BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Komunikasi Massa
2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi berpangkal pada pada perkataan latin “Communis” yang
artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang
atau lebih. komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa Latin
“Communico” yang artinya membagi.11 Dengan demikian, kata komunikasi
menurut kamus bahasa mengacu pada suatu
upaya yang bertujuan untuk
mencapai kebersamaan. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi
melalui media massa ( media cetak dan elektronik ). Awal perkembangannya,
komunikasi massa berasal dari perkembangan kata media of mass communication
( media komunikasi massa ) dan dalam hal ini kita juga perlu membedakan massa
dalam arti “umum” dengan massa dalam arti secara sosiologis. Dengan kata lain ,
massa yang dimaksud dalam hal itu adalah kumpulan individu yang berada di
suatu lokasi tertentu.12
Agar tidak ada kerancuan dan perbedaan persepsi tentang massa, ada
baiknya kita membedakan arti massa dalam komunikasi massa dengan massa
dalam arti umum. Massa dalam komunikasi massa lebih menunjuk pada penerima
1 $' )
=
'
#
#
8
8
% 9
, $'
% 9
, $'
1 !
1 !
pesan yang berkaitan dengan media massa. Dengan kata lain massa disini berarti
massa yang bersikap dan berprilakunya berkaitan dengan peran media massa.
Oleh karena itu, massa disini menunju pada khalayak, audience, penonton,
pemirsa atau pembaca.13
Ada banyak versi tentang arti media massa dalam komunikasi massa,
namun dari sekian banyak definisi yang bisa dikatakan bentuk media massa antara
lain media elektronik ( televisi, radio ), media cetak (sura kabar, majalah, tabloid
), buku dan film. Dalam perkembangan komunikasi massa yang sudah sangat
modern ini, ada satu perkembangan media massa yakni internet. Belum ada
definisi komunikasi massa yang memasukan internet dalam media massa. Padahal
jika ditinjau dari ciri, fungsi internet jelas masuk dalam bentuk komunikasi
massa14. Dengan demikian, media massa adalah alat – alat dalam komunikasi
yang bisa menyebarkan pesan secara serempak dan cepat kepada audience yang
luas dan heterogen .
Komunikasi massa juga dapat didefinisikan sebagai proses komunikasi
yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada
khalayak yang sifatnya masal melalui alat – alat yang bersifat mekanis seperti
radio, televisi, surat kabar dan film. Dibandingkan dengan bentuk – bentuk
komunikasi sebelumnya, komunikasi massa memiliki cirri tersendiri. Sifat
pesannya terbuka dengan khalayak secara variatif, baik dari segi usia, agama,
suku, pekerjaan, maupun dari segi kebutuhan.
=
=
' :.' 1 !
' :.' 1 !
Ciri lain yang dimiliki komunikasi massa ialah sumber dan penerima
dihubungkan oleh saluran yang telah diperoleh dan diproses secara mekanik.
Sumber juga merupakan suatu lembaga atau institusi yang terdiri dari banyak
orang misalnya, reporter, penyiar, editor, teknisi dan lain sebagainya. Oleh karena
itu, proses penyampaian pesannya lebih formal, terencana, terkendali oleh
redaktur dan lebih rumit dengan kata lain melembaga.
Harold D Lasswel (Komala,dalam Karlinah.1999) mengemukakan suatu
ungkapan yang sangat terkenal dalam teori dan penelitian komunikasi massa.
Ungkapan tersebut merupakan suatu formula dalam menentukan scientific study
dari suatu proses komunikasi massa.
Dengan mengikuti formula Lasswel dapat dipahami bahwa dalam proses
komunikasi massa terdapat lima unsur yang disebut komponen atau unsur dalam
proses komunikasi, yaitu :
1. Who (siapa) : Komunikator yang menyampaikan pesan dalam proses
komunikasi massa, bisa perorangan atau mewakili suatu lembaga, organisasi
ataupun instansi. Segala masalah yang bersangkutan dengan “siapa”
memerlukan analisis kontrol yaitu analisis yang merupakan subdivisi dari
riset lapangan.
2. Says What (apa yang dikatakan) : Pernyataan umum, dapat berupa suatu ide,
informasi, opini, pesan, dan sikap, yang sangat erat kaitannya dengan masalah
analisis pesan.
3. In Which Channel (melalui saluran apa) : Media komunikasi atau saluran
yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan komunikasi.
4. To Whom (kepada siapa) : Komunikan atau audiens yang menjadi sarana
komunikasi. Kepada siapa pernyataan tersebut ditujukan, berkaitan dengan
masalah penerimaan pesan.Dlam hal ini diperlukan analisis khalayak.
5. Whith What Effect (dengan efek apa) : Hasil yang di capai dari usaha
penyampaian pernyataan umum itu pada sasaran yang dituju. Berkaiatan
dengan efek ini diperlukan analisis efek.15
2.1.2 Karakteristik Komunikasi Massa
Komunikasi massa memiliki beberapa karakteristik yaitu :16
1. Bentuk kegiatan komunikasi melalui media massa bersifat umum,
bukan perorangan atau pribadi.
2. Pola Penyampaian pesan media massa mampu menjangkau khalayak
luas dan memiliki kemampuan untuk menyampaikan pesan secara
singkat.
3. Penyampaian pesan melaui media massa cenderung berjalan satu arah
dalam arti tidak dapat memberikan respon secara langsung, walaupun
dapat, mungkin sifatnya tertunda atau tidak langsung.
4. Kegiatan komunikasi melalui media massa dilakukan secara
terencana, terjadwal dan terorganisasi.
<
-!3'
+ ' % > 0 ' %';
'
1 ! ?
*
2
*
#
!
"
1 !
#
*' .'
%
5. Penyampaian pesan melalui media massa dilakukan secara berkala,
tidak bersifat temporer.
6. Isi pesan yang disampaikan media massa mencakup berbagai aspek
manusia ( sosial, ekonomi, politik, budaya, dan lain – lain ) baik yang
bersifat informasi, pendidikan maupun hiburan.
2.1.3 Pentingnya Komunikasi Massa
Komunikasi massa memiliki peranan penting bagi media, yaitu terdiri dari:
1. Media merupakan industri yang berubah dan berkembang serta
menciptakan lapangan pekerjaan, barang dan jasa serta menghidupkan
industri lain yang terkait. Media juga merupakan industri tersendiri
yang memiliki peraturan dan norma – norma yang menghubungkan
institusi sosial lainya.
