farmakoterapi sistem kardiologi

advertisement
JULAEHA, M.P.H., Apt
FARMAKOTERAPI KARDIOVASKULAR
JULAEHA, M.P.H., Apt
 Heart Failure,
 Ischemic Heart Disease,
 Acute Coronary Syndromes,
 Hiperlipidemia
 Sistem kardiovaskular  Sistem transport
tubuh yg membawa gas2 pernafasan, nutrisi,
berbagai hormon, & zat-zat lain dari & ke
jaringan tubuh
 Terdiri dari :
 Jantung
 Pembuluh darah
 Empat ruangan jantung
 Atrium  ka dan ki
 Ventrikel  ka dan ki
 Antara ruang sisi ka dan ki dipisahkan oleh
suatu septum
 Masing – masing ruang memiliki struktur
anatomi dan fungsi yang berbeda
 Terdapat katup antar masing-2 ruang untuk
mempertahankan aliran darah tetap searah
 Dilapisi perikardium : Viseralis & Parietalis 
diantaranya tdpt cairan pericardium yg bersifat sbg
bantalan & pelumas
 Jantung tdpt dlm suatu kantung fibrosa longgar 
memungkinkan jantung bergerak bebas slm kontraksi
 Jantung tdd 3 lapisan :
1. Epikardium
2. Miokardium
3. Endokardium
 Gagal jantung
 Perfusi jaringan <<<<
 Akibat dari kegagalan pengisian dan atau
pengosongan LV
 Gejala terjadi akibat :
 Perfusi tak adekuat
 Bendungan vena
 Gangguan keseimbangan air dan
elektrolit
 Populasi umum  0,3 – 2 %
 Usia > 65 tahun  3 – 5 %
 Usia > 75 tahun  8 – 16 %
 Rawat inap  5%
 10% pasien GJ disertai AF  ↑ resiko
tromboemboli
 Median survival  ± 5 tahun
 Annual mortality rate  10%
 Penyebab kematian :
 Progressive pump failure
 Sudden cardiac death
 Recurrent MCI
 I  tanpa gejala pd aktivitas fisik biasa
(berjalan, naik tangga).
 II  keterbatasan ringan + sesak dada
pada aktivitas sedang (jalan mendaki,
naik tangga).
 III  timbul sesak pd aktivitas ringan (tak
mampu jalan di sekitar rumah).
 IV  timbul sesak saat istirahat.
 PJK
 Hipertensi
 Stenosis aorta
 Kardiomiopati
 Gangguan katup jantung
 Hipertiroidisme
 Anemia berat
P
A
T
O
F
I
S
I
O
L
O
G
I
P
A
T
O
F
I
S
I
O
L
O
G
I
P
A
T
O
F
I
S
I
O
L
O
G
I
 Dalam keadaan normal
 CO istirahat  5 liter / menit
 HR rata-rata  70x/menit
 Stroke volume  70 ml
 Kapasitas total LV  130 ml
 Residual volume  60 ml
 EF = 70/130  > 50%
 Pada keadaan LVSD  EF < 45%.
 Gejala klinis muncul ketika EF < 35%.
 Jika EF < 10%  resiko trombus di LV ↑ 
perlu antikoagulan.
 LVSD dapat terjadi akibat :
 Gangguan kontraksi saat sistolik
 Gangguan relaksasi saat diastolik
 Keduanya
 Disfungsi sistolik
 Terjadi akibat gangguan kontraktilitas LV
 Ditandai oleh rendahnya EF dan dilatasi jantung
 Pengisian LV normal memerlukan ekspansi LV secara
aktif saat diastolik
 Disfungsi sistolik
 Terjadi akibat gangguan kontraktilitas LV
 Ditandai oleh rendahnya EF dan dilatasi jantung
 Pengisian LV normal memerlukan ekspansi LV secara
aktif saat diastolik
 Disfungsi diastolik
 Mengakibatkan terjadinya gangguan pengisian LV
 Terjadi akibat gangguan relaksasi saat diastolik dan
pe↓ compliance LV saat diastolik
 Pengisian LV saat diastolik ditentukan oleh venous
return
 Preload
 Tekanan dinding LV saat akhir diastolik  =
volume darah yg tersedia untuk dipompakan
menuju aorta
 Gangguan diastolik yg terus menerus dpt
menyebabkan
 Disease progression
 LV remodelling  perubahan struktural 
disfungsi sistolik
 Afterload
 Sistolik  tekanan dinding LV ditentukan o/
resistensi vaskular sistemik (SPR)
 SPR ditentukan oleh :
 Tahanan di katup jantung saat darah dipompa
 Tahanan pd pembuluh nadi sistemik
 Afterload meningkat pd keadaan :
 Hipertensi
 Penyempitan katup aorta
 Afterload
 Afterload meningkat
 Tahanan yg harus dilawan o/ LV saat memompa darah ke
aorta meningkat
 Residual volume ↑
 LV overfills
 Preload ↑
 Tekanan pd dinding ventrikel ↑
• Pada jantung normal
– Terdapat mekanisme kompensasi berupa
peningkatan elastic recoil apabila otot miokardium
mengalami stretching
• Pada keadaan GJ
– Kemampuan elastic recoil pd sel miokardium yg
mengalami stretching berkurang  jantung
berdilatasi u/ mengakomodir meningkatnya
ventricular load
– Dilatasi yg terus menerus  elastic recoil semakin
berkurang dan menghilang
 Kegagalan jantung u/ mengatasi peningkatan
ventricular load
 Bendungan vena pulmonal
 Bendungan vena sistemik
 Peningkatan tekanan pd jantung yg gagal 
