Hasan Mustofa Nim - UIN Repository

advertisement
RASULULLAH SEBAGAI l'ENDIDIK
PERSPEKTIF AL-QUR' AN
Skripsi
·:I
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Srnjana Pendidikan Agama Islam
Oleh:
-Hasan Mustofa
Nim : 0011017745
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMUTARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDAY ATULLAR
JAKARTA
1426 HI 2005 M
'1!
RASUL ULLAH SEBAGAI PENDIDIK PERSPEKTIF AL-QUR' AN
Slaipsi
Diajukan kepada Fakultas !lmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam
Oleh
Hasan Mustofa
NIM: 0011017745
Di Bawah Bimbingan
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISILAM
FAKUL TAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSIT AS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1426 HI 2005 M
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul "Rasulullah Sebagai Pendidik Pe1·spektif al-Qur'an"
telah diujikan pada sidang Munaqasah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 12 Juli 2005 Skripsi ini
telah diterima sebagi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata
Satu ( S 1) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam.
Jakarta, 12 Juli 2005
Sidang Munaqasah
Sekretaris merangkap anggota
Ketua Sidang merangkap anggota
Anggota
Penguji I
Drs. H. Abdul Fatah Wibisono, M.Ag
NIP. 150 236 009
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji serta syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt atas
segala karunia dan hidayah-Nya yang telah dilimpahkan, sehingga penulis berhasi!
menyelesaikan skripsi dengan judul: "Rasulullah sebagmi pendidik perspektif al~
Qur'an" dan dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam semoga senantiasa
terlimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad saw, yang telah membawa manusia
ke jalan yang diridhai oleh Allah swt. Karya tulis ini merupakan hasil perenungan dan
pemahaman penulis yang cukup mendalam yang diharapkan mampu memberikan
corak tersendiri dalam khasanah pendidikan, terutama yang bersangkuian dengan
pendidik. Tetapi hasil ini bukan merupakan sebuah karya besar yang patut di buat
pegangan karena didalamnya masih banyak kekurangan-kekurangan yang perlu
ditambahkan. Harapan penulis kelak ada penerus yang bisa meneruskan bahkan
mementahkan hasil karya ini.
Karya tulis ini merupkan skripsi yang diajukan kepada fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatu!lah Jakarta sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar kesaijanaan SI (Strata I).
Se!ama penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan, motivasi,
dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
.•
IV
I. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegurnan bese1ta staf-stafnya, yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat belajar yang menambah
wawasan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
2. Ketua jurusan Pendidikan Agama Islam beserta staf-stafnya, yang telah
banyak membantu penulis saat menjalani kuliah dan ketika penyusunan
skripsi ini.
3. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya selaku dosen pernbimbing skripsi, yang
telah banyak meluangkan waktu dan mencurahkan pikiran untuk membimbing
penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Pirnpinan Perpustakaan UIN Syarif 1-Iidayatullah Jakarta bese1ta
stai~stafnya
dan perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan beserta staf-stafnya,
yang telah berkenan meminjamkan buku-buku perpustakaan kepada penulis.
5. Kepada para dosen yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan
dan pengalaman kepada penulis dengan penuh kesungguhan serta penuh
kesabaran.
6. Kepada Ayah dan Ibunda tercinta yang bersusah payah mendidik dan
membimbing penulis dari sejak kecil sampai sekarang.
7. Kakak-kakak yang tercinta Parhan, Maisarah, dan adik-adik tercinta
Sulaiman, Faisal, Maksum, Madkur, Nabilul Ulum dim M. Nur Parisi yang
telah memberikan motivasi dan dorongan kepada penulis untuk terus
menuntut ilmu.
v
8. Teman-teman yang terkasih Ircham Junaidi (Achonk), Syan1sul Arifin,
Nun-ahman (edo) dan lain-lain yang tidak dapat penulis sebutkan semuanya,
yang telah mendorong penulis untuk dapat menyelesaikan penyususnan
skripsi ini. Terima kasih atas cintanya.
Kepada Allah jualah penulis serahkan segalanya serta panjatkan doa semoga
amal kebajikan mereka diterima disisi-Nya se1ia diberikan pahala yang berlipat
ganda. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya serta bagi para pembaca pada umumnya. Kritik
dan saran sangat penulis harapkan agar skripsi ini menjadi baik lagi.
Jakarta, 15 Juni 2005
Penulis
VI
DAFTARISI
Kata Pengantar .......................................................................... ........................... iv
Daftar lsi......................... .... ..... ............. ... ... ... ... .. ..... ... .. .. ..... .. .. ... .... .. .. ..... .. .. ... ... .... vii
BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................. 1
.
A. Latar Belakang Masalah ......... ... .. .... .... .. .. ..... .. .. .. .. .. ......... ..... ...... .. I
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .. .. .. ..... .. .. ............. ... ............ 8
C. Kajian Pustaka .............................................................................. 9
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 10
E. Metodologi Penelitian .................................................................. 11
F. Sistematika Penulisan ....... ........... ......... .......... ... ..................... ...... 13
BAB II PENDIDIKAN PERSPEKTIF AL-QUR'AN .................................... 14
A. Pengertian Pendidikan Islam ........ ........ ........................ .......... ...... 14
B. Ungkapan A-Qur'an Mngenai Pendidikan ................................... 19
C. Tujuan Pendidikan Islam.............................................................. 21
BAB III RASULULLAH SEBAGAI PENDIDIK
PERSPEKTIF AL-QUR'AN ........................................................... 27
A. Sifat-sifat Rasulullah Sebagai Pendidik Menurut AlQur'an
Surat Ali Imran Ayat 79 dan 159 ................................................. 27
Vil
B. Rasulullah Sebagai Penyelamat Umat dari Kemusyrikan ............ 38
C. Rasulullah Sebagai Pengarah Umat kepada Kebajikan ................ 42
D. Rasulullah Sebagai Pembawa Rahmat Bagi Seluruh Alam ......... 45
BAB IV PENUTUP ......................................................................................... 49
A. Kesimpulan .................................................................................. 49
B. Saran-saran ................................................................................... 50
Daftar Pustaka ...................................................................................................... 51
Vil!
BABI
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan memainkan peranan penting dalam upaya melahirkan sumber
daya manusia, yaitu manusia yang handal dan dapat menjawab semua tantangan
zaman 1• Pendidikan Islam, sejauh menyangkut fungsinya, mempunyai peranan
penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sesuai dengan cirinya
sebagai pendidikan agama, secara ideal pendidikan Islam berfungsi dalam penyiapan
sumber d'1ya manusia (SDM) yang berkualitas tinggi, baik dalam penguasaan
terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi maupun dalam hal karakter, sikap moral,
pemghayatan dan pengalaman ajaran agama. Singkatnya pendidikan Islam secara
ideal berfungsi membina dan menyiapkan anak didik' yang berilmu, berteknologi,
berketerampilan tinggi dan sekaligus beriman dan beramal saleh. 2 Sebagai sumber
utama dan pertama, Al-Qur'an yang secara harfiah berarti "bacaan sempuma"
merupakan suatu pilihan Allah yang sungguh tepat. Ia layaknya sebuah permata yang
1
'{as1nadi, "Aifodernasi Pesanlren", Kritik Nurcho/is Madjid 1'erhadap Pendidikan lsla1n
lradisional, (Jakarta: Ciputat pers, 2002), eel I, h.152
2
Azyumardi Azra, "Pendidikan Jsla1n", Tradisi Dan Modernisasi Menu1u Milenhun Baru,
(Jakarta: Logos Waeana Ilmu, 1999), eet. I, h.56-57.
I
2
memancarkan cahaya yang berbeda-beda sesuai dengan sudut pandang masingmasing.'
Al-Qur' an juga telah mengintroduksikan dirinya sebagai "pemberi petunjuk
kepada
(jalan)
yang
lurus".
Petimjuk-petunjuknya
bertujuan
memberikan
kesejahteraan dan kebahagiaan bagi manusia, baik secara pribadi maupun kelompok
dan karena itu ditemukan petunjuk-petunjuk bagi manusia dalam kedua bentuk
tersebut. Rasulullah saw, yang dalam ha! in( be1iindak sebagai penerima al-Qur'an,
bertugas
untuk
menyampaikan petunjuk-petunjuk
tersebut,
mensucikan
dan
mengajarkan manusia. Mensucikan dapat di identikan dengan mendidik, sedangkan
mengajar tidak lain ialah mengisi anak didik dengan pengetahuan. 4 Al-Qur'an alKarim, dalam mengarahkai1 pendidikannya kepada manusia, memandang dan
memperlakukan makhluk tersebut sejalan dengan unsur ciptaannya; jasmani, aka! dan
jiwa atau dengan kata lain "mengarahkan menjadi manusia seutuhnya".'
Dalam kaitannya dengan ha! di atas, Abu! A'la al Maududi, menyatakai1
bahwa manusia dibentuk oleh Tuhai1 dalam suasana yang berbeda. Pertama, ia
berbeda di dalain suasana dimana dirinya secara menyeluruh diatur oleh hukum
Tuhannya. Kedua, manusia telah dianugerahi kemampuan aka! dan kecerdasan.
Dalam uraiaimya, al-Maududi ingin memberikan nuansa berfikir analisis kepada kita
bahwa manusia telah diberi keman1puan potensial untuk berfikir, berkehendak bebas
3
M. Quraish Shihab, Wawasan A/-Qur'an: Tafsir Mad/u'J alas Pelbagai Persoalan Umat,
(Bandung: M izan, 1997), h. 3
4
M. Quraish Shihab, !vfembumikan Al-Qur 'an, (Jakarta: Mizan, 1992), h. 172
5
Ibid., h. 175
3
dan memilih. Namun pada hakikatnya ia dilahirkan sebagai seorang muslim dalam
arti bahwa segala gerak dan tingkah lakunya cenderung berserah diri kepada
Penciptanya.'
Oleh sebab itu diutusnya Rasulullah kemuka bumi ini untuk merangsang dan
mengarahkan potensi yang dimiliki oleh manusia sebagai khalifah di bumi kejalan
yang benar dan diridhai oleh Allal1 swt. Dalam istilah al-Qur'an sebagai "basyiran"
(pembawa kabm· gembira) dan "Nadiran" (pengikat dat<mgnya petaka) dalam
pribadinya terhimpun semua keutamaa,n nilai-nilai dan dirinya terjauh dari cacat dm1
cela. Allah swt memilihnya diantara makhluk-makhluk-Nya
~ntuk
menyampaikan
risalah-Nya, ia disucikan dari perbuatan jahat, dilindungi dari rencana kejal1atan
orang, dipelihara dari berbagai keburukm1 dan disempurnakan pendidikannya.'
Pandangan Syaikh Yasin di atas memberikan isyarat bahwa Nabi Muhammad
saw di didik lm1gsung untuk kemudim1 beliau mengajarkan apa-apa yang telah
didapat dari Allah swt kepada umatnya sebagaimana firman Allah swt dalam surat
m1-Nisa yang berbunyi:
Artinya: "Dan Dia telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu
ketahui. Dan adalah karunia Allah sangat besar atasmu ". (An-Nisa
: 113)
6
7
H. M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h. 158-159.
A;y-Syaikh Khalid Yasien, Muhammad di Mata Cendikiawan Baral, (Jakarta: Gema lnsani
Press, 1995), cet VI, h. 52
4
Pribadi Rasulullah merupakan kumpulan dari berbagai kecendekiawanan
dan kecerdasan sehingga memungkinkan ia untuk mendirikan umat agama dan negara
dari no!, maka mungkin wajarlah ketika semua orang tunduk dan kagum mengenal
biografinya yang semerbak wangi sebagai tanda penghormatan dan pengagungan.
Keluhuran sifat dan akhlak beliau tidak diragukan lagi bahkan Allah secara tegas
membimbing dan mengisyaratkan kepada beliau sebagaimana firman Allah dalam
surat Ali Imran yang berbunyi:
J
,..
o....
,..
0
,..
,..
if,
...
)
,..
,..
\
...
0-- 1~:1 ~1 .1.#- LW ~ )J) ~ cJ .\iii ::,,,. a.:;..~ ~
~1 012"1
~ J5-? G:.;. 1~µ,.. ;~1 J,.. ~~)~J ~ :,J;'... 13 r6'.p ~u
... ,..
2..Uj;_,
,..
,..
,..
...
,,..
....
,..
,..
:1'
,,.
,,.
Artinya: "Maka disebabkan rahmat dari Allah lah kamu berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi
berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.
