ANALISIS PENGARUH RETURN ON EQUITY, EARNING PER SHARE, PRICE TO BOOK VALUE, BOOK VALUE PER SHARE, PRICE EARNING RATIO DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN (Studi Kasus pada Perusahaan Sektor Real Estate, Properti dan Konstruksi Bangunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012 - 2016) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Yunita Laras Sari NIM: 1113081000026 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H / 2017 M i ANALISIS PENGARUH RETURN ON EQUITY, EARNING PER SHARE, PRICE TO BOOK VALUE, BOOK VALUE PER SHARE, PRICE EARNING RATIO DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN (Studi Kasus pada Perusahaan Sektor Real Estate, Properti dan Konstruksi Bangunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode tahun 2012 - 2016) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Yunita Laras Sari NIM: 1113081000026 Di Bawah Bimbingan Pembimbing Dr. Taridi Kasbi Ridho, SE., MBA NIDN. 2004 1070 02 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H / 2017 M ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF Pada hari Selasa, 11 April 2017 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa: 1. Nama : Yunita Laras Sari 2. NIM : 1113081000026 3. Jurusan : Manajemen 4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Return On Equity, Earning Per Share, Price to Book Value, Book Value Per Share, Price Earning Ratio dan Kepemilikan Institusional terhadap Harga Saham Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Sektor Real Estate, Properti dan Konstruksi Bangunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012 - 2016) Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kamampuan yang bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta 11 April 2017 1. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si (_________________) NIP. 19731221 2005 01 2 002 Penguji 1 2. Bahrul Yaman S.Sos., M.Si NIP. 19620818 198603 1 001 (_________________) Penguji 2 iii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI Pada hari Selasa, 26 September 2017 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa: 5. Nama : Yunita Laras Sari 6. NIM : 1113081000026 7. Jurusan : Manajemen 8. Judul Skripsi :Analisis Pengaruh Return On Equity, Earning Per Share, Price to Book Value, Book Value Per Share, Price Earning Ratio dan Kepemilikan Institusional terhadap Harga Saham Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Sektor Real Estate, Properti dan Konstruksi Bangunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012 - 2016) Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 26 Agustus 2017 1. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si NIP. 19731221 2005 01 2 002 (_________________) Ketua 2. Taridi Kasbi Ridho, SE., MBA NIDN. 2004 1070 02 (_________________) Sekretaris 3. Dr. Hj. Pudji Astuty, SE., MM NIDN. 03110658 05 (_________________) Penguji Ahli 4. Taridi Kasbi Ridho, SE., MBA NIDN. 2004 1070 02 (_________________) Pembimbing iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yunita Laras Sari NIM : 1113081000026 Jurusan : Manajemen (Keuangan) Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Dengan ini menyatakan bahwa dalam penelitian skripsi ini, saya: 1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan. 2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain. 3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya. 4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data. 5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini. Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai sanksi berdasarkan hukum yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Jakarta, 11 September 2017 Yang menyatakan Yunita Laras Sari v DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. Data Pribadi 1. Nama : Yunita Laras Sari 2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 21 Juni 1995 3. Alamat : Jalan. Bango 3 Rt 008/03 No. 47 Cilandak Jakarta – Selatan. Kode pos: 12450 4. Agama : Islam 5. Nama Ayah : Sukardi 6. Nama Ibu : Sunarti 7. Nomor Telepon : 021-7669965 / 087789272742 8. Email : [email protected] B. Pendidikan Formal 1. 2001 - 2007 : SDN 14 Pagi Cilandak Jakarta-Selatan 2. 2007 - 2010 : SMPN 96 Jakarta 3. 2010 - 2013 : SMAS Keluarga Widuri 4. 2013 - 2017 : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah Jakarta C. Pengalaman Organisasi 1. 2007 - 2008 : Anggota Rohis SMPN 96 Jakarta vi 2. 2012 - 2013 : Anggota OSIS SMAS Keluarga Widuri 3. 2013 – 2014 : Divisi Informasi dan Komunikasi Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Manajemen UIN Jakarta 4. 2014 - 2015 : Sekertaris Koordinasi Divisi Informasi dan Komunikasi Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Manajemen UIN Jakarta vii ABSTRACT This study aims to analyze the effect of Return On Equity, Earning Per Share, Price to Book Value, Book Value per Share, Price Earning Ratio and Institutional Ownership of the stock price of the compan . The data used in this study is secondary data sourced from financial statement data annuals listed on the Indonesia Stock Exchange. The variables tested in this research are Return On Equity, Earning Per Share, Price to Book Value, Book Value per Share, Price Earning Ratio, Institutional Ownership and stock price. The samples that match with the criteria in this research are 14 companies. Analysis used is panel data regression analysis to see the effect of independent variable to dependent variable either individually or collectively. The results of data analysis or regression shows that partially Return On Equity, Earning Per Share, Price to Book Value and Book Value per Share have a significant effect on stock prices. While the variable Price Earning Ratio and Institutional Ownership do not affect the stock price. Simultaneously variable of Return On Equity, Earning Per Share, Price to Book Value, Book Value per Share, Price Earning Ratio, and Institutional Owners influence together to share price of company. This means that 96.84% of the dependent variable is the stock price can be explained by the six independent variables, while the remaining 3.16% of the stock price is explained by the variable or other factors outside the model. Key Words : Share Price , Return On Equity, Earning Per Share, Price to Book Value, Book Value per Share, Price Earning Ratio, Institusional Ownership, panel data regression viii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh Return On Equity, Earning Per Share, Price to Book Value, Book Value per Share, Price Earning Ratio dan Kepemilikan Institusional terhadap harga saham perusahaan.. Data yang digunakan penelitian ini adalah data sekunder yang bersumber dari data laporan keuangan tahunan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia. Variabel-variabel yang diuji dalam penelitian ini adalah Return On Equity, Earning Per Share, Price to Book Value, Book Value per Share, Price Earning Ratio, Kepemilikan Institusional dan harga saham. Sampel yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini sebanyak 14 perusahaan. analisis yang digunakan yaitu analisis regresi data panel untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen baik secara individu maupun secara bersama-sama. Hasil analisis data atau regresi menunjukkan bahwa secara parsial Return On Equity, Earning Per Share, Price to Book Value dan Book Value per Share berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan variabel Price Earning Ratio dan Kepemilikan Institusional tidak berpengaruh terhadap harga saham. Secara simultan variabel Return On Equity, Earning Per Share, Price to Book Value, Book Value per Share, Price Earning Ratio, dan Kepemilikan Institusional berpengaruh bersama-sama terhadap harga saham perusahaan. Hal ini berarti bahwa 96,84% variabel dependen yaitu harga saham dapat dijelaskan oleh keenam variabel independen, sedangkan sisanya sebesar 3.16% harga saham dijelaskan oleh variabel atau faktor-faktor lainnya di luar model. Kata kunci : Harga saham, Return On Equity, Earning Per Share, Price to Book Value, Book Value per Share, Price Earning Ratio dan Kepemilikan Institusional, regresi data panel. ix KATA PENGANTAR Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Segala puji bagi Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ANALISIS PENGARUH RETURN ON EQUITY, EARNING PER SHARE, PRICE TO BOOK VALUE, BOOK VALUE PER SHARE, PRICE EARNING RATIO DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN (Studi Kasus pada Perusahaan Sektor Real Estate, Properti dan Konstruksi Bangunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012 - 2016)”. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Sang Tauladan yang telah membawa kita ke zaman kebaikan. Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur Alhamdulillah penulis mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan yang begitu besar. Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak dan Ibu yang selalu mendoakan, menyemangati, memberi nasihat, dan selalu memberikan kasih sayang kepada penulis baik sebelum pembuatan skripsi, sepanjang, dan setelah pembuatan skripsi. Terima kasih atas dukungan moril maupun materiil, doakan anakmu sukses ya. Aamiin. 2. Bapak Dr. M Arief Mufraini Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta x 3. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 4. Dr. Taridi Kasbi Ridho, SE., MBA selaku Pembimbing yang selalu memberikan arahan, saran, dan dengan sabar membimbing saya untuk mempelajari lebih dalam pengetahuan yang masih kurang yang ada dalam skripsi penulis. 5. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis baik Staff Akademis dan Keuangan, terima kasih atas segala bantuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan segala persyaratan administrasi. 6. Kakakku, Ratih Kusumawati. Terima kasih atas bantuan materiil yang saya tidak bisa sebutkan satu-persatu sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih juga atas segala inspirasi yang dapat saya kagumi dan banggakan. 7. Untuk sahabat-sahabat saya Firly, Melani, Tika, Maryati, Dewi, Alman, Ikhlas, Dimas yang selalu membantu, menyemangati dikala saya sedih, memberikan pelajaran hidup yang tak ternilai harganya dan memberikan makna mengenai arti keluarga. Terima kasih atas canda dan tawanya, yang akan selalu saya kenang selamanya. Semoga kita bisa sukses semuanya. Aamiin. 8. Teman-teman seperjuangan di kelas Manajemen A dan khususnya konsentrasi keuangan 2013 yang telah membantu berdiskusi, membantu dalam penyelesaiaan skripsi ini, dan terima kasih karena sudah mau menjadi teman saya selama kurang lebih empat tahun ini. 9. Indi, Acong, Ndeb, Makay, Iqbal, Rofiq, Rio, Kumi, Gita, Icha yang sudah mau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang membuat saya bingung. Memberikan bantuan penyelesaian skripsi ini sehingga saya menemukan jawabannya dari kalian. Yang tidak pernah lelah untuk dicurhatin, dichat, dan dimintai penjelasan lebih mengenai keterbatasan pengetahuan. xi 10. Grup what’s app Pak Taridiās Squad (Irfan, Cindy, Adel, Riska, Luluk, Melani, Nelly, Luluk, Sandi) terima kasih sudah berbagi informasi, saling menyemangati, dan saling membantu sehingga skripsi ini selesai. Dan teruntuk Riska , terima kasih atas bantuannya yang telah membantu saya dalam member informasi-informasi dari setelah ujian skripsi ini. Untuk yang belum sidang, semoga dipercepat sidangnya. Aamiin. 11. Pihak-pihak yang belum saya sebutkan yang turut membantu baik dengan moril maupun materiil sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Terima kasih atas kebaikan dan perhatian kalian berikan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempura dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak Jakarta, 9 September 2017 Penulis, Yunita Laras Sari xii DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................................ iii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ......................................................... iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .................................. v DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................................. vi ABSTRACT .............................................................................................................. viii ABSTRAK .................................................................................................................. ix KATA PENGANTAR ................................................................................................. x DAFTAR ISI ............................................................................................................. xiii DAFTAR TABEL ................................................................................................... xvii DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xviii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xix BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1 A. LATAR BELAKANG ....................................................................................... 1 B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................... 9 C. TUJUAN PENELITIAN .................................................................................. 10 D. MANFAAT PENELITIAN .............................................................................. 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 13 A. LANDASAN TEORI ....................................................................................... 13 1. Pasar Modal .................................................................................................. 13 a. Definisi Pasar Modal ................................................................................ 13 b. Instrumen Pasar modal.............................................................................. 14 c. Kegiatan Pasar Modal ............................................................................... 18 d. Perkembangan Pasar Modal di Indonesia ................................................. 19 2. Saham ........................................................................................................... 20 a. Definisi Saham .......................................................................................... 20 xiii b. Karakteristik Saham .................................................................................. 21 c. Harga Saham ............................................................................................. 24 3. Laporan Keuangan ....................................................................................... 26 a. Definisi Laporan Keuangan ...................................................................... 26 b. Tujuan Laporan Keuangan ......................................................................... 26 4. Analisa Rasio Laporan Keuangan ................................................................ 27 a. Return On Equity ...................................................................................... 28 b. Earning Per Share ...................................................................................... 30 c. Price to Book Value .................................................................................. 31 d. Book Value Per Share ............................................................................... 32 e. Price Earning Ratio ................................................................................... 33 5. B. Kepemilikan Institusional............................................................................. 35 a. Teori Keagenan (Agency Theory) ............................................................ 35 b. Struktur Kepemilikan ................................................................................ 36 c. Kepemilikan Institusional ......................................................................... 37 Keterkaitan Antar Variabel ............................................................................. 38 1. Pengaruh Return on Equity terhadap Harga Saham ..................................... 38 2. Pengaruh Earing Per Share terhadap Harga Saham .................................... 39 3. Pengaruh Price Earning Ratio terhadap Harga Saham ................................ 39 4. Pengaruh Price to Book Value Ratio terhadap Harga Saham ...................... 39 5. Pengaruh Book Value Per Share terhadap Harga Saham ............................. 40 6. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Harga Saham ....................... 41 C. Penelitian Terdahulu ........................................................................................ 42 D. Kerangka Pemikiran ......................................................................................... 55 E. Hipotesis........................................................................................................... 56 BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 59 A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................ 59 B. Metode Penentuan Sampel ............................................................................... 60 xiv 1. Populasi........................................................................................................ 60 2. Sampel .......................................................................................................... 60 C. Metode Pengumpulan Data .............................................................................. 63 D. Metode Analisis Data ....................................................................................... 63 1. Statistik Deskriptif ........................................................................................ 63 2. Regresi Data Panel ....................................................................................... 64 3. Uji Asumsi Klasik ........................................................................................ 66 a. Uji Normalitas.......................................................................................... 66 b. Uji Multikolinearitas ................................................................................ 68 c. Uji Heteroskedastisitas ............................................................................. 70 d. Uji Autokorelasi ....................................................................................... 71 4. Uji Model ..................................................................................................... 72 5. Uji Hipotesis ................................................................................................. 72 a. Uji signifikan Parsial (Uji t)...................................................................... 72 b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) .............................................................. 74 E. Operasional Variabel ........................................................................................ 75 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 78 A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................................. 78 1. Sejarah dan perkembangan Pasar Modal ...................................................... 78 2. Gambaran Umum Perusahaan Sektor Real Estate, Properti, dan Konstruksi Bangunan ............................................................................................................. 82 B. Analisis dan Pembahasan.................................................................................... 93 1. Deskriptif Sampel ......................................................................................... 93 2. Deskriptif Variabel ....................................................................................... 94 a. Perkembangan Return On Equity ............................................................. 95 b. Perkembangan Earning Per Share ............................................................. 97 c. Perkembangan Price to Book Value ......................................................... 99 d. Perkembangan Book Value per Share..................................................... 101 e. Perkembangan Price Earning Ratio ........................................................ 103 xv f. Perkembangan Kepemilikan Institusional .............................................. 105 3. Statistik Deskriptif ...................................................................................... 107 4. Hasil Analisis Data Panel ........................................................................... 109 a. Model Common Effect (OLS) ................................................................ 109 b. Model Fixed Effect (FEM) ...................................................................... 111 c. Model Random Effect (REM) ................................................................ 112 5. Uji Perubahan Struktural Model Regresi Data Panel ................................. 114 a. Uji Chow ................................................................................................. 114 b. Uji Hausman ........................................................................................... 116 6. Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................................................. 117 a. Uji Normalitas......................................................................................... 118 b. Uji Multikolinearitas ............................................................................... 119 c. Uji Heteroskedastisitas ........................................................................... 120 d. Uji Autokorelasi ...................................................................................... 121 7. Hasil Uji Hipotesis ..................................................................................... 122 a. Uji signifikansi Parsial (t) ....................................................................... 123 b. Uji Signifikansi Simultan (F) .................................................................. 127 c. Koefisien Determinasi (R-square) .......................................................... 128 8. Analisis Regresi Data Panel ....................................................................... 130 9. Intepretasi Hasil Penelitian ......................................................................... 131 BAB V PENUTUP .................................................................................................... 139 A. Kesimpulan .................................................................................................... 139 B. Saran ............................................................................................................... 141 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 142 LAMPIRAN ............................................................................................................. 151 xvi DAFTAR TABEL Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu .................................................................................. 42 Tabel 3. 1 Tahapan Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria .......................................... 61 Tabel 3. 2 Daftar Sampel Perusahaan sektor real estate, properti, dan konstruksi bangunan Periode tahun 2010 – 2016 ......................................................................... 62 Tabel 3. 3 Syarat Uji lulus Uji Autokorelasi ............................................................... 71 Tabel 3. 4 Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................................... 75 Tabel 4. 1 Sampel penelitian ....................................................................................... 82 Tabel 4. 2 Nama Perusahaan Sampel Penelitian ......................................................... 93 Tabel 4. 3 Nilai ROE masing-masing perusahaan tahun 2012-2016 (dalam desimal)96 Tabel 4. 4 Nilai EPS masing-masing perusahaan tahun 2012-2016 (dalam desimal) 98 Tabel 4. 5 Nilai PBV masing-masing perusahaan tahun 2012-2016 (dalam desimal) ................................................................................................................................... 100 Tabel 4. 6 Nilai BVS masing-masing perusahaan tahun 2012-2016 (dalam desimal) ................................................................................................................................... 102 Tabel 4. 7 Nilai PER masing-masing perusahaan tahun 2012-2016 (dalam desimal) ................................................................................................................................... 104 Tabel 4. 8 Nilai INST masing-masing perusahaan tahun 2012-2016 (dalam desimal) ................................................................................................................................... 106 Tabel 4. 