Wah! BPJS Tetap Wajibkan Pasien Bayar Rp 18 Juta

advertisement
Wah! BPJS Tetap Wajibkan Pasien Bayar Rp 18 Juta
Sabtu, 15 Agustus 2015
http://www.bergelora.com/nasional/kesra/2248-wah-bpjs-tetap-wajibkan-pasien-bayar-rp-18-juta.htm
Ketua DKR Jabodetabek, Roy Pengharapan
mendampingi orang tua pasien dan tetap menuntut pembebasan biaya pelayanan
kesehatan pasien di Kantor BPJS Depok (Ist)JAKARTA- Setelah berberapa kali
didatangi oleh masyarakat Depok dan Dewan Kesehatan Rakyat (DKR), akhirnya pihak
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan membebaskan biaya pelayanan
kesehatan pasien bocor usus, bayi pasangan Ignasius dan Algoria, warga Depok yang lahir
18 Juni lalu di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Namun demikian, pihak BPJS
menolak membayar Rp 18 juta dari total Rp 260 juta. Hal ini disampaikan Ketua DKR
Jabodetabek, Roy Pangharapan kepada Bergelora.com di Jakarta, Sabtu (15/8).
“Alasannya kartu BPJS milik pasien baru aktif tanggal 24 Juni, jadi tetap harus bayar.
Tapi kita tetap akan tuntut agar dibayar penuh oleh rumah sakit. Kalau tidak dibayar
penuh maka RSCM yang akan rugi menanggung kewajiban BPJS,” ujarnya.
Sebelumnya kepala Hubungan Masyarakat RSCM, Sulastin mengeluh kepada
Bergelora.com karena BPJS tetap menyisakan hutang yang tidak dibayar pada pelayanan
pasien bocor jantung, bayi pasangan Ignasius dan Algoria.
“Aduh gimana ya. Itu BPJS hanya mau bayar separoh dari total biaya pelayanan. Kan
kasihan keluarga itu. Dari mana dia bisa dapat uang. Masak RSCM lagi yang harus
menutupi hutang BPJS itu. Tolong BPJS memenuhi kewajibannya,” ujar Sulastin lewat
selular di Jakarta, Jumat (14/8).
Namun Sulastin berterima kasih pada media massa dan DKR yang telah mengungkap
bahwa selama ini persoalan ada di BPJS, bukan lagi kesalahan dokter dan rumah sakit.
1
“Kalau BPJS tidak segera diberesin, maka bukan cuma pasien tapi semua rumah sakit dan
dokter akan menjadi korban BPJS,” tegasnya.
Roy Pangharapan mengatakan bahwa peraturan masa aktif kartu BPJS menyulitkan
masyarakat, karena masyarakat harus menunggu paling cepat 14 hari setelah registrasi,
baru dapat memperoleh manfaat kepesertaan BPJS. Ketentuan tersebut berdasarkan
Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 1/2015 tentang Tata Cara Pendaftaran dan
Pembayaran Iuran bagi Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) dan Peserta Bukan
Pekerja.
“Ini peraturan dikeluarkan pimpinan BPJS secara sewenang-wenang. Kalau ada yang jadi
korban akibat peraturan itu, sudah pantas BPJS yang dituntut.“ tanya Roy.
Ia mengatakan, banyak hal yang dapat terjadi terhadap calon peserta BPJS dalam
rentang 14 hari masa tunggu kartu aktif. Ia mengingatkan, seseorang tidak dapat
memprediksi waktu musibah terjadi. Untuk itu, menurut Roy sangat ironis bila calon
peserta yang mengalami musibah, pembiayaannya tidak dapat ditanggung BPJS, padahal
masa aktif tinggal menunggu satu hari lagi.
Bocor Usus
Bayi pasangan Ignasius dan Algoria, warga Depok yang lahir 18 Juni lalu di RSCM
didiagnosis bocor usus sehingga harus dioperasi. Namun, BPJS tidak mau menanggung
biaya perawatan dan pengobatan bayi tersebut senilai Rp 150 juta pada 28 Juli 2015 lalu,
karena masa aktif kartu BPJS bayi tersebut baru berlaku satu hari kemudian.
Orang tua bayi asal Depok ini mengatakan telah mendaftarkan calon bayinya pada 10 Juni
2015. Masa aktif kartu berdasarkan Peraturan BPJS adalah tanggal 24 Juni. Namun,
bayi Ignasius ternyata lahir prematur pada 18 Juni, di masa tenggang pengaktifan kartu
BPJS. Maka BPJS mewajibkan Ignasius harus membayar paling lambat dalam waktu tiga
kali 24 jam setelah bayi lahir, yaitu pada 23 Juni 2015. (Rita Hartini)
From: Olympus 730uz [email protected] [tionghoa-net]
Sent: Saturday, August 22, 2015 9:06 AM
Pengalaman serupa dialami teman saya yang bergaji UMR di DKI Jakarta.
Satu keluarga dengan seorang putra, melahirkan anak kedua belum cukup bulan (8 bulan).
Sehingga harus dirawat lebih lanjut dengan pengawasan dokter anak.
2
Keanehan terjadi saat perhitungan biaya rawat.
Semua biaya ibunya ditanggung BPJS karena memang sekeluarga anggota BPJS.
Ibu boleh pulang tetapi putrinya harus mendapat rawatan lebih lanjut dengan biaya tidak
sedikit.
Disini keanehan muncul, BPJS tidak menanggung biaya pengobatan/perawatan putrinya
karena bukan anggoa BPJS (???????)
Pertanyaan muncul:
Bagaimana caranya mendaftarkan bayi dalam kandungan agar jadi anggota BPJS sejak
dilahirkan? Padahal nama, tanggal lahir belum punya.
Sepertinya Rumah Sakit/BPJS hanya mencari cari alasan untuk mengindari menanggung
biaya perawatan alias tidak mau rugi. Itu akibat klo penanggungan sakit dilaksanakan
secara komersial.
3
Download