bab ii tinjauan pustaka - Perpustakaan Universitas Mercu Buana

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Komunikasi
2.1.1 Pengertian Komunikasi
Kata Komunikasi Secara etimologis,berasal dari bahasa Latin, Kata
communio dibuat kata kerja communicate yang berarti membagi sesuatu dengan
orang, memberitahukan sesuatu kepada seseorang, bercakap-cakap, bertukar
pikiran, berhubungan, berteman dan sebagainya. Jadi, komunikasi berarti
pemberitahuan pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran atau hubungan1
Menurut Penuturan Seorang Pakar: Sendjaja menyatakan, komunikasi
merupakan suatu tindakan satu arah (linier), yaitu proses dimana pesan
diibaratkan mengalir dari sumber dengan melalui beberapa komponen menuju
komunikasi2
Definisi tersebut sesuai dengan pendapat Everett M. Rogers, seperti yang dikutip
Mulyana sebagai berikut :
1
2
Kadar Nurjaman dan Khairul Umam, Komunikasi dan Public Relation Bandung ∶ Pustaka
S. Djuana Sendjaja. Teori Komunikasi. jakarta ∶ Universitas Terbuka. 1994
6
7
“Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada
suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku
mereka3
Sedangkan Gerald R. Miler berpendapat bahwa komunikasi pada dasarnya
merupakan penyampaian pesan yang disengaja dari sumber terhadap penerima
dengan tujuan mempengaruhi tingkah laku penerima4
Dalam ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Effendy menuliskan model
komunikas Lasswell yaitu dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan Who (says)
What (in) Which Channer (to) Whom (with) What Effect atau yang berarti siapa
berkata apa melalui saluran apa kepada siapa dengan efek apa5
Mulyana mengutip pendapat Tobbs dan Moss yang menyatakan bahwa
komunikasi adalah proses pembentukan makna dua orang atau lebih6
Dalam konteks ini komunikasi tidak membedakan pengirim dan penerima
dan tidak lagi berorientasi kepada sumber karena komunikasi ini melibatkan
banyak individu dan disini bahwa komunikasi bersifat dinamis.
Menyadari begitu banyaknya teori komunikasi. Richard West dan Lyn H.
Tuner memberikan batasan bahwa komunikasi adalah proses sosial dimana
3
Deddy Mulyana. Ilmu komunikasi Suatu Pengantar. Bandung ∶ Remaja Reosda Karya,
2002, hal 6
4
Sendjaja op. cit. hal 21
5
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung ∶
PT Citra Aditya Bakti 2000. hal 10
6
ulyana, op. cit. , hal 69
8
individu-individu
menggunakan
simbol-simbol
untuk
menciptakan
dan
menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka7
Theodorson selanjutnya mengemukakan pula bahwa komunikasi adalah
proses pengalihan informasi dari satu orang atau sekelompok orang dengan
menggunakan simbol-simbol tertentu kepada satu orang atau kelompok lain.
Proses pengalihan informasi tersebut selalu mengandung pengaruh tertentu
Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik.
Kegagalan komunikasi sekunder terjadi, bila isi pesan kita pahami tetapi
hubungan di antara komunikasi menjadi rusak. Saat proses komunikasi
berlangsung, komunikator tidak hanya menentukan kadar isi pesan, tetapi juga
menentukan kadar hubungan interpersonal, bukan saja menentukan “content”
tetapi juga “relationship”8
Bila diamati dari definisi diatas, dapat dilihat bahwa masing-masing individu
dapat memberikan sumbangan pengertian tentang arti komunikasi berdasarkan
pengalaman dari kehidupan mereka. Walaupun kata komunikasi sering terdengar
dan diungkapkan dalam percakapan sehari-hari, namun ternyata mendefinisikan
tidak semudah yang kita bayangkan. Perlu dilihat dari sudut pandang kita dalam
berbicara. Berbeda latar belakang seseorang akan berbeda pula cara menafsirkan.
2.1.2 Komunikasi Sebagai Suatu Proses
7
Syaiful Rohim Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam dan Aplikasi, Jakarta:PT Asdi Mahasatya.
2009. Hal 11
8
Ibid,
9
Jika diperhatikan, hampir semua definisi komunikasi dari para pakar
dimulai dengan kata “proses”. Hal mengatakan bahwa komunikasi adalah sebuah
proses Berkesinambungan, dan tidak memiliki akhir. Komunikasi juga dinamis,
kompleks dan senantiasa berubah.
Dibagian atas tadi, peneliti sempat menyinggung mengenai proses
komunikasi dipengaruhi oleh hubungan interpersonal yang baik. Pada bagian ini,
peneliti akan lebih dalam lagi menjabarkan proses komunikasi yang efektif.
Sebelum masuk dalam proses komunikasi dengan komunikan, di dalam
pikiran komunikator terjadi semacam renggangan atau stimulus. Rangsangan itu
dapat terjadi karena faktor diluar dirinya atau karena ada faktor dari dalam dirinya
sendiri, yaitu hasil olahan pikirannya yang ada di benaknya.
Komunikator
sebelum
mengirimkan
pesannya,
terlebih
dahulu
mengemasnya dalam bentuk yang dianggap sesuai dan dapat diterima serta
dimengerti oleh komunikan. Pengemasan pesan ini disebut sebagai encoding.
Encoding secara harfiah berarti memasukan dalam kode. Dengan encoding
komunikator memasukan atau mengungkapkan perasaannya kedalam kode atau
lambang dalam bentuk kata-kata atau non kata, misalnya raut wajah atau gerakgerik tubuh.
