PERANCANGAN VISUAL WEBSITE “UNMILK” SEBAGAI KAMPANYE KESADARAN SOSIAL MENGENAI FAKTA & MITOS SUSU Visien Vinesa Jln. Raya Duri Kosambi No. 168 N, Jakarta Barat 081992070707 [email protected] Pembimbing: Suprayitno, S.Sn., M.Sn. R.A Diah Resita I. K. Jakti, S.Sn., M.Sn. ABSTRAK Para ahli nutrisi mengetahui bahwa susu tidaklah sesempurna paradigma masyarakat yang telah terbentuk selama bertahun-tahun lewat upaya industri susu dalam memasarkan produknya. Terdapat banyak artikel serta jurnal ilmiah yang telah membahas mengenai masalah ini, namun seringkali masyarakat tidak mengerti akan permasalahan yang dijabarkan dengan menggunakan istilah-istilah ilmiah. Perancangan visual website “UNMILK” diharapkan dapat membantu masyarakat memahami mengenai fakta dan mitos susu dengan visual dan bahasa yang mudah dipahami. (V) Kata Kunci : Fakta & Mitos, Paradigma, Susu, Penyakit Auto-immune, Alergi, Protein Hewani, Lactose Intolerance, Enzim, Pasteurisasi, ASI, Susu Formula, Kalsium, Osteoporosis, Magnesium ABSTRACT Nutritionists know that milk is not as perfect as society’s paradigm that has been shaped over the years through the efforts of dairy industry in marketing their products. There are many articles and scientific journals that have discussed about this issue, but people often do not understand the problems that are elaborated using scientific terms. The visual design of “UNMILK” website is aimed to help people understand the facts and myths of milk with visual elements and easily understood language and terms. (V) Keywords: Facts & Myths, Paradigm, Milk, Auto-immune Diseases, Allergy, Animal Protein, Lactose Intolerance, Enzyme, Pasteurization, Breast Milk, Infant Formula, Calcium, Osteoporosis, Magnesium PENDAHULUAN Susu memiliki persepsi “makanan yang paling sempurna” karena propaganda lewat iklan-iklan menakjubkan dari industri dan badan yang mendukung susu. Mitos susu membuat sebuah kepercayaan bahwa susu sangat penting untuk menyokong pertumbuhan tulang dan gigi pada seseorang, dalam segala usia. Susu dipercaya dapat memenuhi kebutuhan kalsium seseorang perharinya, yang pada nyatanya, tidak semua kalsium dalam susu dapat diserap oleh tubuh karena berbagai alasan ilmiah—protein susu yang sulit dicerna usus, kadar konsumsi kalsium yang tidak seimbang dengan magnesium, kalsium yang justru diambil dari tulang oleh tubuh untuk menetralkan pH dalam darah akibat terlalu banyak mengonsumsi protein susu, dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut ini terjadi akibat ketidaktahuan masyarakat mengenai seluk beluk susu yang lain halnya dengan mi instan, rokok, MSG (monosodium glutamate), junk food, atau produk lainnya yang sudah memiliki tingkat kepedulian tertentu dalam persepsi masyarakat, sehingga terdapat upaya dari masyarakat untuk mengurangi konsumsi produk-produk tersebut walaupun tingkatnya berbeda-beda bagi setiap individu. Masih sedikit buku-buku maupun artikel di internet yang membahas mengenai ini, tentunya yang mengarah pada region Indonesia. Belum ada website khusus yang menghimbau masalah ini dalam bahasa Indonesia dan dengan visual yang menarik. Seringkali ditemukan artikel-artikel berbasis tulisan yang cenderung sulit untuk dimengerti khalayak sasaran pada umumnya. Rumusan Masalah Rumusan masalah dari yang telah teridentifikasi pada subbab sebelumnya ialah bagaimana cara yang persuasif serta efektif—dalam segi pemilihan elemen visual dan juga pemilihan kata-kata yang digunakan—dalam menyampaikan pesan yang bertujuan untuk mengedukasi target sasaran terkait dengan miskonsepsi akan susu. Hal ini diharapkan dapat membuat target sasaran memahami permasalahan tersebut dengan pikiran yang terbuka serta merasa mendapatkan suatu pengetahuan baru yang layak untuk disebarkan kepada orang-orang terdekat mereka. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan, poin-poin yang hendak dituju adalah: - Target sasaran tertarik dalam mempelajari fakta serta miskonsepsi susu oleh karena strategi visual yang diterapkan pada solusi visual - Target sasaran dapat memahami pesan yang ingin disampaikan dengan baik - Target sasaran melakukan aksi penyebaran informasi kepada orang lain dengan bantuan media sosial yang sedang populer dimasyarakat METODE PENELITIAN Metode penelitian mencakup pengumpulan data yang didapatkan melalui kuesioner yang disebarkan kepada masyarakat Indonesia secara acak, disertasi, jurnal ilmiah, wawancara dan artikel dari internet yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas. Kuesioner dimaksudkan untuk memperkuat gagasan mengenai kesalahan persepsi (miskonsepsi) masyarakat mengenai isu ini, dan untuk menentukan target sasaran serta visual yang dianggap paling efektif dalam pelaksanaan strategi komunikasi pesan yang bersangkutan terhadap target sasaran yang ditentukan. Wawanca dilakukan bersama Dr. Arifianto SpA. dan Ibu Susan Hartono, MSc, C.Ht. selaku tokoh yang memahami permasalahan ini dan pernah mendalaminya. Susu Secara Garis Besar Susu dianggap makanan yang paling sempurna. Kita sudah biasa mendengar bahwa susu sapi membentuk tulang dan gigi yang sehat dan kuat. Susu adalah salah satu makanan yang menyuplai protein yang mirip dengan protein tubuh manusia, dan juga memiliki kandungan gizi yang dianggap dapat mencukupi kebutuhan gizi manusia secara keseluruhan yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Dengan banyaknya nutrisi yang terdapat didalam susu, susu dimasukkan kedalam pola makan sehari-hari manusia. Slogan “empat sehat lima sempurna” (sekarang PGS: Pedoman Gizi Seimbang) mungkin sudah tidak asing lagi karena tertanam dalam benak masyarakat Indonesia sejak kecil. Iklan-iklan di televisi, majalah, serta media lainnya telah sangat sukses meyakinkan bahwa susu memiliki peran yang sangat penting bagi kesehatan manusia serta sebagai solusi alternatif bagi orangtua terhadap anak-anak yang susah makan. Berawal sebagai suplemen bagi ASI, susu sapi seiring dengan berjalannya waktu perlahan menggeser peran ASI dalam kebutuhan utama bayi. Sekarang ini juga terdapat banyak macam susu yang diproduksi oleh produsen susu. Mulai dari susu bagi yang berusia bawah 6 bulan, bawah satu tahun, bawah tiga tahun, anak-anak, remaja yang ingin cepat tinggi, cepat gemuk, cepat kurus, wanita dewasa yang tidak ingin terkena osteoporosis, wanita hamil, ibu menyusui, sampai pada pria yang ingin bentuk tubuh ideal bak atlet binaraga. Padahal, pada spesies mamalia—kecuali manusia dan kucing peliharaan—tidak ada yang melanjutkan konsumsi susu setelah masa penyapihan. Sesungguhnya susu sapi diperuntukkan bagi anak sapi, yang tumbuh kembang sesuai dengan komponen gizi yang terdapat dalam susu sapi, sebagaimana manusia yang tumbuh kembangnya sesuai dengan komponen gizi yang terdapat dalam ASI. Orang-orang yang menganggap susu sebagai “makanan yang sempurna” seringkali tidak menyangka bahwa susu adalah produk komersial dengan berbagai kekurangan dan risiko potensial. Pada dasarnya segala sesuatu yang dikonsumsi berlebihan pasti akan memberikan dampak negatif. Banyak produk yang sudah diketahui masyarakat luas dampak negatifnya seperti junk food, minuman soda, rokok, pemanis buatan yang terdapat dalam kudapan-kudapan manis, penyedap makanan, dan lain sebagainya. Alasan utama manusia mengonsumsi susu dan produk olahannya dikarenakan oleh kadar kalsium yang dikandungnya sehingga dikonsumsi dalam tingkat yang cukup tinggi daripada bahan makanan penyedia kalsium lainnya. Namun protein hewani yang tinggi, lemak, pestisida, dan hormon pertumbuhan yang terinjeksi didalamnya membuat susu semakin tidak disarankan untuk dikonsumsi. Menurut hasil survey yang dilakukan penulis, serta hasil-hasil survey yang dilakukan oleh berbagai pihak lain yang pernah melakukan penelitian terhadap isu yang serupa, sangat jarang orang-orang yang mengetahui bahwa susu tidaklah sesempurna itu. HASIL DAN BAHASAN