan kuesioner terhadap pakar yang menerima bantuan proyek pengembangan sekolah. yang memenuhi persyaratan untuk mengetahui pendapat mereka tentang hasil yang didapat. Pembahasan Pakar yang dihubungi pada validasi tahap ini, Pembahasan merupakan review terhadap sama dengan pakar pada kuesioner tahap prosedur tahapan pelaksanaan pertama. Para pakar tersebut memberikan gedung secara swakelola yang telah ada dan penilaian dan masukan mengenai tindakan input pencegahan dan kereksi terhadap 7 (tujuh) variabel-variabel dominan yang telah direspon variabel dominan yang berpengaruh terhadap yang berbasis resiko dalam hal pencegahan dan kinerja waktu. Analisa validasi pakar ini tidak tindakan koreksi hasil penelitian ini. Adapun mempermasalahkan urutan tingkat level resiko pencegahan dan tindakan koreksi dihimpun dari (rangking) dari hasil perhitungan atau analisa pendapat para pakar yang telah memberikan AHP, demikian pula jumlah variabel dominan tanggapannya dan disesuaikan dengan referensi tidak mengalami penambahan atau pengurangan. yang tersedia. diberikan berdasarkan konstruksi respon dari Hasil dari penilaian dan masukan berupa Pembahasan dari 7 (tujuh) faktor dominan tindakan pencegahan dan koreksi terhadap 7 yang berpengaruh pada kinerja waktu pada (tujuh) pelaksanaan variabel dominan tersebut secara konstruksi gedung secara keseluruhan, 5 (lima) orang pakar/ahli telah swakelola pada proyek pengembangan SMK di menyatakan Aceh dapat dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) variabel menyetujui dominan mempengaruhi keseluruhan gedung bahwa tersebut kinerja pada secara 7 (tujuh) yang dapat waktu pelaksanaan swakelola secara konstruksi untuk proyek pengembangan SMK di Propinsi Aceh. Para pakar tidak diminta untuk kelompok faktor yaitu Perencanaan, Pelaksanaan, dan Kebijakan/wewenang pemilik. Ketiga kelompok faktor tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Tahap Perencanaan, terdapat 2 (dua) faktor memberikan resiko, yaitu singkatnya waktu pekerjaan penilaian atas rangking yang merupakan output dan perkiraan Bill of Quantity (BQ) yang dari analisa data. Dengan demikian hasil kurang akurat. penelitian ini dapat dikatakan valid, dimana dari b. Tahap Pelaksanaan, terdapat 4 (empat) 30 (tiga puluh) variabel didapat 7 (tujuh) faktor resiko, yaitu tenaga kerja dan variabel dominan yang berpengaruh pada produktifitas peralatan, kemampuan dan kinerja waktu pelaksanaan konstruksi pada kecakapan pelaksana, gangguan cuaca, dan proyek pengembangan SMK. Agar variabel- perpajakan. variabel resiko tersebut bisa dikelola dan tidak berdampak 107 - luas terhadap kinerja Volume 1, No. 1, Agustus 2012 waktu, Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala c. Kebijakan / wewenang pemilik, terdapat 1 Tahapan kelompok faktor dan variabel (satu) faktor resiko, yaitu manajemen dominan secara terinci dapat dilihat pada Tabel proyek yang kurang pengalaman. 2 di bawah ini. Tabel 2. Variabel Dominan Pada Yang Berpengaruh Terhadap Kinerja No Kelompok Faktor 1 Perencanaan 2 Nama Variabel X1 Variabel Dominan Yang Berpengaruh Terhadap Kinerja Waktu Singkatnya waktu pekerjaan X5 Perkiraan Bill of Quantity (BQ) yang kurang akurat X9 Tenaga Kerja dan Produktifitas Peralatan X12 Kemampuan dan Kecakapan Pelaksana X14 Gangguan Cuaca X21 Perpajakan X28 Manajemen proyek yang kurang pengalaman Pelaksanaan Kebijakan/wewenang pemilik 3 SMK di Aceh. Tindakan pencegahan dan Dari hasil penelitian ini dapat dibahas mengenai tindakan koreksi pada faktor-faktor utama yang dominan berpengaruh terhadap kinerja waktu pada proyek pengembangan koreksi dalam pembahasan ini sesuai dengan input dari pakar pada validasi variabel data tahap tiga dan diselaraskan dengan referensi dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2. Tindakan Koreksi terhadap Faktor-faktor Utama No Faktor-faktor resiko 1 Kemampuan dan kecakapan pelaksana (X12) Tindakan Koreksi Membentuk tim pelaksana yang memiliki latar belakang T. Sipil / Arsitektur Sudah pernah menangani proyek konstruksi 2 Singkatnya waktu pekerjaan (X1) Pada saat penandatanganan MOU, sudah dipastikan dana proyek akan turun, olehkarenannya, pelaksanaan proyek sudah dapat dikerjakan meskipun uang belum masuk kerekening sekolah dengan cara melakukan kerjasama dengan pihak toko atau bantuan dana pada Komite sekolah.. Hal ini