BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya ( State Of The Art ) Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya ( State Of The Art ) Judul Penelitian Eddy susanto, (2014) Vol. 2 (1) Universitas Kristen Petra Surabaya Teori Metodologi Hasil Teori S-O-R, Sikap, Talkshow Pendekatan Kuantitatif, Teknik analisa data Statistik Deskriptif, Metode Survei Komunikasi Massa, Media Massa Televisi, Talkshow, Presenter, Uses and Gratification Pendekatan Kuantitatif, Jenis Penelitian Korelasi, Metode Survei Dari 100 responden masyarakat Surabaya, sebagian besar responden menerima acara Hitam Putih dengan jumlah responden sebanyak 65 orang, atau 65.0% bersikap positif karena memiliki host yang memiliki kemampuan membaca pikiran dengan latar belakang psikologis. Sedangkan sebagian kecil responden bersifat negatif dengan jumlah responden 15 orang atau 15.0% dan netralnya yaitu 20%. Adanya korelasi antara kredibilitas presenter dengan minat penonton. Jurnal E-Komunikasi Sikap Masyarakat Surabaya Terhadap Tayangan Talkshow “Hitam Putih” Di Trans 7 Handayani Cintya, (2009). Universitas Esa Unggul Persepsi Mahasiswa UEU Fakultas Komunikasi Angkatan 2010 Terhadap Kredibilitas Andy F Noya Sebagai Presenter Dalam Acara Talk Show Kick Andy Jayanti Thirta, Irene (2011) Binus University Komunikasi Pendekatan Massa, Media Kuantitatif, Massa, Penelitian 7 Besarnya hubungan antara presenter dengan minat penonton In- 8 Pengaruh Presenter Program Dahsyat Terhadap Minat Menonton (Studi Kasus Terhadap Penonton In- Studio Dahsyat Studio 1 RCTI) Robin L. Nabi., Alexandra Hendriks (2006) Vol. 53(3) Journal of Communication Eropa Televisi, Presenter, Uses and Gratification Eksplanatif, Metode Survei Audience, Talk Show, Host / Presenter, Komunikasi non-verbal, komunikasi verbal Path Analysis Studio Dahsyat Studio 1 RCTI adalah sebesar 0,534 dimana hubungan tersebut adalah sedang. Hal ini berarti bahwa minat penonton studio 1 RCTI tidak hanya dipengaruhi oleh pilihan presenter, tetapi juga oleh faktor lainnya seperti kehadiran presenter tamu dan juga informasi tentang musik yang memang sangat ditunggu oleh penonton. Host atau presenter memiliki pengaruh yang signifikan terhadap respon publik untuk menyaksikan program acara. The Persuasive Effect Of Host And Audience Reaction Shots in Television Talk Show Piotrowicz, Magdalena. (2013). International Journal of Arts and Sciences American TV Talk Shows as Sicko Circuses of the 21st Century TV Talkshow, Kualitatif, Host, Gender, Penelitian Class & race Fenomologi, Metode Deskriptif Karakteristik Host yang kuat merupakan salah satu keberhasilan Oprah Winfrey Show sebagai program Talkshow di America 9 2.2 Landasan Konseptual 2.2.1 Teori Komunikasi Definisi komunikasi menurut Schramm (dalam Cangara, 2004), tampak lebih cenderung mengarah pada sejauh mana keefektivan proses berbagai antar pelaku komunikasi. Schramm melihat sebuah komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang mampu dan berhasil dalam melahirkan sebuah kebersamaan (commonness), kesepahaman antara sumber (source) dengan penerima (audience) nya. Menurutnya, sebuah komunikasi akan benar-benar efektif apabila audience menerima pesan, pengertian dan lain-lain persis sama seperti apa yang dikehendaki oleh penyampai. Menurut Rogers dan Kincaid (Canggara, 2004) Komunikasi adalah suatu proses antara dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi terhadap satu sama lain yang pada gilirannya akan tiba saling pengertian. Ada 2 bentuk komunikasi menurut Vardiansyah (2008) yaitu : 1. Komunikasi Verbal (dengan kata-kata) Komunikasi verbal (lisan) didefinisikan sebagai suatu proses komunikasi yang melibatkan sebuah percakapan dalam menyampaikan pesan kepada penerima. 