Vol. 1No. 3 Warta l h b u h a n Obat Indonesia 21 POTENSI MINYAK ATSIRI CABE JAWA """AGAI SUMBER BAHAN OBAT JTI Abstrak KOrnponen kirnia utalrna rninyak atsiri yang dii:;olasi d ari~ buah cabe jaw;3 diidentifikasi dengan meinggunak,an teknilk krornaltografi gas-air (GLC) .. dan nasllnya alpermnalnglcan dengan hasil penelitian KNOBLOCH dan rekan sekerjanya tentang sifat-sifat antirnikroba kornponen rninyak atsiri. Alkaloida piperin iuaa diisolasi. . 7. -.. . ~ a - PUWA Hasil evaluasi rnenyirnpulkan bahwa terdapatnya senyawa sitral dan linalod sebagal komponen utarna rninyak, rnaka minyak atsiri cabe jawa rnempunyai potensi sebagal surnber bahan obat (it yang disebabkan oleh 7 jenis terhadal bakteri. -I--: Perole1la1I V I .-I~11II uar I &be jawa hanya 0,75%. r IAHAN DAI UAN ,-l*- tidak terdapar pusrara yalrg HAMPIR riset tentang lada panjang (long pepper). Hal ini ~ r l c l l l u a r11as11 dapat dimengerti, karena dunia Barat pada umumnya telah lupa bahwa nama "pepper" berasal dari bahasa sansekerta "pippalin,suatu kata yang digunakan untuk melukiskan lada panjang (1). Di Timur Jauh, khususnya di Semenanjung India dan Asia Tenggara, lada panjang masih digunakan sebagai bumbu masak (kari) dan obat tradisional. Sebenarnya terdapat 2 macam lada panjang (2), yaitu yang berasal dari spesies: 1. Piper officinamm DC. (sinonim: Piper retrofractum Vahl; Chavica officinanrm Miq.), suatu tumbuhan semak memanjat dan karena terutama dibudidavakan di vulau Jawa. maka rempah disebut "lada panjang ~ a w >atau "cab; Jawa" 2. Piper longum L. (sinonim: Chavica roxburghii Miq.), juga suatu tumbuhan semak memanjat dan menyerupai Piper officinanrm DC., kecuali untuk daunnya yang lebih lebar, berbentuk jantung. Tanam. an ini dibudidayakan di Bengali, Sri Langka, Timor, FiLipina dan India Selatan, sehingga rempah disebut "lada panjang India". Buah dari kedua spesies tunnbuhan ttmebut di atas serupa, akan tetapi sangat bc:rbeda . . . d, ..ari buah lada bi'asa (Piper nignrm L.), juga darl tamilia Piperaceae. Rasa lada panjang jawa lebih pedas dari pada lada panjang India (3). Rasa pedas ini disebabkan oleh senyawa piperin dan piperanin. Chavisin, yang dahulu dipercaya sis, sis-poperin, dilaporkan ternyata suatu campuran piperin dan alkaloida lain yang termasuk minoritas. Rasa pedas ini tidak lagi terdapat dalam minyak atsiri lada (4). Tentang minyak atsiri (5) d I bahwa riebenarnya banyak komponen kim~amnyi~k atsiri alarn ..-*:c.. yang mempunyai sifat-sifat antibakteri I.. ar~ilungal, sehingga dengan demikian, dari penelitian yang penulis lakukan terhadap minyak atsiri yang dikandung dalam cabe jawa, diharapkan akan diketahui lebih banyak lagi khasiat obat dari cabe Jawa, selain daripada yang telah pernah dilaporkan crang. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan lndustri Hasil Pertanian , Departemen Perindustrian,Bogor Bahan Penyiapan Bahan Penelitian dan lsolasl Minyak Atsiri. Bahan untuk penelitian, yaitu cabe Jawa (P. retrofractum Vahl.) dibeli dari pasar lokal di daerah Bogor, Jawa Barat. Setelah bahan dijadikan serbuk halus, maka bagian terbesar disuling dengan a r a penyulingan air, sedangkan sisanya digunakan untuk penentuan kadar air, isolasi piperin dan untuk disirnpan. Penelitian dilakukan di laboratoriurn Balai Besar Penelitian dan Pengernbangan lndustri Hasil Pertanian, Bogor. Metode 1. Identilfikasi komnponen kimia min;yak atsiri . . .." A .