BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dewasa ini

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Dewasa ini, bisnis kian berfluktuasi dan persaingan bisnis semakin ketat.
Fluktuasi bisnis ini disebabkan oleh ketidakpastian lingkungan bisnis dan
stabilitas perekonomian. Adanya persaingan bisnis antar perusahaan di dalam
industri mendorong perusahaan untuk dapat menghasilkan kinerja terbaik. Dalam
menghadapi kondisi ketidakpastian, setiap perusahaan harus mampu menciptakan
keunggulan kompetitif perusahaan. Apabila perusahaan tersebut mampu
menciptakan keunggulan kompetitif perusahaan, maka perusahaan dapat
menghasilkan nilai ekonomis perusahaan yang lebih baik daripada pesaing
(Barney dan Hesterly,2008). Perusahaan perlu menerapkan konsep manajemen
rantai pasokan secara optimal. Konsep manajemen rantai pasokan merupakan
alternatif
bagi
perusahaan
dalam
menghasilkan
keunggulan
kompetitif
perusahaan.
Manajemen rantai pasokan adalah suatu jaringan organisasi melalui
hubungan upstream dan downstream dalam proses nilai dalam bentuk produk dan
jasa yang ditawarkan dan dikonsumsi oleh konsumen dengan biaya minimum
pada keseluruhan mata rantai pasokan perusahaan (Christopher, 1998 ; Gimenez
dan Ventura, 2003). Dari hasil penelitian Gimenez dan Ventura (2003) disebutkan
bahwa perusahaan yang dapat melakukan implementasi manajemen rantai
pasokan dengan baik akan menghasilkan kinerja yang lebih baik daripada pesaing;
1
lebih responsif dalam memenuhi kebutuhan dan permintaan konsumen secara
umum ataupun secara khusus; dapat mencapai jumlah pengiriman tertentu pada
tanggal tertentu barang tersebut dikirim; dan dapat berkolaborasi dengan baik
dengan para pemasoknya. Oleh karena itu, untuk mencapai keunggulan
kompetitif, perusahaan dapat mengadaptasi pendekatan manajemen rantai pasokan
dan mempertimbangkan keseluruhan mata rantai pasokan dan mempertimbangkan
keseluruhan mata rantai pasokan perusahaan (Gimenez dan Ventura, 2003).
Rantai pasokan menurut Chopra dan Meindl (2011) adalah seluruh pihak
yang terlibat, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam memenuhi
pesanan dan permintaan konsumen. Seluruh pihak yang terlibat tersebut tidak
hanya terdiri dari produsen atau pemasok saja, tetapi juga melibatkan distributor,
tempat penyimpanan, penjual maupun konsumen. Proses rantai pasokan
melibatkan tiga aliran didalamnya, antara lain aliran fisik, aliran dana dan aliran
informasi (Fenies dan Tchernev, 2004). Aliran fisik yang optimal akan
memberikan kepuasan bagi konsumen. Aliran dana yang optimal akan
memberikan kepuasan bagi para pemegang saham sehingga dapat meningkatkan
kelancaran proses rantai pasokan. Aliran informasi dalam rantai pasokan berisi
koordinasi aliran fisik dan aliran dana diantara pihak-pihak dalam susunan rantai
pasokan (Fawcett, 2001). Aliran informasi ini juga melibatkan koordinasi antar
bagian fungsional perusahaan. Setiap bagian memiliki informasi berbeda yang
dapat dialirkan sesuai fungsinya masing-masing dalam proses rantai pasokan.
Bagian keuangan mampu mengatur dan memberikan informasi terkait aliran dana
perusahaan. Bagian produksi mampu mengatur dan memberikan informasi terkait
2
aliran fisik. Bagian sumber daya manusia mampu mengatur personil perusahaan.
Bagian pemasaran mampu memberikan informasi permintaan barang (dengan
menggunakan data historis perusahaan, ataupun perkiraan jumlah permintaan).
Koordinasi yang baik antar bagian fungsional perusahaan, dapat menjadikan
aliran informasi dalam proses rantai pasokan menjadi optimal.