2. Komunikasi Non Verbal (dengan gerak tubuh) Komunikasi non verbal adalah suatu proses komunikasi yang disampaikan tanpa menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal adalah dengan menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan pandangan mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya. Simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, gaya emosi dan gaya bicara. 2.2.1.1 Model Komunikasi Dalam penelitian ini, model komunikasi yang digunakan peneliti adalah model komunikasi milik Harold D. Lasswell. Menurut Mulyana (2007), Lasswell menggambarkan komunikasi dalam sebuah pertanyaan, yaitu: “Who, Says What, In Which Channel, To Whom, With What Effect?” Dari kalimat pertanyaan tersebut 10 dapat diketahui bahwa ada lima unsur komunikasi yang saling berkaitan yaitu: Who yaitu Komunikator, What yaitu Pesan, Which Channel yaitu saluran atau media, Whom yaitu Komunikan, dan Effect yaitu Efek. Laswell mengemukakan model ini dan kaitannya dengan strategi komunikasi massa. Dalam strategi komunikasi massa, untuk menentukan suatu komponen-komponen perlu mendapat perhatian yang sangat cermat dan tepat dikarenakan target khalayak sasarannya banyak (Ardianto, Komala, & Karlinah 2007). 2.2.2 Teori Komunikasi Massa Komunikasi Massa adalah berkomunikasi dengan massa (audiens atau khalayak sasaran). Massa yang dimaksudkan disini adalah sebagai penerima pesan yang memiliki status sosial dan ekonomi heterogen satu sama lainnya. Dalam kehidupannya manusia berinteraksi dengan manusia lainnya menggunakan media atau saluran apapun dan terkadang interaksi tersebut menghasilkan suatu efek atau gejala lain. Maka dari itu komunikasi dan masyarakat tidak dapat dipisahkan, dan oleh karena itu komunikasi massa muncul. Komunikasi Massa menurut Ardianto dan Komala adalah, komunikasi melalui media yang disampaikan kepada massa (lebih dari satu orang) (Ardianto & Komala, 2005). Denis Mc.Quail mengatakan bahwa komunikator dalam komunikasi massa bukanlah satu orang melainkan sebuah organisasi formal. Komunikasi massa menciptakan pengaruh secara luas dalam waktu singkat kepada banyak orang serentak. (Mc.Quail, 2011). Ciri komunikasi massa ditentukan oleh sifat unsur-unsur yang dicakupnya, yakni sifat komunikator dan sifat efek. Fungsi komunikasi massa bagi masyarakat menurut Ardianto, Komala, & Karlinah (2007) : 1. Surveillance (Pengawasan) Fungsi komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama: a. Pengawasan Peringatan Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ancaman dan bencana alam, tayangan inflasi 11 atau adanya serangan militer. Tayangan seperti ini dapat menjadi sebuah ancaman. Sebuah stasiun televisi mengelola program untuk menayangkan sebuah peringatan atau menayangkannya dalam jangka panjang. b. Pengawasan Instrumental Penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari. 2. Interpretation (Penafsiran) Fungsi penafsiran hampir sama dengan fungsi pengawasan. Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. 3. Linkage (Pertalian) Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga dapat membentuk linkage (Pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. 4. Transmission of Value (Penyebaran Nilai-Nilai) Fungsi ini mengacu kepada cara dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa mewakili gambaran masyarakat. Media massa memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan apa yang mereka harapkan. 5. Entertaiment (Hiburan) Penyebarluasan sinyal-sinyal, simbol, suara dan citra dari drama, tari, kesenian, kesusastraan, musik, komedi, olahraga dan sebagainya untuk rekreasi dan kesenangan kelompok individu. Sebagaimana telah diketahui bahwa komunikasi selalu berhubungan dengan media massa, atau khalayak banyak. Segala yang berubungan dengan komunikasi dan massa, akan selalu melibatkan khalayak. 