BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Akuntansi Munawir (2004) menyatakan,“Akuntansi sebagai suatu seni daripada pencatatan, penggolongan dan peringkasan daripada peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya sebagian bersifat keuangan dengan cara yang setepat-tepatnya dan dengan petunjuk atau dinyatakan dalam uang, serta penafsiran terhadap hal-hal yang timbul dari padanya”(h.5). Fess dan Warren yang diterjemahkan Sirait, A (1999) menulis,“Akuntansi adalah system informasi yang memberikan laporan keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan”(h.6). Berdasarkan teori diatas akuntansi merupakan bahasa perusahaan, karena dengan melalui akuntansilah informasi perusahaan yang diperlukan dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dimana akuntansi dapat dijabarkan sebagai suatu ringkasan dari proses pencatatan transaksitransaksi keuangan yang terjadi dalam kurun waktu tertentu serta memproses informasi kuantitatif yang disajikan dalam bentuk laporan dan dijadikan bahan pertimbangan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam membuat keputusan ekonomi dan menetapkan pilihan yang tepat diantara berbagai alternative tindakan . 8 II.2 Pengertian dan Karakteristik Laporan Keuangan Menurut IAI (2004) menyatakan,“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap yang meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan”(.2). Kieso, weygant dan Walfield (2004) menulis,“Financial statement are the principle mean through which financial information is communicated to those outside an enterprice”(p.2). Mengacu pada teori diatas, laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang diperoleh dari peringkasan data keuangan perusahaan dalam kurun waktu tertentu berkepentingan untuk yang dapat digunakan oleh pihak-pihak yang menafsirkan keadaan keuangan perusahaan yang dijadikan sebagai salah satu dasar bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi dan menetapkan tindakan yang harus diambil . Laporan keuangan biasanya disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai. Tetapi laporan keuangan juga tidak dapat menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan ekonomi karena laporan keuangan secara umum hanya menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu. Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen sebagai pertanggungjawabannya kepada pemilik atas sumber daya yang telah dipercayakan kepadanya. 9 Pengertian karakteristik laporan kualitatif laporan keuangan menurut IAI (2004) dalam SAK bagian Kerangka Dasar penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan adalah sebagai berikut,“Karakteritik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai”(h.7). Berdasarkan teori diatas beberapa karakteriktik yang harus terpenuhi dalam sebuah laporan keuangan agar berguna bagi pemakai laporan keuangan adalah sebagai berikut : a. Dapat dipahami Suatu informasi yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan dikatakan berkualitas apabila informasi yang disampaikan dapat dengan mudah dipahami oleh pihak pemakai. Sehingga memudahkan pemakai dalam melakukan pengambilan keputusan ekonomi yang berpengaruh dimas mendatang. Untuk itu pemakai laporan keuangan harus memiliki pengetahuan yang memadai mengenai aktivitas ekonomi dan bisnis serta kemauan pemakai untuk mempelajari informasi yang diperoleh dengan ketekunan. b. Relevan Informasi akan bermanfaat bagi pihak pemakai laporan keuangan jika memiliki kualitas informasi yang relevan. Suatu informasi dikatakan relevan jika informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai. Dengan mengetahui informasi yang relevan dapat membantu pihak pemakai untuk melakukan evaluasi terhadap peristiwa yang terjadi pada masa lalu, masa kini atau masa mendatang dan mengkoreksi hasil 10 evaluasi mereka dimasa lalu sebagai upaya pencegahan terulangnya kesalahan masa lalu dimasa saat ini atau masa mendatang. c. Keandalan Disamping informasi harus mudah dipahami oleh pihak pemakai dan harus relevan agar berguna bagi pihak pemakai, informasi juga harus diuji keandalannya dengan melihat apakah informasi yang diperoleh tersebut menyesatkan atau tidak, dalam arti informasi yang diperoleh