BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian menggunakan model Inquiri dan metode konvensional dilakukan di Gugus Kartini dengan 2 SD sebagai subjek penelitian yaitu SD N Mangunsari 04 dan SD N Mangunsari 07 Kota Salatiga. Jumlah siswa kelas III keseluruhan dalam dua SD sebanyak 49 siswa. Instrumen penelitian dilakukan menggunakan lembar soal pretest dan postest berupa tes pilihan ganda serta lembar observsi guru dan siswa. Uji coba instrumen dilakukan melalui beberapa tahapan, anatara lain penyusunan kisi-kisi soal, uji coba instrumen soal di SD N Kalicacing 02 Kota Salatiga dan uji validitas serta reliabilitas menggunakan aplikasi SPSS 20. Hasil uji instrumen penelitian menunjukkan 20 soal signifikan dari 30 soal yang diujikan, angka korelasi ,809 yang berarti tingkat reliabilitas cukup baik. Penelitian dilakukan menggunakan variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel bebas menggunakan model pembelajaran Inquiri (X1) dan metode konvensional (X2). Sedangkan variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar Matematika siswa, yaitu hasil belajar yang diperoleh melalui penggunaan model pembelajaran Inquiri (Y1) dan hasil belajar Matematika melalui penggunaan metode konvensional (Y2). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif dan teknik analisis statistik. Teknis analisis statistik terdiri dari validitas instrumen dan reliabilitas instrumen. Teknik deskriptif mencakup hasil Min, Max, Mean, Standar Deviasi, Distribusi Frekuensi bergolong dan grafik, baik kelompok eksperimen ataupun kontrol. Bab IV dalam penelitian ini akan dipaparkan mengenai hasil pengolahan data penelitian serta pembahasan yang meliputi hasil penelitian pada implementasi pembelajaran menggunakan model pembelajaran Inquiri sebagai kelompok eksperimen, hasil penelitian pada penerapan metode konvensional sebagai kelompok kontrol, deskripsi komparasi hasil pengukuran, hasil uji beda penelitian, hasil uji hipotesis, hasil pembahasan dan keterbatasan penelitian. 45 46 4.1 Hasil Penelitiaan 4.1.1 Hasil Observer Proses Pembelajaran Matematika menggunakan Model Pembelajaran Inquiri sebagai Kelas Eksperimen a. Pertemuan 1 Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis, 7 April 2016 di kelas III SD Negeri Mangunsari 04. Pembelajaran diikuti oleh seluruh siswa kelas III yang berjumlah 25 siswa. Proses pembelajaran diawali dengan kegiatan pendahuluan yang meliputi salam, membimbing siswa untuk melakukan doa, mengabsen kehadiran siswa, memberikan soal pretest untuk mengukur pemahaman awal siswa mengenai materi menghitung keliling persegi dan persegi panjang, memberikan apersepsi dan penyampaian tujuan pembelajaran. Selanjutnya kegiatan inti adalah pembelajaran menggunakan model Inquiri yang terdiri dari sintagmatik yaitu penjelasan mengenai pelaksanaan model Inquri. Guru menjelaskan pelaksanaan kegiatan yang akan dilaksanakan dengan tujuan agar pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan sintak model. Setelah memberikan penjelasan mengenai pelaksanaan pembelajaran, guru membagi beberapa bangun datar persegi dan persegi panjang, guru memberikan suatu permasalahn kepada siswa dan siswa berhipotesa tentang keliling persegi dan persegi panjang yang mereka dapatkan. Guru meminta siswa menuliskan hasil hipotesanya di dalam lembar kerja siswa. Guru membimbing dalam pembentukan kelompok yang terdiri dari 3-4 siswa. Pembentukan kelompok dilakukan dengan cara acak dengan kesepakatan dari siswa. Kegiatan mencari informasi yang dilakukan oleh siswa dilaksanakan untuk mengetahui materi tentang rumus menghitung keliling persegi dan persegi panjang. Siswa membaca materi yang telah diberikan oleh guru dan mencatat hal-hal penting. Kegiatan mencatat hal-hal penting, dimaksudkan untuk pembelajaran bertukar informasi dengan teman lainnya. Selain kegiatan mencari informasi dan mencatat hal-hal penting dari informasi yang diperoleh, siswa juga menyusun informasi dengan kelompok. Kegiatan selanjutnya adalah tanya jawab tentang hal-hal yang belum dipahami, dan penjelasan materi secara garis besar. 