analisis pengaruh return on equity, earning per

advertisement
ANALISIS PENGARUH RETURN ON EQUITY, EARNING PER SHARE,
PRICE TO BOOK VALUE, BOOK VALUE PER SHARE, PRICE EARNING
RATIO DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP HARGA
SAHAM PERUSAHAAN
(Studi Kasus pada Perusahaan Sektor Real Estate, Properti dan Konstruksi Bangunan
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012 - 2016)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Yunita Laras Sari
NIM: 1113081000026
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H / 2017 M
i
ANALISIS PENGARUH RETURN ON EQUITY, EARNING PER SHARE,
PRICE TO BOOK VALUE, BOOK VALUE PER SHARE, PRICE EARNING
RATIO DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP HARGA
SAHAM PERUSAHAAN
(Studi Kasus pada Perusahaan Sektor Real Estate, Properti dan Konstruksi Bangunan
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode tahun 2012 - 2016)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Yunita Laras Sari
NIM: 1113081000026
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing
Dr. Taridi Kasbi Ridho, SE., MBA
NIDN. 2004 1070 02
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H / 2017 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Pada hari Selasa, 11 April 2017 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:
1. Nama
: Yunita Laras Sari
2. NIM
: 1113081000026
3. Jurusan
: Manajemen
4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Return On Equity, Earning Per Share,
Price to Book Value, Book Value Per Share, Price Earning Ratio dan
Kepemilikan Institusional terhadap Harga Saham Perusahaan (Studi Kasus
pada Perusahaan Sektor Real Estate, Properti dan Konstruksi Bangunan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012 - 2016)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kamampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta 11 April 2017
1. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si
(_________________)
NIP. 19731221 2005 01 2 002
Penguji 1
2. Bahrul Yaman S.Sos., M.Si
NIP. 19620818 198603 1 001
(_________________)
Penguji 2
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Pada hari Selasa, 26 September 2017 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
5. Nama
: Yunita Laras Sari
6. NIM
: 1113081000026
7. Jurusan
: Manajemen
8. Judul Skripsi
:Analisis Pengaruh Return On Equity, Earning Per Share,
Price to Book Value, Book Value Per Share, Price Earning Ratio dan Kepemilikan
Institusional terhadap Harga Saham Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan
Sektor Real Estate, Properti dan Konstruksi Bangunan yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode tahun 2012 - 2016)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 26 Agustus 2017
1.
Titi Dewi Warninda, SE., M.Si
NIP. 19731221 2005 01 2 002
(_________________)
Ketua
2.
Taridi Kasbi Ridho, SE., MBA
NIDN. 2004 1070 02
(_________________)
Sekretaris
3.
Dr. Hj. Pudji Astuty, SE., MM
NIDN. 03110658 05
(_________________)
Penguji Ahli
4.
Taridi Kasbi Ridho, SE., MBA
NIDN. 2004 1070 02
(_________________)
Pembimbing
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Yunita Laras Sari
NIM
: 1113081000026
Jurusan
: Manajemen (Keuangan)
Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penelitian skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber
asli atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai
sanksi berdasarkan hukum yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 11 September 2017
Yang menyatakan
Yunita Laras Sari
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi
1. Nama
: Yunita Laras Sari
2. Tempat Tanggal Lahir
: Jakarta, 21 Juni 1995
3.
Alamat
: Jalan. Bango 3 Rt 008/03 No. 47 Cilandak
Jakarta – Selatan. Kode pos: 12450
4.
Agama
: Islam
5.
Nama Ayah
: Sukardi
6.
Nama Ibu
: Sunarti
7.
Nomor Telepon
: 021-7669965 / 087789272742
8.
Email
: [email protected]
B. Pendidikan Formal
1.
2001 - 2007
: SDN 14 Pagi Cilandak Jakarta-Selatan
2.
2007 - 2010
: SMPN 96 Jakarta
3.
2010 - 2013
: SMAS Keluarga Widuri
4.
2013 - 2017
: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah
Jakarta
C. Pengalaman Organisasi
1. 2007 - 2008
: Anggota Rohis SMPN 96 Jakarta
vi
2. 2012 - 2013
: Anggota OSIS SMAS Keluarga Widuri
3. 2013 – 2014
: Divisi Informasi dan Komunikasi Himpunan
Mahasiswa Jurusan (HMJ) Manajemen UIN
Jakarta
4. 2014 - 2015
: Sekertaris Koordinasi Divisi Informasi dan
Komunikasi Himpunan Mahasiswa Jurusan
(HMJ) Manajemen UIN Jakarta
vii
ABSTRACT
This study aims to analyze the effect of Return On Equity, Earning Per Share, Price
to Book Value, Book Value per Share, Price Earning Ratio and Institutional
Ownership of the stock price of the compan . The data used in this study is secondary
data sourced from financial statement data annuals listed on the Indonesia Stock
Exchange. The variables tested in this research are Return On Equity, Earning Per
Share, Price to Book Value, Book Value per Share, Price Earning Ratio, Institutional
Ownership and stock price. The samples that match with the criteria in this research
are 14 companies. Analysis used is panel data regression analysis to see the effect of
independent variable to dependent variable either individually or collectively. The
results of data analysis or regression shows that partially Return On Equity, Earning
Per Share, Price to Book Value and Book Value per Share have a significant effect on
stock prices. While the variable Price Earning Ratio and Institutional Ownership do
not affect the stock price. Simultaneously variable of Return On Equity, Earning Per
Share, Price to Book Value, Book Value per Share, Price Earning Ratio, and
Institutional Owners influence together to share price of company. This means that
96.84% of the dependent variable is the stock price can be explained by the six
independent variables, while the remaining 3.16% of the stock price is explained by
the variable or other factors outside the model.
Key Words : Share Price , Return On Equity, Earning Per Share, Price to Book
Value, Book Value per Share, Price Earning Ratio, Institusional
Ownership, panel data regression
viii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh Return On Equity, Earning Per
Share, Price to Book Value, Book Value per Share, Price Earning Ratio dan
Kepemilikan Institusional terhadap harga saham perusahaan.. Data yang digunakan
penelitian ini adalah data sekunder yang bersumber dari data laporan keuangan
tahunan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia. Variabel-variabel yang diuji dalam
penelitian ini adalah Return On Equity, Earning Per Share, Price to Book Value,
Book Value per Share, Price Earning Ratio, Kepemilikan Institusional dan harga
saham. Sampel yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini sebanyak 14 perusahaan.
analisis yang digunakan yaitu analisis regresi data panel untuk melihat pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen baik secara individu maupun secara
bersama-sama. Hasil analisis data atau regresi menunjukkan bahwa secara parsial
Return On Equity, Earning Per Share, Price to Book Value dan Book Value per Share
berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan variabel Price Earning
Ratio dan Kepemilikan Institusional tidak berpengaruh terhadap harga saham. Secara
simultan variabel Return On Equity, Earning Per Share, Price to Book Value, Book
Value per Share, Price Earning Ratio, dan Kepemilikan Institusional berpengaruh
bersama-sama terhadap harga saham perusahaan. Hal ini berarti bahwa 96,84%
variabel dependen yaitu harga saham dapat dijelaskan oleh keenam variabel
independen, sedangkan sisanya sebesar 3.16% harga saham dijelaskan oleh variabel
atau faktor-faktor lainnya di luar model.
Kata kunci : Harga saham, Return On Equity, Earning Per Share, Price to Book
Value, Book Value per Share, Price Earning Ratio dan Kepemilikan
Institusional, regresi data panel.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“ANALISIS PENGARUH RETURN ON EQUITY, EARNING PER SHARE,
PRICE TO BOOK VALUE, BOOK VALUE PER SHARE, PRICE EARNING
RATIO DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP HARGA
SAHAM PERUSAHAAN (Studi Kasus pada Perusahaan Sektor Real Estate,
Properti dan Konstruksi Bangunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
tahun 2012 - 2016)”. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Sang Tauladan yang telah membawa kita ke
zaman kebaikan.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat guna
meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu
dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur Alhamdulillah penulis
mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan yang
begitu besar. Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak dan Ibu yang selalu mendoakan, menyemangati, memberi nasihat, dan
selalu memberikan kasih sayang kepada penulis baik sebelum pembuatan
skripsi, sepanjang, dan setelah pembuatan skripsi. Terima kasih atas dukungan
moril maupun materiil, doakan anakmu sukses ya. Aamiin.
2. Bapak Dr. M Arief Mufraini Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
x
3. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Dr. Taridi Kasbi Ridho, SE., MBA selaku Pembimbing yang selalu
memberikan arahan, saran, dan dengan sabar membimbing saya untuk
mempelajari lebih dalam pengetahuan yang masih kurang yang ada dalam
skripsi penulis.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis baik Staff Akademis dan
Keuangan, terima kasih atas segala bantuannya sehingga penulis dapat
menyelesaikan segala persyaratan administrasi.
6. Kakakku, Ratih Kusumawati. Terima kasih atas bantuan materiil yang saya
tidak bisa sebutkan satu-persatu sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini. Terima kasih juga atas segala inspirasi yang dapat saya kagumi dan
banggakan.
7. Untuk sahabat-sahabat saya Firly, Melani, Tika, Maryati, Dewi, Alman,
Ikhlas, Dimas yang selalu membantu, menyemangati dikala saya sedih,
memberikan pelajaran hidup yang tak ternilai harganya dan memberikan
makna mengenai arti keluarga. Terima kasih atas canda dan tawanya, yang
akan selalu saya kenang selamanya. Semoga kita bisa sukses semuanya.
Aamiin.
8. Teman-teman seperjuangan di kelas Manajemen A dan khususnya konsentrasi
keuangan 2013 yang telah membantu berdiskusi, membantu dalam
penyelesaiaan skripsi ini, dan terima kasih karena sudah mau menjadi teman
saya selama kurang lebih empat tahun ini.
9. Indi, Acong, Ndeb, Makay, Iqbal, Rofiq, Rio, Kumi, Gita, Icha yang sudah
mau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang membuat saya bingung.
Memberikan bantuan penyelesaian skripsi ini sehingga saya menemukan
jawabannya dari kalian. Yang tidak pernah lelah untuk dicurhatin, dichat, dan
dimintai penjelasan lebih mengenai keterbatasan pengetahuan.
xi
10. Grup what’s app Pak Taridiā€Ÿs Squad (Irfan, Cindy, Adel, Riska, Luluk,
Melani, Nelly, Luluk, Sandi) terima kasih sudah berbagi informasi, saling
menyemangati, dan saling membantu sehingga skripsi ini selesai. Dan
teruntuk Riska , terima kasih atas bantuannya yang telah membantu saya
dalam member informasi-informasi dari setelah ujian skripsi ini. Untuk yang
belum sidang, semoga dipercepat sidangnya. Aamiin.
11. Pihak-pihak yang belum saya sebutkan yang turut membantu baik dengan
moril maupun materiil sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Terima kasih
atas kebaikan dan perhatian kalian berikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempura
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak
Jakarta, 9 September 2017
Penulis,
Yunita Laras Sari
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ......................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .................................. v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................................. vi
ABSTRACT .............................................................................................................. viii
ABSTRAK .................................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ................................................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xviii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG ....................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................... 9
C. TUJUAN PENELITIAN .................................................................................. 10
D. MANFAAT PENELITIAN .............................................................................. 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 13
A. LANDASAN TEORI ....................................................................................... 13
1.
Pasar Modal .................................................................................................. 13
a.
Definisi Pasar Modal ................................................................................ 13
b.
Instrumen Pasar modal.............................................................................. 14
c.
Kegiatan Pasar Modal ............................................................................... 18
d.
Perkembangan Pasar Modal di Indonesia ................................................. 19
2.
Saham ........................................................................................................... 20
a.
Definisi Saham .......................................................................................... 20
xiii
b.
Karakteristik Saham .................................................................................. 21
c.
Harga Saham ............................................................................................. 24
3.
Laporan Keuangan ....................................................................................... 26
a.
Definisi Laporan Keuangan ...................................................................... 26
b. Tujuan Laporan Keuangan ......................................................................... 26
4.
Analisa Rasio Laporan Keuangan ................................................................ 27
a.
Return On Equity ...................................................................................... 28
b.
Earning Per Share ...................................................................................... 30
c.
Price to Book Value .................................................................................. 31
d.
Book Value Per Share ............................................................................... 32
e.
Price Earning Ratio ................................................................................... 33
5.
B.
Kepemilikan Institusional............................................................................. 35
a.
Teori Keagenan (Agency Theory) ............................................................ 35
b.
Struktur Kepemilikan ................................................................................ 36
c.
Kepemilikan Institusional ......................................................................... 37
Keterkaitan Antar Variabel ............................................................................. 38
1.
Pengaruh Return on Equity terhadap Harga Saham ..................................... 38
2.
Pengaruh Earing Per Share terhadap Harga Saham .................................... 39
3.
Pengaruh Price Earning Ratio terhadap Harga Saham ................................ 39
4.
Pengaruh Price to Book Value Ratio terhadap Harga Saham ...................... 39
5.
Pengaruh Book Value Per Share terhadap Harga Saham ............................. 40
6.
Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Harga Saham ....................... 41
C. Penelitian Terdahulu ........................................................................................ 42
D. Kerangka Pemikiran ......................................................................................... 55
E. Hipotesis........................................................................................................... 56
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 59
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................ 59
B. Metode Penentuan Sampel ............................................................................... 60
xiv
1.
Populasi........................................................................................................ 60
2.
Sampel .......................................................................................................... 60
C. Metode Pengumpulan Data .............................................................................. 63
D. Metode Analisis Data ....................................................................................... 63
1.
Statistik Deskriptif ........................................................................................ 63
2.
Regresi Data Panel ....................................................................................... 64
3.
Uji Asumsi Klasik ........................................................................................ 66
a.
Uji Normalitas.......................................................................................... 66
b.
Uji Multikolinearitas ................................................................................ 68
c.
Uji Heteroskedastisitas ............................................................................. 70
d.
Uji Autokorelasi ....................................................................................... 71
4.
Uji Model ..................................................................................................... 72
5.
Uji Hipotesis ................................................................................................. 72
a.
Uji signifikan Parsial (Uji t)...................................................................... 72
b.
Uji Signifikansi Simultan (Uji F) .............................................................. 74
E. Operasional Variabel ........................................................................................ 75
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 78
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................................. 78
1.
Sejarah dan perkembangan Pasar Modal ...................................................... 78
2. Gambaran Umum Perusahaan Sektor Real Estate, Properti, dan Konstruksi
Bangunan ............................................................................................................. 82
B. Analisis dan Pembahasan.................................................................................... 93
1.
Deskriptif Sampel ......................................................................................... 93
2.
Deskriptif Variabel ....................................................................................... 94
a.
Perkembangan Return On Equity ............................................................. 95
b.
Perkembangan Earning Per Share ............................................................. 97
c.
Perkembangan Price to Book Value ......................................................... 99
d.
Perkembangan Book Value per Share..................................................... 101
e.
Perkembangan Price Earning Ratio ........................................................ 103
xv
f.
Perkembangan Kepemilikan Institusional .............................................. 105
3.
Statistik Deskriptif ...................................................................................... 107
4.
Hasil Analisis Data Panel ........................................................................... 109
a.
Model Common Effect (OLS) ................................................................ 109
b.
Model Fixed Effect (FEM) ...................................................................... 111
c.
Model Random Effect (REM) ................................................................ 112
5.
Uji Perubahan Struktural Model Regresi Data Panel ................................. 114
a.
Uji Chow ................................................................................................. 114
b.
Uji Hausman ........................................................................................... 116
6.
Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................................................. 117
a.
Uji Normalitas......................................................................................... 118
b.
Uji Multikolinearitas ............................................................................... 119
c.
Uji Heteroskedastisitas ........................................................................... 120
d.
Uji Autokorelasi ...................................................................................... 121
7.
Hasil Uji Hipotesis ..................................................................................... 122
a.
Uji signifikansi Parsial (t) ....................................................................... 123
b.
Uji Signifikansi Simultan (F) .................................................................. 127
c.
Koefisien Determinasi (R-square) .......................................................... 128
8.
Analisis Regresi Data Panel ....................................................................... 130
9.
Intepretasi Hasil Penelitian ......................................................................... 131
BAB V PENUTUP .................................................................................................... 139
A. Kesimpulan .................................................................................................... 139
B. Saran ............................................................................................................... 141
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 142
LAMPIRAN ............................................................................................................. 151
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu .................................................................................. 42
Tabel 3. 1 Tahapan Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria .......................................... 61
Tabel 3. 2 Daftar Sampel Perusahaan sektor real estate, properti, dan konstruksi
bangunan Periode tahun 2010 – 2016 ......................................................................... 62
Tabel 3. 3 Syarat Uji lulus Uji Autokorelasi ............................................................... 71
Tabel 3. 4 Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................................... 75
Tabel 4. 1 Sampel penelitian ....................................................................................... 82
Tabel 4. 2 Nama Perusahaan Sampel Penelitian ......................................................... 93
Tabel 4. 3 Nilai ROE masing-masing perusahaan tahun 2012-2016 (dalam desimal)96
Tabel 4. 4 Nilai EPS masing-masing perusahaan tahun 2012-2016 (dalam desimal) 98
Tabel 4. 5 Nilai PBV masing-masing perusahaan tahun 2012-2016 (dalam desimal)
................................................................................................................................... 100
Tabel 4. 6 Nilai BVS masing-masing perusahaan tahun 2012-2016 (dalam desimal)
................................................................................................................................... 102
Tabel 4. 7 Nilai PER masing-masing perusahaan tahun 2012-2016 (dalam desimal)
................................................................................................................................... 104
Tabel 4. 8 Nilai INST masing-masing perusahaan tahun 2012-2016 (dalam desimal)
................................................................................................................................... 106
Tabel 4. 9 Statistik Deskriptif ................................................................................... 107
Tabel 4. 10 Hasil Regresi Common Effect (pooled least square) ............................. 110
Tabel 4. 11 Hasil Regresi Fixed Effect (FEM) .......................................................... 111
Tabel 4. 12 Hasil Regresi Random Effect Model (REM) .......................................... 113
Tabel 4. 13 Hasil Uji Chow....................................................................................... 115
Tabel 4. 14 Hasil Uji Hausman ................................................................................. 117
Tabel 4. 15 Uji Multikolinearitas .............................................................................. 119
Tabel 4. 16 Uji Heteroskedastisitas ........................................................................... 120
Tabel 4. 17 Uji Autokorelasi ..................................................................................... 121
Tabel 4. 18 Hasil uji metode Cohcrane-Orcutt ......................................................... 122
Tabel 4. 19 Hasil Uji Hipotesis ................................................................................. 123
Tabel 4. 20 Hasil uji parsial (t).................................................................................. 127
Tabel 4. 21 Hasil Uji Simultan.................................................................................. 128
Tabel 4. 22 Koefisien Determinasi............................................................................ 128
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Perkembangan Investasi berdasarkan PMDN Menurut Sektor 2016 ....... 6
Gambar 1. 2 Perkembangan Investasi Berdasarkan PMA menurut sektor 2016 .......... 6
Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran ............................................................................... 55
Gambar 4. 1 Nilai ROE masing-masing perusahaan 2012-2016 (dalam desimal) ..... 95
Gambar 4. 2 Nilai EPS masing-masing perusahaan 2012-2016 (dalam desimal) ...... 97
Gambar 4. 3 Nilai PBV masing-masing perusahaan 2012-2016 (dalam desimal) ..... 99
Gambar 4. 4 Nilai BVS masing-masing perusahaan 2012-2016 (dalam desimal) ... 101
Gambar 4. 5 Nilai PER masing-masing perusahaan 2012-2016 (dalam desimal) ... 103
Gambar 4. 6 Nilai INST masing-masing perusahaan 2012-2016(dalam desimal) ... 105
Gambar 4. 7 Historgram Residual............................................................................. 118
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. 1 Daftar Sampel Perusahaan Periode 2012-2016 ................................. 151
Lampiran 1. 2 Data Variabel ROE 2012 - 2016........................................................ 152
Lampiran 1. 3 Data Variabel EPS 2012 -2016 .......................................................... 152
Lampiran 1. 4 Data Variabel PBV 2012 – 2016 ....................................................... 153
Lampiran 1. 5 Data Variabel BVS 2012-2016 .......................................................... 153
Lampiran 1. 6 Data Variabel PER 2012-2016 .......................................................... 154
Lampiran 1. 7 Data Varibel INST 2012-2016 .......................................................... 154
Lampiran 1. 8 Data Variabel Harga Saham 2012 -2016 ........................................... 155
Lampiran 1. 9 Output Eviews Common Effect Model .............................................. 155
Lampiran 1. 10 Output Eviews Fixed Effect Model.................................................. 156
Lampiran 1. 11 Output Eviews Random Effect Model ............................................. 157
Lampiran 1. 12 Output Eviews Uji Chow................................................................. 157
Lampiran 1. 13 Output Eviews Uji Hausman ........................................................... 158
Lampiran 1. 14 Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 158
xix
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Sekarang ini orang-orang yang mempunyai uang lebih, mereka lebih
menyukai untuk menyimpan uang mereka dalam bentuk investasi. Investasi
sebagai pilihan tepat untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Investasi bisa
dalam bentuk apa saja dan di berbagai tempat lembaga keuangan maupun non
lembaga keuangan. Salah satu yang sangat berkembang pesat sekarang ini
adalah berinvestasi di pasar modal. Dalam berinvestasi, wadah investasi yaitu
pasar modal memiliki peranan penting dalam kegiatan ekonomi, terutama di
negara yang mengandung sistem ekonomi pasar.
Perusahaan dalam menarik minat investor melakukan berbagai cara, baik
peningkatan faktor internal maupun eksternal perusahaan. Investor sendiri
memerlukan pertimbangan-pertimbangan dalam memilih saham di perusahaan
apa yang harus mereka pilih, dikarenakan ini akan berkaitan dengan
keuntungan dan kerugian yang mereka dapat dalam berinvestasi. Bagi investor
handal, mereka bisa melihat dan menghitung valuasi saham. Pergerakan saham
ke arah positif bisa menjadi acuan untuk investor menanamkan modalnya di
perusahaan tersebut. Investor tidak akan selalu mendapatkan keuntungan.
Dalam berinvestasi, investor akan mendapatkan capital gain dan capital loss.
1
Faktor hal lain yang menjadi pertimbangan investor dalam memilih saham
apa yang akan mereka investasikan adalah melalui laporan keuangan
perusahaan. Laporan keuangan bisa menjadi acuan dalam menentukan kondisi
keuangan perusahaan sedang baik atau sebaliknya. Dengan melihat profit
perusahaan, kita bisa membayangkan bahwa perusahaan tersebut layak atau
tidak layak untuk modal kita diinvestasikan di perusahaan tersebut. Tetapi tidak
semua informasi tersebut bisa menjadi acuan, dikarenakan permainan di pasar
sering tidak sesuai dengan apa yang sudah kita pertimbangkan.
Selain hal di atas, faktor makroekonomi sangat mempengaruhi investor
dalam berinvestasi dan juga mempengaruhi harga saham suatu perusahaan.
Faktor makroekonomi seperti inflasi, BI rate, jumlah uang beredar, PDB,
ekspor, impor, dan sebagainya dapat mempengaruhi minat investor dan harga
saham suatu perusahaan. Pada tahun 2011 sampai tahun 2013 inflasi di
Indonesia merupakan inflasi tertinggi yaitu mencapai 8,36% inflasi tahunan.
Seperti yang kita lihat bahwa inflasi tinggi akan mempengaruhi harga saham.
Daya beli investor melemah ketika inflasi meningkat dan berpengaruh terhadap
laporan keuangan perusahaan. Daya beli saham yang melemah seiring dengan
tingginya harga barang-barang ketika inflasi. Membuat investor lebih memilih
untuk menyimpang uangnya dalam tabungan dikarenakan investor tidak ingin
mengambil risiko yang bisa membuat mereka rugi nantinya. Harga saham pun
menjadi melemah seiring dengan daya beli investor yang melemah.
2
Seperti yang dijelaskan mengenai faktor-faktor yang dapat berpengaruh
terhadap harga saham, di mana salah satu yang paling terkenal adalah rasio
profitabilitas. Rasio profitabilitas adalah rasio yang menghitung keuntungan
suatu perusahaan yang dapat dihitung dari rasio keuntungan perusahaan dalam
aktiva atau dalam ekuitas. Laba perusahaan itu sendiri dapat diukur melalui
ROE perusahaan. Dikarenakan ROE mempunyai hubungan yang positif dengan
perubahan laba. ROE digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di
dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang
dimilikinya. Semakin tinggi ROE maka semakin baik juga kinerja keuangan
perusahaan yang akan berpengaruh terhadap harga saham yang akan beriringan
melonjak naik apabila keuntungan perusahaan juga tinggi. Menurut Gitman
(2000) penelitian mengenai ROE yang digunakan sebagai variabel independen
terhadap harga saham mempunyai hasil yang beragam. Penelitian yang
dilakukan Devi (2016) bahwa ROE berpengaruh positif. Tetapi dalam
penelitian yang dilakukan oleh Sunaryo (2011) menyatakan bahwa ROE tidak
memiliki pengaruh terhadap harga saham. Sejalan dengan penelitian Sunaryo,
penelitian yang dilakukan oleh Kaluge dan Arumsari (2015) bahwa ROE tidak
berpengaruh terhadap harga saham. Penelitian lain yang meneliti variabel ROE,
menunjukkan bahwa ROE berpengaruh negatif signifikan. Hasil ini didukung
oleh penelitian yang dilakukan Wijaya (2016) yang menunjukan bahwa ROE
berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham perusahaan sektor real
estate dan properti.
3
Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006:139) “Earning per share
merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan (return) yang
diperoleh investor atau pemegang per saham. Semakin tinggi nilai EPS akan
menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan
pemegang saham. EPS berpengaruh positif terhadap harga saham. Penelitian
yang dilakukan oleh Irwandi (2014) menjelaskan bahwa hasilnya sejalan
dengan hipotesis dan teori, di mana EPS berpengaruh positif dan signifikan.
Penelitian lain yang sejalan dengan teori adalah penelitian yang dilakukan oleh
Nuraeni (2012) di mana EPS berpengaruh positif dan signifikan.
PER merupakan rasio saham yang menunjukkan perbandingan antar harga
saham di pasar dengan laba saham di pasar dengan laba yang diterima dari
setiap lembar saham. Menurut Fakhrudin dan Sopian (2001: 66), nilai PER
yang tinggi menunjukkan ekspektasi investor tentang prestasi perusahaan di
masa mendatang cukup tinggi. Oleh karena itu PER berpengaruh signifikan
terhadap harga saham. Sejalan dengan teori dan hipotesis, penelitian yang
dilakukan oleh Pratomo dan WBBA (2013) menunjukkan bahwa PER
berpengaruh positif dan signifikan.
Price to Book Value digunakan dalam menilai bagaimana nilai buku saham
suatu perusahaan dihargai oleh pasar. Hubungan PBV dan harga saham adalah
searah, di mana semakin tinggi PBV maka harga saham juga akan meningkat,
demikian juga sebaliknya. Teori ini juga didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Sinaga dan Triaryati (2013) bahwa PBV berpengaruh positif dan
4
signifikan. Akan tetapi penelitian yang dilakukan oleh Stella (2009)
menjelaskan bahwa PBV berpengaruh negatif terhadap harga saham.
Book Value Per Share akan menjamin keamanan investasi pada
perusahaan. Bila nilai BVS tinggi, maka investor tidak takut untuk menanam
modal di perusahaan tersebut, sehingga akan menarik minat akan saham
tersebut. Semakin tinggi kepercayaan investor dalam menanamkan modal
mereka di perusahaan tersebut, maka semakin meningkatnya harga saham.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riana dan Dewi (2016) bahwa Book
Value Per Share memiliki hubungan positif terhadap harga saham, ini sejalan
dengan teori dan hipotesis. Sejalan dengan penelitian Riana dan Dewi,
penelitian yang dilakukan oleh Adi et al (2012) juga menjelaskan bahwa Book
Value Per Share memiliki pengaruh positif terhadap harga saham.
