BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peneliti Terdahulu Penelitian

advertisement
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Peneliti Terdahulu
Penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam rangka
penyusunan penelitian ini. Kegunaannya untuk mengetahui hasil yang telah
dilakukan oleh peneliti terdahulu.
Hasil Penelitian Terdahulu
Nama
Ismar
Judul
Metodologi
Riski- Strategi
Skripsi-2007
Sandiantoro
Skripsi-2015
Komunikasi Studi Kasus
Hasil Penelitian
Melalu analisa SWOT STBA
Pemasaran STBA Lia
LIA dapat lebih mengerti
Dalam
bagaimana
Mendapatkan
strategi
Calon Mahasiswa Baru
komunikasi
Pada Tahun 2007
berjalan lancar.
– Strategi
Pemasaran
Komunikasi Studi Kasus
Jakarta
Dengan
promosi
pemasaran
menggunakan
internet
seperti
Garden City ( JGC )
search engine (google.com)
Untuk Menarik Minat
audiens dapat dengan mudah
Beli Custer LA”SEIN
mengakses
Pada Tahun 2015
coorporate
http://digilib.mercubuana.ac.id/
website
dan
beberapa
11
iklan penjualan rumah juga
dilakukan
oleh
agen-agen
berasal dari portal online.
Nanang Kasim – Strategi
Skripsi-2016
Komunikasi Studi Kasus
Rangkaian
strategi
Pemasaran PT Adya
komunikasi pemasaran yang
Tour
dilaksanakan oleh PT Adya
Dalam
Mempertahankan
Tour yaitu mulai dengan
Loyalitas Sub Agent
menetapkan
Tahun 2015
penargetan, dan pemosisian ;
segmentasi,
analisis SWOT dan Push
Positioning.Adapun
dalam
pelaksanaanya
kerap
menghadapi
hambatan,
terutama
dari
lingkunganeksternal,
sehingga
tercapai.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
tujuan
strategi
12
Sarah
Aprilia Strategi
Putri -2015
Promosi Studi Kasus
Strategi
promosi
yang
Panoraa Tour Melalui
digunakan Panorama Tour
Media
meliputi berbagai tools untuk
Sosial
Untuk
Mengkatkan Minat Beli
memaksimalkan
penjualan
Tahun 2015
guna menarik minat beli
konsumen dan juga media
sosial
juga
minat
meningkatkan
beli
memperluar
dengan
jaringan
menginformasikan
dan
kepada
konsumen secara langsung.
Rosalia
Ratna Strategi
Komunikasi Studi Kasus
Wulandari-
Pemasaran
Produk
Skripsi-2013
Hibone Periode 2012
Hasil
dalam
strategi
melakukan
promosi
Hibone
menggunakan analisa SWOT
dalam
meningkatkan
penjualan serta melakukan
kegiatan event-event untuk
memperkenalkan
konsumen
promosi.
Sumber: Data Olahan Penelitian,2016
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dengan
kepada
tujuan
13
Dari hasil penelitian-penelitian tersebut di atas, peneliti mendapatkan
beberapa masukan misalnya pentingnya sosial media dimana sosial media
merupakan alat komunikasi pemasaran yang cukup membantu untuk memasarkan
atau memberitahukan kepada khalayak adanya produk yang kita punya. Untuk
perbedaan dengan penelitian ini adalah memperlihatkan kekuatan utama alat
komunikasi pemasaran suatu perusahaan jasa yaitu personal selling. Dimana
untuk jenis produk jasa seperti jasa perhotelan memerlukan tingkat persuasi yang
tinggi dan memerlukan penjelasan secara detail.
2.2 Komunikasi Sebagai Kegiatan Pemasaran
2.2.1 Pengertian Komunikasi
Komunikasi yang dalam bahasa inggris disebut Communication, berasal
dari kata lain communicatio dan bersumber dari kata komunis yang artinya sama.
Sama dalam artian ini adalah makna (same of meaning), sehingga pengertian
komunikasi minimal harus mengandung kesamaan makna di antara dua pihak
yang terlibat3.
Berikut definisi komunikasi secara konseptual menurut ahli, yaitu:
Menurut Joseph A.Devito(1996)
Komunikasi adalah transaksi. Dengan transaksi dimaksudkan bahwa
komunikasi merupakan suatu proses di mana komponen-komponennya
3
Effendy, Onong U. Hubungan Masyarakat: Suatu Studi Komunikologi. Bandung:PT. Remaja
Rosdakarya.1992hal.48
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
saling terkait, dan bahwa para komunikatornya bereaksi sebagai suatu
kesatuan dan keseluruhan4.
Jadi komunikasi dapat didefinisikan sebagai sebuah proses berbagi atau
bertukar ide atau informasi (transaksi) dengan menggunakan simbol-simbol yang
menghubungkan (saling terkait) antara dua orang atau lebih sehingga tercipta rasa
kebersamaan, saling pengertian (pemahaman) guna mempengaruhi ataupun
megubah perilaku seseorang.
Proses komunikasi setidaknya melibatkan sumber, pesan, saluran, penerima,
akibat/hasil, umpan balik dan gangguan. Dalam setiap proses komunikasi, sumber
dan penerima pesan masing-masing melakukan tindakan encoding ( membentuk
kode-kode pesan, decoding (memecahkan kode pesan) dan interpreting
(menginterprestasikan arti pesan).
Seperti yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendy, bahwa Philip Kothler
menyajikan model proses komunikasi dalam bukunya Marketing Management
berdasarkan paradigma Harold Lasswell.
2.2.2 Pengertian Pemasaran
Pemasaran menurut Kotler merupakan suatu proses sosial dimana individu
atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui
penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain5.
4
Suprapto, Tommy.Pengantar Teori Komunikasi. Yogyakarta:PT.Media Pressindo.2006 hal5
Kennedy,Jhon E & Soemanegara,R Dermawan,”Marketing Communication, “Taktik&Strategi”, PT Bhuana Ilmu
Populer,2006,hal3
5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
Sedangkan
menurut
American
Marketing
Association,
pemasaran
merupakan proses perencanaan dan pelaksanaan konsep, penetapan harga,
promosi dan pendistribusian gagasan, barang atau jasa untuk menciptakan
pertukaran yang dapat memuaskan tujuan individu dan organisasi6 Untuk
menciptakan pertukaran atau dalam arti menyampaikan dan memasarkan suatu
produk kepada konsumen, di dalam proses pemasaran setidaknya membutuhkan
kemampuan berkomunikasi.
Pemasaran dalam konsep awal dikenal dalam bentuk bauran pemasaran atau
marketing mix. Marketing Mix pada dasarnya mencakup 4 elemen penting yang
dikenal dengan istilah 4 P yaitu Product (produk), Price (harga), Place
(distribusi), dan Promotion (promosi).
Pemasaran merupakan sebuah aktifitas yang pada prinsipnya merupakan
serangkaian proses menciptakan, menyampaikan sebuah pesan yang berarti atau
yang dapat memberikan informasi untuk konsumen. Kotler memberikan sebuah
definisi singkat mengenai pemasaran. Pemasaran adalah mengidentifikasi dan
memenuhi kebutuhan manusia secara sosial atau dengan kata lain pemasaran
adalah memenuhi kebutuhan yang menguntungkan.7
Untuk mengetahui keinginan seseorang atau individu pada prinsipnya
dibutuhkan sebuah komunikasi. Dalam hal ini pemasaran berusaha untuk
menyampaikan pesan sehingga pemasar dapat memberikan apa yang dibutuhkan
6
Prisgunanto,Ilham M,Si, “Komunikasi Pemasaran,”Strategi&Taktik”, Penerbit Ghalia Indonsia,2006,hal7.
