BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi a. Pengertian

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Komunikasi
a. Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi sudah menjadi bagian keseharian kehidupan manusia,
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris Communication berasal dari kata
Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama
disini maksudnya adalah satu makna.Jadi, jika dua orang terlibat dalam
komunikasi maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan
makna mengenai apa yang dikomunikasikan, yakni baik si penerima maupun si
pengirim sepaham dari suatu pesan tertentu.6
Pengertian komunikasi berkembang sejalan dengan perkembangan
masyarakat, mulai dari masyarakat kecil dalam bentuk keluarga sampai
masyarakat besar seluas negara. Maka selain pemberitahuan, komunikasi berarti
pula pengumuman, penerangan, penjelasan, penyuluhan, perintah, instruksi,
komando, nasehat, ajakan, bujukan, rayuan dan sebagainya.Komunikasi adalah
salah satu faktor yang penting untuk keberhasilan program pembangunan
masyarakat, termasuk program jaminan kesehatan nasional. Tanpa komunikasi
maka para pengguna dan stakeholder lainnya tidak akan menyadari tentang
adanya program serta manfaat yang ditawarkan.
6
Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2013. hal. 9
Komunikasi merupakan salah satu aspek terpenting, namun juga kompleks
dalam kehidupan manusia. Manusia sangat dipengaruhi oleh komunikasi yang
dilakukannya dengan manusia lain, baik yang sudah dikenal maupun yang tidak
dikenal sama sekali.
Istilah komunikasi atau bahasa inggrisnya communication, berasal dari
bahasa Latin, yaitu communications dan bersumber dari kata communis yang
berarti ”sama”. Sama di sini adalah ”sama makna” (lambang). Sebagai contoh,
jika dua orang saling bercakap atau berbicara, memahami dan mengerti apa yang
diperbincangkan tersebut, maka dapat dikatakan komunikatif. Kegiatan
komunikasi tersebut secara sederhana tidak hanya menyampaikan informasi,
tetapi juga mengandung unsur persuasi, yakni agar orang lain bersedia menerima
suatu pemahaman dan pengaruh, mau melakukan suatu perintah, bujukan, dan
sebagainya.
Sebuah definisi singkat dibuat oleh Harold D. Lasswell bahwa cara yang
tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan
”siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada
siapa dan apa pengaruhnya”
7
Komunikasi merupakan alat penting dalam
memperoleh informasi yang ada di sekeliling kita, oleh karena itu para ahli
mendefinisikan komunikasi lebih spesifik agar dapat dipahami.
7
Maksimus Ramses Lalongkoe, Thomas Alfai Edison. Komunikasi Terapeutik. Yogyakarta : Graha Ilmu.
2014. hal.46
b. Tipe Komunikasi
Menurut Hafied Cangara ada empat macam tipe komunikasi berdasarakan
komunikasi 8 yaitu:
1.
Komunikasi Dengan Diri Sendiri (intrapersonal communication)
Komunikasi dengan diri sendiri adalah proses komunikasi yang
terjadi di dalam diri individu atau diri sendiri. Bagi seorang
komunikator melakukan komunikasi intrapersonal amat penting
sebelum ia berkomunikasi dengan orang lain. Jika seseorang hendak
mengubah prilaku orang lain atau bahkan orang yang statusnya lebih
tinggi, terlebih dahulu ia harus memformulasikan pesan yang akan
disampaikan kepada komunikannya dalam diri pribadinya, maka
dengan demikian komunikasi akan efektif sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai.
2.
Komunikasi Antarpribadi (interpersonal communication)
Adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang
atau lebih secara tatap muka. Dibandingkan bentuk komunikasi lainnya,
komunikasi antarpribadi dinilai paling efektif dalam mengubah sikap,
kepercayaan, opini, dan perilaku komunikan karena efek atau timbal
balik yang ditimbulkan dari proses komunikasi tersebut dapat langsung
dirasakan.
8
Hafied Cangara. Perencanaan dan Strategi Komunikasi. Depok : Rajagrafindo Persada.2014.hal.34
3.
Komunikasi Publik (public communication)
Komunikasi public menunjukkan suatu proses komunikasi
dimana pesan-pesan disampaikan oleh pembicara dalam situasi tatap
muka di depan khalayak yang lebih besar, contoh: komunikasi pidato,
komunikasi kolektif, komunikasi retorika, public speaking, dan
komuniasi khalayak.
4.
Komunikasi Massa (mass communication)
Adalah proses komunikasi yang pesannya dikirim dari sumber
yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alatalat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar, dan film.
Dalam komunikasi massa, sumber dan penerima dihubungkan oleh
saluran yang telah diproses secara mekanik. Pesan komunikasinya
berlangsung satu arah dan tanggapan baliknya lambat.Selain itu, sifat
penyebaran pesannya berlangsung begitu cepat, serempak, dan luas.
c. Fungsi Komunikasi
Menurut Effendy 9, fungsi-fungsi komunikasi dan komunikasi massa
dapat disederhanakan menjadi empat fungsi, yaitu:
9
Onong Uchjana Effendy,. 2013. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
1.
Menyampaikan Informasi (to infrom)
Adalah
memberikan
informasi
kepada
masyarakat,
memberitahukan kepada masyarakat mengenai peristiwa yang terjadi,
ide atau pikiran dan tingkah laku orang lain, serta segala sesuatu yang
disampaikan orang lain.
2.
Mendidik (to educate)
Adalah komunikasi merupakan sarana pendidikan, dengan
komunikasi manusia dapat menyampaikan idea atau pikiranya kepada
orang lain, sehingga orang lain mendapatkan informasi dan ilmu
pengetahuan.
3.
Menghibur (to entertain)
Adalah komunikasi selain berguna untuk menyampaikan
komunikasi, pendidikan dan mempengaruhi juga berfungsi untuk
menyampaikan hiburan atau menghibur orang lain.
4.
Mempengaruhi ( to influence)
Adalah
fungsi
mempengaruhi
setiap
indivindu
yang
berkomuniakasi tentunya berusaha saling mempengaruhi jalan pikiran
komunikan dan lebih jauhnya lagi berusaha merubah sikap dan tingkah
laku komunikan sesuai dengan yang diharapakan
Dilihat dari fungsi komunikasi dan keberadaannya di masyarakat,
komunikasi tidak dapat dihindari oleh seorang individu karena komunikasi
merupakan suatu alat yang harus digunakan untuk dapat digunakan untuk
dapat menjalin hubungan dengan orang lain
d.
Hambatan Komunikasi
Dalam komunikasi, pada saat penyampaian pesan dari komunikator
kepada komunikan sering terjadi tidak tercapainya pengertian sebagaimana
yang dikehendaki, malah timbul kesalahpahaman. Tidak dapat diterimanya
pesan tersebut dengan sempurna dikarenakan perbedaan lambang atau
bahasa antara apa yang dipergunakan dengan yang diterima. Atau terdapat
hambatan teknis lainnya yang menyebabkan gagasan terhadap kelancaran
sistem komunikasi kedua belah pihak. Menurut Onong Uchajana Effendy
menyatakan bahwa ada 4 (empat) hambatan yang biasa terjadi dalam
proses komunikasi10, yaitu:
1. Hambatan sosio-antro-psikologis
Proses komunikasi berlangsung dalam konteks situasional. Ini
berarti bahwa komunikator harus memperhatikan situasi ketika
komunikasi berlangsung, sebab situasi amat berpengaruh terhadap
kelancaran komunikasi terutama situasi yang berhubungan dengan
faktor-fator sosiologi-antropologis-psikologis.