untuk mengantisipasi waktu pelaksanaan pekerjaan yang singkat. Volume 1, No.1 Agustus 2012 - 108 Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Mempekerjakan pelaksana/ tukang yang berpengalaman dan kompeten Owner diwajibkan untuk mengikuti BIMTEK pelaksanaan pembangunan SMK dan sistim pelaporan keuangan 3 Manajemen proyek yang kurang pengalaman (X28) 4 Perpajakan (X21) 5 Sangsi diberikan kepada kepala SMK yang tidak mengikuti BIMTEK, yaitu dengan mengalihkan bantuan pembangunan SMK ke sekolah lain. Memilah Material bangunan yang dikenai pajak Memperhitungkan secara matang pajak dikeluarkan sesuai aturan yang berlaku. yang harus Membuat laporan pemberitahuan tentang kondisi lapangan dan meminta perpanjangan waktu pelaksnaan sebelum masa kerja berakhir Gangguan cuaca (X14) Tim pelaksana yang dibentuk harus mampu mengelola pekerjaan dengan mempertimbangkan skala prioritas Lanjutan Tabel No Faktor-faktor resiko 6 Tindakan Koreksi Tenaga kerja dan produktifitas peralatan (X9) Mendatangkan tenaga kerja dari luar yang berpengalaman untuk memobilisasi pekerja lokal Melakukan pembinaan dan pembekalan kepada pekerja oleh konsultan perencana sebelum pelaksanaan pekerjaan. Menggunakan peralatan dari pihak lain melalui penyewaan jika sangat membutuhkan Review terhadap metode perhitungan dalam analisa harga satuan dan sofware yang digunakan Membentuk Tim Perencana yang profesional sesuai dengan latar belakang keahlian, boleh diambil dari kalangan SMK yang memiliki jurusan teknik yang dibutuhkan ataupun dari kalangan perusahaan jasa konsultan teknik atas nama perorangan. Pendidikan tim perencana minimal D3 teknik sesuai jurusan yang dibuktikan dengan ijazah. Perkiraan Bill of Quantity (BQ) yang kurang akurat (X5) Mengindentifikasi perbedaan teknis baik kualitas maupun kuantitas dari lingkup proyek terdahulu dengan proyek yang akan dikerjakan. secara KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dihasilkan melalui tahapan-tahapan proses penelitian Terdapat mempunyai faktor-faktor dampak resiko terhadap Volume 1, No. 1, Agustus 2012 proyek faktor-faktor resiko utama tersebut adalah : Kemampuan dan kecakapan pelaksana (X12)= rangking 1 (14.168%) yang kinerja waktu pelaksanaan konstruksi gedung 109 - pada pengembangan SMK di Propinsi Aceh, sebelumnya, dapat diambil kesimpulan. 1. swakelola Singkatnya waktu pekerjaan (X1)= rangking 2 (13.562%) Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Manajemen proyek pengalaman (X28) yang = kurang rangking 3 yaitu: 1. (12.529%) resiko utama pada pelaksanaan konstruksi Perpajakan (X21) = 2. rangking 4 pengembangan Gangguan cuaca (X14) = rangking 5 Kejuruan (SMK) di Provinsi Aceh yang (11.046%) sangat Tenaga kerja dan = produktifitas rangking 4. Sekolah kuat Menengah berkorelasi terhadap menurunnya kinerja waktu proyek. Untuk 6 itu perlu mendapat perhatian yang sangat (11.039%) tinggi terhadap faktor-faktor tersebut dari Perkiraan Bill of Quantity yang kurang pihak owner maupun pelaksana dan pihak akurat (X5)= rangking 7 (10.314%) perencana dan sekaligus pengontrolan (pengaruh) faktor-faktor resiko terhadap tersebut untuk mengefisiensikan waktu kinerja waktu proyek dan faktor-faktor pekerjaan proyek. 2. terhadap melakukan Dari hasil uji Hipotesis terdapat hubungan resiko yang ada akan menurunkan kinerja 3. gedung secara swakelola pada proyek (11.230%) peralatan (X9) Dari hasil analisis terhadap faktor-faktor faktor-faktor Semua keterbatasan pada penelitian ini waktu proyek pengembangan SMK di hendaknya Propinsi Aceh. penelitian berikutnya, yaitu melakukan Hasil analisa deskriptif untuk kinerja penelitian terbalik, dengan cara apakah waktu proyek pengembangan SMK di tindakan pencegahan dan koreksi yang ada Aceh diperoleh nilai modus sebesar 3 apabila diterapkan dengan baik dapat yang berarti kinerja waktu proyek rata-rata secara signifikan meningkatkan kinerja terlambat < -8% atau terlambat 4 minggu waktu pelaksanaan konstruksi gedung atau kurang dari 4 minggu dari skedul. secara Tindakan koreksi terhadap faktor-faktor pengembangan resiko yang mempengaruhi kinerja waktu Kejuruan (SMK) secara keseluruhan. pelaksanaan diperlukan proyek untuk keterlambatan pencapaian SMK di mengurangi pekerjaan efesiensi dan dan Aceh 3. dapat dilanjutkan swakelola Keterbatasan pada Sekolah pada pada proyek Menengah penelitian ini