strategi meningkatkan kinerja mengajar guru di smk negeri 1 klaten

advertisement
STRATEGI MENINGKATKAN KINERJA
MENGAJAR GURU
DI SMK NEGERI 1 KLATEN
JURNAL
Diajukan kepada
Program Pascasarjana Magister Manajemen Pendidikan Untuk Memperoleh
Gelar Magister Manajemen Pendidikan
Oleh:
MM. Adri Prihastuti
NPM. 942012031
PROGRAM STUDI
MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2016
1
STRATEGI MENINGKATKAN KINERJA
MENGAJAR GURU
DI SMK NEGERI 1 KLATEN
MM. Adri Prihastuti
Email: [email protected]
ABSTRAK
MM. Adri Prihastuti. 2016. STRATEGI MENINGKATKAN KINERJA MENGAJAR
GURU DI SMK NEGERI 1 KLATEN. Program Studi Magister Manajemen Pendidikan
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: (1) Mendeskripsikan
akarpermasalahan dalam meningkatkan kinerja guru. (2) Mengembangkan strategi
peningkatkan kinerja guru dalam proses belajar. Desain yang digunakan adalah
desain penelitian pengembangan, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan dari produk tersebut. Hasil
penelitian berupa kesimpulan Akarmasalah dalam meningkatkan kinerja guru
melalui proses belajar mengajar, adalah (1) tidak mampu mengelola pembelajaran,
(2) tidak memahami siswa, (3) perencanaan pembelajaran kurang baik, (4) tidak
memanfaatkan teknologi pembelajaran, (5) tidak memahami materi, (6) lemah
sumber, (7) tidak disiplin, (8) kurang persiapan, (9) kurang terampil, (10) tidak
komunikasi, dan (11) tidak berfungsi sebagai agen perubahan. Strategi yang
dilakukan(1) mengubah mindset pembelajaran, (2) memahami kecerdasan
intelegensi, kreativitas, kondisi fisik dan kognitif anak, (3) mengidentifikasi
kebutuhan /kompetensi siswa serta menyusun rencana pembelajaran, (4)
menentukan materi yang diajarkan mencakup validitas, keberartian, relevansi,
kemenarikan, dankepuasan, (5) menambah referensi membaca, (6) meningkatkan
profesionalitas, (7) strategi SILEPAS (Siapkan, Lakukan, EvaluasidanPastikan),
(8) strategi CTM (Cekatan, Tekun, danMenguasai), (9) sikapkeluwesan, dan (10)
Jembatan antara peserta didik dan masyarakat.
Kata kunci: strategi, kinerjamengajar guru
2
ABSTRACT
The purpose of this study: (1) Describe the root problems in improving the
performance of teachers (2) Develop a strategy of increasing the performance of
teachers in the learning process. The design used in this research is the
development of research design.In this study is limited to produce only products
that produce a strategic. Results of the research is the conclusion that the root of
the problem in improving teacher performance through the learning process,
among others, is: (1) less able to manage learning, (2) poor understanding of
learners, (3) the learning plan is less good, (4) do not take advantage of learning
technology, (5) did not understand the kinds of learning materials, (6) a weak
source, (7) lack of discipline, (8) a lack of preparation, (9) the less skilled, (10) is
less effective communication with, and (11) does not function as an agent of
change. Strategies undertaken to improve the performance of teachers 1)
changing the mindset (2) understand the intelligence of intelligence, creativity,
the child's physical and cognitive (3) identify needs/competencies of learners and
prepare lesson plans, (4) determine the material to be taught that include validity,
significance, relevance, the attractiveness, and satisfaction, (5) adding references
to read, (6) improve its professionalism, (7) implementing strategies SILEPAS
(Prepare, Perform, Evaluation and Verify), (8) implementing the strategy CTM
(Handy, Diligent, and Master), (9) the attitude of flexibility, and (10 ) as a bridge
between the students and the community.
Keywords: strategy, performance teach teachers
3
PENDAHULUAN
Latar Belakang
SMK merupakan suatu satuan pendidikan menengah yang dipersiapkan
lulusannya untuk memasuki dunia kerja seperti yang dirumuskan dalam PP nomor
29 tahun 1990. SMK mengemban misi memenuhi kebutuhan tenaga kerja tingkat
menengah yang profesional, mandiri dan mampu mengembangkan diri sesuai
dengan perkembangan IPTEK guna mendukung proses industrialisasi.Nurmasyitah
(2015) berpendapat bahwa globalisasi sangat mempengaruhi perkembangan
pendidikan di Indonesia sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
berkualitas. Karena menurut Murniasih (2014), sekolah merupakan salah satu
lembaga pendidikan yang dipercaya masyarakat dan negara untuk menyediakan
sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam perkembangan bangsa.
Guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan, melalui kinerjanya pada
tataran institusional dan eksperiensial, sehingga upaya meningkatkan mutu
pendidikan harus dimulai dari aspek guru dan tenaga kependidikan lainnya yang
menyangkut kualitas keprofesionalannya maupun kesejahteraan dalam satu
manajemen pendidikan yang profesional (Gunawan, 2015).
Dilema yang sering kali dihadapiyaitu rendahnya kualitaskinerja guru
karena belum mampu bekerja sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.Kualitas
guru sangat berpengaruh terhadap pendidikan anak dengan laju perkembangan
masyarakat dan dunia kerja yang sangat cepat ini.Adanya program pembangunan
jangka panjang (tantangan pasar bebas pada tahun 2020), serta perlunya program
pendidikan/pengajaran yang relevan dengan kemampuan guru yang lebih
berkualitas dengan disiplin ilmu yang dimiliki (untuk penyiapan SDM yang
bermutu), maka diperlukan peningkatan mutu tamatan SMK. Nurmasyitah (2015)
berpendapat bahwa globalisasi sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan di
Indonesia sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.
SMK Negeri 1 Klaten merupakan salah satu sekolah kejuruan yang cukup
dikenal dilingkungan Klaten. Letaknya yang strategis, gedungnya yang megah,
jumlah peserta didiknya yang banyak, prestasi-prestasi akademik yang diraih oleh
para peserta didik, baik tingkat Kabupaten, Propinsi maupun Nasional, merupakan
4
daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk memasukkan putra-putrinya di SMK
Negeri 1 Klaten. Namun demikian bukan berarti SMK Negeri 1 Klaten tidak ada
kekurangan, banyak hal-hal yang perlu dibenahi agar sekolah menjadi lebih
berkualitas.Salah satunya yang perlu dibenahi adalah mengenai kualitas guru
terutamaberkaitan dengan etos kerja yang harus ditingkatkan.
Pada limatahun terakhir dengan berlakunya kurikulum 2013 guru tidak
semakin berebut untuk meningkatkan kualitasnya, tetapi malah bermalasandalam
belajar dengan perkembangan yang baru. Menurut Wahyudi, (2012:8) kinerja guru
akan optimal jika dibarengi dengan niat yang bersih dan ikhlas, serta selalu
menyadari akan kekurangan pada dirinya dan selalu berupaya meningkatkan
profesionalitasnya.
Adanya perubahan sistem pembelajaran, kesempatan untuk semua guru
mengembangkan diri, dengan sistem pembelajaran inovatif,
teknik-teknik
pembelajaran berkembang sangat luas, dan berbagai metode pembelajaran yang
dapat dipilih sesuai dengan materi pembelajaran, serta kondisi dan situasi siswa
dengan aplikasi pembelajaran inovatif yang lebih tepat, justru membuat kinerja
guru mengalami penurunan selama berlakunya kurikulum 2013
Hal-hal inilah yang dialami oleh para guru di SMK Negeri 1 Klaten, yang
menyebabkan mutu sekolah semakin menurun. Disamping itu, di mata para siswa,
apa yang mereka hadapi di sekolah sering menimbulkan kekecewaan karena
berbagai hal baik yang menyangkut kualitas guru dalam mengajar maupun juga
kedisiplinan yang menyangkut tata tertib maupun waktu. Dengan melihat situasi
yang ada, maka penulis ingin mencoba mencari solusi bagi terjadinya pembaharuan
yang mengacu pada satu tujuan yaitu meningkatnya kualitas kinerja guru dalam
proses belajar mengajar sehingga mampu meningkatkan pula kualitas peserta didik
di SMK Negeri 1 Klaten.
KAJIAN TEORI
5
Secara umum, strategi diartikan sebagai suatu upaya yang dilakukan oleh
seseorang atau organisasi untuk sampai pada tujuan (Hamdani, 2011:18). Strategi
merupakan rencana yang komprehensif mengintegrasikan segala resources dan
capabilities yang mempunyai tujuan jangka panjang untuk memenangkan
kompetensi (Sagala, 2010:137).