Perusahaan harus mampu menerapkan manajemen rantai pasokan dengan
baik untuk dapat memaksimalkan nilai keseluruhan rantai pasokan. Hal ini berarti
apabila perusahaan dapat memaksimalkan nilai keseluruhan rantai pasokan, maka
perusahaan juga akan mampu memaksimalkan nilai bagi konsumen. Nilai bagi
konsumen adalah persepsi konsumen atas kegunaan produk jadi yang dirasakan
konsumen terhadap biaya yang dikeluarkan oleh konsumen dalam perolehan
produk jadi tersebut. Sedangkan nilai dalam rantai pasokan menurut Chopra dan
Meindl (2011) adalah perbedaan antara kegunaan suatu produk bagi konsumen
dengan biaya rantai pasokan dalam memenuhi permintaan konsumen. Nilai dalam
rantai pasokan ini erat kaitannya dengan supply chain profitability (biasa disebut
dengan supply chain surplus), yang dihasilkan dari selisih pendapatan dengan
biaya di seluruh mata rantai pasokan perusahaan. Supply chain surplus yang
dihasilkan setiap perusahaan akan meningkatkan kinerja perusahaan.
Pengukuran pada kinerja rantai pasokan penting untuk dilakukan
dikarenakan persaingan bisnis tidak hanya terjadi antar perusahaan, namun juga
antar pihak dalam rantai pasokan (Hausman, 2002 dalam Ersuyansah, 2011). Di
dalam jurnal Beamon (1999) dituliskan bahwa terdapat beberapa indikator dalam
pengukuran kinerja pada rantai pasokan. Indikator-indikator tersebut adalah biaya
3
(C), dan kombinasi antara biaya yang dikeluarkan perusahaan dengan pemenuhan
kebutuhan konsumen. Biaya-biaya tersebut meliputi biaya persediaan maupun
biaya operasional perusahaan. Pengukuran kinerja rantai pasokan yang diukur
melalui pemenuhan kebutuhan konsumen adalah
-
waktu tunggu konsumen mulai dari pemesanan barang sampai
dengan barang tersebut diterima oleh konsumen ;
-
kemungkinan adanya stockout, sehingga perusahaan tidak mampu
dalam memenuhi seluruh kebutuhan konsumen ; dan
-
persentase
ketepatan
waktu
pemenuhan
pesanan/kebutuhan
konsumen, dimana pesanan tersebut diantar tidak lebih dari jadwal
pengiriman barang yang dipesan.
Kedua indikator tersebut masih belum dapat diaplikasikan dalam model penelitian
rantai pasokan. Oleh karena itu, Davis (1993) menambahkan kinerja supplier
sebagai indikator pengukuran kinerja rantai pasokan. Pada tahun 1994,
Christopher menambahkan kepuasan konsumen, dan Nicoll menambahkan aliran
informasi sebagai indikator tambahan dalam pengukuran kinerja rantai pasokan.
Kemudian pada tahun 1995, Johnson dan Randolph menambahkan indikator
manajemen resiko sebagai indikator dalam pengukuran kinerja rantai pasokan.
Tabel 1.1 menunjukkan perkembangan model pengukuran kinerja rantai
pasokan yang diadaptasi dari Beamon (1999). Ada beberapa variabel dalam
pengukuran kinerja rantai pasokan, yakni biaya, waktu aktivitas, pemenuhan
kebutuhan konsumen, dan fleksibilitas.
4
Beamon (1999) mengevaluasi bahwa biaya, waktu aktivitas, pemenuhan
kebutuhan konsumen, dan fleksibitas masih belum dapat memenuhi aspek kritis
dari strategic goals perusahaan. Strategic Goals perusahaan melibatkan elemenelemen kunci perusahaan, seperti: sumber daya, output, dan fleksibilitas. Oleh
karena itu, Beamon membagi kinerja rantai pasokan menjadi tiga dimensi
pengukuran, antara lain:
kinerja sumber daya,
kinerja output dan kinerja
fleksibilitas.
Dalam penelitian Sezen (2008), terdapat tiga faktor yang memiliki peran
penting dalam meningkatkan kinerja rantai pasokan. Ketiga faktor tersebut juga
memiliki hubungan terhadap dimensi dalam kinerja rantai pasokan. Oleh sebab
itu, didalam penelitian Sezen, ketiga faktor tersebut menjadi faktor dalam
pengukuran kinerja rantai pasokan. Ketiga faktor yang berhasil diidentifikasi
5
Sezen (2008) antara lain: integrasi rantai pasokan, berbagi informasi dalam rantai
pasokan, dan desain rantai pasokan. Berdasarkan kesimpulan Sezen (2008), ketiga
faktor tersebut akan membantu perusahaan dalam meningkatkan kinerja rantai
pasokan. Sehingga perusahaan akan lebih mudah dalam mencapai keunggulan
kompetitif.
