BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran mengandung arti luas karena membahas mengenai masalah yang terdapat dalam perusahaan dan hubungannya dengan perdagangan barang dan jasa. Menurut Kotler & Keller (2012 : 27) : Marketing is about identifying and meeting human and social needs. (Pemasaran adalah tentang bagaimana mengidentifikasi dan memenuhi keinginan manusia). 2.2 Pengertian Manajemen Pemasaran Manajemen pemasaran merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan yang ditujukan untuk mengatur proses pertukaran. Menurut Kotler & Keller (2012 : 27) : Marketing Management as the art and science of choosing target markets and getting, keeping, and growing customers trough creating, delivering, and communicating superior customer value. (Manajemen Pemasaran adalah seni dan ilmu di dalam memilih pasar sasaran serta meraih, mempertahankan, dan menumbuhkan pelanggan melalui penciptaan, penghantaran, dan pengkomunikasian nilai pelanggan yang unggul). 9 Menurut The American Marketing Association : Marketing management sebagai “the activity, set of institutions, and process for creating, communicating, delivering, and exchanging offerins that have value for customers, clients, partners, and society at large”. (aktifitas, seluruh bagian perusahaan, dan proses untuk membuat, mengkomunikasikan, memberikan, dan menciptakan pertukaran yang memiliki nilai bagi pelanggan, klien, mitra, dan masyarakat luas). 2.3 Bauran Pemasaran Tugas pemasar adalah merencanakan aktivitas-aktivitas pemasaran dan membentuk program pemasaran yang terintegrasi penuh untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menghantarkan nilai kepada pelanggan. Menurut Kotler & Keller (2012 : 47 – 48) : The Four Ps Components of the Marketing Mix (Komponen 4 P Bauran Pemasaran) : a. Product : Product variety, Quality, Design, Features, Brand name, Packaging, Sizes, Services, Warranties, and Returns. (Variasi produk, Kualitas, Desain, Fitur, Nama merek, Kemasan, Ukuran, Pelayanan, Jaminan, dan Pengembalian). b. Price : List price, Discounts, Allowances, Payment period, and Credit terms. (Daftar harga, Diskon, Tunjangan, Periode pembayaran, dan Ketentuan kredit). c. Place : Channels, Coverage, Assortments, Locations, Inventory, and Transport. (Saluran distribusi, Sebaran pelanggan dalam suatu wilayah, Aneka pelanggan, Lokasi, Persediaan, dan Pengiriman). d. Promotion : Sales promotion, Advertising, Sales force, Public relations, and Direct marketing. (Promosi penjualan, Periklanan, Tenaga penjual, Hubungan masyarakat, dan Pemasaran langsung). 10 Updating The Four Ps of Modern Marketing Management : a. People : reflects, in part, internal marketing and the fact that employees are critical to marketing success. Marketing will only be as good as the people inside the organization. It also reflects the fact that marketers must view consumers as people to understand their lives more broadly, and not just as they shop for and consume products and service. (menggambarkan, sebagian, pemasaran internal dan fakta bahwa karyawan adalah penentu bagi keberhasilan pemasaran. Pemasaran hanya akan berjalan baik dengan orang di dalam organisasi. Ini sebenarnya juga mencerminkan bahwa pemasar harus melihat konsumen sebagai orang untuk memahami kehidupan mereka secara lebih luas, dan bukan hanya saat mereka berbelanja dan mengkonsumsi produk dan jasa). b. Performance : We difine performance as in holistic marketing, to capture the range of possible outcome measures that have financial and nonfinancial implications (profitability as well as brand and customer equity), and implications beyond the company itself (social responsibility, legal, ethical, and community related). (Kami mengartikan performance seperti pada pemasaran holistik, untuk menangkap berbagai