BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Investasi dan Proyek

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Investasi dan Proyek
Kasmir dan Jakfar berpendapat bahwa investasi dapat diartikan sebagai
penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu relatif
panjang dalam berbagai usaha. Penanaman modal yang ditanamkan dalam
arti sempit berupa proyek tertentu baik bersifatfisik ataupun non fisik, seperti
proyek pendirian pabrik, jalan, jembatan, dan pembangunan gedung.
Sedangkan Proyek menurut Santosa adalah mengendalikan sumber daya
perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu dan sumber daya
tertentu.
2.2 Pengertian Bisnis
• bisnis adalah semua kegiatan yang dilakukan suatu organisasi dalam
rangka mendapatkan keuntungan dengan menawarkan barang atau
jasa. (Arifin, 2008:2)
• pendapat lain menjelaskan bahwa bisnis adalah Rantai yang
terhubuüng, kalau digambarkan, pebisnis atau wirausaha terlibat
setidaknya dengan pemasok, internal perusahaan kita, pesaing,
pelanggan, dan pihak lain tak langsung (Oei, 2010:134).
2.3 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis
Studi kelayakan adalah alat yang digunakan dalam proses pengembangan
bisnis untuk menunjukkan bagaimana bisnis akan beroperasi di bawah
seperangkat asumsi. Asumsi ini termasuk faktor-faktor seperti teknologi
(fasilitas, peralatan, dan proses produksi), pembiayaan (modal, volume, harga
pokok, dan upah), pemasaran (harga dan persaingan), dan sebagainya.
(Brockhouse dan Wadsworth , 2010:1)
Pendapat lain menjelaskan bahwa studi kelayakan bisnis merupakan
penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau
tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga pada saat dioperasionalkan secara
rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang
tidak ditentukan. (Umar , 2009:8)
11
12
Kasmir dan Jakfar berpendapat bahwa studi kelayakan bisnis adalah
suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau
bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha
tersebut dijalankan.
Jadi studi kelayakan bisnis dapat disimpulkan sebagai penelitian yang
dilakukan agar dapat mengetahui layak atau tidaknya sebuah bisnis sehingga
dapat diketahui keuntungan dan kerugian yang didapatkan apabila bisnis
tersebut dijalankan.
2.4 Tujuan perlunya melakukan studi kelayakan bisnis
Kasmir dan Jakfar menjelaskan bahwa terdapat lima tujuan perlunya
melakukan studi kelayakan, yaitu:
1. Menghindari Resiko Kerugian
Untuk mengatasi resiko kerugian di masa yang akan datang
ada semacam kondisi kepastian. Kondisi ini ada yang dapat
diramalkan akan terjadi atau memang dengan sendirinya
terjadi
tanpa dapat diramalkan. Dalam hal ini fungsi studi kelayakan adalah
untuk meminimalkan resiko yang tidak kita inginkan, baik resiko
yang dapat kita kendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan.
2. Memudahkan Perencanaan
Jika kita sudah dapat meramalkan apa yang akan terjadi
dimasa yang akan datang, maka akan mempermudah kita dalam
melakukan
perencanaan
dan
hal-hal
apa
saja
yang
direncanakan. Perencanaan tersebut meliputi:
1.
Berapa jumlah dana yang diperlukan
2.
Kapan usaha akan dijalankan
3.
Dimana lokasi usaha akan dibangun
4.
Siapa yang akan melaksanakan
5.
Bagaimana cara melaksanakannya
6.
Berapa besar keuntungan yang akan diperoleh
7.
Bagaimana cara mengatasinya jika terjadi penyimpangan
perlu
13
3. Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan
Dengan adanya berbagai rencana yang sudah disusun akan
sangat memudahkan pelaksanaan usaha. Para pelaksana yang
mengerjakan bisnis tersebut telah memiliki pedoman yang harus
diikuti.Pedoman tersebut telah tersusun secara sistematis, sehingga
usaha yang dilaksanakan dapat tepat sasaran dan sesuai dengan
rencana yang sudah disusun.
