BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Jarak Minyak dan lemak pada umumnya merupakan trigliserida yang sering disebut juga triasigliserol. Komponen selain trigliserida seperti fraksi tak tersabunkan dan asam lemak bebas hanya berjumlah kurang dari 3% dari total minyak dan lemak. Yang membedakan antara minyak dan lemak satu dengan yang lainnya salah satu adalah dari komposisi asam lemaknya. Komposisi asam lemak dari minyak dan lemak yang berasal dari hewan dipengaruhi oleh jenis dan asal hewan tersebut serta makanannya. Sedangkan komposisi asam lemak nabati dipengaruhi oleh jenis tumbuhan dan lingkungan tempat tumbuhnya. Minyak jarak diperoleh dari biji tanaman jarak (Ricinus communis L.), yang termasuk famili Euphorbiaceae. Tanaman ini merupakan tanaman tahunan yang hidup di derah tropis maupun sub tropis dan dapat tumbuh pada ketinggian 0-800 meter di atas permukaan laut dan tanaman jarak ini telah dikenal lama di Indonesia. (Ketaren,1986) Tanaman jarak sebaiknya ditanam di tanah yang mempunyai struktur gembur dan agak berpasir serta menghendaki drainase yang baik karena akarnya tidak tahan 5 Simon Manurung: Sintesis N-Etanol -9,10,12- Trihidroksi Stearamida Yang diturunkan Dari Minyak Jarak (Ricinus Communis Linn), 2008. USU e-Repository © 2008 6 terhadap genangan air. Tanaman jarak masih dapat tumbuh dengan baik pada tanaman berpasir di pinggir pantai. Karena masih dapat tumbuh dengan pada lahan yang kitis, maka beberapa tahun belakangan ini tanaman jarak mulai dibudidayakan. Pada beberapa daerah di Pulau Jawa seperti sekitar Yogyakarta, Sragen, Solo dan sebagainya, para petani mulai menanami lahan kritis dengan tanaman jarak ini. Di pabrik, biji jarak biasanya diubah menjadi minyak jarak. Sebagian pabrik biasanya mengolah bii jarak menjadi minyak kasar yang dikenal dengan Crude Castor Oil Refined Bleached Deodorized atau disingkat dengan Castor Oil RBD. Minyak ini sangat dibutuhkan berbagai pabrik di dalam maupun di luar negeri sebab merupaknan bahan penting yang harus dicampurkan untuk membuat minyak cat, kosmetika, pewarna tekstil, pernis, lilin, minyak pelumas dan lain-lain. Dari 2000 ton minyak jarak diperoleh 800 ton Crude Castor Oil RBD, dan setelah dimurnikan di dapat 700 ton Castor Oil RBD. Minyak jarak berwarna kuning pucat, tetapi setelah dilakukan proses refining dan bleaching warna tersebut hilang sehingga menjadi hampir tidak berwarna. Minyak kasarnya mempunyai bau yang khas dan menusuk hidung tetapi mudah dihilangkan. Minyak jarak ini dapat disimpan dan tidak mudah menjadi tengik. Kelarutannya dalam alkohol relatif tinggi, begitu juga di dalam eter, kloroform dan asam asetat glasial. Minyak jarak tidak larut dalam minyak mineral kecuali kalau dicampur dengan minyak tumbuhan lain. Minyak jarak hampir keseluruhan berada dalam bentuk trigliserida, terutama resinolenin dengan asam risinoleat sebagai Simon Manurung: Sintesis N-Etanol -9,10,12- Trihidroksi Stearamida Yang diturunkan Dari Minyak Jarak (Ricinus Communis Linn), 2008. USU e-Repository © 2008 7 komponen asam lemaknya. Kandungan tokoferol yang relatif kecil (0,05%) serta kandungan asam lemak esensial yang sangat rendah menyebabkan minyak jarak ini berbeda dengan minyak nabati lainnya.(Weiss,1983) Komposisi minyak jarak dapat dilihat pada tabel 2. 