Karena itu maajkanlah mereka mohonkanlah ampun bagi mereka
dan bermusyawarahlahdengan mereka dalam urusan itu. Kemudian
apabila kamu telah membulatkan tekad,maka bertawakkallah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakkal kepadaNya ". (Ali Imron: 159)
Ayat di atas memberikan petunjuk betapa Rasulullah saw merupakan sosok
yang lemah lembut, berkepribadian sempurna, tidak gampang marah, sabar, pemaaf
dan selalu bertawakkal, yakni mengembalikan semua urusan kepada Allah swt setelah
berusah semaksimal mungkin. Rasulullah juga mempunyai sifat rabbani sebagaimana
tergambar dalam surat Ali Imran ayat 79 yang berbunyi:
5
0)~ er,,. <,?r I~~,,. 1;, j <.f'
GJ,.
,,.
j); ~;~I) ~I) ;:.,.,\3'.J1 ~I ~:;;
0f ;<1
,,.
,, ... ;)tS-~
>
}
....
0j,,~JJ (JS'~) yt.:sJI 0;1:; (JS' 1.:.i ~~) 1;,Js- .:fl) 11
,,
..
...
"'
.. ...
,,.
..
,.
}
Q
...
'JI
Artinya: "Tidak wajar bagi seorang manusia yang Allah berikan kepadanya
Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia:
"hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan
penyembah Allah." Akan tetapi (dia berkata ): "hendaklah kamu
menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan
Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempeiqjarinya ". (QS: Ali
lmran: 79)
Secara tidak langsung ayat di atas menggambarkan bahwa Rasulullah saw
setelah mendapat ilmu dari Allah melalui wahyu, beliau tidak lantas sombong dengan
menyuruh umatnya untuk menyembahnya, akan tetapi beliau malah bersikap rabbani
yakni menjadi seorang yang alim yang selalu mengmalkan ilmunya, demikian
menurut Said bin Zubair sebagaimana dikutip oleh Abi Muhammad al-Husain bin
Mas'ud 8
Menurut penilaian sebagian kaum orientalis, sosok Rasulullah saw adalah
kumpulan beberapa personifikasi, seorang negarawan, seorang sastrawan, seorang
ilnrnwan dan seorang agamawan yang selalu mendidik clan mengajarkan serta
membimbing umatnya menuju arah keclewasaan beraganm, bermasyarakat, clan
beradab. 9 Penilaian di atas sesuai clengan esensi yang terkandung di clalam al-Qur'an
sebagaimana firman Allah swt:
8
Abi Muhammad Alhusain bin Mas'ud, Tafsir al Baghawi, (Beirut: Dar AJ-Kutb Al-Ilmiah
1993), cet.l, Jilid.I, h. 249
9
Asy-Syaikh Khalid Yasien, Op. cit., h. 73
6
Artinya:
"Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan ni'mat Kami
kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu
yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan
kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah (As
Sunnah), serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu
ketahui. " (QS. Al-Baqarah: 151 ).
Spirit ayat di atas memberikan pemahaman kepada kita bahwa Allah telah
memerintahkan kepada seluruh manusia agar mereka bersyukur atas diutusnya Nabi
Muhammad ke muka bumi ini dengan membawa semangat dan gairah kesastraan,
ketauhidan, pendidikan, penalaran dalam proses pengenalan ke-Tuhan-an dan
kemanusiaan seutuhnya. Dan ayat di atas juga memberikan pemahaman kepada kita
bahwa Rasulullah adalah sebagai pendidik bagi umatnya. Menurut Imam Ghazali,
Rasulullah adalah seorang Muallim atau pendidik yang materi pendidikannya di dapat
dari Allah melalui wahyu. Beliau mempunyai aka! yang meliputi dan menguasai
semua tingkatan sosial manusia. Oleh karena itu, setiap kalimat yang beliau lontarkan
bahkan
setiap
hurufnya mengandung Jautan rahasia dan segudang rumus
pengetahuan. 10
Nabi Muhammad sebagai Rasul mampu menjelaskan dengan baik dan rijit
tentang isi al-Qur'an. Disamping itu, beliau mampu menyelarnatkan umat manusia
dari dosa kemusyrikan atau menyekutukan Allah, dan yang paling menakjubkan
0
Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad al-Ghazali, Majmuah Rosail alGhazali (Libanon: Dar al-Kut al-Ilmiah, 1994) cet I, Jilid 3, h. 64-65
'
7
adalah
Nabi
Muhammad
mampu mengarahkan
umatnya kepada kebajikan
sebagaimana yang tertera dalam surat Ali Imran ayat: 110 yang berbunyi:
Artinya: "Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma 'ruf dan mencegah dart yang munkar,
dan beriman kepada Allah". (QS: Ali Jmran :110)
Beliau juga mampu menceritakan dengan baik kisah··kisah umat terdahulu
yang tidak pernah dikenal dan didengarkan oleh bangsa Arab sebelumnya, sehingga
mereka sangat terkejut dengan ha! itu dan mengakui bahwa cerita itu mereka peroleh
setelah Nabi Muhammad diangkat menj.adi Rasul. 11
Kemampuan yang luar biasa ini tidak luput dari peran Nabi Ibrahim dan
Ismail yang selalu mendambakan kehadiran seorang yang mempunyai kemampuan
memaparkan ayat-ayat Allah dengan baik, mampu mengajarkan kitab suci-Nya,
mampu mengajarkan ilmu-ilmu agama/hikan1 dan mampu menyelamatkan umat
n;anusia dari jurang kemusyrikan. 12 Keinginan Nabi Ibrahim dan Ismail tampakjelas
dalam doa mereka dalam al-Qur'an surat al-Baqarah: 129 yang berbunyi:
,,..
J
~ , '.I-;, . I!~ ~
~- .r"- \"
...
v
...
0
~\
...
,:.
0
\J j ·'...,') :...i..J
'-:.,.;._; ()
\'
V•
,,..
0
.,,.
•
...
~
G°'
,)
>JI
).;i1 ~i ~i... ~J.j
...
,,,.
Artinya: "Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan
mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau,
dan mengajarkan kepada mereka Al Ki/ab (Al Qur'an) dan Al-Hikmah
11
Abu Ja'far Muhammad bin Jarir ath-Thabari, Jamiul Bayan an Ta'wili Ayat al-Qur'an
(Libanon: Beirut, 1998) Jilid 2. h. 36-37
12
Ibid., Jilid I, h. 556
8
(As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah
yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. Al-Baqarah: 129).
Sebagai pendidik umat Islam, Rasulullah selalu clituntut untuk mendidik
mereka dan mengajarkan mereka hakikat dan rahasia-rahasia yang terkandung dalam
kitab al-Qur'an agar supaya umatnya selalu senantiasa dalam hidayah dan inayah
Allah dengan memperoleh petunjuk al-Qur'an dan cahaya-cahayanya. 13
Bertolak dari uraian di atas, penulis ingin berusaha membahas peran
Rasulullah saw disamping sebagai penerima risalah dan penyampainya, adalah
pendidik/gnru bagi umatnya dengan menggunakan analisis ayat al-Qur'an, dengan
judul : "Rasulullah sebagai Pendidik Perspektif al-Qur 'an".
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah.
Untuk lebih memperjelas permasalahan, maka pembahasan dalam skripsi ini
dibatasi pada:
a. Pendidikan yang mencakup pengertian, ungkapan al-Qur'an mengenai
pendidikan dan tujuan pendidikan Islam
b. Peranan Rasulullah sebagai pendidik dalam perspektif al-Qur'an
c. Sifat-sifat Rasulullah sebagai pendidik
d. Rasulullah sebagai penyelamat umat dari kemusyrikan.
e. Rasulullah sebagai pembawa rahmat bagi segenap alam
13
Ismail Haqi, Ruliul Bayan (Libanon) Jilid I, h. 225.
9
2. Perumusan Masalah
Persoalan pokok yang perlu dirumuskan dalam skripsi ini adalah "Bagaimana
peranan Rasulullah sebagai pendidik, penyelamat umat dari kemusyrikan
menurut al-Qur'an.
"Bagaimana sifat-sifat Rasulullab sebagai pendidik menurut al-Qur'an.
C. Kajian Pustaka
Sebenarnya tulisan/karya ilmiah yang ada kaitannya dengan Rasulullab
sebagai pendidik cukup banyak, namun penulis di sini ingin mencantumkan satu saja
yang mungkin
bisa mewakili yang lain. Buku itu berjudul : "Mendidik Anak
Bersama Rasulullah" yang dikarang oleh Muhammad Nur Abdul Hafizh.
Beberapa yang diupayakan agar setiap pendidik mampu memilikinya adalah :
a. Memiliki sifat lemah lembut
b. Ramah dan menjauhi sifat bengis
c. Hati yang penuh kasih sayang
d. Mengambil yang termudah dari dua urusan selam;i tidak mengandung dosa
e. Bersifat fleksibel
f.
Manjauhkan diri dari amarah
g. Berlaku moderat
h. Mernbatasi diri dalam memberikan nasehat yang baik (Bab I. h. 52-58)
10
Rasulullah dalam memberi pengarahan kepada setiap orang agar selalu
bersikap jujur dan melarang keras kepada orang tua yang selalu berbohong kepada
anak-anaknya. (Bab IV, h. 187).
Para sahabat dan ulama besar terdahulu telah memahami arti penting seorang
gurulpendidik yang baik yang dapat menjadikan anak-anak mereka dapat meraih ilmu
pengetahuan yang benar.
-
lbnu Sina menjelaskan kriteria seorang guru/ pendidik yang shaleh. Dalam
bukunya "As-Siyasah" beliau mengatakan orang tua sebaiknya mencari sosok
guru/pendidik yang memiliki akhlak yang baik, berakal, taat dalam menjalankan
agamanya, tidak bersifat dengki, komunikatif dalam bergaul dengan anak, tidak
kaku/fleksibel, dan mampu membuat anak meresa senang untuk belajar bersamanya.
(Bab VII, h. 23 7)
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk menywnbangkan paradigma dam kajian ilmu pendidikan tentang
Rasulullah sebagai pendidik menurut al-Qur'an
b. Untuk mmenyumbangkan ide tentang konsep pendidik menunni Islam
atau al-Qur'an.
c. Untuk menyumbangkan kajian tentang pola Rasulullah mendiudik
menurut al-Qur'an.
11
2. Manfaat Penelitian
a. Hasil penelitian manjadi sumbangan berarti s·ebagai bahan untuk
nmengembangkan Teori dalam khasanah ilmu pengetahuan
b. Hasil penelitain ini juga dapat dijadikan acuan bagi para pendidik atau
guru dalam mendidik anak didiknya.
E. Metodologi PeneHtian
Sebagai mana lazimnya sebuah karya ilmiah yang selalu menggunakan
metode penelitian sebagai landasan operasionalnya, maka penulis menggunakan
penelitian kepustakaan (Library
Rese~rch)
untuk mendapatkan data, yakni sebuah
penelitian yang· menggunakan kitab-kitab tafsir, buku-buku, dokumen-dokumen
resmi, maj al ah dan surat kabar, baik sumber yang primer maupun skunder sebagai
bahan rujukan. Sumber rujukan yang akan digunakan dalam penelitian skripsi ini
adalah kitab-kitab tafsir yang ditulis ulama di abad klasik, pertengahan, dan modern
se1ia sumber-sumber lainnya yang relefa.n.
Metode library research ini nampaknya tak terelakkan mengingat judul skripsi
yang penulis ajukan berkisar pada masalah studi analisis tafsir ayat-ayat yang
berkaitan dengan pendidikan. Adapun metode pembahasan yartg penulis pergunakan
'
dalam penulisan skripsi ini adalah metode diskriptif analisis, yakni dengan
mengumpulkan data secara sistematis dan konsisten, kemudian menganalisa,
menyeleksi, dan menarasikan untuk diambil kesimpulan. Aiiinya sumber-sumber
12
tersebut di deskripsikan dan di analisa dengan menggunakan pendekatan tafsir AlMuqaran.
Metode ini adalah dengan mengemukakan penafsiran ayat-ayat al-Qur'an
yang ditulis oleh sejumlah Mufassir, kemudian mengkaji dan menganalisis tafsirtafsir tersebut, dengan menilai kekurangan-kelebihan serta persamaan-perbedaan di
antara tafsir-tafsir tersebut. Kitab-kitab itu mungkin dari generasi salaf ataupun
khalaf, baik ma'tsur maupun ma' qui dengan berbagai coraknya.
Dalam pembahasan ini, penulis menggunakan pendekatan metode penafsiran
tersebut. Yakni dimulai dengan mengemukakan ayat al-Qur'an surat al-Baqarah ayat
151, Ali Imran ayat 79, 110, dan 159, dan al-Anbiya' ayat 107 serta terjemahannya,
kemudian mengemukakan sejarah turunnya ayat, selanjutnya penulis mengemukakan
penafsiran ayat tersebut yang di tulis oleh sejumlah mnfassir dalam kitab tafsir yang
penulis kaji, dengan menjelaskan makna kata-kata yang ada dalam ayat tersebut,
kemudian mengkaji dan menganalisis tafsir-tafsir tersebut. Akem tetapi penulis tidak
terlalu jauh sampai menilai kekurangan-kelebihan serta persamaan-perbedaan di
antara tafsir-tafsir tersebut.