4. Memudahkan Pengawasan
Dengan telah dilaksanakannya suatu usaha sesuai dengan
rencana yang sudah disusun, maka akan memudahkan kita untuk
melakukan pengwasan terhadap jalannya usaha. Pengawasan ini
perlu dilakukan agar tidak melenceng dari rencana yang telah
disusun.
5. Memudahkan Pengendalian
Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan telah dilakukan
pengawasan, maka jika terjadi penyimpangan akan mudah terdeteksi,
sehingga dapat dilakukan pengendalian atas penyimpangan tersebut.
Tujuan pengendalian adalah untuk mengendalikan pelaksanaan agar
tidak melenceng dari rel yang sesungguhnya, sehingga pada akhirnya
tujuan perusahaan akan tercapai.
2.5 Manfaat Studi Kelayakan Bisnis
Hasil dari laporan studi kelayakan sebuah bisnis akan memiliki manfaat
yang berguna bagi beberapa pihak (Umar, 2009:19), yaitu:
1. Pihak Investor
Jika hasil studi kelayakan yang telah dibuat ternyata layak
direalisasikan, pemenuhan kebutuhan akan pendanaan dapat mulai
dicari, misalnya dengan mencari investor atau pemilik modal yang
mau turut serta menanamkan modalnya pada proyek yang akan
dikerjakan itu. Sudah tentu calon investor ini akan mempelajari
laporan studi kelayakan bisnis yang telah dibuat karena calon investor
mempunyai kepentingan langsung tentang keuntungan yang akan
14
diperoleh serta jaminan keselamatan atas modal yang akan
ditanamkannya.
2. Pihak Kreditor
Pendanaan proyek dapat juga dipinjam dari bank. Sebelum
memutuskan untuk memberikan kredit atau tidak, perlu mengkaji
ulang
studi
kelayakan
bisnis
yang
telah
dibuat,
termasuk
mempertimbangkan sisi-sisi lain, misalnya tersedianya agunan yang
dimiliki perusahaan.
3. Pihak Manajemen Perusahaan
Studi kelayakan bisnis dapat dibuat oleh pihak eksternal
perusahaan maupun pihak internal perusahaan sendiri. Terlepas dari
siapa yang membuat, pembuatan proposal ini merupakan upaya
dalam rangka merealisasikan ide proyek yang ujung-ujungnya
bermuara pada peningkatan usaha untuk meningkatkan laba
perusahaan. Sebagai pihak yang menjadi project leader sudah tentu
pihak manajemen perlu mempelajari studi kelayakan itu, misalnya
dalam hal pendanaan, berapa yang dialokasikan dari modal sendiri,
rencana pendanaan dari investor dan dari kreditor.
4. Pihak Pemerintah dan Masyarakat
Penyusunan studi kelayakan bisnis perlu memperhatikan
kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah karena
bagaimanapun pemerintah dapat secara langsung maupun tidak
langsung, mempengaruhi kebijakan perusahaan. Penghematan devisa
Negara, penggalangan ekspor nonmigas dan pemakaian tenaga kerja
massal merupakan contoh-contoh kebijakan pemerintah di sektor
ekonomi. Proyek-proyek bisnis yang membantu kebijakan pemerintah
inilah yang diprioritaskan untuk dibantu, misalnya dengan subsidi dan
keringanan lain.
5. Bagi Tujuan Pembangunan Ekonomi.
Dalam menyusun studi kelayakan bisnis perlu juga dianalisis
manfaat yang akan didapat dan biaya yang akan ditimbulkan oleh
proyek terhadap perekonomian nasional. Aspek-aspek yang perlu
dianalisis untuk mengetahui biaya dan manfaat tersebut antara lain
15
ditinjau dari aspek rencana pembangunan nasional, distribusi nilai
rambah pada seluruh masyarakat, nilai investasi per tenaga kerja,
pengaruh sosial, semi analisis kemanfaatan dan beban sosial. Jadi,
jelas bahwa studi kelayakan bisnis yang dibuat perlu dikaji demi
tujuan-tujuan pembangunan ekonomi nasional.
2.6 Tahapan-tahapan dalam studi kelayakan bisnis
Terdapat 5 tahapan dalam melakukan studi kelayakan bisnis yaitu
sebagai berikut (Kasmir dan Jakfar, 2013:18):
1.