9 Statistik Deskriptif ................................................................................... 107 Tabel 4. 10 Hasil Regresi Common Effect (pooled least square) ............................. 110 Tabel 4. 11 Hasil Regresi Fixed Effect (FEM) .......................................................... 111 Tabel 4. 12 Hasil Regresi Random Effect Model (REM) .......................................... 113 Tabel 4. 13 Hasil Uji Chow....................................................................................... 115 Tabel 4. 14 Hasil Uji Hausman ................................................................................. 117 Tabel 4. 15 Uji Multikolinearitas .............................................................................. 119 Tabel 4. 16 Uji Heteroskedastisitas ........................................................................... 120 Tabel 4. 17 Uji Autokorelasi ..................................................................................... 121 Tabel 4. 18 Hasil uji metode Cohcrane-Orcutt ......................................................... 122 Tabel 4. 19 Hasil Uji Hipotesis ................................................................................. 123 Tabel 4. 20 Hasil uji parsial (t).................................................................................. 127 Tabel 4. 21 Hasil Uji Simultan.................................................................................. 128 Tabel 4. 22 Koefisien Determinasi............................................................................ 128 xvii DAFTAR GAMBAR Gambar 1. 1 Perkembangan Investasi berdasarkan PMDN Menurut Sektor 2016 ....... 6 Gambar 1. 2 Perkembangan Investasi Berdasarkan PMA menurut sektor 2016 .......... 6 Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran ............................................................................... 55 Gambar 4. 1 Nilai ROE masing-masing perusahaan 2012-2016 (dalam desimal) ..... 95 Gambar 4. 2 Nilai EPS masing-masing perusahaan 2012-2016 (dalam desimal) ...... 97 Gambar 4. 3 Nilai PBV masing-masing perusahaan 2012-2016 (dalam desimal) ..... 99 Gambar 4. 4 Nilai BVS masing-masing perusahaan 2012-2016 (dalam desimal) ... 101 Gambar 4. 5 Nilai PER masing-masing perusahaan 2012-2016 (dalam desimal) ... 103 Gambar 4. 6 Nilai INST masing-masing perusahaan 2012-2016(dalam desimal) ... 105 Gambar 4. 7 Historgram Residual............................................................................. 118 xviii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. 1 Daftar Sampel Perusahaan Periode 2012-2016 ................................. 151 Lampiran 1. 2 Data Variabel ROE 2012 - 2016........................................................ 152 Lampiran 1. 3 Data Variabel EPS 2012 -2016 .......................................................... 152 Lampiran 1. 4 Data Variabel PBV 2012 – 2016 ....................................................... 153 Lampiran 1. 5 Data Variabel BVS 2012-2016 .......................................................... 153 Lampiran 1. 6 Data Variabel PER 2012-2016 .......................................................... 154 Lampiran 1. 7 Data Varibel INST 2012-2016 .......................................................... 154 Lampiran 1. 8 Data Variabel Harga Saham 2012 -2016 ........................................... 155 Lampiran 1. 9 Output Eviews Common Effect Model .............................................. 155 Lampiran 1. 10 Output Eviews Fixed Effect Model.................................................. 156 Lampiran 1. 11 Output Eviews Random Effect Model ............................................. 157 Lampiran 1. 12 Output Eviews Uji Chow................................................................. 157 Lampiran 1. 13 Output Eviews Uji Hausman ........................................................... 158 Lampiran 1. 14 Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 158 xix BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sekarang ini orang-orang yang mempunyai uang lebih, mereka lebih menyukai untuk menyimpan uang mereka dalam bentuk investasi. Investasi sebagai pilihan tepat untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Investasi bisa dalam bentuk apa saja dan di berbagai tempat lembaga keuangan maupun non lembaga keuangan. Salah satu yang sangat berkembang pesat sekarang ini adalah berinvestasi di pasar modal. Dalam berinvestasi, wadah investasi yaitu pasar modal memiliki peranan penting dalam kegiatan ekonomi, terutama di negara yang mengandung sistem ekonomi pasar. Perusahaan dalam menarik minat investor melakukan berbagai cara, baik peningkatan faktor internal maupun eksternal perusahaan. Investor sendiri memerlukan pertimbangan-pertimbangan dalam memilih saham di perusahaan apa yang harus mereka pilih, dikarenakan ini akan berkaitan dengan keuntungan dan kerugian yang mereka dapat dalam berinvestasi. Bagi investor handal, mereka bisa melihat dan menghitung valuasi saham. Pergerakan saham ke arah positif bisa menjadi acuan untuk investor menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Investor tidak akan selalu mendapatkan keuntungan. Dalam berinvestasi, investor akan mendapatkan capital gain dan capital loss. 1 Faktor hal lain yang menjadi pertimbangan investor dalam memilih saham apa yang akan mereka investasikan adalah melalui laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan bisa menjadi acuan dalam menentukan kondisi keuangan perusahaan sedang baik atau sebaliknya. Dengan melihat profit perusahaan, kita bisa membayangkan bahwa perusahaan tersebut layak atau tidak layak untuk modal kita diinvestasikan di perusahaan tersebut. Tetapi tidak semua informasi tersebut bisa menjadi acuan, dikarenakan permainan di pasar sering tidak sesuai dengan apa yang sudah kita pertimbangkan. Selain hal di atas, faktor makroekonomi sangat mempengaruhi investor dalam berinvestasi dan juga mempengaruhi harga saham suatu perusahaan. Faktor makroekonomi seperti inflasi, BI rate, jumlah uang beredar, PDB, ekspor, impor, dan sebagainya dapat mempengaruhi minat investor dan harga saham suatu perusahaan. Pada tahun 2011 sampai tahun 2013 inflasi di Indonesia merupakan inflasi tertinggi yaitu mencapai 8,36% inflasi tahunan. Seperti yang kita lihat bahwa inflasi tinggi akan mempengaruhi harga saham. Daya beli investor melemah ketika inflasi meningkat dan berpengaruh terhadap laporan keuangan perusahaan. Daya beli saham yang melemah seiring dengan tingginya harga barang-barang ketika inflasi. Membuat investor lebih memilih untuk menyimpang uangnya dalam tabungan dikarenakan investor tidak ingin mengambil risiko yang bisa membuat mereka rugi nantinya. Harga saham pun menjadi melemah seiring dengan daya beli investor yang melemah. 2 Seperti yang dijelaskan mengenai faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap harga saham, di mana salah satu yang paling terkenal adalah rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas adalah rasio yang menghitung keuntungan suatu perusahaan yang dapat dihitung dari rasio keuntungan perusahaan dalam aktiva atau dalam ekuitas. Laba perusahaan itu sendiri dapat diukur melalui ROE perusahaan. Dikarenakan ROE mempunyai hubungan yang positif dengan perubahan laba. ROE digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang dimilikinya. Semakin tinggi ROE maka semakin baik juga kinerja keuangan perusahaan yang akan berpengaruh terhadap harga saham yang akan beriringan melonjak naik apabila keuntungan perusahaan juga tinggi. Menurut Gitman (2000) penelitian mengenai ROE yang digunakan sebagai variabel independen terhadap harga saham mempunyai hasil yang beragam. Penelitian yang dilakukan Devi (2016) bahwa ROE berpengaruh positif. Tetapi dalam penelitian yang dilakukan oleh Sunaryo (2011) menyatakan bahwa ROE tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham. Sejalan dengan penelitian Sunaryo, penelitian yang dilakukan oleh Kaluge dan Arumsari (2015) bahwa ROE tidak berpengaruh terhadap harga saham. Penelitian lain yang meneliti variabel ROE, menunjukkan bahwa ROE berpengaruh negatif signifikan. Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Wijaya (2016) yang menunjukan bahwa ROE berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham perusahaan sektor real estate dan properti. 3 Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006:139) “Earning per share merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan (return) yang diperoleh investor atau pemegang per saham. Semakin tinggi nilai EPS akan menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan pemegang saham. EPS berpengaruh positif terhadap harga saham. Penelitian yang dilakukan oleh Irwandi (2014) menjelaskan bahwa hasilnya sejalan dengan hipotesis dan teori, di mana EPS berpengaruh positif dan signifikan. Penelitian lain yang sejalan dengan teori adalah penelitian yang dilakukan oleh Nuraeni (2012) di mana EPS berpengaruh positif dan signifikan. PER merupakan rasio saham yang menunjukkan perbandingan antar harga saham di pasar dengan laba saham di pasar dengan laba yang diterima dari setiap lembar saham. Menurut Fakhrudin dan Sopian (2001: 66), nilai PER yang tinggi menunjukkan ekspektasi investor tentang prestasi perusahaan di masa mendatang cukup tinggi. Oleh karena itu PER berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sejalan dengan teori dan hipotesis, penelitian yang dilakukan oleh Pratomo dan WBBA (2013) menunjukkan bahwa PER berpengaruh positif dan signifikan. Price to Book Value digunakan dalam menilai bagaimana nilai buku saham suatu perusahaan dihargai oleh pasar. Hubungan PBV dan harga saham adalah searah, di mana semakin tinggi PBV maka harga saham juga akan meningkat, demikian juga sebaliknya. Teori ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sinaga dan Triaryati (2013) bahwa PBV berpengaruh positif dan 4 signifikan. Akan tetapi penelitian yang dilakukan oleh Stella (2009) menjelaskan bahwa PBV berpengaruh negatif terhadap harga saham. Book Value Per Share akan menjamin keamanan investasi pada perusahaan. Bila nilai BVS tinggi, maka investor tidak takut untuk menanam modal di perusahaan tersebut, sehingga akan menarik minat akan saham tersebut. Semakin tinggi kepercayaan investor dalam menanamkan modal mereka di perusahaan tersebut, maka semakin meningkatnya harga saham. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riana dan Dewi (2016) bahwa Book Value Per Share memiliki hubungan positif terhadap harga saham, ini sejalan dengan teori dan hipotesis. Sejalan dengan penelitian Riana dan Dewi, penelitian yang dilakukan oleh Adi et al (2012) juga menjelaskan bahwa Book Value Per Share memiliki pengaruh positif terhadap harga saham. Kepemilikan institusional memiliki fungsi dalam memonitori pengawasan yang dilakukan oleh perusahaan, dengan adanya kepemilikan institusional maka perusahaan dalam struktur kepemilikan diawasi oleh lembaga-lembaga yang termasuk dalam lingkup modal saham. Pengaruh kepemilikan institusional dalam pasar modal memiliki investasi yang cukup besar, untuk itu kepemilikan institusional mampu memberikan kemakmuran bagi perusahaan. Penelitian ini didukung oleh Wibowo (2011) yang menjelaskan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh terhadap harga saham. Akan tetapi penelitian yang dilakukan oleh Nuraeni (2012) menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap harga saham. 5 Berikut ini adalah data tabel mengenai kegiatan Penanaman Modal Nasional (PMN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) menurut sektor dari tahun 2010 – 2016: Gambar 1. 1 Perkembangan Investasi berdasarkan PMDN Menurut Sektor 2016 Sumber: Bkpm.go.id , 2016 Gambar 1. 2 Perkembangan Investasi Berdasarkan PMA menurut sektor 2016 Sumber: Bkpm.go.id , 2016 6 Dari data di atas, perusahaan sektor konstruksi dan real estate dari penanaman investasi terlihat meningkat seiring dengan banyaknya proyek yang sedang dibangun di Indonesia. Ini menandakan bahwa semakin tingginya penanaman modal oleh pihak asing maupun pihak lokal, akan mendorong terbentuknya peningkatan di pasar modal. Investor akan tertarik menanamkan modalnya di perusahaan yang memiliki pengaruh besar dan juga akan menguntungkan pihaknya untuk mendapatkan capital gain yang besar juga. Dilihat dari tabel di atas bahwa perusahaan sektor real estate, properti, dan konstruksi bangunan adalah salah satu yang diminati investor, di mana investasi sektor ini merupakan investasi jangka panjang karena properti merupakan aktiva multiguna yang dapat digunakan oleh perusahaan sebagai jaminan. Sedangkan real estate adalah investasi jangka panjang di mana nilainya terus naik seiring dengan kondisi makro ekonomi suatu negara. Sub sektor konstruksi bangunan juga di mana sama dengan sub sektor properti, merupakan aktiva multiguna dan dapat dijadikan bahan untuk investor menanam modal, karena konstruksi bangunan rata-rata hanya memproduksi bahan baku yang banyak untuk keperluan pembangunan suatu infrastruktur, di mana sering terlibat dalam pembangunan infrastruktur modern suatu negara. Hasil penelitian yang variatif juga mendorong untuk dilakukan penelitian lanjutan tentang hubungan atau pengaruh faktor fundamental terhadap harga saham. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah bahwa penelitian sebelumnya rata-rata hanya mengambil pada sektor real estate dan properti saja 7 tidak memasukkan sektor konstruksi bangunan dan juga hanya meneliti pada kinerja keuangan perusahaan saja tanpa meneliti variabel struktur kepemilikan yang masih jarang diteliti oleh peneliti lain. Selain itu dengan adanya keterlambatan kinerja perusahaan di sektor real estate, properti, dan konstruksi bangunan membuat saya ingin meneliti dan membuktikannya karena ketiga sektor tersebut merupakan salah satu sektor yang dinikmati karena setiap tahun output dari perusahaan tersebut meningkat dan membuatnya semakin mahal. Untuk itu saya sebagai peneliti ingin meneliti untuk bahan penelitian skripsi saya mengenai “ANALISIS PENGARUH RETURN ON EQUITY, EARNING PER SHARE, PRICE TO BOOK VALUE, BOOK VALUE PER SHARE, PRICE EARNING RATIO DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN ” (Studi Kasus Sektor Real Estate, Properti, dan Konstruksi Bangunan pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012 - 2016). 8 B. RUMUSAN MASALAH Berdasakan uraian-uraian sebelumnya, maka masalah peneilitiannya adalah: 1. Apakah pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap harga saham perusahaan real estate, properti, dan konsturksi bangunan yang terdaftar di BEI periode 2012 – 2016? 2. Apakah pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham perusahaan real estate, properti, dan konstruksi bangunan yang terdaftar di BEI periode 2012 – 2016? 3. Apakah pengaruh Price to Book Value (PBV) terhadap harga saham perusahaan real estate, properti, dan konstruksi bangunan yang terdaftar di BEI periode 2012 – 2016? 4. Apakah pengaruh Book Value Per Share (BVS) terhadap harga saham perusahaan real estate, properti, dan konstruksi bangunan yang terdaftar di BEI periode 2012 – 2016? 5. Apakah pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham perusahaan real estate, properti, dan konstruksi bangunan yang terdaftar di BEI periode 2012 – 2016? 6. Apakah pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap harga saham perusahaan real estate, properti, dan konstruksi bangunan yang terdaftar di BEI periode 2012 – 2016? 9 7. Apakah pengaruh ROE, EPS, PER, PBV, BVPS dan Kepemilikan Institusional terhadap harga saham secara simultan perusahaan real estate, properti, dan konstruksi bangunan yang terdaftar di BEI periode tahun 20122016? B. TUJUAN PENELITIAN 1. Menganalisis pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap harga saham perusahaan real estate, properti, dan konstruksi bangunan yang terdaftar di BEI periode 2012 – 2016 2. Menganalisis pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham perusahaan real estate, properti, dan konstruksi bangunan yang terdaftar di BEI periode 2012 – 2016. 3. Menganalisis pengaruh Price to Book Value (PBV) terhadap harga saham perusahaan real estate, properti, dan konstruksi bangunan yang terdaftar di BEI periode 2012 – 2016. 4. Menganalisis pengaruh Book Value Per Share (BVS) terhadap harga saham perusahaan real estate, properti, dan konstruksi bangunan yang terdaftar di BEI periode 2012 – 2016. 5. Menganalisis pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham perusahaan real estate, properti, dan konstruksi bangunan yang terdaftar di BEI periode 2012 – 2016. 10 6. Menganalis pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap harga saham perusahaan real estate, properti, dan konstruksi bangunan yang terdaftar di BEI periode 2012 – 2016. 7. Menganalisis pengaruh ROE, EPS, PER, PBV, BVPS dan Kepemilikan Institusional terhadap harga saham secara simultan perusahaan real estate, properti, dan konstruksi bangunan yang terdaftar di BEI periode tahun 20122016. C. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi Investor Memberikan informasi kepada investor mengenai harga saham perusahaan real estate, properti dan konstruksi bangunan yang terdaftar di BEI dari berbagai aspek dan indikator fundamental perusahaan, sehingga investor dapat mempertimbangkan untuk membeli beberapa lembar saham perusahaan tersebut. 2. Bagi Emiten Sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam mengambil keputusan di bidang keuangan. 11 3. Bagi Manajemen Perusahaan Sebagai pertimbangan dalam memutuskan aktivitas operasional perusahaan sehingga dapat mengetahui pergerakan aspek fundamental perusahaan untuk dijadikan sebagai bahan evaluasi. 4. Bagi Pembaca dan Mahasiswa Sebagai bahan referensi dan bahan untuk dijadikan sumber bacaan terhadap pembaca dan mahasiswa yang ingin melakukan penelitian yang sama yaitu penelitian mengenai harga saham. 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Pasar Modal a. Definisi Pasar Modal Secara formal pasar modal dapat didefiniskan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik diterbitkan oleh pemerintah, public authoroities, maupun perusahaan swasta. Dengan demikian pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar keuangan (financial market). Dalam financial market, diperdagangkan semua bentuk hutang dan modal sendiri, baik dana jangka pendek maupun jangka panjang, baik negotiable ataupun tidak (Husnan, 2005:3). Undang-undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 memberikan pengertian pasar modal yang lebih spesifik, yaitu kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik berkaitan dengan efek yang akan diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. 13 b. Instrumen Pasar modal Instrumen pasar modal yang diperdagangkan berbentuk surat-surat berharga yang data diperjualbelikan kembali oleh pemiliknya, baik instrumen pasar modal bersifat kepemilikan atau bersifat utang (Kasmir, 2012:185). Adapun masing-masing jenis instrumen pasar modal dijelaskan sebagai berikut: 1) Saham (stock) Merupakan surat berharga yang bersifat kepemilikan. Artinya pemilik saham merupakan pemilik perusahaan. semakin besar saham yang dimilikinya, maka semakin besar pula kekuasaannya di perusahaan tersebut. Keuntungan yang diperoleh dari saham dikenal dengan nama deviden. Pembagian deviden ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Kemudian jenis-jenis saham dapat ditinjau dalam beberapa segi antara lain: a) Ditinjau dari segi cara peralihan - Saham atas unjuk (bearer stocks) Merupakan saham yang tidak mempunyai nama atau tidak tertulis nama pemilik dalam saham tersebut. - Saham atas nama (registered stocks) 14 Di dalam saham tertulis nama pemilik saham tersebut dan untuk dialihkan kepada pihak lain diperlukan syarat dan prosedur tertentu. b) Dari segi hak tagih - Saham biasa (common stocks) Bagi pemilik saham ini hak untuk memperoleh dividen akan didahulukan lebih dahulu kepada saham preferen. Begitu pula dengan hak terhadap apabila perusahaan dilikuidasi - Saham preferen (preferred stocks) Merupakan saham yang memperoleh hak utama dalam dividen dan harta apabila saat perusahaan dilikuidasi. 2) Obligasi Obligasi berharga merupakan instrumen utang bagi perusahaan yang hendak memperoleh modal. Keuntungan dari membeli obligasi diwujudkan dalam bentuk kupon. Berbeda dengan saham, maka obligasi tidak mempunyai hak terhadap manajemen dan kekayaan perusahaan. Obligasi dikeluarkan oleh emiten juga beragam tergantung keinginan dari emiten. Jenis-jenis obligasi, seperti halnya saham dapat dilihat dari berbagai seni berikut ini: 15 a) Ditinjau dari segi peralihan - Obligasi atas unjuk (breare bonds) Obligasi jenis ini tidak memiliki nama dalam obligasinya dan mudah untuk dialihkan kepada pihak lain. - Obligasi atas nama (registered bonds) Merupakan obligasi yang memiliki nama pemilik obligasi dalam obligasi dan untuk pengalihan memerlukan berbagai persyaratan dan prosedur. b) Ditinjau dari segi jaminan yang diberikan atau hak klaim - Obligasi dengan jaminan (secured bonds) Merupakan obligasi yang dijamin dengan tertentu. Jenis obligasi ini antara lain, obligasi dengan garansi (guaranted bonds), obligasi dengan jaminan harga (mortage bonds), obligasi dengan jaminan efek (collateral trust bonds) dan obligasi dengan jaminan peralatan (equipment bonds). - Obligasi tanpa jaminan (unsecured bonds) Pengertian tanpa jaminan, artinya obligasi yang diberikan hanya berbentuk kepercayaan semata, 16 misalnya debenture bonds yang merupakan obligasi yang diterbitkan pemerintah dan subordinate bonds. c) Ditinjau dari segi cara penetapan dan pembayaran bunga dan pokok - Obligasi dengan bunga tetap, merupakan obligasi yang memberikan bunga secara tetap setiap periode tertentu, misalnya 16% per tahun. - Obligasi dengan bunga tidak tetap, merupakan obligasi yang memberikan bunga tidak tetap dan biasanya dikaitkan dengan suku bunga bank yang berlaku untuk periode tertentu. - Obligasi tanpa bunga, merupakan obligasi yang tidak memberikan bunga kepada pemegangnya. Keuntungan dari obligasi ini diharapkan selisih antara nilai pembelian dengan nilai pada saat jatuh tempo. d) Ditinjau dari segi penerbit - Obligasi pemerintah Merupakan obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah, baik pemerintah pusat, daerah, atau perusahaan pemerintah. - Obligasi swasta 17 Merupakan obligasi yang diterbitkan oleh pihak swasta. e) Ditinjau dari segi jatuh tempo - Obligasi jangka pendek, merupakan obligasi yang berjangka waktu tidak lebih dari 1 tahun. - Obligasi jangka menengah, yaitu obligasi yang memiliki jangka waktu antara 1 tahun sampai dengan 5 tahun. - Obligasi jangka panjang, merupakan obligasi yang memiliki jangka waktu dari 5 tahun. c. Kegiatan Pasar Modal Dalam menjalankan fungsinya, pasar modal dibagi menjadi tiga macam, yaitu pasar perdana, pasar sekunder, dan bursa parallel (Rivai et all., 2007: 200): 1) Pasar perdana Pasar perdana adalah pasar dalam masa penawaran efek dan perusahaan penjual efek (emiten) kepada masyarakat untuk pertama kalinya. Dengan demikian, berarti kegiatan pasar modal yang berkaitan dengan penawaran umum berlangsung di pasar perdana atau pasar primer. Pasar perdana efek dijual dengan harga emisi 18 sehingga perusahaan yang menerbitkan emisi hanya memperoleh dana dari penjualan tersebut. 2) Pasar sekunder Pasar sekunder adalah titik sentral kegiatan pasar modal karena pasar sekunder terjadi aktivitas perdagangan yang mempertemukan penjual dan pembeli efek. Pasar sekunder ini penerbit efek disebut investor jual sedangkan pembeli efek disebut pembeli. 3) Bursa paralel Bursa paralel merupakan bursa efek yang ada. Bagi perusahaan yang menerbitkan efek yang akan menjual efeknya melalui bursa dapat dilakukan melalui bursa paralel. Bursa paralel merupakan alternatif bagi perusahaan yang go public memperjualbelikan efeknya jika dapat memenuhi syarat ditentukan pada bursa efek. d. Perkembangan Pasar Modal di Indonesia Sewaktu pasar modal Indonesia diaktifkan kembali, ada beberapa tujuan yang ingin dicapai. Pertama, untuk memobilisir dana di luar sistem perbankan. Kedua, untuk memperluas distribusi kepemilikan saham-saham, terutama ke pemodal-pemodal kecil. Dan ketiga, untuk “memperluas” dan “memperdalam” sektor keuangan. Kegiatan pasar modal resmi dimulai pada tahun 1977 sewaktu perusahaan PT. Semen Cibinong menerbitkan sahamnya di BEJ. Dalam 19 perkembangannya kondisi ekonomi dan moneter tidak bisa dilepaskan, tetapi pengaruh yang nampak nyata ternyata berasal dari berbagai kebijakan pemerintah. Pada awalnya perkembangan pasar modal di Indonesia, jika diukur dengan beberapa indikator pasar modal, seperti jumlah perusahaan yang terdaftar di bursa, jumlah saham yang tercatat, kegiatan perdagangan, dan sebagainya, ternyata sangat lambat pada awal-awal pengaktifan kembali pasar modal Indonesia. Sampai dengan tahun 1988 hanya tercatat 24 perusahaan yang terdaftar di bursa. Baru pada tahun –tahun berikutnya terjadi peningkatan jumlah perusahaan yang tercatat di bursa. Pada tahun 1982 pemerintah memberikan insentif dalam bentuk keringanan pajak bagi perusahaan yang bersedia menjual sahamnya di pasar modal Indonesia. Insentif ini berakhir pada tahun 1983, karena pada tahun 1984 berlaku sistem perpajakan yang baru. Karena itulah beberapa perusahaan memanfaatkan insentif ini sehingga jumlah perusahaan meningkat dari hanya 8 perusahaan yang terdaftar di bursa, menjadi 23 perusahaan (Husnan, 2005:13). 