47 a. Pertemuan 2 Pertemuan 2 dilaksanakan pada hari berikutnya yaitu hari Jumat, 8 April 2016 di SD Negeri Mangunsari 04. Kegiatan pembelajaran diikuti oleh seluruh siswa yang berjumlah 25 siswa. Proses pembelajaran diawali dengan mengulas kembali pembelajaran yang telah dilaksanakan pada pertemuan 1 mengenai materi menghitung keliling persegi dan persegi panjang, kemudian dilanjutkan dengan sintagmatik dari model Inquiri yang belum dilaksanakan pada pertemuan yang lalu, sebelum itu siswa dibagi ke dalam kelompok sebelumnya. Pelaksanaan kegiatan melakukan serangkaian uji coba tentang mengitung keliling persegi dan persegi panjang, siswa mengukur bangun yang telah diterimanya. Setelah mengukur untuk membuktikan hipotesisya, siswa dapat berdiskusi dengan teman sekolompoknya. Selanjutnya siswa bersama kelompok menuliskan hasil percobaan di dalam sebuah laporan sederhana dan kelompok memilih perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasilnya di depan kelas. Kegiatan berikutnya adalah tanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui oleh siswa. Guru bersama siswa meluruskan kesalahpahaman dan memberikan penguatan serta menyimpulkan hasil pembelajaran tentang menghitung keliling persegi dan persegi panjang. Proses pembelajaran diakhiri dengan kegiatan penutup berupa pemberian soal posttest untuk mengukur tingkat keberhasilan belajar. Selanjutnya guru memberikan tugas rumah, memberikan motivasi untuk belajar dengan giat, dan mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan doa. 4.1.2 Tingkat Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III SD Negeri Mangunsari 04 Menggunakan Model pembelajaran Inquiri Sebagai Kelas Eksperimen Tingkat hasil belajar Matematika siswa dipaparkan melalui statistik deskriptif dari hasil pretest dan posttest yang terdiri dari rata-rata (mean), nilai tertinggi (max), nilai terendah (min), standar deviasi, distribusi frekuensi dan penyajiannya dalam bentuk grafik. 48 Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen SD N Mangunsari 04 Kelompok Jumlah Siswa Minimum Maximum Mean Std. Deviasi Nilai Pretest 25 35 85 56,20 12,689 Nilai Posttest 25 55 95 77,80 10,316 Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen (nilai pretest) sebelum proses pembelajaran dengan perlakuan model Inquiri sebesar 56,20 dengan standar deviasi 12,689. Setelah pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model Inquiri didapatkan nilai rata-rata (nilai posttest) meningkat menjadi 77,80 dengan standar deviasi 10,316. Nilai tertinggi yang dicapai pada pretest adalah 85 dan nilai terendahnya adalah 35, sedangkan pada posttest nilai tertinggi yang dicapai adalah 95 dan nilai terendahnya adalah 55. Jumlah siswa yang mengikuti pretest dan posttest sebanyak 25 siswa. Jumlah data yang disajikan cukup banyak, sehingga peneliti menyusun data menggunakan tabel distribusi frekuensi agar penyajian lebih efisien. Penyajian tabel distribusi frekuensi menggunakan kelas interval yang diperoleh dari selisih skor maksimal dikurangi skor minimal dibagi jumlah kelas. Penentuan jumlah kelas menggunakan rumus Sturges (Sugiyono, 2013: 35) yaitu K= 1+ 3,3 log n. K adalah jumlah kelas dan n adalah banyaknya data/siswa. Melalui rumus dapat diperoleh K= 1+ 3,3 .log 25 = 1+ 4,697 = 5,697 atau dibulatkan menjadi 6. Interval kelas didapatkan dari hasil rentang (skor maksimal-skor minimal) dibagi jumlah kelas yaitu = 10. Hasil distribusi frekuensi nilai pretest dan posttest kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut. 49 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest dan posttest Kelas Eksperimen SD N Mangunsari 04 No Kelas Interval Nilai Pretest Presentase Frekuensi Nilai Posttest Presentase Frekuensi 1. 35-44 3 12% 0 0% 2. 44-53 9 36% 0 0% 3. 53-62 4 16% 2 8% 4. 62-71 7 28% 6 24% 5. 71-80 1 4% 9 36% 6. 80-89 1 4% 3 12% 7. 89-98 0 0% 5 20% 25 100% 25 100% Jumlah Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa nilai pretest terdapat 3 siswa yang mendapatkan nilai antara 35-44 dengan persentase 12%, 9 siswa yang mendapatkan nilai antara 44-53 dengan persentase 36%, 4 siswa mendapatkan nilai antara 53-62 dengan persentase 16%, 7 siswa mendapatkan nilai antara 62-71 dengan persentase 28%, 1 siswa mendapatkan nilai antara 71-80 dengan presentase 4%, 1 siswa mendapatkan nilai antara 80-89 dengan presentase 4%, serta tidak ada siswa yang mendapatkan nilai antara 89-98. Pada nilai posttest mengalami peningkatan yaitu tidak ada siswa yang mendapat nilai antara 35-44 dan 44-53. 2 siswa mendapatkan nilai antara 53-62 dengan presentase 8%, 6 siswa mendapatkan nilai antara 62-71 dengan presentase 24%, 9 siswa mendapatkan nilai antara 71-80 dengan presentase 36%, 3 siswa mendapatkan nilai antara 80-89 dengan presentase 12%, dan 5 siswa mendapatkan nilai antara 89-98 dengan presentase 20%. Untuk lebih memperjelas daftar distribusi frekuensi nilai pretest dan posttest maka disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut 50 Gambar 4.1 Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen Gambar 4.2 Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen 51 4.1.3 Hasil Observasi Proses Pembelajaran Matematika Menggunakan Metode Konvensional Sebagai Kelas Kontrol a. Pertemuan 1 Pertemuan 1 pada kegiatan pembelajaran matematika menggunakan metode konvensional di kelas III SD Negeri Mangunsari 07 dilaksanakan pada hari Jumat, 15 April 2016. Proses pembelajaran diikuti oleh seluruh siswa kelas III yang berjumlah 24 siswa dengan alokasi waktu 2 × 35 menit. Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam kepada siswa, membimbing untuk melakukan doa, presensi. Selanjutnya guru memberikan soal pretes untuk dikerjakan siswa, dan memberikan apersepsi sebelum pelaksanaan pembelajaran serta penyampaian tujuan pembelajaran. Kegiatan inti dalam pembelajaran menggunakan Metode konvensional yang terdiri dari ceramah, tanya jawab dan diskusi. Guru menjelaskan pelaksanaan kegiatan yang akan dilaksanakan dengan tujuan agar pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan langkah pembelajaran. Setelah memberikan penjelasan mengenai pelaksanaan pembelajaran, guru memberikan ceramah/menerangkan materi menghitung keliling persegi dan persegi panjang di depan kelas kepada siswa, guru meminta siswa mencatat materi ke dalam buku catatan siswa dan guru bertanya jawab kepada siswa apabila ada materi yang belum dipahami dan penjelasan materi secara garis besar. b. Pertemuan 2 Pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Sabtu, 16 April 2016 di SD Negeri Mangunsari 07 yang didikiti oleh seluruh siswa kelas III dengan jumlah 24 siswa. Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengulas kembali pembelajaran yang telah dilaksanakan pada pertemuan 1 mengenai materi mengitung keliling persegi dan persegi panjang, kemudian dilanjutkan dengan pembelajaran dari metode yang belum dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya yaitu pembentukan kelompok yang terdiri dari 3-4 siswa. Pembentukan kelompok dilakukan dengan cara acak melalui kesepakatan dari siswa. 52 Selanjutnya guru membagikan lembar kerja siswa dimasing-masing kelompok. Guru meminta siswa secara berkelompok berdiskusi menyelesaikan soal yang ada dalam lembar kerja siswa. Setelah semua selesai, guru meminta tiap kelompok memilih perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Kegiatan berikutnya adalah tanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui oleh siswa. Guru bersama siswa meluruskan kesalahpahaman dan memberikan penguatan serta menyimpulkan hasil pembelajaran tentang menghitung keliling persegi dan persegi panjang. Proses pembelajaran diakhiri dengan kegiatan penutup berupa pemberian soal posttest untuk mengukur tingkat keberhasilan belajar. Selanjutnya guru memberikan tugas rumah, memberikan motivasi untuk belajar dengan giat, dan mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan doa. 4.1.4 Tingkat Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III SD Negeri Mangunsari 07 Menggunakan Metode Konvensional Sebagai Kelas Kontrol Tingkat hasil belajar Matematika siswa dipaparkan melalui statistik deskriptif dari hasil pretest dan posttest yang terdiri dari rata-rata (mean), nilai tertinggi (max), nilai terendah (min), standar deviasi, distribusi frekuensi dan penyajiannya dalam bentuk grafik. Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol SD N Mangunsari 07 Kelompok Jumlah Siswa Minimum Maximum Mean Std. Deviasi Nilai Pretest 24 20 70 44,17 14,039 Nilai Posttest 24 30 80 50,63 12,186 Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas kontrol (nilai pretest) sebelum proses pembelajaran dengan perlakuan metode konvensional sebesar 44,17 dengan standar deviasi 14,039. Setelah pelaksanaan 53 pembelajaran dengan menerapkan metode konvensional didapatkan nilai rata-rata (nilai posttest) meningkat menjadi 50,63 dengan standar deviasi 12,186. Nilai tertinggi yang dicapai pada pretest adalah 70 dan nilai terendahnya adalah 20, sedangkan pada posttest nilai tertinggi yang dicapai adalah 80 dan nilai terendahnya adalah 30. Jumlah siswa yang mengikuti pretest dan posttest sebanyak 24 siswa. Jumlah data yang disajikan cukup banyak, sehingga peneliti menyusun data menggunakan tabel distribusi frekuensi agar penyajian lebih efisien. Penyajian tabel distribusi frekuensi menggunakan kelas interval yang diperoleh dari selisih skor maksimal dikurangi skor minimal dibagi jumlah kelas. Penentuan jumlah kelas menggunakan rumus Sturges (Sugiyono, 2013: 35) yaitu K= 1+ 3,3 log n. K adalah jumlah kelas dan n adalah banyaknya data/siswa. Melalui rumus dapat diperoleh K= 1+ 3,3 .log 24 = 1+ 4,68 = 5,68 atau dibulatkan menjadi 6. Interval kelas didapatkan dari hasil rentang (skor maksimal-skor minimal) dibagi jumlah kelas yaitu = 10. Hasil distribusi frekuensi nilai pretest dan posttest kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol SD N Mangunsari 07 1. 