Pengumpulan data dan informasi
Mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan baik kualitatif
maupun kuantitatif. Data dan informasi tersebut dapat diperoleh dari
sumber-sumber yang terpercaya.
2.
Melakukan pengolahan data
Setelah data dan informasi tersebut terkumpul maka selanjutnya
adalah melakukan pengolahan data dan informasi. Pengolahan
tersebut dilakukan dengan teliti untuk aspek-aspek yang ada,
kemudian dilakukan pengecekan kembali agar memastikan kebenaran
hitungan yang telah dilakukan.
3.
Analisis data
Langkah
selanjutnya
adalah
melakukan
analisis
data
untuk
menentukan kriteria kelayakan dari aspek-aspek yang ada. Kriteriakriteria tersebut diukur agar dapat memenuhi syarat kelayakan bisnis.
4.
Mengambil keputusan
Setelah diperoleh hasil pengukuran kriteria tersebut maka selanjutnya
adalah mengambil keputusan atas hasil analisis tersebut. Keputusan
diambil sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Apabila hasilnya
tidak layak lebih baik dibatalkan kelanjutannya dengan menyebutkan
alasan kenapa tidak layak.
5.
Memberi rekomendasi
Langkah terakhir adalah memberikan rekomendasi laporan studi
kepada pihak-pihak yang berkaitan disertai dengan perbaikan atau
saran-saran apabila diperlukan.
16
2.7 Konsep Analisa Ekonomi Teknik
Secara umum analisis ekonomi teknik bisa dikatakan sebagai analisis
ekonomi dari investasi teknik dan untuk mengetahui investasi teknik ini
membutuhkan pengetahuan tentang aspek teknis serta aspek kinerja ekonomi.
Pengambilan keputusan pada ekonomi teknik mempunyai dua sudut pandang
yang berbeda yaitu sudut pandang ekonomi teknik dan sudut pandang
akuntansi. Sudut pandang ekonomi teknik mencakup proses estimasi aliran
kas masa mendatang dan memberikan gambaran tentang kemungkinankemungkinan akan dihadapi seandainya variabel-variabel pengmbilan
keputusan berubah dari satu kondisi ke kondisi lain. Sedangkan, sudut
pandang akuntansi lebih berkaitan kepada analisa aliran keuangan perusahaan
yang telah terjadi pada periode yang telah lewat guna memproyeksikan aliran
kas di masa mendatang.
Alasan mengapa ekonomi teknik sangat penting bagi engineers (Blank &
Tarquin, 2012) yaitu karena:
1.
Engineers melakukan desain dan pembuatan.
2.
Ada keputusan ekonomi dalam setiap proses desain.
3.
Engineers harus bisa menggabungkan analisa ekonomi dalam dalam
setiap kreatifitas mereka.
4.
Seringkali engineers harus memilih dan implementasi dari berbagai
alternatif.
5.
Mengerti dan mengaplikasikan TVM (Time Value of Money),
ekuivalesi nilai ekonomi, dan estimasi biaya adalah hal vital bagi para
engineers.
6.
Analisa ekonomi yang tepat untuk memilih dan melakukan execution
adalah tugas dasar dari engineering.
2.7.1 Aliran Kas
Aliran kas adalah bagian dari laporan keuangan suatu
perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang
menunjukkan aliran masuk dan keluar uang tunai (kas) perusahaan.
Lebih lanjut lagi, dalam hubunganya dengan suatu proyek, beliau
17
membagi aliran kas menjadi tiga kelompok (Iman Soeharto, 1999,
407), yaitu:
•
Aliran kas awal (Initial Cash Flow) merupakan aliran kas yang
berkaitan dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi.
•
Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) merupakan
aliran kas yang berkaitan dengan operasional proyek.
•
Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow) merupakan aliran kas
yang bertkaitan dengan nilai proyek seperti sisa modal kerja,
nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan proyek.
