7 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya

advertisement
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Sebelumnya ( State Of The Art )
Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya ( State Of The Art )
Judul Penelitian
Eddy susanto,
(2014)
Vol. 2 (1)
Universitas Kristen
Petra Surabaya
Teori
Metodologi
Hasil
Teori S-O-R,
Sikap,
Talkshow
Pendekatan
Kuantitatif,
Teknik
analisa data
Statistik
Deskriptif,
Metode
Survei
Komunikasi
Massa, Media
Massa
Televisi,
Talkshow,
Presenter,
Uses and
Gratification
Pendekatan
Kuantitatif,
Jenis
Penelitian
Korelasi,
Metode
Survei
Dari 100 responden
masyarakat Surabaya,
sebagian besar
responden menerima
acara Hitam Putih
dengan jumlah
responden sebanyak 65
orang, atau 65.0%
bersikap positif karena
memiliki host yang
memiliki kemampuan
membaca pikiran
dengan latar belakang
psikologis. Sedangkan
sebagian kecil
responden bersifat
negatif dengan jumlah
responden 15 orang atau
15.0% dan netralnya
yaitu 20%.
Adanya korelasi antara
kredibilitas presenter
dengan minat penonton.
Jurnal
E-Komunikasi
Sikap Masyarakat
Surabaya Terhadap
Tayangan Talkshow
“Hitam Putih” Di
Trans 7
Handayani Cintya,
(2009).
Universitas Esa
Unggul
Persepsi Mahasiswa
UEU Fakultas
Komunikasi
Angkatan 2010
Terhadap Kredibilitas
Andy F Noya
Sebagai Presenter
Dalam Acara Talk
Show Kick Andy
Jayanti Thirta, Irene
(2011)
Binus University
Komunikasi
Pendekatan
Massa, Media Kuantitatif,
Massa,
Penelitian
7
Besarnya hubungan
antara presenter dengan
minat penonton In-
8
Pengaruh Presenter
Program Dahsyat
Terhadap Minat
Menonton (Studi
Kasus Terhadap
Penonton In- Studio
Dahsyat Studio 1
RCTI)
Robin L. Nabi.,
Alexandra Hendriks
(2006)
Vol. 53(3)
Journal of
Communication
Eropa
Televisi,
Presenter,
Uses and
Gratification
Eksplanatif,
Metode
Survei
Audience,
Talk Show,
Host /
Presenter,
Komunikasi
non-verbal,
komunikasi
verbal
Path
Analysis
Studio Dahsyat Studio 1
RCTI adalah sebesar
0,534 dimana
hubungan tersebut
adalah sedang. Hal ini
berarti bahwa minat
penonton studio 1 RCTI
tidak hanya dipengaruhi
oleh pilihan presenter,
tetapi juga oleh faktor
lainnya seperti
kehadiran presenter
tamu dan juga informasi
tentang musik yang
memang sangat
ditunggu oleh penonton.
Host atau presenter
memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap
respon publik untuk
menyaksikan program
acara.
The Persuasive Effect
Of Host And
Audience Reaction
Shots in Television
Talk Show
Piotrowicz,
Magdalena. (2013).
International Journal
of Arts and Sciences
American TV Talk
Shows as Sicko
Circuses of the 21st
Century
TV Talkshow, Kualitatif,
Host, Gender, Penelitian
Class & race
Fenomologi,
Metode
Deskriptif
Karakteristik Host yang
kuat merupakan salah
satu keberhasilan Oprah
Winfrey Show sebagai
program Talkshow di
America
9
2.2
Landasan Konseptual
2.2.1 Teori Komunikasi
Definisi komunikasi menurut Schramm (dalam Cangara, 2004), tampak lebih
cenderung mengarah pada sejauh mana keefektivan proses berbagai antar pelaku
komunikasi. Schramm melihat sebuah komunikasi yang efektif adalah komunikasi
yang mampu dan berhasil dalam melahirkan sebuah kebersamaan (commonness),
kesepahaman antara sumber (source) dengan penerima (audience) nya. Menurutnya,
sebuah komunikasi akan benar-benar efektif apabila audience menerima pesan,
pengertian dan lain-lain persis sama seperti apa yang dikehendaki oleh penyampai.
Menurut Rogers dan Kincaid (Canggara, 2004) Komunikasi adalah suatu
proses antara dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi
terhadap satu sama lain yang pada gilirannya akan tiba saling pengertian.
