BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Komunikasi berpangkal pada pada perkataan latin “Communis” yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa Latin “Communico” yang artinya membagi.11 Dengan demikian, kata komunikasi menurut kamus bahasa mengacu pada suatu upaya yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa ( media cetak dan elektronik ). Awal perkembangannya, komunikasi massa berasal dari perkembangan kata media of mass communication ( media komunikasi massa ) dan dalam hal ini kita juga perlu membedakan massa dalam arti “umum” dengan massa dalam arti secara sosiologis. Dengan kata lain , massa yang dimaksud dalam hal itu adalah kumpulan individu yang berada di suatu lokasi tertentu.12 Agar tidak ada kerancuan dan perbedaan persepsi tentang massa, ada baiknya kita membedakan arti massa dalam komunikasi massa dengan massa dalam arti umum. Massa dalam komunikasi massa lebih menunjuk pada penerima 1 $' ) = ' # # 8 8 % 9 , $' % 9 , $' 1 ! 1 ! pesan yang berkaitan dengan media massa. Dengan kata lain massa disini berarti massa yang bersikap dan berprilakunya berkaitan dengan peran media massa. Oleh karena itu, massa disini menunju pada khalayak, audience, penonton, pemirsa atau pembaca.13 Ada banyak versi tentang arti media massa dalam komunikasi massa, namun dari sekian banyak definisi yang bisa dikatakan bentuk media massa antara lain media elektronik ( televisi, radio ), media cetak (sura kabar, majalah, tabloid ), buku dan film. Dalam perkembangan komunikasi massa yang sudah sangat modern ini, ada satu perkembangan media massa yakni internet. Belum ada definisi komunikasi massa yang memasukan internet dalam media massa. Padahal jika ditinjau dari ciri, fungsi internet jelas masuk dalam bentuk komunikasi massa14. Dengan demikian, media massa adalah alat – alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak dan cepat kepada audience yang luas dan heterogen . Komunikasi massa juga dapat didefinisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya masal melalui alat – alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar dan film. Dibandingkan dengan bentuk – bentuk komunikasi sebelumnya, komunikasi massa memiliki cirri tersendiri. Sifat pesannya terbuka dengan khalayak secara variatif, baik dari segi usia, agama, suku, pekerjaan, maupun dari segi kebutuhan. = = ' :.' 1 ! ' :.' 1 ! Ciri lain yang dimiliki komunikasi massa ialah sumber dan penerima dihubungkan oleh saluran yang telah diperoleh dan diproses secara mekanik. Sumber juga merupakan suatu lembaga atau institusi yang terdiri dari banyak orang misalnya, reporter, penyiar, editor, teknisi dan lain sebagainya. Oleh karena itu, proses penyampaian pesannya lebih formal, terencana, terkendali oleh redaktur dan lebih rumit dengan kata lain melembaga. Harold D Lasswel (Komala,dalam Karlinah.1999) mengemukakan suatu ungkapan yang sangat terkenal dalam teori dan penelitian komunikasi massa. Ungkapan tersebut merupakan suatu formula dalam menentukan scientific study dari suatu proses komunikasi massa. Dengan mengikuti formula Lasswel dapat dipahami bahwa dalam proses komunikasi massa terdapat lima unsur yang disebut komponen atau unsur dalam proses komunikasi, yaitu : 1. Who (siapa) : Komunikator yang menyampaikan pesan dalam proses komunikasi massa, bisa perorangan atau mewakili suatu lembaga, organisasi ataupun instansi. Segala masalah yang bersangkutan dengan “siapa” memerlukan analisis kontrol yaitu analisis yang merupakan subdivisi dari riset lapangan. 2. Says What (apa yang dikatakan) : Pernyataan umum, dapat berupa suatu ide, informasi, opini, pesan, dan sikap, yang sangat erat kaitannya dengan masalah analisis pesan. 3. In Which Channel (melalui saluran apa) : Media komunikasi atau saluran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan komunikasi. 4. To Whom (kepada siapa) : Komunikan atau audiens yang menjadi sarana komunikasi. Kepada siapa pernyataan tersebut ditujukan, berkaitan dengan masalah penerimaan pesan.Dlam hal ini diperlukan analisis khalayak. 5. Whith What Effect (dengan efek apa) : Hasil yang di capai dari usaha penyampaian pernyataan umum itu pada sasaran yang dituju. Berkaiatan dengan efek ini diperlukan analisis efek.15 2.1.2 Karakteristik Komunikasi Massa Komunikasi massa memiliki beberapa karakteristik yaitu :16 1. Bentuk kegiatan komunikasi melalui media massa bersifat umum, bukan perorangan atau pribadi. 2. Pola Penyampaian pesan media massa mampu menjangkau khalayak luas dan memiliki kemampuan untuk menyampaikan pesan secara singkat. 3. Penyampaian pesan melaui media massa cenderung berjalan satu arah dalam arti tidak dapat memberikan respon secara langsung, walaupun dapat, mungkin sifatnya tertunda atau tidak langsung. 4. Kegiatan komunikasi melalui media massa dilakukan secara terencana, terjadwal dan terorganisasi. < -!3' + ' % > 0 ' %'; ' 1 ! ? * 2 * # ! " 1 ! # *' .' % 5. Penyampaian pesan melalui media massa dilakukan secara berkala, tidak bersifat temporer. 6. Isi pesan yang disampaikan media massa mencakup berbagai aspek manusia ( sosial, ekonomi, politik, budaya, dan lain – lain ) baik yang bersifat informasi, pendidikan maupun hiburan. 