hasil pengukuran yang mungkin memiliki implikasi keuangan dan nonkeuangan (profitabilitas serta ekuitas merek dan pelanggan), dan implikasinya di luar perusahaan itu sendiri (tanggung jawab sosial, hukum, etika, dan masyarakat terkait). c. Process : reflects all the creativity, discipline, and structure brought to marketing management. Marketers must avoid ad hoc planning and decision making and ensure that state-of-the-art marketing ideas and concepts play and appropriate role in all they do, in mutually beneficial long-term relationships. Another important set of processes guides the firm in imaginatively generating insights and breakthrough products, services, and marketing activities. (menggambarkan semua kreatifitas, disiplin, dan struktur di dalam manajemen pemasaran. Pemasar harus menghindari perencanaan yang tidak pasti dan pengambilan keputusan dan memastikan bahwa suatu seni ide-ide pemasaran dan konsep yang berjalan dan peran yang tepat semua yang mereka lakukan, saling menguntungkan dalam hubungan jangka panjang. Seluruh rangkaian proses penting dalam menjalankan 11 perusahaan untuk menghasilkan wawasan imajinatif dan produk baru, jasa, dan kegiatan pemasaran). d. Programs : reflects all the firm’s consumer-directed activities. It encompasses the old four Ps as well as a range of other marketing activities that might not fit as neatly into the old view of marketing. Regardless of whether they are online or offline, traditional or nontraditional, these activities must be integrated such that their whole is greater than the sum of their parts and they accomplish multiple objectives for the firm. (menggambarkan seluruh kegiatan perusahaan dalam mengelola konsumen. Ini meliputi 4 P lama serta berbagai kegiatan pemasaran lainnya yang mungkin tidak cocok lagi dengan pemasaran lama. Terlepas dari apakah mereka sedang online atau offline, tradisional atau nontradisional, kegiatan ini harus terintegrasi sehingga secara keseluruhan konsumen mendapat lebih besar dari jumlah bagian-bagian mereka dan mencapai tujuan bagi perusahaan). 2.4 Pengertian Persepsi Menurut Kotler (2009) : Persepsi adalah sebuah proses di mana seseorang individu memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi informasi yang masuk untuk membuat gambaran tentang sebuah hal. Perilaku konsumen kerap kali dipengaruhi oleh empat faktor utama, yaitu kebudayaan (budaya, kelas sosial), social (kelompok, keluarga, dan status masyarakat), personal (umur, pekerjaan, ekonomi, gaya hidup, kepribadian), psikologi (motivasi, persepsi, proses belajar, kepercayaan). Dan persepsi sendiri merupakan salah satu faktor utama untuk mempengaruhi perilaku konsumen. Setiap orang memiliki lima panca indera, dan dari semua indera tersebut akan diperoleh berbagai informasi. Tetapi apakah setiap orang akan mempunyai informasi yang sama terhadap satu obyek. Itu belum tentu terjadi, 12 dan hal itulah yang akan membuat setiap orang mempunyai pandangan atau persepsi yang berbeda – beda meskipun obyeknya sama. 2.5 Proses Pembentukan Persepsi Persepsi dipengaruhi tidak hanya dari rangsangan panca indera saja, melainkan juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitar dan kondisi setiap individu. Setiap orang bisa memiliki perbedaan persepsi terhadap sebuah obyek yang sama dikarenakan oleh tiga proses pembentukan persepsi (Kotler, 2009), yaitu : 1) Selective Attention Apabila kita amati setiap orang dapat melihat atau menerima informasi yang sangat banyak dalam satu hari. Tetapi permasalahanya tidak setiap informasi tersebut dapat diterima dengan baik, hanya beberapa saja yang bisa diingat dan diperhatikan. Oleh sebab itu ada berbagai hal yang menyebabkan seseorang dapat lebih tertarik pada suatu informasi yaitu : a. Seseorang akan lebih tertarik pada informasi yang