BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank Dalam pembicaraan sehari

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Bank
Dalam pembicaraan sehari – haribank dikenal sebagai lembaga keuangan
yang kegiatann utamanya menrima simpanan giro , tabungan dan deposito .
Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat meminjam uang ( kredit ) bagi
masyrakat yang membutuhkannya. Disamping itu , bank kenali juga dikenal
sebagai tempat untuk menukar uang atau menerima segalamacampembayaran
listrik , telepon , pajak , uang kuliah dan pembayaran lainnya.
2.1.1
Pengertian Bank
Menurut UU No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan yang dimaksud dengan
Bank “ Badan usaha yang menghimpun dana dar masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk – bentuk lainnnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”
Menurut Kuncoro dalam bukunya Manajemen Perbankan , Teori dan Aplikasi
( 2002 : 68 ) definisi dari bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya
adalah menghimpun dan menyalurkan dalam bentuk kredit serta memberikan jasa
– jasa dalam lau lintas pembayaran dan peredaran uang.
2.1.2
Jenis – Jenis Bank
Dalam praktik perbankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis
perbankan yang diatur dalam Undang – Undang No.10 Tahun 1998 dengan
sebelumnya ,yaitu Undang –Undang Nomor 14 Tahun 1967 , maka terdapat
bebrapa perbedaan . Namun kegiatan utama atau pokok bank sebagai lembaga
Universitas Sumatera Utara
keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tidak
berbeda satu sama lainnya.Menurut Rindjin ( 2000 : 17 ) , jenis bank dapat dibagi
berdasarkan segi fungsi , segi kepemilikan da segi ada tidaknya hak untuk
menciptakan tenaga beli baru.
a. Dilihat dari segi fungsinya
1. Bank Senral ( Central Bank ) ialah Bank Indonesia sebagaimana yang
dimaksud dalam Undang – Undang Dasar 1945 dan yang didirikan
berdasarkan Undang – Undang Nomor 13 Tahun 1968.
2. Bank Umum ( Commercial Bank ) ialah bank yang dalam pengumpulan
dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito dan
usahanya terutama memberikan kredit jangka pendek.
3. Bank Tabungan ( Saving Bank ) adalah bank yang dalam pengumpulan
dananya terutama menerima simpanan dalambentuk deposito dan atau
engeluarkan kertas berharga jangka menengah dan panjang di bidang
pembangunan.
b. Dilihat dari segi kepemilikan
1. Bank umum milik efara ( selain Bank Indonesia )
2. Bank umum milik swasta
3. Bank umum milik koperasi
4. Bank umum milik daerah , yang berada di setiap provinsi
5. Bank umum milik asing
6.
Bank umummilik campuran
Universitas Sumatera Utara
c. Dilihat dari segi ada tidaknya hak untuk menciptakan tenaga beli baru
1. Bank Primer adalah bank yang berhak untuk menciptakan uang kartal dan
uang giral. Bank – bank yang dapat digolongkan dalam bentuk bank
primer ini adalah bank sentral dan bank umum.
2. Bank Sekunder adalah bank yang tidak mempunyai kemampuan untuk
menciptakan tenaga beli baru melainkan hanya sebagai perantara dalam
lau lintas modal .Termasuk dalam golongan ini adalah bank pasar , bank
tabungan , bank desa dan lain sebagainya.
2.1.3
Fungsi dan Usaha Bank Umum
Menurut Siamay ( 2001: 88), Bank Umum memiliki fungsi pokok sebagai
berikut :
1. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam
kegiatan ekonomi.
2. Menciptakan uang
3. Menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat
4.
Menawarkan jasa – jasa keuagan lain.
Kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh bank umum menurut undang –
undang No.7 tahun 1992 dalam Siamat adalah :
1. Menghimpun dana dari masyarakat
2. Memberikan kredit
3. Menerbitkan surat pengakuan hutang
4. Membeli , menjual , menjamin atas resiko sendiri maupun untuk
kepentingan nasabahnya yaitu surat – surat wesel termasuk wesel
Universitas Sumatera Utara
diakseptasi oleh bank, surat pengakuanhutang, Sertifikat Bank Indonesia
Obligasi, Surat dagang berjangka waktu sampai dengan satu tahun
5. Memindahka uang baik untuk kepentingan sendiri maupun kepentingan
nasabah.
6. Menempatkan dana pada ,meminjam dana dari atau meminjamkan dana
kepadapihak lain baik dengan menggunakan surat,sarana telekomunikasi
maupun dengan wesel unjuk,cekatau sarana lainnya.
7. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan
perhitungan degan atau antara pihak ketiga.
8. Menyediakan tempat untukmenyimpan barang dan surat berharga
9. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihka lain berdasarkan
suatu kontrak
10. Melakukan penempatan dana dari menambah kepada nasabah lainnya
dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek .
11. Membeli melalui pelelangan agungan baik semua maupun sebagian dalam
hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank , dengan ketentuan
agungan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya.
12. Melakukan kegiatan anjak piutang ( Fcatoring ) , kartu kredit dan kegiatan
wali amanat
13. Menyediakan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil
14. Melakukan kegiatan lain misalnya kegiatan dalam valuta asing ,
melakukan penyertaan modal pada bank atau perudahaan lain di bidang
keuangan seperti sewa guna usaha , modal ventura, perusahaan efek , dan
Universitas Sumatera Utara
asuransi dan melakukan penyertaan modal sementara untuk mengatasi
akibat kegagalan kredit.
15. Kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidka bertentanga
dengan undang undang.
2.2
Bank Syariah
2.2.1 Pengertian Bank Syariah
Bank Syariah terdiri atas dua kata yaitu bank dan syariah . Kata bank
bermakna suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara keuangan
dari dua pihak yaitu pihak yang berkelebihan dana dan pihak yang kekurangan
dana. Kata syariah dalam versi Bank Syariah di Indonesia adalah aturan perjanjian
berdasarkan yang dilakukan oleh pihak bank dan pihak lain untuk penyimpangan
dana atau pembiayaan kegiatan usaha dan kegiatan lainnya sesuai dengan hukum
Islam.
Dalam arti luas bank syariahadalah suatu lembaga keuangan yang berfungsi
sebagai perantara bagi pihak yang berkelebihan dana dengan pihak yang
kekurangan dana untuk kegiatan usaha dan kegiatan lainnya sesuai dengan hukum
Islam. Selain itu bank syariahbiasa disebut dengan Islamic banking atau interest
fee banking yaitu suatu sistem perbankan yang dalam pelaksanaan operasional
tidak menggunakan sistem bunga (riba), spekulasi (maisir) dan ketidakpastian
atau ketidakjelasan (gharar). Aspek pengenalan (recognition), pengukuran
(measurement), dan pencatatan (recording) setiap transaksi pada akuntansi Bank
Syariahmemiliki kesamaan dengan proses – proses yang terjadi pada sistem
perbankan konvensional. Esensi Bank Syariah tidak hanya dilihat dari ketiadaan
Universitas Sumatera Utara
sistem riba dalam seluruh transaksinya tetapi di dalamnya terdapat sistem yang
membawa manusia mendapatkan kebahagiaan lahir dan batin. Ada beberapa ciri
utama Bank Syariah ( Muhammad, 2002 : 99 ) diantaranya :
1. Beban biaya
Besarnya beban biaya tidak kaku dan dapat dilakukan tawar menawar dalam
batasan – batasan yang wajar. Beban biaya hanya dikenakan sampai batas
waktu yang telah disepakati bersama dalam suatu kontrak baru untuk
menyelesaikannya.
2. Tidak menggunakan persentase
Pembebanan kewajiban membayar dalam semua kontrak bank syariah selalu
dihindarkan penggunaan persentase karena akan mempunyai potensi untuk
melipatgandakan.
