1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu
untuk tumbuh menjadi lebih besar sesuai dengan kebutuhan ekspansi yang akan
dilakukan oleh perusahaan tersebut. Dana tersebut dicerminkan dalam struktur
modal perusahaan.Struktur modal merupakan gambaran dari bentuk proporsi
finansial perusahaan yaitu antara modal yang dimiliki yang bersumber dari hutang
jangka panjang (long term liabilities) dan modal sendiri (shareholder Equity)
yang menjadi sumber pembiayaan perusahaan (Fahmi, 2011).
Husnan (2012) menyatakan bahwa perusahaan dalam mengelola
keuangannya selalu dihadapkan pada tiga permasalahan penting yang saling
berkaitan. Ketiga permasalahan tersebut adalah keputusan investasi, keputusan
pendanaan dan kebijakan untuk menentukan berapa banyak dividen yang harus
dibagikan kepada para pemegang saham. Keputusan-keputusan tersebut akan
mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan yang tercermin dari harga pasar
perusahaan.
Keputusan investasi adalah proses pemilihan satu atau lebih alternatif
investasi yang dinilai menguntungkan darisejumlah alternatif investasi yang
tersedia bagi perusahaan. Keputusan pendanaan adalaah proses pemilihan sumber
dana yang dipakai untuk membelanjai investasi yang direncanakan dengan
berbagai alternatif sumber dana yang tersedia, sehingga diperoleh suatu kombinasi
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
2
pembelanjaan yang paling efektif. Sedangkan, Kebijakan dividen merupakan
keputusan yang berhubungan dengan penentuan besarnya dividend payout ratio,
yaitu persentase laba bersih setelah pajak yang dibagikan sebagai dividen kepada
para pemegang saham (Sudana, 2011).
Kebutuhan pendanaan dapat bersumber dari hutang jangka panjang (long
term liabilities) yang diperoleh dari investasi oleh para investor. Menurut Sartono
(2010), pasar modal adalah tempat terjadinya transaksi aset keuangan jangka
panjang atau long term financial assets. Jenis surat berharga yang diperjualbelikan
di pasar modal memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun. Pasar modal
memungkinkan terpenuhinya kebutuhan dana jangka panjang untuk investasi
jangka panjang dalam bentuk bangunan, peralatan dan sarana produksi lainnya.
Salah satu fungsi pasar modal yaitu sebagai sarana untuk memperoleh
dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan
investasi. Tujuan para investor menginvestasikan dananya kepada suatu perusahan
adalah untuk memaksimalkan return (tingkat pengembalian) tanpa mengabaikan
resiko yang akan dihadapinya. Return tersebut dapat berupa pendapatan dividen
(dividend yield) maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga
belinya (capital gain).
Di lain pihak, perusahaan juga menginginkan pertumbuhan secara terus
menerus untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus juga harus
memberikan kesejahteraan yang lebih besar kepada para pemegang sahamnya
(Damayanti dan Achyani, 2006). Hal ini akan menjadi menarik karena di satu sisi
perusahaan ingin mensejahterakan para pemegang sahamnya, namun di sisi lain
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
3
perusahaan juga harus memikirkan pertumbuhannya. Oleh karena itu, kebijakan
dari manajemen perusahan sangat diperlukan dalam melakukan pembagian
keuntungan.
Gambar 1.1 Grafik Rata-rata Dividend Payout Ratio (DPR) Perusahaan
Manufaktur Periode 2010-2013 (%)
Dividen Payout Ratio
70
60,31
60
48,85
50
48,58
40
Dividen Payout Ratio
30
22,09
20
10
0
2010
2011
2012
2013
Sumber: www.idx.co.id tahun 2010-2013
Gambar 1.1 memperlihatkan pembagian dividen yang didapatkan para
pemegang saham. Pada tahun 2010 rata-rata pembagian dividen perusahaan
manufaktur adalah 60,31%, dimana setiap tahunnya pembagian dividen
mengalami penurunan. Pada tahun 2011 rata-rata DPR perusahaan manufaktur
sebesar 48,85%, tahun 2012 sebesar 48,58% dan pada tahun 2013 mengalami
penurunan yang signifikan yaitu menjadi sebesar 22,09%. Hal ini menunjukan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
4
bahwa rasio pembagian dividen dari tahun 2010 sampai 2014 mengalami
penurunan selama 4 tahun berturut-turut. Penurunan pembagian dividen ini bisa
disebabkan oleh beberapa faktor.