2. Media massa merupakan sumber kekuatan atau alat control
manajemen dan inovasi dalam masyarakat yang dapat di daya
gunakan sebagai pengganti kekuatan dan sumber daya manusia.
3. Media merupakan lokasi atau norma yang semakin berperan untuk
menampilkan peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bersifat
nasional maupun internasional.
4. Media sering kali berperan sebagai wahana pengetahuan kebudayaan,
bukan saja dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya,
hidup dan norma.
5. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk
memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi
masyarakat dan kelompok secara kolektif.
2.1.4 Fungsi Dan Tujuan Komunikasi Massa
Wilbur Schramm menyatakan, komunikasi massa
berfungsi sebagai
decoder, interpreter, dan encoder. Komunikasi massa men-decode lingkungan
sekitar untuk kita, Mengawasi kemungkinan timbulnya bahaya, mengawasi
adanya persetujuan dan juga efek – efek hiburan. Komunikasi massa
menginterprestasikan hal – hal yang di-decode sehingga dapat mengambil
kebijakan terhadap efek. Menjaga berlangsungnya interaksi serta membantu
anggota – anggota masyarakat menikmati kehidupan.
Komunikasi massa juga meng-encode pesan –pesan yang memelihara
hubungan kita dengan masyarakat lain serta menyampaikan kebudayaan baru
kepada anggota masyarakat. Peluang ini dimungkinkan karena komunikasi massa
mempunyai kemampuan memperluas pandangan dalam jarak yang hampir tidak
terbatas, dan dapat melipat gandakan suara dan kata – kata secara luas.
Pendapat Schramm pada dasarnya tidak berbeda dengan pendapat Harold
D Lasswell yang menyebutkan fungsi–fungsi komunikasi massa sebagai berikut :
a. Surveillance of the environment
Fungsinya sebagai pengamat lingkungan, yang oleh Schramm disebut sebagai
decoder yang menjalankan fungsi the watcher.
b. Correlation of the parts of society in responding to the environment
Fungsinya menghubungkan bagian – bagian masyarakat agar sesuai dengan
lingkungan. Schramm menamakan fungsi ini sebagai penterjemah yang
melakukan fungsi the forum.
c. Transmission of the social heritage from one generation to the next
Fungsinya adalah sebagai penerus atau pewaris sosial dari satu generasi ke
generasi selanjutnya. Schramm menamakan fungsi ini sebagai encoder yang
menjalankan fungsi the teacher.17
Lasswell tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai fungsi – fungsi
yang ia kemukakan itu, sehingga terbuka kesempatan berbagai spekulasi dan
penafsiran.
Seorang ahli sosiologi, Charles R.Wright, menambahkan fungsi keempat,
yaitu entertainment dan ia memberikan penjelasan keempat fungsi itu sebagai
berikut .
a. Surveillance
Menunjukan pada fungsi pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai
kejadian – kejadian dalam lingkungan, baik di dalam maupun diluar
masyarakat. fungsi ini berhubungan dengan apa yang disebut handling of
news.
4'
%
';
'
'<
8
% 9
.'%
,
'
1 !
b. Correlation
Meliputi fungsi interpretasi pesan yang menyangkut lingkungan dan tingkah
laku tertentu dalam memberikan reaksi terhadap kejadian- kejadian. Bagi
sebagian, fungsi ini diidentifikasikan sebagai fungsi editorial dan propaganda.
c. Entertainment
Menunjuk pada kegiatan – kegiatan komunikatif yang dimaksudkan untuk
memberikan hiburan tanpa mengharapkan dampak –dampak tertentu.
Fungsi – fungsi itu sebenarnya serupa dengan fungsi – fungsi komunikasi
pada umumnnya. Fungsi – fungsi itu telah ada, lama sebelum komunikasi massa
lahir. Dalam setiap masyarakat termasuk mayarakat primitif, dapat ditemukan
adanya para pengamat lingkungan, guru, penghibur, serta cara –cara
menghubungkan informasi sehingga suatu masyarakat tetap berfungsi.
Sejalan dengan apa yang dikatakan Schramm, Wright menunjukan fungsi
surveillance berkaitan dengan handling of news. Berita – berita media berfungsi
selaku mata yang mengawasi lingkungan, memberitahukan kepada masyarakat
mengenai kejadian – kejadian dan orang – orang.
Namun berita – berita media juga membawakan fungsi – fungsi lain,
disengaja atau tidak yaitu memberikan semacam forum bagi handling of news,
seperti”Surat kepada redaksi”, kolumnis, wawancara dengan orang – orang
terkemuka atau orang controversial. Berita – berita media juga berfungsi selaku
teacher, yang berarti sebagai penerus nilai - nilai, tradisi, keyakinan, dari berbagai
kelompok didalam mayarakat. Berita media tentunya juga dapat menyediakan
hiburan.
Dengan demikian, suatu informasi sering tidak hanya
berfungsi
informatif, tetapi sekaligus juga dapat merangsang timbulnya diskusi ( forum,
penerus nilai teacher ) dan kadang juga memberikan hiburan entertainment.
Sebaliknya dalam menghibur juga bisa disisihkan fungsi – fungsi surveillance,
correlation, dan transmistion18
2.2
Media Massa
2.2.1 Pengertian Media Massa
Media massa adalah sarana yang membawa pesan. Media massa utama
adalah buku, majalah, Koran, televisi, radio, film, web.19
Media dalam komunikasi massa secara garis besar dapat dibagi menjadi
dua kelompok, yaitu :20
a. Media massa cetak
: Meliputi surat kabar, majalah dan bulletin
b. Media massa elektronik : Media ini mencakup media audio ( suara )
seperti radio dan media visual ( suara dan gambar ) yaitu televisi dan
film sumber utama dari maedia massa adalah suatu lembaga atau
organisasi perusahaan surat kabar, stasiun radio, stasiun telvisi,
4'
% :.' 1 !
8
@'3'
*
2
*
?
- ' ';
#
!7
% , $'
'1 !