3. Menciptakan Rasa Kebenaran
Bank Syariah menciptakan suasana kebersamaan antara pemilik modal dengan
peminjam. Keduanya berusaha untuk menghadapi resiko secara adil dan rasa
kebersamaan ini mampu membuat seorang peminjam merasa tenang sehingga
dapat mengerjakan pryeknya dengan bank.
4. Tidak ada keuntungan yang pasti
Pada dasarnya yang dilarang dalam kegiatan muamalah dalam mencantumkan
keuntungan yang pasti yang ditetapkan pada waktu pengikatan kontrak
pembiayaan. Sedangkan yang dilakukan yang hakekatnya merupakan system
yang didasarkan pada penyertaan dengan system bagi hasil.
5. Jual beli uang yang sama dilarang
Universitas Sumatera Utara
Pada dasarnya kegiatan transaksi yang dilarang dalam operasionalisasi Bank
Syariah adalah seolah – olah melakukan jual beli atau sewa menyewa uang
dengan memperoleh keuntungan darinya.
6. Jaminan kebendaan terhadap uang
Pada bank konvensional bahwa jaminan kebendaan terhadap utang dari
peminjam merupakan hal yang sangat menetukan dalam persetujuan
pemberian pinjaman dalam bentuk talangan dana untuk pembelian
barang/aktiva/barang modal. Maka pada dasarnya tidak mengutamakan
jaminan kebendaan dari peminjam sebab barang yang ditalangi pembeliannya
oleh bank masih menjadi milik bank sepenuhnya selama utang peminjam
belum lunas.
Bank Syariah secara yuridis nomatif dan yuridis empiris diakui
keberadaannya di negara Republik Indonesia. Pengakuan secara yuridis normatif
tercatat dalam peraturan perundang – undangan di Indonesia, diantaranya Undang
– Undang No.7 Tahun 1992 tentang perbankan, Undang – Undang No.10 tentang
Perubahan atas Undang – Undang No. 7 Tahun 1998, Undang – Undang No.3
Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang – Undang No.23 Tahun 1999 tentang
Bank Indonesia, Undang – Undang No.3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas
Undang–Undang No.7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.
Apabila mengamati dunia perbankan saat ini bukan hanya Bank Muamalat
sebagai perbankan yang menerapkan prinsip syariah melainkan bank– bank
pemerintah dan/atau bank swasta pun telah menyiapkan satu bagian atau unit
tersendiri untuk melayani keinginan warga masyarakat untuk menjadi nasabahnya
Universitas Sumatera Utara
menjadi sistem syariah. Hal ini didasari oleh keinginan warga masyarakat
inimenggunakan jasa bank bank pemerintah dan/atau swasta tetapi tidak
menginginkan terlibat dalam peserapan sistem bunga. Demikian juga kegiatankegiatan lembaga keuangan lainnnya sehingga muncul asuransi syariah, reksadana
syariah, gadai syariah dan atau lembaga keuangan yang tidak menggunakan
sistem bunga.
2.2.2
Prinsip – Prinsip Operasional Lembaga Keuangan Syariah
Lembaga keuangan syariah didirikan dengan memiliki kewenangan dan
tujuan mempromosikan dan mengembangkan penerapan prinsip–prinsip Islam,
dan tradisinya ke dalam transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis yang
terkait. Adapun yang dimaksud dengan prinsip syariah adalah prinsip hukum
Islam dalam kegiatan perbankan dan keuangan berdasarkan fatwa yang
dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan di bidang
syariah. Bank Syariah punya tujuan yang sama persis dengan bank konvensional
kecuali Bank Syariahdijalankan di bawah hukum Islam. Karakteristik Bank
Syariah yang terkenal adalah keadilan dan kesamaan melalui pembagian
keuntungan dan kerugian melarang bunga. Prinsip untuk Bank Syariah ( ) adalah
sebagai berikut :
a. Melarang Bunga
Bunga secara keras dilarang oleh Islam dan dipahami sebagai haram (tidak
diizinkan). Islam hanya mengizinkan satu jenis pinjaman dan itu adalah Qardhul
Hassan (pinjaman yang murah hati) di mana peminjam tidak dikenakan bunga
atau tambahan jumlah dari uang yang dipinjam.
