51 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma penelitian dalam penelitian ini adalah Paradigma Konstruktivisme (Constructivisme Paradigm). Pada penelitian mengenai kinerja divisi marketing Kompas TV dalam mendapatkan pengiklan untuk program acara Serie A Italia ini, mutlak diperlukan pendekatan atau paradigma konstruktivis. Dimana berbagai hipotesa yang menjadi landasan paradigma tersebut, penelitian dilakukan secara langsung, terperinci dan dilandasi ilmu-ilmu sosial juga melibatkan partisipan dalam penelitiannya. Selain hal tersebut, yang menjadi dasar penggunaan paradigma konstruktivistik dalam penelitian ini, adalah antara objek dan subjek penelitian terjadi interaksi dan empati, agar mampu merekonstruksi realitas yang diteliti. 3.2. Tipe Penelitian Yang menjadi alasan penggunaan tipe kualitatif dalam penelitian ini, adalah terletak pada kebutuhan peneliti untuk menyikap tabir tentang kinerja divisi marketing Kompas Tv, dalam mendapatkan pengiklan untuk program acara Serie A Italia. Sementara untuk mendapatkan ragam data dalam penelitian ini, diperlukan kombinasi antara data-data sekunder dan data-data primer yang diadapat dari ragam cara. Diantaranya dari wawancara mendalam dengan para subjek penelitian, pengkajian data-data sekunder, dan kajian pustaka. Hal yang mendasar daris emuanya adalah, subjek dan objek penelitian tidak bisa digeneralisir menjadi sampel atas populasi. Melainkan secara random terstruktur, disesuaikan dengan kapasitas individu sebagai subjek penelitian. 52 3.3. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang berbentuk Kualitatif deskriptif. Sesuai dengan paradigma dan permasalahan yang dipilih dalam penelitian ini, maka penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif deskriptif. Tujuan dari penelitian ini sendiri adalah untuk memahami apa yang tersembunyi dibalik fenomena yang kadangkala merupakan sesuatu yang sulit untuk diketahui atau dipahami. Selain untuk memahami fenomena yang sulit dipahami tersebut, peneliti ingin menggali pengalaman individu dalam mendefinisikan suatu permasalahan dalam cakupan organisasi Kompas TV yang menjadi subjek penelitain dalam mengungkapkan definisi tersebut. 3.4. Subyek Penelitian Dalam penelitian yang bersifat deskriptif ini, metode pemilihan informasi adalah secara purposif. Sumber data yang digunakan disini tidak sebagai sumber data yang mewakili populasinya, tetapi mewakili informasi. Berdasar kepada akses tertentu yang dianggap memiliki informasi yang berkaitan dengan permasalahan secara mendalam, dan dapat dipercaya sebagai narasumber yang mumpuni. Teknik pemilihan informan secara purposif adalah memilih informan secara sengaja dan tidak acak. Informan yang dipilih adalah mereka yang memang diasumsikan dapat memberikan informasi sehubungan dengan penelitian ini, atau disebut juga dengan information rich cases. 3.4.1. Divisi Marketing Kompas TV Pada penelitian ini yang menjadi subjek utama penelitian adalah Kompas TV. Adapun yang menjadi landasan dasar atau alasan pemilihan Kompas TV, adalah karena Serie A Italia sebagai objek penelitian adalah program acara milik Kompas TV. Selain alasan tersebut, yang menjadi landasan selanjutnya adalah kredibilitas Kompas group dalam dunia media 53 massa tanah air yang sudah tidak diragukan lagi. Dengan kredibilitas tersebut, otomatis Kompas TV telah membuktikan kepiawaiannya dalam manajemen, khususnya pemasaran produk-produk mereka. Dengan demikian akan diperoleh ragam pengetahuan, strategi dan pendekatan komunikasi yang handal dan strategis yang bisa dipelajari oleh peneliti. Secara spesifik penelitian ini di Divisi Marketing Kompas TV, yang memang memiliki jobdesk memasarkan produk-produk Kompas TV. 3.4.2. Informan penelitian Dalam penelitian di Kompas TV ini, peneliti melakukan teknik wawancara mendalam. Penentuan narasumber yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan memidai pihak-pihak yang berkaitan langsung dengan objek maupun subjek penelitian. Selain hal tersebut dipindai pula menurut kompetensi berdasarkan penilaian tertentu mewakili tingkat signifikansi dari narasumber dan sesuai dengan penelitian yang dilakukan di Kompas TV. Pada penelitian ini, penulis akan melakukan wawancara secara mendalam dengan Manager Sales dan Marketing, Brand Integration Manager, Staf pelaksana Sales dan Marketing, dan Brand Integration Officer, juga dari pemirsa yang merupakan poecinta sepak bola liga Italia yang direncanakan sebagai berikut : 1. Bapak Gunawan selaku Manager Sales dan Marketing. 