Dalam menyusun aliran kas proyek sebaiknya memperhatikan hal-hal
berikut:
•
Prinsip Aliran Kas
Yaitu dengan menyusun aliran kas masuk dan aliran kas keluar
secara sistematis
•
Aliran Kas Inkremental
Adalah aliran kas proyek apabila hanya memperhitungkan arus
dana masuk dan keluar yang terdapat kaitannya dengan proyek
yang bersangkutan.
•
Aliran Kas Diperhitungkan Setelah Pajak
Adalah keuntungan yang akan diperoleh dengan adanya
investasi diperhitungkan setelah kewajiban pajak.
•
Incidental Effect
Dengan memperhitungkan pengaruh diadakannya proyek baru
atau proyek yang akan dijalankan terhadap laba perusahaan.
•
Opportunity Cost
Yaitu kemungkinan memperoleh tingkat keuntungan yang
diterima dari penggunaan alternatif terbaik suatu asset.
•
Bunga Utang
Untuk mengevaluasi kelayakan proyek, dipisahkan antara
keputusan investasi dengan keputusan pendanaan.
2.7.2 Depresiasi
Depresiasi dan pajak adalah dua faktor yang sangat penting
dipertimbangkan dalam studi ekonomi teknik khususnya untuk
18
kelayakan proyek. Walaupun depresiasi tidak berupa aliran kas,
namun besar dan waktunya akan mempengaruhi pajak yang akan
ditanggung oleh perusahaan. Pengetahuan yang baik tentang
depresiasi dan sistem pajak akan sangat membantu dalam mengambil
keputusan yang berkaitan dengan investasi.
Depresiasi pada dasarnya adalah penurunan nilai suatu
properti atau aset karena waktu pemakaian, dan dampak yang
ditimbulkan dari depresiasi ini adalah pengurangan jumlah penghsilan
yang dikenakan pajak dan penurunan kemampuan fungsi kerja aset
tersebut (I Nyoman Pujawan, 2004:193)
Banyak metode yang bisa dipakai untuk menentukan beban
depresiasi tahunan suatu aset. Salah satunya dengan metode garis
lurus atau straight line method.
Metode depresiasi garis lurus didasarkan atas asumsi bahwa
berkurangnya nilai suatu aset secara linier (proporsional) terhadap
waktu atau umur dari aset tersebut. Besarnya depresiasi tiap tahun
dihitung berdasatkan:
Dimana:
Dt = besarnya depresiasi pada tahun ke-t
P = ongkos awal dari aset yang bersangkutan
S = nilai sisa dari aset tersebut
N = masa pakai (umur) dari aset tersebut dinyatakan dalam
tahun
Karena aset didepresiasi dengan jumlah yang sama tiap tahun
maka aset tersebut dikurangi dengan besarnya depresiasi tahunan
dikalikan t, atau:
Tingkat depresiasi (rate of depreciation), d, adalah bagian dari
P-S yang didepresiasi tiap tahun.
19
Untuk metode garis lurus, tingkat depresiasinya adalah:
2.7.3 Time Value of Money (TVM)
Time value of money menjelaskan perubahan nilai uang terhadap watu
untuk dana hutang yang dimiiki perusahaan atau individu. Time value
of money adalah konsep terpenting di dalam ekonomi teknik. Time
value of money berguna untuk menghitung anggaran. Manfaat time
value of money adalah untuk mengetahui apakah investasi yang
dilakukan dapat memberikan keuntungan atau tidak. Dengan demikian
investor dapat menganalisa apakah proyek tersebut dapat memberikan
keuntungan atau tidak (Blank & Tarquin, 2012).
2.7.4 Interest (bunga)
Interest (Bunga) adalah manifestasi dari nilai waktu terhadap uang yang
dibayakan dari peminjaman asset dalam kurun waktu tertentu. Interest
(bunga) itu muncul dari dua sudut, yaitu dari sudut pandang pemilik uang
dan dari sudut pandang peminjam (Blank & Tarquin, 2012).
Interest = amount owed now - principal
Sedangkan interest rate adalah suku bunga yang dibayarkan terhadap
suatu periode waktu yang di simbolkan dengan presentase.