Universitas Sumatera Utara
b. Sistem bagi hasil
Riba dilarang dalam Islam.Bank menyediakan dana untuk modal dengan
wirausaha berbagi risiko bisnis dan dalam pembagian keuntungan . Islam
mendorong orang Muslim untuk menanam uang mereka dan menjadi partner
dengan tujuan berbagi keuntungan dan risiko dalam bisnis meskipin posisinya
sebagai kreditor. Dalam Islam, pembiayaan di dasarkan pada iman dimana
pemberi pinjaman dan peminjam harus berbagi risiko bisnis secara seimbang .
Konsep dari pembagian risiko dan hasil berbeda antara Bank Syariah dan bank
konvensional dimana peminjam harus membayar pokok pinjaman dengan bunga
tanpa memperhatikan untung atau rugi dari usaha.
c. Uang sebagai Modal Potensial
Dalam Islam, uang hanya alat pertukaran. Tidak ada nilai dalam dirinya sendiri.
Oleh karena itu, seharusnya tidak diijinkan menilai tinggi terhadap uang, melalui
pembayaran bunga tetap, ketika menyimpan di bank atau ketikan meminjamkan
kepada seseorang. Uang diperlakukan sebagai modal potensial. Uang akan
menjadi modal riil hanya ketika uang digabung dengan sumberdaya yang lain yan
bertanggung jawab untuk menjalankan aktivitas yang produktif . Islam meyakini
waktu nilai uang, tetapi hanya ketika hal itu diperlakukan sebagai modal bukan
ketika itu sebagai untuk modal potensial. Prinsip ini mendorong muslim untuk
menginvestasikan uang ke dalam bisnis secara berbeda. Penimbunan uang adalah
hara. Uang punya daya beli tetapi hanya untuk tujuan digunakan. Itu tidak bisa
digunakan untuk meningkatkan daya beli tanpa aktivitas yang produktif.
d. Melarang Gharar
Universitas Sumatera Utara
Sistem keuangan Islam melarang penimbunan dan melarang transaksi yang
memiliki kharakteristik gharar(ketidakpastian) yang tinggi dan maysir (judi). Di
bawah larangan ini transaksi ekonomi yang di masuki harus bebas dari
ketidakpastian , risiko dan spekulasi . Dalam hukum bisnis, gharar berarti bank
terlibat pada bisnis yang dimana bank tidak memiliki pengetahuan yang cukup
atau pada transaksi yang sangat beresiko.
e. Kontrak yang suci
Bank Islam memegang teguh tanggung jawab kontrak dan bekewajiban untuk
memberikan informasi secara utuh. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi risiko
asimetri informasi dan risiko moral. Pihak yang disebut dalam kontrak harus
memiliki pengetahuan yang baik tentang produk yang dimaksud untuk
dipertukarkan sebagai hasil dari transaksi mereka. Lebih jauh lagi, tiap pihak tidak
bisa menentukan sebelumnya jaminan keuntungan. Ini didasarkan prinsip “
ketidakpastian keuntungan “ dengan penafsiran, tidak mengijinkan konsumen
bertanggung jawab untu membayar pokok pinjaman ditambah jumlah inflasi.