20-29 Nilai Pretest Frekuensi 3 12,5% Nilai Posttest Frekuensi 0 2. 29-38 5 20,83% 3 12,5% 3. 38-47 6 25% 6 25% 4. 47-56 6 25% 8 33,33% 5. 56-65 2 8,33% 6 25% 6. 65-74 2 8,33% 0 0% 7. 74-83 0 0% 1 4,16% 24 100% 24 100% No Kelas Interval Jumlah Presentase Presentase 0% 54 Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa nilai pretest terdapat 3 siswa yang mendapatkan nilai antara 20-29 dengan persentase 12,5%, 5 siswa yang mendapatkan nilai antara 29-38 dengan persentase 20,83%, 6 siswa mendapatkan nilai antara 38-47 dengan persentase 25%, 6 siswa mendapatkan nilai antara 47-56 dengan persentase 25%, 2 siswa mendapatkan nilai antara 56-65 dengan presentase 8,33%, 2 siswa yang mendapatkan nilai antara 65-74 dengan presentase 8,33% serta tidak ada siswa yang mendapat nilai antara 74-83. Pada nilai posttest mengalami peningkatan yaitu tidak ada siswa yang mendapatkan nilai antara 20-29. 3 siswa mendapatkan nilai antara 29-38 dengan persentase 12,5%, 6 siswa yang mendapatkan nilai antara 38-47 dengan persentase 25%, 8 siswa mendapatkan nilai antara 47-56 dengan persentase 33,33%, 6 siswa memperoleh nilai antara 56-65 dengan presentase 25%. Tidak ada siswa yang mendapat nilai antara 65-74 dengan presentase 0%. 1 siswa yang mendapatkan nilai antara 74-83 dengan presentase 4,16%. Untuk lebih memperjelas daftar distribusi frekuensi nilai pretest dan posttest maka disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut Gambar 4.3 Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas kontrol 55 Gambar 4.4 Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas kontrol 4.1.5 Deskripsi Komparasi Hasil Pengukuran Deskripsi komparasi dalam penelitian ini memaparkan tentang pengaruh dari hasil pengukuran mengenai kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan nilai pretest dan posttest. Deskripsi komparasi disajikan dalam bentuk tabel dan grafik berikut. Tabel 4.5 Komparasi Hasil Pengukuran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Rerata skor (mean) kelas Eksperimen Kontrol Keterangan selisih skor Pretest 56,20 44,17 12.03 Posttest 77,80 50,63 27,17 Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nilai ratarata tahap pengukuran awal yang ditunjukkan oleh adanya selisih skor antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 12,03 dimana rata-rata kelas eksperimen lebih unggul. Pada tahap pengukuran akhir juga terdapat perbedaan nilai rata-rata yang ditunjukkan adanya selisih skor antara kelas eksperimen dan 56 kelas kontrol sebesar 27,17 dimana nilai rata-rata kelas eksperimen lebih unggul. Secara singkat deskripsi komparasi hasil pengukuran dapat dilihat pada grafik berikut. Gambar 4.5 Grafik Deskripsi Komparasi Hasil Pengukuran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 100 80 60 Pretest 40 Posttest 20 0 Eksperimen 4.1.6 Kontrol Hasil Uji Perbedaan Rerata Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model pembelajaran Inquiri dan Metode Konvensional Hasil uji beda dalam penelitian ini memaparkan tentang teknik analisis data yang digunakan yaitu uji prasyarat dan uji hipotesis. Uji prasyarat terdiri atas uji normalitas dan uji homogenitas yang digunakan untuk mengetahui distribusi kenormalan dan tingkat kesetaraan data. Pengujian normalitas dan homogenitas data dianalisis menggunakan bantuan SPSS 20 for windows. 4.1.6.1 Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Uji normalitas dilakukan dengan cara klik analyze- descriptive statisticesplore- memasukan data pada kolom dependent list-pilih plots-pilih normality test with plots-continue-ok. Pengujian normalitas menggunakan KolmogorovSmirnov, dengan ketentuan data dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi > 0,05. Hasil uji normalitas data-data yang digunakan adalah sebagai berikut. 57 Tabel. 4.6 Hasil uji normalitas pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol Tests of Normality faktor Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic Df Sig. Nilaipret 1 ,167 25 ,069 ,955 25 ,325 est 2 ,200 24 ,014 ,947 24 ,229 a. Lilliefors Significance Correction Data diatas menunjukkan bahwa hasil uji normalitas data pretest berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat signifikan data pada kolom ShapiroWilk jika ∑ 50 yang menunjukkan angka 0,325 dan 0,229 dimana angka tersebut sudah melebihi angka signifikasi yaitu 0,05. Tabel. 