MAKALAH KIMIA PANGAN “Sumber Flavour Alami Dari Daun Jeruk Purut” Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kimia Pangan yang diampu oleh Siti Mujdalipah, S.Tp. oleh : Kelompok 10 Arifa Novianty E.P. 1302000 Naila Fauzia F. 1307342 Olin Marlina 1304930 Yanni Handayani 1306681 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN DAN TEKNOLOGI KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014 KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmatNya alhamdulillah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi akhir zaman Muhammad saw,. Amin. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kimia Pangan. Makalah ini membahas mengenai sumber flavour alami, komponen kimia, dan teknologi isolasi dari sumber falvour alami tersebut. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diperlukan agar makalah ini bisa menjadi lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. amin. Terimakasih pada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Bandung, November 2014 Penulis ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii BAB I .................................................................................................................................. 1 PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1 A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1 C. Tujuan ..................................................................................................................... 1 BAB II................................................................................................................................. 2 TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................... 2 A. Tanaman Jeruk Purut .............................................................................................. 2 B. Daun Jeruk Purut..................................................................................................... 3 C. Komponen Kimia Jeruk Purut................................................................................. 3 D. Teknologi Isolasi dengan Metode Ekstraksi Pelarut Mudah Menguap................... 5 E. Potensi dan Pemanfaatan Flavour Jeruk Purut ........................................................ 8 BAB III ............................................................................................................................... 9 PENUTUP .......................................................................................................................... 9 A. Kesimpulan ............................................................................................................. 9 B. Saran ....................................................................................................................... 9 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 10 iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki banyak sumber daya alam dalam bidang agrobisnis. Salah satu sumber daya alam yang potensial adalah jeruk purut. Jeruk purut termasuk suku Rutaceae yang berasal dari Asia. Tenggara yang banyak ditanam di beberapa negara termasuk Indonesia. Tanaman ini berpotensi sebagai penghasil minyak atsiri. Daun jeruk purut mengandung sabinena dan limonena yang berguna untuk kosmetik, aromaterapi, pencuci rambut, antelmintik, obat sakit kepala, nyeri lambung dan biopestisida. Daunnya juga sering digunakan sebagai rempah yang berfungsi untuk memberi aroma yang khas pada masakan. Selain bermanfaat sebagai obatobatan alami, daun jeruk purut juga bermanfaat sebagai flavour alami dalam bahan pangan. Manfaat ini berdasarkan kandungan minyak atsiri yang terdapat dalam jeruk purut. Minyak atsiri yang terdapat dalam jeruk purut perlu dipisahkan dengan proses isolasi. Oleh karena itu, kita perlu memahami proses isolasi minyak atsiri dari jeruk purut yang akan dibahas dalam makalah ini. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana deskripsi dari tanaman jeruk purut? 2. Bagaimana komponen kimia tanaman jeruk purut? 3. Bagaimana teknologi isolasi flavour alami dari tanaman jeruk purut? 4. Bagaimana potensi dan pemanfaatan flavour jeruk purut? C. Tujuan 1. Mengetahui deskripsi dari tanaman jeruk purut. 2. Mengetahui komponen kimia tanaman jeruk purut. 