7
Kotler, Philip and Keller, K.L. Marketing Management 14E. New Jersey: Prentice Hall, 2012, 5.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
oleh konsumen itu sendiri. Disitulah letak komunikasi pemasaran memberikan
sebuah arti dalam pemasaran, esensinya adalah pesan dan komunikasi.
2.2.3 Pengertian Komunikasi Pemasaran
Komunikasi Pemasaran (Promosi) merupakan salah satu variabel dalam
bauran pemasaran yang sangat penting dilakukan oleh perusahaan dalam
memasarkan produk jasa. Komunikasi pemasaran (Marketing Communication)
terhadap produk jasa mencakup aktivitas Periklanan (Advertising), Penjualan
Perseorangan (Personal Selling), Promosi penjualan (Sales Promotion), dan
Hubungan Masyarakat (Public Relations), Informasi dari mulut ke mulut (Word
of mouth) serta Penjualan langsung (Direct Marketing).
Didalam melakukan strategi komunikasi pemasaran jasa yang dilakukan
oleh pemasar ternyata semua komponen tersebut sangat dibutuhkan dalam upaya
penyampaian pesan informasi mengenai produk dengan tujuan untuk menarik
perhatian konsumen terhadap jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Komunikasi
Pemasaran dapat dinyatakan sebagai kegiatan komunikasi yang bertujuan untuk
menyampaikan pesan pada konsumen dengan menggunakan berbagai media,
dengan harapan komunikasi dapat menghasilkan tiga tahap perubahan, yaitu
perubahan pengetahuan, perubahan sikap, dan perubahan tindakan yang
dikehendaki.
Fandy Tjiptono menjelaskan mengenai strategi komunikasi pemasaran
mengatakan bahwa komunikasi pemasaran merupakan aktivitas pemasaran yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
berperan untuk menyampaikan informasi, mempengaruhi dan mengingatkan pasar
sasaran terhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan8.
Suatu komunikasi pemasaran dapat dikatakan berhasil jika informasi atau
pesan yang disampaikan dapat diterima dan dipahami oleh khalayak dan terjadi
perubahan sikap dari khalayak terhadap isi pesan yang disampaikan. Dalam hal ini
terdapat unsur bujukan (persuasion) agar khalayak sasaran dapat menerima
produk yang ditawarkan serta mempengaruhi konsumen agar mau melakukan
tindakan pembelian sesuai dengan yang diinginkan oleh pengirim pesan.
Dengan adanya hal tersebut dapat dikatakan bahwa di dalam komunikasi
pemasaran terdapat tiga tujuan utama yang umumnya dapat dilakukan oleh
perusahaan yaitu untuk menyampaikan informasi, mempengaruhi untuk
melakukan pembelian atau menarik perhatian konsumen serta mengingatkan
konsumen tentang keberadaan produk di pasaran. Menurut Kotler, agar informasi
tentang produk yang akan disampaikan dapat diterima oleh konsumen sasarannya,
maka seorang pemasar harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:9
Pertama : Mengidentifikasikan Target Audiens.
Dalam hal ini pemasar harus menentukan siapa yang menjadi target audiens.
Target audiens dapat berupa individu, maupun kelompok masyarakat. Bila
perusahaan atau perguruan tinggi telah melakukan segmentasi dan penargetan,
maka segmen itulah yang menjadi target audiens. Target audiens atau konsumen
secara kritis memperngaruhi keputusan komunikator pada pesan apa yang
8
9
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, Penerbit ANDI, Yogyakarta, hal 219.
Lupiyoadi, Rambat & Hamdani A, Manajemen Jasa, Penerbit Salemba Empat, 2006, hal 123
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya serta kepada siapa pesan
tersebut disampaikan.
Kedua : Menentukan Tujuan Komunikasi.
Setelah mengetahui target audiens dan ciri-cirinya, maka dapat ditentukan
tanggapan yang akan diinginkan. Perusahaan harus menentukan tujuan
komunikasinya, apakah untuk menciptakan kesadaran, pengetahuan, kesukaan,
pilihan, keyakinan atau pembelian. Pemasar dapat memberikan suatu informasi ke
dalam pikiran konsumen, merubah sikap konsumen atau menginginkan konsumen
bertindak.
Ketiga : Merancang Isi Pesan
Perusahaan harus dapat merancang pesan yang efektif dimana pesan tersebut
harus mampu menumbuhkan perhatian (attention-A), ketertarikan (interest-I),
membangkitkan keinginan (desire-D), dan menghasilkan tindakan (action-A) atau
dikenal dengan model AIDA. Perguruan tinggi dapat melakukan hal tersebut
dengan merancang pesan iklan yang lebih menarik, sehingga konsumen memiliki
ketertarikan untuk masuk ke perguruan tinggi yang diminati tersebut.
Keempat : Memilih Saluran Komunikasi
Pemasar harus memilih saluran-saluran komunikasi yang efektif untuk
menyampaikan pesan. Saluran komunikasi tersebut bisa berupa komunikasi
personal seperti seperti berkomunikasi dan berinteraksi yang dilakukan secara
langsung dengan konsumen secara tatap muka (face to face) ataupun non personal
melalui media massa seperti surat kabar, majalah, televisi, radio dan lain-lain.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
Kelima : Menetapkan Jumlah Anggaran Promosi
Dalam melakukan strategi komunikasi, hal terpenting yang harus dilakukan oleh
biro jasa adalah menetapkan jumlah anggaran promosi. Hal ini dikarenakan
penggunaan media yang akan dipilih sangat tergantung pada anggaran yang
tersedia. Dengan kata lain pencapaian sasaran promosi yang akan dicapai sangat
tergantung pada anggaran yang tersedia.
Keenam : Menentukan Bauran Promosi
Berhasil atau tidaknya suatu perusahaan jasa di pasaran tergantung pada alat
promosi yang digunakan oleh perguruan tinggi tersebut. Awalnya, hanya
melakukan strategi komunikasi pemasaran melalui periklanan dan promosi
penjualan. Seiring dengan semakin ketatnya persaingan diantara perusahaan jasa
maka perlu untuk melakukan strategi yang lain melalui penjualan perseorangan,
hubungan masyarakat dan penjualan langsung dengan tujuan agar konsumen
sasaran yang dituju dapat tertarik dengan apa yang ditawarkan.
Ketujuh : Mengukur Hasil-hasil Promosi
Setelah melaksanakan rencana promosi, perusahaan harus mengukur dampaknya
terhadap target audiens dengan tujuan untuk mengetahui apakah khalayak
mengetahui keberadaan produk jasa atau mengingat pesan-pesan atau informasi
yang disampaikan, dan mengetahui sikap mereka terhadap produk jasa yang
diberikan.
Kedelapan : Mengelola dan Mengkoordinasikan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
Proses Komunikasi Karena jangkauan komunikasi yang luas dari alat dan pesan
komunikasi yang tersedia untuk mencapai target audiens, maka alat dan pesan
komunikasi perlu dikoordinasikan. Karena jika tidak, pesan-pesan tersebut akan
menjadi lesu pada saat produk tersedia, pesan kurang konsisten atau tidak efektif
lagi. Untuk itu, perusahaan mengarah pada penerapan konsep komunikasi
pemasaran yang terkoordinasi.