Kebijakan dividen merupakan suatu keputusan apakah laba yang diperoleh
perusahaan akan di bagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan
ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa yang akan
datang. Kebijakan dividen (dividen policy) ini harus benar-benar dipertimbangkan
oleh manajer, terkait berapa prosentase pembagian dividen yang dilakukan
perusahaan. Agar investor tertarik untuk berinvestasi di perusahaan, namun di sisi
lain perusahaan tetap bisa berekspansi dengan menggunakan laba ditahan. James
C. Van Horne (2012) menyatakan bahwa evaluasi pengaruh rasio pembayaran
dividen terhadap kekayaan pemegang saham dapat dilakukan dengan melihat
kebijakan dividen perusahaan sebagai keputusan pendanaan yang melibatkan laba
di tahan. Pada setiap periode, perusahaan diharuskan memutuskan apakah laba
yang diperoleh akan ditahan atau didistribusikan sebagian atau seluruhnya pada
pemegang saham sebagai dividen.
Kebijakan dividen perusahaan tergambar pada dividend payout ratio
(DPR) yaitu persentase pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang
saham sebagai cash dividend. Pertimbangan mengenai dividendpayout ratio ini
diduga sangat berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan. Bila kinerja
keuangan perusahaan bagus maka perusahaan tersebut akan mampu menetapkan
besarnya dividend payout ratio sesuai dengan harapan pemegang saham dan tentu
saja tanpa mengabaikan kepentingan perusahaan untuk tetap sehat dan tumbuh.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
5
Lintner
(1956)
mengemukakan
kemampuan
perusahaan
dalam
memperoleh laba merupakan salah satu indikator utama dari kemampuan
perusahaan untuk membayar dividen sehingga profitabilitas merupakan faktor
penentu terhadap dividen. Data empiris yang menghubungkan profitabilitas
dengan dividen dilakukan oleh Brittain (1966) menyatakan bahwa profit sebagai
pengganti variabel cash flow secara signifikan berpengaruh terhadap dividen.
Parthington (1989) menunjukan bahwa profitabilitas (earning after tax dan asset)
merupakan variabel penting sebagai dasar pertimbangan para manajer perusahaan
dalam menentukan kebijakan dividen. Meningkatnya profitabilitas yang dicapai
oleh suatu perusahaan akan meningkatkan harapan investor untuk memperoleh
pendapatan dividen yang tinggi. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Andi
Syahbana (2007) dan Sugiharto (2007) menunjukan bahwa profitabilitas yang
diukur melalui Return On Asset (ROA) secara signifikan berpengaruh positif
terhadap Dividen Payout Ratio (DPR).
Profitabilitas, menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba
melalui semua kemampuan, dan sumber daya yang ada seperti kegiatan penjualan,
kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Return On Assets
adalah salah satu rasio profitabilitas. Rasio ini sering disebut sebagai rentabilitas
ekonomis, yaitu merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan tersebut (Sutrisno, 2012).
Semakin tinggi nilai ROA, dapat diartikan bahwa perusahaan telah efisien dalam
menciptakan laba dengan cara mengolah dan mengelola semua aset yang
dimilikinya (Salim, 2010). Banyak orang menganggap bahwa return on assets
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
6
sama dengan return on investment, namun sebenarnya kedua rasio tersebut
berbeda, karena dalam Investment hanya ada unsur modal pinjaman jangka
panjang dan ekuitas, sedangkan Assets dibiayai dari sumber pinjaman jangka
panjang, ekuitas, dan utang jangka pendek (Samsul, 2006).
Sartono (2010) menyatakan bahwa kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba merupakan salah satu indikator dari kemampuan perusahaan
untuk membayar dividen. Return on assets (ROA) adalah kemampuan modal
yang diinvestasikan dalam total aktiva untuk menghasilkan laba perusahaan.
Dengan kata lain, ROA merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba. Semakin tinggi return on assets (ROA) maka
kemungkinan pembagian dividen juga semakin banyak.
Return on assets (ROA) yang positif menunjukan bahwa dari total aktiva
yang dipergunakan untuk operasi perusahaan mampu memberikan laba bagi
perusahaan. Sebaliknya jika ROA negatif menunjukan total aktiva yang
dipergunakan tidak memberikan keuntungan. Dengan kata lain, semakin tinggi
rasio ini maka semakin baik produktivitas asset dalam memperoleh keuntungan
bersih. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan dan dapat
meningkatkan pembagian deviden kepada investor.
Beberapa penelitian yang dilakukan menggunakan rasio EPS (Earning per
Share) untuk mengetahui nilai DPR pada perusahaan sebagai salah satu rasio
pengukurnya. Penelitian yang dilakukan oleh Morris Witaradya (2014) dengan
judul “Pengaruh Current Ratio, Earning per Share, Debt to Equity Ratio, Return
on Equity Terhadap Dividend Payout Ratio”, menggunakan rasio EPS (Earning
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
7
Per Share) untuk mengetahui nilai DPR pada perusahaan sebagai salah satu rasio
pengukurnya, menyatakan bahwa Earning per Share memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Begitu juga dengan penelitian yang
dilakukan Laila Karlinasari di tahun 2015 dengan judul “Pengaruh Earning per
Share, Return on Assets, Debt to Equity Ratio, dan Growth Potential Terhadap
Dividend Payout Ratio” menggunakan 19 perusahaan sektor industri barang
konsumsi sebagai populasinya, menyatakan bahwa EPS memiliki pengaruh positif
secara parsial dan simultan terhadap DPR.
Persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang
saham disebut dengan earning per share (EPS). EPS sendiri merupakan rasio
keuangan yang dimanfaatkan untuk mengetahui penghasilan yang diperoleh oleh
perusahaan dan yang nantinya akan berpengaruh pula terhadap pengambilan
keputusan pihak perusahaan dalam kebijakan dividennya. Semakin tinggi nilai
dari rasio EPS maka akan semakin baik dan akan berpengaruh positif terhadap
Dividend Payout Ratio (DPR).
Penelitian yang dilakukan Stefan Yudhanto dan Siti Aisjah (2013) dengan
judul “Pengaruh net profit margin, return on asset, return on equity, earning per
share terhadap kebijakan dividen (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)”. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Net Profit Margin memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.
Begitu juga dengan variabel Return on Assets dan Return on Equity juga memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen yang diukur oleh Dividen
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
8
Payout Ratio. Earning per Share memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kebijakan dividen yang diukur oleh Dividen Payout Ratio.
Lalu pada penelitian yang dilakukan bersama-sama oleh Made
Wiradharma Swastyastu, Gede Adi Yuniarta, dan AnantawikramaTunggu
Atmadja
di
tahun
2014
dengan
judul
“Analisis
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi Kebijakan Dividend Payout Ratio Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia (BEI)”, menunjukan bahwa Cash Ratio, Growth, Firm Size, Return on
Asset, Debt to Total Assets, Debt to Equity Ratio tidak mempunyai pengaruh
terhadap Dividen Payout Ratio perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini dilakukan kepada perusahaan manufaktur, dikarenakan
perusahaan manufaktur merupakan perusahaan dengan kelompok emiten terbesar
yang terdaftar di BEI dibandingkan dengan perusahaan lain, hal ini menunjukkan
bahwa peran perusahaan manufaktur dalam perekonomian di Indonesia
menempati posisi dominan. Perusahaan manufaktur yang listing di Bursa efek
Indonesia terbagi menjadi tiga subsektor yaitu industri dasar dan kimia, aneka
industri dan industri barang konsumsi.
Sejauh ini penelitian yang berkaitan dengan kebijakan dividen atau
dividend payout ratio (DPR) telah banyak dilakukan. Hasil penelitian terdahulu
menunjukkan beberapa pandangan yang kontradiktif, dimana terdapat research
gap untuk beberapa variabel yang berpengaruh terhadap DPR.
Berdasarkan uraian tersebut dan fenomena research gap di atas menjadikan
alasan mengapa penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap perusahaanperusahaan yang berkaitan dengan kebijakan dividend payout ratio, dengan judul
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
9
“Pengaruh Profitabilitas (ROA) dan Earning per Share terhadap Dividend
Payout Ratio.”
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan penelitian dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1.
Apakah ada pengaruh Return on Asset terhadap dividen payout ratio pada
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 20142015?
2.
Apakah ada pengaruh Earning per Share terhadap dividen payout ratio
pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 20142015?
3.
Apakah ada pengaruh Return on Asset dan Earning per Share terhadap
dividen payout ratio pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia
Periode Tahun 2014-2015?
C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian
1.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1.
Untuk mengetahui pengaruh Return on Asset terhadap dividen payout
ratio pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun
2014-2015.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
10
2.
Untuk mengetahui pengaruh Earning per Share terhadap dividen payout
ratio pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun
2014-2015.
3.
Untuk mengetahui pengaruh Return on Asset dan Earning per Share
terhadap dividen payout ratio pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek
Indonesia Periode Tahun 2014-2015.
2.
Kontribusi Penelitian
a.
Kontribusi Akademis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
peningkatan dan perkembangan dalam ilmu akuntansi, terutama dalam
menghadapi masalah dividend payout ratio pada perusahaan dan dapat menjadi
bukti empiris serta memberikan kontribusi tambahan terhadap penelitianpenelitian yang telah ada.
b.
Kontribusi Praktis
1.
Bagi perusahaan, diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam
pembuatan keputusan terhadap dividend payout ratio agar dapat
memaksimumkan nilai perusahaan.
2.
Bagi para investor dan calon investor, diharapkan hasil penelitian ini dapat
menjadi masukan dalam mempertimbangkan pembuatan keputusan untuk
membeli dan menjual saham sehubungan dengan harapannya terhadap
dividen yang dibayarkan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
11
3.
Bagi penelitian lebih lanjut, diharapkan penelitian ini dapat digunakan
sebagai referensi agar dapat dilakukan penelitian lebih dalam.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Download