Hadits Pada Masa Tabi`in A. PENGERTIAN TABI’IN Tabi’in pada asalnya adalah pengikut, sedangkan dalam ilmu hadits tabi’in adalah orang yang bertemu dengan sahabat nabi dalam keadaan beriman dan meninggal dalam keadaan beriman pula, berguru dan belajar kepada sahabat, tetapi tidak bertemu dengan dengan Rasulullah dan tidak pula semasa dengan masa beliau. [1] B. HADITS PADA MASA TABI’IN Pada dasarnya periwayatan yang dilakukan oleh kalangan tabi’in tidak begitu berbeda dengan yang dilakukan oleh para sahabat. Hal ini karena mereka mengikuti jejak para sahabat yang menjadi guru-guru mereka. Hanya saja persoalan-persoalan yang dihadapi oleh mereka berbeda dengan yang dihadapi oleh para sahabat. [2] Tabi’in juga cukup berhati-hati dalam periwayatan hadits, hanya saja beban mereka tidak terlalu berat jika dibandingkan dengan para sahabat. [3] C. TOKOH-TOKOH HADITS PADA MASA TABI’IN Diantara tokoh-tokoh hadits yang termasyhur dalam bidang riwayat adalah: a. Di Madinah ada Said, Urwah, Abu Bakar ibn Abd al-Rahman ibn al-Harits ibn Hisyam, Ubaidullah ibn Abdullah ibn Utbah, Salim ibn Abdullah ibn Umar dll. b. Di Mekkah ada Ikrimah, Atha’ ibn Abi Rabah, Abu az-Zubair, Muhammad ibn Muslim. c. Di Kufah ada as-Sya’bi, Ibrahim an-Nakha’I, al-Qamah an-Nakha’i. d. Di Bashrah ada al-Hasan, Muhammad ibn Sirin, Qatadah. e. Di Syam ada Umar ibn Abd al-Aziz, Qabishah ibn Dzuaib, Makhul Ka’b al-Akbar. f. Di Mesir ada Abu al-Khoir Martsad ibn Abdullah al-Yazini, dan Yazid ibn Habib. g. Di Yaman ada Thaus ibn Kiasan al-Yamani, Wahab ibn al-Munabbih. [4] Akan tetapi pada akhir abad pertama banyak diantara tabiin yang menentang pada penulisan hadits diantaranya adalah Ubaidah bin Amr al-Salmani al-Muradi, Ibrahim bin Yazid al-Taimi, Jabir bin Zaid, dan Ibrahim bin Yazid Al-Nakha’I, Mereka melarang pada penulisan hadits karena: 1. Khawatir pendapatnya ditulis bersisian dengan hadits sehingga tercampur. 2. Larangan tersebut hanya pribadi, sementara murid-muridnya dibiarkan mencatat. 3. Menerima riwayat dari orang yang kapasitasnya tsiqah dan dhabit. [5] D. PUSAT PENGEMBANGAN HADITS BAGI PARA TABI’IN Pusat pengembangan hadits bagi para tabi’in berada di: 1. Madinah Diantara sarjana-sarjana tabi’in yang belajar kepada sahabat-sahabat yang berada di Madinah adalah Said, Urwah, az-Zuhry, Ubaidillah ibn Abdillah ibn Utbah, Ibnu Mas’ud, dll. [6] 2. Mekkah Diantara tabi’in yang belajar pada Mu’adz ialah Mujahid, Ikrimah, Atha’ ibn Rabah, Abu az-Zubair Muhammad ibn Muslim. 3. Bashrah Sarjana-sarjana tabi’in yang yang belajar pada para sahabat antara lain adalah Abu Aliyah, Rafi’ ibn Mihram ar-Riyahi, al-Hasan al-Bishr, Muhammad ibn Sirin, Abu Sya’ta, Jabir ibn Zaid, Qatadah, Mutarraf ibn Abdullah ibn Syikhkhir, dan Abu Bardah ibn Abi Musa. 4. Syam Para tabi’in yang belajar dengan Ubadah ibn Shamit dan Abu Darda ialah Abu Idris alKhaulani, Qabishah ibn Dzuaib, Makhul, Raja’ ibn Haiwah. 5. Mesir Diantara para tabi’in yang belajar dengan para sahabat ialah Abu al-Khair Martsad alYaziny, dan Yazid ibn Abi Habib. [7] 6. Maghribi dan Andalusia Para tabi’in yang muncul di sini adalah Ziyad ibn al-An’am al-Mu’afil, Abdurrahman ibn Ziyad, Yazid ibn Abi Manshur, al-Mughirah ibn Abi Burdah, Fa’af ibn Rafi’, dll. [8] 7. Yaman Para tabi’in yang muncul di sini diantaranya adalah Hammam ibn Munabah, Wahab ibn Munabah, Thawus dan Ma’mar ibn Rasyid. 