berhubungan dengan kebutuhan sekarang. b. Seseorang dengan akan lebih menyukai informasi yang sesuai informasi apa yang sudah diantisipasinya.Seseorang lebih menyukai hal-hal yang 13 mempunyai standard deviasi yang tinggi yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan. 2) Selective Distortion Setiap informasi yang kita dapatkan tidak selalu mendukung pemikiran kita terhadap suatu obyek. Tetapi ada kecenderungan apabila kita mempunyai cara pemikiran yang kuat terhadap suatu obyek, kita bahkan bisa memutarbalikkan informasi yang tidak mendukung tersebut menjadi informasi yang mendukung kita untuk menuju ke obyek yang kita harapkan. 3) Selective Retention Seseorang pasti akan melupakan banyak hal yang sudah dipelajarinya. Ada kecenderungan mereka lebih mengingat informasi–informasi yang mendukung perilaku dan kepercayaan mereka. 2.6 Retail dan Bauran Eceran (Retailing Mix) Retail adalah semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan barang atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi bukan penggunaan bisnis. Menurut Utami (2010) : Retail merupakan perangkat dari aktivitas-aktivitas bisnis yang melakukan penambahan nilai terhadap produk-produk dan layanan penjualan 14 kepada para konsumen untuk penggunaan atau konsumsi perseorangan maupun keluarga. Dalam memilih retail store, pembeli mempertimbangkan banyak hal. Faktor utama yang diperhatikan adalah yang berkaitan dengan kebutuhan ekonominya. Di pihak lain kebutuhan emosional (seperti gengsi), juga kadang kala mempengaruhi pilihannya. Faktor-faktor ekonomi yang relevan dalam memilih retail store antara lain meliputi : a. Harga. Ada retail store yang memasang harga mati (seperti department store dan supermarket) dan adapula yang menetapkan harga fleksibel atau dapat ditawar (seperti discount store). b. Kemudahan. Seperti kemudahan parkir, bisa cepat pergi setelah bayar, dan mudah mencari barang yang diinginkan (meliputi proses menemukan, membandingkan, dan memilih). c. Kualitas produk yang ditawarkan. d. Bantuan wiraniaga. Apakah harus swalayan, membantu secara pasif, atau membantu secara aktif. e. Reputasi kejujuran dan kewajaran dalam jual beli. f. Nilai yang ditawarkan, yaitu perbedaan total customer value dan total customer cost. Total customer value adalah sekumpulan manfaat yang diharapkan pelanggan dari produksi meliputi product value (misalnya, keandalan, daya tahan/keawetan, unjuk 15 kerja), service value (penyerahan barang, pelatihan, instalasi, perawatan, reparasi), personel value (kompetensi, responsive, empati, dapat dipercaya) dan image value (citra perusahaan). Sedangkan total customer cost dari harga yang dibayarkan, biaya waktu, dan biaya tenaga. g. Jasa-jasa yang ditawarkan seperti pengiriman barang gratis, pembelian kredit, dan bisa mengembalikan atau menukar barang yang sudah dibeli. Menurut Ma’ruf (2005) : Unsur-unsur bauran eceran (retailing mix), dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Produk (product). Produk-produk yang dijual pengecer di dalam gerainya disebut merchandise. Merchandise adalah salah satu unsur dari bauran pemasaran retail (retail marketing mix) adalah proses penyediaan barang-barang yang sesuai dengan bisnis yang dijalani oleh pengecer (produk berbasis makanan, pakaian, barang kebutuhan rumah tangga, produk umum, dan lain-lain ataupun kombinasi dari aneka ragam jenis produk) untuk disediakan dalam toko atau perusahaan ritel. 2. Harga (price). 