1 berikut ini: Tabel 2.1. Kandungan Asam Lemak Biji Jarak Asam Lemak Jumlah ( % ) Risinoleat 87 Oleat 7 Linoleat 3 Palmitat 2 Stearat 1 Sumber : Marlina, dkk (2004). Bungkil yang diperoleh dari proses pengolahan minyak jarak mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi, tetapi mengandung racun yang cukup kuat. Racun tersebut terdapat dalam bentuk risin, risinin, dan heat-stable allergen. Risinin merupakan alkaloid yang diturunkan dari asam nikotinat, dimana gugus karboksil diubah menjadi nitril dengan cara dehidrasi nikotinamida. ( Torsell, 1984 ). Simon Manurung: Sintesis N-Etanol -9,10,12- Trihidroksi Stearamida Yang diturunkan Dari Minyak Jarak (Ricinus Communis Linn), 2008. USU e-Repository © 2008 8 Tabel 2.2 Spesifikasi Minyak Jarak Karakteristik Nilai Bilangan asam Maks. 4 Bilangan penyabunan 176 – 187 Bilangan Iodium 81 – 91 Bilangan tak tersabun ( % ) <1 Bilangan asetil 144 – 150 Bilangan Hidroksil 161 – 149 Indeks bias, 20oC 1,473 – 1,477 Bobot jenis, 15,5oC 0,958 – 0,968 Sumber : Weiss,(1983). Minyak jarak merupakan minyak yang serbaguna, hal ini terutama disebabkan karena kandungan asam risinoleatnya yang tinggi. Minyak jarak dapat digunakan secara langsung pada pembuatan resin alkyd non kering, sebagai pemlastis pada nitroselulosa dan uretan. Sejumlah besar minyak jarak ini diubah menjadi turunan dehydrated castor oil ( DCO ) yang digunakan sebagai pengganti minyak terkonjungasi. Pembuatan DCO ini biasanya dilakukan secara dehidrasi kataliitik dengan menggunakan katalis seperti asam sulfat, natrium bisulfit .(Guner, 1997) DCO biasanya digunakan pada industri surface coating. Selama proses dehidrasi gugus hidroksil dari asam risinoleat diganti dengan ikatan rangkap. Reaksi yang dikatalis asam dimulai dengan protonasi dari gugus hidroksil, yang Simon Manurung: Sintesis N-Etanol -9,10,12- Trihidroksi Stearamida Yang diturunkan Dari Minyak Jarak (Ricinus Communis Linn), 2008. USU e-Repository © 2008 9 menghasilkan ion hidroksonium yang segera lepas sebagai molekul air dan terbentuk ion karbonium. Dengan adanya proton pada atom karbon tetangga maka terbentuklah asam linoleat non konjugasi atau asam linoleat konjugasi.(Ramamurthi,1998) H+ – CH = CH – CH2 –CH – CH2 – − – CH = CH – CH2 – CH – CH2 – OH H20 (+) OH2 –CH=CH–CH=CH–CH2– – CH = CH – CH2 – CH – CH2 - ( konjugasi ) -H+ –CH=CH–CH2–CH=CH– (non konjugasi) Selain dehidrasi, proses pengolahan yang dilakukan pada minyak jarak sebelum digunakan adalah : oksidasi, hidrogenasi, sulfitasi, penyabunan dan sebagainya. Pengolahan tersebut mengakibatkan perubahan sifat fisika dan kimia dari minyak jarak. Tabel 2.3. Jenis Pengolahan dan Pemanfaatan Minyak Jarak Jenis Pengolahan Pemanfaatan Hasil Dehidrasi Untuk pengganti minyak kemiri Oksidasi Kulit tiruan, hydraulic fluid, campuran zat perekat Hidrogenasi Kosmetika, ointment dan pengganti lilin Sulfitasi Active wetting agent, pewarnaan. Penyabunan Sabun, untuk persiapan pembuatan alkyl risinoleat, chemical plactizers. Sumber : Baileys,s (1996). Simon Manurung: Sintesis N-Etanol -9,10,12- Trihidroksi Stearamida Yang diturunkan Dari Minyak Jarak (Ricinus Communis Linn), 2008. USU e-Repository © 2008 10 2.1.1. Asam Risinoleat Asam risinoleat merupakan asam lemak tidak jenuh monohidroksi ( gambar 2.1) dengan rumus molekul C18H34O3. (R)-12-hidroksi-(Z)-9-oktadekenoat yang merupakan gugus asam lemak utama dari minyak jarak. Asam lemak ini bersifat sedikit toksik yang ditunjukkan oleh aktifitas pencahar yang ditimbulkannya bila dikonsumsi. OH O CH3 – (CH2)5 – CH – CH2 – CH = CH – (CH2)7 – C – OH Gambar 2.1. Struktur kimia asam risinoleat. Asam risinoleat yang telah diesterkan menjadi metil risinoleat bila direduksi dengan reduktor logam terlarut maka yang akan tereduksi hanya gugus metil ester dan tidak menyerang ikatan rangkap, sehingga akan membentuk resinoleil alkohol dan apabila diasetilasi akan terbentuk d-12-asetoksi-cis-9-oktadekenol. Senyawa ini