Kepemilikan institusional memiliki fungsi dalam memonitori pengawasan
yang dilakukan oleh perusahaan, dengan adanya kepemilikan institusional maka
perusahaan dalam struktur kepemilikan diawasi oleh lembaga-lembaga yang
termasuk dalam lingkup modal saham. Pengaruh kepemilikan institusional
dalam pasar modal memiliki investasi yang cukup besar, untuk itu kepemilikan
institusional mampu memberikan kemakmuran bagi perusahaan. Penelitian ini
didukung oleh Wibowo (2011) yang menjelaskan bahwa kepemilikan
institusional berpengaruh terhadap harga saham. Akan tetapi penelitian yang
dilakukan oleh Nuraeni (2012) menyatakan bahwa kepemilikan institusional
tidak berpengaruh terhadap harga saham.
5
Berikut ini adalah data tabel mengenai
kegiatan Penanaman Modal
Nasional (PMN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) menurut sektor dari
tahun 2010 – 2016:
Gambar 1. 1
Perkembangan Investasi berdasarkan PMDN Menurut Sektor 2016
Sumber: Bkpm.go.id , 2016
Gambar 1. 2
Perkembangan Investasi Berdasarkan PMA menurut sektor 2016
Sumber: Bkpm.go.id , 2016
6
Dari data di atas, perusahaan sektor konstruksi dan real estate dari
penanaman investasi terlihat meningkat seiring dengan banyaknya proyek yang
sedang dibangun di Indonesia. Ini menandakan bahwa semakin tingginya
penanaman modal oleh pihak asing maupun pihak lokal, akan mendorong
terbentuknya peningkatan di pasar modal. Investor akan tertarik menanamkan
modalnya di perusahaan yang memiliki pengaruh besar dan juga akan
menguntungkan pihaknya untuk mendapatkan capital gain yang besar juga.
Dilihat dari tabel di atas bahwa perusahaan sektor real estate, properti, dan
konstruksi bangunan adalah salah satu yang diminati investor, di mana investasi
sektor ini merupakan investasi jangka panjang karena properti merupakan
aktiva multiguna yang dapat digunakan oleh perusahaan sebagai jaminan.
Sedangkan real estate adalah investasi jangka panjang di mana nilainya terus
naik seiring dengan kondisi makro ekonomi suatu negara. Sub sektor konstruksi
bangunan juga di mana sama dengan sub sektor properti, merupakan aktiva
multiguna dan dapat dijadikan bahan untuk investor menanam modal, karena
konstruksi bangunan rata-rata hanya memproduksi bahan baku yang banyak
untuk keperluan pembangunan suatu infrastruktur, di mana sering
terlibat
dalam pembangunan infrastruktur modern suatu negara.
Hasil penelitian yang variatif juga mendorong untuk dilakukan penelitian
lanjutan tentang hubungan atau pengaruh faktor fundamental terhadap harga
saham. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah bahwa penelitian
sebelumnya rata-rata hanya mengambil pada sektor real estate dan properti saja
7
tidak memasukkan sektor konstruksi bangunan dan juga hanya meneliti pada
kinerja keuangan perusahaan saja tanpa meneliti variabel struktur kepemilikan
yang masih jarang diteliti oleh peneliti lain. Selain itu dengan adanya
keterlambatan kinerja perusahaan di sektor real estate, properti, dan konstruksi
bangunan membuat saya ingin meneliti dan membuktikannya karena ketiga
sektor tersebut merupakan salah satu sektor yang dinikmati karena setiap tahun
output dari perusahaan tersebut meningkat dan membuatnya semakin mahal.
Untuk itu saya sebagai peneliti ingin meneliti untuk bahan penelitian skripsi
saya
mengenai
“ANALISIS
PENGARUH
RETURN
ON
EQUITY,
EARNING PER SHARE, PRICE TO BOOK VALUE, BOOK VALUE PER
SHARE,
PRICE
EARNING
RATIO
DAN
KEPEMILIKAN
INSTITUSIONAL TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN ”
(Studi Kasus Sektor Real Estate, Properti, dan Konstruksi Bangunan pada
Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012 - 2016).
8
B.
RUMUSAN MASALAH
Berdasakan uraian-uraian sebelumnya, maka masalah peneilitiannya adalah:
1. Apakah pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap harga saham
perusahaan real estate, properti, dan konsturksi bangunan yang terdaftar di
BEI periode 2012 – 2016?
2. Apakah pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham
perusahaan real estate, properti, dan konstruksi bangunan yang terdaftar di
BEI periode 2012 – 2016?
3. Apakah pengaruh
Price to Book Value (PBV) terhadap harga saham
perusahaan real estate, properti, dan konstruksi bangunan yang terdaftar di
BEI periode 2012 – 2016?
4. Apakah pengaruh Book Value Per Share (BVS) terhadap harga saham
perusahaan real estate, properti, dan konstruksi bangunan yang terdaftar di
BEI periode 2012 – 2016?
5. Apakah pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham
perusahaan real estate, properti, dan konstruksi bangunan yang terdaftar di
BEI periode 2012 – 2016?
6. Apakah pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap harga saham
perusahaan real estate, properti, dan konstruksi bangunan yang terdaftar di
BEI periode 2012 – 2016?
9
7. Apakah pengaruh ROE, EPS, PER, PBV, BVPS dan Kepemilikan
Institusional terhadap harga saham secara simultan perusahaan real estate,
properti, dan konstruksi bangunan yang terdaftar di BEI periode tahun 20122016?
B.
TUJUAN PENELITIAN
1. Menganalisis pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap harga saham
perusahaan real estate, properti, dan konstruksi bangunan yang terdaftar di
BEI periode 2012 – 2016
2. Menganalisis pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham
perusahaan real estate, properti, dan konstruksi bangunan yang terdaftar di
BEI periode 2012 – 2016.
3. Menganalisis pengaruh Price to Book Value (PBV) terhadap harga saham
perusahaan real estate, properti, dan konstruksi bangunan yang terdaftar di
BEI periode 2012 – 2016.
4. Menganalisis pengaruh Book Value Per Share (BVS) terhadap harga saham
perusahaan real estate, properti, dan konstruksi bangunan yang terdaftar di
BEI periode 2012 – 2016.
5. Menganalisis pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham
perusahaan real estate, properti, dan konstruksi bangunan yang terdaftar di
BEI periode 2012 – 2016.
10
6. Menganalis pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap harga saham
perusahaan real estate, properti, dan konstruksi bangunan yang terdaftar di
BEI periode 2012 – 2016.
7. Menganalisis pengaruh ROE, EPS, PER, PBV, BVPS dan Kepemilikan
Institusional terhadap harga saham secara simultan perusahaan real estate,
properti, dan konstruksi bangunan yang terdaftar di BEI periode tahun 20122016.
C.
MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Investor
Memberikan informasi kepada investor mengenai harga saham perusahaan
real estate, properti dan konstruksi bangunan yang terdaftar di BEI dari
berbagai aspek dan indikator fundamental perusahaan, sehingga investor
dapat
mempertimbangkan
untuk
membeli
beberapa
lembar
saham
perusahaan tersebut.
2. Bagi Emiten
Sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam mengambil keputusan di
bidang keuangan.
11
3. Bagi Manajemen Perusahaan
Sebagai pertimbangan dalam memutuskan aktivitas operasional perusahaan
sehingga dapat mengetahui pergerakan aspek fundamental perusahaan untuk
dijadikan sebagai bahan evaluasi.
4. Bagi Pembaca dan Mahasiswa
Sebagai bahan referensi dan bahan untuk dijadikan sumber bacaan terhadap
pembaca dan mahasiswa yang ingin melakukan penelitian yang sama yaitu
penelitian mengenai harga saham.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
LANDASAN TEORI
1. Pasar Modal
a.
Definisi Pasar Modal
Secara formal pasar modal dapat didefiniskan sebagai pasar untuk
berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa
diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik
diterbitkan oleh pemerintah, public authoroities, maupun perusahaan
swasta. Dengan demikian pasar modal merupakan konsep yang lebih
sempit dari pasar keuangan (financial market). Dalam financial market,
diperdagangkan semua bentuk hutang dan modal sendiri, baik dana
jangka pendek maupun jangka panjang, baik negotiable ataupun tidak
(Husnan, 2005:3).
Undang-undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 memberikan
pengertian pasar modal yang lebih spesifik, yaitu kegiatan yang
bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,
perusahaan publik berkaitan dengan efek yang akan diterbitkannya, serta
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
13
b. Instrumen Pasar modal
Instrumen pasar modal yang diperdagangkan berbentuk surat-surat
berharga yang data diperjualbelikan kembali oleh pemiliknya, baik
instrumen pasar modal bersifat kepemilikan atau bersifat utang (Kasmir,
2012:185).
Adapun masing-masing jenis instrumen pasar modal dijelaskan
sebagai berikut:
1) Saham (stock)
Merupakan surat berharga yang bersifat kepemilikan.
Artinya pemilik saham merupakan pemilik perusahaan. semakin
besar saham yang dimilikinya, maka semakin besar pula
kekuasaannya
di
perusahaan
tersebut.
Keuntungan
yang
diperoleh dari saham dikenal dengan nama deviden. Pembagian
deviden ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS).
Kemudian jenis-jenis saham dapat ditinjau dalam beberapa
segi antara lain:
a) Ditinjau dari segi cara peralihan
-
Saham atas unjuk (bearer stocks)
Merupakan saham yang tidak mempunyai nama atau
tidak tertulis nama pemilik dalam saham tersebut.
-
Saham atas nama (registered stocks)
14
Di dalam saham tertulis nama pemilik saham tersebut
dan untuk dialihkan kepada pihak lain diperlukan
syarat dan prosedur tertentu.
b) Dari segi hak tagih
-
Saham biasa (common stocks)
Bagi pemilik saham ini hak untuk memperoleh
dividen akan didahulukan lebih dahulu kepada saham
preferen. Begitu pula dengan hak terhadap apabila
perusahaan dilikuidasi
-
Saham preferen (preferred stocks)
Merupakan saham yang memperoleh hak utama
dalam dividen dan harta apabila saat perusahaan
dilikuidasi.
2) Obligasi
Obligasi
berharga
merupakan
instrumen
utang
bagi
perusahaan yang hendak memperoleh modal. Keuntungan dari
membeli obligasi diwujudkan dalam bentuk kupon. Berbeda
dengan saham, maka obligasi tidak mempunyai hak terhadap
manajemen dan kekayaan perusahaan.
Obligasi dikeluarkan oleh emiten juga beragam tergantung
keinginan dari emiten. Jenis-jenis obligasi, seperti halnya saham
dapat dilihat dari berbagai seni berikut ini:
15
a) Ditinjau dari segi peralihan
-
Obligasi atas unjuk (breare bonds)
Obligasi jenis ini tidak memiliki nama dalam
obligasinya dan mudah untuk dialihkan kepada pihak
lain.
-
Obligasi atas nama (registered bonds)
Merupakan obligasi yang memiliki nama pemilik
obligasi dalam obligasi dan untuk pengalihan
memerlukan berbagai persyaratan dan prosedur.
b) Ditinjau dari segi jaminan yang diberikan atau hak
klaim
-
Obligasi dengan jaminan (secured bonds)
Merupakan obligasi yang dijamin dengan tertentu.
Jenis obligasi ini antara lain, obligasi dengan garansi
(guaranted bonds), obligasi dengan jaminan harga
(mortage bonds), obligasi dengan jaminan efek
(collateral trust bonds) dan obligasi dengan jaminan
peralatan (equipment bonds).
-
Obligasi tanpa jaminan (unsecured bonds)
Pengertian tanpa jaminan, artinya obligasi yang
diberikan hanya berbentuk kepercayaan semata,
16
misalnya debenture bonds yang merupakan obligasi
yang diterbitkan pemerintah dan subordinate bonds.
c) Ditinjau dari segi cara penetapan dan pembayaran
bunga dan pokok
-
Obligasi dengan bunga tetap, merupakan obligasi
yang memberikan bunga secara tetap setiap periode
tertentu, misalnya 16% per tahun.
-
Obligasi dengan bunga tidak tetap, merupakan
obligasi yang memberikan bunga tidak tetap dan
biasanya dikaitkan dengan suku bunga bank yang
berlaku untuk periode tertentu.
-
Obligasi tanpa bunga, merupakan obligasi yang tidak
memberikan
bunga
kepada
pemegangnya.
Keuntungan dari obligasi ini diharapkan selisih
antara nilai pembelian dengan nilai pada saat jatuh
tempo.
d) Ditinjau dari segi penerbit
-
Obligasi pemerintah
Merupakan
obligasi
yang
diterbitkan
oleh
pemerintah, baik pemerintah pusat, daerah, atau
perusahaan pemerintah.
-
Obligasi swasta
17
Merupakan obligasi yang diterbitkan oleh pihak
swasta.
e) Ditinjau dari segi jatuh tempo
-
Obligasi jangka pendek, merupakan obligasi yang
berjangka waktu tidak lebih dari 1 tahun.
-
Obligasi jangka menengah, yaitu obligasi yang
memiliki jangka waktu antara 1 tahun sampai dengan
5 tahun.
-
Obligasi jangka panjang, merupakan obligasi yang
memiliki jangka waktu dari 5 tahun.
c.
Kegiatan Pasar Modal
Dalam menjalankan fungsinya, pasar modal dibagi menjadi tiga
macam, yaitu pasar perdana, pasar sekunder, dan bursa parallel (Rivai et
all., 2007: 200):
1) Pasar perdana
Pasar perdana adalah pasar dalam masa penawaran efek dan
perusahaan penjual efek (emiten) kepada masyarakat untuk pertama
kalinya. Dengan demikian, berarti kegiatan pasar modal yang
berkaitan dengan penawaran umum berlangsung di pasar perdana
atau pasar primer. Pasar perdana efek dijual dengan harga emisi
18
sehingga perusahaan yang menerbitkan emisi hanya memperoleh
dana dari penjualan tersebut.
2) Pasar sekunder
Pasar sekunder adalah titik sentral kegiatan pasar modal karena
pasar sekunder terjadi aktivitas perdagangan yang mempertemukan
penjual dan pembeli efek. Pasar sekunder ini penerbit efek disebut
investor jual sedangkan pembeli efek disebut pembeli.
3) Bursa paralel
Bursa paralel merupakan bursa efek yang ada. Bagi perusahaan
yang menerbitkan efek yang akan menjual efeknya melalui bursa
dapat dilakukan melalui bursa paralel. Bursa paralel merupakan
alternatif bagi perusahaan yang go public memperjualbelikan efeknya
jika dapat memenuhi syarat ditentukan pada bursa efek.
d.
Perkembangan Pasar Modal di Indonesia
Sewaktu pasar modal Indonesia diaktifkan kembali, ada beberapa
tujuan yang ingin dicapai. Pertama, untuk memobilisir dana di luar
sistem perbankan. Kedua, untuk memperluas distribusi kepemilikan
saham-saham, terutama ke pemodal-pemodal kecil. Dan ketiga, untuk
“memperluas” dan “memperdalam” sektor keuangan.
Kegiatan pasar modal resmi dimulai pada tahun 1977 sewaktu
perusahaan PT. Semen Cibinong menerbitkan sahamnya di BEJ. Dalam
19
perkembangannya kondisi ekonomi dan moneter tidak bisa dilepaskan,
tetapi pengaruh yang nampak nyata ternyata berasal dari berbagai
kebijakan pemerintah.
Pada awalnya perkembangan pasar modal di Indonesia, jika diukur
dengan beberapa indikator pasar modal, seperti jumlah perusahaan yang
terdaftar di bursa, jumlah saham yang tercatat, kegiatan perdagangan,
dan sebagainya, ternyata sangat lambat pada awal-awal pengaktifan
kembali pasar modal Indonesia. Sampai dengan tahun 1988 hanya
tercatat 24 perusahaan yang terdaftar di bursa. Baru pada tahun –tahun
berikutnya terjadi peningkatan jumlah perusahaan yang tercatat di bursa.
Pada tahun 1982 pemerintah memberikan insentif dalam bentuk
keringanan pajak bagi perusahaan yang bersedia menjual sahamnya di
pasar modal Indonesia. Insentif ini berakhir pada tahun 1983, karena
pada tahun 1984 berlaku sistem perpajakan yang baru. Karena itulah
beberapa perusahaan memanfaatkan insentif ini sehingga jumlah
perusahaan meningkat dari hanya 8 perusahaan yang terdaftar di bursa,
menjadi 23 perusahaan (Husnan, 2005:13).
2. Saham
a.
Definisi Saham
Saham merupakan suatu bukti kepemilikan atas asset-aset perusahaan
yang menerbitkan saham. Kismono (2001:416) menyatakan:
20
Saham merupakan sebuah piagam yang berisi aspek-aspek penting
bagi perusahaan, termasuk hak dari pemilik saham dan hak khusus yang
dimilikinya berkaitan dengan kepemilikan saham. Contohya adalah hak
mendapatkan penepatan tetap dari perusahaan di samping punya
kewajiban untuk ikut menanggung risiko bila perusahan dilikuidasi.
Menurut Budisantoso dan Triandoro (2006) secara sederhana saham
dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang
atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah selembar
kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik
perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut.
Saham memberikan kemungkinan penghasilan yang tidak terhingga.
Sejalan dengan itu risiko yang ditanggung pemilik saham juga relatif
paling tinggi. Investasi memiliki risiko yang paling tinggi karena
pemodal memiliki hak klaim yang terakhir, bila perusahaan penerbit
saham bangkrut. Secara normal, artinya di luar kebangkrutan, risiko
potensial yang akan dihadapi pemodal hanya dua, yaitu tidak menerima
pembayaran dividend dan menderita capital loss (Totok dan Sigit, 2006:
294).
b. Karakteristik Saham
Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk
saham (stock). Beberapa karakteristik saham:
21
1) Saham preferen (preferen stock)
Saham preferen memiliki sifat gabungan (hybrid) antara
obligasi (bond) dan saham biasa (Totok dan Sigit, 2006: 294).
Seperti bond
yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham
preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa dividen preferen
seperti saham biasa, dalam hal likuidasi, klaim pemegang saham
preferen di bawah klaim pemegang obligasi (bond). Dibandingkan
dengan saham biasa, pemegang saham
preferen mempunyai
beberapa hak, yaitu hak atas dividen tetap dan hak pembayaran
terlebih dahulu jika terjadi likuidasi. Oleh karena itu, saham
preferen dianggap memiliki karakteristik di tengah-tengah antara
bond dan saham biasa. Akan tetapi, saham preferen umumnya tidak
mempunyai hak veto seperti yang dimiliki oleh saham biasa.
Saham preferen memiliki karakteristik saham biasa sebab tidak
selamanya saham preferen bisa memberikan pengahasilan seperti
yang dikehendaki pemegangnya. Jika suatu ketika emitem
mengalami kerugian, maka pemegang saham preferen bisa tidak
menerima pembayaran dividen yang sudah ditetapkan sebelumnya
(Totok dan Sigit, 2006: 294).
Pemegang saham preferen memang tidak menanggung risiko
sebesar pemegang saham biasa, namun risiko pemegang saham
preferen lebih besar jika dibandingkan pemegang obligasi. Ada dua
22
alasan, pertama dalam situasi di mana emiten dinyatakan pailit dan
melakukan likuidasi, hak pemegang saham preferen dalam
pembayaran hasil likuidasi urutannya ada di bawah pemegang
obligasi. Kedua, pemegang obligasi lebih terjamin dalam hal
penerimaan penghasilan. Dalam keadaan bagaimanapun emiten
obligasi harus membayar bunga obligasi. Saham preferen yang
memberikan dividen tetap memiliki harga yang tidak akan berubah.
Sekalipun perusahaan penerbitannya bisa mencetak laba yang besar.
Dengan demikian, pemegang saham preferen yang memberikan
dividen tetap tidak akan mendapatkan penghasilan hasil capital
gain (Totok dan Sigit, 2006: 295).
2) Saham biasa (common stock)
Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja,
saham ini biasanya dalam saham biasa. Pemegang saham adalah
pemilik dari perusahaan yang mewakili kepada manajemen untuk
menjelaskan operasi perusahaan. Sebagai pemilik perusahaan,
pemegang saham biasa memiliki beberapa hak. Beberapa hak yang
dimiliki oleh pemegang saham biasa adalah hak kontrol, hak
menerima pembagian keuntungan, hak preemptive dan hak klaim
sisa.
23
3) Saham Treasuri (Treasury Stock)
Menurut Hartono (2003) “saham treasuri adalah saham
perusahaan yang pernah dikeluarkan dan beredar kemudian dibeli
kembali oleh perusahaan untuk dipensiunkan tetapi disimpan
sebagai treasuri”.
c.
Harga Saham
Harga saham merupakan harga yang terbentuk di bursa saham dan
umumnya harga saham itu diperoleh untuk menghitung nilai saham
(Med press Team Work, 1998 dalam buku manajemen investasi).
Harga saham adalah nilai bukti penyertaan modal pada perseroan
terbatas yang telah listed di bursa efek, di mana saham tersebut telah
beredar (outstanding securities). Harga saham dapat juga didefinisikan
sebagai harga yang dibentuk dari interaksi antara para penjual dan
pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan mereka terhadap
keuntungan perusahaan. Harga saham penutupan (closing price) yaitu
harga yang diminta oleh penjual atau harga perdagangan terakhir untuk
suatu periode.
Harga saham mencerminkan segala sesuatu yang diketahui tentang
saham tersebut. Sementara informasi baru datang, peserta pasar secara
cepat menyebarkan informasi tersebut. Akibatnya harga menyesuaikan
diri. Dengan demikian harga saham adalah harga yang paling efisien,
24
artinya mencerminkan segala sesuatu yang diketahui tentang saham
tersebut (Kodrat dan Indonanjaya, 2010: 3-4).
Secara umum, keputusan membeli atau menjual saham ditentukan
oleh perbandingan antara perkiraan nilai instrinsik dengan harga
pasarnya (Halim, 2005:31).
Dalam hal penilaian harga saham, terdapat tiap pedoman yang
digunakan. Pertama bila harga pasar saham melampaui nilai instrinsik
saham, maka saham tersebut dinilai overvalued (harganya terlalu
tinggi). Oleh karena itu saham tersebut sebaiknya dihindari atau
dilakukan penjualan saham karena kondisi seperti ini pada masa yang
akan datang kemungkinan besar akan terjadi koreksi pasar. Kedua,
apabila harga pasar saham sama dengan nilai instrinsiknya maka harga
saham tersebut dinilai wajar dan berbeda dalam kondisi keseimbangan.
Pada kondisi demikian, sebaiknya pelaku pasar tidak melakukan
transaksi maupun penjualan saham yang bersangkutan. Ketiga, apabila
harga pasar saham lebih kecil dari nilai instrinsiknya maka saham
tersebut dikatakan undervalued (harganya terlalu rendah). Bagi pelaku
pasar, saham sebaiknya tetap dimiliki, karena besar kemungkinan di
masa yang akan datang terjadi lonjakan harga saham.
25
3. Laporan Keuangan
a.
Definisi Laporan Keuangan
Menurut Kasmir (2012) laporan keuangan adalah laporan yang
menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam
suatu periode tertentu. Laporan keuangan menggambarkan pos-pos
keuangan perusahaan yang diperoleh dalam suatu periode. Dalam
praktiknya dikenal beberapa macam laporan keuangan seperti:
1) Neraca;
2) Laporan laba rugi;
3) Laporan perubahan modal;
4) Laporan catatan atas laporan keuangan; dan
5) Laporan kas.
b.
Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan menurut Kasmir (2012) adalah:
1) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang
dimiliki perusahaan saat ini;
2) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan
modal yang dimiliki perusahaan saat ini;
3) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang
diperoleh pada suatu periode tertentu.
26
4) Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang
dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode.
4. Analisa Rasio Laporan Keuangan
Menurut Julity dan Prastowo (2005:56) analisis laporan keuangan
merupakan suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsurunsurnya dan menelaah masing-masing dari unsur-unsur tersebut dengan
tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat
atas laporan keuangan itu sendiri.
Menganalisis laporan keuangan berarti menilai kinerja perusahaan,
baik secara internal maupun untuk dibandingkan dengan perusahaan lain
yang berada dalam industri yang sama. Hal ini berguna bagi arah
perkembangan perusahaan dengan mengetahui seberapa efektif operasi
perusahaan telah berjalan (Hery, 2014: 113).
Dalam penelitian ini terdapat 5 (lima) rasio keuangan yang digunakan
untuk mengukur kinerja keuangan dan nilai perusahaan, yaitu:
a.
Return On Equity (ROE)
b.
Earning Per Share (EPS)
c.
Price to Book Value (PBV)
d.
Book Value Per Share (BVS)
e.
Price Earning Per Share (PER)
27
a.
Return On Equity
Return On Equity termasuk dalam rasio profitabilitas. Rasio
profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat
efektivitas manajemen suatu perusahaan, hal ini ditunjukkan oleh laba
yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi (Kasmir, 2012:
196).
Profitability Rasio mengukur kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki
perusahaan, seperti aktiva, modal atau penjualan perusahaan (Sudana,
2011: 25).
Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan maupun
bagi pihak luar perusahaan (Kamir, 2012:197), yaitu:
1) Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan
dalam satu periode tertentu;
2) Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan
tahun sekarang;
3) Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu;
4) Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal
sendiri;
28
5) Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang
digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity atau rentabilitas
modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah
pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukan efisiensi penggunaan
modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya posisi
pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya (Kasmir,
2008: 198).
Berikut ini adalah rumus dari Return On Equity:
š‘…š‘‚šø =
šøš‘Žš‘Ÿš‘›š‘–š‘›š‘” š“š‘“š‘”š‘’š‘Ÿ š¼š‘›š‘”š‘’š‘Ÿš‘’š‘ š‘” š‘Žš‘›š‘‘ š‘‡š‘Žš‘„
šøš‘žš‘¢š‘–š‘”š‘¦
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba
bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam
modal ekuitas. Semakin tinggi hasil pengembalian atas ekuitas berarti
semakin tinggi pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap
rupiah dana yang tertanam dalam ekuitas. Sebaliknya, semakin rendah
hasil pengembalian atas ekuitas berarti semakin rendah pula jumlah laba
bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam
ekuitas (Hery, 2014:194).
29
b.
Earning Per Share
Rasio earning per share (EPS) atau laba per saham merupakan nilai
statistik yang paling sering digunakan ketika sedang membahas kinerja
suatu perusahaan atau nilai saham. EPS memberikan informasi penting
bagi para investor dalam menilai seberapa jauh kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba tiap lembar saham yang beredar. Dengan
mengetahui EPS dapat dinilai berapa potensi laba yang akan diterima
investor. Rasio ini sekaligus sebagai indikator untuk memprediksi
keberhasilan ataukah kegagalan yang akan diperoleh investor di masa
yang akan datang (Walsh, 2004 : 18).
Menurut Walsh (2004: 150), pertumbuhan EPS memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap harga saham. EPS menunjukkan perbandingan
antara laba bersih dengan jumlah saham yang beredar. Semakin tinggi
nilai EPS berarti semakin besar laba yang diperoleh pemegang saham
atas setiap lembar saham yang dimilikinya. Nilai EPS yang tinggi akan
meningkatkan harga saham, begitu pula sebaliknya nilai EPS yang
rendah akan menurunkan harga saham.