16 Strategi harga menjadi tiga orientasi, yaitu : a. Orientasi permintaan ( demand ) Harga ditetapkan berdasarkan permintaan konsumen, yaitu dengan cara melihat pada perubahan belanja mereka pada harga-harga yang berbeda kemudian dipilih harga yang merujuk pada tingkat belanja yang ingin dicapai peritel. b. Orientasi biaya Harga ditetapkan dengan cara menambah biaya perolehan produk (harga pokok produk), per unit dengan semua biaya operasional beserta laba yang diinginkan. Penetapan harga semacam ini disebut juga dengan mark up pricing. c. Orientasi persaingan Harga berdasarkan cara mengikuti harga yang telah ditetapkan oleh pesaing. Perubahan harga baru diberlakukan apabila pesaing yang dijadikan patokan mengubah harga jual mereka. 3. Lokasi (Place). Menentukan lokasi bisnis ritel tidak mudah, karena membutuhkan pertimbangan yang teliti dan informasi yang benar, agar dapat memproyeksikan keadaan lingkungan pada masa yang akan datang apabila perusahaan melakukan ekspansi usaha. Tujuan bagi penentuan lokasi yang tepat bagi perusahaan agar dapat beroperasi 17 dengan efisien dan dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Dalam memilih lokasi, perusahaan harus memperhatikan faktorfaktor yang mempengaruhi biaya, kecepatan waktu, kemudahan sarana yang diperlukan dan sesuai dengan peraturan Pemerintah. 18 4. Promosi (Promotion). Bisnis ritel berkaitan dengan pemasaran barang atau jasa yang dibutuhkan oleh konsumen. Berbicara mengenai konsumen berarti berbicara mengenai orang banyak dengan pikiran dan emosi mereka yang berbeda-beda. Maka, kualitas perusahaan mempengaruhi konsumen secara umum. Komunikasi sebagai dasar promosi mempunyai tujuan untuk mengajak pasar sasaran agar mau membeli produk yang ditawarkan dan bahkan menjadi pelanggan setia. 5. Presentasi Atribut fisik dan atmosfer atau suasana dalam gerai memiliki peran yang sangat penting dalam memikat pembeli, membuat pembeli merasanyaman dalam berbelanja, dan mengingatkan mereka dalam memilih barang belanjaan, dan mengingatkan mereka produk apa yang perlu dimiliki baik untuk keperluan pribadi maupun untuk keperluan rumah tangga. Suasana dalam hal ini berarti atmosfer dan ambience yang tercipta dari gabungan unsur-unsur desain toko/gerai, perencanaan toko, komunikasi visual, dan merchandising. Jika penataan dari suasana tersebut dilakukan secara optimal maka gerai peritel yang dikunjungi oleh konsumen dapat menyentuh emosi dan pengalaman berbelanja. Emosi dan 19 pengalaman yang positif memberikan peluang kepada peritel untuk mendapatkan pangsa pasar dibenak masyarakat (mind share) dan memenangkan hati mereka (heart share), dan pada akhirnya memberikan kontribusi kepada peritel berupa market share (presentasi penjualan dibandingkan total penjualan yang terjadi oleh semua peritel diwilayah yang sama). Strategi promosi eceran adalah kombinasi dari berbagai unsur promosi, yang biasanya dipakai ialah iklan (baik melalui media cetak maupun elektronik), sales promotion (diskon, kupon, bonus pack, kontes, bazar, dan lain-lain), personal selling, publisitas (berita, press release, atau lainnya yang mengandung news interest). 6. Pelayanan a. Customer Service : Pramuniaga dan staf lain (seperti kasir dan SPG/sales promotion girl), yang terampil dengan cara pelayanan dan kesigapan membantu. Personal shopper, yaitu staf perusahaan ritel yang melayani pembeli melalui telepon dan menyiapkan barang pesanan yang nantinya tinggal diambil oleh pelanggan. b. Terkait Fasilitas Gerai : Jasa pengantaran (delivery), gift wrapping, gift certificates (voucher), Jasa pemotongan pakaian 20 jadi (atau perbaikan), cara pembayaran dengan credit card atau debit card, fasilitas tempat makan (food carner), fasilitas kredit, fasilitas kenyamanan dan keamanan berupa tangga jalan dan tangga darurat, fasilitas telepon dan mail order. c. Terkait jam operasional toko: jam buka yang panjang atau buka 24 jam, dan fasilitas-fasilitas lain, seperti ruang/ lahan parkir, gerai laundry, dan gerai cuci cetak film. 2.7 Jenis Ritel Menurut Utami (2010) : Ada 2 (dua) jenis perdagangan eceran yaitu perdagangan eceran toko (store retailing) yaitu : a. Perdagangan Eceran