tidak mengandung kesalahan yang material sehingga penyajiannya wajar atau tidak menyesatkan pihak pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi yang dapat mempengaruhi masa depan pihak pemakai. d. Dapat dibandingkan Karakteristik terakhir yang harus diperhatikan selain tiga hal diatas untuk memperolah informasi yang berkualitas adalah informasi yang diperoleh harus dapat diperbandingkan dengan cara membandingkan laporan keuangan perusahaan selama beberapa periode dengan tujuan untuk mengidentifikasikan adanya kecenderungan (trend), posisi keuangan perusahaan dan bagaimana kinerja perusahaan dari tahun ke tahun, apakah ada peningkatan atau penurunan kinerja. II.3 Tujuan Laporan Keuangan Skousen, Stice dan Stice yang diterjemahkan oleh Tim Penerjemah PT Dian Mas Cemerlang (2001) menulis bahwa,“Tujuan pelaporan keuangan adalah untuk membantu pihak-pihak yang tertarik untuk mengevaluasi kinerja 11 perusahaan dimasa lalu dan meramalkan kinerja perusahaan dimasa mendatang”(h.36). IAI (2004) menyatakan,“Laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan , serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian dimasa lalu”(h.4). Berdasarkan teori diatas laporan keuangan disajikan dengan maksud untuk memberikan informasi kuantitatif yang berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahui perkembangan suatu perusahaan yang dapat dilihat dari laporan keuangan berupa neraca, laporan rugi laba serta laporanlaporan keuangan lainnya yang dijadikan sebagai dasar pertimbangan bagi pihak pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi dan menetapkan kebijakankebijakan yang tepat. Jadi untuk mengetahui hasil yang telah dicapai perusahaan, basgaimena kinerja dan posisi keuangan perusahaan perlu adanya laporan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. II.4 Pemakai Laporan Keuangan Munawir (2004) menyatakan,“Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan adalah para pemilik perusahaan, manajer perusahaan yang bersangkutan, para kreditur, bankers, para investor dan pihak lainnya lagi”(h.2). 12 Mengacu pada teori yang dinyatakan Munawir diatas, pentingnya laporan keuangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan seperti pemilik, manajer, para investor, kreditor, banker dan pemerintah adalah sebagai berikut : a. Pemilik perusahaan Pemilik sangat memerlukan laporan keuangan yang dijadikan sebagai dasar penilaian kesuksesan perusahaan yang dimiliki tetapi dijalankan atau dipimpin oleh manajer. Kesuksesan dapat dilihat dari laba yang diperoleh dalam kurun waktu tertentu yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan yang dibuat oleh b. Manajer atau pimpinan perusahaan Dengan adanya laporan keuangan manajer dapat melihat posisi keuangan perusahaan periode yang lalu, dengan demikian manajer dapat menyusun rencana yang lebih baik dan mengatasi kesalahan-kesalahan yang terjadi dimasa lalu yang mungkin terjadi lagi dimasa sekarang atau mendatang. Pencegahan dapat dilakukan dengan memperbaiki sistem pengawasan yang sudah ada menjadi lebih baik lagi dan menetapkan kebijakankebijakan yang lebih tepat. Selain itu laporan keuangan juga dijadikan sebagai laporan pertanggungjawaban kepada pemilik atas kepercayaan yang diberikan oleh pemilik perusahaan. c. Para investor, bankers dan kreditur Para investor membutuhkan informasi yang berupa laporan keuangan untuk mengetahui hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan dan membantu mereka mengambil kebijakan apakah harus 13 membeli, menahan atau menjual investasi yang mereka tanamkan pada perusahaan yang bersangkutan. Bankers dan kreditur juga perlu mengetahui bagaimana posisi keuangan perusahaan yang mengajukan pinjaman dengan tujuan sebagai pertimbangan apakah perusahaan tersebut dapat membayar bunga dan pinjamannya pada saat jatuh tempo. d. Pemerintah Pemerintah berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Pemerintah membutuhkan informasi yang berupa laporan keuangan perusahaan dengan tujuan untuk mengatur aktivitas perusahaan serta menetapkan kebijakan pajak yang dikenakan terhadap perusahaan yang bersangkutan dan juga laporan keuangan dijadikan sebagai dasar penyusunan statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya. II.5 Bentuk-bentuk Laporan Keuangan Sebelum menganalisa dan menafsirkan laporan keuangan, seorang penganalisa harus mempunyai pengertian yang mendalam tentang bentuk-bentuk laporan keuangan maupun prinsip-prinsip laporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. II.5.1 Neraca (Balance Sheets) Higgin (2003) menyatakan,“A Balance Sheet is a financial snapshot, taken at a point in time, of all the assets the company owns and all the claims against those assets”(p.6). 