8
%
1 !
perusahaan perfilman, production house, perusahaan penerbitan buku
dan juga majalah.
Peran media massa terasa lebih kuat, karena pada masyarakat modern
seperti sekarang ini, perolehan informasi dan hiburan yang didapat lebih banyak
melalui media massa.
2.2.2 Peran Media Massa
Menurut Mcquail pada hakekatnya, terdapat enam perspektif dalam hal
melihat peran media, yaitu: 21
a. Melihat media massa sebagai window on event and experience.
Media dipandang sebagai jendela yang memungkinkan khalayak melihat apa
yang sedang terjadi di luar sana. Atau media merupakan sarana belajar untuk
mengetahui berbagai peristiwa.
b. Media juga sering dianggap sebagai a mirror of event in society and the
world, implying a faithful reflection.
Cermin berbagai peristiwa yang ada di masyarakat dan dunia, yang
merefleksikan apa adanya. Karenanya para pengelola media sering merasa
tidak “bersalah” jika isi media penuh dengan kekerasan, konflik, pornografi
dan berbagai keburukan lain, karena memang menurut mereka faktanya
2
' </A
'!
';
'
'<
* %
%
8
% 9- !
1 !
demikian, media hanya sebagai refleksi fakta, terlepas dari suka atau tidak
suka. Padahal sesungguhnya, angle, arah dan framing dari isi yang dianggap
sebagai cermin realitas tersebut diputuskan oleh para profesional media, dan
khalayak tidak sepenuhnya bebas untuk mengetahui apa yang mereka
inginkan.
c. Memandang media massa sebagai filter, atau gatekeeper
Menyeleksi berbagai hal untuk diberi perhatian atau tidak. Media senantiasa
memilih issue, informasi atau bentuk content yang lain berdasar standar para
pengelolanya. Di sini khalayak “dipilihkan” oleh media tentang apa-apa yang
layak diketahui dan mendapat perhatian.
d. Media massa acapkali pula dipandang sebagai guide dan interpreter
Guide, penunjuk jalan atau interpreter, yang menerjemahkan dan
menunjukkan arah atas berbagai ketidakpastian, atau alternatif yang beragam.
e. Melihat media massa sebagai forum
Untuk mempresentasikan berbagai informasi dan ide-ide kepada khalayak,
sehingga memungkin terjadinya tanggapan dan umpan balik.
f. Media massa sebagai interlocutor
Tidak hanya sekadar tempat berlalu lalangnya informasi, tetapi juga partner
komunikasi yang memungkinkan terjadinya komunikasi interaktif.
Semua itu ingin menunjukan, peran media dalam kehidupan sosial bukan
sekedar sarana diversion, pelepas ketegangan atau hiburan, tetapi isi dan informasi
yang disajikan, mempunyai peran yang signifikan dalam proses sosial. Isi media
massa merupakan konsumsi otak bagi khalayaknya, sehingga apa yang ada di
media massa akan mempengaruhi realitas subjektif pelaku interaksi sosial.
Gambaran tentang realitas yang dibentuk oleh isi media massa inilah yang
nantinya mendasari respon dan sikap khalayak terhadap berbagai objek sosial.
Informasi yang salah dari media massa akan memunculkan gambaran yang salah
pula terhadap objek sosial itu. Karenanya media massa dituntut menyampaikan
informasi secara akurat dan berkualitas. Kualitas informasi inilah yang merupakan
tuntutan etis dan moral penyajian media massa.
2.2.3 Dampak Media Massa
Menurut Mc Combs dan Show (1974), dampak media massa adalah
kemampuan untuk menimbulkan perubahan kognitif diantara individu – individu,
telah dijuluki sebagai fungsi agenda setting dari komunikasi massa. Disinilah
terletak efek komunikasi massa yang terpenting, kemampuan media menstruktur
dunia untuk kita.
Adanya asumsi yang diingatkan bahwa efek yang ditimbulkan media
massa hanya mampu pada tahap kognisi dan efeksi meskipun bisa berkelanjutan
ketahap kognisi dengan syarat tertentu. Berikut ini adalah model bagan pengaruh
komunikasi massa :
Gambar 2.1 Model Bagan Pengaruh Komunikasi
Dimensi – dimensi yang berhubungan
pergerakan menuju tindakan
KONATIF
Pembelian
Bidang motifasi.
Pesan – pesan merangsang atau
Mengarahkan keinginan.
Pernyataan
AFEKTIF
Bidang emosi.
Pesan – pesan mengubah tingkah laku
Dan perasaan.
KOGNITIF
Bidang pemikiran atau gagasan.
Pesan – pesan menyediakan informasi
Dan kenyataan – kenyataan.
Pemilihan
Kesukaan
Pengetahuan
Kesadaran
2.2.4 Efek Kehadiran Media Massa
Menurut Mc Luhan, bentuk media saja sudah mempengaruhi kita. “The
medium is the massage”,ujar Mc Luhan medium saja sudah menjadi pesan. Ia
bahkan menolak pengaruh isi pesan sama sekali. Yang mempengaruhi kita bukan
saja yang disampaikan media, tetapi jenis media komunikasi yang kita
pergunakan (media cetak atau elektronik). Teori
Mc Luhan disebut teori
perpanjangan alat indra , menyatakan bahwa media adalah perluasan dari alat
indra manusia.22
2.3
Media Penyiaran Televisi
2.3.1 Pengertian Media Penyiaran Televisi
Penyiaran merupakan kegiatan penyelenggaraan siaran, merupakan
rangkaian mata acara dalam bentuk suara atau audio dan gambar atau visual yang
ditransmisikan dalam bentuk signal suara atau gambar, baik melalui teriterial atau
satelit maupun melalui kabel dan serat optik yang dapat diterima pesawat televisi
dirumah.23 Menurut undang – undang No.32/2003, Televisi adalah kegiatan
pemancar luasan siaran melalui sarana pemancaran dan atau sarana transmisi
didarat, dilaut atau diantariksa dengan menggunakan spektrum radio melalui
siaran udara, kabel dan media lainnya untuk diterima secara serentak dan
bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran. Kegiatan
penyiaran meliputi dua bagian : penyiaran radio dan televisi.