sangat berguna dalam pembuatan atraktan atau zat penarik seks pada serangga. ( Jacobson, 1967 ) CH3 – (CH2)5 – CH – CH2 – CH = CH – (CH2)7 – CH2OH O – C – CH3 O Gambar 2.2. Struktur Kimia d-12-asetoksi-cis-9-oktadekenol. Asam risinoleat dapat diesterifikasi dengan alkohol alifatik rantai panjang ( C10 –C18 ) secara enzimatis maupun dengan reaksi alkoholis enzimatis langsung tanpa merusak gugus OH yang ada pada risinoleat tersebut. Alkoholis asam lemak minyak jarak ini dengan enzim lipase yang spesipik seperti mocor miehei, Simon Manurung: Sintesis N-Etanol -9,10,12- Trihidroksi Stearamida Yang diturunkan Dari Minyak Jarak (Ricinus Communis Linn), 2008. USU e-Repository © 2008 11 menghasilkan monogliserida sebagai hasil sampingnya. Ester alkohol monohidrat rantai panjang dari asam risinoleat ini merupakan bahan dasar yang potensial untuk pembuatan surfaktan. Asam risinoleat paling banyak terdapat dalam biji jarak, dimana gugus hidroksilnya terdapat pada posisi ω-7 sehingga bersifat lebih polar dibandingkan dengan asam lemak lainnya. Pada penggunaannya gugus hidroksil tidak jenuh ini sering diubah menjadi gugus fungsi reaktif lainnya. Minyak yang mengandung asam lemak hidroksil merupakan bahan yang sangat penting. Asam lemak hidroksil ini digunakan dalam pembuatan polimer seperti nilon 6.6, coating, dan cat. Baru-baru ini juga telah disintesa 2 nonanal, suatu komponen pewangi dan penyedap alami dari minyak jarak. ( Borch,dkk, 1997 ) Untuk memisahkan asam risinoleat dengan asam lemak lainnya yang masih berada dalam bentuk trigliseridanya maka terlebih dahulu minyak jarak dimetilesterkan secara esterifikasi maupun interesterifikasi. Dan selanjutnya metil risinoleat yang bercampur dengan metilester asam lemak lainnya dapat dipisahkan dengan kromatografi kolom. Asam risinoleat dapat dipirolisis menjadi asam undesilat dan heptadehid. Terjadinya proses pirolisis ini disebabkan karena adanya β-hidroksi dan ikatan rangkap sehingga dapat dipirolisis membentuk olefin dan aldehid atau keton. ( Bailey,s, 1996 ) Reaksinya adalah sebagai berikut: Simon Manurung: Sintesis N-Etanol -9,10,12- Trihidroksi Stearamida Yang diturunkan Dari Minyak Jarak (Ricinus Communis Linn), 2008. USU e-Repository © 2008 12 β α CH3 – (CH2)5 – CH – CH2 – CH = CH – (CH2)7 – COOH OH Asam risinoleat O O CH3 – (CH2)5 – C – H + CH2 = CH – (CH2)8 – C – OH Heptaldelhid asam undesilat Senyawa metil risinoleat mempunyai ikatan rangkap maka ikatan tersebut dapat dioksidasi. Alkena dapat dioksida menjadi aneka ragam produk, tergantung pada reagensia yang digunakan. Reaksi yang melibatkan oksidasi ikatan rangkap karbonkarbon dapat dikelompokkan menjadi dua gugus umum: 1. Oksidasi ikatan pi tanpa memutuskan ikatan sigma 2. Oksidasi ikatan pi yang memutuskan ikatan sigma Produksi oksidasi tanpa pemutusan ikatan sigma ialah suatu epoksida atau 1,2diol. Reagensia yang paling popular dipakai untuk mengubah alkena menjadi suatu 1,2-diol adalah larutan kalium permanganat (dalam air) dalam suasana basa dan dingin (meskipun biasanya reagensia ini memberikan rendemen yang rendah). Osmium tetraoksida (OsO4) diikuti reduksi dengan reagensia seperti Na2SO3 atau NaHSO3 menghasilkan diol dengan rendemen yang lebih baik, tetapi penggunaan terbatas karena mahal dan bersifat racun (Fessenden,R.J.,1999) Epoksida dari minyak nabati merupakan hal yang penting dan sangat berguna terutama dalam hal sebagai stabilisator dan plastisasi bahan polimer. Berdasarkan Simon Manurung: Sintesis N-Etanol -9,10,12- Trihidroksi Stearamida Yang diturunkan Dari Minyak Jarak (Ricinus Communis Linn), 2008. USU e-Repository © 2008 13 