2. Saham a. Definisi Saham Saham merupakan suatu bukti kepemilikan atas asset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Kismono (2001:416) menyatakan: 20 Saham merupakan sebuah piagam yang berisi aspek-aspek penting bagi perusahaan, termasuk hak dari pemilik saham dan hak khusus yang dimilikinya berkaitan dengan kepemilikan saham. Contohya adalah hak mendapatkan penepatan tetap dari perusahaan di samping punya kewajiban untuk ikut menanggung risiko bila perusahan dilikuidasi. Menurut Budisantoso dan Triandoro (2006) secara sederhana saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. Saham memberikan kemungkinan penghasilan yang tidak terhingga. Sejalan dengan itu risiko yang ditanggung pemilik saham juga relatif paling tinggi. Investasi memiliki risiko yang paling tinggi karena pemodal memiliki hak klaim yang terakhir, bila perusahaan penerbit saham bangkrut. Secara normal, artinya di luar kebangkrutan, risiko potensial yang akan dihadapi pemodal hanya dua, yaitu tidak menerima pembayaran dividend dan menderita capital loss (Totok dan Sigit, 2006: 294). b. Karakteristik Saham Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham (stock). Beberapa karakteristik saham: 21 1) Saham preferen (preferen stock) Saham preferen memiliki sifat gabungan (hybrid) antara obligasi (bond) dan saham biasa (Totok dan Sigit, 2006: 294). Seperti bond yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa dividen preferen seperti saham biasa, dalam hal likuidasi, klaim pemegang saham preferen di bawah klaim pemegang obligasi (bond). Dibandingkan dengan saham biasa, pemegang saham preferen mempunyai beberapa hak, yaitu hak atas dividen tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi. Oleh karena itu, saham preferen dianggap memiliki karakteristik di tengah-tengah antara bond dan saham biasa. Akan tetapi, saham preferen umumnya tidak mempunyai hak veto seperti yang dimiliki oleh saham biasa. Saham preferen memiliki karakteristik saham biasa sebab tidak selamanya saham preferen bisa memberikan pengahasilan seperti yang dikehendaki pemegangnya. Jika suatu ketika emitem mengalami kerugian, maka pemegang saham preferen bisa tidak menerima pembayaran dividen yang sudah ditetapkan sebelumnya (Totok dan Sigit, 2006: 294). Pemegang saham preferen memang tidak menanggung risiko sebesar pemegang saham biasa, namun risiko pemegang saham preferen lebih besar jika dibandingkan pemegang obligasi. Ada dua 22 alasan, pertama dalam situasi di mana emiten dinyatakan pailit dan melakukan likuidasi, hak pemegang saham preferen dalam pembayaran hasil likuidasi urutannya ada di bawah pemegang obligasi. Kedua, pemegang obligasi lebih terjamin dalam hal penerimaan penghasilan. Dalam keadaan bagaimanapun emiten obligasi harus membayar bunga obligasi. Saham preferen yang memberikan dividen tetap memiliki harga yang tidak akan berubah. Sekalipun perusahaan penerbitannya bisa mencetak laba yang besar. Dengan demikian, pemegang saham preferen yang memberikan dividen tetap tidak akan mendapatkan penghasilan hasil capital gain (Totok dan Sigit, 2006: 295). 2) Saham biasa (common stock) Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini biasanya dalam saham biasa. Pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan yang mewakili kepada manajemen untuk menjelaskan operasi perusahaan. Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa memiliki beberapa hak. Beberapa hak yang dimiliki oleh pemegang saham biasa adalah hak kontrol, hak menerima pembagian keuntungan, hak preemptive dan hak klaim sisa. 23 3) Saham Treasuri (Treasury Stock) Menurut Hartono (2003) “saham treasuri adalah saham perusahaan yang pernah dikeluarkan dan beredar kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk dipensiunkan tetapi disimpan sebagai treasuri”. c. Harga Saham Harga saham merupakan harga yang terbentuk di bursa saham dan umumnya harga saham itu diperoleh untuk menghitung nilai saham (Med press Team Work, 1998 dalam buku manajemen investasi). Harga saham adalah nilai bukti penyertaan modal pada perseroan terbatas yang telah listed di bursa efek, di mana saham tersebut telah beredar (outstanding securities). Harga saham dapat juga didefinisikan sebagai harga yang dibentuk dari interaksi antara para penjual dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan mereka terhadap keuntungan perusahaan. Harga saham penutupan (closing price) yaitu harga yang diminta oleh penjual atau harga perdagangan terakhir untuk suatu periode. Harga saham mencerminkan segala sesuatu yang diketahui tentang saham tersebut. Sementara informasi baru datang, peserta pasar secara cepat menyebarkan informasi tersebut. Akibatnya harga menyesuaikan diri. Dengan demikian harga saham adalah harga yang paling efisien, 24 artinya mencerminkan segala sesuatu yang diketahui tentang saham tersebut (Kodrat dan Indonanjaya, 2010: 3-4). Secara umum, keputusan membeli atau menjual saham ditentukan oleh perbandingan antara perkiraan nilai instrinsik dengan harga pasarnya (Halim, 2005:31). Dalam hal penilaian harga saham, terdapat tiap pedoman yang digunakan. Pertama bila harga pasar saham melampaui nilai instrinsik saham, maka saham tersebut dinilai overvalued (harganya terlalu tinggi). Oleh karena itu saham tersebut sebaiknya dihindari atau dilakukan penjualan saham karena kondisi seperti ini pada masa yang akan datang kemungkinan besar akan terjadi koreksi pasar. Kedua, apabila harga pasar saham sama dengan nilai instrinsiknya maka harga saham tersebut dinilai wajar dan berbeda dalam kondisi keseimbangan. Pada kondisi demikian, sebaiknya pelaku pasar tidak melakukan transaksi maupun penjualan saham yang bersangkutan. Ketiga, apabila harga pasar saham lebih kecil dari nilai instrinsiknya maka saham tersebut dikatakan undervalued (harganya terlalu rendah). Bagi pelaku pasar, saham sebaiknya tetap dimiliki, karena besar kemungkinan di masa yang akan datang terjadi lonjakan harga saham. 25 3. Laporan Keuangan a. Definisi Laporan Keuangan Menurut Kasmir (2012) laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Laporan keuangan menggambarkan pos-pos keuangan perusahaan yang diperoleh dalam suatu periode. Dalam praktiknya dikenal beberapa macam laporan keuangan seperti: 1) Neraca; 2) Laporan laba rugi; 3) Laporan perubahan modal; 4) Laporan catatan atas laporan keuangan; dan 5) Laporan kas. b. Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan menurut Kasmir (2012) adalah: 1) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan saat ini; 2) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan saat ini; 3) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu. 26 4) Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode. 4. Analisa Rasio Laporan Keuangan Menurut Julity dan Prastowo (2005:56) analisis laporan keuangan merupakan suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsurunsurnya dan menelaah masing-masing dari unsur-unsur tersebut dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri. Menganalisis laporan keuangan berarti menilai kinerja perusahaan, baik secara internal maupun untuk dibandingkan dengan perusahaan lain yang berada dalam industri yang sama. Hal ini berguna bagi arah perkembangan perusahaan dengan mengetahui seberapa efektif operasi perusahaan telah berjalan (Hery, 2014: 113). Dalam penelitian ini terdapat 5 (lima) rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan dan nilai perusahaan, yaitu: a. Return On Equity (ROE) b. Earning Per Share (EPS) c. Price to Book Value (PBV) d. Book Value Per Share (BVS) e. Price Earning Per Share (PER) 27 a. Return On Equity Return On Equity termasuk dalam rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan, hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi (Kasmir, 2012: 196). Profitability Rasio mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan, seperti aktiva, modal atau penjualan perusahaan (Sudana, 2011: 25). Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan maupun bagi pihak luar perusahaan (Kamir, 2012:197), yaitu: 1) Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu; 2) Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang; 3) Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu; 4) Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri; 28 5) Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya (Kasmir, 2008: 198). Berikut ini adalah rumus dari Return On Equity: š ššø = šøšššššš š“šš”šš š¼šš”šššš š” ššš ššš„ šøšš¢šš”š¦ Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam modal ekuitas. Semakin tinggi hasil pengembalian atas ekuitas berarti semakin tinggi pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam ekuitas. Sebaliknya, semakin rendah hasil pengembalian atas ekuitas berarti semakin rendah pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam ekuitas (Hery, 2014:194). 29 b. Earning Per Share Rasio earning per share (EPS) atau laba per saham merupakan nilai statistik yang paling sering digunakan ketika sedang membahas kinerja suatu perusahaan atau nilai saham. EPS memberikan informasi penting bagi para investor dalam menilai seberapa jauh kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba tiap lembar saham yang beredar. Dengan mengetahui EPS dapat dinilai berapa potensi laba yang akan diterima investor. Rasio ini sekaligus sebagai indikator untuk memprediksi keberhasilan ataukah kegagalan yang akan diperoleh investor di masa yang akan datang (Walsh, 2004 : 18). Menurut Walsh (2004: 150), pertumbuhan EPS memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. EPS menunjukkan perbandingan antara laba bersih dengan jumlah saham yang beredar. Semakin tinggi nilai EPS berarti semakin besar laba yang diperoleh pemegang saham atas setiap lembar saham yang dimilikinya. Nilai EPS yang tinggi akan meningkatkan harga saham, begitu pula sebaliknya nilai EPS yang rendah akan menurunkan harga saham. Berikut ini adalah rumus dari Earning Per Share: šøšš = šššš š šš”šššš šš¢ššš ššš ššššš šš¢šššš š šššš š¦ššš ššššššš 30 EPS bisa digunakan untuk beberapa macam analisis. Pertama, EPS bisa digunakan untuk menganalisis profitabilitas suatu saham oleh para analisis surat berharga. EPS mudah dihubungkan dengan harga pasar suatu saham dan menghasilkan rasio PER (Price Earning Ratio) (Halim dan Hanafi , 2007: 191). c. Price to Book Value Ada beberapa alasan mengapa investor menggunakan rasio harga terhadap nilai buku (PBV) dalam analisis investasi: pertama, nilai buku sifatnya relatif stabil. Bagi investor yang kurang percaya terhadap estimasi arus kas, maka nilai buku merupakan cara paling sederhana untuk membandingkannya. Kedua, adanya praktik akuntansi yang relatif standar di antara perusahaan-perusahaan, menyebabkan PBV dapat dibandingkan antar berbagai perusahaan yang akhirnya dapat memberikan signal apakah nilai perusahaan under atau overvaluation. Terakhir, pada kasus perusahaan yang memiliki earnings negative maka tidak memungkinkan untuk mempergunakan PER, sehingga penggunaan PBV dapat menutupi kelemahan yang ada pada PER dalam kasus ini. Namun ada beberapa kekurangan sehubungan dengan penggunaan rasio PBV yakni: satu, nilai buku sangat dipengaruhi oleh kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan. Apabila penggunaan standar akuntansi yang berbeda di antara perusahaan-perusahaan maka ini akan 31 mengakibatkan rasio PBV tidak dapat dibandingkan. Kedua, nilai buku mungkin tidak banyak artinya bagi perusahaan berbasis teknologi dan jasa karena perusahaan-perusahaan tersebut tidak memiliki asset nyata yang signifikan. Ketiga, nilai buku dari ekuitas akan menjadi negatif apabila perusahaan selalu mengalami earnings yang negatif sehingga akan mengakibatkan nilai rasio PBV juga negatif (Murhadi, 2009:148). Secara sistematis Price to Book Value dapat dirumuskan sebagai berikut (Prihadi, 2010): ššµš = ššššš ššš š šššš šµššš š£ššš¢š ššš š šššš Bila PBV > 1, Mengindikasikan adanya sentimen positif Bila PBV < 1, Mengindikasikan adanya sentimen negatif d. Book Value Per Share Keown (2000: 850) mendeskripsikan nilai buku sebagai jumlah aktiva dan neraca dikurangi kewajiban yang ada atau modal dari pemilik. Nilai buku tidak menghitung nilai pasar dari suatu perusahaan secara keseluruhan karena ia berdasarkan data hitoris dari aktiva perusahaan. Nilai buku dapat digunakan sebagai titik permulaan untuk dibandingkan dengan analisa lain. Nilai buku adalah kekayaan bersih perusahaan yang dilaporkan di neraca (Bodie et. all, 2008 : 219). 32 Sedangkan Hartono (2008 : 120) menyatakan nilai buku adalah nilai saham menurut pembukuan perusahaan emiten dan nilai buku perlembar saham aktiva bersih yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham. Jadi nilai buku sama dengan total ekuitas dibagi jumlah saham yang beredar. Nilai buku suatu saham mencerminkan kekayaan bersih dari sebuah perusahaan. Semakin besar kekayaan perusahaan, semakin menarik investor untuk membeli saham perusahaan tersebut. Sehingga harga saham perusahaan akan meningkat. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Book Value berpengaruh terhadap harga saham. Rumus Book Value per Share (Brigham dan Houston, 2009): šµšš = e. ššš”šš šøšš¢šš”šš š½š¢šššš ššššš šµšššššš Price Earning Ratio Price earning ratio menunjukkan jumlah dollar yang bersedia dibayarkan oleh investor untuk setiap $1 laba berjalan. Rasio PER akan lebih tinggi pada perusahaan-perusahaan yang memiliki prospek pertumbuhan yang kuat, jika hal-hal lain dianggap konstan, tetapi mereka akan lebih rendah pada perusahaan-perusahaan yang lebih berisiko (Brigham dan Houston, 2004: 110-111) 33 Price earning ratio menurut Hirt (2005) dalam buku Murhadi (2009) menunjukkan pada penerapan earnings per share untuk menentukkan nilai suatu saham. Fundamental perusahaan akan berubah seiring berjalannya waktu, sehingga PER nya akan ikut berubah pula. Namun dengan mengasumsikan cateris paribus, maka diharapkan: 1) Peningkatan tingkat bunga akan memberikan dampak biaya ekuitas yang tinggi bagi pasar dan akan menghasilkan PER yang rendah; 2) Dari sudut pandang investor maka kemampuannya untuk menerima/menoleransi risiko akan memberikan dampak pada premi risiko yang rendah untuk ekuitas dan PER yang tinggi untuk semua saham; 3) Peningkatan dalam tingkat pertumbuhan yang diharapkan dari earnings semua perusahaan akan memberikan dampak PER market yang tinggi; 4) Peningkatan ROE pada suatau perusahaan akan memberikan hasil DPR yang tinggi untuk setiap tingkat pertumbuhan (g=1DPPR).ROE) dan akan memberikan PER yang tinggi untuk semua perusahaan. Dengan kata lain sulit untuk menarik konklusi mengenai PER tanpa melihat aspek fundamentalnya (Murhadi, 2009:142). 34 Rumus Rasio Price Eaning Ratio (Sjahrial, 2007): ššøš = š»šššš ššššš šæššš ššš šæššššš ššššš 5. Kepemilikan Institusional a. Teori Keagenan (Agency Theory) Masalah keagenan antara pemegang saham (pemilik perusahaan) dengan manajer potensial terjadi bila manajemen tidak memiliki saham mayoritas perusahaan. Pemegang saham tentu menginginkan manajer bekerja dengan tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Sebaliknya, manajer perusahaan bisa saja bertindak tidak untuk memaksimumkan kemakmuran mereka sendiri. Terjadilah conflict of interest. Untuk meyakinkan bahwa manajer bekeja sungguh-sungguh untuk kepentingan pemegang saham, pemegang saham harus mengeluarkan biaya yang disebut agency cost yang meliputi antara lain: pengeluaran untuk memonitor kegiatan manajer, pengeluaran untuk membuat suatu struktur organisasi yang meminimalkan tindakantindakan manajer yang tidak diinginkan serta opportunity cost yang timbul kondisi di mana manajer tidak dapat segera mengambil keputusan tanpa persetujuan pemegang saham (Kodrat dan Herdinita, 2009: 14). 35 b. Struktur Kepemilikan Konflik kepentingan secara alamiah akan terjadi dalam struktur kepemilikan perusahaan (ownership structures) yang terdiri dari dua tipe, yaitu struktur kepemilikan yang tersebar (disepersed ownership) kepada outside investors (para pemegang saham publik) dan struktur kepemilikan dengan pengendalian (control) pada segelintir pemegang saham saja (concentrated ownership) (Surya dan Yustiavandana, 2008 : 3) Istilah struktur kepemilikan digunakan untuk menunjukkan bahwa variabel-variabel yang penting di dalam struktur modal tidak hanya ditentukan oleh jumlah utang dan equity tetapi juga oleh persentase kepemilikan oleh manager dan institusional. Manajerial ownership dan institusional investor dapat mempengaruhi keputusan pencarian dana apakah melalui utang terhadap equity akan meningkat, sehingga akhirnya akan meningkatkan risiko. Kepemilikan institusional mempunyai arti penting dalam memonitor manajemen dalam mengelola perusahaan. Investor dapat disubsitusikan untuk melaksanakan peranan mendisiplinkan penggunaan debt (utang) dalam struktur modal (Adnantara, 2013:5). Struktur kepemilikan (ownership structure) yaitu perbandingan antara jumlah saham yang dimiliki oleh “orang dalam” (insider) dengan 36 jumlah saham yang dimiliki oleh investor. Struktur kepemilikan dapat dihitung dengan formula berikut (Pujiati, 2009:11). Berikut adalah rumus dari Struktur Kepemilikan: šš”šš¢šš”š¢š š¾šššššššššš = c. š½š¢šššš š šššš š¦ššš šššššššš ššš šššš š½š¢šššš š šššš š¦ššš šššššššš ššš š£šš š”šš Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusional merupakan proporsi kepemilikan saham oleh institusi seperti LSM, perusahaan swasta, perusahaan efek, dana pensiun, perusahaan asuransi, bank dan perusahaan-perusahaan investasi. Kepemilikan institusional diukur dengan menggunakan rasio antara jumlah lembar saham yang dimiliki oleh institusi terhadap jumlah lembar saham perusahaan yang beredar secara keseluruhan (Wiranata dan Nugrahanti, 2015: 9). Berikut ini adalah rumus dari Kepemilikan Institusional: š¾šššššššššš š¼šš š”šš”š¢š ššššš = š½š¢šššš š šššš ššš š”šš”š¢š ššššš š½š¢šššš š šššš š¦ššš ššššššš 37 B. Keterkaitan Antar Variabel 1. Pengaruh Return on Equity terhadap Harga Saham Menurut Sinaga dan Triaryati (2013), ROE adalah suatu informasi penting bagi para investor maupun calon investor karena ROE dapat menunjukkan tingkat pengembalian yang akan diterima atas dana yang diinvestasikan. Oleh karena itu, ROE berpengaruh positif terhadap harga saham. Semakin tinggi laba bersih suatu perusahaan, maka investor akan tertarik dalam membeli saham perusahaan tersebut. Dikarenakan kinerja suatu perusahaan tersebut baik dan investor akan mendapatkan keuntungan dalam menanamkan modal sahamnya di perusahaan tersebut. Semakin tinggi nilai ROE, maka tingkat pengembalian yang diharapkan investor juga besar. Semakin tinggi ROE maka perusahaan dianggap menguntungkan, oleh sebab itu investor kemungkinan mencari saham ini sehingga permintaan bertambah dan harga penawaran di pasar sekunder cenderung naik. Dalam penelitian Sinaga dan Triaryati (2013) ROE berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan sektor real estate dan properti. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Devi (2016) bahwa ROE berpengaruh positif terhadap harga saham. 38 2. Pengaruh Earing Per Share terhadap Harga Saham Variabel EPS memberikan informasi tentang suatu perusahan mengenai besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan pada semua pemegang saham. EPS berpengaruh terhadap harga saham. Apabila EPS suatu perusahaan dinilai tinggi oleh investor akan lebih tertarik untuk berinvestasi di perusahaan yang mempunyai EPS lebih tinggi. Bertentangan dengan hipotesis dan teori, penelitian yang dilakukan oleh Artha et al (2014), meyatakan bahwa EPS tidak berpengaruh terhadap harga saham perusahaan sektor pertanian. 3. Pengaruh Price Earning Ratio terhadap Harga Saham Price to earning ratio mengindikasikan besarnya dana yang dikeluarkan oleh investor untuk memperoleh setiap rupiah laba perusahaan. Perusahaan yang memungkinkan pertumbuhan yang lebih tinggi biasanya mempunyai PER yang besar, demikian pula sebaliknya. Semakin besar PER suatu saham, maka semakin mahal terhadap pendapatan bersih per lembar sahamnya. Maka hubungan antara PER dan harga saham adalah searah. Sejalan dengan teori dan hipotesis, penelitian yang dilakukan oleh Stella (2009) menjelaskan bahwa PER mempunyai hubungan yang positif dan signifikan. 4. Pengaruh Price to Book Value Ratio terhadap Harga Saham Price to Book Value berpengaruh positif terhadap harga saham. Menurut Sinaga dan Triaryati (2013). PBV yang semakin tinggi maka mencerminkan 39 keberhasilan perusahaan dalam menciptakan nilai (return) bagi pemegang saham. Pemegang saham dan calon investor melihat hal tersebut sebagai daya tarik karena tujuan berinvestasi pasti menginginkan pengembalian yang tinggi sehingga membuat permintaan saham naik yang diikuti oleh kenaikan harga saham perusahaan. Semakin rendah PBV, saham suatu perusahaan undervalued, menurunnya kualitas dan kinerja fundamental emiten yang bersangkutan. Hipotesis tersebut diikuti oleh hasil penelitian mereka yang sejalan, bahwa PBV berpengaruh positif terhadap harga saham real estate dan properti. Sejalan juga dengan hipotesis, penelitian yang dilakukan oleh Artha et al (2014) bahwa PBV berpengaruh positif terhadap harga saham sektor pertanian. 5. Pengaruh Book Value Per Share terhadap Harga Saham Hubungan antara BVS dan harga saham adalah berpengaruh. BVS menjadi pertimbangan oleh para investor dalam melakukan transaksi jual beli saham, sehingga para pemegang saham juga harus mempertimbangkan BVS untuk mengukur nilai shareholder’s equity atas setiap lembar saham. Book Value per Share menunjukkan apabila jaminan keamanan atau nilai klaim atas asset bersih perusahaan semakin tinggi, sehingga para investor akan bersedia membayar saham yang lebih tinggi. Penelitian yang dilakukan 40 oleh Artha et al (2014) menyatakan bahwa Book Value Per Share berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan sektor pertanian. 6. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Harga Saham Menurut Nuraeni (2012: 42) struktur kepemilikan saham secara langsung dapat mempengaruhi perusahaan dengan kepemilikan institusional yang besar di dalam struktur perusahaan mengindikasikan kemampuannya untuk memonitor manajemen. Semakin besar kepemilikan institusional maka semakin efisien pemanfaatan aktiva perusahaan dan diharapkan juga dapat bertindak sebagai pencegahan terhadap pemborosan yang dilakukan oleh manajemen. Menurut Wening (2009) dalam Susanti dan Mildawati (2014) semakin besar kepemilikan oleh institusi keuangan maka semakin besar pula kekuatan suara dan dorongan untuk mengoptimalkan nilai perusahaan. Harga saham dipengaruhi oleh kinerja keuangan, sedangkan secara tidak langsung kinerja keuangan tersebut dipengaruhi oleh struktur kepemilikan saham yang nantinya akan mendominasi seluruh kebijakan perusahan. Tetapi dalam penelitian yang dilakukan oleh Nuraeni (2012) bertentangan dengan teori. Hasil dari penelitian itu menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap harga saham. 