Visual Berangkat dari big idea “informing innovativelyUNMILK innovativelly”, website “UNMILK” merupakan website yang akan memberikan informasi mengenai fakta dan mitos susu tentunya melalui visual yang menjelaskan hal-hal yang selama ini tidak kasat mata sehingga target sasaran Formatted: Font: Times, Do not check spelling or grammar dapat memahaminya dengan lebih mudah. Tentunya dengan menggunakan elemen-elemen visual yang tidak akan terlihat menyenangkan, karena yang disampaikan adalah berupa fakta-fakta yang jauh dari apa yang selama ini orang pahami. Penggunaan ilustrasi sebagai elemen visual utama. Ilustrasi vektor untuk memudahkan penjelasan berbagai grafik dan diagram, serta untuk menjelaskan berbagai istilah ilmiah biologis, dan kimiawi. Ilustrasi bertujuan untuk mempermudah penyampaian informasi melalui situs web karena graphical assets yang sudah dibuat akan digerakkan dengan teknologi web modern. Gambar 1. Logo “UNMILK” Logo “UNMILK” menggunakan typeface yang tetap menggambarkan susu, namun dengan bentuk tetesan susu yang bergerak keatas dan bukannya kebawah. Pergerakan yang terbalik ini mencerminkan nama “UNMILK” yang bertujuan memutarbalikkan paradigma susu (milk) menjadi unmilk. Gambar 2. Halaman landing website “UNMILK” Formatted: Font: Times, Not Bold, Italic, Indonesian, Do not check spelling or grammar Gambar 3. Halaman landing website “UNMILK” setelah discroll. Gaya presentasi infografis, seamless horizontal scrolling Gambar 4. Halaman website “UNMILK” yang menunjukkan depth of field Formatted: Font: Times, Not Bold, Italic, Indonesian, Do not check spelling or grammar Gambar 5. Halaman website “UNMILK” yang menunjukkan storytelling Formatted: Font: Times, Not Bold, Italic, Indonesian, Do not check spelling or grammar Media Promosi Grafis Media Sosial Media sosial digunakan sebagai alat untuk menyebarkan kegerakan “UNMILK” dengan lebih mudah. Untuk menunjang kegiatan ini, maka grafis yang serupa diterapkan pada Facebook® Fan Page dan Twitter® “UNMILK” Formatted: Font: Times, Do not check spelling or grammar, Superscript Formatted: Font: Times, Do not check spelling or grammar, Superscript Gambar 6. Facebook® Fan Page “UNMILK” Formatted: Font: Times, Italic, Indonesian, Do not check spelling or grammar, Superscript Formatted: Centered, Space After: 0 pt, Line spacing: 1.5 lines Gambar 7. Twitter® Fan Page “UNMILK Brosur Gambar 8. Flyer “UNMILK” Brosur Gambar 9. Brosur Poster Gambar 10. Poster “UNMILK” X-Banner Gambar 11. X-Banner “UNMILK” Notes Gambar 12. Notes “UNMILK” Pin Gambar 13. Pin “UNMILK” Sticker Gambar 14. Sticker “UNMILK” Cutting Sticker Gambar 15. Cutting Sticker “UNMILK” Metallic Tumbler Gambar 16. Metallic Tumbler “UNMILK” T-shirt Gambar 17. T-shirt “UNMILK” Seal Gambar 18. Seal “UNMILK” Paperbag Gambar 19. Paperbag “UNMILK” SIMPULAN DAN SARAN Artikel serta jurnal ilmiah mengenai susu serta nutrisi pada umumnya memang dapat menjelaskan secara mendetail dan dapat memaparkan data-data statistikc yang ada dengan sederhana. Namun, dengan didukung oleh visual yang memadai, materi dapat disampaikan kepada target sasaran diluar dari jangkauan artikel serta jurnal ilmiah yang mungkin bahasanya sulit dimengerti oleh beberapa kalangan. Kehadiran website visual “UNMILK” diharapkan dapat menjelaskan perihal yang tidak kasat mata (proses biologis serta kimiawi) secara lugas dan praktis, juga inovatif karena menggunakan tren web terbaru sehingga memungkinkan tautan untuk menyebarluas secara cepat. Perancangan visual ini diharapkan dapat membantu pembaca maupun calon peneliti berikutnya yang akan melakukan penelitian serupa. Saran untuk kedepannya adalah calon peneliti dapat membahas mengenai akibat dari propaganda media sehingga menjadikan susu dipandang oleh masyarakat seperti yang sekarang sedang terjadi sekarang ini. Formatted: Font: (Default) Times, Not Bold, Italic, Font color: Auto, Indonesian, Do not check spelling or grammar REFERENSI