Berikut ini adalah rumus dari Earning Per Share:
šøš‘ƒš‘† =
š‘™š‘Žš‘š‘Ž š‘ š‘’š‘”š‘’š‘™š‘Žš‘• š‘š‘¢š‘›š‘”š‘Ž š‘‘š‘Žš‘› š‘š‘Žš‘—š‘Žš‘˜
š‘—š‘¢š‘šš‘™š‘Žš‘• š‘ š‘Žš‘•š‘Žš‘š š‘¦š‘Žš‘›š‘” š‘š‘’š‘Ÿš‘’š‘‘š‘Žš‘Ÿ
30
EPS bisa digunakan untuk beberapa macam analisis. Pertama, EPS
bisa digunakan untuk menganalisis profitabilitas suatu saham oleh para
analisis surat berharga. EPS mudah dihubungkan dengan harga pasar
suatu saham dan menghasilkan rasio PER (Price Earning Ratio) (Halim
dan Hanafi , 2007: 191).
c.
Price to Book Value
Ada beberapa alasan mengapa investor menggunakan rasio harga
terhadap nilai buku (PBV) dalam analisis investasi: pertama, nilai buku
sifatnya relatif stabil. Bagi investor yang kurang percaya terhadap
estimasi arus kas, maka nilai buku merupakan cara paling sederhana
untuk membandingkannya. Kedua, adanya praktik akuntansi yang relatif
standar di antara perusahaan-perusahaan, menyebabkan PBV dapat
dibandingkan
antar
berbagai
perusahaan
yang
akhirnya
dapat
memberikan signal apakah nilai perusahaan under atau overvaluation.
Terakhir, pada kasus perusahaan yang memiliki earnings negative maka
tidak memungkinkan untuk mempergunakan PER, sehingga penggunaan
PBV dapat menutupi kelemahan yang ada pada PER dalam kasus ini.
Namun ada beberapa kekurangan sehubungan dengan penggunaan
rasio PBV yakni: satu, nilai buku sangat dipengaruhi oleh kebijakan
akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan. Apabila penggunaan standar
akuntansi yang berbeda di antara perusahaan-perusahaan maka ini akan
31
mengakibatkan rasio PBV tidak dapat dibandingkan. Kedua, nilai buku
mungkin tidak banyak artinya bagi perusahaan berbasis teknologi dan
jasa karena perusahaan-perusahaan tersebut tidak memiliki asset nyata
yang signifikan. Ketiga, nilai buku dari ekuitas akan menjadi negatif
apabila perusahaan selalu mengalami earnings yang negatif sehingga
akan mengakibatkan nilai rasio PBV juga negatif (Murhadi, 2009:148).
Secara sistematis Price to Book Value dapat dirumuskan sebagai
berikut (Prihadi, 2010):
š‘ƒšµš‘‰ =
š‘ƒš‘Ÿš‘–š‘š‘’ š‘š‘’š‘Ÿ š‘ š‘•š‘Žš‘Ÿš‘’
šµš‘œš‘œš‘˜ š‘£š‘Žš‘™š‘¢š‘’ š‘š‘’š‘Ÿ š‘ š‘•š‘Žš‘Ÿš‘’
Bila PBV > 1, Mengindikasikan adanya sentimen positif
Bila PBV < 1, Mengindikasikan adanya sentimen negatif
d.
Book Value Per Share
Keown (2000: 850) mendeskripsikan nilai buku sebagai jumlah
aktiva dan neraca dikurangi kewajiban yang ada atau modal dari
pemilik. Nilai buku tidak menghitung nilai pasar dari suatu perusahaan
secara keseluruhan karena ia berdasarkan data hitoris dari aktiva
perusahaan. Nilai buku dapat digunakan sebagai titik permulaan untuk
dibandingkan dengan analisa lain. Nilai buku adalah kekayaan bersih
perusahaan yang dilaporkan di neraca (Bodie et. all, 2008 : 219).
32
Sedangkan Hartono (2008 : 120) menyatakan nilai buku adalah nilai
saham menurut pembukuan perusahaan emiten dan nilai buku perlembar
saham aktiva bersih yang dimiliki oleh pemegang saham dengan
memiliki satu lembar saham. Jadi nilai buku sama dengan total ekuitas
dibagi jumlah saham yang beredar. Nilai buku suatu saham
mencerminkan kekayaan bersih dari sebuah perusahaan. Semakin besar
kekayaan perusahaan, semakin menarik investor untuk membeli saham
perusahaan tersebut. Sehingga harga saham perusahaan akan meningkat.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Book Value berpengaruh terhadap harga
saham.
Rumus Book Value per Share (Brigham dan Houston, 2009):
šµš‘‰š‘† =
e.
š‘‡š‘œš‘”š‘Žš‘™ šøš‘˜š‘¢š‘–š‘”š‘Žš‘ 
š½š‘¢š‘šš‘™š‘Žš‘• š‘†š‘Žš‘•š‘Žš‘š šµš‘’š‘Ÿš‘’š‘‘š‘Žš‘Ÿ
Price Earning Ratio
Price earning ratio menunjukkan jumlah dollar yang bersedia
dibayarkan oleh investor untuk setiap $1 laba berjalan. Rasio PER akan
lebih tinggi pada perusahaan-perusahaan yang memiliki prospek
pertumbuhan yang kuat, jika hal-hal lain dianggap konstan, tetapi
mereka akan lebih rendah pada perusahaan-perusahaan yang lebih
berisiko (Brigham dan Houston, 2004: 110-111)
33
Price earning ratio menurut Hirt (2005) dalam buku Murhadi
(2009) menunjukkan pada penerapan earnings per share untuk
menentukkan nilai suatu saham. Fundamental perusahaan akan berubah
seiring berjalannya waktu, sehingga PER nya akan ikut berubah pula.
Namun dengan mengasumsikan cateris paribus, maka diharapkan:
1) Peningkatan tingkat bunga akan memberikan dampak biaya ekuitas
yang tinggi bagi pasar dan akan menghasilkan PER yang rendah;
2) Dari
sudut
pandang
investor
maka
kemampuannya
untuk
menerima/menoleransi risiko akan memberikan dampak pada premi
risiko yang rendah untuk ekuitas dan PER yang tinggi untuk semua
saham;
3) Peningkatan dalam tingkat pertumbuhan yang diharapkan dari
earnings semua perusahaan akan memberikan dampak PER market
yang tinggi;
4) Peningkatan ROE pada suatau perusahaan akan memberikan hasil
DPR yang tinggi untuk setiap tingkat pertumbuhan (g=1DPPR).ROE) dan akan memberikan PER yang tinggi untuk semua
perusahaan.
Dengan kata lain sulit untuk menarik konklusi mengenai PER tanpa
melihat aspek fundamentalnya (Murhadi, 2009:142).
34
Rumus Rasio Price Eaning Ratio (Sjahrial, 2007):
š‘ƒšøš‘… =
š»š‘Žš‘Ÿš‘”š‘Ž š‘†š‘Žš‘•š‘Žš‘š
šæš‘Žš‘š‘Ž š‘ƒš‘’š‘Ÿ šæš‘’š‘šš‘š‘Žš‘Ÿ š‘†š‘Žš‘•š‘Žš‘š
5. Kepemilikan Institusional
a.
Teori Keagenan (Agency Theory)
Masalah keagenan antara pemegang saham (pemilik perusahaan)
dengan manajer potensial terjadi bila manajemen tidak memiliki saham
mayoritas perusahaan. Pemegang saham tentu menginginkan manajer
bekerja dengan tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham.
Sebaliknya, manajer perusahaan bisa saja bertindak tidak untuk
memaksimumkan kemakmuran mereka sendiri. Terjadilah conflict of
interest. Untuk meyakinkan bahwa manajer bekeja sungguh-sungguh
untuk
kepentingan
pemegang
saham,
pemegang
saham
harus
mengeluarkan biaya yang disebut agency cost yang meliputi antara lain:
pengeluaran untuk memonitor kegiatan manajer, pengeluaran untuk
membuat suatu struktur organisasi yang meminimalkan tindakantindakan manajer yang tidak diinginkan serta opportunity cost yang
timbul kondisi di mana manajer tidak dapat segera mengambil
keputusan tanpa persetujuan pemegang saham (Kodrat dan Herdinita,
2009: 14).
35
b.
Struktur Kepemilikan
Konflik kepentingan secara alamiah akan terjadi dalam struktur
kepemilikan perusahaan (ownership structures) yang terdiri dari dua
tipe, yaitu struktur kepemilikan yang tersebar (disepersed ownership)
kepada outside investors (para pemegang saham publik) dan struktur
kepemilikan dengan pengendalian (control) pada segelintir pemegang
saham saja (concentrated ownership) (Surya dan Yustiavandana, 2008 :
3)
Istilah struktur kepemilikan digunakan untuk menunjukkan bahwa
variabel-variabel yang penting di dalam struktur modal tidak hanya
ditentukan oleh jumlah utang dan equity tetapi juga oleh persentase
kepemilikan oleh manager dan institusional. Manajerial ownership dan
institusional investor dapat mempengaruhi keputusan pencarian dana
apakah melalui utang terhadap equity akan meningkat, sehingga
akhirnya
akan
meningkatkan
risiko.
Kepemilikan
institusional
mempunyai arti penting dalam memonitor manajemen dalam mengelola
perusahaan. Investor dapat disubsitusikan untuk melaksanakan peranan
mendisiplinkan penggunaan debt (utang) dalam struktur modal
(Adnantara, 2013:5).
Struktur kepemilikan (ownership structure) yaitu perbandingan
antara jumlah saham yang dimiliki oleh “orang dalam” (insider) dengan
36
jumlah saham yang dimiliki oleh investor. Struktur kepemilikan dapat
dihitung dengan formula berikut (Pujiati, 2009:11).
Berikut adalah rumus dari Struktur Kepemilikan:
š‘†š‘”š‘Ÿš‘¢š‘˜š‘”š‘¢š‘Ÿ š¾š‘’š‘š‘’š‘šš‘–š‘™š‘–š‘˜š‘Žš‘› =
c.
š½š‘¢š‘šš‘™š‘Žš‘• š‘ š‘Žš‘•š‘Žš‘š š‘¦š‘Žš‘›š‘” š‘‘š‘–š‘šš‘–š‘™š‘–š‘˜š‘– š‘–š‘›š‘ š‘–š‘‘š‘’š‘Ÿ
š½š‘¢š‘šš‘™š‘Žš‘• š‘ š‘Žš‘•š‘Žš‘š š‘¦š‘Žš‘›š‘” š‘‘š‘–š‘šš‘–š‘™š‘–š‘˜š‘– š‘–š‘›š‘ š‘£š‘’š‘ š‘”š‘œš‘Ÿ
Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional merupakan proporsi kepemilikan saham
oleh institusi seperti LSM, perusahaan swasta, perusahaan efek, dana
pensiun,
perusahaan
asuransi,
bank
dan
perusahaan-perusahaan
investasi. Kepemilikan institusional diukur dengan menggunakan rasio
antara jumlah lembar saham yang dimiliki oleh institusi terhadap jumlah
lembar saham perusahaan yang beredar secara keseluruhan (Wiranata
dan Nugrahanti, 2015: 9).
Berikut ini adalah rumus dari Kepemilikan Institusional:
š¾š‘’š‘š‘’š‘šš‘–š‘™š‘–š‘˜š‘Žš‘› š¼š‘›š‘ š‘”š‘–š‘”š‘¢š‘ š‘–š‘œš‘›š‘Žš‘™ =
š½š‘¢š‘šš‘™š‘Žš‘• š‘ š‘Žš‘•š‘Žš‘š š‘–š‘›š‘ š‘”š‘–š‘”š‘¢š‘ š‘–š‘œš‘›š‘Žš‘™
š½š‘¢š‘šš‘™š‘Žš‘• š‘ š‘Žš‘•š‘Žš‘š š‘¦š‘Žš‘›š‘” š‘š‘’š‘Ÿš‘’š‘‘š‘Žš‘Ÿ
37
B.
Keterkaitan Antar Variabel
1. Pengaruh Return on Equity terhadap Harga Saham
Menurut Sinaga dan Triaryati (2013), ROE adalah suatu informasi
penting bagi para investor maupun calon investor karena ROE dapat
menunjukkan tingkat pengembalian yang akan diterima atas dana yang
diinvestasikan. Oleh karena itu, ROE berpengaruh positif terhadap harga
saham.
Semakin tinggi laba bersih suatu perusahaan, maka investor akan
tertarik dalam membeli saham perusahaan tersebut. Dikarenakan kinerja
suatu perusahaan tersebut baik dan investor akan mendapatkan keuntungan
dalam menanamkan modal sahamnya di perusahaan tersebut. Semakin tinggi
nilai ROE, maka tingkat pengembalian yang diharapkan investor juga besar.
Semakin tinggi ROE maka perusahaan dianggap menguntungkan, oleh sebab
itu investor kemungkinan mencari saham ini sehingga permintaan bertambah
dan harga penawaran di pasar sekunder cenderung naik.
Dalam penelitian Sinaga dan Triaryati (2013) ROE berpengaruh positif
terhadap harga saham perusahaan sektor real estate dan properti. Sejalan
dengan penelitian yang dilakukan Devi (2016) bahwa ROE berpengaruh
positif terhadap harga saham.
38
2. Pengaruh Earing Per Share terhadap Harga Saham
Variabel EPS memberikan informasi tentang suatu perusahan mengenai
besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan pada semua pemegang
saham. EPS berpengaruh terhadap harga saham. Apabila EPS suatu
perusahaan dinilai tinggi oleh investor akan lebih tertarik untuk berinvestasi
di perusahaan yang mempunyai EPS lebih tinggi.
Bertentangan dengan hipotesis dan teori, penelitian yang dilakukan oleh
Artha et al (2014), meyatakan bahwa EPS tidak berpengaruh terhadap harga
saham perusahaan sektor pertanian.
3. Pengaruh Price Earning Ratio terhadap Harga Saham
Price to earning ratio mengindikasikan besarnya dana yang dikeluarkan
oleh investor untuk memperoleh setiap rupiah laba perusahaan. Perusahaan
yang memungkinkan pertumbuhan yang lebih tinggi biasanya mempunyai
PER yang besar, demikian pula sebaliknya. Semakin besar PER suatu
saham, maka semakin mahal terhadap pendapatan bersih per lembar
sahamnya. Maka hubungan antara PER dan harga saham adalah searah.
Sejalan dengan teori dan hipotesis, penelitian yang dilakukan oleh Stella
(2009) menjelaskan bahwa PER mempunyai hubungan yang positif dan
signifikan.
4. Pengaruh Price to Book Value Ratio terhadap Harga Saham
Price to Book Value berpengaruh positif terhadap harga saham. Menurut
Sinaga dan Triaryati (2013). PBV yang semakin tinggi maka mencerminkan
39
keberhasilan perusahaan dalam menciptakan nilai (return) bagi pemegang
saham. Pemegang saham dan calon investor melihat hal tersebut sebagai
daya tarik karena tujuan berinvestasi pasti menginginkan pengembalian yang
tinggi sehingga membuat permintaan saham naik yang diikuti oleh kenaikan
harga saham perusahaan. Semakin rendah PBV, saham suatu perusahaan
undervalued, menurunnya kualitas dan kinerja fundamental emiten yang
bersangkutan.
Hipotesis tersebut diikuti oleh hasil penelitian mereka yang sejalan,
bahwa PBV berpengaruh positif terhadap harga saham real estate dan
properti. Sejalan juga dengan hipotesis, penelitian yang dilakukan oleh Artha
et al (2014) bahwa PBV berpengaruh positif terhadap harga saham sektor
pertanian.
5. Pengaruh Book Value Per Share terhadap Harga Saham
Hubungan antara BVS dan harga saham adalah berpengaruh. BVS
menjadi pertimbangan oleh para investor dalam melakukan transaksi jual
beli saham, sehingga para pemegang saham juga harus mempertimbangkan
BVS untuk mengukur nilai shareholder’s equity atas setiap lembar saham.
Book Value per Share menunjukkan apabila jaminan keamanan atau nilai
klaim atas asset bersih perusahaan semakin tinggi, sehingga para investor
akan bersedia membayar saham yang lebih tinggi. Penelitian yang dilakukan
40
oleh Artha et al (2014) menyatakan bahwa Book Value Per Share
berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan sektor pertanian.
6. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Harga Saham
Menurut Nuraeni (2012: 42) struktur kepemilikan saham secara
langsung dapat mempengaruhi perusahaan dengan kepemilikan institusional
yang besar di dalam struktur perusahaan mengindikasikan kemampuannya
untuk memonitor manajemen. Semakin besar kepemilikan institusional maka
semakin efisien pemanfaatan aktiva perusahaan dan diharapkan juga dapat
bertindak sebagai pencegahan terhadap pemborosan yang dilakukan oleh
manajemen. Menurut Wening (2009) dalam Susanti dan Mildawati (2014)
semakin besar kepemilikan oleh institusi keuangan maka semakin besar pula
kekuatan suara dan dorongan untuk mengoptimalkan nilai perusahaan.
Harga saham dipengaruhi oleh kinerja keuangan, sedangkan secara tidak
langsung kinerja keuangan tersebut dipengaruhi oleh struktur kepemilikan
saham yang nantinya akan mendominasi seluruh kebijakan perusahan.
Tetapi dalam penelitian yang dilakukan oleh Nuraeni (2012)
bertentangan dengan teori. Hasil dari penelitian itu menyatakan bahwa
kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap harga saham.
41
C.
No.
1.
PENELITIAN TERDAHULU
Peneliti
/Tahun
Judul
Tabel 2. 1
Penelitian Terdahulu
Metode dan Variabel
penelitian
Persamaan
Hasil Penelitian
Perbedaan
ļ‚· EPS
Dr.
Impact of
Menggunakan Menggunakan
Pankaj
Earning Per
semua
regresi
Kumar,
Share and
variabel
panel, sampel
positif
2017.
Price Earnings
independen
dan
signifikan
Ratio On
yang sama
penelitian
terhadap harga
yang berbeda.
saham dengan
Market Price
data
tahun
berpengaruh
Of Share: A
tingkat
Study On Auto
signifikansi
Sector In India
0.01.
ļ‚· PER
berpengaruh
positif
terhadap harga
saham dengan
tingkat
signifikansi
sebesar 0.01.
Bersambung pada halaman selanjutnya
42
Tabel 2. 1
Penelitian Terdahulu
No.
2.
Peneliti
/Tahun
Judul
Metode dan Variabel
penelitian
Persamaan
Hasil Penelitian
Perbedaan
ļ‚· Secara parsial
Lydia
Pengaruh
Menggunakan Penelitian
Ayu
Leverage, Price
variabel PER
ini
Leverage
Savitri,
Earning,
dalam
Menggunaka
berpengaruh
2016.
Dividen Payout
penelitian
n data panel
positif
terhadap Harga
tersebut.
dan sektor
signifikan
Saham Pada
perusahaan
terhadap harga
Perusahaan
yang
saham pada
Otomotif
berbeda
perusahaan
yaitu sektor
otomotif di
real estate,
Bursa Efek
properti, dan
Indonesia
konstuksi
bangunan.
ļ‚· Secara parsial
PER tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
variabel harga
saham.
Bersambung pada halaman selanjutnya
43
Tabel 2.1(Lanjutan)
Penelitian Terdahulu
No.
Peneliti
/Tahun
Judul
Metode dan Variabel
penelitian
Persamaan
Hasil Penelitian
Perbedaan
ļ‚· Secara parsial
DPR tidak
berpengaruh
terhadap
variabel harga
saham.
ļ‚· Adapun
variabel
independen
yang paling
dominan
berpengaruh
terhadap harga
saham adalah
variabel DER.
Bersambung pada halaman selanjutnya
44
Tabel 2.1(Lanjutan)
Penelitian Terdahulu
No.
3.
Peneliti
/Tahun
Judul
Metode dan Variabel
penelitian
Persamaan
Hasil Penelitian
Perbedaan
ļ‚· Tidak
Dana Al-
The Effect of
Menggunakan Tahun
Najjar,
Institusional
variabel
penelitian
pengaruh yang
2015.
Ownership on
kepemilikan
dan
kuat
Firm
institusional,
perusahaan
variabel
Performance:
menggunakan
penelitian
Kepemilikan
Evidence from
regresi
Jordanian
panel
Listed Firms.
sektor
data yang
berbeda.
ada
antara
Institusional
dengan
nilai
perusahaan
yang berkaitan
dengan harga
saham
pada
perusahaan
yang listed di
Jordanian.
Bersambung pada halaman selanjutnya
45
Tabel 2.1(Lanjutan)
Penelitian Terdahulu
No.
4.
Peneliti
/Tahun
Metode dan Variabel
penelitian
Judul
Persamaan
Hasil Penelitian
Perbedaan
ļ‚· Variabel ROA,
Devinta
Pengaruh ROA,
Menggunakan Tahun
Nur
ROE, Total
variabel ROE penelitian
ROE,
Arumsari
Revenue, dan
dan BI rate dan
Revenue tidak
dan
BI rate terhadap sebagai
perusahaan
memiliki
David
saham pada
variabel
penelitian
pegaruh yang
Kaluge,
sektor
independen
yang
signifikan
2015.
transportasi
dan
tahun 2009-
menggunakan
saham
2014.
regresi
perusahaan
panel.
sektor
juga berbeda.
data
Total
terhadap harga
pada
sektor
transportasi.
ļ‚· Variabel
BI
Rate memiliki
pengaruh yang
signifikan
terhadap
tingkat
harga
saham
pada
perusahaan
sektor
transportasi.
Bersambung pada halaman selanjutnya
46
Tabel 2.1(Lanjutan)
Penelitian Terdahulu
No.
5.
Peneliti
/Tahun
Judul
Metode dan Variabel
penelitian
Persamaan
Hasil Penelitian
Perbedaan
dan
ļ‚· Faktor-faktor
Danika
Analisis
Menggunakan Tahun
Reka
fundamental,
regresi
data sektor
fundamental
Artha,
teknikal, dan
panel
dan perusahan
seperti EPS,
Noer
makroekonomi
menggunakan
Azam
harga saham
variabel EPS, yang
ROA, ROE,
Achsani,
sektor pertanian
BVS,
PBV, DER
penelitian
ROE, berbeda
BVS, PER,
dan
PER , PBV,
memberikan
Hendro
BI Rate
pengaruh
Sasongko,
terhadap harga
2014.
saham sektor
pertanian.
ļ‚· Berdasarkan
analisis
teknikal,
pergerakan
harga saham
pertanian
mengalami
fluktuasi yang
tinggi karena
adanya krisis
tahun 2008
Bersambung pada halaman selanjutnya
47
Tabel 2.1(Lanjutan)
Penelitian Terdahulu
No.
Peneliti
/Tahun
Judul
Metode dan Variabel
penelitian
Persamaan
Hasil Penelitian
Perbedaan
ļ‚· ini
bahwa
variabel
harga
tren
saham
berpengaruh
signifikan
terhadap harga
saham
sektor
pertanian.
ļ‚· Berdasarkan
faktor
makro
ekonomi
menunjukkan
pergerakan
kurs rupiah, BI
rate dan harga
minyak dunia
memberikan
pengaruh
terhadap harga
saham
sektor
pertanian.
Bersambung pada halaman selanjutnya
48
Tabel 2.1(Lanjutan)
Penelitian Terdahulu
No.
6.
Peneliti
/Tahun
Metode dan Variabel
penelitian
Judul
Hasil Penelitian
Persamaan
Perbedaan
ļ‚· Variabel EPS
Samuel
Determinants
menggunakan
Menggunakan
Tabot
of Share
variabel
data panel dan
dan
Enow dan Prices: The
independen
tahun
mempunyai
Pradeep
Case of Listed
yang
Brijlal,
Firms on
yitu EPS dan penelitian
positif
2014.
Johannesburg
PER
signifikan
dan
sama sampel
PER
korelasi
yang berbeda
Stock Exchange
terhadap harga
saham
meskipun
DPS tidak.
7.
ļ‚· Variabel yang
Ari
Pengaruh
Menggunakan Menggunakan
Kristanti
faktor
variabel
regresi
sinaga
fundamental
independen
panel,
signfikan
dan
dan ekonomi
yang
sama menambahkan
terhadap
nyoman
makro terhadap
yaitu
ROE satu
sub
harga saham
triaryati,
harga saham
dan PBV dan sektor
yaitu
adalah ROE
2013.
perusahaan
menggunakan
konstruksi
dan PBV,
sektor real
sektor
bangunan dan
sedangkan
estate dan
perusahaan
tahun
DER, inflasi,
properti
penelitian
penelitian
dan PDB
yang berbeda
tidak
data
berpengaruh
berpengaruh
Bersambung pada halaman selanjutnya
49
Tabel 2.1(Lanjutan)
Penelitian Terdahulu
No.
Peneliti
/Tahun
Judul
Metode dan Variabel
penelitian
Persamaan
Perbedaan
Hasil
Penelitian
yaitu
terhadap
perusahaan
harga saham.
ļ‚· Secara
real estate dan
properti.
simultan
kelima
variabel
tersebut
berpengaruh
signifikan
terhadap
harga saham.
8.
Dr. Majed
Abdel Majid
The
Relationship
ļ‚· Dengan
Menggunakan Tahun,
variabel
sampel,
independen
dan
menggunaka
between the
Kabajeh, Dr.
Said Mukhled
Ahmed AL
ROA, ROE,
and ROI
Ratios with
n
yang
sama statistik
yaitu ROE
yang
Jordanian
Nuā€Ÿaimat, dan
DR. Firas
Naim
Dahmash2012.
Insurance
alat
pooled
analysis dari
ketiga
rasio
menunjukkan
hubungan
berbeda
yang
kuat
Public
dan
Companies
terhadap
Market Share
harga saham.
Prices
positif
ļ‚· Yang kedua
50
secara
terpisah
pooled
analysis
menunjukkan
nilai
yang
positif tetapi
memiliki
hubungan
yang
lemah
antara ROA
dan
ROI
terhadap
harga saham
dari
perusahaan
publik
asuransi
di
jordania.
ļ‚· Tidak
ada
hubungan
antara
ROE
dengan harga
saham.
Bersambung pada halaman selanjutnya
51
Tabel 2.1(Lanjutan)
Penelitian Terdahulu
No.
9.
Peneliti
/Tahun
Metode dan Variabel
penelitian
Judul
Persamaan
Nuraeni,
Pengaruh EPS, Menggunakan Sektor
2012
ROE
dan semua
Hasil Penelitian
Perbedaan
ļ‚· Secara parsial,
perusahaan
dari
ketiga
Struktur
variabel
yang
variabel (EPS,
Kepemilikan
independen
berebeda,
ROE,
institusional
yang sama.
tahun
kepemilikan
terhadap harga
penelitian
Institusional)
saham
yang
hanya variabel
pada
berbeda, dan
EPS
perusahaan
alat statistik
berpengaruh
yang
positif
berebeda.
signifikan.
rokok
(studi
yang
listing di BEI
tahun
2011).
2005-
yang
dan
Sedangkan
variabel ROE
dan
Kepemilikan
institusional
tidak
berpengaruh
terhadap harga
saham
Bersambung pada halaman selanjutnya
52
Tabel 2.1(Lanjutan)
Penelitian Terdahulu
No.
Peneliti
/Tahun
Judul
Metode dan Variabel
penelitian
Persamaan
Hasil Penelitian
Perbedaan
dikarenakan
taraf
signifikansi
>0.05.
ļ‚· Pengujian
hipotesis
secara
simultan
menunukkan
bahwa ketiga
variabel
(EPS,
ROE,
dan
kepemilikan
institusional)
berpengaruh
signifikan
terhadap
harga saham)
Bersambung pada halaman selanjutnya
53
Tabel 2.1(Lanjutan)
Penelitian Terdahulu
No.
10.