Media penyiaran televisi memang sangat menjanjikan untuk dapat meneliti
berbagai disiplin ilmu : komunikasi, sosiologi, kultur, elektronika, dan
sebagainya. Media televisi dituntut agar dapat memenuhi kehendak penonton
yang heterogen. Karena itu pemprograman acara menjadi ujung tombak
pendekatan variatif.24 Penonton adalah segala - galanya, mereka membutuhkan
:.' 8 ! ! '
%1 !
* 7 7% !
<*
%
#
#!
BB @ ? :;8
<
'
8
'
%
6
%
1 !C'''
1 !
hiburan, informasi, berita-berita aktual, pendidikan dan juga berbagai kebudayaan
di dunia ini. Penyiaran televisi jenis ini dinamkan sebagai televisi nonkomersial,
sementara yang menggantungkan dari iklan disebut televisi komersial atau televisi
swasta.
2.3.2 Karakteristik Televisi
Televisi sebagai media massa memiliki kelebihan tersendiri dibandingkan
dengan media massa lainnya. Namun bukan berarti lantas saling menjatuhkan satu
sama lainnya, akan tetapi bebas mengisi sengan segala kelebihan dan kekurangan
yang dimiliki masing- masing media massa tersebut, baik surat kabar, televisi,
maupun radio.25
Meskipun layar televisi dapat digunakan untuk tujuan lebih dari sekedar
penghadiran gambar – gambar penyiaran (broadcast image). Beberapa orang
masih berpikir tentang “televisi”dengan mengacu pada serangkaian program yang
memancar luas melalui sederet channel atau saluran. Pandangan lain ihwal
televisi adalah
bahwa televisi merupakan aktifitas industri dan sebentuk
teknologi.26
<
,
'
1 !
9*% % '<
%
#
!!
6
' 2
% 98 !
! 3' '
%
''
1 !
98
%
2.3.3 Televisi Sebagai Media Massa
Televisi merupakan media audio visual karena informasi yang diberikan
dapat dipandang dengan mata dan dapat didengar oleh telinga. Media audio visual
selain dapat memberikan informasi, media ini juga dapat menggantikan berbagai
informasi yang belum jelas dan bisa mendetail, karena ada suara dan gambar. Jika
dibandingkan dengan media lainnya, televisi tampak mempunyai sifat yang
istimewa, karena selain menggunakan gabungan dari media dengar dan gambar,
televisi juga menciptakan suasana tertentu bagi pemirsanya.
Stasiun televisi adalah tempat kerja yang sangat kompleks yang
melibatkan banyak orang dengan berbagai jenis keahlian seperti juru kamera,
editor gambar, reporter, ahli grafis dan staf operasional lainnya yang harus saling
berinteraksi dan berkomunikasi dalam upaya untuk menghasilkan siaran yang
sebaik mungkin.27
Upaya pencapaian informasi, baik melalui media cetak, audio visual
masing – masing memiliki kelebihan dan kelemahan. Penyebabnya adalah sifat
fisik masing – masing jenis seperti terlihat pada penjelasan di bawah ini :28
< '
8 4
8
%
:.' 1 !
'
#
)'%
,
'
%
5%
Tabel 2.1 Sifat Media Komunikasi
Jenis Media
Cetak
Audio
Audio Visual
Sifat
•
Dapat dibaca, dimana dan kapan saja.
•
Dapat dibaca berulang – ulang.
•
Daya rangsang rendah.
•
Pengolahan bisa mekanik.
•
Biaya relativ rendah.
•
Daya jangkau terbatas.
•
Dapat didengar bila siaran.
•
Dapat didengar kembali bila diputar kembali.
•
Daya rangsangan rendah.
•
Elektris.
•
Relativ murah.
•
Daya jangkau besar.
•
Dapat didengar dan dilihat bila ada siaran.
•
Daya rangsang sangat tinggi.
•
Elektris.
•
Sangat mahal.
•
Daya jangkau besar.
2.4.1 Program Televisi
Program atau produk televisi adalah materi televisi yang bersinggungan
dengan dan memberi makna bagi pemirsanya. Kita perlu memahami produk
televisi berdasarkan fungsi dan interaksinya dengan khalayak. Kesenangan
khalayak kerap dihubungkan dengan suatu pandangan televisi sebagai sebuah
media hiburan. Frasa yang akrab berkenaan dengan hal ‘memberi kesenangan’
mengandung kerancuan perihal apa yang ‘dilakukan’produk televisi, atau perihal
bagaimana produk itu seharusnya dipahami. Program tidak melakukan apapun,
khalayak menerima kesenangan. Bukan berarti menolak diskusi tentang teks atau
gagasan perihal makna yang digoreskan, melainkan dimaksudkan untuk
memberikan tekanan pada ‘program sebagai obyek’,’program sebagai makna
potensial’, bukan mengkonsumsikan program menjadi ‘pencipta kesenangan’.29
2.4.2 Jenis – jenis Program TV
Tidak mengherankan bila televisi memiliki daya tarik luar biasa apabila
sajian program dapat disesuaikan dengan karakter televisi dan manusia yang
sudah terpengaruh oleh televisi. 30
Berikut jenis – jenis program televisi :
a. News/Berita
Ciri program siaran berita adalah aktual, disusun menurut kaidah jurnalistik,
beritanya disampaikan berimbang dan disiarkan dalam kesempatan pertama.31
Yang termasuk sub genre siaran berita/news yaitu program current affairs,
investigative dan news feature. Namun banyak juga dari stasiun televisi swasta
yang memasukan infotainment pada divisi siaran news.
,
B
4 '. #
%
B
4 '. #
:.' 1 !
#
:.' 1 !
6
% 9 '
.!'
1 !
b. Drama
Program siaran drama berisi cerita fiksi. Istilah ini juga disebut sinetron
cerita.32. Dalam drama terbagi 4 (empat) sub genre, yaitu drama mini seri,
drama komedi, FTV (film televisi) dan cerita lepas.
c. Non drama / hiburan
Non drama merupakan bentuk acara yang tidak disertai bumbu cerita, diolah
seperti apa adanya. Acara non drama kesenian sendiri merupakan obyek yang
dibuat dan dipersiapkan terlebih dulu dengan memperhatikan referensi
obyeknya.33 Non Drama terbagi atas 4 (empat) sub genre, yaitu reality show,
variety show, talk show, games/quiz/musik dan program feature dan
documenter.