14 Fess dan warren yang diterjemahkan oleh Sirait, A. (1999) mendefinisikan,“Neraca adalah suatu daftar aktiva, kewajiban dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu, biasanya pada akhir bulan atau akhir tahun”(h.18). Selain beberapa pengertian neraca dari beberapa pendapat para ahli diatas, neraca juga dapat diartikan sebagai suatu daftar yang memberikan gambaran mengenai posisi keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu yang menyajikan kepemilikan aktiva, kewajiban serta ekuitas pemegang saham dari para pemilik. Aktiva tersebut mewakili semua sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Sementara kewajiban dan ekuitas pemegang saham menunjukkan bagaimana seluruh sumber daya tersebut didanai. Neraca terdiri dari tiga bagian utama yaitu : a. Pengertian Aktiva (Assets) Munawir (2004) menyatakan,“Dalam pengertian aktiva tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang berwujud saja, tetapi juga termasuk pengeluaran-pengeluaran yang belum dialokasikan (deffered charges) atau biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang, serta aktiva tidak berwujud lainnya (Intagible assets) misalnya goodwill, hak paten, hak menerbitkan dan sebagainya”(h.14). Aktiva mewakili semua sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan yang digunakan untuk mendukung aktivitas perusahaan. Yang dapat dikatakan aktiva tidak hanya sesuatu yang berwujud saja tetapi semua sumber daya yang digunakan perusahaan dalam menjalankan operasinya. 15 Berdasarkan pernyataan dari Munawir mengenai aktiva ialah pada dasarnya aktiva dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. 1. Aktiva lancar Aktiva yang dapat digolongkan sebagai aktiva lancar adalah aktiva yang dapat dengan mudah dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai dan biasanya paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal. Pos-pos dalam aktiva lancar disajikan berdasarkan urutan likwiditasnya yaitu mulai dari yang likwid atau mudah dicairkan menjadi uang tunai sampai yang paling tidak likwid. Beberapa contoh yang menjadi aktiva lancar misalnya kas, investasi jangka pendek, persediaan dan yang lainnya. 2. Aktiva tidak lancar Aktiva yang mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan habis dalam satu kali perputaran operasi perusahaan dikataka sebagai aktiva tidak lancar. Beberapa contoh aktiva tidak lancar seperti investasi jangka panjang, aktiva tetap, aktiva tidak berwujud dan yang lainnya. b. Pengertian hutang ( Liability) Munawir (2004) menyatakan,“Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor”(h.18). 16 Berdasarkan teori diatas berarti, hutang merupakan sumber dana bagi perusahaan dalam mendukung aktivitas operasinya yang diperoleh dari pihak kreditur. Untuk itu perusahaan harus memenuhi kewajibannya dalam melunasi pinjaman yang diperoleh dari kreditur. Pinjaman yang belum dilunasi oleh perusahaan disebut dengan hutang. Berdasarkan teori yang dinyatakan Munawir diatas hutang dapat digolongkan menjadi dua yaitu hutang lancar dan hutang tidak lancar. 1. Hutang lancar Kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya menggunakan aktiva lancar dan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun sejak tanggal neraca maka disebut dengan hutang lancar. Yang termasuk dalam hutang lancar adalah hutang dagang, hutang wesel, hutang pajak, hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo dan penghasilan yang diterima dimuka (Deffered Revenue). 2. Hutang jangka panjang Sedangkan yang disebut dengan hutang jangka panjang ialah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca. Hutang tidak lancar meliputi hutang obligasi, hutang hipotik dan pinjaman jangka panjang. 