10
Onong Uchjana Effendy,. 2013. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. hal.11
Hambatan sosiologis sering ditemui karena masyarakat terdiri
dari berbagai golongan dan lapisan, yang menimbulkan perbedaan
dalam situasi sosial, agama, ideologi, tingkat pendidikan, tingkat
kekayaan, dan sebagainya, yang kesemuanya dapat menjadi
hambatan bagi kelancaran komunikasi. Hambatan antropologis
terjadi karena manusia memiliki perbedaan postur, warna kulit dan
kebudayaaan, yang pada kelanjutannya berbeda dalam gaya hidup,
norma, kebiasaan dan bahasa. Sementara itu, hambatan psikologis
terjadi dalam komunikasi disebabkan karena si komunikator sebelum
melancarkan komunikasinya tidak mengkaji diri komunikan.
Komunikasi sulit berhasil apabila sedang sedih, bingung, marah,
merasas kecewa, merasa iri hati; juga jika komuniasi menaruh
prasangkan kepada komunikator. Prasangka menjadi salah satu
hambatan berat bagi kegiatan omunikasi karena orang yang
berprasangka
komunikator.
belum
apa-apa
sudah
bersikap
menentang
2. Hambatan Semantis Kalau hambatan sosiologis-antropologispsikologis terdapat pada pihak komunikan maka hambatan semantis
terdapat pada diri komunikator.Faktor semantis menyangkut bahasa
yang dipergunakan komuniator sebagai alat untuk menyalurkan
pikiran dan perasaannya kepada komunikator.Demi kelancaran
komuniasi maka seorang komunikator harus memperhatikan
gangguan semantis sebab salah ucap atau salah tulis dapat
menimbulkan salah pengertian atau salah tafsir yang pada akhirnya
bisa menimbulkan salah komunikasi.
3. Hambatan Mekanis Hambatan mekanis dijumpai pada media
yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Banyak contoh
yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari; suara telepon yang
krotokan, ketikan huruf yang buran pada surat, suara yang hilangmuncul pada pesawat radio, gambar yang meliuk-liuk pada pesawat
televisi, dan lain-lain.
4. Hambatan Ekologis
Hambatan ekologis terjadi disebabkan oleh gangguan
lingkungan terhadap proses berlangsungnya komunikasi, jadi
datangnya dari lingkungan. Contohnya adalah suara riuh orangorang atau kebisingan lalu-lintas, suara hujan atau petir, pada saat
komunikator sedang menyampaikan pesan.
sedang sedih, bingung, marah, merasas kecewa, merasa iri hati; juga jika
komuniasi menaruh prasangkan kepada komunikator. Prasangka menjadi salah
satu hambatan berat bagi kegiatan omunikasi karena orang yang berprasangka
belum apa-apa sudah bersikap menentang komunikator.
Keberhasilan kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh
penentuan strategi komunikasi.Menurut Effendi dalam buku berjudul “Dimensidimensi Komunikasi” menyatakan bahwa: “.... strategi komunikasi merupakan
panduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen
(communications management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai
tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana
operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan
(approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi”.11
Selanjutnya Effendi menyatakan bahwa strategi komunikasi terdiri dari
dua aspek, yaitu :Secara makro (Planned multi-media strategy) dan
Secara mikro (single communication medium strategy). Kedua aspek tersebut
mempunyai fungsi ganda, yaitu : (1) Menyebarluaskan pesan komunikasi yang
bersifat informatif, persuasif dan instruktif secara sistematis kepada sasaran untuk
memperoleh hasil yang optimal dan (2) Menjembatani “cultural gap”, misalnya
suatu program yang berasal dari suatu produk kebudayaan lain yang dianggap
11
Onong Uchjana Effendi, Dimensi-dimensi Komunikasi, 1981 :h.84.
baik untuk diterapkan dan dijadikan milik kebudayaan sendiri sangat tergantung
bagaimana strategi mengemas informasi itu dalam dikomunikasikannya.12
Sedangkan menurut Anwar Arifin dalam buku „Strategi Komunikasi‟
menyatakan bahwa : Sesungguhnya suatu strategi adalah keseluruhan keputusan
kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan, guna mencapai tujuan. Jadi
merumuskan strategi komunikasi, berarti memperhitungkan kondisi dan situasi
(ruang dan waktu) yang dihadapi dan yang akan mungkin dihadapi di masa depan,
guna mencapai efektivitas. Dengan strategi komunikasi ini, berarti dapat ditempuh
beberapa cara memakai komunikasi secara sadar untuk menciptakan perubahan
pada diri khalayak dengan mudah dan cepat. (1984 :10)
2.2.
Public Relation / Humas
1. Pengertian
Pada zaman ini tentu setiap orang menginginkan hubungan komunikasi
yang terjalin baik yang terus ingin dibina. Dalam membina hubungan baik tentu
ada hal yang akan saling mempengaruhi dan hal tersebut sudah termasuk ke dalam
kegiatan Publik relations.
Pengertian Publik relationsmenurut Dr. Rex F. Harlow (Nova, 2009:35)
adalah fungsi manajemen yang khas yang membantu pembentukan dan
pemeliharaan garis komunikasi dua arah, saling pengertian, penerimaan, dan kerja
sama antara organisasi dan masyarakatnya membantu manajemen untuk selalu
12
Ibid
mendapatkan informasi dan merespon pendapat umum, mendeifinisikan dan
menekankan tanggung jawab manajemen dalam melayani kepentingan
masyarakat, membantu manajemen mengikuti dan memanfaatkan perubahan
dengan efektif, berfungsi sebagai sistem peringatan awal untuk membantu
mengantisipasi krisis, dan menggunakan riset serta komunikasi yang logis dan etis
sebagai sarana utamanya.
Banyak pendapat para ahli dalam merumuskan pengertian dari Humas,
diantaranya adalah:
a. Cutlip, Center dan Broom dalam bukunya Effective Public Relations :
“Public Relations is the management function which evaluates public
attitudes, identifies the policies and procedures of an individual or an
organizational with the public interest, and plans and executes a program
of action to earn public understanding and acceptance” 13
Humas
merupakan fungsi manajemen yang
menilai
sikap publik,
mengidentifikasi kebijakan dan tata cara seseorang atau organisasi demi
kepentingan
publik,
serta
merencanakan
dan
melakukan
suatu program kegiatan untuk memperoleh pengertian, pemahaman, dan
dukungan dari publiknya.14
Teori ini menekankan humas sebagai fungsi manajemen
b. Howard Bonham yang menekankan humas pada “seni”, sebagai berikut:
13
Cutlip, Scott M. & Allen H. Center. 1982. Effective Public Relations.Englewood Cliffs N.J.:
Prentice Hill Inc.