Diera globalisasi ini, industri di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
mampu memberikan kontribusi bisnis yang positif dalam perdagangan di
Indonesia melalui produk yang unik dan inovatif. Produk-produk ini dapat
memberikan nilai tambah bagi konsumen. Hal ini ditegaskan oleh Kepala
Perwakilan Bank Indonesia menurut salah satu artikel dalam situs internet
Solopos. Menurut salah satu artikel dalam situs internet Solopos pada Kamis, 29
November 2012, yang berjudul “Ekonomi DIY Bakal Tumbuh Tertinggi dalam 10
Tahun” menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi DIY pada tahun 2012
berpotensi menembus angka tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Kepala Perwakilan
Bank Indonesia (BI) DIY Mahdi Mahmudi menegaskan bahwa pertumbuhan
tersebut cukup baik karena merujuk pada data 10 tahun terakhir, pertumbuhan
ekonomi DIY umumnya berada di bawah 5,5 % per tahun. Sehingga terdapat
selisih sekitar 1.44% jika dibandingkan dengan jumlah pertumbuhan ekonomi
DIY tahun 2011. Pertumbuhan ekonomi tersebut didukung oleh beberapa sektor
ekonomi, salah satunya adalah sektor industri kreatif.
Pada rencana pengembangan ekonomi kreatif Indonesia 2009 – 2015
dalam studi industri kreatif Indonesia yang dilakukan Departemen Perdagangan
Republik Indonesia (2008) disebutkan bahwa ekonomi kreatif yang mencakup
6
industri kreatif, di beberapa negara saat ini, diyakini dapat memberikan kontribusi
bagi perekonomian bangsa secara signifikan. Indonesia pun melihat bahwa
berbagai subsektor dalam industri kreatif berpotensi untuk dikembangkan, karena
bangsa Indonesia memiliki sumberdaya insani kreatif dan warisan budaya yang
kaya. Definisi industri kreatif menurut Departemen Perdagangan RI (2008) adalah
industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, ketrampilan serta bakat
individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui
penciptaan dan pemanfaatan kreasi dan daya cipta individu tersebut.
Perkembangan industri kreatif sangatlah luas, terutama di daerah Jawa,
khususnya Yogyakarta. Hal ini dikarenakan pengaruh budaya yang masih kental
di daerah ini, khususnya Desa Kasongan. Desa Kasongan memang identik dengan
keramik dan gerabah, dan merupakan sentra industri kerajinan keramik/gerabah
paling besar di Yogyakarta. Sebagian besar penduduknya yang memang bermata
pencaharian sebagai pengrajin keramik, telah menghasilkan berbagai macam
produk seperti guci, vas bunga, patung, celengan, dan satu set meja dan kursi.
Desain, bentuk dan bahan baku yang digunakan disesuaikan dengan tren pasar
yang terdapat pada masa tersebut. Dulu, banyak permintaan produk yang polosan
tanpa warna, seiring berjalannya waktu, permintaan akan produk berwarna yang
menggunakan pasir pantai kian meningkat. Penjualan tertinggi (diluar pesanan)
yang diperoleh pengrajin adalah ketika masa liburan.