2.1.3 Pentingnya Komunikasi Massa Komunikasi massa memiliki peranan penting bagi media, yaitu terdiri dari: 1. Media merupakan industri yang berubah dan berkembang serta menciptakan lapangan pekerjaan, barang dan jasa serta menghidupkan industri lain yang terkait. Media juga merupakan industri tersendiri yang memiliki peraturan dan norma – norma yang menghubungkan institusi sosial lainya. 2. Media massa merupakan sumber kekuatan atau alat control manajemen dan inovasi dalam masyarakat yang dapat di daya gunakan sebagai pengganti kekuatan dan sumber daya manusia. 3. Media merupakan lokasi atau norma yang semakin berperan untuk menampilkan peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bersifat nasional maupun internasional. 4. Media sering kali berperan sebagai wahana pengetahuan kebudayaan, bukan saja dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya, hidup dan norma. 5. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif. 2.1.4 Fungsi Dan Tujuan Komunikasi Massa Wilbur Schramm menyatakan, komunikasi massa berfungsi sebagai decoder, interpreter, dan encoder. Komunikasi massa men-decode lingkungan sekitar untuk kita, Mengawasi kemungkinan timbulnya bahaya, mengawasi adanya persetujuan dan juga efek – efek hiburan. Komunikasi massa menginterprestasikan hal – hal yang di-decode sehingga dapat mengambil kebijakan terhadap efek. Menjaga berlangsungnya interaksi serta membantu anggota – anggota masyarakat menikmati kehidupan. Komunikasi massa juga meng-encode pesan –pesan yang memelihara hubungan kita dengan masyarakat lain serta menyampaikan kebudayaan baru kepada anggota masyarakat. Peluang ini dimungkinkan karena komunikasi massa mempunyai kemampuan memperluas pandangan dalam jarak yang hampir tidak terbatas, dan dapat melipat gandakan suara dan kata – kata secara luas. Pendapat Schramm pada dasarnya tidak berbeda dengan pendapat Harold D Lasswell yang menyebutkan fungsi–fungsi komunikasi massa sebagai berikut : a. Surveillance of the environment Fungsinya sebagai pengamat lingkungan, yang oleh Schramm disebut sebagai decoder yang menjalankan fungsi the watcher. b. Correlation of the parts of society in responding to the environment Fungsinya menghubungkan bagian – bagian masyarakat agar sesuai dengan lingkungan. Schramm menamakan fungsi ini sebagai penterjemah yang melakukan fungsi the forum. c. Transmission of the social heritage from one generation to the next Fungsinya adalah sebagai penerus atau pewaris sosial dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Schramm menamakan fungsi ini sebagai encoder yang menjalankan fungsi the teacher.17 Lasswell tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai fungsi – fungsi yang ia kemukakan itu, sehingga terbuka kesempatan berbagai spekulasi dan penafsiran. Seorang ahli sosiologi, Charles R.Wright, menambahkan fungsi keempat, yaitu entertainment dan ia memberikan penjelasan keempat fungsi itu sebagai berikut . a. Surveillance Menunjukan pada fungsi pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian – kejadian dalam lingkungan, baik di dalam maupun diluar masyarakat. fungsi ini berhubungan dengan apa yang disebut handling of news. 4' % '; ' '< 8 % 9 .'% , ' 1 ! b. Correlation Meliputi fungsi interpretasi pesan yang menyangkut lingkungan dan tingkah laku tertentu dalam memberikan reaksi terhadap kejadian- kejadian. Bagi sebagian, fungsi ini diidentifikasikan sebagai fungsi editorial dan propaganda. c. Entertainment Menunjuk pada kegiatan – kegiatan komunikatif yang dimaksudkan untuk memberikan hiburan tanpa mengharapkan dampak –dampak tertentu. Fungsi – fungsi itu sebenarnya serupa dengan fungsi – fungsi komunikasi pada umumnnya. Fungsi – fungsi itu telah ada, lama sebelum komunikasi massa lahir. Dalam setiap masyarakat termasuk mayarakat primitif, dapat ditemukan adanya para pengamat lingkungan, guru, penghibur, serta cara –cara menghubungkan informasi sehingga suatu masyarakat tetap berfungsi. Sejalan dengan apa yang dikatakan Schramm, Wright menunjukan fungsi surveillance berkaitan dengan handling of news. Berita – berita media berfungsi selaku mata yang mengawasi lingkungan, memberitahukan kepada masyarakat mengenai kejadian – kejadian dan orang – orang. Namun berita – berita media juga membawakan fungsi – fungsi lain, disengaja atau tidak yaitu memberikan semacam forum bagi handling of news, seperti”Surat kepada redaksi”, kolumnis, wawancara dengan orang – orang terkemuka atau orang controversial. Berita – berita media juga berfungsi selaku teacher, yang berarti sebagai penerus nilai - nilai, tradisi, keyakinan, dari berbagai kelompok didalam mayarakat. Berita media tentunya juga dapat menyediakan hiburan. Dengan demikian, suatu informasi sering tidak hanya berfungsi informatif, tetapi sekaligus juga dapat merangsang timbulnya diskusi ( forum, penerus nilai teacher ) dan kadang juga memberikan hiburan entertainment. Sebaliknya dalam menghibur juga bisa disisihkan fungsi – fungsi surveillance, correlation, dan transmistion18 2.2 Media Massa 2.2.1 Pengertian Media Massa Media massa adalah sarana yang membawa pesan. Media massa utama adalah buku, majalah, Koran, televisi, radio, film, web.19 Media dalam komunikasi massa secara garis besar dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :20 a. Media massa cetak : Meliputi surat kabar, majalah dan bulletin b. Media massa elektronik : Media ini mencakup media audio ( suara ) seperti radio dan media visual ( suara dan gambar ) yaitu televisi dan film sumber utama dari maedia massa adalah suatu lembaga atau organisasi perusahaan surat kabar, stasiun radio, stasiun telvisi, 4' % :.' 