14
Baskin, Aronoff, dan Lettimore. 1997. Public Relations: The Profession andThe Practice. USA:
Brown & Benchmark Publishers. Hal 5
Public Relations is the art of bringing about better public understanding
which breeds greater public confidence for any individual or
organization.
Dengan demikian Bonham mendefinisikan bahwa Publik Relations adalah
suatu seni untuk menciptakan pengertian publik secara lebih baik,
sehingga dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap seseorang atau
sesuatu organisasi/badan.
c. M. O Palapah & Atang Syamsudin menyatakan bahwa Public relations
adalah suatu bentuk spesialisasi komunikasi yang bertujuan untuk
memajukan saling mengerti dan bekerjasama antara semua publik yang
berkepentingan guna mencapai keuntungan dan kepuasan bersama. Hal ini
menekankan humas pada “Bentuk spesialisasi komunikasi”nya.
d. The British Institute of Public Relations (IPR)mengungkapkan “Public
relations practice is the delibrate, planned and sustained effort to
establish and maintain mutual understanding between anorganization.”
Hal ini memberikan penegasan bahwa praktek Publik Relations adalah
keseluruhan upaya yang terencana dan berkesinambungan untuk
menciptakan dan memelihara saling pengertian antara suatu organisasi
dengan segenap khalayaknya.
e. Frank Jefkinsmengatakan bahwa “Public Relations consist of all forms of
planned communication, outwards and inwards, between an organization
and its publics for the purposes of achieving specific objectives concerning
mutual understanding” teori ini mengungkapkan bahwaHumas
merupakan keseluruhan bentuk komunikasi yang terencana, baik itu keluar
maupun ke dalam, yakni antara suatu organisasi dengan publiknya dalam
rangka mencapai tujuan yang spesifik atas dasar adanya saling pengertian.
15
Pendapat Edward L. Bernays yang dikutip oleh Ardianto, menyatakan
bahwa Humas memiliki tiga arti: (1) penerangan kepada publik, (2) persuasi
kepada publik untuk mengubah sikap dan tingkah laku publik, (3) upaya untuk
menyatukan sikap dan perilaku suatu lembaga.”16
Banyaknya definisi Publik Relationsmembuat para pempraktek Publik
Relations dari berbagai Negara diseluruh dunia, yang terhimpun dalam organisasi
yang bernama IPRA (The International PublicRelations Associations)bersepakat
untuk merumuskan sebuah definisi dengan harapan dapat diterima dan dapat
dipraktekan bersama. Definisi IPRA tersebut dapat dinilai sebagai definisi yang
lengkap, yang menunjukan ciri khas dan meliputi faktor-faktor yang memang
harus ada pada Humas seperti Peran, Tugas, wewenang dan tanggung jawab
Humas. Definisi Publik Relations/Humas menurut IPRA sebagai berikut :
“Public Relations is a management functions, of a continuing and planned
character, through which public and private organizations and institutions seek to
win and retain the understanding, sympathy and support of those with whom they
are or maybe concerned – by evaluating public opinion about themselves, in order
15
Jefkins, Frank,1995, Public Relations, Jakarta: Erlangga
Ardianto, Elvinaro. Metode Penelitian untuk Public Relations: Kuantitatif danKualitatif. Penerbit
Simbiosa Rekatama Media Bandung. 2010
16
to correlate, as fast as possible, their own policies and procedures, to achieve by
planned and widespread information more productive co-operation and more
efficient fulfillment of their common interests.” (Humas adalah fungsi manajemen
dari sikap budi yang berencana dan berkesinambungan yang dengan itu
organisasi-organisasi dan lembaga-lembaga yang bersifat umum dan pribadinya
berupaya membina pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka yang ada
kaitanya atau yang mungkin ada hubungan dengan jalan menilai pendapat umum
diantara mereka untuk mengkorelasikan, sedapat mungkin kebijaksanaan dan tata
cara mereka, yang dengan informasi yang berencana dan tersebar luas, mencapai
kerjasama yang lebih Humasoduktif dan pemenuhan kepentingan bersama yang
lebih efisien).17
1.
Fungsi Humas
Dalam buku kampanye PR oleh Rosandy Ruslan18 mengungkapkan bahwa
terdapat 4 fungsi dari Public Relations
a. Sebagai communicator atau penghubung antara organisasi dengan lembaga
yang mewakili dengan publiknya
Bertindak sebagai Communicator, yaitu dalam sebuah kegiatan
komunikasi dalam sebuah organisasi pada perusaan, prosesnya
berlangsung dalam dua arah timbal balik (two way traffic
17
Effendi, Onong Uchyana.Human Ralations & Public Relations.Penerbit CV.Mandar Maju
Bandung. 2009
18
Uchjana Effendy, M. A ,Humas suatu kromonologis, Remaja Rosdakarya, 1992
reciprocalcommunication), dalam komunikasi ini fungsi PR adalah
sebagai penyebaran informasi, di lain pihak komunikasi berlangsung
dalam bentuk penyampaian pesan dalam menciptakan opini publik (Public
Opinion).
b. Membina relationship, yaitu berupa membina hubungan yang positif dan
saling menguntungkan dengan pihak publiknya
Membangun dan membina hubungan (Relationship) yang positif yang baik
dengan pihak publik sebagai target sasaran, yaitu publikinternal dan publik
eksternal khususnya dalam menciptakan saling mempercayai (mutually
understanding)
dan
saling
memperoleh
manfaat
bersama(muttulaysymbiosis) antara lembaga/ organisasi perushaan dan
publiknya
c. Peranan back up management, yakni sebagi pendukung dalam fungsi
manajemen organisasi atau perusahaan
Peranan back up management berarti melekat pada fungsi manajemen, dan
tidak dapat dipisahkan dengan manajemen. Untuk mencapai tujuan
tersebut dalam fungsi manajemen tersebut melalui tahapan yang dikenal
dengan POAC yaitu :
1) Planning (perancangan)
2) Organizing (pengorganisasian)
3) Actualiting (penggiatan)
4) Controlling (Pengawasan)
d. Membentuk Coorporate Image, artinya fungsi peranan PR dalam lembaga
berupaya dalam membentuk dan menciptakan citra bagi organisasi atau
lembaganya.
Menurut Bertrand R. Canfield dalam bukunya Public relations Principles
and Problema19, PR/Humas berfungsi untuk (Widjaja. 2010:54) :
a. Mengabdi kepentingan publik.
b. Memelihara komunikasi yang baik
c. Menitik beratkan moral dan tingkat laku yang baik.
Fungsi Public relations secara garis besar adalah (Kriyantono. 2012:21) :
a. Memelihara komunikasi yang harmonis antara perusahaan dan publiknya.
b. Melayani kepetingan publik dengan baik.
c. Memelihara perilaku dan moralitas perusahaan dengan baik.
Jadi penulis mengambil kesimpulan bahwa fungsi Public relations adalah
untuk menjembatani hubungan antara perusahaan dengan publiknya agar dapat
terjalin komunikasi yang baik, sehingga perusahaan dapat mengetahui keinginan
publik, dan publik juga dapat mengetahui apa yang dilakukan perusahaan.
2.