Produk keramik dan gerabah di Kasongan memiliki pasar tidak hanya
berasal dari dalam negeri, tetapi juga berasal dari negara tetangga (Malaysia,
Singapura) , Jepang, Korea, Amerika Serikat dan Belanda. Kegiatan produksi
7
hingga penjualan produk keramik dan gerabah di Kasongan mampu menghasilkan
pendapatan yang cukup besar per-tahun, pendapatan pengrajin di Kasongan juga
sangat ditentukan oleh banyaknya pesanan. Kegiatan ekspor dan kerajinan
keramik dan gerabah mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Ringkasan laporan
yang diperoleh dari website:
www.bappeda.bantulkab.go.id,
memberikan
informasi terkait fluktuasi dan perkembangan ekspor kerajinan keramik dan
gerabah dari tahun 2004–2006. Pada tahun 2004, komoditi kerajinan gerabah
menghasilkan volume penjualan(kg) adalah sebesar 779,529.35, dan memiliki
nilai ekspor(US$) sebesar 638,789.92. Tahun 2005 volume penjualan dan nilai
ekspor komoditi gerabah mengalami penurunan, volume penjualan (kg) yang
dihasilkan adalah sebesar 322,272.85, dan nilai ekspor (US$) yang dimiliki adalah
346,069.99. Pada tahun 2006 volume penjualan yang dihasilkan lebih sedikit
dibanding tahun 2005, namun memiliki nilai ekspor paling besar jika
dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya (tahun 2004 dan 2005). Volume (kg)
komoditi kerajinan gerabah yang dihasilkan pada tahun 2006 adalah sebesar
314,987.99, dan nilai ekspor (US$) yang dimiliki adalah sebesar 841,532,56.
Menurut data yang diperoleh dari Kementerian Perdagangan, 14 sektor
yang berada di bawah lingkup industri kreatif (dimana salah satu sub sektornya
adalah industri kerajinan) sekarang ini mulai berkembang semakin mantap dan
memberikan sumbangan cukup besar terhadap peningkatan Produk Domestik
Bruto (PDB), terhitung sejak lima tahun terakhir ini. Kemunculan para pekerja
kreatif dan maraknya beragam jenis peluang usaha kreatif di kalangan masyarakat,
diyakini bakal menjadi kekuatan ekonomi alternatif bagi negara kita. Sejak tahun
8
2007 yang lalu, kegiatan ekspor di 14 sektor industri kreatif selalu menunjukkan
lonjakan yang cukup hebat. Pada tahun 2010 silam, empat belas sektor tersebut
bisa memberikan kontribusi sebesar 7,29% terhadap PDB. Sehingga dapat
dikatakan bahwa sektor industri kreatif DIY
menjadi salah satu pendukung
rencana pengembangan ekonomi kreatif Indonesia 2009 – 2015 dan industri
kreatif khususnya industri kerajinan gerabah dan keramik di Kasongan
memberikan kontribusi pada sektor industri lokal.
Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Kasongan, Bantul atas berbagai
pertimbangan, antara lain : Pertama, desa kasongan merupakan pusat kerajinan
gerabah dan keramik di Yogyakarta. Kedua, industri kerajinan di desa kasongan
memberikan kontribusi pada sektor industri lokal. Ketiga, desa kasongan
merupakan sentra industri kerajinan yang sudah lama menjadi pemain dalam
industri kreatif di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Keempat, industri di desa
kasongan memiliki pangsa pasar yang luas, baik domestik maupun internasional.
Banyaknya pengusaha/pengrajin keramik yang berada di sentra industri
gerabah Kasongan, memicu tingkat persaingan yang tinggi. Harga jual yang
ditetapkan oleh masing-masing pengrajin pun bervariasi. Besar-kecil ukuran
produk dan tingkat kesulitan produksi mempengaruhi penentuan harga jual
produk jadi.
Dengan mempertimbangkan aspek – aspek dan aksesibilitas peneliti, maka
fokus penelitian dilakukan di Desa Kasongan, Bantul, Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY).
9
I.2
Rumusan Masalah
Seperti yang telah dibahas pada bagian latar belakang, industri kreatif di
Indonesia menarik untuk diteliti karena industri kreatif saat ini berada pada tahap
perkembangan. Perkembangan bisnis ini memunculkan persaingan diantara
pelaku usaha di desa kasongan. Berdasarkan fakta yang telah dikemukakan ini, isu
kontekstual dan konseptual dalam penelitian ini adalah :
1.
Persaingan yang tinggi diantara pelaku usaha kerajinan gerabah di
industri Kasongan, Bantul dan harga jual produk kerajinan yang
bervariasi.
2.
Manajemen rantai pasokan yang baik dapat membantu para pelaku
usaha dalam memperoleh keunggulan kompetitif di unit usahanya,
sehingga dapat meningkatkan kinerja di unit usahanya.
I.3
Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, kemudian peneliti mengajukan
beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1.
Apakah terdapat pengaruh antara integrasi rantai pasokan terhadap
kinerja rantai pasokan?