4.7 Hasil uji normalitas posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol Tests of Normality Fakto Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk r Statistic Df Sig. Statistic Df Sig. Nilaipostt 1 ,105 25 ,200* ,967 25 ,573 * est 2 ,105 24 ,200 ,968 24 ,613 *. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction Data diatas menunjukkan bahwa hasil uji normalitas data posttest berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat signifikan data pada kolom ShapiroWilk jika ∑ 50 yang menunjukkan angka 0,573 dan 0,613 dimana angka tersebut sudah melebihi angka signifikasi yaitu 0,05. Setelah uji normalitas berupa distribusi kenormalan data terpenuhi, selanjutnya peneliti melakukan uji homogenitas atau tingkat kesetaraan data dengan melakukan uji homogenitas dengan langkah-langkah analyze-descriptives statistic-explore-memasukkan data pada kolom dependent list-pilih plots-pilih untransformed pada lavine test-continue-ok. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah daya tarik dari masing-masing kelompok sampel mempunyai varian yang sama atau tidak, dilakukan dengan uji SPSS dengan langkah-langkah analyze-descriptives statistic- 58 explore-memasukkan data pada kolom dependent list-pilih plots-pilih untransformed pada lavine test-continue-ok. Tabel 4.8 Uji Homogenitas Pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol Test of Homogeneity of Variance Levene df1 Statistic Nilaipret Based on Mean ,117 est Based on Median ,000 Based on Median and ,000 with adjusted df Based on trimmed ,116 mean Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa df2 Sig. 1 1 47 47 ,733 ,989 1 40,794 ,989 1 47 ,735 hasil output test of homogeneity of variance nilai pretest menunjukkan angka signifikansi yang adalah untuk probabilitaas based on mean = 0,733, untuk based on median = 0,989, kemudian untuk based on median and with adjusted df = 0,989 dan probabilitas based on trimmed mean = 0,735. Kesimpulan dari data yang diperoleh adalah homogen, karena probabilitas populasi data > 0,05. Tabel 4.9 Uji Homogenitas Posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol Test of Homogeneity of Variance Levene df1 Statistic Nilaipostt Based on Mean ,390 est Based on Median ,344 Based on Median and ,344 with adjusted df Based on trimmed ,353 mean Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa nilai df2 Sig. 1 1 47 47 ,536 ,560 1 45,819 ,560 1 47 ,555 posttest menunjukkan angka signifikansi pada based on mean = 0,536, based on median = 0,560, based on median and with adjusted df = 0,560 dan probabilitaas based on trimmed mean = 0,555. Nilai probabilitas keseluruhan menunjukkan angka signifikansi > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa populasi data nilai posttest kelompok eksperimen dan kontrol memiliki varian yang sama atau homogen. 59 4.1.6.2 Uji Beda Rata-Rata nilai pretest dan posttest Hasil Belajar Matematika Perhitungan uji t bertujuan untuk melihat perbedaan hasil belajar antara yang diberi perlakuan menggunakan pembelajaran dengan model Inquiri dengan siswa yang melakukan pembelajaran dengan metode konvensional. Perhitungan uji t dilakukan dengan SPSS 20 for Windows menggunakan Independent sample T-Test. Perhitungan uji beda rata-rata nilai pretest dan posttest hasil belajar matematika. Hasil uji t dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut. Tabel 4.10 Hasil Uji Beda Rata-Rata nilai pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol Independent Samples Test Levene's t-test for Equality of Means Test for Equality of Variances F Sig. T Df Sig. Mean (2- Differe taile nce d) Std. Error Diffe rence 95% Confidence Interval of the Difference Lower Uppe r nilai Equal 19,71 prete variances ,117 ,733 3,150 47 ,003 12,033 3,820 4,349 8 st assumed Equal variances 46,06 19,73 3,144 ,003 12,033 3,828 4,329 not 7 8 assumed Berdasarkan Tabel 4.9 terlihat hasil F hitung levene test sebesar 0,117 dengan probabilitas sebesar 0,733 > 0,05 yang artinya bahwa kedua populasi memiliki variance sama atau dengan kata lain kedua kelas homogen, dengan demikian analisis uji beda t-test nilai pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol harus menggunakan asumsi equal variance assumed. Berdasarkan Tabel 4.9 terlihat bahwa nilai t adalah 3,150 dengan probabilitas signifikasi 0,003 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak artinya ada pengaruh model 60 pembelajaran