pada kereaktifan yang tinggi dari cincin oksiran, epoksida juga dapat dipakai untuk berbagai jenis bahan kimia yaitu alkohol, glikol, alkanolamin, senyawa karbonil, senyawa olefin, dan polimer seperti poliester, poliuretan dan resin epoksi. Secara umum reaksi epoksidasi dan dilanjutkan dengan hidrolisis dituliskan sebagai berikut. O O R – C – OH + H2O2 Asam Karboksilat R – C – O – OH Peroksida H2O Peracid O H H R – C – O – OH + -C=CH Peracid H + -C–C- H O + R – C – OH O Olefin Epoksida H2O/H+ H -C–C- –C–C– O OH OH Epoksida Ada empat teknik yang dapat digunakan untuk menghasilkan epoksida dari molekul olefin: 1. Epoksida dengan asam perkarboksilat yang sering digunakan dalam industri dan dipercepat dengan bantuan katalis atau enzim 2. Epoksida dengan peroksida organik dan anorganik, termasuk epoksida alkali dengan hidrogen peroksida nitril dan epoksida yang dikatalis logam transisi Simon Manurung: Sintesis N-Etanol -9,10,12- Trihidroksi Stearamida Yang diturunkan Dari Minyak Jarak (Ricinus Communis Linn), 2008. USU e-Repository © 2008 14 3. Epoksida dengan halohidrin, menggunakan asam hipohalogen (HOX) dengan garamnya sebagai reagen, dan epoksida olefin dengan defisiensi elektron ikatan rangkap 4. Epoksida dengan menggunakan molekul oksigen, untuk minyak nabati jarang digunakan karena dapat menyebabkan degadrasi dari minyak menjadi senyawa yang lebih kecil seperti aldehid dan keton asam dikarboksilat berantai pendek sehingga oksidasi dengan O2 merupakan metode yang tidak efisien untuk epoksida minyak nabati (Goud,dkk.,2006) 2.1.2. Metil Ester Asam Lemak Metil ester asam lemak dapat dibuat secara reaksi interesterifikasi dari minyak dan lemak baik yang berasal dari hewan maupun tumbuhan. Reaksi interesterifikasi dapat berlangsung dengan katalis asam atau basa. O O R-C-O-R’ + R”-OH R-C-OR” + R’-OH Ester 1 alkohol 1 ester 2 alkohol 2 Reaksi ini merupakan reaksi bolak-balik sehingga perlu dilakukan dalam kondisi anhidrous. Untuk menghasilkan metil ester asam lemak dari berbagai minyak nabati reaksi di atas telah banyak dilakukan peneliti terdahulu, baik menggunakan katalis asam maupun basa. Reaksi selengkapnya adalah sebagai berikut: Simon Manurung: Sintesis N-Etanol -9,10,12- Trihidroksi Stearamida Yang diturunkan Dari Minyak Jarak (Ricinus Communis Linn), 2008. USU e-Repository © 2008 15 O O – C – CH2R O O O – C – CH2R + 3CH3OH RCH2 – C – OCH3 + O OH OH OH O – C – CH2R trigliserida alkohol metil ester asam lemak gliserol Metil ester merupakan zat antara yang sangat penting dalam industri oleokimia. Pembuatan metil ester asam lemak telah dikembangkan dengan cara pengadukan berkecepatan tinggi pada suhu kamar dengan waktu reaksi 15-30 menit, serta memberikan hasil reaksi pembentukan metil ester asam lemak sebesar 90-95%. ( Mittelbach dan Trihart, 1998 ) Kegunaaan metil ester asam lemak dalam industri sebagian besar diubah kedalam alkohol asam lemak, amina, sabun dan plastik (35-40%), deterjen dan kosmetik (30-40%), resin alkid dan cat (10-15%), pada industri pembuatan ban (3-5%), pada industri tekstil, kulit dan kertas (3-5%), gemuk (greases) dan pelumas (2-3%), lilin serta lain-lain (2-5%). (Ritcher dan Knault, 1984) . 2.2.Olekimia Oleokimia ini merupakan senyawa kimia yang dihasilkan berdasarkan proses peruraian dan reaksi lebih lanjut dari minyak dan lemak seperi asam lemak, gliserol, metil ester asam lemak, alkohol asam lemak dan amida asam lemak. Selain Simon Manurung: Sintesis N-Etanol -9,10,12- Trihidroksi Stearamida Yang diturunkan Dari Minyak Jarak (Ricinus Communis Linn), 2008. USU e-Repository © 2008 16 bersumberkan pada lemak dan minyak alami, oleokimia juga bisa dibuat secara sintesis dari produk petrokimia. Contohnya alkohol asam lemak yang disintesa dari etilen dan parafin.