Dalam mengan1bil kesimpulan, penulis menggunakan analisis induktif.
Dengan m<;tode ini penulis menganalisis masalah-masalah yang bersifat khusus dan
kemudian di ambil kesimpulan yang bersifat umum.
Adapun teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada "buku pedoman
penyusunan skripsi, tesis, dan disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang
diterbitkan oleh UIN Jakarta Press, tahun 2002 ", kecuali al-Qur'an dan Te1jemahan.
13
F. Sistematika Penulisan
Agar penulisan skripsi ini menjadi lebih jelas dan lebih terarah serta mencapai
sasaran yang ingin penulis tuju, maka penulis membagi penulisannya menjadi empat
bab, dimana setiap bab terdiri dari sub-sub bab.
BAB I
Pendahuluan yang akan membahas tentang latar belakang masalah,
pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian
dan sistematika penulisan.
BAB II
Menguraikan tentang tinjauan teoritis tentang pendidikan perspektif alQur'an yang meliputi pengertian pendidikan Islam, ungkapan al-Qur'an
tentang pendidikan dan tujuan pendidikan Islam.
BAB III
Membahas tentang Rasulullah sebagai pendiclik perspektif al-Qur'an
yang meliputi sifat-sifat Rasulullah sebagai pendidik yang tergambar
dalam al-Qur'an surat Ali Imran 79 clan 159, Rasulullah sebagai
penyelamat umat dari kemusyrikan yang tergambar clalam al-Qur'an
surat al-Baqarah 151, Rasulullah sebagai pengarah umat kepada
kebajikan yang tergambar dalan1 al-Qur'an surat Ali Imran 110 dan
Rasulullah sebagai pembawa rahmat bagi segenap alam yang tergambar
dalam al-Qur'an surat al-Anbiyaa' 107
BAB IV
Penutup yang meliputi kesimpulan dan saran-saran.
BAB II
PENDIDIKAN PERSPEKTIF AL QUR'AN
A. Pengertian Pendidikan Islam
Secara etimologi, pendidikan berasal dari bahasa Yunani, "paidagogiek",
''pais" bermti anak, "gogos" artinya membimbing/tuntutan; dan "iek" artinya ilmu.
-
Jadi pedagogik adalah ilmu yang membicarakan bagaimana memberikan bimbingan
kepada anak. Dalam bahasa Inggris pendidikan diterjemahkan menjadi "education".
"Education" berasal dari bahasa Yunani "educare" yang bermti membawa
berkembang 1•
Dalam kamus besar bahasa Indonesia pendidikan berasal dari kata "didik"
yang mendapat awalan ''pe" dan akhiran "an" yang artinya proses pernbahan sikap
dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalmn usaha mendewasakan manusia
m~lalui upaya pengajaran dan pelatihan, prosese, perbuatan, cara mendidik2 •
Sed::ingkan pengettian pendidikan secara terminologi adalah "aktifitas dan
usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensipotensi pribadinya, yaitu : rohani (pikir, karsa, rasa, cipta, dan budi nurani) dan
jasmani (panca indera serta keteran1pilan-keterampilan)" 3 . Menurut Amier Daien
1
Madyo Ekosusilo, R.B. Kasihadi, Dasar-dasar Pendidikan, (Semarang : Effhar Publishing,
1987), cet. 11, h. 12
2
DepDikBud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), cet. X, h. 232
' Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar-dasar Kependidikan, (Surabaya : Usaha
Nasional, 1988), cet. Ill, h.7
14
15
Indrakusuma pendidikan adalah bantuan yang diberikan dengan sengaja kepada anak
dalam pertumbuhan jasmani maupun rohaninya untuk mencapai tingkat dewasa4 •
Konferensi pendidikan Islam se-dunia di Mekah (1977) mendefinisikan bahwa
pendidikan adalah "suatu proses mengarahkan pertumbuhan rnanusia yang seimbang
melalui latihanjiwa, intelek, aka! pikiran, perasaan sertajasmani" 5 •
Adapun menurut H. Arifin pendidikan adalah "usaha orang dewasa secara
sadar untuk membirnbing dan mengembangkan kepribadian serta kemampuan anak
didik baik dalam bentuk formil maupun non-formil" 6. Dalarn Garis-garis Besar
Haluan Negara (ketetapan MPR RI No. IV/MPR/73) dikatakan bahwa, pendidikan
pada hakekatnya adalah "usaha sadar untuk rnengembangkan kepribadian dan
kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup". Menurut
pendapat M. J. Langefeld yang disebut pendidikan ialah "pemberian bimbingan dan
bantuan rohani bagi yang masih rnemerlukan" 7 . Dalam Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 2, 1989 pendidikan di artikan "usaha sadar untuk
rnenyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan
bagi perannya dimasa yang akan datang" 8•
4
Amier Daien Indrakusuma, Pengantar I/mu Pendidikan, (Surabaya : Usaha Nasional, I 988),
h.27
'Jurnal Didaktika Islamik; Vol. I, No. 4, November, h. 5
6
H. M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama (Dilingkungan sekolah dan
Keluarga), (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), cet. IV, h. 14
7
H. Sutari Imam Barnadib, Pengantar I/mu Pendidikan Distemalis, (Yogyakm1a : Andi
Offset, I 989), cet. XIII, h. 25
8
H. Munandir, Ensiklopedia Pendidikan, (Malang: UM-Press, 200!), cet. I, h. 229.
16
Akan tetapi malma pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha
manusia untuk membina kepribadiannya sesuai
d~ngan
nilai-nilai di dalam
masyarakat dan kebudayaan. Dengan demikian, bagaimanapun sederhananya
peradaban suatu masyarakat, di dalanmya terjadi atau berlangsung suatu proses
pendidikan. Karena itulah sering dinyatakan pendidikan telah ada sepanjang
peradaban umat manusia, pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha manusia
melestarikan hidupnya9•
Adapun pendidikan dalam artinya yang luas bermakna merubah dan
memindahkan nilai-nilai kebudayaan kepada setiap individu di dalam masyarakat.
Dari sini dapat kita mengerti bahwa pendidikan itu dapat melalui bermacam-macam
proses, tetapi pada dasarnya berdasm· pada proses pemindahan nilai pada suatu
masyarakat kepada setiap individu yang ada di dalamnya. Proses pemindahm1 nilainilai budaya itu melalui bermacam-mac;un jalan 10
Sedangkan pendidikan menurut al Qur'an ialah sebagaimana didefinisikan
para tokoh-tokoh di bawah ini diantaranya adalah :
1. Menurut Almiad D. Mm·imba
Pendidikan Islam ialah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan
hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian ym1g utama
menurut ukuran-ukuran Islam. dengan pengertian lain, seringkali beliau
menyatakan kepribadian utama dengan istilah kepribadian Muslim, yaitu
9
10
Tim Dasen FlP-lKIP Malang: Op. Cit. h. 2
Hasan Langgulung, Pendidikan dan Peradaban Islam, (Jakarta: Al-Husna, 1989), h.120
17
kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama Islam, memilih, clan memutuskan
serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, dan bertanggung jawab sesuai
dengan nilai-nilai Islam. 11
2. Menurut Burlian Somad
Pendidikan Islam adalah pe ndidikan yang bertujuan membentuk individu
menjadi makhluk yang bercorak diri, berderajat tinggi menurut ukuran Allah
dan isi pendidikannya adalah mewujudkan tujuan itu, yaitu ajaran Allah.
Secara terperinei, beliau mengemukakan, "Pendidikan itu disebut pendidikan
Islam apabila memiliki dua ciri khas, yaitu:
a. Tujuan membentuk individu menjadi bercorak diri tertinggi menurut
ukuran al-Qur'an
b. Isi pendidikannya adalah ajaran Allah yang tercantum dengan lengkap
di dalam al-Qur'an yang pelaksanaannya di dalam praktek hidup
sehari-haii sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi saw. 12
3. Menurut Hasan Lai1ggulung
Pendidikan Islam ialah pendidikai1 yai1g memiliki 4 macain fungsi, yaitu:
a. Menyiapkan generasi muda untuk memgang peranan-peanai1 tertentu
dalam masyarakat pada masa yang akan datang. Peranan ini berkaitan
erat dengan kelanjutan hidup masyarakat sendiri.
b. Memindahkan ilmu pengetahuan yang bersangkutan dengan perai1anperanan tersebut dari generasi tua kepada generasi muda.
c. Memindahkan nilai-nilai yang bertujuan untuk memlihara keutuhan
dan kesatuan masyai·akat yang menjadi syarat mutlak bagi kelanjutan
hidup suatu masyarakat dan epradaban. Dengfil1 kata lain nilai-nilai
keutuhan dan kesatuan suatu masyarakat, tidak akfil1 terpelihara yai1g
akhirnya menyebabkan kehfil1curai1 masyarakat itu sendiri.
11
Ahmad D. Marimba, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Al Ma'arif, 1980), cet. IV,
h. 23-24
12
Burlian Somad, Beberapa Persoalan dalam Pendidikan Islam, (Bandung : PT Al-Ma'arif,
1981), cet. l, h. 20-21
18
Adapun nilai-nilai yang dipindahkan ialah nilai-nilai yang diambil dari
lima sumber, yaitu al Qur'an, sunah Nabi, Qiyas, kemaslahatan umum,
dan kesepakatan atau ukma' ulama, dan para pemikir Musim yang
dianggap sesuai dengsn sumber dasar, yaitu al Qur'an dan sunah Nabi.
d. Mendidik anak agar beramal di dunia untuk memetik hasilnya di
akhirat. 13
4. Menurut Syekh Muhammad an-Naquib al-Attas
Pendidikan Islam ialah usaha yang dilakukan pendidik terhadap anak
didik untuk pengenalan dan pengakuan tempat-tempat yang benar dari segala
sesuatu di dalam tatanan penciptaan sehingga membimbing ke arah pengenal
dan pengakuan akan tempat Tuhan yang tepat di dalam tatanan wujud dan
keberadaan. 14
5. Menurut Ahmad Tafsir
Pendidikan Islam ialah bimbingan yang diberikan oleh seorang agar ia
berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.
15
6. Menurut Abdurrahman an-Nahlawi
Pendidikan Islam ialah mengarahkan manusia pada perilaku dan perbuatan
manusia yang berpedoman pada syariat Allah. 16
13
Djamaluddin dan Abdullah Aly, Kaipta Selekta Pendidikan Islam, (Bandung: CV. Pustaka
Selia, l 9U98), cet. I, h. l 0
14
Syekh Muhammad an-Naquib al·Attas, Konsep Pendidikan dalam Islam, (Bandung: Mizan,
1984, cet. Vil, h. I 0
15
Ahmad Tafsir, I/mu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1994), cet. II, h. 24
16
Abdurrahman an Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah Sekolah dan Masyarakat, (Jakarta:
Gema Insani Press, 1995), cet. II, h. 26
19
Basil seminar pendidikan Islam
s~-Indonesia
tanggal 7 sampai dengan
11 Mei 1960 di Cipayung Bogar menyatakan bahwa: "Pendidikan Islam
adalah bimbingan terhadap pertumbuhan rohani danjasmani menurut ajaran
Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuuh, dan
mengawasi berlakunya semua ajaran Islam".
Dari uraian tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan Islam
ialah bimbingan yang dilakukan oleh seorang' dewasa kepada anak didik dalam masa
pertumbuhan agar ia memiliki kepribadian Muslim.
Berdasarkan rumusan di atas, dapat dipahami babwa pendidikan Islam
merupakan proses membimbing dan membina fitrah peserta didik secara maksimal
dan bermuara pada terciptanya pribadi peserta didik sebagai Muslim paripurna (Insan
al Kami!). Melalui sosok pribadi yang demikian, peserta didik diharapkan akan
mampu memadukan fungsi iman, dan amal secara integral bagi terbinanya kehidupan
Y<:ng harmonis, baik di dunia dan di akhirat.
B. Ungkapan AI-Qur'au Mengeuai Pendidikan
Istilah pendidikan dalam konteks al Qur'an atau Islam mengacu pacla tiga kata,
yaitu: al-Turbiyah (~Jlll), al-Ta'lim (~I), dan al-Ta'dib (!.,.\!_.>till). Al-Tarbiyah (~:;JI)
berasal clari kata
~L!J-1..H'.ii-L!j
yang artinya "bertambah" clan "tumbuh", al Ta'lim
20
(r:!l;';ll) berasal clari kata
'":il;'; ;..i;Y.-;...t> yang artinya "mengajar", clan al Ta'dib
(w,bJI)
berasal clari kata i+.>_,t,..:.,_,:,t;,.c,.,~t yang artinya "mencliclik" . 17
Meskipun ketiga kata tersebut memiliki kesamaan makna, namun secara
esensial setiap kata memiliki perbeclaan, baik secara tekstual maupun kontekstuaI. 18
Kata al Tarbiyah menganclung arti menanggung, member:i makan, memelihara,
membuat, menjaclikan bertambah sebagaimana clalam al Qur'an surat al Fatihah ayat 2
0
...