17 c. Pengertian Modal (Equity) Fess dan Warren yang diterjemahkan oleh Sirait, A. mendefinisikan ,“Modal atau equty adalah hak pemilik terhadap aktiva bisnis”(h.44). Selain pengertian diatas modal juga merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal atau modal dapat pula diartikan sebagai kelebihan nilai aktiva yang dimiliki perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya. II.5.2 Laporan Laba-Rugi (Income Statement) Frazer dan Ormiston yang diterjemahkan oleh Setyautama (2004) mendefinisikan,“Laporan laba rugi disebut juga laporan pendapatan yang menyajikan pendapatan beban laba bersih dan laba perlembar saham untuk satu periode akuntansi”(h.100). Fess dan Warren yang diterjemahkan Sirait, A (1999) menulis,“Laporan laba rugi merupakan suatu ikhtisar pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun”(h.18). Dari teori diatas laporan laba rugi dapat pula diartikan sebagai suatu laporan yang melaporkan kelebihan pendapatan terhadap beban-beban, dan kelebihan ini disebut laba bersih atau keuntungan bersih (net income) dan sebaliknya juga beban melebihi pendapatan maka disebut rugi bersih (net loss).Perkiraan-perkiraan dalam laporan laba rugi seperti pendapatan dan beban disebut juga nominal account. Laporan laba rugi merupakan ringkasan dari 18 empat jenis kegiatan. Salah satu diantaranya ialah beban produksi untuk mendapatkan barang atau jasa yang akan dijual. Munawir (2004) menyatakan,“Bentuk dari laporan laba rugi yang biasa digunakan adalah sebagai berikut : 1. Bentuk single step, yaitu dengan cara menggabungkan semua penghasilan menjadi satu kelompok dan menggabungkan semua biaya dalam satu kelompok dan rugi atau laba dapat kita peroleh dengan melakukan pengurangan antara total penghasilan dengan total biaya. Bentuk single step adalah sebagai berikut : PT ABC Laporan Laba Rugi Periode 2007 Penghasilan Pokok (Operating Revenue) xxx Penghasilan Non-Operasional xxx Penghasilan Insidentil xxx (+) Total Penghasilan xxx Harga Pokok yang dijual xxx Biaya Operasional xxx Biaya Non-perasional xxx Kerugian yang insidental xxx (+) 19 Total Biaya xxx (-) Pendapatan Bersih xxx Sumber :Analisa Laporan Keuangan, Pengarang Munawir 2004 halaman 27 2. Bentuk multiple step. Dalam bentuk ini dilakukan pengelompokan yang lebih teliti sesuai dengan prinsip yang digunakan secara umum. PT ABC Laporan Laba Rugi Periode 2007 Penjulan Kotor Retur Penjulan Potongan Penjualan xxx xxx xxx (+) xxx (-) Penjulan Netto Harga Pokok Barang yang dijual : Persediaan barang dagangan 1/1/2007 xxx Pembelian xxx Biaya Angkut Pembelian xxx (+) Pembelian Kotor xxx Retur Pembelian xxx Potongan Pembelian xxx (+) Pembelian Bersih xxx (-) Barang Dagangan tersedia dijual Persediaan Barang dagang 31/12/2007 Harga Pokok Barang yang dijual xxx (+) xxx xxx (-) xxx (-) xxx Laba kotor Penjualan 20 Biaya-biaya Operasi : Gaji Penjualan Gaji Advertensi Biaya Perlengkapan Toko Biaya Angkut Penjualan Gaji Biaya Kantor Biaya Kantor Asuransi Pajak Penghapusan Piutang Penyusutan Bangunan Penyusutan Peralatan Lain-lain Total Biaya-biaya operasi Laba Bersih Operasi xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx (+) xxx (-) xxx Penghasilan Diluar Operasi Pokok : Penghasilan Sewa xxx Penghasilan Bunga xx Penghasilan Deviden xxx (+) xxx Biaya (pendapatan) lain-lain : Biaya Bunga xxx Rugi Penjualan Gedung xxx (+) xxx (-) Penghasilan (beban) lain-lain : Laba Sebelum pajak Pajak Penghasilan Laba Bersih xxx (+) xxx xxx (-) xxx II.5.3 Laporan Arus Kas (Statement of cash flow) Keawn (2001) menyatakan,“Laporan arus kas adalah laporan yang menunjukkan arus kas yang sebenarnya yang dihasilkan oleh perusahaan sepanjang tahun itu”(h.85). 21 Berdasarkan teori yang dinyatakan Keawn diatas didalam laporan arus kas terdiri dari tiga bagian yaitu : 1. Aktivitas operasi Pada bagian aktivitas operasi yang dilaporkan ialah mengenai ikhtisar penerimaan dan pembayaran kas yang menyangkut operasi perusahaan. 2. Aktivitas investasi Aktivitas investasi melaporkan semua traksaksi yang menyangkut transaksi kas untuk pembelian atau penjualan aktiva tetap. 