Peneliti
/Tahun
Metode dan Variabel
penelitian
Judul
Persamaan
Hasil Penelitian
Perbedaan
Placido M. Impact of
Menggunakan Menggunakan
Menaje,
Selected
variabel
regresi
Jr, 2012
Financial
independen
panel, sampel
Variables on
yang
Share Price of
yaitu EPS
sama dan
data
tahun
ļ‚· EPS memiliki
hubungan
yang kuat dan
positif dengan
penelitian
ditandai nilai
Publicly Listed
yang
signifikansi
Firms in the
berebeda
sebesar 0.000
Philippines
ļ‚· ROA
memiliki
hubungan
yang
lemah
dan
negatif
dengan
ditandai nilai
signifikansi
sebesar 0.033
Bersambung pada halaman selanjutnya
54
D.
Kerangka Pemikiran
Gambar 2. 1
Kerangka Pemikiran
BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Perusahaan sektor real estate, properti, dan
konstruksi bangunan
Laporan keuangan perusahaan sektor real estate,
properti, dan konstruksi bangunan
ROE
EPS
PBV
BVS
PER
Kepemilikan
institusional
HARGA SAHAM
REGRESI DATA PANEL
UJI ASUMSI KLASIK
UJI MODEL
UJI T
UJI F
INTEPRETASI
UJI Signifikansi
55
E.
Hipotesis
Menurut W. Gulo (2002: 57), hipotesis adalah suatu pernyataan yang pada
waktu diungkapkan belum diketahui kebenarannya, tetapi memungkinkan diuji
dalam kenyataan empiris. Hipotesis memungkinkan kita menghubungkan teori
dengan pengamatan atau pengamatan dengan teori.
Terdapat perbedaan mendasar pengertian hipotesis menurut statistik dan
penelitian. Dalam penelitian, hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian. Rumusan masalah tersebut bisa berupa
pernyataan tentang hubungan dua variabel atau lebih, perbandingan
(komparasi), atau variabel mandiri (deskripsi). Secara ringkas hipotesis dalam
statistik merupakan pernyataan statistik tentang parameter populasi sedangkan
hipotesis dalam penelitian merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah pada suatu penelitian.
Dalam hubungan sebab akibat, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji
hipotesis asosiatif. Hipotesis asosiatif merupakan dugaan tentang adanya
hubungan antar variabel dalam populasi yang akan diuji melalui hubungan
antarvariabel dalam sampel yang diambil dari populasi tersebut. Terdapat tiga
macam bentuk hubungan antarvariabel, yaitu hubungan simetris, hubungan
sebab akibat (kausal), dan hubungan interaktif (saling mempengaruhi).
56
Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini dapat dilihat dalam uraian berikut:
1. H0 :β1= 0; Return On Equity tidak berpengaruh positif signifikan terhadap
harga saham
Ha :β1 ≠ 0; Return On Equity berpengaruh positif signifikan terhadap harga
saham
2. H0 :β2= 0; Earning Per Share tidak berpengaruh positif signifikan terhadap
harga saham
Ha :β2 ≠ 0;Earning Per Share berpengaruh positif signifikan terhadap harga
saham
3. H0 :β3= 0; Price to Book Value tidak berpengaruh positif signifikan terhadap
harga saham
Ha :β3 ≠ 0; Price to Book Value berpengaruh positif signifikan terhadap harga
saham
4. H0 :β4= 0; Book Value per Share tidak berpengaruh positif signifikan terhadap
harga saham
Ha :β4 ≠ 0; Book Value per Share berpengaruh positif signifikan terhadap harga
saham
57
5. H0 :β5= 0; Price Earning Ratio tidak berpengaruh positif signifikan terhadap
harga saham
Ha :β5≠ 0; Price Earning Ratio berpengaruh positif signifikan terhadap harga
saham
6. H0 :β6= 0;Kepemilikan Institusional tidak berpengaruh positif signifikan
terhadap harga saham
Ha :β6≠ 0; Kepemilikan Institusional berpengaruh positif signifikan terhadap
harga saham
7. H0 :β7= 0; ROE, EPS, PBV, BVS, PER dan Kepemilikan Institusional secara
simultan tidak berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham
Ha :β7≠ 0; ROE, EPS, PBV, BVS, PER dan Kepemilikan Institusional secara
simultan berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham
58
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis dan mengetahui variabel-variabel
dari hasil publikasi Bursa Efek Indonesia pada periode penelitian dan diolah
berdasarkan kriteria-kriteria pengambilan sampel yang ditentukan. Variabel-variabel
itu sendiri adalah ROE, EPS, PER, PBV, BVS, dan kepemilikan institusional.
Objek penelitian terbatas pada perusahaan publik pada sektor real estate,
properti, dan konstruksi bangunan. Objek penelitian ini mempunyai beberapa kriteria
untuk pemilihan sampelnya, salah satunya adalah sampel pada penelitian ini terbatas
hanya dengan menggunakan data perusahaan sektor real estate, properti, dan
konstruksi bangunan.Penelitian ini hanya menggunakan perusahaan yang selalu
mempunyai laba bersih positif selama periode penelitian. Dikarenakan apabila
mengambil perusahaan dengan laba yang negatif akan terjadi anomali koefisien
negatif. Menurut Collins Pincus Xie (1999) dalam Asnawi dan Wijaya (2005) dengan
mengambil sampel dengan laba negatif membuktikan adanya anomali koefisien
negatif antara harga saham dengan laba per lembar saham pada perusahaan yang
memiliki laba negatif. Artinya dalam penelitian ini jika mengambil perusahaan yang
juga mengalami kerugian selama periode penelitian akan berpengaruh terhadap hasil
penelitian terutama pada laba per lembar saham.
59
B.
Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi (Population) , yaitu sekelompok orang, kejadian atau gejala
sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Anggota populasi disebut
dengan elemen populasi (Population Element) (Muis dan Priadana, 2009:
103). Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan pada sektor
real estate, properti, dan konstruksi bangunan yang terdaftar di BEI.
2. Sampel
Penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan metode purposive sampling. Menurut Sugiyono (2009: 68)
purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Jadi, pemilihan sampel dengan secara tidak acak yang disesuaikan
dengan tujuan dan target tertentu. Sampel ini cocok digunakan untuk
penelitian kuantitatif atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan
generalisasi.
Adapun kriteria-kriteria yang digunakan dalam penelitian ini
mencakup:
a. Perusahaan publik sektor real estate, properti, dan konstruksi bangunan
yang terdaftar di Busa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2012-2016.
b. Perusahaan tersebut tidak delisting (dikeluarkan) dan relisting (masuk
kembali) selama periode penelitian.
60
c. Perusahaan yang tidak mengalami kerugian di periode tahun penelitian
2012-2016 (Rudangga dan Sudiarta, 2016).
d. Perusahaan yang memiliki laporan keuangan yang lengkap yang telah ada
di situs idx.co.id dan website perusahaan sampel.
e. Perusahaan-perusahaan yang memiliki kepemilikan institusional yang
terdapat di Catatan Laporan Keuangan.
Tabel 3. 1
Tahapan Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria
No.
1.
Keterangan
Perusahaan yang terdaftar di sektor real
Jumlah
63
estate, properti, dan konstruksi bangunan
periode tahun 2012 - 2016
2.
Perusahaan yang delisting dan relisting
(13)
3.
Perusahaan yang memiliki kerugian
(20)
selama periode penelitian
4.
Perusahaan yang tidak mempunyai
(12)
laporan keuangan yang lengkap
5.
perusahaan yang tidak memiliki struktur
(4)
kepemilikan institusional
6.
Perusahaan yang memiliki struktur
14
kepemilikan institusional dalam modal
sahamnya
7.
Tahun pengamatan
Jumlah observasi penelitian
5
70
Sumber: Data diolah 2016
61
Tabel 3. 2
Daftar Sampel Perusahaan sektor real estate, properti, dan konstruksi
bangunan Periode tahun 2010 – 2016
No.
Nama Perusahaan
Kode Perusahaan
1.
PT Agung Podomoro Land Tbk
APLN
2.
PT Alam Sutera Realty Tbk
ASRI
3.
PT Bekasi Asri Pemula Tbk
BAPA
4.
PT Bumi Serpong Damai Tbk
BSDE
5.
PT Duta Anggada Realty Tbk
DART
6.
PT Megapolitan Developments Tbk
EMDE
7.
PT Perdana Gapuraprima Tbk
GPRA
8.
PTMetropolitan Land Tbk
MTLA
9.
PT PLazaIndonesia Tbk
PLIN
10.
PT PP (Persero)
PTPP
11.
PT Pikko Land Development Tbk
RODA
12.
PT Summarecon Agung Tbk
SMRA
13.
PT Surya Semesta Internusa Tbk
SSIA
14.
Total Bangun Persada Tbk
TOTL
Sumber: data diolah 2016, idx.co.id
62
C.
Metode Pengumpulan Data
Data dari penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder sendiri
adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain bukan oleh periset sendiri untuk
tujuan lain. Sumber data sekunder adalah data-data yang dikumpulkan oleh peneliti
melalui pihak kedua atau tangan kedua (Suharso, 2007: 136). Data sekunder
diperoleh dari Indonesia Stock Exchange (IDX) , sahamok.com maupun website
perusahaan sampel. Data yang digunakan adalah laporan keuangan tahunan, data
saham perusahaan terkait serta catatan laporan keuangan perusahaan.
Data yang digunakan peneliti juga berasal dari data kepustakaan, jurnal-jurnal
yang
diambil
melalui
internet
yaitu
googlescholar.com,
sciencedirect.com.
SSRN.com, portal garuda maupun dari website universitas lain, dan data-data dari
internet seperti idx,co,id ataupun sahamok.com untuk mengetahui sektor-sektor
perusahaan yang terdapat di BEI dan juga website yahoofinance.com untuk mencari
aktivitas perdagangan saham masing-masing perusahaan.
D.
Metode Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Penggunaan statistik deskriptif variabel penelitian dimaksudkan agar
dapat
memberikan
penjelasan
yang
memudahkan
peneliti
dalam
mengintepretasikan hasil analisis data dan pembahasannya. Statistik
deskriptif berhubungan dengan pengumpulan dan peringkasan data serta
63
penyajian yang biasanya disajikan dalam bentuk tabulasi baik secara grafik
dan atau numerik. Statistik deskriptif memberika gambaran suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum dan
minimum (Ghozali, 2011 : 19).
2. Regresi Data Panel
Menurut Ghozali (2013: 231) data panel sering disebut juga pooled data
(pooling time series dan cross section), micropanel data, longitudinal
data,event history analysis, dan cohort analysis.Secara sederhana, data panel
dapat didefinisikan sebagai sebuah kumpulan data (data set) di mana
perilaku unit cross-sectional (misalnya individu, perusahaan, negara) diamati
sepanjang waktu.
Gujarati (2003) dalam buku Ghozali (2013: 232) menyatakan bahwa
teknik data panel yaitu dengan menggabungkan jenis data cross-section dan
time-series, memberikan beberapa keunggulan dibandingkan dengan standar
cross-section dan time-series yaitu:
a. Dengan menggabungkan data time series dan cross section, angka data
panel memberikan data yang lebih informatif, lebih bervariasi, tingkat
kolinearitas antarvariabel yang rendah. Lebih besar degree of freedom,
dan lebih efisien.
b. Dengan menganalisis data cross-section dalam beberapa periode maka
data panel tepat digunakan dalam penelitian perubahan dinamis.
64
c. Data panel mampu mendeteksi dan mengukur pengaruh yang tidak dapat
diobservasi melalui data murni time series atau murni data cross-section.
d. Data panel memungkinkan kita mempelajari model perilaku yang lebih
kompleks. Misalkan fenomena skala ekonomis dan perubahan teknologi
dapat dipahami lebih baik dengan data panel daripada murni data crosssection atau murni data time series.
e. Oleh karena itu data panel berhubungan dengan individu, perusahaan,
kota, negara, dan sebagainya sepanjang waktu (over time), maka akan
bersifat heterogen dalam unit tersebut. Teknik untuk mengestimasi data
panel dapat memasukkan heterogenitas secara eksplisit untuk setiap
variabel individu secara spesifik.
Haiso (2003) dalam buku Ghozali (2013: 232) menyatakan bahwa
penggunaan data panel memiliki beberapa keuntungan utama dibandingkan
dengan data cross-section maupun time series.
a. Data panel dapat memberikan penelitian jumlah pengamatan yang besar,
meningkatkan degree of freedom (derajat kebebasan), data memiliki
variabilitas yang besar dan mengurangi kolinearitas antarvariabel
independen sehingga dapat menghasilkan estimasi ekonometri yang
efisien.
b. Data panel memberikan informasi yang lebih banyak yang tidak dapat
diberikan hanya data cross-section atau time series saja.
65
c. Data panel dapat memberikan penyelesaian yang lebih baik dalam
inferensi perubahan dinamis dibandingkan data cross section.
3. Uji Asumsi Klasik
a.
Uji Normalitas
Menurut Suliyanto (2011) uji normalitas dimaksudkan untuk
menguji apakah nilai residual yang telah distandarisasi pada model
regresi berdistribusi normal atau tidak. Nilai residual dikatakan
berdistribusi normal jika nilai residual terstandarisasi tersbut sebagian
besar mendekati nilai rata-ratanya. Tidak terpenuhinya normalitas pada
umumnya disebabkan karena distribusi data yang dianalisis tidak
normal, karena terdapat nilai ekstrem pada data yang diambil. Nilai
ekstrem ini terjadi karena adanya kesalahan dalam pengambilan sampel,
bahkan karena kesalahan dalam melakukan input data atau memang
karena karakteristik data tersebut sangat jauh dari rata-rata.
Pengujian normalitas menggunakan analisis grafik dilakukan
dengan menggunakan histogram dengan menggambarkan variabel
dependen
sebagai
sumbu
vertikal
sedangkan
nilai
residual
terstandarisasi digambarkan sebagai sumbu horizontal. Jika Histogram
Standardized Regression Residual membentuk kurva seperti lonceng
maka nilai residual tersebut dinyatakan normal. Cara lain untuk menguji
normalitas dengan pendekatan grafik adalah menggunakan Normal
66
Probability Plot , yaitu dengan membandingkan distribusi kumulatif
dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi
normal.
Uji
normalitas
menggunakan
uji
statistik
non-paramtrik
Kolmogorov-Smirnov merupakan uji normalitas menggunakan fungsi
distribusi kumulatif. Nilai residual terstandarisasi berdistribusi normal
jika K
hitung
< K
tabel
atau nilai Sig. > α. Uji Kolmoghrov-Smirnov,
dengan dasar pengembalian bahwa nilai Sig. atau signifikansi atau
probabilitas < 0.05 maka distribusi data tidak normal. Nilai Sig. atau
signifikansi atau nilai probabilitas > 0.05 maka distribusi data normal.
Selain dengan uji kolmogorov-smirnov, uji normalitas bisa diuji
dengan Jarque-Bera (JB test). Seperti halnya dengan uji skewness dan
kurtosis, Uji JB test ini merupakan uji normalitas dengan berdasarkan
pada koefisien keruncingan (kurtosis) dan koefisisen kemiringan
(skewness). Uji ini dilakukan dengan membandingkan statistik JarqueBera (JB) dengan nilai X2 tabel. Jika nilai Jarque-Bera (JB) ≤ X2 tabel
maka nilai residual terstandarisasi dinyatakan berdistribusi normal.
(Suliyanto, 2011: 75)
Jarque-Bera adalah uji statistik untuk menguji apakah data
berdistribusi normal. Probability menunjukan kemungkinan nilai
Jarque-Bera melebihi (dalam nilai absolute) nilai terobsesi di bawah
hipotesis nol. Nilai probabilitas yang kecil cenderung mengarahkan pada
67
penolakan hipotesis nol distribusi normal. Pada angka Jarque-Bera di
atas sebesar 0.8637 (lebih besar daripada 5%), kita tidak menolak H0
bahwa data berdistribusi normal (Winarno, 2007: 5.37).
b.
Uji Multikolinearitas
Uji asumsi klasik jenis ini diterapkan untuk analisisi regresi
berganda yang terdiri atas dua atau lebih variabel bebas atau independen
variabel di mana akan diukur keeratan hubungan antarvariabel bebas
melalui besaran koefisien korelasi (r). Dikatakan multikolinearitas, jika
koefisien korelasi antarvariabel bebas (X1, dan X2, X3 dan seterusnya)
lebih besar dari 0.50. dikatakan tidak terjadi multikolinearitas jika
koefisien korelasi antar variabel bebas lebih kecil atau sama dengan 0.50
(Sunyoto, 2013:87).
Menurut Ghozali (2015) uji multikolineritas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi yang terbentuk ada korelasi yang
tinggi atau sempurna di antara variabel bebas atau tidak. Adanya
multikolinearitas atau korelasi yang tinggi antarvariabel independen
dapat dideteksi dengan beberapa cara di bawah ini:
1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris
sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen
banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.
68
2) Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika
antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi
(umumnya di atas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi adanya
multikolinearitas. Tidak adanya korelasi tinggi antar variabel
independen
tidak
berarti
bebas
dari
multikolinearitas.
Multikolinearitas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi
dua atau lebih variabel independen.
3) Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Multikolinearitas
dapat juga dilihat dari (1) nilai Tolerance dan lawannya (2)
Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan
setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel
independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel
independen
menjadi variabel dependen dan diregresi terhadap
variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas
variabel independen terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel
independen. Jadi tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF
tinggi (karena VIF = 1/tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai
untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah tolerance <
0.10 atau sama dengan VIF>10. Setiap peneliti harus meneliti
tingkat
kolinearitas
0.90.
walaupun
multikolinearitas
dapat
dideteksi dengan nilai tolerance dan VIF, tetapi kita masih tetap
69
tidak mengetahui variabel independen mana sajakah yang
berkorelasi.
Menurut Ghozali (2015) tidak terdapat korelasi antarvariabel
independen yang tinggi di atas 0.90. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
apabila terdapat nilai korelasi antarvariabel di bawah 0.90, maka tidak
terdapat multikolinearitas antarvariabel independen.
c.
Uji Heteroskedastisitas
Jika residual mempunyai varian yang sama disebut terjadi
Homoskedastisitas dan jika variansnya tidak sama atau berbeda disebut
terjadi heteroskedastisitas. Persamaan regresi yang baik jika tidak terjadi
heteroskedastisitas (Sunyoto, 2013: 91).
Heteroskedastisitas berarti ada varian variabel pada model regresi
yang tidak sama (konstan). Sebaliknya, jika varian variabel pada model
regresi
nilai
yang
sama
(konstan)
maka
disebut
dengan
homoskedastistas. Masalah heteroskedastisitas sering terjadi pada
penelitian yang menggunakan data cross-section daripada data runtun
waktu (time series).
Heteroskedastisitas
tidak
menyebabkan
estimator
(koefisien
variabel independen) menjadi bias karena residual bukan komponen
menghitungnya. Namun, menyebabkan estimator jadi tidak efisien dan
70
BLUE lagi serta standard error dari model regresi menjadi bias
sehingga meyebabkan nilai t statistik dan F hitung bias (miss leading).
Dampak akhirnya adalah pengembalian kesimpulan statistik untuk
pengujian hipotesis menjadi tidak valid.
d.
Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi
antara anggota data observasi yang diuraikan menurut waktu (timesseries) atau ruang (cross section) (Suliyanto, 2011 : 125).
Uji Autokorelasi dengan Metode Durbin Watson merupakan uji
yang sangat popular untuk menguji ada tidaknya masalah otokorelasi
dari model empiris yang diestimasi.
Tabel 3. 3
Syarat Uji lulus Uji Autokorelasi
DW
Kesimpulan
< dl
Ada aotokorelasi (+)
dL s.d dU
Tanpa kesimpulan
du s.d 4 – dU
Tidak ada aotokorelasi
4 – dU s.d 4 – dl
Tanpa kesimpulan
>4 – dL
Ada aotokorelasi (-)
71
Salah satu cara untuk mengatasi masalah autokorelasi adalah
dengan metode Cohcrane-Orcutt untuk kasus autokorelasi berbentuk
ar(1) dan nilai ρ diketahui. Teknik koreksi ini cukup sederhana dengan
menambahkan ar(t) pada baris paling belakang persamaan regresi.
Simbol t menunjukkan tingkan autoregresi terjadinya autokorelasi
(Ghozali, 2013: 159).
4. Uji Model
Uji model digunakan untuk mengetahui model manakah yang lebih
baik, apakah fixed effect model, common effect model, atau random effect
model.Uji model ini hanya dilakukan oleh data yang menggunakan regresi
data panel. Menurut Ghozali (2011) untuk mengetahui model yang lebih
baik dari ketiganya dilihat dari signifikansi statistik dari koefisien yang
diestimasi dan nilai R2-nya. Dibandingkan dengan model sebelumnya.
5. Uji Hipotesis
a.
Uji signifikan Parsial (Uji t)
Uji statistik t dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel individu independen secara individu dalam menerangkan
variabel dependen (Ghozali, 2011:178).
72
Apabila thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima, yang
berarti variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen dengan menggunakan tingkat signifikan
sebesar 5%, jika nilai thitung > ttabel maka secara satu persatu variabel
independen mempengaruhi variabel dependen. Selain itu, dapat juga
dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil
daripada 0.05 (untuk tingkat signifikansi = 5%), maka variabel
independen secara satu persatu berpengaruh terhadap variabel dependen.
Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar daripada 0,05 maka
variabel independen secara satu persatu tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen.
Historis yang digunakan adalah sebagai berikut:
1) H0 : β = 0, Tidak terdapat pengaruh signifikan secara parsial
antara variabel independen terhadap variabel dependen.
2) Ha : β ≠ 0, Terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara
variabel independen terhadap variabel dependen.
Dalam penelitian ini menggunakan uji signifikansi dua arah atau
two tailed test, yaitu suatu uji yang menggunakan dua daerah penolakan
H0 yaitu terletak di ujung sebelah kanan dan kiri. Dalam pengujian dua
arah biasa digunakan untuk tanda sama dengan (=) pada hipotesis nol
73
dan tidak sama dengan (≠) pada hipotesis alternatif. Tanda (=) dan (≠)
ini tidak menunjukkan satu arah, sehingga pengujian dilakukan untuk
dua arah (Purwanto dan Suharyadi, 2009:88-89). Kriteria dalam uji
parsial (Uji t) dapat dilihat berdasarkan uji hipotesis dengan
membandingkan thitung dengan ttabel yaitu, apabila thitung < -ttabel atau thitung
> ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel independen
secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen (Suharyadi dan Purwanto, 2009:191). Selain itu, dapat juga
melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada
0.05 (untuk tingkat signifikansi = 5%), maka variabel independen secara
satu persatu berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika
nilai probabilitas lebih besar daripada 0.05 maka variabel independen
secara satu persatu tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
b.
Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apakah variabelvariabel independen (X) secara simultan (bersama-sama) mempunyai
pengaruh terhadap variabel dependen (Y) (Ghozali, 2011:177).
Apabila Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang
berarti variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan
sebesar 5%, jika nilai Fhitung > Ftabel maka secara bersama-sama seluruh
variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Selain itu, dapat
74
juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil
daripada 0.05 (untuk tingkat signifikansi = 5%), maka variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel
dependen. Sedangkan jika nilai probbailitas lebih besar daripada 0.05
maka variabel independen secara serentak tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen.
3) H0 : β = 0, Tidak terdapat pengaruh signifikan secara simultan
antara variabel independen terhadap variabel dependen.
4) Ha : β ≠ 0, Terdapat pengaruh signifikan secara simultan antara
variabel independen terhadap variabel dependen.
E.
Operasional Variabel
Varibel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen yang
dinyatakan dalam simbol X yaitu terdiri dari Return On Equity, Earning Per Share,
Price to Book Value, Book Value per Share, Price Earning Ratio dan kepemilikan
institusional dan variabel dependennya adalah harga saham. Dalam penelitian ini
definisi operasional dari kedua jenis variabel yang digunakan adalah sebagai berikut:
No.
1.
Tabel 3. 4
Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel
Definisi
Rumus
ROE
Kemampuan
(Return On
perusahaan dalam
š‘™š‘Žš‘š‘Ž š‘š‘’š‘Ÿš‘ š‘–š‘•
š‘”š‘œš‘”š‘Žš‘™ š‘’š‘˜š‘¢š‘–š‘”š‘Žš‘ 
Skala
rasio
75
Equity)
menghasilkan
laba dalam total
asset yang
dimiliki
2.
EPS
EPS memberikan
(Earning Per
informasi tentang
Share)
suatu perusahan
Rasio
mengenai
besarnya laba
bersih perusahaan
yang siap
š‘™š‘Žš‘š‘Ž š‘š‘’š‘Ÿš‘ š‘–š‘•
š‘—š‘¢š‘šš‘™š‘Žš‘• š‘ š‘Žš‘•š‘Žš‘š š‘š‘’š‘Ÿš‘’š‘‘š‘Žš‘Ÿ
dibagikan pada
semua pemegang
saham.
3.
PER
rasio saham yang
(Price Earing menunjukkan
Ratio)
perbandingan
antar harga saham
di pasar dengan
laba saham di
š»š‘Žš‘Ÿš‘”š‘Ž š‘š‘’š‘Ÿ š‘™š‘’š‘šš‘š‘Žš‘Ÿ š‘ š‘Žš‘•š‘Žš‘š
šæš‘Žš‘š‘Ž š‘š‘’š‘Ÿš‘ š‘–š‘•
Rasio
š‘ƒš‘Ÿš‘–š‘š‘’ š‘š‘’š‘Ÿ š‘ š‘•š‘Žš‘Ÿš‘’
šµš‘œš‘œš‘˜ š‘£š‘Žš‘™š‘¢š‘’ š‘š‘’š‘Ÿ š‘ š‘•š‘Žš‘Ÿš‘’
Rasio
pasar dengan laba
yang diterima dari
setiap lembar
saham.
4.
PBV
rasio pasar
(Price Book
(market ratio)
Value Ratio)
yang digunakan
untuk mengukur
76
kinerja harga
pasar saham
terhadap nilai
bukunya.
5.
BVPS
nilai buku sebagai
(Book Value
jumlah aktiva dan
Per Share)
neraca dikurangi
kewajiban yang
š‘”š‘œš‘”š‘Žš‘™ š‘’š‘˜š‘¢š‘–š‘”š‘Žš‘ 
Rasio
š‘—š‘¢š‘šš‘™š‘Žš‘• š‘ š‘Žš‘•š‘Žš‘š š‘¦š‘Žš‘›š‘” š‘š‘’š‘Ÿš‘’š‘‘š‘Žš‘Ÿ
ada atau modal
dari pemilik.
6.
Kepemilikan
Kepemilikan yang
insitusional
dimiliki oleh
institusi seperti
perusahaan bank,
š‘—š‘¢š‘šš‘™š‘Žš‘• š‘˜š‘’š‘š‘’š‘šš‘–š‘™š‘–š‘˜š‘Žš‘› š‘–š‘›š‘ š‘–š‘”š‘¢š‘ š‘– Rasio
š‘—š‘¢š‘šš‘™š‘Žš‘• š‘ š‘Žš‘•š‘Žš‘š š‘¦š‘Žš‘›š‘” š‘š‘’š‘Ÿš‘’š‘‘š‘Žš‘Ÿ
investasi,
yayasan, wakaf
atau badan milik
perorangan.
7.
Harga Saham
harga yang
terbentuk di bursa
nomin
saham dan
umumnya harga
al
Closing Price
saham itu
diperoleh untuk
menghitung nilai
saham
77
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah dan perkembangan Pasar Modal
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia
merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial
Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu
didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah
kolonial atau VOC.
Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan
pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan
pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal
tesebut disebabkan oleh beberapafaktor seperti perang dunia ke I dan II,
perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah
Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa
efek tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada
tahun 1977 dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami
pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan
pemerintah.