41 C. No. 1. PENELITIAN TERDAHULU Peneliti /Tahun Judul Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu Metode dan Variabel penelitian Persamaan Hasil Penelitian Perbedaan ļ· EPS Dr. Impact of Menggunakan Menggunakan Pankaj Earning Per semua regresi Kumar, Share and variabel panel, sampel positif 2017. Price Earnings independen dan signifikan Ratio On yang sama penelitian terhadap harga yang berbeda. saham dengan Market Price data tahun berpengaruh Of Share: A tingkat Study On Auto signifikansi Sector In India 0.01. ļ· PER berpengaruh positif terhadap harga saham dengan tingkat signifikansi sebesar 0.01. Bersambung pada halaman selanjutnya 42 Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu No. 2. Peneliti /Tahun Judul Metode dan Variabel penelitian Persamaan Hasil Penelitian Perbedaan ļ· Secara parsial Lydia Pengaruh Menggunakan Penelitian Ayu Leverage, Price variabel PER ini Leverage Savitri, Earning, dalam Menggunaka berpengaruh 2016. Dividen Payout penelitian n data panel positif terhadap Harga tersebut. dan sektor signifikan Saham Pada perusahaan terhadap harga Perusahaan yang saham pada Otomotif berbeda perusahaan yaitu sektor otomotif di real estate, Bursa Efek properti, dan Indonesia konstuksi bangunan. ļ· Secara parsial PER tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel harga saham. Bersambung pada halaman selanjutnya 43 Tabel 2.1(Lanjutan) Penelitian Terdahulu No. Peneliti /Tahun Judul Metode dan Variabel penelitian Persamaan Hasil Penelitian Perbedaan ļ· Secara parsial DPR tidak berpengaruh terhadap variabel harga saham. ļ· Adapun variabel independen yang paling dominan berpengaruh terhadap harga saham adalah variabel DER. Bersambung pada halaman selanjutnya 44 Tabel 2.1(Lanjutan) Penelitian Terdahulu No. 3. Peneliti /Tahun Judul Metode dan Variabel penelitian Persamaan Hasil Penelitian Perbedaan ļ· Tidak Dana Al- The Effect of Menggunakan Tahun Najjar, Institusional variabel penelitian pengaruh yang 2015. Ownership on kepemilikan dan kuat Firm institusional, perusahaan variabel Performance: menggunakan penelitian Kepemilikan Evidence from regresi Jordanian panel Listed Firms. sektor data yang berbeda. ada antara Institusional dengan nilai perusahaan yang berkaitan dengan harga saham pada perusahaan yang listed di Jordanian. Bersambung pada halaman selanjutnya 45 Tabel 2.1(Lanjutan) Penelitian Terdahulu No. 4. Peneliti /Tahun Metode dan Variabel penelitian Judul Persamaan Hasil Penelitian Perbedaan ļ· Variabel ROA, Devinta Pengaruh ROA, Menggunakan Tahun Nur ROE, Total variabel ROE penelitian ROE, Arumsari Revenue, dan dan BI rate dan Revenue tidak dan BI rate terhadap sebagai perusahaan memiliki David saham pada variabel penelitian pegaruh yang Kaluge, sektor independen yang signifikan 2015. transportasi dan tahun 2009- menggunakan saham 2014. regresi perusahaan panel. sektor juga berbeda. data Total terhadap harga pada sektor transportasi. ļ· Variabel BI Rate memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat harga saham pada perusahaan sektor transportasi. Bersambung pada halaman selanjutnya 46 Tabel 2.1(Lanjutan) Penelitian Terdahulu No. 5. Peneliti /Tahun Judul Metode dan Variabel penelitian Persamaan Hasil Penelitian Perbedaan dan ļ· Faktor-faktor Danika Analisis Menggunakan Tahun Reka fundamental, regresi data sektor fundamental Artha, teknikal, dan panel dan perusahan seperti EPS, Noer makroekonomi menggunakan Azam harga saham variabel EPS, yang ROA, ROE, Achsani, sektor pertanian BVS, PBV, DER penelitian ROE, berbeda BVS, PER, dan PER , PBV, memberikan Hendro BI Rate pengaruh Sasongko, terhadap harga 2014. saham sektor pertanian. ļ· Berdasarkan analisis teknikal, pergerakan harga saham pertanian mengalami fluktuasi yang tinggi karena adanya krisis tahun 2008 Bersambung pada halaman selanjutnya 47 Tabel 2.1(Lanjutan) Penelitian Terdahulu No. Peneliti /Tahun Judul Metode dan Variabel penelitian Persamaan Hasil Penelitian Perbedaan ļ· ini bahwa variabel harga tren saham berpengaruh signifikan terhadap harga saham sektor pertanian. ļ· Berdasarkan faktor makro ekonomi menunjukkan pergerakan kurs rupiah, BI rate dan harga minyak dunia memberikan pengaruh terhadap harga saham sektor pertanian. Bersambung pada halaman selanjutnya 48 Tabel 2.1(Lanjutan) Penelitian Terdahulu No. 6. Peneliti /Tahun Metode dan Variabel penelitian Judul Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan ļ· Variabel EPS Samuel Determinants menggunakan Menggunakan Tabot of Share variabel data panel dan dan Enow dan Prices: The independen tahun mempunyai Pradeep Case of Listed yang Brijlal, Firms on yitu EPS dan penelitian positif 2014. Johannesburg PER signifikan dan sama sampel PER korelasi yang berbeda Stock Exchange terhadap harga saham meskipun DPS tidak. 7. ļ· Variabel yang Ari Pengaruh Menggunakan Menggunakan Kristanti faktor variabel regresi sinaga fundamental independen panel, signfikan dan dan ekonomi yang sama menambahkan terhadap nyoman makro terhadap yaitu ROE satu sub harga saham triaryati, harga saham dan PBV dan sektor yaitu adalah ROE 2013. perusahaan menggunakan konstruksi dan PBV, sektor real sektor bangunan dan sedangkan estate dan perusahaan tahun DER, inflasi, properti penelitian penelitian dan PDB yang berbeda tidak data berpengaruh berpengaruh Bersambung pada halaman selanjutnya 49 Tabel 2.1(Lanjutan) Penelitian Terdahulu No. Peneliti /Tahun Judul Metode dan Variabel penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian yaitu terhadap perusahaan harga saham. ļ· Secara real estate dan properti. simultan kelima variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 8. Dr. Majed Abdel Majid The Relationship ļ· Dengan Menggunakan Tahun, variabel sampel, independen dan menggunaka between the Kabajeh, Dr. Said Mukhled Ahmed AL ROA, ROE, and ROI Ratios with n yang sama statistik yaitu ROE yang Jordanian Nuāaimat, dan DR. Firas Naim Dahmash2012. Insurance alat pooled analysis dari ketiga rasio menunjukkan hubungan berbeda yang kuat Public dan Companies terhadap Market Share harga saham. Prices positif ļ· Yang kedua 50 secara terpisah pooled analysis menunjukkan nilai yang positif tetapi memiliki hubungan yang lemah antara ROA dan ROI terhadap harga saham dari perusahaan publik asuransi di jordania. ļ· Tidak ada hubungan antara ROE dengan harga saham. Bersambung pada halaman selanjutnya 51 Tabel 2.1(Lanjutan) Penelitian Terdahulu No. 9. Peneliti /Tahun Metode dan Variabel penelitian Judul Persamaan Nuraeni, Pengaruh EPS, Menggunakan Sektor 2012 ROE dan semua Hasil Penelitian Perbedaan ļ· Secara parsial, perusahaan dari ketiga Struktur variabel yang variabel (EPS, Kepemilikan independen berebeda, ROE, institusional yang sama. tahun kepemilikan terhadap harga penelitian Institusional) saham yang hanya variabel pada berbeda, dan EPS perusahaan alat statistik berpengaruh yang positif berebeda. signifikan. rokok (studi yang listing di BEI tahun 2011). 2005- yang dan Sedangkan variabel ROE dan Kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap harga saham Bersambung pada halaman selanjutnya 52 Tabel 2.1(Lanjutan) Penelitian Terdahulu No. Peneliti /Tahun Judul Metode dan Variabel penelitian Persamaan Hasil Penelitian Perbedaan dikarenakan taraf signifikansi >0.05. ļ· Pengujian hipotesis secara simultan menunukkan bahwa ketiga variabel (EPS, ROE, dan kepemilikan institusional) berpengaruh signifikan terhadap harga saham) Bersambung pada halaman selanjutnya 53 Tabel 2.1(Lanjutan) Penelitian Terdahulu No. 10. Peneliti /Tahun Metode dan Variabel penelitian Judul Persamaan Hasil Penelitian Perbedaan Placido M. Impact of Menggunakan Menggunakan Menaje, Selected variabel regresi Jr, 2012 Financial independen panel, sampel Variables on yang Share Price of yaitu EPS sama dan data tahun ļ· EPS memiliki hubungan yang kuat dan positif dengan penelitian ditandai nilai Publicly Listed yang signifikansi Firms in the berebeda sebesar 0.000 Philippines ļ· ROA memiliki hubungan yang lemah dan negatif dengan ditandai nilai signifikansi sebesar 0.033 Bersambung pada halaman selanjutnya 54 D. Kerangka Pemikiran Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Perusahaan sektor real estate, properti, dan konstruksi bangunan Laporan keuangan perusahaan sektor real estate, properti, dan konstruksi bangunan ROE EPS PBV BVS PER Kepemilikan institusional HARGA SAHAM REGRESI DATA PANEL UJI ASUMSI KLASIK UJI MODEL UJI T UJI F INTEPRETASI UJI Signifikansi 55 E. Hipotesis Menurut W. Gulo (2002: 57), hipotesis adalah suatu pernyataan yang pada waktu diungkapkan belum diketahui kebenarannya, tetapi memungkinkan diuji dalam kenyataan empiris. Hipotesis memungkinkan kita menghubungkan teori dengan pengamatan atau pengamatan dengan teori. Terdapat perbedaan mendasar pengertian hipotesis menurut statistik dan penelitian. Dalam penelitian, hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Rumusan masalah tersebut bisa berupa pernyataan tentang hubungan dua variabel atau lebih, perbandingan (komparasi), atau variabel mandiri (deskripsi). Secara ringkas hipotesis dalam statistik merupakan pernyataan statistik tentang parameter populasi sedangkan hipotesis dalam penelitian merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah pada suatu penelitian. Dalam hubungan sebab akibat, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji hipotesis asosiatif. Hipotesis asosiatif merupakan dugaan tentang adanya hubungan antar variabel dalam populasi yang akan diuji melalui hubungan antarvariabel dalam sampel yang diambil dari populasi tersebut. Terdapat tiga macam bentuk hubungan antarvariabel, yaitu hubungan simetris, hubungan sebab akibat (kausal), dan hubungan interaktif (saling mempengaruhi). 56 Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini dapat dilihat dalam uraian berikut: 1. H0 :β1= 0; Return On Equity tidak berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham Ha :β1 ≠ 0; Return On Equity berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham 2. H0 :β2= 0; Earning Per Share tidak berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham Ha :β2 ≠ 0;Earning Per Share berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham 3. H0 :β3= 0; Price to Book Value tidak berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham Ha :β3 ≠ 0; Price to Book Value berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham 4. H0 :β4= 0; Book Value per Share tidak berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham Ha :β4 ≠ 0; Book Value per Share berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham 57 5. H0 :β5= 0; Price Earning Ratio tidak berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham Ha :β5≠ 0; Price Earning Ratio berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham 6. H0 :β6= 0;Kepemilikan Institusional tidak berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham Ha :β6≠ 0; Kepemilikan Institusional berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham 7. H0 :β7= 0; ROE, EPS, PBV, BVS, PER dan Kepemilikan Institusional secara simultan tidak berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham Ha :β7≠ 0; ROE, EPS, PBV, BVS, PER dan Kepemilikan Institusional secara simultan berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham 58 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis dan mengetahui variabel-variabel dari hasil publikasi Bursa Efek Indonesia pada periode penelitian dan diolah berdasarkan kriteria-kriteria pengambilan sampel yang ditentukan. Variabel-variabel itu sendiri adalah ROE, EPS, PER, PBV, BVS, dan kepemilikan institusional. Objek penelitian terbatas pada perusahaan publik pada sektor real estate, properti, dan konstruksi bangunan. Objek penelitian ini mempunyai beberapa kriteria untuk pemilihan sampelnya, salah satunya adalah sampel pada penelitian ini terbatas hanya dengan menggunakan data perusahaan sektor real estate, properti, dan konstruksi bangunan.Penelitian ini hanya menggunakan perusahaan yang selalu mempunyai laba bersih positif selama periode penelitian. Dikarenakan apabila mengambil perusahaan dengan laba yang negatif akan terjadi anomali koefisien negatif. Menurut Collins Pincus Xie (1999) dalam Asnawi dan Wijaya (2005) dengan mengambil sampel dengan laba negatif membuktikan adanya anomali koefisien negatif antara harga saham dengan laba per lembar saham pada perusahaan yang memiliki laba negatif. Artinya dalam penelitian ini jika mengambil perusahaan yang juga mengalami kerugian selama periode penelitian akan berpengaruh terhadap hasil penelitian terutama pada laba per lembar saham. 59 B. Metode Penentuan Sampel 1. Populasi Populasi (Population) , yaitu sekelompok orang, kejadian atau gejala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Anggota populasi disebut dengan elemen populasi (Population Element) (Muis dan Priadana, 2009: 103). Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan pada sektor real estate, properti, dan konstruksi bangunan yang terdaftar di BEI. 2. Sampel Penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode purposive sampling. Menurut Sugiyono (2009: 68) purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Jadi, pemilihan sampel dengan secara tidak acak yang disesuaikan dengan tujuan dan target tertentu. Sampel ini cocok digunakan untuk penelitian kuantitatif atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi. Adapun kriteria-kriteria yang digunakan dalam penelitian ini mencakup: a. Perusahaan publik sektor real estate, properti, dan konstruksi bangunan yang terdaftar di Busa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2012-2016. b. Perusahaan tersebut tidak delisting (dikeluarkan) dan relisting (masuk kembali) selama periode penelitian. 60 c. Perusahaan yang tidak mengalami kerugian di periode tahun penelitian 2012-2016 (Rudangga dan Sudiarta, 2016). d. Perusahaan yang memiliki laporan keuangan yang lengkap yang telah ada di situs idx.co.id dan website perusahaan sampel. e. Perusahaan-perusahaan yang memiliki kepemilikan institusional yang terdapat di Catatan Laporan Keuangan. Tabel 3. 1 Tahapan Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria No. 1. Keterangan Perusahaan yang terdaftar di sektor real Jumlah 63 estate, properti, dan konstruksi bangunan periode tahun 2012 - 2016 2. Perusahaan yang delisting dan relisting (13) 3. Perusahaan yang memiliki kerugian (20) selama periode penelitian 4. Perusahaan yang tidak mempunyai (12) laporan keuangan yang lengkap 5. perusahaan yang tidak memiliki struktur (4) kepemilikan institusional 6. Perusahaan yang memiliki struktur 14 kepemilikan institusional dalam modal sahamnya 7. Tahun pengamatan Jumlah observasi penelitian 5 70 Sumber: Data diolah 2016 61 Tabel 3. 2 Daftar Sampel Perusahaan sektor real estate, properti, dan konstruksi bangunan Periode tahun 2010 – 2016 No. Nama Perusahaan Kode Perusahaan 1. PT Agung Podomoro Land Tbk APLN 2. PT Alam Sutera Realty Tbk ASRI 3. PT Bekasi Asri Pemula Tbk BAPA 4. PT Bumi Serpong Damai Tbk BSDE 5. PT Duta Anggada Realty Tbk DART 6. PT Megapolitan Developments Tbk EMDE 7. PT Perdana Gapuraprima Tbk GPRA 8. PTMetropolitan Land Tbk MTLA 9. PT PLazaIndonesia Tbk PLIN 10. PT PP (Persero) PTPP 11. PT Pikko Land Development Tbk RODA 12. PT Summarecon Agung Tbk SMRA 13. PT Surya Semesta Internusa Tbk SSIA 14. Total Bangun Persada Tbk TOTL Sumber: data diolah 2016, idx.co.id 62 C. Metode Pengumpulan Data Data dari penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder sendiri adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain bukan oleh periset sendiri untuk tujuan lain. Sumber data sekunder adalah data-data yang dikumpulkan oleh peneliti melalui pihak kedua atau tangan kedua (Suharso, 2007: 136). Data sekunder diperoleh dari Indonesia Stock Exchange (IDX) , sahamok.com maupun website perusahaan sampel. Data yang digunakan adalah laporan keuangan tahunan, data saham perusahaan terkait serta catatan laporan keuangan perusahaan. Data yang digunakan peneliti juga berasal dari data kepustakaan, jurnal-jurnal yang diambil melalui internet yaitu googlescholar.com, sciencedirect.com. SSRN.com, portal garuda maupun dari website universitas lain, dan data-data dari internet seperti idx,co,id ataupun sahamok.com untuk mengetahui sektor-sektor perusahaan yang terdapat di BEI dan juga website yahoofinance.com untuk mencari aktivitas perdagangan saham masing-masing perusahaan. D. Metode Analisis Data 1. Statistik Deskriptif Penggunaan statistik deskriptif variabel penelitian dimaksudkan agar dapat memberikan penjelasan yang memudahkan peneliti dalam mengintepretasikan hasil analisis data dan pembahasannya. Statistik deskriptif berhubungan dengan pengumpulan dan peringkasan data serta 63 penyajian yang biasanya disajikan dalam bentuk tabulasi baik secara grafik dan atau numerik. Statistik deskriptif memberika gambaran suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum dan minimum (Ghozali, 2011 : 19). 2. Regresi Data Panel Menurut Ghozali (2013: 231) data panel sering disebut juga pooled data (pooling time series dan cross section), micropanel data, longitudinal data,event history analysis, dan cohort analysis.Secara sederhana, data panel dapat didefinisikan sebagai sebuah kumpulan data (data set) di mana perilaku unit cross-sectional (misalnya individu, perusahaan, negara) diamati sepanjang waktu. Gujarati (2003) dalam buku Ghozali (2013: 232) menyatakan bahwa teknik data panel yaitu dengan menggabungkan jenis data cross-section dan time-series, memberikan beberapa keunggulan dibandingkan dengan standar cross-section dan time-series yaitu: a. Dengan menggabungkan data time series dan cross section, angka data panel memberikan data yang lebih informatif, lebih bervariasi, tingkat kolinearitas antarvariabel yang rendah. Lebih besar degree of freedom, dan lebih efisien. b. Dengan menganalisis data cross-section dalam beberapa periode maka data panel tepat digunakan dalam penelitian perubahan dinamis. 64 c. Data panel mampu mendeteksi dan mengukur pengaruh yang tidak dapat diobservasi melalui data murni time series atau murni data cross-section. d. Data panel memungkinkan kita mempelajari model perilaku yang lebih kompleks. Misalkan fenomena skala ekonomis dan perubahan teknologi dapat dipahami lebih baik dengan data panel daripada murni data crosssection atau murni data time series. e. Oleh karena itu data panel berhubungan dengan individu, perusahaan, kota, negara, dan sebagainya sepanjang waktu (over time), maka akan bersifat heterogen dalam unit tersebut. Teknik untuk mengestimasi data panel dapat memasukkan heterogenitas secara eksplisit untuk setiap variabel individu secara spesifik. Haiso (2003) dalam buku Ghozali (2013: 232) menyatakan bahwa penggunaan data panel memiliki beberapa keuntungan utama dibandingkan dengan data cross-section maupun time series. a. Data panel dapat memberikan penelitian jumlah pengamatan yang besar, meningkatkan degree of freedom (derajat kebebasan), data memiliki variabilitas yang besar dan mengurangi kolinearitas antarvariabel independen sehingga dapat menghasilkan estimasi ekonometri yang efisien. b. Data panel memberikan informasi yang lebih banyak yang tidak dapat diberikan hanya data cross-section atau time series saja. 65 c. Data panel dapat memberikan penyelesaian yang lebih baik dalam inferensi perubahan dinamis dibandingkan data cross section. 3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Menurut Suliyanto (2011) uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau tidak. Nilai residual dikatakan berdistribusi normal jika nilai residual terstandarisasi tersbut sebagian besar mendekati nilai rata-ratanya. Tidak terpenuhinya normalitas pada umumnya disebabkan karena distribusi data yang dianalisis tidak normal, karena terdapat nilai ekstrem pada data yang diambil. Nilai ekstrem ini terjadi karena adanya kesalahan dalam pengambilan sampel, bahkan karena kesalahan dalam melakukan input data atau memang karena karakteristik data tersebut sangat jauh dari rata-rata. Pengujian normalitas menggunakan analisis grafik dilakukan dengan menggunakan histogram dengan menggambarkan variabel dependen sebagai sumbu vertikal sedangkan nilai residual terstandarisasi digambarkan sebagai sumbu horizontal. Jika Histogram Standardized Regression Residual membentuk kurva seperti lonceng maka nilai residual tersebut dinyatakan normal. Cara lain untuk menguji normalitas dengan pendekatan grafik adalah menggunakan Normal 66 Probability Plot , yaitu dengan membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Uji normalitas menggunakan uji statistik non-paramtrik Kolmogorov-Smirnov merupakan uji normalitas menggunakan fungsi distribusi kumulatif. Nilai residual terstandarisasi berdistribusi normal jika K hitung < K tabel atau nilai Sig. > α. Uji Kolmoghrov-Smirnov, dengan dasar pengembalian bahwa nilai Sig. atau signifikansi atau probabilitas < 0.05 maka distribusi data tidak normal. Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0.05 maka distribusi data normal. Selain dengan uji kolmogorov-smirnov, uji normalitas bisa diuji dengan Jarque-Bera (JB test). Seperti halnya dengan uji skewness dan kurtosis, Uji JB test ini merupakan uji normalitas dengan berdasarkan pada koefisien keruncingan (kurtosis) dan koefisisen kemiringan (skewness). Uji ini dilakukan dengan membandingkan statistik JarqueBera (JB) dengan nilai X2 tabel. Jika nilai Jarque-Bera (JB) ≤ X2 tabel maka nilai residual terstandarisasi dinyatakan berdistribusi normal. (Suliyanto, 2011: 75) Jarque-Bera adalah uji statistik untuk menguji apakah data berdistribusi normal. Probability menunjukan kemungkinan nilai Jarque-Bera melebihi (dalam nilai absolute) nilai terobsesi di bawah hipotesis nol. Nilai probabilitas yang kecil cenderung mengarahkan pada 67 penolakan hipotesis nol distribusi normal. Pada angka Jarque-Bera di atas sebesar 0.8637 (lebih besar daripada 5%), kita tidak menolak H0 bahwa data berdistribusi normal (Winarno, 2007: 5.37). b. Uji Multikolinearitas Uji asumsi klasik jenis ini diterapkan untuk analisisi regresi berganda yang terdiri atas dua atau lebih variabel bebas atau independen variabel di mana akan diukur keeratan hubungan antarvariabel bebas melalui besaran koefisien korelasi (r). Dikatakan multikolinearitas, jika koefisien korelasi antarvariabel bebas (X1, dan X2, X3 dan seterusnya) lebih besar dari 0.50. dikatakan tidak terjadi multikolinearitas jika koefisien korelasi antar variabel bebas lebih kecil atau sama dengan 0.50 (Sunyoto, 2013:87). Menurut Ghozali (2015) uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna di antara variabel bebas atau tidak. Adanya multikolinearitas atau korelasi yang tinggi antarvariabel independen dapat dideteksi dengan beberapa cara di bawah ini: 1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen. 68 2) Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas. Tidak adanya korelasi tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari multikolinearitas. Multikolinearitas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen. 3) Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Multikolinearitas dapat juga dilihat dari (1) nilai Tolerance dan lawannya (2) Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen dan diregresi terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen. Jadi tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah tolerance < 0.10 atau sama dengan VIF>10. Setiap peneliti harus meneliti tingkat kolinearitas 0.90. walaupun multikolinearitas dapat dideteksi dengan nilai tolerance dan VIF, tetapi kita masih tetap 69 tidak mengetahui variabel independen mana sajakah yang berkorelasi. Menurut Ghozali (2015) tidak terdapat korelasi antarvariabel independen yang tinggi di atas 0.90. Jadi, dapat disimpulkan bahwa apabila terdapat nilai korelasi antarvariabel di bawah 0.90, maka tidak terdapat multikolinearitas antarvariabel independen. c. Uji Heteroskedastisitas Jika residual mempunyai varian yang sama disebut terjadi Homoskedastisitas dan jika variansnya tidak sama atau berbeda disebut terjadi heteroskedastisitas. Persamaan regresi yang baik jika tidak terjadi heteroskedastisitas (Sunyoto, 2013: 91). Heteroskedastisitas berarti ada varian variabel pada model regresi yang tidak sama (konstan). Sebaliknya, jika varian variabel pada model regresi nilai yang sama (konstan) maka disebut dengan homoskedastistas. Masalah heteroskedastisitas sering terjadi pada penelitian yang menggunakan data cross-section daripada data runtun waktu (time series). Heteroskedastisitas tidak menyebabkan estimator (koefisien variabel independen) menjadi bias karena residual bukan komponen menghitungnya. Namun, menyebabkan estimator jadi tidak efisien dan 70 BLUE lagi serta standard error dari model regresi menjadi bias sehingga meyebabkan nilai t statistik dan F hitung bias (miss leading). Dampak akhirnya adalah pengembalian kesimpulan statistik untuk pengujian hipotesis menjadi tidak valid. d. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara anggota data observasi yang diuraikan menurut waktu (timesseries) atau ruang (cross section) (Suliyanto, 2011 : 125). Uji Autokorelasi dengan Metode Durbin Watson merupakan uji yang sangat popular untuk menguji ada tidaknya masalah otokorelasi dari model empiris yang diestimasi. Tabel 3. 3 Syarat Uji lulus Uji Autokorelasi DW Kesimpulan < dl Ada aotokorelasi (+) dL s.d dU Tanpa kesimpulan du s.d 4 – dU Tidak ada aotokorelasi 4 – dU s.d 4 – dl Tanpa kesimpulan >4 – dL Ada aotokorelasi (-) 71 Salah satu cara untuk mengatasi masalah autokorelasi adalah dengan metode Cohcrane-Orcutt untuk kasus autokorelasi berbentuk ar(1) dan nilai ρ diketahui. Teknik koreksi ini cukup sederhana dengan menambahkan ar(t) pada baris paling belakang persamaan regresi. Simbol t menunjukkan tingkan autoregresi terjadinya autokorelasi (Ghozali, 2013: 159). 4. Uji Model Uji model digunakan untuk mengetahui model manakah yang lebih baik, apakah fixed effect model, common effect model, atau random effect model.Uji model ini hanya dilakukan oleh data yang menggunakan regresi data panel. Menurut Ghozali (2011) untuk mengetahui model yang lebih baik dari ketiganya dilihat dari signifikansi statistik dari koefisien yang diestimasi dan nilai R2-nya. Dibandingkan dengan model sebelumnya. 