3. Aktivitas pendanaan Dalam aktivitas pendanaan yang dilaporkan ialah transaksi yang berkaitan dengan investasi oleh pemilik, peminjaman dana, dan pengambilan uang oleh pemilik. II.5.4 Laporan Perubahan Ekuitas Warren, Reeve dan Fess (2002) menulis,“Statement of owner’s equity a summary of the changes in the ownwer’s that have occurred during a specific period of time, such as a month or a years”(p.16). Berdasarkan pernyataan diatas laporan perubahan ekuitas merupakan suatu ikhtisar yang menggambarkan perubahan yang terjadi pada ekuitas pemilik selama periode waktu tetentu, misalnya sebulan atau setahun. Laporan ini dipersiapkan setelah laporan rugi laba karena laporan rugi laba bersih periode berjalan harus dilaporkan dalam laporan ini. 22 II.5.5 Catatan atas Laporan Keuangan IAI (2004) menyatakan,“Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan rugi laba, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban kontijensi dan komitmen”(h.18). Catatan laporan keuangan juga mencakup informasi yang dianjurkan untuk diungkapkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan serta pengungkapan-pengungkapan lain yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar. II.6 Keterbatasan Laporan Keuangan Munawir (2004) menyatakan,“ Laporan keuangan mempunyai beberapa keterbatasan antara lain : 1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik merupakan interim report. Interim report ialah laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara dan bukan merupakan laporan yang final. 2. Angka dalam rupiah yang ditunjukkan dalam laporan keuangan kelihatannya pasti dan tepat tetapi sebenarnya dasar yang digunakan dalam penyusunannya menggunakan standar yang berbeda atau berubahubah. 3. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan waktu, dimana daya beli uang tersebut semakin menurun dibandingkan dengan tahuntahun sebelumnya. 23 4. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang mempengaruhi posisi keuangan perusahaan karena tidak dapat dinyatakan dalam satuan uang. II.7 Metode dan teknik Analisis laporan Keuangan Metode dan teknik analisa digunakan untuk menentukan dan mengatur hubungan antara pos-pos yang ada didalam laporan keuangan, sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing tersebut bila dibandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan tertentu. Berdasarkan pedapat dari Sawir (2003), terdapat dua metode analisis yang digunakan para analisis laporan keuangan, yaitu : 1. Analisa Horizontal Analisa horizontal dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan seperti neraca dan laporan rugi laba selama beberapa periode dengan tujuan untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi baik didalam neraca maupun dalam laporan rugi laba. 2. Analisa Vertikal Sedangkan pada analisa vertikal (common-size statement) dapat dilakukan dengan cara menganalisa laporan keuangan untuk satu periode saja dengan membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lain yang terdapat dalam laporan keuangan. 24 Munawir (2004) menyatakan,“Teknik analisa yang biasa digunakan dalam melakukan analisa laporan keuangan adalah sebagai berikut : 1. Analisa Perbandingan Laporan Keuangan, adalah metode dan teknik analisa dengan cara membandingkan laporan keuangan selama dua periode atau lebih dengan menunjukkan kenaikan atau penurunan yang terjadi dalam jumlah rupiah, prosentase, prosentase dari total dan perbandingan yang dinyatakan dengan ratio. 2. Trean atau tendensi posisi dan kemajuan perusahaan yang dinyatakan dalam prosentase, adalah metode dan teknik analisa yang dilakukan untuk mengetahui tendensi dari keuangan apakah tetap, turun atau naik. 3. Laporan dengan prosentase per komponen, adalah teknik analisa yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui prosentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap totalnya. 4. Analisa Sumber dan Penggunaan Modal Kerja adalah suatu teknik analisa yang digunkan untuk mengetahui sumber-sumber, penggunaan modal kerja serta perubahan modal kerja dalam periode tertentu. 5. Analisa Sumber dan Penggunaan Modal Kas, digunakan untuk mengetahui berubahnya jumlah kas, sumber-sumber serta penggunaan kas selama periode tertentu. 