-.1:. .... , n L ,*,:.: ,A:lnL..Ln" h A,.", kromatografi gas-cairan (GLC) pada instrumen kromatograf Shimadzu GC-RIA dengan menggunakan kolom kaca yang panjangnya 2-mx3,2-mm, dan berisi 10% Cairbowax 20M pada Chromosorb WAWDMCS, derigan nitrcIgen P sebagai gas pembawa dengan laju aliran 50 ml per menit. Detektor: FID. Tiap kali analisis menggunakan suhu yang diprogram dari 75 sampai 2w°C dengan kecepa tan program 2 ' ~per menit yang diikuti dengan isotermal pada suhu 2 0 0 ' ~selama 20 menit. Tiap komponen minyak diidentifikasi secara tentatif dengan waktu retensinya dan 1to-injeksi dengan senyawaan yang otentik. Untuk penenruan persentase komposisi minyak digunakan inst]rumen Shimadzu Data Processor RPR-GL. 2. Isolasi Piperin (6) Seium -. lntu , -lah ~ terte -~ - dari serbuk bahan diekstrak dengan e.tan01 (95%) dalani ekstraktor Soxhlet selama 2 jam. ICemudiarI larutan disaring dan dipekatkan Amlo-L..i. A: en.. U41CI111 vanuau ul aLaa ta185aa a11 pada S U ~ U60'~. Setelah itu ditambahkan larutan kalium hidroksida P 10% dalam etanol 95% kepada sisa saringan. Setelah didiamkan sebentar, dienap-tuangkan dari sisi yang tidak larut. Larutan dalam etanol didiamkan semalam. Endapan piperin yang berbentuk kristal seperti jarum dan berwarna kuning (suhu lebur 1 2 5 ' ~ - 1 2 6 ~akan ~) terlihat keesokan harinya. .a ntnr -0" n... 4 22 Warta 'lbmbuhan Obat Indonesia HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 1adalah kromatogram minyak atsiri yi diisolasi dari cabe Jawa (Piper retrofmcctum Vahl.), dangkan hasil identifiasi komponen utama minyatsiri tersebut dengan menggunakan teknik kromate gafi gas-cairan (GLC) dihimpun dalam Tabel 1, bersama-sama dengan hasil penentuan kadar air dan isolasi piperin dan minyak atsiri. Tabel 1. Kadar C,, n,lluull,dn air, pipwllll, 111111, rak atsirl stbrta komponen kimia utama minyak atsiri cab6 Jawa Jenis komponen1 cabe Jawa Air Nomor percobaan I 12,69 Ill II 12,75 1- "- '2,7 Piperiin Minyerk atsiri Juli 1992 kroba yang kecil saja, bahkan beta-kariofilen, kompomen utama minyak atsiri lada biasa, sama sekali tidak ~emilikisifat antirnikroba (5). Ternyata dari sekian :nis minyak atsiri dam di dunia, hanya sedikit saja ,ang memiliki aktivitas antimikroba yang cukup tinggi, antara lain minyak atsiri dari daun salam, kulit jeruk lemon, orange dan lain-lain (7). Di samping itu ada di antaranya yang tidak memperlihatkan aktivitas antimiioba yang dihasilkan oleh komponen kimia minyak atsiri dalam keadaan berkombinasi lebii kecil daripada aktivitas komponen-komponen itu s e w a individu. Kebalikannya adalah peristiwa sinergisme. Tabel 1 juga menunjukkan, bahwa kandungan piperin dari cabe Jawa sangat kecil (kurang dari 1%) dibandingkan dengan kandungan piperin dalam lada biasa -yang- umumnya krkiisar 3% (6), . . cabe