2.5
Berita Televisi
Dibawah ini diuraikan beberapa definisi berita agar dapat menetapkan
batasan sebuah berita yang layak diliput dan disiarkan :
a. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2002) dikemukakan, berita
adalah cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang
hangat.
B
B
4 '. #
4 '. #
:.' 1 !
:.' 1 !
b. Menurut Charles Dana berita adalah segala sesuatu yang diluar kebiasaan
atau sesuatu yang unik dan segala sesuatu yang aneh bagi orang normal.
c. Menurut Freda Morris berita adalah sesuatu yang baru, penting yang dapat
memberikan dampak dalam kehidupan manusia dan memiliki unsur yang
aneh, penting dan berguna bagi pemirsa.
d. Menurut Eric C. Hepwood berita adalah laporan pertama dari kejadian
yang penting sehingga dapat menarik perhatian umum dan memiliki unsur
aktual, penting dan menarik.
e. JB Wahyudi mengemukakan berita adalah laporan tentang peristiwa atau
pendapat seseorang yang memiliki nilai penting, menarik bagi sebagian
khalayak, masih baru dan dipublikasikan secara luas melalui media massa
periodik.
Dapat disimpulkan berita televisi adalah laporan tentang fakta peristiwa
atau pendapat mnausia atau kedua – duanya yang disertai gambar (visual) aktual,
menarik, berguna dan disiarkan melalui media massa televisi secara periodik.34
2.5.1 Kriteria Berita Televisi
Dibawah ini adalah beberapa kriteria berita televisi :
a. Aktual artinya baru atau hangat – hangatnya sebuah kabar. Berita yang
baru lebih menarik perhatian pemirsa dari pada berita yang terjadi sudah
2
+ '$' * 1
7 <*'
:= 2 -;* ; !
7
, +<-2 :+ 1 ! ?
agak lama. Aktualitas merupakan ukuran penting bagi stasiun televisi
dalam menyiarkan berita.
b. Menarik yaitu berkaitan dengan sesuatu yang di luar kebiasaan atau aneh
sehingga membangkitkan minat orang untuk menyaksikan.
c. Berguna yaitu seberapa besar informasi dan bermanfaatnya nilai berita
bagi khalayak yang menyaksikannya.
d. Kedekatan ( Proximity ) yaitu hubungan kedekatan sebuah berita dengan
pemirsa dapat diukur dengan jarak lokasi peristiwa dengan tempat tinggal,
hubungan profesi, hobi dan kaitan lainnya yang berhungan langsung
dengan pemirsa.
e. Menonjol, Mencolok, Dikenal ( Prominent ) yaitu hal – hal yang menonjol
atau ihwal yang terkenal atau sangat dikenal pemirsa menarik untuk
dijadikan bahan berita.
f. Pertentangan ( Conflict ) yaitu segala sesuatu yang bersifat pertentangan
menarik untuk diberitakan karena konflik adalah bagian dari kehidupan
manusia. Pertentangan ini dapat menyangkut orang perorangan, organisasi
massa, Partai politik, penduduk satu daerah dengan daerah lain, dan
Negara dengan Negara lain.
g. Kemanusiaan ( Human Interest ) yaitu segala kisah yang dapat
membangkitkan emosi manusia, baik sedih, lucu, dan dramatis menarik
untuk disimak.35
2
- '$' * 1
7 :.' 1 ! ?
2.5.1.1.Kriteria Berita Human Interest
a. Ketegangan (suspense)
Contoh: Keputusan apa yang akan dijatuhkan dalam pengadilan kasus
pembunuhan sadis itu?
b. Keanehan atau Ketidak laziman (Unusualness)
Contoh: Seorang wanita melahirkan bayi kembar lima
c. Minat Pribadi (Personal Interest)
Gaun sekarang ada yang tidak perlu diseterika sehabis dicuci
d. Konflik (Conflict)
Umumnya manusia memberikan perhatian pada konflik: Perang,
kriminalitas, olah raga atau persaingan dalam bidang apapun karena di
dalamnya terkandung unsur konflik
e. Simpati (Symphaty)
Seorang bocah kehilangan ketiga kakaknya dan kedua orang tuanya pada
musibah Tsunami Aceh.
f. Kemajuan (Progress)
Suatu vaksin pencegah AIDS tengah dikembangkan di Prancis
g. Seks (Sex)
Seorang aktor menggugat cerai istrinya yang juga artis karena berpacaran
dengan ketua salah satu partai politik.
h. Binatang (Animals)
Seekor anjing menyelamatkan majikannya yang buta dalam suatu
peristiwa kebakaran.
i. Humor (Humor)
Seorang politisi berpidato satu jam di mimbar tanpa menyadari
mikrofonnya itu mati.36
2.6
Pengertian Strategi
Strategi sebagai kosa kata pada mulanya berasal dari bahasa Yunani, yaitu
stratos yang berarti “militer’ dan “ag” yang artinya memimpin. Berdasarkan
pemaknaan ini, maka kata strategi pada awalnya lebih dekat dengan bidang
kemiliteran.( Purnomo dan Zulkieflimansyah, 2005:8 ).
Dibawah ini beberapa pengertian strategi menurut disiplin ilmu manajemen.
a. Strategi adalah penetapan tujuan dasar jangka panjang dan sasaran
perusahaan dan penerapan serangkaian tindakan, serta alokasi sumber daya
yang penting untuk melaksanakan sasaran ini. ( Chandler, 1962 )
b. Strategi merupakan deklarasi maksud yang mendefinisikan cara untuk
mencapai tujuan dan memperhatikan dengan sungguh – sungguh alokasi
sumber daya perusahaan yang penting untuk jangka panjang dan
mencocokan sumber daya dan kapabilitas dengan lingkungan eksternal.
(Amstrong, The Art Of HRD, 2003:39 – 42 )
c. Strategi dapat didefinisikan sebagai sekumpulan pilihan kritis untuk
perencanaan dan penerapan serangkaian rencana tindakan dan alokasi
### ,
! /
dasar dan sasaran, dengan memperhatikan keunggulan kompetitif,
komparatif dan sinergis yang ideal berkelanjutan, sebagai arah, cakupan
dan perspektif jangka panjang keseluruhan yang ideal dari individu atau
organisasi.37
2.6.1 Pengertian Strategi Produksi
Strategi produksi adalah perencanaan ( planning ) dan manajemen untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan oleh tim produksi dalam sebuah acara. Sebuah
cara atau metode yang diterapkan lewat perencanaan yang baku dalam membuat
suatu produksi tayangan tersebut sesuai dengan standarisasi broadcasting dalam
menghasilkan tayangan yang maksimal.