Pengecer toko diklasifikasikan menurut lebar dan jenis produk yang dijual didalamnya, yaitu: Toko Swalayan (supermarket) Toko-toko besar yang menjual makanan dan kebutuhan sehari-hari dalam jumlah besar dengan harga rendah dimana pembeli memilih membawa dan membayarnya di kasir sendiri. Toko Khusus (speciality store) 21 Toko khusus tidak hanya merupakan jenis toko namun juga merupakan metode operasi ritel, yaitu hanya mengkhususkan diri pada jenis barang dagangan tertentu, misalnya perhiasan, pakaian anak-anak, produk olahraga, produk perlengkapan bayi, dan lain-lain. Toko Klontong (convinience store) Toko kecil yang menjual barang kebutuhan sehari-hari dan berlokasi disekitar tempat pemukiman penduduk serta biasanya buka 24 jam. Toko Serba Ada (departement store) Merupakan jenis ritel yang menjual variasi produk yang luas dan berbagai jenis produk dengan menggunakan beberapa staf seperti layanan pelanggan (customer service) dan tenaga sales counter. Toko Swalayan (super store) Toko yang memilih ukuran hampir dua kali dari pasar swalayan biasa dan menjual keanekaragaman makanan serta produk lainya yang secara rutin dibeli dan harga barang biasanya 5-6 persen lebih tinggi dari harga dipasar swalayan konvensional. Toko Kombinasi (combination store) 22 Kombinasi toko yang lebih besar daripada pasar swalayan konvensional maupun toko obat, tetapi serupadalam strategipenetapan harga dan praktek-praktek operasinya. Pasar Hyper (hypermarket) Toko yang amat luas menggabungkan antara pasar swalayan, toko diskon dan pengecer gudang. Toko ini tidak hanya menjual barang yang dibeli secara rutin tetapi juga menjual pakaian, peralatan rumah tangga, barang elektronik, dan banyak barang lainnya. Ruang Pamer Katalog Pengecer yang menawarkan harga rendah, merek nasional dan daerah perbelanjaan yang kecil berdekatan dengan tempat pajangan (display) eceran. b. Pengecer Bukan Toko Pengecer bukan toko menjual produk dan jasa dengan menggunakan metode-metode seperti : a) Telepon dan Media Pengecer (telephone and media retailing) Dalam kategori ini, pengecer menggunakan kontak via telepon dan media periklanan seperti TV, radio, surat kabar, dan majalah untuk menginformasikan dan 23 membujuk konsumen untuk membeli produk- produknya. b) Mesin Penjual Otomatis (vendling machine) Menjual lewat mesin penjual otomatis, biasanya banyak dijumpai di bank, pasar swalayan, dan kantor-kantor tertentu. c. Pemasaran Langsung (direct selling) Penjualan barang-barang konsumsi langsung ke perorangan, di rumah-rumah maupun di tempat kerja mereka, melalui transaksi yang diawali dan diselesaikan oleh tenaga penjualan. d. Pemesanan (mail order) Penjualan yang dilakukan melalui pemesanan dengan menggunakan katalog-katalog tertentu via pos. 2.8 Ketertarikan Berbelanja Tingkat ketertarikan berbelanja (shopping excitement) akan berbeda-beda antar konsumen yang satu dengan yang lainnya. Ketertarikan berbelanja (shopping excitement) merupakan salah satu contoh untuk mengetahui kebutuhan fisik maupun social. Tulisan di dalam Jurnal Manajemen Krida Wacana (2005) : “Shopping Excitement is one of the emotions that has been co nsidered a key experience that consumers had during shopping an experience which also attract customer to a shopping mall”.(“Ketertarikan berbelanja 24 adalah suatu perasaan yang dapat dilihat sebagai suatu kunci pengalaman yang akan menarik para pelanggan ketempat-tempat perbelanjaan”). Dewasa ini, tempat berbelanja barang kebutuhan sehari-hari yang sering dipilih dan disukai oleh konsumen adalah tempat belanja yang menyediakan fasilitas kenyamanan dan memberikan kemudahan berbelanja, di samping faktor kelengkapan dan kesegaran produknya. Sehingga yang dialami konsumen selama berbelanja dapat menimbulkan rasa senang dan tertarik dalam aktivitas berbelanja. 25