2.
Apakah berbagi-informasi dalam rantai pasokan berpengaruh
terhadap kinerja rantai pasokan?
3.
Apakah desain rantai pasokan berpengaruh terhadap kinerja rantai
pasokan?
10
I.4
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari dilakukannya penelitian ini antara lain:
1.
untuk mengidentifikasi pengaruh penerapan integrasi rantai
pasokan terhadap kinerja rantai pasokan pada salah satu industri
kreatif di Indonesia.
2.
untuk mengidentifikasi pengaruh penerapan berbagi informasi
dalam rantai pasokan terhadap kinerja rantai pasokan pada salah
satu industri kreatif di Indonesia.
3.
untuk mengidentifikasi pengaruh penerapan desain rantai pasokan
terhadap kinerja rantai pasokan pada salah satu industri kreatif di
Indonesia.
I.5
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat bagi praktisi (perusahaan),
bagi penelitian selanjutnya dan bagi akademisi.
Bagi Perusahaan
Penelitian ini dapat dijadikan alternatif masukan bagi perusahaan
dalam
menghasilkan
keunggulan
kompetitif,
dengan
cara
mengimplementasikan integrasi, berbagi informasi dan desain
rantai pasokan yang baik pada manajemen rantai pasokan
perusahaan.
11
Bagi Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan alternatif referensi penelitian
selanjutnya.
Bagi Akademisi
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman
akademisi tentang pengaruh penerapan integrasi, berbagi informasi,
dan desain rantai pasokan terhadap kinerja rantai pasokan.
I.6
Batasan Penelitian
Berdasarkan masalah diatas dan untuk mempermudah dalam pemecahan
masalah, peneliti membatasi masalah yang diteliti sebagai berikut ini:
1.
Variabel – variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
integrasi rantai pasokan, berbagi informasi dalam rantai pasokan,
desain rantai pasokan dan kinerja rantai pasokan.
2.
Penelitian akan dilakukan pada 165 pemilik yang berperan sebagai
pengrajin usaha kerajinan gerabah yang terdapat di Kasongan,
Bantul, Kasihan, Daerah Istimewa Yogyakarta.
3.
Responden yang dipilih adalah pemilik / pengrajin dari setiap gerai
yang memenuhi karakteristik responden dalam penelitian ini.
Pemilik atau pengrajin dipilih karena menurut peneliti mereka
memiliki pengetahuan yang cukup mengenai rantai pasokan bisnis
sehingga dapat mengisi kuesioner dengan baik dan memberi
informasi yang akurat.
12
I.7
Sistematika Penulisan
Penulisan ini terdiri dari 5 bab dan tiap – tiap bab terdiri dari beberapa sub
bab. Secara umum tiap – tiap bab dalam penulisan ini akan dijelaskan sebagai
berikut:
Bab I berisi pendahuluan. Bab I akan dibagi menjadi tujuh (7) sub bab,
antara lain: uraian latar belakang masalah, rumusan masalah, pertanyaan
penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian dan
sistematika penulisan.
Bab II berisi rerangka teori yang membangun penelitian ini. Pembahasan
teori akan dibagi menjadi lima (5) bagian yaitu manajemen rantai pasokan, kinerja
rantai pasokan, integrasi rantai pasokan, berbagi informasi dalam rantai pasokan,
dan desain rantai pasokan. Pada bab ini juga akan dijelaskan secara singkat
mengenai penelitian terdahulu, pengembangan hipotesis dan model penelitian
yang akan digunakan dalam penelitian ini.
Bab III berisi pembahasan mengenai metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini. Pembahasan akan dibagi menjadi tujuh (7) sub bagian, antara
lain: desain penelitian, sumber data penelitian, metode pengumpulan data,
populasi, sampel dan pengambilan sampel; definisi operasional, uji instrumen, dan
analisis data.
Bab IV berisi pembahasan mengenai hasil analisis data yang telah
dilakukan. Data yang dianalisis (diolah) adalah data yang memenuhi syarat
13
analisis. Bagian ini terbagi menjadi 4 antara lain: karakteristik responden, statistik
deskriptif, uji instrumen, dan pengujian hipotesis.
Bab V berisi kesimpulan penelitian dan saran bagi perusahaan yang
rekomendasikan oleh penulis.
14
Download