POHON KEIMANAN

advertisement
‫‪POHON KEIMANAN‬‬
‫]‪[Khutbah Pertama‬‬
‫إَُِّ اىْحََِذَ ىِئَِّ‪َّ ,‬حََِذُُٓ‪ ,‬وََّغِزَعُُُِْٔ‪ ,‬وََّغِزَغِ ِفشُُٓ ‪,‬وََّعُىرُ ثِبىئَِّ ٍِِِ ُششُوسِ ؤَِّفُغَِْب‪َ ,‬وعَُِّئَبدِ ؤَعََِبىَِْب ‪َ ِِ ٍَ.‬هِذِِٓ اىيَّ ُٔ‬
‫َُ ٍُحَََّذّا عَجِذُُٓ‬
‫ال ٍُضِوَّ ىَُٔ‪ ,‬وٍََِِ َُضِيِوْ فَالَ َٕبدٌَِ ىَُٔ‪ ,‬وَؤَشِهَذُ ؤَُْ الَ ِإىََٔ إِالَّ اىئَُّ وَحِذَُٓ الَ َششَِِلَ ىَُٔ‪ ,‬وََؤشِهَذُ ؤ َّ‬
‫فَ َ‬
‫وَ َسعُىىُُٔ‬
‫ََب ؤََُّهَب اىَّزََِِ آٍَُْىا ارَّقُىا اىئََّ حَقَّ رُقَبرِِٔ وَالَ رََُىرَُِّ إِالَّ وَؤَِّزُ ٌِ ٍُغِيَُِىَُ‬
‫َث ٍِِْهََُب سِجَبالً مَثِريّا وَِّغَبءً‬
‫ط ارَّقُىا سََّثنٌُُ اىَّزٌِ خَيَ َقنُ ٌِ ٍِِِ َّفْظٍ وَاحِذَحٍ وَخَيَ َق ٍِِْهَب صَوِجَهَب وَث َّ‬
‫ََب َؤَُّهَب اىَّْب ُ‬
‫وَارَّقُىا اىئََّ اىَّزٌِ رَغَب َءىُىَُ ثِِٔ وَالَسِحَبًَ إَُِّ اىئََّ مَبَُ عَيَُِنٌُِ سَقُِجّب‬
‫ََب ؤََُّهَب اىَّزََِِ آٍَُْىا ارَّقُىا اىئََّ وَقُىىُىا قَىِالً عَذَِذّا َُصِيِحِ َىنٌُِ ؤَعََِبَىنٌُِ وََغِ ِفشِ َىنٌُِ رُُّىَثنٌُِ وٍََِِ َُطِ ِع اىئََّ‬
‫وَ َسعُىىَُٔ فَقَذِ فَبصَ فَىِصّا عَظَُِّب‪.‬‬
‫ؤٍََّب ثَعِذُ‬
‫ُو ٍُحِذَثَخٍ ثِذِعَخٌ‪ ,‬وَمُوَّ‬
‫َش الٍُُى ِس ٍُحِذَثَبرُهَب‪ ,‬وَم َّ‬
‫ٌ ٍُحَََّذٍ ‪َ ,‬وش َّ‬
‫فَئَُِّ خَُِشَ اىْحَذَِثِ مِزَبةُ اىئَِّ‪ ,‬وَخَُِشَ اىْهَذٌِِ َٕذِ ُ‬
‫الىَخٍ فٍِ اىَّْبسِ‬
‫ثِذِعَخٍ ضَالَىَخٌ‪ ,‬وَمُوُّ ضَ َ‬
‫!‪Ayyuhal muslimun‬‬
‫‪Bertakwalah kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala, karena takwa adalah bekal terbaik yang‬‬
‫‪bisa disimpan. Dan rasakanlah selalu pengawasan Allah dalam setiap urusan Anda, baik yang‬‬
‫‪tersembunyi maupun yang nyata.‬‬
‫!‪Ibadallah‬‬
‫‪Siapa pun tahu besar kebutuhan manusia akan air, makanan, matahari, udara, pakaian dan‬‬
‫‪obat-obatan. Akan tetapi, tahukah Anda, wahai hamba-hamba Allah, apa yang lebih penting‬‬
‫‪Page 1‬‬
‫‪Disalin dari www.khotbahjumat.com‬‬
dari pada itu semua? Yaitu sesuatu yang tidak bisa dilepaskan dari hidup manusia, karena
segala urusannya tidak bisa berjalan dengan baik tanpa keberadaannya. Urgensinya melebihi
apa pun yang dianggap penting dan mendesak. Kebutuhan terhadapnya lebih besar daripada
kebutuhan lainnya. Karena sesungguhnya ia adalah makanan, pakaian dan obat yang hakiki
bagi manusia. Sebab, apabila manusia tidak memilikinya, mereka akan rugi di dunia dan
Akhirat. Na‟udzu billahi min dzalik! Itu adalah iman dan akidah, sebagai ilmu dan amal,
perilaku dan jalan hidup.