6. Analisa Ratio, digunakan untuk mengetahui hubungan- hubungan pos-pos tertentu dalam neraca maupun dalam laporan rugi laba. 7. Analisa Perubahan Laba Kotor, digunakan untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya perubahan laba kotor perusahaan dari satu periode keperiode lain. 25 8. Analisa Break-Even, digunakan untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai pperusahaan agar perusahaan tidak mengalami kerugian maupun keuntungan. II.8 Analisis Ratio Keuangan Block dan Hirt (2002) mendefinisikan,“financial ratio are used to weight and evaluate operating performance of the firm”(p.55). Berdasarkan teori diatas analisa ratio merupakan suatu alat yang digunakan untuk menganalisis serta menginterprestasikan kinerja keuangan dan posisi keuangan perusahaan. Karena ratio menggambarkan suatu perbandingan antara suatu waktu tertentu dengan jumlah lainnya yang terdapat didalam laporan keuangan baik dineraca maupun laporan laba-rugi. Berikut ini akan diuraikan beberapa jenis ratio yang digunkan untuk menganalisa laporna keuangan perusahaan menurut Munawir, Keawn, Hongren Harrison & Bamber dan Fraser : II.8.1 Analisis Ratio Likuiditas Ratio likuiditas adalah rasio yang bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek yang sudah jatuh tempo. Suatu perusahaan dikatakan mempunyai posisi keuangan yang kuat apabila perusahaan memiliki sumber daya yang cukup untuk memenuhi kewajibannya kepada kreditur pada saat jatuh tempo. 26 Berdasarkan tujuan dari rasio likuiditas untuk menilai posisi keuangan jangka pendek dapat menggunakan beberapa ratio berikut ini : 1.Ratio Lancar (Current Ratio) Current ratio merupakan ratio yang paling umum digunakan untuk menganalisa posisi keuangan perusahaan dan menunjukkan tingkat keamanan (margin of safety) kreditur jangka pendek. Berdasarkan teori mengenai pengertian current rasio dapat dibuat sebuah rumus untuk menghitung rasio lancar sebagai berikut : Rumus : Current Assets Current ratio = -------------------Current Liabilities 2. Rasio Cepat (Quick Ratio) Quick ratio merupakan ratio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memnuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena persediaan memerlukan waktu yang lama untuk diralisir menjadi uang kas. Quick ratio lebih tajam dibandingkan dengan current ratio karena hanya dengan mem bandingkan aktiva yang sangat likwid dengan hutang lancar dan apabila quick rationya rendah berarti adanya investasi yang besar dalam persediaan. 27 Dari pernyataan yang disampaikan diatas, dapat dibuat rumus untuk untuk menghitung besarnya rasio cepat sebagai berikut : Rumus : Current asset-Inventory Quick Ratio = ------------------------------Current Liabilities II.8.2 Analisis Ratio Leverage Ratio leverage adalah ratio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar kebutuhan perusahaan yang dibelanjai dengan modal asing dan rasio ini juga dapat menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewjiban keuangannya apabila perusahaan dilikuidasi baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. Berdasarkan teori diatas terdapat beberapa rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat ratio leverage. Rasio-rasionya adalah sebagai berikut : 1. Ratio hutang (Debt Ratio) Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat solvabilitas perusahaan. Rasio ini juga menunjukkan solvabilitas yang berarti kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua hutanghutangya baik jangka panjang maupun janngka pendek. Rasio hutang juga dapat menunjukkan besarnya modal asing yang digunakan didalam perusahaan. Ratio ini hanya menunjukkan hutang orang lain dibandingkan dengan hak keseluruhan terhadap 28 aktiva perusahaan. Dari teori diatas dapart dirumuskan perhitungannya sebagai berikut : Rumus : Total Liabilities Debt Ratio = ------------------------------Total Assets 2. Ratio kemungkinan membayar bunga ( Time interest Earned ratio/ TIER) Ratio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi pembayaran bunga dan menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur. Dan apabila perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat tanggal jatuh tempo, maka kreditur dapat mengambil tindakan hukum terhadap perusahaan yang dapat menimbulkan kepailitan. Berdasarkan teori diatas, rasio dapat dihitung dengan