I~ I
<J.:A-'
,
-. .
"'
'
o.-
;:_,'
;Ji J:.;.J I
•J
Artinya: "Segala Puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam".(Q.S Al Fatihah: 2)
Dan clalam surat asy-Syuara ayat 18
Artinya : "Fir'aun menjawab : "Bukankah Kami telah mengasuhmu diantara
(keluarga) kami, waktu kami masih kanak-kanak dan kamu tinggal
umurmu".
bersama
kami
beberapa
tahun
dari
(QS. Asy Syu'ara: 18)
Al-Ta'lim menganclung arti pengajaran yakni memberikan pengetahuan
kepacla seseorang agar mempunyai ilmu pengetahuan. Hal ini tergambar clalam al
Baqarah 31-32 yang berbunyi:
rf
(.':$- ~l... ~~JJ.
~c4
J~f
jJ:. ~)> L~ ;c~1 r~T ~j
...
...
...
.. ... JI.ii ...~SI.ii
,..
~\
r:i:11
~f 2..lf1... \~~'.le ~ ~l... d r-L-... ~ w~ 1)~ .~~t.o
...
...
,,.,.,
Artinya: "Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat
lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada Ku nama benda-benda itujika
17
H. Mahmud Yunus, Kamus Arab - Indonesia, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1989),
h. 136, 277
18
Syamsul Nizar, Fi/safat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), cet. I, h. 25
21 .
kamu memang benar". Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau,
tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah engkau
qjarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah yang Maha
Mengetahui lagi Maha.Bijaksana". (QS. Al Baqarah: 31-32)
Sedangkan al Ta'dib mengandung arti sebuah sisem pendidikan Islam yang di
dalamnya ada tiga sub sistem yaitu pengetahuan, pengajaran dan pengasuhan.
Dari uraian tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan Islam
ialah bimbingan yang dilakukan oleh seorang_ dewasa kt:pada anak didik dalam masa
pertumbuhan agar ia memiliki kepribadian muslim.
C. Tujuan Pendidikan Islam
Sebelum penulis menjelaskan tujuan pendidikan Islam 1:erlebih dahulu penulis
akan menjelaskan pengertian dari tujuan. Secara etimologi, tujuan adalah "arah,
maksud atau haluan". 19 Sedangkan secara terminologi, tujuan berarti "Sesuatu yang
diharapkan tercapai setelah sebuah usaha atau kegiatan selesai dilakukan". Menurut
M. Arifin bahwa tujuan proses pendidikan Islam adalah "idealitas (cita-cita) yang
mengandung nilai-nilai Islam yang hendak di capai dalam proses kependidikan yang
berdasarkan ajaran Islan1 secara bertahap. 20 Sedangkan menuru.t Ahmad D. Marimba,
fungsi tujuan itu ada empat macam, yaitu:
I. Mengakhiri usaha
2. Men,garahkan usaha
3. Merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain, baik tujuantujuan barn maupun tujuan-tujuan lanjutan dari tujuan pertama.
19
Armai Arief, Pengantar I/mu dan Metodo/ogi pendidikan Islam, (Jakrta: Ciputat Press,
2002), eel. I, h. I 5
20
Ibid
22
4. Memberi nilai (sifat) pada usaha-usaha itu.. 21
Sehubungan dengan itu, maka tujuan mempunyai arti yang sangat penting
bagi keberhasilan sasaran yang diinginkan, arah satu pedoman yang harus ditempuh,
tahapan sasaran, serta sifat dan mutu kegiatan yang dilakukan. Karena itu, kegiatan
yang tanpa disertai tujuan, menyebabkan sasarannya akan kabur, akibatnya program
dan kegiatan yang tanpa disertai tujuan, menyebabkan sasarannya akan kabur,
akibatnya program dan kegiatan tersebut men]adi acak-acakan.
Untuk dapat memahan1i lebih jauh mengenai tujuan··tujuan pendidikan Islam.
Berikut ini akan penulis uraikan tenatng tujuan pendidikan Islam menurut para ahli
pendidikan Islam.
Menurut Zakiah Daradjat tujuan pendidikan agama Islam secara keseluruhan
adalah kepribadian seseorang yang membuatnya menjadi insan kamil dengan pola
takwa. Insan kamil artinya manusia yang utuh rohani dan jasmani, dapat hidup dan
berkembang secara wajar dan normal karena takwanya kepada Allah Swt., ini
mengandung arti bahwa pendidikan itu diharapkan inenghasilkan manusia yang
berguna bagi dirinya dan masyarakatnya serta senang dan gemar mengamalkan dan
mengembangkan ajaran Islam dalam berhubungan dengan Allah dan dengan
sesamanya, dapat mengambil manfaat yang semaldn meningkat dalam alam semesta
ini untuk kepentingan hidup di dunia dan akhirat. 22
21
22
Ahmad D. Marimba, Op.cit., h. 45-46
Nur Uhbiyanti, f/mu Pendidikan Islam 2, (Bandung: CV. Pustaka Selia, 1997), cet. I, h. 41
23
Sedangkan menurut Imam Ghazali, tujuan pendidikan, yaitu pembentukan
Insan Paripurna, baik di dunia maupun di akhirat. Menurut Imam Ghazali, manusia
dapat mencapai kesempurnaan apabila berusaha mencari ilmu dan selanjutnya
mengamalkan fadilah melalui ilmu pengetahuan yang dipe:lajarinya. Fadilah ini
selanjutnya dapat membawanya dekat kepada Allah dan akhirnya membahagiakannya
di dunia dan akhirat. 23
Secara praktis, Muhammad Athiyah al-Abrasyi, menyimpulkan bahwa tujuan
pendidikan Islam terdiri atas lima sasaran, yaitu (I) membentuk akhlak mulia; (2)
mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat; (3) persiapan untuk mencari rizki dan
memelihara segi kemanfaatannya; (4) menumbuhkan semangat ilmiah di kalangan
peserta didik; (5) mempersiapkan tenaga profesional yang teran1pil. 24 Sedangkan
menurut al-Syaibani, bahwa tujuan yang tertinggi pendidikan Islan1 adalah
mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat. 25
Menurut Muhammad Fadhil al-Jamaly, tujuan pendidikan Islam adalah
membina pengetahuan atau kesadaran manusia atas dirinya, dan atas sistem
kemasyarakatan Islami serta sikap dan rasa tanggung jawab sosial. Juga memberikan
kesadaran manusia terhadap alam sekitar dan ciptaan Allah serta mengembangkan
23
Fathiyah Hasan Sulaiman, Sistem Pendidikan Islam Versi Al Ghazali, alih bahasa
Fathurrahman May dan Syamsuddln Asyrafl, (Bandung: PT. Al Ma'arif, 1986), cet. X, h. 25·26
24
Mohammad Athiyah al Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, te1j. Bustami A.
Gani dan Djohar Bahry LIS, (Jakarta: Bulan Bintang, 1984), h. l-4
25
Omar Muhammad al Thoumy al Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, Terj. Hasan
Langgulung, (Jakarta: Bulan Bintang, l 979), cet. 1, h. 399
24
ciptaan Nya bagi kebaikan umat manusia. Dan yang lebih utama dari semua itu
adalah ma'rifat kepada pencipta alam dan beribadah kepada Nya dengan cara mentaati
segala perintah Nya dan menjauhi segala larangan Nya. 26
Sedangkan menurut M. Djunaidi Dhany tujuan pendidikan Islam adalah
sebagai berikut:
1. Pembinaan kepribadian anak didik yang sempuma
a. Pendidikan harus mampu membentuk kekuatan dan kesehatan badan dan
otak (pikiran) anak didik.
b. Sebagai individu, maka anak harus dapat mengembangkan
kemampuannya semaksimal mungkin.
c. Sebagai anggota masyarakat, maka anak itu hams dapat mempunyai
tanggung jawab sebagai warga negara yang baik nantinya.
d. Sebagai pekerja, maka anak itu harus bersifat efektif-produktif dan cinta
akan kerja.
2. Peningkatan moral, tingkah laku yang baik dan menanamkan rasa
kepercayaan anak itu pada agama dan pada Tuhan.
3. Mengembangkan intelegensi anak secara efektif dan pengertian anak didik
agar mereka nantinya dapat mewujudkan kebahagiaannya di masa
mendatang. 27
M. Arifin membedakan tujuan teoritis dengan tujuan dalam proses. Tujuan
teoritis terdiri dari berbagai tingkat, antara lain: tujuan intennedier, tujuan ald1ir,
tujuan insidental.
I. Tujuan intermedier, yaitu tujuan yang merupakan batas sasaran kemampuan
yang harus di capai dalam proses pendidikan pada tingkat tertentu.
2. Tujuan Insidental, merupakan peristiwa tertentu yang tidak direncanakan,
tetapi dapat dijadikan sasaran dari proses pendidikan pada tujuan intermedier.
3. Tujuan akhir pendidikan Islam pada hakikatnya adalah realisasi dari cita-cita
ajaran Islam, yang membawa misi bagi kesejahteraan umat manusia sebagai
hamba Allah lahir dan batin di dunia dan di ald1irat. 28
26
M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), cet. IV, h. 133
27
Zainuddin, et.al., Seluk Beluk Pendidikan dari Al Ghazali, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991),
cet. I, h. 49
25
Di lihat dari segi pendekatan, sistem intrul.<:sional dapat dibedakan menjadi:
1. Tujuan instruksional khusus, diarahkan kepada setiap bidang yang harus
dikuasai dan diamalkan oleh anak didik.
2. Tujuan intruksional umum, diarahkan kepada penguasaan atau pengalaman
suatu bidang studi secara umum atau garis besarnya sebagai suatu kebulatan.
3. Tujuan kurikuler, yang ditetapkan untuk dicapai melalui garis-garis besar
program pengajaran di setiap institusi (lembaga) pendidikan.
4. Tujuan intruksional, adalah tujuan yang harus di capai menurut program
pendidikan di setiap sekolah atau lembaga pendidikan tertentu secara bulat
atau terminal seperti tujuan institusinal SLTP/SMU atau SMK (tujuan
terminal).
5. Tujuan umum, atau tujuan nasional, adalah cita-cita hidup yang ditetapkan
untuk dicapai melalui proses kependidikan dengan berbagai cara atau
sistemfonnal (sekolah), sistem nonformal (nonklasikal dan non kurikuler)
maupun sistem informal (yang tidak terikat oleh formalitas program waktu,
ruang, dan materi). 29
Sedangkan rumusan yang lain adalah hasil keputusan seminar pendidikan
Islam se-Indonesia dari tanggal 7 sampai dengan 11 Mei 1960 di Cipayung Bogor
merumuskan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah "Menanamkan takwa dan akhlak
serta menegakkan kebenaran dalam rangka membentuk manusia yang berpribadi dan
berbudi luhur menurut ajaran Islam'.