Tujuan Humas
Pada bagian ini, penulis akan membahas mengenai tujuan Public Relations
yang berguna bagi penelitian. Berikut pendapat para ahli mengenai tujuan Publik
Relations, antara lain:
19
Widjaja. Public relations Principles and Problema,2010: h.54
Pendapat Yulianita dalam buku Dasar-dasar PR20 memerikan penjelasan
“Tujuan Humas adalah untuk menciptakan, memelihara, dan meningkatkan citra
yang baik dari organisasi kepada publik yang disesuaikan dengan kondisi-kondisi
dari pada publik yang bersangkutan, Yulianti pun berkata dalam bukunya dasardasar PR, ada 4 hal prinsip dari tujuan PR yakni:
a. Menciptakan citra yang baik.
b. Memelihara citra yang baik
c. Meningkatkan citra yang baik
d. Memperbaiki citra jika citra organisasi kita menurun atau rusak.
Menurut Rosady Ruslan (2002 : 246), tujuan Public Relations adalah
sebagai berikut:
a. Menumbuh kembangkan citra perusahaan yang positif untuk publik
eksternal atau masyarakat dan konsumen.
b. Mendorong tercapainya saling pengertian antara publik sasaran dengan
perusahaan.
c. Mengembangkan sinergi fungsi pemasaran dengan Public Relations.
d. Efektif dalam membangun pengenalan merek dan pengetahuan merek.
e. Mendukung bauran pemasaran.
Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa tujuan Public Relations adalah
mengembangkan citra baik terhadap internal dan eksternal, sebagai penengah
20
Yulianita Neni, Dasar-dasar Public Relation, 2003;h. 42
diantara publik dan perusahaan, mengembangkan fungsi pemasaran dengan
Publik Relations, membangun merek, dan mengembangkan bauran pemasaran.
3.
Kegiatan Humas
Dalam buku managemen PR kosep dan aplikasinya di Indonesia Kasali
mengutip perkataan dari H.Fayol beberapa kegiatan dan sasaran PR, adalah :
a. Membangun Identitas dan Citra Perusahaan (Building Corporate Identity
and Image)
1) Menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif.
2) Mendukung kegiatan komunikasi timbal balik dua arah dengan
berbagai pihak.
Stimuls atau rangsangan yang di terima oleh panca indera dicerna sehingga
akan membuat perubahan sikap, persepsi dan cara berfikir dari seseorang.
sehingga akan memberikan respon yang positif jika stimulus yang diterima
dapat di menggerti dengan jelas.
b. Mengahadapi krisis (FacingOf Crisis)
Menghadapi krisis dan menangani keluhan (Complain) dan menghadapi
krisis yang terjadi.
c. Mempromosikan aspek kemasyarakatan (Promotions Public Causes)
yaitu: Mempromosikan yang menyangkut dengan kepentingan publik dan
Mendukung kegiatan pemerintah.
Pendapat Fayol tersebut berbeda dengan pandangan Renaldi Kasali21yang
menjelaskan dalam humas terdapat bentuk-bentuk kegiatan, sebagai berikut :
a. Kegiatan Internal
Adalah kegiatan yang ditunjukkan untuk publik internal atau publik yang
berhubungan dengan perusahaan atau instansi. Hubungan internal PR di
antaranya :
1) Hubungan dengan pemegang saham
2) Hubungan dengan manager dan top executive
3) Hubungan dengan karyawan
4) Hubungan dengan keluarga karyawan
b. Kegiatan Eksternal adalah kegiatan yang dilakukan pada publik umum/
masyarakat dalam bentuk opini publik tentang perusahaan atau instansi.
Hubungan eksternal PR di antaranya adalah :
1) Hubungan dengan konsumen
2) Hubungan dengan bank
3) Hubungan dengan pemerintah
4) Hubungan dengan komunitas
Kegiatan Humas adalah kegiatan komunikasi dua arah timbal balik
(Reciprocal two traffic Communication).Hal tersebut terbukti bahwa, dalam
rangka penyampaian informasi, baik yang diajukan kepada publik internal
21
Renaldi Kasali, Manajemen PR, Konsep & Aplikasinya di Indonesia”, 1994.h.65
maupun pada publik eksternal, harus terjadi ahrus balik (Feedback).Ini berarti PR
manager harus dapat mengetahui efek atau akibat efek yang ditimbulkan akibat
dari penyampaian pesan atau informasinya itu, apakah ditanggapi oleh publik
secara negatif.Bentuk kegiatan humas (dalam membicarakan pengertian hubungan
yang harmonis) mencakup pada arti :
a. Humas
harus dapat menciptakan kerjasamadi antara publik yang
mempunyai kepentingan.
b. Humas harus dapat menciptakan tumbuhnya rasa kepuasan bersama
diantara publik yang berkepentingan.
4.
Peranan Humas
Peranan Humas dalam suatu organisasi, menurut Dozier dan Broom
(1995), dibagi menjadi empat (4) kategori:
a. Export Presciber (Penasehat Ahli), Praktisi Humas dapat membantu untuk
mencari solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya
(Public Relationship), disini pihak manajemen bersifat pasif untuk
menerima atau mempercayai apa yang telah disarankan atau diusulkan
oleh pakar Humas (ExpertPresciber) tersebut dalam memecahkan dan
mengatasi persoalan Publik Relations yang tengah dihadapi oleh
organisasi yang bersangkutan.
b. Communications Fasilitator (Fasilitator Komunikasi), Praktisi Humas
bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak
manajemen dalam hal mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan
oleh publiknya, sekaligus mampu menjelaskan kembali keinginan,
kebijakan dan harapan organisasi kepada pihak publiknya. Sehingga
dengan komunikasi timbal balik tersebut dapat tercipta saling pengertian,
mempercayai, menghargai, mendukung dan toleransi yang baik dari kedua
belah pihak.
c. Problem Solving Process Fasilitator (Fasilitator Proses Pemecahan
Masalah), Peranan Praktisi Humas dalam proses pemecahahn persoalan ini
merupakan bagian tim manajemen, untuk membantu pimpinan organisasi
baik sebagai penasihat (adviser) hingga mengambil tindakan keputusan
(eksekusi) dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengan dihadapi,
secara rasional dan professional. Dan biasanya dalam menghadapi suatu
krisis yang terjadi, maka dibentuk suatu tim posko yang dikoordinir ahli
Humas dengan melibatkan berbagai departemen dan keahlian dalam suatu
tim khusus untuk membantu organisasi, perusahaan dan produk yang
tengah menghadapi atau mengatasi persoalan krisis tertentu.
d. Communication Technician (Teknisi Komunikasi) berbeda dengan tiap
peranan praktisi Humas profesional sebelumnya yang terkait erat dengan
fungsi dan peranan manajemen organisasi. Peranan communication
technician ini menjadikan praktisi Humas sebagai journalist in resident
yang hanya menyediakan layanan teknisi komunikasi atau dikenal dengan
method of communication inorganization. Sistem komunikasi dalam
organisasi tergantung dari masing-masing bagian atau tingkatan (level),
yaitu secara teknis komunikasi, baik arus maupun media komunikasi yang
dipergunakan dari tingkatan pimpinan dengan bawahan akan berbeda dari
bawahan ke tingkat atasan. Hal yang sama juga berlaku pada arus dan
media komunikasi antara satu level, misalnya komunikasi antar karyawan
satu departemen dengan lainnya (employee relations and communication
media model).
