BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Sebelumnya
Tabel 2.1 State Of The Art
No
1
Judul Penelitian
Teori
Metodologi
Hasil Penelitian
Irawan, R.E. (2012) //
Uses and
Kualitatif
Persaingan program yang tidak
Sisi Positif dan Negatif
Gratification
Observasi
dibarengi dengan keragaman jenis
Dokumentasi
program membuat penonton lebih
Persaingan Antar
Stasiun Televisi di
banyak mendapatkan sisi negatif dari
Indonesia di Mata
persaingan program yang terjadi
Penonton Televisi //
antar stasiun televisi
Jurnal Humaniora. Vol.
1
2
Febriyana, Dina. (2013)
Model
Kualitatif
// Proses Produksi Talk
Shannon and
redaksi 8 sudah sesuai dengan
Show “Redaksi 8” Pada
Weaver
Standart Operational Procedure
Televisi Lokal Tepian
Proses produksi program talk show
(SOP)
TV Samarinda //
eJournal Ilmu
Komunikasi. Vol. 1
3
Susanto, H.E. (2010) //
Rating
Televisi
Masyarakat
Jurnal
dan
Desa
//
Teori
Kualitatif
Masyarakat desa dianggap tidak
Hegemoni
mampu memberikan kontribusi
Media
keberlangsungan sebuah program
Komunikasi
televisi
Universitas
Tarumanagara. Vol. 1
4
Lee, Micky. (2012) // Teori Televisi
Kualitatif
Television as A Site,
Place
and
Space
Televisi dianggap menjadi sebuah
kebutuhan oleh masyarakat
//
International Journal of
Communication. Vol. 6
7
8
5
Hutchinson,
Jonathon. Teori Televisi
Kualitatif
Sebagai televisi penyiaran publik,
(2015) // The Impact of
dan Program
memberikan sebuah tayangan
Social TV and Audience
Siaran
program yang menunjukan
Participation on National
Cultural
Policy:
perspektif kebudayaan.
Co-
Creating
Television
Comedy
with
#7DaysLater
//
Communication, Politics
and Culture Vol. 47
2.2 Landasan Konseptual
2.2.1 Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari kata
latin communicatio dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Jadi
komunikasi adalah percakapan dua orang atau lebih yang berlangsung selama ada
kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Komunikasi tidak hanya
informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yaitu agar
orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu
perbuatan atau kegiatan dan lain-lain.
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain
dengan tujuan untuk memengaruhi pengetahuan atau perilaku seseorang (Cangara,
2014). Dalam buku Effendy (2011) Harold Lasswell mengatakan bahwa cara yang
baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut:
Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Paradigma tersebut
menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan
yang diajukan itu, yakni:
1. Komunikator (communicator, source, sender)
2. Pesan (message)
3. Media (channel, media)
4. Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient)
9
5. Efek (effect, impact, influence)
Jadi berdasarkan paradigma Lasswell, komunikasi adalah proses penyampaian pesan
oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek
tertentu. (Effendy, 2011)
Proses komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh
seseorang(komunikator) kepada orang lain(komunikan). Komunikasi akan berhasil
apabila pikiran disampaikan dengan menggunakan perasaan yang disadari,
sebaliknya komunikasi akan gagal jika sewaktu menyampaikan pikiran, perasaan
tidak terkontrol. Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang
muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan,
kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari
lubuk hati.
2.2.1.1 Proses Komunikasi
Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara
sekunder. (Effendy, 2011)
1. Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran atau
perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol)
sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah
bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung
mampu “menerjemahkan” pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan.
2. Proses komunikasi secara sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh
seorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media
kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator
menggunakan
media kedua
dalam
melancarkan
komunikasinya
karena
komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya
banyak, misalnya seperti surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televisi, film
dan masih banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam
komunikasi.
10
2.2.1.2 Tipe Komunikasi
Tipe-tipe komunikasi terbagi menjadi 4 tipe (Cangara, 2014) yaitu:
1. Komunikasi Intrapersonal (Komunikasi dengan diri sendiri)
Komunikasi Intrapersonal adalah komunikasi yang terjadi di dalam diri individu,
atau dengan kata lain proses berkomunikasi dengan diri sendiri. Terjadinya
proses komunikasi ini karena adanya orang yang memberi arti terhadap suatu
objek yang diamatinya atau terbentik di dalam pikirannya.
2. Komunikasi Interpersonal (Komunikasi antar pribadi)
Komunikasi Interpersonal adalah komunikasi yang berlangsung antara dua orang
atau lebih secara tatap muka.
3. Komunikasi publik
Komunikasi publik biasa disebut komunikasi pidato, komunikasi kolektif,
komunikasi retorika, public speaking dan komunikasi khalayak (audience
communication). Komunikasi publik menunjukan suatu proses komunikasi di
mana pesan-pesan disampaikan oleh pembicara dalam situasi tatap muka di
depan khalayak yang lebih besar.
4. Komunikasi massa
Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang berlangsung di mana
pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya
massal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar,
dan film.
2.2.2 Komunikasi Massa
Komunikasi
massa
berasal
dari
pengembangan
kata
media
of mass
communication (media komunikasi massa) yang dihasilkan oleh teknologi modern
melalui media massa (media cetak dan elektronik). Komunikasi massa dapat
didefinisikan sebagai proses penggunaan sebuah medium massa untuk mengirim
11
pesan kepada audien yang luas untuk tujuan memberi informasi, menghibur atau
membujuk (Vivian, 2008)
Menurut Josep A. Devito komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai
“Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa,
kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak
meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang
menonton televisi, agaknya ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar dan pada
umumnya agak sukar untuk didefiniskan. Kedua, komunikasi massa adalah
komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan atau visual.
Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan
menurut bentuknya (televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku, dan pita).
(Nurudin, 2007)
Ada beberapa definisi menurut Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble untuk
menjelaskan apa arti komunikasi massa (Nurudin, 2007)
1. Komunikator atau pembuat pesan menyebarkan pesan secara cepat kepada
komunikan atau penerima pesan melalui media massa.
2. Tujuan komunikator menyebarkan pesan adalah untuk memberikan informasi
kepada komunikan atau khalayak. Disini, komunikator dengan komunikan
tidak mengenali identitas satu dengan yang lainnya. Anonimitas Audience
yang membuat komunikasi massa berbeda dengan komunikasi lain.
3. Pesan dalam komunikasi massa bersifat pesan publik. Sehingga pesan ini bisa
diterima oleh berbagai kalangan public atau komunikan.
4. Komunikator dalam komunikasi massa berasal dari sebuah lembaga atau
institusi yang mencari keuntungan untuk lembaga atau institusi itu sendiri.
5. Dalam komunikasi massa penyebaran informasi yang disampaikan oleh
komunikator kepada komunikan harus melewati tahap penyaringan pesan.
Tahap penyaringan pesan ini akan dilakukan oleh gatekeeper. Pesan yang
disampaikan kepada komunikan yang berasal dari media massa telah diiolah
secara rinci oleh gatekeeper agar pesan dapat diterima dengan mudah dan
layak untuk disebarkan.
12
Feed back atau umpan balik dalam komunikasi massa berlangsung secara tidak
langsung. Jika terjadi umpan balik, maka butuh waktu dan menggunakan media surat
atau telepon untuk berinteraksi dengan komunikator
2.2.2.1 Fungsi Komunikasi Massa
Fungsi komunikasi massa juga tidak terlepas dari media massa. Karena
komunikasi massa tidak akan ditemukan maknanya tanpa menyertai media massa
sebagai elemen terpenting dalam komunikasi massa. Fungsi komunikasi massa
diantaranya: (Nurudin,2007)
1. Informasi
Menyampaikan informasi secara cepat kepada khalayak massa merupakan fungsi
pokok dari komunikasi massa. Melalui media massa yang digunakan, informasi yang
telah dikumpulkan dan dikemas kemudian disebarluaskan kepada khalayak luas.