30
Sedangkan konferensi internasional pe1iama tentang pendidikan Islam di
Mekkah pada tahun 1977 merumuskan tujuan pendidikan Islam sebagai berikut:
"Pendidikan bertzg'uan mencapai pertumbuhan kepribadian manusia yang
menyeluruh secara seimbang melalui latihan jiwa , intelek, diri manusia yang
rasional; perasaan dan indera. Karena itu pendidikan harus mencakup pertumbuhan
manusia dalam segala aspek spiritual, intelektual, imajinati,l fisik, ilmiah, bahasa,
28
Djamaluddin dan Abdullah Aly, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Bandung: CV. Pustaka
Setia, 1998), cet. I, h. 17
29
30
!vi. Arifin, !/mu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h. 39-40
Ibid h. 41
26
baik secara individula maupun secara kolektif. dan mendorong semua aspek Int ke
arah kebaikan dan mencapai kesempurnaan. Tujuan terakhlr pendidilcan Muslim
terletak pada perwujudan ketundukan yang sempurna kepada Allah balk secara
pribadi, komunitas, maupun seluruh ummat manusia ". 31
31
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam, Tradisi dan Modemisasi Menuju Milenium Baru,
(Jkmta: PT Logos Wacana Ilmu, 1999), cet. I, h. 57
BABIII ,
RASUL ULLAH SEBAGAI PENDIDIK PERSPEKTllF AL QUR'AN
A. Sifat-sifat Rasulullah Sebagai Pendidik Menurut al-Qur'an Surat Ali Imran
ayat 79 dan 159
S•Jrat Ali Imran ayat 159
Artinya
"Maka disebabkan rahmat dari Allahlah kamu erlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu, karena itu
maajkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka dan
bermusyawarhlah dengan mereka dalam urusan ini, kemudian apabila
kamu telah membulatkan tekad, maka bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepadaNya ".(Ali Imran: 159)
Menurut Imam Jalaluddin Abdurrahman bin Abi Bakar As-Suyuthi dalam
kitab tafsirnya
"Al-Dzuru al-Mantsur
ft al-Tafi'ir al-Ma'tsur"
ayat di atas
menjelaskan tentang sifat-sifat Rasulullah, yang mana sifat-sifat tersebut telah
termaktub juga dalam kitab Taurat yaitu Rasulullah sebagai pendidik umatnya tidalc
pernah bersikap keras, tidak berhati kasar dan tidak pernal1 membalas kejahatan
seseorang walaupun sebesar apapun, akan tetapi Rasululla11 selalu memberi maaf
kepada orang yang berbuat j ahat kepadanya walaupun tan pa diminta dan selalu
27
28
bersalaman antara sesama manusia ketika berpap.asan. 1 Lebih lanjut Imam Jalaluddin
Abdmrnhman bin Abi Bakar As-Suyuthi menafsirkan bahwa Allah telah mensucikan
Rasulullah (dalam ha! ini sebagai pendidik) dlli'i sifat kasar, keras hati bahkan Allah
telah menjadikan beliau sebagai sosok yang sangat dekat dengan umatnya (dalam ha!
ini anak didiknya), sangat ramah dan selalu mengerti apa yang dibutuhkan oleh
umatnya. 2 Senada dengan Imam Jalaluddin Assuyuthi, Abi Ja'far Muhammad bin
Jarir al-Thablli'i berpendapat bahwa sifat-sifat Rasulullah yang tertera dalam SUI'at Ali
Imran I 59 itu juga terdapat dalam kitab Taurat, Menurut beliau tafsiran ayat di atas
ialah; maka dengan rahmat Allah dan belas kasihan-Nya wahai Muhammad dan
dengan sebab orang-orang yang beriman kepadamu dari sahabat-sahabatmu maka
engkau menjadi lemah lembut terhadap mereka, sehingga kamu diikuti oleh mereka
dalam segala tingkah lakumu baik berupa perkataan maupun kelakuan. Tetapi
andaikata kamu keras hati dan bersikap kasar, maka niscaya engkat1 akan
ditinggalkan oleh mereka dan tidak akan pernah mengikuti apa-apa yang telah engkau
sampaikan baik melalui lisan atau tingkah laku. 3
Dari pendapat kedua penafsir di atas, penulis bisa menarik kesimpulan bahwa
Rasulullah sebagai pendidik umatnya mempunyai sifat-sifat lemah lembut, tidak
keras kepala dan selalu menyayangi umatnya, sehingga beliau selalu menjadi panutan
Imam Jalaluddin Abdurrahrnan bin Abi Bakar as Suyuti, Al Dzurru al Mantsur fl al Taftir al
Maks11r, (Beirut: Dar al Kutub al Ilmiah, !990 M/1411 H), cet. I, Juz. 2, h. 159
1
2
Ibid, h. 159
3
Abi Ja'far Muhammad bin Jarir al Thabari, Jami al Bayan 'an Ta'wili ayi al Qur'an, (Beirut:
Dar al Fikr, 1988 M/1408 H),jilid. 3,juz. 4, h. 151
29
umatnya dalam segala tingkah lakunya. Dengan. demikian jika seorang pendidik itu
ingin selalu di ikuti oleh anak
didilmy~,
maka ia harus mengikuti apa yang telah di
isyaratkan dalam surat Ali Imran ayat 159 di atas, agar materi yang disampaikan oleh
pendidik itu menjadi benar-benar diikuti dan selalu diingat oleh anak didiknya. Tetapi
kalau seorang pendidik itu bersifat kasar dan keras hati apalagi sangat emosi maka
niscaya anak didik itu hanya akan mendapatkan ketakutan dari kekasaran seorang
pendidik, sehingga anak hanya mau mengiktlti apa yang disampaikan oleh pendidik
karena takut terhadap kekerasannya, bukan keluar dari kesadarannya sendiri.
Akhirnya apa yang disampaikan oleh pendidik menjadi sia-sia dan tidak ada
manfaatnya.
... ;~1 J"" ~j_,G) ~ ::,,;:~',\) ;..+~c ~~ ...
""
,,.
,,.,
Artinya: " ... Maka maajkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka dan
bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu ... ". (Ali Imran:
159)
Menurut Abi Ja'far Muhammad bin Jarir al-Thabari Rasulullah di bimbing
untuk selalu memberi maaf kepada para pengilrntnya atas segala perbuatan mereka
yang menyakiti hatinya atau sekedar tidak disukainya dan selalu memohonkan
maghfirah dari Allah atas segala dosa-dosa yang telah diperbuat oleh mereka serta
selalu bermusyawarah dengan mereka dalams segala urusan.
4
Lebih lanjut Abi Ja'far menjelaskan bahwa agak janggal kedengarannya ketika
Allah swt masih memerintahkan Rasulullah untuk bermusyawarah dengan mnatnya
4
Abi Ja'far, lbid.,h. 152
30
dalam urusannya. Timbul pertanyaan yang cukup mendasar tentang ayat ini? Apa
sebenarnya arti ayat
(~1 ~ ;J>~~G) ...
A1tinya : "Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu".
Apa gunanya musyawarah bagi seorang Rasulullah? Seberapa jauhkah basil
musyawarah itu berguna?
Pertanyaan-pertanyaan di atas oleh sebagian mufassir di jawab sebagaimana
dikutip oleh Abi Ja'far Muhammad bin Jair al-Thabari bahwa Allah memerintahkan
kepada Rasulullah di dalam ayat di atas untuk bermusyawarah dengan para sahabat
dan pengikutnya dalan1 taktik perang dan cara menghadapi musuh berfungsi untuk:
I. Membuat hati mereka menjadi senang.
2. Membuat senang terhadap agama mereka
3. Supaya mereka beranggapan bahwa Rasulul.lah mendengarkan dan
mengakomodir pendapat mereka.
4. Supaya mereka beranggaran bahwa mereka mampu menolong Rasulullah
dengan pendapat mereka.
Sedangkan menurut mufassir yang lain sebagaimana dikutip oleh Abi Ja'far
bahwa Allah swt memerintahkan Rasulullah untuk selalu bermusyawarah dengan
sahabat-sahabatnya meskipun Rasulullah sudah mempunyai pendapat sendiri tentang
hal yang dimusyarahkan dan telah diketahui oleh Rasulullah bahwa pendapatnyalah
yang paling bagus karena telah mendapat bimbingan langsung dari Allah swt, tidak
lain hanya karena dalam musyawarah itu mempunyai keutamaan tersendiri yang bisa
5
Abi Ja'far, Ibid, h. 152
31
memperkuat pendapat yang telah ada. 6 Menurut bemat penulis memiliki jiwa pemaaf
menjadi sangat penting bagi seorang pendidik karena tanpa jiwa itu maka seorang
pendidik akan menjadi seorang yang pendendam dan pendendam itu bukan sifat dari
orang Ishun secara umum. Tetapi tak kalah pentingnya adalah bahwa seorang
pendidik itu -kalau melihat ayat di atas harus mempunyai jiwa pemusyawarah,
artinya ia harus selalu bermusyawarah dalam segala urusannya yang menyangkut
tentang pendidikan, karena musyawarah mernpunyai perarnm yang sangat penting
dalam kehidupan. Bahkan saking pentingnya musyawarah itu sampai-sampai Imam al
Hasan bin Abi al-Hasan sebagaimana dikutip oleh al Qadhi Abi Muhammad Abd alHaq bin Ghalib bin 'Athiah berkata :
O'
\
~~ ~\I d'.\ll ~1:0.
....
,,
.. ..
"' "'
(/J
..
\
:ii ;. €~:: rj,; ~)GJ
c: d'.lllj
..
A1tinya : "Tidakalah sebuah bangsa bermusyawarah diantara mereka kecuali
7
Allah akan menunjukkan yang terbaik dihadapan mereka.
Bahkan (lanjut Imam al-Hasan) pemerintahan Sayyidina Umar bin Khattab
diberi nama Khilafah Syura. 8 (Kalau istilah Indonesia Kabinet Musyawarah/
Rernbuk).
Menurut Sufyan Ats-Tsauri bahwa musyawarah ini adalah separuh aka! dan
Sayyidina Umar bin Khattab selalu bermusyawarah dalam urusannya walaupun
6
Ibid, h. I 52
7
Al Qadhi Abi Muhammad Abd al Haq bin Ghalib bin 'Athiyah al Andalusi, Al Muharrar al
Qajizji Tafsir al Kitab al Aziz, (Beirut: Dar al Kutub al llmiah, 1993 M/1413 H), cet. I, jiild. I, h. 534
8
Ibid, h. 534
32
dengan seorang perempuan, begitu menurut kutjpan Imam Jalaluddin As-Suyuthi. 9
Menurut hemat penulis, musyawarah atau saling berembuk dalam apapun akan
menghasilkan
sesuatu
yang
lebih
baik dari
yang
terbaik.
Karena
dalam
bermusyawarah terdapat barokah yang sangat besar yang sulit diprediksi oleh
manusia. Allah swt secara ekslusive memuji umat Islam, karena mereka selalu
bermusyawarah dalam urusannya sebagaimana yang tercantum dalan1 al-Qur'an surat
Asy-Syura : 3 8, yang berbunyi :
0
)
,,,o...
.. 0
'"
~ ($ J _y:;.
0
J J 0
i"'
('""' /' )
Artinya : "Dan dalam urusannya, mereka selalu bermusyawarah"· (Asy-Syura
: 38)
Kalau kita kaitkan dengan dunia pendidikan, mungkin kita akan sepakat
dengan istilah "Dalam pendidikan musyawarah bukan segal.a-galanya, tapi tanpa
musyawarah dunia pendidikan tidak akan mengalami kemajuan dan perubahan".
Rapat dengar pendapat, mengakomodir semua aspirasi baik dari atasan atau
dari anak didik bahkan dari orang tua/wali murid akan merrjadi satu dalam wadah
musyawarah. Seorang pendidik kalau tanpa dibekali dengan jiwa pemusyawarah,
maka yang akan terjadi adalah ia akan menjadi sangat otoriter dan sering
menampakkan perilaku yang arogan, karena tidak ada perimbangan dan masukan dal'i
orang lain melalui musyawarah tadi.
9
Imam Jalaluddin Abdurrahman bin Abi Bakar as Suyuthi, Loe.cit., h. 15
33
" ... Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka
Artinya
bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakal kepada-Nya'" (Ali Imran: 159)
Menurut Al-Qadhi Abi Muham~1ad Abdul Al-Haq bin Ghalib bin Athiah AlAndalusi, bahwa ketika Allah telah menunjukkan sesuatu kepada umat-Nya setelah
melalui
musyawarah
sesuai
dengan
yang
dikehendaki-Nya,
maka
Allah
memerintahkan untuk bertawakkal kepada-Nya, karena tawakkal adalah puncak
daripada ijtihad seorang manusia. 10 Lebi_h lanjut beliau berkomentar secara
keseluruhan ayat di atas sangat berurutan sekali kalau kita kaitkan dengan kenyataan
hidup di mana pe1iama kali Rasulullah sebagai pembawa risalah dan sekaligus
sebagai pendidik umatnya menuju arah kedewasaan mereka diperintahkan untuk
bersifat lemah-lembut, memaafkan, memohonkan ampunan, pemusyawarah dan
akhirnya berserah diri kepada sang pencipta. Ini merupakan aturan yang sangat
sempurna dari Allah swt. 11 Dalam ha! tawakkal Ummu Salamah, istri Rasulullah
berkata:
;;_;:~
,,
J:. ';.:\\) <iS-lkJI J
_,,
s-
,,
,.,
"1
..
0
,.,
,,
,.
JJ:.\.: 0p.: Zs:!)
.Jj_'.,,..;) ,,,.0~)'1
,,
,,
...
~
,..
J
\
,,
J a'i
,,
u:o:,'
J 0.o .'.ill
JP JS')I
,,
,,
...
0
J
"'0
,,
>
I<'~ '' ", i C:,' .wL IAJ\11
'I' •'. J. I
err."+?
J ,.. - ,,.~ ,.., <f"O'J~
,,,
...
,,.
,,
A1iinya : "Tawakkal kepada Allah termasuk sebagian dari beberapa fardhu
iman dan beberapa pasalnya. Tetapi tawakkal harus dibarengi
dengan kesungguhan dalam taal dan mengerahkan segala tenaga
dengan semangat yang linggi. Sedangkan berpanf,ku tangan dan
yang serupa dengannya bukan termasuk tawakkal". "
'°Al Qadi Abi Muhammad Abd al Haq bin Ghalib bin 'Athiyah al Andalusi, Loe.cit, h. 534
II
Ibid, h. 534
12
Ibid, h. 534
34
Dan penafsiran di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, setelah kita
melakukan usaha yang begitu maksimal seharusnya kita berserah diri kepada Allah
swt, karena dengan berserah diri kita akan mendapatkan pertolongan yang tidak
disangka, artinya ada banyak ha! yang tidak mampu dirarnpungkan oleh kekuatan
aka! manusia bahkan sampai dengan musyawarah sekalipµn.