menggunkan rumus berikut: Rumus : EBIT TIER = -----------------------Interest Expenses 3 Ratio hutang terhadap modal perseroan (Debt to equity ratio) Rasio ini menunjukkan resiko struktur modal, dengan membandingkan data dari kreditur (hutang) dan investor (kekayaan). Semakin tinggi tingkat porsi hutang berarti semakin besar tingkat resiko, karena kreditur harus dilunasi labih dahulu 29 daripada pemilik. Rumus yang dapat digunakan untuk mengukur ratio ini adalah sebagai berikut : Rumus : Total Liabilities Debt to Equity Ratio = -----------------Total Equity II.8.3 Analisis Ratio Aktivitas Ratio aktivitas adalah ratio yang mengukur likwiditas aktiva tertentu dan efisiensi pengelolaan asset. Mengacu pada teori yang dikemukakan diatas mengenai rasio aktivitas, maka yang yang termasuk rati aktivitas adalah berikut ini : 1. Perputaran piutang usaha (Account receivable turnover) Perputaran piutang usaha menunjukkan berapa kali piutang rata-rata ditagih dalam periode tertentu. Berikut rumusa yang digunkan untuk mengukur besarnya account receivable turnover: Rumus : Net Credit Sales Account receivable turnover = ------------------------------Average Account Receivable 2. Perputaran aktiva tetap (Fixed asset turnover) Ratio menggambarkan sampai seberapa aktif perusahaan menggunakan dana yang tertanam didalam aktiva tetap perusahaan (pabrik dan peralatan).Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung tingkat perputaran aktiva tetap. 30 Rumus : Net sales Fixed Asets Turnover = -----------------------Net fixed Assets 3. Perputaran total aktiva (Total assets turnover) Ratio perputaran total aktiva merupakan ukuran untuk memperoleh gambaran tentang tingkat efektivitas dan efisiensi menyeluruh dari pendayagunaan seluruh dana yang tersedia dalam perusahaan. Berikut ini rumus yang digunakan untuk menghitung perputaran total aktiva. Rumus : Net Sales Total Assets Turnover = --------------Total Assets 4. Periode penagihan rata-rata (Days sales outstanding) Ratio ini dihitung dengan membagi piutang usaha dengan piutang rata-rata penjualan per hari. Ini menunjukkan jangka waktu rata-rata yang harus ditunggu perusahaan setelah melakukan penjualan sebelum menerima kas. Berikut rumus yang digunkan untuk mengetahui periode penagihan rata-rata. Rumus : Average Account Receivable Days sales outstanding = -----------------------------------Sales/360 31 5. Ratio perputaran persediaan (Inventory turnover ratio) Ratio ini menunjukkan berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan barang dagangan ini berputar dalam satu tahun/ periode. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan berarti semakin cepat dana yang tercantum dalam persediaan berputar kembali menjadi kas. Perhitungan inventory turnover ratio dapat menggunkan rumus berikut : Rumus : Cost of Goods Sold Inventory Turnover Ratio = ----------------------------Average Inventory II.8.4 Analisis Ratio Profitabilitas Ratio profitabilitas adalah rasio yang mengukur kinerja secara keseluruhan perusahaan dan efisiensi dalam pengelolaan aktiva, kewajiban dan kekayaaan. Berdasarkan teori diatas yang termasuk dalam ratio profitabilitas adalah sebagai berikut : 1. Margin laba kotor atas penjualan ( Gross profit margin) Ratio ini menggambarkan persentase laba kotor yang dapat dicapai dari setiap rupiah penjualan dan guna untuk mengevaluasi performa dan laba operasi. Rumus : Net Sales - Cost of Goods Sold Gross profit margin= --------------------------------------x100% Net Sales 32 2. Operating ratio Rasio ini mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan, sehingga ratio yang tinggi menunjukkan keadaan yang kurang baik karena berarti bahwa setiap rupiah penjualan yang terserap dalam biaya juga tinggi, dan yang tersedia untuk laba kecil. Rumus : Operating Margin Operating ratio = ----------------------x 100% Net Sales 3. Margin laba bersih atas penjualan (Net margin ratio) Rasio ini menggambarkan tingkat keuntungan bersih yang diperoleh dari penjualan (rate of return) dan mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengendalikan biaya dan pengeluaran sehubungan dengan kegiatan perusahaan. Rumus = Net income Net margin ratio = --------------x100% Sales 3. Hasil