1 ! 8 @'3' * 2 * ? - ' '; # !7 % , $' '1 ! 8 % 1 ! perusahaan perfilman, production house, perusahaan penerbitan buku dan juga majalah. Peran media massa terasa lebih kuat, karena pada masyarakat modern seperti sekarang ini, perolehan informasi dan hiburan yang didapat lebih banyak melalui media massa. 2.2.2 Peran Media Massa Menurut Mcquail pada hakekatnya, terdapat enam perspektif dalam hal melihat peran media, yaitu: 21 a. Melihat media massa sebagai window on event and experience. Media dipandang sebagai jendela yang memungkinkan khalayak melihat apa yang sedang terjadi di luar sana. Atau media merupakan sarana belajar untuk mengetahui berbagai peristiwa. b. Media juga sering dianggap sebagai a mirror of event in society and the world, implying a faithful reflection. Cermin berbagai peristiwa yang ada di masyarakat dan dunia, yang merefleksikan apa adanya. Karenanya para pengelola media sering merasa tidak “bersalah” jika isi media penuh dengan kekerasan, konflik, pornografi dan berbagai keburukan lain, karena memang menurut mereka faktanya 2 ' </A '! '; ' '< * % % 8 % 9- ! 1 ! demikian, media hanya sebagai refleksi fakta, terlepas dari suka atau tidak suka. Padahal sesungguhnya, angle, arah dan framing dari isi yang dianggap sebagai cermin realitas tersebut diputuskan oleh para profesional media, dan khalayak tidak sepenuhnya bebas untuk mengetahui apa yang mereka inginkan. c. Memandang media massa sebagai filter, atau gatekeeper Menyeleksi berbagai hal untuk diberi perhatian atau tidak. Media senantiasa memilih issue, informasi atau bentuk content yang lain berdasar standar para pengelolanya. Di sini khalayak “dipilihkan” oleh media tentang apa-apa yang layak diketahui dan mendapat perhatian. d. Media massa acapkali pula dipandang sebagai guide dan interpreter Guide, penunjuk jalan atau interpreter, yang menerjemahkan dan menunjukkan arah atas berbagai ketidakpastian, atau alternatif yang beragam. e. Melihat media massa sebagai forum Untuk mempresentasikan berbagai informasi dan ide-ide kepada khalayak, sehingga memungkin terjadinya tanggapan dan umpan balik. f. Media massa sebagai interlocutor Tidak hanya sekadar tempat berlalu lalangnya informasi, tetapi juga partner komunikasi yang memungkinkan terjadinya komunikasi interaktif. Semua itu ingin menunjukan, peran media dalam kehidupan sosial bukan sekedar sarana diversion, pelepas ketegangan atau hiburan, tetapi isi dan informasi yang disajikan, mempunyai peran yang signifikan dalam proses sosial. Isi media massa merupakan konsumsi otak bagi khalayaknya, sehingga apa yang ada di media massa akan mempengaruhi realitas subjektif pelaku interaksi sosial. Gambaran tentang realitas yang dibentuk oleh isi media massa inilah yang nantinya mendasari respon dan sikap khalayak terhadap berbagai objek sosial. Informasi yang salah dari media massa akan memunculkan gambaran yang salah pula terhadap objek sosial itu. Karenanya media massa dituntut menyampaikan informasi secara akurat dan berkualitas. Kualitas informasi inilah yang merupakan tuntutan etis dan moral penyajian media massa. 2.2.3 Dampak Media Massa Menurut Mc Combs dan Show (1974), dampak media massa adalah kemampuan untuk menimbulkan perubahan kognitif diantara individu – individu, telah dijuluki sebagai fungsi agenda setting dari komunikasi massa. Disinilah terletak efek komunikasi massa yang terpenting, kemampuan media menstruktur dunia untuk kita. Adanya asumsi yang diingatkan bahwa efek yang ditimbulkan media massa hanya mampu pada tahap kognisi dan efeksi meskipun bisa berkelanjutan ketahap kognisi dengan syarat tertentu. Berikut ini adalah model bagan pengaruh komunikasi massa : Gambar 2.1 Model Bagan Pengaruh Komunikasi Dimensi – dimensi yang berhubungan pergerakan menuju tindakan KONATIF Pembelian Bidang motifasi. Pesan – pesan merangsang atau Mengarahkan keinginan. Pernyataan AFEKTIF Bidang emosi. Pesan – pesan mengubah tingkah laku Dan perasaan. KOGNITIF Bidang pemikiran atau gagasan. Pesan – pesan menyediakan informasi Dan kenyataan – kenyataan. Pemilihan Kesukaan Pengetahuan Kesadaran 2.2.4 Efek Kehadiran Media Massa Menurut Mc Luhan, bentuk media saja sudah mempengaruhi kita. “The medium is the massage”,ujar Mc Luhan medium saja sudah menjadi pesan. Ia bahkan menolak pengaruh isi pesan sama sekali. Yang mempengaruhi kita bukan saja yang disampaikan media, tetapi jenis media komunikasi yang kita pergunakan (media cetak atau elektronik). Teori Mc Luhan disebut teori perpanjangan alat indra , menyatakan bahwa media adalah perluasan dari alat indra manusia.22 2.3 Media Penyiaran Televisi 2.3.1 Pengertian Media Penyiaran Televisi Penyiaran merupakan kegiatan penyelenggaraan siaran, merupakan rangkaian mata acara dalam bentuk suara atau audio dan gambar atau visual yang ditransmisikan dalam bentuk signal suara atau gambar, baik melalui teriterial atau satelit maupun melalui kabel dan serat optik yang dapat diterima pesawat televisi dirumah.23 Menurut undang – undang No.32/2003, Televisi adalah kegiatan pemancar luasan siaran melalui sarana pemancaran dan atau sarana transmisi didarat, dilaut atau diantariksa dengan menggunakan spektrum radio melalui siaran udara, kabel dan media lainnya untuk diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran. Kegiatan penyiaran meliputi dua bagian : penyiaran radio dan televisi. Media penyiaran televisi memang sangat menjanjikan untuk dapat meneliti berbagai disiplin ilmu : komunikasi, sosiologi, kultur, elektronika, dan sebagainya. Media televisi dituntut agar dapat memenuhi kehendak penonton yang heterogen. Karena itu pemprograman acara menjadi ujung tombak pendekatan variatif.24 Penonton adalah segala - galanya, mereka membutuhkan :.' 