78
Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia
dilihat sebagai berikut:
Desember 1912
Bursa Efek Indonesia dibentuk di Batavia oleh
Pemerintah Hindia Belanda
1914 - 1918
Bura Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I
1925 - 1942
Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama
dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya
Awal tahun 1939
Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di
Semarang dan Surabaya ditutup
1942 - 1952
Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang
Dunia II
1956
Program nasionalisasi perusahaan Belanda.Bursa
Efek semakin tidak aktif
1956 - 1977
Perdagangan di Bursa Efek vakum
10 Agustus 1977
Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden
Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM
(Badan Pelaksana Pasar Modal). Pengaktifan kembali
pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT
Semen Cibinong sebagai emiten pertama
1977 - 1987
Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah
emiten hingga 1987 baru mencapai 24, masyarakat
79
lebih memilih instumen perbankan dibandingkan
instrumen pasar modal
1987
Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987
(PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi
Indonesia untuk melakukan penawaran umum dan
investor asing menanamkan modal di Indonesia
1988 - 1990
Paket deregulasi di bidang Perbankan dan Pasar
Modal dilundurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing.
Aktivitas bursa terlihat meningkat
2 Juni 1988
Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan
dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek
(PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker
dan dealer
Desember 1988
Pemerintah
mengeluarkan
(PAKDES
88)
yang
Paket
Desember
memberikan
88
kemudahan
perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan
lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal
16 Juni 1989
BursaEfek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan
dikelola oleh Perseroan Terbatasa milik swasta yaitu
PT Bursa Efek Surabaya
80
13 Juli 1992
Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi
Badan
Pengawas
Pasar
Modal.
Tanggal
ini
diperingati sebagai HUT BEJ
22 Mei 1995
Sistem Otomasi perdagangan BEJ dilaksanakan
dengan sistem computer JATS (Jakarta Automated
Trading Systems)
10 November 1995
Pemerintah mengaluarkan Undang-Undanga No. 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang
ini mulai berlakukan mulai Januari 1996
1995
Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek
Surabaya
2000
Sistem Perdagangan Tanpa Wakaf (scipless trading)
mulai diaplikasikan di Pasar Modal
2002
BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan
jarak jauh (remote trading)
2007
Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa
Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa
Efek Indonesia (BEI)
2 Maret 2009
Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT
Bursa Efek Indonesia: JATS-NextG
Sumber: idx.co.id
81
2. Gambaran Umum Perusahaan Sektor Real Estate, Properti, dan
Konstruksi Bangunan
Penelitian ini mengambil sampel pada perusahaan sektor real estate,
properti, dan konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini hanya mengambil tahun penelitian dari tahun 2012 – 2016.
Berdasarkan hasil data semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia, seluruh populasi sebesar 70 perusahaan. Setelah dilakukan
penyeleksian
menggunakan
purposive
sampling
terpilih
hanya
14
perusahaan yang dijadikan sampel penelitian ini. Data yang digunakan
berasal dari data laporan keuangan tahunan setiap perusahaan yang telah
diaudit dan terdapat di situs web idx.co.id ataupun masing-masing website
resmi perusahaan dari tahun 2012 hingga tahun 2016.
Berikut ini adalah rincian sampel perusahaan penelitian:
No.
1.
Tabel 4. 1
Sampel penelitian
Keterangan
Perusahaan yang terdaftar di sektor real
Jumlah
63
estate, properti, dan konstruksi bangunan
2.
Perusahaan yang delisting dan relisting
(13)
3.
Perusahaan yang memiliki kerugian
(20)
selama periode penelitian
82
4.
Perusahaan yang tidak mempunyai
(12)
laporan keuangan yang lengkap
5.
perusahaan yang tidak memiliki struktur
(4)
kepemilikan institusional
6.
Perusahaan yang memiliki struktur
14
kepemilikan institusional dalam modal
sahamnya
7.
Tahun pengamatan
Jumlah observasi penelitian
5
70
Sumber: Data sekunder diolah 2016
Berikut ini adalah penjelasan dari 14 perusahaan yang termasuk sampel
penelitian:
a) Agung Podomoro Land Tbk.
APLN didirikan pada tanggal 30 Juli 2004 dengan nama PT Tiara
Metropolitan Jaya. APLN, adalah perusahaan yang terdaftar sebagai
flagship (IDX: APLN) dari Agung Podomoro Group (APG), adalah
salah satu pengembang real estat dengan pertumbuhan tercepat dan
terbesar di Indonesia dengan kepentingan superblok, properti ritel,
perkantoran, apartemen dan perumahan, dan hotel. Dari tahun 1973
sampai sekarang, anggota APG telah menyelesaikan atau memulai
83
pembangunan lebih dari 70 proyek properti, dengan mayoritas ditujukan
kepada kelas menengah Segmen masyarakat, dengan proyek mulai dari
apartemen dengan biaya rendah hingga apartemen kelas atas di Jakarta
Selatan, high end dan mal sekitar, ruko, hotel dan menara perkantoran.
b) Alam Sutera Realty Tbk.
PT Alam Sutera Realty Tbk (“Perusahaan”) didirikan pada tanggal
3 November 1993 dengan nama PT Adhihutama Manunggal oleh
Harjanto Tirtohadiguno beserta keluarga yang memfokuskan kegiatan
usahanya di bidang properti. Perusahaan mengganti nama menjadi PT
Alam Sutera Realty Tbk dengan akta tertanggal 19 September 2007 No.
71 dibuat oleh Misahardi Wilamarta, S.H., notaris di Jakarta. Pada 18
Desember 2007, Perusahaan menjadi perusahaan publik dengan
melakukan penawaran umum di Bursa Efek Indonesia.
Setelah lebih dari 19 tahun sejak didirikan, Perusahaan telah
menjadi pengembang properti terintegrasi yang memfokuskan kegiatan
usahanya dalam pembangunan dan pengelolaan perumahan, kawasan
komersial, kawasan industri, dan juga pengelolaan pusat perbelanjaan,
pusat rekreasi dan perhotelan (pengembangan kawasan terpadu).
Pada tahun 1994, Perusahaan mulai mengembangkan proyek
pertama di sebuah kawasan terpadu bernama Alam Sutera yang terletak
di Serpong, Tangerang. Pengembangan tahap pertama dari Alam Sutera
sudah selesai dilakukan, dan saat ini Perusahaan memfokuskan untuk
84
pengembangan tahap kedua yang lebih menitik beratkan kepada
pembangunan area komersial. Seiring dengan pengembangan Alam
Sutera tahap kedua, pada tahun 2012 Perusahaan juga memasarkan
beberapa cluster baru di proyek Suvarna Padi Golf Estate, Pasar Kemis,
Tangerang dan melakukan akuisisi atas beberapa aset di lokasi strategis
di Bali dan gedung perkantoran di Jakarta.
c) Bekasi Asri Pemula Tbk.
PT. Bekasi Asri Pemula Tbk, merupakan perusahaan pengembang
perumahan di wilayah Bekasi dan Pamulang dengan fokus segmen
konsumen pada golongan menengah untuk perumahan Bumi Serpong
Residen dan golongan bawah untuk perumahan Taman Alamanda dan
Alamanda Regency. Terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun
2008, Perseroan berkomitmen untuk menciptakan nilai bagi pemegang
saham, pelanggan dan masyarakat dalam menjalankan usahanya dan
tanggung jawab yang tinggi.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan ruang lingkup
Kegiatan Perseroan adalah dalam bidang real estate, perdagangan,
industri, percetakan, agrobisnis, pertambangan dan jasa angkutan.
Perseroan mulai melakukan kegiatan komersial sejak tahun 2004 dan
kegiatan usaha yang dijalankan perseroan sampai dengan saat ini adalah
real estate. Produk yang dihasilkan adalah rumah sederhana, rumah
menegah keatas dan pasar bersih.
85
d) Bumi Serpong Damai Tbk.
Sinar Mas Land Limited (sebelumnya dikenal sebagai AFP
Properties Limited), terdaftar di Singapore Exchange dan berkantor
pusat di Singapura, bergerak dalam bisnis properti melalui operasinya di
Indonesia, China, Malaysia dan Singapura. Sinar Mas Land memiliki
investasi jangka panjang di bangunan komersial utama, hotel dan resor,
dan terlibat dalam pengembangan properti dan penyewaan di Indonesia,
China, Malaysia dan Singapura.
Sinar Mas Land - Indonesia Operation, memiliki sekitar 10.000
hektar lahan strategis (pada tahun 2011) dengan proyek-proyek di
bidang pembangunan kota, perkampungan, perumahan, komersial, ritel,
industri, dan perhotelan, termasuk layanan terkait properti, tidak
diragukan lagi merupakan yang terbesar. Dan perusahaan properti yang
paling terdiversifikasi di Indonesia. Terdiri dari dua perusahaan properti
yang terdaftar dengan baik: PT. Bumi Serpong Damai, Tbk dan PT.
Duta Pertiwi, Tbk; Keduanya memiliki pangsa pasar yang mapan lebih
dari US $ 2 miliar.
e) Duta Anggada Realty Tbk
Perusahaan memulai aktivitasnya kurang lebih 30 tahun lalu dengan
membangun sebuah kompleks huniandi Jakarta Selatan. Langkah awal
ini
kemudian
diikuti
dengan membangun
dengan
beberapa
langkah-langkah
gedung
perkantoran
selanjutnya
dan
pusat
86
perbelanjaan untuk memenuhi kebutuhan akan gedung perkantoran dan
pusat perbelanjaan yang terus meningkat sehingga pada awal dekade
1990-an,
Perusahaan
memperoleh
reputasi
sebagai
salah
satu
perusahaan properti yang terkemuka di Indonesia.
Dalam rangka mempertahankan reputasinya sebagai Perusahaan
kemudian memperluas kegiatan usahanya dari semula hanya di bidang
properti untuk investasi, yaitu properti untuk disewakan, hingga juga
mencakup bidang properti untuk pengembangan, yaitu properti untuk
dijual. Saat ini, portofolio Perusahaan mencakup berbagai properti
prestisius, baik yang telah selesai dibangun maupun yang sedang dalam
pembangunan, yakni
di
sektor
perkantoran,
pemukiman, pusat
perbelanjaan dan perhotelan.
f) Megapolitan Development Tbk
PT . Megapolitan Developments Tbk didirikan pada tahun 1976 dan
merupakan keunggulan perusahan yang sudah lebih dari tiga dekade di
bidang property dengan fokus pada perumahan, komersial dan daerah
mega-blok. EMDE tercatat di Bursa Efek Indonesia di tahun 2011 pada
Papan Pengembangan Perusahaan yang didirikan pada tahun 1976 dan
berpusat di Jakarta, Indonesia.
g) Perdana Gapuraprima Tbk.
Perdana Gapuraprima Tbk. Adalah salah satu perusahaan properti
nasional yang telah berdiri selama 30 tahun dalam perkembangan
87
proyek properti seperti dari rumah sederhana, real estate, komersial,
hotel, dan gabungan proyek yang ada di Indonesia.
Perdana Gapuraprima Tbk. Berdiri didirikan tahun 1980 oleh
Gunarso Susanto Margono yang dimulai di perumahan komplek di
Lampung, Bekasi, dan Bogor. Sekarang PT. Perdana Gapuraprima telah
menjadi pengembang apartemen, perkantoran, dan trade center yang
tidak hanya ada di Jakarta, tetapi di kota-kota besar seperti Bandung,
Solo, dan Bali.
Sampai
sekarang
PT.
Perdana
Gapuraprima
Tbk.
Telah
membangun lebih dari 30 proyek sepanjang di pulau Jawa dan Bali dan
akan tetap berekspansi ke seluruh Indonesia.
h) Metropolitan Land Tbk.
Pada tahun 1970, tujuh pengusaha profesional Indonesia: Ir. Smail
Sofyan, Ir. Budi Brasali, Drs Budiman Kusika, H. Subagdja Prawata, Ir.
Soekrisman, Ir. H Secakusuma dan Ir. Ciputra selaku pimpinan,
berkumpul bersama untuk mengorganisir PT Metropolitan Development
(MD). Pendiri ketujuh memiliki visi masa depan yang sama.
Dalam cara Metropolitan Development (MD) berkembang pesat di
berbagai bidang dan telah menjadi pemain aktif dalam pertumbuhan
dinamis ibu kota Indonesia. MD mendirikan banyak perusahaan sukses
saat ini, salah satunya adalah PT Metropolitan Land Tbk (Metland).
Metland lahir atas kisah sukses MD PT Metropolitan Land Tbk
88
(Metland) yang didirikan pada tanggal 16 Februari 1994 dan mulai
beroperasi pada tanggal 28 Oktober 1994. Sejak saat itu, perusahaan
tetap fokus pada pembangunan perumahan dan komersial. Keberhasilan
Metland saat ini menunjukkan kepuasan pelanggan, kualitas produk,
manajemen profesional dan juga hubungan baik dengan lingkungan dan
kemitraan anak perusahaan. Sejak tahun 2004, sebuah perusahaan
investasi Singapura bernama Reco Newtown Pte. Ltd telah bergabung
dengan perusahaan, meyakinkan fakta bahwa kepercayaan dari
pemangku kepentingan semakin meningkat. Pada tahun yang sama,
Metland memperoleh sertifikasi ISO 9001: 2000 dari United Registrar
System, yang membuktikan bahwa sistem manajemen Metland telah
memenuhi standar internasional dan menunjukkan profesionalisme yang
tinggi kepada publik juga.
i)
PT Plaza Indonesia Tbk
Plaza Indonesia Realty Tbk adalah perusahaan yang berdiri sejak
tahun 1983 dengan visi yang kuat, membidik celah pasar dengan
membangun property prestisius di lokasi premium. Mulai beroperasi
sejak tahun 1990 – 1991, Perseroan memulai bisnisnya dengan
mendirikan kompleks Plaza Indonesia yang terdiri dari Plaza Indonesia
Shopping Center dan Hotel Grand Hyatt Jakarta.
89
j)
PT. PP Persero Tbk
PT PP (Persero) didirikan dengan nama NV Pembangunan
Perumahan berdasarkan Akta Notaris No.48 tanggal 26 Agustus 1953.
Berdasarkan peraturan pemerintah No.39 tahun 1971. Kegiatan usaha
inti perusahaan ini adalah di bidang jasa konstruksi. Selama lebih dari
lima dekade, PT PP (Persero) telah menjadi pemain utama dalam bisnis
konstruksi nasional, berbagai mega proyek nasional dikelola dan
dikerjakan PT PP (Persero). Pada 1991, PT PP (Persero) menempuh
diversifikasi kegiatan usaha, yakni property dan realti, di antaranya
usaha sewa ruang kantor di Plaza PP dan pengembangan usaha realti di
kawasan Cibubur. Selain itu, PT PP (Persero) juga membentuk beberapa
anak perusahaan dengan menggandeng mitra dari dalam dan luar negeri
di antaranya PT. PP-Taisei Indonesia Construction, PT Mitracipta
Polasarana dan PT Citra Waspphutowa. Pelaksanaan program IPO PT
PP (Persero) Tbk telah mendapatkan persetujuan dari Pemerintah Publik
Indonesia sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.
76 tahun 2009 tentang Perubahan Struktur Kepemilikan Saham Negara
melalui Penerbitan dan Penjualan Saham Baru pada PT PP (Persero)
tanggal 28 Desember 2009.
k) PT. Pikko Land Tbk
PT Pikko Land Development Tbk didirikan dengan nama PT Roda
Panggon Harapan berdasarkan Akta Pendirian No. 83 tanggal 15
90
Oktober 1984 dari Benny Kristianto S.H., notaris di Jakarta. Anggaran
Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir
dengan Akta No. 8 tanggal 5 Oktober 2012 dari notaris Rudy Siswanto,
S.H., notaris di Jakarta mengenai perubahan nama dan tempat
kedudukan, semula PT Royal Oak Development Asia Tbk menjadi PT
Pikko Land Development Tbk dan semula di Jakarta Selatan menjadi di
Jakarta Pusat.
l)
PT. Summarecon Agung Tbk
PT. Summarecon Agung Tbk (“Summarecon”) didirikan pada tahun
1975 oleh Bapak Soetjipto Nagaria dan rekan–rekannya untuk
membangun
dan
mengembangkan
real
estat.
Dimulai
dengan
membangun 10 hektar lahan di kawasan rawa-rawa di daerah Kelapa
Gading, para pendiri Perusahaan berhasil mengubah kawasan tersebut
menjadi salah satu daerah hunian dan bisnis paling bergengsi di Jakarta.
Kombinasi dari pengetahuan, keterampilan, karyawan yang berdedikasi
dan komitmen kepada pelanggan serta pemasok, Summarecon dikenal
atas
keandalannya,
keahliannya
dan
kemampuannya
dalam
melaksanakan dan menyelesaikan proyek pengembangan properti di
Kelapa Gading, Serpong, Bekasi, Bandung dan Karawang.
m) PT. Surya Semesta Internusa Tbk
Pada 15 Juni 1971, Perseroan didirikan dengan nama PT Multi
Investments Limited, kemudian bertransformasi menjadi PT Surya
91
Semesta Internusa pada 1995. Kegiatan utama Perseroan bergerak dalam
bidang pengembangan kawasan industri, properti komersial, jasa
konstruksi dan perhotelan melalui penyertaan pada Entitas Anak.
Didukung manajemen yang andal dengan strategi pengelolaan yang
profesional dan kepercayaan yang besar dari para pemegang saham,
Perseroan mampu menghasilkan proyek-proyek monumental.
Menandai kiprah awal perjalanan Perseroan sebagai perusahaan
pengembang, Perseroan berhasil mengembangkan Kuningan Raya,
sebuah kawasan pemukiman dan bisnis yang terletak di daerah Segitiga
Emas Jakarta Selatan. Begitu pun dengan Glodok Plaza yang merupakan
salah satu pusat perbelanjaan modern pertama di Indonesia yang terletak
di kawasan komersial di Jakarta Barat. Proyek berikutnya bergantian
menjadi tonggak sejarah penting yang membesarkan nama Surya
Internusa.
n) PT. Total Bangun Persada Tbk.
Berdiri dengan nama PT Tjahja Rimba Kentjana pada tanggal 4
September 1970, TOTAL yang bergerak di bidang bangunan dan
konstruksi melakukan restrukturisasi dan mengubah namanya menjadi
PT Total Bangun Persada pada awal tahun 1981. Tahun 2006, PT Total
Bangun Persada menjadi perusahaan publik dengan nama PT Total
Bangun Persada Tbk dan mencatat 2.750 juta lembar saham di Bursa
Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia) dengan kode TOTL. Saat
92
ini, TOTAL beroperasi didukung dengan modal yang kuat dan tim
manajemen yang handal. Perusahaan memiliki visi baru untuk „menjadi
kontraktor bangunan terkemukaā€Ÿ yang didukung oleh kebanggaan dan
keunggulan di bidang konstruksi; dan visi tersebut sekarang menjadi
kenyataan.
B.
Analisis dan Pembahasan
1. Deskriptif Sampel
Penelitian ini menggunakan 14 perusahaan sebagai sampel penelitian.
Sepuluh perusahaan tersebut adalah perusahaan sektor real estate, properti,
dan konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang data
perusahaannya lengkap dari tahun 2012-2016 dan memenuhi kriteria yang
telah ditentukkan sebelumnya. Berikut ini adalah daftar perusahaan yang
dijadikan sampel dalam penelitian ini:
No.
Tabel 4. 2
Nama Perusahaan Sampel Penelitian
Nama Perusahaan
Kode Perusahaan
1.
PT Agung Podomoro Land Tbk
APLN
2.
PT Alam Sutera Realty Tbk
ASRI
3.
PT Bekasi Asri Pemula Tbk
BAPA
4.
PT Bumi Serpong Damai Tbk
BSDE
5.
PT Duta Anggada Realty Tbk
DART
93
6.
PT Megapolitan Developments Tbk
EMDE
7.
PT Perdana Gapuraprima Tbk
GPRA
8.
PTMetropolitan Land Tbk
MTLA
9.
PT PLazaIndonesia Tbk
PLIN
10.
PT PP (Persero)
PTPP
11.
PT Pikko Land Development Tbk
RODA
12.
PT Summarecon Agung Tbk
SMRA
13.
PT Surya Semesta Internusa Tbk
SSIA
14.
Total Bangun Persada Tbk
TOTL
Sumber: Data diolah 2016
2. Deskriptif Variabel
Penelitian ini menggunakan variabel dependen yaitu harga saham.
Sedangkan, variabel independen meliputi Return On Equity, Earning Per
Share, Price to Book Value, Book Value Per Share, Price Earning Ratio, dan
Kepemilikan Institusional .Sampel dalam penelitian ini sebanyak 14
perusahaan. periode pengamatan yang dilakukan selama 5 tahun yaitu dari
tahun 2012-2016. Pengolahan data-data tersebut dilakukan dengan
menggunakan program Software Microsoft Excel dan Eviews 8.0. adapun
deskripsi dari variabel penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
94
a.
Perkembangan Return On Equity
Return On Equity termasuk dalam rasio profitabilitas. Rasio
profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat
efektivitas manajemen suatu perusahaan, Hal ini ditunjukkan oleh laba
yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi (Kasmir, 2012:
196).
Gambar 4. 1
Nilai ROE masing-masing perusahaan 2012-2016 (dalam desimal)
rata-rata Return On Equity 2012 - 2016
0.2500
0.2000
0.1500
0.1000
0.0500
0.0000
Sumber: Data diolah 2016
95
Tabel 4. 3
Nilai ROE masing-masing perusahaan tahun 2012-2016
(dalam desimal)
KODE
No.
2012
1
APLN
0.1325
2
ASRI
0.2570
3
BAPA
0.0513
4
BSDE
0.1404
5
DART
0.0637
6
EMDE
0.0080
7
GPRA
0.0801
8
MTLA
0.1312
9
PLIN
0.1052
10 PTPP
0.1870
11 RODA
0.0517
12 SMRA
0.2076
13 SSIA
0.4424
14 TOTL
0.2575
Rata-rata
0.1511
Sumber: Data diolah 2016
2013
0.1290
0.1668
0.0543
0.2166
0.0618
0.0609
0.1330
0.1365
0.0154
0.2120
0.2189
0.2353
0.2859
0.2603
0.1562
2014
0.1163
0.1847
0.0708
0.2163
0.1256
0.0747
0.1029
0.1518
0.1513
0.2226
0.2460
0.2315
0.1690
0.2049
0.1620
2015
0.1231
0.1036
0.0119
0.1064
0.0519
0.0928
0.0770
0.1084
0.1162
0.1642
0.1912
0.1413
0.1148
0.2208
0.1160
rata2016 rata
0.0942 0.1190
0.0710 0.1566
0.0170 0.0411
0.0837 0.1527
0.0519 0.0710
0.0952 0.0663
0.0465 0.0879
0.1265 0.1309
0.3175 0.1411
0.1067 0.1785
0.0221 0.1460
0.0741 0.1780
0.0301 0.2084
0.2348 0.2356
0.0979 0.1367
Pada Gambar 4.1 diketahui bahwa rata-rata ROE tahun 2012-2016
tertinggi terdapat di perusahaan PT. Total Bangung Persada Tbk.
dengan nilai 0.2356 dan yang terendah terdapat di perusahaan PT
Bekasi Asri Pemula Tbk. dengan nilai 0.0410.
Pada Tabel 4.3 Diketahui bahwa nilai ROE tertinggi berada pada
tahun 2014 sebesar 0.1620, sedangkan nilai ROE terendah berada pada
tahun 2016 yaitu sebesar 0.0979.
Semakin besar ROE semakin baik pula manajemen perusahaan
karena dari modal yang dikelola dihasilkan pendapatan yang optimal.
96
Return On equity (ROE) yang tinggi akan mendorong para manajer
untuk memberikan informasi yang lebih terinci, sebab mereka ingin
meyakinkan investor bahwa perusahaan mampu menghasilkan
profitabilitas yang baik, yang pada akhirnya akan mengingkatkan
kompensasi terhadap manajemen (Riana dan Dewi, 2015).
b.
Perkembangan Earning Per Share
Menurut Walsh (2004: 150), pertumbuhan EPS memiliki pengaruh
yang
signifikan
terhadap
harga
saham.
EPS
menunjukkan
perbandingan antara laba bersih dengan jumlah saham yang beredar.
Semakin tinggi nilai EPS berarti semakin besar laba yang diperoleh
pemegang saham atas setiap lembar saham yang dimilikinya.
Gambar 4. 2
Nilai EPS masing-masing perusahaan 2012-2016 (dalam desimal)
rata-rata Earning Per Share 2012 - 2016
160.000
140.000
120.000
100.000
80.000
60.000
40.000
20.000
0.000
Sumber: Data diolah 2016
97
Tabel 4. 4
Nilai EPS masing-masing perusahaan tahun 2012-2016
(dalam desimal)
rataKODE
No.
2012
2013
2014
2015
2016 rata
1
APLN
41.039 45.378 47.994 54.476 52.608 48.299
2
ASRI
61.889 45.272 59.898 34.825 25.967 45.570
3
BAPA
6.782
7.594 10.648
1.820
2.747
5.918
4
BSDE
84.521 166.066 217.532 122.171 105.864 139.231
5
DART
57.563 57.554 129.887 56.588 61.080 72.535
6
EMDE
1.246 10.150 13.440 18.289 19.543 12.534
7
GPRA
13.160 24.905 21.419 17.044 10.989 17.504
8
MTLA
26.901 31.793 40.797 31.349 41.347 34.438
9
PLIN
66.120
9.392 100.914 78.786 204.400 91.922
10 PTPP
63.952 86.882 109.876 174.585 185.718 124.202
11 RODA
5.254 27.722 38.078 35.288
4.499 22.168
12 SMRA
55.598 76.922 97.392 74.689 42.469 69.414
13 SSIA
156.977 159.884 109.991 82.056 21.597 106.101
14 TOTL
53.290 62.513 48.021 56.098 64.894 56.963
Rata-rata
49.592 58.002 74.706 59.862 60.266 60.486
Sumber: Data diolah 2016
Pada Gambar 4.2 Diketahui bahwa rata-rata EPS tahun 2012-2016
tertinggi adalah PT. Bumi Serpong Damai Tbk sebesar 139.2306
sedangkan rata-rata EPS terendah terdapat pada perusahaan PT. Bekasi
Asri Pemula Tbk. sebesar 5.9183.
Pada tabel 4.4 Diketahui bahwa rata-rata EPS tertinggi pada 14
perusahaan berada di tahun 2014, yaitu sebesar 74.706 sedangkan
terendah berada di tahun 2012 yaitu sebesar 49.592.
Menurut Haryamami (2007) dalam Darnita (2013) bahwa informasi
EPS merupakan informasi yang dianggap paling mendasar dan berguna,
98
karena bisa menggambarkan prospek earning perusahaan di masa
depan. Semakin tinggi EPS, semakin tinggi pula keuntungan para
pemegang saham per lembar sahamnya, yang akan berpengaruh pada
minat investor untuk membeli saham.
c.
Perkembangan Price to Book Value
Price to Book Value (PBV) menggambarkan seberapa besar pasar
menghargai nilai buku suatu saham. Semakin besar rasio ini
menggambarkan
kepercayaan
pasar
akan
prospek
keuangan
perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhrudin, 2001).
Gambar 4. 3
Nilai PBV masing-masing perusahaan 2012-2016 (dalam desimal)
rata-rata Price to Book Value 2012 - 2016
6.0000
5.0000
4.0000
3.0000
2.0000
1.0000
0.0000
Sumber: Data diolah 2016
99
Tabel 4. 5
Nilai PBV masing-masing perusahaan tahun 2012-2016
(dalam desimal)
KODE
No.
