ABSTRAK Nama No NPM Fakultas / Jurusan Program Pendidikan Judul Skipsi : Tanty Rahayu : 10030103004 : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam : Sarjana (S 1) : Nilai-nilai Pendidikan Tentang Tuntunan Biologis Suami Istri Dalam Q.S Al-Baqarah Ayat 187, 197, 222, 223. Naluri seksual merupakan fitrah manusia yang diberikan Allah SWT kepada setiap manusia, untuk menyalurkan naluri tersebut, diperlukan tuntunan terutama tuntunan tentang hubungan biologis, hubungan biologis sebagai suatu cara menyalurkan naluri seksual dalam pelaksanaannya tidak melampaui batas fitrah atau naluri seksual, karena kesalahan dalam menilai, melakukan, dan dengan Adapun dalam Q.s Al-Baqarah ayat 187, 197, 222, 223 berisikan tentang perintah dan larangan Allah SWT di dalam hal melakukan hubungan biologis suami istri. Larangan melakukan hubungan biologis suami istri dalam keadaan haid atau nifas,haji, i’tikaf, ketika siang di bulan ramadhan melarang menjima istri pada dubur, dan perintah suami boleh berhubungan biologis dari arah mana saja asal pada farji. Dalam ayat tersebut maka hubungan biologis suami istri tidak hanya sekedar memuaskan nafsu syahwat semata.Tetapi adanya hubungan biologis sumi istri bisa juga membuat tentram pasangan, dan mempunyai keturunan yang shaleh. Ketentuan tersebut sangat berarti dalam kehidupan manusia dengan adanya larangan dan perintah Allah manusia membutuhkan tuntunan hubungan biologis agar bisa memempatkan seksual sesuai ajaran Islam. Maka sejalan dengan isi yang terdapat dalam Al-Qur’an Q.S Al-Baqarah ayat 187, 197, 222, 223 maka penting untuk mengkaji tentang tuntunan hubungan biologis antara suami istri, sehingga pada akhirnya dapat ditemukan nilai-nilai pendidikan yang dapat dijadikan pedoman di dalam kehidupan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Apa pendapat para mufasir tentang Q.s Al-Baqarah ayat 187, 197, 222, 223. 2) mengetahui apa esensi yang terkandung dalam Q.s Al- Baqarah 187, 197, 222, 223, 3)mengetahui bagaimana hubungan biologis suami istri yang sehat menurut pandangan psikologis,medis, dan ulama. 4)Mengetahui apa nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam Q.s Al- Baqarah 187, 197, 222, 223, tentang tuntunan hubungan biologis suami istri dalam Islam. Metode yang digunakan metode deskriptif,mendeskripsikan secara sistematis dan tepat tentang nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam AlQur’an. Metode deskriptif tidak hanya terbatas dalam pengumpulan data tetapi meliputi analisa dan interprestasi tentang arti data itu. i Adapun teknik penelitian yang di gunakan adalah study literatur, yaitu dengan cara membaca, memahami, menganalisis dan menginterprestasi serta menyusun kitab dan buku yang menunjang. Kesimpulan dari hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut : 1. Para mufasir sepakat bahwa Q.s Al-Baqarah ayat 187, 197, 222, 223, menerangkan tentang larangan dan perintah Allah SWT yang berkenaan dengan hubungan biologis antara suami istri. 2. Essensi dari Q.s Al-Baqarah ayat 187, 197, 222, 223, adalah: a. Hubungan biologis antara suami istri harus mengacu pada tuntunan berupa larangan dan perintah sebagaimana yang digariskan Allah SWT b.Suami istri diharapkan membangun hubungan biologis secara sehat sesuai yang terdapat dalam larangan dan perintah sebagaimana yang diajarkan Al-Qur’an. c. Tuntunan hubungan biologis suami istri terkait dalam hal etika, cara, tempat serta waktu-waktu yang menunjukan kepada larangan dan perintah Allah SWT dalam hubungan biologis suami istri . 3. Menurut pandangan para ahli, agama Islam memberikan bimbingan dalam kehidupan seks manusia yaitu : a. Berupa perintah, dan larangan dalam ber hubungan biologis suami istri b. Merupakan salah suatu sarana ibadah. c. Untuk memperoleh keturunan yang shaleh. Apabila hubungan biologis suami istri tidak mengikuti petunjukpetunjuk-NYA, maka akan membawa bencana yang mengakibatkan penyimpangan seksual. 4. Adapun dengan adanya hubungan biologis suami istri dapat diambil nilainilai pendidikan dari Q.s Al-Baqarah ayat 187, 197, 222, 223 diantaranya : a.Menempatkan hubungan biologis sesuai yang diajarkan Islam. b.Menjadi dasar untuk mewujudkan suasana Mawaddah dan rahmah c. Perkembangan keturunan yang shaleh. Bandung, Mei 2007 ii