meng/onsumsi ma/anan tin

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pola makan yang kurang seimbang dan tidak sehat yaitu dengan banyak
mengkonsumsi makanan tinggi lemak dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam
darah. Berat badan yang berlebih atau obesitas juga dapat meningkatkan kadar
kolesterol darah. Konsumsi makanan rendah serat, tinggi kalori, dan lemak dapat
meningkatkan potensi terjadinya kondisi hiperlipidemia (Kreisberg & Reusch,
2005). Sumber kalori dari makanan yang tidak digunakan oleh tubuh akan diubah
dan disimpan sebagai cadangan lemak. Fungsi lemak diantaranya adalah sebagai
sumber energi, pelindung organ tubuh, sumber asam lemak esensial, alat angkut
vitamin larut lemak, dan memelihara suhu tubuh. Lemak yang terkandung
biasanya berupa trigliserida dan kolesterol, apabila makanan tersebut makin
sering dikonsumsi maka kadar trigliserida dan kolesterol dalam tubuh akan
semakin tinggi, kadar lemak yang melebihi batas normal dalam tubuh dapat
menimbulkan masalah klinis (hiperlipidemia). Hiperlipidemia mengakibatkan
peningkatan kadar LDL (Low Density Lipopreotein). Oksidasi LDL memicu
proses pembentukan plak (gumpalan) dalam pembuluh darah dan dapat
menyebabkan atherosklerosis, yang mengakibatkan penyakit kardiovaskular serta
stroke (Hirunpanich et al., 2005; Agoreyo et al., 2008).
Nasi adalah sumber karbohidrat utama bagi masyarakat Indonesia. Nasi
diperoleh dari hasil budidaya padi berbagai kultivar. Menurut Steenis (1997), padi
jenis Oryza sativa L. merupakan jenis yang umum ditanam di Indonesia. Berbagai
jenis padi ditanam di Indonesia, di antaranya terdapat kultivar yang kaya akan
kandungan antioksidan, yaitu kultivar Cempo Ireng (beras hitam) dan Cempo
Abang (beras merah). Senyawa antioksidan seperti antosianin, β-karoten, vitamin
E, fenol, dan flavonoid ditemukan pada tanaman sumber karbohidrat, seperti ubi
jalar (Huang et al., 2004), padi (Ling et al., 2001), dan umbi – umbian (Rahmat et
al., 2003). Bahkan menurut Wang et al. (2007), kandungan antosianin pada
ekstrak beras hitam mencapai 43,2%. Berdasarkan penelitian Anggraeni (2011)
diketahui bahwa nasi dari padi kultivar
1
Cempo Abang
memiliki aktivitas
antioksidan berupa antosianin dan vitamin E yang lebih tinggi dibandingkan
Cempo Ireng, namun padi Cempo Ireng memiliki kandungan antosianin dan
vitamin E yang lebih tinggi daripada Cempo Abang dan IR-64. Pada penelitian
Xia et al. (2006), antosianin yang diekstrak dari beras hitam mampu memperbaiki
profil lipid dan mencegah perkembangan pembentukan plak pada mencit yang
mengalami defisiensi apolipoprotein-E. Pemberian beras hitam dan beras merah
mampu meningkatkan antioksidan dalam darah dan menurunkan perkembangan
plak pada atherosklerosis kelinci hiperlipidemia (Ling et al., 2001). Meskipun
diketahui memiliki manfaat yang lebih baik, kedua kultivar padi Cempo Abang
dan Cempo Ireng masih belum banyak dikonsumsi masyarakat jika dibandingkan
dengan padi putih (IR-64).
Hiperlipidemia merupakan salah satu faktor yang meningkatkan resiko
penyakit kardiovaskular. Keadaan
hiperlipidemia berkaitan erat dengan
metabolisme lipid. Metabolisme lipid banyak dilakukan di hati, sehingga selain
kardiovaskular, ada kemungkinan kondisi hiperlipidemia juga mempengaruhi
fungsi hati. Jika berat lipid di hati sudah melebihi 5% maka dapat menyebabkan
perlemakan (steatosis hati) yang mengakibatkan hati tidak dapat mengatur
metabolisme lemak dan sintesis kolesterol (Lu, 1995; Nutracare, 2008). Hati
dapat mentoleransi kelebihan kadar kolesterol dalam tubuh dengan mengurangi
sintesis kolesterol yang dihasilkan. Namun bila kelebihan tersebut tidak dapat
ditanggulangi lagi, maka akan menyebabkan degenerasi lemak bahkan nekrosis
hepatosit hati. Selain hati, fungsi ginjal juga sangat dipengaruhi oleh adanya
berbagai faktor resiko yang disertai penyakit dasar seperti hipertensi,
dislipidemia, dan hiperlipidemia. Kondisi hiperlipidemia juga dapat menyebabkan
kelainan pada struktur ginjal yang selanjutnya memicu terjadinya penyakit ginjal
kronis (Cappeli et al., 1992).
Kultivar padi Cempo Ireng dan Cempo Abang yang kaya akan antioksidan
belum dimanfaatkan secara optimal sebagai antihiperlipidemia oleh masyarakat
Indonesia. Penelitian mengenai nasi hitam dan nasi merah, terutama pengaruhnya
terhadap perbaikan struktur histologis hati dan ginjal masih belum diteliti. Oleh
karena itu, penting untuk dipelajari pengaruh konsumsi kultivar padi lokal yaitu
Cempo Ireng (nasi hitam), Cempo Abang (nasi merah), dan IR-64 (nasi putih)
2
terhadap struktur histologis hati dan ginjal tikus putih (Rattus norvegicus
Berkenhout, 1769) jantan hiperlipidemia.
B. Permasalahan
1. Apakah perlakuan diet nasi hitam (Cempo Ireng), nasi merah (Cempo Abang),
dan putih (IR-64) berpengaruh terhadap struktur histologis hati dan ginjal
tikus putih (Rattus norvegicus Berkenhout, 1769) jantan hiperlipidemia?
2. Apakah perlakuan diet nasi hitam (Cempo Ireng), nasi merah (Cempo Abang),
dan putih (IR-64) dapat memperbaiki struktur histologis hati dan ginjal tikus
putih (Rattus norvegicus Berkenhout, 1769) jantan hiperlipidemia?
C. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh perlakuan diet nasi hitam
(Cempo Ireng), nasi merah (Cempo Abang), dan putih (IR-64) terhadap struktur
histologis hati dan ginjal tikus putih (Rattus norvegicus Berkenhout, 1769) jantan
hiperlipidemia.
D. Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat
mengenai potensi padi kultivar lokal khususnya Cempo Ireng dan Cempo Abang
yang lebih sehat untuk dikonsumsi sebagai alternatif upaya pencegahan terhadap
penyakit degeneratif dibanding padi IR-64 (nasi putih), khususnya penyakit yang
terkait atheroklerosis. Informasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan
kesadaran masyarakat terkait dengan dampak negatif hiperlipidemia dan
penanggulangannya melalui pemanfaatan sumber pangan dengan kadar
antioksidan yang tinggi.
3
Download