Pengembangan atas ekuitas (Return on equity /ROE) Hasil pengembangan atas equitas menunjukkan produktivitas dari dana-dana pemilik perusahaan didalam perusahaannya sendiri. Ratio ini juga menunjukkan profitabilitas dan efisiensi modal sendiri. Rumus : Net Income Return on Equity = ------------------------------x 100% Common Equity 33 4. Pengembalian atas total aktiva (return on total asset/ ROA) Ratio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana perusahaan (modal asing dan modal sendiri) yang diinvestasikan dalam aktiva yang digunakan untuk operasional perusahaan untuk menghasilkan keuantungan dan menunjukkan efisiensi serta produktivitas perusahaan secara keseluruhan. Rumus : Net Income Return on Total Asset = --------------------- x 100 % Total assets 5. Laba per saham (Earning per share/ EPS) Earning per share (EPS) adalah salah satu nilai statistik yang digunakan untuk mengukur kinerja suatu perusahaan. Nilai ini memberikan informasi mengenai berapa besar laba yang akan diperoleh pemegang saham biasa atas setiap lembar saham yang dimilikinya. Rumus : EAT Earning per share (EPS) = ---------------------------Outstanding share 6. Dividen per saham (Dividend per share/ DPS) Nilai dividen per lembar saham dapat dihitung dengan jumlah dividen dengan jumlah lambar saham yang beredar. Rumus : Dividend Dividens per share (DPS) = ---------------------------Outstanding share 34 II.9 Analisa Sumber dan Penggunaan Modal kerja Laporan sumber dan penggunaan dana sangat penting bagi financial manajer maupun para calon kreditur atau bagi pihak bank dalam menilai permintaan kredit yang diajukan kepadanya. dengan melakukan analisa sumber dan penggunaan modal kerja maka akan diketahui bagaimana perusahaan mengelola dan menggunakan dan yang dimilikinya. Munawir (2004) menyatakan, “Dana diartikan sama dengan modal kerja baik dalam arti modal kerja bruto maupun modal kerja neto”. Laporan sumber dan penggunaan modal kerja menggambarkan suaut ringkasan sumber dan penggunaan modal kerja dan perubahan unsur – unsur modal kerja selama periode yang bersangkutan. Suatu analisa terhadap sumber dan penggunaan modal kerja sangat penting bagi penganalisa intern maupun ekstern, disamping itu modal kerja juga menggambarkan margin of safety para kreditur terutama kreditur jangka pendek. Modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana yang tidak produktif, dana akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan karena adanya kesempatan untuk memperoleh keuntungan telah disia-siakan. Berdasarkan pendapat Munawir (2004), terdapat tiga konsep modal kerja umum yang dipergunakan yaitu : a. Konsep Kwantitatip Konsep ini menitikberatkan pada kwantum yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai operasinya yang bersifat rutin. Dalam konsep ini menganggap bahwa modal kerja adalah jumlah aktiva lancar ( gross working capital). 35 b. Konsep Kwalitatip Konsep ini menitikberatkan pada kwalitas modal kerja, dalam konsep ini pengertian modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap hutang jangka pendek (net working capital), yaitu jumlah aktiva lancar yang berasal dari pinjaman jangka panjang maupun dari pemilik perusahaan. Munawir menyatakan, Pada umumnya modal kerja suatu perusahaan dapat berasal dari : a. Biaya operasi perusahaan, adalah net income yang tampak dalam laporan perhitungan rugi laba ditambah dengan depresiasi dan amortisasi. Jumlah ini menunjukkan modal kerja berasal dari operasi perusahaan. b. Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga (investasi jangka pendek). Surat berharga yang dimiliki perusahaan untuk jangka pendek (Marketable securities atau efek) adlah salah satu elemen aktiva lancar yang segera dapat dijual dan akan menimbulkan keutungan bagi perusahaan. c. Penjualan aktiva tidak lancar Sumber lain yang dapat menambah modal kerja ialah hasil penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar lainnya yang diperlukan lagi oleh perusahaan. 36 d. Penjualan saham dan obligasi Untuk dapat menambah modal kerja, perusahaan dapat pula mengadakan emisi saham baru atau perusahaan dapat mengeluarkan obligasi atau hutang jangka panjang lainnya guna memenuh kebutuhan modal kerjanya. 37