Dan dalam kaitannya dengan usaha memasarkan produk ke konsumen,
bauran pemasaran atau marketing mix dibedakan menjadi dua yaitu bauran
pemasaran terhadap produk dan bauran pemasaran terhadap jasa. Pemasaran
dalam hal ini dapat dikategorikan sebagai bauran pemasaran terhadap produk jasa.
2.3 Strategi Komunikasi Pemasaran ( Marketing Communication Strategy)
2.3.1 Pengertian Strategi Komunikasi Pemasaran
Strategi di dalam pemasaran pada hakekatnya merupakan suatu bentuk
perencanaan untuk mencapai suatu tujuan dan sasaran dari perusahaan.10Untuk
dapat mencapai suatu tujuan tersebut strategi tidak hanya berfungsi memberikan
sebuah gambaran tentang arah yang akan dicapai, tetapi juga harus menunjukkan
bagaimana taktik operasionalnya dapat berjalan dengan baik. Strategi dan
Perencanaan yang baik merupakan kunci keberhasilan dari pemasaran. Dengan
kata lain, strategi tersebut harus terkomunikasikan dengan baik.
Demikian pula dengan strategi komunikasi pemasaran yang memerlukan
panduan perencanaan dengan manajemen komunikasi untuk mencapai tujuan
10
Prisgunanto Ilham, M.Si. Komunikasi Pemasaran, “Strategi dan Taktik, dilengkapi analisis Sostac & Stop-Sit”, Penerbit
Ghalia Indonesia, 2006, hal 86
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi pemasaran ini juga harus mampu
menunjukkan bagaimana komunikasi pemasaran secara praktis harus dilakukan,
dalam artian kata bahwa pendekatan dapat berbeda sewaktu-waktu bergantung
pada situasi dan kondisi.
Strategi yang efektif merupakan suatu proses yang tersusun dan tergabung
dengan pengetahuan yang mendalam mengenai kebutuhan-kebutuhan, apresiasi
dan sikap kelompok sasaran. Oleh karena itu, penyaluran pesan dan informasi
adalah tujuan utama dalam komunikasi pemasaran. Namun apabila terjadi
perbedaan interpretasi antara komunikator (perusahaan, institusi dan badan)
dengan komunikan (pelanggan, khalayak ) atau orang yang tertuju dalam
komunikasi maka pesan atau informasi yang akan disampaikan akan meleset dari
sasaran.
Di dalam pemasaran modern penggunaan strategi komunikasi pemasaran
yang terintegrasi atau terpadu merupakan hal yang terpenting di dalam pemasaran.
Hal ini mengingat karena makin pesatnya perkembangan dunia pemasaran. Ini
terlihat dengan semakin banyaknya inovasi yang dilakukan oleh para professional
di bidang marketing.
Untuk membedakan pengertian strategi pemasaran dan strategi komunikasi
pemasaran, Chriss Fill mengatakan bahwa hal pertama yang dianggap penting
untuk membedakan strategi pemasaran dengan strategi komunikasi adalah peran
komunikasi dalam pemasaran dapat terlihat. Peran strategi komunikasi adalah
untuk mendukung dan mengkomunikasikan strategi pemasaran. Hal kedua adalah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
strategi komunikasi harus membangun jalan terbaik untuk mengkomunikasikan
aktivitas pemasaran dari suatu organisasi terhadap berbagai target pasar dan
stakeholder11.
Selain itu Chriss Fill juga mengatakan bahwa strategi pemasaran bertindak
sebagai tonggak dari perkembangan komunikasi pemasaran yang terencana. Hal
tersebut menentukan arah untuk mencapai tujuan-tujuan pemasaran dan
mengarahkan arah kerja para pelaku komunikasi pemasaran yaitu para
stakeholder yang bekerja dalam organisasi.
Bila dijelaskan dengan gambar, maka akan terlihat sebuah sistem dari komunikasi
pemasaran yang dikemukakan oleh Chriss Fill.
Gambar.2 System of Marketing Communication.
11
Fill Chriss ,”Marketing Communication”, Framework, Theories and Application, Prentice Hall International, USA, 1995,
hal 66
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
Chriss Fill berpendapat di dalam sistem komunikasi pemasaran terdapat
bauran pemasaran yang merupakan bagian penting dari setiap perencanaan
pemasaran di dalam sebuah perusahaan dan salah satu faktor kunci keberhasilan.
Namun semua hal tersebut tidak terlepas dari peran penting sebuah komunikasi
dalam pemasaran atau biasa disebut juga dengan komunikasi pemasaran yang
dilakukan antara produsen kepada konsumennya dalam menyampaikan informasi
tentang produk yang dihasilkan perusahaan agar diketahui oleh khalayak sasaran
dan bagaimana cara yang ditempuh itu berhasil dilakukan antara lain yaitu dengan
membuat suatu perencanaan baik strategi pemasaran maupun strategi komunikasi
dan dilakukan dengan anggaran biaya yang sesuai12 .
Marketing communications strategy is concerned with two key dynamics.
The first dynamic is concerned with who, in broad terms, is the target audience?
End-user customers need to derive particular benefits based on perceived value,
from the exchange process. These benefits are very different from those that
intermediaries expect to derive, or indeed any other stakeholder who does not
consume the product or service. The second dynamic concerns the way in which
an audience understands the offering they are experiencing either through use or
through communications. The way in which people interpret messages and frame
objects in their mind is concerned with positioning. Marketing communications
strategy therefore, is concerned with audiences and positioning.13
Strategi komunikasi pemasaran berkaitan dengan dua dinamika kunci.
Dinamika pertama berkaitan dengan yang, dalam arti luas, adalah target audiens.
Pelanggan pengguna akhir (end-user customer) harus mendapatkan keuntungan
tertentu berdasarkan nilai yang dirasakan, dari proses pertukaran. Manfaat ini
sangat berbeda dari perantara berharap untuk memperoleh, atau memang ada
12
Fill Chriss ,”Marketing Communication”, Framework, Theories and Application, Prentice Hall International, USA, 1995,
hal 18
13
Opcit Fill, Chriss. Matketing Communication : interactivity, communities, and content 5th edition . hal 293
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
pihak lain yang tidak mengkonsumsi produk atau jasa. Dinamika kedua
menyangkut cara di mana penonton memahami korban yang mereka alami baik
melalui penggunaan atau melalui komunikasi. Cara di mana orang menafsirkan
pesan dan benda-benda dalam bingkai pikiran mereka fokus dengan posisi.
Strategi komunikasi pemasaran karena itu, berkaitan dengan audiences dan
positioning.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat digeneralisasikan bahwa strategi komunikasi
pemasaran perlu pertimbangan tentang audiens dan posisi merek di benaknya
berdasarkan pendekatan tujuan komunikasi dalam penentuan strategi komunikasi
agar tercapai dengan efektif dan efisien sesuai harapan.
Oleh sebab itu, menurut Fill cara ini digunakan untuk memahami sifat
target audience secara luas dan cara ini digunakan juga sebagai cara
memposisikan target dalam pikiran audience , yaitu dengan mengidentifikasi
melalui 3 point utama strategi dalam strategi komunikasi pemasaran:14
1. Strategy
Pull-positioning
ini
dimaksudkan
untuk
mempengaruhi
pelanggan pengguna akhir (konsumen dan Business to Business(B2B)).