Informasi yang diberikan itu berisi mengenai fakta-fakta. Fakta yang dimaksud
adalah kejadian yang benar-benar terjadi di masyarakat. Fakta-fakta itu juga harus
mengandung unsur 5W+1H (What, Where, Who, When, Why + How)
2. Hiburan
Hiburan merupakan salah satu fungsi lainnya dari komunikasi massa yang
menggunakan media. Masayarakat
lebih memilih televisi sebagai media massa
untuk melihat hiburan. Tidak heran jika televisi menjadi salah satu pilihan
masyarakat untuk melihat suatu hiburan. Karena masyarakat bisa menonton televisi
sekaligus berkumpul bersama keluarga. Dengan meningkatnya masyarakat dalam
memilih televisi sebagai media massa untuk mendapatkan hiburan, beberapa televisi
menyajikan jam-jam prime time (pukul 19.00-21.00). Pada jam-jam tersebut televisi
menyajikan program-program acara seperti sinetron, kuis atau jenaka lainnya.
3.
Persuasi
Persuasi sebagai salah satu fungsi komunikasi massa yakni kemampuan media
massa dalam mempengaruhi khalayaknya agar berbuat sesuatu sesuai apa yang
ditawarkan media massa yang bersangkutan. Contoh: tajuk rencana, artikel, surat
pembaca adalah bernuansa persuasif. Persuasi bisa datang dalam berbagai bentuk
yaitu:
a. mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan, atau nilai
seseorang.
13
b. mengubah sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang
c. menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu
d. memperkenalkan etika, atau menawarkan nilai tertentu.
4. Transmisi Budaya
Terjadinya perubahan ataupun pergeseran budaya atau nilai-nilai budaya dalam
suatu
masyarakat,
tidak
terlepas
dari
keberhasilan
media
massa
dalam
memperkenalkan budaya-budaya global kepada audiens massa. Hal ini juga seiring
dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang merambah ke
berbagai area kehidupan masyarakat, termasuk budaya.
5. Mendorong Kohesi Sosial
Kohesi sama dengan penyatuan. Kohesi sosial sebagai salah satu fungsi
komunikasi massa, maksudnya media massa ikut berperan dalam mendorong
masyarakat untuk bersatu. Misalnya: ketika media massa memberitakan tentang
pentingnya kerukunan antar umat beragama, secara tidak langsung media tersebut
berfungsi untuk mewujudkan terjadinya kesatuan secara sosial bagi masyarakat.
6. Pengawasan
Fungsi media massa adalah untuk mengontrol aktivitas masyarakat secara
keseluruhan. Pengawasan dapat dilakukan media massa dalam bentuk kontrol sosial,
peringatan, dan atau persuasif. Contohnya: pemberitaan tentang terorisme di
Indonesia merupakan salah satu bukti peringatan kepada khalayak akan bahaya dan
ancaman terorisme. Pemberitaan tentang kasus mafia peradilan juga merupakan salah
satu contoh kontrol sosial yang dilakukan media massa.
7. Korelasi
Media massa berfungsi untuk menghubungkan berbagai elemen masyarakat.
Misalnya peran media masssa sebagai jembatan penghubung masyarakat dengan
pemerintah terkait dengan kebijakan-kebijakan yang tidak berpihak (merugikan)
masyarakat.
8. Pewarisan Sosial
Media massa diibaratkan seperti seorang “pendidik” yang berusaha meneruskan
atau menurunkan ilmu pengetahuan, nilai-nilai, norma, pranata, dan etika dari satu
generasi ke generasi selanjutnya.
14
9. Melawan Kekuasaan dan Kekuatan Represif
Media massa selain dapat dijadikan alat untuk merebut dan mempertahankan
kekuasaan, juga bisa dipakai untuk melawan dan merobohkan kekuasaan.
Contohnya: tumbangnya rezim Orde Baru dibawah kepimpinan Soeharto (Alm),
tidak terlepas dari pengaruh media massa dalam ikut memberitakan dan melakukan
investigasi. Media massa tidak lagi sekadar meneruskan perkataan-perkataan pejabat
pemerintah, tetapi ikut membongkar kasus ketidak-adilan yang dilakukan
pemerintah.
10. Menggugat Hubungan Trikotomi
Hubungan ini merupakan hubungan yang bertolak belakang antara tiga pihak.
Dalam hal ini hubungan trikonomi melibatkan pemerintah, pers, dan masyarakat.
Karena ketiga pihak ini tidak pernah mencapai sepakat karena perbedaan
kepentingan masing-masing. Disinilah komunikasi massa melalui media massa
memiliki tugas mengubah hubungan trikotomi. Media massa melalui berita-berita
berbobot, mengungkap peristiwa yang bertendensi politik tinggi, tetapi mampu
mengungkapkan, mengkritik kebobrokan pemerintah yang korupsi dan tidak adil
manifestasi dari fungsi tersebut.
2.2.2.2 Elemen Komunikasi Massa
Ada beberapa elemen dalam komunikasi massa, antara lain (Nurudin, 2009):
1. Komunikator
Komunikator dalam komunikasi masa sangat berbeda dengan komunikator dalam
bentuk komunikasi yang lain. Komunikator disini meliputi jaringan, stasiun
lokal, direktur, dan staf teknis yang berkaitan dengan sebuah acara televisi. Jadi
komunikator merupakan gabungan dari berbagai individu dalam sebuah lembaga
media massa.
2. Isi
Berita dan informasi merupakan hal pokok yang harus dimiliki oleh media massa
namun masing-masing media massa mempunyai kebijakan sendiri dalam
pengelolaan isinya, sebab masing-masing media melayani masyarakat yang
beragam juga menyangkut individu atau kelompok sosial.
15
3. Audience
Audience dalam komunikasi massa sangat beragam, masing-masing audience
berbeda satu sama lain diantaranya dalam hal berpakaian, berpikir, menanggapi
pesan yang diterimanya, pengalaman, dan orientasi hidupnya. Akan tetapi,
masing-masing dari individu bisa saling mereaksi pesan yang diterimanya.
4. Umpan balik
Umpan balik merupakan bahan yang direfleksikan kepada sumber/komunikan
setelah dipertimbangkan dalam waktu tertentu sebelum dikirimkan, jadi
komunikan memberikan reaksi kepada komunikator dalam jangka waktu tertentu
dan tidak langsung. Di dalam komunikasi massa, umpan balik biasanya terjadi
secara tidak langsung, artinya komunikator dengan komunikan dalam komunikasi
massa tidak terjadi kontak langsung yang memungkinkan mereka mengadakan
reaksi langsung satu sama lain.
5. Gangguan
Ketidakjelasan ucapan dan hambatan lain dalam proses komunikasi sebelum
pesan mencapai audien.
6. Gatekeeper
Gatekeeper dalam komunikasi massa adalah penyeleksi informasi, dimana setiap
orang media dapat menghentikan atau mengubah pesan di tengah jalan menuju
audien.
7. Pengatur
Pengatur dalam media massa adalah mereka yang secara tidak langsung ikut
memengaruhi proses aliran pesan media massa.
8. Filter
Filter adalah kerangka pikir melalui mana audience menerima pesan.
9. Efek
Akibat dari komunikasi massa.
2.2.2.3 Ciri-Ciri Komunikasi Massa
Komunikasi
antarpesonal
(interpersonal
communication)
proses
komunikasinya berlangsung dua arah (two way traffic communication) yang berarti
komunikasi dapat secara lagsung terjadi, antar pesan dari komunikator dan respon
komunikan atau audience dapat segera diketahui. Menurut Nurudin (2009) ada 2 hal
16
ciri-ciri komunikasi massa, yaitu mengandalkan peralatan teknis, dan dikontrol oleh
gatekeeper.