Jawa tidak d,apat diharapkan se:bagai surnber alkaloida ~ i r n KESrMPULAN I)AN gARAl Kom~ atsiri: n-a terlpinil asetat sitronelil asetr sitral fneral+neraniol 25.12 24.72 2 Tabel 1 menunjukkan, bahwa sitral 4 001 merupakan komponen yang paling tinggi Konsentrasinya dalam minyak atsiri. Menurut hasil penelitian (S), kedua komponen kimia ini termasuk jenis terpenoid yang ~ a l i"n et i n e aktivitas antimikrobanya, khususnya terhadap bakteri Rhodop:reudomortas sphaeroides, EschericL~ i a coli, Proteu,s wlgaris, Micrococeus 1 'acillus 8ubtilis, AEnterobac:ter ,. -aerogenes dan Atapnyrococeus aureus y) Menurut KNOBLOCH, kelarutan komponen minyak atsiri dalam air mempunyai kaitan langsung dengan kemampua~yauntuk menembus sel bakteri atau fungus. Aktivitas antimikroba dari minyak atsiri disebabkan oleh kelanltannya cIalam kedua lapisan fcisfolipid dari selaput sc:I. Aktivitas antibakteri dari terpenoid -bentuk ester umumnya rendah. Dengan demikian, komponen terpenil asetat dan sitronelil asetat tidak lagi dijadikan perhatian (lihat Tabel 1). Dibandingkan dengan minyak atsiri yang diperoleh dari lada biasa (Piper nigmm L.), maka minyak atsiri lada panjang Jawa lebih unggul, karena komposisi kimia dari minyak atsiri lada biasa yang terdiri dari 70% sampai 80% monoterpen, 20% sampai 30% seskuiterpen daa sejumlah kecil senyawa yang mengandung oksigen (4) hanya akan memiliki aktivitas antimikroba yang sangat kecil saja. Golongan senyawa terpenoid yang tidak mengandung oksigen umumnya tidak dapat larut dalam air, sehingga senyawa demikian hanya akan memiliki sifat antimi- Ditemukannya senyawa-senyawa sitra aan ~inalool sebagai komponen utama minyak atsiri yang diisolasi dari buah cabe Jawa (h'per retrofractum Vahl.) dan setelah diperbandingkan dengan hasil penelitian' KNOBLOCH dan rekan sekerjanya tentang sifat antibakteri dan antifungus dari komponen minyak atsiri, maka dapat disimpulkan bahwa minyak atsiri cabe jawa mempunyai potensi sebagai sumber bahan obat terhadap penyakit'yang disebabkan oleh bakteri R. sphaemides, E. coli, P. vulgaris, M. luteus, B. subtilis, E. autugenosa dan S. aureus. Di samping itu cabe Jawa bukan sumber piperin. a. -. Agar penelitian dilanjutkan dengan percobaan secara klinis terhadap khasiat minyak atsiri cabe Jawa khususnya, dan semua minyak atsiri alam Indonesia umumnya. 1. Rosengarten, F. The Book of Species. Wynnewood, Uvingstone, 1969. 2. Gunter, E. The Essential Olls, Vol. V. New York, van Nostrand Reinhold, 1952. 3. Purseglove, J.W., Brown, E.G., Green, (2.L and Robbins, S.R.J. Species, Voi.1 LondonI, LongmanI Group, 19181. 4. bung, A.Y. Encyclopedia of Cbmmon Nlatural ingredienta .. -- . Used in Food Drugs and Cosmetics. ~ e w York, John Wiley & Sons, 1980. 5. Knobloch, K., Pauli, A Iberl, B. st al. Antibacterial and anti.fungal properties of essential oil components. Journ. Ess. Oil Res. 1 (1989) ; 114128. 6. Ikan, R. Natural Products: A labc de, Londor Press, 1969. 7. Kivanc, M. and Akgul, A Antibacterial activities of esssntlai oils from Turkish Spices and sitrus. flavours and Fragrance Journ. 1(1986); 175-179. -