8 ! ! ' %1 ! * 7 7% ! <* % # #! BB @ ? :;8 < ' 8 ' % 6 % 1 !C''' 1 ! hiburan, informasi, berita-berita aktual, pendidikan dan juga berbagai kebudayaan di dunia ini. Penyiaran televisi jenis ini dinamkan sebagai televisi nonkomersial, sementara yang menggantungkan dari iklan disebut televisi komersial atau televisi swasta. 2.3.2 Karakteristik Televisi Televisi sebagai media massa memiliki kelebihan tersendiri dibandingkan dengan media massa lainnya. Namun bukan berarti lantas saling menjatuhkan satu sama lainnya, akan tetapi bebas mengisi sengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki masing- masing media massa tersebut, baik surat kabar, televisi, maupun radio.25 Meskipun layar televisi dapat digunakan untuk tujuan lebih dari sekedar penghadiran gambar – gambar penyiaran (broadcast image). Beberapa orang masih berpikir tentang “televisi”dengan mengacu pada serangkaian program yang memancar luas melalui sederet channel atau saluran. Pandangan lain ihwal televisi adalah bahwa televisi merupakan aktifitas industri dan sebentuk teknologi.26 < , ' 1 ! 9*% % '< % # !! 6 ' 2 % 98 ! ! 3' ' % '' 1 ! 98 % 2.3.3 Televisi Sebagai Media Massa Televisi merupakan media audio visual karena informasi yang diberikan dapat dipandang dengan mata dan dapat didengar oleh telinga. Media audio visual selain dapat memberikan informasi, media ini juga dapat menggantikan berbagai informasi yang belum jelas dan bisa mendetail, karena ada suara dan gambar. Jika dibandingkan dengan media lainnya, televisi tampak mempunyai sifat yang istimewa, karena selain menggunakan gabungan dari media dengar dan gambar, televisi juga menciptakan suasana tertentu bagi pemirsanya. Stasiun televisi adalah tempat kerja yang sangat kompleks yang melibatkan banyak orang dengan berbagai jenis keahlian seperti juru kamera, editor gambar, reporter, ahli grafis dan staf operasional lainnya yang harus saling berinteraksi dan berkomunikasi dalam upaya untuk menghasilkan siaran yang sebaik mungkin.27 Upaya pencapaian informasi, baik melalui media cetak, audio visual masing – masing memiliki kelebihan dan kelemahan. Penyebabnya adalah sifat fisik masing – masing jenis seperti terlihat pada penjelasan di bawah ini :28 < ' 8 4 8 % :.' 1 ! ' # )'% , ' % 5% Tabel 2.1 Sifat Media Komunikasi Jenis Media Cetak Audio Audio Visual Sifat • Dapat dibaca, dimana dan kapan saja. • Dapat dibaca berulang – ulang. • Daya rangsang rendah. • Pengolahan bisa mekanik. • Biaya relativ rendah. • Daya jangkau terbatas. • Dapat didengar bila siaran. • Dapat didengar kembali bila diputar kembali. • Daya rangsangan rendah. • Elektris. • Relativ murah. • Daya jangkau besar. • Dapat didengar dan dilihat bila ada siaran. • Daya rangsang sangat tinggi. • Elektris. • Sangat mahal. • Daya jangkau besar. 2.4.1 Program Televisi Program atau produk televisi adalah materi televisi yang bersinggungan dengan dan memberi makna bagi pemirsanya. Kita perlu memahami produk televisi berdasarkan fungsi dan interaksinya dengan khalayak. Kesenangan khalayak kerap dihubungkan dengan suatu pandangan televisi sebagai sebuah media hiburan. Frasa yang akrab berkenaan dengan hal ‘memberi kesenangan’ mengandung kerancuan perihal apa yang ‘dilakukan’produk televisi, atau perihal bagaimana produk itu seharusnya dipahami. Program tidak melakukan apapun, khalayak menerima kesenangan. Bukan berarti menolak diskusi tentang teks atau gagasan perihal makna yang digoreskan, melainkan dimaksudkan untuk memberikan tekanan pada ‘program sebagai obyek’,’program sebagai makna potensial’, bukan mengkonsumsikan program menjadi ‘pencipta kesenangan’.29 2.4.2 Jenis – jenis Program TV Tidak mengherankan bila televisi memiliki daya tarik luar biasa apabila sajian program dapat disesuaikan dengan karakter televisi dan manusia yang sudah terpengaruh oleh televisi. 30 Berikut jenis – jenis program televisi : a. News/Berita Ciri program siaran berita adalah aktual, disusun menurut kaidah jurnalistik, beritanya disampaikan berimbang dan disiarkan dalam kesempatan pertama.31 Yang termasuk sub genre siaran berita/news yaitu program current affairs, investigative dan news feature. Namun banyak juga dari stasiun televisi swasta yang memasukan infotainment pada divisi siaran news. , B 4 '. # % B 4 '. # :.' 1 ! # :.' 1 ! 6 % 9 ' .!' 1 ! b. Drama Program siaran drama berisi cerita fiksi. Istilah ini juga disebut sinetron cerita.32. Dalam drama terbagi 4 (empat) sub genre, yaitu drama mini seri, drama komedi, FTV (film televisi) dan cerita lepas. c. Non drama / hiburan Non drama merupakan bentuk acara yang tidak disertai bumbu cerita, diolah seperti apa adanya. Acara non drama kesenian sendiri merupakan obyek yang dibuat dan dipersiapkan terlebih dulu dengan memperhatikan referensi obyeknya.33 Non Drama terbagi atas 4 (empat) sub genre, yaitu reality show, variety show, talk show, games/quiz/musik dan program feature dan documenter. 