Peranan Humas (PR) tersebut diharapkan menjadi “mata” dan “telinga”
serta “tangan” bagi top manajemen dari organisasi, yang ruang lingkup tugasnya
mencangkup pembinaan hubungan terhadap pihak internal dan pihak eksternal.
2.2.
Teori Khusus
2.2.1. Strategi
Keberhasilan kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh
penentuan strategi komunikasi.Begitu juga dengan kegiatan Public relations yang
membutuhkan strategi dalam menjalankan sesuatu.
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani klasik yaitu ‟stratos” yang artinya
tentara dan kata ”agein” yang berarti pemimpin. Dengan demikian, strategi
dimaksudkan adalah memimpin tentara. Lalu muncul kata ”strategos” yang
artinya pemimpin tentara pada tingkat atas. Jadi strategi adalah konsep militer
yang bisa diartikan sebagai seni perang para jendral (The Art of General), atau
suatu rancangan yang terbaik untuk memenangkan peperangan (Cangara,
2013:61).
Strategi menghasilkan gagasan dan konsepsi yang dikembangkan oleh
para praktisi. Karena itu para pakar strategi tidak saja lahir dari kalangan yang
memiliki latar belakang militer, tapi juga profesi lain. Pada dasarnya strategi
adalah rencana manajemen instansi atau organisasi dalam jangka panjang dari hal
yang umum ke hal yang khusus, untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh
instansi dan akan dijadikan sebagai acuan dalam segala kegiatan instansi. Dengan
adanya strategi maka sebuah instansi atau organisasi akan lebih mudah dalam
melaksanakan berbagai kegiatannya.
Salusu, (1996:99), memberikan gambaran mengenai unsur-unsur atau
elemen-elemen dalam strategi, yaitu:
a. Tujuan dan Sasaran. Perlu diketahui bahwa tujuan berbeda dengan
sasaran. Harvey (1982) mencoba menjelaskan keduanya:
(a)
organizational goal adalah keinginan yang hendak dicapai di waktu yang
akan datang, yang digambarkan secara umum dan relatif tidak mengenal
batas waktu, sedangkan (b) organizational objectives adalah pernyataan
yang sudah mengarah pada kegiatan untuk mencapai goals: lebih terikat
dengan waktu, dapat diukur dan dapat dijumlah atau dihitung.
b. Lingkungan. Harus disadari bahwa organisasi tidak dapat hidup dalam
isolasi. Seperti manusia, juga organisasi yang dikendalikan oeh manusia,
senantiasa berinteraksi dengan lingkungannya, dalam arti saling
mempengaruhi. Sasaran organisasi senantiasa berhubungan dengan
lingkungan, di mana bisa terjadi bahwa lingkungan mampu mengubah
sasaran. Menurut Shirley, peluang itu dapat terjadi dalam lingkungan
makro (macro environment) seperti dalam masyarakat luas, dapat pula
terjadi dalam lingkungan mikro (micro environmet) seperti dalam tubuh
organisasi.
c. Kemampuan internal. Kemampuan internal oleh Shirley digambarkan
sebagai apa yang dibuat (cannot do) karena kegiatan akan terpusat pada
kekuatan.
d. Kompetisi. Kompetisi ini tidak dapat diabaikan dalam merumuskan
strategi.
e. Pembuat strategi. Ini juga penting karena menunjukkan siapa yang
kompeten membuat strategi.
f. Komunikasi. Para penulis secara impalasi menyadari bahwa dengan
komunikasi yang baik, maka strategi yang direncanakan akan berhasil.
Stephen Robbins (1990) dalam Morissan (2008:152) mendefinisikan:
”strategi sebagai penentuan tujuan jangka panjang perusahaan
dan memutuskan arah tindakan serta mendapatkan sumber-sumber
yang diperlukan untuk mencapai tujuan”
Berdasarkan definisi diatas, dapat dipahami bahwa srategi itu penting
dipahami oleh setiap eksekutif, manajer, kepala atau ketua, direktur, pejabat
senior dan junior, pejabat tinggi, menengah dan rendah.Hal ini harus dihayati
karena strategi dilaksanakan oleh setiap orang pada setiap tingkat, bukan hanya
oleh pejabat tinggi.
Mintzberg dalam Oliver (2006:2) berpendapat bahwa strategi berkaitan
dengan 5 hal:
a. Strategi sebagai sebuah rencana. Bahwa strategi merupakan suatu arah
tindakan yang didinginkan secara sadar;
b. Strategi sebagai sebuah cara. Bahwa strategi merupakan suatu manuver
spesifik yang dimaksudkan untuk mengecoh lawan atau kompetitor;
c. Strategi sebagai sebuah pola. Bahwa strategi merupakan pola dalam suatu
rangkaian tindakan;
d. Strategi sebagai sebuah posisi. Bahwa strategi suatu cara menempatkan
organisasi dalam sebuah lingkungan;
e. Strategi sebagai sebuah perspektif. Bahwa strategi merupakan suatu cara
yang terintegrasi dalam memandang dunia.
Pada umumnya setiap organisasi atau perusahaan memiliki strategi yang
berbeda namun pembuatan strategi umumnya menggunakan tiga tingkatan.
Menurut Husain Umar ( 2010:17-18), tingkatan strategi tersebut, adalah:
a. Strategi Korporasi. Strategi ini menggambarkan arah perusahaan secara
keseluruhan mengenai sikap perusahaan secara umum terhadap
pertumbuhan dan manajemen berbagai bisnis dan lini produk untuk
mencapai keseimbangan porttofolio produk dan jasa.
b. Strategi Unit Bisnis. Strategi ini biasanya dikembangkan pada level divisi
dan menekankan pada perbaikan posisi persaingan produk barang atau jasa
perusahaan dalam industrinya atau segmen pasar yang dilayani oleh divisi
tersebut.
c. Strategi Fungsional. Strategi ini menekankan terutama pada pemaksimalan
sumber daya produktivitas. Dalam batasan oleh perusahaan dan strategi
bisnis yang berada di sekitar mereka, departemen fungsional seperti
fungsi-fungsi pemasaran, dan SDM untuk mengumpulkan bersama-sama
aktivitas mereka dan kompetensi mereka guna meningkatkan kinerja
perusahaan.
Menurut Jack Trout (Suyanto, 2007:16) inti dari strategi adalah bagaimana
bertahan hidup dalam dunia kompetitif, bagaimana membuat persepsi yang baik
di benak konsumen, menjadi berbeda, mengenali kekuatan dan kelemahan
pesaing, menjadi spesialisasi, menguasai satu kata di kepala. Kepemimpinan yang
memberi arah dan memahami realitas pasar dengam menjadi yang pertama
daripada menjadi yang lebih baik.
Pernyataan diatas juga di dukung oleh Stephen Robbins sebagai “The
determination of the basic long-term goals and objectives of an enterprise, and
the adoption of course of anction and the allocation of resources necessary for
carrying out this goals”. Artinya adalah, penentuan tujuan jangka panjang
perusahaan dan memutuskan arah tindakan serta mendapatkan sumber-sumber
yang diperlukan untuk mencapai tujuan (Morissan,2008:152).