Inquiri terhadap hasil belajar matematika siswa kelas III SD Mangunsari 04 Kota Salatiga Semester II 2015/2016. Perbedaan rata-ratanya adalah 12,033. Tabel 4.11 Hasil Uji Beda Rata-Rata nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol Independent Samples Test Levene's t-test for Equality of Means Test for Equality of Variances F Sig. T Df Sig. Mean (2- Differe taile nce d) Std. Error Differe nce 95% Confidence Interval of the Difference Lowe Uppe r r nilaip Equal osttes variance 20,69 33,65 ,390 ,536 8,438 47 ,000 27,175 3,221 t s 6 4 assumed Equal variance 45,08 20,66 33,68 8,409 ,000 27,175 3,232 s not 3 6 4 assumed Berdasarkan Tabel 4.10 terlihat hasil F hitung levene test sebesar 0,390 dengan probabilitas sebesar 0,536 > 0,05 yang artinya bahwa kedua populasi memiliki variance sama atau dengan kata lain kedua kelas homogen, dengan demikian analisis uji beda t-test nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol harus menggunakan asumsi equal variance assumed. Berdasarkan Tabel 4.10 terlihat bahwa nilai t adalah 8,438 dengan probabilitas signifikasi 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak artinya ada pengaruh model pembelajaran Inquiri terhadap hasil belajar matematika siswa kelas III SD Negeri Mangunsari 04 Kota Salatiga Semester II 2015/2016. Perbedaan rata-ratanya adalah 27,175. 61 4.1.7 Hasil Uji Hipotesis Hasil uji beda rata-rata terhadap hasil nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dijadikan acuan untuk menguji hipotesis. Hipotesis yang telah dirumuskan adalah sebagai berikut: 1. Ho : Tidak ada pengaruh hasil belajar yang positif dan signifikan dalam penerapan model pembelajaran Inquiri terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas III SD Negeri Mangunsari 04 Kota Salatiga Semester II 2015/2016. 2. Ha : Ada pengaruh hasil belajar yang positif dan signifikan dalam penerapan model pembelajaran Inquiri terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas III SD Negeri Mangunsari 04 Kota Salatiga Semester II 2015/2016. Berdasarkan perolehan F hitung pada varian model pembelajaran sebesar 0,390, pada taraf signifikansi/probabilitas 0,536 > 0,05, maka Ha diterima yaitu ada pengaruh hasil belajar yang positif dan signifikan dalam penerapan model pembelajaran Inquiri terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas III SD Negeri Mangunsari 04 Kota Salatiga Semester II 2015/2016. 4.2 Pembahasan Penelitiaan Penelitian telah dilakukan di SD gugus Kartini yaitu SD Negeri Mangunsari 04 sebagai kelas eksperimen dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan model Inquiri dan SD Negeri Mangunsari 07 sebagai kelas kontrol dengan melaksanakan pembelajaran menggunakan metode Konvensional berjalan lancar sesuai dengan sintak dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Penelitian yang dilakukan di SD Negeri Mangunsari 04 sebagai kelompok eksperimen menggunakan model Inquiri. Guru telah melaksanakan sintak pembelajaran sesuai dengan model. Penelitian difokuskan pada rumusan masalah seperti yang telah diuraikan pada bab I yaitu ‘’apakah ada pengaruh hasil belajar Matematika siswa kelas III SD Negeri Mangunsari o4 yang positif dan signifikan dalam pembelajaran menggunakan model Inquiri?’’ Hasil uji prasyarat dari kedua kelompok penelitian adalah homogen karena 62 Nilai pretest kelompok eksperimen dan kontrol sebesar 0,733 > 0,05 dan nilai posttest sebesar 0,536 > 0,05. Kesimpulan dari hasil uji prasyarat adalah kedua varian tersebut (kelas eksperimen dan kontrol) homogen. Sedangkan hasil uji normalitas pretest-posttest secara keseluruhan melebihi 0,05 sehingga dapat disimpulkan kelas eksperimen dan kontrol berdistribusi normal. Analisis deskriptif dari perolehan skor kelompok eksperimen dilihat dari hasil pretest sebesar 56,20 meningkat menjadi 77,80 dilihat dari hasil posttest. Sedangkan pada kelompok kontrol juga mengalami peningkatan yaitu perolehan skor pretest sebesar 44,17 dan hasil posttest sebesar 50,63. Distribusi frekuensi nilai pretest kelompok eksperimen menunjukkan 3 siswa yang mendapatkan nilai antara 35-44 dengan persentase 12%, 9 siswa yang mendapatkan nilai antara 44-53 dengan persentase 36%, 4 siswa mendapatkan nilai antara 53-62 dengan persentase 16%, 7 siswa mendapatkan nilai antara 62-71 dengan persentase 28%, 1 siswa mendapatkan nilai antara 71-80 dengan presentase 4%, 1 siswa mendapatkan nilai antara 80-89 dengan presentase 4%, serta tidak ada siswa yang mendapatkan nilai antara 89-98. Pada nilai posttest mengalami peningkatan yaitu tidak ada siswa yang mendapat nilai antara 35-44 dan 44-53. 