Ada 2 bentuk komunikasi menurut Vardiansyah (2008) yaitu :
1. Komunikasi Verbal (dengan kata-kata)
Komunikasi verbal (lisan) didefinisikan sebagai suatu proses komunikasi
yang melibatkan sebuah percakapan dalam menyampaikan pesan kepada
penerima.
2. Komunikasi Non Verbal (dengan gerak tubuh)
Komunikasi non
verbal adalah
suatu proses komunikasi yang
disampaikan tanpa menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal adalah dengan menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi
wajah dan pandangan mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan
rambut, dan sebagainya. Simbol-simbol, serta cara berbicara seperti
intonasi, penekanan, gaya emosi dan gaya bicara.
2.2.1.1 Model Komunikasi
Dalam penelitian ini, model komunikasi yang digunakan peneliti adalah
model komunikasi milik Harold D. Lasswell. Menurut Mulyana (2007), Lasswell
menggambarkan komunikasi dalam sebuah pertanyaan, yaitu: “Who, Says What, In
Which Channel, To Whom, With What Effect?” Dari kalimat pertanyaan tersebut
10
dapat diketahui bahwa ada lima unsur komunikasi yang saling berkaitan yaitu: Who
yaitu Komunikator, What yaitu Pesan, Which Channel yaitu saluran atau media,
Whom yaitu Komunikan, dan Effect yaitu Efek. Laswell mengemukakan model ini
dan kaitannya dengan strategi komunikasi massa. Dalam strategi komunikasi massa,
untuk menentukan suatu komponen-komponen perlu mendapat perhatian yang sangat
cermat dan tepat dikarenakan target khalayak sasarannya banyak (Ardianto, Komala,
& Karlinah 2007).
2.2.2 Teori Komunikasi Massa
Komunikasi Massa adalah berkomunikasi dengan massa (audiens atau
khalayak sasaran). Massa yang dimaksudkan disini adalah sebagai penerima pesan
yang memiliki status sosial dan ekonomi heterogen satu sama lainnya. Dalam
kehidupannya manusia berinteraksi dengan manusia lainnya menggunakan media
atau saluran apapun dan terkadang interaksi tersebut menghasilkan suatu efek atau
gejala lain. Maka dari itu komunikasi dan masyarakat tidak dapat dipisahkan, dan
oleh karena itu komunikasi massa muncul. Komunikasi Massa menurut Ardianto dan
Komala adalah, komunikasi melalui media yang disampaikan kepada massa (lebih
dari satu orang) (Ardianto & Komala, 2005).
Denis Mc.Quail mengatakan bahwa komunikator dalam komunikasi massa
bukanlah satu orang melainkan sebuah organisasi formal. Komunikasi massa
menciptakan pengaruh secara luas dalam waktu singkat kepada banyak orang
serentak. (Mc.Quail, 2011).
Ciri komunikasi massa ditentukan oleh sifat unsur-unsur yang dicakupnya,
yakni sifat komunikator dan sifat efek. Fungsi komunikasi massa bagi masyarakat
menurut Ardianto, Komala, & Karlinah (2007) :
1. Surveillance (Pengawasan)
Fungsi komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama:
a. Pengawasan Peringatan
Fungsi
pengawasan
peringatan
terjadi
ketika
media
massa
menginformasikan tentang ancaman dan bencana alam, tayangan inflasi
11
atau adanya serangan militer. Tayangan seperti ini dapat menjadi sebuah
ancaman. Sebuah stasiun televisi mengelola program untuk menayangkan
sebuah peringatan atau menayangkannya dalam jangka panjang.
b. Pengawasan Instrumental
Penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau
dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari.
2.
Interpretation (Penafsiran)
Fungsi penafsiran hampir sama dengan fungsi pengawasan. Media massa
tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran
terhadap kejadian-kejadian penting.
3.
Linkage (Pertalian)
Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam,
sehingga dapat membentuk linkage (Pertalian) berdasarkan kepentingan dan
minat yang sama tentang sesuatu.
4. Transmission of Value (Penyebaran Nilai-Nilai)
Fungsi ini mengacu kepada cara dimana individu mengadopsi perilaku
dan nilai kelompok. Media massa mewakili gambaran masyarakat. Media
massa memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan apa
yang mereka harapkan.
5. Entertaiment (Hiburan)
Penyebarluasan sinyal-sinyal, simbol, suara dan citra dari drama, tari,
kesenian, kesusastraan, musik, komedi, olahraga dan sebagainya untuk
rekreasi dan kesenangan kelompok individu.
Sebagaimana telah diketahui bahwa komunikasi selalu berhubungan
dengan media massa, atau khalayak banyak. Segala yang berubungan
dengan komunikasi dan massa, akan selalu melibatkan khalayak.
12
2.2.2.1 Efek Komunikasi Massa
Efek komunikasi merupakan suatu perubahan yang terjadi di dalam
diri penerima, karena menerima pesan-pesan komunikasi dari suatu sumber.
Perubahan ini meliputi perubahan sikap dan perilaku yang nyata. Komunikasi
dikatakan efektif apabila ia menghasilkan efek-efek atau perubahanperubahan sebagaimana yang diharapkan oleh sumber seperti pengetahuan,
sikap, perilaku atau ketiganya. Perubahan-perubahan terhadap penerima di
terima sebagai umpan balik (Nurudin,2009).
2.2.2.2 Jenis-Jenis Efek
Menurut Nurudin (2009), Efek komunikasi massa bisa dibagi
menjadi beberapa bagian, 2 bagian dasarnya yaitu :
Pertama, Efek primer meliputi terpaan, perhatian dan pemahaman.
Kedua, Efek Sekunder meliputi perubahan tingkat kognitif (perubahan
pengetahuan dan sikap), dan perubahan perilaku (menerima dan memilih).
Efek diketahui melalui tanggapan khalayak yang digunakan sebagai umpan
balik. Efek komunikasi massa merupakan kegiatan atau upaya komunikasi
yang dilakukan oleh sumber guna memberikan akibat atau hasil yang terjadi
di dalam diri penerima yang sesuai dengan keinginan sumber.
Berikut adalah jenis-jenis efek komunikasi (Nurudin,2009) :
a. Primer
Komunikasi massa dapat mempengaruhi sikap seseorang dan
membentuk sikap seseorang. Media pula yang menentukan
pembentukan citra karena sumber informasi dalam pembentukan
citra berasal dari media. Dalam komunikasi massa terdapat efek
komunikasi yang nyata dan jelas. Jika dalam kehidupan kita
sehari-hari tidak bisa lepas dari media massa, berati efek yang
ditimbulkan nyata terjadi. Secara sederhana efek primer terjadi
ketika ada orang mengatakan telah terjadi proses komunikasi
terhadap objek yang dilihatnya.
13
b. Sekunder (kognatif)
Efek sekunder lebih menyangkut pada kesadaran dan pengetahuan.
Menjadi tahu, sadar, ingat dan kenal. Ada banyak efek yang ditimbulkan
oleh saluran komunikasi massa, tetapi dalam efek sekunder untuk melihat
kekuatan pengaruh komunikasi. Yang termasuk di dalam efek sekunder itu
adalah perilaku penerima yang ada di bawah kontrol langsung
komunikator.
2.2.2.3 Ciri – Ciri Komunikasi Massa
1.
Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga
Komunikator dalam komunikasi massa bukan satu orang melaikan
kumpulan orang. Artinya adalah gabungan antar berbagai macam unsur dan
bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud
adalah menyerupai sebuah sistem. Sebagaimana kita tahu, sistem itu adalah
sekelompok orang, pedoman dan media yang melakukan suatu kegiatan
mengolah, menyimpan, menuangkan ide, gagasan, simbol, lambang
menjadi pesan dalam membuat suatu keputusan untuk mencapai suatu
kesepakatan dan saling pengertian satu dengan yang lain dan mengolah
pesan itu menjadi sumber informasi.
Komunikator dalam komunikasi massa merupakan lembaga karena
umsur utama komunikasi massa adalah media massa. Media massa hanya
bisa muncul karena gabungan kerja sama dengan beberapa orang. Hal
demikian berbeda dengan bentuk komunikasi lain, misalnya komunikasi
memiliki inisiatif sendiri ketika mengadakan komunikasi tanpa aturan
seperti yang diisyaratkan dalam komunikasi massa.
Dengan
demikian,
komunikator
dalam
komunikasi
massa
setidaknya mempunyai ciri sebagai berikut :
a. Kumpulan Individu
b. Dalam berkomunikasi setiap individu-individu itu terbatasi
perannya dengan sistem dalam media massa
14
c. Pesan
yang
disebarkan
atas
nama
media
yang
bersangkutan dan bukan atas nama pribadi
d.
Pesan yang dikemukakan oleh komunikator biasanya
untuk mencapai keuntungan atau mendapatkan laba
secara ekonomis.
2.
Komunikan dalam Komunikasi Massa bersifat Heterogen
Herbert Blumer pernah memberikan ciri tentang karakteristik dari audience
atau komunikan seperti berikut :
- Audience dalam komunikasi massa sangatlah heterogen. Artinya, ia
mempunyai heterogenitas kompisisi
atau susunan. Jika ditinjau dari
asalnya, mereka berasal dari berbagai kelompok masyarakat.
- Berisi individu-individu yang tidak tahu atau mengenal satu sama lain. Di
samping itu, antar individu tidak berinteraksi satu sama lain secara
langsung.
- Mereka tidak mempunyai kepemimpinan satu sama lain secara langsung.
Jadi, semakin jelas sifat heterogen yang melekat pada diri komunikan. Dari
Karakteristik Blumer tersebut ada beberapa hal yang perlu dijelaskan. Bagaimana
mungkin ketika antar keluarga dan antar kota tetapi sama-sama melihat ketika
menonton acara televisi tertentu. Jadi karakteristik ini harus di pahami secara luas
bukan sempit karena lebih banyak yang tidak dikenal di bandingkan dengan yang
kita kenal.
3. Pesannya Bersifat Umum
Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak di tunjukan kepada satu orang
lain atau satu kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesan-pesannya di
tunjukan kepada khalayak yang banyak. Oleh karena itu, pesan-pesan yang di
ungkapkan tidak boleh bersifat khusus. Khusus ini dimaksud tidak disengaja hanya
untuk golongan tertentu.
15
4. Komunikasinya Berlangsung Satu Arah
Dalam media cetak atau koran, komunikasi hanya berjalan satu arah, kita
tidak dapat memberikan respon langsung kepada komunikatornya. Atau media massa
yang bersangkutan. Kalaupun bisa tidak secara langsung, melainkan dengan
mengirimkan surat pembaca. Jadi komunikasi hanya berjalan akan memberi feedback
yang sifatnya tertunda atau secara tidak langsung
5. Komunikasi massa Menimbulkan Keserempakan
Media televisi merupakan sarana informasi yang hampir seluruh masyarakat
dunia memilikinya, dimana acara atau program televisi menyebarkan informasi
secara tidak langsung dan serempak yang di terima oleh jutaan orang yang sedang
menonton televisi. Hal ini merupakan ciri komunikasi massa yang sesungguhnya.
Bahwa dalam komunikasi massa ada keserempakan dalam proses penyebaran pesanpesannya. Serempak berati khalayak bisa menikmati media massa tersebut secara
bersamaan. Berbeda dengan media cetak, media cetak juga merupakan salah satu
media massa, surat kabar memiliki perbedaan waktu yang relatif dimana hal ini
merupakan permasalahan teknis karena hanya perbedaan waktu ketika harus sampai
ke masyarakat. Namun tetap harapan komunikator dalam komunikasi massa pesan
tetap ingin di nikmati secara bersamaan oleh para pembacanya.
6. Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Teknis
Media massa dalam penyiaran pesan kepada khalayak sangat membutuhkan
penyiaran secara teknis. Peralatan yang di maksud adalah pemancar untuk media
elektronik (televisi dan radio). Televisi di sebut media massa yang sangat kita kenal
saat ini juga tidak terlepas dari kekuatan media pemancar.
Peralatan teknis merupakan sebuah keniscayaan yang sangat di butuhkan
media massa. Tidak lain agar pemancaran atau penyebaran pesannya bisa lebih cepat
dan serentak kepada khalayak yang tersebar.
7. Komunikasi Massa Dikontrol oleh Gatekeeper
Gatekeeper yang sering disebut dengan penapis informasi / palang / pintu
penjaga gawang, adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi
16
melalui media massa. Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut menambah
atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas, agar semua informasi yang
disebarkan lebih mudah di pahami.
Intinya Gatekeeper, merupakan pihak yang ikut menentukan pengemasan
sebuah pesan dari media massa. Semakin kompleks sistem media yang dimiliki,
semakin banyak pula Gatekeeping (pemalang pintu atau penampisan informasi yang
dilakukan). Baik buruknya dampak pesan yang disampaikan dan di sebarkan pun
tergantung pada fungsi penapisan informasi atau gatekeeper.
2.2.2.4 Proses Komunikasi Massa
Proses komunikasi massa dapat dibahas dengan model Source – Message –
Channel – Response – Effect (S-M-C-R-E) (Wiryanto, 2004). Dalam pembahasan ini
menitikberatkan pada bagaimana sebuha media komunikasi mencapai dan dapat
mempengaruhi khalayaknya. Model ini mengikuti formula C-R-E. Tujuan ini menitik
beratkan pada bagaimana tanggapan atau efek yang di terima oleh audience yang di
berikan oleh media massa.
Bagan model C-R-E dapat dilihat dibawah ini
Pesan – Pesan Media
:
Ultimate Audience
Efek
Gambar 2.1 Bagan model C-R-E
Dari bagan yang dijelaskan tampak pengertian proses komunikasi massa
dalam artian yang sempit. Proses yang ditunjukan hanya berupa penyampaian pesan
media kepada khalayak. Dengan bantuan model ini kita akan memusatkan perhatian
pada aliran pesan-pesan komunikasi massa sejak disebarluaskan melalui media
massa hingga memperoleh efek dari khalayak massa.
17
2.2.3 Media Massa
Media massa (mass media) merupakan berbagai macam media atau wahana
untuk berkomunikasi massa seperti pers. Secara sempit, media massa dapat diartikan
sebagai surat kabar, sedangkan secara luas sebagai media pemberitahuan, media
eletronik seperti televisi, radio, bioskop yang mampu menjangkau masyarakat secara
luas. (Jefkins, 2004)
Menurut Cangara (2003), media massa adalah alat yang digunakan dalam
penyampaian informasi dari sumber kepada penerima dengan menggunakan alat
komunikasi.
Media massa telah menjadi sumber dominan bagi setiap individu untuk
memperoleh gambaran realita sosial. Selain informasi dan edukasi, media berfungsi
sebagai kontrol sosial. Media massa pada dasarnya terbagi menjadi 2 kategori, yakni
media konvensional dan media elektronik.
1.
Media Konvensional
Media konvensional merupakan media cetak seperti koran, majalah, poster,
buletin dan lain-lain. Fungsi yang paling menonjol pada media cetak adalah
informasi
2.
Media Elektronik
Media Elektronik merupakn media massa yang menggunakan alat elektronik,
yaitu :
-
Radio
Radio memulai perkembangan siarannya lebih awal dari televisi. Radi
bersifat dengan mengandalkan kemampuan suara dan bunyi.
Walaupun hanya bersifat audotif, radio memiliki pendengarannya
sendiri, karena pendekatan radio terhadap pendengarannya terjadi
secara dekat dan personal.
-
Televisi
Televisi merupakan media telekomunikasi yang digunakan sebagai
alat untuk memancarkan dan menerima gambar bergerak serta suara,
18
maka televisi diartikan sebagai telekomunikasi yang dapat dilihat
dengan jarak jauh.
-
Internet
Internet merupakan media massa elektronik yang dapat diakses
dimana saja, internet adalah jaringan komputer yang dibentuk oleh
Departemen Pertahanan Amerika di tahun 1969, melalui proyek
ARPA yang disebut ARPANET (Asvance Research Project Agency
Network). Departement tersebut mendemonstrasikan bagaimana
internet dengan Hardware dan Software komputer yang berbasis
UNIX, dengan internet kita dapat melakukan kkomunikasi dalam
jarak yang tidak terhingga. Jumlah pengguna internet yang semakin
meluas pada akhirnya melahirkan media massa lainnya pun saat ini
dapat terintregasi dengan internet, maka dari itu internet memiliki
pengaruh yang besar atas ilmu pengetahuan dan pandangan dunia.
Internet telah menjadi media massa yang berpengaruh.
Selain itu, terdapat karakteristik media massa menurut
Canggara (2003) dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi, yaitu :
1. Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari
banyak orang mulai dari pengumpulan, pengelolaan sampai pada
penyampaian informasi
2. Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang
memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima. Kalau
terjadi reaksi, biasanya memerlukan waktu dan tertunda.
3. Meluas dan serempak, dimana informasi yang disampaikan diterima oleh
banyak orang pada saat yang sama.
4. Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, surat kabar,
mejalah dan sejenisnya.
5. Bersifat terbuka, artinya pesan yang diterima oleh siapa saja dan dimana
saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin, kelas sosial, dan suku bangsa.
19
2.2.4 Televisi
Televisi adalah sebuah media elektronik telekomunikasi terkenal
sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang hitam
putih maupun berwarna, “Televisi” juga dapat diartikan sebagai kotak
televisi. Kata “Televisi” merupakan gabungan dari tele (jauh) yang berasal
dari bahasa Yunani dan visio (pengelihatan) yang berasal dari bahasa Latin.
Sehingga televisi dapat diartikan sebagai telekomunikasi yang dapat
dilihat dari jarak yang jauh. Penemuan televisi disejarahkan dengan
penemuan roda, akren penemuan ini mampu mengubah dunia. Di Indonesia
“Televisi” secara tidak formal di sebut dengan TV, tivi, atau tipi (Nurudin,
2009).
2.2.4.1 Karakteristik Televisi
Televisi merupakan stimulasi alat indra, dalam radio siaran, surat
kabar, dan majalah hanya satu alat indra yang mendapatkan stimulus. Berikut
adalah karakteristi menurut (Ardianto, Komala, Karlinah, 2007) dalam
bukunya Komunikasi Massa Suatu Pengantar :
1.
Audiovisual
Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat dilihat dan
didengarkan (Audiovisual). Maka khalayak televisi dapat melihat
gambar bergerak dan suara yang secara bersamaan. Harus ada
kesesuaian yang harmonis antara gambar dan kata-kata.
2.
Berpikir dalam gambar
Ada tahap-tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam
gambar. Pertama adalah visualisasi, yaitu menerjemahkan kata-kata
yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual.
Tahap kedua adalah penggambaran yaitu merangkai gambar-gambar
sedemikian rupa sehingga mengandung makna tertentu.
20
3.
Pengoprasian Lebih Kompleks
Pengoprasian
televisi
siaran
lebih
kompleks
karena
melibatkan banyak orang dalam proses pembuatannya. Peralatan yang
digunakan pun lebih banyak dan membutuhkan sumber daya manusia
yang terampil dalam pengoprasiannya.
2.2.4.2 Fungsi Televisi
Dalam bukunya Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Ardianto,
Komala, dan Karlinah (2007) menjelaskan bahwa fungsi televisi sama dengan
fungsi media lainnya, yakni memberi informasi, mendidik, menghibur lebih
dominan. Umumnya fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi.
Tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan,
selanjutnya untuk memperoleh informasi.
2.2.4.3 Program Televisi
Program atau acara televisi yang disajikan adalah faktor yang
membuat audience tertarik untuk mengikuti siaran yang dipacarkan oleh
stasiun televisi tersebut. Program dapat disamakan dengan produk atau
barang atau pelayanan yang dijual kepada pihak lain. Dengan demikian
program adalah produk yang dibutuhkan orang, sehingga mereka bersedia
mengikutinya.
2.2.4.4 Jenis Program Televisi
Morissan (2005), mengelompokan berbagai jenis program televisi
menjadi dua bagian berdasarkan jenisnya, yaitu :
1. Program informasi (berita) yang dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
a. Berita Keras (Hard News) yang merupakan laporan berita terkini
yang harus segera disiarkan.
b. Berita lunak (Soft News) yang merupakan kombinasi dari fakta,
gossip, dan opini seperti halnya talk show.
21
2. Program hiburan (entertaiment) yang dibagi kedalam tiga
kelompok, yaitu:
a. Musik
b. Drama permainan (game show)
c. Pertunjukan (variety show)
2.2.4.5 Program Musik
Menurut Morissan (2011) program musik dapat ditampilkan dalam dua
format, yaitu videoklip atau konser. Program musik berupa konser dapat dilakukan di
lapangan (outdoor) ataupun di dalam studio (indoor). Program musik di televisi saat
ini sangat ditentukan dengan kemampuan artis menarik audiens. Tidak saja dari
kualitas suara namun juga berdasarkan bagaimana mengemas penampilannya agar
menjadi lebih menarik.
2.2.5 Presenter
Presenter televisi adalah istilah dalam bahasa Inggris untuk orang yang
membawakan acara atau program televisi. Presenter saat ini atau pembawa acara,
datang dari berbagai ragam kalangan, bukanlah orang biasa yang memiliki wawasan
yang luas, melainkan tokoh selebriti yang berhasil menjadi presenter karena
popularitasnya dan mudah di terima oleh masyarakat.
Pada dasarnya, presenter adalah pembawa acara. Ia membawa sebuah acara
kepada tujuannya. Ia yang membawa sebuah acara untuk mencapai tujuan itu. Ia
berkuasa atas acara yang dibawakannya. Dulu, pembawa acara memiliki karakter
yang serius, berawawasan luas, imajinatif, mampu memberikan tanggapan-tanggapan
yang baik, mudah di mengerti, dan yang pasti harus cerdas dan mampu menempatkan
diri dalam kondisi apapun. Saat ini mulai terlihat pergeseran karakter seorang
pembawa acara. Presenter saat ini tidaklah harus cerdas, berwawasan luas, dan hal
lainnya, semua bisa di dukung oleh peralatan dan sumber daya manusia yang berdiri
dibelakangnnya selama pembawa acara tersebut dapat menjual program tersebut ke
masyarakat, suatu program acara akan tetap terbilang sukses.
22
2.2.5.1 Gaya Penyampaian Pembawa Acara
Menurut Charles Bonar Sirait (2010) Dalam buku The Power Of
Public Speaking, kesuksesan dalam berbicara dapat dibuat dalam banyak
gaya penyampaian. Tentu saja ada sejumlah gaya yang perlu dihindari. Kita
harus mengembangkan sendiri gaya yang cocok dengan diri kita.
Jika dikaitkan dengan penelitian ini, pembawa acara Breakout
memiliki gaya penyampaiannya sendiri. Acara ini menyajikan program musik
yang tidak hanya menghibur namun juga informatif, edukatif dan inspiratif.
Bintang tamu yang dihadirkan juga merupakan musisi-musisi yang bertalenta.
Gaya penyampaian Boy William dan Sheryl Sheinafia memiliki gaya bahasa
yang unik dan khas dan mudah untuk dimengerti oleh penontonya. Bahasa
yang digunakan juga merupaka bahasa sehari-hari anak muda yang
dikombinasikan dengan Bahasa Inggris namun tetap ringan dan mudah
dipahami.
2.2.6 Minat
Minat merupakan bersifat pribadi dan oleh karenanya minat sangat
berbeda dari waktu ke waktu, tetapi beberapa upaya telah dikembangkan
untuk mengaktegorikan minat yang akan bermanfaat untuk tuntutan dalam
menemukan minat khusus seseorang (Sarwono, 2006).
Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan derajat yang
lebih tinggi dari perhatian. Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang
merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat (desire) untuk melakukan sesuatu
kegiatan yang diharapkan komunikator. Hanya ada hasrat saja pada diri
komunikan, bagi komunikator belum berarti apa-apa. Sebab harus dilanjutkan
dengan datangnya keputusan (decission), yakni keputusan untuk melakukan
kegiatan (action) sebagaimana diharapkan komunikator (Sarwono, 2006).
Menurut Sarwono menyebutkan bahwa interest atau minat diartikan
sebagai berikut:
23
a. Suatu sikap yang berlangsung terus menerus yang memberi pola pada
perhatian seseorang sehingga membuat dirinya selektif terhadap objek
minatnya.
b. Perasaan yang menyatakan bahwa suatu aktivitas pekerjaan atau objek itu
berharga atau berati bagi individu.
c. Suatu keadaan motivasi atau set motivasi yang menurut tingkah laku
menuju satu arah tertentu (Sarwono, 2006).
Maka dapat di simpulkan bahwa minat menoton meupakan suatu kemauan
atau kegiatan seseorang untuk melihat sebuah program karena adanya hal-hal yang
menarik perhatian.
2.2.6.1 Faktor Timbulnya Minat
Berdasarkan teori “Acceptance Rejections” yang dikemukakan Fryer dalam
bukunya (Sarwono, 2003) bahwa keberadaan minat itu berdasarkan pada orientasi
suka dan tidak sukanya individu teryhadap objek, subjek atau aktivitas. Orientasi ini
pada gilirannya akan mempengaruhi penerimaan individu. Jika individu tidak suka
pada objek, subjek atau aktifitas tersebut, maka ia akan menolaknya. Penentuan
minat ini berdasarkan pada reaksi individu (menolak atau menerima). Jika ia
menerima berarti ia berminat, dan jika menolak berarti ia tidak berminat.
Menurut (Sarwono, 2006) terdapat tiga faktor timbulnya minat, yaitu:
1. Faktor dorongan dari dalam, yaitu rasa ingin tahu atau dorongan untuk
menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda. Dorongan ini dapat
membuat seseorang untuk mempelajari ilmu mekanik, melakukan
penelitian ilmiah, atau aktivitas lain yang menantang.
2. Faktor motif sosial, yakni minat dalam upaya mengembangkan dir dari dan
dalam ilmu pengetahuan, yang mungkin di ilhami oleh hasrat untuk
mendapatkan kemampuan dalam bekerja, atau adanya hasrat untuk
memperoleh penghargaan dari keluarga atau teman.
3. Faktor emosional, yakni minat yang berkaitan dengan perasaan dan emosi.
Misalnya, keberhasilan akan menimbulkan perasaan puas dan
dapat
24
meningkatkan
minat tersebut,
dan
suatu
kegagalan
akan
dapat
menghilangkan minat seseorang.
Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa minat adalah sikap
yang dapat menimbulkan perhatian, rasa ingin tau dan hasrat untuk melakukan
sesuatu dalam diri seseorang yang muncul akibat adanya objek tertentu ataupun
rangsangan. Dalam hal ini pengaruh presenter program music Breakout akan
memberikan minat yang besar untuk menonton acara “Breakout”. Dari objek yang
diminati oleh seseorang tersebut akan mempengaruhi minat unutk menonton
tayangan tersebut. Apabila seseorang sudah menyukai dan memperhatikan suatu
objek maka akan menimbulkan kencederungan seseorang untuk melakukan suatu
kegiatan yang timbul dari minat tersebut.
2.2.7 Pengertian Menonton
Menurut kamus khusus umum Bahasa Indonesia, menonton adalah melihat
pertunjukan, gambar hidup dan sebagainya (Poerwadaminta, 1998) sedangkan
pengertian menonton menurut (Sardji, 2004) adalah suatu proses yang disadari atau
tidak disadari dimana menonton diletakan pada alam yang samar yang dihadapkan
pada tumpuan cahaya dan membantu menghasilkan ilusi di atas layar yang akan
menimbulkan emosi, pikiran dan perhatian manusia yang dipengaruhi tayangantayangan yang ditonton.
Berdasarkan pengertian tentang minat dan menonton tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan minat menonton dalam penelitian ini
adalah suatu keadaan dimana diri individu atau khalayak terjangkit untuk
mengarahkan pehatiannya secara sadar terhadap objek yang disenanginya dan unutuk
selanjutnya emosi, pikiran dan perhatiannya terpengaruh unutuk mengikutin acara
tersebut.
2.2.8 Teori Uses and Gratification
Uses and Gratifications merupakan pengembangan dari model jarum
hipodermik. Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri
seseorang, tetapi tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Khalayak
dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Hal ini
25
memusatkan perhatian pada penggunaan (Uses) media untuk mendapatkan kepuasan
(Gratifications) atas kebutuhan seseorang. Media bersifat fungsional, dimana
kemampuannya dalam memberi kepuasaan bisa bervariasi. Pendekatan ini
menjelaskan tentang asal mula kebutuhan manusia secara psikologis dan sosial, yang
menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain dan
menimbulkan pemenuhan kebutuhan (Ardianto, Komala, Karlinah, 2007).
Komunikasi massa memiliki kapasitas yang menawarkan sejumlah informasi
atau pesan yang dapat dimanfaatkan oleh khalayak, dan memungkinkan untuk
memenuhi kebutuhan khalayak. Presenter atau pembawa acara memiliki daya tarik
yang kuat dalam menyampaikan informasi dan hiburan yang pada akhirnya akan
mendorong minat audience dalam bertindak secara aktif untuk memilih media.
2.3 Kerangka Pemikiran
Penampilan
Pembawa Acara
Breakout
(Variabel X)
-Gaya Penyampaian
-Penguasaan Program
-Frekuensi
-Durasi
-Atensi
Minat Menonton
Siswa-Siswi Kelas XI
SMAN 5 Tangerang
(Variabel Y)
-Emosi
-Nilai
-Sikap
(Susanto, 2010)
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
26
Download