BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian mengenai keanekaragaman plankton suatu badan perairan senantiasa banyak mendapat perhatian dari para ahli yang berkecimpung dalam bidang limnologi dan oseanografi. Karena dengan mengetahui keanekaragaman plankton yang dimiliki oleh suatu ekosistem perairan akan dapatlah diketahui tingkat kesuburan dari perairan tersebut, apakah termasuk dalam kategori eutrofik, mesotrofik atau oligotrofik (Lehmusluoto, 1977 ; Odum, 1994). Pengetahuan kategori trofik ini penting dalam hubungannya dengan pemanfaatannya. Russel (1970) misalnya menyatakan, perairan (danau) yang termasuk eutrofik sangat baik dimanfaatkan untuk perikanan, sedangkan yang oligotrofik ideal dimanfaatkan sebagai resorvoir air minum. Wilayah Indonesia memiliki 6% dari persediaan air di dunia atau seluas 21% persediaan air Asia Pasifik tetapi kelangkaan dan kesulitan memperoleh air bersih dan layak pakai menjadi permasalahan yang mulai muncul di banyak tempat dan semakin mendesak dari tahun ke tahun. Kecenderungan konsumsi air naik secara eksponensial, sedangkan ketersediaan air bersih cenderung melambat akibat kerusakan alam dan pencemaran, yaitu diperkirakan sebesar 15-35% per kapita per tahun. Dengan demikian Indonesia yang memiliki jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa, menyebabkan kebutuhan air bersih menjadi semakin mendesak (Walhi, 2005). Universitas Sumatera Utara 2 Ekosistem air yang terdapat di daratan (Inland Water) secara umum dapat dibagi 2 yaitu perairan lentik (Lentic Water) atau juga disebut sebagai perairan tenang, misalnya danau, rawa, waduk, telaga, dan sebagainya dan perairan lotik (Lotic Water) disebut juga sebagai perairan yang berarus deras, misalnya sungai, kali, kanal, parit dan sebagainya. Perbedaan utama antara perairan lotik (lotic) dan lentik (lentic) adalah dalam kecepatan arus air. Perairan lentik mempunyai kecepatan arus yang lambat serta terjadi akumulasi massa air yang berlangsung dengan cepat. Danau Siais termasuk perairan lentik (Lentic Water) atau disebut juga perairan tenang (Barus, 2001). Danau Siais merupakan suatu perairan yang sudah banyak dimanfaatkan oleh beberapa sektor seperti pertanian, perikanan, pariwisata, perhubungan dan juga merupakan sumber air minum bagi masyarakat di kawasan Danau Siais. Adanya berbagai aktivitas manusia di sekitar danau tersebut yang berasal dari sungai Rianiate dan Batangtoru, menyebabkan Danau Siais mengalami perubahan-perubahan ekologis sehingga kondisinya sudah berbeda dengan kondisi alamnya, sehingga kelestariannya perlu diperhatikan (Bappeda, 2008). Daerah perairan Danau Siais relatif masih sangat jarang dijadikan objek penelitian. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang keanekaragaman plankton terhadap faktor fisik – kimia dan pengaruhnya terhadap kualitas perairan. I.2. Permasalahan Perairan Danau Siais banyak dimanfaatkan oleh penduduk di sekitar Danau Siais untuk berbagai aktivitas yaitu perikanan, perhubungan, pertanian, pariwisata dan berbagai aktivitas rumah tangga. Pemanfaatan tersebut menyebabkan perubahan kondisi ekologis keanekaragaman plankton. Sejauh ini belum diketahui kondisi fisik kimia dan keberadaan jenis serta keanekaragaman plankton pada perairan Danau Siais Kecamatan Sangkunur Kabupaten Tapanuli Selatan. Universitas Sumatera Utara 3 Rumusan masalah pada penelitian ini adalah : “ Bagaimanakah keanekaragaman dan kelimpahan plankton sebagai bioindikator kualitas air dihubungkan dengan faktor fisik – kimia perairan Danau Siais”. I.3. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui keanekaragaman dan kelimpahan plankton pada perairan Danau Siais. b. Untuk mengetahui sifat fisik dan kimia perairan Danau Siais dalam hubungannya dengan baku mutu kualitas air kelas I berdasarkan PP no. 82 Tahun 2001 dan metode storet di kawasan perairan Danau Siais. c. Untuk mengetahui hubungan keanekaragaman dan kelimpahan plankton yang terdapat di perairan Danau Siais dengan sifat fisika dan kimia yang dimilikinya. I.4. Hipotesis a. Terdapat keanekaragaman dan kelimpahan plankton di perairan Danau Siais. b. Sifat fisik dan kimia perairan Danau Siais tidak memenuhi baku mutu kualitas air kelas I berdasarkan PP 82 tahun 2001. c. Ada korelasi antara keanekaragaman dan kelimpahan plankton sebagai bioindikator terhadap kualitas air Danau Siais. I.5 Manfaat a. Memberikan informasi awal mengenai keanekaragaman dan kelimpahan plankton di perairan Danau Siais. b. Memberikan informasi bagi pemerintah setempat tentang kualitas perairan Danau Siais dengan demikian, dapat dilakukan pengelolaan, pengembangan dan pemanfaatan sumber daya alamnya. Universitas Sumatera Utara