2.6.2 Pendekatan Manajerial
Strategi produksi pada hakekatnya adalah perencanaan ( planning ) dan
manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai suatu
tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan
arah
saja,
melainkan
harus
mampu
menunjukan
bagaimana
taktik
operasionalnya.38 Tujuan program televisi pada umumnya adalah mendapat
'%
?
<
5/
*% % '
-$$
';
7
'
'
2
'2
%
' '
1 !
.!'
1 !
banyak penonton. Bagian program suatu media penyiaran harus menyadari suatu
prinsip dasar dalam mengelola program siarannya. Program siaran juga harus
bersaing dengan program sejenisnya dari stasiun televisi lain agar dapat
memperoleh jumlah audien yang banyak, sehingga mendapat rating yang cukup
besar maka diperlukan strategi. Dalam strategi produksi terdapat beberapa fungsi
manajemennya, meliputi : Perencanaan, Pengawasan, Organisasi dan Evaluasi.
a)
Perencanaan ( Planning )
Perencanaan mencakup kegiatan penentuan tujuan ( objektif ) media
penyiaran, serta mempersiapkan rencana dan strategi yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan tersebut. Dalam perencanaan harus dapat memutuskan “apa yang
harus dilakukan, kapan melakukannya, bagaimana melakukannya dan siapa yang
melakukannya”. Jadi perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan yang
memutuskan apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana dan oleh siapa.
Perencanaan yang baik dapat dicapai dengan mempertimbangkan kondisi diwaktu
yang akan datang dalam perencanaan dan kegiatan yang diputuskan akan
dilaksanakan, serta periode sekarang pada saat rencana dibuat.
Menurut Harold Koontz dan Cyril O. Donnell dalam bukunya Principle Of
Management memberikan definisi perencanaan ( Planning ) sebagai “ Persiapan
yang teratur dari setiap usaha yang mewujudkan atau mencapai tujuan atau tujuan
– tujuan yang telah ditentukan” ( Saragih, 1982:62 ). Perencanaan meliputi
pendekatan – pendekatan dan strategi yag harus diadakan, dimulai dari
penyampaian informasi dan diakhiri oleh kegiatan evaluasi.39
Perencanaan ( Planning ) menurut Joan Gratto Liebler ( 1999 : 36 – 37 )
yaitu menyeleksi tujuan, menetapkan sasaran dan menetapkan secara nyata situasi
yang ada, serta merumuskan keinginan ke depan. Pengambilan keputusan
merupakan bagian dari proses perencanaan yang memenuhi salah satu atau
keseluruhan alternative ( keputusan ) yang telah dibuat. Selain membantu dalam
perencanaan, pengambilan keputusan adalah hak dan kewajiban manajer.40
Perencanaan ( Planning ) yaitu menentukan tujuan organisasi, menetapkan
strategi keseluruhan untuk mencapai tujuan, dan mengembangkan hierarki
rencana yang menyeluruh untuk memadukan dan mengoordinasikan kegiatan
tersebut. Memikirkan tujuan dan kegiatannya, berdasarkan metode, rencana atau
logika tertentu. ( Stephen P. Robbins, 2003:5 ) dan ( James A.F.Stoner, 1989:8 ).41
Para perencana siaran memiliki tangung jawab moral dan etika terhadap
masyarakat. Sebuah perencanaan yang baik akan mendatangkan hasil yang baik
pula. Evaluasi baru dapat dilakukan bila ada perencanaan.
Proses perencanaan dan penetapan program penyiaran mencakup langkah
– langkah sebagai berikut.42
=' 4 '
' > 2
% 1 !
2 2 #' *
2 2 # '; *
*' .'
%
<
< '
:.' 1 !
* '
/
<
' 5 '3
'%
.
8
:.' 1 !
*:* -< <+= +8-<-= ; <5 = :;+*:
'
1 !
'<
!
+7!'
'
1. Menetapkan peran dan misi, yaitu menentukan sifat dan ruang lingkup
tugas yang hendak dilaksanakan.
2. Menentukan wilayah sasaran, yaitu menentukan dimana pengelola
media penyiaran harus mencurahkan waktu, tenaga dan keahlian yang
dimiliki.
3. Mengidentifikasi dan menentukan indicator efektifitas dari setiap
pekerjaan yang dilakukan.
4. Memilih dan menetapkan sasaran atau hasil yang dicapai.
Pada dasarnya, perencanaan adalah fungsi pimpinan. Seorang pimpinan
harus memiliki :
1. Tujuan, misi, fungsi dan tugas.
2. Status organisasi.
3. Kemampuan dana, tenaga dan sarana.
4. Masukan lain pada input.
Untuk mencapai keadaan yang diinginkan, perlu direncanakan tahapan –
tahapan dengan jelas dari setiap tahapan yang dikerjakan, termasuk :
1. Jangka waktu penyelesaian.
2. Siapa saja yang harus dihubungi.
3. Siapa penanggung jawab dari setiap tahapan.
4. Apa yang hendak dicapai.
Dengan demikian, untuk dapat membuat perencanaan dengan sempurna
seorang pemimpin harus mengetahui :
1. Tujuan yang hendak dicapai.
2. Situasi dan kondisi masa kini.
3. Kemampuan yang dimilki.
4. Tantangan yang harus dihadapi.
5. Strategi yang tepat untuk pelaksanaan.
Pada dasarnya, semua perencanaan akan melalui seperti diatas, agar
perencaan menjadi sempurna dan akan membantu dalam proses produksi, serta
dapat memberikan mekanisme kontrol. Untuk membentuk organisasi produksi
dan penetapan personal untuk meninjau lokasi peliputan yang pertama harus
dilakukan adalah rapat produksi.