2. Strategy
Push-positioning
ini
dimaksudkan
untuk
mempengaruhi
pemasaran (perdagangan) saluran pembeli.
3. Strategy Profil-positioning ini dimaksudkan untuk mempengaruhi
berbagai pemangku kepentingan, bukan hanya pelanggan dan perantara.
14
Fill, Chriss. Matketing Communication : interactivity, communities, adn content. England: Prentice hall europe imprint,
2009, hal 295-303
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
Tabel 2.1 Marketing communications strategy options
Sumber : Fill, Chriss. Matketing
Communication : interactivity,
communities, adn content. England: Prentice hall europe imprint,
2009, hal 295
1. Strategi Pull-Positioning
Jika pesan-pesan yang dirancang untuk posisi merek harus diarahkan pada
sasaran pelanggan pengguna akhir, maka maksudnya adalah selalu untuk
menghasilkan peningkatan tingkat kesadaran, perubahan dan atau memperkuat
sikap, mengurangi risiko, mendorong keterlibatan dan akhirnya memprovokasi
motivasi dalam kelompok sasaran. Motivasi ini adalah untuk mendorong tindakan
sehingga target audiens mengharapkan penawaran yang akan tersedia bagi mereka
ketika mereka memutuskan untuk menanyakan, percobaan atau membuat
pembelian berulang. Pendekatan ini adalah pull-positioning dan strategi bertujuan
untuk mendorong pelanggan untuk 'menarik' produk melalui jaringan saluran
(lihat Gambar 2.1). Ini biasanya berarti bahwa konsumen masuk ke gerai ritel
(toko) untuk menanyakan tentang produk tertentu dan atau bahkan membelinya,
atau untuk memasukkan transaksi yang sama langsung dengan produsen atau
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
perantara melalui direct mail atau internet. Pelanggan B2B(Business to Business)
didorong untuk membeli dari dealer dan distributor sementara kedua kelompok
konsumen dan pelanggan B2B memiliki kesempatan untuk membeli langsung
melalui saluran pemasaran di mana tidak ada perantara.15
Untuk mencapai dan memberikan strategi tarik (pull positioning),
pendekatan tradisional telah diberikan kepada iklan media massa didukung oleh
komunikasi below-the-line, terutama promosi penjualan. Ada penggunaan lebih
besar dari pemasaran langsung yang bergerak pada sektor non-fast moving
consumer good dan penggunaan Internet menyajikan peluang untuk menjangkau
audiens dengan cara baru, sehingga mengurangi ketergantungan pada pendekatan
formula lama untuk strategi berbasis menarik.
Keputusan untuk menggunakan strategi tarik harus didukung oleh
proposisi pesan inti. Hal ini akan bervariasi sesuai dengan hasil analisis konteks
dan kebutuhan target audiens. Namun, besar kemungkinan bahwa pesan inti akan
berusaha
untuk
membedakan
(posisi),
mengingatkan
atau
meyakinkan,
menginformasikan atau membujuk audiens untuk berpikir, merasakan atau
berperilaku dengan cara tertentu. Agen dan klien memiliki pendekatan mereka
sendiri untuk kegiatan pelabelan ini.
15
Opcit Fill, Chriss. Matketing Communication : interactivity, communities, and content 5th edition . hal 297
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
Gambar 2.2 Pull Positioning Strategi
Sumber : Fill, Chriss. Matketing
Communication : interactivity,
communities, adn content. England: Prentice hall europe imprint,
2009, hal 298.
2. Strategi Push Positioning
Kelompok kedua atau jenis audiens target dapat diidentifikasi, berdasarkan
pertama pada kontribusi mereka ke saluran pemasaran, dan kedua karena
organisasi ini tidak mengkonsumsi produk dan jasa yang mereka beli, tetapi nilai
tambah sebelum menjual produk kepada orang lain dalam rantai permintaan.
Strategi sebelumnya ditargetkan pada pelanggan yang membuat keputusan
pembelian yang terkait sebagian besar untuk pribadi (atau organisasi) konsumsi
produk dan jasa. Kedua kelompok membeli produk dan jasa, melakukan beberapa
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
aktivitas nilai tambah dan menggerakkan produk melalui jaringan saluran
pemasaran. Kelompok ini merupakan bagian dari sektor B2B.16
Saluran organisasi perdagangan, dan memang semua organisasi B2B,
secara aktif terlibat dalam pengembangan dan pemeliharaan hubungan
interorganisasional. Tingkat kerja sama antara organisasi akan bervariasi dan
bagian dari peran komunikasi pemasaran adalah untuk mengembangkan dan
mendukung hubungan yang ada.17
Strategi push-positioning communication yang melibatkan presentasi
informasi untuk mempengaruhi organisasi lain saluran perdagangan dan sebagai
akibatnya, mendorong mereka untuk mengambil saham, untuk mengalokasikan
sumber daya (misalnya ruang rak) dan membantu mereka untuk menjadi
sepenuhnya menyadari kunci atribut dan manfaat yang terkait dengan setiap
produk dengan maksud untuk menambahkan nilai sebelum saluran transaksi lebih
lanjut. Strategi ini dirancang untuk mendorong penjualan kepada anggota lain dari
jaringan dan berkontribusi dalam pencapaian tujuan mereka sendiri. Pendekatan
ini dikenal sebagai push-strategy, karena itu ditujukan untuk mendorong produk
melalui saluran terhadap pengguna akhir untuk konsumsi (Lihat gambar 2.3).
Jaringan saluran terdiri dari organisasi-organisasi dengan siapa yang orang
lain harus bekerja sama langsung untuk mencapai tujuan mereka sendiri. Dengan
menerima bahwa ada saling ketergantungan, biasanya tersebar tidak sama di
jaringan, dimungkinkan untuk mengidentifikasi organisasi yang memiliki posisi
yang lebih kuat/lemah dengan jaringan. Komunikasi harus melakukan perjalanan
16
17
Opcit Fill, Chriss. Matketing Communication : interactivity, communities, and content 5th edition .300
Ibid 300
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
tidak hanya dari ketergantungan antara tingkat yang berbeda dan peran (naik dan
turun dalam konteks saluran dan mengalir begitu mewakili bidirectional, tetapi
juga di tingkat ketergantungan dan peran yang sama, yang mengalir ke horisontal.
Misalnya, mungkin dari pengecer untuk pengecer atau grosir untuk grosir.
Komunikasi pemasaran yang ditujukan pada orang yang terlibat dalam
organisasi membeli yang ditandai dengan penekanan pada penjualan pribadi .Iklan
perdagangan, promosi penjualan perdagangan dan hubungan masyarakat
menengah namun yang penting semua memiliki peran untuk bermain. Pemasaran
langsung telah menjadi semakin penting dan perkembangan internet telah
memiliki pengaruh besar pada komunikasi dan hubungan interorganisational b2b.
Akan tetapi, penjualan pribadi yang paling signifikan secara tradisional telah
menjadi bagian dari campuran mendorong strategi komunikasi di mana telah
dipengaruhi.