PENULIS Irdam, A. (2010). Analisis Produksi dan Konsumsi Susu Serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Susu di Indonesia. Jakarta: UPPM-STIS. Barnard, N. D. (2003). The Milk Debate Goes On and On and On! PEDIATRICS , 112 (2), 448. Chan, J. M., Stampfer, M. J., Ma, J., H, G. P., Gaziano, J. M., & Giovannucci, E. L. (2001). Dairy products, calcium, and prostate cancer risk in the Physicians' Health Study. Am J Clin Nutr , 74 (4), 549-554. Tucker, K. L., Hannan, M. T., Chen, H., Cupples, L. A., Wilson, P. W., & Kiel, D. P. (1999). Potassium, magnesium, and fruit and vegetable intakes are associated with greater bone mineral density in elderly men and women. Am J Clin Nutr , 69 (4), 727-736. Feskanich, D., Willett, W. C., & Colditz, G. A. (2003). Calcium, vitamin D, milk consumption, and hip fractures: a prospective study among postmenopausal women. Am J Clin Nutr , 77 (2), 504511. Lanham, S. A. (2006). Fruit and vegetables: the unexpected natural answer to the question of osteoporosis prevention? Am J Clin Nutr , 83 (6), 1254-1255. Kroenke, C. H., Kwan, M. L., Sweeney, C., Caan, A. C., & J., B. (2013). High- and Low-Fat Dairy Intake, Recurrence, and Mortality After Breast Cancer Diagnosis. JNCI J Natl Cancer Inst , 105 (9), 616-623. Torniainen, S., Hedelin, M., Autio, V., Rasinperä, H., Bälter, K. A., Klint, Å., et al. (2007). Lactase Persistence, Dietary Intake of Milk, and the Risk for Prostate Cancer in Sweden and Finland. Cancer Epidemiol Biomarkers Prev , 16, 956. Lloyd, T., Chinchilli, V. M., Johnson-Rollings, N., Kieselhorst, K., Eggli, D. F., & Marcus, R. (2000). Adult Female Hip Bone Density Reflects Teenage Sports–Exercise Patterns But Not Teenage Calcium Intake. PEDIATRICS , 106 (1), 40-44. FAO/WHO. (2002, March 12). Report of a joint FAO/WHO expert consultation of Human Vitamin and Mineral Requirements. Dipetik Mei 21, 2014, dari ftp://ftp.fao.org/es/esn/nutrition/Vitrni/vitrni.html Frassetto, L. A., Todd, K. M., Morris, R. C., & Sebastian, A. (2000). Worldwide Incidence of Hip Fracture in Elderly Women: Relation to Consumption of Animal and Vegetable Foods. Journal of Gerontology: MEDICAL SCIENCES , 55A (10), M585-M592. TC, C., & TM, C. (2005). The China study: the most comprehensive study of nutrition ever conducted and the startling implications for diet, weight loss and long-term health. Dallas, TX, USA: Benbella Books. D, M., H, P., A, S., & JM, S. (1992). Correlation between milk and dairy product consumption and multiple sclerosis prevalence: a worldwide study. Neuroepidemiology, 11 (4-6), 304-12. D, F., WC, W., MJ, S., & GA, C. (1997). Milk, dietary calcium, and bone fractures in women: a 12year prospective study. Am J Public Health , 87 (6), 992-7. BJ, A., TR, H., & KL, I. (1992). Cross-cultural association between dietary animal protein and hip fracture: a hypothesis. Calcif Tissue Int. , 50 (1), 14-8. Barzel, U. S., & Massey, L. K. (1998). Excess Dietary Protein Can Adversely Affect Bone. J. Nutr , 128 (6), 1051-1053. Circus, M. (2009, December 8). Calcification and Its Treatment with Magnesium and Sodium Thiosulfate. Dipetik May 21, 2014, dari Dr Sircus.com: http://drsircus.com/medicine/magnesium/calcification-and-its-treatment-with-magnesium-andsodium-thiosulfate Weise, E. (t.thn.). Most Adults Can't Digest Milk. Dipetik May 21, 2014, dari ABC News: http://abcnews.go.com/Health/WellnessNews/story?id=8450036 Nordqvist, C. (2014, February 24). What is lactose intolerance? What causes lactose intolerance? Dipetik March 5, 2014, dari Medical News Today: http://www.medicalnewstoday.com/articles/180120 Hidayati, K. R., Rustiana, E. D., & Itsnaini, N. H. (2013). Kelainan Metabolisme Karbohidrat: Intoleransi Laktosa. Surakarta: Disertasi tidak diterbitkan. Program Studi Gizi D3 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. ProCon. (2008, September 4). Should People Who Are Lactose Intolerant Consume Milk Anyway? Dipetik