Interest rate (%) =
x 100%
Borrower’s perspective (pandangan si peminjam) – interest rate paid
Lender’s or Investor perspective (pandangan si pemberi pinjaman) – rate
of return earned
2.7.5 BI Rate
Definisi dan fungsi dari BI rate menurut Bank Indonesia adalah:
Definisi:
20
BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap
atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan
diumumkan kepada publik.
Fungsi:
BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia
setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada
operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan
likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk mencapai sasaran
operasional kebijakan moneter.
Sasaran
operasional
kebijakan
moneter
dicerminkan
pada
perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB
O/N). Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh
perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga
kredit perbankan.
Dengan
mempertimbangkan
pula
faktor-faktor
lain
dalam
perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI Rate
apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah
ditetapkan. Sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila
inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah
ditetapkan.
(www.bi.go.id/id/moneter/bi-rate/penjelasan/Contents/Default.aspx)
2.8 Metode Analisa Investasi Dalam Ekonomi Teknik
2.8.1. Payback Period
Metode ini bertujuan untuk melakukan pengukuran investasi dengan
melihat kekuatan pengembalian modal tanpa mempertimbangkan nilai waktu
terhadap uang (time value of money).
21
Kriteria penilaian payback period adalah apabila payback period lebih kecil
dari periode investasi, maka usulan investasi layak dilanjutkan. Sebaliknya
apabila payback period lebih besar dari periode investasi, maka usulan
investasi tidak layak dilanjutkan (Rangkuti, 2012:7).
2.8.2. Net Present Value
Unsur-unsur utama dalam menggunakan metode net present value adalah
mengidentifikasi nilai discount rate (nilai r). Discount rate ditentukan
berdasarkan biaya modal untuk mengetahui cash flow di masa yang akan
datang. Net present value merupakan jumlah dari discounted net cash flow
dari waktu ke waktu. Cara perhitungannya adalah dengan, seluruh net cash
flow di discount dengan discount rate tertentu dari tahun (t) basisi yang sama,
yakni tahun pada saat investasi dilakukan (Rangkuti, 2012:8). Rumusnya
adalah sebagai berikut:
C1, C2, C3, …... = net cash inflow mulai tahun 1,2,3, …… dan seterusnya
k = opportunity cost dari modal yang digunakan (misalnya menggunakan
asumsi 6, artinya apabila modal yang digunakan tersebut didepositokan di
bank akan menghasilkan keuntungan sebesar 6% per tahun).
C0 = initial cost dari investasi yang digunakan
n = periode investasi yang akan dihitung
Kriteria yang dipergunakan dalam penilaian NPV adalah sebagai berikut:
•
Jika NPV = 0 (nol), maka hasil investasi (return) usaha akan sama
dengan tingkat suku bunga yang dipakai dalam analisis atau dengan kata lain
tidak untung maupun rugi (impas).
•
Jika NPV = - (negatif), maka investasi tersebut rugi atau hasilnya
(return) di bawah tingkat suku bunga (bagi hasil yang diapaki).
•
Jika NPV = + (positif), maka investasi tersebut menguntungkan atau
hasilnya (return) melebihi tingkat bunga (bagi hasil yang dipakai).
22
2.8.3 Internal Rate of Return
Metode Internal Rate of Return digunakan untuk mencari tingkat
bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di
masa datang (Umar 2009:198).
Metode Internal Rate of Returns dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
Dimana :
Kriteria Penilaian
Jika IRR yang didapat ternyata lebih besar dari rate of return yang ditentukan
maka investasi dapa diterima.
2.8.4. Profitability Index
Metode analisis Profitability Index sangat mirip dengan analisis net
present value, karena keduanya menggunakan komponen perhitungan nilai
sekarang (present value). Perbedaannya adalah bahwa satuan yang dipakai
dalan net present value adalah nilai uang, sedangkan dalam profitability index
adalah indeks (Rangkuti, 2012:11). Rumus perhitungan profitability index
adalah sebagai berikut:
Kriteria penilaian investasi dengan menggunakan profitability index juga
23
sangan mirip dengan net present value, yaitu:
•
Jika profitability index > 1, maka dikatakan layak
•
Jika profitability index < 1, maka dikatakan tidak layak
Jika profitability index = 1, maka dikatakan break event point.
24
Download