Dengan demikian strategi dapat diartikan sebagai suatu susunan,
pendekatan atau kaidah-kaidah untuk mencapai suatu tujuan dengan menggunakan
tenaga, waktu serta kemudahan secara optimal.Menurut Fattah, (2012:98) sekolah
sebagai lembaga pendidikan harus memiliki rencana jangka panjang dalam bentuk
rencana strategis, yaitu suatu proses kegiatan yang berkesinambungan dengan
mempertimbangkan kondisi internal organisasi sekolah, serta mengintegrasikan
kondisi eksternal. Melalui rencana strategi, sekolah dapat mengukur kekuatan dan
kelemahan serta membandingkan dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai di
dalam penyusunan renstra.
Betapapun hebatnya strategi, apabila tidak diimplementasikan tentu saja
strategi itu tidak akan bermakna bagi pengembangan sekolah (Sagala, 2010, Hal:
139). Oleh karena itu kemampuan kepala sekolah dan personal sekolah lainnya
mengimplementasikan suatu strategi dalam manajemen sekolah merupakan hal
yang sangat penting dalam kaitannya dengan skill kepala sekolah sebagai seorang
pemimpin dan guru sebagai tenaga profesional yang bertanggung jawab terhadap
kemajuan belajar peserta didik.
Kinerja Guru
Secara umum, kinerja sering dikaitkan dengan hasil dan perilaku dalam
melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari suatu pekerjaan. Kinerja diartikan
sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya (Mangkunegaran 2001, dalam Wahyudi (2012:8). Kinerja diartikan
sebagai suatu hasil dan usaha seseorang yang dicapai dengan adanya kemampuan
dan perbuatan dalam situasi tertentu (Wahyudi 2012:86)
Kinerja guru merupakan hasil kerja nyata secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya yang meliputi menyusun program pembelajaran,
6
pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan evaluasi dan analisis evaluasi (Wahyudi,
2012:87). Elliott (2015) berpendapat bahwa penilaian kinerja dapat didefinisikan
sebagai proses yang berkelanjutan yang digunakan untuk mengidentifikasi,
mengukur dan mengembangkan kinerja individu sesuai dengan organisasi tujuan
strategis.
Standar Kompetensi Guru
Definisi guru menurut UU RI No. 14 Tahun 2005 guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Janawi, (2011: 47-50), menjelaskan standar kompetensi guru meliputi 4
komponen yaitu:
1. Komponen kompetensi pedagogik, yaitu yang berkaitan langsung dengan
penguasaan disiplin ilmu pendidikan dan ilmu lain yang berkaitan dengan
tugasnya sebagai guru.
2. Komponen kompetensi kepribadian, kemampuan ini meliputi kemampuan
profesionalitas, jati diri sebagai guru seorang tenaga pendidik yang menjadi
panutan bagi peserta didik, kompetensi yang menggambarkan bahwa guru
sosok yang patut diikuti dan diteladani.
3. Komponen kompetensi profesional, merupakan kemampuan dasar tenaga
pendidik, ia akan disebut profesional jika mampu menguasai keahlian dan
keterampilan teoritik dan praktik dalam proses pembelajaran.
4. Komponen kompetensi sosial merupakan kompetensi yang berkaitan dengan
kemampuan guru untuk berinteraksi dengan peserta didik dan orang yang ada di
sekitar dirinya.
Keempat kompetensi di atas adalah kompetensi mutlak yang harus
dikuasai oleh semua guru. Guru yang memiliki kompetensi standar dianggap
mampu mengembangkan proses pembelajaran pada satuan pendidikan.
Kerangka berpikir dan hipotesis penelitian
Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang dipercaya
masyarakat dan negara untuk menyediakan sumber daya manusia yang dibutuhkan
dalam perkembangan bangsa. Untuk itu dibutuhkan guru yang mampu
mengembangkan potensi peserta didik yang berbeda-beda tersebut.