2. Bapak Ranggie Rathela selaku Brand Integration Officer. 3. Bapak Mohammad Johannisa selaku Sales Group Head. Selain dengan pihak-pihak yang telah disebutkan diatas, dalam penelitian ini akan dilakukan wawancara tambahan dengan pihak-pihak dari elemen lain, seperti pengamat, pakar dan atau akdemisi sebagai data primer tambahan. 54 3.5. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan suatu hal yang penting dalam penelitian, karena metode ini merupakan strategi untuk mendapatkan data yang diperlukan. Keberhasilan penelitian sebagian besar tergantung pada teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan. Pengumpulan data dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan, keterangan, kenyataan-kenyataan dan informasi yang dapat dipercaya. Proses pengumpulan data dapat dilakukan dengan dokumentasi, observasi, dan wawancara. (Basrowi & Suwandi) 1 3.5.1. Observasi Observasi menurut Ngalim Purwanto (1985) ialah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Metode ini digunakan untuk melihat dan mengamati secara langsung keadaan di lapangan agar memperoleh gambaran yang lebih luas tentang permasalahan yang diteliti. (Basrowi & Suwandi) Observasi partisipan adalah metode observasi dimana peneliti juga berfungsi sebagai partisipan, ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan kelompok penelitian. Metode ini lebih memungkinkan untuk mengamati kehidupan individu atau kelompok dalam situasi yang riil, dimana terdapat setting yang riil tanpa dikontrol atau diatur secara sistematis. Dengan melakukan penelitian secara langsung di lapangan, otomatis peneliti akan mendapatkan gambaran yang utuh mengenai subjek dan objek yang diteliti. Terlebih dari itu, dengan melakukan penelitian secara langsung dilapangan, peneliti sudah mengimplementasikan kaidah-kaidah penelitian kualitatif deskriptif. 1 Basrowi & Suwandi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta. Rineka Cipta: 2008 Hal 94 55 Metode observasi partisipan juga terbagi atas dua jenis : (1) Partisipan sebagai periset, artinya periset (observer) adalah orang dalam (insider) dari kelompok yang diamati yang melakukan pengamatan terhadap kelompok itu. (2) Observer sebagai partisipan, periset (observer) adalah orang luar yang netral (outsider) yang mempunyai kesempatan untuk bergabung dalam kelompok dan berpartisipasi dalam kegiatan dan pola hidup kelompok tersebut sambil melakukan pengamatan.(Kriyantono) 2 3.5.2. Wawancara Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.Wawancara dalam penelitian kualitatif terbagi atas dua kelompok : (Kriyantono) 3 a) Wawancara dalam riset kualitatif, yang disebut sebagai wawancara mendalam (depth interview) atau wawancara secara intensif dan kebanyakan tidak berstruktur. Tujuannya untuk mendapatkan data kualitatif yang mendalam. Wawancara dalam riset kualitatif, biasanya bersifat terstruktur (dilengkapi dengan pertanyaan) dan sebagai penambah data yang diperoleh dari kuesioner. Terkadang alternatif jawaban sudah disiapkan Wawancara merupakan alat pengumpulan data yang sangat penting, dalam penelitian kualitiatif yang melibatkan manusia sebagai subjek atau pelaku, sehubungan dengan realitas atau gejala yang dipilih untuk diteliti. Agar mendapatkan data yang diharapkan, maka peneliti menggunakan teknik wawancara interview guide yang dikemukanan Patton yaitu dengan membuat panduan pertanyaan wawancara untuk menggali pertanyaan guna mendapatkan pemahaman yang mendalam. Kelebihan dari bentuk wawancara ini adalah fokus penelitian 2 3 Rachmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta. Kencana : 2006 Hal 110-113 Rachmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta. Kencana : 2006 Hal 100 56 tetap terjaga, dan bisa digunakan dalam waktu yang terbatas serta lebih sitematis. Selain dari hasil studi pada data-data sekunder, dalam penelitian kualitatif deskriptif posisi wawancara sangatlah penting untuk mendapatkan pernyataan lengkap dan lugas dari informan, terkait dengan subjek atau variabel-variabel yang ditemukan dalam penelitian. Selain hal tersebut wawancara diperlukan sebagai saluran konfirmasi kepada nara sumber penelitian, atas ragam temuan di lapangan pada tahap observasi. 3.5.3. Studi Pustaka Studi pustaka atau studi literatur merupakan proses pengumpulan data-data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian. Data-data sekunder yang berupa ragam informasi, data yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif mengenai objek penelitian ini. Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini bisa didapat dari buku-buku, artikel surat kabar dan majalah. 3.6. Teknik Analisis Data Teknik analisis data kualitatif digunakan bila data-data yang terkumpul dalam riset adalah data kualitatif. Data kualitatif dapat berupa kata-kata, kalimat-kalimat atau narsi, baik yang diperoleh dari wawancara mendalam maupun observasi. (Kriyantono) 4 Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data tematik. Hasil temuan lapangan diproses berdasarkan tema-tema yang sesuai dengan kerangka pemikiran. Dalam melakukan proses analisa data tematik, penulis harus melakukan beberapa langkah sebagai berikut : 1. Menelaah seluruh data yang telah didapatkan dari berbagai sumber, yaitu data primer transkrip wawancara semua informan, pengamatan yang ditulis dalam 4 Rachmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta. Kencana : 2006 Hal 196 57 catatan lapangan serta sumber data sekunder lainnya. Semisal data-data yang didapat melaui terbitan surat kabar, Website, Literasi, dan dokumen lainnya. 2. Mereduksi data dengan membuat abstraksi, yaitu rangkuman dari setiap data yang dimiliki. Tujuan dar kegiatan ini adalah untuk mengumpulkan data yang memiliki nilai tepat dalam penelitian,dan memisahkannya dengan data-data yang nilainya tidak seperti data sebelumnya. Hal tersebut perlu dilakukan untuk menjaga konsistensi penelitian, dan fokus tidak kabur teralihkan oleh data-data yang tidak direduksi. 3. Tahapan selanjutnya dalah menyusun data-data tersebut kedalam satuansatuan secara khusus. Menurut Guba dan Lincoln, tipologi satuan atau unit adalah satuan informasi yang ebrfungsi unruk menentukan atau mendefinisakan kategori. 4. Langkah selanjutnya adalah penyusunan satuan. Pada tahap ini terdapat dua karakterisitik, yaitu Heuristik atau mengarah pada informasi penting yang menjadi fokus pada penelitian. Sedangkan yang kedua satuan yang sifatnya “sepotong” atau informasi/ data kecil yang dapat berdiri sendiri. Bisa diartikan satuan tersebut bisa ditafsirkan danpa harus dibarengi informasi tambahan selain pengertian umum dalam konteks data penelitian. 5. Coding merupakan singkatan atau simbol yang diterapkan pada sekelompok kata-kata berupa kalimat atau paragraf dari catatan-catatan lapangan yang ditulis agar dapat menghasilkan kata-kata tersebut. Coding merupakan kodekode dari permasalahan penelitian, hipotesis, konsep-konsep kunci, atau tematema yang penting. (Matthew Miles & Michael Huberman) 5 5 Miles, Mathew B & A. Michael Huberman. Analisis dan Kualitatif : Buku Sumber tentang Metode Baru. Jakarta. UI Press : 1998 Hal 86 58 Dalam penelitian ini, semua data yang telah didapatkan pada kegiatan observasi akan dikombinasikan dan atau dikonfirmasi kepada narasumber yang memiliki kapabilitas. Tujuannya untuk mendapatkan informasi sahih, atau menghindari kesalahan pemahaman antara hasil lapangan dengan seharusnya yang lebih diketahui oleh narasumber. Selanjutnya hasil dari kedua tahapan tesrebut disandingkan dengan kajian-kajian pustaka, untuk merunutkan hasil penelitian dengan teori-teori yang mendasari penelitian. 3.7. Teknik Keabsahan Data Teknik keabsahan data dilakukan dengan pendekatan triangulasi sumber data. Teknik Triangulasi sumber data dilakukan dengan membandingkan dan mengecek baik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan cara yang berbeda dalam metode kualitatif yang dilakukan. Dengan mengacu kepada Denzin maka pelaksanaan teknis dari langkah pengujian keabsahan data ini akan memanfaatkan peneliti, sumber, metode, dan teori Bungin.6 Proses Triangulasi lebih mengutamakan efektivitas proses dan hasil yang diinginkan. Oleh karena itu, triangulasi dapat dilakukan dengan menguji apakah proses dan hasil metode yang digunakan sudah berjalan dengan baik. Proses triangulasi dilakuakn secara terusmenerus sepanjang proses pengumpulan data dan analisis data, sampai tidak ada lagi perbedaan dengan narasumber. Dengan demikian pada penelitian ini akan dihasilkan kesimpulan yang bulat, atau tidak terdapat intervensi dari pihak manapun. Karena sebelumnya telah dilakukan konfirmasi dan sinergitas data, hasil temuan di lapangan dan narasumber. Dengan demikian pula keabsahan hasil penelitian semakin kuat, dan bisa dipertanggung jawabkan secara keseluruhan. 6 Burhan Bungin. Sosiologi Komunikasi : Teori Paradigma & Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta. Kencana Prenada Media Group : 2007 Hal 257-265 59