Setelah sampai ke komunikan, apabila ada feedbcak,komunikan akan
bertindak sebagai komunikator, yaitu memasukan code yang disebut sebagai
decoding untuk disampaikan kembali kepada komunikator.
10
Begitu halnya dengan yang terjadi pada seorang Public Relation .Seorang
PR harus melewati proses komunikasi tersebut ketika berhadapan dengan pihak
media massa. Praktisi PR mengemas semua informasi mengenai tempat dia
bekerja, kemudian informasi tersebut dikeluarkan dalam bentuk pertemuan
informal, dalam hal ini komunikasi terjadi secara verbal dan non verbal. Setelah
segala bentuk stimuli dari PR yang berupa informasi atau berita diterima oleh
media, pada saat itulah media berubah peran menjadi komunikator, yang
kemudian memberikan umpan balik kepada PR.
Proses komunikasi mempunyai Dua model, yaitu :
a. Model Linier
Model ini hanya terdapat dua garis lurus, yaitu proses komunikasi yang
berawal dari komunikator dan berakhir pada komunikan.
Komunikator
Pesan
Komunikan
b. Model Sirkuler
Model sirkuler ditandai dengan adanya unsur feedback. Dengan demikian,
proses komuniaksi tidak berawal dari satu titik dan berakhir pada titik
yang lain. Jadi proses komunikasi sirkuler itu
berbalik satu lingkaran penuh.
Feedback
Komunikator
11
Komunikan
pesan
Dalam banyak hal, komunikasi sering mengalami ganggauan atau noise. Yang
merupakan penghambat komunikasi sehingga dapat mengurangi keakuratan atau
ketepatan pesan yang disampaikan. Gangguan ini dapat terjadi selama komunikasi
berlangsung dan dapat bersumber dari dalam komunikator, dari isi pesan, dari
media yang digunakan maupun gangguan pada komunikan.
2.1.3 Komunikasi Efektif
Sebelum mendefinisikan komunikasi yang efektif, peneliti merujuk pada kata
“efektif” terlebih dahulu. Secara etimologis, kata efektif sering diartikan sebagai
mencapai sasaran yang diinginkan (producing desired result), berdampak
menyenangkan (having a pleasing effect), bersifat actual dan nyata (actual and
real).
Dengan demikian komunikasi yang efektif dapat diartikan sebagai
penerima pesan atau receiver sesuai dengan yang diharapkan, Jadi, komunikasi
efektif terjadi apabila terdapat aliran informasi dua arah komunikator dengan
komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan
kedua pelaku komunikasi tersebut (komunikator dan komunikan).9
Ada beberapa hal yang harus diperlukan dalam membangun komunikasi
efektif, yang pertama adalah aspek-aspek komunikasi itu sendiri. Terdapat lima
aspek yang harus dipahami yaitu :
9
Ibid. hal 45
12
a. Kejelasan (clarity). Bahasa atau informasi yang disampaikan harus jelas.
b. Ketepatan (accuracy). Informasi dan informasi yang disampaikan harus
kita ketahui dahulu kebenarannya.
c. Konteks (contex). Bahasa dan Informasi yang disampaikan sesuai dengan
keadaan dan lingkungan tempat komunikasi terjadi.
d. Alur (flow). Keruntuhan alur bahasa dan informasi sangat mempengaruhi
komunikasi yang efektif.
e. Budaya (Culture).Aspek ini tidak hanya menyangkut bahasa dan informasi
tetapi juga etika.
Selain itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menciptakan
suatu komunikasi adalah sebagai berikut :
a. Ketahuilah mitra bicara (audience).
b. Ketahui tujuan melakukan komunikasi.
c. Perhatikan
konteks
atau
keadaan
lingkungan
sekitar
pada
saat
berkomunikasi.
d. Pelajari kultur lawan bicara kita atau daerah tempat berlangsungnya
komunikasi.
e. Pahami bahasa lawan bicara. Dengan memahami bahasa orang lain
menunjukkna kita menghargai orang tersebut.
Berikut ini akan dijabarkan mengenai efektifitas komunikasi berdasarkan
simbol komunikasi yang digunakan, yang pertama adalah komunikasi verbal.
Keberhasilan komuniasi verbal ditentukan oleh tonalitas suara atau tinggi
13
rendahnya nada suara. Akan tetapi, tonalitas suara saja tidak cukup, hal ini
sebaiknya harus disertai ekspresi atau raut wajah yang sesuai.
Dalam buku komunikasi dan Public Relation, Kadar Nurjaman dan Khaerul
Umam mengutip hasil riset Mechribian dan Ferris dan O’Conner dan Seymour
yang menyatakan bahwa keberhasilan menyampaikan informasi 55% ditentukan
oleh bahasa tubuh (body language), postur, isyarat, dan kontak mata, 38%
ditentukan oleh nada suara, dan hanya 7% yang ditentukan oleh kata-kata.
Lain halnya dengan keberhasilan di komunikasi non verbal. Dalam buku
Komunikasi dan Public Relation, efektifitas komunikasi non verbal dapat
dibangun dari beberapa hal, diantaranya adalah :
a. Cara berpakaian
Cara seseorang berpakaian mengomunikasikan status seseorang, baik
dalam pekerjaan sehari-hari, maupun dalam waktu-waktu tertentu.
b. Waktu
Dalam konteks organisasi, masing-masing mempunyai tugas yang harus
diselesaikan,
berkomunikasilah
secara
tepat,
Artinya
dalam
berkomunikasi manfaatkan waktu sebaik-baiknya.
c. Tempat
Tempat pun sangat menentukan efektifitas komunikasi. Kantor adalah
tempat bekerja, restoran adalah tempat makan dan lapangan golf adalah
tempat olah raga. Meskipun demikian, urusan kantor dapat saja
diselesaikan di tempat makan atau lapangan olah raga.