b) Organisasi (Organizing)
Organisasi sebagai wadah yang bersifat statis, tetapi sebagai proses
bersifat dinamis. Struktur organisasi adalah mekanisme untuk mencapai tujuan
dengan penerapan pembagian tugas dari fungsi-fungsi yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Pengorganisasian yaitu menetapkan tugas – tugas yang harus dikerjakan,
siapa yang harus mengerjakan, bagaimana tugas – tugas itu dikelompokan, siapa
melapor kepada siapa dan di mana keputusan harus diambil. Dalam hal ini
manajer mengoordinasikan sumber daya manusia dan sumber daya bahan yang
dimiliki oeganisasi. Efektifitas suatu organisasi bergantung pada kemampuan
manajer untuk mengerahkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan
organisasi. ( Stephen P. Robbins, 2003:5 ) dan ( James A.F.Stoner, 1989:8 ).43
Pengorganisasian menurut Joan Gratto Liebler ( 1999:36 – 37 ) yaitu
desain bentuk tugas yang membantu menghubungkan antara tujuan, tugas,
kewenangan dan tanggung jawab sebagai syarat untuk membentuk koordinasi.
Pengembangan tipe – tipe organisasi ke dalam bagan organisasi, deskripsi
pekerjaan dan mempertegas alur pekerjaan.44
Dengan demikian, organisasi penyiaran adalah tempat untuk orang-orang
penyiaran yang saling bekerja sama dalam merencanakan, memproduksi atau
mengadakan materi siaran dan sekaligus menyiarkan dalam usaha mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Organisasi peyiaran mengelola stasiun penyiaran yang di dalamnya
terdapat dua unsur, yaitu :
A. Perangkat Keras
Perangkat keras disini adalah sarana dan prasarana penunjang siaran,
seperti :
1. Studio dan perangkatnya.
2. Transmisi atau pemancar.
2 2 # '; *
2 2 # '; *
:.'
:.'
!
!
3. Prasarana seperti : gedung, jalan, gudang dan lain – lain.
Perangkat luas diatas dirancang sedemikian rupa, sehingga membentuk
suatu keterpaduan yang akan memeperlancar jalannya proses perencanaan,
produksi, dan penyiarannya sekaligus.
B. Perangkat Lunak
Perangkat lunak yaitu perangkat yang menggunakan perangkat atau tenaga
manusia dalam menjalankan tugas operasional penyiaran.
Dalam manajemen penyiaran terdapat beberapa perangkat lunak, terdiri
dari :
1. Manusia pengelola siaran. ( siaran nonberita, siaran berita )
2. Manusia pengelola teknik ( tehnik studio, sarana dan prasarana ).
3. Manusia pengelola administrasi.
Dengan demikian dalam manajemen penyiaran teerdapat dua kelompok
besar yaitu : kelompok siaran, dalam kelompok ini terdapat perencanaan siaran,
produksi, fasilitas siaran dan juru kamera. Sedangkan kelompok penunjang antara
lain manusia pengelola teknik dan administrasi seperti keuangan, kepegawaian,
fasilitas umum, humas dan lain – lain.
Kelompok siaran dalam pemberitaan menggunakan dukungan kelompok
penunjang ( teknik dan administrasi ), merencanakan, memproduksi materi siaran
yang baik dan sekaligus menyiarkannya. Kerja sama antar kelompok siaran dan
penunjang tersebut berlandaskan saling menghargai dan pengertian serta jujur dan
terbuka dalam berorientasi pada tujuan tersebut.
Manajemen penyiaran selain memilki tugas utama merencanakan,
memproduksi, dan mengadakan materi siaran, serta menyiarkan sekaligus juga
harus mampu menciptakan hubungan kerja yang baik.
Karena penyiaran adalah kerja yang didukung oleh produksi informasi
maka organisasi penyiaran harus memiliki penerapan sistem informasi manajemen
dalam pengelolaannya, sudah harus dapat meninggalkan sistem manual.
C. Pengawasan ( Actuating )
Pengawasan menjadi tugas pimpinan disegala tindakan. Untuk itu
pimpinan harus menguasai apa yang direncanakan, dengan demikian akan dapat
melakukan pengawasan secara efektif dan efesien.
Pengarahan ( Actuating ) yaitu hal yang mencakup motivasi bawahan,
mengarahkan orang lain, menyeleksi saluran komunikasi yang paling efektif, dan
memecahkan konflik kepemimpinan juga menunjukan bagaimana para manajer
mengerahkan dan mempengaruhi bawahannya, serta menggunakan orang lain
untuk melaksanakan tugas tertentu. Dengan menciptakan suasana yang kondusif
dan menyenangkan, secara tidak langsung manajer telah membantu karyawan kea
rah peningkatan produktifitas kerja yang optimal. ( Stephen P. Robbins, 2003:5 )
dan ( James A.F.Stoner, 1989:8 ).45
Pengarahan ( Actuating ) menurut Joan Gratto Liebler ( 1999:36 – 37 )
yaitu pelaksanaan pekerjaan melalui petunjuk dan kepemimpinan yang
berorientasi pada pencapaian sasaran. Sebagai contoh, seorang produser yang
memotivasi pekerjaan sebuah crew program acara.46
Dalam dunia penyiaran, akan lebih tepat apabila sistem kontrol dilakukan
secara pengendalian oleh pimpinan disemua tingkatan. Hal ini mengingat output
siaran memiliki dampak sangat luas dimasyarakat. Dengan kata lain, pengawasan
pencegahan jauh lebih tepat diterapkan. Kesalahan dapat diketahui secara dini dan
diperbaiki sebelum materi itu disiarkan, akan jauh lebih baik bila kesalahan itu
diketahui saat materi itu sedang disiarkan.
Pengawasan pada penggunaan perangkat keras, misalnya melalui sistem
SOP, pencatatan, pengunaan, waktu pemeliharaan bertujuan untuk menjaga
peralatan itu bila ada kerusakan dapat diketahui secara dini dan memperpanjang
usia pakai. Teetapi jika kesalahan itu terjadi pada proses perncanaan, produksi
materi siaran, serta siaran sendiri akan berpengaruh luas kepada masyarakat.
2 2 # '; *
2 2 # '; *
:.' 1 !
:.' 1 !