Jadi penulis menarik kesimpulan bahwa strategi adalah cara yang
dilakukan untuk dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai dengan rencana yang
sudah dipersiapkan dan diperhitungkan secara matang.
2.2.2. Strategi Humas
Dalam buku dasar-dasar Publik Relations 2003 Rosdakarya halaman 90
oleh Drs. Soleh Soemirat, M.S dan Drs Elvindro Adrianto, M.Si mengutip dari
perkataan Kasali 1994:34 “Istilah strategi manajemen sering pula di sebut sebagai
rencana strategi atau rencana jangka panjang perusahaan”.
Lebih jauh Kasali menyebutkan rencana jangka panjang inilah yang
menjadi pegangan bagi para praktisi PR untuk menyusun berbagai rencana teknis,
dan langkah komunikasi yang akan di ambil sehari-hari. Untuk dapat bertindak
secara strategis karena kegiatan PR harus menyatu dengan visi dan misi organisasi
perusahaannya.
Dalam buku dasar-dasar Public Relations 2003 Rosdakarya halaman 90
oleh Drs. Soleh Soemirat M.S dan Drs.Elvindro Adrianto, M.Si mengutip dari
perkataan Pearce dan Robinson mengatakan langkah-langkah dalam strategi
managemen sebagai berikut :
1. Menentukan missions Perusahaan. Termasuk di dalamnya adalah
pernyataan yang umum mengenai maksud pendirian (purpose), filosofi,
dan sasaran
2. Mengembangkan Company profile yang mencerminkan kondisi intern
perusahaan dan kemampuan yang di milikinya
3. Penilaian terhadap lingkungan ekstern perusahaan, baik dari segi
semangat kompititif maupun secara umum.
4. Analisis dalam peluang yang tersedia di lingkungan (yang melahirkan
pilihan-pilihan)
5. Identifikasi atas pilihan yang di khendaki yang tidak dapat digenapi untuk
memenuhi tuntutan misi perusahaan
6. Pemilihan strategi atas objektive tahunan serta rencana jangka panjang
dan garis besar strategi yang di butuhkan untuk mencapai objektif
tersebut.
7. Mengembangkan objektive tahunan dan rencana jangka pendek yang
selaras dengan objective jangka panjang dan garis besar strategi.
8. Implementasi atas hasil hal-hal di atas dengan menggunakan sumber yang
tercantum pada budget (anggaran) dan mengawinkan rencana tersebut
dengan sumberdaya manusia, struktur teknologi dan sistem balas jasa
yang memungkinkan
9. Review dan evaluasi atas hal-hal yang telah dicapai dalam setiap periode
jangka pendek sebagai suatu proses untuk melakukan control dan sebagai
input bagi pengambilan keputusan dimasa depan. (Kasali, 1994:43)
Dalam buku dasar-dasar Public Relations oleh Drs. Soleh Soemirat M.S
dan Drs.Elvindro Adrianto, M.Si, mengutip dari perkataan Kasali proses dalam
melakukan strategi manajemen yaitu :
1. Melakukan tugasnya sebagai bagian dari strategi managemen
keseluruhan organisasi dengan melakukan survey atas lingkungannya
dan membantu mendefinisikan misi, sarana, dan objektif organisasi
perusahaan.Keterlibatan Humas dalam proses menyeluruh ini akan
memberi manfaat yang besar dan sekaligus bagi humas itu sendiri,
khususnya pada tingkat koorporat.
2. Humas dapat berperan sebagai strategi managemen dengan mengelola
kegiatannya secara strategis artinya bersedia mengorbankan kegiatan
jangka pendek demi arah perusahaan secara menyeluruh. (Soleh
Soemirat M.S dan Drs.Elvindro Adrianto 2003:93)
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa strategi dalam sebuah
kegiatan humas harus dapat membuat rencana rancangan kegiatan jangka panjang
pada perusahaan/ organisasi yang disesuaikan dengan visi dan misi sebuah
perusahaan, karena pada dasarnya hal itulah yang menjadi pegangan seorang
humas dalam menjalankan strategi untuk setiap kegiatannya.
Strategi itu harus dipahami oleh tiap-tiap bagian dari setiap divisi dalam
perusahaan, Menurut D. Ronald Smith (2005: 10-11), ada beberapa langkah yang
ditetapkan sebagai strategi Public relations, yaitu:
1.
Formative Research
Fase pertama dalam proses perencanaan strategis menurut Smith adalah
riset formatif atau riset stategis adalah kegiatan pendahuluan yang dilakukan
untuk mendapatkan informasi dan menganalisa situasi yang dihadapi . Dalam
fase ini terdapat tiga tahap yakni analisis situasi, analisis organisasi dan analisis
publik.
a. Analyzing the situation (menganalisa situasi)
Merupakan bagian yang penting sebagai proses awal penentuan
strategi,dimana setiasp tahap ini digunakan untuk mengumpulkan semua
informasi dan sekaligus menganalisa situasi.
b. Ananlyzing the organization (menganalisa oranisasi)
Pada tahap ini diperlukan pengamatan yang tepat terhadap tiga aspek
perusahaan yaitu lingkungan internalnya (misi,performance, dan sumber daya
perusahaan), reputasi dan lingkungan eksternalnya.
c. Ananlyzing the public (menganalisa publik)
Merupakan tahap untuk mengidentifikasikan dan menganalisa publik yang
menjadi sasaran. Hal ini akan membuat perusahaan mampu mengatur prioritas
dalam berhubungan dengan publknya yang beragam.
2.
Strategy
Strategi merupakan jantung nya perencanaan public relations maupun
masaran dan bidang lainnya yang berkaitan. Strategi adalah keseluruhan rencana
organisasi, meliputi apa yang ingin dicapai dan bagaimana cara mencapainya.
Strategi memiliki tiga tahap, yakni menetapkan tujuan dan sasaran,
memformulasikan aksi dan strategi respon, kemudian menggunakan komunikasi
efektif.
a. Establishing goals and objectives (menentukan sasaran dan objektif)
Tahap ini dapat membuat perusahaan mengembangkan objektif yang jelas,
spesifik dan terukur (measurable) sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.
b. Formulating action and response strategies (memformulasikan aksi dan
respon)
Tahap ini merupakan tahap dimana antara kegiatan atau aksi dipadukan
dengan respon yang akan diterima.
c. Using effective communication (menggunakan komunikasi yang
efektif)
Tahap ini berhubungan dengan beragam keputusan yang diambil terhadap
pesan yang disampaikan, seperti: sumber yang akan
menyampaikan pesan
kepada publik kunci, isi dari pesan, bunyi dan gayannya dan lain-lain.
3.
Tactics
Setelah strategi di buat, kini tiba gilirannya untuk memasuki fase ketiga
yaitu taktik. Pada fase ini terdiri dari pemilihan taktik komunikasi yang akan
digunakan dan melakukan implementasi rencana strategis yang sudah disusun.
a. Choosing communication tactics (memilih taktik komunikasi)
Ada empat kategori dalam komunikasi, seperti : komunikasi tatap muka,
organizational media, media berita, iklan dan media promosional dan lainnya.
b. Implementing the strategic plan (mengimplementasikan strategi)
Di tahap ini dikembangkan budget dan jadwal yang dipersiapkan untuk
mengimplementasikan program komunikasi yang ditentukan.