12 2.2.2.1 Efek Komunikasi Massa Efek komunikasi merupakan suatu perubahan yang terjadi di dalam diri penerima, karena menerima pesan-pesan komunikasi dari suatu sumber. Perubahan ini meliputi perubahan sikap dan perilaku yang nyata. Komunikasi dikatakan efektif apabila ia menghasilkan efek-efek atau perubahanperubahan sebagaimana yang diharapkan oleh sumber seperti pengetahuan, sikap, perilaku atau ketiganya. Perubahan-perubahan terhadap penerima di terima sebagai umpan balik (Nurudin,2009). 2.2.2.2 Jenis-Jenis Efek Menurut Nurudin (2009), Efek komunikasi massa bisa dibagi menjadi beberapa bagian, 2 bagian dasarnya yaitu : Pertama, Efek primer meliputi terpaan, perhatian dan pemahaman. Kedua, Efek Sekunder meliputi perubahan tingkat kognitif (perubahan pengetahuan dan sikap), dan perubahan perilaku (menerima dan memilih). Efek diketahui melalui tanggapan khalayak yang digunakan sebagai umpan balik. Efek komunikasi massa merupakan kegiatan atau upaya komunikasi yang dilakukan oleh sumber guna memberikan akibat atau hasil yang terjadi di dalam diri penerima yang sesuai dengan keinginan sumber. Berikut adalah jenis-jenis efek komunikasi (Nurudin,2009) : a. Primer Komunikasi massa dapat mempengaruhi sikap seseorang dan membentuk sikap seseorang. Media pula yang menentukan pembentukan citra karena sumber informasi dalam pembentukan citra berasal dari media. Dalam komunikasi massa terdapat efek komunikasi yang nyata dan jelas. Jika dalam kehidupan kita sehari-hari tidak bisa lepas dari media massa, berati efek yang ditimbulkan nyata terjadi. Secara sederhana efek primer terjadi ketika ada orang mengatakan telah terjadi proses komunikasi terhadap objek yang dilihatnya. 13 b. Sekunder (kognatif) Efek sekunder lebih menyangkut pada kesadaran dan pengetahuan. Menjadi tahu, sadar, ingat dan kenal. Ada banyak efek yang ditimbulkan oleh saluran komunikasi massa, tetapi dalam efek sekunder untuk melihat kekuatan pengaruh komunikasi. Yang termasuk di dalam efek sekunder itu adalah perilaku penerima yang ada di bawah kontrol langsung komunikator. 2.2.2.3 Ciri – Ciri Komunikasi Massa 1. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga Komunikator dalam komunikasi massa bukan satu orang melaikan kumpulan orang. Artinya adalah gabungan antar berbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud adalah menyerupai sebuah sistem. Sebagaimana kita tahu, sistem itu adalah sekelompok orang, pedoman dan media yang melakukan suatu kegiatan mengolah, menyimpan, menuangkan ide, gagasan, simbol, lambang menjadi pesan dalam membuat suatu keputusan untuk mencapai suatu kesepakatan dan saling pengertian satu dengan yang lain dan mengolah pesan itu menjadi sumber informasi. Komunikator dalam komunikasi massa merupakan lembaga karena umsur utama komunikasi massa adalah media massa. Media massa hanya bisa muncul karena gabungan kerja sama dengan beberapa orang. Hal demikian berbeda dengan bentuk komunikasi lain, misalnya komunikasi memiliki inisiatif sendiri ketika mengadakan komunikasi tanpa aturan seperti yang diisyaratkan dalam komunikasi massa. Dengan demikian, komunikator dalam komunikasi massa setidaknya mempunyai ciri sebagai berikut : a. Kumpulan Individu b. Dalam berkomunikasi setiap individu-individu itu terbatasi perannya dengan sistem dalam media massa 14 c. Pesan yang disebarkan atas nama media yang bersangkutan dan bukan atas nama pribadi d. Pesan yang dikemukakan oleh komunikator biasanya untuk mencapai keuntungan atau mendapatkan laba secara ekonomis. 