8. Khurasan Para tabi’in yang muncul di sini diantaranya adalah Muhammad ibn Ziyad, Muhammad ibn Tsabit al-Anshar, dan Yahya ibn Sabih al-Mugri. [9] E. DOKUMEN-DOKUMEN HADITS YANG TERTULIS DARI GENERASI TABI’IN Jika dibandingkan dengan masa sahabat, dokumen-dokumen hadits yang ditulis selama periiode tabi’in jauh lebih banyak, akan tetapi hal seperti ini tidak berlebihan karena jumlah populasi tabi’in lebih banyak dari pada populasi sahabat dan jumlah mereka yang ahli di bidang tulis menulis juga lebih banyak dari pada kalangan sahabat, diantara dokumen-dokumen hadits yang ditulis oleh kalangan tabi’in adalah: [10] ~ Shahîfat Sa’îd ibn Jubair Sa’id ibn Jubair (w.95 H) termasuk seorang tokoh tabi’in yang ahli di bidang qiraah dan tafsir, sejarah, ataupun hadis. Nama lengkapnya adalah Abu Muhammad Sa’id ibn Jubair ibn Hisyam al-Asadiy al-Walibiy. Selain itu, ada juga laporan bahwa ia mempunyai kumpulan hadis-hadis yang diterima dari ‘Abdullah ibn ‘Abbas dan Abdullah ibn Umar. ~ Shahîfat Sulaiman ibn Qais al-Yasykuriy Sulaiman ibn Qais (w.75 H) merupakan salah seorang tabi’in. Nama lengkapnya adalah Sulaiman ibn Qais al-Yasykuriy al-Bashriy. ~ Shahîfat Muhammad ibn ‘Aliy ibn Abî Thâlib-ibn al-Hanafiyah Muhammad ibn ‘Aliy ibn al-Hanafiyah (w. 81 H) termasuk salah seorang putra ‘Aliy ibn Abi Thalib. Nama lengkapnya adalah Abu al-Qasim Muhammad ibn al-Imam ‘Aliy ibn Abi Thalib ‘Abdi Manaf ibn ‘Abd al-Muththalib Syaibah ibn Hasyim ‘Amr ibn Manaf ibn Qushayy ibn kilab al-Qurasyiy al-Hasyimiy al-Madaniy. ~ Kitab Muhammad ibn ‘Aliy al-Bâqir Muhammad al-Baqir (w. 114 H) merupakan salah seorang imam Syi’ah Itsna ‘Asyariyah. Nama lengkapnya adalah Abu Ja’far Muhammad ‘Aliy ibn al-Husain ibn ‘Aliy al-‘Alawiy alFathimiy al-Madaniy al-Baqir. [11] ~ Musnad Imam Zaid Zaid ibn ‘Aliy adalah saudara Muhammad al-Baqir. Ia termasuk salah seorang imam Syi’ah Zaidiyah. Nama lengkapnya adalah Zaid ibn ‘Aliy Zainal al-‘Abidin ibn al-Husain ibn ‘Aliy ibn Thalib Abu al-Husain al-Hasyimiy al-‘Alawiy al-Madaniy. Ada sebagian sumber yang menyebutkan bahwa ia lahir pada sekitar 76 H, namun sebagiab sumber lainnya menyebutkan bahwa ia dilahirkan pada 80 H. Tokoh Syi’ah Zaidiyah ini kemudian wafat pada 122 H. [12] ~ Shahîfat Hammâm ibn Munabbih Hammam ibn Munabbih (w. 131 H) termasuk tokoh tabiin. Nama lengkapnya Hammam ibn Munabbih ibn Kamil ibn Siyah al-Abnawiy al-Shan’aniy. Di antara buku-buku yang muncul pada masa tabi’in adalah: 1. Al-Muwaththa yang ditulis oleh Imam Malik 2. Al-Mushannaf oleh Abdul Razzaq bin Hammam Ash-Shan’ani 3. As-Sunnah ditulis oleh Abd bin Manshur 4. Al-Mushannaf dihimpun oleh Abu Bakar bin Syaybah 5. Musnad Asy-Syafi’i. [13] [1] Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis, Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2010), h.217. [2] G:pertumbuhan-dan-perkembangan-hadis-pada.html diakses pada 05 Juni 2013 [3] G:sejarah-pertumbuhan-dan-perkembangan.html diakses pada 05 Juni 2013 [4] Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis, Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2010), hal 48. [5] G:Sejarah Hadis pada Masa Sahabat dan Tabi’in _ Pusat Kajian Hadis – Jakarta.html diakses pada 05 Juni 2013 [6] Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis,Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2010), hal 49. [7] op.cit., Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, hlm 50. [8] Ilmu Hadis, Munzir Suparta, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), hlm 87 [9] Ilmu Hadis, Munzir Suparta, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), hlm 88. [10] Tadwin Hadis: Kontribusinya Dalam Perkembangan Historiografi Islam, Saifuddin, Banjarmasin: Antasari Press, 2008, hlm. 158. [11] Tadwin Hadis: Kontribusinya Dalam Perkembangan Historiografi Islam, Saifuddin, Banjarmasin: Antasari Press, 2008, hlm 161. [12] Tadwin Hadis: Kontribusinya Dalam Perkembangan Historiografi Islam,Saifuddin, Banjarmasin: Antasari Press, 2008, hlm.162. [13] Ulumul Hadis, Abdul Majid Khon, , (Jakarta: Amzah, 2010), hlm. 54-55.