5. Uji Hipotesis a. Uji signifikan Parsial (Uji t) Uji statistik t dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel individu independen secara individu dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2011:178). 72 Apabila thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen dengan menggunakan tingkat signifikan sebesar 5%, jika nilai thitung > ttabel maka secara satu persatu variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Selain itu, dapat juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada 0.05 (untuk tingkat signifikansi = 5%), maka variabel independen secara satu persatu berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar daripada 0,05 maka variabel independen secara satu persatu tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Historis yang digunakan adalah sebagai berikut: 1) H0 : β = 0, Tidak terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen. 2) Ha : β ≠ 0, Terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini menggunakan uji signifikansi dua arah atau two tailed test, yaitu suatu uji yang menggunakan dua daerah penolakan H0 yaitu terletak di ujung sebelah kanan dan kiri. Dalam pengujian dua arah biasa digunakan untuk tanda sama dengan (=) pada hipotesis nol 73 dan tidak sama dengan (≠) pada hipotesis alternatif. Tanda (=) dan (≠) ini tidak menunjukkan satu arah, sehingga pengujian dilakukan untuk dua arah (Purwanto dan Suharyadi, 2009:88-89). Kriteria dalam uji parsial (Uji t) dapat dilihat berdasarkan uji hipotesis dengan membandingkan thitung dengan ttabel yaitu, apabila thitung < -ttabel atau thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (Suharyadi dan Purwanto, 2009:191). Selain itu, dapat juga melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada 0.05 (untuk tingkat signifikansi = 5%), maka variabel independen secara satu persatu berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar daripada 0.05 maka variabel independen secara satu persatu tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apakah variabelvariabel independen (X) secara simultan (bersama-sama) mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen (Y) (Ghozali, 2011:177). Apabila Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan sebesar 5%, jika nilai Fhitung > Ftabel maka secara bersama-sama seluruh variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Selain itu, dapat 74 juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada 0.05 (untuk tingkat signifikansi = 5%), maka variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai probbailitas lebih besar daripada 0.05 maka variabel independen secara serentak tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. 3) H0 : β = 0, Tidak terdapat pengaruh signifikan secara simultan antara variabel independen terhadap variabel dependen. 4) Ha : β ≠ 0, Terdapat pengaruh signifikan secara simultan antara variabel independen terhadap variabel dependen. E. Operasional Variabel Varibel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen yang dinyatakan dalam simbol X yaitu terdiri dari Return On Equity, Earning Per Share, Price to Book Value, Book Value per Share, Price Earning Ratio dan kepemilikan institusional dan variabel dependennya adalah harga saham. Dalam penelitian ini definisi operasional dari kedua jenis variabel yang digunakan adalah sebagai berikut: No. 1. Tabel 3. 4 Definisi Operasional Variabel Penelitian Variabel Definisi Rumus ROE Kemampuan (Return On perusahaan dalam šššš šššš šš š”šš”šš ššš¢šš”šš Skala rasio 75 Equity) menghasilkan laba dalam total asset yang dimiliki 2. EPS EPS memberikan (Earning Per informasi tentang Share) suatu perusahan Rasio mengenai besarnya laba bersih perusahaan yang siap šššš šššš šš šš¢šššš š šššš ššššššš dibagikan pada semua pemegang saham. 3. PER rasio saham yang (Price Earing menunjukkan Ratio) perbandingan antar harga saham di pasar dengan laba saham di š»šššš ššš šššššš š šššš šæššš šššš šš Rasio ššššš ššš š šššš šµššš š£ššš¢š ššš š šššš Rasio pasar dengan laba yang diterima dari setiap lembar saham. 4. PBV rasio pasar (Price Book (market ratio) Value Ratio) yang digunakan untuk mengukur 76 kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya. 5. BVPS nilai buku sebagai (Book Value jumlah aktiva dan Per Share) neraca dikurangi kewajiban yang š”šš”šš ššš¢šš”šš Rasio šš¢šššš š šššš š¦ššš ššššššš ada atau modal dari pemilik. 6. Kepemilikan Kepemilikan yang insitusional dimiliki oleh institusi seperti perusahaan bank, šš¢šššš ššššššššššš ššš šš”š¢š š Rasio šš¢šššš š šššš š¦ššš ššššššš investasi, yayasan, wakaf atau badan milik perorangan. 7. Harga Saham harga yang terbentuk di bursa nomin saham dan umumnya harga al Closing Price saham itu diperoleh untuk menghitung nilai saham 77 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah dan perkembangan Pasar Modal Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tesebut disebabkan oleh beberapafaktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977 dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah. 78 Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dilihat sebagai berikut: Desember 1912 Bursa Efek Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda 1914 - 1918 Bura Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I 1925 - 1942 Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya Awal tahun 1939 Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup 1942 - 1952 Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II 1956 Program nasionalisasi perusahaan Belanda.Bursa Efek semakin tidak aktif 1956 - 1977 Perdagangan di Bursa Efek vakum 10 Agustus 1977 Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama 1977 - 1987 Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24, masyarakat 79 lebih memilih instumen perbankan dibandingkan instrumen pasar modal 1987 Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi Indonesia untuk melakukan penawaran umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia 1988 - 1990 Paket deregulasi di bidang Perbankan dan Pasar Modal dilundurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat 2 Juni 1988 Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer Desember 1988 Pemerintah mengeluarkan (PAKDES 88) yang Paket Desember memberikan 88 kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal 16 Juni 1989 BursaEfek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatasa milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya 80 13 Juli 1992 Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ 22 Mei 1995 Sistem Otomasi perdagangan BEJ dilaksanakan dengan sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems) 10 November 1995 Pemerintah mengaluarkan Undang-Undanga No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai berlakukan mulai Januari 1996 1995 Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya 2000 Sistem Perdagangan Tanpa Wakaf (scipless trading) mulai diaplikasikan di Pasar Modal 2002 BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading) 2007 Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) 2 Maret 2009 Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT Bursa Efek Indonesia: JATS-NextG Sumber: idx.co.id 81 2. Gambaran Umum Perusahaan Sektor Real Estate, Properti, dan Konstruksi Bangunan Penelitian ini mengambil sampel pada perusahaan sektor real estate, properti, dan konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini hanya mengambil tahun penelitian dari tahun 2012 – 2016. Berdasarkan hasil data semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, seluruh populasi sebesar 70 perusahaan. Setelah dilakukan penyeleksian menggunakan purposive sampling terpilih hanya 14 perusahaan yang dijadikan sampel penelitian ini. Data yang digunakan berasal dari data laporan keuangan tahunan setiap perusahaan yang telah diaudit dan terdapat di situs web idx.co.id ataupun masing-masing website resmi perusahaan dari tahun 2012 hingga tahun 2016. Berikut ini adalah rincian sampel perusahaan penelitian: No. 1. Tabel 4. 1 Sampel penelitian Keterangan Perusahaan yang terdaftar di sektor real Jumlah 63 estate, properti, dan konstruksi bangunan 2. Perusahaan yang delisting dan relisting (13) 3. Perusahaan yang memiliki kerugian (20) selama periode penelitian 82 4. Perusahaan yang tidak mempunyai (12) laporan keuangan yang lengkap 5. perusahaan yang tidak memiliki struktur (4) kepemilikan institusional 6. Perusahaan yang memiliki struktur 14 kepemilikan institusional dalam modal sahamnya 7. Tahun pengamatan Jumlah observasi penelitian 5 70 Sumber: Data sekunder diolah 2016 Berikut ini adalah penjelasan dari 14 perusahaan yang termasuk sampel penelitian: a) Agung Podomoro Land Tbk. APLN didirikan pada tanggal 30 Juli 2004 dengan nama PT Tiara Metropolitan Jaya. APLN, adalah perusahaan yang terdaftar sebagai flagship (IDX: APLN) dari Agung Podomoro Group (APG), adalah salah satu pengembang real estat dengan pertumbuhan tercepat dan terbesar di Indonesia dengan kepentingan superblok, properti ritel, perkantoran, apartemen dan perumahan, dan hotel. Dari tahun 1973 sampai sekarang, anggota APG telah menyelesaikan atau memulai 83 pembangunan lebih dari 70 proyek properti, dengan mayoritas ditujukan kepada kelas menengah Segmen masyarakat, dengan proyek mulai dari apartemen dengan biaya rendah hingga apartemen kelas atas di Jakarta Selatan, high end dan mal sekitar, ruko, hotel dan menara perkantoran. b) Alam Sutera Realty Tbk. PT Alam Sutera Realty Tbk (“Perusahaan”) didirikan pada tanggal 3 November 1993 dengan nama PT Adhihutama Manunggal oleh Harjanto Tirtohadiguno beserta keluarga yang memfokuskan kegiatan usahanya di bidang properti. Perusahaan mengganti nama menjadi PT Alam Sutera Realty Tbk dengan akta tertanggal 19 September 2007 No. 71 dibuat oleh Misahardi Wilamarta, S.H., notaris di Jakarta. Pada 18 Desember 2007, Perusahaan menjadi perusahaan publik dengan melakukan penawaran umum di Bursa Efek Indonesia. Setelah lebih dari 19 tahun sejak didirikan, Perusahaan telah menjadi pengembang properti terintegrasi yang memfokuskan kegiatan usahanya dalam pembangunan dan pengelolaan perumahan, kawasan komersial, kawasan industri, dan juga pengelolaan pusat perbelanjaan, pusat rekreasi dan perhotelan (pengembangan kawasan terpadu). Pada tahun 1994, Perusahaan mulai mengembangkan proyek pertama di sebuah kawasan terpadu bernama Alam Sutera yang terletak di Serpong, Tangerang. Pengembangan tahap pertama dari Alam Sutera sudah selesai dilakukan, dan saat ini Perusahaan memfokuskan untuk 84 pengembangan tahap kedua yang lebih menitik beratkan kepada pembangunan area komersial. Seiring dengan pengembangan Alam Sutera tahap kedua, pada tahun 2012 Perusahaan juga memasarkan beberapa cluster baru di proyek Suvarna Padi Golf Estate, Pasar Kemis, Tangerang dan melakukan akuisisi atas beberapa aset di lokasi strategis di Bali dan gedung perkantoran di Jakarta. c) Bekasi Asri Pemula Tbk. PT. Bekasi Asri Pemula Tbk, merupakan perusahaan pengembang perumahan di wilayah Bekasi dan Pamulang dengan fokus segmen konsumen pada golongan menengah untuk perumahan Bumi Serpong Residen dan golongan bawah untuk perumahan Taman Alamanda dan Alamanda Regency. Terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2008, Perseroan berkomitmen untuk menciptakan nilai bagi pemegang saham, pelanggan dan masyarakat dalam menjalankan usahanya dan tanggung jawab yang tinggi. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan ruang lingkup Kegiatan Perseroan adalah dalam bidang real estate, perdagangan, industri, percetakan, agrobisnis, pertambangan dan jasa angkutan. Perseroan mulai melakukan kegiatan komersial sejak tahun 2004 dan kegiatan usaha yang dijalankan perseroan sampai dengan saat ini adalah real estate. Produk yang dihasilkan adalah rumah sederhana, rumah menegah keatas dan pasar bersih. 85 d) Bumi Serpong Damai Tbk. Sinar Mas Land Limited (sebelumnya dikenal sebagai AFP Properties Limited), terdaftar di Singapore Exchange dan berkantor pusat di Singapura, bergerak dalam bisnis properti melalui operasinya di Indonesia, China, Malaysia dan Singapura. Sinar Mas Land memiliki investasi jangka panjang di bangunan komersial utama, hotel dan resor, dan terlibat dalam pengembangan properti dan penyewaan di Indonesia, China, Malaysia dan Singapura. Sinar Mas Land - Indonesia Operation, memiliki sekitar 10.000 hektar lahan strategis (pada tahun 2011) dengan proyek-proyek di bidang pembangunan kota, perkampungan, perumahan, komersial, ritel, industri, dan perhotelan, termasuk layanan terkait properti, tidak diragukan lagi merupakan yang terbesar. Dan perusahaan properti yang paling terdiversifikasi di Indonesia. Terdiri dari dua perusahaan properti yang terdaftar dengan baik: PT. Bumi Serpong Damai, Tbk dan PT. Duta Pertiwi, Tbk; Keduanya memiliki pangsa pasar yang mapan lebih dari US $ 2 miliar. e) Duta Anggada Realty Tbk Perusahaan memulai aktivitasnya kurang lebih 30 tahun lalu dengan membangun sebuah kompleks huniandi Jakarta Selatan. Langkah awal ini kemudian diikuti dengan membangun dengan beberapa langkah-langkah gedung perkantoran selanjutnya dan pusat 86 perbelanjaan untuk memenuhi kebutuhan akan gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan yang terus meningkat sehingga pada awal dekade 1990-an, Perusahaan memperoleh reputasi sebagai salah satu perusahaan properti yang terkemuka di Indonesia. Dalam rangka mempertahankan reputasinya sebagai Perusahaan kemudian memperluas kegiatan usahanya dari semula hanya di bidang properti untuk investasi, yaitu properti untuk disewakan, hingga juga mencakup bidang properti untuk pengembangan, yaitu properti untuk dijual. Saat ini, portofolio Perusahaan mencakup berbagai properti prestisius, baik yang telah selesai dibangun maupun yang sedang dalam pembangunan, yakni di sektor perkantoran, pemukiman, pusat perbelanjaan dan perhotelan. f) Megapolitan Development Tbk PT . Megapolitan Developments Tbk didirikan pada tahun 1976 dan merupakan keunggulan perusahan yang sudah lebih dari tiga dekade di bidang property dengan fokus pada perumahan, komersial dan daerah mega-blok. EMDE tercatat di Bursa Efek Indonesia di tahun 2011 pada Papan Pengembangan Perusahaan yang didirikan pada tahun 1976 dan berpusat di Jakarta, Indonesia. g) Perdana Gapuraprima Tbk. Perdana Gapuraprima Tbk. Adalah salah satu perusahaan properti nasional yang telah berdiri selama 30 tahun dalam perkembangan 87 proyek properti seperti dari rumah sederhana, real estate, komersial, hotel, dan gabungan proyek yang ada di Indonesia. Perdana Gapuraprima Tbk. Berdiri didirikan tahun 1980 oleh Gunarso Susanto Margono yang dimulai di perumahan komplek di Lampung, Bekasi, dan Bogor. Sekarang PT. Perdana Gapuraprima telah menjadi pengembang apartemen, perkantoran, dan trade center yang tidak hanya ada di Jakarta, tetapi di kota-kota besar seperti Bandung, Solo, dan Bali. Sampai sekarang PT. Perdana Gapuraprima Tbk. Telah membangun lebih dari 30 proyek sepanjang di pulau Jawa dan Bali dan akan tetap berekspansi ke seluruh Indonesia. h) Metropolitan Land Tbk. Pada tahun 1970, tujuh pengusaha profesional Indonesia: Ir. Smail Sofyan, Ir. Budi Brasali, Drs Budiman Kusika, H. Subagdja Prawata, Ir. Soekrisman, Ir. H Secakusuma dan Ir. Ciputra selaku pimpinan, berkumpul bersama untuk mengorganisir PT Metropolitan Development (MD). Pendiri ketujuh memiliki visi masa depan yang sama. Dalam cara Metropolitan Development (MD) berkembang pesat di berbagai bidang dan telah menjadi pemain aktif dalam pertumbuhan dinamis ibu kota Indonesia. MD mendirikan banyak perusahaan sukses saat ini, salah satunya adalah PT Metropolitan Land Tbk (Metland). Metland lahir atas kisah sukses MD PT Metropolitan Land Tbk 88 (Metland) yang didirikan pada tanggal 16 Februari 1994 dan mulai beroperasi pada tanggal 28 Oktober 1994. Sejak saat itu, perusahaan tetap fokus pada pembangunan perumahan dan komersial. Keberhasilan Metland saat ini menunjukkan kepuasan pelanggan, kualitas produk, manajemen profesional dan juga hubungan baik dengan lingkungan dan kemitraan anak perusahaan. Sejak tahun 2004, sebuah perusahaan investasi Singapura bernama Reco Newtown Pte. Ltd telah bergabung dengan perusahaan, meyakinkan fakta bahwa kepercayaan dari pemangku kepentingan semakin meningkat. Pada tahun yang sama, Metland memperoleh sertifikasi ISO 9001: 2000 dari United Registrar System, yang membuktikan bahwa sistem manajemen Metland telah memenuhi standar internasional dan menunjukkan profesionalisme yang tinggi kepada publik juga. i) PT Plaza Indonesia Tbk Plaza Indonesia Realty Tbk adalah perusahaan yang berdiri sejak tahun 1983 dengan visi yang kuat, membidik celah pasar dengan membangun property prestisius di lokasi premium. Mulai beroperasi sejak tahun 1990 – 1991, Perseroan memulai bisnisnya dengan mendirikan kompleks Plaza Indonesia yang terdiri dari Plaza Indonesia Shopping Center dan Hotel Grand Hyatt Jakarta. 89 j) PT. PP Persero Tbk PT PP (Persero) didirikan dengan nama NV Pembangunan Perumahan berdasarkan Akta Notaris No.48 tanggal 26 Agustus 1953. Berdasarkan peraturan pemerintah No.39 tahun 1971. Kegiatan usaha inti perusahaan ini adalah di bidang jasa konstruksi. Selama lebih dari lima dekade, PT PP (Persero) telah menjadi pemain utama dalam bisnis konstruksi nasional, berbagai mega proyek nasional dikelola dan dikerjakan PT PP (Persero). Pada 1991, PT PP (Persero) menempuh diversifikasi kegiatan usaha, yakni property dan realti, di antaranya usaha sewa ruang kantor di Plaza PP dan pengembangan usaha realti di kawasan Cibubur. Selain itu, PT PP (Persero) juga membentuk beberapa anak perusahaan dengan menggandeng mitra dari dalam dan luar negeri di antaranya PT. PP-Taisei Indonesia Construction, PT Mitracipta Polasarana dan PT Citra Waspphutowa. Pelaksanaan program IPO PT PP (Persero) Tbk telah mendapatkan persetujuan dari Pemerintah Publik Indonesia sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 76 tahun 2009 tentang Perubahan Struktur Kepemilikan Saham Negara melalui Penerbitan dan Penjualan Saham Baru pada PT PP (Persero) tanggal 28 Desember 2009. k) PT. Pikko Land Tbk PT Pikko Land Development Tbk didirikan dengan nama PT Roda Panggon Harapan berdasarkan Akta Pendirian No. 83 tanggal 15 90 Oktober 1984 dari Benny Kristianto S.H., notaris di Jakarta. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 8 tanggal 5 Oktober 2012 dari notaris Rudy Siswanto, S.H., notaris di Jakarta mengenai perubahan nama dan tempat kedudukan, semula PT Royal Oak Development Asia Tbk menjadi PT Pikko Land Development Tbk dan semula di Jakarta Selatan menjadi di Jakarta Pusat. l) PT. Summarecon Agung Tbk PT. Summarecon Agung Tbk (“Summarecon”) didirikan pada tahun 1975 oleh Bapak Soetjipto Nagaria dan rekan–rekannya untuk membangun dan mengembangkan real estat. Dimulai dengan membangun 10 hektar lahan di kawasan rawa-rawa di daerah Kelapa Gading, para pendiri Perusahaan berhasil mengubah kawasan tersebut menjadi salah satu daerah hunian dan bisnis paling bergengsi di Jakarta. Kombinasi dari pengetahuan, keterampilan, karyawan yang berdedikasi dan komitmen kepada pelanggan serta pemasok, Summarecon dikenal atas keandalannya, keahliannya dan kemampuannya dalam melaksanakan dan menyelesaikan proyek pengembangan properti di Kelapa Gading, Serpong, Bekasi, Bandung dan Karawang. m) PT. Surya Semesta Internusa Tbk Pada 15 Juni 1971, Perseroan didirikan dengan nama PT Multi Investments Limited, kemudian bertransformasi menjadi PT Surya 91 Semesta Internusa pada 1995. Kegiatan utama Perseroan bergerak dalam bidang pengembangan kawasan industri, properti komersial, jasa konstruksi dan perhotelan melalui penyertaan pada Entitas Anak. Didukung manajemen yang andal dengan strategi pengelolaan yang profesional dan kepercayaan yang besar dari para pemegang saham, Perseroan mampu menghasilkan proyek-proyek monumental. Menandai kiprah awal perjalanan Perseroan sebagai perusahaan pengembang, Perseroan berhasil mengembangkan Kuningan Raya, sebuah kawasan pemukiman dan bisnis yang terletak di daerah Segitiga Emas Jakarta Selatan. Begitu pun dengan Glodok Plaza yang merupakan salah satu pusat perbelanjaan modern pertama di Indonesia yang terletak di kawasan komersial di Jakarta Barat. Proyek berikutnya bergantian menjadi tonggak sejarah penting yang membesarkan nama Surya Internusa. n) PT. Total Bangun Persada Tbk. Berdiri dengan nama PT Tjahja Rimba Kentjana pada tanggal 4 September 1970, TOTAL yang bergerak di bidang bangunan dan konstruksi melakukan restrukturisasi dan mengubah namanya menjadi PT Total Bangun Persada pada awal tahun 1981. Tahun 2006, PT Total Bangun Persada menjadi perusahaan publik dengan nama PT Total Bangun Persada Tbk dan mencatat 2.750 juta lembar saham di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia) dengan kode TOTL. Saat 92 ini, TOTAL beroperasi didukung dengan modal yang kuat dan tim manajemen yang handal. Perusahaan memiliki visi baru untuk „menjadi kontraktor bangunan terkemukaā yang didukung oleh kebanggaan dan keunggulan di bidang konstruksi; dan visi tersebut sekarang menjadi kenyataan. B. Analisis dan Pembahasan 1. Deskriptif Sampel Penelitian ini menggunakan 14 perusahaan sebagai sampel penelitian. Sepuluh perusahaan tersebut adalah perusahaan sektor real estate, properti, dan konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang data perusahaannya lengkap dari tahun 2012-2016 dan memenuhi kriteria yang telah ditentukkan sebelumnya. Berikut ini adalah daftar perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini: No. Tabel 4. 2 Nama Perusahaan Sampel Penelitian Nama Perusahaan Kode Perusahaan 1. PT Agung Podomoro Land Tbk APLN 2. PT Alam Sutera Realty Tbk ASRI 3. PT Bekasi Asri Pemula Tbk BAPA 4. PT Bumi Serpong Damai Tbk BSDE 5. PT Duta Anggada Realty Tbk DART 93 6. PT Megapolitan Developments Tbk EMDE 7. PT Perdana Gapuraprima Tbk GPRA 8. PTMetropolitan Land Tbk MTLA 9. PT PLazaIndonesia Tbk PLIN 10. PT PP (Persero) PTPP 11. PT Pikko Land Development Tbk RODA 12. PT Summarecon Agung Tbk SMRA 13. PT Surya Semesta Internusa Tbk SSIA 14. Total Bangun Persada Tbk TOTL Sumber: Data diolah 2016 2. Deskriptif Variabel Penelitian ini menggunakan variabel dependen yaitu harga saham. Sedangkan, variabel independen meliputi Return On Equity, Earning Per Share, Price to Book Value, Book Value Per Share, Price Earning Ratio, dan Kepemilikan Institusional .Sampel dalam penelitian ini sebanyak 14 perusahaan. periode pengamatan yang dilakukan selama 5 tahun yaitu dari tahun 2012-2016. Pengolahan data-data tersebut dilakukan dengan menggunakan program Software Microsoft Excel dan Eviews 8.0. adapun deskripsi dari variabel penelitian tersebut adalah sebagai berikut: 94 a. Perkembangan Return On Equity Return On Equity termasuk dalam rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan, Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi (Kasmir, 2012: 196). Gambar 4. 1 Nilai ROE masing-masing perusahaan 2012-2016 (dalam desimal) rata-rata Return On Equity 2012 - 2016 0.2500 0.2000 0.1500 0.1000 0.0500 0.0000 Sumber: Data diolah 2016 95 Tabel 4. 3 Nilai ROE masing-masing perusahaan tahun 2012-2016 (dalam desimal) KODE No. 2012 1 APLN 0.1325 2 ASRI 0.2570 3 BAPA 0.0513 4 BSDE 0.1404 5 DART 0.0637 6 EMDE 0.0080 7 GPRA 0.0801 8 MTLA 0.1312 9 PLIN 0.1052 10 PTPP 0.1870 11 RODA 0.0517 12 SMRA 0.2076 13 SSIA 0.4424 14 TOTL 0.2575 Rata-rata 0.1511 Sumber: Data diolah 2016 2013 0.1290 0.1668 0.0543 0.2166 0.0618 0.0609 0.1330 0.1365 0.0154 0.2120 0.2189 0.2353 0.2859 0.2603 0.1562 2014 0.1163 0.1847 0.0708 0.2163 0.1256 0.0747 0.1029 0.1518 0.1513 0.2226 0.2460 0.2315 0.1690 0.2049 0.1620 2015 0.1231 0.1036 0.0119 0.1064 0.0519 0.0928 0.0770 0.1084 0.1162 0.1642 0.1912 0.1413 0.1148 0.2208 0.1160 rata2016 rata 0.0942 0.1190 0.0710 0.1566 0.0170 0.0411 0.0837 0.1527 0.0519 0.0710 0.0952 0.0663 0.0465 0.0879 0.1265 0.1309 0.3175 0.1411 0.1067 0.1785 0.0221 0.1460 0.0741 0.1780 0.0301 0.2084 0.2348 0.2356 0.0979 0.1367 Pada Gambar 4.1 diketahui bahwa rata-rata ROE tahun 2012-2016 tertinggi terdapat di perusahaan PT. Total Bangung Persada Tbk. dengan nilai 0.2356 dan yang terendah terdapat di perusahaan PT Bekasi Asri Pemula Tbk. dengan nilai 0.0410. Pada Tabel 4.3 Diketahui bahwa nilai ROE tertinggi berada pada tahun 2014 sebesar 0.1620, sedangkan nilai ROE terendah berada pada tahun 2016 yaitu sebesar 0.0979. Semakin besar ROE semakin baik pula manajemen perusahaan karena dari modal yang dikelola dihasilkan pendapatan yang optimal. 