14
Informalitas sering menyelesaikan masalah-masalah formal. Jadi, dalam
berkomunikasi, kita harus memperhitungkan tempat yang tepat untuk mencapai
tujuan komunikasi kita.
Efektifitas dalam komunikasi tidak hanya sampai pada jenis komunikasi
verbal atau non verbal. Dalam mengekspresikan diri, hal ini menjadi salah satu
faktor suksesnya komunikasi.
Perilaku yang tulus jujur, terbuka dan spontan akan membuat suasana
komunikasi menjadi kondusif. Orang akan merasa nyaman untuk berkomunikasi
dengan baik yang menunjukan ketulusan, keterbukaan dan spontanitas.
Nurjaman mengutip dari Terry Felber dalam bukunya Kiat Praktis
Komunikasi : dalam kehidupan keluarga dan Profesional Menjabarkan kiat-kiat
mengekspresikan diri secara efektif, yaitu :
a. Wajah adalah cerminan pikiran. Pastikan ekspresi positif selalu ada di
wajah kita.
b. Senyum itu menular, jadilah penyebarnya.
c. Tataplah seseorang tepat pada matanya
d. Berkomunikasilah dengan berhadapan langsung dengan lawan bicara
e. Postur tubuh yang baik menunjukan rasa percaya diri
f. Berikan jabat tangan yang meyakinkan
g. Berpenampilan sebagai seorang pemenang
Dari pernyataan diatas, dapat dijadikan patokan untuk menilai cara
komunikasi PR selama ini. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa efektifitas
15
komunikasi bukan hanya dari faktor pesan itu sendiri, namun yang utama ada
pada diri komunikator. Cara komunikator menyampaikan, mengemas pesan
tersebut dan menyajikan suatu acara atau event adalah hal yang penting sehingga
komunikasi berjalan efektif.
2.1.4 Efektifitas
Suatu publikasi dapat dikatakan efektif jika publikasi tersebut mancapai
tujuan yang diharapkan atau dapat juga dikatakan bahwa publikasi yang efektif
adalah merupakan hasil dari suatu perencanaan yang telah dirumuskan secara baik
sehingga tercapainya tujuannya.
Jadi, efektif mengandung pengertian terjadinya suatu akibat atau efek yang
dikehendaki dan begitu juga dengan perbuatan efektif
dimana
perbuatan
yang mengakibatkan sebagaimana yang dikehendaki oleh orang tersebut,
efektifitas berasal dari kata efek, yang dapat diartikan sebagai dampak atau semua
jenis perubahan yang terjadi didalam diri seseorang setelah menerima suatu pesan
dari suatu sumber. Perubahan yang dimaksud dapat meliputi perubahan sikap,
perubahan pengetahuan perilaku nyata,10
Selain itu terdapat empat cara, menurut Ishak & Koh Siew Leng (1991 : 136),
untuk pengukuran efektivitas dari spesifikasi perencanaan program dan kerja
10
Andre hardjana. Audit Komunikasi, Teori dan Praktek. Jakarta ∶ Grasindo. 200. Hal 23
16
kampanye PR atau Humas yang telah dilaksanakan, yaitu secara umum tolak
ukurnya sebagai berikut :
1. Audience Coverage (khalayak yang ingin dicapai)
Untuk melihat keberhasilannya, meneliti bagaimana kita mampu atau tidak untuk
mencapai target khalayak sasarannya (target audience) dalam berkampanye
tersebut?, dan jumlah khalayak yang akan dijangkau? Apa keinginan khalayak
dan bagaimana responnya (tanggapan) selanjutnya?
2. Audience Response (tanggapan khalayak)
Bagaimana tanggapan dari khalayak sasaran (audience response), dan apakah isi –
isi pesan dalam kampanye PR atau Humas tersebut bermanfaat atau tidak bagi
khalayak sasaran yang dimaksud?
3. Communication Impact (pengaruh komunikasi)
Setelah menilai dari berbagai reaksi khalayak, maka apa pengaruh (dampak) dari
pesan – pesan dalam komunikasi (communication Impact) kampanye PR atau
Humas tersebut setelah diekspos keluar terhadap khalayak sebagai sasaran.
4. Process of Influence (Proses pengaruh)
Apakah proses dari kegiatan komunikasi misalnya pengaruh kampanye PR atau
Humas) tersebut secara efektif dapat mempengaruhi khalayak sasaran?
Bagaimana pesan – pesan yang disampaikan melalui saluran media komunikasi
dan mekanisme persuasive tersebut mampu mempengaruhi individual atau
17
kelompok. Bagaimana efektivitas dari proses “Agenda PR Campign Setting
Program
tersebut apakah mampu mempengaruhi tanggapan proses (process of
influence), terhadap sikap (perilaku), dukungan (atau menolak), memotivasi atau
dapat membentuk opini
publik sebagai khalayak sasaran, baik secara positif atau negatif?11
2.2 Public Relations
2.2.1 Definisi Public Relations
Dalam aspek konseptual dan operasionalnya, Public relations merupakan
fungsi manajemen khusus yang membantu pembentukan Pemeliharaan garis
komunikasi dua arah, saling pengertian, penerimaan dan kerja sama antara
organisasi dengan publiknya. Public relations juga membantu manajemen untuk
selalu mendapat informasi dan merespon pendapat umum, mendefinisikan dan
menekankan tanggung jawab menajemen mengikuti dalam melayani dan
memanfaatkan perubahan dengan efektif, berfungsi sebagai sistem peringatan
awal untuk membantu mengantisipasi kecenderungan dan menggunakan riset
serta komunikasi yang masuk akal dan etis sebagai sarana utamanya.