Gambar 2.3 Push Positioning Strategi
Sumber : Fill, Chriss. Matketing
Communication : interactivity,
communities, adn content. England: Prentice hall europe imprint,
2009, hal 301
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
3. Strategi Profile Positioning
Gambar 2.4 Profile Positioning Strategi
Sumber : Fill, Chriss. Matketing
Communication : interactivity,
communities, adn content. England: Prentice hall europe imprint,
2009, hal 302
Strategi yang dianggap sejauh menyangkut perlunya dialog dengan
pelanggan (pull) dan perdagangan saluran perantara (push). Namun, ada berbagai
macam pemangku kepentingan lainnya, banyak di antaranya perlu mengetahui
dan memahami organisasi daripada benar-benar membeli produk dan jasa (lihat
Gambar 2.4). Kelompok stakeholder dapat mencakup analis keuangan, serikat
pekerja, badan pemerintah dan karyawan atau masyarakat setempat. Harus mudah
untuk memahami bahwa kelompok-kelompok pemangku kepentingan yang
berbeda dapat mempengaruhi organisasi dalam cara yang berbeda dan dalam
melakukannya, harus menerima (dan menanggapi) berbagai jenis pesan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
Dengan demikian, para analis keuangan perlu tahu tentang kinerja
keuangan dan perdagangan, harapan dan masyarakat setempat mungkin tertarik
dalam pekerjaan dan dampak dari organisasi lingkungan setempat, sedangkan
pemerintah mungkin tertarik dalam cara organisasi menerapkan peraturan
kesehatan dan keselamatan, perusahaan membayar PPN dan pajak lainnya. Hal ini
juga harus diingat bahwa konsumen dan pelanggan bisnis-ke-bisnis mungkin juga
lebih tertarik pada organisasi itu sendiri sehingga membantu memulai sebuah
payung strategi merek.18.
Secara tradisional kegiatan ini berorientasi pada organisasi
dan telah
disebut sebagai komunikasi perusahaan (Corporate Communication), karena
mereka harus lebih atau kurang secara eksklusif dengan entitas perusahaan atau
organisasi. Produk, layanan dan penawaran lainnya biasanya tidak fokus
komunikasi ini. Komunikasi perusahaan/organisasi perannya dalam konteks
kegiatan para pemangku kepentingan tertentu' yang penting. Perbedaan antara
komunikasi korporat dan pemasaran mulai menjadi jauh lebih jelas. Memang bila
ditinjau pada perkembangan dan kepentingan dalam internal marketing (dan
komunikasi),
mungkin
mempertimbangkan
dari
komunikasi
keuntungan
perusahaan
yang
sebagai
lebih
besar
payung
untuk
pendekatan
komunikasi organisasi, dengan pemasaran kegiatan komunikasi adalah sub bagian
komunikasi perusahaan.
18
Opcit Fill, Chriss. Matketing Communication : interactivity, communities, and content 5th edition .302
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
2.3.2. Analysis SWOT
SWOT adalah singkatan dari kata-kata Strength
Weaknesses (
kelemahan
perusahaan
),
(kekuatan perusahaan),
Opportunities
(peluang
bisnis)
dan Threats ( hambatan untuk mencapai tujuan ). Apabila teknik analisis SWOT
tersebut diterapkan dalam kasus menentukan tujuan strategi perusahaan. Dengan
menganalisis kekuatan dan kelemahan, peluang bisnis yang ada, berbagai macam
hambatan yang mungkin timbul. Kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh
kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus
dipertimbangkan dalam analisis SWOT.
Teknik analisis SWOT yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Analisis Internal
1. Analisis Kekuatan (Strenght)
Setiap perusahaan perlu menilai kekuatan yang dimiliki perusahaan.
Penilaian tersebut dapat didasarkan pada faktor-faktor seperti teknologi,
sumber
daya
finansial,
kemampuan
kemanufakturan,
kekuatan
pemasaran,dan basis pelanggan yang dimiliki, hak paten.
2. Analisis Kelemahan (Weaknesses)
Merupakan keadaan perusahaan dalam menghadapi pesaing mempunyai
keterbatasan dan kekurangan. Yang dimaksud ialah keterbatasan atau
kekurangan dalam hal sarana dan prasarana yang tidak dimiliki,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
kemampuan manajerial yang rendah, keterampilan pemasaran yang
tidak sesuai dengan tuntutan pasar, produk yang tidak atau kurang
diminta oleh para pengguna atau calon pengguna dan tingkat perolehan
keuntungan yang kurang memadai.
2. Analisis Eksternal
1. Analisis Peluang (Opportunity)
Analisis peluang adalah suatu kesempatan untuk yang dapat mendorong
seseorang untuk memulai usaha.
2. Analisis Ancaman (Threats)
Ancaman adalah suatu kecenderungan atau suatu perkembangan yang
tidak menguntungkan dalam lingkungan yang akan menyebabkan
kemerosotan kedudukan perusahaan. Ancaman merupakan kebalikan
pengertian peluang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ancaman
adalah faktor- faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu
satuan bisnis. Jika tidak diatasi, ancaman akan menjadi ganjalan untuk
bisnis yang sedang berjalan atau baru dibangun.
Sedangkan
pengertian
SWOT
menurut
Freddy
Rangkuti
“Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada hubungan atau
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
interaksi antara unsur-unsur internal, yaitu kekuatan dan kelemahan, terhadap
unsur unsur eksternal yaitu peluang dan ancaman”19.
Sejalan dengan teori tersebut, menetukan pasar konsumen dapat dilihat
dengan identifikasi pasar sasaran. Biasanya, metode dalam identifikasi pasar
sasaran juga dengan menggunakan rumus STP (Segmentation/Segmentasi Pasar,
Targeting/Target Pasar dan Positioning/posisi merk)
2.3.3. S T P (Segmentation/ Segmentasi Pasar, Targeting/Target Pasar dan
Positioning/Posisi Merek )
1. Market Segmentation (Segmentasi Pasar)
Segmentasi pasar menujukan usaha untuk meningkatkan ketepatan
penetapan pasar sasaran dari suatu perusahaan karena konsumen berbeda-beda,
maka dibutuhkan elemen-elemen strategi pemasaran yang berbeda pula untuk
menjangkaunya. Artinya perusahaan tidak lagi menghasilkan dan memasarkan
produknya untuk konsumen rata-rata atau mass-production, tetapi berdasarkan
segmentasi yang telah dipilih. Namun bukan berarti bahwa perusahaan harus
menawarkan atau memasarkan produknya untuk pemakai individual saja,
sebaiknya perusahaan memisahkan beberapa segmen yang luas untuk membentuk
pasar. Oleh karena itu, segnentasi merupakan titik tengah antara pemasaran masal
dengan pamasaran individual.
19
Rangkuti Rangkuti Freddy. 2008. “Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis”, PT.Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta (2008 : 19)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
Segmentasi pasar menurut Phillip Kotler adalah membagi-bagi pasar
kedalam kelompok-kelompok pembeli khas berdasarkan kebutuhan karakteristik,
atau perilaku yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran
pemasaran yang terpisah”.20
Alasan dilakukan segmentasi pasar adalah :
1. Kebutuhan dan keinginan konsumen tidak sama.
2. Pemilihan target market menetukan sales potensial.
3. Pemilihan target market akan menentukan intensitas persaingan yang
akan dihadapi perusahaan.
Variabel segmentasi antara lain berdasarkan Geografis (wilayah, ukuran
kota, kepadatan), Demografis (umur, jenis kelamin, status pernikahan,
penghasilan), Geo-demografis, Psikografis (aktifias, opini, minat) berdasarkan
manfaat, penggunaan produk (pemakai berat, rata-rata dan ringan), generasi
(kemerdekaan, Tritura, perang dingin, komputer, internet), Teknografi, Loyalitas
Merek, dan sebagainya.21
2. Targeting (memilih segmen pasar)
Targeting atau menetapkan target pasar adalah tahapan selanjutnya.