1. Berlangsung Searah
Komunikasi massa berlangsung satu arah (one way communication), berarti
komunikasi melalui media massa tidak mendapatkan arus balik langsung dari
komunikan kepada komunikator. Dengan kata lain, komunikator tidak tahu
tanggapan konsumen (pembaca, pendengar, atau pemirsa) terhadap pesan atau berita
yang disiarkan karena dalam komunikasi massa tanggapan umumnya tidak langsung,
tetapi disebut umpan balik yang tertunda (delayed feedback).
2. Komunikator Melembaga
Dalam media massa, meskipun sumber informasi atau komunikatornya perorangan,
seperti wartawan, reporter atau penyiar, tetapi dalam menyampaikan sesuatu, dia
bertindak
atas
nama
lembaga,
berupa
media
massa
yang
diwakilinya
(institutionalized communicator atau organized communicator). Dia tidak memiliki
kebebasan secara individu untuk menyampaikan sesuatu kepada khalayak, kebebasan
yang dimilikinya merupakan hanya kebebasan yang terbatas. Guna menyampaikan
informasi atau pesan, komunikator lembaga selalu dibantu banyak pihak yang terkait
agar informasi yang disampaikan benar, baik, dan tampilannya menarik. Dengan
kenyataan itu, komunikator pada komunikasi massa disebut komunikator kolektif
(collective communicator) karena tersebarnya pesan komunikasi massa merupakan
hasil kerja sama sejumlah orang yang terlibat.
3. Pesan Bersifat Umum
Pesan yang disebarkan media massa tidak ditujukan kepada perorangan atau
kelompok orang tertentu, tetapi lebih bersifat umum (public) karena ditujukan
kepada khalayak umum dan mengenai kepentingan umum. Kondisi demikianlah
yang membedakan media massa dengan media nir-massa. Surat, telepon, telegram,
faksimili merupakan media nir-massa karena ditujukan kepada orang tertentu. Hal
sama juga berlaku bagi koran kampus, radio komunitas, atau televisi siaran sekitar
karena hanya ditujukan pada sekelompok orang tertentu.
17
4. Menimbulkan Keserempakan
Media massa mampu menimbulkan keserempakan (simultaneity) terhadap khalayak
dalam menerima pesan yang disampaikan. Informasi televisi atau radio yang
berkantor di Jakarta akan dapat didengar khalayak di berbagai daerah pada waktu
yang bersamaan, berita surat kabar juga dapat dibaca khalayak dalam waktu yang
relatif serentak. Namun, khusus surat kabar, tentu hanya berlaku bagi daerah/negara
maju yang sebaran surat kabarnya cukup luas dengan oplah yang juga besar.
Keadaan itu tentu berbeda dengan poster, yang meskipun menyebar informasi untuk
umum, tetapi harus dibaca bergantian di tempat itu, tidak bisa dibaca serentak atau
bersamaan.
5. Komunikasi Heterogen
Sasaran komunikan (pembaca, pendengar atau pemirsa) yang dituju atau menjadi
sasaran media massa bersifat heterogen. Keadaan mereka juga berpencar dan tidak
saling mengenal, juga tidak dapat melakukan kontak secara pribadi. Para komunikan
itu juga berbeda dalam banyak hal, seperti jenis kelamin, agama, usia, pendidikan,
pekerjaan, budaya, dan pandangan hidup. Heterogenitas (kemajemukan) khalayak
itulah yang menimbulkan kesulitan bagi media massa dalam menyebarkan pesan
karena dalam setiap individu dari khalayak itu menghendaki supaya keinginannya
terpenuhi, dan adalah sesuatu yang nyaris tidak mungkin bagi pengelola media massa
untuk memenuhi seluruh kegiatan konsumennya.
6. Mengandalkan Peralatan Teknis
Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada khalayaknya
sangat membutuhkan bantuan peralatan teknis. Peralatan elektronik yang dimaksud
misalnya pemancar untuk media elektronik (mekanik atau elektronik). Televisi yang
kita sebut media massa tidak akan lepas dari pemancar. Radio juga sangat
membutuhkan stasiun pemancar atau relay. Peralatan teknis merupakan sebuah
keniscayaan yang sangat dibutuhkan media massa. Tidak lain agar proses
pemancaran atau penyebaran pesannya bisa lebih cepat dan serentak kepada
khalayak yang tersebar.
18
7. Dikontrol Gatekeeper
Gatekeeper atau yang sering disebut penepis informasi/palang pintu/penjaga gawang,
adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melaui media massa.
Gatekeeper berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi,
menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah
dipahami. Dalam komunikasi massa peranan gatekeeper sangat penting, karna
peristiwa dan bahan-bahan serta data yang masih menjadi bahan mentah pesan akan
disiarkan media masa dengan cara yang beragam dan sangat banyak. Disinilah perlu
adanyanya pemilihan dan penyesuaian dengan media massa yang bersangkutan.
Adanya gatekeeper sama pentingnya dengan peralatan mekanis yang harus dimiliki
media massa dalam komunikasi massa. Oleh karena itu, keberadaan gatekeeper m
dalam media massa dan menjadi salah satu cirinya.
2.2.3 Media Massa
Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan
pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen.
Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah ia bisa
mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu
menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas (Nurudin,
2007).
Sedangkan menurut Cangara (2014) media massa adalah alat yang digunakan
dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan
menggunakan alat-alat komunikasi mekasnis seperti surat kabar, film, radio, dan
televisi.
2.2.3.1 Karakteristik Media Massa
Karakteristik media massa menurut Cangara (2014) ialah sebagai berikut:
1. Bersifat melembaga
Pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang, yakni mulai dari
pengumpulan, pengelolaan sampai pada penyajian informasi.
2. Bersifat satu arah
19
Komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog antara
pengirim dan penerima.
3. Meluas dan serempak
Dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak karena memiliki kecepatan.
4. Memakai peralatan teknis atau mekanis
Seperti radio, televisi, surat kabar, dan semacamnya.
5. Bersifat terbuka
Pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan di mana saja tanpa mengenal usia,
jenis kelamin, dan suku bangsa.
Media massa dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni media cetak dan
media elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai media
massa adalah surat kabar dan majalah. Sedangkan media elektronik yang
memenuhi kriteria media massa adalah radio siaran, televisi, film, media on-line
(internet).
2.2.3.2 Bentuk Media Massa
Ada beberapa bentuk media massa yang berperan untuk menyebarkan informasi
kepada khalayak. Media massa tersebut adalah media cetak (Koran dan majalah),
media elektronik (radio dan televisi) dan internet. Berikut penjelasan mengenai
media massa (Ardianto, 2007):
1. Koran atau surat kabar
Koran adalah media massa atau media cetak pertama yang ada
didunia. Didalam Koran terdapat juga informasi mengenai berita hard news,
soft news dan hiburan. Karakteristik berita adalah penyebaran yang meluas
kepada khalayak, waktu terbit yang bisa harian, mingguan maupun dwi
mingguan, memberikan informasi baik dalam maupun luar negri, memiliki
unsure kekinian atau sesuai dengan keadaan yang terabaru, dan berita yang
disajikan merupakan bagian penting bagi pihak-pihak tertentu. Tulisan dan
gambar, konten berita dan bahasa tulisan Koran merupakan cara untuk
menarik para audience atau khalayak. Setiap Koran memiliki keunikan
masing-masing. Semua berdasarkan berasal dari lembaga yang memiliki
Koran atau surat kabar tersebut. Koran juga mememiliki dua kategori yaitu
20
kategori nasional (surat kabar yang diproduksi untuk skala nasional) dan
kategori lokal (surat kabar yang diproduksi untuk wilayah lokal saja).
2. Majalah
Majalah merupakan sumber informasi yang selalu menarik perhatian
para audience. Media cetak yang hampir sama dengan Koran ini memiliki
ciri khas yang berbeda. Majalah memberikan keunikan lain yaitu halaman
yang penuh dengan warna dan gambar. Tujuannya adalah untuk menarik
para khalayak dan memberikan keunikan tersendiri ketika membaca majalah.
