xix INTISARI Mengalokasikan cash holdings melebihi

advertisement
INTISARI
Mengalokasikan cash holdings melebihi cash holdings yang normal memiliki
konsekuensi ganda. Pada satu sisi, memberikan fleksibilitas pendanaan. Pada sisi lain,
menimbulkan masalah keagenan. Penelitian ini didisain untuk menguji pengaruh
excess cash holdings terhadap nilai perusahaan menggunakan kerangka teori keagenan
dan menguji peran corporate governance dalam mengendalikan masalah keagenan
yang ditimbulkan oleh excess cash holdings melalui peran dewan komisaris, peran
pemegang saham besar majemuk dan peran utang.
Sampel penelitian diseleksi menggunakan kriteria perusahaan non keuangan di
Indonesia tahun 2000-2011 yang memiliki cash holdings melebihi cash holdings hasil
estimasi. Untuk mengestimasi cash holdings normal riset ini menggunakan model
regresi data panel. Data yang digunakan untuk mengestimasi sebanyak 1828 observasi
Jumlah observasi yang mengalami excess cash holdings sebanyak 672 observasi.
Untuk menguji seluruh hipotesis penelitian, digunakan estimator estimated
generalized least square (EGLS).
Temuan pertama, excess cash holdings didikung dapat menimbulkan masalah
keagenan. Temuan kedua, efek negatif excess cash holdings terhadap nilai perusahaan
lebih kuat pada perusahaan yang tidak terkendala pendanaan menurut kriteria
majemuk (membayar dividien, cashflow tinggi, MTB rendah dan utang rendah).
Temuan ketiga hingga kelima, efek negatif excess cash holdings terhadap nilai
perusahaan lebih kuat pada perusahaan yang kepemilikannya sangat terkonsentrasi,
pada perusahaan yang kepemilikannya sangat tersebar dan pada perusahaan yang
sangat kesulitan keuangan. Temuan keenam, peran dewan komisaris tidak dapat
menghilangkan masalah keagenan tipe 2 karena peran komisaris independen tidak
benar-benar independen dan kriteria penunjukkannya tidak secara tegas diatur dalam
Undang-Undang Perseroan Terbatas, sehingga komisaris independen belum dapat
menjalankan peran supervising dan advising dengan baik. Peran governance oleh
pemegang saham besar majemuk dudukung dalam penelitian ini ketika hak suara
diantara mereka berimbang. Terakhir, utang secara umum tidak memiliki peran
governance yang baik untuk mengendalikan masalah keagenan yang ditimbulkan oleh
excess cash holdings, namun secara spesifik utang mampu mengendalikan masalah
keagenan tipe 2 dan masalah keagenan antara pemegang saham dengan debtholders.
Insentif manajemen rendah untuk menggunakan utang sebagai alat bonding dan alat
kedisplinan karena penalti kepada manajemen ketika default masih lunak.
Temuan empiris ini menunjukkan bahwa excess cash holdings menjadi suatu
petunjuk yang signifikan dalam mendukung hipotesis keagenan arus kas bebas
(agency free cash flow hypothesis). Peran dewan komisaris, pemegang saham besar
majemuk dan utang secara umum dan atau spesifik dapat merubah persepsi negatif
investor luar dalam menilai excess cash holdings.
Kata-kata kunci: excess cash holdings, teori keagenan, teori corporate governance,
tidak terkendala pendanaan, kepemilikan sangat terkonsentrasi, kepemilikan sangat
tersebar, sangat kesulitan keuangan, dewan komisaris, pemegang saham besar
majemuk dan utang.
xix
ABSTRACT
Allocating cash holdings exceeds normal cash holdings has two implications.
Cash holdings may serve flexibility for financially constrained firms or they may, on
the contrary, indicate agency problems. The paper examine implications of excess
cash holdings on firm value based on agency theory framework and investigate
governance role of board commisioners, multiple large shareholders and debt to
reduce agency problems caused by excess cash holdings.
For this purpose, this research use a sample of Indonesian non financial publicly
traded firms for the period 2000-2011 whose cash holdings exceed normal cash
holdings. The paper use a sampe of 1828 observations to estimate cash holdings
normal. This paper use panel regression techniques to estimate cash holdings. Refer
to that estimation, from total observations, 672 of them set cash holdings exceed cash
holdings normal.
This research find that excess cash holdings causes agency problems. Second,
the negative effects of excess cash holdings on firm value is stronger for financially
unconstrained firms classified by multiple criterions (paying dividends, high
cashflow, low MTB and low debt). Third to fifth, the negative effects of excess cash
holdings on firm value is stronger for more concentrated ownership, for more
dispersed ownership and for more financial distress. Sixth, this research finds
evidence that firms with more independent commissioners have more positive firm
value, except for firms that face agency problem type 2. I document that it’s due to
they are not fully independent or not independent at all. Furthermore, government
don’t strictly regulate strict qualifications of independent commissioners. Therefore,
supervising and advising role of independent commissioners are still weak. Multiple
large shareholders with an even distribution of large shareholders’ voting rights, have
good governance role. Last, higher debt generally is not a good governance because
management has low intention to use debt as bonding and commitment tools but debt
is an effective tool to control agency problems type 2 and agency problem between
shareholders and debtholders. To be an effective source of discipline, there must be a
penalty in the event of default. Unfortunately, judicial efficiency is low in Indonesia,
so that creditors don’t use judicial systems for suing firms which default on their loans.
Overall, these empirical findings show that excess cash holdings can be a
significant indicator of agency problem. The governance role by each instrument can
influence generally perception of outside investors on more positive value of excess
cash holdings or partialy for certain type agency problem.
Key words: excess cash holdings, agency theory, corporate governance theory,
financially unconstrained, board of commissioners, multiple large shareholders and
debt.
xx
Download