1 APLN
2 ASRI
3 BAPA
4 BSDE
5 DART
6 EMDE
7 GPRA
8 MTLA
9 PLIN
10 PTPP
11 RODA
12 SMRA
13 SSIA
14 TOTL
Rata-rata
2012
1.1947
2.4915
1.0516
1.8441
0.7860
0.8951
0.8699
2.6341
2.5763
2.3071
3.4422
3.5473
3.0436
4.3480
2.2165
2013
0.6111
1.5847
0.4722
1.6825
0.4776
0.6665
2.5631
1.6320
3.1559
2.6900
3.5538
2.3858
1.0013
2.0818
1.7542
2014
0.8116
1.7271
0.3391
1.7951
0.6574
0.7612
3.0034
1.6557
5.6239
6.8839
3.0294
3.6136
1.6442
4.7786
2.5946
2015
0.7547
1.0208
0.3278
1.5678
0.3848
0.7310
2.7089
0.7436
5.9005
3.4650
3.2246
3.1219
0.9093
2.4208
1.9487
2016
0.4318
0.9623
0.3086
1.4028
0.3121
0.6817
0.7747
1.0829
7.5342
2.1880
1.9163
2.3118
0.6045
2.7675
1.6628
ratarata
0.7608
1.5573
0.4999
1.6585
0.5236
0.7471
1.9840
1.5497
4.9582
3.5068
3.0333
2.9961
1.4406
3.2793
2.0354
Sumber: Data diolah 2016
Pada Gambar 4.3 diketahui bahwa rata-rata PBV tahun 2012-2016
tertinggi adalah PT. PP Persero Tbk sebesar 3.5068 sedangkan ratarata PBV terendah terdapat pada perusahaan PT. Bekasi Asri Pemula
Tbk. sebesar 0.4999.
Pada tabel 4.5 diketahui bahwa rata-rata nilai PBV yang tertinggi
pada tahun 2014 yaitu sebesar 2.5946 sedangkan rata-rata PBV
terendah berada pada tahun 2013 yaitu sebesar 1.7542.
100
Semakin tinggi PBV memberikan investor kesempatan yang lebih
besar untuk mendapatkan keuntungan dari saham yang ditanamnya.
Keuntungan yang didapat investor, membuat investor semakin tertarik
untuk menanamkan modalnya ke perusahaan tersebut, sehingga akan
meningkatkan harga saham perusahaan.
d.
Perkembangan Book Value per Share
Sedangkan Hartono (2008 : 120) menyatakan nilai buku adalah
nilai saham menurut pembukuan perusahaan emiten dan nilai buku
perlembar saham aktiva bersih yang dimiliki oleh pemegang saham
dengan memiliki satu lembar saham.
Gambar 4. 4
Nilai BVS masing-masing perusahaan 2012-2016 (dalam desimal)
rata-rata Book Value per Share 2012 - 2016
1200.000
1000.000
800.000
600.000
400.000
200.000
0.000
Sumber: Data diolah 2016
101
Tabel 4. 6
Nilai BVS masing-masing perusahaan tahun 2012-2016
(dalam desimal)
KODE
No.
2012
2013
2014
2015
2016 rata-rata
1
APLN
309.689 351.823 412.757 442.550 486.357 400.635
2
ASRI
240.815 271.346 324.243 336.011 365.805 307.644
3
BAPA 132.179 139.772 150.420 152.514 162.017 147.380
4
BSDE
601.915 766.720 1005.529 1148.077 1265.303 957.509
5
DART 903.331 931.650 1034.381 1091.365 1153.422 1022.830
6
EMDE 156.400 166.550 166.550 196.995 205.371 178.373
7
GPRA 164.391 187.277 208.099 221.489 236.208 203.493
8
MTLA 205.007 232.838 268.775 289.116 326.892 264.526
9
PLIN
628.812 608.381 608.381 677.907 643.731 633.442
10 PTPP
341.945 409.865 493.609 1062.956 1741.345 809.944
11 RODA 101.679 126.626 154.815 184.517 203.521 154.232
12 SMRA 267.808 326.928 420.631 528.523 573.151 423.408
13 SSIA
354.844 559.297 650.758 714.814 717.989 599.540
14 TOTL
206.990 240.173 234.380 254.051 276.425 242.404
Rata-rata
329.700 379.946 438.095 521.492 596.967 453.240
Sumber: Data diolah 2016
Pada Gambar 4.4 diketahui bahwa rata-rata BVS tahun 2012-2016
tertinggi adalah PT Duta Anggada Tbk sebesar 1022.830 sedangkan
rata-rata BVS terendah terdapat pada perusahaan PT. Bekasi Asri
Pemula Tbk. sebesar 147.3805
Pada tabel 4.6 diketahui bahwa rata-rata nilai BVS yang tertinggi
pada tahun 2016 yaitu sebesar 596.967 sedangkan rata-rata BVS
terendah berada pada tahun 2012 yaitu sebesar 329.700.
Semakin tinggi nilai BVS akan semakin besar jaminan pemegang
saham yang tentunya akan menarik minat investor untuk berinvestasi di
perusahaan tersebut. Informasi peningkata BVS akan diterima pasar
102
sebagai sinyal baik yang akan memberikan masukan positif bagi
investor dalam pengambilan keputusan membeli saham (Rahardjo dan
Muid, 2013).
e.
Perkembangan Price Earning Ratio
Price Earning Ratio menurut Hirt (2005) menunjukkan pada
penerapan earnings per share untuk menentukkan nilai suatu saham.
Fundamental perusahaan akan berubah seiring berjalannya waktu,
sehingga PER nya akan ikut berubah pula.
Gambar 4. 5
Nilai PER masing-masing perusahaan 2012-2016 (dalam desimal)
rata-rata Price Earning Ratio 2012 - 2016
80.0000
70.0000
60.0000
50.0000
40.0000
30.0000
20.0000
10.0000
0.0000
Sumber: Data diolah 2012-2016
103
Tabel 4. 7
Nilai PER masing-masing perusahaan tahun 2012-2016
(dalam desimal)
KODE
No.
2012
2013
1
APLN
9.0159
4.7380
2
ASRI
9.6947
9.4981
3
BAPA
20.4959
8.6908
4
BSDE
13.1329
7.7680
5
DART
12.3343
7.7318
6
EMDE 112.3948 10.9360
7
GPRA
10.8661 19.2730
8
MTLA
20.0732 11.9524
9
PLIN
24.5010 204.4212
10 PTPP
12.3358 12.6902
11 RODA
66.6174 16.2323
12 SMRA
17.0871 10.1402
13 SSIA
6.8800
3.5025
14 TOTL
16.8888
7.9984
Sumber: Data diolah 2016
2014
6.9801
9.3493
4.7898
8.2976
5.2353
10.1936
29.1799
10.9076
37.1604
30.9254
12.3169
15.6071
9.7281
23.3232
2015
6.1311
9.8493
27.4681
14.7335
7.4220
7.8736
35.2020
6.8582
50.7705
21.0962
16.8611
22.0916
7.9214
10.9630
rata2016 rata
3.9918
6.1714
13.5555 10.3894
18.2003 15.9290
16.7668 12.1398
5.8939
7.7235
7.1636 29.7123
16.6532 22.2348
8.5617 11.6706
23.7280 68.1162
20.5150 19.5125
86.6842 39.7424
31.1990 19.2250
20.0949
9.6254
11.7885 14.1924
Pada Gambar 4.5 diketahui bahwa rata-rata PER tahun 2012-2016
tertinggi adalah PT. Plaza Indonesia Realty Tbk sebesar 68.1162
sedangkan rata-rata PER terendah terdapat pada perusahaan PT. Agung
Podomoro Land Tbk. sebesar 6.1714.
Pada tabel 4. 7 diketahui bahwa rata-rata nilai PER yang tertinggi
pada tahun 2014 yaitu sebesar 23.3232 sedangkan rata-rata PER
terendah berada pada tahun 2013 yaitu sebesar 7.9984.
Price Earning Ratio yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan
di masa mendatang cukup baik, sehingga investor akan bersedia untuk
menanamkan modalnya karena dengan tingginya Price Earning Ratio
104
maka semakin tinggi pertumbuhan laba yang diharapkan investor,
dimana
akan
berdampak
maupun
kemampuan
pada
perusahaan
kenaikan
untuk
harga
saham
membagikan
dividen,
(Stella:2009).
f.
Perkembangan Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional merupakan proporsi kepemilikan saham
oleh institusi seperti LSM, perusahaan swasta, perusahaan efek, dana
pensiun, perusahaan asuransi, bank dan perusahaan perusahaan
investasi. Kepemilikan institusional diukur dengan menggunakan rasio
antara jumlah lembar saham yang dimiliki oleh institusi terhadap jumlah
lembar saham perusahaan yang beredar secara keseluruhan (Ujiyantho
dan Pramuka, 2007).
Gambar 4. 6
Nilai INST masing-masing perusahaan 2012-2016(dalam desimal)
rata-rata Kepemilikan Institusional 2012 - 2016
1.0000
0.8000
0.6000
0.4000
0.2000
0.0000
Sumber: Data diolah 2016
105
Tabel 4. 8
Nilai INST masing-masing perusahaan tahun 2012-2016
(dalam desimal)
KODE
No.
2012
2013
1 APLN
0.6704
0.6748
2 ASRI
0.4699
0.5181
3 BAPA
0.6992
0.6416
4 BSDE
0.6313
0.6313
5 DART
0.0620
0.5386
6 EMDE
0.7186
0.7421
7 GPRA
0.6930
0.6930
8 MTLA
0.2268
0.2269
9 PLIN
0.8884
0.5954
10 PTPP
0.0765
0.0586
11 RODA
0.6890
0.6831
12 SMRA
0.2117
0.3812
13 SSIA
0.2156
0.2154
14 TOTL
0.565
0.565
Rata-rata
0.4869
0.5117
Sumber: Data diolah 2016
2014
0.6704
0.5148
0.7689
0.6489
0.5386
0.7421
0.8359
0.2276
0.5994
0.0401
0.6831
0.3812
0.2154
0.565
0.5308
2015
0.7713
0.5148
0.7689
0.6458
0.5386
0.6678
0.8525
0.3670
0.8734
0.0364
0.6831
0.3812
0.2399
0.565
0.5646
rata2016 rata
0.7702 0.7114
0.4389 0.4913
0.7689 0.7295
0.6106 0.6336
0.5386 0.4433
0.6678 0.7077
0.8525 0.7854
0.3670 0.2831
0.7872 0.7488
0.0010 0.0425
0.6831 0.6842
0.3812 0.3473
0.2348 0.2242
0.565 0.5650
0.5476 0.5283
Pada Gambar 4.6 Diketahui bahwa rata-rata INST tahun 2012-2016
tertinggi adalah PT. Perdana Gapuraprima Tbk sebesar 0.7854
sedangkan rata-rata INST terendah terdapat pada perusahaan PT. PP
Persero Tbk. sebesar 0.0425.
Pada tabel 4.8 Diketahui bahwa rata-rata nilai INST yang tertinggi
pada tahun 2015 yaitu sebesar 0.5646 sedangkan rata-rata INST
terendah berada pada tahun 2012 yaitu sebesar 0.4869.
Semakin besar kepemilikan institusional maka semakin efisien
pemanfaatan aktiva perusahaan dan diharapkan juga dapat bertindak
106
sebagai pencegahan terhadap pemborosan yang dilakukan oleh
manajemen (Faisal, 2004).
3.
Statistik Deskriptif
Setelah diolah menggunakan software Eviews 8 dengan variabel
dependennya adalah harga saham dan variabel independennya adalah Return
On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Price to Book Value (PBV),
Book Value per Share (BVS), Price Eaning Ratio (PER), dan Kepemilikan
Institusional, maka diperoleh statistik deskriptif masing-masing variabel.
Selengkapnya mengenai statistik deskriptif penelitian, dapat dilihat
pada tabel 4.9 di bawah ini:
Tabel 4. 9
Statistik Deskriptif
a. Harga Saham
Tabel di atas menunjukkan dari 70 sampel penelitian, nilai rata-rata
harga saham perusahaan menunjukkan nilai 917.6070, nilai minimum
107
sebesar 50, nilai maksimum sebesar 4850 dan standar deviasi sebesar
1048.217.
b. Return On Equity
Tabel di atas menunjukkan dari 70 sampel penelitian, nilai rata-rata
ROE perusahaan menunjukkan nilai sebesar 0.131463, nilai minimum
sebesar 0.007964, nilai maksimum sebesar 0.260282 dan standar deviasi
sebesar 0.070928.
c. Eaning Per Share
Tabel di atas menunjukkan dari 70 sampel penelitian, nilai rata-rata
EPS perusahaan menunjukkan nilai sebesar 60.48559, nilai minimum
sebesar 1.245610, nilai maksimum sebesar 217.5320 dan standar deviasi
sebesar 51.25142.
d. Price to Book Value Ratio
Tabel di atas menunjukkan dari 70 sampel penelitian, nilai rata-rata
PBV perusahaan menunjukkan nilai sebesar 2.035355, nilai minimum
sebesar 0.30860, nilai maksimum sebesar 7.534204 dan standar deviasi
sebesar 1.567685.
e. Book Value per Share
Tabel di atas menunjukkan dari 70 sampel penelitian, nilai rata-rata
BVS perusahaan menunjukkan nilai sebesar 454.2665, nilai minimum
sebesar 101.6793, nilai maksimum sebesar 1741.345 dan standar deviasi
sebesar 338.5725.
108
f. Price Earning Ratio
Tabel di atas menunjukkan dari 70 sampel penelitian, nilai rata-rata
PER perusahaan menunjukkan nilai sebesar 20.45604, nilai minimum
sebesar 3.502549, nilai maksimum sebesar 204.4212 dan standar deviasi
sebesar 28.58550.
g. Kepemilikan Institusional
Tabel di atas menunjukkan dari 70 sampel penelitian, nilai rata-rata
INST perusahaan menunjukkan nilai sebesar 0.528038, nilai minimum
sebesar 0.001012, nilai maksimum sebear 0.888426 dan standar deviasi
sebesar 0.233496.
4. Hasil Analisis Data Panel
Dari spesifikasi model yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya,
terlihat model dalam penelitian ini menggunakan data cross section
(perusahaan) dan data time series (tahun). Untuk menentukan hasil akhir
panel data apakah menggunakan Common Effect Model, Fixed Effect Model
atau menggunakan Random Effect Model.
a.
Model Common Effect (OLS)
Model ini merupakan model yang paling sederahana (Juanda dan
Junaidi, 2012). Dalam estimasinya diasumsikan bahwa setiap unit
individu memiliki intersep dan slope yang sama (tidak ada perbedaan
pada dimensi serta waktu). Dengan kata lain, regresi data panel yang
109
dihasilkan akan berlaku untuk setiap individu. Hasil perhitungan dengan
menggunakan program Eviews 8.0, maka output regresi menggunakan
metode Common Effect (pooled least square) adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 10
Hasil Regresi Common Effect (pooled least square)
Sample: 2012 2016
Periods included: 5
Cross-sections included: 14
Total panel (balanced) observations: 70
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
ROE
EPS
PBV
BVS
PER
INST
-175.8257
-5937.230
12.35862
522.1540
0.338290
-0.214757
-103.6166
200.0558
1017.239
1.958943
33.62778
0.247598
1.643239
182.4535
-0.878883
-5.836615
6.308820
15.52746
1.366288
-0.130691
-0.567907
0.3828
0.0000
0.0000
0.0000
0.1767
0.8964
0.5721
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.919085
0.911379
312.0469
6134515.
-497.6588
119.2658
0.000000
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat
917.6070
1048.217
14.41882
14.64367
14.50814
1.393869
Sumber: Data sekunder yang diolah oleh Eviews 8
Berdasarkan hasil regresi Model I menggunakan model Common
Effect di atas dapat disimpulkan variabel independen (t-test probability)
yang terlihat signifikan yaitu ROE, EPS, PBV sedangkan BVS, PER,
dan INST tidak signifikan. Hasil Adjusted R-squared sebesar 0.911379
atau sebesar 91,13% merupakan nilai yang menunjukkan pengaruh dari
variabel independen terhadap variabel dependen yaitu Harga Saham dan
110
sebesar 8.87% dipengaruhi oleh faktor lain. Nilai probability dari Fstatistik senilai 0.000000 memberikan arti bahwa semua variabel
independen yang diteliti berpengaruh terhadap harga saham.
b.
Model Fixed Effect (FEM)
Pendekatan ini didasarkan pada adanya perbedaan intersep antara
perusahaan namun intersepnya sama antar waktu (Time in variant). Di
samping itu model ini mengasumsikan bahwa koefisien regresi (slope)
tetap antar perusahaan dan antar waktu (Widarjono, 2009 : 223). Hasil
perhitungan dengan menggunakan program Eviews 8 maka output dari
regresi menggunakan model Fixed Efeect (FEM) adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 11
Hasil Regresi Fixed Effect (FEM)
Dependent Variable: HARGA_SAHAM
Method: Panel Least Squares
Date: 10/07/17 Time: 08:56
Sample: 2012 2016
Periods included: 5
Cross-sections included: 14
Total panel (balanced) observations: 70
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
ROE
EPS
PBV
BVS
PER
INST
-315.5799
-2688.596
7.450923
429.8435
1.358886
-1.653277
-584.0607
239.0544
808.5601
1.499785
30.22532
0.222836
1.144075
314.2229
-1.320117
-3.325165
4.967993
14.22130
6.098155
-1.445078
-1.858747
0.1928
0.0017
0.0000
0.0000
0.0000
0.1547
0.0690
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared
0.977142
Mean dependent var
917.6070
111
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.968456
186.1685
1732936.
-453.4148
112.4975
0.000000
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat
1048.217
13.52614
14.16857
13.78132
2.230861
Sumber: Data sekunder diolah oleh Eviews 8
Berdasarkan hasil regresi persamaan menggunakan model Fixed
Effect di atas dapat disimpulkan variabel independen (t-test probability)
yang terlihat signifikan yaitu ROE, EPS, PBV, dan BVS sedangkan
variabel independen yang lain seperti PER dan INST tidak signifikan.
Hasil Adjusted R-squared sebesar 0.968456 atau sebesar 96.84%
merupakan nilai yang menunjukkan pengaruh dari variabel independen
yaitu ROE, EPS, PBV, BVS, PER, INST, BI_RATE terhadap Harga
Saham dan sebesar 3.16% dipengaruhi oleh faktor lain. Nilai probability
dari F-stat senilai 0.000000 memberikan arti bahwa terdapat salah satu
variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen yaitu harga saham.
c.
Model Random Effect (REM)
Pendekatan ini mengestimasi data panel dengan asumsi koefisien
slope konstan dan intersep berbeda antara individu dan antara waktu
(Random Effect)(Widarjono, 2009 : 235). Hasil perhitungan dengan
112
menggunakan program Eviews 8.0 maka output dari regresi
menggunakan model Random Effect (REM) adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 12
Hasil Regresi Random Effect Model (REM)
Dependent Variable: HARGA_SAHAM
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 10/07/17 Time: 08:59
Sample: 2012 2016
Periods included: 5
Cross-sections included: 14
Total panel (balanced) observations: 70
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
ROE
EPS
PBV
BVS
PER
INST
-449.1025
-3483.799
8.307308
462.4187
1.049940
-1.050504
-106.6075
196.6797
761.7252
1.428723
26.87960
0.198443
1.084740
208.6165
-2.283421
-4.573565
5.814499
17.20333
5.290893
-0.968439
-0.511022
0.0258
0.0000
0.0000
0.0000
0.0000
0.3365
0.6111
Effects Specification
S.D.
Cross-section random
Idiosyncratic random
203.1910
186.1685
Rho
0.5436
0.4564
Weighted Statistics
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.895122
0.885134
211.5027
89.61647
0.000000
Mean dependent var
S.D. dependent var
Sum squared resid
Durbin-Watson stat
347.9140
624.0504
2818202.
1.546553
Sumber: Data sekunder diolah oleh Eviews 8
Berdasarkan hasil regresi persamaan di atas menggunakan model
Random
Effect
dapat
disimpulkan
variabel
independen
(t-tes
probability) yang terlihat signifikan yaitu ROE, EPS, PBV, dan BVS
113
sedangkan PER dan INST tidak signifikan. Hasil Adjusted R-squared
sebesar 0.885134 atau sebesar 88.51% merupakan nilai yang
menunjukkan pengaruh dari variabel dependen yaitu harga saham dan
sebesar 11.19% dipengaruhi oleh faktor lain. Nilai probability dari Fstat senilai 0.000000 memberikan arti bahwa terdapat salah satu variabel
independen yang berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen
yaitu harga saham.
5. Uji Perubahan Struktural Model Regresi Data Panel
a.
Uji Chow
Model estimasi regresi data panel ada tiga, yaitu model Common
Effect (OLS), model Fixed Effect (FEM) atau model Random Effect
(REM). Menentukan model panel yang akan digunakan dalam penelitian
ini, maka harus dilakukan beberapa pengujian. Uji Chow dan Hausman
merupakan pengujian yang dapat digunakan dalam menentukan apakah
model data panel dapat diregresi dengan model Common Effect, Fixed
Effect, atau Random Effect. Uji Chow digunakan untuk menentukan
apakah model data panel diregresi dengan model Common Effect atau
dengan model Fixed Effect, apabila dari hasil uji tersebut ditentukan
bahwa model Common Effect yang digunakan, maka tidak perlu diuji
kembali dengan uji hausman, namun apabila dari hasil uji chow tersebut
ditentukan bahwa metode Fixed Effect yang digunakan, maka harus ada
114
uji lanjutan dengan uji hausman untuk memilih antara mode Fixed
Effect atau model Random Effect yang akan digunakan untuk
mengestimasi regresi data panel.
Ho : Model yang terbaik adalah Common Effect
Ha : Model yang terbaik adalah Fixed Effect
Kriteria pengambilan keputusan uji hipotesis di atas dengan
membandingkan antara Fstatistik dengan Ftabel. Jika Fstatistik > Ftabel maka
Ho ditolak sehingga model yang baik adalah model Fixed Effect. Begitu
sebaliknya, jika Fstatistik < Ftabel maka Ha ditolak sehingga model yang
baik adalah model common effect. Langkah ini dalam pengambilan
keputusan dilihat dari nilai probabilitas. Jika probabilitas >5% maka Ha
ditolak sehingga model yang baik adalah model common effect. Begitu
juga sebaliknya jika probabilitas <5% maka H0 ditolak sehingga model
yang baik adalah Fixed Effect. Berikut adalah tabel yang menunjukkan
hasil dari Uji Chow
Tabel 4. 13
Hasil Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects
Effects Test
Cross-section F
Cross-section Chi-square
Statistic
9.769057
88.487978
d.f.
Prob.
(13,50)
13
0.0000
0.0000
Sumber: Data sekunder yang diolah oleh Eviews 8
115
Berdasarkan tabel 4.13 Hasil Uji Chow menunjukkan bahwa pvalue signifikan yaitu 0.0000 (kurang dari 5%), sehingga metode yang
digunakan adalah metode Fixed Effect. Oleh karena itu, harus dilakukan
uji lanjutan untuk mennetukan model mana yang paling tepat digunakan
antara metode Fixed Effect atau model Random Effect, yaitu dengan
melakukan Uji Hausman.
b.
Uji Hausman
Hausman test merupakan uji untuk menentukan model yang baik
antara fixed effect dengan random effect yang akan digunakan untuk
mengestimasikan data panel. Hipotesis dalam pengujian ini adalah:
Ho : model yang baik adalah Fixed effect
Ha : model yang baik adalah Random effect
Kriteria pengambilan keputusan uji hipotesis di atas dengan
membandingkan Fstatistik dengan Ftabel. Jika Fstatistik >Ftabel maka Ho ditolak
sehingga model yang baik adalah model random effect. Begitu
sebalikya, jika Fstatistik < Ftabel maka Ha ditolak sehingga model yang baik
adalah model Fixed effect.
Cara lain untuk mengambil keputusan dari uji hipotesis ini dengan
melihat nilai probabilitas hasil uji. Jika nilai probabilitas >5% maka
model yang baik adalah model Random effect. Begitu sebaliknya jika
116
nilai probabilitas <5%, maka model yang baik adalah model Fixed
Effect. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan hasil Uji Hausman:
Tabel 4. 14
Hasil Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary
Cross-section random
Chi-Sq.
Statistic
Chi-Sq. d.f.
Prob.
24.312936
6
0.0005
Sumber: Data Sekunder yang diolah oleh Eviews 8
Berdasarkan Tabel 4.14 Hasil Uji Hausman menunjukkan
bahwa p-value signifikan yaitu 0.0005 (di bawah 0.05), sehingga
model yang akan digunakan untuk mengestimasi model adalah
metode Fixed Effect.
6. Hasil Uji Asumsi Klasik
Hasil pemilihan regresi data panel dalam penelitian ini yaitu model yang
tepat digunakan adalah Random Effect Model yang menggunakan data
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, khususnya sektor real
estate, properti, dan konstruksi bangunan yang telah terpilih setelah
melakukan kriteria.
Untuk mengetahui apakah model regresi benar-benar menunjukkan
hubungan yang signifikan dan representative maka model tersebut harus
memenuhi asumsi klasik untuk mendapatkan nilai pemeriksa yang tidak bias
117
dan efisien (Best Linear Unbias Estimator/BLUE) dengan metode kuadrat
terkecil (Least Square). Syarat dari uji asumsi klasik yang harus dipenuhi
adalah:
a.
Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual
yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau
tidak. Nilai residual dikatakan berdistribusi normal jika nilai residual
terstandarisasi tersbut sebagaian besar mendekati nilai rata-ratanya.
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Ho: Residual berdistribusi tidak normal
H1 : Residual berdistribusi normal
Hasil uji normalitas dalam penelitian ini adalah:
Gambar 4. 7
Historgram Residual
Sumber: Data diolah
118
Dari output di atas dapat dilihat bahwa bentuk histogram
disistribusikan secara simetris sehingga residualnya didistribusikan
secara normal. Berdasarkan pada uji statistik JB, nilai statistiknya
diperolah sebesar 0.056966 sedangkan nilai chi-square dengan
signifikansi (α = 5%). Maka Ho ditolak dan H1 diterima artinya bahwa
residual didistribusikan secara normal.
b.
Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2013) uji multikolineritas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi yang terbentuk ada korelasi yang
tinggi atau sempurna di antara variabel bebas atau tidak. Adanya
multikolinearitas atau korelasi yang tinggi antar variabel independen
dapat dideteksi dengan beberapa cara salah satunya adalah korelasi antar
variabel independen tidak lebih di atas 0.90. Hasil uji multikolinearitas
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 15
Uji Multikolinearitas
ROE
EPS
PBV
BVS
PER
INST
ROE
1.000000
0.589636
0.531509
-0.060968
-0.324378
-0.306123
EPS
0.589636
1.000000
0.357620
0.675742
-0.221373
-0.364063
PBV
0.531509
0.357620
1.000000
-0.013353
0.250441
-0.094981
BVS
-0.060968
0.675742
-0.013353
1.000000
-0.043575
-0.306512
PER
-0.324378
-0.221373
0.250441
-0.043575
1.000000
0.146364
INST
-0.306123
-0.364063
-0.094981
-0.306512
0.146364
1.000000
Sumber: Output eviews 8
119
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai dari koefisien korelasi
antar sesama variabel independen yaitu terdiri dari Retrun on Equity
(ROE), Earning Per Share (EPS), Price to Book Value (PBV), Price
Earing Ratio (PER), Book Value Per Share (BVS), dan Kepemilikan
Institusional mempunyai nilai koefisien korelasi di bawah 0.90.
Hal ini menunjukkan bahwa model yang digunakan tidak
mengandung masalah multikolinearitas.
c.
Uji Heteroskedastisitas
Jika residual mempunyai varian yang sama disebut terjadi
Homoskedastisitas dan jika variansnya tidak sama atau berbeda disebut
terjadi heteroskedastisitas. Persamaan regresi yang baik jika tidak terjadi
heteroskedastisitas (Sunyoto, 2013: 91).