Didalam majalah terdapat informasi yang diambil dari berbagai sudut
pandang. Biasanya majalah memberikan sebuah foto, karya maupun gambar
atau meme. Semakin menarik gambar yang dimasukan ke dalam majalah,
dan semakin menarik topic yang diangkat maka audience akan tertarik
terhadap majalah tersebut.
3. Radio
Media elektronik ini merupakan media tercepat setelah TV. Radio
sudah dikenal pada saat televisi belum ada. Dengan menggunakan antena
pemancar, radio dapat melakukan siaran pada wilayah lokal. Radio dapat
memberikan informasi secara cepat karena ketika radio mendapatkan
informasi mengenai sebuah peristiwa, radio dapat menyampaikan secara
langsung kepada audience tanpa persiapan yang lama. Pembawa acara tidak
perlu persiapan untuk on-cam didepan kamera untuk melakukan On-air.
Sehingga pembawa acara radio bisa langsung menyampaikan kepada
audience mengenai informasi yang baru terjadi. Media elektronik yang
hanya mengandalkan audio ini sampai sekarang menjadi media untuk
kebutuhan sekunder atau media yang bisa menemani audience pada saat
melakukan aktivitas.
4. Televisi
Televisi (TV) merupakan media elektronik yang selalu menjadi
pilihan pertama audience. Selain audio, media elektronik ini juga
mengeluarkan visual sehingga audience bisa melihat langsung informasi
yang terjadi di tempat kejadian. TV membutuhkan satelit untuk melakukan
21
penyiaran sehingga audience dapat menyaksikan acara atau program yang
disajikan oleh TV tersebut. Awal mulanya TV berukuran besar dan memiliki
layar yang cembung. Namun karena semakin majunya zaman, kini TV
berukuran sangat tipis dan memiliki layar datar. Program-program yang
disajikan dalam TV sangatlah beragam. Diantaranya adalah News atau berita
dan hiburan (seperti infotainment, film layar lebar, kartun dan lainnya).
Menurut stinson, TV merupakan alat untuk menyiarkan sebuah informasi
dari berbagai program yang disiarkan secara langsung (live) maupun
program yang telah dibuat sebelumnya (tidak live/tapping) dalam bentuk
film maupun videotape.
5. Internet
Internet merupakan media massa yang kini dibutuhkan oleh siapa saja,
dimana saja dan kapan saja. Mulai dari usia anak-anak hingga usia dewasa.
Karena kecanggihan yang dimiliki internet, semua portal bisa dibuka baik
mengenai informasi dan hiburan. Internet kini memiliki kecepatan informasi
yang hampir sama dengan radio. Tanpa butuh persiapan teknis, dengan
mengetik kata dalam sebuah social media, sebuah informasi dapat disebarkan
kepada khalayak secara cepat dan langsung.
2.2.4 Lembaga Penyiaran Publik
Lembaga Penyiaran Publik adalah TV non commercial. TV ini berbeda
dengan TV swasta karena Lembaga Penyiaran Publik merupakan milik Negara.
Berdasarkan UU 32/2002 tentang penyiaran bahwa ada empat lembaga penyiaran di
Indonesia:
1. Lembaga Penyiaran Swasta
2. Lembaga Penyiaran Publik
3. Lembaga Penyiaran Berlangganan
4. Lembaga Penyiaran Komunitas
Lembaga penyiaran yang harus dimiliki di setiap Negara termasuk Indonesia
adalah lembaga penyiaran publik. Karena TV ini merupakan TV non commercial,
22
TV ini di biayai oleh pemerintah. Sumber pembiayaan Lembaga Penyiaran Publik di
Indonesia adalah:
1. Iuran Penyiaran
2. APBN atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, dan APBD atau
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
3. Sumbangan dari masyarakat Indonesia
4. Siaran iklan atau sebuah sponsor
5. Usaha lain yang ingin membiaya lembaga penyiaran public di Indonesia.
Setiap akhir tahun, TV non commercial ini harus memberitahukan kepada
masyarakat melalui media massa tentang anggaran tahunan dalam laporan
keuangan yang di kelola oleh akuntan publik.
2.2.5 Televisi
TV pertama kali ditemukan oleh masyarakat yang berasal dari Eropa. Ketika
TV masih dalam masa penciptaan, banyak sekali alat-alat yang terus dikembangkan
untuk mendukung perkembangan TV. Mulai dari Vladimir Katajev Zworykin yang
menciptakan sistem TV elektris pada tahun 1923. Lalu Philo T. Fransworth yang
menciptakan sistem TV pada tahun 1930. Hingga William Sockley merupakan orang
yang menciptakan alat yang disebut transistor di tahun 1946. Transistor merupakan
alat untuk penghantar listrik bebas hambatan yang dapat menggantikan fungsi
tabung. Hingga pada akhirnya gambar pada televisi pertama muncul pada tahun 1920
di New York, Amerika Serikat (Baksin, 2006)
Semakin majunya zaman, televisi pun memiliki perubahan pada warna
gambar. Dari gambar berwarna hitam putih menjadi gambar yang memiliki tiga
warna yaitu red (merah), green (hijau), dan blue (biru). Warna RGB inilah yang
membuat TV menjadi berwarna. Setelah RGB, munculah system-sistem TV yang
terus berkembang didunia. Mulai dari Phase Alternating Line (PAL), National
Television System Commitess (NTSC), Sequential Colour a’Memoar (SECAM),
High Definition Television (HDTV) dan masih banyak lagi system TV yang hingga
sekarang masih terus berkembang. Semakin tinggi sistem TV, maka warna yang
menghasilkan dari TV akan menampilkan gambar yang nyata seperti mata manusia
yang melihat dunia sekitar (Baksin, 2006).
23
Setelah penemuan TV terjadi dan TV di produksi untuk khalayak, TV pun
akhirnya di distribusikan di Indonesia. Pada saat TV masuk ke Indonesia, saat itu TV
yang di produksi memiliki gambar berwarna hitam dan putih. Siaran TV pertama di
Indonesia mulai bisa dilihat oleh masyarakat Indonesia, walaupun pada saat itu
hanya orang-orang tertentu saja yang bisa menikmati media massa ini. Namun
sekarang karena semakin majunya zaman dan semakin menigkatnya kebutuhan akan
teknologi, semua masyarakat bisa menikmati TV. Tujuan masyarakat untuk memiliki
TV adalah kebutuhan akan informasi yang disajikan oleh media massa di televisi
sebagai pengantar pesan.
2.2.5.1 Fungsi Televisi Sebagai Media Massa
Media massa adalah sarana yang membawa pesan. Media massa utama
adalah buku, majalah, koran, televisi, radio, rekaman, film dan web. (Vivian,
2008:453). McLuhan menyatakan bahwa sebagai media berfungsi sebagai
kepanjangan indra manusia pada masing-masing era, yaitu kesukuan (tribal),
tulisan (literate), cetak (print), dan elektronik (Morissan, 2010).
Era Kesukuan
Menurut McLuhan, era kesukuan (tribal era) adalah era dimana indera
pendengaran, penciuman dan perasa merupakan indera yang paling banyak
digunakan orang untuk berkomunikasi. Era kesukuan memiliki ciri-ciri lisan
yaitu bercerita, dimana orang menjalankan atau mengungkapkan tradisi, ritual
dan nilai-nilai mereka melalui kata-kata yang diucapkan.
Era Tulisan
Pada era tulisan orang menekankan pada indera penglihatan yang ditandai
dengan diperkenalkannya huruf abjad dan karenanya, mata menjadi indra yang
dominan dalam berkomunikasi. Pada era tulisan ini, orang mulai mampu
mendapatkan informasi tanpa bantuan anggota kelompok lainnya dan
karenanya, masyarakat mulai cenderung bersifat individualistik dan mulai
meninggalkan orientasi pada kelompok sehingga mempengaruhi kekuatan
ikatan masyarakat suku. Munculnya tulisan menjadi awal era dimana
komunikasi tidak perlu dilakukan secara tatap muka.