Menurut British Institute of Public Relations (IPR) mendefinisikan public
relations sebagai :
“ public relations adalah upaya yang dilakukan secara terencana dan
berkesinambungan dalam rangka menciptkan dan memelihara niat baik (good
11
Ruslan, 2008 :64-65
18
will)
dan
saling
pengertian
antara
suatu
organisasi
dengan
segenap
khalayaknya”.12
Pertemuan asosiasi-asosiasi PR seluruh dunia yang berkumpul di mexico
City pada bulan Agustus tahun 1978, dan menetapkan definisi PR sebagai :
1. Melaksanakan program terencana dan berkelanjutan sebagai bagian dari
manajemen.
2. Menangani hubungan antara organisasi dan masyarkatnya.
“Praktik Public relations adalah sebuah seni sekaligus ilmu sosial yang
menganalisis berbagai kecenderungan, memperkirakan setiap kemungkinan
konsekuensinya, memberi masukan dan saran-saran pada pemimpin organisasi
serta menetapkan program-program tindakan yang terencana untuk melayani
kebutuhan organisasi dan kepentingan khalayaknya13
Pada November 1982, Public Relations Society Of America (PRSA) secara
formal mengadopsi “Pernyataan Resmi Tentang Hubungan Masyarakat” yang
bahkan lebih panjang, Para penulisnya yang merupakan para panel pimpinan
PRSA terkemuka berupaya memberi definisi tentang bidang yang bertekanan pada
sumbangan hubungan masyarakt bagi public. Selain aspek konseptual definisi ini,
para panel juga memasukan kegiatan, hasil dan persyaratan pengetahuan tentang
praktek hubungan masyarakat.
Unsur-unsur yang serupa dalam berbagai definisi menyiratkan bahwa
public relations bersifat :
12
.
. 2004 ℎ
13
Ibid. Hal 10
9
.
∶
19
1. Melaksanakan program terencana dan berkelanjutan sebagai bagian dari
manajemen
2. Menangani hubungan antara organisasi dan masyarakatnya
3. Memantau kesadaran sikap dan perilaku di dalam dan diluar organisasi
4. Menganalisa dampak kebijaksanaan,Prosedur dan tindakan terhadap
masyarakat
5. Menyesuaikan kebijaksanaan prosedur dan tindakan yang diketahui
bertentangan dengan kepentingan masyarakat dan kelangsungan hidup
organisasi.
6. Memberi anjuran kepada manajemen perihal pembentukan kebijaksanaan,
prosedur dan tindakan baru yang saling menguntungkan terhadap
organisasi dan masyarakatnya.
7. Membentuk dan mengelola komunikasi dua arah antara organisasi dan
masyaraktnya.
8. Menghasilkan perubahan khusus dalam hal kesadaran, pendapat, sikap dan
perilaku didalam dan diluar organisasi.
9. Menghasilkan
hubungan
atau
terpelihara
antara
organisasi
dan
masyarakatnya.
Menurut Cutlip dan Center bauran kegiatan Public relations dapat dicakup
kedalam satu istilah, yaitu PENCILS yang penjabarannya adalah:
a. Publication, merupakan tugas dan fungsi public relations untuk
menyelenggarakan
publikasi atau penyebarluasan
informasi melalui
20
berbagai media tentang aktivitas atau kegiatan perusahaan yang pantas
diketahui publik.
b. Event, Public Relations bertanggung jawab atas penyelenggaraan acara
atau peristiwa tertentu yang dipilih jangka waktu, tempat dan objek
tertentu yang sifatnya untuk mempengaruhi opini publik.
c. News, Public relations harus berupaya menciptakan berita melalui press
release, bukan perusahaan dan lain-lainnya sebagai media komunikasi
perusahaan dengan publiknya.
d. Community Involvement, keterlibatan seorang petugas public relations
untuk mengadakan kontak sosial dengan tujuan menjaga hubungan baik
antara pihak perusahaan dengan kelompok masyarakat tertentu.
e. Inform or image, merupakan fungsi utama public relations yaitu untuk
memberitahukan sesuatu kepada publik sehingga kemudian perusahaan
memperoleh citra positif dimata publiknya.
f. Lobbying and negotiations, keterampilan untuk melobi dan bernegosiasi
agar perusahaan memperoleh dukungan dari individu atau lembaga yang
berpengaruh sehingga terciptanya keadaan saling menguntungkan (win win
solution).
g. Social
Responsibility,
Public
relations
diharapkan
menunjukan
kepeduliannya kepada masyarakat untuk mencapai sukses dalam
memperoleh simpati atau empati khalayaknya.14
2.2.2 Peranan Public Relations
14
Rosady Ruslan, op. cit. , hal 13 − 15
21
Menurut Dozier, Peranan PR dibedakan menjadi dua yakni peranan
managerial dan peranan teknis.