(Richter dan Knault,1984) Sumber minyak dan lemak alami dapat berasal dari bahan nabati maupun hewani. Sumber minyak nabati diantaranya adalah minyak kelapa sawit, minyak kacang kedelai, minyak biji bunga matahari, minyak biji wijen, minyak jarak dan sebagainya. Sedangkan minyak dan lemak yang berasal dari hewan yaitu seperti minyak sapi, minyak domba, minyak babi, minyak ikan dan lain-lain. Minyak dan lemak tersebut sangat luas penggunaannya, baik sebagai bahan baku lemak dan minyak yang dapat dikonsumsi maupun sebagai bahan oleokimia. Produk-produk oleokimia antara lain dipergunakan sebagai surfaktan, deterjen, polimer, aditif bahan makanan dan sebagainya. Penggunaan terbesar dari gliserol adalah industri farmasi dan kosmetika serta makanan (50% dari total penggunaan). Sedangkan untuk asam lemak penggunaannya adalah dengan mengubahnya menjadi alkohol asam lemak, amida, garam asam lemak, dan juga plastik teramasuk nilon (hampir 40% dari total penggunaannya).(Rithler dan Knault,1984) Penggunaan produk oleokimia dalam industri plastik sangat luas sekali, dimana amida asam lemak dan turunan asam lemak lainnya digunakan pada proses pembuatan resi sebagai slip agent, pelumas, plasticizer, antistatic agent, katalis dan emulsifier. Diagram alir dari oleokimia dapat dilihat pada tabel 2.4. berikut: Simon Manurung: Sintesis N-Etanol -9,10,12- Trihidroksi Stearamida Yang diturunkan Dari Minyak Jarak (Ricinus Communis Linn), 2008. USU e-Repository © 2008 17 Tabel 2.4 Diagram Alur Oleokimia Bahan Dasar Bahan Dasar Oleokimia Asam Lemak Turunan Oleokimia Diikuti reaksi-reaksi seperti: Amina Asam Lemak Minyak/ Lemak Amidasi Klorinasi Alkohol Amina Epoksidasi Asam Lemak Asam Lemak Hidrogenasi Sulfonasi Transesterifikasi Esterifikasi Safonifikasi Metil ester Asam Lemak Gliserol Profilena , farafin Dan etilena Sumber : Brahmana,dkk (1994). Ket: : Alami : Sintetis 2.3. Amida Suatu amida ialah senyawa yang mempunyai nitrogen trivalen terikat pada suatu gugus karbonil. Suatu amida diberi nama asam karboksilat induknya, dengan mengubah asam...-oat (atau –at) menjadi amida. Simon Manurung: Sintesis N-Etanol -9,10,12- Trihidroksi Stearamida Yang diturunkan Dari Minyak Jarak (Ricinus Communis Linn), 2008. USU e-Repository © 2008 18 O CH3C – C NH2 IUPAC : etanamida TRIVIAL : asetamida Amida disintesis dari derivat asam karboksilat dan amonia yang sesuai. Reaksi –raksinya adalah sebagai berikut: O RC Cl R’2NH Asil klorida O R’2NH RCOCOR O RC Anhidrat asam NR2 O RC R’2NH OR’ Ester (Fessenden, R.J. and Fessenden, J.S.1999). Seperti asam karboksilat, amida memiliki titik cair dan titik didih yang tinggi karena adanya pembentukan ikatan hidrogen. Amida mampu membentuk ikatan hidrogen intermolekuler selama masih terdapat hidrogen yang terikat pada nitrogen. Senyawa ini juga sangat istimewa karena nitrogennya mampu melepaskan elektron dan mampu membentuk sebuah ikatan pi dengan karbonil. Pelepasan elektron ini menstabilkan hibrida resonansi. Simon Manurung: Sintesis N-Etanol -9,10,12- Trihidroksi Stearamida Yang diturunkan Dari Minyak Jarak (Ricinus Communis Linn), 2008. USU e-Repository © 2008 19 2.3.1.Reaksi Pembuatan Amida Amida asam lemak pada industri oleokimia dapat dibuat dengan mereaksikan asam lemak atau metil ester dengan suatu amina. Amida asam lemak dibuat secara sintesis pada industri oleokimia dalam proses batch, dimana ammonia dan asam lemak bebas bereaksi pada suhu 200 oC dan tekanan 345-690 kPa selama 10-12 jam. Dengan proses tersebutlah dibuat amida primer seperti lauramida, stearamida serta lainnya. Amida primer juga dibuat dengan mereaksikan ammonia dengan metil ester asam lemak. Reaksi ini mengikuti konsep HSAB dimana H+ dari ammonia merupakan hard-acid yang mudah bereaksi dengan hard base CH3O- untuk membentuk metanol. Sebaliknya NH2- lebih soft-base dibandingkan dengan CH3OR–C+=O yang lebih soft acid dibandingkan H+ membentuk akan terikat dengan amida. O R–C O + NH3 OCH3 Metil ester RC + CH3OH NH2 amina amida primer metanol asam lemak Pembuatan amida sekunder dilaksanakan dengan mereaksikan asam lemak dengan amina. Simon Manurung: Sintesis N-Etanol -9,10,12- Trihidroksi Stearamida Yang diturunkan Dari Minyak Jarak (Ricinus Communis Linn), 2008. USU e-Repository © 2008 20 150-200oC RCO2H + Asam lemak RNH2 RCONHR alkil amina amina sekunder + H2O Senyawa amina yang digunakan untuk reaksi tersebut antara lain etanol amina dan dietanol amin, yang jika direaksikan dengan asam lemak pada suhu tinggi, 150oC – 200oC akan membentuk suatu amida dan melepaskan air. Reaksi aminasi antara alkil klorida lebih mudah dengan gugus amina dibanding dengan terjadinya reaksi esterifikasi dengan gugus hidroksil. C11H23-Cl + NH2(CH2)2OH C11H23-NH(CH2)2OH + HCl etanolamin undekil etanolamin asam Undekil klorida klorida Adanya amina apabila direaksikan dengan ester baru terjadi pada suhu tinggi dan sangat lambat sekali apabila dilakukan pada suhu rendah dengan bantuan katalis basa Lewis NaOMe yang lebih kuat dari trietil amin. Reaksi amidasi antara amina dan ester dengan bantuan katalis NaOMe dapat terjadi pada suhu 100o-120oC, sedangkan apabila tidak digunakan katalis maka reaksi baru dapat berjalan pada suhu 150o-250oC. (Gabriel, R. 1984) Etanolamin (NH2–CH2–CH2–OH) merupakan larutan yang tidak berwarna, larut dalam air dan biasa digunakan dalam pembuatan srubbing hidrogen sulfida (H2S) dan CO2 yang berasal dari minyak petroleum dan bisa juga digunakan sebagai dry cleaning, dalam pembuatan cat dan dalam bidang farmasi (obat-obatan) (Anonimous I.1987), Simon Manurung: Sintesis N-Etanol -9,10,12- Trihidroksi Stearamida Yang diturunkan Dari Minyak Jarak (Ricinus Communis Linn), 2008. USU e-Repository © 2008 21 2.3.2.Kegunaan Amida Senyawa amida juga mempunyai banyak kegunaan dalam bidang-bidang tertentu. Salah satu contoh yang paling nyata adalah senyawa sulfoamida. Sulfoamida adalah suatu senyawa kemoteraputica yang digunakan di dalam pengobatan untuk mengobati macam-macam penyakit infeksi, antara lain disentri baksiler yang akut, radang usus dan untuk mengobati infeksi yang telah resisten terhadap antibiotika (Nuraini, W.1998). Dan juga N-Steroyl Glutamida yang berguna sebagai surfaktan dan antimikroba (Miranda, KS.2003). Amida asam lemak digunakan sebagai bahan pelumas pada proses pembuatan resin, maka amida tersebut digunakan baik sebagai pelumas internal maupun eksternal, amida tersebut berperan mengurangi gaya kohesi dari polimer sehingga meningkatkan aliran polimer pada proses pengolahan (Brahmana.1994). Amida berperan untuk mempengaruhi polimer yang melebur agar terlepas dari permukaan wadah logam pengolahan resin. Sebagai pelumas internal, amida berperan untuk mengurangi gaya kohesi dari polimer dan meningkatkan aliran polimer pada proses pengolahannya. (Reck.1984).Amida juga dapat dimanfaatkan pada pembuatan senyawa surfaktan. 