24
Era Cetak
Teknologi cetak memungkinkan orang untuk menyimpan informasi secara
lebih permanen dan tidak mengandalkan ingatan saja sebagaimana pada era
tulisan. Menurut McLuhan hasil utama dari era cetak adalah munculnya
masyarakat yang semakin terkotak-kotak. Hasil cetakan berupa buku atau
bentuk cetak lainnya yang mudah dibawa-bawa, dapat dibaca dimana saja dan
bersifat lebih privat. Sehingga hal ini membuat orang menjadi terisolasi dari
lingkungan komunitasnya dan mendorong munculnya individualisme.
Era Elektronika
Menurut McLuhan, era elektronika justru telah membawa manusia kembali
pada situasi era kesukuan yang kebih menekankan pada komunikasi secara
lisan. Media elektronik memiliki ciri sebagaimana percakapan lisan yang
bersifat segera dan singkat, yang berarti penerimaan informasi dan reaksi yang
diberikan bersifat segera dan singkat. Perbedaannya terletak pada tempat, era
elektronik tidak terikat pada tempat karena pesan dapat dikirim secara elektronis
(disiarkan). Televisi bertindak sebagai komunikator, dimana informasi sebagai
pesan dan pemirsanya adalah komunikan. Maka dengan demikian televisi ini
berfungsi sebagai media komunikasi. Karena komunikannya bukan hanya terdiri
dari sekelompok atau organisasi saja melainkan dilihat oleh khalayak maka
televisi digolongkan masuk ke dalam media yang memerantai antara
narasumber dengan massa yang disebut dengan media komunikasi massa. Dari
sekian banyak media komunikasi massa seperti surat kabar,majalah, radio,
televisi, internet dan film, ternyata televisilah yang menduduki tingkat teratas
yang diminati banyak khalayak. Karena kelebihan televisi yang menampilkan
informasi secara menarik melalui audio visual hal inilah yang memudahkan
khalayak untuk menerima informasi secara cepat dan mudah.
2.2.5.2 Karakteristik Televisi
Karakteristik televisi adalah sebagai berikut (Elvinaro dan Erdinaya, 2005):
1. Audiovisual
Televisi mempunyai kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat
(audiovisual), khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak.
25
2. Berpikir dalam gambar
Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir, yang pertama adalah
visualisasi, yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang
menjadi gambar secara individual dan yang kedua adalah penggambaran,
yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa
sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu.
3. Pengoperasian lebih kompleks
Pengoperasian televisi siaran lebih kompleks dan melibatkan banyak orang
selain itu peralatan yang digunakannya pun lebih banyak dan untuk
mengoperasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang
terampil dan terlatih. Dengan demikian media televisi lebih mahal darupada
surat kabar, majalah dan radio siaran.
2.2.5.3
Jenis Program Televisi
Berikut ini penjelasan jenis program televisi secara lebih rinci (Morissan, 2011):
1.
Program informasi
Program informasi di televisi memberikan banyak informasi untuk memenuhi
rasa ingin tahu penonton terhadap sesuatu hal. Program informasi adalah jenis
siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi)
kepada khalayak. Program informasi tidak hanya program berita di mana
presenter atau penyiar membacakan berita, tetapi segala bentuk penyajian
informasi termasuk talk show (perbincangan) dengan artis terkenal, orang
terkenal atau dengan siapa saja. Program informasi dapat dibagi menjadi dua
bagian besar, yaitu hard news dan soft news.
-
Berita Keras / Hard News
Hard news adalah segala informasi penting dan atau menarik yang harus
segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera
ditayangkan agar dapat diketahui khayalak secepatnya. Berita keras dapat
dibagi ke dalam tiga bentuk berita yaitu:
a. Straight News
Merupakan berita langsung (straight) yang singkat atau tidak detail
dengan hanya menyajikan informasi terpenting saja yang mencakup
26
prinsip 5W+1H. Berita jenis ini sangat terikat waktu (deadline) karena
informasinya sangat cepat basi jika terlambat disampaikan kepada
audience.
b. Feature
Merupakan berita ringan namun menarik, yang dalam artian informasi
yang disajikan lucu, unik, aneh, menimbulkan kekaguman, dan
sebagainya. Pada dasarnya berita ini dapat dikatakan sebagai soft
news karena tidak terlalu terikat dengan waktu penayangan, namun
karena durasinya singkat (kurang dari lima menit) dan ia menjadi
bagian program berita, maka feature masuk ke dalam kategori hard
news.
c. Infotainment
Infotainment berasal dari kata “information” yang berarti informasi
dan “entertainment” yang berarti hiburan. Infotainment adalah berita
yang menyajikan informasi mengenai kehidupan orang-orang yang
dikenal masyarakat (celebrity). Infotainment adalah salah satu bentuk
berita keras karena memuat informasi yang harus segera ditayangkan.
-
Berita Lunak / Soft News
Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan
menarik yang disampaikan secara mendalam (in-depth) namun tidak
bersifat harus segera ditayangkan. Berita lunak dapat dibagi menjadi
empat kategori:
a. Current affair
Merupakan program yang menyajikan informasi yang terkait dengan
suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dibuat secara
lengkap dan mendalam. Batasannya adalah selama isu yang dibahas
masih mendapat perhatian khalayak, maka current affair dapat
disajikan. Contohnya program yang menyajikan cerita mengenai
kehidupan masyarakat setelah ditimpa bencana alam dahsyat,
misalnya gempa bumi atau tsunami.
27
b. Magazine
Merupakan program yang menampilkan informasi ringan namun
mendalam atau dengan kata lain magazine adalah feature dengan
durasi yang lebih panjang. Magazine ditayangkan pada program
tersendiri yang terpisah dari program berita. Magazine lebih
menekankan pada aspek menarik suatu informasi ketimbang aspek
pentingnya, dan biasanya berdurasi 30 menit atau satu jam dapat
terdiri atas hanya satu topik atau beberapa topik.
c. Dokumenter
Merupakan program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran
dan pendidikan namun disajikan dengan menarik. Misalnya program
dokumenter yang menceritakan mengenai suatu tempat, kehidupan
atau sejarah seorang tokoh, kehidupan atau sejarah suatu masyarakat
(misalnya suku terasing) atau kehidupan hewan di padang rumput dan
sebagainya.
d. Talk Show
Merupakan program yang menampilkan satu atau beberapa orang
untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang
pembawa acara (host). Mereka yang diundang adalah orang-orang
yang berpengalaman langsung dengan peristiwa atau topik yang
diperbincangkan atau mereka yang ahli dalam masalah yang tengah
dibahas.
2.
Program Hiburan
Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk
menghibur khalayak dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan.
Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, permainan
(game), musik, dan pertunjukan.
28
-
Drama
Merupakan pertunjukkan (show) yang menyajikan cerita mengenai
kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang (tokoh) yang
diperankan oleh pemain (artis) yang melibatkan konflik dan emosi.
Program televisi yang termasuk dalam program drama ada dua yaitu:
a. Sinema Elektronik (sinetron)
Merupakan drama yang menyajikan cerita dari berbagai tokoh secara
bersamaan. Masing-masing tokoh memiliki alur cerita mereka sendirisendiri tanpa harus dirangkum menjadi suatu kesimpulan. Akhir cerita
sinetron cenderung selalu
terbuka dan sering kali tanpa penyelesaian (open-ended), dan
ceritanya cenderung dibuat berpanjang-panjang selama masih ada
khalayak yang menyukainya.
b. Film
Film yang dimaksud di sini adalah film layar lebar yang terlebih dulu
telah ditayangkan di bioskop dan bahkan setelah film itu
didistribusikan atau dipasarkan dalam bentuk VCD atau DVD.
Dengan demikian, televisi menjadi media paling akhir yang dapat
menayangkan film sebagai salah satu programnya.