7
Guru sangat berpengaruh terhadap peningkatan mutu sekolah. Proses
pembelajaran merupakan hal pokok yang harus ada dalam pendidikan.Pendidikan
dijadikan sebagai salah satu penentu dalam peningkatan mutu sekolah, maka
diperlukan kinerja yang baik dari guru. Menurut Rugaiyah (2011:12), guru wajib
memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan
rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Berdasarkan hasil pra observasi di SMK Negeri 1 Klaten ditemukan
beberapa permasalahan meskipun jumlahnya hanya sedikit yaitu dari segi kinerja
guru, seperti kedisiplinan, sumber belajar, metode mengajar, keterampilan dalam
mengajar, dan kreativitas. Untuk guru yang kinerjanya kurang bagus perlu diberi
bimbingan dan motivasi agar lebih baik. Hal ini dilakukan mengingat akan sangat
pentingnya peran seorang guru dalam proses pembelajaran di kelasDengan
susksesnya pembelajaran di kelas,maka tujuan pendidikan di sekolah dapat
tercapai. Kerangka berpikir tersebut digambarkan seperti pada gambar bagan
berikut:
Gambar 1
Kerangka berpikir Penelitian
Kinerja guru
dalam mengajar
rendah
Proses peningkatan
dengan berbagai upaya
Kinerja guru
dalam mengajar
meningkat
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian
pengembangan. Sugiyono (2011) menyatakan bahwa penelitian pengembangan
merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu
dan menguji keefektifan dari produk tersebut. Dalam penelitian ini dibatasi sampai
menghasilkan produk saja yaitu menghasilkan rencana strategi untuk meningkatkan
kinerja mengajar guru di SMK Negeri 1 Klaten. Adapun langkah-langkah
pengembangan dapat dilihat pada gambar 2 berikut ini:
Menyusun
Rancangan
Penelitian
Potensi
dan
Masalah
Pengumpulan
Data
8
Perbaikan
Desain
Validasi
Desain
Desain
Produk
(Diadaptasi dari Sugiyono dan Arikunto)
Gambar 2
Matrik Langkah Pengembangan
Desain penelitian pengembangan mengadaptasi model penelitian dan
pengembangan oleh Sugiono (2009) yang terdiri 10 tahap yaitu (1) Potensi dan
masalah, (2) pengumpulan data, (3) Desain produk, (4) Validasi desain (5) Revisi
Desain, (6) Uji coba produk, (7) Revisi produk, (8) Uji coba pemakaian, (9) Revisi
produk, dan (10) Produk masal. Dalam penelitian ini, tahap penelitian dan
pengembangan dilakukan secara terbatas mulai tahap pertama sampai dengan tahap
kelima. Hal tersebut disebabkan karena dalam tahap ujicoba produk, waktu yang
dibutuhkan cukup lama dan mengingat keterbatasan waktu penelitian, maka
penelitian ini difokuskan sampai pada tahap kelima.
Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Klaten, Jl. Dr. Wahidin
Sudirohusodo No. 22 Klaten. Alasan pemilihan SMK Negeri I Klaten karena
setelah berlakunya Kurikulum 2013, sekolah di SMK Negeri 1 ini terindikasi staf
pengajar cenderung tidak mau belajar sesuatu hal yang baru. Penelitian ini dalam
pengumpulan data dilakukan pada tanggal 2 Agustus 2015 sampai dengan 30
Februari 2016. Tahap berikutnya adalah pembahasan sampai kesimpulan serta
penyusunan laporan.
Penelitian ini Menggunakan triangulasi metode, yaitu cara pengumpulan data
sejenis dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda.
Alasan digunakannya triangulasi metode adalah penelitian ini menggunakan tiga
cara pemerolehan data yaitu pertama, observasi proses pembelajaran siswa dan
guru, kedua, teknik interview Kepala sekolah serata wakil-wakilnya, guru, komite,
siswa, staf, dan karyawan lainnya, Peneliti mengambil kinerja Guru, kaitannya
dengan upaya peningkatan profesional guru SMK Negeri I Klaten sebagai strategi
9
untuk meningkatan kompetensi profesionalisme (studi kasus pada SMK negeri I
Klaten) ketiga, dokumentasi kegiatan proses pembelajaran yaitu untuk mengetahui
kinerja guru dan teknik proses pembelajaran,yaitu proses pembelajaran guru dan
siswa serta perangkat pembelajaran secara tertulis yang berupa dokumen.
Sedangkan tehnik analisis data yang dipergunakan adalah teknik analisis Fishbone.
Tahap pengumpulan data dilakukan untuk mencari akar di SMK Negeri I Klaten.
Hasil Penelitian
Permasalahan
rendahnya
kualitas
guru
dalam
pembelajaran
dipetakandalamdiagram tulang ikan (fishbone), seperti yang disampaikan oleh
Kaoru (1989:39). Faktor permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini mengacu
pada faktor yang mempengaruhi terbentuknya kualitas mengajar guru seperti
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan
kompetensi sosial dari pada seorang guru.