Produk dari targeting adalah target market (pasar sasaran), yaitu satu atau
beberapa segmen pasar yang akan menjadi fokus kegiatan pemsaran. Kadang
targeting disebut juga dengan selecting karena marketer(pemasar) harus
20
Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran Edisi 11. Jakarta: PT. Indeks. 2006, hal 281
21
Ibid. Kotler- Philip. Manajemen Pemasaran Edisi 11. Jakarta: PT. Indeks. 2006 135-366
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
menyeleksi, harus fokus kegiatannya pada beberapa segmen saja dan
meninggalkan segmen yang lainnya.22
Promosi adalah salah satu upaya komunikasi, maka yang dijadikan sasaran
adalah khalayak sasaran (Target Audience). Secara konkrit target audiens tidak
selalu sama dengan target market, hal ini karena dalam mengambil keputusan
membeli dipengaruhi oleh orang lain di sekelilinnya atau dilingkungannya
(Influensing Spheres) seperti keluarga, teman, saudara dan sebagainya. Perlu
diperhatikan perbedaan siapa yang memutuskan pilihan, siapa yang membeli dan
siapa yang mengkonsumsi produk. Penetapan tersebut penting untuk menyusun
strategi pemasaran, strategi promosi dan berbagai pengembangan baik dari segi
produk, pasar, dan promosi.
3. Positioning (Memposisikan Merek)
Positioning menurut Ries & Trout di dalam Kotler23, bukan sesuatu
yang anda lakukan terhadap produk, tetapi sesuatu yang anda lakukan terhadap
otak calon pelanggan. Definisi positioning menurut Rheinald Kasali24 adalah
strategi komunikasi untuk memasuki jendela otak konsumen, agar suatu
produk/merek/nama mengandung arti tertentu yang dalam bebeapa segi
mencerminkan keunggulan terhadap produk/merek/nama lain dalam bentuk
hubungan asosiatif. Sehubungan dengan definisi tersebut ada beberapa hal yang
harus diperhatikan yaitu :
1. Positioning adalah strategi konunikasi
22
23
24
Opcit Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran Edisi 11. Jakarta: PT. Indeks. 2006, hal 281
Opcit. Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran Edisi 11. Jakarta: PT. Indeks. 2006, 506
Opcit. Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran Edisi 11. Jakarta: PT. Indeks. 2006, 527-533
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
2. Positioning bersifat dinamis.
3. Positioning berhubungan dengan event marketing.
4. Positioning berhubungan dengan atribut-atribut produk.
5. Atribut yang dipilih harus unik
6. Positioning harus memberi arti dan arti itu harus penting untuk
konsumen.
7. Positioning harus diungkapkan dalam bentuk suatu pernyataan
(Posisioning Staetment), dengan mewakili Unique Selling proposition
(USP) atau kumpulan atribut yang menguntungkan konsumen.
Menurut Myers (1996),25 pernyataan positioning yang baik dan efektif
harus mengandung dua unsur, yaitu klaim yang unik dan bukti yang mendukung.
Dengan klaim yang unik dimaksudkan untuk memudahkan positioning masuk
kedalam benak pikiran konsumen diantara begitu banyak produk yang beredar di
pasaran. Sedangan dengan adanya bukti yang mendukung, membuat kepercayaan
konsumen akan semakin baik, dari segi produk maupun perusahaan. Karena
kredibilitas adalah salah satu aset perusahaan yang tidak berwujud tetapi
mempunyai nilai yang tinggi.
25
Ibid. 535-536
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
Rumusan dalam STP bisa dilihat pada gambar.3 berikut ini ;
Segmentasi
Targeting
1. Identifikasi
dasar-dasar
segmentasi pasar
2. Mengembangkan
profil setiap
management
1. Mengembangkan
metode penilaian
atas daya tarik
segmen
2. Memilih segmen
yang akan
dimasuki
Positioning
1. Merumuskan
penetapan produk
pada masingmasing segmen
yang dipilih
sebagai sasaran.
2. Mengembangkan
bauran pemasaran
bagi masingmasing segmen
yang dipilih
sebagai sasaran
Gambar 3. Langkah-langkah Segmentasi, Targeting, dan Positioning
2.3.4 Unsur-unsur Bauran Komunikasi Pemasaran
a. Iklan
Iklan adalah penyajian informasi non-personal tentang produk, merek,
perusahaan atau gerai yang didanai sponsor. Iklan bertujuan mempengaruhi citra,
keyakinan, dan sikap konsumen terhadap produk dan merek, serta perilaku
konsumen. Bahkan, iklan bisa dianggap manajemen citra, yakni menciptakan dan
menancapkan citra serta makna-makna di benak konsumen. Iklan biasanya
disampaikan lewat teve, radio, media cetak, billboard, signboard, atau media lain
seperti balon udara, T-shirt, internet dll. Meski konsumen umumnya menerima
eksposur ratusan iklan tiap harinya, namun mayoritas pesan ini kurang begitu
diperhatikan dan dipahami. Maka, tantangan pemasar adalah bagimana menata
pesan-pesan iklan dan menyeleksi media sehingga mengekpos sebanyak mungkin
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
konsumen, memancing perhatiannya dan mampu mendorong proses pemahaman
dan perubahan sikap ke arah yang dikehendaki.
b. Promosi Penjualan
Promosi penjualan adalah bujukan langsung pada konsumen untuk
membeli suatu produk. Promosi bisa dilakukan melalui program diskon ataupun
menawarkan nilai-tambah (premi) bila konsumen mau membeli produk. Walau
iklan teve bisa jadi lebih glamor, namun lebih banyak dana pemasar justru
dialokasikan buat perbagai bentuk promosi. Promosi bisa juga didefinisikan
sebagai peningkatan rasio nilai-harga yang bertujuan mendongkrak penjualan.
Aspek kunci promosi ialah menggerakkan produk saat ini juga, tidak menunggu
besok. Singkatnya, kebanyakan promosi penjualan bertujuan merubah perilaku
pembelian jangka pendek. Perkecualiannya ialah promosi tematik, dimana premi
diberikan cuma-cuma, walau tidak ada produk yang dibeli, misalnya hadiahhadiah kecil yang dibagikan kepada anak-anak.
c. Personal Selling (Penjualan Personal)
Personal selling mencakup interaksi-interaksi langsung antara wiraniaga
dan calon pembeli. Personal selling bisa jadi metode komunikasi paling efektif,
walau di negara-negara Barat khususnya dianggap relatif mahal. Berkat
komunikasi dua-arah, keterlibatan situasi konsumen cenderung menjadi
meningkat cukup tinggi dan wiraniaga bisa mengubah-ubah presentasi penjualan
agar mampu mempengaruhi konsumen secara efektif. Produk tertentu amat
mengandalkan promosi melalui personal selling. Asuransi jiwa, mobil, sistem
komputer dan konsultasi manajemen adalah sedikit contohnya. Namun, lantaran
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
biaya penjualan tatap muka yang makin meningkat,personal selling melalui
telepon, yang disebut telemarketing menjadi makin populer.
d. Humas atau Publisitas
Publisitas mencakup berbagai bentuk komunikasi tan-bayar guna
meningkatkan citra perusahaan, produk atau merek. Sebagai contoh, artikel
liputan khusus koran Kompas yang membandingkan sejumlah merek laptop
memberi informasi produk yang berguna bagi konsumen, tanpa pelaku pasar
komputer mengeluarkan uang. Begitu pula, liputan produk serta merek-merek
baru, komparasi merek-merek di majalah bisnis, koran atau internet, atau talkshow di radio atau teve memberi informasi produk pada konsumen.
e. Pemasaran Langsung
Pemasaranlangsungyaituhubungan langsung dengan pelanggan yang
ditargetkan secara tepat dengan tujuan mendapatkan tanggapan sesegera mungkin
untuk menciptakan hubungan baik dengan pelanggan yang langgeng. Meliputi
telemarketing, catalog, pasang poster di kios-kios, iklan via internet dll.
f. Informasi dari Mulut Kemulut ( Word Of Mouth )
Dalam ini peranan orang yang sangat penting dalam mempromosikan jasa.