-
Permainan / Game Show
Merupakan suatu bentuk program yang melibatkan sejumlah orang baik
secara individu ataupun kelompok (tim) yang saling bersaing untuk
mendapatkan sesuatu. Permainan merupakan salah satu produksi acara
televisi yang paling mudah dibuat dengan biaya produksi yang relatif
rendah serta dapat menjadi acara televisi yang sangat digemari. Program
permainan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Quiz Show
Merupakan bentuk program permainan yang paling sederhana di
mana sejumlah peserta saling bersaing untuk menjawab sejumlah
pertanyaan.
b. Ketangkasan
Merupakan bentuk program permainan di mana pesertanya harus
menunjukkan kemampuan fisik atau ketangkasannya untuk melewati
suatu halangan atau rintangan.
29
c. Reality Show
Merupakan program yang mencoba menyajikan suatu situasi seperti
konflik, persaingan, atau hubungan berdasarkan realitas yang
sebenarnya. Dengan kata lain, program ini mencoba menyajikan suatu
keadaan yang nyata (riil) dengan cara sealamiah mungkin tanpa
rekayasa.
d. Musik
Program musik dapat ditampilkan dalam dua format, yaitu videoklip
atau konser. Program musik berupa konser dapat dilakukan di
lapangan (outdoor) ataupun di dalam studio (indoor).
e. Pertunjukan
Pertunjukan
adalah
program
yang
menampilkan
kemampuan
(performance) seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik
di studio ataupun di luar studio. Jika mereka yang tampil adalah para
musisi, maka pertunjukan itu menjadi pertunjukan musik, atau jika
yang tampil adalah juru masak, maka pertunjukan itu menjadi
pertunjukan memasak, begitu pula dengan pertunjukan lawak, lenong,
wayang, ceramah agama, dan sebagainya. Program pertunjukan
adalah jenis program yang paling banyak di produksi sendiri oleh
stasiun televisi.
2.2.6 Teori Program
2.2.6.1 Program Siaran
Program siaran dapat didefinisikan sebagai suatu bagian atau segmen dari isi
siaran radio maupun televisi secara keseluruhan sehingga memberikan pengertian
bahwa dalam siaran keseluruhan terdapat beberapa program yang diudarakan.
(Fachruddin, 2009) Masing-masing program siaran tersebut menempati slot waktu
tertentu dengan durasi tertentu yang biasanya tergantung dari jenis programnya. Pada
stasiun tertentu, jadwal program telah dirancang dalam satu bulanan tetapi ada juga
yang menerapkannya secara dinamis artinya program acara dapat disesuaikan dengan
situasi. Susunan jadwal program siaran biasa disebut juga sebagai pola acara.
30
Terdapat juga klasifikasi jenis program tersebut terbagi menjadi dua
kelompok besar yaitu program acara karya artistik dan karya jurnalistik.
1. Program karya artistik
Sumber
: Ide gagasan perorangan maupun dari tim
kreatif
Proses produksi
:Mengutamakan keindahan dan kesempurnaan
sesuai perencanaan
Jenis
: a. Drama/sinetron
b. Musik
c. Lawak/acrobat
d. Quiz
e. Informan Iptek
f. Informasi pendidikan
g. Informasi pembangunan
h. Informasi kebudayaan
i. Informasi hasil produksi
j. Informasi flora dan fauna
k. Informasi sejarah
l. Informasi apa saja yang bersifat nonpolitis
2. Program karya jurnalistik
Sumber
: Masalah hangat (peristiwa dan pendapat)
Proses produksi
: Mengutamakan kecepatan dan kebenaran
Jenis
: a. berita actual (siaran berita)
b. berita non actual (feature, majalah udara)
31
c. penjelasan tentang masala hangat (dialog,
monolog,
panel diskusi, current affairs)
2.2.6.2 Produksi Program Hiburan
Program hiburan dapat diproduksi sendiri oleh stasiun televisi atau
diproduksi pihak lain, misalnya dari rumah produksi atau production house
(PH). Secara umum produksi program hiburan untuk televisi terbagi menjadi
dua, yaitu:
1. Program untuk waktu siaran utama (prime time series)
2. Program untuk waktu siaran lainnya (day time series)
Program-program yang memiliki kualitas bagus dan dapat diterima sebagian
besar audiens akan diprioritaskan untuk waktu siaran prime time, sedangkan
untuk program lainnya akan masuk ke dalam waktu siaran day time.
2.2.6.3 Program Acara Televisi
Pengertian program acara televisi yaitu kata “program” itu sendiri
berasal dari bahasa Inggris proggrame atau program yang berarti acara atau
rencana. Undang-undang penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata
program untuk acara, tetapi menggunakan istilah “siaran” yang didefinisikan
sebagai pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Namun kata “program”
lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia daripada kata
“siaran” untuk mengacu kepada pengertian acara. Program adalah segala hal
yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiensnya
(Morissan, 2008).
2.2.6.4 Format Program Televisi
Format acara televisi dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut
(Wibowo, 2007):
32
1. Program Seni Budaya
Program seni budaya termasuk produksi karya artistik dalam televisi. Ada
beberapa macam materi produksi seni budaya. Secara garis besar, materi seni
budaya dibagi menjadi 2 bagian, yaitu seni pertunjukan dan seni pameran.
Yang termasuk dalam seni pertunjukan antara lain seni musik, seni tari, dan
pertunjukan boneka dengan segala macam jenisnya. Seni musik misalnya
dapat berupa konser musik, gamelan jazz, konser musik, musik klasik atau
pagelaran musik.
2. Program Talk Show
Program wicara ditelevisi atau bisa disebut The Talk Show Program, meliputi
banyak format, antara lain, kuis, interview (wawancaara) baik dalam studio
maupun diluar studio dan diskusi panel di televisi. Semua memang dapat
disebut sebagai program wicara The Talk Program.
3. Program Berita
Dalam pengertian sederhana program news mempunyai definisi suatu sajian
laporan berupa fakta dan kejadian yang memiliki nilai berita (unusual,
factual, esensial) dan disiarkan melalu media secara periodik. Pengertian
penyajian fakta dan kejadian didalam berita bersifat objektif. Liputan gambar
dari kejadian biasanya diambil dengan memperhatikan hal-hal yang sekiranya
tidak terlalu membuat shock. Namun objektifitas semacam ini masih
tergantung pada subjektivitas dari peliput. Secara garis besar program berita
dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu hard news dan soft news.
4. Program Dokumenter
Memahami arti dokumenter, kita dihadapkan pada dua hal, yaitu sesuatu yang
nyata/faktual (ada atau terjadi) dan esensial (bernilai atau memiliki makna).
Suatu dokumen dapat berwujud konkret kertas dengan tulisan atau berkasberkas tertulis(ijazah, diktat dan rontal catatan).
33
5. Program Feature
Feature adalah salah satu program yang membahas suatu pokok bahasan, satu
tema diungkapkan lewat berbagai pandangan yang saling melengkapi,
mengurai, menyoroti secara kritis dan disajikan dengan berbagai format.
6. Program Magazine
Program magazine dikenal di Indonesia sebagai program majalah udara.
Sebagaimana majalah cetak, program magazine memiliki jangka waktu terbit
mingguan, bulanan, tergantung dari kemauan produser. Program magazine
mirip dengan program feature. Perbedaannya, program feature suatu pokok
permasalahan disoroti dari berbagai aspek dan disajikan lewat beberapa
format. Sementara itu program magazine tidak hanya menyoroti satu pokok
permasalahan, melainkan membahas suatu bidang kehidupan, seperti wanita,
film, pendidikan dan musik yang ditampilkan dalam rubrik-rubrik yang tetap
dan disajikan lewat berbagai format.
7. Program Spot
Program Spot adalah suatu program yang ingin mempengaruhi dan
mendorong penonton televisi atau pendengar radio, untuk tujuan-tujuan
tertentu. Spot merupakan program yang sangat pendek. Durasi suatu program
spot biasanya berkisar antara 15 detik sampai 1,5 menit.