Permasalahan utama rendahnya kinerja guru diletakkan pada gambar
kepala ikan. Selanjutnya empat faktor yang berpengaruh terhadap terbentuknya
kinerja mengajar guru diletakkan pada tulang-tulang ikan. Untuk menemukan akar
permasalahan, selanjutnya dilakukan pengumpulan data sehingga akar
permasalahan dapat diidentifikasi. Penyusunan struktur diagram Fishbone
rendahnya etos kerja guru dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 3
Diagram Fishbone
Rendahnya kinerja guru
10
Melalui kegiatan analisis akar masalah dalam diagram fishbone dihasilkan
analisis akar permasalahan seperti pada gambar 3, teridentifikasi empat faktor yang
mempengaruhi rendahnya kinerja guru, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi
profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.
Kompetensi Pedagogik
a. Pengelolaan Pembelajaran
b. Pemahaman terhadap Peserta Didik belum maksimal
c. Tidak Memahami Perencanaan Pembelajaran
d. Teknologi Pembelajaran belum dimanfaatkan dengan baik
Kompetensi Profesional
a. Belum begitu memahami Jenis Materi Pembelajaran
b. Pemberdayaan Sumber Belajar belum maksimal
3. Kompetensi Kepribadian
a. Guru belum menunjukkan sikap Disiplin
b. Persiapan mengajar guru tidak matang
c. Guru Kurang Terampil
3.
a.
b.
Kompetensi Sosial
Belum mampu Berkomunikasi dengan Efektif
Tidak menunjukkan fungsinya sebagai Agen Perubahan
11
Berdasarkan pada masalah yang dipaparkan pada gambar 4 maka
selanjutnya disusun strategi untuk meningkatkan kinerja gurudalam mengajar.
Rencana meningkatkan kinerja guru dalam mengajar ada dua macam, yaitu rencana
jangka panjang dan rencana jangka pendek. Rencana jangka panjang yang
dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru dalam mengajar adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kemampuan untuk menguasai landasan kependidikan. Misalnya
paham akan tujuan pendidikan yang harus dicapai baik tujuan nasional, tujuan
institusional, tujuan kurikuler, maupun tujuan pembelajaran.
2. Meningkatkanpemahaman dalam bidang psikologi pendidikan, misalnya paham
tentang tahapan perkembangan siswa, paham tentang karakteristik siswa, paham
tentang teori-teori belajar yang diajarkan.
3. Meningkatkankemampuan dalam penguasaan materi pembelajaran sesuai
dengan bidang studi yang diajarkannya.
4. Meningkatkankemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metodologi dan
strategi pembelajaran.
5. Meningkatkankemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan
sumber belajar.
6. Meningkatkankemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran.
7. Meningkatkankemampuan dalam menyusun program pembelajaran.
8. Meningkatkankemampuan dalam melaksanakan unsur-unsur penunjang,
misalnya paham akan administrasi sekolah, bimbingan, dan penyuluhan.
9. Meningkatkankemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berpikir ilmiah
untuk meningkatkan kinerja.
Sedangkan rencana pelaksanaan jangka pendek yang dilakukan untuk
meningkatkan kinerja guru SMK Negeri 1 Klaten dalam mengajar adalah:
Aspek
Kompetensi
Pedagogik
Program
1)
2)
3)
Kompetensi
profesional
4)
1)
2)
Mengubah mindset tentang proses pembelajaran
Memahami kecerdasan intelegensi, kreativitas
anak, kondisi fisik anak, dan petumbuhan dan
perkembangan kognitif peserta didik
Mengidentifikasi kebutuhan dan kompetensi
peserta didik serta menyusun rencana
pembelajaran
Mengirim guru untuk mengikuti Bimtek
Menentukan materi yang akan diajarkan kepada
peserta didik yang mencakup validitas,
keberartian, relevansi, kemenarikan dan kepuasan
Menambah referensi dan rajin membaca
12
Tujuan
Meningkatkan
kompetensi
pedagogik guru
Meningkatkan
kompetensi
professional guru
Kompetensi
kepribadian
Kompetensi
Sosial
1) Meningkatkan profesionalitas, pemanfaatan waktu,
dan pemberian sanksi
2) Menerapkan strategiSILEPAS(Siapkan, Lakukan,
Evaluasi dan Pastikan)
3) Menerapkan strategi CTM (Cekatan, Tekun, dan
Menguasai)
1) Meningkatkan sikap keluwesan guru
2) Menjadi guru sebagai jembatan antara peserta didik
dan masyarakat
Meningkatkan
kompetensi
kepribadian guru
Meningkatkan
kompetensi sosial
guru
Dengan dasar akar masalah melalui analisis fishbone, maka strategi
peningkatan kinerja guru pada titik-titik yang lemah/kurang tersebut diperlukan
untuk mengatasi permasalahan. Strategi perlu disusun untuk menjawab
permasalahan yang muncul dengan tujuan meningkatkan kinerja guru sehingga
mutu sekolah tetap terjamin.