Dibalik larangan ini adalah untuk melindungi yang lemah dari eksploitasi.
f. Kegiatan Syariah yang Disetujui
Bank Syariah mengambil bagian dalam aktivits bisnis yang tidak melanggar
hukum syariah. Contoh, investasi pada bisnis yang berhubungan dengan alkohol
dan judi adalah sangat dilarang. Bank Syariah diharapkan untuk membangun
Syariah Supervisory Board terdiri dari hukum syariah yang bertindak sebagai
auditor syariah yang independent dan penasihat untuk bank. Mereka bertanggung
jawab bahwa kegiatan dari Bank Syariah tidak bertentangan dengan etika Islam.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3
Produk Perbankan Syariah
Pada dasarnya produk perbankan syariah sama dengan produk perbankan
yang ditawarkan oleh bank konvensional. Beberapa produk perbankan syariah
tersebut antara lain :
a. Produk Penyaluran Dana
Dalam menyalurkan dana pada nasabah, secara garis besar produk
pembiayaan syariah dibagi dalam tiga kategori berdasarkan tujuan penggunaanya
antara lain:
1) Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk memiliki barang dilakukan
dengan prinsip jual beli.Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan
adanya perpindahan kepemilikan barang atau benda ( transfer of prosperity ).
Tingkat keuntungan bank ditentukan di depan dan menjadi bagian harga atas
barang yang dijual. Transaksi jual beli dibedakan berdasarkan bentuk
pembayarannya dan waktu penyerahan barang seperti:

Pembiayaan Murabahah
Murabahah bi tsaman ajil atau lebih dikenal dengan sebagai murabahah.
Bank bertindak sebagai penjual , sementara nasabah sebagai pembeli.
Dalam perbankan , murabahah lazimnya dilakukan dengan cara
pembayaran cicilan (bi tsaman ajil). Dalam transaksi ini barang
diserahkan segera setelah akad sedangkan pembayaran dilakukan secara
tangguh.
 Salam
Universitas Sumatera Utara
Salam adalah transaksi jual beli dimana barang yang diperjualbelikan
belum ada. Oleh karena itu barang diserahkan secara tanggung
sedangkan pembayaran dilakukan tunai. Bank berindak sebagai pembeli,
sementara nasabah sebagai penjual.
 Istishna
Produk istishna menyerupai produk salam, namun dalam istishna
pembayarannya dapat dilakukan oleh bank dalam beberapa kali (termin)
pembayaran. Skim istishna dalam Bank Syariah umumnya diaplikasikan
pada pembiayaan manufaktur dan konstruksi.
2) Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk mendapatkan jasa dengan prinsip
sewa (ijarah).
Transaksi ijarah dilandasi adanya perpindahaan manfaat. Jadi pada dasarnya
prinsip ijarah sama saja dengan prinsip jual beli, namun perbedaannya
terletak pada objek transaksinya. Bila pada jual beli objek transaksinya adalah
barang, maka pada ijarah objek transaksinya adalah jasa.
3) Transaksi pembiayaan untuk usaha kerjasama yang ditujukan guna
mendapatkan sekaligus barang dan jasa dengan prinsip bagi hasil (Syirkah).
Produk pembiayaan syariah yang didasarkan prinsip bagi hasil adalah:
 Musyarakah
Bentuk umum dari usaha bagi hasil adalah musyarakah (syirkah atau
syarikah atau serikat atau kongsi). Transaksi musyarakah dilandasi
adanya keinginan para pihak yang bekerjasama untuk meningkatkan nilai
asset yang mereka miliki secara bersama-sama. Termasuk dalam
Universitas Sumatera Utara
golongan musyarakah adalah semua bentuk usaha yang melibatkan dua
pihak atau lebih dimana mereka secara bersama-sama memadukan
seluruh bentuk sumber daya baik yang berwujud maupun tidak berwujud.