resiko diharapkan dapat dilanjutkan/diperdalam untuk pada penelitian berikutnya, karena efektifitas penelitian ini dilakukan secara umum pelaksanaan proyek pengembangan SMK tanpa mengambil salah satu kasus jenis di Propinsi Aceh. proyek Saran Dari hasil pengamatan dan penelitian dilapangan serta evaluasi terhadap kuesioner, tertentu. Sehingga diharapkan penelitian selanjutnya dapat dikembangkan pada satu kasus jenis proyek, mengingat proyek bersifat unik. ada beberapa saran yang perlu dikemukakan Volume 1, No.1 Agustus 2012 - 110 Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 4. Diharapkan ada feedback dari hasil penelitian ini, sehingga hasil penelitian ini dapat lebih dikembangkan dan disempurnakan, dan dapat dijadikan bahan kajian baik secara akademis maupun praktis guna memecahkan permasalahan dalam proses pelaksanaan gedung secara swakelola pada proyek pengembangan SMK yang berpengaruh pada kinerja waktu. DAFTAR PUSTAKA Ahmed, S.M, Ahmad, R & Saram, D., 1999. Risk management trends in the Hong Kong construction industry : a comparison of contractors and owners perception. Journal of Engineering, Construction and Architectural Management, 6. Arisman, M., 2005. Identifikasi sumber resiko pada proyek EPC (study kasus proyek ABC, PT X), Thesis. Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Al-Bahar, JF dan Crandel, K.C, 1990. Systematic Risk Management Approach for Construction Project. Journal of Construction Engineering and Management, ASCE, Vol. 116, No.3, September. Australian Standard, AS/NZS 4360, 1999. Risk Management. B.Mulholand dan J.Christian,1999. Risk Assesment in Constructtion Schedules,Journal of Construction Engineering & Management, Vol.1, January/February. Darmawi, H., 1996. Manajemen Resiko. Jakarta: Bumi Aksara Djohanputro, B., 2004. Manajemen Resiko Korporat Terintegrasi. PPM. Ervianto, I.W., 2005. Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta: Andi. Flanagan, R. and Norman, G., 1993. Risk Management and Construction. London: Blackwell Scientific Publication Hosen Radian Z. et.al., 2006 Prosedur Manajemen Resiko Proyek. PT. Rekayasa Industri. Kangari, R. 1995. Risk management perceptions and trends of U.S construction. Journal of Construction Engineering and Management, 121. Hal: 422-429. Ken, R., Risk Management-Managing Standards Home page-1996. 1997. 1998 – 2003. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 111 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012 053/u/2001 tahun 2001 Tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Persekolahan Bidang Pendidikan dasar dan Menengah. Jakarta. Kog, Y.C, et al., 1999. Key Determinants for Construction Schedule Performance. International Journal of Project Management Vol.17, No.6. Hal: 351-359. Mokoginta, Y.F., 2007. Faktor-faktor resiko yang mempengaruhi pada kinerja waktu pelaksanaan konstruksi proyek pengembangan kampus swasta. Tesis. Teknik Sipil MK. Jakarta: Universitas Indonesia. Nazir, M., 2003. Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara, Jakarta. Pedoman Perencanaan Pembangunan Unit Sekolah Baru Sekolah Menengah Kejuruan tahun 2009, Direktorat Pembinaan SMK, Dirjen Manajemen Dasar & Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, CV. Tamita Utama, Jakarta. Perry, J.G & Hayes, R.W., 1985. Risk and its Management in Construction Period, Instution of Civil Engineer Procedings. PMI, 2004. A Guide to Project Management Body of Knowledge, (PMBOK@ Guide),Third Edition. Project Management Institute. Priyono, H.E., 2003. Pengaruh Identifikasi Faktor Resiko terhadap Kinerja Waktu untuk Pelaksanaan Pembangunan rusun dan apartment. Thesis. Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Ronny, K., 2004. Manajemen Resiko Operasional. PPM. Saaty & Vargas, 1994. Decision Making With The Analityc Hierarchy Process. RWS Publications. Santoso, S., 2010. Mastering SPSS 18. Jakarta: Elex Media Komputindo. Sitorus, J., 2008. Faktor-faktor Resiko Yang Berpengaruh Terhadap Kinerja Waktu Proyek EPC Gas Di Indonesia. Tesis. Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Sugiono, 2006. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Wideman, M., 1992. Project and Program Risk Management, A Guide to Managing Risk and Opportunities. PMI. Yin, R.K., 1994. Case Study Research ; Design and Methods. USA: Sage Publications Inc.