96 Return On equity (ROE) yang tinggi akan mendorong para manajer untuk memberikan informasi yang lebih terinci, sebab mereka ingin meyakinkan investor bahwa perusahaan mampu menghasilkan profitabilitas yang baik, yang pada akhirnya akan mengingkatkan kompensasi terhadap manajemen (Riana dan Dewi, 2015). b. Perkembangan Earning Per Share Menurut Walsh (2004: 150), pertumbuhan EPS memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. EPS menunjukkan perbandingan antara laba bersih dengan jumlah saham yang beredar. Semakin tinggi nilai EPS berarti semakin besar laba yang diperoleh pemegang saham atas setiap lembar saham yang dimilikinya. Gambar 4. 2 Nilai EPS masing-masing perusahaan 2012-2016 (dalam desimal) rata-rata Earning Per Share 2012 - 2016 160.000 140.000 120.000 100.000 80.000 60.000 40.000 20.000 0.000 Sumber: Data diolah 2016 97 Tabel 4. 4 Nilai EPS masing-masing perusahaan tahun 2012-2016 (dalam desimal) rataKODE No. 2012 2013 2014 2015 2016 rata 1 APLN 41.039 45.378 47.994 54.476 52.608 48.299 2 ASRI 61.889 45.272 59.898 34.825 25.967 45.570 3 BAPA 6.782 7.594 10.648 1.820 2.747 5.918 4 BSDE 84.521 166.066 217.532 122.171 105.864 139.231 5 DART 57.563 57.554 129.887 56.588 61.080 72.535 6 EMDE 1.246 10.150 13.440 18.289 19.543 12.534 7 GPRA 13.160 24.905 21.419 17.044 10.989 17.504 8 MTLA 26.901 31.793 40.797 31.349 41.347 34.438 9 PLIN 66.120 9.392 100.914 78.786 204.400 91.922 10 PTPP 63.952 86.882 109.876 174.585 185.718 124.202 11 RODA 5.254 27.722 38.078 35.288 4.499 22.168 12 SMRA 55.598 76.922 97.392 74.689 42.469 69.414 13 SSIA 156.977 159.884 109.991 82.056 21.597 106.101 14 TOTL 53.290 62.513 48.021 56.098 64.894 56.963 Rata-rata 49.592 58.002 74.706 59.862 60.266 60.486 Sumber: Data diolah 2016 Pada Gambar 4.2 Diketahui bahwa rata-rata EPS tahun 2012-2016 tertinggi adalah PT. Bumi Serpong Damai Tbk sebesar 139.2306 sedangkan rata-rata EPS terendah terdapat pada perusahaan PT. Bekasi Asri Pemula Tbk. sebesar 5.9183. Pada tabel 4.4 Diketahui bahwa rata-rata EPS tertinggi pada 14 perusahaan berada di tahun 2014, yaitu sebesar 74.706 sedangkan terendah berada di tahun 2012 yaitu sebesar 49.592. Menurut Haryamami (2007) dalam Darnita (2013) bahwa informasi EPS merupakan informasi yang dianggap paling mendasar dan berguna, 98 karena bisa menggambarkan prospek earning perusahaan di masa depan. Semakin tinggi EPS, semakin tinggi pula keuntungan para pemegang saham per lembar sahamnya, yang akan berpengaruh pada minat investor untuk membeli saham. c. Perkembangan Price to Book Value Price to Book Value (PBV) menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku suatu saham. Semakin besar rasio ini menggambarkan kepercayaan pasar akan prospek keuangan perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhrudin, 2001). Gambar 4. 3 Nilai PBV masing-masing perusahaan 2012-2016 (dalam desimal) rata-rata Price to Book Value 2012 - 2016 6.0000 5.0000 4.0000 3.0000 2.0000 1.0000 0.0000 Sumber: Data diolah 2016 99 Tabel 4. 5 Nilai PBV masing-masing perusahaan tahun 2012-2016 (dalam desimal) KODE No. 1 APLN 2 ASRI 3 BAPA 4 BSDE 5 DART 6 EMDE 7 GPRA 8 MTLA 9 PLIN 10 PTPP 11 RODA 12 SMRA 13 SSIA 14 TOTL Rata-rata 2012 1.1947 2.4915 1.0516 1.8441 0.7860 0.8951 0.8699 2.6341 2.5763 2.3071 3.4422 3.5473 3.0436 4.3480 2.2165 2013 0.6111 1.5847 0.4722 1.6825 0.4776 0.6665 2.5631 1.6320 3.1559 2.6900 3.5538 2.3858 1.0013 2.0818 1.7542 2014 0.8116 1.7271 0.3391 1.7951 0.6574 0.7612 3.0034 1.6557 5.6239 6.8839 3.0294 3.6136 1.6442 4.7786 2.5946 2015 0.7547 1.0208 0.3278 1.5678 0.3848 0.7310 2.7089 0.7436 5.9005 3.4650 3.2246 3.1219 0.9093 2.4208 1.9487 2016 0.4318 0.9623 0.3086 1.4028 0.3121 0.6817 0.7747 1.0829 7.5342 2.1880 1.9163 2.3118 0.6045 2.7675 1.6628 ratarata 0.7608 1.5573 0.4999 1.6585 0.5236 0.7471 1.9840 1.5497 4.9582 3.5068 3.0333 2.9961 1.4406 3.2793 2.0354 Sumber: Data diolah 2016 Pada Gambar 4.3 diketahui bahwa rata-rata PBV tahun 2012-2016 tertinggi adalah PT. PP Persero Tbk sebesar 3.5068 sedangkan ratarata PBV terendah terdapat pada perusahaan PT. Bekasi Asri Pemula Tbk. sebesar 0.4999. Pada tabel 4.5 diketahui bahwa rata-rata nilai PBV yang tertinggi pada tahun 2014 yaitu sebesar 2.5946 sedangkan rata-rata PBV terendah berada pada tahun 2013 yaitu sebesar 1.7542. 100 Semakin tinggi PBV memberikan investor kesempatan yang lebih besar untuk mendapatkan keuntungan dari saham yang ditanamnya. Keuntungan yang didapat investor, membuat investor semakin tertarik untuk menanamkan modalnya ke perusahaan tersebut, sehingga akan meningkatkan harga saham perusahaan. d. Perkembangan Book Value per Share Sedangkan Hartono (2008 : 120) menyatakan nilai buku adalah nilai saham menurut pembukuan perusahaan emiten dan nilai buku perlembar saham aktiva bersih yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham. Gambar 4. 4 Nilai BVS masing-masing perusahaan 2012-2016 (dalam desimal) rata-rata Book Value per Share 2012 - 2016 1200.000 1000.000 800.000 600.000 400.000 200.000 0.000 Sumber: Data diolah 2016 101 Tabel 4. 6 Nilai BVS masing-masing perusahaan tahun 2012-2016 (dalam desimal) KODE No. 2012 2013 2014 2015 2016 rata-rata 1 APLN 309.689 351.823 412.757 442.550 486.357 400.635 2 ASRI 240.815 271.346 324.243 336.011 365.805 307.644 3 BAPA 132.179 139.772 150.420 152.514 162.017 147.380 4 BSDE 601.915 766.720 1005.529 1148.077 1265.303 957.509 5 DART 903.331 931.650 1034.381 1091.365 1153.422 1022.830 6 EMDE 156.400 166.550 166.550 196.995 205.371 178.373 7 GPRA 164.391 187.277 208.099 221.489 236.208 203.493 8 MTLA 205.007 232.838 268.775 289.116 326.892 264.526 9 PLIN 628.812 608.381 608.381 677.907 643.731 633.442 10 PTPP 341.945 409.865 493.609 1062.956 1741.345 809.944 11 RODA 101.679 126.626 154.815 184.517 203.521 154.232 12 SMRA 267.808 326.928 420.631 528.523 573.151 423.408 13 SSIA 354.844 559.297 650.758 714.814 717.989 599.540 14 TOTL 206.990 240.173 234.380 254.051 276.425 242.404 Rata-rata 329.700 379.946 438.095 521.492 596.967 453.240 Sumber: Data diolah 2016 Pada Gambar 4.4 diketahui bahwa rata-rata BVS tahun 2012-2016 tertinggi adalah PT Duta Anggada Tbk sebesar 1022.830 sedangkan rata-rata BVS terendah terdapat pada perusahaan PT. Bekasi Asri Pemula Tbk. sebesar 147.3805 Pada tabel 4.6 diketahui bahwa rata-rata nilai BVS yang tertinggi pada tahun 2016 yaitu sebesar 596.967 sedangkan rata-rata BVS terendah berada pada tahun 2012 yaitu sebesar 329.700. Semakin tinggi nilai BVS akan semakin besar jaminan pemegang saham yang tentunya akan menarik minat investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut. Informasi peningkata BVS akan diterima pasar 102 sebagai sinyal baik yang akan memberikan masukan positif bagi investor dalam pengambilan keputusan membeli saham (Rahardjo dan Muid, 2013). e. Perkembangan Price Earning Ratio Price Earning Ratio menurut Hirt (2005) menunjukkan pada penerapan earnings per share untuk menentukkan nilai suatu saham. Fundamental perusahaan akan berubah seiring berjalannya waktu, sehingga PER nya akan ikut berubah pula. Gambar 4. 5 Nilai PER masing-masing perusahaan 2012-2016 (dalam desimal) rata-rata Price Earning Ratio 2012 - 2016 80.0000 70.0000 60.0000 50.0000 40.0000 30.0000 20.0000 10.0000 0.0000 Sumber: Data diolah 2012-2016 103 Tabel 4. 7 Nilai PER masing-masing perusahaan tahun 2012-2016 (dalam desimal) KODE No. 2012 2013 1 APLN 9.0159 4.7380 2 ASRI 9.6947 9.4981 3 BAPA 20.4959 8.6908 4 BSDE 13.1329 7.7680 5 DART 12.3343 7.7318 6 EMDE 112.3948 10.9360 7 GPRA 10.8661 19.2730 8 MTLA 20.0732 11.9524 9 PLIN 24.5010 204.4212 10 PTPP 12.3358 12.6902 11 RODA 66.6174 16.2323 12 SMRA 17.0871 10.1402 13 SSIA 6.8800 3.5025 14 TOTL 16.8888 7.9984 Sumber: Data diolah 2016 2014 6.9801 9.3493 4.7898 8.2976 5.2353 10.1936 29.1799 10.9076 37.1604 30.9254 12.3169 15.6071 9.7281 23.3232 2015 6.1311 9.8493 27.4681 14.7335 7.4220 7.8736 35.2020 6.8582 50.7705 21.0962 16.8611 22.0916 7.9214 10.9630 rata2016 rata 3.9918 6.1714 13.5555 10.3894 18.2003 15.9290 16.7668 12.1398 5.8939 7.7235 7.1636 29.7123 16.6532 22.2348 8.5617 11.6706 23.7280 68.1162 20.5150 19.5125 86.6842 39.7424 31.1990 19.2250 20.0949 9.6254 11.7885 14.1924 Pada Gambar 4.5 diketahui bahwa rata-rata PER tahun 2012-2016 tertinggi adalah PT. Plaza Indonesia Realty Tbk sebesar 68.1162 sedangkan rata-rata PER terendah terdapat pada perusahaan PT. Agung Podomoro Land Tbk. sebesar 6.1714. Pada tabel 4. 7 diketahui bahwa rata-rata nilai PER yang tertinggi pada tahun 2014 yaitu sebesar 23.3232 sedangkan rata-rata PER terendah berada pada tahun 2013 yaitu sebesar 7.9984. Price Earning Ratio yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan di masa mendatang cukup baik, sehingga investor akan bersedia untuk menanamkan modalnya karena dengan tingginya Price Earning Ratio 104 maka semakin tinggi pertumbuhan laba yang diharapkan investor, dimana akan berdampak maupun kemampuan pada perusahaan kenaikan untuk harga saham membagikan dividen, (Stella:2009). f. Perkembangan Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusional merupakan proporsi kepemilikan saham oleh institusi seperti LSM, perusahaan swasta, perusahaan efek, dana pensiun, perusahaan asuransi, bank dan perusahaan perusahaan investasi. Kepemilikan institusional diukur dengan menggunakan rasio antara jumlah lembar saham yang dimiliki oleh institusi terhadap jumlah lembar saham perusahaan yang beredar secara keseluruhan (Ujiyantho dan Pramuka, 2007). Gambar 4. 6 Nilai INST masing-masing perusahaan 2012-2016(dalam desimal) rata-rata Kepemilikan Institusional 2012 - 2016 1.0000 0.8000 0.6000 0.4000 0.2000 0.0000 Sumber: Data diolah 2016 105 Tabel 4. 8 Nilai INST masing-masing perusahaan tahun 2012-2016 (dalam desimal) KODE No. 2012 2013 1 APLN 0.6704 0.6748 2 ASRI 0.4699 0.5181 3 BAPA 0.6992 0.6416 4 BSDE 0.6313 0.6313 5 DART 0.0620 0.5386 6 EMDE 0.7186 0.7421 7 GPRA 0.6930 0.6930 8 MTLA 0.2268 0.2269 9 PLIN 0.8884 0.5954 10 PTPP 0.0765 0.0586 11 RODA 0.6890 0.6831 12 SMRA 0.2117 0.3812 13 SSIA 0.2156 0.2154 14 TOTL 0.565 0.565 Rata-rata 0.4869 0.5117 Sumber: Data diolah 2016 2014 0.6704 0.5148 0.7689 0.6489 0.5386 0.7421 0.8359 0.2276 0.5994 0.0401 0.6831 0.3812 0.2154 0.565 0.5308 2015 0.7713 0.5148 0.7689 0.6458 0.5386 0.6678 0.8525 0.3670 0.8734 0.0364 0.6831 0.3812 0.2399 0.565 0.5646 rata2016 rata 0.7702 0.7114 0.4389 0.4913 0.7689 0.7295 0.6106 0.6336 0.5386 0.4433 0.6678 0.7077 0.8525 0.7854 0.3670 0.2831 0.7872 0.7488 0.0010 0.0425 0.6831 0.6842 0.3812 0.3473 0.2348 0.2242 0.565 0.5650 0.5476 0.5283 Pada Gambar 4.6 Diketahui bahwa rata-rata INST tahun 2012-2016 tertinggi adalah PT. Perdana Gapuraprima Tbk sebesar 0.7854 sedangkan rata-rata INST terendah terdapat pada perusahaan PT. PP Persero Tbk. sebesar 0.0425. Pada tabel 4.8 Diketahui bahwa rata-rata nilai INST yang tertinggi pada tahun 2015 yaitu sebesar 0.5646 sedangkan rata-rata INST terendah berada pada tahun 2012 yaitu sebesar 0.4869. Semakin besar kepemilikan institusional maka semakin efisien pemanfaatan aktiva perusahaan dan diharapkan juga dapat bertindak 106 sebagai pencegahan terhadap pemborosan yang dilakukan oleh manajemen (Faisal, 2004). 3. Statistik Deskriptif Setelah diolah menggunakan software Eviews 8 dengan variabel dependennya adalah harga saham dan variabel independennya adalah Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Price to Book Value (PBV), Book Value per Share (BVS), Price Eaning Ratio (PER), dan Kepemilikan Institusional, maka diperoleh statistik deskriptif masing-masing variabel. Selengkapnya mengenai statistik deskriptif penelitian, dapat dilihat pada tabel 4.9 di bawah ini: Tabel 4. 9 Statistik Deskriptif a. Harga Saham Tabel di atas menunjukkan dari 70 sampel penelitian, nilai rata-rata harga saham perusahaan menunjukkan nilai 917.6070, nilai minimum 107 sebesar 50, nilai maksimum sebesar 4850 dan standar deviasi sebesar 1048.217. b. Return On Equity Tabel di atas menunjukkan dari 70 sampel penelitian, nilai rata-rata ROE perusahaan menunjukkan nilai sebesar 0.131463, nilai minimum sebesar 0.007964, nilai maksimum sebesar 0.260282 dan standar deviasi sebesar 0.070928. c. Eaning Per Share Tabel di atas menunjukkan dari 70 sampel penelitian, nilai rata-rata EPS perusahaan menunjukkan nilai sebesar 60.48559, nilai minimum sebesar 1.245610, nilai maksimum sebesar 217.5320 dan standar deviasi sebesar 51.25142. d. Price to Book Value Ratio Tabel di atas menunjukkan dari 70 sampel penelitian, nilai rata-rata PBV perusahaan menunjukkan nilai sebesar 2.035355, nilai minimum sebesar 0.30860, nilai maksimum sebesar 7.534204 dan standar deviasi sebesar 1.567685. e. Book Value per Share Tabel di atas menunjukkan dari 70 sampel penelitian, nilai rata-rata BVS perusahaan menunjukkan nilai sebesar 454.2665, nilai minimum sebesar 101.6793, nilai maksimum sebesar 1741.345 dan standar deviasi sebesar 338.5725. 108 f. Price Earning Ratio Tabel di atas menunjukkan dari 70 sampel penelitian, nilai rata-rata PER perusahaan menunjukkan nilai sebesar 20.45604, nilai minimum sebesar 3.502549, nilai maksimum sebesar 204.4212 dan standar deviasi sebesar 28.58550. g. Kepemilikan Institusional Tabel di atas menunjukkan dari 70 sampel penelitian, nilai rata-rata INST perusahaan menunjukkan nilai sebesar 0.528038, nilai minimum sebesar 0.001012, nilai maksimum sebear 0.888426 dan standar deviasi sebesar 0.233496. 4. Hasil Analisis Data Panel Dari spesifikasi model yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, terlihat model dalam penelitian ini menggunakan data cross section (perusahaan) dan data time series (tahun). Untuk menentukan hasil akhir panel data apakah menggunakan Common Effect Model, Fixed Effect Model atau menggunakan Random Effect Model. a. Model Common Effect (OLS) Model ini merupakan model yang paling sederahana (Juanda dan Junaidi, 2012). Dalam estimasinya diasumsikan bahwa setiap unit individu memiliki intersep dan slope yang sama (tidak ada perbedaan pada dimensi serta waktu). Dengan kata lain, regresi data panel yang 109 dihasilkan akan berlaku untuk setiap individu. Hasil perhitungan dengan menggunakan program Eviews 8.0, maka output regresi menggunakan metode Common Effect (pooled least square) adalah sebagai berikut: Tabel 4. 10 Hasil Regresi Common Effect (pooled least square) Sample: 2012 2016 Periods included: 5 Cross-sections included: 14 Total panel (balanced) observations: 70 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C ROE EPS PBV BVS PER INST -175.8257 -5937.230 12.35862 522.1540 0.338290 -0.214757 -103.6166 200.0558 1017.239 1.958943 33.62778 0.247598 1.643239 182.4535 -0.878883 -5.836615 6.308820 15.52746 1.366288 -0.130691 -0.567907 0.3828 0.0000 0.0000 0.0000 0.1767 0.8964 0.5721 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.919085 0.911379 312.0469 6134515. -497.6588 119.2658 0.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 917.6070 1048.217 14.41882 14.64367 14.50814 1.393869 Sumber: Data sekunder yang diolah oleh Eviews 8 Berdasarkan hasil regresi Model I menggunakan model Common Effect di atas dapat disimpulkan variabel independen (t-test probability) yang terlihat signifikan yaitu ROE, EPS, PBV sedangkan BVS, PER, dan INST tidak signifikan. Hasil Adjusted R-squared sebesar 0.911379 atau sebesar 91,13% merupakan nilai yang menunjukkan pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen yaitu Harga Saham dan 110 sebesar 8.87% dipengaruhi oleh faktor lain. Nilai probability dari Fstatistik senilai 0.000000 memberikan arti bahwa semua variabel independen yang diteliti berpengaruh terhadap harga saham. b. Model Fixed Effect (FEM) Pendekatan ini didasarkan pada adanya perbedaan intersep antara perusahaan namun intersepnya sama antar waktu (Time in variant). Di samping itu model ini mengasumsikan bahwa koefisien regresi (slope) tetap antar perusahaan dan antar waktu (Widarjono, 2009 : 223). Hasil perhitungan dengan menggunakan program Eviews 8 maka output dari regresi menggunakan model Fixed Efeect (FEM) adalah sebagai berikut: Tabel 4. 11 Hasil Regresi Fixed Effect (FEM) Dependent Variable: HARGA_SAHAM Method: Panel Least Squares Date: 10/07/17 Time: 08:56 Sample: 2012 2016 Periods included: 5 Cross-sections included: 14 Total panel (balanced) observations: 70 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C ROE EPS PBV BVS PER INST -315.5799 -2688.596 7.450923 429.8435 1.358886 -1.653277 -584.0607 239.0544 808.5601 1.499785 30.22532 0.222836 1.144075 314.2229 -1.320117 -3.325165 4.967993 14.22130 6.098155 -1.445078 -1.858747 0.1928 0.0017 0.0000 0.0000 0.0000 0.1547 0.0690 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.977142 Mean dependent var 917.6070 111 Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.968456 186.1685 1732936. -453.4148 112.4975 0.000000 S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 1048.217 13.52614 14.16857 13.78132 2.230861 Sumber: Data sekunder diolah oleh Eviews 8 Berdasarkan hasil regresi persamaan menggunakan model Fixed Effect di atas dapat disimpulkan variabel independen (t-test probability) yang terlihat signifikan yaitu ROE, EPS, PBV, dan BVS sedangkan variabel independen yang lain seperti PER dan INST tidak signifikan. Hasil Adjusted R-squared sebesar 0.968456 atau sebesar 96.84% merupakan nilai yang menunjukkan pengaruh dari variabel independen yaitu ROE, EPS, PBV, BVS, PER, INST, BI_RATE terhadap Harga Saham dan sebesar 3.16% dipengaruhi oleh faktor lain. Nilai probability dari F-stat senilai 0.000000 memberikan arti bahwa terdapat salah satu variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu harga saham. c. Model Random Effect (REM) Pendekatan ini mengestimasi data panel dengan asumsi koefisien slope konstan dan intersep berbeda antara individu dan antara waktu (Random Effect)(Widarjono, 2009 : 235). Hasil perhitungan dengan 112 menggunakan program Eviews 8.0 maka output dari regresi menggunakan model Random Effect (REM) adalah sebagai berikut: Tabel 4. 12 Hasil Regresi Random Effect Model (REM) Dependent Variable: HARGA_SAHAM Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 10/07/17 Time: 08:59 Sample: 2012 2016 Periods included: 5 Cross-sections included: 14 Total panel (balanced) observations: 70 Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C ROE EPS PBV BVS PER INST -449.1025 -3483.799 8.307308 462.4187 1.049940 -1.050504 -106.6075 196.6797 761.7252 1.428723 26.87960 0.198443 1.084740 208.6165 -2.283421 -4.573565 5.814499 17.20333 5.290893 -0.968439 -0.511022 0.0258 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.3365 0.6111 Effects Specification S.D. Cross-section random Idiosyncratic random 203.1910 186.1685 Rho 0.5436 0.4564 Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic) 0.895122 0.885134 211.5027 89.61647 0.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat 347.9140 624.0504 2818202. 1.546553 Sumber: Data sekunder diolah oleh Eviews 8 Berdasarkan hasil regresi persamaan di atas menggunakan model Random Effect dapat disimpulkan variabel independen (t-tes probability) yang terlihat signifikan yaitu ROE, EPS, PBV, dan BVS 113 sedangkan PER dan INST tidak signifikan. Hasil Adjusted R-squared sebesar 0.885134 atau sebesar 88.51% merupakan nilai yang menunjukkan pengaruh dari variabel dependen yaitu harga saham dan sebesar 11.19% dipengaruhi oleh faktor lain. Nilai probability dari Fstat senilai 0.000000 memberikan arti bahwa terdapat salah satu variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu harga saham. 5. Uji Perubahan Struktural Model Regresi Data Panel a. Uji Chow Model estimasi regresi data panel ada tiga, yaitu model Common Effect (OLS), model Fixed Effect (FEM) atau model Random Effect (REM). Menentukan model panel yang akan digunakan dalam penelitian ini, maka harus dilakukan beberapa pengujian. Uji Chow dan Hausman merupakan pengujian yang dapat digunakan dalam menentukan apakah model data panel dapat diregresi dengan model Common Effect, Fixed Effect, atau Random Effect. Uji Chow digunakan untuk menentukan apakah model data panel diregresi dengan model Common Effect atau dengan model Fixed Effect, apabila dari hasil uji tersebut ditentukan bahwa model Common Effect yang digunakan, maka tidak perlu diuji kembali dengan uji hausman, namun apabila dari hasil uji chow tersebut ditentukan bahwa metode Fixed Effect yang digunakan, maka harus ada 114 uji lanjutan dengan uji hausman untuk memilih antara mode Fixed Effect atau model Random Effect yang akan digunakan untuk mengestimasi regresi data panel. Ho : Model yang terbaik adalah Common Effect Ha : Model yang terbaik adalah Fixed Effect Kriteria pengambilan keputusan uji hipotesis di atas dengan membandingkan antara Fstatistik dengan Ftabel. Jika Fstatistik > Ftabel maka Ho ditolak sehingga model yang baik adalah model Fixed Effect. Begitu sebaliknya, jika Fstatistik < Ftabel maka Ha ditolak sehingga model yang baik adalah model common effect. Langkah ini dalam pengambilan keputusan dilihat dari nilai probabilitas. Jika probabilitas >5% maka Ha ditolak sehingga model yang baik adalah model common effect. Begitu juga sebaliknya jika probabilitas <5% maka H0 ditolak sehingga model yang baik adalah Fixed Effect. Berikut adalah tabel yang menunjukkan hasil dari Uji Chow Tabel 4. 13 Hasil Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled Test cross-section fixed effects Effects Test Cross-section F Cross-section Chi-square Statistic 9.769057 88.487978 d.f. Prob. (13,50) 13 0.0000 0.0000 Sumber: Data sekunder yang diolah oleh Eviews 8 115 Berdasarkan tabel 4.13 Hasil Uji Chow menunjukkan bahwa pvalue signifikan yaitu 0.0000 (kurang dari 5%), sehingga metode yang digunakan adalah metode Fixed Effect. Oleh karena itu, harus dilakukan uji lanjutan untuk mennetukan model mana yang paling tepat digunakan antara metode Fixed Effect atau model Random Effect, yaitu dengan melakukan Uji Hausman. b. Uji Hausman Hausman test merupakan uji untuk menentukan model yang baik antara fixed effect dengan random effect yang akan digunakan untuk mengestimasikan data panel. Hipotesis dalam pengujian ini adalah: Ho : model yang baik adalah Fixed effect Ha : model yang baik adalah Random effect Kriteria pengambilan keputusan uji hipotesis di atas dengan membandingkan Fstatistik dengan Ftabel. Jika Fstatistik >Ftabel maka Ho ditolak sehingga model yang baik adalah model random effect. Begitu sebalikya, jika Fstatistik < Ftabel maka Ha ditolak sehingga model yang baik adalah model Fixed effect. Cara lain untuk mengambil keputusan dari uji hipotesis ini dengan melihat nilai probabilitas hasil uji. Jika nilai probabilitas >5% maka model yang baik adalah model Random effect. Begitu sebaliknya jika 116 nilai probabilitas <5%, maka model yang baik adalah model Fixed Effect. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan hasil Uji Hausman: Tabel 4. 14 Hasil Uji Hausman Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled Test cross-section random effects Test Summary Cross-section random Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. 24.312936 6 0.0005 Sumber: Data Sekunder yang diolah oleh Eviews 8 Berdasarkan Tabel 4.14 Hasil Uji Hausman menunjukkan bahwa p-value signifikan yaitu 0.0005 (di bawah 0.05), sehingga model yang akan digunakan untuk mengestimasi model adalah metode Fixed Effect. 6. Hasil Uji Asumsi Klasik Hasil pemilihan regresi data panel dalam penelitian ini yaitu model yang tepat digunakan adalah Random Effect Model yang menggunakan data perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, khususnya sektor real estate, properti, dan konstruksi bangunan yang telah terpilih setelah melakukan kriteria. Untuk mengetahui apakah model regresi benar-benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representative maka model tersebut harus memenuhi asumsi klasik untuk mendapatkan nilai pemeriksa yang tidak bias 117 dan efisien (Best Linear Unbias Estimator/BLUE) dengan metode kuadrat terkecil (Least Square). Syarat dari uji asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah: a. Uji Normalitas Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau tidak. Nilai residual dikatakan berdistribusi normal jika nilai residual terstandarisasi tersbut sebagaian besar mendekati nilai rata-ratanya. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Ho: Residual berdistribusi tidak normal H1 : Residual berdistribusi normal Hasil uji normalitas dalam penelitian ini adalah: Gambar 4. 7 Historgram Residual Sumber: Data diolah 118 Dari output di atas dapat dilihat bahwa bentuk histogram disistribusikan secara simetris sehingga residualnya didistribusikan secara normal. Berdasarkan pada uji statistik JB, nilai statistiknya diperolah sebesar 0.056966 sedangkan nilai chi-square dengan signifikansi (α = 5%). Maka Ho ditolak dan H1 diterima artinya bahwa residual didistribusikan secara normal. b. Uji Multikolinearitas Menurut Ghozali (2013) uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna di antara variabel bebas atau tidak. Adanya multikolinearitas atau korelasi yang tinggi antar variabel independen dapat dideteksi dengan beberapa cara salah satunya adalah korelasi antar variabel independen tidak lebih di atas 0.90. Hasil uji multikolinearitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 4. 