Peranan Managerial
Peranan managerial diuraikan menjadi 3 peranan yakni :
1. Expert Preciber Communication
Petugas PR dianggap sebagai seorang ahli. Dia menasehati pimpinan
perusahaan/organisasi. Hubungan mereka diibaratkan seperti hubungan
dokter dan pasien.
2. Communication Facilitator
Peranan
petugas
humas
sebagai
fasilitator
komunikasi
antara
perusahaan/organisasi dengan publik. Baik dengan publik eksternal
maupun internal. Istilah yang paling umum adalah sebagai jembatan
komunikasi antara publik dengan perusahaan Sebagai media atau
penengah bila terjadi misscommunication.
3. Problem Solving Process Facilitator
Yakni peranan sebagai fasilitator dalam proses pemecahan masalah. Pada
peranan ini petugas humas melibatkan diri atau dilibatkan dalam setiap
menajemen (krisis). Dia menjadi anggota tim, bahkan bila memungkinkan
menjadi leader dalam penanganan krisis menajemen.
Peranan Teknis (Technican Communication)
22
Disini
petugas humas dianggap sebagai pelaksana teknis
komunikasi. Dia menyediakan
layanan dibidang teknis, sementara
kebijakan dan keputusan teknik komunikasi mana yang akan digunakan
bukan merupakan keputusan petugas humas, melainkan keputusan
menajemen dan petugas humas yang melaksanakannya.
Peranan public relations tidak hanya secara teknis namun juga
secara managerial. Keduanya harus saling seimbang.
2.3 Event
2.3.1 Pengertian Event
Event merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh sebuah
perusahaan. Event dapat diartikan sebagai pameran, pertunjukan atau
festival dengan syarat ada penyelenggara, peserta dan pengunjung. Dalam
arti luasnya, event diartikan sebagai suatu kurun waktu kegiatan yang
dilakukan oleh sebuah organisasi dengan mendatangkan orang-orang ke
suatu tempat agar mereka memperoleh informasi atau pengalaman penting
serta tujuan lain yang diharapkan oleh penyelenggara15
Event adalah kegiatan public Relations yang terjadi dalam jangka
waktu terbatas dan jelas kapan dimulai dan berakhir. Event ditujukan
untuk beberapa publik terpilih dengan satu tujuan16
Event merupakan salah satu tools dan/atau taktik yang digunakan
oleh PR untuk berkomunikasi dengan khalayaknya. Mengelola event ada
dalam logika pengembangan strategi PR. Event memang bukanlah satu15
John E Kennedy, Manajemen Event. Jakarta ∶ PT. Bhuana Ilmu Populer. 2009 hal 3
16
I Gusti Ngurah Putra. Manajemen Hubungan Masyarakat. Jakarta: Universitas Atmajaya. 1991. hal 13
23
satunya program dan tugas PR. PR bukan berarti hanya mengelola event.
Namun demikian keahlian dalam
menyelenggarakan event diperlukan
bagi seorang PR.17
Sebelum memulai merencanakan event perusahaan, pertimbangan
budaya perusahaan. Menurut Deal dan Kenedy, Budaya perusahaan adalah
lingkungan,
nilai-nilai,
kepahlawanan
hubungan
antara
budaya
perusahaan dengan event.18
Budaya dan Event Perusahaan-Pertukaran Dua Arah
Memperkuat dan melegitimasi Budaya Perusahaan
Budaya
Event
Perusahaan
Perusahaan
Keberhasilan event tergantung pada kendala
Dan peluang budaya perusahaan
Secara sederhana, mengelola event dapat dikatakan sebagai suatu proses
berkelanjutan, dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil dari
pelaksanaan event itu sendiri, Secara tidak langsung, mengisyaratkan bahwa
pelaksanaan event, sebaiknya merujuk kepada pelaksanaan sebelumnya atau datadata yang berhubungan dengan ajang khusus yang diadakan.
17
ℎ
18
:/ /
,
.
ℎ
ℎ
.
/
, 2010
ℎ /
−
−
−
−
William O Tooledan Phyllis Mikolatis, Corporate Event Management. Jakarta: PPM 2007 Hal4
24
2.3.2 Tujuan Event
Tujuan utama diadakannya event
adalah
tidak semata-mata
mempromosikan produk atau perusahaan agar lebih dikenal khalayak sasaran,
tetapi juga mempunyai tujuan lain yang ingin dicapai, Menurut Rosadi Ruslan,
tujuan dari diadakannya suatu event adalah:
reness, Meningkatkan pengetahuan khalayak terhadap perusahaan atau produk
yang ditampilkan.
a. Memperoleh publikasi yang positif melalui komunikasi timbal balik.
b. Menunjukkan niat baik dari perusahaan atau produk yang diwakilinya dan
sekaligus memberikan citra positif
pada masyarakat sebagi publik
sasarannya.
c. Mempertahankan penerimaan masyarakat.
d. Memperoleh rekanan baru melalui event yang dirancang secara menarik
dan kreatif19
Sedangkan menurut Kotler dan keller yang terdapat 8 tujuan yaitu :
1. Untuk mengidentifikasikan sebuah pasar sasaran khusus atau gaya hidup
2. Untuk meningkatkan kesadaran perusahaan atau nama produk.
3. Untuk menciptakan atau memperkuat persepsi tentang asosiasi citra merek
kunci
4. Untuk memperkuat citra perusahaan.
5. Untuk menciptkan pengalaman dan membangkitkan perasaan.
19
Rosady Ruslan, op. cit. , 89
25
6. Untuk mengekspresikan komitmen terhadap komunitas atau masalah
sosial.