2 siswa mendapatkan nilai antara 53-62 dengan presentase 8%, 6 siswa mendapatkan nilai antara 62-71 dengan presentase 24%, 9 siswa mendapatkan nilai antara 71-80 dengan presentase 36%, 3 siswa mendapatkan nilai antara 80-89 dengan presentase 12%, dan 5 siswa mendapatkan nilai antara 89-98 dengan presentase 20%. Distribusi frekuensi kelas kontrol dilihat dari nilai pretest diketahui terdapat 3 siswa yang mendapatkan nilai antara 20-29 dengan persentase 12,5%, 5 siswa yang mendapatkan nilai antara 29-38 dengan persentase 20,83%, 6 siswa mendapatkan nilai antara 38-47 dengan persentase 25%, 6 siswa mendapatkan nilai antara 47-56 dengan persentase 25%, 2 siswa mendapatkan nilai antara 56-65 dengan presentase 8,33%, 2 siswa yang mendapatkan nilai antara 65-74 dengan presentase 8,33% serta tidak ada siswa yang mendapat nilai antara 74-83. Pada nilai posttest mengalami peningkatan yaitu tidak ada siswa yang mendapatkan nilai antara 20-29. 3 siswa mendapatkan nilai antara 29-38 dengan 63 persentase 12,5%, 6 siswa yang mendapatkan nilai antara 38-47 dengan persentase 25%, 8 siswa mendapatkan nilai antara 47-56 dengan persentase 33,33%, 6 siswa memperoleh nilai antara 56-65 dengan presentase 25%. Tidak ada siswa yang mendapat nilai antara 65-74 dengan presentase 0%. 1 siswa yang mendapatkan nilai antara 74-83 dengan presentase 4,16%. Hipotesis hasil penelitian diterima dapat dilihat juga dari hasil uji beda rata-rata hasil belajar siswa. Perhitungan uji t dilakukan dengan bantuan SPSS 20 for Windows menggunakan Independent Sample T-Test. Perhitungan uji beda ratarata bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan model Inquiri dan yang dibelajarkan dengan metode konvensional. Berdasarkan Independent Sample T-Test terlihat hasil F hitung levene test sebesar 0,117 dengan probabilitas sebesar 0,733 > 0,05 sehingga dapat dikatakan kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki variansi yang sama, yang artinya bahwa kedua kelas homogen, dengan demikian analisis uji beda t-test nilai pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol harus menggunakan asumsi equal variance assumed, terlihat bahwa nilai t adalah 3,150 dengan probabilitas signifikasi 0,003 < 0,05 maka dari tabel Independent Sample T-Test dapat disimpulkan bahwa ‘’Ada pengaruh hasil belajar yang positif dan signifikan dalam penerapan model pembelajaran Inquiri terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas III SD Negeri Mangunsari 04 Kota Salatiga Semester II 2015/2016’’. Berdasarkan Independent Sample T-Test terlihat hasil F hitung levene test sebesar 0,390 dengan probabilitas sebesar 0,536 > 0,05 sehingga dapat dikatakan kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki variansi yang sama, yang artinya bahwa kedua kelas homogen, dengan demikian analisis uji beda t-test nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol harus menggunakan asumsi equal variance assumed, terlihat bahwa nilai t adalah 8,438 dengan probabilitas signifikasi 0,000 < 0,05 maka dari tabel Independent Sample T-Test dapat disimpulkan bahwa ‘’Ada pengaruh hasil belajar yang positif dan signifikan dalam penerapan model pembelajaran Inquiri terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas III SD Negeri Mangunsari 04 Kota Salatiga Semester II 2015/2016’’ 64 Salah satu yang menyebabkan rata-rata skor kedua kelas berbeda adalah model pembelajaran yang digunakan. Pada kelas eksperimen nilai rata-rata lebih tinggi sebab adanya penggunaan model pembelajaran inquiri yang menitikberatkan pada aktifitas siswa dalam belajar. Dalam proses belajarnya, siswa diberikan kesempatan untuk menemukan sendiri rumus keliling persegi dan panjang melalui kegiatan mengukur sendiri media bangun persegi dan persegi panjang yang telah diberikan oleh guru. Sebelum siswa mengukur bangun persegi dan persegi panjang untuk mencari kelilingnya, siswa diajak untuk berhipotesa terlebih dahulu dari bangun persegi dan persegi panjang yang telah diterima oleh masing-masing siswa. Setelah itu siswa menuliskan hasil hipotesanya di dalam LKS. Kemudian siswa dibentuk ke dalam kelompok yang telah diacak oleh guru untuk menguji hipotesa melalui kerja kelompok. Siswa diberi waktu untuk berdiskusi menemukan hasil dari hipotesa yang telah mereka buat bersama kelompoknya, kemudian menuliskan hasil hipotesanya dalam sebuah LKS dan guru meminta salah satu perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasilnya di depan kelas dengan pengawasasan dari guru serta guru memberikan