Strategi merupakan hasil dari kecepatan merespon perubahan. Strategi
disusun dan diarahkan untuk memecahkan seluruh rintangan yang dihadapi oleh
sekolah (Sagala, 2010: 149). Strategi peningkatan kinerja guru yang rendah,
dikhususkan pada bidang kompetensi pedagogik, kompetensi profesional,
kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.
Kompetensi Pedagogik
a. Strategi untuk Permasalahan Pengelolaan Pembelajaran
b. Strategi untuk permasalahan pemahaman terhadap peserta didik
Kreatifitas. Jika pendidikan berhasil dengan baik, maka sejumlah orang kreatif
akan lahir karena tugas utama pendidikan adalah menciptakan orang-orang yang
mampu melakukan sesuatu yang baru.
Kondisi fisik. Guru harus bisa memahami peserta didik dengan kondisi fisik
terutama yang berkaitan dengan mata/penglihatan, pendengaran, kemampuan
berbicara, atau kondisi pincang atau lumpuh karena kerusakan otak. Untuk
memahami peserta didik karena kondisi fisik harus bersikap dan memberikan
pelayanan yang berbeda dalam rangka membantu perkembangan pribadi
mereka.
Pertumbuhan dan Perkembangan kognitif.Perkembangan kognitif terkait
dengan pengaruh lingkungan sangat menentukan perbedaan antar
kelompok.Tantangan bagi pendidikan adalah menemukan dan menciptakan
metode pendidikan yang mengkondisikan lingkungan yang cocok bagi
kebutuhan individu-individu yang unik itu. Pemahaman ini akan membantu guru
dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik “Formal” yang membina
13
peserta didik dalam kondisi terencana disertai penetapan kualitas hasil
(Evaluasi) antara lain melalui tes.
c. Strategi untuk perencanaan pembelajaran
Mengidentifikasi kebutuhan (1) peserta didik didorong untuk mengatakan
kebutuhan belajar,di dorong untuk mengenali dan mendayagunakan lingkungan
sebagai sumber belajar yang berupa kompetensi tertentu yang ingin mereka
miliki serta dibantu untuk mengenal dan menyatakan kemungkinan adanya
hambatan dalam upaya memenuhi kebutuhan belajar.
Mengidentifikasi kompetensi.Kompetensi yang jelas akan memberi petunjuk
yang jelas pula terhadap materi yang harus dipelajari, penetapan metode dan
media pembelajaran, serta memberi petunjuk terhadap penilaian. Oleh karena
itu, setiap kompetensi harus merupakan perpaduan dari pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak.
Menyusun Program Pembelajaran. RPP sebagai produk program
pembelajaran yang mencakup komponen program kegiatan belajar. Proses
pelaksanaan program komponen mencakup kompetensi dasar, materi standar,
metode dan teknik media sumber belajar, waktu belajar dan daya dukung lainnya
yang solusinya dapat dipelajari melalui workshop, pelatihan atau Bintek.
d. Mengatasi guru yang tidak memanfaatkan teknologi
Guru di era sekarang dituntut untuk memiliki kompetensi dalam
pemanfaatan teknologi pembelajaran sehingga mampu memanfaatkan berbagai
pengetahuan, teknologi dan informasi dalam melaksanakan tugas utamanya
mengajar. Cara mengatasi guru yang belum dapat memanfaatkan teknologi
pembelajaran adalah dengan mengirim guru untuk mengikuti Bimtek
(Bimbingan Teknis), pelatihan, workshop atau kursus tentang pemanfaatan
teknologi.
Kompetensi Profesional
a. Strategi yang terkait dengan permasalahan pemahaman terhadap jenis
materi pembelajaran.
Seorang guru harus memahami jenis-jenis materi pembelajaran yang akan
diberikan kepada peserta didik. Guru yang memiliki kompetensi profesional
harus mampu memilah dan memilih serta mengelompokkan materi-materi
14
pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik sesuai dengan
jenisnya b.Memberdayakan Sumber belajar
Startegi pertama yang harus dilakukan guru adalah menambah
referensi. Guru profesional agar tidak lemah sumber maka sebaiknya
mencari sumber ajar, atau bertanya kepada siapa saja baik yang lebih tua
maupun yang lebih muda untuk menutupi kekurangannya.Membaca
menjadi alternatif kedua untuk mengatasi guru yang lesu (lemah sumber).