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
H0 : tidak terdapat heteroskedastistas
H1 : terdapat heteroskedastisitas
Hasil dari uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 16
Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: Harvey
F-statistic
Obs*R-squared
Scaled explained SS
1.693181
9.720404
7.403375
Prob. F(6,63)
Prob. Chi-Square(6)
Prob. Chi-Square(6)
0.1374
0.1369
0.2851
Sumber: Output Eviews
120
Dari hasil output di atas, dapat dilihat bahwa nilai probabilitas
OBS*Rsquared adalah 0.1369 atau > 0.05. Maka dapat disimpulkan
bahwa
data-data
yang
digunakan
tidak
terjadi
masalah
heteroskedastisitas.
d.
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dapat dilihar dari nilai probabilitas Chi-Square,
jika lebih besar dari 0.05 maka data tersebut tidak mengandung masalah
autokorelasi. Apabila probabilitas Chi-square lebih kecil dari 0.05 maka
data tersebut mengandung masalah autokorelasi.
Tabel 4. 17
Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic
Obs*R-squared
3.596125
7.382914
Prob. F(2,61)
Prob. Chi-Square(2)
0.0334
0.0249
Sumber: output eviews 8
Masalah
autokorelasi
dapat
diatasi
salah
satunya
dengan
menggunakan metode Cohcrane-Orcutt. Cohcrane-Orcutt untuk kasus
autokorelasi berbetuk ar(1) dan nilai ρ diketahui. Teknik koreksi ini
cukup sederhana dengan menambahkan ar(t) pada baris belakang
persamaan regresi. Simbol t menunjukkan tingkat autograsi terjadinya
autokorelasi (Ghozali, 2013, 159). Setelah itu melihat nilai Durbin
Watson.
121
Berikut adalah hasil dari metode Cohcrane-Orcutt:
Tabel 4. 18
Hasil uji metode Cohcrane-Orcutt
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.940942
0.934164
270.3822
4459499.
-480.0440
138.8396
0.000000
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat
925.5433
1053.775
14.14620
14.40523
14.24897
1.821111
Sumber: Output Eviews 8
Dari hasil di atas diketahui bahwa untuk nilai DW adalah 1.821111
di mana nilai DW ini lulus uji dalam masalah autokorelasi. Dengan nilai
dL sebesar 1.46369 dan dU sebesar 1.76827 maka nilai DW sebesar
1.821111 terletak di daerah ke-5 yaitu dU<DW<4-dU.
7. Hasil Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data panel yang
melakukan uji model regresi dengan Uji Chow dan Uji Hausman. Hasilnya
menunjukkan model yang terpilih yang tepat digunakan yaitu Fixed Effect
model. Dengan demikian, selanjutnya dilakukan uji siginfikansi. Hasil dari
uji signifikansi adalah sebagai berikut:
122
Tabel 4. 19
Hasil Uji Hipotesis
Dependent Variable: HARGA_SAHAM
Method: Panel Least Squares
Date: 10/07/17 Time: 08:56
Sample: 2012 2016
Periods included: 5
Cross-sections included: 14
Total panel (balanced) observations: 70
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
ROE
EPS
PBV
BVS
PER
INST
-315.5799
-2688.596
7.450923
429.8435
1.358886
-1.653277
-584.0607
239.0544
808.5601
1.499785
30.22532
0.222836
1.144075
314.2229
-1.320117
-3.325165
4.967993
14.22130
6.098155
-1.445078
-1.858747
0.1928
0.0017
0.0000
0.0000
0.0000
0.1547
0.0690
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.977142
0.968456
186.1685
1732936.
-453.4148
112.4975
0.000000
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat
917.6070
1048.217
13.52614
14.16857
13.78132
2.230861
Sumber: Ouput Eviews 8
a.
Uji signifikansi Parsial (t)
Uji statistik t dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel individu independen secara individu dalam menerangkan
variabel dependen (Ghozali, 2011:178).
Adapun hasil yang diperoleh dari output dalam regresi Random
Effect Model pada software Eviews merupakan uji dua arah, maka nilai
dari probabilitasnya harus dibagi dua.
123
Berdasarkan tabel 4.19, maka dapat dijelaskan signifikansi
pengaruh variabel independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen adalah sebagai berikut:
1) Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham
Dari tabel 4.19 Menunjukkan bahwa nilai t-statistik diperoleh
sebesar -3.325165 dengan signifikansi 0.0017. dengan tingkat
signifikansi α = 5% dan t-tabel dengan df (63) adalah sebesar 1.99834. Dari perhitungan nilai t untuk variabel ROE diketahui
bahwa thitung < ttabel (-3.325165 < 1.99834) maka Ho ditolak dan Ha
diterima (thitung berada pada daerah penerimaan Ho).
Nilai probabilitas t-statistik yang diperoleh sebesar 0.0017.
maka probabilitas statistik < α = 5% yaitu 0.0018 < 0.005. Tanda
negatif (-) yang dihasilkan dari t-statistik menandakan bahwa ROE
berbanding terbaik dengan Harga Saham.
Sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel ROE secara parsial berpengaruh
signifikan negatif terhadap variabel dependen yaitu Harga Saham.
2) Pengaruh Earning Per Share terhadap Harga Saham
Dari tabel 4.19 menunjukkan bahwa nilai t-statistik diperoleh
sebesar 4.967993 dengan signifikansi 0.0000. dengan tingkat
signifikansi α = 5% dan ttabel dengan df (63) adalah sebesar 1.99834.
124
Dari perhitungan nilai t untuk variabel EPS diketahui bahwa
thitung > ttabel (4.967993 > 1.99834) maka H0 ditolak dan Ha diterima.
(thitung berada pada daerah penerimaan Ha)
Nilai probabilitas t-statistik yang diperoleh sebesar 0.0000,
maka probabilitas statistik < α = 5% yaitu 0.0000 < 0.005, sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel EPS secara parsial berpengaruh
signifikan positif terhadap variabel dependen yaitu Harga Saham.
3) Pengaruh Price to Book Value (PBV) terhadap Harga Saham
Dari tabel 4.19 menunjukkan bahwa nilai tstatistik diperoleh
sebesar 14.22130 dengan signifikansi 0.0000. dengan tingkat
signifikansi α = 5% dan ttabel dengan df (63) adalah sebesar 1.99834.
Dari perhitungan nilai t untuk variabel PBV diketahui bahwa
thitung > ttabel (4.22130 > 1.99834) maka H0 ditolak dan Ha diterima.
(thitung berada pada daerah penerimaan Ha).
Nilai probabilitas t-statistik yang diperoleh sebesar 0.0000.
maka probabilitas statistik < α = 5% yaitu 0.00 < 0.005. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel PBV secara parsial berpengaruh
signifikan positif terhadap variabel dependen yaitu Harga Saham.
125
4) Pengaruh Book Value Per Share (BVS) terhadap Harga Saham
Dari tabel 4.19 menunjukkan bahwa nilai tstatistik diperoleh
sebesar 6.098155 dengan signifikansi 0.0000. dengan tingkat
signifikansi α = 5% dan t-tabel dengan df (63) adalah sebesar
1.99834.
Dari perhitungan nilai t untuk variabel PBV diketahui bahwa
thitung > ttabel (6.098155 > 1.99834) maka H0 ditolak dan Ha diterima.
(thitung berada pada daerah penerimaan Ha).
Nilai probabilitas tstatistik yang diperoleh sebesar 0.0000. maka
probabilitas statistik < α = 5% yaitu 0.00 < 0.005. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel BVS secara parsial berpengaruh
signifikan positif terhadap variabel dependen yaitu Harga Saham.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat diperoleh
persamaan regresi data panel dengan menggunakan Fixed Effect
Model yaitu sebagai berikut:
Harga
Saham
=
-2688.596(ROE)
+
7.450923(EPS)
+
429.8435(PBV) + 1.358886(BVS) + e
Dari uji signifikansi parsial (t) di atas, maka dapat
disimpulkan dengan rangkuman dalam tabel di bawah ini:
126
Tabel 4. 20
Hasil uji parsial (t)
Variabel
Koefisien
ROA
-2688.596
Nilai t
statistik
-3.325165
EPS
7.450923
4.967993
PBV
429.8435
14.22130
BVS
1.358886
6.098155
PER
-1.653277
-1.445078
INST
-584.0607
-1.858747
Nilai t
Prob.
α=
keterangan
tabel
5%
1.99834 0.0017 0.05 Berpengaruh
negatif
1.99834 0.0000 0.05 Berpengaruh
positif
1.99834 0.0000 0.05 Berengaruh
positif
1.99834 0.0000 0.05 Berpengaruh
positif
1.99834 0.1547 0.05 Tidak
berpengaruh
1.99834 0.0690 0.05 Tidak
Berpengaruh
Sumber: Data sekunder diolah 2016
b.
Uji Signifikansi Simultan (F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan berpengaruh secara bersama-sama
(simultan) terhadap variabel dependen atau untuk menguji apakah
model dapat digunakan atau tidak (Ghozali, 2011). Apabila nilai
probabilitas signifikansi < 0.05, maka variabel independen secara
bersama-sama mempengaruhi variabel dependen.
Apabila nilai Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dapat
disimpulkan bahwa variabel independen secara simultan mempengaruhi
variabel dependen. Apabila Fhitung < Ftabel maka Ho diterima dan Ha
ditolak. Dapat disimpulkan bahwa variabel independen secara simultan
tidak mempengaruhi variabel dependen.
127
Tabel 4. 21
Hasil Uji Simultan
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.977142
0.968456
186.1685
1732936.
-453.4148
112.4975
0.000000
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat
917.6070
1048.217
13.52614
14.16857
13.78132
2.230861
Sumber: output eviews 8
Dari perhitungan nilai F, diketahui bahwa Fhitung > Ftabel (112.4975 >
3.69) maka Ho ditolak dan Ha diterima (F
hitung
berada di daerah
penerimaan Ha). Kemudian juga terlihat dari nilai probabilitas (prob.)
dari tabel di atas yaitu sebesar 0.000 atau < 0.05, maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Sehingga secara simultan atau bersama-sama variabel
independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
c.
Koefisien Determinasi (R-square)
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan varian variabel dependennya.
Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu nilai R2/
Adjusted
R-square
kecil
berarti
kemampuan
variabel-variabel
independen dalam menjelaskan varian variabel dependen amat terbatas
(Ghozali, 2011 : 97).
128
Tabel 4. 22
Koefisien Determinasi
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.977142
0.968456
186.1685
1732936.
-453.4148
112.4975
0.000000
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat
917.6070
1048.217
13.52614
14.16857
13.78132
2.230861
Sumber: output eviews 8
Berdasarkan tabel di atas, nilai Adjusted R-squared sebesar
0.968456. hal ini menunjukkan bahwa model mampu menjelaskan
sebesar 96,84% terhadap variabel dependen, sedangkan sisanya 3.16%
lainnya dipengaruhi faktor lain di luar model regresi tersebut.
Adjusted R-squared digunakan daripada R-squared karena dalam
R-squared akan menimbulkan bias, karena jika ingin memperoleh
model dengan R tinggi, seorang penelitian dapat dengan sembarangan
menambahkan variabel bebas dan nilai R akan meningkat, tidak
tergantung apakah variabel bebas tambahan itu berhubungan dengan
variabel terikat atau tidak. Sedangkan Adjusted R-squared dapat naik
atau turun dengan adanya penambahan variabel baru, tergantung dari
korelasi antara variabel bebas tambahan tersebut dengan variabel
terikatnya.
129
8. Analisis Regresi Data Panel
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh ROE, EPS, PBV, BVS,
PER, dan kepemilikan institusional terhadap Harga Saham. Model analisis
yang digunakan adalah model Fixed Effect. Berikut hasil regresi data panel:
a. Return On Equity (-2688.569)
Koefisien dari ROE diperoleh -2688.569, artinya jika variabel
ROE mengalami kenaikan sebesar 1% sedangkan variabel lain
diasumsikan bernilai konstan atau tetap, maka menurunkan nilai
variabel Y atau Harga Saham sebesar -2688.569.
b. Earning Per Share (7.450923)
Besarnya koefisien regresi variabel EPS sebesar 7.450923
mengartikan bahwa jika variabel EPS mengalami kenaikan sebesar
1% sedangkan variabel lain diasumsikan bernilai konstan atau tetap,
maka akan menaikkan nilai variabel Y atau harga saham sebesar
7.450923 . Hubungan searah ini dapat dilihat dari koefisien EPS pada
fungsi regresi yang bernilai positif.
c. Price to Book Value (429.8435)
Dengan nilai kofisien Price to Book Value sebesar 429.8435
yang menunjukkan bahwa jika Price to Book Value mengalami
kenaikan satu satuan sehingga akan mengakibatkan peningkatan
hargasaham sebanyak 429.8435 satuan. Dengan asumsi variabel lain
130
bernilai konstan. Hubungan searah ini dapat dilihat dari koefisien
PBV pada fungsi regresi yang bernilai positif.
d. Book Value Per Share (1.358886)
Dengan nilai kofisien Book Value Per Share sebesar 1.35886
yang menunjukkan bahwa jika Book Value Per Share mengalami
kenaikan satu satuan sehingga akan mengakibatkan peningkatan
harga saham sebanyak 1.35886 satuan. Dengan asumsi variabel lain
bernilai konstan. Hubungan searah ini dapat dilihat dari koefisien
BVS pada fungsi regresi yang bernilai positif.
9. Interpretasi Hasil Penelitian
a.
Return On Equity (ROE)
Berdasarkan hasil analisis statistik dalam penelitian ini, ditemukan
bahwa Ha ditolak. Dari hasil pengelolahan data dapat disimpulkan
bahwa ROE berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham.
Hasil ini didukung oleh penelitian Riana dan Dewi (2015) bahwa ROE
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham.
Pembuktian atas hasil dari penelitian ini juga dapat membandingkan
ROE dan harga saham antar perusahaan. Dalam sampel penelitian ini,
penulis mengambil sampel perusahaan PT. Perdana Gapuraprima Tbk
(GPRA) dan PT. Alam Sutera Realty Tbk di mana saham PT. Perdana
Gapuraprima Tbk pada tahun 2014 memiliki ROE sebesar 10.29%
131
dengan harga saham Rp. 625,- sedangkan PT. Alam Sutera Realty Tbk
memiliki ROE tahun 2014 sebesar 18.4% dengan harga saham Rp. 560,. Ini diartikan bahwa tidak selalu sejalan dengan hipotesis jika ROE
yang tinggi selalu diikuti oleh harga saham yang tinggi.
Inflasi juga dapat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan
penurunan ROE perusahaan. Ketika inflasi meningkat, kinerja keuangan
perusahaan yang di mana hampir semua berpengaruh terhadap tingkat
keuntungan perusahaan akan terkena dampaknya. Tingkat keuntungan
yang menurun tidak direspon oleh menurunnya harga saham begitu pula
sebaliknya. Pada tahun penelitian terjadi lonjakan tingkat inflasi yang
sangat tinggi di mana puncak dari lonjakan tersebut terjadi di bulan juli
2013 sebesar 3.29%. Tingkat inflasi tahun 2013-2014 adalah inflasi
yang sangat tinggi. Tingkat inflasi tahunan tahun 2013 sebesar 8,38%
dan tahun 2014 sebesar 8,36% (bps.go.id).
Menurut Brigham dan Houston (2009) jika sebuah perusahaan
mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan ROE-nya, kekayaan
pemegang saham juga akan ikut meningkat, tidak sepenuhnya benar,
karena meskipun ROE telah digunakan secara luas dan adanya
kenyataan bahwa ROE dan kekayaan pemegang saham sering kali
sangat berkorelasi, terdapat beberapa masalah mungkin timbul ketika
perusahaan menggunakan ROE sebagai satu-satunya ukuran kinerja.
132
ROE
tidak
mempertimbangkan
jumlah
modal
yang
telah
diinvestasikan. Sebagai ilustrasi untuk masalah ini, lihatlah sebuah
contoh yang sedikit ektrem. Sebuah perusahaan besar memiliki uang $1
yang diinvestasikan dalam proyek A yang memiliki ROE sebesar 50
persen, dan $1 juta yang diinvestasikan dalam proyek B, yang memiliki
ROE sebesar 40 persen. Kedua proyek ini memiliki risiko yang sama,
dan pengembalian keduanya berada jauh di atas biaya yang harus
dibayarkan oleh perusahaan untuk modal yang diinvestasikannya di
proyek-proyek tersebut. Dalam contoh ini, Proyek A memiliki ROE
lebih tinggi, tetapi karena lebih kecil, Proyek A tidak memberikan
pengaruh yang besar dalam peningkatan kekayaan pemegang saham.
Sedangkan Proyek B memiliki ROE yang lebih rendah, tetapi
memberikan lebih banyak pengaruh pada nilai pemegang saham.
Sejauh
ROE
hanya
berfokus
pada
tingkat
pengembalian,
peningkatan ROE dalam beberapa kasus mungkin tidaklah konsisten
dengan peningkatan kekayaan pemegang saham (Brigham dan Houston,
2009).
b. Earning Per Share
Berdasarkan hasil analisis statistik dalam penelitian ini, ditemukan
bahwa Ha diterima. Dari hasil pengelolahan data dapat disimpulkan
bahwa EPS berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Hal ini
133
menunjukkan bahwa meningkatnya EPS, diikuti dengan meningkatnya
harga saham perusahaan.
Hasil ini sejalan dengan teori yang mengungkapkan bahwa EPS
berpengaruh positif terhadap harga saham. Ini menandakan bahwa
besarnya EPS merupakan salah satu hal yang menjadi pertimbangan
dalam investor mencari informasi mengenai suatu harga saham
perusahaan. Besarnya EPS akan diikuti dengan meningkatnya harga
saham.
Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Amanda dan
Wahyu (2013) bahwa EPS berpengaruh positif signifikan terhadap harga
saham. Akan tetapi, hasil penelitian dan teori ini bertentangan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Darnita (2013) yaitu menunjukkan
bahwa EPS berpengaruh negatif terhadap harga saham, dikarenakan bisa
dalam penggunaan hutang suatu perusahaan dan juga faktor ekonomi
makro yaitu nilai tukar rupiah terhadap dollar.
c.
Price to Book Value Ratio
Berdasarkan hasil analisis statistik dalam penelitian ini, ditemukan
bahwa Ha diterima. Dari hasil pengelolahan data dapat disimpulkan
bahwa PBV berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Hal
ini
menunjukkan
bahwa
meningkatnya
PBV,
diikuti
dengan
meningkatnya harga saham perusahaan.
134
Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Susilo (2012)
yang menyatakan bahwa PBV berpengaruh positif signifikan terhadap
harga saham. Perusahaan yang berjalan baik umumnya mempunyai PBV
di atas 1, yang menunjukkan nilai pasar lebih tinggi dari nilai bukunya.
Semakin besar rasio PBV semakin tinggi perusahaan dinilai oleh
investor relatif dibandingkan dengan dana yang telah ditanamkan di
perusahaan (Wardjono, 2010). Semakin tinggi perusahaan maka
semakin tinggi perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham dan
semakin tingginya tingkat kepercayaan pasar.
Akan tetapi hasil ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Sari (2016), di mana menunjukkan hasil bahwa PBV tidak
berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
d. Book Value Per Share
Berdasarkan hasil analisis statistik dalam penelitian ini, ditemukan
bahwa Ha diterima. Dari hasil pengelolahan data dapat disimpulkan
bahwa BVS berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini
menunjukkan bahwa meningkatnya BVS, diikuti dengan meningkatnya
harga saham perusahaan.
Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Artha et al
(2014) yang menunjukkan bahwa BVS berpengaruh terhadap harga
saham.
135
e.
Price Earning Ratio
Berdasarkan hasil analisis statistik dalam penelitian ini, ditemukan
bahwa Ha ditolak. Dari hasil pengelolahan data dapat disimpulkan
bahwa PER berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga
saham.
Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sari (2016)
berbeda lagi, Ia menunjukkan hasil di mana PER berpengaruh negatif
dan tidak signifikan terhadap harga saham.
Hasil ini tidak sejalan dengan teori dan hipotesis, di mana PER
tidak digunakan sebagai faktor penentu yang berkaitan dengan
meningkatnya harga saham. Akan tetapi bertentangan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Stella (2010) bahwa PER berpengaruh positif
signifikan terhadap harga saham di mana hasil ini sejalan dengan teori
dan hipotesis.
PER dalam penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Dwiastuti dan Nugroho (2011) di mana PER tidak berpengaruh
terhadap harga saham. PER lebih banyak berhubungan dengan faktor
lain di luar harga saham. PER yang tidak berpengaruh ini juga
dikarenakan karena ketidakpastian kondisi ekonomi dan politik suatu
negara, sehingga mengakibatkan PER tidak berpengaruh terhadap
kenaikan maupun penurunan harga saham.
136
f.
Kepemilikan Institusional
Berdasarkan hasil analisis statistik dalam penelitian ini, ditemukan
bahwa Ha ditolak. Dari hasil pengelolahan data dapat disimpulkan
bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Nuraeni (2012)
yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh
terhadap harga saham. Kemudian juga mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Suaryana dan Warapsari (2012).
Menurut Sudarma (2004) dalam Suaryana dan Warapsari (2012)
Kepemilikan
institusional
dari
perusahaan-perusahaan
holding
companies yang saling berafiliasi di Indonesia masih merupakan
perusahaan-perusahaan keluarga di mana pihak manajemen perusahaan
masih bagian dari perusahaan-perusahaan keluarga tersebut.
Dalam struktur kepemilikan saham, perusahaan di Indonesia masih
banyak yang memiliki struktur kepemilikan terpusat daripada tersebar,
dikarenakan struktur kepemilikan terpusat lebih mempunyai hubungan
yang erat dengan investor dan juga investor lebih menyukai struktur
kepemilikan yang terpusat daripada yang terbagi-bagi yang akan
mempengaruhi keputusan terhadap saham.
Kepemilikan saham oleh pihak institusional didominasi oleh pihakpihak yang tidak independen (berafiliasi satu sama lain) sehingga fungsi
kepemilikan institusional sebagai pengawas bagi manajemen tidak bisa
137
berjalan
semestinya
walaupun
kepemilikan
saham
oleh
pihak
institusional tinggi. Kondisi ini menyebabkan agency problem tidak bisa
ditekan dan dapat berimbas pada market value perusahaan yang
menurun (Suaryana dan Warapsari, 2012).
Dalam penelitian ini Kepemilikan Institusional mempunyai
dominasi yang tinggi di struktur kepemilikan, ini akan memiliki
kecenderungan berpihak pada manajemen dan akan bertindak yang akan
memperkaya pribadi investor institusional. Kepemilikan institusional
melihat pada laba perusahaan saat ini, jika pada perusahaan yang
memiliki struktur kepemilkan institusional di mana perusahaan saat ini
mengalami kerugian, maka investor institusional akan menarik
sahamnya di perusahaan tersebut dan pasar akan bereaksi atas peristiwa
tersebut, di mana harga saham akan mengalami penurunan.
138
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Hasil penelitian yang dilakukan dari 14 perusahaan real estate, properti, dan
konstruksi bangunan yang sesuai dengan kriteria selama 5 tahun menggunakan
analisis regresi data panel menunjukkan bahwa terpilih Fixed Effect Model (REM)
sebagai model terbaiknya untuk mencari pengaruh Return On Equity, Earning Per
Share, Price to Book Value Ratio, Book Value Per Share, Price Earning Ratio, dan
Kepemilikan Institusional terhadap harga saham.
Adapun kesimpulan dari penelitian ini secara lebih ringkas adalah:
1.
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan analisis regresi data panel
dengan Fixed Effect Model didapatkan bahwa secara parsial variabel
Return On Equity (ROE) berpengaruh negatif signifikan terhadap variabel
dependen (harga saham), karena memiliki signifikansi < 0.05 (0.0017 <
0.05) dan nilai thitung < ttabel (-3.325165 < 1.99834).
2.
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan analisis regresi data panel
dengan Fixed Effect Model didapatkan bahwa secara parsial variabel
Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif signifikan terhadap variabel
dependen (harga saham), karena memiliki signifikansi < 0.05 (0.0000 <
0.05) dan nilai thitung > ttabel (4.967993 > 1.99834) .
139
3.
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan analisis regresi data panel
dengan Fixed Effect Model didapatkan bahwa secara parsial variabel Price
to Book Value Ratio (PBV) berpengaruh positif signifikan terhadap
variabel dependen (harga saham), karena memiliki signifikansi < 0.05
(0.0000 < 0.05) dan nilai thitung > ttabel (4.22130 > 1.99834) .
4.
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan analisis regresi data panel
dengan Fixed Effect Model didapatkan bahwa secara parsial variabel Book
Value Per Share (BVS) berpengaruh positif signifikan terhadap variabel
dependen (harga saham), karena memiliki signifikansi < 0.05 (0.0000 <
0.05) dan nilai thitung > ttabel (6.098155 > 1.99834) .
5.
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan analisis regresi data panel
dengan Fixed Effect Model didapatkan bahwa secara parsial variabel Price
Earning Ratio (PER) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
variabel dependen (harga saham), karena memiliki signifikansi > 0.05
(0.1547 > 0.05) dan nilai thitung < ttabel (1.445078 < 1.99834).
6.
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan analisis regresi data panel
dengan Fixed Effect Model didapatkan bahwa secara parsial variabel
Kepemilikan Institusional berpengaruh negatif signifikan terhadap variabel
dependen (harga saham), karena memiliki signifikansi < 0.05 (0.0690 <
0.05) dan nilai thitung < ttabel (1.858747 < 1.99834)
7.
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan analisis regresi data panel
dengan Fixed Effect Model didapatkan bahwa secara simultan (uji f)
140
variabel Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Price to Book
Value Ratio (PBV), Book Value Per Share (BVS), Price Earning Ratio
(PER), dan Kepemilikan Institusional berpengaruh positif signifikan
terhadap variabel dependen (harga saham), karena memiliki signifikansi <
0.05 (0.0000 < 0.05) dan nilai fhitung > ftabel (112.4975 > 3.69)
B.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memeberikan saran untuk penelitian
selanjutnya sebagai berikut:
1. Peneliti selanjutnya dapat meneliti lebih banyak variabel makroekonomi
sehingga memberikan banyak referensi mengenai hasil yang didapat, baik itu
mendukung penelitian sebelumnya atau menentang penelitian sebelumnya.
2. Peneliti selanjutnya diharapkan meneliti dengan rentang waktu yang panjang
bukan berkaitan dengan tahun, melainkan bulan atau pertiga bulan.
3. Peneliti selanjutnya diharapkan juga melakukan perbandingan untuk hasil
jangka pendek maupun hasil jangka panjang.
4. Peneliti selanjutnya juga diharapkan memiliki variabel independen lain yang
berkaitan dengan laporan keuangan, sehingga ada variabel baru yang
menjadi bahan penelitian.
141
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Angantyo et. all. “ Pengaruh Return On Equity, Debt to Equity Ratio, Earning
Per Share Terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Consumer Goods
Industry yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2011)”, Universitas Brawijaya,
Malang, 2012.
Adiningsih, Sri et.all. “Satu Dekade Pasca Krisis Indonesia (Badai Pasti Berlalu?)”,
Kasinus, Yogyakarta, 2007.
Adnantara, Komang Fridagustina. “Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Corporate
Social Responsibility pada Nilai Perusahaan”, Jurnal Buletin Studi Ekonomi,
Vol. 18 No. 2, 2013.
Alam, Mahmudul Md. dan Uddin Md. Gazi Salah. “Relationship Between Interest
Rate and Stock Price: Empirical Evidence From Developed and Developing
Countries. International Journal of Management, Vol. 4 No. 3, Maret 2009.
Al-Najjar, Dana. “The Effect of Institusional Ownership on Firm Performance:
Evidence from Jordanian Listed Firms”, Applied Science Private University,
Jordan, Vol 7 No. 12, 2015.