2.3.3.Alkanolamida Alkanolamida adalah surfaktan non ionik dimana gugus mono etanol atau dietanol yang umumnya kurang bersifat hidrofilik yang dapat menyebabkan senyawa tersebut larut dalam air. Namun alkanolamida banyak digunakan sebagai bahan foam Simon Manurung: Sintesis N-Etanol -9,10,12- Trihidroksi Stearamida Yang diturunkan Dari Minyak Jarak (Ricinus Communis Linn), 2008. USU e-Repository © 2008 22 boosting dan dalam campuran bahan surfaktan lain berguna sebagai cairan pencuci piring dan juga dalam bahan pembuat shampo. Selain itu alkanolamida merupakan bahan pelembut rambut, penstabil busa, bahan pemekat, dan bersama-sama dengan glikol stearat dapat mengkilaukan rambut, juga dapat digunakan sebagai pengganti dietanolamida.(Said,M.dan Salimon, J.2001). 2.4.Surfaktan Surfaktan merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai peranan penting untuk menurunkan tegangan permukaan bahan yang dikenai. Aktifitas kerja suatu surfaktan disebabkan karena sifat ganda dari molekul tersebut. Molekul surfaktan memiliki bagian polar yang suka akan air dan bagian non polar yang suka lemak / minyak. (Lehninger,1988) Pada umumnya bagian yang non polar (lipofilik) adalah merupakan hidrokarbon rantai panjang, sedangkan bagian yang polar (hidrofilik) adalah suatu ion atau gugus yang kepolarannya tinggi. Berdasarkan gugus hidrofiliknya, surfaktan diklasifikasikan menjadi 4 golongan (Rosen,1978) yaitu: 1. Surfaktan anionik, adalah surfaktan yang bagian aktifnya memiliki muatan negatif. Seperti RCOONa+ (sabun), dan RC6H4SO3-Na+ (alkilbenzen sulfonat). 2. Surfaktan zwiterion, yaitu surfaktan yang memiliki muatan positif dan negatif pada bagian aktifnya. Contohnya RN+H2CH2COO- ( asam amino rantai panjang ). 3. Surfaktan kationik, adalah surfaktan yang nama bagian aktifnya mengandung muatan positif. Misalnya RNH3+Cl- (garam dari amina rantai panjang). Simon Manurung: Sintesis N-Etanol -9,10,12- Trihidroksi Stearamida Yang diturunkan Dari Minyak Jarak (Ricinus Communis Linn), 2008. USU e-Repository © 2008 23 RN(CH3)3+Cl- ( amonium klorida kuarterner ) 4. Surfaktan non ionik, adalah surfaktan yang mana bagian aktifnya tidak memiliki muatan. Misalnya RCOOCH2CHOHCH2OH ( monogliserida dari asam lemak rantai panjang ). Ada tiga penggunaan surfaktan yaitu sebagai bahan pembasah (wetting agent), bahan pengemulsi (emulsing agent), dan sebagai pelarut (solubilizing agent). (Gennaro, 1990) Untuk menentukan kegunaan dari suatu surfaktan maka biasanya terlebih dahulu ditentukan haraga HLBnya ( Hidrofilic-Lipofilic Balance). Harga HLB dapat ditentukan secara teoritis dan praktek. Harga HLB secara praktek dilakukan dengan menggunakan tensiometer cincin du Nuoy, dimana akan diperoleh harga tegangan permukaan yang setelah diplotkan dengan logaritma konsentrasi akan diperoleh harga kosentrasi kritik misel ( CMC ) . Melalui rumus berikut akan diperoleh harga HLB. HLB = 7 – 0,36 ln (Co/Cw) Dimana : Cw = CMC Co = 100 – Cw Secara teori harga HLB suatu bahan dapat dihitung berdasarkan harga gugus hidrofil, lipofil dan derivatnya yang dapat dilihat dari tabel 5 berikut. Simon Manurung: Sintesis N-Etanol -9,10,12- Trihidroksi Stearamida Yang diturunkan Dari Minyak Jarak (Ricinus Communis Linn), 2008. USU e-Repository © 2008 24 Tabel 2.5 Harga HLB untuk Beberapa Gugus Fungsi Gugus Hidrofil Harga HLB -SO4Na 38,7 -CO2K 21,1 -CO2Na 19,1 -N ( amina tersier ) 9,4 Ester ( cincin sorbitan ) 6,8 Ester ( bebas ) 2,4 -CO2H 2,1 -OH ( bebas ) 1,9 -O- 1,3 -OH (cincin sorbitan ) 0,5 Gugus Lipofil -CH -0,475 -CH2- -0,475 CH3- -0,475 -CH- -0,475 Gugus Turunan -(CH2-CH2-O)- 0,33 -(CH2-CH2-CH2-O)- -0,15 Sumber : Genaro,(1990) Berdasarkan harga yang tertera pada tabel diatas dapat ditentuka harga HLB secara teori dengan menggunakan rumus sebagai berikut: HLB =Σ (gugus hidrofil) - Σ (gugus lipofil) + 7 Simon Manurung: Sintesis N-Etanol -9,10,12- Trihidroksi Stearamida Yang diturunkan Dari Minyak Jarak (Ricinus Communis Linn), 2008. USU e-Repository © 2008 25 Untuk senyawa ester asam lemak polihidroksil alkohol nilai HLBnya ditentukan berdasarkan persamaan dibawah ini: HLB = 20 ( 1- S/A) Dimana: S = bilangan penyabun dari ester A = bilangan asam dari asam lemak Hubungan antara nilai HLB dengan penggunaannya sebagai surfaktan dapat dilihat pada gambar dibawah ini: H I D R O F I L I K 18 Bahan Penglarut 15 Detergen 12 Pengemulsi o/w Skala HLB 9 L O F O F I L I K Pembasah 6 Pengemulsi w/o 3 Kebanyakan zat anti busa 0 Gambar 2.3. Skala Keseimbangan Hidrofilik-Lipofilk ( HLB) Surfaktan digunakan dalam volume besar pada berbagai produk kebutuhan rumah tangga, deterjen dan produk-produk pembersih lainnya. Biasanya setelah digunakan, produk yang mengandung surfaktan tersebut dibuang sebagai limbah yang mana pada akhirnya akan dibebaskan ke permukaan air. Biodegradasi dan mekanisme Simon Manurung: Sintesis N-Etanol -9,10,12- Trihidroksi Stearamida Yang diturunkan Dari Minyak Jarak (Ricinus Communis Linn), 2008. USU e-Repository © 2008 26 penguraian lain sangat diperlukan untuk mengurangi jumlah dan konsentrasi surfaktan yang mencapai lingkungan. Salah satu alternatif untuk mengurangi kerusakan lingkungan yang berhubungan dengan penggunaan surfaktan adalah memperluas penggunaan surfaktan alami. Monogliserida, digliserida dan turunan fosfolipid seperti lesitin termasuk turunan ester asam lemak dengan poliol yang dibuat secara sintetis seperti ester sorbitol, ester glokosa dan lainnya merupakan surfaktan alami. Begitu juga dengan ester asam lemak yang teroksilasi, surfaktan ini biasanya dibuat dengan mereaksikan metil ester asam lemak dengan epoksida. ( Brahmana,1998) Akhir-akhir ini sintesa biosurfaktan, yaitu surfaktan yang dihasilkan melalui mediasi dengan katalis biologi makin berkembang . Keuntungan biosurfaktan ini dibandingkan surfaktan lain adalah : biodegradable, efektif pada temperatur, pH dan salinitas ekstrim, spesifitas tinggi sehingga keharusan untuk melindungi gugus fungsi multi makin berkurang. Surfaktan ini telah bnyak dimanfaat kan pada industri, pertanian dan oil recovery yang berfungsi sebagai wetting agent dan industri farmasi dan kosmetika sebagai foaming dan emulsifier (Makker dan Swaranjits, 1997) 2.4.1.Tegangan Permukaan Tegangan permukaan (γ) suatu cairan dapat didefenisikan sebagai banyaknya kerja yang dibutuhkan untuk memperluas permukaan cairan sebanyak satu satuan luas. Tegangan permukaan suatu larutan akan bergantung pada sifat zat terlarut. Bila molekul zat terlarut cenderung untuk mengumpul pada permukaan, tegangan Simon Manurung: Sintesis N-Etanol -9,10,12- Trihidroksi Stearamida Yang diturunkan Dari Minyak Jarak (Ricinus Communis Linn), 2008. USU e-Repository © 2008 27 permukaan akan turun. Misalnya pada sabun, molekul-molekul sabun terdiri dari bagian hidrofobik yaitu rantai hidrokarbon yang panjang dan bagian hidrofilik yaitu gugus karboksilat –COO-Na+. Karena itu, molekul-molekul sabun cenderung utnuk tersusun pada batas antara air dan udara, akibatnya tegangan permukaan akan menurun (Bird, T,.1985) Tegangan permukaan cairan γ, berbeda-beda bergantung pada jenis cairan dan suhu. Pada umumnya cairan yang memiliki gaya tarik antara molekulnya besar seperti air, maka tegangan permukaannya juga besar. Sebaliknya pada cairan seperti bensin karena gaya tarik antara molekulnya kecil maka tegangan permukaannya kecil. Simon Manurung: Sintesis N-Etanol -9,10,12- Trihidroksi Stearamida Yang diturunkan Dari Minyak Jarak (Ricinus Communis Linn), 2008. USU e-Repository © 2008