7. Untuk menghibur klien utama atau memberi penghargaan pada karyawan
kunci
8. Untuk menciptakan penjualan barang dagangan atau peluang promosi.20
Tujuan
diselenggarakan
event
di
Media
Indonesia
yaitu
ingin
meningkatkan Citra perusahaan dan meningkatkan brand awareness. Dan
banyaknya media cetak dalam bentuk koran membuat persaingan semakin
ketat maka dibuatlah event yang unik untuk menarik perhatian pengunjung.
2.3.3 Fungsi Event
Suatu event diadakan karena ada beberapa fungsi yang dapat dimanfaatkan
perusahaan. Fungsi tersebut, seperti dikemukakan Rosady Ruslan, antara lain
sebagai berikut:
a. Memberikan informasi secara langsung (tatap muka) dan mendapatkan
timbal balik yang positif dari publiknya.
b. Menjadi media komunikasi sekaligus mendapatkan publikasi sehingga
pada akhirnya publik sebagai target sasaran akan memperoleh pengenalan,
pengetahuan, dan perngertian mendalam.
Dari event tersebut juga diharapkan akan tercipta citra perusahaan yang
positif atau produk yang diwakilinya.
20
Kotler Keller, Op. cit. , 226
26
Fungsi event adalah memberikan informasi tambahan yang
sebelumnya tidak diketahui oleh khalayak, sebagai media komunikasi serta
publikasi. Menarik perhatian media karena dianggap memiliki nilai berita,
kemudian dipublikasikan dan perusahan pun mendapatkan keuntungan
secara halus dengan banyaknya media yang meliput event tersebut maka
semakin dikenal perusahaan tersebut dan meningkatkan Citra perusahaan
seperti apa yang diinginkan oleh perusahaan.
2.4 Special Event
Special event didefinisikan sebagai fenomena yang muncul dari kejadiankejadian yng sifatnya non rutin, yang di dalam nya ada unsur hiburan budaya
personal atau tujuan perusahaan yang merupakan bagian dari aktifitas normal/
kehidupan sehari-hari yang tujuan nya adalah mencerahkan merayakan
menghibur atau menantang pengalaman sekelompok orang.
Kegiatan special event diharapkan mampu memuaskan pihak-pihak lain
yang terkait untuk berperan serta dalam suatu kesempatan pada acara khusus,
baik untuk meningkatkan pengetahuan (knowledge) pengenalan (awareness)
ataupun upaya pemenuhan selera (pleasure) dan menarik simpati atau empati
yang pada ahirnya menumbuhkan pengertian dari kedua belah pihak dan dapat
menciptakan citra yang positif dari masyarakat atau public sebagai target
sasarannya.
Perusahaan
memanfaatkan
special
event
sebagai
sarana
mengkomunikasikan pesan perusahaan. Apabila perusahaan mementingkan
27
penjualan maka perusahaan akan mengadakan special event untuk
menginformasikan tentang produk sekaligus special event bertujuan berbagi
kebahagiaan dengan konsumen setianya, setiap program special event yang
diselenggarakan dan tempat yang dipilih berbeda-beda.
Menurut Rosady Ruslan,Peristiwa Khusus (Special Event) merupakan
pengembangan lebih canggih dari kegiatan-kegiatan promo untuk menarik
perhatian konsumen terhadap perusahaan atau produk tertentu yang pada
ahirnya akan memperoleh publisitas tinggi 21
2.5 Kaitan Event dan Public Relations
Event merupakan salah satu tools Public Relations. Event adalah salah
satu tools yang digunakan oleh PR untuk berkomunikasi dengan khalayak, event
dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan perannya, Berdasarkan hal ini
maka dapat disimpulkan bahwa sebetulnya prinsip dasar pengelolaan event sejalan
dengan pengelolaan program PR yang dilakukan secara strategis dan diketahui
pengelolaan event ini ada pada level teknis, menjadi bagian dari strategi.
Pada prisnsipnya pengelolaah event bersandar pada three tents yaitu The
Intent (purpose atau tujuan), the extent (scope atau cakupan) dan the content
(program atau isi dari yang mau dikomunikasikan dari event).
Langkah
pengelolaan event sama dengan strategi pr.