Begitu pula seorang pendidik, ia harus berserah diri kepada Allah swt setelah
ia mengupayakan dan mengerahkan segala teriaganya untuk kemajuan dan kecerdasan
anak didiknya melalui aturan-atnran yang diisyaratkan oleh al-Qur'an surat Ali Imran
159 di atas. Tujuannya adalah agar pendidik itu menjadi sadar sesadar-sadarnya
bahwa ia telah berupaya esemaksimal mungkin, dan apa yang telah ia usahakan akan
kembali sepenuhnya kepadanya.
Diantara sifat-sifat Rasulullah sebagai pendidik tergambar dalam Surat Ali
Imran 79.
(V".
Artinya : "Tidak wajar bagi seorang manusia yang Allah berikan kepadanya
Al-Kitab, hikmah dan kenabian, lalu ia berkata kepada manusia :
"/-Jendaklah kamu menjadi penyembah~penyembahku bu/can
penyembah Allah". Akan tetapi (dia berkata) : 11/-Jendaklah kamu
menjadi orang-orang Rabbani, karena kamu selalu mengajarkan
Al-Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya" (Q.S. Ali
Imran: 79)
Menurut Abd Mun'im Ahmad Tualib, kata ~I mengandung arti : ~I
(hilanah),
MJll
(pemahaman terhadap sesuatu) dan {J;JI (pengetahuan). Sedangkan
35
kata
0#!'-i.; mengandung arti
:<~ (orang-orang yang bijaksana), <C.lh (orang-orang
yang mengamalkan ihmmya dengan baik dan benar), <Y!'.il (orang-orang yang selalu
melaksanakan semua perintah Allah dan selalu menjauhi segala larangan-Nya) dan
0~ (orang yang selalu memperbaiki dirinya dengan hal-hal yang baik dan
diridhoi Allah) 13 •
Lebih lanjut Abd Mun'im menafsirkan ayat di atas bahwa tidak pantas, tidak
layak dan tidak bisa diterima oleh aka! sehat ketika seseorang diberikan anugerah
ilmu (menjadi seorang pendidik) dan kenabian serta pemahaman yang baik untuk
menyeru terhadap manusia agar menyembah kepadanya bukan kepada Allah sebagai
penciptanya. Akan tetapi yang pantas adalah menyeru kepada umat manusia agar
mereka menjadi orang-orang yang selalu bertaqwa kepada Allah swt dengan
menjalankan segala apa yang Allah perintahkan dan selalu. menjauhi apa-apa yang
telah dilarang-Nya; menjadi orang-orang yang bijaksana yang selalu mengamalkan
iltmmya serta menjadi orang-orang yang memperbaiki diri disebabkan doa telah
mendapatkan ilmu dan sekaligus telah mengajarkan dan mendidik manusia kepada
kebaikan, petunjuk kejalan yang lurus serta kebajikan, untuk itu seorang pendidik
haruslah ikhlas, bijaksana dan penyabar 14•
13
Abd Mun'im Ahmad Tulaib, Fathurrahman Fi Tafsir a/-Qur'an (Kairo : Dar al-Salam,
1995 M/1416 H), cet. I, ha!. 413.
14
!hid, ha!. 413
36
Sedangkan menurut Said Hawa dalam kitab "Al-Asas Fi al-tafsir ",
sebenarnya sifat Rabbani itu merupakan hasil dari ilmu yang ia peroleh. 15 Beliau
memberikan penjelasan yang cukup mendasar dan sangat bermakna bahwa cukuplah
kiranya sebagai tanda usaha yang sia-sia, ketika seseorang mencari dan menuntut
ilmu setinggi mungkin, tetapi ilmu yang ia peroleh tidak ia realisasikan melalui amal
dengan cara-cara yang ia peroleh 16• Hampir senada dcngan Said Hawa, Said bin
Jubair sebngaimana dikutip oleh Abi Muhammad al-Hasyim berkata bahwa yang
dimaksud dengan Rabbani
itu adalah selalu mengamalkan ilnm yang telah
diperolehnya 17 .
Me;rnrut Imam Quradhi sebagaimana termaktub dalam kitab "Jami al-Bayan"
karangan Abi Ja'far, ayat 79 dari surat Ali Imran di atas merupakan sebuah jawaban
terhadap pertanyaan para pendeta Yahudi dan N asrani kepada Rasulullah ketika
beliau mengajak mereka masuk agama Islam 18 .
Sebenarnya ketika seseorang diberi pangkat atau kedudukan menjadi pendidik
dan pengajar umat manusia, lalu dia berharap dan menycrn mereka agar selalu tunduk
dan patuh terhadapnya atau sampai menyuruh mereka menyembah kcpadanya bukan
15
Said Hawa, Af-Asas Fi af-Taftir, (Kairo: Dar al-Salam, 1985 M/\405 H) cet. I, jilid. 2,
16
Ibid, h. 810.
h. 810.
17
Abi Muhammad al-Hasyimi bin Mas'ud, Taftir Al-Baqhawi, (Beirut: Dar al-Kutb
al-llmiah, 1993 M) cet. I, Ji lid I, h. 249.
18
Abi Ja'far Muhammad. Loe. Cit., ha!. 327.
37
kepada Allah, maka ini merupakan sebuah kesalahan yang sangat besar dan
kekeliruan yang tak terampuni 19•
Setelah penulis membaca beberapa tafsir yang ada, penulis menemukan
perbedaan, kepada siapa sebenarnya ayat di atas diisyaratkan? Menurut Imam AnNuqash dkk, isyarah ayat di atas kepada Nabi Isa a.s. sebagai penolak terhadap orangorang Nasrani yang menjadikan Nabi Isa a.s. sebagai Tuhim yang mereka sembab.
Sedangkan menurut lbnu Abbas, Arrabi, lbnu Juraih dan mayoritas mufassirin, babwa
ayat di atas isyarahnya kepada Nabi Muhammad saw sebagai pembawa risalah dan
pendidik umatnya20 •
Penulis lebih cenderung pada isyarah yang kedua, yaitu kepada Rasulullab,
artinya Rasulullah sebagai pendidik umatnya tidak boleh sombong, akan tetapi bcliau
dituntut untuk mempunyai sifat Rabbani yaitu menyern kepada kebaikan dan
kebajikan, ikhlas, sabar dan bijaksana. Begitu kesimpulan yang bisa penulis tarik dari
b1tberapa pendapat para mufassir di atas.
Kalau kita kaitkan dengan dunia pendidikan kita akan mendapatkan
pemahaman bahwa seorang yang telah belajar dan menuntut ilmu yang tinggi, lalu dia
mengajarkan apa yang telab ia peroleh selama ini, maka dia han.1s menjauhi sifat
sombong karena sifat sombong itu hanya milik Allab semata, harus sabar menghadapi
kenyataan
19
20
h. 462.
dilapangan,
harus
bijaksana
dalam
memberkan
keputusan
baik
Ibid., h. 326
Al-Qadhi Abi Muhammad Abd al-1-Iaq bin Ghalib bin Athi.ah al-Andalusia, Loe. Cit,
38
menyangkut masalah anak didik maupun masalah yang' lain yang berkaitan dengan
kemajuan anak didik.
B. Rasulullah Sebagai Penyelamat Umat dari Kemusyrika111
Keberadaan Rasulullah dan eksistensinya di muka bumi ini merupakan sebuah
anugrah yang sangat besar yang selalu hams di syukuri oleh umat manusia sepanjang
masa, karena beliau merupakan sosok penyempurna nikmat yang telah diberikan oleh
Allah kepada umat manusia. Sehingga dengan adanya Rasulullah saw, kita semua
bisa terhindar dari kotoran-kotoran kemunafikan, sampah-sampah kemusyrikan dan
dosa-dosa menyekutukan Allah, yang pada akhirnya kita semua mampu menjadi
orang yang mengerti dan fahan1 akan tanda-tanda kebesaran Allah, mampu terhindar
dari bahaya musyrik dan yang tak .kalah pentingnya kita mampu belajar dan
mengajarkan kitab Allah dan hikmah diturunkaunya al-Qur'an. Hal ini tergambar
dalam al-Qur'an surat al-Baqarah 151 yang berbunyi:
,,
I)
I)
..
0
J.
"'
,,.
J .
.. r . . . . . . J
J.
"'
,..
J.
(\ o \ :
Artinya:
Kata
,,.
<''<'.''
8GI '(''1::..
r'="
J!.J .. - ('"""''"::""""
~\' ;:_,~1 ' ('' 1:'.' '
J.
.J.
'.I~~ ' (':'
y-; r~
;'
..
..
JI
)
!
0
,,..
'f,
, ' (''~ 8::..:J I LS
Y' J ('"""''""".
,,.
J.
..
)
'II
;;_All) L>~w 1jj5:i tJ ~ ~j
"Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami
kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu
yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan
kamu dan mengajarkan kepadamu Al-Kitab dan Al-Hikmah (AsSunnah) serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu
ketahui".
µ.-~
menurut Abi al-Hasan Ali bin Muhammad Habib al-Mawardi,
mengandung dua penafsiran:
39
··.11 •.u..,o ·.t'.
·.1_~
Pertama; mengan d ung ar·t·I ..;\"..J-"'"
r~
, yaitu mensucikan kamu dari
menyekutukan Allah.
'· "Gu. ·.1.:.·
K edua; mengandung art!· :c,s
- .. ...!1.Ji1
. :i..:.c
. ·.uJ~
r->"'L.. ··I
u , yaitu menyeru atau
memcrintahkan kepada kamu dengan sesuatu yang menjadikan kamu orang-orang
yar1g suci menurut Allah21 •
Senada dengan Abi al-Hasan, Abi Ja'far menafsirkan kata ;.s;¥J. dengan arti
Yaitu menyucikan kamu dari bahaya kemusyrikan kepada Allah dan bahaya
menyembah berhala dan membuat kamu bertambah dan banyak kepada Allah22 .
Dalam kitab al-Dzuru al-Masun Fi Ulumi al-Kitabi al.-Maknun disebutkan,
bahwa huruf ka/yang terdapat pada awa! ayat al-Baqarah 151 ini, ada dua versi:
1. KafLittasybih (penyerupaan)
2. Kaf litta'lil (alasan/ 3
Akan tetapi yang lebih cocok dan lebih pas adalah Kaf Littasybih, dar1 ularna
berbeda pendapat dalam masalah mutaallak/hubungan daripada kaf tersebut, yar1g
menurut Imam Syihabuddin terbagi me1ijadi lima, diantaranya:
21
Abi al-Hasan Ali bin Muhammad Habib al-Mawardi al-Bashari, Al-Nukat Wa a/-Uy1111
Tafsir Al-Mawardi, (Beirut: Dar al-Kutb al-Jlmiah), Jilid. I, h. 208
22
23
Abi Ja'far Muhammad, Loe. Cit., Jilid. I, hal. 558
Imam Syihabuddin Abi al-Abbas bin Yusuf Ibnu Muhammad bin Ibrahim, Al-Dzurru
al-lvlasun Fi Ulwni al-Kitabi al-Maknun, (Beirut: Dar al-Kitab al-Ilmiah, 14I4 H/1994 M), eel. I, Juz
I, h. 409.
40
I. Bahwa kaf tersebut berhubungan dengan firman Allah " ;~~) "24 •
Maka kira-kira susunannya menjadi :
Artinya: "Dan supaya-Ku sempurnakan nikmat-Ku pada kamu dengan
sebenar-benarnya sempurna, seperti kesempurnaan Rasulullah
dalam kalanganmu". 25
Dari penjelasan di atas, penulis bisa mengarnbil pemahaman bahwa
kedatangan Rasulullah adalah sebagai penyempurna nikrnat-nikmat Allah
kepada umat Islam dan Rasulullah sendiri adalah seorang yang sempurna
yang diutus kepada umat Islam.
2. Bahwa kaftersebut berhubungan dengan dengan firman Allah";):,~ "26
Maka kira-kira susunannya menjadi :
>
>
,,.
...
>o
?
""
},µ,,,
J=.. 1~1~1~-"!"" 0)~5 ~)
""
'Jy~ ~ 8G~!
,•
Artinya : "Dan supaya kamu mendapat petunjuk dengan sebenar-benarnya
petunjuk seperti halnya Aku telah mengutus pada kamu seorang
utusan""'7
Penyerupaan hidayah dengan pengutusan rnerupakan penyerupaan
pengukuhan/tasybih tahkik atau tsubut. Maka arti susunan lafadz di atas
24
Lihat surat al-Baqarah: 2/150
25
Imam Syihabuddin Abi al-Abbas bin Yusuflbnu Muhammad bin Ibrahim, Op. Cit., h. 410
26
Lihat surat al-Baqarah: 2/150.
27
Imam Syihabuddin Abi al-Abbas bin Yusuflbnu Muhammad bin Ibrahim, Op. Cit., h. 410
41
adalah "supaya kamu mendapat petunjuk yang telah dikukuhkan seperti
halnya telah dikukuhkannya Rasulullah sebagai utusan. 28
3. Bahwa kaftersebut berhubungan dengan firman Allah:
'~tk:Wj ~f rs-1.1:~ ~.iS'J
Pendapat di atas dikeluarkan oleh Abu Muslim, ((:tapi menurut Imam
Shihabuddin cara penghubungan seperti di atas sangat jauh, yang membel'ikan
indikasi terputusnya hubungan tersebut. 30
4. Bahwa kaftersebut berhubungan dengan firman Allah:
\'I
>__,o <o 't
><o "
"r5 .r ~1 i.~J.r ~u"
Menurut Imam Zamahsyari seperti yang dikutip oleh Imam Syihabuddin, cara
penghubungan
dengan
ayat
berikutnya
ini
berarti
mentaqdirkan
(memperkirakan) ada masdar dan mudaf yang dibuang. Maka ketika hai itu
diungkapkan menjadi kalimat sebagai berikut :
Artinya : "lngatlah olehmu aku dengan ingat yang sebenarnya seperti halnya
aku mengingatmu dengan mengutus seorang utusan". 32
Dari penjelasan para penafsir di atas dapat penulis simpulkan bahwa
keberadaan Rasulullah di muka bumi ini pada zamannya merupakan suatu
28
29
30
31
32
Imam Syihabuddin Abi al-Abbas bin Yusuflbnu Muhammad bin Ibrahim, Op. Cit., h. 410
Li hat al-Qur'an surat al-Baqarah: 143
Imam Syihabuddin Abi al-Abbas bin Yusuflbnu Muhammad bin Ibrahim, Op. Cit., h. 410.
Lihat al-Qur'an surat al-Baqarah: 152.
Imam Syihabuddin Abi al-Abbas bin Yusuflbnu Muhammad bin Ibrahim, Op. Cit., h. 410.
42
nikmat yang sangat besar sekali yang tak tertand,ingi sepanjang masa, karena
kebcradaannya merupakan simbol kejayaan umat manusia, dengan segala
prestasinya yaitu marnpu membacakan al-Qur'an dengan baik sekaligus
mengajarkannya kepada umatnya sehingga mereka marnpu keluar dari bahaya
dan dosa menyekutukan Allah swt., mampu mengajarkan tentang Sunnah dan
mengajarkan sesuatu yang belum pernah mereka dapatkan sebelumnya yaitu
tentang cerita umat-umat terdahulu.
C. Rasulullah Sebagai Pengarah Umat Kepada Kebajikan
Merupakan sebuah keniscayaan bagi seorang Nabi dan Rasul -sebagai utusan
Allah yang membawa butir-butir risalah untuk disampaikan kepada umatnya- tak
terkecuali Rasulullah saw untuk mengajak dan mengarahkan umatnya kearah yang
positif yaitu dengan mengajak mereka untuk selalu melakukan hal-hal yang baik dan
selalu berusaha untuk menjauhi semaksimal mungkin agar terhindar dari perilakuperilaku jahat/munkar.
Dalam hal ini, Rasulullah saw sebagai pembawa risalah dan penyampai ayatayat Allah kepada umat manusia telah berhasil mengajak dan mengarahkan mereka
kepada kebajikan. Keberhasilan ini telah diakui oleh sang Pencipta melalui wahyuNya yang berada dalam al-Qur'an surat Ali Imron 110 yang berbunyi:
(\ \. :01~ Ji)
43
Artinya: "Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar dan
beriman kepada Allah".
Menurut al-Qadhi Abu Muhammad, yang dimaksucl dengan kata 4...1 diatas
aclalah khusus umat/pengikut Rasulullah saw. karena beliau diutus ke muka bumi ini
sebagai pengarah ke arah kebajikan yang kemuclian diteruskan oleh umatnya sebagai
basil dari pe1juangan beliau. 33 Rasulullah senantiasa membimbing da..11 mengarahkan
umatnya kepada kebaikan melalui tingkah laku yang cliperlihatkan oleh beliau setiap
harinya, clan ditambah lagi dengan ucapan-ucapan beliau melalui hadis qauliyahnya.
Ada beberapa hadis yang mengarahkan umat Islam kepada kebajikan, diantaranya
Rasulullah menyuruh umatnya untuk selalu jujlll· kepada siapapun, karena jujur
merupakan tonggak utama dari segala kebaikan. Sebagaimana dalam hadis yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari clan Muslim dari Abu Mas'u.d, yaitu:
:P
,,
J..,
:P
\
J
...
,,.
'
J ~ .:ill ~ .:ill J:;.) Jt:9 ~ .'.ill ~) ~~ J.1 :;
(~ ~) ... QI
)!,., <?4
:'.Ji,, 0)... J~I,, )!,,. <,?·~
~~\
,..
,,
...
~
,,.
,,
,,,
,,,
rf.
,,
Artinya: "Berlaku jl{jurlah kamu, karena kejujuran akan menghantarkan
kepada kebaikan dan kebaikan itu akan menghantarkan kepada
surga Allah ... "34 (H.R. Bukhari Muslim)
33
Al-Qadhi Abi Muhammad Abd Haq bin Ghalib bin Athiah al-Andalusia, Loe. Cit., h. 489.
J.i Imam Muhammad bin Ismail aI-Kahlani, Subul al-Salam, (Beirut: Dar al-Maktabah alHayat, tt), juz. 4, h. 253
44
Menurut Imam Muhammad bin Ismail al-Kahlani, kata '.;;11 merupakan
ill.I
0
4-l!,. ..:;I~
"Nama yang mengumpulkan segala macam bentuk kebaikan
". 35
,
et;. r-:-1
,
,
,
Jadi kejujuran merupakan penyebab adanya segala macam bentuk kebaikan.
Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa biasanya kata _r.>11 itu diucapkan menurut
kebiasaan orang Arab terhadap peke1jaaan saleh yang murni, maka jika demikian
segala bentuk amal saleh yang dikerjakan secara ikhlas bersumber dari kejujuran
yang selalu dihimbaukan oleh Rasulullah sebagai pengarah umatnya kepada
kebaikan.
Selain mengajak umatnya untuk selalu berlaku jujur dalam setiap ucapannya
kepada siapapun, beliau juga menyerukan kepada umatnya untuk selalu belajar agama
dengan baik, karena ketika seseorang selalu memperdalam ilnm agama maka ia
berada dalam kebaikan
sebagaimana terucap dalam hadis Rasulullah yang
di:iwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim dari Muawiyah yang berbunyi:
~
~
,,
"
;:.
'
J.
,..
,..
,,
,,
J .i.#
Jil ~ ,,Jil J~:I Jt_; : Jt_; a;Ji;_:
J
,..
,,,
,..
(~~)JJJI
,
Artinya: "Barang siapa yang Allah kehendaki baik, rnaka Allah akan memberi
pemahaman
yang
men da lam
tentang
agama ".36
(H.R Bukhari dan Muslim)
35
Ibid. h. 253
36
Ibid. h. 254
45
Menurut Imam Muhammad bin Ismail, hadis di atas menunjukkan atas besar
dan agungnya memperdalam agama, dan ha! ini tidak akan pernah diberikan oleh
Allah kecuali kepada orang yang Allah kehendaki kebaikan. 37
Sebagai pendidik yang baik terhadap umatnya, Rasulullah memang dituntut
untuk mengarahkan umatnya ke arah yang baik. Pengarahan yang cukup efektif
menumt hemat penulis adalah pengarahan melalui keteladanan yang baik, karena
keteladanan yang baik memiliki pengaruh yang cukup besar pada diri seseorang.
Seorang anak didik akan selalu meniru tabiat yang diperlihatkan oleh sang pendidik
sehingga pendidik merupakan orang pertama yang mencetak anak didik menjadi apa
saja yang diajarkan oleh pendidiknya melalui perilakunya.
D. Rasulullah Sebagai Pembawa Rahmat Bagi Seluruh Alam
Setelah kita tahu bahwa Rasulullah sebenarnya adalah sosok pribadi yang
mampu mengentaskan dan menyelamatkan umat manusia dari bahaya dan dosa
kemusyrikan dan sukses mengarahkan umatnya kepada arah yang benar, yaitu dengan
selalu membimbing dan membawa mereka kepada yang ma'ruf dan menjauhkan
mereka dari yang munkar, maka kita tidak ragu lagi dan bersedia memastikan bahwa
beliau adalah sosok yang membawa rahmat, membawa kesejukan dan perdamaian
bagi seluruh alam. Kenyataan di atas, telah di akui dan selalu di akui oleh Allah swt
melalui al-Qur'an surat al-Anbiyaa' 107 yang berbunyi:
"'
'Ii'
0
,,,
0
't
( \ . v : ~t.,.,.;\11) :;...iw.i
;;.::;..~ \I[ '.:.\~ ~\ I,'.;)
,,
,,,
,.
37
Ibid, h. 254
46
Artinya: "Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi)
rahmat bagi semesta a/am" (Q.S. Al-Anbiyaa': 107)
Menurut Imam Abi al-Fadza Ibnu Katsir al-Damsyiqi, dalam ayat ini Allah
swt ingin memberitahukan kepada seluruh alam, termasuk malaikat, bahwa Dia
(Allah) telah menjadikan Rasulullah sebagai pembawa rahmat bagi segenap alam,
artinya bahwa Allah telah mengutus Rasulullah sebagai pe:mbawa rahmat yang
nantinya barang siapa yang menerima rahmat tersebut dan mensyukurinya maka dia
akan selamat dunia dan akhirat, akan tetapi barang siapa yang menolaknya dan
mengingkaTinya maka dia akan merugi dunia dan akhirat. 38
Sedangkan Sayyid Muhammad Husain al-Thabathaba'i menafsirkan, bahwa
Nabi Muhammad itu diutus kepada seluruh umat manusia tanpa kecuali dan beliau
menjadi rahmat bagi mereka dari segi kedatangannya dengan membawa misi
keagamaan sehingga orang-orang yang mengambil dan mengikutinya maka mereka
akan selamat dunia dan ald1irat.
Beliau juga menjadi rahmat bagi penduduk dunia secara menyeluruh dari sisi
bekas yang ditingga!kan atau tauladan-tauladan baik yang beliau tunjuldrnn selama
masa hidupnya dalam menjalani dakwah dan mendidik umatnys. menuju ke arah yang
baik sehingga mereka selamat berkat beliau. 39 Kalau tadi menurut Sayyid Muhammad
Husain al-Thabathaba'i Rasulullah menjadi rahmat atau pembawa rahmat kepada
38
Imam Abi al-Fadza lbnu Katsir al-Damsyiqi, Tafsir Al-Qur'an Al-'Adzim, (Beirut: Dar alFikri, 1992 M/1412 H), cet. I, Jilid. 3, h. 246.
39
Sayyid Muhammad Husain al-Thabathabai, A/-Mizan Fi a/-Tajsir, (Beirut: Muassisah alAklami Li al-Mabtuat, I 972 M/1392 H), cet. II, Jilid. 14, h. 331.
47
seluruh umat manusia tanpa terkecuali, maka tentunya timbul pertanyaan yang cukup
mendasar yaitu, "apakah orang-orang kafir atau penantang Rasulullah itu juga
mendapat rahmat"? dan "berupa apakah rahmat itu"? maka jawabannya, mereka
mendapat .-ahmat dan rahmat tersebut berupa penundaan siksa Allah di dunia,
sehingga mereka disiksa di akhirat. Begitu yang disebutkan. dalam kitab Adhwa alBayan Fi ldhahi Al-Qur'an Bi Al-Qur'an. 40 Menurut Muhammad Al-Amin bahwa
Rasulullah bagi penduduk dunia diumpaniakan sebagai sumber mata air yang
menyirami seluruh tanaman yang ada, sehingga tanaman itu menjadi hijau dan
segar. 41
Dari penjelasan dan penafsiran imam-imam di atas, pe,nulis bisa mengambil
kesimpulan bahwa sesungguhnya Rasulullah itu merupakan anugerah yang sangat
besar yang dihadiahkan oleh Allah kepada umat manusia, sehingga apabi!a manusia
itu pandai mengambil dan sekaligus mensyukuri anugerah tersebut, maka ia akan
St<lamat dunia dan akhirat. Kalau kita coba kaitkan dengan dunia pendidikan, kata
rahmat itu berarti mengasihi dan menyayangi, malca sebagai pendidik, Rasulullah
selalu mengasihi dan menyayangi umatnya dengan selalu mengajak dan mengajarkan
mereka terhadap ajaran-aj aran ilahi yang diamanatkan kepada beliau.