4.
Evaluative Research
Pada fase terakhir adalah untuk mengetahui efektivitas berbagai
taktikkomunikasi yang digunakan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditentukan.Tahap ini adalah tahap akhir dimana dikembangkan metode yang
spesifik dalam mengukur keefektifan dari strategi yang ditempuh.
Strategi pada hakekatnya adalah suatu perencanaan (planing) dan
manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi untuk
mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya
menunjukkan arah saja, melakukan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik
operasionalnya tertentu dalam praktik operasionalnya(Effendy, 2011:32).
Sedangkan menurut Nova dalam bukunya Crisis Public Relations
(2011:54-55) strategi Humas atau lebih dikenal dengan bauran humas adalah :
1. Publications (Publikasi)
Setiap fungsi dan tugas Humas adalah menyelenggarakan publikasi atau
menyebarluaskan informasi melalui berbagai media tentang aktivitas atau
kegiatan perusahaan atau organisasi yang pantas untuk diketahui
publiknya.Setelah itu, menghasilkan publisitas untuk memperoleh tanggapan
positif secara luas dari masyarakat.Dalam hal ini tugas humas adalah
menciptakan berita untuk tujuan menguntungkan citra lembaga atau organisasi
yang diwakilinya.
2. Event
Merancang acara tertentu atau lebih dikenal dengan peristiwa (special event)
yang dipilih dalam jangka waktu, tempat, dan objek tertentu yang khusus
sifatnya untuk mempengaruhi opini public. Biasanya event tersebut ada
beberapa jenis, diantaranya sebagai berikut :
3. Calender event
Calender event yang rutin (regular event) dilaksanakan pada bulan tertentu
sepanjang tahun, seperti menyambut hari raya Idul Fitri, hari Natal, Tahun
baru dan sebagainya.
4. Special event
Yaitu event atau acara yang sifatnya khusus dan dilaksanakan pada moment
tertentu diluar acara rutin dari program kerja Humas, misal peluncuran produk
baru, pembukaan kantor dan sebagainya.
5. Moment event
Moment event, yaitu acara yang bersifat momentum atau lebih khusus lagi,
misalnya penyambutan pesta emas dan menghadapi millennium.
6. News (menciptakan berita)
Berupaya menciptakan berita melalui press release, news letter dan bulletin,
dan lain lain biasanya mengacu teknis penulisan 5W+1H dengan sistematika
penulisan “piramida terbalik”, yang paling penting menjadi lead atau intro dan
kurang penting diletakan ditengah batang berita.
7. Community Involvement (Kepedulian kepada komunitas)
Keterlibatan tugas sehari-hari seorang Humas adalah mengadakan kontrak
sosial dengan kelompok masyarakat tertentu untuk menjaga hubungan baik
dengan pihak organisasi atau lembaga yang diwakilinya.
8. Inform or image (meraih citra)
Ada dua fungsi utama dari Humas, yaitu memberitahukan sesuatu kepada
publik atau menarik perhatian, sehingga diharapkan akan memperoleh
tanggapan berupa citra positif dari sesuatu proses “nothing” diupayakan
menjadi “something”. Dari yang tidak tahu menjadi tahu, setelah tahu menjadi
suka, dan kemudian diharapkan timbul sesuatu (something) yaitu berupa citra.
9. Lobby or Negotiation (lobi atau negosiasi)
Keterampilan untuk melobi secara pendekatan pribadi dan kemampuan
bernegosiasi sangat diperlukan bagi seorang Humas.Tujuan Lobi adalah untuk
mencapai kesepakatan (deal) atau memperoleh dukungan dari individu atau
lembaga yang berpengaruh terhadap kelangsungan bisnis perusahaan.
10. Social Responbility (Tanggung Jawab Sosial)
Memiliki tanggung jawab sosial dalam aktivitas Humas menunjukan bahwa
perusahaan
memiliki
kepedulian
terhadap
masyarakat.Hal
ini
akanmeningkatkan citra perusahaan di mata publik.Saat ini banyak perusahaan
menjadikan kegiatan sosial sebagai aktivitas yang harus dilakukan.Bentuknya
beragam seperti peduli banjir, memberikan beasiswa, santunan anak yatim,
pengobatan gratis, dan masih banyak kegiatan lainnya.
2.2.3. Sosialisasi
Ada begitu banyak persepsi tentang sosialisasi. Sosialisasi adalah suatu
proses dimana anggota masyarakat yang baru mempelajari norma-norma dan
nilai-nilai masyarakat di mana dia menjadi anggota (Soerjono Soekanto, 2009:59).
Menurut kamus umum bahasa Indonesia sosialisasi adalah proses belajar
seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati kebudayaan
masyarakat dalam lingkungannya (Surayin, 2003:569).
Seperti yang telah dipaparkan diatas, sosialisasi memiliki banyak persepsi
yang berbeda-beda sehingga penulis dapat menarik kesimpulan bahwa sosialisasi
berarti proses belajar seseorang untuk mempelajari norma dan nilai kebudayaan
masyarakat dalam lingkungannya. Namun, sosialisasi dalam penelitian ini lebih
menekankan pada bagaimana seorang public relations dapat memberikan dan
menyebarkan informasi tentang suatu produk, program dan hal-hal yang memiliki
nilai sosial secara luas kepada khalayak sasarannya sebagai wujud komunikasi
dengan masyarakat itu sendiri. Sosialisasi dalam penelitian ini memiliki
keterkaitan yang sangat erat dengan peran public relations seperti yang telah
dijelaskan pada sub bab sebelumnya.
Proses sosialisasi terjadi melalui interaksi sosial, yaitu hubungan antarmanusia yang menghasilkan adanya proses pengaruh mempengaruhi. Dalam
proses pendewasaan manusia maka berdasarkan pengalamannya sendiri, ia akan
selalu mempunyai suatu sistem tingkah laku (behavior system) yang akan
ditentukan oleh watak pribadinya, yaitu bagaimana ia akan memberikan reaksi
terhadap suatu pengalaman. Akhirnya sistem perilaku inilah yang akan
menentukan dam membentuk sikapnya (attitude) terhadap sesuatu.
Menurut Slameto (2003:3) sosialisasi adalah suatu proses belajar
mengajar. Dalam hal ini belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Sementara itu, Ritcher Jr (1987: 139) memberikan definisi yang
lebih luas, bahwa sosialisasi adalah proses seseorang memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang diperlukannya agar dapat berfungsi sebagai orang
dewasa dan sekaligus sebagai pemeran aktif dalam satu kedudukan atau peranan
tertentu di masyarakatnya.
Sosialisasi juga dapat diartikan sebagai proses penyebarluasan informasi
(program, kebijakan, peraturan) dari satu pihak (pemilik program, kebijakan,
peraturan) kepada pihak(-pihak) lain (aparat, masyarakat yang terkena program,
dan masyarakat umum).