2.5 Berita Televisi Dibawah ini diuraikan beberapa definisi berita agar dapat menetapkan batasan sebuah berita yang layak diliput dan disiarkan : a. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2002) dikemukakan, berita adalah cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. B B 4 '. # 4 '. # :.' 1 ! :.' 1 ! b. Menurut Charles Dana berita adalah segala sesuatu yang diluar kebiasaan atau sesuatu yang unik dan segala sesuatu yang aneh bagi orang normal. c. Menurut Freda Morris berita adalah sesuatu yang baru, penting yang dapat memberikan dampak dalam kehidupan manusia dan memiliki unsur yang aneh, penting dan berguna bagi pemirsa. d. Menurut Eric C. Hepwood berita adalah laporan pertama dari kejadian yang penting sehingga dapat menarik perhatian umum dan memiliki unsur aktual, penting dan menarik. e. JB Wahyudi mengemukakan berita adalah laporan tentang peristiwa atau pendapat seseorang yang memiliki nilai penting, menarik bagi sebagian khalayak, masih baru dan dipublikasikan secara luas melalui media massa periodik. Dapat disimpulkan berita televisi adalah laporan tentang fakta peristiwa atau pendapat mnausia atau kedua – duanya yang disertai gambar (visual) aktual, menarik, berguna dan disiarkan melalui media massa televisi secara periodik.34 2.5.1 Kriteria Berita Televisi Dibawah ini adalah beberapa kriteria berita televisi : a. Aktual artinya baru atau hangat – hangatnya sebuah kabar. Berita yang baru lebih menarik perhatian pemirsa dari pada berita yang terjadi sudah 2 + '$' * 1 7 <*' := 2 -;* ; ! 7 , +<-2 :+ 1 ! ? agak lama. Aktualitas merupakan ukuran penting bagi stasiun televisi dalam menyiarkan berita. b. Menarik yaitu berkaitan dengan sesuatu yang di luar kebiasaan atau aneh sehingga membangkitkan minat orang untuk menyaksikan. c. Berguna yaitu seberapa besar informasi dan bermanfaatnya nilai berita bagi khalayak yang menyaksikannya. d. Kedekatan ( Proximity ) yaitu hubungan kedekatan sebuah berita dengan pemirsa dapat diukur dengan jarak lokasi peristiwa dengan tempat tinggal, hubungan profesi, hobi dan kaitan lainnya yang berhungan langsung dengan pemirsa. e. Menonjol, Mencolok, Dikenal ( Prominent ) yaitu hal – hal yang menonjol atau ihwal yang terkenal atau sangat dikenal pemirsa menarik untuk dijadikan bahan berita. f. Pertentangan ( Conflict ) yaitu segala sesuatu yang bersifat pertentangan menarik untuk diberitakan karena konflik adalah bagian dari kehidupan manusia. Pertentangan ini dapat menyangkut orang perorangan, organisasi massa, Partai politik, penduduk satu daerah dengan daerah lain, dan Negara dengan Negara lain. g. Kemanusiaan ( Human Interest ) yaitu segala kisah yang dapat membangkitkan emosi manusia, baik sedih, lucu, dan dramatis menarik untuk disimak.35 2 - '$' * 1 7 :.' 1 ! ? 2.5.1.1.Kriteria Berita Human Interest a. Ketegangan (suspense) Contoh: Keputusan apa yang akan dijatuhkan dalam pengadilan kasus pembunuhan sadis itu? b. Keanehan atau Ketidak laziman (Unusualness) Contoh: Seorang wanita melahirkan bayi kembar lima c. Minat Pribadi (Personal Interest) Gaun sekarang ada yang tidak perlu diseterika sehabis dicuci d. Konflik (Conflict) Umumnya manusia memberikan perhatian pada konflik: Perang, kriminalitas, olah raga atau persaingan dalam bidang apapun karena di dalamnya terkandung unsur konflik e. Simpati (Symphaty) Seorang bocah kehilangan ketiga kakaknya dan kedua orang tuanya pada musibah Tsunami Aceh. f. Kemajuan (Progress) Suatu vaksin pencegah AIDS tengah dikembangkan di Prancis g. Seks (Sex) Seorang aktor menggugat cerai istrinya yang juga artis karena berpacaran dengan ketua salah satu partai politik. h. Binatang (Animals) Seekor anjing menyelamatkan majikannya yang buta dalam suatu peristiwa kebakaran. i. Humor (Humor) Seorang politisi berpidato satu jam di mimbar tanpa menyadari mikrofonnya itu mati.36 2.6 Pengertian Strategi Strategi sebagai kosa kata pada mulanya berasal dari bahasa Yunani, yaitu stratos yang berarti “militer’ dan “ag” yang artinya memimpin. Berdasarkan pemaknaan ini, maka kata strategi pada awalnya lebih dekat dengan bidang kemiliteran.( Purnomo dan Zulkieflimansyah, 2005:8 ). Dibawah ini beberapa pengertian strategi menurut disiplin ilmu manajemen. a. Strategi adalah penetapan tujuan dasar jangka panjang dan sasaran perusahaan dan penerapan serangkaian tindakan, serta alokasi sumber daya yang penting untuk melaksanakan sasaran ini. ( Chandler, 1962 ) b. Strategi merupakan deklarasi maksud yang mendefinisikan cara untuk mencapai tujuan dan memperhatikan dengan sungguh – sungguh alokasi sumber daya perusahaan yang penting untuk jangka panjang dan mencocokan sumber daya dan kapabilitas dengan lingkungan eksternal. (Amstrong, The Art Of HRD, 2003:39 – 42 ) c. Strategi dapat didefinisikan sebagai sekumpulan pilihan kritis untuk perencanaan dan penerapan serangkaian rencana tindakan dan alokasi ### , ! / dasar dan sasaran, dengan memperhatikan keunggulan kompetitif, komparatif dan sinergis yang ideal berkelanjutan, sebagai arah, cakupan dan perspektif jangka panjang keseluruhan yang ideal dari individu atau organisasi.37 2.6.1 Pengertian Strategi Produksi Strategi produksi adalah perencanaan ( planning ) dan manajemen untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh tim produksi dalam sebuah acara. Sebuah cara atau metode yang diterapkan lewat perencanaan yang baku dalam membuat suatu produksi tayangan tersebut sesuai dengan standarisasi broadcasting dalam menghasilkan tayangan yang maksimal. 