March 5, 2014, dari ProCon: http://milk.procon.org/view.answers.php?questionID=000837#answer-id-004331 HowStuffWorks. (2009, July 1). Enzymes. Dipetik May 21, 2014, dari HowStuffWorks: http://science.howstuffworks.com/dictionary/chemistry-terms/enzymes-info.htm Harvard School of Public Health. (t.thn.). Food Pyramids and Plates: What Should You Really Eat? Dipetik Mei 21, 2014, dari Harvard School of Public Health: http://www.hsph.harvard.edu/nutritionsource/pyramid-full-story/ Harvard School of Public Health. (t.thn.). Calcium and Milk. Dipetik Mei 21, 2014, dari Harvard School of Public Health: http://www.hsph.harvard.edu/nutritionsource/what-should-youeat/calcium-and-milk/ Chen, A. (2014, January 30). Comparison of Human Breast Milk Nutrition to Goat's Milk & Cow's Milk. Dipetik March 5, 2014, dari LiveStrong: http://www.livestrong.com/article/339040comparison-of-human-milk-to-goat-milk-cow-milk-nutrition/ Hyman, M. (2013, July 11). Got Proof? Lack of Evidence for Milk's Benefits. Dipetik March 5, 2014, dari Huffington Post: http://www.huffingtonpost.com/dr-mark-hyman/milk-healthbenefits_b_3551079.html Torres, M. (2013, January 28). Why Do Humans Still Drink Milk? Dipetik March 5, 2014, dari Prevent Disease: http://preventdisease.com/news/13/012813_Why-Do-Humans-Still-DrinkMilk.shtml Goldschmidt, V. (t.thn.). Debunking The Milk Myth: Why Milk Is Bad For You And Your Bones. Dipetik March 4, 2014, dari Save Our Bones: http://saveourbones.com/osteoporosis-milk-myth/ Green, M. Z. (2012, January 3). 8 Reasons You Should Stop Drinking Milk Now. Dipetik March 4, 2014, dari HowStuffWorks: http://health.howstuffworks.com/wellness/foodnutrition/facts/environmental-health-reasons-dairy.htm Mooers, D. (2013, January 21). Milk and Acne: Does Milk Cause Acne? Dipetik March 4, 2014, dari Clear Skin Forever: Curing Acne With Diet and Lifestyle: http://www.clearskinforever.net/milk-acne-does-milk-cause-acne/ Alan Goldhamer, D. (1997, October 15). No Body Needs Milk. Dipetik March 5, 2014, dari T. Colin Campbell Center for Nutrition Studies: http://nutritionstudies.org/no-body-needs-milk/ Kotz, D. (2013, July 8). How much milk do we really need? Dipetik March 5, 2014, dari The Boston Globe: http://www.bostonglobe.com/lifestyle/health-wellness/2013/07/07/how-much-milk-reallyneed/G3j9Lu15FpTeJc8Pomg0nK/story.html Wahyuningsih, M. (2011, January 27). 4 Sehat 5 Sempurna Tinggal Sejarah, Diganti dengan PGS. Dipetik March 4, 2014, dari Detik Health: http://health.detik.com/read/2011/01/27/142244/1555856/763/4-sehat-5-sempurna-tinggal-sejarahdiganti-dengan-pgs Oski, F. A. (2013). Don't Drink Your cxd. Noura Books. Shinya, H. (2010). The Enzyme Factor: How to Live Long and Never be Sick. Council Oak Books. Lebang, E. (2012). Mitos dan Fakta Kesehatan. Indonesia: Kompas. Lane, S., Sells, T., Tobenkin, S. (Produser), Lane, S. (Penulis), & Lane, S. (Sutradara). (2011). The Milk Documentary: Got the Facts on Milk? [Gambar Hidup]. USA. TV, M. (2013, October 13). 360 Metro TV: Apakah kita memerlukan susu? Indonesia. Safanayong, Y. (2006). Desain Komunikasi Visual Terpadu. ARTE INTERMEDIA. Garrett, J. J. (2010). The Elements of User Experience: User-Centered Design for the Web and Beyond. New Riders. Walter, A. (2011). Designing for Emotion. A Book Apart. Bosler, D. (2012). Mastering Type: The Essential Guide to Typography for Print and Web Design. HOW Books. Triedman, K., & Cullen, C. D. (2002). Color Graphics: The Power of Color in Graphic Design. Rockport Publishers. Stone, T. L. (2008). Color Design Workbook: A Real World Guide to Using Color in Graphic Design. Rockport Publishers. Cogdon, A. (2013). #Brand Values. CCT Creative. RIWAYAT PENULIS Visien Vinesa, lahir di Jakarta, 22 Desember 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 Desain Komunikasi Visual di Universitas Bina Nusantara pada tahun 2014. Saat ini bekerja sebagai freelance web designer & front-end developer.