3. Mengetahui teknologi isolasi flavour alami dari tanaman jeruk purut. 4. Mengetahui potensi dan pemanfaatan flavour jeruk purut. 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Jeruk Purut Jeruk (atau limau/limo) purut (Citrus hystrix D.C.) merupakan tumbuhan perdu yang dimanfaatkan terutama buah dan daunnya sebagai bumbu penyedap masakan. Dalam perdagangan internasional dikenal sebagai kaffir lime. Jeruk purut termasuk ke dalam subgenus Papeda. Karena bentuknya yang berbeda dengan jenis jeruk pasaran lainnya, penampilan jeruk purut mudah dikenali. Tumbuhannya berbentuk pohon kecil (perdu). Jeruk purut termasuk tanaman yang sangat lamban pertumbuhannya. Terlebih pada umur-umur awal. Namun, setelah tanaman berumur lebih dari lima tahun, petani tinggal menikmati hasilnya tanpa mengeluarkan banyak uang untuk biaya perawatan. Berikut klasifikasi jeruk purut : Kingdom : Plantae (Tanaman) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil) Subkelas : Rosidae Ordo : Sapindales Famili : Rutaceae (suku jeruk-jerukan) Genus : Citrus Spesies : Citrus hystrix Dc 2 B. Daun Jeruk Purut Daun jeruk purut merupaka daun majemuk menyirip beranak daun satu. Tangkai daun sebagian melebar menyerupai anak daun. Helaian anak daun berbentuk bulat telur sampai lonjong, pangkal membundar atau tumpul, ujung tumpul sampai runcing, kedu permukaan licin dengan bintik-bintik kecil berwarna jernih, permukaan atas warnanya hijau tua agak mengkilap, permukaan bawah hijau muda atau hijau kekuningan, buram, jika diremas baunya harum. Ciri khas daun jeruk purut adalah terdiri dari dua bagian, dengan lekukan ditengahnya. Hingga sepintas, daun jeruk purut tampak seperti terdiri dari dua daun. Di atas daun pertama, tumbuh daun kedua yang berada di bagian atasnya. Warna daun jeruk purut hijau tua, dengan aroma harum dan tajam. Ciri khas buah jeruk purut adalah kulitnya yang kasar, berlekuk-lekuk tak beraturan, dengan warna hijau tua. Meskipun kulit buah bisa menjasi kuning setelah masak, dalam praktiknya buah jeruk purut selalu dipanen ketika kulitnya masih hijau, tetapi buahnya sudah cukup tua. Bahkan di dataran rendah, buah jeruk tidak pernah bisa menjadi kuning. C. Komponen Kimia Jeruk Purut Setelah melalui suatu proses, daun jeruk purut dapat menghasilkan minyak. Kandungan minyak tersebut berbeda-beda dari setiap prosesnya. Minyak yang dihasilkan melalui suatu proses tersebut disebut minyak atsiri. Pada mulanya istilah “minyak atsiri” adalah istilah yang digunakan untuk minyak yang bersifat mudah menguap, yang terdiri dari campuran zat yang mudah menguap, dengan komposisi dan titik didih yang berbeda-beda. Minyak atsiri yang mudah menguap terdapat di dalam kelenjar minyak yang harus dibebaskan sebelum disuling yaitu dengan merajang/memotong jaringan tanaman dan membuka kelenjar minyak sebanyak mungkin, sehingga minyak dapat dengan mudah diuapkan (Suryaningrum, 2009). Minyak atsiri banyak digunakan dalam industri sebagai pemberi aroma dan rasa. Nilai jual dari minyak atsiri sangat ditentukan oleh kualitas minyak dan kadar komponen utamanya. Minyak atsiri yang berasal dari daun jeruk purut disebut combava petitgrain (dalam bahasa afrika) yang banyak 3 digunakan dalam industri makanan, minuman, farmasi, flavor, parfum, pewarna dan lain-lain. Misalnya dalam industri pangan banyak digunakan sebagai pemberi cita rasa dalam produk-produk olahan. Minyak daun jeruk purut dalam perdagangan internasional disebut kaffir lime oil. Minyak atisiri ini banyak diproduksi di Indonesia dengan output beberapa ton per tahun. Harga kaffir lime oil asal Indonesia yaitu sebesar USD 65,00-75,00 per kilogram (Feryanto, 2007). Tabel 1. Komponen Minyak Daun Jeruk Purut Komponen Prosentase Sitronelal 81,49% Sitronelol 8,22% Linalol 3,69% Geraniol 0,31% Komponen lain 6,29% (Sumber: Koswara, 2009) Sitronellal (C10H18O) Sitronellal merupakan senyawa monoterpena yang mempunyai gugus aldehida, ikatan rangkap dan rantai karbon yang memungkinkan untuk mengalami reaksi siklisasi aromatisasi. Struktur kimia sitronellal adalah sebagai berikut (Ketaren, 1985): 4 D. Teknologi Isolasi dengan Metode Ekstraksi Pelarut Mudah Menguap Prinsip ekstraksi adalah melarutkan minyak atsiri