 Mudharabah
Secara spesifik terdapat bentuk musyarakah yang popular dalam produk
perbankan syariah yaitu mudharabah. Mudharabah adalah bentuk
kerjasama antara dua atau lebih pihak dimana pemilik modal (shahibul
maal) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib)
dengan suatu perjanjian pembagian keuntungan. Bentuk ini menegaskan
kerjasama dengan kontribusi 100% modal dari shahibul maal dan
keahlian dari mudharib.
b. Produk Penghimpunan Dana
Penghimpunan dana di Bank Syariah dapat berbentuk giro, tabungan dan
deposito. Prinsip operasional syariah yang diterapkan dalam penghimpunan dana
masyarakat adalah prinsip wadi ah dan mudharabah.
1) Prinsip Wadiah
Prinsip Wadi’ah yang diterapkan adalah wadi ah yad dhamanah yang
diterapkan pada produk rekening giro. Wadi’ahdhamanah berbeda dengan
wadi’ah amanah. Dalam wadi’ahamanah, pada prinsipnya harta titipan tidak
boleh
dimanfaatkan
oleh
yang
dititipi.
Sedangkan
dalam
hal
wadi’ahdhamanah, pihak yang dititipi (bank) bertanggung jawab atas
keutuhan harta titipan sehingga ia boleh memanfaatkan harta titipan tersebut.
2) Prinsip Mudharabah
Universitas Sumatera Utara
Dalam mengaplikasikan prinsip mudharabah, penyimpan atau deposan
bertindak sebagai shahibul maal (pemilik modal) dan bank sebagai mudharib
(pengelola). Dana tersebut digunakan bank untuk melakukan pembiayaan
murabahah atau ijarah seperti yang telah dijelaskan terdahulu. Dapat pula
dana tersebut digunakan bank untuk melakukan pembiayaan mudharabah.
Hasil usaha ini akan dibagi hasilkan berdasarkan nisbah yang disepakati. Saat
bank menggunakannya untuk melakukan pembiayaan mudharabah, maka
bank bertanggung jawab penuh atas kerugian yang terjadi2. Rukun
mudharabah terpenuhi sempurna (ada mudharib – ada pemilik dana, ada
usaha yang akan dibagi hasilkan, ada nisbah, ada ijab kabul). Prinsip
mudharabah ini diaplikasikan pada produk tabungan berjangka dan deposito
berjangka.
2.3 Perbedaan Bank Syariah Dan Bank Konvensional
Bank Syariah sama seperti bank konvensional adalah organisasi yang
bertujuan mencari keuntungan . Hanya saja, Bank Syariah melarang riba atau
aktivitas bisnisyang tidak sesuai prinsip syariah. Aktivitas Bank Syariah
didasarkan pada prinsip membeli dan menjual asset. Beberapa contoh dari
perbedaan antara sistem Bank Islam dan Bank Konvensional ditunjukkan dalam
tabel berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1
Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
Karakteristik
Sistem Bank Islam
Sistem Bank Konvensional
Kerangka
Bisnis
Fungsi dan operasi didasarkan pada
hukum syariah.
Fungsi dan Operasinya didasarkan
pada prinsip sekuler dan tidak
didasarkan pada hukum atau
aturan suatu agama.
Melarang
bunga dalam
pembiayaan
Pembiayaan tidak berorientasi pada
bunga dan didasarkan pada prinsip
pembelian dan penjualan asset
dimana harga pembelian termasuk
profit margin dab bersifat tetap dari
semula
Pembiayaan berorienasi pada
bunga dan ada bunga tetap atau
bergerakl yang dikenakan kepada
orang yang menggunakan uang.
Melarang
bunga pada
penyimpanan
Penyimpanan tidak berorientasi pada
bunga tetapi pembagian keuntungan
atau kerugian dimana investor dibagi
presentase keuntungan yang tetap
ketika hal itu terjadi. Bank
memperoleh kembali hanya dari
bagian keuntungan atau kerugian dari
bisnis yang dia ambil bagian selama
periode aktivitas dari usaha tersebut.
Nasabah berorientasi pada bunga
dan investor diyakinkan untuk
menentukan dari semula tingkat
bunga
dengan
jaminan
pembayaran
kembali
pokok
pembayaran.