kesimpulan di akhir pembelajaran. Dalam pembelajaran ini guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan dan membimbing siswa, jika mengalami kesulitan dalam proses penemuan. Pembelajaran menggunkan model inquiri ini sangat menarik dan dirasa oleh siswa sangat menyenangkan serta tidak monoton. Antusias siswa dalam menerima pembelajaran sangatlah tinggi, siswa sangat bersemangat saat diberi kesempatan untuk dapat mengukur sendiri bangun persegi dan persegi panjang secara langsung. Kesempatan kerja kelompok yang diberikan oleh guru dilakukan dengan baik oleh siswa, siswa bersama kelompok dapat bekerja sama dan saling membantu untuk mendapatkan hasil yang terbaik dari mengukur bangun persegi dan persegi panjang. Aktifitas siswa dengan gurupun berjalan dengan lancar, kelompok yang mengalami kesulitan berani untuk bertanya kepada guru. Guru dan siswa dapat memberikan umpan balik yang baik selama proses pembelajaran. 65 Berbeda dengan kelas kontrol yang diajarkan dengan metode konvensional. Pada pembelajaran ini guru lebih banyak menempatkan siswa sebagai obyek dan bukan sebagai subyek didik. Dalam hal ini guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan berfikir kreatif, obyektif, dan logis sehingga menyebabkan siswa cenderung pasif, hanya saja dalam pembelajaran dengan metode konvensional kali ini guru memberikan dengan adanya diskusi. Sebelum siswa mengadakan diskusi, guru memberikan ceramah terlebih dahulu mengenai rumus keliling persegi dan persegi panjang kepada siswa dan sedikit tanya jawab. Kemudian siswa dibagi ke dalam kelompok yang telah ditentukan oleh guru untuk mengerjakan soal latihan mengenai keliling persegi dan persegi panjang. Pembelajaran dengan model Inquiri menjadikan hasil belajar matematika siswa kelas III SD Negeri Mangunsari 04 lebih tinggi dari pada hasil belajar matematika siswa kelas III SD Negeri Mangunsari 07 yang dibelajarkan dengan metode konvensional, sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan model Inquiri berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa. Hosnan (2014: 342) menyatakan sintaks model Inquiri antara lain: 1) Orientasi. 2) Merumuskan Masalah. 3) Merumuskan Hipotesis. 4) Mengumpulkan Data. 5) Menguji Hipotesis. 6) Merumuskan Kesimpulan. Pembelajaran dengan model Inquiri membuat siswa dapat menyelidiki, mencari, mendapatkan, dan memperoleh informasi dengan menekankan pada proses berpikir kritis, logis, dan analitis sehingga siswa dapat menemukan, dan memecahkan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan melalui pengalaman belajar mereka sendiri. Pembelajaran yang demikian mengakibatkan hasil belajar siswa dengan Inquiri lebih baik dari pada hasil belajar siswa dengan metode konvensional. Hal ini sejalan dengan Kurniawati. P (2013) dalam penelitiaaan tentang Eksperimentasi pembelajaran matematika melalui metode inquiri terhadap hasil belajar ditinjau dari tingkat kecerdasan emosional siswa kelas VIII semester genap tahun ajaran 2012/2013 SMP Muhamadiyah 5 Surakarta dan hasil penelitiannya menyatakan bahwa ada perbedaan efek antara pembelajaran metode inquiri 66 dengan metode konvensional terhadap hasil belajar matematika. Hal ini dapat ditunjukkan oleh = 8,468 dan nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen sebesar 72, 19 dan kelas kontrol sebesar 61, 65, maka metode pembelajaran inquiri lebih baik daripada metode konvensional. Afnijailani. N (2015) melalui penelitiannya tentang Pengaruh Model Pembelajaran Inquiri Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Pada Materi Luas Permukaan Dan Volume Kubus Dan Balok dan hasil penelitiannya mengatakan bahwa ada perbedaan kemampuan komunikasi matematika siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan kemampuan komunikasi matematika siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji t, diperoleh nilai thitung = 3,599 dan ttabel = 1,68 dengan membandingkan nilai thitung dan ttabel diperoleh thitung > ttabel ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematika siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan komunikasi matematika siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional, pada materi kubus dan balok. Pemaparan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh nilai awal dan akhir penggunaan model pembelajaran Inquiri dalam pencapaian hasil belajar matematika siswa kelas III SD Negeri Mangunsari 04 Kota Salatiga semester II 2015/2016 dan ada pengaruh yang positif dan signifikan antara hasil akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol.