1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dunia ini banyak

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dunia ini banyak terdapat tumbuhan yang bermanfaat sebagai obat.
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki beraneka ragam tumbuhan,
dimana sebagian besar dari tumbuhan tersebut belum dimanfaatkan secara
maksimal sebagai tanaman obat. Sayur-sayuran juga memegang peranan penting
dalam menunjang kesehatan dan kebugaran tubuh, sebab dalam sayur-sayuran
terkandung berbagai macam vitamin, mineral, serat pangan dan antioksidan. Salah
satu contoh sayuran yang memiliki banyak manfaat adalah brokoli.
Tanaman brokoli (Brassica oleracea L. var. Italica Plenck) suku
Brassicaceae merupakan salah satu tanaman yang bunganya digunakan sebagai
sayuran dan cukup sering dikonsumsi oleh masyarakat dengan kandungan
nutrisinya yaitu protein, lemak, karbohidrat, vitamin C, serat, kalium, kalsium,
dan karoten (Siemonsma, 1994). Brokoli (Brassica oleracea L. var. Italica
Plenck) merupakan suatu jenis tanaman kubis-kubisan yang diketahui kaya akan
antioksidan (Fahey dan Talalay, 1999). Kandungan tanaman brokoli adalah
sulforafan (glikosida), kuersetin dan kaempferol (flavonoid), vitamin A, vitamin
C, vitamin E, vitamin B1, vitamin B2, nikotinamid, betakaroten, selenium, indola,
glutation, iberin, dan sianohidroksi butena (Ipteknet, 2005). Kandungan brokoli
yang paling ampuh sebagai antioksidan adalah sulforafan, indola, betakaroten,
kuersetin dan glutation (Fahey dan Talalay, 1999).
Proses menua merupakan suatu proses fisiologis dan terjadi pada semua
1
organ tubuh manusia, termasuk kulit. Bermacam-macam teori proses menua yang
dikemukakan para ahli, salah satunya teori radikal bebas. Teori radikal bebas
dewasa ini lebih banyak dipercaya sebagai mekanisme proses menua. Radikal
bebas adalah sekelompok elemen dalam tubuh yang mempunyai elektron yang
tidak berpasangan sehingga tidak stabil dan reaktif. Sebelum memiliki pasangan
radikal bebas akan terus menerus menghantam sel-sel tubuh guna mendapatkan
pasangannya termasuk menyerang sel-sel tubuh yang normal. Akibatnya sel-sel
akan rusak dan menua dan juga mempercepat timbulnya kanker. Berbagai usaha
untuk menanggulangi kulit menua sekarang ini banyak ditujukan pada usaha
pengikatan atau pemecahan radikal bebas. Bahan yang dapat menetralisir radikal
bebas ini disebut antioksidan (Jusuf, 2005).
Ada dua jenis proses menua pada kulit, yaitu proses menua instrinsik
(proses menua sejalan dengan waktu) dan proses menua ekstrinsik (proses menua
yang dipengaruhi faktor eksternal, seperti pajanan sinar matahari yang berlebihan
(photoaging), polusi, kebiasaan merokok, dan nutrisi yang tidak seimbang). Pada
penuaan ekstrinsik gambaran akan lebih jelas terlihat pada area yang banyak
terpapar matahari (Ardhie, 2011). Penuaan dini yang terjadi akibat paparan sinar
matahari disebut dengan photoaging (dermatoheliosis). Paparan sinar matahari
kronik menghasilkan radikal bebas yang menyebabkan berbagai kerusakan
struktur kulit dan menurunkan respon imun (Jusuf, 2005).
Beragam cara diupayakan untuk mencegah ataupun memperbaiki dampak
penuaan. Penggunaan antioksidan merupakan salah satu upaya yang sering
dilakukan untuk mencegah penuaan (Ardhie, 2011). Antioksidan adalah suatu
senyawa yang dapat menetralkan dan meredam radikal bebas dan menghambat
2
terjadinya oksidasi pada sel sehingga mengurangi terjadinya kerusakan sel, seperti
penuaan dini (Hernani dan Rahardjo, 2005). Tubuh kita tidak mempunyai
cadangan antioksidan dalam jumlah berlebih, sehingga jika terjadi paparan radikal
bebas yang berlebih maka tubuh membutuhkan antioksidan dari luar. Oleh karena
itu antioksidan alami menjadi alternatif yang sangat dibutuhkan (Rohdiana, 2001).
Pada penelitian terdahulu terbukti bahwa pajanan sinar UVB sebesar 50
mJ/cm2
ataupun
100
mJ/cm2
dapat
meningkatkan
ekspresi
matriks
metalloproteinase-1 (MMP-1) pada tingkat mRNA ataupun tingkat protein dan
dapat menurunkan sintesis prokolagen tipe I pada tingkat mRNA ataupun protein
fibroblas kulit manusia (Jusuf, 2012).
Uji penghambatan photoaging berdasarkan efek ekstrak bunga brokoli
terhadap ekspresi MMP-1 dan ekspresi prokolagen tipe I pada tingkat mRNA dan
protein pada kultur fibroblas kulit manusia diperoleh hasil bahwa pemberian
ekstrak bunga brokoli dapat menghambat ekspresi mRNA MMP-1 dan ekspresi
protein MMP-1, sehingga berfungsi sebagai inhibitor MMP-1 pada dosis
penyinaran UVB 50 mJ/cm2 ataupun 100 mJ/cm2 dan disisi lain ekstrak bunga
brokoli mampu meningkatkan sintesis prokolagen tipe I baik pada tingkat mRNA
maupun protein pada sel fibroblas yang dipajan UVB 50 mJ/cm2 ataupun 100
mJ/cm2 (Jusuf, 2012).
Hasil penelitian terdahulu terbukti bahwa ekstrak bunga brokoli dengan
kandungan flavonoid, glikosida, dan berbagai kandungan antioksidan lain yang
dimilikinya berpotensi sebagai bahan penghambat penuaan kulit dini berdasarkan
kemampuannya menghambat ekspresi MMP-1 dan meningkatkan sintesis
prokolagen tipe I pada tingkat mRNA ataupun tingkat protein (Jusuf, 2012).
3
Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan karakterisasi simplisia dan uji
efektivitas anti-aging dari ekstrak bunga brokoli pada marmut dalam bentuk
sediaan krim.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah pada
penelitian ini adalah:
a. apakah karakteristik simplisia bunga brokoli dapat diketahui?
b. apakah ekstrak bunga brokoli dapat diformulasi dalam sediaan krim
sebagai anti-aging?
c. apakah ekstrak bunga brokoli memiliki efektivitas anti-aging pada marmut
secara topikal?
1.3 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis pada penelitian
ini adalah:
a. karakteristik simplisia bunga brokoli dapat diketahui,
b. ekstrak bunga brokoli dapat diformulasi dalam sediaan krim sebagai antiaging,
c. ekstrak bunga brokoli memiliki efektifitas sebagai anti-aging secara
topikal.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
a. untuk mengetahui karakteristik simplisia bunga brokoli,
4
b. memformulasikan sediaan krim anti-aging menggunakan ekstrak bunga
brokoli,
c. untuk mengetahui efektivitas anti-aging dari ekstrak bunga brokoli.
1.5 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah untuk pengembangan
obat tradisional khususnya bunga brokoli sebagai anti-aging dan untuk
meningkatkan daya dan hasil guna dari bunga brokoli.
1.6 Kerangka Pikir Penelitian
Variabel bebas
Variabel terikat
Parameter
Karakterisasi
Simplisia
- Makroskopik
- Mikroskopik
- Kadar air
- Kadar sari yang larut
dalam air
- Kadar sari yang larut
dalam etanol
- Kadar abu total
- Kadar abu yang tidak
larut dalam asam
Krim Ekstrak
Bunga Brokoli
Penentuan
Mutu Fisik
Sediaan
- Homogenitas sediaan
- Tipe emulsi sediaan
- pH sediaan
- Stabilitas sediaan
Sinar UV
Penuaan
Kulit pada
marmut
Serbuk
simplisia
Bunga Brokoli
Ekstrak Etanol
Bunga Brokoli
Pemulihan
Penuaan Kulit
Gambar 1.1 Skema kerangka pikir penelitian
5
- Kadar air (moisture)
- Kehalusan (evenness)
- Besar pori (pore)
- Jumlah noda (spot)
- Keriput (wrinkle)
Download