2. Komunikan dalam Komunikasi Massa bersifat Heterogen Herbert Blumer pernah memberikan ciri tentang karakteristik dari audience atau komunikan seperti berikut : - Audience dalam komunikasi massa sangatlah heterogen. Artinya, ia mempunyai heterogenitas kompisisi atau susunan. Jika ditinjau dari asalnya, mereka berasal dari berbagai kelompok masyarakat. - Berisi individu-individu yang tidak tahu atau mengenal satu sama lain. Di samping itu, antar individu tidak berinteraksi satu sama lain secara langsung. - Mereka tidak mempunyai kepemimpinan satu sama lain secara langsung. Jadi, semakin jelas sifat heterogen yang melekat pada diri komunikan. Dari Karakteristik Blumer tersebut ada beberapa hal yang perlu dijelaskan. Bagaimana mungkin ketika antar keluarga dan antar kota tetapi sama-sama melihat ketika menonton acara televisi tertentu. Jadi karakteristik ini harus di pahami secara luas bukan sempit karena lebih banyak yang tidak dikenal di bandingkan dengan yang kita kenal. 3. Pesannya Bersifat Umum Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak di tunjukan kepada satu orang lain atau satu kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesan-pesannya di tunjukan kepada khalayak yang banyak. Oleh karena itu, pesan-pesan yang di ungkapkan tidak boleh bersifat khusus. Khusus ini dimaksud tidak disengaja hanya untuk golongan tertentu. 15 4. Komunikasinya Berlangsung Satu Arah Dalam media cetak atau koran, komunikasi hanya berjalan satu arah, kita tidak dapat memberikan respon langsung kepada komunikatornya. Atau media massa yang bersangkutan. Kalaupun bisa tidak secara langsung, melainkan dengan mengirimkan surat pembaca. Jadi komunikasi hanya berjalan akan memberi feedback yang sifatnya tertunda atau secara tidak langsung 5. Komunikasi massa Menimbulkan Keserempakan Media televisi merupakan sarana informasi yang hampir seluruh masyarakat dunia memilikinya, dimana acara atau program televisi menyebarkan informasi secara tidak langsung dan serempak yang di terima oleh jutaan orang yang sedang menonton televisi. Hal ini merupakan ciri komunikasi massa yang sesungguhnya. Bahwa dalam komunikasi massa ada keserempakan dalam proses penyebaran pesanpesannya. Serempak berati khalayak bisa menikmati media massa tersebut secara bersamaan. Berbeda dengan media cetak, media cetak juga merupakan salah satu media massa, surat kabar memiliki perbedaan waktu yang relatif dimana hal ini merupakan permasalahan teknis karena hanya perbedaan waktu ketika harus sampai ke masyarakat. Namun tetap harapan komunikator dalam komunikasi massa pesan tetap ingin di nikmati secara bersamaan oleh para pembacanya. 6. Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Teknis Media massa dalam penyiaran pesan kepada khalayak sangat membutuhkan penyiaran secara teknis. Peralatan yang di maksud adalah pemancar untuk media elektronik (televisi dan radio). Televisi di sebut media massa yang sangat kita kenal saat ini juga tidak terlepas dari kekuatan media pemancar. Peralatan teknis merupakan sebuah keniscayaan yang sangat di butuhkan media massa. Tidak lain agar pemancaran atau penyebaran pesannya bisa lebih cepat dan serentak kepada khalayak yang tersebar. 7. Komunikasi Massa Dikontrol oleh Gatekeeper Gatekeeper yang sering disebut dengan penapis informasi / palang / pintu penjaga gawang, adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi 16 melalui media massa. Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas, agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah di pahami. Intinya Gatekeeper, merupakan pihak yang ikut menentukan pengemasan sebuah pesan dari media massa. Semakin kompleks sistem media yang dimiliki, semakin banyak pula Gatekeeping (pemalang pintu atau penampisan informasi yang dilakukan). Baik buruknya dampak pesan yang disampaikan dan di sebarkan pun tergantung pada fungsi penapisan informasi atau gatekeeper. 