Ambarini, Lestari. “Ekonomi Moneter”, Penerbit IN MEDIA, Bogor, 2015.
Artha et. all. “Analisis Fundamental, Teknikal, dan Makroekonomi Harga Saham
Sektor Pertanian”, Vol. 16 No. 2, September 2014.
Arumsari, Devinta Nur dan Kaluge, David. “Pengaruh ROA, ROE, Total Revenue,
dan BI rate Terhadap Saham Pada Sektor Transportasi Tahun 2009-2014”,
Vol 4 No. 3, September 2015.
Asnawi, Said Kelana dan Wijaya Chandra. “Riset Keuangan Pengujian-Pengujian
Empiris”, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005.
Bodie et. all. “Investments”, Salemba Empat, Jakarta, 2008.
142
Brigham, Eugene F.dan Joel Houston. “Financial Management”, Edisi 10, Jilid 1,
Alih Bahasa Ali Akbar Yulianto, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2004.
Brigham, Eugene. F dan Houston, Joel. F. “Dasar-dasar manejemen keuangan”,
Terjemahan, Edisi Kesepuluh, Salemba Empat, Jakarta, 2009.
Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston. “Dasar-dasar Manajemen Keuangan”, Edisi
kesepuluh, Salemba Empat, Jakarta, 2011.
Budisasonto, Totok dan Triandaru, Sigit.“Bank dan Lembaga Keuangan Lain”, Edisi
Kedua, Salemba Empat, Jakarta, 2006.
Case, Karl E, dan Fair, Ray. C. “Principles of Economics”, Terjemahan, PT
Macayana Jaya Cemerlang. Jakarta, 2004.
Daniarto, Rahardjo dan Muid, 2013. “Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental
Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham”, Vol 2 No. 2, 2013.
Darmadji, Tjiptono dan Fakhrudin, Hendy M. “Pasar Modal di Indonesia
Pendekatan Tanya Jawab”, Salemba Empat, Jakarta, 2001.
Darmawi, Herman. “Manajemen Perbankan”, Edisi kedua, Bumi Aksara, Jakarta,
2012.
Darmawi, Herman.“Pasar Financial dan Lembaga-Lembaga Financial”, PT Bumi
Aksara, Jakarta, 2006.
Devi, Widya Novita. “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham
Bank BUMN di Bursa Efek Indonesia (Periode 2006 -2015)”, 2016.
Dwiastuti, Maria Magdalena Pur dan Nugroho, Danang Adi . “Pengaruh Earning
Per Share, Price Earning Ratio, Quick Ratio Terhadap Return Saham Pada
Perusahaan Manufaktur di BEI periode 2004 -2008”, e-journal STIENUSA,
Vol 7 No.14, 2011.
143
Dwi, Prastowo dan Rifka, Juliaty. “Analisis Laporan Keuangan Konsep dan
Aplikasi”, UPP, AMPKN, Yogyakarta, 2005.
Enow, Samuel Tabot dan Brijlal, Pradeep. “Determinants of Share Prices: The Case
of Listed Firms on Johannesburg Stock Exchange”, Journal of Accounting and
Management, Vol. 6 No. 1, 2016.
Faisal. “Analisis Agency Costs, Struktur Kepemilikan dan Mekanisme Corporate
Governance”,
artikel
diakses
tanggal
15
Juli
2017,
dari
https://juzz71.wordpress.com/2009/10/13/analisis-agency-costs-strukturkepemilikan-dan-mekanisme-corporate-governance/.
Fakhrudin, M dan Sopian, Hardianto M. “Perangkat dan Model Analisis Investasi di
Pasar Modal”, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2001.
Ghozali, Imam. “Analisis Multivariat dan Ekonometrika Teori, Konsep, dan Aplikasi
dengan Eviews 8”, BP Universitas Diponegoro, Semarang, 2013.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 23”,
Edisi 8, BP Universitas Diponegoro, Semarang, 2015.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 23”,
Edisi kelima, BP Universitas Diponegoro, Semarang, 2011.
Gitman, J. Lawrence. “Principles of Managerial Finance”, Edisi Kesepuluh, San
Diego State University, USA, 2000.
Gulo, W. “Metode Penelitian”, PT Grasindo, Jakarta, 2002.
Hadi, S. “Metodologi Penelitian Kuantitatif Untuk Akuntansi dan Keuangan”,
Ekonsia, Yogyakarta, 2009.
Halim, Abdul dan Hanafi, Mamduh M. “Analisis Laporan Keuangan”, Edisi ketiga,
Unit Penerbit dan Percetakan, Yogyakarta, 2007.
Halim, Abdul. “Analisis Investasi”, Edisi kedua, PT Salemba Empat, Jakarta. 2005.
144
Hartono, Jogiyanto. “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, Edisi Ketiga, BPFE,
Yogyakarta, 2003.
Haryamami. “Pengaruh Rasio – Rasio Keuangan dan Tingkat Inflasi Terhadap
Harga Saham Perusahaan Industri yang Go Publik di PT. Bursa Efek
Jakarta”, Jurnal Aplikasi Manajemen Vol 5 (Desember) No.3 Fakultas
Ekonomi UPN “Veteran”, Surabaya, 2007.
Hery. “Analisis kineja manajemen”, PT Grasindo. Jakarta, 2014.
Husnan, Suad. “Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas”, Edisi Kelima,
Yogyakarta, 2005.
Indonaya, Kurniawan dan Kodrat, David Sukardi.“Manajemen Investasi Pendekatan
Teknikal dan Fundamental Untuk Analisis Saham”, Edisi Pertama, Graha
Ilmu, Yogyakarta, 2010.
Irwandi, Maulan. “Pengaruh Deviden Per Share (DPS) dan Earning Per Share (EPS)
Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”, vol 1
No. 1, November 2014.
Jr, Placido M. Menaje. “Impact of Selected Financial Variables on Share Price of
Publicly Listed Firms in The Philippines”, American International Journal on
Contemporary Research, Vol. 2 No.9, September 2012.
Juanda, Bambang dan Junaidi,. “Ekonometrika Deret Waktu Teori dan Aplikasi”,
IPB Press, Bogor, 2012.
Kabajeh, Majed Abdel Majid et.all. “The Relationship Between The ROA, ROE, and
ROI Ratios with Jordanian Insurance Public Companies Market Share
Prices”, International Journal of Humanity and Social Science, Vol. 2 No.11,
Juni 2012.
Kasmir. “Analisis Laporan Keuangan”, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2012.
145
Kasmir. “Manajemen Perbankan”, Edisi Revisi, Rajawali Pers, Jakarta, 2012.
Keown, Arthur J et. all. “Manajemen Keuangan”, Edisi Kesepuluh, PT Macanan,
Jakarta, 2010.
Kewal, Suci Suramaya, “Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs, dan Pertumbuhan
PDB Terhadap Indeks Saham Gabungan”, vol. 8 No. 1, April 2012.
Kismono, Gugup. “ Bisnis Pengantar”, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta, 2001.
Kumar, Pankaj. “Impact of EarningPer Share and Price Eanings Ratio On Market
Price of Share: A Study on Auto Sector in India”, International Journal of
Research, Vol. 5 No.2, 2017.
Mildawati, Titik dan Susanti, Rina. “Pengaruh Kepemilikan Manajemen,
Kepemilikan Institusional dan Corporate Social Responsibility Terhadap
Nilai Perusahaan”, Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, vol 3 No. 1, 2014.
Munib, Muhammad Fatih. “Pengaruh Kurs Rupiah, Inflasi, dan BI rate Terhadap
Harga Saham Perusahaan Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia”, EJournal Administrasi Bisnis, vol 4 No.4, 2016.
Murhadi, Werner R. “Analisis Saham Pendekatan Fundamental”, PT Indeks, Jakarta,
2009.
Novisari, Erna. “Pengaruh PER, EPS, ROA, dan DER Terhadap Harga Saham
Perusahaan Sub-Sektor Industri Textile yang Go Public di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Tahun 2009 -2011”, (Skripsi S1Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2013).
Nugrahanti, Yeterina Widi dan Wiranata, Yulius Ardy. “Pengaruh Struktur
Kepemilikan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufakur di Indonesia”,
Jurnal Akuntansi dan Keuangan, vol 15 No. 1, Mei 2013.
Nuraeni. “Pengaruh EPS, ROE, dan Struktur Kepemilikan Institusional Saham
Terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Rokok yang Listing di BEI
Tahun 2005-2011)”, llmu Administrasi Niaga FISIP Universitas Yudharta
Pasuruan, 2012.
146
Oetomo, Hening Widi dan Savitri, Lidya Ayu. “Pengaruh Leverage, Price Earning,
Dividen Payout Terhadap Harga Saham Perusahaan Otomotif”, Jurnal Imu
Riset dan Manajemen, vol 5 No. 7, Juli 2016.
Pramuka, Bambang Agus dan Ujhiyanto, Arief. “Mekanisme Corporate Governance,
Manajemen Laba, dan Kinerja Keuangan : Studi Pada Perusahaan Go Public
Sektor Manufaktur”. Kumpulan Makalah, Simposium Nasional Akuntansi
(SNA) X, Makasar.
Pratomo, Wahyu Ario dan WBBA, Amanda. “Analisis Fundamental dan Risiko
Sistematik Terhadap Harga Saham Perbankan yang Terdaftar pada Indeks
LQ45”, Jurnal Ekonomi dan Keuangan Vol 1 No. 3, Februari 2013.
Priadana, Muhammad Sidik dan Muis, Saludin. “Metodologi Penelitian Ekonomi dan
Bisnis, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2009.
Prihadi, Toto. “Analisis Laporan Keuangan”, Edisi Pertama, PPM Manajemen,
Jakarta, 2010.
Pujiati, Diyah. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan:
Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening”, Jurnal Ekonomi dan
Bisini Vantura, vol 12 No. 1, April 2009.
Riana, I Ketut Tantra dan Dewi, Sayu Kt Sutrisna. “Peran EPS dalam Memediasi
Pengaruh ROE Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan di BEI”, EJurnal Manajemen Universitas Udayana, vol 4 No. 12, 2015.
Rivai, Veithzal et. all. “Bank and Financial Institution Management Conventional &
Sharia System”, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007.
Rudangga, I Gusti Ngurah Gede dan Sudiarta, Gede Merta.”Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Leverage dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan”, EJurnal Manajemen Unud, Vol 5 No. 7, 2016.
Sari, Yuni Indah. “Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham
pada Perusahaan Telekomunikasi”, Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen, Vol 5
No. 7, Juli 2016.
147
Sinaga, Aris Kristanti dan Triaryati, Nyoman. “Pengaruh Faktor Fundamental dan
Ekonomi Makro Terhadap Harga Saham”, Universitas Udayana, Bali, 2013.
Sjahrial, Dermawan. “Pengantar Manajemen Keuangan”, Edisi Kedua, Mitra
Wacana Media, Jakarta, 2007.
Stella. “Pengaruh Price to Earnings Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Asset,
dan Price to Book Value Terhadap Harga Pasar Saham”, Jurnal Bisnis dan
Akuntansi. Vol. 11, No. 2, Hlm. 97 -106, Agustus 2009.
Suaryana, Agung I.G.N dan Warapsari, A.A.Ayu Uccahati. “Pengaruh Kepemilikan
Manajerial dan Institusional Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan
Hutang Sebagai Variabel Intervening”, E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana, Vol 16 No. 3, September 2016.
Sudana, I. “Manajemen Keuangan Perusahaan
Jakarta, 2011.
Teori dan Praktik”, Erlangga,
Sugiyono. “Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),
Alfabeta, Bandung, 2009.
Suharso, Puguh. “Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Bisnis: Pendekatan Filosofi
dan Praktis”, Indeks, Jakarta, 2009.
Suharyadi dan S.K , Purwanto. “Statistik (Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern)”,
Edisi dua, Salemba Empat, 2009.
Suliyanto. “Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS”,
Andi, Yogyakarta, 2011.
Penerbit
Sunaryo. “Analisis Pengaruh ROA (Return On Assets), ROE (Return On Equity), dan
EPS (Earning Per Share) Terhadap Harga Saham pada Kelompok Industri
Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia)”, Universitas
Bina Nusantara.,Vol. 2 No. 1, Mei 2001.
Sunyoto, Danang. “Metodologi Penelitian Akuntansi”, PT Rafika Aditama, Bandung,
2013.
148
Surya, indra danYustiavandana, Ivan. “Penerapan Good Corporate Governance
Mengesampingkan hak-hak istimewa dan Kelangsungan Usaha”, Kencana
Prenada Media Group, Jakart, 2008.
Susilo, Yosua Eko. “Pengaruh ROA, ROE, PBV, NPM, OPM Terhadap Harga
Saham Perusahaan Perbankan pada Tahun 2008 – 2011”, Jurnal Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Program Akuntansi Universitas Dian Nuswantoro
Semarang, Semarang, 2012.
Thobarry, Achmad ATH. “Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga, Laju Inflasi,
dan Pertumbuhan GDP Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Properti
(Kajian Empiris Pada Bursa Efek Indonesia Periode Pengamatan Tahun 2002008)”, Tesis Universitas Diponegoro, Semarang, 2009.
Walsh, Ciarah. “Key Management Ratio”, Edisi Ketiga, Erlangga, Jakarta, 2004.
Wardjono. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Price to Book Value dan
Implikasinya pada Return Saham (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di BEI)”, Dinamika Keuangan dan Perbankan, vol 2 No. 1,
Mei 2010.
Wibowo, Wahyu Chandra. “Pengaruh Kepemilikan Manjaerial, Kepemilikan
Institsional, dan Corporate Social responbility terhadap harga Saham pada
perusahaan makanan dan minuman di BEI periode 2008-2010”, (Skripsi S1
FE. Universitas Negeri Malang), 2011.
Widarjono, Agus. “Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya”,
Ekonosia, Yogyakarta, 2009.
Edisi Ketiga,
Widoatmojo, Sawidji. “Cara Cepat Memulai Investasi Saham”, PT Elex Media
Komputindo, Jakarta, 2007.
Wijaya, Arifin Hendra. “Pengaruh Return On Equity, Earning Per Share, Produk
Domestik Bruto, dan Inflasi Terhadap Harga Saham Perusahaan Sektor
Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2012-2015”, Akuntansi IBS, Jakarta, 2016.
149
Winarno, Wing Wahyu. “Analisis Ekonometrika dan Statistik dengan Eviews”, UPP
STIM YKPN, Yogyakarta, 2007.
bi.go.id
bkpm.go.id
bps.go.id
googlescholar.com
idx.co.id
lamudi.co.id
portalgaruda.org
sahamok.com
sciencedirect.com
ssrn.com
yahoofinance.com
150
LAMPIRAN
Lampiran 1. 1 Daftar Sampel Perusahaan Periode 2012-2016
No.
Nama Perusahaan
Kode Perusahaan
1.
PT Agung Podomoro Land Tbk
APLN
2.
PT Alam Sutera Realty Tbk
ASRI
3.
PT Bekasi Asri Pemula Tbk
BAPA
4.
PT Bumi Serpong Damai Tbk
BSDE
5.
PT Duta Anggada Realty Tbk
DART
6.
PT Megapolitan Developments Tbk
EMDE
7.
PT Perdana Gapuraprima Tbk
GPRA
8.
PTMetropolitan Land Tbk
MTLA
9.
PT PLazaIndonesia Tbk
PLIN
10.
PT PP (Persero)
PTPP
11.
PT Pikko Land Development Tbk
RODA
12.
PT Summarecon Agung Tbk
SMRA
13.
PT Surya Semesta Internusa Tbk
SSIA
14.
Total Bangun Persada Tbk
TOTL
151
Lampiran 1. 2 Data Variabel ROE 2012 - 2016
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Kode
APLN
ASRI
BAPA
BSDE
DART
EMDE
GPRA
MTLA
PLIN
PTPP
RODA
SMRA
SSIA
TOTL
2012
0.1325
0.257
0.0513
0.1404
0.0637
0.0079
0.08
0.1312
0.1052
0.187
0.0516
0.2076
0.4424
0.2574
2013
0.1289
0.1668
0.0543
0.2165
0.0618
0.0609
0.1329
0.1365
0.0154
0.2119
0.2189
0.2353
0.2859
0.2602
2014
0.1162
0.1847
0.0707
0.2163
0.1256
0.0746
0.1029
0.1517
0.1513
0.2225
0.2459
0.2315
0.1690
0.2048
2015
0.123
0.1036
0.0119
0.1064
0.0519
0.0928
0.0769
0.1084
0.1162
0.1642
0.1912
0.1413
0.1148
0.2208
2016
0.0942
0.0709
0.0169
0.0836
0.0519
0.0951
0.0465
0.1264
0.3175
0.1066
0.0221
0.0741
0.0301
0.2347
2014
47.9939
59.8977
10.6477
217.532
129.887
13.4399
21.4189
40.7974
100.914
109.876
38.0777
97.392
109.991
48.0208
2015
54.4763
34.8248
1.8203
122.171
56.588
18.289
17.0445
31.3493
78.786
174.585
35.2882
74.689
82.056
56.0976
2016
52.6077
25.9674
2.7472
105.864
61.080
19.5433
10.9889
41.3467
204.400
185.718
4.4991
42.469
21.597
64.8937
Lampiran 1. 3 Data Variabel EPS 2012 -2016
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Kode
APLN
ASRI
BAPA
BSDE
DART
EMDE
GPRA
MTLA
PLIN
PTPP
RODA
SMRA
SSIA
TOTL
2012
41.0385
61.8895
6.7819
84.5207
57.563
1.2456
13.1602
26.9015
66.120
63.9519
5.2539
55.598
156.977
53.2898
2013
45.3776
45.2724
7.5942
166.066
57.554
10.15
24.9053
31.7927
9.392
86.8819
27.7224
76.922
159.884
62.5128
152
Lampiran 1. 4 Data Variabel PBV 2012 – 2016
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Kode
APLN
ASRI
BAPA
BSDE
DART
EMDE
GPRA
MTLA
PLIN
PTPP
RODA
SMRA
SSIA
TOTL
2012
1.1947
2.4915
1.0516
1.8441
0.7860
0.8951
0.8699
2.6341
2.5763
2.3071
3.4422
3.5473
3.0436
4.348
2013
0.6111
1.5847
0.4722
1.6825
0.4776
0.6665
2.5631
1.632
3.1559
2.69
3.5538
2.3858
1.0013
2.0818
2014
0.8116
1.7271
0.3391
1.7951
0.6574
0.7612
3.0034
1.6557
5.6239
6.8839
3.0294
3.6136
1.6442
4.7786
2015
0.7547
1.0208
0.3278
1.5678
0.3848
0.731
2.7089
0.7436
5.9005
3.465
3.2246
3.1219
0.9093
2.4208
2016
0.4318
0.9623
0.3086
1.4028
0.3121
0.6817
0.7747
1.0829
7.5342
2.188
1.9163
2.3118
0.6045
2.7675
Lampiran 1. 5 Data Variabel BVS 2012-2016
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Kode
APLN
ASRI
BAPA
BSDE
DART
EMDE
GPRA
MTLA
PLIN
PTPP
RODA
SMRA
SSIA
TOTL
2012
309.689
240.8151
132.1792
601.915
903.331
156.3996
164.3909
205.0074
628.812
341.9454
101.6793
267.808
354.844
206.9903
2013
351.8228
271.3458
139.7725
766.7201
931.650
166.5496
187.2767
232.8378
608.381
409.8654
126.626
326.928
559.297
240.1731
2014
412.7567
324.2435
150.4202
1005.529
1034.381
179.9895
208.0985
268.7751
608.381
493.609
154.8147
420.631
650.758
234.3797
2015
442.5498
336.0106
152.5136
1148.077
1091.365
196.9953
221.4887
289.1156
677.907
1062.956
184.5167
528.523
714.814
254.0512
2016
486.3573
365.8046
162.0169
1265.303
1153.422
205.3708
236.2079
326.8924
643.731
1741.345
203.5212
573.151
717.989
276.4253
153
Lampiran 1. 6 Data Variabel PER 2012-2016
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Kode
APLN
ASRI
BAPA
BSDE
DART
EMDE
GPRA
MTLA
PLIN
PTPP
RODA
SMRA
SSIA
TOTL
2012
9.0159
9.6947
20.4959
13.1329
12.3343
112.3948
10.8661
20.0732
24.5010
12.3358
66.6174
17.0871
6.8800
16.8888
2013
4.738
9.4981
8.6908
7.768
7.7318
10.936
19.273
11.9524
204.4212
12.6902
16.2323
10.1402
3.5025
7.9984
2014
6.9801
9.3493
4.7898
8.2976
5.2353
10.1936
29.1799
10.9076
37.1604
30.9254
12.3169
15.6071
9.7281
23.3232
2015
6.1311
9.8493
27.4681
14.7335
7.4220
7.8736
35.202
6.8582
50.7705
21.0962
16.8611
22.0916
7.9214
10.963
2016
3.9918
13.5555
18.2003
16.7668
5.8939
7.1636
16.6532
8.5617
23.7280
20.515
86.6842
31.1990
20.0949
11.7885
Lampiran 1. 7 Data Varibel INST 2012-2016
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Kode
APLN
ASRI
BAPA
BSDE
DART
EMDE
GPRA
MTLA
PLIN
PTPP
RODA
SMRA
SSIA
TOTL
2012
0.6704
0.4699
0.6992
0.6313
0.0620
0.7186
0.693
0.2268
0.8884
0.0765
0.689
0.2117
0.2156
0.565
2013
0.6748
0.5181
0.6416
0.6313
0.5386
0.7421
0.693
0.2269
0.5954
0.0586
0.6831
0.3812
0.2154
0.565
2014
0.6704
0.5148
0.7689
0.6489
0.5386
0.6678
0.8359
0.2276
0.5994
0.0401
0.6831
0.3812
0.2154
0.565
2015
0.7713
0.5148
0.7689
0.6458
0.5386
0.6678
0.8525
0.367
0.8734
0.0364
0.6831
0.3812
0.2399
0.565
2016
0.7702
0.4389
0.7689
0.6106
0.5386
0.6678
0.8525
0.367
0.7872
0.001
0.6831
0.3812
0.2348
0.565
154
Lampiran 1. 8 Data Variabel Harga Saham 2012 -2016
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Kode
APLN
ASRI
BAPA
BSDE
DART
EMDE
GPRA
MTLA
PLIN
PTPP
RODA
SMRA
SSIA
TOTL
2012
370
600
139
1110
710
140
143
540
1620
788.9
350
950
1080
900
2013
215
430
66
1290
445
111
480
380
1920
1102.55
450
780
560
500
2014
335
560
51
1805
680
137
625
445
3750
3397.95
469
1520
1070
1120
2015
334
343
50
1800
420
144
600
215
4000
3683.09
595
1650
650
615
2016
210
352
50
1775
360
140
183
354
4850
3810
390
1325
434
765
Lampiran 1. 9 Output Eviews Common Effect Model
Sample: 2012 2016
Periods included: 5
Cross-sections included: 14
Total panel (balanced) observations: 70
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
ROE
EPS
PBV
BVS
PER
INST
-175.8257
-5937.230
12.35862
522.1540
0.338290
-0.214757
-103.6166
200.0558
1017.239
1.958943
33.62778
0.247598
1.643239
182.4535
-0.878883
-5.836615
6.308820
15.52746
1.366288
-0.130691
-0.567907
0.3828
0.0000
0.0000
0.0000
0.1767
0.8964
0.5721
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.919085
0.911379
312.0469
6134515.
-497.6588
119.2658
0.000000
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat
917.6070
1048.217
14.41882
14.64367
14.50814
1.393869
155
Lampiran 1. 10 Output Eviews Fixed Effect Model
Dependent Variable: HARGA_SAHAM
Method: Panel Least Squares
Date: 10/07/17 Time: 08:56
Sample: 2012 2016
Periods included: 5
Cross-sections included: 14
Total panel (balanced) observations: 70
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
ROE
EPS
PBV
BVS
PER
INST
-315.5799
-2688.596
7.450923
429.8435
1.358886
-1.653277
-584.0607
239.0544
808.5601
1.499785
30.22532
0.222836
1.144075
314.2229
-1.320117
-3.325165
4.967993
14.22130
6.098155
-1.445078
-1.858747
0.1928
0.0017
0.0000
0.0000
0.0000
0.1547
0.0690
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.977142
0.968456
186.1685
1732936.
-453.4148
112.4975
0.000000
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat
917.6070
1048.217
13.52614
14.16857
13.78132
2.230861
156
Lampiran 1. 11 Output Eviews Random Effect Model
Dependent Variable: HARGA_SAHAM
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 10/07/17 Time: 08:59
Sample: 2012 2016
Periods included: 5
Cross-sections included: 14
Total panel (balanced) observations: 70
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
ROE
EPS
PBV
BVS
PER
INST
-449.1025
-3483.799
8.307308
462.4187
1.049940
-1.050504
-106.6075
196.6797
761.7252
1.428723
26.87960
0.198443
1.084740
208.6165
-2.283421
-4.573565
5.814499
17.20333
5.290893
-0.968439
-0.511022
0.0258
0.0000
0.0000
0.0000
0.0000
0.3365
0.6111
Effects Specification
S.D.
Cross-section random
Idiosyncratic random
203.1910
186.1685
Rho
0.5436
0.4564
Weighted Statistics
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.895122
0.885134
211.5027
89.61647
0.000000
Mean dependent var
S.D. dependent var
Sum squared resid
Durbin-Watson stat
347.9140
624.0504
2818202.
1.546553
Lampiran 1. 12 Output Eviews Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects
Effects Test
Cross-section F
Cross-section Chi-square
Statistic
9.769057
88.487978
d.f.
Prob.
(13,50)
13
0.0000
0.0000
157
Lampiran 1. 13 Output Eviews Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Chi-Sq.
Statistic
Chi-Sq. d.f.
Prob.
24.312936
6
0.0005
PER
INST
Test Summary
Cross-section random
Lampiran 1. 14 Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas (Histogram Residual)
Uji Multikolinearitas
ROE
ROE
EPS
PBV
BVS
PER
INST
EPS
PBV
1.000000 0.589636 0.531509
0.589636 1.000000 0.357620
0.531509 0.357620 1.000000
-0.060968 0.675742 -0.013353
-0.324378 -0.221373 0.250441
-0.306123 -0.364063 -0.094981
BVS
-0.060968 -0.324378 -0.306123
0.675742 -0.221373 -0.364063
-0.013353 0.250441 -0.094981
1.000000 -0.043575 -0.306512
-0.043575 1.000000 0.146364
-0.306512 0.146364 1.000000
158
Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: Harvey
F-statistic
Obs*R-squared
Scaled explained SS
1.693181
9.720404
7.403375
Prob. F(6,63)
Prob. Chi-Square(6)
Prob. Chi-Square(6)
0.1374
0.1369
0.2851
Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic
Obs*R-squared
3.596125
7.382914
Prob. F(2,61)
Prob. Chi-Square(2)
0.0334
0.0249
Uji Cohcrane Orcutt
Dependent Variable: HARGA_SAHAM
Method: Least Squares
Date: 10/07/17 Time: 09:10
Sample (adjusted): 2 70
Included observations: 69 after adjustments
Convergence achieved after 14 iterations
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
ROE
EPS
PBV
BVS
PER
INST
AR(1)
-611.7985
-3160.770
8.838511
416.8237
1.102415
0.578031
115.3349
0.690508
221.7182
924.0491
1.787534
31.92436
0.228982
1.192614
194.0362
0.096144
-2.759351
-3.420565
4.944528
13.05660
4.814417
0.484676
0.594399
7.182007
0.0076
0.0011
0.0000
0.0000
0.0000
0.6296
0.5544
0.0000
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.940942
0.934164
270.3822
4459499.
-480.0440
138.8396
0.000000
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat
925.5433
1053.775
14.14620
14.40523
14.24897
1.821111
159
Download