2.6.2 Pendekatan Manajerial Strategi produksi pada hakekatnya adalah perencanaan ( planning ) dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai suatu tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan harus mampu menunjukan bagaimana taktik operasionalnya.38 Tujuan program televisi pada umumnya adalah mendapat '% ? < 5/ *% % ' -$$ '; 7 ' ' 2 '2 % ' ' 1 ! .!' 1 ! banyak penonton. Bagian program suatu media penyiaran harus menyadari suatu prinsip dasar dalam mengelola program siarannya. Program siaran juga harus bersaing dengan program sejenisnya dari stasiun televisi lain agar dapat memperoleh jumlah audien yang banyak, sehingga mendapat rating yang cukup besar maka diperlukan strategi. Dalam strategi produksi terdapat beberapa fungsi manajemennya, meliputi : Perencanaan, Pengawasan, Organisasi dan Evaluasi. a) Perencanaan ( Planning ) Perencanaan mencakup kegiatan penentuan tujuan ( objektif ) media penyiaran, serta mempersiapkan rencana dan strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam perencanaan harus dapat memutuskan “apa yang harus dilakukan, kapan melakukannya, bagaimana melakukannya dan siapa yang melakukannya”. Jadi perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan yang memutuskan apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana dan oleh siapa. Perencanaan yang baik dapat dicapai dengan mempertimbangkan kondisi diwaktu yang akan datang dalam perencanaan dan kegiatan yang diputuskan akan dilaksanakan, serta periode sekarang pada saat rencana dibuat. Menurut Harold Koontz dan Cyril O. Donnell dalam bukunya Principle Of Management memberikan definisi perencanaan ( Planning ) sebagai “ Persiapan yang teratur dari setiap usaha yang mewujudkan atau mencapai tujuan atau tujuan – tujuan yang telah ditentukan” ( Saragih, 1982:62 ). Perencanaan meliputi pendekatan – pendekatan dan strategi yag harus diadakan, dimulai dari penyampaian informasi dan diakhiri oleh kegiatan evaluasi.39 Perencanaan ( Planning ) menurut Joan Gratto Liebler ( 1999 : 36 – 37 ) yaitu menyeleksi tujuan, menetapkan sasaran dan menetapkan secara nyata situasi yang ada, serta merumuskan keinginan ke depan. Pengambilan keputusan merupakan bagian dari proses perencanaan yang memenuhi salah satu atau keseluruhan alternative ( keputusan ) yang telah dibuat. Selain membantu dalam perencanaan, pengambilan keputusan adalah hak dan kewajiban manajer.40 Perencanaan ( Planning ) yaitu menentukan tujuan organisasi, menetapkan strategi keseluruhan untuk mencapai tujuan, dan mengembangkan hierarki rencana yang menyeluruh untuk memadukan dan mengoordinasikan kegiatan tersebut. Memikirkan tujuan dan kegiatannya, berdasarkan metode, rencana atau logika tertentu. ( Stephen P. Robbins, 2003:5 ) dan ( James A.F.Stoner, 1989:8 ).41 Para perencana siaran memiliki tangung jawab moral dan etika terhadap masyarakat. Sebuah perencanaan yang baik akan mendatangkan hasil yang baik pula. Evaluasi baru dapat dilakukan bila ada perencanaan. Proses perencanaan dan penetapan program penyiaran mencakup langkah – langkah sebagai berikut.42 =' 4 ' ' > 2 % 1 ! 2 2 #' * 2 2 # '; * *' .' % < < ' :.' 1 ! * ' / < ' 5 '3 '% . 8 :.' 1 ! *:* -< <+= +8-<-= ; <5 = :;+*: ' 1 ! '< ! +7!' ' 1. Menetapkan peran dan misi, yaitu menentukan sifat dan ruang lingkup tugas yang hendak dilaksanakan. 2. Menentukan wilayah sasaran, yaitu menentukan dimana pengelola media penyiaran harus mencurahkan waktu, tenaga dan keahlian yang dimiliki. 3. Mengidentifikasi dan menentukan indicator efektifitas dari setiap pekerjaan yang dilakukan. 4. Memilih dan menetapkan sasaran atau hasil yang dicapai. Pada dasarnya, perencanaan adalah fungsi pimpinan. Seorang pimpinan harus memiliki : 1. Tujuan, misi, fungsi dan tugas. 2. Status organisasi. 3. Kemampuan dana, tenaga dan sarana. 4. Masukan lain pada input. Untuk mencapai keadaan yang diinginkan, perlu direncanakan tahapan – tahapan dengan jelas dari setiap tahapan yang dikerjakan, termasuk : 1. Jangka waktu penyelesaian. 2. Siapa saja yang harus dihubungi. 3. Siapa penanggung jawab dari setiap tahapan. 4. Apa yang hendak dicapai. Dengan demikian, untuk dapat membuat perencanaan dengan sempurna seorang pemimpin harus mengetahui : 1. Tujuan yang hendak dicapai. 2. Situasi dan kondisi masa kini. 3. Kemampuan yang dimilki. 4. Tantangan yang harus dihadapi. 