Dalam usaha untuk melakukan kegiatan sosialisasi, terdapat beberapa cara
yang dapat digunakan menurut Susanto (1997, 47:48):
1. In House Campaign
Proses sosialisasi yang diarahkan pada seluruh anggota organisasi didalam
perusahaan, yang menyangkut semua tingkatan yang ada dalam aktivitas kerja
sehari-hari. Program ini dapat memanfaatkan beberapa orang kunci dalam
perusahaan seperti:
a. Top manager, untuk menunjukkan komitmen top management terhadap
kebijaksanaan ini.
b. Core People, dipilih dari anggota organisasi yang memiliki antusiasme
yang tinggi terhadap penerapan dari budaya perusahaan yang telah
ditetapkan. Core people dapat dipilih dari berbagai tingkatan dalam
organisasi.
c. Rekan kerja yang lebih dulu bergabung, diarahkan pada anggota yang baru
bergabung, yang berperan sebagai komunikator adalah rekan sekerja.
Disamping itu, juga dapat dimanfaatkan beberapa hal berikut ini: Gimmick
products dan Buku pedoman.
2. Outside Campaign
Seluruh proses sosialisasi diarahkan pada lingkungan ekstern organisasi,
tujuannya adalah untuk menunjukkan komitmen yang diambil oleh perusahaan
dalam melayani kepentingan „konsumen‟nya.
Penelitian ini menggunakan Teori Laswell dan disonansi kognitif.Teori
Laswell telah dijelaskan dalam strategi komunikasi.Teori disonansi kognitf biasa
disebut juga sebagai teori perubahan sikap. Teori ini menyatakan bahwa
seseorang akan mengalami ketidaknyamanan di dalam dirinya bila ia dihadapkan
pada informasi baru atau informasi yang bertentangan dengan keyakinannya
(Morissan, 2008:64). Teori ini merangkum empat asumsi yaitu:
1. Manusia memiliki hasrat akan adanya konsistensi pada keyakinan, sikap, dan
perilakunya.
2. Disonansi diciptakan oleh inkonsistensi psikologis
3. Disonansi adalah perasaan tidak suka yang mendorong orang untuk
melakukan tindakan – tindakan dengan dampak yang dapat diukur.
4. Disonansi akan mendorong usaha untuk memperoleh konsonansi dan usaha
untuk mengurangi disonansi.
2.3.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan
JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) adalah program Pemerintah yang
bertujuan memberikan kepastian jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi
seluruh rakyat Indonesia untuk dapat hidup sehat, produktif dan sejahtera.Berikut
adalah pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan (Frequently Asked
Questions/FAQ) terkait dengan Program JKN. Peserta dari program ini akan
memperoleh manfaat pemeliharaan dan perlindungan kesehatan demi
terpenuhinya kebutuhan dasar kesehatan manusia. Sedangkan Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan merupakan badan hukum yang
dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan.UU BPJS
menentukan bahwa BPJS Kesehatan berfungsi menyelenggarakan program
jaminan kesehatan.Jaminan Kesehatan menurut UU SJSN diselenggarakan secara
nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas, dengan tujuan
menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan
perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.
Program Jaminan Kesehatan Nasional merupakan program jaminan
kesehatan yang diselenggarakan BPJS Kesehatan.Jaminan kesehatan yang
diberikan bukan hanya pada saat memiliki penyakit kronis seperti jantung atau
kanker namun juga termasuk di dalamnya usaha-usaha pencegahan, seperti
imunisasi.Pelayanan jaminan kesehatan yang diberikan kepada peserta dapat
peroleh diberbagai rumah sakit, baik milik pemerintah maupun swasta yang telah
menandatangani kontrak.Mutu pelayanan yang diberikan merata terhadap setiap
orang. Perbedaan kelas bukan berarti beda segala-galanya. Yang berbeda hanyalah
kamarnya. Untuk pelayanan obat itu sendiri, pada dasarnya sama untuk semua.
Sehingga rakyat miskin tidak perlu khawatir mendapat perlakuan berbeda.
Sebelum terbentuk BPJS Kesehatan, jaminan sosial di Indonesia
diselenggarakan oleh beberapa badan milik Negara. Seperti halnya PT Asuransi
Kesehatan Indonesia (ASKES), Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK),
Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ASABRI), Tabungan
dan Asuransi Pegawai Negeri (TASPEN) yang kesemuanya itu masuk dalam
bagian jaminan asuransi kesehatan di Indonesia. Ada juga asuransi swasta seperti
Prudencial dan lain sebagainya.
Pada program JKN semua warga negara Indonesia wajib menjadi peserta
termasuk warga negara asing yang sudah tinggal di Indonesia lebih dari 6 bulan
dan wajib membayar iuran kepada BPJS, bagi yang tidak mampu iuran
dibayarkan pemerintah (PBI) yang pesertanya ditetapkan pemerintah. Konsep
iuran BPJS bagi pekerja maupun PNS adalah 4,5 persen ditanggung pemberi kerja
(perusahaan) dan 0,5 persen ditanggung pekerja itu sendiri, sehingga totalnya 5
persen berdasarkan upah.
Manfaat jaminan kesehatan yang bisa diperoleh dari program ini bersifat
pelayanan kesehatan yang mencakup pelayanan preventif, kuratif dan rehabilitatif
termasuk obat dan bahan medis habis pakai yang diperlukan. Dimana bagi para
peserta akan memperoleh pelayanan kesehatan dengan mengikuti prosedur
pelayanan. Seperti halnya dalam mengikuti sistem rujukan yang berjenjang,
adapun fasilitas kesehatan yang digunakan dalam JKN meliputi fasilitas primer,
sekunder dan tersier, baik milik pemerintah maupun swasta yang bekerjasama
dengan BPJS Kesehatan.
Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) BPJS Kesehatan meliputi:
1. Pelayanan kesehatan tingkat pertama, yaitu pelayanan kesehatan non
spesialistik mencakup: Administrasi pelayanan; Pelayanan promotif dan
preventif; pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi medis; tindakan medis non
spesialistik, baik operatif maupun non operatif; pelayanan obat dan bahan
medis habis pakai; transfusi darah sesuai kebutuhan medis; pemeriksaan
penunjang diagnosis laboratorium tingkat pertama; rawat inap tingkat pertama
sesuai indikasi.
2. Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan, yaitu pelayanan kesehatan
mencakup:
a. Rawat jalan, meliputi: Administrasi pelayanan; pemeriksaan, pengobatan
dan konsultasi spesialistik oleh dokter spesialis dan sub spesialis; tindakan
medis spesialistik sesuai dengan indikasi medis; pelayanan obat dan bahan
medis habis pakai; pelayanan alat kesehatan implant; pelayanan penunjang
diagnostik lanjutan sesuai dengan indikasi medis; rehabilitasi medis;
pelayanan darah; pelayanan kedokteran forensik; pelayanan jenazah di
fasilitas kesehatan.
b. Rawat Inap yang meliputi: perawatan inap non intensif; perawatan inap di
ruang intensif; pelayanan kesehatan lain yang ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan.
JKN ini ditandai dengan beroperasinya Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) Kesehatan tanggal 1 Januari 2014, yang merupakan implementasi
dari berlakunya UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS dan UU Nomor 40
tahun 2004 tentang SJSN.
Download