dalam bahan dengan pelarut organik yang mudah menguap. Proses ekstraksi biasanya dilakukan dalam wadah (ketel) yang disebut ”extractor”. Ekstraksi dengan pelarut organik umumnya digunakan untuk mengekstraksi minyak atsiri yang mudah rusak oleh pemanasan dengan uap dan air, terutama untuk mengekstrak minyak dari bunga-bungaan misalnya bunga cempaka, melati, mawar, kenanga, lily, dan lain-lain. Pelarut yang biasanya digunakan dalam ekstraksi yaitu: petroleum eter, benzena, dan alkohol (Guenther, 1987). Syarat pelarut yang digunakan (Guenther, 1987) sebagai berikut: 1. Harus dapat melarutkan semua zat wangi bunga dengan cepat dan sempurna, dan sedikit mungkin melarutkan bahan seperti: lilin, pigmen, serta pelarut harus bersifat selektif. 2. Harus mempunyai titik didih yang cukup rendah, agar pelarut mudah diuapkan tanpa menggunakan suhu tinggi. 3. Pelarut tidak boleh larut dalam air. 4. Pelarut harus bersifat inert, sehingga tidak bereaksi dengan komponen minyak bunga. 5. Pelarut harus mempunyai titik didih yang seragam, dan jika diuapkan tidak akan tertinggal dalam minyak. 6. Harga pelarut harus serendah mungkin, dan tidak mudah terbakar. Pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi adalah sebagai berikut: 1. Etanol Etanol disebut juga etil alkohol yang di pasaran lebih dikenal sebagai alkohol merupakan senyawa organik dengan rumus kimia C2H5OH. Dalam kondisi kamar, etanol berwujud cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna. Etanol banyak digunakan sebagai pelarut berbagai bahan-bahan kimia yang ditujukan untuk konsumsi dan kegunaan manusia. Contohnya dalam parfum, perasa, pewarna makanan, dan obatobatan. Dalam kimia, etanol adalah pelarut yang penting sekaligus sebagai stok umpan untuk sintesis senyawa kimia lainnya. Dalam sejarahnya, etanol telah lama digunakan sebagai bahan bakar. 5 2. n-heksana Heksana adalah sebuah senyawa hidrokarbon alkana dengan rumus kimia C6H14 . Awalan heks- merujuk pada enam karbon atom yang terdapat pada heksana dan akhiran -ana berasal dari alkana, yang merujuk pada ikatan tunggal yang menghubungkan atom-atom karbon tersebut. Dalam keadaan standar senyawa ini merupakan cairan tak berwarna yang tidak larut dalam air. Perlakuan Bahan Sebelum Ekstraksi Perlakuan pendahuluan terhadap bahan yang mengandung minyak umumnya dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu dengan cara pengecilan ukuran bahan dan pengeringan atau pelayuan (Ketaren, 1985). Proses pengecilan ukuran dan pengeringan bahan berminyak yang bersifat permiabel (mudah ditembus zat cair dan uap) kadang-kadang dilakukan dengan tujuan untuk mengekstraksi minyak dalam waktu yang relatif lebih singkat. Sebelum bahan olah tersebut diekstraksi sebaiknya dirajang terlebih dahulu menjadi potongan-potongan lebih kecil. Proses perajangan ini bertujuan agar kelenjar minyak dapat terbuka sebanyak mungkin sehingga pada proses ekstraksi laju penguapan minyak atsiri dari bahan menjadi cukup cepat. Selama proses perajangan, akan terjadi penguapan komponen minyak bertitik didih rendah. 6 Oleh karena itu, jika diinginkan rendemen dan mutu minyak yang baik, maka hasil rajangan harus segera diekstraksi (Ketaren, 1985). Perlakuan pendahuluan dengan cara pengeringan bahan akan mempercepat proses ekstraksi, memperbaiki mutu minyak dan mengurangi kadar air yang terkandung dalam bahan, akan tetapi selama pengeringan kemungkinan sebagian minyak akan hilang karena penguapan dan oksidasi oleh oksigen udara (Ketaren, 1985). Pada ekstraksi minyak daun jeruk purut (Citrus hystrix D.C) dengan pelarut etanol dan n-heksana meliputi beberapa tahapan yaitu: perlakuan bahan, proses ekstraksi minyak daun jeruk purut, proses pemurnian minyak dan hasil produknya. Pada proses perlakuan bahan, bahan yang digunakan adalah daun jeruk purut yang tua dan kering, digunakan bahan yang tua karena kandungan minyak atsirinya lebih banyak daripada bahan yang muda serta mengandung kadar air yang rendah. Penggunaan bahan yang kering bertujuan agar kadar air dalam daun jeruk purut berkurang sehingga pada ekstraksi daun jeruk purut dapat menghasilkan minyak daun jeruk purut yang relatif banyak. Bahan kemudian dipotong kecil-kecil sebesar 1x1cm, proses