5. Strategi yang tepat untuk pelaksanaan. Pada dasarnya, semua perencanaan akan melalui seperti diatas, agar perencaan menjadi sempurna dan akan membantu dalam proses produksi, serta dapat memberikan mekanisme kontrol. Untuk membentuk organisasi produksi dan penetapan personal untuk meninjau lokasi peliputan yang pertama harus dilakukan adalah rapat produksi. b) Organisasi (Organizing) Organisasi sebagai wadah yang bersifat statis, tetapi sebagai proses bersifat dinamis. Struktur organisasi adalah mekanisme untuk mencapai tujuan dengan penerapan pembagian tugas dari fungsi-fungsi yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengorganisasian yaitu menetapkan tugas – tugas yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakan, bagaimana tugas – tugas itu dikelompokan, siapa melapor kepada siapa dan di mana keputusan harus diambil. Dalam hal ini manajer mengoordinasikan sumber daya manusia dan sumber daya bahan yang dimiliki oeganisasi. Efektifitas suatu organisasi bergantung pada kemampuan manajer untuk mengerahkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan organisasi. ( Stephen P. Robbins, 2003:5 ) dan ( James A.F.Stoner, 1989:8 ).43 Pengorganisasian menurut Joan Gratto Liebler ( 1999:36 – 37 ) yaitu desain bentuk tugas yang membantu menghubungkan antara tujuan, tugas, kewenangan dan tanggung jawab sebagai syarat untuk membentuk koordinasi. Pengembangan tipe – tipe organisasi ke dalam bagan organisasi, deskripsi pekerjaan dan mempertegas alur pekerjaan.44 Dengan demikian, organisasi penyiaran adalah tempat untuk orang-orang penyiaran yang saling bekerja sama dalam merencanakan, memproduksi atau mengadakan materi siaran dan sekaligus menyiarkan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Organisasi peyiaran mengelola stasiun penyiaran yang di dalamnya terdapat dua unsur, yaitu : A. Perangkat Keras Perangkat keras disini adalah sarana dan prasarana penunjang siaran, seperti : 1. Studio dan perangkatnya. 2. Transmisi atau pemancar. 2 2 # '; * 2 2 # '; * :.' :.' ! ! 3. Prasarana seperti : gedung, jalan, gudang dan lain – lain. Perangkat luas diatas dirancang sedemikian rupa, sehingga membentuk suatu keterpaduan yang akan memeperlancar jalannya proses perencanaan, produksi, dan penyiarannya sekaligus. B. Perangkat Lunak Perangkat lunak yaitu perangkat yang menggunakan perangkat atau tenaga manusia dalam menjalankan tugas operasional penyiaran. Dalam manajemen penyiaran terdapat beberapa perangkat lunak, terdiri dari : 1. Manusia pengelola siaran. ( siaran nonberita, siaran berita ) 2. Manusia pengelola teknik ( tehnik studio, sarana dan prasarana ). 3. Manusia pengelola administrasi. Dengan demikian dalam manajemen penyiaran teerdapat dua kelompok besar yaitu : kelompok siaran, dalam kelompok ini terdapat perencanaan siaran, produksi, fasilitas siaran dan juru kamera. Sedangkan kelompok penunjang antara lain manusia pengelola teknik dan administrasi seperti keuangan, kepegawaian, fasilitas umum, humas dan lain – lain. Kelompok siaran dalam pemberitaan menggunakan dukungan kelompok penunjang ( teknik dan administrasi ), merencanakan, memproduksi materi siaran yang baik dan sekaligus menyiarkannya. Kerja sama antar kelompok siaran dan penunjang tersebut berlandaskan saling menghargai dan pengertian serta jujur dan terbuka dalam berorientasi pada tujuan tersebut. Manajemen penyiaran selain memilki tugas utama merencanakan, memproduksi, dan mengadakan materi siaran, serta menyiarkan sekaligus juga harus mampu menciptakan hubungan kerja yang baik. Karena penyiaran adalah kerja yang didukung oleh produksi informasi maka organisasi penyiaran harus memiliki penerapan sistem informasi manajemen dalam pengelolaannya, sudah harus dapat meninggalkan sistem manual. C. Pengawasan ( Actuating ) Pengawasan menjadi tugas pimpinan disegala tindakan. Untuk itu pimpinan harus menguasai apa yang direncanakan, dengan demikian akan dapat melakukan pengawasan secara efektif dan efesien. Pengarahan ( Actuating ) yaitu hal yang mencakup motivasi bawahan, mengarahkan orang lain, menyeleksi saluran komunikasi yang paling efektif, dan memecahkan konflik kepemimpinan juga menunjukan bagaimana para manajer mengerahkan dan mempengaruhi bawahannya, serta menggunakan orang lain untuk melaksanakan tugas tertentu. Dengan menciptakan suasana yang kondusif dan menyenangkan, secara tidak langsung manajer telah membantu karyawan kea rah peningkatan produktifitas kerja yang optimal. ( Stephen P. Robbins, 2003:5 ) dan ( James A.F.Stoner, 1989:8 ).45 Pengarahan ( Actuating ) menurut Joan Gratto Liebler ( 1999:36 – 37 ) yaitu pelaksanaan pekerjaan melalui petunjuk dan kepemimpinan yang berorientasi pada pencapaian sasaran. Sebagai contoh, seorang produser yang memotivasi pekerjaan sebuah crew program acara.46 Dalam dunia penyiaran, akan lebih tepat apabila sistem kontrol dilakukan secara pengendalian oleh pimpinan disemua tingkatan. Hal ini mengingat output siaran memiliki dampak sangat luas dimasyarakat. Dengan kata lain, pengawasan pencegahan jauh lebih tepat diterapkan. Kesalahan dapat diketahui secara dini dan diperbaiki sebelum materi itu disiarkan, akan jauh lebih baik bila kesalahan itu diketahui saat materi itu sedang disiarkan. Pengawasan pada penggunaan perangkat keras, misalnya melalui sistem SOP, pencatatan, pengunaan, waktu pemeliharaan bertujuan untuk menjaga peralatan itu bila ada kerusakan dapat diketahui secara dini dan memperpanjang usia pakai. Teetapi jika kesalahan itu terjadi pada proses perncanaan, produksi materi siaran, serta siaran sendiri akan berpengaruh luas kepada masyarakat. 2 2 # '; * 2 2 # '; * :.' 1 ! :.' 