Pelanggan sangat dekat dengan penyampaian jasa. Dengan kata lain, pelanggan
tersebut akan menceritakan pengalaman dalam menirima jasa tersebut kepada
pelanggan lain yang potensial. Sehingga informasi dari mulut ke mulut sangat
besar pengaruhnya terhadap pemasaran jasa dibanding dengan aktivitas
komunikasi lainnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
2.4. Pemasaran Jasa
Seperti kita ketahui bauran pemasaran jasa memiliki perbedaan dengan
bauran pemasaran produk. Hal ini terkait dengan perbedaan karakteristik antara
jasa dan produk. Secara bebas jasa dapat diartikan sebagai tindakan atau kegiatan
yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lainnya yang tidak berwujud
dan tidak menyebabkan kepemilikan apapun. Ada enam karakteristik jasa yang
perlu diperhatikan oleh penyedia jasa yaitu intangibilty (tidak nampak),
Perishability (tidak dapat disimpan), heteroginity (bervariasi), inseparability
(tidak dapat dipisahkan antara produk dan konsumsi), people based (sangat
tergantung pada kinerja karyawan) dan contact customer (hubungan dengan
konsumen secara langsung).
Berbeda dengan bauran pemasaran produk yang mencakup unsur 4P yaitu
product, price, place dan promotion, bauran pemasaran jasa mencakup unsur 4P
yang ada di dalam bauran pemasaran produk ditambah tiga unsur lainnya yaitu
People (jenis kualitas dan kuantitas orang yang terlibat dalam pemberian jasa),
Process (bagaimana proses dalam operasi jasa tersebut), dan Customer service
(tingkat jasa yang bagaimana yang akan diberikan konsumen)26.
Ketiga hal tersebut terkait dengan sifat jasa dimana tahapan operasi hingga
konsumsi merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan serta
mengikutsertakan
suatu
rangkaian
yang
tidak
dapat
dipisahkan
serta
mengikutsertakan konsumen dan pemberi jasa secara langsung. Sebagai suatu
bauran, unsur-unsur seperti product, price, place, promotion, people, process dan
26
Lupiyoadi,Rambut&Hamdani A,”Managemen Pemasaran Jasa “,Salemba Empat,Jakarta, 2006, hal70
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
customer service saling mempengaruhi satu sama lain sehingga bila salah satu
tidak tepat pengorganisasiannya akan mempengaruhi strategi komunikasi
pemasaran secara keseluruhan.
Jasa yang dapat diberikan kepada konsumen mengandung ciri-ciri yang
dapat dilaksanakan dalam program pemasaran. Menurut Nirwana, terdapat 4
(empat) karakteristik jasa, yaitu :27
1. Tidak berwujud (Intangibility) atau tidak berwujud secara fisik, karena produk
jasa lebih merupakan kinerja, tidak seperti produk barang yang dapat diraba,
dilihat, atau diindera secara fisik.
2. Tidak dapat dipisahkan (Inseparability), artinya antara proses menghasilkan
jasa dengan proses pengkonsumsian jasa terjadi bersamaan. Sehingga sering
dikatakan bahwa jasa tidak mengenal penyimpanan jasa, seperti menyimpan
barang.
3. Berubah-ubah (Variability), artinya jasa terbentuk sesuai dengan variasi
kualitas atau jenis, tergantung kinerja yang sedang dikehendaki oleh pelanggan.
Sehingga setiap pelanggan jasa memiliki ciri khas sesuai dengan jasa yang sedang
diharapkan.
4. Daya tahan (Perishability), artinya jasa yang dihasilkan akan dimanfaatkan
pada saat konsumsi jasa tidak mengenal penyimpanan. Pemanfaatan jasa terjadi
pada saat jasa diperlukan atau diminta oleh pelanggannya. Jika terdapat
27
Nirwana, Service Marketing Strategy, Cetakan pertama, Malang ; Dioma, 2006, Hal. 19 12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
permintaan maka jasa tersebut akan ditawarkan, dan permintaan selanjutnya
merupakan penawaran jasa bersangkutan.
Dari pendapat diatas, ciri-ciri jasa adalah jasa tidak berwujud, tidak dapat
dipisahkan, tidak tahan lama dan berubah-ubah. Jadi dapat ditarik kesimpulan
bahwa ciri-ciri adalah tidak dapat disamakan dengan produk nyata yang dapat
disentuh, diraba, ataupun didengar. Jasa hanya dapat dirasakan setelah adanya
suatu pembelian. Karena jasa sangat tergantung pada faktor penyajiannya, maka
jasa akan sangat mudah berubah-ubah, jasa tidak dapat dipisahkan dari asalnya
atau bentuknya, dan yang terakhir adalah jasa tidak dapat disimpan, karena
disebabkan oleh adanya permintaan yang selalu berubah-ubah. Dalam usaha jasa,
konsumen dihadapkan dengan pemberi jasa yang mutu jasanya kurang begitu
pasti dan lebih bervariasi dibandingkan dengan produk barang. Hasil akhir jasa ini
akan dipengaruhi tidak saja oleh pemberi jasa tetapi juga dengan seluruh proses
produksi diruang belakang yang mau tidak mau sangat berbeda karena lebih padat
karya. Dengan semakin meningkatnya persaingan dibidang jasa, perlu dipikirkan
cara untuk memasarkan jasa tersebut.
2.4.1 Pengertian Hotel
Hotel menurut asal katanya yaitu Hosteis berarti tempat perlindungan bagi para
pengunjung dengan bayaran tertentu kepada pemilik. Menurut Prof. Fred
Lawson28, sebagai tempat tinggal umum untuk para pengunjung atau pelancong
28
Lawson, Fred. Hotels, Motels and Condominiums:Design, Planning and Maintenance. 1976
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
dengan memberikan pelayanan jasa kamar, penyedia makanan dan minuman serta
akomodasi dengan syarat pembayaran.
Menurut Endar Sri29, Hotel adalah suatu bangunan yang dikelola secara komersil
guna memberikan fasilitas penginapan kepada masyarakat umum dengan fasilitas
antara lain jasa penginapan, pelayanan barang bawaaan, pelayanan makanan dan
minuman, pengunaan perabotan dan hiasan-hiasan yang ada di dalamnya serta
jasa pencucian pakaian.
Dari pengertian diatas maka pengertian hotel secara umum adalah badan usaha
akomodasi atau perusahaan yang menyediakan pelayan bagi masyarakat umum
dengan fasilitas jasa penginapan, penyedia makanan dan minuman, jasa pelayanan
kamar serta jasa pencucian pakaian. Fasilitas ini diperuntukan bagi mereka yang
bermalam di hotel dengan syarat pembayaran.