15 Uji Multikolinearitas ROE EPS PBV BVS PER INST ROE 1.000000 0.589636 0.531509 -0.060968 -0.324378 -0.306123 EPS 0.589636 1.000000 0.357620 0.675742 -0.221373 -0.364063 PBV 0.531509 0.357620 1.000000 -0.013353 0.250441 -0.094981 BVS -0.060968 0.675742 -0.013353 1.000000 -0.043575 -0.306512 PER -0.324378 -0.221373 0.250441 -0.043575 1.000000 0.146364 INST -0.306123 -0.364063 -0.094981 -0.306512 0.146364 1.000000 Sumber: Output eviews 8 119 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai dari koefisien korelasi antar sesama variabel independen yaitu terdiri dari Retrun on Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Price to Book Value (PBV), Price Earing Ratio (PER), Book Value Per Share (BVS), dan Kepemilikan Institusional mempunyai nilai koefisien korelasi di bawah 0.90. Hal ini menunjukkan bahwa model yang digunakan tidak mengandung masalah multikolinearitas. c. Uji Heteroskedastisitas Jika residual mempunyai varian yang sama disebut terjadi Homoskedastisitas dan jika variansnya tidak sama atau berbeda disebut terjadi heteroskedastisitas. Persamaan regresi yang baik jika tidak terjadi heteroskedastisitas (Sunyoto, 2013: 91). Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: H0 : tidak terdapat heteroskedastistas H1 : terdapat heteroskedastisitas Hasil dari uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut: Tabel 4. 16 Uji Heteroskedastisitas Heteroskedasticity Test: Harvey F-statistic Obs*R-squared Scaled explained SS 1.693181 9.720404 7.403375 Prob. F(6,63) Prob. Chi-Square(6) Prob. Chi-Square(6) 0.1374 0.1369 0.2851 Sumber: Output Eviews 120 Dari hasil output di atas, dapat dilihat bahwa nilai probabilitas OBS*Rsquared adalah 0.1369 atau > 0.05. Maka dapat disimpulkan bahwa data-data yang digunakan tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi dapat dilihar dari nilai probabilitas Chi-Square, jika lebih besar dari 0.05 maka data tersebut tidak mengandung masalah autokorelasi. Apabila probabilitas Chi-square lebih kecil dari 0.05 maka data tersebut mengandung masalah autokorelasi. Tabel 4. 17 Uji Autokorelasi Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic Obs*R-squared 3.596125 7.382914 Prob. F(2,61) Prob. Chi-Square(2) 0.0334 0.0249 Sumber: output eviews 8 Masalah autokorelasi dapat diatasi salah satunya dengan menggunakan metode Cohcrane-Orcutt. Cohcrane-Orcutt untuk kasus autokorelasi berbetuk ar(1) dan nilai ρ diketahui. Teknik koreksi ini cukup sederhana dengan menambahkan ar(t) pada baris belakang persamaan regresi. Simbol t menunjukkan tingkat autograsi terjadinya autokorelasi (Ghozali, 2013, 159). Setelah itu melihat nilai Durbin Watson. 121 Berikut adalah hasil dari metode Cohcrane-Orcutt: Tabel 4. 18 Hasil uji metode Cohcrane-Orcutt R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.940942 0.934164 270.3822 4459499. -480.0440 138.8396 0.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 925.5433 1053.775 14.14620 14.40523 14.24897 1.821111 Sumber: Output Eviews 8 Dari hasil di atas diketahui bahwa untuk nilai DW adalah 1.821111 di mana nilai DW ini lulus uji dalam masalah autokorelasi. Dengan nilai dL sebesar 1.46369 dan dU sebesar 1.76827 maka nilai DW sebesar 1.821111 terletak di daerah ke-5 yaitu dU<DW<4-dU. 7. Hasil Uji Hipotesis Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data panel yang melakukan uji model regresi dengan Uji Chow dan Uji Hausman. Hasilnya menunjukkan model yang terpilih yang tepat digunakan yaitu Fixed Effect model. Dengan demikian, selanjutnya dilakukan uji siginfikansi. Hasil dari uji signifikansi adalah sebagai berikut: 122 Tabel 4. 19 Hasil Uji Hipotesis Dependent Variable: HARGA_SAHAM Method: Panel Least Squares Date: 10/07/17 Time: 08:56 Sample: 2012 2016 Periods included: 5 Cross-sections included: 14 Total panel (balanced) observations: 70 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C ROE EPS PBV BVS PER INST -315.5799 -2688.596 7.450923 429.8435 1.358886 -1.653277 -584.0607 239.0544 808.5601 1.499785 30.22532 0.222836 1.144075 314.2229 -1.320117 -3.325165 4.967993 14.22130 6.098155 -1.445078 -1.858747 0.1928 0.0017 0.0000 0.0000 0.0000 0.1547 0.0690 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.977142 0.968456 186.1685 1732936. -453.4148 112.4975 0.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 917.6070 1048.217 13.52614 14.16857 13.78132 2.230861 Sumber: Ouput Eviews 8 a. Uji signifikansi Parsial (t) Uji statistik t dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel individu independen secara individu dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2011:178). Adapun hasil yang diperoleh dari output dalam regresi Random Effect Model pada software Eviews merupakan uji dua arah, maka nilai dari probabilitasnya harus dibagi dua. 123 Berdasarkan tabel 4.19, maka dapat dijelaskan signifikansi pengaruh variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen adalah sebagai berikut: 1) Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham Dari tabel 4.19 Menunjukkan bahwa nilai t-statistik diperoleh sebesar -3.325165 dengan signifikansi 0.0017. dengan tingkat signifikansi α = 5% dan t-tabel dengan df (63) adalah sebesar 1.99834. Dari perhitungan nilai t untuk variabel ROE diketahui bahwa thitung < ttabel (-3.325165 < 1.99834) maka Ho ditolak dan Ha diterima (thitung berada pada daerah penerimaan Ho). Nilai probabilitas t-statistik yang diperoleh sebesar 0.0017. maka probabilitas statistik < α = 5% yaitu 0.0018 < 0.005. Tanda negatif (-) yang dihasilkan dari t-statistik menandakan bahwa ROE berbanding terbaik dengan Harga Saham. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel ROE secara parsial berpengaruh signifikan negatif terhadap variabel dependen yaitu Harga Saham. 2) Pengaruh Earning Per Share terhadap Harga Saham Dari tabel 4.19 menunjukkan bahwa nilai t-statistik diperoleh sebesar 4.967993 dengan signifikansi 0.0000. dengan tingkat signifikansi α = 5% dan ttabel dengan df (63) adalah sebesar 1.99834. 124 Dari perhitungan nilai t untuk variabel EPS diketahui bahwa thitung > ttabel (4.967993 > 1.99834) maka H0 ditolak dan Ha diterima. (thitung berada pada daerah penerimaan Ha) Nilai probabilitas t-statistik yang diperoleh sebesar 0.0000, maka probabilitas statistik < α = 5% yaitu 0.0000 < 0.005, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel EPS secara parsial berpengaruh signifikan positif terhadap variabel dependen yaitu Harga Saham. 3) Pengaruh Price to Book Value (PBV) terhadap Harga Saham Dari tabel 4.19 menunjukkan bahwa nilai tstatistik diperoleh sebesar 14.22130 dengan signifikansi 0.0000. dengan tingkat signifikansi α = 5% dan ttabel dengan df (63) adalah sebesar 1.99834. Dari perhitungan nilai t untuk variabel PBV diketahui bahwa thitung > ttabel (4.22130 > 1.99834) maka H0 ditolak dan Ha diterima. (thitung berada pada daerah penerimaan Ha). Nilai probabilitas t-statistik yang diperoleh sebesar 0.0000. maka probabilitas statistik < α = 5% yaitu 0.00 < 0.005. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel PBV secara parsial berpengaruh signifikan positif terhadap variabel dependen yaitu Harga Saham. 125 4) Pengaruh Book Value Per Share (BVS) terhadap Harga Saham Dari tabel 4.19 menunjukkan bahwa nilai tstatistik diperoleh sebesar 6.098155 dengan signifikansi 0.0000. dengan tingkat signifikansi α = 5% dan t-tabel dengan df (63) adalah sebesar 1.99834. Dari perhitungan nilai t untuk variabel PBV diketahui bahwa thitung > ttabel (6.098155 > 1.99834) maka H0 ditolak dan Ha diterima. (thitung berada pada daerah penerimaan Ha). Nilai probabilitas tstatistik yang diperoleh sebesar 0.0000. maka probabilitas statistik < α = 5% yaitu 0.00 < 0.005. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel BVS secara parsial berpengaruh signifikan positif terhadap variabel dependen yaitu Harga Saham. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat diperoleh persamaan regresi data panel dengan menggunakan Fixed Effect Model yaitu sebagai berikut: Harga Saham = -2688.596(ROE) + 7.450923(EPS) + 429.8435(PBV) + 1.358886(BVS) + e Dari uji signifikansi parsial (t) di atas, maka dapat disimpulkan dengan rangkuman dalam tabel di bawah ini: 126 Tabel 4. 20 Hasil uji parsial (t) Variabel Koefisien ROA -2688.596 Nilai t statistik -3.325165 EPS 7.450923 4.967993 PBV 429.8435 14.22130 BVS 1.358886 6.098155 PER -1.653277 -1.445078 INST -584.0607 -1.858747 Nilai t Prob. α= keterangan tabel 5% 1.99834 0.0017 0.05 Berpengaruh negatif 1.99834 0.0000 0.05 Berpengaruh positif 1.99834 0.0000 0.05 Berengaruh positif 1.99834 0.0000 0.05 Berpengaruh positif 1.99834 0.1547 0.05 Tidak berpengaruh 1.99834 0.0690 0.05 Tidak Berpengaruh Sumber: Data sekunder diolah 2016 b. Uji Signifikansi Simultan (F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan berpengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen atau untuk menguji apakah model dapat digunakan atau tidak (Ghozali, 2011). Apabila nilai probabilitas signifikansi < 0.05, maka variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Apabila nilai Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel dependen. Apabila Fhitung < Ftabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dapat disimpulkan bahwa variabel independen secara simultan tidak mempengaruhi variabel dependen. 127 Tabel 4. 21 Hasil Uji Simultan Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.977142 0.968456 186.1685 1732936. -453.4148 112.4975 0.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 917.6070 1048.217 13.52614 14.16857 13.78132 2.230861 Sumber: output eviews 8 Dari perhitungan nilai F, diketahui bahwa Fhitung > Ftabel (112.4975 > 3.69) maka Ho ditolak dan Ha diterima (F hitung berada di daerah penerimaan Ha). Kemudian juga terlihat dari nilai probabilitas (prob.) dari tabel di atas yaitu sebesar 0.000 atau < 0.05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga secara simultan atau bersama-sama variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. c. Koefisien Determinasi (R-square) Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan varian variabel dependennya. Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu nilai R2/ Adjusted R-square kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan varian variabel dependen amat terbatas (Ghozali, 2011 : 97). 128 Tabel 4. 22 Koefisien Determinasi Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.977142 0.968456 186.1685 1732936. -453.4148 112.4975 0.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 917.6070 1048.217 13.52614 14.16857 13.78132 2.230861 Sumber: output eviews 8 Berdasarkan tabel di atas, nilai Adjusted R-squared sebesar 0.968456. hal ini menunjukkan bahwa model mampu menjelaskan sebesar 96,84% terhadap variabel dependen, sedangkan sisanya 3.16% lainnya dipengaruhi faktor lain di luar model regresi tersebut. Adjusted R-squared digunakan daripada R-squared karena dalam R-squared akan menimbulkan bias, karena jika ingin memperoleh model dengan R tinggi, seorang penelitian dapat dengan sembarangan menambahkan variabel bebas dan nilai R akan meningkat, tidak tergantung apakah variabel bebas tambahan itu berhubungan dengan variabel terikat atau tidak. Sedangkan Adjusted R-squared dapat naik atau turun dengan adanya penambahan variabel baru, tergantung dari korelasi antara variabel bebas tambahan tersebut dengan variabel terikatnya. 129 8. Analisis Regresi Data Panel Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh ROE, EPS, PBV, BVS, PER, dan kepemilikan institusional terhadap Harga Saham. Model analisis yang digunakan adalah model Fixed Effect. Berikut hasil regresi data panel: a. Return On Equity (-2688.569) Koefisien dari ROE diperoleh -2688.569, artinya jika variabel ROE mengalami kenaikan sebesar 1% sedangkan variabel lain diasumsikan bernilai konstan atau tetap, maka menurunkan nilai variabel Y atau Harga Saham sebesar -2688.569. b. Earning Per Share (7.450923) Besarnya koefisien regresi variabel EPS sebesar 7.450923 mengartikan bahwa jika variabel EPS mengalami kenaikan sebesar 1% sedangkan variabel lain diasumsikan bernilai konstan atau tetap, maka akan menaikkan nilai variabel Y atau harga saham sebesar 7.450923 . Hubungan searah ini dapat dilihat dari koefisien EPS pada fungsi regresi yang bernilai positif. c. Price to Book Value (429.8435) Dengan nilai kofisien Price to Book Value sebesar 429.8435 yang menunjukkan bahwa jika Price to Book Value mengalami kenaikan satu satuan sehingga akan mengakibatkan peningkatan hargasaham sebanyak 429.8435 satuan. Dengan asumsi variabel lain 130 bernilai konstan. Hubungan searah ini dapat dilihat dari koefisien PBV pada fungsi regresi yang bernilai positif. d. Book Value Per Share (1.358886) Dengan nilai kofisien Book Value Per Share sebesar 1.35886 yang menunjukkan bahwa jika Book Value Per Share mengalami kenaikan satu satuan sehingga akan mengakibatkan peningkatan harga saham sebanyak 1.35886 satuan. Dengan asumsi variabel lain bernilai konstan. Hubungan searah ini dapat dilihat dari koefisien BVS pada fungsi regresi yang bernilai positif. 9. Interpretasi Hasil Penelitian a. Return On Equity (ROE) Berdasarkan hasil analisis statistik dalam penelitian ini, ditemukan bahwa Ha ditolak. Dari hasil pengelolahan data dapat disimpulkan bahwa ROE berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham. Hasil ini didukung oleh penelitian Riana dan Dewi (2015) bahwa ROE berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham. Pembuktian atas hasil dari penelitian ini juga dapat membandingkan ROE dan harga saham antar perusahaan. Dalam sampel penelitian ini, penulis mengambil sampel perusahaan PT. Perdana Gapuraprima Tbk (GPRA) dan PT. Alam Sutera Realty Tbk di mana saham PT. Perdana Gapuraprima Tbk pada tahun 2014 memiliki ROE sebesar 10.29% 131 dengan harga saham Rp. 625,- sedangkan PT. Alam Sutera Realty Tbk memiliki ROE tahun 2014 sebesar 18.4% dengan harga saham Rp. 560,. Ini diartikan bahwa tidak selalu sejalan dengan hipotesis jika ROE yang tinggi selalu diikuti oleh harga saham yang tinggi. Inflasi juga dapat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan penurunan ROE perusahaan. Ketika inflasi meningkat, kinerja keuangan perusahaan yang di mana hampir semua berpengaruh terhadap tingkat keuntungan perusahaan akan terkena dampaknya. Tingkat keuntungan yang menurun tidak direspon oleh menurunnya harga saham begitu pula sebaliknya. Pada tahun penelitian terjadi lonjakan tingkat inflasi yang sangat tinggi di mana puncak dari lonjakan tersebut terjadi di bulan juli 2013 sebesar 3.29%. Tingkat inflasi tahun 2013-2014 adalah inflasi yang sangat tinggi. Tingkat inflasi tahunan tahun 2013 sebesar 8,38% dan tahun 2014 sebesar 8,36% (bps.go.id). Menurut Brigham dan Houston (2009) jika sebuah perusahaan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan ROE-nya, kekayaan pemegang saham juga akan ikut meningkat, tidak sepenuhnya benar, karena meskipun ROE telah digunakan secara luas dan adanya kenyataan bahwa ROE dan kekayaan pemegang saham sering kali sangat berkorelasi, terdapat beberapa masalah mungkin timbul ketika perusahaan menggunakan ROE sebagai satu-satunya ukuran kinerja. 132 ROE tidak mempertimbangkan jumlah modal yang telah diinvestasikan. Sebagai ilustrasi untuk masalah ini, lihatlah sebuah contoh yang sedikit ektrem. Sebuah perusahaan besar memiliki uang $1 yang diinvestasikan dalam proyek A yang memiliki ROE sebesar 50 persen, dan $1 juta yang diinvestasikan dalam proyek B, yang memiliki ROE sebesar 40 persen. Kedua proyek ini memiliki risiko yang sama, dan pengembalian keduanya berada jauh di atas biaya yang harus dibayarkan oleh perusahaan untuk modal yang diinvestasikannya di proyek-proyek tersebut. Dalam contoh ini, Proyek A memiliki ROE lebih tinggi, tetapi karena lebih kecil, Proyek A tidak memberikan pengaruh yang besar dalam peningkatan kekayaan pemegang saham. Sedangkan Proyek B memiliki ROE yang lebih rendah, tetapi memberikan lebih banyak pengaruh pada nilai pemegang saham. Sejauh ROE hanya berfokus pada tingkat pengembalian, peningkatan ROE dalam beberapa kasus mungkin tidaklah konsisten dengan peningkatan kekayaan pemegang saham (Brigham dan Houston, 2009). b. Earning Per Share Berdasarkan hasil analisis statistik dalam penelitian ini, ditemukan bahwa Ha diterima. Dari hasil pengelolahan data dapat disimpulkan bahwa EPS berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Hal ini 133 menunjukkan bahwa meningkatnya EPS, diikuti dengan meningkatnya harga saham perusahaan. Hasil ini sejalan dengan teori yang mengungkapkan bahwa EPS berpengaruh positif terhadap harga saham. Ini menandakan bahwa besarnya EPS merupakan salah satu hal yang menjadi pertimbangan dalam investor mencari informasi mengenai suatu harga saham perusahaan. Besarnya EPS akan diikuti dengan meningkatnya harga saham. Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Amanda dan Wahyu (2013) bahwa EPS berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Akan tetapi, hasil penelitian dan teori ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Darnita (2013) yaitu menunjukkan bahwa EPS berpengaruh negatif terhadap harga saham, dikarenakan bisa dalam penggunaan hutang suatu perusahaan dan juga faktor ekonomi makro yaitu nilai tukar rupiah terhadap dollar. c. Price to Book Value Ratio Berdasarkan hasil analisis statistik dalam penelitian ini, ditemukan bahwa Ha diterima. Dari hasil pengelolahan data dapat disimpulkan bahwa PBV berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya PBV, diikuti dengan meningkatnya harga saham perusahaan. 134 Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Susilo (2012) yang menyatakan bahwa PBV berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Perusahaan yang berjalan baik umumnya mempunyai PBV di atas 1, yang menunjukkan nilai pasar lebih tinggi dari nilai bukunya. Semakin besar rasio PBV semakin tinggi perusahaan dinilai oleh investor relatif dibandingkan dengan dana yang telah ditanamkan di perusahaan (Wardjono, 2010). Semakin tinggi perusahaan maka semakin tinggi perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham dan semakin tingginya tingkat kepercayaan pasar. Akan tetapi hasil ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari (2016), di mana menunjukkan hasil bahwa PBV tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. d. Book Value Per Share Berdasarkan hasil analisis statistik dalam penelitian ini, ditemukan bahwa Ha diterima. Dari hasil pengelolahan data dapat disimpulkan bahwa BVS berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya BVS, diikuti dengan meningkatnya harga saham perusahaan. Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Artha et al (2014) yang menunjukkan bahwa BVS berpengaruh terhadap harga saham. 135 e. Price Earning Ratio Berdasarkan hasil analisis statistik dalam penelitian ini, ditemukan bahwa Ha ditolak. Dari hasil pengelolahan data dapat disimpulkan bahwa PER berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham. Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sari (2016) berbeda lagi, Ia menunjukkan hasil di mana PER berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham. Hasil ini tidak sejalan dengan teori dan hipotesis, di mana PER tidak digunakan sebagai faktor penentu yang berkaitan dengan meningkatnya harga saham. Akan tetapi bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Stella (2010) bahwa PER berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham di mana hasil ini sejalan dengan teori dan hipotesis. PER dalam penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwiastuti dan Nugroho (2011) di mana PER tidak berpengaruh terhadap harga saham. PER lebih banyak berhubungan dengan faktor lain di luar harga saham. PER yang tidak berpengaruh ini juga dikarenakan karena ketidakpastian kondisi ekonomi dan politik suatu negara, sehingga mengakibatkan PER tidak berpengaruh terhadap kenaikan maupun penurunan harga saham. 136 f. Kepemilikan Institusional Berdasarkan hasil analisis statistik dalam penelitian ini, ditemukan bahwa Ha ditolak. Dari hasil pengelolahan data dapat disimpulkan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Nuraeni (2012) yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap harga saham. Kemudian juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Suaryana dan Warapsari (2012). Menurut Sudarma (2004) dalam Suaryana dan Warapsari (2012) Kepemilikan institusional dari perusahaan-perusahaan holding companies yang saling berafiliasi di Indonesia masih merupakan perusahaan-perusahaan keluarga di mana pihak manajemen perusahaan masih bagian dari perusahaan-perusahaan keluarga tersebut. Dalam struktur kepemilikan saham, perusahaan di Indonesia masih banyak yang memiliki struktur kepemilikan terpusat daripada tersebar, dikarenakan struktur kepemilikan terpusat lebih mempunyai hubungan yang erat dengan investor dan juga investor lebih menyukai struktur kepemilikan yang terpusat daripada yang terbagi-bagi yang akan mempengaruhi keputusan terhadap saham. Kepemilikan saham oleh pihak institusional didominasi oleh pihakpihak yang tidak independen (berafiliasi satu sama lain) sehingga fungsi kepemilikan institusional sebagai pengawas bagi manajemen tidak bisa 137 berjalan semestinya walaupun kepemilikan saham oleh pihak institusional tinggi. Kondisi ini menyebabkan agency problem tidak bisa ditekan dan dapat berimbas pada market value perusahaan yang menurun (Suaryana dan Warapsari, 2012). Dalam penelitian ini Kepemilikan Institusional mempunyai dominasi yang tinggi di struktur kepemilikan, ini akan memiliki kecenderungan berpihak pada manajemen dan akan bertindak yang akan memperkaya pribadi investor institusional. Kepemilikan institusional melihat pada laba perusahaan saat ini, jika pada perusahaan yang memiliki struktur kepemilkan institusional di mana perusahaan saat ini mengalami kerugian, maka investor institusional akan menarik sahamnya di perusahaan tersebut dan pasar akan bereaksi atas peristiwa tersebut, di mana harga saham akan mengalami penurunan. 138 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Hasil penelitian yang dilakukan dari 14 perusahaan real estate, properti, dan konstruksi bangunan yang sesuai dengan kriteria selama 5 tahun menggunakan analisis regresi data panel menunjukkan bahwa terpilih Fixed Effect Model (REM) sebagai model terbaiknya untuk mencari pengaruh Return On Equity, Earning Per Share, Price to Book Value Ratio, Book Value Per Share, Price Earning Ratio, dan Kepemilikan Institusional terhadap harga saham. Adapun kesimpulan dari penelitian ini secara lebih ringkas adalah: 1. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan analisis regresi data panel dengan Fixed Effect Model didapatkan bahwa secara parsial variabel Return On Equity (ROE) berpengaruh negatif signifikan terhadap variabel dependen (harga saham), karena memiliki signifikansi < 0.05 (0.0017 < 0.05) dan nilai thitung < ttabel (-3.325165 < 1.99834). 2. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan analisis regresi data panel dengan Fixed Effect Model didapatkan bahwa secara parsial variabel Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif signifikan terhadap variabel dependen (harga saham), karena memiliki signifikansi < 0.05 (0.0000 < 0.05) dan nilai thitung > ttabel (4.967993 > 1.99834) . 139 3. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan analisis regresi data panel dengan Fixed Effect Model didapatkan bahwa secara parsial variabel Price to Book Value Ratio (PBV) berpengaruh positif signifikan terhadap variabel dependen (harga saham), karena memiliki signifikansi < 0.05 (0.0000 < 0.05) dan nilai thitung > ttabel (4.22130 > 1.99834) . 4. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan analisis regresi data panel dengan Fixed Effect Model didapatkan bahwa secara parsial variabel Book Value Per Share (BVS) berpengaruh positif signifikan terhadap variabel dependen (harga saham), karena memiliki signifikansi < 0.05 (0.0000 < 0.05) dan nilai thitung > ttabel (6.098155 > 1.99834) . 5. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan analisis regresi data panel dengan Fixed Effect Model didapatkan bahwa secara parsial variabel Price Earning Ratio (PER) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap variabel dependen (harga saham), karena memiliki signifikansi > 0.05 (0.1547 > 0.05) dan nilai thitung < ttabel (1.445078 < 1.99834). 6. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan analisis regresi data panel dengan Fixed Effect Model didapatkan bahwa secara parsial variabel Kepemilikan Institusional berpengaruh negatif signifikan terhadap variabel dependen (harga saham), karena memiliki signifikansi < 0.05 (0.0690 < 0.05) dan nilai thitung < ttabel (1.858747 < 1.99834) 7. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan analisis regresi data panel dengan Fixed Effect Model didapatkan bahwa secara simultan (uji f) 140 variabel Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Price to Book Value Ratio (PBV), Book Value Per Share (BVS), Price Earning Ratio (PER), dan Kepemilikan Institusional berpengaruh positif signifikan terhadap variabel dependen (harga saham), karena memiliki signifikansi < 0.05 (0.0000 < 0.05) dan nilai fhitung > ftabel (112.4975 > 3.69) B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memeberikan saran untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut: 1. Peneliti selanjutnya dapat meneliti lebih banyak variabel makroekonomi sehingga memberikan banyak referensi mengenai hasil yang didapat, baik itu mendukung penelitian sebelumnya atau menentang penelitian sebelumnya. 2. Peneliti selanjutnya diharapkan meneliti dengan rentang waktu yang panjang bukan berkaitan dengan tahun, melainkan bulan atau pertiga bulan. 3. Peneliti selanjutnya diharapkan juga melakukan perbandingan untuk hasil jangka pendek maupun hasil jangka panjang. 4. Peneliti selanjutnya juga diharapkan memiliki variabel independen lain yang berkaitan dengan laporan keuangan, sehingga ada variabel baru yang menjadi bahan penelitian. 141 DAFTAR PUSTAKA Adi, Angantyo et. all. “ Pengaruh Return On Equity, Debt to Equity Ratio, Earning Per Share Terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Consumer Goods Industry yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2011)”, Universitas Brawijaya, Malang, 2012. Adiningsih, Sri et.all. “Satu Dekade Pasca Krisis Indonesia (Badai Pasti Berlalu?)”, Kasinus, Yogyakarta, 2007. Adnantara, Komang Fridagustina. “Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Corporate Social Responsibility pada Nilai Perusahaan”, Jurnal Buletin Studi Ekonomi, Vol. 18 No. 2, 2013. Alam, Mahmudul Md. dan Uddin Md. Gazi Salah. “Relationship Between Interest Rate and Stock Price: Empirical Evidence From Developed and Developing Countries. International Journal of Management, Vol. 4 No. 3, Maret 2009. Al-Najjar, Dana. “The Effect of Institusional Ownership on Firm Performance: Evidence from Jordanian Listed Firms”, Applied Science Private University, Jordan, Vol 7 No. 12, 2015. Ambarini, Lestari. “Ekonomi Moneter”, Penerbit IN MEDIA, Bogor, 2015. Artha et. all. “Analisis Fundamental, Teknikal, dan Makroekonomi Harga Saham Sektor Pertanian”, Vol. 16 No. 2, September 2014. Arumsari, Devinta Nur dan Kaluge, David. “Pengaruh ROA, ROE, Total Revenue, dan BI rate Terhadap Saham Pada Sektor Transportasi Tahun 2009-2014”, Vol 4 No. 3, September 2015. Asnawi, Said Kelana dan Wijaya Chandra. “Riset Keuangan Pengujian-Pengujian Empiris”, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005. Bodie et. all. “Investments”, Salemba Empat, Jakarta, 2008. 142 Brigham, Eugene F.dan Joel Houston. “Financial Management”, Edisi 10, Jilid 1, Alih Bahasa Ali Akbar Yulianto, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2004. Brigham, Eugene. F dan Houston, Joel. F. “Dasar-dasar manejemen keuangan”, Terjemahan, Edisi Kesepuluh, Salemba Empat, Jakarta, 2009. Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston. “Dasar-dasar Manajemen Keuangan”, Edisi kesepuluh, Salemba Empat, Jakarta, 2011. Budisasonto, Totok dan Triandaru, Sigit.“Bank dan Lembaga Keuangan Lain”, Edisi Kedua, Salemba Empat, Jakarta, 2006. Case, Karl E, dan Fair, Ray. C. “Principles of Economics”, Terjemahan, PT Macayana Jaya Cemerlang. Jakarta, 2004. Daniarto, Rahardjo dan Muid, 2013. “Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham”, Vol 2 No. 2, 2013. Darmadji, Tjiptono dan Fakhrudin, Hendy M. “Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab”, Salemba Empat, Jakarta, 2001. Darmawi, Herman. “Manajemen Perbankan”, Edisi kedua, Bumi Aksara, Jakarta, 2012. Darmawi, Herman.“Pasar Financial dan Lembaga-Lembaga Financial”, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2006. Devi, Widya Novita. “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Bank BUMN di Bursa Efek Indonesia (Periode 2006 -2015)”, 2016. Dwiastuti, Maria Magdalena Pur dan Nugroho, Danang Adi . “Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Quick Ratio Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur di BEI periode 2004 -2008”, e-journal STIENUSA, Vol 7 No.14, 2011. 143 Dwi, Prastowo dan Rifka, Juliaty. “Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi”, UPP, AMPKN, Yogyakarta, 2005. Enow, Samuel Tabot dan Brijlal, Pradeep. “Determinants of Share Prices: The Case of Listed Firms on Johannesburg Stock Exchange”, Journal of Accounting and Management, Vol. 6 No. 1, 2016. Faisal. “Analisis Agency Costs, Struktur Kepemilikan dan Mekanisme Corporate Governance”, artikel diakses tanggal 15 Juli 2017, dari https://juzz71.wordpress.com/2009/10/13/analisis-agency-costs-strukturkepemilikan-dan-mekanisme-corporate-governance/. Fakhrudin, M dan Sopian, Hardianto M. “Perangkat dan Model Analisis Investasi di Pasar Modal”, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2001. Ghozali, Imam. “Analisis Multivariat dan Ekonometrika Teori, Konsep, dan Aplikasi dengan Eviews 8”, BP Universitas Diponegoro, Semarang, 2013. Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 23”, Edisi 8, BP Universitas Diponegoro, Semarang, 2015. Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 23”, Edisi kelima, BP Universitas Diponegoro, Semarang, 2011. Gitman, J. Lawrence. “Principles of Managerial Finance”, Edisi Kesepuluh, San Diego State University, USA, 2000. Gulo, W. “Metode Penelitian”, PT Grasindo, Jakarta, 2002. Hadi, S. “Metodologi Penelitian Kuantitatif Untuk Akuntansi dan Keuangan”, Ekonsia, Yogyakarta, 2009. Halim, Abdul dan Hanafi, Mamduh M. “Analisis Laporan Keuangan”, Edisi ketiga, Unit Penerbit dan Percetakan, Yogyakarta, 2007. Halim, Abdul. “Analisis Investasi”, Edisi kedua, PT Salemba Empat, Jakarta. 2005. 144 Hartono, Jogiyanto. “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, Edisi Ketiga, BPFE, Yogyakarta, 2003. Haryamami. “Pengaruh Rasio – Rasio Keuangan dan Tingkat Inflasi Terhadap Harga Saham Perusahaan Industri yang Go Publik di PT. Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Aplikasi Manajemen Vol 5 (Desember) No.3 Fakultas Ekonomi UPN “Veteran”, Surabaya, 2007. Hery. “Analisis kineja manajemen”, PT Grasindo. Jakarta, 2014. Husnan, Suad. “Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas”, Edisi Kelima, Yogyakarta, 2005. Indonaya, Kurniawan dan Kodrat, David Sukardi.“Manajemen Investasi Pendekatan Teknikal dan Fundamental Untuk Analisis Saham”, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2010. Irwandi, Maulan. “Pengaruh Deviden Per Share (DPS) dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”, vol 1 No. 1, November 2014. Jr, Placido M. Menaje. “Impact of Selected Financial Variables on Share Price of Publicly Listed Firms in The Philippines”, American International Journal on Contemporary Research, Vol. 2 No.9, September 2012. Juanda, Bambang dan Junaidi,. “Ekonometrika Deret Waktu Teori dan Aplikasi”, IPB Press, Bogor, 2012. Kabajeh, Majed Abdel Majid et.all. “The Relationship Between The ROA, ROE, and ROI Ratios with Jordanian Insurance Public Companies Market Share Prices”, International Journal of Humanity and Social Science, Vol. 2 No.11, Juni 2012. Kasmir. “Analisis Laporan Keuangan”, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2012. 145 Kasmir. “Manajemen Perbankan”, Edisi Revisi, Rajawali Pers, Jakarta, 2012. Keown, Arthur J et. all. “Manajemen Keuangan”, Edisi Kesepuluh, PT Macanan, Jakarta, 2010. Kewal, Suci Suramaya, “Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs, dan Pertumbuhan PDB Terhadap Indeks Saham Gabungan”, vol. 8 No. 1, April 2012. Kismono, Gugup. “ Bisnis Pengantar”, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta, 2001. Kumar, Pankaj. “Impact of EarningPer Share and Price Eanings Ratio On Market Price of Share: A Study on Auto Sector in India”, International Journal of Research, Vol. 5 No.2, 2017. Mildawati, Titik dan Susanti, Rina. “Pengaruh Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan Institusional dan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan”, Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, vol 3 No. 1, 2014. Munib, Muhammad Fatih. “Pengaruh Kurs Rupiah, Inflasi, dan BI rate Terhadap Harga Saham Perusahaan Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia”, EJournal Administrasi Bisnis, vol 4 No.4, 2016. Murhadi, Werner R. “Analisis Saham Pendekatan Fundamental”, PT Indeks, Jakarta, 2009. Novisari, Erna. “Pengaruh PER, EPS, ROA, dan DER Terhadap Harga Saham Perusahaan Sub-Sektor Industri Textile yang Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009 -2011”, (Skripsi S1Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2013). Nugrahanti, Yeterina Widi dan Wiranata, Yulius Ardy. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufakur di Indonesia”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, vol 15 No. 1, Mei 2013. Nuraeni. “Pengaruh EPS, ROE, dan Struktur Kepemilikan Institusional Saham Terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Rokok yang Listing di BEI Tahun 2005-2011)”, llmu Administrasi Niaga FISIP Universitas Yudharta Pasuruan, 2012. 146 Oetomo, Hening Widi dan Savitri, Lidya Ayu. “Pengaruh Leverage, Price Earning, Dividen Payout Terhadap Harga Saham Perusahaan Otomotif”, Jurnal Imu Riset dan Manajemen, vol 5 No. 7, Juli 2016. Pramuka, Bambang Agus dan Ujhiyanto, Arief. “Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba, dan Kinerja Keuangan : Studi Pada Perusahaan Go Public Sektor Manufaktur”. Kumpulan Makalah, Simposium Nasional Akuntansi (SNA) X, Makasar. Pratomo, Wahyu Ario dan WBBA, Amanda. “Analisis Fundamental dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perbankan yang Terdaftar pada Indeks LQ45”, Jurnal Ekonomi dan Keuangan Vol 1 No. 3, Februari 2013. Priadana, Muhammad Sidik dan Muis, Saludin. “Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2009. Prihadi, Toto. “Analisis Laporan Keuangan”, Edisi Pertama, PPM Manajemen, Jakarta, 2010. Pujiati, Diyah. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan: Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening”, Jurnal Ekonomi dan Bisini Vantura, vol 12 No. 1, April 2009. Riana, I Ketut Tantra dan Dewi, Sayu Kt Sutrisna. “Peran EPS dalam Memediasi Pengaruh ROE Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan di BEI”, EJurnal Manajemen Universitas Udayana, vol 4 No. 12, 2015. Rivai, Veithzal et. all. “Bank and Financial Institution Management Conventional & Sharia System”, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007. Rudangga, I Gusti Ngurah Gede dan Sudiarta, Gede Merta.”Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan”, EJurnal Manajemen Unud, Vol 5 No. 7, 2016. Sari, Yuni Indah. “Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Telekomunikasi”, Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen, Vol 5 No. 7, Juli 2016. 147 Sinaga, Aris Kristanti dan Triaryati, Nyoman. “Pengaruh Faktor Fundamental dan Ekonomi Makro Terhadap Harga Saham”, Universitas Udayana, Bali, 2013. Sjahrial, Dermawan. “Pengantar Manajemen Keuangan”, Edisi Kedua, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2007. Stella. “Pengaruh Price to Earnings Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Asset, dan Price to Book Value Terhadap Harga Pasar Saham”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 11, No. 2, Hlm. 97 -106, Agustus 2009. Suaryana, Agung I.G.N dan Warapsari, A.A.Ayu Uccahati. “Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Institusional Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Hutang Sebagai Variabel Intervening”, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol 16 No. 3, September 2016. Sudana, I. “Manajemen Keuangan Perusahaan Jakarta, 2011. Teori dan Praktik”, Erlangga, Sugiyono. “Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), Alfabeta, Bandung, 2009. Suharso, Puguh. “Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Bisnis: Pendekatan Filosofi dan Praktis”, Indeks, Jakarta, 2009. Suharyadi dan S.K , Purwanto. “Statistik (Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern)”, Edisi dua, Salemba Empat, 2009. Suliyanto. “Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS”, Andi, Yogyakarta, 2011. Penerbit Sunaryo. “Analisis Pengaruh ROA (Return On Assets), ROE (Return On Equity), dan EPS (Earning Per Share) Terhadap Harga Saham pada Kelompok Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia)”, Universitas Bina Nusantara.,Vol. 2 No. 1, Mei 2001. Sunyoto, Danang. “Metodologi Penelitian Akuntansi”, PT Rafika Aditama, Bandung, 2013. 148 Surya, indra danYustiavandana, Ivan. “Penerapan Good Corporate Governance Mengesampingkan hak-hak istimewa dan Kelangsungan Usaha”, Kencana Prenada Media Group, Jakart, 2008. Susilo, Yosua Eko. “Pengaruh ROA, ROE, PBV, NPM, OPM Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan pada Tahun 2008 – 2011”, Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Akuntansi Universitas Dian Nuswantoro Semarang, Semarang, 2012. Thobarry, Achmad ATH. “Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga, Laju Inflasi, dan Pertumbuhan GDP Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Properti (Kajian Empiris Pada Bursa Efek Indonesia Periode Pengamatan Tahun 2002008)”, Tesis Universitas Diponegoro, Semarang, 2009. Walsh, Ciarah. “Key Management Ratio”, Edisi Ketiga, Erlangga, Jakarta, 2004. Wardjono. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Price to Book Value dan Implikasinya pada Return Saham (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)”, Dinamika Keuangan dan Perbankan, vol 2 No. 1, Mei 2010. Wibowo, Wahyu Chandra. “Pengaruh Kepemilikan Manjaerial, Kepemilikan Institsional, dan Corporate Social responbility terhadap harga Saham pada perusahaan makanan dan minuman di BEI periode 2008-2010”, (Skripsi S1 FE. Universitas Negeri Malang), 2011. Widarjono, Agus. “Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya”, Ekonosia, Yogyakarta, 2009. Edisi Ketiga, Widoatmojo, Sawidji. “Cara Cepat Memulai Investasi Saham”, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2007. Wijaya, Arifin Hendra. “Pengaruh Return On Equity, Earning Per Share, Produk Domestik Bruto, dan Inflasi Terhadap Harga Saham Perusahaan Sektor Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015”, Akuntansi IBS, Jakarta, 2016. 149 Winarno, Wing Wahyu. “Analisis Ekonometrika dan Statistik dengan Eviews”, UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2007. bi.go.id bkpm.go.id bps.go.id googlescholar.com idx.co.id lamudi.co.id portalgaruda.org sahamok.com sciencedirect.com ssrn.com yahoofinance.com 150 LAMPIRAN Lampiran 1. 1 Daftar Sampel Perusahaan Periode 2012-2016 No. Nama Perusahaan Kode Perusahaan 1. PT Agung Podomoro Land Tbk APLN 2. PT Alam Sutera Realty Tbk ASRI 3. PT Bekasi Asri Pemula Tbk BAPA 4. PT Bumi Serpong Damai Tbk BSDE 5. PT Duta Anggada Realty Tbk DART 6. PT Megapolitan Developments Tbk EMDE 7. PT Perdana Gapuraprima Tbk GPRA 8. PTMetropolitan Land Tbk MTLA 9. PT PLazaIndonesia Tbk PLIN 10. PT PP (Persero) PTPP 11. PT Pikko Land Development Tbk RODA 12. PT Summarecon Agung Tbk SMRA 13. PT Surya Semesta Internusa Tbk SSIA 14. Total Bangun Persada Tbk TOTL 151 Lampiran 1. 2 Data Variabel ROE 2012 - 2016 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Kode APLN ASRI BAPA BSDE DART EMDE GPRA MTLA PLIN PTPP RODA SMRA SSIA TOTL 2012 0.1325 0.257 0.0513 0.1404 0.0637 0.0079 0.08 0.1312 0.1052 0.187 0.0516 0.2076 0.4424 0.2574 2013 0.1289 0.1668 0.0543 0.2165 0.0618 0.0609 0.1329 0.1365 0.0154 0.2119 0.2189 0.2353 0.2859 0.2602 2014 0.1162 0.1847 0.0707 0.2163 0.1256 0.0746 0.1029 0.1517 0.1513 0.2225 0.2459 0.2315 0.1690 0.2048 2015 0.123 0.1036 0.0119 0.1064 0.0519 0.0928 0.0769 0.1084 0.1162 0.1642 0.1912 0.1413 0.1148 0.2208 2016 0.0942 0.0709 0.0169 0.0836 0.0519 0.0951 0.0465 0.1264 0.3175 0.1066 0.0221 0.0741 0.0301 0.2347 2014 47.9939 59.8977 10.6477 217.532 129.887 13.4399 21.4189 40.7974 100.914 109.876 38.0777 97.392 109.991 48.0208 2015 54.4763 34.8248 1.8203 122.171 56.588 18.289 17.0445 31.3493 78.786 174.585 35.2882 74.689 82.056 56.0976 2016 52.6077 25.9674 2.7472 105.864 61.080 19.5433 10.9889 41.3467 204.400 185.718 4.4991 42.469 21.597 64.8937 Lampiran 1. 3 Data Variabel EPS 2012 -2016 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Kode APLN ASRI BAPA BSDE DART EMDE GPRA MTLA PLIN PTPP RODA SMRA SSIA TOTL 2012 41.0385 61.8895 6.7819 84.5207 57.563 1.2456 13.1602 26.9015 66.120 63.9519 5.2539 55.598 156.977 53.2898 2013 45.3776 45.2724 7.5942 166.066 57.554 10.15 24.9053 31.7927 9.392 86.8819 27.7224 76.922 159.884 62.5128 152 Lampiran 1. 4 Data Variabel PBV 2012 – 2016 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Kode APLN ASRI BAPA BSDE DART EMDE GPRA MTLA PLIN PTPP RODA SMRA SSIA TOTL 2012 1.1947 2.4915 1.0516 1.8441 0.7860 0.8951 0.8699 2.6341 2.5763 2.3071 3.4422 3.5473 3.0436 4.348 2013 0.6111 1.5847 0.4722 1.6825 0.4776 0.6665 2.5631 1.632 3.1559 2.69 3.5538 2.3858 1.0013 2.0818 2014 0.8116 1.7271 0.3391 1.7951 0.6574 0.7612 3.0034 1.6557 5.6239 6.8839 3.0294 3.6136 1.6442 4.7786 2015 0.7547 1.0208 0.3278 1.5678 0.3848 0.731 2.7089 0.7436 5.9005 3.465 3.2246 3.1219 0.9093 2.4208 2016 0.4318 0.9623 0.3086 1.4028 0.3121 0.6817 0.7747 1.0829 7.5342 2.188 1.9163 2.3118 0.6045 2.7675 Lampiran 1. 5 Data Variabel BVS 2012-2016 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Kode APLN ASRI BAPA BSDE DART EMDE GPRA MTLA PLIN PTPP RODA SMRA SSIA TOTL 2012 309.689 240.8151 132.1792 601.915 903.331 156.3996 164.3909 205.0074 628.812 341.9454 101.6793 267.808 354.844 206.9903 2013 351.8228 271.3458 139.7725 766.7201 931.650 166.5496 187.2767 232.8378 608.381 409.8654 126.626 326.928 559.297 240.1731 2014 412.7567 324.2435 150.4202 1005.529 1034.381 179.9895 208.0985 268.7751 608.381 493.609 154.8147 420.631 650.758 234.3797 2015 442.5498 336.0106 152.5136 1148.077 1091.365 196.9953 221.4887 289.1156 677.907 1062.956 184.5167 528.523 714.814 254.0512 2016 486.3573 365.8046 162.0169 1265.303 1153.422 205.3708 236.2079 326.8924 643.731 1741.345 203.5212 573.151 717.989 276.4253 153 Lampiran 1. 6 Data Variabel PER 2012-2016 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Kode APLN ASRI BAPA BSDE DART EMDE GPRA MTLA PLIN PTPP RODA SMRA SSIA TOTL 2012 9.0159 9.6947 20.4959 13.1329 12.3343 112.3948 10.8661 20.0732 24.5010 12.3358 66.6174 17.0871 6.8800 16.8888 2013 4.738 9.4981 8.6908 7.768 7.7318 10.936 19.273 11.9524 204.4212 12.6902 16.2323 10.1402 3.5025 7.9984 2014 6.9801 9.3493 4.7898 8.2976 5.2353 10.1936 29.1799 10.9076 37.1604 30.9254 12.3169 15.6071 9.7281 23.3232 2015 6.1311 9.8493 27.4681 14.7335 7.4220 7.8736 35.202 6.8582 50.7705 21.0962 16.8611 22.0916 7.9214 10.963 2016 3.9918 13.5555 18.2003 16.7668 5.8939 7.1636 16.6532 8.5617 23.7280 20.515 86.6842 31.1990 20.0949 11.7885 Lampiran 1. 7 Data Varibel INST 2012-2016 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Kode APLN ASRI BAPA BSDE DART EMDE GPRA MTLA PLIN PTPP RODA SMRA SSIA TOTL 2012 0.6704 0.4699 0.6992 0.6313 0.0620 0.7186 0.693 0.2268 0.8884 0.0765 0.689 0.2117 0.2156 0.565 2013 0.6748 0.5181 0.6416 0.6313 0.5386 0.7421 0.693 0.2269 0.5954 0.0586 0.6831 0.3812 0.2154 0.565 2014 0.6704 0.5148 0.7689 0.6489 0.5386 0.6678 0.8359 0.2276 0.5994 0.0401 0.6831 0.3812 0.2154 0.565 2015 0.7713 0.5148 0.7689 0.6458 0.5386 0.6678 0.8525 0.367 0.8734 0.0364 0.6831 0.3812 0.2399 0.565 2016 0.7702 0.4389 0.7689 0.6106 0.5386 0.6678 0.8525 0.367 0.7872 0.001 0.6831 0.3812 0.2348 0.565 154 Lampiran 1. 8 Data Variabel Harga Saham 2012 -2016 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Kode APLN ASRI BAPA BSDE DART EMDE GPRA MTLA PLIN PTPP RODA SMRA SSIA TOTL 2012 370 600 139 1110 710 140 143 540 1620 788.9 350 950 1080 900 2013 215 430 66 1290 445 111 480 380 1920 1102.55 450 780 560 500 2014 335 560 51 1805 680 137 625 445 3750 3397.95 469 1520 1070 1120 2015 334 343 50 1800 420 144 600 215 4000 3683.09 595 1650 650 615 2016 210 352 50 1775 360 140 183 354 4850 3810 390 1325 434 765 Lampiran 1. 9 Output Eviews Common Effect Model Sample: 2012 2016 Periods included: 5 Cross-sections included: 14 Total panel (balanced) observations: 70 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C ROE EPS PBV BVS PER INST -175.8257 -5937.230 12.35862 522.1540 0.338290 -0.214757 -103.6166 200.0558 1017.239 1.958943 33.62778 0.247598 1.643239 182.4535 -0.878883 -5.836615 6.308820 15.52746 1.366288 -0.130691 -0.567907 0.3828 0.0000 0.0000 0.0000 0.1767 0.8964 0.5721 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.919085 0.911379 312.0469 6134515. -497.6588 119.2658 0.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 917.6070 1048.217 14.41882 14.64367 14.50814 1.393869 155 Lampiran 1. 10 Output Eviews Fixed Effect Model Dependent Variable: HARGA_SAHAM Method: Panel Least Squares Date: 10/07/17 Time: 08:56 Sample: 2012 2016 Periods included: 5 Cross-sections included: 14 Total panel (balanced) observations: 70 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C ROE EPS PBV BVS PER INST -315.5799 -2688.596 7.450923 429.8435 1.358886 -1.653277 -584.0607 239.0544 808.5601 1.499785 30.22532 0.222836 1.144075 314.2229 -1.320117 -3.325165 4.967993 14.22130 6.098155 -1.445078 -1.858747 0.1928 0.0017 0.0000 0.0000 0.0000 0.1547 0.0690 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.977142 0.968456 186.1685 1732936. -453.4148 112.4975 0.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 917.6070 1048.217 13.52614 14.16857 13.78132 2.230861 156 Lampiran 1. 11 Output Eviews Random Effect Model Dependent Variable: HARGA_SAHAM Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 10/07/17 Time: 08:59 Sample: 2012 2016 Periods included: 5 Cross-sections included: 14 Total panel (balanced) observations: 70 Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C ROE EPS PBV BVS PER INST -449.1025 -3483.799 8.307308 462.4187 1.049940 -1.050504 -106.6075 196.6797 761.7252 1.428723 26.87960 0.198443 1.084740 208.6165 -2.283421 -4.573565 5.814499 17.20333 5.290893 -0.968439 -0.511022 0.0258 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.3365 0.6111 Effects Specification S.D. Cross-section random Idiosyncratic random 203.1910 186.1685 Rho 0.5436 0.4564 Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic) 0.895122 0.885134 211.5027 89.61647 0.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat 347.9140 624.0504 2818202. 1.546553 Lampiran 1. 12 Output Eviews Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled Test cross-section fixed effects Effects Test Cross-section F Cross-section Chi-square Statistic 9.769057 88.487978 d.f. Prob. (13,50) 13 0.0000 0.0000 157 Lampiran 1. 13 Output Eviews Uji Hausman Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled Test cross-section random effects Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. 24.312936 6 0.0005 PER INST Test Summary Cross-section random Lampiran 1. 14 Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas (Histogram Residual) Uji Multikolinearitas ROE ROE EPS PBV BVS PER INST EPS PBV 1.000000 0.589636 0.531509 0.589636 1.000000 0.357620 0.531509 0.357620 1.000000 -0.060968 0.675742 -0.013353 -0.324378 -0.221373 0.250441 -0.306123 -0.364063 -0.094981 BVS -0.060968 -0.324378 -0.306123 0.675742 -0.221373 -0.364063 -0.013353 0.250441 -0.094981 1.000000 -0.043575 -0.306512 -0.043575 1.000000 0.146364 -0.306512 0.146364 1.000000 158 Uji Heteroskedastisitas Heteroskedasticity Test: Harvey F-statistic Obs*R-squared Scaled explained SS 1.693181 9.720404 7.403375 Prob. F(6,63) Prob. Chi-Square(6) Prob. Chi-Square(6) 0.1374 0.1369 0.2851 Uji Autokorelasi Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic Obs*R-squared 3.596125 7.382914 Prob. F(2,61) Prob. Chi-Square(2) 0.0334 0.0249 Uji Cohcrane Orcutt Dependent Variable: HARGA_SAHAM Method: Least Squares Date: 10/07/17 Time: 09:10 Sample (adjusted): 2 70 Included observations: 69 after adjustments Convergence achieved after 14 iterations Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C ROE EPS PBV BVS PER INST AR(1) -611.7985 -3160.770 8.838511 416.8237 1.102415 0.578031 115.3349 0.690508 221.7182 924.0491 1.787534 31.92436 0.228982 1.192614 194.0362 0.096144 -2.759351 -3.420565 4.944528 13.05660 4.814417 0.484676 0.594399 7.182007 0.0076 0.0011 0.0000 0.0000 0.0000 0.6296 0.5544 0.0000 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.940942 0.934164 270.3822 4459499. -480.0440 138.8396 0.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 925.5433 1053.775 14.14620 14.40523 14.24897 1.821111 159