Dan dakwah Rasulullah merupakan dakwah umum atau menyeluruh yang
tidak terbatasi oleh letak geografi, tidak khusus terhadap sebuah bangsa atau negara
40
Muhammad Al-Amin bin Muhammad Al-Mukhtar Al-Jakni Al-Syankiti, Adhwa al-Bayan
Fi Jdhahi Al-Qur'an Bi A/-Qur'an, (Riyadh: al-Muthabi' al-Ahliah Li al-Aufasat, 1983 M/1403 H),
cet. l, Juz 4, h. 694.
41
Ibid. h. 694.
48
dan tidak habis oleh waktu. 42 Bahkan ketika Rasulullah diminta oleh sahabatnya agar
mendoakan jelek terhadap orang-orang musyrik, maka dengan tegas beliau
menjawab: sesungguhnya aku tidak diutus untuk melaknat te1:api aku diutus untuk
menjadi rahmat bagi seluruh penduduk dunia.
Hal ini sebagaimana tertera dalam Shahih Muslim, yang berbunyi:
)-A)
i;_;.,. y
J
,, ,,
J
,..
,,
,..
i;?)JAJI
0(·:; 01)/ 8J;.. ;':}\.; _;;, .s.l 0!\
,,
,, ,.
,,
,.. ,,
'
,,
,.
,..~
,,.
:, ~~ .y. ~
"'
,, ,,,
,,
,.
,0?_; <Ii JS- i:_)I ..:ill Jj...~ Li :J.; :JLO ;:;._}, .s.i 0->- i jG- .s.f y
,.,
,.,
,,
,.
...
,..
,,
".-o,...J.
,,
0
,..
fl"
J,..~,..
(~ olJJ) ~ J ~
,.
Wl... J
,.,
8J;..
,..
0~ J.1
,,
,..
tJ i,)!,.. :Jt.;
,,,;:;1"'-',..01>0""'
,,Ul.;J ~I
,,.
"""'
Artinya: "Telah membicarakan kepada kami Muhammad bin !bad dan Jbnu
Abi Umar, keduanya berkata: Telah membicarakan pada kami
Marwan yakni al-Fassari dari Yazid ia adalah Jbnu Kaisan dari Abi
Hazim dari Abu Hurairah berkata: dikatakan, wahai Rasulullah
doakanlah kejelekan alas orang-orang musyrik, Rasulullah
menjawab: Saya tidak diutus untuk banyak melaknat akan tetapi
saya diutus untuk menjadi rahmat. "43 (H.R. Muslim)
Dengan melihat hadits di atas, dapat kita simpulkan bahwa Rasulullah sebagai
pGndidik yang sejati, tidak pernah mau mengharapkan manusia-sekalipun ia
mengingkarinya-agar terjerumus dalam lembah kebodohan dan siksaan Allah. Beliau
ingin selalu membawa umat manusia agar selamat dari dunia sampai akhirat.
42
43
Jamil Ghazi, Min Nasmati A/-Qur'an, (Riyadh: Dar al-Salam, 1986), cet. II, h. 346.
Imam Abi al-Husain Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim al-Qusyairi al-Naisaburi, Shahih
Muslim, (Beirut: Dar al-Kutb al-Ilmiyah, 1998 M/1419 H), cet. I, h. 1134.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai pendidika umat manusia menuju insan yang mulia yang di ridhai oleh
Allah swt, Rasulullah saw mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
I. Lemah lembut dalam menyampaikan pesan-pesan Allah swt melalui wahyuNya.
2. Tidak kasar terhadap orang yang tidak mau menerima apa yang ia sampaikan.
3. Selalu memaafkan kepada siapa saja yang berbuat salah kepadanya sebelum
diminta.
4. Selalu memohonkan ampunan terhadap dosa-dosa pengikutnya.
5. Selalu bermusyawarah untuk kepentingan bersama.
6. Tawakkal ketika sudah melakukan usaha yang maksirnal.
7. Tidak sombong.
8. Selalu mengarahkan dan membimbing umatnya untuk sdalu bertaqwa kepada
Allah swt.
Adapun tanggungjawab Rasulullah saw sebagai pendidik adalah:
Menyelamatkan umatnya dari dosa kemusyrikan.
2. Selalu mengarahkan dan membimbing umalnya untuk sdalu b~rtaqwa kepada
Allah swt.
3. mengajarkan seluruh isi kitab al-Qu'an.
49
50
4. mengarahkan umatnya kearah kebaikan.
5. selalu berusaha untuk menjadi penenang bagi umatnya.
B. Sara11-saran
Seorang pendidik apabila ingin sukses dan berhasil mendidik anak didiknya,
maka dia harus mengikuti jejak Rasulullah saw, yaitu :
I . Ketika berhadapan dengan anak didik, ia harus bi::rsikap lemah lembut, karena
dengan sifar tersebut anak didik menjadi senang kepadanya yang pada
ak.hirnya materi yang disampaikan akan lebih mudah terserap oleh anak didik
untuk kemudian di amalkan dalam kehidupan sehari-hari..
2. Harns mempunyai dada yang luas, artinya ia tidak gampang emosi dan
berusaha menjadi orang yang lemah lembut serta ramah.
DAFTAR PUSTAKA
al-Abrasyi, Athiyah, Mohammad, Dasar-dasar Po/wk Pendidikan Islam, terj.
Bustami A. al-Syaibany, al-Thoumy, Omar Muh:-.mmad,, Falsafah Pendidikan
Islam, Te1j. Hasan Langgulung, Hasan, Jakarta: Bulan Bintang, 1979, cet. I
Al-Qur'an dan Te1je111ahnya, Yayasan Penyelenggara P1mte1jemah/Penafsir AlQur'an Jakarta: tp, 1971
Ahmad Tulaib, Abd Mun'im, Fathurrahman Fi Tqfsir al-Qur'an Kairo
Salam, 1995 M/1416 H, eel. I
Dar al-
Arifin, H. M., Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama (Dilingkungan sekolah
dan Keluarga), Jakarta: Bulan Bintang, 1978, cet. IV
Arief, Armai, Pengantar !!mu dan Metodologi pendidikan Islam, Jakrta: Ciputat
Press, 2002, cet. I
Arifin, M., Filsqfat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1994, cet. IV
....... , !!mu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1991
'Athiyah al Andalusi, al-Haq bin Ghalib bin, al-Qadhi Abi Muhan1mad Abd, Al
Muharrar al Qajiz fl Tafair al Kit ab al Aziz, Beirut: Dar al Kutub al Ilmiah,
1993 M/1413 H, cet. I,jiild. 1
Azra, Azyumardi, Pendidikan Islam, Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium
Baru, Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 1999, cet. I
DepDikBud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1999, cet. X
Djamaluddin dan Aly, Abdullah, Kaipta Selekta Pendidikan Islam, Bandung: CV.
Pustaka Setia, 19U98, cet. I
Fathurrahman May dan Syamsuddin Asyrafi, Bandung: PT. Al Ma'arif, 1986, cet. X
Ghazi, Jamil, lvfin Nasmati Al-Qur'an, Riyadh: Dar al-Salam, 1986, cet. II
Gani dan Bahry, Djohar, LIS, Jakarta: Bulan Bintang, 1984
51
52
al-Ghazali, Muhammad bin Muhammad, Abu Hamid Muhammad bin, Majmuah
Rosail al-Ghazali, Libanon: Dar al-Kut al-Ilmiah, 1994 cet I, Jilid 3
Haqi, Ismail, Ruhul Bayan, Libanon, Jilid l
Hawa, Said, Al-Asas Fi al-Tqfsir, Kairo: Dar al-Salam, 1985 M/1405 H, cet. I, jilid. 2
Ibnu Katsir, al-Damsyiqi, Imam Abi al-Fadza, Taftir Al-Qur'an Al-'Adzim, Beirut:
Dar al-Fikri, 1992 M/1412 H, cet. I, Jilid. 3
Ibrahim, lbnu Muhammad bin, Imam Syihabuddin Abi al-Abbas bin Yusuf, AlDzurru
al-Masun Fi Ulumi al-Kitabi al-Maknun, Beirut: Dar al-Kitab alIlmiah, 1414 H/1994 M, cet. I, Juz I
Indrakusuma, Daien, Amier, Pengantar I/mu Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional,
1988
Imam Barnadib, H. Sutari, Pengantar Ilmu Pendidikan Distematis, Yogyakarta: Andi
Oflset, l 989, cct. Xlll
Jurnal Didaktika Islamik; Vol. I, No. 4, November
Kasihadi, Ekosusilo, Madyo, R.B., Dasar-dasar Pendidikan, Semarang: Effhar
Publishing, 1987, cet. II
al-Kahlani, bin Ismail, Imam Muhammad, Subul al-Salam, Beirut: Dar al-Maktabah
al-Hayat, tt, juz. 4
Langgulung, Hasan, Pendidikan dan Peradaban Jslam, Jakarta: Al-Husna, 1989
Mas'ud, Alhusain bin, Abi Muhammad, Taftir al Baghawi, Beirut: Dar Al-Kutb AlIlmiah 1993, cet.I, Jilid.I
Marimba, Ahmad D., Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: PT. Al Ma'arif, 1980, cet.
IV
al-Mawardi al-Bashari, Muhammad Habib, Abi al-Hasan Ali bin, Al-Nu/wt Wa alUyun Tq/Sir Al-Mawardi, Beirut: Dar al-Kutb al-Ilmiah,tt, Jilid. I
Munandir, H., Ensiklopedia Pendidikan, Malang: UM-Press, 2001, cet. I
al-Naisaburi, al-Hajjaj bin Muslim al-Qusyairi, Imam Abi al-Husain Muslim bin,
Shahih Muslim, Beirut: Dar al-Kutb al-Ilmiyah, 1998 M/1419 I-I, cet. I
53
al-Naquib al-Atlas, Syekh Muhammad, Konsep Pendidikan dalam Islam, Bandung:
Mizan, 1984, cet. VII
al-Nahlawi, Abdurrahman, Pendidikan Islam di Rumah Seka/ah dan Masyarakat,
Jakarta: Gema Insani Press, 1995, cet. II
Nizar, Syamsul, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, cet. I
Shihab, M. Quraish, Wawasan Al-Qur'an: Tt."!(:~ir Madlu'I atas Pelbagai Persoalan
Umat, Bandung: Mizan, 1997
....... , Memhumikan Al-Qur 'an, Jakarta: Mizan, 1992
Samad, Burlian, Beberapa Persoalan dalan1 Pendidikan L~lam, Bandung: PT AlMa'arif, 1981, cet. I
Sulaiman, Hasan, Fathiyah, Sistem Pendidikan Islam Versi Al Ghazali, alih bahasa
as-Suyuti, Abi Bakar, Imam Jalaluddin Abdurrahman bin, Al Dzurru al Mantsur fl al
Tqfsir al Maksur, Beirut: Dar al Kutub al Ilmiah, 1990 M/1411 H, cet. I, Juz.
2
al-Syankiti, Al-Mukhtar Al-Jalmi, Muhammad Al-Amin bin Muhammad, Adhwa alBayan Fi ldhahi Al-Qur'an Bi Al-Qur'an, Riyadh: al-Muthabi' al-Ahliah Li alAufasat, 1983 M/1403 H, cet. I, Juz 4
Tafsir, Ahmad, I/mu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1994, cet. II
ath-Thabari, Muhammad bin Jarir, Abu Ja'far, Jamiul Bayan an Ta'wili Ayat alQur 'an, Libanon: Beirut, 1998 Jilid 2.
al-Thabari, Muhammad bin Jarir, Abi Ja'far, Jami al Bayan 'an Ta'wili ayi al Qur'an,
Beirut: Dar al Fikr, 1988 M/1408 H, jilid. 3, juz. 4
al-Thabathabai, Husain, Sayyid Muhammad, Al-Jvfizan Fi al-Tafi1ir, Beirut:
Muassisah al-Aklami Li al-Mabtuat, 1972 M/1392 H, cet. II, Jilid. 14
Tim Dasen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar-dasar Kependidikan, Surabaya:
Usaha Nasional, 1988, cet. III
Uhbiyanti, Nur, I/mu Pendidikan Islam 2, Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997, cet. I
54
Yasmadi, "Modernasi Pesantren", Kritik Nurcholis A1adjid Terhadap Pendidikan
Islmn tradisional, Jakarta: Ciputat pers, 2002, cet I
Yasien, Khalid, Asy-Syaikh, Muhammad di Mata Cendikiawan Barat, Jakarta: Gema
Insani Press, 1995, cet VI
Yunus, H. Mahmud, Kamus Arab - Indonesia, Jakarta: Hidakarya Agung, 1989
Zainuddin, et.al., Seluk Beluk Pendidikan dari Al Ghazali, Jakarta: Bumi Aksara,
1991, cet. I
Download