2.4.2 Jenis-Jenis Hotel Menurut Fasilitasnya
Dilihat dari fasilitasnya hotel dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:
a. Luxury Hotel
Hotel menurut fasilitasnya ini memang terbilang mewah dan menawan,
memiliki fasilitas yang tidak sekedar seperti adanya bath tub hot and
cool water, Air Conditioner, fasilitas transportasi yang super mewah dan
juga memiliki fasilitas yang terbilang modern, segala fasilitas yang ada
biasanya diaplikasikan dalam bentuk digital, lift, escalator dan semua
29
Endar, S dan Sri S. Pengantar Akomodasi dan Restoran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 1996
hal 229
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
fasilitas yang menunjang kemudahan tamu dalam melakukan aktifitas
kesehariannya selama menginap di hotel.
b. Boutique Hotel
Fasilitas hotel seperti ini masih dibilang sebagai hotel kelas
menengah dengan menyediakan fasilitas yang berada di atas
standar, seperti di lengkapi dengan air conditioner, hot and cool
water, minibar, dan lain sebagainya. Boutique hotel pada dasarnya
merupakan hotel yang dibangun dengan semi perfect yang
diperuntukkan bagi para tamu yang memiliki budget menengah ke
atas, kebanyakan dari boutique hotel membawa kesan natural yang
di apit oleh fasilitas menengah.
c. Reegular Hotel
Hotel dengan fasilitas regular merupakan sebuah hotel yang
memiliki fasilitas standar seperti adanya shower, fan (kipas angin),
standar bed (queen size bed) dan lain sebagainya. Hotel dengan
fasilitas di atas diperuntukkan bagi para pelancong yang memiliki
budget yang rendah atau seadanya, Regular Hotel terkadang
dikunjungi oleh para wisatawan backpacker yang senang
melakukan travelling berupa petualangan dan juga melakukan
explorasi alam sekitar hotel.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
2.4.3
Jenis-Jenis Hotel Menurut Bintangnya
a. Hotel Bintang Satu
Sebuah hotel dikatakan sebagai hotel bintang satu jika memiliki paling
sedikit 15 kamar, satu kamar suite room dan disertai dengan restoran
dan bar yang menjadi fasilitas penunjang hotel tersebut bahkan bisa
memberikan potensi keuangan yang cukup besar
b. Hotel Bintang Dua
Hotel ini memiliki sekurang-kurangnya 20 kamar, dua suite room dan
juga restoran beserta bar, hotel ini berada dalam ruang lingkup hotel
biasa, jadi terkadang banyak kita temukan di tempat yang berada dalam
sebuah tempat yang memiliki kompetisi yang cukup ketat.
c. Hotel Bintang Tiga
Memiliki fasilitas sekurang-kurangnya 30 kamar membuatnya menjadi
hotel primadona yang cukup simpel dengan tatanan kamar yang cukup
bagus, dengan disertai restauran dan juga bar, hotel yang seperti ini
banyak dikunjungi wisatawan ketimbang yang berbintang, karena
memiliki standar yang cukup memadai dengan hotel bintang lima.
d. Hotel Bintang Empat
Hotel bintang empat, hotel yang berada dalam kelas menengah atas
yang memiliki sekurang-kurangnya 50 kamar dengan 4 suite room
http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
beserta bar dan juga restorant, semua perbandingan yang ada tergantung
pada jumlah kamar yang dimiliki.
e. Hotel Bintang Lima
Hotel yang memiliki kamar lebih dari atau sekurang-kurangnya 100
kamar dengan 5 suite room dilengkapi dengan restoran dan juga bar,
dilengkapi dengan meeting room, ballroom yang menunjang luas dari
hotel sehingga memberikan potensi pendapatan yang cukup tinggi.
2.5
Pengertian Loyalitas
Menurut Kotler dan Keller loyalitas adalah komitmen yang
dipegang secara mendalam untuk membeli atau mendukung kembali
produk atau jasa yang disukai dimasa depan meski pengaruh situasi dan
usaha pemasaran berpotensi menyebabkan pelanggan beralih.30 Loyalitas
pelanggan sangat penting artinya bagi perusahaan yang menjaga
kelangsungan usahanya. Menurut Tjiptono, loyalitas pelanggan adalah
komitmen pelangan terhadap suatu merek, took atau pemassok
berdasarkan sifat yang sangat positif dalam pembelian jangka panjang.31
Indikator yang digunakan utuk variable loyalitas adalah penggunaan ulang
layanan, tertanamnya secara positif layanan di benak pelanggan dan selalu
menjadi pilihan utama bagi pelanggan.
30
Kotler dan Keller. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi ke 13. Jakarta:
Erlangga. 2009
31
Tjiptono, Fandy. Manajemen Jasa, Edisi Pertama.,Yogyakarta: Andi. 2006
http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
Dari pengertian diatas maka loyalitas secara umum adalah
komitmen pelanggan bertahan secara mendalam untuk berlangganan
kembali atau melakukan pembelian ulang produk atau jasa terpilih sebagai
sikap konsisten dimasa yang akan dating, meskipun pengaruh situasi dan
usaha-usaha
pemasaran
mempunyai
potensi
untuk
menyebabkan
perubahan perilaku. Pelanggan dapat dikatagorikan loyal adalah pelanggan
yang puas dengan produk atau jasa tertentu sehingga mereka mempunyai
antusiasme untuk memperkenalkannya pada siapapun yang mereka kenal.
Pelanggan yang loyal juga akan menunjukkan kesetiaannya dengan
membeli produk atau jasa dari perusahaan yang sama. Dengan demikian
loyalitas terbentuk dari dua komponen yaitu loyalitas sebagai perilaku
pembelian ulang yang konsisten dan loyalitas sebagai sikap yaitu sikap
positif terhadap suatu produk atau jasa ditambah dengan pembelian yang
konsisten.
2.5.1 Karakteristik Loyalitas Konsumen
Loyalitas pelanggan merupakan ukuran yang dapat diandalkan
untuk memprediksi pertumbuhan penjualan dan juga loyalitas pelanggan
dapat didefinisikan berdasarkan perilaku pembelian yang konsisten.32
1. Melakukan pembelian berulang secara teratur
32
Griffin, Jill. Customer Loyalty, Edisi Revisi, Jakarta: Kotler. 2000:429
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
pelanggan melakukan pembelian secara berulang pada suatu
produk tertentu. Contoh: pencinta motor Honda akan membeli
motor Honda yang terbaru.
2. Membeli antar lini produk atau jasa (purchase across procduct and
service lines)
Konsumen tidak hanya membeli produk atau jasa utama tetapi
konsumen juga membeli lini produk dan jas adari perusahaan yang
sama. Contoh: pencinta motor Honda tidak hanya membeli motor
Honda tetapi juga membeli aksessories dari Honda untuk
mempercantik motor mereka.
3. Mereferensikan kepada orang lain (refers other)
Daimana konsumen melakukan komunkasi dari mulut ke mulut
(word of mouth) mengenai produk atau jasa tersebut. Contoh:
seorang pelanggan motor Honda tidak ragu untuk menceritakan
pengalamannya mengendarai motor Honda kepada temennya dan
kemudian temennya akan tertari untuk membeli motor Honda.
4. Menunjukan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing (demonstrates
an immunity to the full of the competition)
Konsumen menolak untuk menggunakan produk atau jasa yang
ditawarkan oleh pesaing. Contoh: pencinta motor Honda menolak
menggunakan motor lain bahkan cenderung menolak untuk
mengetahui adanya merek motor yang lain.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download