1 ! D. Evaluasi ( Controling ) Evaluasi ( Controling ) yaitu memantau kegiatan – kegiatan untuk memastikan kegiatan itu dicapai sesuai dengan yang direncanakan dan mengoreksi setiap penyimpangan yang berarti. Dalam hal ini manajer berusaha sedapat mungkin agar mekanisme kerja organisasi didorong kearah pencapaian tujuan. Apabila dalam pelaksanaannya terjadi penyimpangan atau kesalahan produser, para manajer harus berusaha mencari penyebab dan solusi yang tepat agar mekanisme kerja organisasi dapat berjalan sesuai rencana. ( Stephen P. Robbins, 2003:5 ) dan ( James A.F.Stoner, 1989:8 ).47 Menurut Joan Gratto Liebler ( 1999:36-37 ) Controling yaitu menentukan apa yang sudah diselesaikan, membandingkan hasil pekerjaan yang berhubungan dengan tujuan organisasi dan memberikan koreksi terhadap kegiatan selanjutnya.48 Suatu hasil yang diperoleh dari sebuah penyiaran merupakan tolak ukur apakah program tersebut berhasil atau tidak. Karena pada tahapan ini dapat diketahui bagaimana hasil akhir dari pelaksanaan program. Evaluasi adalah system untuk mengumpulkan dan mengelola informasi mengenai sasaran dan tujuan program untuk mencapai suatu tujuan.49 2 2 # '; * 2 2 #' * = % < :.' 1 ! :.' 1 ! '* % ! 3' 'D8 % 9, ' E ! 2.6.3 Tahapan Produksi Tahapan pelaksanaan produksi terdiri dari tiga bagian di televisi yang lazim disebut Standard Operasional Penyiaran (SOP) terdiri dari :50 A. Pra Produksi ( ide, perencanaan dan persiapan ) 1. Penemuan Ide Tahap penemuan idea tau gagasan, membuat riset dan penulisan naskah atau meminta penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesuai riset. 2. Perencanaan Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja, penyempurnaan naskah, pemilihan lokasi, dan crew. Selain itu didalam perencanaan juga terdapat penyediaan biaya dan rencana alokasi. 3. Persiapan Tahap persiapan dalam produksi non berita ini meliputi pemberesan semua kontrak, perijinan dan surat menyurat. Latihan presenter dan pembuatan setting, meneliti dan melengkapi peralatan yang diperlukan, sementara dalam proses persiapan produksi berita mencakup rapat redaksi, menentukan nilai berita, jenis berita, menentukan crew reporter dan cameramen yang akan beertugas ke B 4 '. # % # ' ; .!' 6 % 1 ! lapangan kemudian kepala redaktur memantau perkembangan peristiwa selama pelaksanaan tugas crew berlangsung dan hal tersebut diselesaikan menurut jangka waktu yang sudah ditetapkan. B. Produksi ( pelaksanaan ) Dalam proses produksi non berita setelah perencanaan dan persiapan selesai, maka pelaksanaan produksi dimulai. Sutradara bekerja sama dengan para artis dan crew dalam wujud apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan menjadi gambar, susunan gambar dapat bercerita. Sedangkan dalam proses produksi berita tahapan produksi sendiri meliputi pelaksanaan shooting, yaitu reporter beserta crew lainnya mengadakan koordinasi dan membahas materi yang akan diliput, menyiapkan peralatan shooting ( kamera, ,microphone, tape cassette record, tripod kamera dll), menyiapkan transportasi serta akomodasi, cheking peralatan, kemudian mulailah shooting. C. Pasca Produksi Pasca Produksi dalam proses non berita memiliki tiga langkah, yaitu editing offline, editing online dan mixing.Sedangkan dalam proses pasca produksi berita meliputi dimana kameramen dan reporter menyerahkan hasil shooting kepada news editor, membuat naskah berita sesuai gambar shooting, menyerahkan naskah kepada kepala redaksi, dan naskah yang sudah di cek kemudian diserahkan kepada editor atau penata gambar, selanjutnya pengarah acara (floor director) mempersiapkan studio penyiaran dengan kerabat kerja tehnik studio dan juru kamera untuk menyiarkan berita yang telah di susun dan akan disiarkan melalui pembawa acara (news reader). 2.6.4 Organisasi Penyiaran Didalam dunia penyiaran terdapat beberapa jabatan didalamnya, terdiri dari.51 1. Produser Eksekutif Produser adalah seseorang yang bertanggung jawab terhadap penampilan jangka panjang program berita secara keseluruhan. Dia bertugas memikirkan setting dekor dan latar belakang penampilan atau tampilan suatu program berita yang akan menjadi cirri khas program tersebut. 2. Produser Produser bertanggung jawab terhadap suatu program berita. Masingg – masing program berita itu dipimpin oleh satu atau beberapa orang produser. 3. Production Jurnalist Seseorang yang melakukan riset dan memberikan kontribusi untuk produksi program. 4. Presenter Presenter adalah orang yang tampil didepan kamera dan membacakan berita dari studio atau orang yang membawakan segala jenis program TV < ' 8 !' %' < % ' ' 1 ! dari studio. Istilah lain untuk presenter yaitu news anchor dan news reader. 5. Studio Director Orang yang bertanggung jawab atas kru studio dan transmisi actual dari program studio. Orang tersebut memiliki tanggung jawab sepenuhnya untuk keseluruhan program. Ia juga bertanggung jawab atas pengambilan gambaryang diperlukan selama transmisi berlangsung. 6. Editor Editor juga dapat disebut dengan istilah picture editor atau video tape editor yaitu orang yang memotong ( mengedit ) gambar dan suara yang menghasilkan produk akhir diatas pita video. Dalam melakukan tugasnya editor bekerja sama dengan reporter. 7. Charracter Generic (CG) Teks yang terdapat pada gambar yang biasanya menjelaskan nama dan jabatan narasumber. Istilah lain untuk CG adalah super atau aston. 8. Pengarah Program Pengarah program adalah orang yang bertanggung jawab secara teknis atas kelancaran suatu acara televisi. Kedudukan pengarah program terkait langsung dengan penampilan sesuatu program pada saat ditayangkan.