Untuk meningkatkan mutu dan kualitas diri, membaca mempunyai peran
yang sangat penting.
Kompetensi Kepribadian
a. Mengatasi guru kurang disiplin dengan meningkatkan profesionalitas,
pemanfaatan waktu, dan pemberian sanksi.
Disiplin merupakan kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu
sistem yang mengharuskan seseorang untuk tunduk kepada keputusan,
perintah, dan peraturan yang berlaku (Ginanto, 2011: 62). Salah stau cara
meningkatkan kedisiplinan guru adalah dengan bekerja secara profesional.
b. Mengatasi guru yang persiapan tidak matangdengan strategi SILEPAS
(Siapkan, Lakukan, Evaluasi dan Pastikan)
Strategi SILEPAS (Siapkan, Lakukan, Evaluasi dan Pastikan), merupakan
cara mengatasi guru yang tidak matang persiapannya dalam mengajar.
Persiapan guru dalam mengajar antara lain adalah kesiapan mental, kesiapan
penampilan, dan kesiapan perangkat mengajar Ginanto, 2011: 46).
Siapkan
Siapkan maknanya disini adalah bahwa guru sebaiknya mempersiapkan
segala sesuatu sebelum mengajar seperti perangkat mengajar (RPP, silabus,
buku sumber, metode, media).
Lakukan
Melakukan apa yang telah dipersiapkan sebelumnya. Untuk mengatasi
kekurangan persiapan dalam mengajar, lakukan setiap hal kecil yang telah
dipersiapkan sebelumnya.
Evaluasi
Evaluasi merupakan proses penilaian, baik penilaian bersifat netral, positif
atau negatif. Guru harus menerima hal terburuk dari apa yang telah
diperbuatnya selama proses pembelajaran, caranya bisa dengan pemberian
angket tentang penilaian siswa terhadap guru.
15
Pastikan
Pastikan bahwa semua yang telah disiapkan tidak keluar dari alur
pendidikan yang sebenarnya, jadi semuayang dipersiapkan guru untuk
peserta didik berdasarkan pada norma-norma yang positif dan bernilai
edukatif.
c.
Mengatasi persiapan guru yang kurang matang dengan strategi CTM
(Cekatan, Tekun, dan Menguasai)
Cekatan
Cekatan merupakan perilaku gesit, cepat tetapi terarah dan tepat (Ginanto,
2011: 54). Cekatan harus dimiliki oleh semua guru baik yang muda maupun
tua, sebab cekatan bukanlah sifat turunan atau warisan dari orang tua, namun
sikap tersebut dapat diciptakan dengan pembiasaan.
Tekun
Tekun merupakan kunci kesuksesan dimanapun berada. Guru tekun berarti
guru yang mempunyai tekad mantap untuk tekun melatih diri menjadi lebih
kreatif dengan cara mencari bahan ajar, membuat media pembelajaran atau
tidak merasa malu untuk belajar dari orang lain.
Menguasai
Menguasai yang dimaksud disini adalah menguasai metode, pendekatan,
strategi serta teknik yang mampu mengaktifkan semangat belajar siswa.
Guru yang kreatif harus mempunyai referensi mengajar yang menarik.
4.
Kompetensi Sosial
a. Mengatasi komunikasi yang kurang efektif dengansikap keluwesan.
b..Mengatasi fungsi guru sebagai agen perubahan dengan menjadi jembatan
antara peserta didik dan masyarakat
16
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dengan melihat hasil analisis, maka dari penelitian ini disusunlah kesimpulan
sebagai berikut:
a. Akar permasalahan dalam meningkatkan kinerja guru melalui proses belajar
mengajar di SMK Negeri 1 Klaten, antara lain adalah (1) pengelolaan pembelajaran
belum maksimal,(2) belum adanya pemahaman yang baik terhadap peserta didik,
(3) tidak memahami pentingnya perencanaan pembelajaran, (4)teknologi
pembelajaran belum dimanfaatkan dengan baik,(5) belum memahami jenis-jenis
materi pembelajaran, (6) lemah sumber, (7) belum tertanam kebiasaan disiplin,
(8)persiapan belum matang, (9) tidak memilikiketerampilan mengajar yang baik,
(10) komunikasi yang efektif dengan siswa belum terbentuk, dan(11) guru tidak
mampu menunjukkan perannya sebagai agen perubahan.