Pembagian
pembiayaan
dan
ririko
yang sama
Bank
menawarkan
kesamaan
pembiayaan utnuk suatu usaha atau
proyek . Kerugian dibagi berdasarkan
persentase bagian yang disertakan
sedangkan keuntungan berdasarkan
persentase yang sudah ditentukan
diawal.
Tidak secara umum menawarkan
tapi
memungkinkan
untuk
perusahaan modal venture dan
investment banks. Umumnya
mereka megambil bagian dalam
manajemen.
Restriction
(Pembatasan)
Bank
Syariah
dibatasi
untuk
mengambil bagian dalam aktivitas
ekonomi sesuai dengan syariah.
Tidak ada pembatasan.
Zakat
Bank tidak boleh membiayai bisnis
yang terlibat dalam perjudian dan
penjualan minuman keras . Dalam
sistem bank Islam yang modern salah
satu fungsinya adalah mengumpulkan
dan mendistribusikan zakat.
Tidak berhubungan dengan zakat.
Penaltyon
Default
Tidak mengenakan tambahan uang
dari kegagalan membayar.
Biasanya dikenakan tambahan
biaya (dihitung dari tingkat
bunga) pada kasus kegagalan
dalam membayar.
Universitas Sumatera Utara
Melarang
Gharar
Transaksi
dari
kegiatan
yang
mengandung unsur perjudian dan
spekulsi sangat dilarang. Contoh:
transaksi derivative dilarang karena
mengandung unsur spekulasi
Perdagangan dan perjanjian dari
segala jenis derivative atau yang
mengandung unsure spekulasi
diizinkan.
Customer
relation
Status bank dalam berelasi dengan
clients sebgai partner/ investor dan
entrepreneur/ pengusaha
Status bank berelasi dengan
clients sebagai kreditur dan
debitur.
Syariah
Supervisiory
Board
Setiap bank harus memiliki syariah
Supervisiory board untuk meyakinkan
bahwa semua aktivitas bisnis adalah
sejalan dengan tuntutan syariah
Tidak dibutuhkan permintaan ini.
Statutory
Requirement
Bank harus memenuhi persyaratan
dari Bank Negara Malaysia dan juga
Guidelines Syariah.
Harus memenuhi persyaratan dari
Bank Negara Malaysia saja.
Sumber : Abbas Mirakhor, 2008 : 10
2.4
Penelitian Terdahulu
Muhammad Zia (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Minat Menabung di Bank Syariah Kota
Lhokseumawe.” Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masing – masing
variabel independent berpengaruh positif dan signifikan. Hasil dari penelitiannya
di antaranya perkembangan perbankan syariah yang mengalami peningkatan dari
sisi aset , pembiayaan, tabungan , deposito dan jumlah nasabah.
Variabel keyakinan dan bagi hasil merupakan faktor yang dominan dalam
mendorong keputusan menabung di Bank Syariah di Kota Lhouksemawe.
Penelitian terdahulu juga dilakukan oleh Harvis Akbar dengan judul
penelitian “Persepsi Etnis Cina terhadap Produk Perbankan Syariahdi Kota
Medan” . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat etnis cina tidak
mengetahui seluk beluk perbankan syariah sehingga menghasilkan persepsi yang
kurang memuaskan.Kontribusi yang cukup besar dari etnis cina dalam ekonomi
Kota Medan dapat dimanfaatkan sebaik – baiknya oleh pihak perbankan syariah.
Universitas Sumatera Utara
Untuk itu diperlukan usaha peningkatan promosi melalui seminar – seminar
mengenai produk dan mekanisme bank syariah .Pihak terkait harus mampu
memberikan promosi dan bukti fisik tentang keunggulan – keunggulan produk
bank syariah sehinggan menarik mereka untuk melakukan transaksi kegiatan
ekonominya dengan jasa bank syariah.
Universitas Sumatera Utara
Download