2.1.1 Pengertian ISPA Infeksi Saluran Pernapasan Akut

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
2.1.1 Pengertian ISPA
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah radang akut saluran
pernapasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh bakteri, virus, maupun
riketsia, tanpa atau disertai radang parenkim paru (Soemantri, 2008).
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah radang akut saluran
pernapasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi jasad renik atau
bakteri,virus,maupun riketsia tanpa atau disertai radang parenkim paru. Dalam
topik ini akan dibahas ISPA yang hanya disebabkan oleh virus, sedangkan
ISPA yang disebabkan oleh mikroorganisme lain akan dibahas tersendiri pada
topik pneumonia (Soemantri, 2008).
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah suatu kelompok
penyakit sebagai penyebab angka absensi tertinggi bila dibandingkan denagn
kelompok penyakit lain. lebih dari 50% absensi atau dari semua angka tidak
masuk kerja/sekolah disebabkan penyakit ini. Angka kekerapan kejadian
ISPA, tertinggi pada kelompok-kelompok tertutup dimasyarakat, misalnya
penghuni
asrama,
kesatriaan,
sekolah
atau
sekolah
yang
juga
menyelenggarakan pemondokan (boarding school). Di negara barat, kasus ini
banyak dijumpai pada recruitment dan murid sekolah pada musim dingin,
awal musim gugur, atau pada masa-masa pergantian musim (Soemantri,
2008).
6
Universitas Sumatera Utara
7
2.1.2 PATOGENESIS
Saluran pernapasan selama hidup selalu terpapar dengan dunia luar
sehingga guna nmengatasinnya dibutuhkan suatu sistem pertahanan yang
efektif dan efisien.Ketahanan saluran pernapasan terhadap infeksi maupun
partikel gas yang ada di udara amat tergantung pada tiga unsur alami yang
selalu terdapat pada orang sehat, yaitu :
1. Keutuhan epitel mukosa dan gerak mukosilia
2. Makrofag alveoli
3. Antibodi setempat
Hal ini menjadi suatu kecenderungan bahwa infeksi bakteri mudah
terjadi pada saluran napas yang sel-sel epitel mukosanya telah rusak, akibat
infeksi yang terdahulu.Selain itu, hal-hal yang dapat menggangu keutuhan
lapisan mukosa dan gerak silia adalah :
1. Asap rokok dan gas SO2, polutan utama dalam pencemaran udara.
2. Sindroma imotil.
3. Pengobatan dengan O2 konsentrasi tinggi (25% atau lebih).
Gambaran klinik radang yang disebabkan oleh Infeksi Sangat
Tergantung Pada :
a. Karakteristik inokulum.
b. Daya tahan tubuh.
c. Umur.
Universitas Sumatera Utara
8
Karakteristik Inokulum meliputi ukuran aerosol, jumlah dan tingkat
virulensi jasad renik yang masuk. Daya Tahan Tubuh Seseorang terngantung
pada utuhnya sel epitel mukosa,gerak mukosilia, makrofag alveol dan IgA
(Soemantri, 2008).
Umur mempunyai pengaruh besar terhadap ISPA. Yang terjadi pada
anak dan bayi akan memberikan gambaran klinik yang lebih jelek bila
dibandingkan dengan orang dewasa. Gambaran klinik yang jelek dan dampak
lebih berat tersebut terutama disebabkan oleh infeksi virus pada bayi dan anak
yang belum memperoleh kekebalan alamiah (Soemantri, 2008).
2.1.3 Penyebaran Infeksi
Pada ISPA dikenal tiga cara penyebaran infeksi yaitu :
1. Melalui aerosol yang lembut, terutama oleh karena batuk.
2. Melalui aerosol yang lebih kasar, terjadi pada waktu batuk dan bersinbersin.
3. Melalui kontak langsung/tidak langsung dari benda yang telah dicemari
jasad renik (hand to hand transmission).
Pada infeksi virus, transmisi diawali dengan penyebaran virus ke darah
sekitar terutama melalui bahan sekresi hidung. Virus yang menyebabkan ISPA
terdapat 10-100 kali lebih banyak di dalam mukosa hidung dari pada mukosa
faring. Dari beberapa penelitian klinik, laboratorium dan penelitian lapangan,
diperoleh kesimpulan bahwa sebenarnya kontak hand to hand merupakan
Universitas Sumatera Utara
9
modus yang terbesar bila dibandingkan dengan cara penularan aerogen ( yang
semula banyak diduga sebagai penyebab utama) (Soemantri, 2008).
2.1.4 Gambaran Klinik
Gambaran klinik secara umum yang sering didapat adalah: rinitis,
nyeri tenggorakan,batuk-batuk dengan dahak kuning/putih kental,nyeri
retrosternal dan konjungtivitis.Suhu badan meningkat antara 4-7 hari, disertai
malaise, mialgia, nyeri kepala, anoreksia, mual, muntah-muntah dan insomnia.
Kadang-kadang dapat juga terjadi diare. Bila peningkatan suhu berlangsung
lama biasanya menunjukkan adanya penyulit (Soemantri, 2008).
2.1.5 Bahaya ISPA
1. Penyakit Acute Sinusutis
Apabila hingus tidak dicuci dan berlaku infeksi, bakteri akan menyebar
ke sekitar dan yang paling dekat ialah rongga sinus.Infeksi rongga sinus yang
terjadi dengan cara yang mengejut dan tidak terkawal (acute sinusitis) boleh
menyebabkan pernanahan di dalamnya. Nanah yang banyak meningkatkan
pula tekanan rongga sinus dan menyebabkan sakit kepala/lama-kelamaan,
nanah tersebut akan merebak ke tisu sekitar yang terdekat, termasuk selaput
otak (meninges) dan juga otak itu sendiri. Apabila infeksi meninges
(meningitis) atau infeksi otak (brain absces)terjadi, maka prognosisnya amat
buruk, bahkan boleh membawa maut. Ada juga yang mengalami masalah mata
karena nanah atau proses peradangan yang terjadi disinus paling dekat dengan
tulang penampung mata (orbital bone).Mata mungkin tertekan keluar dan
Universitas Sumatera Utara
10
salah kedudukannya.Akibatnya,biji mata akan mengalami pembengkakan
(oedematous) yang boleh menganggu penglihatan mata itu. Tekanan yang
berterusan kepada saraf optik (saraf yang menghubungkan bola mata dengan
otak) boleh menyebabkan buta.Jika infeksi ini tidak dirawat, tulang-tulang
muka yang berhampiran turut terbabit.Akibatnya, muka akan sembab,
merening, merah dan tidak boleh disentuh (tender), karena kesakitan yang
amat sangat.
2. Penyakit Infeksi Paru-paru
Salah satu puncak komplikasi utama masalah pernafasan atas ialah
penyakit infeksi paru-paru.Ini selalu disebabkan oleh kuman bakteria.Paruparu yang mengalami peradangan yang teruk seperti penyakit pneumonia atau
bronchitis boleh berakhir dengan maut jika tidak dirawat segera.Puncak
kematian seperti ini adalah lanjutan daripada ketidakmampuan paru-paru
menjalankan fungsinya dengan baik.Kuman yang terdapat dalam kes-kes
seperti ini adalah lanjutan daripada infeksi lain di tubuh anak sehingga
menjadi lebih toksik dan tubuhnya tidak lagi dapat dikawal dengan baik.
3. Penyakit Infeksi Telinga
Infeksi di rongga hidung boleh juga menjalar dan tersebar ke bahagian
tengah telinga (middle ear) melalui saluran eustachian yang terdapat di
dinding rongga hidung di sebelah dalam (nasopharynx).
Proses peradangan yang terajadi menyebabkan nanah terbentuk (jika
mikrobanya ialah bakteria saja) dan jika kandungan nanahnya banyak nanah
Universitas Sumatera Utara
11
itu boleh menekan sekitarnya sehingga gendang telinga pecah dan nanah
meleleh keluar dari lubang telinga.
4. Memperlambat Pertumbuhan
Masalah sesak dan hidung tersumbat yang berulang bukan saja
menyukarkan pernafasan, tetapi juga menghilangkan selera makan.Akibatnya,
khasiat yang diperlukan untuk pembesaran juga kekurangan.Selain itu,
oksigen juga berkurangan dan ini pasti mempengaruhi proses pembesaran
anak berkenaan.
5. Keracunan Jantung dan Saraf
Jika anak mengalami infeksi hidung yang di sebabkan oleh kuman
difteria, risiko yang dialami anak akan lebih buruk.Racun atau toksin yang
dikeluarkan boleh melumpuhkan jantung dan juga saraf-saraf.
6. Kulit Hidung Mengelupas
Membersihkan hidung dengan kertas tisu atau kain yang kasar boleh
merusakkan kulit hidung.Walau bagaimanapun, cara ini tidaklah berbahaya
jika dilakukan dengan lembut.Di segi kosmetik, keadaan ini pasti akan
merisaukan ibu jika yang mengalami masalah ini ialah anak gadisnya
(Widoyono, 2008).
Universitas Sumatera Utara
12
2.1.6 Etiologi ISPA
Etiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus, dan riketsia.
Bakteri penyebabnya antara lain dari genus Streptokokus, Stafilokokus,
Pnemokokus, Hemofilus, Bordetella dan Korinebakterium. Virus penyebabnya
antara lain golongan Miksovirus, Adenovirus, Koronavirus, Pikornavirus,
Mikoplasma, Herpesvirus. (Dirjen PPM & PLP, 2004)
2.2 Fungsi Pernafasan
Fungsi pernafasan adalah menjamin tersedianya O2 untuk kelangsungan
metabolisme sel-sel tubuh serta mengeluarkan CO2 hasil metabolisme sel secara
terus menerus (Soemantri, 2008).
Pada dasarnya saluran pernafasan terjadi alveoli dan kapilar-kapilarnya
yang membentuk unit pertukaran gas paru-paru.Pergerakan udara secara besarbesaran berakhir dan satu-satu molekul (komponen dasar yang amat kecil) udara
bergerak lewat pipa bronchioli dan alveoli yang amat halus dengan cara difusi.
Asap yang mengandung zat kimia masuk ke dalam paru-paru, sudah pasti
akan sampai ke alveoli serta darah. Pengaruh yang terus menerus dari racun (zat
kimia) ini akan merusak jaringan paru-paru timbullah peradangan hal ini dapat
menimbulkan kanker paru-paru yang mematikan dan karbondioksida bertarung
dengan oksigen untuk merebut haemoglobin (Sitorus, 2005).
Universitas Sumatera Utara
13
2.1 Gambaran Anatomi Saluran Pernafasan
Gambar 1 : Anatomi Saluran Pernafasan (Sumber : Soemantri, 2008)
2.2.2 Anatomi Saluran Pernafasan
1. Anatomi Saluran Pernafasan Bagian Atas
Saluran pernafasan bagian atas terdiri dari:
a. Lubang hidung (cavum nasalis) yang berfungsi sebagai jalan nafas, pengatur
udara, pengatur kelembapan udara, pengatur suhu, pelindung dan penyaring
udara, indra penciuman serta resonator suara.
b. Sinus Parasinalis merupakan daerah yang terbuka pada tulang kepala yang
berfungsi untuk:
1. Membantu menghangatkan dan humidifikasi.
2. Meringankan berat tulang tengkorak.
3. Mengatur bunyi suara manusia dengan ruang resonansi.
c. Faring berfungsi saat menelan seperti saat kita bernafas.
Universitas Sumatera Utara
14
d. Laring memiliki fungsi untuk pembentukan suara,sebagai proteksi jalan nafas
bawah dari benda asing dan untuk memfasilitasi proses terjadinya batuk.
2. Saluran Pernafasan Bagian Bawah
Saluran pernafasan bagian bawah terbagi atas :
1. Saluran pernafasan bagian bawah (tracheobronchial tree) terdiri dari Saluran
udara konduktif yaitu trakhea, bronkhus dan bronkhiolus.
2. Saluran respiratorius terminal terdiri dari alveoli,paru-paru,dada,diafragma,
pleura dan sirkulasi pulmoner.
2.2.3 Keluhan Pada Saluran Pernafasan
Gangguan pada fungsi paru biasanya ditandai dengan manifestasi klinik
berupa keluhan atau gejala-gejala pada sistem pernafasan sebagaimana diuraikan
berikut ini :
1. Bersin
Refleks bersin bermanfaat untuk mengeluarkan benda asing yang masuk ke
rongga hidung atau saluran pernafasan bagian bawah.
2. Batuk
Batuk adalah suatu bentuk refleks perlindungan yang mengeluarkan sekret,
lendir atau bahan iritan lainnya dari saluran nafas bagian bawah.
3. Nyeri Dada
Mekanisme pertahanan tubuh,rasa nyeri timbul bila ada jaringan tubuh yang
rusak dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan cara
memindahkan stimulus nyeri,baik nyeri cepat atau nyeri lambat.
Universitas Sumatera Utara
15
4. Sesak Nafas
Sesak merupakan bertambahnya frekuensi pernafasan serta meningkatnya
upaya seseorang untuk bisa bernafas (Tamher & Heryati, 2008).
2.2.4 Patologi Pada Sistem Pernafasan
1. Influenza adalah penyakit yang disebabkan oleh virus influenza. Gejala yang
ditimbulkan antara lain pilek,hidung tersumbat,bersin-bersin dan tenggorokan
terasa gatal.
2. Asma merupakan suatu penyakit penyumbatan saluran pernafasan yang
disebabkan alergi terhadap rambut,bulu,debu atau tekanan psikologis.
3. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang
melibatkan organ saluran pernafasan, hidung, sinus, faring/laring yang
dibedakan atas infeksi pada saluran pernafasan bagian atas dan bagian bawah.
Gejalanya pegal-pegal (myalgia), beringus (rhinorrhea), batuk, sakit kepala
dan sakit pada tenggorokan
4. Infeksi kronis pada paru
Infeksi kronis pada paru dikenal dengan istilah PPOK (Penyakit Paru
Obstruktif Kronis) atau COPD (Chronic Obsructive Pulmonary Disease).
Pada saluran nafas bagian bawah dengan gejala-gejala berupa kesulitan pada
waktu ekspirasi. Penyakit yang ditemukan disini adalah asma, bronkhitis
kronis dan emfisema.
5. ARDS (Acute Respiratori Distress Syndrome) atau Gawat Nafas
Pada keadaan ini, membran alveolus / kapiler mengalami trauma secara difusi
yang mengakibatkan permeabilitasnya meningkat, sehingga berakibat oedem
Universitas Sumatera Utara
16
paru-paru. Atelektasis adalah menciutnya alveolus (kolaps) akibat penekanan.
Sedangkan oedema paru menandai menumpuknya cairan pada jaringan paru
akibat meningkatnya tekanan hidrostatik seperti pada kegagalan jantung kiri.
6. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit paru-paru yang diakibatkan serangan
bakteri mycobacterium tuberculosis.Difusi oksigen akan terganggu karena
adanya bintil-bintil atau peradangan pada dinding alveolus.Jika bagian paruparu yang diserang meluas maka sel-selnya mati dan paru-paru mengecil.
Akibatnya nafas penderita terengah-engah.
7. Kanker paru-paru, mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru. Kanker paruparu dapat menjalar ke seluruh tubuh.Kanker paru-paru sangat berhubungan
dengan aktivitas yang sering merokok. Perokok pasif juga dapat menderita
kanker paru-paru. Penyebab lainnya yang dapat menimbulkan kanker paruparu adalah penderita menghirup debu asbes, radiasi ionasi, produk petroleum
dan kromium (Tamher & Heryati, 2008).
2.2.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pernafasan Berlangsung Normal
1 Suplai oksigen yang adekuat, apabila suplai oksigen terganggu disebabkan
tercampurnya udara yang dihirup dengan gas-gas inert, asap, keracunan CO2
menyebabkan nyeri kepala, sesak nafas, lemah, mual, berkeringat,
penglihatan kabur, pendengaran berkurang dan mengantuk.
2 Saluran udara yang utuh dimana tidak ada hambatan saluran udara yang
mengalirkan O2 melalui trakheabronkhial menuju membran alveolus kapiler.
Universitas Sumatera Utara
17
3 Fungsi pergerakan dinding dada dan diafragma yang normal. Jika fungsi
dinding dada lemah akan mempengaruhi pernafasan.Penyebabnya trauma
pada dinding dada yang mengakibatkan fraktur iga.
4 Adanya alveoli dan kapiler yang bersama-sama berfungsi membentuk unit
pernafasan terminal dalam jumlah yang cukup.
5 Jumlah haemoglobin yang adekuat untuk membawa O2 pada sel-sel tubuh.
6 Suatu sistem sirkulasi yang utuh dan pompa jantung yang efektif.
7 Berfungsinya pusat pernafasan (Soemantri, 2008).
2.3 Rumah Sehat
2.3.1 Pengertian Rumah
Rumah adalah pusat kehidupan keluarga. Bentuk, macam dan keadaan
rumah akan mempengaruhi kesehatan penghuninya. Rumah yang memenuhi
syarat-syarat kesehatan justru akan merugikan kesehatan orang yang
bersangkutan (Chandra, 2007).
Seorang
kader
kesehatan
masyarakat
seyogyanya
mengetahui
bagaimana pola perumahan mempengaruhi derajat kesehatan dan seyogianya
pula seorang kader kesehatan masyarakat itu mampu memberikan penjelasan
tentang bagaimanakah caranya membangun atau mengembangkan rumah yang
sehat dengan maksud untuk menciptakan sebuah lingkungan yang sehat dan
derajat kesehatan yang lebih baik.
Untuk menilai bagaimanakah sebuah rumah yang memenuhi syaratsyarat kesehatan, maka pertimbangkan lima hal berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
18
a. Tempat dimana rumah itu didirikan.
b. Jumlah atau besar ruangan, tata ruang serta ventilasinya.
c. Cara perlindungan terhadap angin dan hujan, panas dan dingin, serangga
serta binatang-binatang lainnya.
d. Bahan-bahan yang digunakan untuk membangun.
e. Bagaimanakah caranya orang-orang memelihara dan memakai rumah
mereka (Chandra, 2007).
2.3.2 Pengertian Rumah Sehat
Sebuah rumah yang sehat tidak harus merupakan rumah yang besar
dan dibuat dengan gaya mutakhir. Rumah-rumah tradisional sering kali dapat
memenuhi selera orang-orang serta kegiatan yang mereka lakukan, justru
biasanya rumah-rumah tradisional itu terasa lebih cocok dengan cuaca
setempat. Telah banyak contoh dilakukan yaitu rumah-rumah tradisional itu
dibuat sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat-syarat kesehatan, misalnya
saja tentang kebersihan, pencahayaan matahari, ventilasi dan sebagainya.
Tentu saja semua itu dapat dilakukan tanpa mengeluarkan banyak biaya
(Chandra, 2007).
2.3.3 Letak Rumah
Letak rumah yang didirikan adalah amat penting artinya bagi
kesehatan. Sebagai contoh adalah, sebuh rumah seyogianya tidak didirikan
didekat tempat dimana sampah-sampah dikumpulkan atau dibuang disitu.
Pertimbangannya adalah karena ditempat pembuangan sampah itu akan
banyak lalat, serangga maupun tikus yang akan membawa kuman-kuman
Universitas Sumatera Utara
19
penyakit. Demikian pula bila air hujan mengenangi tempat tersebut, atau bila
air tanah merembes ke dalam dinding rumah, maka sebagai akibatnya rumah
akan menjadi lembab dan tidak sehat (Chandra, 2007).
Paparan
sinar
matahari
terhadap
tempat
tersebut
sebaiknya
diperhatikan benar, misalnya pada musim kemarau karena amat panas, maka
alangkah baiknya bila memlih rumah yang di kanan kirinya banyak ditumbuhi
pohon-pohonan.sebaliknya pada musim hujan, karena dingin, maka sebaiknya
tempat yang dipilih adalah memungkinkan sinar matahari menyinari dingding
rumah, jadi agar terasa hangat (Chandra, 2007).
Jadi secara umum, rumah yang sehat adalah mempunyai :
a. Ruangan yang cukup sehingga penghuninya tidak terlalu padat, terutama
saat mereka sedang tidur.
b. Pelindung terhadap binatang-binatang buas dan menempatkan binatangbinatang piaraan ke dalam kandang khusus sekurang-kurangnya 10
(sepuluh) meter dari rumah.
c. Mempunyai tempat untuk mandi dan mencuci pakaian serta alat-alat
rumah tangga lainnya dengan limbah rumah tangga yang digunakan
untuk menyirami tanaman di halaman atau di kebun.
d. Mempunyai tempat khusus untuk menyimpan makanan dan minuman
yang dapat diraih secara mudah, namun juga cukup aman dari gangguan
debu, tikus, serangga serta binatang lainnya.
Universitas Sumatera Utara
20
e. Tempat khusus untuk memasak yang menyediakan lubang atau saluran
pembuangan asap di atap rumah. Hal ini perlu agar dapat
memperkecilkan bahaya kebakaran terutama bagi anak-anak.
f. Jendela yang memungkinkan udara segar masuk ke dalam ruangan
sehingga udara kotor atau asap yang berada di dalam rumah segara
terbawa keluar.
g. Tempat-tempat terlindung guna menyimpan barang-barang atau apapun
yang sekiranya tidak perlu diambil atau dilihat oleh anak-anak.
h. Atap yang baik agar terlindung dari air hujan.
i. Dinding dan pintu yang baik agar terlindung dari iklim yang buruk serta
gangguan binatang-binatang.
j. Kaca yang dapat dipasang pada pintu dan jendela serta kelambu yang
dipasang saat tidur. Hal ini penting untuk mencegah gigitan nyamuk.
k. Atap tambahan atau beranda yang dapat digunakan untuk mengurangi
panas matahari pada saat musim kemarau (Chandra, 2007).
2.3.4 Perumahan dan Kesehatan
World Health Organisation (WHO) telah merumuskan sembilan
karakteristik lingkungan perumahan yang dapat memberikan efek penting secara
langsung atau tudak langsung terhadap kesehatan fisik
maupun mental dari
penghuni :
a) Struktur dari rumah yang mencakup (sejauh mana rumah melindungi
penghuni dari panas atau dingin yang ekstrim, kebisingan, masuknya debu,
hujan, serangga, dan rodensia).
Universitas Sumatera Utara
21
b) Sejauh mana suplai air yang memasuki rumah sudah cukup memadai, baik
dari segi kualitatif maupun kuantitatif.
c) Efektifitas sarana pembuangan (dan manajemen selanjutnya) dari ekskreta
dan limbah cair maupun padat.
d) Kualitas lokasi rumah, termasuk sejauh mana secara struktural aman untuk
perumahan dan terlindung dari kontaminasi (dengan demikian, penyediaan
pengaliran air merupakan aspek yang paling penting).
e) Akibat dari kepadatan yang berlebihan, temasuk meliputi kecelakaan rumah
tangga, infeksi melalui udara, penyakit pernafasan akut, pnemonia, dan
tuberkolosis.
f) Adanya pemcemaran udara di dalam rumah yang berkaitan dengan bahan
bakar yang digunakan untuk memasak dan untuk penghangatan.
g) Standar-standar keamanan makanan termasuk sejauh mana tempat tinggal itu
telah memiliki sarana untuk menyimpan makanan serta melindunginya dari
pembusukan serta pencemaran.
h) Vektor-vektor dan hospes-hospes penyakit yang berkaitan dengan lingkungan
domestik dan peri domestik.
Rumah sebagai tempat kerja, dimana pertanyaan-pertanyaan mengenai
kesehatan kerja seperti penggunaan dan penyimpanan bahan-bahan kimia toksik
serta berbahaya dan aspek-aspek kesehatan serta keselamatan keamanan dari
peralatan perlu dipertimbangan (Mukono, 2006)
Perumahan juga memiliki aspek-aspek sosial penting yang mempengaruhi
keamanan dan rasa kesejahteraan dari para penghuni.Ketidakpuasan dengan
Universitas Sumatera Utara
22
perumahan dalam hal karakteristik internal dan dalam hal mutu serta keamanan
dari lingkungan tetangga,dan ketidakcukupan untuk memenuhi kebutuhankebutuhan sosial dari para penghuni mungkin akan berpengaruh penting terhadap
penyakit mental dan masalah-masalah psikososial (Mukono, 2006).
2.4 Kondisi Fisik Rumah
Kondisi fisik rumah adalah keadaan rumah secara fisik dimana orang
menggunakan untuk tempat berlindung yang mempengaruhi derajat kesehatan
manusia.Penyakit atau gangguan saluran pernafasan dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan yang buruk.Lingkungan yang buruk tersebut dapat berupa kondisi
fisik perumahan yang tidak mempunyai syarat seperti ventilasi, kepadatan
penghuni, suhu, kelembaban.Lingkungan perumahan sangat berpengaruh terhadp
terjadinya penyakit saluran pernapasan (Slamet, 2009).
2.4.1 Ventilasi
Menurut Chandra (2007) Ventilasi adalah usaha untuk memenuhi kondisi
atmosfer yang menyenangkan dan menyehatkan manusia. Ventilasi digunakan
untuk pergantian udara. Hawa segar diperlukan dalam rumah guna mengganti
udara ruangan yang sudah terpakai. Udara segar diperlukan untuk menjaga
temperatur dan kelembaban udara dalam ruangan. Guna memperoleh kenyamanan
udara seperti dimaksud di atas diperlukan adanya ventilasi yang baik. Berdasarkan
kejadiannya, maka ventilasi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
23
1) Ventilasi alam
Ventilasi alam berdasarkan pada tiga kekuatan yaitu: daya difusi dari gas-gas,
gerakan angin dan gerakan massa di udara karena perubahan temperatur.
Ventilasi alam ini mengandalkan pergerakan udara bebas (angin), temperatur
udara kelembabannya.Ventilasi alam yaitu jendela, pintu, dan lubang angin.
Ventilasi yang baik minimal 10% dari luas lantai; 5% ventilasi insidentil (dapat
dibuka dan ditutup) dan 5% ventilasi permanen (tetap).
2) Ventilasi buatan
Pada suatu waktu, diperlukan juga ventilasi buatan dengan menggunakan alat
mekanis maupun elektrik.Alat-alat tersebut adalah kipas angin, exhauter dan
AC (air conditioner).
Tidak tersedianya ventilasi yang baik pada suatu ruangan akan
membahayakan kesehatan karena dapat menyebabkan pencemaran oleh bakteri
ataupun pelbagai zat kimia. Adanya bakteri di udara umumnya disebabkan debu,
uap air dan sebagainya yang akan menyebakan penyakit pernapasan (Prasetya,
2005).
Ventilasi yang memenuhi syarat (KepmenKes 1999) tentang Persyaratan
Kesehatan Perumahan, luas penghawaan atau ventilasi alamiah yang permanen
minimal 10% dari luas lantai.
2.4.2 Pencahayaan Alami
Menurut Sastra (2006), Cahaya matahari sangat penting bagi kehidupan
manusia, terutama bagi kesehatan. Selain untuk penerangan cahaya matahari juga
Universitas Sumatera Utara
24
dapat mengurangi kelembaban ruang, mengusir nyamuk, membunuh kuman
penyakit tertentu seperti ISPA, TBC, influenza, penyakit mata dan lain-lain.
Cahaya berperan sebagai gemercid (pembunuh kuman atau bakteri).
Cahaya matahari banyak dimanfaatkan oleh manusia dalam rangka menciptakan
kesehatan yang lebih sempurna, seperti membiarkan cahaya matahari pagi masuk
ke dalam rumah, karena cahaya matahari pagi tersebut banyak megandung sinar
ultraviolet yang dapat mematikan kuman (Azwar, 2002).
Agar dapat memperoleh cahaya yang cukup, setiap ruang harus memiliki
lubang cahaya yang memungkinkan masuknya sinar matahari ke dalam ruangan
baik secara langsung maupun tidak langsung.Sedikitnya setiap rumah harus
mempunyai lubang cahaya yang dapat berhubungan langsung dengan cahaya
matahari, minimal 10% dari luas lantai rumah; 5% dapat dibuka (Prasetya, 2005).
Pencahayaan
alami
yang
memenuhi
syarat
(KepmenKes
1999)
pencahayaan alami dianggap baik jika besarnya antara 60-120 Lux dan buruk jika
kurang dari 60 Lux atau lebih dari 120 Lux.
2.4.3 Lantai
Menurut Achmadi (2008) lantai yang baik harus selalu kering, tinggi lantai
harus disesuaikan dengan kondisi setempat, lantai harus lebih tinggi dari muka
tanah.Ubin atau semen adalah baik.Syarat yang penting disini adalah tidak
berdebu pada musim kemarau dan tidak basah pada musim hujan, sehingga dapat
mencegah terjadinya penularan penyakit terhadap penghuninya.
Lantai rumah sangat penting untuk diperhatikan terutama dari segi
kebersihan dan persyaratan.Lantai dari tanah lebih baik tidak digunakan lagi
Universitas Sumatera Utara
25
karena jika musim hujan akan menjadi lembab sehingga dapat menimbulkan
gangguan terhadap penghuninya dan merupakan tempat yang baik untuk
berkembangbiaknya kuman penyakit, termasuk bakteri penyebab ISPA.
Sebaiknya lantai rumah tersebut dari bahan yang kedap air dan mudah
dibersihkan. Untuk mencegah masuknya air ke dalam rumah, sebaiknya lantai
dinaikkan kira-kira 25 cm dari permukaan tanah (Prasetya, 2005).
Lantai yang baik adalah lantai yang dalam keadaan kering dan tidak
lembab.Bahan lantai harus kedap air, mudah dibersihkan dan tidak menghasilkan
debu (Ditjen PPM dan PL, 2002).
Lantai yang memenuhi syarat (KepmenKes 1999) komponen dan penataan
ruangan rumah sehat dimana lantai kedap air, mudah dibersihkan dan tidak rawan
kecelakaan.
2.4.4 Dinding
Dinding adalah pembatas, baik antara ruangan dalam dengan ruang luar
ataupun ruang dalam dengan ruang dalam yang lain. Bahan dinding dapat terbuat
dari papan, triplek, batu merah, batako, dan lain-lain (Prasetya, 2005).
Dinding berfungsi sebagai pendukung atau penyangga atap, untuk
melindungi ruangan rumah dari gangguan serangga, hujan dan angin, serta
melindungi dari pengaruh panas dan angin dari luar. Bahan dinding yang paling
baik adalah batu, tembok, sedangkan kayu, papan, bambu kurang baik.
Menurut Suryatno (2003) rumah yang berdinding tidak rapat seperti
bambu, papan atau kayu dapat menyebabkan ISPA, karena angin malam langsung
masuk ke dalam rumah. Jenis dinding yang mempengaruhi terjadinya ISPA, selain
Universitas Sumatera Utara
26
itu dinding yang sulit dibersihkan dan penumpukan debu pada dinding,
merupakan media yang baik bagi berkembangbiaknya kuman.
Dinding yang memenuhi syarat (KepmenKes 1999) komponen dan
penataan ruangan rumah sehat dimana dinding rumah sehat harus memiliki
ventilasi, kedap air dan mudah dibersihkan.
2.4.5 Langit-langit
Menurut Sastra (2006), langit-langit merupakan bidang pembatas antara
atap rumah dan ruangan di bawahnya.Langit-langit rumah memiliki banyak
fungsi, fungsi utama dari langit-langit adalah untuk menjaga kondisi suhu di
dalam ruangan akibat sinar matahari yang menyinari atap rumah.Udara panas di
ruang atap ditahan oleh langit-langit sehingga tidak langsung mengalir ke ruang di
bawahnya sehingga suhu ruang dibawahnya tetap terjaga.
Selain menjaga kondisi suhu ruang dibawahnya,langit-langit juga
berfungsi untuk melindungi ruangan-ruangan di dalam rumah dari rembesan air
yang masuk dari atas atap, menetralkan bunyi atau suara yang bising pada atap
pada saat hujan.Selain itu juga langit-langit dapat membantu menutup dan
menyembunyikan benda-benda (seperti: kabel instalasi listrik, telfon, pipa hawa)
dan struktur atap sehingga interior ruangan tampak lebih indah.
Pemilihan bahan langit-langit sebaiknya yang bisa menyerap panas,
sehingga suhu dan kenyamanan udara dalam ruangan tetap terjaga.Langit-langit
dapat menahan rembesan air dari atap dan menahan debu yang jatuh dari atap
rumah (Prasetya, 2005).
Universitas Sumatera Utara
27
Langit-langit yang memenuhi syarat (KepmenKes 1999) bahan bangunan
tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yang dapat membahayakan
kesehatan dan langit-langit harus mudah dibersihkan.
2.4.6 Kepadatan Hunian Rumah
Persyaratan kepadatan hunian rumah (KepmenKes 1999) yaitu luas ruang
tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang dalam 1
ruang tidur kecuali anak dibawah umur 5 tahun.
Kepadatan yang berlebihan seperti itu akan memudahkan penyakitpenyakit seperti tuberkolosis, influnza, dan maningitis ditularkan dari satu orang
ke yang lain.Beberapa penelitian telah mencatat keterkaitan antara infeksi
pernafasan secara umum, kelembaban, dan polusi udara di dalam ruangan , tetapi
sejauh mana infeksi-infeksi ini diperberat oleh kondisi-kondisi lingkungan belum
di ungkapkan secara sepenuhnya pada penelitian-penelitian ini.Infeksi pernafasan
akut, merupakan yang paling banyak dari semua penyakit, semakin dikenal
sebagai penyebab utama tingkat kematian dan morbiditas.Infeksi pernafasan akut
oleh karena bakteri dan virus, bersama dengan tuberkulosis, mengakibatkan 5
juta kematian setiap tahun.Tuberkolosis (sebagian besar di
paru-paru)
menyebabkan lebih dari separuh di antara kematian-kematian ini (Wardhana,
2004).
2.4.7 Kelembaban
Kelembaban yang memenuhi syarat (KepmenKes 1999) kelembapan yang
memenuhi syarat kesehatan dalam rumah adalah 40-70%.
Universitas Sumatera Utara
28
Rumah yang tidak memiliki kelembaban yang memenuhi syarat kesehatan
akan membawa pengaruh bagi penghuninya.Rumah yang lembab merupakan
media yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisme antara lain bakteri, ricketsia
dan virus.Mikroorganisme tersebut dapat masuk ke dalam tubuh melalui udara
(Achmadi, 2008).
Kelembaban yang tinggi dapat menyebabkan membran mukosa hidung
menjadi kering sehingga kurang efektif dalam menghadang mikroorganisme.
Bakteri pneumokokus seperti halnya bakteri lain, akan tumbuh dengan subur pada
lingkungan dengan kelembaban tinggi karena air membentuk >80% volume sel
bakteri dan merupakan hal yang esensial untuk pertumbuhan dan kelangsungan
hidup sel bakteri.Selain itu jika udara terlalu banyak mengandung uap air, maka
udara basah yang dihirup berlebihan akan mengganggu pula fungsi paru (Azwar,
2002).
2.5 Pencemaran Udara
2.5.1 Pengertian Udara
Udara sangat dibutuhkan oleh manusia dan hewan. Udara digunakan
untuk pernapasan, menghirup gas oksigen ke paru-paru yang kemudian
diserap oleh darah, mengandung hemglobin (protein sel darah merah yang
memungkinkan darah mengangkut oksigen), lalu diangkut ke seluruh tubuh
sebagai pemasok oksigen bagi sel-sel tubuh. Udara juga berfungsi untuk
mempertahankan suhu tubuh agar dalam keadaan normal dengan mekanisme
secara fisik (Mudya, 2001).
Universitas Sumatera Utara
29
2.5.2 Pencemaran Udara dan Dampaknya
Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup R.I.
No.KEP 0-3/MENKLH/II/191 menyebutkan:
pencemaran udara adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi
dan atau komponen lain ke udara oleh kegiatan manusia atau proses alam,
sehingga kualitas udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara
menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya
(Kusnanto, 2001).
Pencemaran udara dapat menimbulkan dampak terhadap kesehatan, harta
benda, ekosistem maupun iklim.Umumnya gangguan kesehatan sebagai akibat
pencemaran udara terjadi pada saluran pernafasan dan organ penglihatan.Salah
satu dampak kronis dari pencemaran udara adalah bronchitis dan emphysema
(Kusnanto, 2001).
2.5.3 Sumber Pencemaran
Sumber-sumber pencemaran udara dapat dibagi dalam dua kelompok
besar, sumber alamiah dan akibat perbuatan manusia seperti berikut.
1. Sumber pencemaran yang berasal dari proses atau kegiatan alam.
Contoh : kebakaran hutan, kegiatan gunung berapi, dan lainnya.
2. Sumber pencemaran buatan manusia (berasal dari kegiatan manusia).
Contoh: a. Sisa pembakaran bahan bakar minyak oleh kendaraan bermotor
berupa gas CO,CO2, NO, karbon, hidrokarbon, aldehide, dan Pb.
Universitas Sumatera Utara
30
b. Limbah industri : kimia, metalurgi, tambang, pupuk dan minyak
bumi.
c. Sisa pembakaran dari gas alam , batubara, dan minyak, seperti
asap,debu dan sulfurdioksida.
d. Lain-lain, seperti pembakaran sisa pertanian, hutan, sampah, dan
limbah reaktor nuklir.
2.5.4 Klasifikasi Bahan Pencemaran Udara
Bahan pencemar udara atau polutan dapat dibagi menjadi dua bagian:
1. Polutan Primer
Polutan primer adalah polutan yang dikeluarkan langsung dari sumber
tertentu, dan dapat berupa:
a.
Poltan Gas terdiri dari:
-
Senyawa karbon, yaitu hidrokarbon, hidrokarbon teroksigenasi,
dam karbon oksida CO atau CO2).
-
Senyawa sulfur, yaitu sulfur oksida.
-
Senyawa nitrogen, yaitu nitrogen oksida dan amoniak.
-
Senyawa halogen, yaitu fluor, klorin, hidrogen klorida,
hidrokarbon terklorinasi, dan bromin.
Penyebab terjadinya pencemaran lingkungan di atmosfer biasanya berasal
dari sumber kendaraan bermotor atau industri.Bahan pencemar yang dikeluarkan
antara lain adalah gas NO2, SO2, SO3,ozon,CO,HC, dan partikel debu.
Universitas Sumatera Utara
31
Gas NO2,SO2,HC, dan CO dapat dihasilkan oleh proses pembakaran dari
mesin yang menggunakan bahan bakar yang berasal dari bahan fosil.
2. Partikel
Partikel yang di atmosfer mempunyai karakteristik yang spesifik, dapat
berupa padat maupun suspensi aerosol cair di atmosfer.Bahan partikel tersebut
dapat berasal dari proses kondensasi, proses dispersi misalnya proses
menyemprot/spraying) maupun proses erosi bahan tertentu.Asap (smoke)
seringkali dipakai untuk menunjukkan campuran bahan partikulat (partikulate
matter), uap(fumes), gas, dan kabut (mist).
3. Polutan Sekunder
Polutan sekunder biasanya terjadi karena reaksi dari dua atau lebih bahan
kimia di udara, misalnya reaksi foto kimia.Sebagai contoh disosiasi NO2 yang
menghasilkan NO dan O radikal. Proses kecepatan dan arah reaksinya
dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain:
a) Konsentrasi relatif dari bahan reaktan
b) Derajat fotoaktivitasi
c) Kondisi iklim
d) Topografi lokal dan adanya embun
Polutan sekunder ini mempunyai sifat fisik dari sifat kimia yang tidak
stabil. Termasuk dalam polutan sekunder ini adalah ozon, Peroxy Acyl Nitrat
(PAN), dan formaldehid.
Universitas Sumatera Utara
32
2.5.5 Dampak Pencemaran Udara
Dampak pencemaran udara saat ini merupakan masalah serius yang
dihadapi oleh negara-negara industri.Akibatkan yang ditimbulkan oleh
pencemaran udara ternyata sangat merugikan.Pencemaran tersebut tidak hanya
mempunyai akibat langsung terhadap kesehatan manusia saja, akan tetapi juga
dapat merusak lingkungan lainnya seperti hewan, tanaman, bangunan gedung
lain sebagainya (Kusnanto, 2001).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat pada
tahun 1980, kematian yang disesbabkan oleh pencemaran udara mencapai
angka kurang lebih 51.000 orang.Angka tersebut cukup mengerikan karena
bersaing keras dengan angka kematian yang disebabkan penyakit lainnya,
seperti kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung kanker, AIDS dan
lain sebagainya.
Menurut para ahli, pada sekitar tahun 2000-an kematian yang
disebabkan oleh pencemaran udara akan mencapai angka 57.000 orang per
tahunnya.Selama 20 tahun angka kematian yang disebabkan oleh pencemaran
udara naik mendekati 14% atau mendekati 0,7% per tahun.Selain itu kerugian
materi yang disebabkan oleh pencemaran udara, apabila diukur dengan uang,
dapat mencapai sekitar 12-16 juta US dollar pertahun, suatu angka yang
sangat berarti bila dibelanjakan untuk kesejahteraan umat manusia (Kusnanto,
2001).
Universitas Sumatera Utara
33
2.5.6 Efek Terhadap Kesehatan Manusia Pada Umumnya
Menurut Mukono (2006), baik gas maupun partikel yang berada di atmosfer
dapat menyebabkan kelainan pada tubuh manusia.
Secara umum efek pencemaran udara terhadap individu atau masyarakat
dapat berupa:
a. Sakit, baik yang akut maupun kronis.
b. Penyakit yang tersembunyi,yang dapat memperpendek umur, menghambat
pertumbuhan, dan perkembangan.
c. Menganggu fungsi fisiologis dari:
- Paru
- Saraf
- Transpor oksigen oleh hemoglobin
- Kemampuan sensorik
d. Kemunduruan penampilan, misalnya pada:
- Aktivitas atlet.
- Aktivitas motorik.
- Aktivitas belajar
e. Iritasi sensorik
f. Penimbunan bahan berbahaya dalam tubuh
g. Rasa tidak nyaman (bau)
Universitas Sumatera Utara
34
2.5.7 Efek terhadap Saluran Pernafasan
Secara umum efek pencemaran udara terhadap saluran pernafasan dapat
menyebabkan terjadinya:
a. Iritasi pada saluran pernafasan yang dapat menyebabkan pengerakkan silia
menjadi lambat, bahkan dapat terhenti, sehingga tidak dapat membersihkan
saluran pernafasan.
b. Peningkatan produksi lendir, akibat iritasi oleh bahan pencemar.
c. Produksi lendir dapat menyebabkan penyimpitan saluran pernafasan
d. Rusaknya sel pembunuh bakteri di saluran pernafasan
e. Pembengkakan saluran pernafasan dan meransang pertumbuhan sel, sehingga
saluran pernafasan menjadi menyempit.
f. Lepasnya silia dan lapisan sel selapt lendir.
g. Akibat dari semua hal tersebut diatas, akan menyebabkan terjadinya kesulitan
bernafas, sehingga benda asing termasuk bakteri/mikroorganisme lain tidak
dapat dikeluarkan dari saluran pernafasan dan hal ini akan memudahkan
terjadinya infeksi saluran pernafasan (Mukono, 2006).
2.5.8 Parameter Lain Untuk Indikator Pencemaran Udara
Menurut Prasetya (2005), berikut beberapa parameter lain yang dapat
digunakan untuk menentukan derajat pencemaran udara yang terjadi.
Universitas Sumatera Utara
35
1. Karbon monoksida
Karbon monoksida juga dapat dipakai sebagai parameter untuk indikator
pencemaran udara, terutama yang diakibatkan oleh pembakaran bahan bakar
minyak oleh kendaraan bermotor.
2. Oksidan (O3)
Oksidan misalnya saja ozon (O3), dihasilkan akibat kerja sinar matahari
terhadap asap pembuangan kendaraan bermotor di kota – kota besar.
3. Nitrogen dioksida
Nitrogen dioksida merupakan gas yang dihasilkan baik akibat kegiatan
manusia maupun akibat proses alam semacam aktivitas gunung berapi. Gas ini
dapat dipakai sebagai indikator pencemaran udara.
4. Timah hitam atau timbale
Sering dipakai sebagai bahan untuk menambah kekuatan dan kecepatan mobil
dan biasanya ditambah ke dalam bahan bakar bensin.
2.5.9 Pencemaran Udara di dalam Ruangan
Umumnya daerah perkotaan, 80% dari individu yang tinggal di dalam
ruangan (indoor). diantaranya anak, bayi, orang tua dan penderita penyakit
kronis, waktu tinggal di dalam lebih banyak.Bahan polutan di dalam rumah,
tempat kerja, maupun dalam gedung yang merupakan tempat – tempat umun,
kadarnya berbeda dengan bahan polutan di luar ruangan.Meningkatnya bahan
polutan di dalam ruangan selain dapat berasal dari penetrasi polutan dari luar
ruangan, dapat pula berasal dari sumber polutan di dalam ruangan, seperti asap
rokok, asap yang berasal dari dapur, atau pemakaian obat anti nyamuk.
Universitas Sumatera Utara
36
Sumber lain dari bahan polutan di dalam perlengkapan lainnya yang dibawa
masuk ke dalam rumah dari tempat kerja.
Perbedaan bahan polutan di dalam dan di luar ruangan tergantung dari
beberapa faktor seperti:
a. Gaya hidup individu (life style)
b. Keadaan sosial ekonomi
c. Stuktur gedung
d. Kondisi bahan polutan di dalam dan di luar ruangan
e. Ventilasi dan sistem pendingin ruangan (AC) geografi dan meteorologi
(Mukono, 2006)
Bahan bakar pada umumnya dibakar di api terbuka atau di tungku
tanah liat atau logam sederhana.Tungku tersebut sering diletakkan di atas
lantai sehingga menambah risiko kecelakaan, khususnya kebakaran pada anakanak, dan mengganggu higiene makanan, sering tidak dilengkapi dengan
cerobong. Di daerah dingin (termasuk di daerah pegunungan di negara tropik),
kombinasi pembakaran api secara terbuka atau tungku yang tidak efisien,
tanpa cerobong asap, dan ventilasi yang jelek telah mengakibatkan polusi
udara dalam rumah sehingga mengganggu kesehatan (Kusnanto, 2001).
Konsentrasi dalam rumah bervariasi, sangat umum ditemukan kadar
yang beberapa kali lebih tinggi dari standar pedoman WHO.Dengan
menggunakan tungku-tungku yang lebih baik dengan ventilasi dan cerobong
asap dapat menurunkan emisi partikel yang tersuspensi sampai 60%, karbon
monoksida sampai 86%, dan aldehide sampai 30% (Kusnanto, 2001).
Universitas Sumatera Utara
37
Risiko-risiko kesehatan yang paling serius diakibatkan oleh kebakaran
dan inhalasi asap.Keparahan risiko dari inhalasi asap dipengaruhi oleh lama
dan tingkat pemaparan.Pemaparan terhadap karsinogen dalam emisi dari
kebakaran bahan biomassa telah dikonfirmasi di penelitian-peelitian
melibatkan para subyek terpapar yang mengenakan peralatan untuk memantau
secara perorangan. Wanita yang menghabiskan waktu 2-4 jam sehari di depan
tungku terpapar oleh partikel tersuspensi dan benzoapyrene pada tingkat
tinggi. Pemaparan dapat juga mengakibatkan penurunan fungsi paru, dan pada
tahap lebih lanjut, prevalensi 6 kali lipat lebih tinggi menderita cor pulmonale,
khususnya di daerah pegunungan yang dingin.Bayi dan anak-anak mungkin
sangat terpapar oleh asap karena mereka berada bersama ibu-ibu mereka
selama penyiapan api di tungku dan memasak.Pemaparan ini jika disertai
malnutrisi dapat memperlambat pertumbuhan dan menimbulkan paru-paru
yang lebih kecil serta prevalensi lebih tinggi bronkhitis kronik (Kusnanto,
2001).
2.6 Perilaku
Perilaku manusia sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang
sangat luas. Menurut Benyamin Bloom dalam buku Notoatmodjo (2012),
ranah perilaku terbagi dalam 3 domain, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
38
2.6.1 Pengetahuan (Kognitif)
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah seseorang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over
behavior).Pengetahuan yang dicakup didalam kognitif mempunyai 6 tingkatan,
yaitu:
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebgaia suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap
suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsanagan yang
telah diterima
2. Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebgai suatu kemampuan
untuk
menjelaskan
secara
benar
objek
yang
diketahui
dan
dapat
menginterpretasikan materi secara benar.
3. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.
4. Analisis (analysa)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau subjek
kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam struktur organisasi dan
masih ada kaitannya satu sma lain.
Universitas Sumatera Utara
39
5. Sintesis (syntesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu kemampuan untuk menyususn
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu objek atau materi.Penilaian-penilaian itu
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteriakriteria yang telah ada.
2.6.2
Sikap (attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2012).
Menurut Notoatmodjo, Newcomb salah seorang ahli psikologi sosial mengatakan
bahwa sikap merupakan kesiapan ataiu kesediaan untuk bertindak dan merupakan
pelaksana dari suatu motif tertentu.
Alfort (1954)
didalam buku Notoatmodjo (2012) menjelaskan bahwa
sikap memiliki 3 komponen pokok antara lain:
1. kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep suatu objek.
2. kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
3. kecenderungan untuk bertindak.
- Berbagai tingkatan sikap
Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap juga terdiri dari berbagai
tingkatan, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
40
Dari berbagai tingkat sikap diatas peneliti membahas lebih khusus tentang
sikap “merespon” yaitu memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan
atau menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
Remaja dapat
melakukan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau
mengerjakan tugas untuk pencegahan terhadap Infeksi Menular Seksual
(IMS).
- Ciri-ciri Sikap
a. Sikap seseorang tidak dibawa lahir, tetapi harus dipelajari selama
perkembangan hidupnya.
b. Sikap itu tidak semata-mata berdiri sendiri, melainkan selalu berhubungan
dengan suatu objek, pada umumnya sikap tidak berkenaan dengan suatu
objek saja, melainkan juga dapat berkenaan dengan deret-deretan objek
yang sama.
c. Sikap pada umumnya mempunyai segi-segi motivasi dan emosi, sedangkan
pada kecakapan dan pengetahuan hal ini tidak ada.
2.6.3
Tindakan (Practice)
Tindakan adalah aturan yang dilakukan, melakukan atau mengadakan
aturan-aturan untuk mengatasi sesuatu atau perbuatan.Adanya hubungan yang
erat antara sikap dan tindakan didukung oleh pengertian yang menyatakan
bahwa sikap merupakan kecendrungan untuk bertindak.
Tindakan terlihat menjadi lebih konsisten (serasi, sesuai) dengan sikap
bila sikap individu sama dengan sikap kelompok dimana ia adalah bagiannya
Universitas Sumatera Utara
41
atau anggotanya. Menurut Notoatmodjo (2012), praktek atau tindakan itu
mempunyai beberapa tingkatan yaitu :
1) Persepsi
(perseption)
yaitu
mengenal
dan
memilih
berbagai
objek
sehubungan dengan tindakan yang akan diambil.
2) Respon terpimpin
Dapat melakukan sesuatu dengan urutan yang benar.
3) Mekanisme
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis.
4) Adaptasi (adaptation)
Merupakan suatu proyek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik.
Artinya itu sudah dimodifikasi sendiri tanpa mengurangi kebenaran
tindakannya tersebut.
Dari berbagai tingkat praktek atau tindakan maka peneliti
menjelaskan tentang persepsi dan responden terpimpin dimana persepsi
adalah para ibu yang membawa bayinya untuk imunisasi agar mencegah
terjadinya penyakit tertentu (Notoatmodjo, 2012).
Universitas Sumatera Utara
42
2.7 Kerangka Konsep Penelitian
Variabel Independent
Variabel Dependen
Kondisi Fisik Rumah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Ventilasi
Pencahayaan Alami
Kelembaban
Lantai
Dinding
Langit-langit
Kepadatan penghuni
kamar
Kejadiaan ISPA Pada
Balita
Jarak antara dapur
dengan rumah
responden
Karakteristik Perilaku
Responden yang
menggunakan kayu bakar
1 Pengetahuan
2 Sikap
3 Tindakan
Universitas Sumatera Utara
Download