8. Program Sinetron
Dimasa lalu ketika stasiun televisi hanya satu, yaitu TVRI nama program
sinetron belum dikenal luas. Program semacam itu di zaman televisi pertama
TVRI disebut sebagai drama televisi, teleplay atau sandiwara televisi.
Produksi program drama televisi pada waktu itu juga sangat berbeda dengan
produksi sinetron. Program drama biasanya diproduksi sepenuhnya
menggunakan setting indoor didalam studio televisi.
2.2.7 Komedi
Komedi adalah bentuk hiburan ringan yang dibuat untuk memberikan
kepuasan bagi pemirsa melalui gelak tawa. Komedi bisa dibuat mulai dari
yang melibatkan kontak fisik dan aksi yang dibesar-besarkan hingga ke
34
bentuk satire yaitu komedi yang bertujuan menyindir kalangan tertentu.
Orang suka tertawa, maka komedi menjadi program yang memiliki daya tarik
utama yang sangat efektif untuk memikat pemirsa. Bentuk dari komedi antara
lain (http://www.filmsite.org/comedyfilms.html) :
1. Slapstick Comedy
Slapstick comedy pada dasarnya cenderung hyper dan sangat lucu.
Pemunculan karakter pemain sering berlebihan dan terlihat sedikit
bodoh sehingga memancing tawa. Dialog yang diucapkan sering
menghina orang yang menjadi korban lelucon tersebut. Dalam komedi ini
juga dimunculkan aksi dan gerakan lucu yang berlebihan termasuk
bentuk kekerasan fisik yang tidak membahayakan.
2. Situation Comedy
Situation Comedy salah satu bentuk program tv yang paling bertahan
lama dapat digolongkan menjadi dua jenis utama: (1) pertunjukan lelucon
(2) pertunjukan nyata atau realistis. Dalam kedua jenis komedi ini, sang
pencipta drama berusaha mencapai keunikan dalam hal karakter, alur
cerita dan setting. Dalam komedi lelucon, karakter dan situasi cenderung
dibesar-besarkan dan menunjukkan sesuatu yang tidak masuk akal serta
sangat menggelitik melalui alur cerita, aksi dan dialog. Sebaliknya,
komedi situasi realistis menyajikan atau menghadirkan karakter yang
dapat dipercaya dalam suatu situasi/keadaan.
3. Sophisticated Comedy
Sophisticated Comedy adalah sebuah variasi dari komedi yang
menggunakan tatakrama
kelemahan
dan
tujuannya
adalah
untuk
menyindir
golongan masyarakat yang lebih tinggi. Sindiran dalam
Sophisticated Comedy sangat memerlukan partisipasi mental dari pemirsa
secara hati-hati karena makna yang sesungguhnya mungkin tersembunyi
dalam kerangka lelucon itu sendiri.
35
4.
Gag Comedy
Gag Comedy didasarkan pada alur cerita yang cerdas dan bersifat
anekdot dibandingkan dengan aksi fisik dan dialog dramatis. Bentuk
komedi ini umumnya terkait dengan materi yang dikenal oleh pemirsa.
5.
Dark Comedy
Komedi yang berkaitan dengan hal-hal yang mengganggu, seperti
kematian, narkoba, terorisme, pemerkosaan, dan perang. Beberapa dark
comedy mirip dengan genre film horor.
6.
Blue Comedy
Komedi berdasarkan seksisme, rasisme dan pandangan homophobic,
sering menggunakan kata-kata lelucon seksual dan bahasa profan.
7.
Prop Comedy
Prop Comedy adalah genre komedi yang menggunakan benda-benda
lucu, atau objek konvensional digunakan dengan cara yang lucu. Istilah
panggung dan film "prop", yang merupakan singkatan dari "properti".
Properti dalam prop comedy adalah setiap benda yang pelawak gunakan
dengan cara yang tidak masuk akal.
8.
Surreal Comedy
Surreal Comedy adalah bentuk humor berdasarkan persepsi-persepsi
aneh, situasi absurd, dan logika omong kosong.
9.
Deadpan Comedy
Tidak sepenuhnya bergaya komedi. Menceritakan lelucon tanpa
perubahan ekspresi wajah atau perubahan emosi. Biasa diselipkan dalam
film-film.
36
10. Sketch
Sebuah episode kecil komedi dipraktekkan dan direkam. Biasanya satu
Sketch berdurasi antara lima sampai sepuluh menit.
11. Musical Comedy
Suatu bentuk humor komedi alternatif dimana sebagian besar berasal
dari musik dan / atau lirik.
12. Other Humor
Salah satunya adalah program yang mengikutsertakan pemirsa untuk
bergembira ria dan membuat kalimat-kalimat lucu dan para master kuis
yang menggunakan jabatan mereka untuk menghibur dengan meteri
komedi dalam progam mereka.
2.2.7.1 Komedi Situasi
Komedi situasi atau biasa yang disebut dengan istilah sitkom
awalnya mengudara di radio U.S pada tahun 1926. Setelah itu pada
tahun 1940-an, sitkom U.S mulai mengudara di televisi. Komedi
situasi adalah komedi dan situasi drama, jadi tidak hanya fokus pada
komedi situasi namun juga pada pembentukan karakter para pemeran.
Dalam komedi situasi masing-masing pemeran mempunyai karakter
yang dapat diperankan sebagai sebuah karakter yang bisa dikatakan
sebagai karakter tetap (Blake, 2005).
Dalam komedi situasi, durasinya adalah setengah jam, jika
sitkom durasinya lebih dari setengah jam berarti kita mungkin tidak
dapat membedakan mana yang sitkom dan mana yang drama.
Perbedaannya secara mendasar terletak pada karakteristik yang
bermain dalam cerita tersebut. Dalam komedi situasi hanya terdapat
sedikit pengembangan dari masing-masing karakter pemain karena
pemain dalam komedi situasi terkekang dalam situasinya, mereka
akan bertahan dalam hidup mereka, dalam posisi dan karakter dalam
lingkungan keluarga, pekerjaan, pertemanan, maupun situasi lain yang
diciptakan (Blake, 2005)
37
2.2.8 Produksi televisi
Tahapan sebuah produksi televisi terdiri atas tiga tahap, yaitu praproduksi, produksi dan pasca produksi. Pra produksi yaitu persiapan dan
perencanaan proses produksi, produksi yaitu jalannya shooting, dan pasca
produksi yaitu kegiatan-kegiatan yang dilakukan setelah shooting selesai.
Tahapan produksi televisi menurut pendapat Gerald Millerson adalah
sebagai berikut (Fachruddin, 2009):
1. Tahap pra produksi
Tahap pra produksi adalah tahap paling penting dalam sebuah produksi
televisi, yaitu merupakan semua tahapan persiapan sebelum sebuah produksi
dimulai
1. Development
a) Ide
-
Menganalisa khalayak: dalam proses ini tim menganalisis
khalayak (lokal atau nasional, jenis kelamin, usia) dari
program yang akan dibuat. Analisis khalayak ini digunakan
sebagai tolak ukur faktor keberhasilan dalam keputusan
pengembangan program.
-
Mencari ide program: terdiri dari bagaimana naskahnya, apa
saja properti yang dibutuhkan, serta siapa talent nya.
-
Menentukan tipe produksi: indoor atau outdoor, live atau
tapping
-
Menyiapkan budget program
b) Target audiens
Menentukan target audiens sudah harus dipikirkan sejak awal.