meningkatkan kebutuhan O2 sel miokard  me↑
resiko iskemi dan aritmia
 Refleks sistem syaraf otonom simpatis
 Terjadi akibat hipoperfusi jaringan
 Miokard melepaskan katekolamin
 Inotropik dan kronotropik +
 Upaya tubuh u/ me↑ CO
 Timbul respons takikardi
 Darah dialihkan dari kulit dan GIT ke daerah yg > vital
 SPR ↑
 Tekanan afterload ↑
 Penurunan perfusi ginjal  sel-sel juxtaglomerular
me↑ sekresi renin
 Angiotensin I & II  vasokontriksi
 Aldosteron me↑  retensi air dan garam 
volume darah me↑  venous return me↑ 
preload me↑
 Pelepasan ADH dari hipofisis posterior ikut me+
volume darah  preload me↑
 Volume darah yg meningkat
 Myosit jantung mengeluarkan ANP
 ANP  vasodilator alamiah  berfungsi
menolong jantung yg gagal (akan tetapi tidak
optimal)
• Gagal jantung sebenarnya merupakan mekanisme
kompensasi u/ mempertahankan sirkulasi, namun
bersifat counter productive
• Gagal jantung yg berkepanjangan :
– Di tingkat sel akan terjadi perub biokimiawi dan
histologik
– Akan terjadi remodelling jantung
– Memperburuk performance jantung
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Lelah, lesu, lemah
Dyspnoe d’effort
Orthopnoe
Paroxismal nocturnal dyspnoe
Pucat
Tangan dingin dan berkeringat
Confusion
Hepatomegali
Edema  paru, tungkai, abdomen
 Acute cardiac failure
 Gejala akibat bendungan paru me↑
 Mengancam nyawa
 Sputum merah muda
 Sesak hebat
•
•
•
•
•
•
•
•
Riwayat penyakit
Pemeriksaan fisik
BJ III dan IV, gallop
Ronki basah pada paru-paru
ECG
Thorax photo
Echocardiography
AGD, DPL, ureum – creatinine, elektrolit
 Tujuan
 Menghilangkan / mengurangi gejala
 Memperlambat progres penyakit
 Menurunkan frekuensi rawat inap
 Menurunkan mortalitas
 Memperbaiki kualitas hidup
 Gangguan faal diastolik
 Diuretik
 Gangguan faal sistolik
 ACEI
 Beta blockers
 ARB/AIIRA
 Kombinasi hidralazin dan nitrat
 Digoksin
 Diuretik
 Menghambat reabsorpsi garam dan air di
tubulus ginjal
 Meningkatkan ekskresi garam dan air
 Mengurangi bendungan
 Pilihan …???
 ACEI
 Pilihan 1st u/ semua derajat GJ (LVSD)
 Menurunkan afterload
 Menghambat sintesis angiotensin II
 Menurunkan preload
 Aldosteron ↓  retensi air dan Na ↓
 Memperbaiki CO
 Perfusi ginjal membaik
 Edema berkurang
 ACEI
 Harus diberikan dg hati-hati diberikan pd
pasien dg gangguan fungsi ginjal
 Gangguan sistem RAA  gangguan faal
ginjal
 KI pd stenosis arteri renalis bilateral  RAA
harus mempertahankan perfusi ginjal
 KI pd stenosis aorta karena dapat menurunkan
filling pressure
 ACEI
 Efek samping batuk kering (10%)
 Fosinopril ..????
 AIIRA/ARB
 Jika batuk karena ACEI tdk dpt ditolerir
 25-50 mg losartan
 Tetap hanya diberikan jika pasien tdk bisa
mentolerir efek samping ACEI
 Beta blockers
 Bekerja menekan aktivitas neurohormonal
simpatis yg berlebihan
 Meminimalkan perubahan struktur fisiologik otot
LV pd GJ
 Pilihan obat : bisoprolol dan carvedilol
• Digoksin
– Inotropik positif
• Menghambat ekstrusi Ca keluar sel
• Meninghkatkan Na-Ca-channel exchange
• Kontraktikitas miokard meningkat
– Ajuvan bersama ACEI dan diuretik 
memperbaiki morbiditas
– Menekan konduksi atrio-ventrikular
– Menekan aktivitas syaraf simpatis
– Efek samping…????
 Nitrat / hidralazin
 Nitrat  efek venodilatasi  ↓ bendungan paru
 Hidralazin  efek atrialdilatasi  ↓ afterload 
sebaiknya kombinasi
 CO meningkat  mortalitas ↓
 Efek thd mortalitas tdk sebaik ACEI
 Diberikan hanya jika ada KI thd ACEI
 Nitrat
 Mek  berinteraksi dg ggs sulfhidril di
jaringan pembuluh darah  NO dilepaskan 
mengaktifkan guaylate cyclase di otot popos
pembuluh darah  vasodilatasi
 Lama kelamaan  kehabisan ggs sulfhidril 
tjd toleransi
 Perlu dosis in-equivalen
 Perlu ada periode bebas nitrat
 Pilihan obat : ISDN, ISMO
 Obat – obat inotropik
 Dopamin
 Dobutamin
 Dopamin
 Dosis rendah (0- 2 mcg)
 Efek dominan pd reseptor dopamin di ginjal
 Memperbaiki urine output
 Dosis intermediate (3 – 5 mcg)
 Dominan di reseptor β1  efek inotropik
 Dosis tinggi (10 mcg)
 Efek ke alfa adrenoseptor  takikardi
 Dobutamin
 Inotropik positif
 Vasodilatasi
 Pemakaian jangka panjang dopa/dobu
 Toleransi  terutama jika ada iskemia
 Resiko aritmia
Download