Salah satu peran utama Public Relations adalah sebagai komunikator
perusahaan, lembaga, atau perorangan untuk menyampaikan informasi tentang
21
Rosady Ruslan,kampanye Public Relations,Raja Grafindo Persada,PT.Jakarta 2002
28
perusahaan, lembaga, atau perorangan yang diwakilinya pada publiknya, baik
internal maupun eksternal. Namun, cara yang banyak dipilih adalah dengan
menyelenggarakan suatu event. PR dapat menyampaikan berbagai informasi
tentang perusahaan, lembaga, atau perorangan melalui event. Di sini PR dapat
berinteraksi langsung dengan publiknya sehingga dapat lebih mampu meyakinkan
publik berkaitan dengan informasi yang disampaikan .22
2.6 Citra
2.6.1 Pengertian Citra
Citra adalah tujuan utama sekaligus reputasi dan prestasi yang hendak dicapai
bagi dunia hubungan masyarakat (kehumasan) atau Public Relations23
Citra adalah adanya persepsi (yang berkembang dalam benak publik)
terhadap realitas (yang muncul dengan media)24
Citra adalah total Persepsi terhadap Suatu objek yang dibentuk dengan
Memproses informasi terkini dari berbagai sumber setiap waktu25
Adapun menurut onong Uchjana Effendy citra (image) didefinisikan sebagai
berikut:
1 Gambaran yang menyerupai kenyataan seperti Manusia,binatang atau benda
sebagai hasil lukisan,perekaman oleh kamera foto film atau televisi
22
Muslim Biaya dan Irmulan Sati. Tantangan Indonesia Baru : Strategi dan Aktivitas Public
Relations Bandung : BPP
Perhumas 2006 hal 75
23
Rosady Ruslan,Loc.Cit., hal 75
24
Silih Agung Wasesa. Strategi Public Relations.Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama.2006
halaman 13
25
Firsan Nova.Crisis Public Relations.Jakarta:PT.Raja Grafido Persada.2011 hal 298
29
2 penampilan secara optis dari suatu objek seperti yang dipantulkan oleh cermin
3 perwakilan atau representasi secara mental dari sesuatu baik manusia benda atau
lembaga yang mengandung pesan tertentu26
4 Citra adalah kesan yang timbul karena pemahaman akan suatu
kenyataan. Citra terbentuk dari opini yang berakar pada sikap dan pandangan
public
Citra merupakan hasil evaluasi dalam diri seseorang berdasarkan
pengertian
dan
pemahaman
terhadap
rangsangan
yang
telah
diolah
diorganisasikan dan disimpan dalam benak seseorang, citra dapat diukur melalui
pendapat,kesan atau respon seseorang dengan tujuan untuk mengetahui secara
pasti apa yang ada dalam fikiran setiap individu mengenai suatu objek bagaimana
mereka memahaminya dan apa yang mereka sukai atau tidak sukai dari objek
tersebut.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut citra menunjukan kesan suatu
objek terhadap objek lain yang terbentuk dengan memproses informasi setiap
waktu dari berbagai sumber yang terpercaya, objek meliputi individu maupun
perusahaan yang terdiri dari sekelompok orang didalamnya,citra dapat terbentuk
dengan memproses informasi yang tidak menutup kemungkinan terjadinya
perubahaan citra pada objek dari adanya penerimaan informasi setiap waktu.
26
Onong Uchjana Effendy.Ilmu Komunikasi,Teori dan Praktik.Bandung:PT Remaja
RosdaKarya.2011
30
Besarnya kepercayaan objek terhadap sumber informasi memberikan dasar
penerimaan atau penolakan informasi.
2.6.2 Jenis-jenis Citra
Frank jefkins menyebutkan bahwa terdapat beberapa jenis citra yaitu:
a.Citra bayangan (Miror image)
citra bayangan adalah citra atau pandangan orang dalam perusahaan
mengenai pandangan masyarakat terhadap organisasinya
b citra yang berlaku (Current Image)
citra yang berlaku adalah citra atau pandangan orang luar mengenai suatu
organisasi
c Citra yang diharapkan (Wish image)
citra harapan adalah suatu citra yang diinginkan oleh perusahaan
d citra perusahaan (Corporate image)
citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan jadi
bukan sekedar citra atas produk dan pelayanannya
e citra majemuk (Multiple image)
banyak nya jumlah pegawai (Individu) cabang atau perwakilan dari suatu
perusahaan atau organisasi dapat memunculkan suatu citra yng belum tentu sama
dengan organisasi atau perusahaan tersebut secara keseluruhan.
31
2.6.3 Komponen citra
Empat komponen dalam citra ini disebut sebagai “picture in our head”
oleh walter lipman yaitu sebagai berikut :
1 persepsi
Adalah hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang dikaitkan
dengan satu proses pemaknaan.dengan kata lain individu akan
memberikan
makna terhadap rangsangan berdasarkan pengalamannya mengenai rangsang.
2 Kognisi
Adalah suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus. Keyakinan
ini akan timbul apabila indvidu telah mengerti rangsang
tersebut, sehingga
individu harus memberikan informasi yang cukup yang dapat mempengaruhi
perkembangan kognisinya.
3 Motif
Adalah keadaan dalam
pribadi seseorang yang mendorong keinginan
individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan.
4 sikap
Adalah kecendrungan bertindak,berpersepsi,berfikir dan merasa dalam
menghadapi objek ide,situasi atau nilai sikap bukan perilaku tetapi merupakan
kecendrungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu.
32
Citra dapat terbentuk dari adanya komponen-komponen, citra memiliki
empat komponen yaitu persepsi,kognisi,motif dan sikap. Jika ada salah satu yang
tidak terpenuhi maka tidak akan terciptanya citra yang diinginkan.
2.7 Komunikasi Organisasi
2.7.1 Pengertian Komunikasi Organisasi
Istilah organisasi berasa dari kata latin organization yang berasal dari kata yang
merupakan kata latin. Organizate yang berarti “to form as or into a whole
consisting of independent or coordinated parts” (membentuk sebagai atau menjadi
keseluruhan dan bagian bagian yang saling bergantung atau telah terkordinasi)
Dengan demikian organisasi dapat diartikan sebagai perpaduan dari
bagian-bagian yang saling bergantung/berhubungan antara satu dengan yang
lainnnya.
Pandangan secara subjektif memandang organisasi sebagai kegiatan yang
dilakukan
orang-orang.
Organisasi
terdiri
dari
tindakan-
tindakan,interaksi,transaksi yang melibatkan orang-orang. Organisasi diciptakan
dan dipupuk melalui kontak-kontak yang terus menerus berubah yang dilakukan
orang-orang antara yang satu dengan yang lainnya dan tidak eksis secara terpisah
dari pandangan secara objektif organisasi berarti struktur: berdasarkan secara
subjektif organisasi berarti proses. Penekanan pada prilaku atau struktur
bergantung pada yang dianut.