Target penonton berdasarkan usia, jenis kelamin, dan SES.
c) Pengembangan scenario
-
Merumuskan ide
-
Riset
-
Penulisan outline
-
Synopsis
-
Penulisan treatment
38
-
Penulisan naskah draft
-
Review naskah
d) Membangun karakter
e) Membangun scene
f) Membangun skrip outline
2. Commissioning
a) Budget
Estimasi biaya yang dibutuhkan untuk produksi suatu program
televisi harus dilakukan agar sesuai dengan perencanaan yang
diinginkan,
b) Presenting the proposal
Tahapan memiliki proposal yang lengkap berarti siap untuk
dipresentasikan kepada klien. Presentasi yang baik kemungkinan
besar akan menghasilkan disetujuinya program untuk dieksekusi
atau memasuki tahapan selanjutnya.
c) Casting
Pencarian seorang talent atau pemain pada program televisi.
d) Set design
Membangun set design program televisi berarti menerjemahkan
ide atau gagasan tim kreatif, membuat sketsa desain, membuat set
desain, membuat maket hingga membangun set itu sendiri.
2. Produksi
a) Rehearsal
Rehearsal merupakan bagian dari tahap produksi karena
perspektif produksi non-berita membutuhkan persiapan yang
sangat detail beberapa jam sebelum produksi.
b) Studio rehearsal
Studio rehearsal sudah siap dilaksanakan apabila seluruh
persiapan studio
sudah selesai. Proses studio rehearsal yang
dipimpin oleh sutradara dapat dilakukan dengan berbagai cara, hal
39
tersebut sangat tergantung dari jenis serta tingkat kesulitan acara
televisi yang akan diproduksi.
c) Recording
Proses pengambilan gambar berlangsung.
3. Pasca produksi
a) Capturing
Proses capture gambar terjadi pada editing nonlinier, yaitu
mentransfer audio visual dari kaset digital ke dalam hard disk
komputer sehingga materi editing sudah dalam bentuk file.
Apabila menggunakan editing linier langsung proses logging
gambar.
b) Logging
Membuat susunan gambar dari kaset hasil shooting secara detail,
disertai dengan mencatat time code-nya serta di kaset berapa atau
nama dile apa gambar itu berada. Hal ini akan memudahkan
proses editing selanjutnya.
c) Editing pictures
Penyuntingan (editing) adalah kata kunci dalam proses ini. Pada
tahap ini semua footage telah dikumpulkan selama produksi,
selanjutnya disusun dan dirangkai menjadi produk final.
d) Editing sound
Penyuntingan
saura
disinkronkan
dengan
gambar,
serta
menghidupkan suasana melalui ilustrasi musik.
e) Final cut
Pada tahap ini dilakukan pemotongan gambar dan kemudian shotshot tersebut dihaluskan dan mungkin dapat juga menambahkan
frame pada setiap shot nya.
2.2.9 Evaluasi Program
Dalam industri media, programming diibaratkan bagian dari
perangkat lunak untuk melengkapi prangakat keras agar kedua komponen ini
bisa berfungsi dan berjalan sebagaimana fungsinya. Programming bisa
40
dibilang dalam industri media adalah proses dari eksistensi sebuah produk
dagangan.
Menurut Tyler dan Ferguson bahwa programming adalah proses dari:
1. Selecting
Yaitu proses dalam perencanaan penyeleksian program. Dalam hal ini
stasiun televisi komersial, pengelola akan mengarahkan programnya untuk
menarik perhatian audien spesifik di antara sejumlah besar audien umum.
2.Scheduling
Yaitu merencanakan atau mengelola program stasiun televisi harus
mengarahkan programnya kepada segmen audien tertentu yang tersedia pada
waktu siaran tertentu.
3.Promoting
Yaitu dalam merencanakan dan memilih program, maka bagian program
memperhatikan aspek pemasaran/promo. Hal ini mutlak dilakukan karena
bagian media promo yang bertugas mempromosikan program bersangkutan
kepada pemasang iklan.
4.Evaluating
Kegiatan evaluasi secara periodik terhadap masing-masing individu dan
departemen
memungkinkan
manajer
umum
membandingkan
kinerja
sebenarnya dengan kinerja apa yang direncanakan. Jika kedua kinerja
tersebut tidak sama, maka diperlukan langkah-langkah perbaikan (Eastman,
Ferguson, 2009)
Departemen program dan manager program stasiun penyiaran
memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam menunjang keberhasilan
suatu program. Strategi program yang ditinjau dari aspek manajemen
program siaran terdiri dari (Morissan, 2008):
1.
Perencanaan Program
Perencanaan program mencakup pekerjaan mempersiapkan rencana
jangka pendek, menengah, dan jangka panjang yang memungkinkan stasiun
penyiaran untuk mendapatkan tujuan program dan tujuan keuangannya. Pada
41
stasiun televisi, perencanaan program diarahkan pada produksi program yaitu
program apa yang akan diproduksi, pemilihan program yang akan dibeli, dan
penjadwalan program untuk menarik sebanyak mungkin audien yang tersedia
pada waktu tertentu.
2.
Produksi dan Pembelian Program
Manajer program bertanggung jawab melaksanakan rencana program
yang sudah ditetapkan dengan cara memproduksi sendiri program atau
mendapatkannya dari sumber lain (akuisisi). Dalam melakukan akuisisi,
manajer program harus terlebih dahulu berkonsultasi dengan dengan manager
pemasaran
dan
manager umum.
Dalam
hal perencanaan
program
memutuskan untuk memproduksi sendiri program yang diinginkan, maka
tugas tersebut dilakukan oleh bagian produksi atau departemen produksi
stasiun penyiaran.
3.
Eksekusi Program
Eksekusi program mencakup kegiatan menayangkan program sesuai
dengan rencana yang sudah ditetapkan. Manager program melakukan
koordinasi dengan bagian traffic dalam menentukan jadwal penayangan dan
berkonsultasi dengan manager promosi dalam mempersiapkan promo bagi
program yang bersangkutan. Dalam hal ini, pengelola program harus cerdas
menata program dengan melakukan teknik penempatan acara yang sebaikbaiknya untuk mendapatkan hasil yang paling optimal.
4.
Pengawasan dan Evaluasi Program
Pengawasan dan evaluasi program menentukan seberapa jauh suatu
rencana dan tujuan sudah dapat dicapai atau diwujudkan stasiun penyiaran,
departemen, dan karyawan. Kegiatan evaluasi secara periodik terhadap
masing-masing individu dan departemen memungkinkan manajer umum
membandingkan kinerja sebenarnya dengan kinerja yang direncanakan. Jika
kedua kinerja tersebut tidak sama, maka diperlukan langkah-langkah
perbaikan. Pengawasan harus dilakukan berdasarkan hasil kerja atau kinerja
yang dapat diukur agar fungsi pengawasan dapat berjalan secara efektif.
Misalnya, jumlah dan komposisi audien yang menonton atau mendengarkan
42
program stasiun penyiaran bersangkutan dapat diukur dan diketahui melalui
laporan riset rating. Jika jumlah audien yang tertarik dan mengikuti program
stasiun penyiaran lebih rendah dari yang ditargetan, maka proses pengawasan
mencakup
kegiatan
pengenalan
terhadap
masalah
dan
memberikan
pengarahan untuk dilakukan diskusi agar mendapatkan solusi. Hasil diskusi
dapat berupa perubahan rencana misalnya revisi yang lebih rendah dari
ekspektasi sebelumnya atau tindakan lain yang akan dilakukan untuk dapat
mencapai target semula.
2.2.10 Analisis SWOT
Analisis SWOT merupakan sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang
bersifat deskriptif (memberi gambaran). SWOT adalah singkatan dari lingkungan
internal strenghts (kekuatan) dan weakness (kelemahan) serta lingkungan eksternal
opportunities (peluang) dan threat (ancaman). Analisa ini terbagi atas empat
komponen dasar yaitu:
1.
Strenght (S), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari
organisasi atau program pada saat ini.
2.
Weakness (W), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dan
organisasi atau program pada saat ini.
3.
Opportunity (O), adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar
organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa depan.
4.
Threat (T), adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang
datang dan luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi dimasa depan.
43
2.3
Kerangka Berpikir
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Download