D. Evaluasi ( Controling )
Evaluasi ( Controling ) yaitu memantau kegiatan – kegiatan untuk
memastikan kegiatan itu dicapai sesuai dengan yang direncanakan dan
mengoreksi setiap penyimpangan yang berarti. Dalam hal ini manajer berusaha
sedapat mungkin agar mekanisme kerja organisasi didorong kearah pencapaian
tujuan. Apabila dalam pelaksanaannya terjadi penyimpangan atau kesalahan
produser, para manajer harus berusaha mencari penyebab dan solusi yang tepat
agar mekanisme kerja organisasi dapat berjalan sesuai rencana. ( Stephen P.
Robbins, 2003:5 ) dan ( James A.F.Stoner, 1989:8 ).47
Menurut Joan Gratto Liebler ( 1999:36-37 ) Controling yaitu menentukan
apa yang sudah diselesaikan, membandingkan hasil pekerjaan yang berhubungan
dengan
tujuan
organisasi
dan
memberikan
koreksi
terhadap
kegiatan
selanjutnya.48
Suatu hasil yang diperoleh dari sebuah penyiaran merupakan tolak ukur
apakah program tersebut berhasil atau tidak. Karena pada tahapan ini dapat
diketahui bagaimana hasil akhir dari pelaksanaan program. Evaluasi adalah
system untuk mengumpulkan dan mengelola informasi mengenai sasaran dan
tujuan program untuk mencapai suatu tujuan.49
2 2 # '; *
2 2 #' *
= %
<
:.' 1 !
:.' 1 !
'* %
! 3' 'D8
% 9,
'
E
!
2.6.3 Tahapan Produksi
Tahapan pelaksanaan produksi terdiri dari tiga bagian di televisi yang
lazim disebut Standard Operasional Penyiaran (SOP) terdiri dari :50
A. Pra Produksi ( ide, perencanaan dan persiapan )
1. Penemuan Ide
Tahap penemuan idea tau gagasan, membuat riset dan penulisan naskah
atau meminta penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesuai
riset.
2. Perencanaan
Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja, penyempurnaan naskah,
pemilihan lokasi, dan crew. Selain itu didalam perencanaan juga terdapat
penyediaan biaya dan rencana alokasi.
3. Persiapan
Tahap persiapan dalam produksi non berita ini meliputi pemberesan semua
kontrak, perijinan dan surat menyurat. Latihan presenter dan pembuatan setting,
meneliti dan melengkapi peralatan yang diperlukan, sementara dalam proses
persiapan produksi berita mencakup rapat redaksi, menentukan nilai berita,
jenis berita, menentukan crew reporter dan cameramen yang akan beertugas ke
B
4 '. #
% #
'
;
.!'
6
%
1 !
lapangan kemudian kepala redaktur memantau perkembangan peristiwa selama
pelaksanaan tugas crew berlangsung dan hal tersebut diselesaikan menurut
jangka waktu yang sudah ditetapkan.
B. Produksi ( pelaksanaan )
Dalam proses produksi non berita setelah perencanaan dan persiapan selesai,
maka pelaksanaan produksi dimulai. Sutradara bekerja sama dengan para artis dan crew
dalam wujud apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan menjadi gambar, susunan
gambar dapat bercerita. Sedangkan dalam proses produksi berita tahapan produksi
sendiri meliputi pelaksanaan shooting, yaitu reporter beserta crew lainnya
mengadakan koordinasi dan membahas materi yang akan diliput, menyiapkan
peralatan shooting ( kamera, ,microphone, tape cassette record, tripod kamera dll),
menyiapkan transportasi serta akomodasi, cheking peralatan, kemudian mulailah
shooting.
C. Pasca Produksi
Pasca Produksi dalam proses non berita memiliki tiga langkah, yaitu editing
offline, editing online dan mixing.Sedangkan dalam proses pasca produksi berita meliputi
dimana kameramen dan reporter menyerahkan hasil shooting kepada news editor,
membuat naskah berita sesuai gambar shooting, menyerahkan naskah kepada
kepala redaksi, dan naskah yang sudah di cek kemudian diserahkan kepada editor
atau penata gambar, selanjutnya pengarah acara (floor director) mempersiapkan
studio penyiaran dengan kerabat kerja tehnik studio dan juru kamera untuk
menyiarkan berita yang telah di susun dan akan disiarkan melalui pembawa acara
(news reader).
2.6.4 Organisasi Penyiaran
Didalam dunia penyiaran terdapat beberapa jabatan didalamnya, terdiri
dari.51
1. Produser Eksekutif
Produser adalah seseorang yang bertanggung jawab terhadap penampilan
jangka panjang program berita secara keseluruhan. Dia bertugas
memikirkan setting dekor dan latar belakang penampilan atau tampilan
suatu program berita yang akan menjadi cirri khas program tersebut.
2. Produser
Produser bertanggung jawab terhadap suatu program berita. Masingg –
masing program berita itu dipimpin oleh satu atau beberapa orang
produser.
3. Production Jurnalist
Seseorang yang melakukan riset dan memberikan kontribusi untuk
produksi program.
4. Presenter
Presenter adalah orang yang tampil didepan kamera dan membacakan
berita dari studio atau orang yang membawakan segala jenis program TV
<
'
8
!' %' < %
'
'
1 !
dari studio. Istilah lain untuk presenter yaitu news anchor dan
news
reader.
5. Studio Director
Orang yang bertanggung jawab atas kru studio dan transmisi actual dari
program studio. Orang tersebut memiliki tanggung jawab sepenuhnya
untuk keseluruhan program. Ia juga bertanggung jawab atas pengambilan
gambaryang diperlukan selama transmisi berlangsung.
6. Editor
Editor juga dapat disebut dengan istilah picture editor atau video tape
editor yaitu orang yang memotong ( mengedit ) gambar dan suara yang
menghasilkan produk akhir diatas pita video. Dalam melakukan tugasnya
editor bekerja sama dengan reporter.
7. Charracter Generic (CG)
Teks yang terdapat pada gambar yang biasanya menjelaskan nama dan
jabatan narasumber. Istilah lain untuk CG adalah super atau aston.
8. Pengarah Program
Pengarah program adalah orang yang bertanggung jawab secara teknis atas
kelancaran suatu acara televisi. Kedudukan pengarah program terkait
langsung dengan penampilan sesuatu program pada saat ditayangkan.
Download