33
Pernyataan pace dan faules tersebut memperlihatkan di dalam pandangan secara
subjektif di dalam organisasi merupakan kegiatan yang dilakukan orang-orang
saling berhubungan. Sedangkan pandangan objektif menganggap organisasi
sebagai sesuatu yang bersifat fisik dan konkrit.
Redding dan San Born mengatakan bahwa “Komunikasi Organisasi adalah
pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks, yang
termasuk
dalam
bidang
ini
adalah
komunikasi
internal,hubungan
manusia,hubungan persatuan pengelola,komunikasi horizontal atau yang sama
tingkatnya dalam organisasi dan berbicara mendengarkan,menulis dan komunikasi
evaluasi program.
Komunikasi organisasi merupakan bidang kajian dari ilmu komunikasi tidak
hanya memfokuskan diri pada manajemen, tetapi berkaitan juga dengan organisasi
(Oganization Communication) yang terjadi di dalam suatu organisasi yang bersifat
formal dan informal sehingga berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar
daripada komunikasi kelompok. “komunikasi organisasi didefinisikan sebagai
petunjuk dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi dalam hubungan
hubungan hierarkis antara yang satu dengan yang lainnya. Dan berfungsi dalam
suatu lingkungan”
Definisi diatas memperlihatkan bahwa adanya pertunjukan dan pertukaran pesan
merupakan penyampaian dan penerimaan informasi yang menurut pace dan faules
dalam penyampaian dan penerimaan informasi keseluruh unit-unit organisasi atau
34
seluruh bagian organisasi yang merupakan salah satu tantangan besar dalam
organisasi.
Hambatan komunikasi organisasi
Di dalam berkomunikasi di organisasi terdapat beberapa hambatan diantaranya
adalah :
1 Hambatan teknis
Keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi. Dari sisi teknologi semakin
berkurang dengan adanya temuan baru dibidang kemajuan teknologi komunikasi
dan informasi, sehingga saluran komunikasi dapat diandalkan dan efisien sebagai
media Komunikasi
Menurut Cruden dan Sherman dalam bukunya personel management jenis
hambatan teknis dari komunikasi :
A tidak adanya rencana atau prosedur kerja yang jelas
B kurangnya informasi atau penjelasan
C kurangnya keterampilan membaca
D Pemilihan media (saluran) yang kurang tepat
2 hambatan semantik
35
Gangguan Semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian
atau ide secara efektif. Definisi semantik sebagai studi atas pengertian,yang
diungkapkapn lewat bahasa. Kata-kata membantu proses pertukaran timbal balik
arti dan pengertian (komunikator dan komunikan) tetapi seringkali proses
penafsiran nya keliru.tidak adanya hubungan antara symbol (kata ) dan apa yang
disimbolkan (arti atau penafsiran) dapat mengakibatkan kata yang dipakai
ditafsirkan sangat berbeda dari apa yang dimaksudkan sebenarnya .
Untuk menghindari miskomunikasi semacam ini seorang komunikator
harus memilih kata kata yang tepat sesuai dengan karakteristik komunikan nya
dan melihat kemungkinan penafisran terhadap kata-kata yang dipakainya.
3 hambatan manusiawi
Terjadi karena adanya faktor emosi dan prasangka pribadi persepsi kecakapan
atau ketidakcakapan kemapanan atau ketidakmampuan alat-alat panca indra
seseorang dll.
2.7.2 Aliran Komunikasi Organisasi
Berbicara masalah komunikasi organisasi tidak lepas dari masalah perpindahan
aliran informasi secara formal. Ada empat jenis arah aliran komunikasi dalam
organisasi yaitu:
1 komunikasi kebawah:
36
Aliran komunikasi dari atasan atau orang yang memiliki otoritas lebih tinggi ke
bawahan yang otoritasnya lebih rendah.
Menurut katz&khan ada lima jenis informasi yang biasanya dikomunikasikan
kepada bawahan yaitu :
A informasi bagaimana melakukan pekerjaan
B informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan
C informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik organisasi
D informasi mengenai kinerja pegawai
Dengan landasan pengertian komunikasi dan organisasi sebagaimana yang telah
diuraikan diatas, maka terdapat batasan tentang komunikasi organisasi yaitu
komunikasi antar manusia (human communication) yang terjadi dalam konteks
organisasi atau dengan definisi yang diungkapkan oleh Goldhaber,komunikasi
organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam sesuatu jaringan yang sifat
hubungan nya saling berkaitan satu sama lain (The flow of messages within a
network of independent relationship
Fungsi Komunikasi dalam organisasi
Menurut sendjaja organisasi baik yang berorientasi untuk mencari keuntungan
(Profit) maupun nirlaba (Non profit) memiliki empat fungsi organisasi yaitu
fungsi normative regulatif persuasif dan integrative. Keempat fungsi tersebut
dijelaskan sebagai berikut
37
A fungsi informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem proses informasi (informationprocessing system) maksudnya seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap
dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu.
B Fungsi Regulatif
Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan peraturan yang berlaku dalam
suatu organisasi pada semua organisasi. Ada dua hal yang berpengaruh terhadap
regulatif ini. Pertama atasan atau orang orang yang berada dalam tatanan
manajemen yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua
informasi yang disampaikan kedua berkaitan dengan pesan atau message. Pesanpesan regulatif pada dasarnya
Download