b. Strategi yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru dalam proses belajar
mengajar di SMK Negeri 1 Klaten ditinjau dari aspek guru antara lain adalah(1)
mengubah mindset tentang proses pembelajaran, (2) memahami kecerdasan
intelegensi, kreativiats anak, kondisi fisik anak, dan petumbuhan dan
perkembangan kognitif peserta didik, (3) mengidentifikasi kebutuhan dan
kompetensi peserta didik serta menyusun rencana pembelajaran,
(4)
mengirim guru untuk mengikuti Bimtek (Bimbingan Teknis), pelatihan, workshop
atau kursus tentang pemanfaatan teknologi (5) menentukan materi yang akan
diajarkan kepada peserta didik yang mencakup validitas, keberartian, relevansi,
kemenarikan, dan kepuasan, (6) menambah referensi dan rajin membaca, (7)
meningkatkan profesionalitas, pemanfaatan waktu, dan pemberian sanksi, (8)
menerapkan strategiSILEPAS(Siapkan, Lakukan, Evaluasi dan Pastikan), (9)
menerapakan strategi CTM (Cekatan, Tekun, dan Menguasai), (10) sikap
keluwesan, dan (11) menjadi jembatan antara peserta didik dan masyarakat.
Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian tentang strategi meningkatkan kinerja mengajar guru
di SMK Negeri 1 Klaten peneliti mengajukan saran sebagai berikut:
17
a. Kepala sekolah
Kepala sekolah hendaknya selalu memberikan keteladanan, bimbingan dan teguran
kepada semua bawahan tanpa pandang bulu sehingga peraturan dapat ditegakkan
dimana saja, kapan saja dan oleh siapa saja di lingkungan SMK Negeri 1 Klaten.
b. Guru
Semua guru di SMK Negeri 1 Klaten hendaknya memiliki komitmen yang tinggi
terhadap semua peraturan dan kesepakatan yang dibuat sehingga tujuan visi dan
misi sekolah dapata terwujud dengan baik.
c. Komite
Komite sekolah agar membantu kelancaran proses pembelajaran dengan
mendukung pengadaan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan guru dalam proses
pembelajaran sehingga dapat mencerdaskan peserta didik.
d. Siswa
Siswa memiliki rasa penghargaan dan penghormatan terhadap semua warga yang
ada di SMK negeri 1 Klaten sehingga rasa kekeluargaan dapat dirasakan bersama.
18
DAFTAR PUSTAKA
Elliott, Kerry. 2015. Teacher Performance Appraisal: More about Performance or
Development?. Australian Journal of Teacher Education.
Fattah, Nanang. 2012. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Ginanto, Dion Eprijum. 2011. Jadi Pendidik Krteatif dan Inspiratif. Yogyakarta:
Jogja Bangkit Publiser.
Gunawan, Imam. 2015. Strategi Meningkatkan Kinerja Guru: Apa Program yang
Ditawarkan Oleh Kepala Sekolah. Jurnal. Jurusan AP FIP Universitas Negeri
Malang.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Imam Wahyudi. 2012. Mengejar Profesionalisme Guru, Strategi Praktis
Mewujudkan Citra Guru Profesional. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Isihikawa Kaoru, 1989. Teknik Penuntun Pengendalian Mutu. Jakarta: Mediyatama
Sarana Perkasa.
Janawi.2011. Competensi Guru Citra Guru Profesional. Bandung: Alfabeta.
Murniasih, Sri. 2014. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan
Kinerja Guru (Studi Empirik SMK Muhammadiyah 3 Surakarta). Jurnal.
Fakultas Agama Islam. UMS Surakarta.
Nasution, 2005. Manajemen Mutu Terpadu, Bogor:Ghalia Indonesia.
Nawangsari, Dyah. 2010. Urgensi Inovasi Dalam Sistem Pendidikan. Jurnal
Falasifa. Vol. 1 No.1
Nurgiyantoro, Burhan, dkk. 2002. Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu
Sosial. Yogyakarta: UGM Press
Nurmasyitah. 2015. Implementasi Manajemen Stratejik Dalam Meningkatkan
Kinerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Lhokseumawe.
Jurnal. Program Magister Administrasi Pendidikan, Pascasarjana Universitas
Syiah Kuala Banda Aceh.
Rugaiyah. 2011. Profesi Kependidikan. Bogor:Ghalia Indonesia.
19
Sagala, Syaiful. 2010. Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
20
Download