pengecilan ukuran ini bertujuan agar kelenjar minyak dapat terbuka sebanyak mungkin sehingga pada proses ekstraksi laju penguapan minyak atsiri dari bahan menjadi cukup cepat. Proses ekstraksi dan pemurnian minyak daun jeruk purut menggunakan alat ekstraktor soxhlet karena efisiensi waktu, serta proses pengambilan dengan pelarut diperoleh rendemen yang relatif lebih banyak. Pada ekstraksi daun jeruk purut menggunakan dua macam pelarut yaitu etanol dan n-heksana. Pemilihan etanol sebagai pelarut, karena etanol dapat digunakan untuk mengekstraksi bahan kering, daun-daunan, batang, dan akar. Sedangkan pemilihan n-heksana sebagai pelarut, karena n-heksana bersifat stabil dan mudah menguap, selektif dalam melarutkan zat, mengekstraksi sejumlah kecil lilin serta dapat mengekstrak zat pewangi dalam jumlah besar. Proses pemurnian minyak bertujuan untuk memisahkan minyak atsiri dengan pelarut sehingga dihasilkan minyak atsiri yang absolut. 7 E. Potensi dan Pemanfaatan Flavour Jeruk Purut Daun jeruk purut yang juga dikenal dengan sebutan “som makrut” di Thailand, “suwangi limau” or “purut limau” di Malaysia, digunakan untuk memberi flavor oriental yang unik pada berbagai jenis pangan seperti pada berbagai jenis kare, laksa, dan masakan lainnya, juga pada berbagai jenis kue. Di Indonesia, daun tanaman jeruk ini banyak dipakai untuk bumbu macammacam masakan (Sarwono, 1994). Potongan daun jeruk purut sering digunakan untuk menambah aroma pada cemilan ringan yang dikenal dengan “rempeyek”. Daun jeruk purut dilaporkan berkhasiat stimulan dan penyegar. Didasarkan penilaian sensori panelis pada penelitian Pudil et al. (1998) dikatakan bahwa minyak atsiri daun jeruk cocok dimanfaatkan sebagai fragran pada produk parfum. Demikian juga untuk minyak atsiri daun jeruk purut yang telah teroksidasi (tersimpan selama 24 bulan) akan lebih baik digunakan pada produk kosmetik atau perawatan diri sehari-hari (daily care seperti sabun, deodoran, odol, dan lain-lain), walau dapat juga digunakan pada produk-produk pangan tertentu. Minyak atsiri yang sedikit teroksidasi (tersimpan selama 3 bulan) yang dinilai lebih dapat digunakan pada produk-produk pangan. Area pemanfaatan flavor daun jeruk purut nampaknya bergantung pada kandunga komposisi kimia minyak atsiri yang sekaligus mengkait pada profil flavornya. Flavor jeruk purut nampaknya semakin populer dewasa ini. Hal ini terlihat adanya beberapa flavour house (industri perisa dan fragran) telah memproduksi atau mengembangkan perisa jeruk purut. Menurut Wijaya (1995), perisa bubuk daun jeruk purut yang terbaik dapat dibuat dengan mengkapsulasi minyak atsiri daun jeruk purut hasil distilasi dalam kombinasi gum arab dan maltodekstrin sebagai penyalut dengan metode pengeringan semprot. Perisa yang diperoleh telah diuji cobakan pada produk pangan (kue basah) dengan hasil tidak berbeda nyata secara penerimaan sensori. 8 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Tanaman jeruk purut merupakan salah satu jenis tanaman yang bagian daunnya dapat dimanfaatkan sebagai sumber flavor alami, karena memiliki aroma yang khas yang dihasilkan dari minyak atsiri yang terkandung dalam bahan yaitu sitronelal, yang diperoleh dengan teknologi isolasi yaitu ekstraksi dengan pelarut yang mudah menguap, pemanfaatan flavor alami dari daun jeruk purut ini dapat dibuat menjadi perisa untuk bahan pangan atau senyawaan dalam parfum. B. Saran Sebaiknya teknologi isolasi minyak atsiri yang ada di dalam daun jeruk purut dilakukan dengan berbagai cara seperti distilasi dan maserasi agar kita dapat memahami berbagai macam teknologi isolasi yang ada. 9 DAFTAR PUSTAKA Munawaroh, Safaatul & Prima Astuti Handayani. 2010. Jurnal Ilmiah: Ekstraksi Minyak Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix D.C.) dengan Pelarut Etanol dan N Heksana. Jurnal Kompetensi Teknik Vol.2, No.1. Semarang: Program Studi Teknik Kimia, Universitas Negeri Semarang. [email protected] Susilo, Joko. Bertani Jeruk Purut Prospeknya Tidak Pernah Surut. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Wijaya, Hanny. 2010. Jurnal Ilmiah: Potensi Pemanfaatan. Jurnal Foodreview Indonesia. Vol. V. No. 4. Bogor: Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. 10