2.2.2.4 Proses Komunikasi Massa Proses komunikasi massa dapat dibahas dengan model Source – Message – Channel – Response – Effect (S-M-C-R-E) (Wiryanto, 2004). Dalam pembahasan ini menitikberatkan pada bagaimana sebuha media komunikasi mencapai dan dapat mempengaruhi khalayaknya. Model ini mengikuti formula C-R-E. Tujuan ini menitik beratkan pada bagaimana tanggapan atau efek yang di terima oleh audience yang di berikan oleh media massa. Bagan model C-R-E dapat dilihat dibawah ini Pesan – Pesan Media : Ultimate Audience Efek Gambar 2.1 Bagan model C-R-E Dari bagan yang dijelaskan tampak pengertian proses komunikasi massa dalam artian yang sempit. Proses yang ditunjukan hanya berupa penyampaian pesan media kepada khalayak. Dengan bantuan model ini kita akan memusatkan perhatian pada aliran pesan-pesan komunikasi massa sejak disebarluaskan melalui media massa hingga memperoleh efek dari khalayak massa. 17 2.2.3 Media Massa Media massa (mass media) merupakan berbagai macam media atau wahana untuk berkomunikasi massa seperti pers. Secara sempit, media massa dapat diartikan sebagai surat kabar, sedangkan secara luas sebagai media pemberitahuan, media eletronik seperti televisi, radio, bioskop yang mampu menjangkau masyarakat secara luas. (Jefkins, 2004) Menurut Cangara (2003), media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian informasi dari sumber kepada penerima dengan menggunakan alat komunikasi. Media massa telah menjadi sumber dominan bagi setiap individu untuk memperoleh gambaran realita sosial. Selain informasi dan edukasi, media berfungsi sebagai kontrol sosial. Media massa pada dasarnya terbagi menjadi 2 kategori, yakni media konvensional dan media elektronik. 1. Media Konvensional Media konvensional merupakan media cetak seperti koran, majalah, poster, buletin dan lain-lain. Fungsi yang paling menonjol pada media cetak adalah informasi 2. Media Elektronik Media Elektronik merupakn media massa yang menggunakan alat elektronik, yaitu : - Radio Radio memulai perkembangan siarannya lebih awal dari televisi. Radi bersifat dengan mengandalkan kemampuan suara dan bunyi. Walaupun hanya bersifat audotif, radio memiliki pendengarannya sendiri, karena pendekatan radio terhadap pendengarannya terjadi secara dekat dan personal. - Televisi Televisi merupakan media telekomunikasi yang digunakan sebagai alat untuk memancarkan dan menerima gambar bergerak serta suara, 18 maka televisi diartikan sebagai telekomunikasi yang dapat dilihat dengan jarak jauh. - Internet Internet merupakan media massa elektronik yang dapat diakses dimana saja, internet adalah jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika di tahun 1969, melalui proyek ARPA yang disebut ARPANET (Asvance Research Project Agency Network). Departement tersebut mendemonstrasikan bagaimana internet dengan Hardware dan Software komputer yang berbasis UNIX, dengan internet kita dapat melakukan kkomunikasi dalam jarak yang tidak terhingga. Jumlah pengguna internet yang semakin meluas pada akhirnya melahirkan media massa lainnya pun saat ini dapat terintregasi dengan internet, maka dari itu internet memiliki pengaruh yang besar atas ilmu pengetahuan dan pandangan dunia. Internet telah menjadi media massa yang berpengaruh. Selain itu, terdapat karakteristik media massa menurut Canggara (2003) dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi, yaitu : 1. Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang mulai dari pengumpulan, pengelolaan sampai pada penyampaian informasi 2. Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima. Kalau terjadi reaksi, biasanya memerlukan waktu dan tertunda. 3. Meluas dan serempak, dimana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang pada saat yang sama. 4. Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, surat kabar, mejalah dan sejenisnya. 5. Bersifat terbuka, artinya pesan yang diterima oleh siapa saja dan dimana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin, kelas sosial, dan suku bangsa. 19 2.2.4 Televisi Televisi adalah sebuah media elektronik telekomunikasi terkenal sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang hitam putih maupun berwarna, “Televisi” juga dapat diartikan sebagai kotak televisi. Kata “Televisi” merupakan gabungan dari tele (jauh) yang berasal dari bahasa Yunani dan visio (pengelihatan) yang berasal dari bahasa Latin. Sehingga televisi dapat diartikan sebagai telekomunikasi yang dapat dilihat dari jarak yang jauh. Penemuan televisi disejarahkan dengan penemuan roda, akren penemuan ini mampu mengubah dunia. Di Indonesia “Televisi” secara tidak formal di sebut dengan TV, tivi, atau tipi (Nurudin, 2009). 2.2.4.1 Karakteristik Televisi Televisi merupakan stimulasi alat indra, dalam radio siaran, surat kabar, dan majalah hanya satu alat indra yang mendapatkan stimulus. Berikut adalah karakteristi menurut (Ardianto, Komala, Karlinah, 2007) dalam bukunya Komunikasi Massa Suatu Pengantar : 1. Audiovisual Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat dilihat dan didengarkan (Audiovisual). Maka khalayak televisi dapat melihat gambar bergerak dan suara yang secara bersamaan. Harus ada kesesuaian yang harmonis antara gambar dan kata-kata. 2. Berpikir dalam gambar Ada tahap-tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar. Pertama adalah visualisasi, yaitu menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Tahap kedua adalah penggambaran yaitu merangkai gambar-gambar sedemikian rupa sehingga mengandung makna tertentu. 20 3. Pengoprasian Lebih Kompleks Pengoprasian televisi siaran lebih kompleks karena melibatkan banyak orang dalam proses pembuatannya. Peralatan yang digunakan pun lebih banyak dan membutuhkan sumber daya manusia yang terampil dalam pengoprasiannya. 2.2.4.2 Fungsi Televisi Dalam bukunya Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Ardianto, Komala, dan Karlinah (2007) menjelaskan bahwa fungsi televisi sama dengan fungsi media lainnya, yakni memberi informasi, mendidik, menghibur lebih dominan. Umumnya fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi. Tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi. 2.2.4.3 Program Televisi Program atau acara televisi yang disajikan adalah faktor yang membuat audience tertarik untuk mengikuti siaran yang dipacarkan oleh stasiun televisi tersebut. Program dapat disamakan dengan produk atau barang atau pelayanan yang dijual kepada pihak lain. Dengan demikian program adalah produk yang dibutuhkan orang, sehingga mereka bersedia mengikutinya. 2.2.4.4 Jenis Program Televisi Morissan (2005), mengelompokan berbagai jenis program televisi menjadi dua bagian berdasarkan jenisnya, yaitu : 1. Program informasi (berita) yang dibagi menjadi dua jenis, yaitu : a. Berita Keras (Hard News) yang merupakan laporan berita terkini yang harus segera disiarkan. b. Berita lunak (Soft News) yang merupakan kombinasi dari fakta, gossip, dan opini seperti halnya talk show. 21 2. Program hiburan (entertaiment) yang dibagi kedalam tiga kelompok, yaitu: a. Musik b. Drama permainan (game show) c. Pertunjukan (variety show) 2.2.4.5 Program Musik Menurut Morissan (2011) program musik dapat ditampilkan dalam dua format, yaitu videoklip atau konser. Program musik berupa konser dapat dilakukan di lapangan (outdoor) ataupun di dalam studio (indoor). Program musik di televisi saat ini sangat ditentukan dengan kemampuan artis menarik audiens. Tidak saja dari kualitas suara namun juga berdasarkan bagaimana mengemas penampilannya agar menjadi lebih menarik. 2.2.5 Presenter Presenter televisi adalah istilah dalam bahasa Inggris untuk orang yang membawakan acara atau program televisi. Presenter saat ini atau pembawa acara, datang dari berbagai ragam kalangan, bukanlah orang biasa yang memiliki wawasan yang luas, melainkan tokoh selebriti yang berhasil menjadi presenter karena popularitasnya dan mudah di terima oleh masyarakat. Pada dasarnya, presenter adalah pembawa acara. Ia membawa sebuah acara kepada tujuannya. Ia yang membawa sebuah acara untuk mencapai tujuan itu. Ia berkuasa atas acara yang dibawakannya. Dulu, pembawa acara memiliki karakter yang serius, berawawasan luas, imajinatif, mampu memberikan tanggapan-tanggapan yang baik, mudah di mengerti, dan yang pasti harus cerdas dan mampu menempatkan diri dalam kondisi apapun. Saat ini mulai terlihat pergeseran karakter seorang pembawa acara. Presenter saat ini tidaklah harus cerdas, berwawasan luas, dan hal lainnya, semua bisa di dukung oleh peralatan dan sumber daya manusia yang berdiri dibelakangnnya selama pembawa acara tersebut dapat menjual program tersebut ke masyarakat, suatu program acara akan tetap terbilang sukses. 22 2.2.5.1 Gaya Penyampaian Pembawa Acara Menurut Charles Bonar Sirait (2010) Dalam buku The Power Of Public Speaking, kesuksesan dalam berbicara dapat dibuat dalam banyak gaya penyampaian. Tentu saja ada sejumlah gaya yang perlu dihindari. Kita harus mengembangkan sendiri gaya yang cocok dengan diri kita. Jika dikaitkan dengan penelitian ini, pembawa acara Breakout memiliki gaya penyampaiannya sendiri. Acara ini menyajikan program musik yang tidak hanya menghibur namun juga informatif, edukatif dan inspiratif. Bintang tamu yang dihadirkan juga merupakan musisi-musisi yang bertalenta. Gaya penyampaian Boy William dan Sheryl Sheinafia memiliki gaya bahasa yang unik dan khas dan mudah untuk dimengerti oleh penontonya. Bahasa yang digunakan juga merupaka bahasa sehari-hari anak muda yang dikombinasikan dengan Bahasa Inggris namun tetap ringan dan mudah dipahami. 2.2.6 Minat Minat merupakan bersifat pribadi dan oleh karenanya minat sangat berbeda dari waktu ke waktu, tetapi beberapa upaya telah dikembangkan untuk mengaktegorikan minat yang akan bermanfaat untuk tuntutan dalam menemukan minat khusus seseorang (Sarwono, 2006). Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian. Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat (desire) untuk melakukan sesuatu kegiatan yang diharapkan komunikator. Hanya ada hasrat saja pada diri komunikan, bagi komunikator belum berarti apa-apa. Sebab harus dilanjutkan dengan datangnya keputusan (decission), yakni keputusan untuk melakukan kegiatan (action) sebagaimana diharapkan komunikator (Sarwono, 2006). Menurut Sarwono menyebutkan bahwa interest atau minat diartikan sebagai berikut: 23 a. Suatu sikap yang berlangsung terus menerus yang memberi pola pada perhatian seseorang sehingga membuat dirinya selektif terhadap objek minatnya. b. Perasaan yang menyatakan bahwa suatu aktivitas pekerjaan atau objek itu berharga atau berati bagi individu. c. Suatu keadaan motivasi atau set motivasi yang menurut tingkah laku menuju satu arah tertentu (Sarwono, 2006). Maka dapat di simpulkan bahwa minat menoton meupakan suatu kemauan atau kegiatan seseorang untuk melihat sebuah program karena adanya hal-hal yang menarik perhatian. 2.2.6.1 Faktor Timbulnya Minat Berdasarkan teori “Acceptance Rejections” yang dikemukakan Fryer dalam bukunya (Sarwono, 2003) bahwa keberadaan minat itu berdasarkan pada orientasi suka dan tidak sukanya individu teryhadap objek, subjek atau aktivitas. Orientasi ini pada gilirannya akan mempengaruhi penerimaan individu. Jika individu tidak suka pada objek, subjek atau aktifitas tersebut, maka ia akan menolaknya. Penentuan minat ini berdasarkan pada reaksi individu (menolak atau menerima). Jika ia menerima berarti ia berminat, dan jika menolak berarti ia tidak berminat. Menurut (Sarwono, 2006) terdapat tiga faktor timbulnya minat, yaitu: 1. Faktor dorongan dari dalam, yaitu rasa ingin tahu atau dorongan untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda. Dorongan ini dapat membuat seseorang untuk mempelajari ilmu mekanik, melakukan penelitian ilmiah, atau aktivitas lain yang menantang. 2. Faktor motif sosial, yakni minat dalam upaya mengembangkan dir dari dan dalam ilmu pengetahuan, yang mungkin di ilhami oleh hasrat untuk mendapatkan kemampuan dalam bekerja, atau adanya hasrat untuk memperoleh penghargaan dari keluarga atau teman. 3. Faktor emosional, yakni minat yang berkaitan dengan perasaan dan emosi. Misalnya, keberhasilan akan menimbulkan perasaan puas dan dapat 24 meningkatkan minat tersebut, dan suatu kegagalan akan dapat menghilangkan minat seseorang. Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa minat adalah sikap yang dapat menimbulkan perhatian, rasa ingin tau dan hasrat untuk melakukan sesuatu dalam diri seseorang yang muncul akibat adanya objek tertentu ataupun rangsangan. Dalam hal ini pengaruh presenter program music Breakout akan memberikan minat yang besar untuk menonton acara “Breakout”. Dari objek yang diminati oleh seseorang tersebut akan mempengaruhi minat unutk menonton tayangan tersebut. Apabila seseorang sudah menyukai dan memperhatikan suatu objek maka akan menimbulkan kencederungan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan yang timbul dari minat tersebut. 2.2.7 Pengertian Menonton Menurut kamus khusus umum Bahasa Indonesia, menonton adalah melihat pertunjukan, gambar hidup dan sebagainya (Poerwadaminta, 1998) sedangkan pengertian menonton menurut (Sardji, 2004) adalah suatu proses yang disadari atau tidak disadari dimana menonton diletakan pada alam yang samar yang dihadapkan pada tumpuan cahaya dan membantu menghasilkan ilusi di atas layar yang akan menimbulkan emosi, pikiran dan perhatian manusia yang dipengaruhi tayangantayangan yang ditonton. Berdasarkan pengertian tentang minat dan menonton tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan minat menonton dalam penelitian ini adalah suatu keadaan dimana diri individu atau khalayak terjangkit untuk mengarahkan pehatiannya secara sadar terhadap objek yang disenanginya dan unutuk selanjutnya emosi, pikiran dan perhatiannya terpengaruh unutuk mengikutin acara tersebut. 2.2.8 Teori Uses and Gratification Uses and Gratifications merupakan pengembangan dari model jarum hipodermik. Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri seseorang, tetapi tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Hal ini 25 memusatkan perhatian pada penggunaan (Uses) media untuk mendapatkan kepuasan (Gratifications) atas kebutuhan seseorang. Media bersifat fungsional, dimana kemampuannya dalam memberi kepuasaan bisa bervariasi. Pendekatan ini menjelaskan tentang asal mula kebutuhan manusia secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan (Ardianto, Komala, Karlinah, 2007). Komunikasi massa memiliki kapasitas yang menawarkan sejumlah informasi atau pesan yang dapat dimanfaatkan oleh khalayak, dan memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan khalayak. Presenter atau pembawa acara memiliki daya tarik yang kuat dalam menyampaikan informasi dan hiburan yang pada akhirnya akan mendorong minat audience dalam bertindak secara aktif untuk memilih media. 2.3 Kerangka Pemikiran Penampilan Pembawa Acara Breakout (Variabel X) -Gaya Penyampaian -Penguasaan Program -Frekuensi -Durasi -Atensi Minat Menonton Siswa-Siswi Kelas XI SMAN 5 Tangerang (Variabel Y) -Emosi -Nilai -Sikap (Susanto, 2010) Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran 26