Sesungguhnya, salah satu kelebihan yang diberikan kepada umat Muhammad Shallallahu
„alaihi wa Sallam ialah, bahwa Allah menunjukkan mereka kepada agama yang benar ini.
Lalu Allah memilih akidah yang paling benar dan paling bersih, metode yang paling
sempurna dan paling tinggi, ibadah yang paling mudah dan paling jernih, dan akhlak yang
paling mulia dan paling suci untuk diberikan kepada mereka (umat Muhammad Shallallahu
„alaihi wa Sallam).
Ayyuhal muslimun! Ya hamatal akidah wa hurrasal millah!
Salah satu keistimewaan umat ini yaitu umat ini adalah “umat akidah’’. Inilah rahasia
terbesar dalam hal kekuatan peribadi mereka dan bangunan peradaban mereka, serta resep
paling berharga dalam bangunan kejayaan dan kemenangan mereka yang terus menerus.
Sepanjang zaman dan sepanjang masa isu-isu akidah akan tetap ada dan harus tetap menjadi
isu utama dan terpenting. Serta, menjadi landasan dan pondasi bagi semua perhatian seorang
muslim, baik dalam tataran ilmu, amal, maupun dakwah. Terutama pada masa-masa
belakangan ini yang banyak godaan dan perubahan, syahwat dan syubhat menyebar luas,
serangan dan tantangan semakin besar, kesulitan dan krisis semakain berat.
Oleh karena itu, kita harus membekali diri dengan senjata akidah. Karena, di muka bumi ini
tidak ada satupun kekuatan yang bisa menandingi atau bahkan mendekati kekuatan akidah
dalam menjamin keshalihan individu dan kestabilan masyarakat. Sesungguhnya, akidah
adalah klep pengaman dan kekacauan, kekosongan jiwa, kehampaan rohani, pelecehan
terhadap akal sehat, penistaan dalam berbagai kebatilan. Kemudian, menjadi akhir yang jelek
dan penutup yang kekal. Kita berlindung kepada Allah dari murka-Nya dan siksa-Nya yang
sangat pedih .
Ummatal Islam!
Kita sangat membutuhkan generasi penerus yang memiliki senjata akidah. Mereka hidup
dengan akidahnya dan untuk akidahnya. Akidah itu menjadi mercusuar mereka di dalam ilmu
dan amal, menjadi timbangan mereka di dalam berteman dan bermusuhan, menjadi simbol
mereka di dalam marah dan senang, dan menjadi undang-undang mereka di dalam mendidik
dan memperbaiki. Mereka membersihkan akidahnya dari penyimpangan orang-orang yang
berlebih-lebihan, pengakuan orang-orang yang mengada-ada, dan penakwilan orang-orang
yang bodoh. Sesungguhnya tanggung jawab dan amanah orang tua, keluarga, lembaga
pendidikan, saluran edukasi, serta praktisi pendidikan, dakwah dan perbaikan dalam masalah
ini sangat besar. Peran mereka harus muncul di arena pembangunan untuk segala hal yang
benar dan baik, dan pemberantasan untuk segala hal yang salah dan buruk.
Penghalang pertama di bidang dakwah dan penyadaran umat harus dihancurkan dengan
akidah yang benar dalam rangka pembersihan dan penguatan. Sesungguhnya, masalah paling
Disalin dari www.khotbahjumat.com
Page 2
pokok yang harus segera di atasi ialah masalah syirik dan penyembahan berhala dalam
berbagai model dan bentuknya. Bila tauhid adalah kewajiban yang paling ditekankan dan
keharusan yang paling diperintahkan, maka syirik adalah dosa yang paling besar dan larangan
yang paling diharamkan. Seluruh syariat dan dakwah para Nabi dan Rasul sepakat
mengingkari dan menolak kemusyrikan. Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman,
ُ‫ش َشكَ ثِِٔ وََغِفِ ُش ٍَبدُوَُ َرىِلَ ىََِِ َشَأء‬
ِ َُ َُ‫إَُِّ اهللَ الََغِ ِفشُ ؤ‬
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa
yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. (Q.S. An-Nisa: 48,116)
Ikhwatal Iman!
Keterikatan dan hubungan seorang muslim dengan akidahnya sangat erat, kuat dan tepat. Hal
itu terlihat jelas di setiap tindakan dan urusannya; di kala suka dan duka, di saat susah dan
mudah, di dalam ibadah dan muamalah. Bahkan, seluruh hidup dan matinya untuk Allah
Subhanahu wa Ta‟ala, dan tiada menyekutukan-Nya. Jika memita sesuatu, ia memintanya
kepada Allah. Jika shalat, haji, bernadzar, dan menyembelih hewan, ia melakukannya karena
Allah. Jika meminta bantuan atau pertolongan, ia memintanya kepada Allah semata. Tidak
ada yang diandalkannya untuk memenuhi hajatnya, melepaskan kesulitannya, mendatangkan
keuntungannya dan menolak kerugiannya selain Allah Subhanahu wa Ta‟ala.
Itulah akidah seorang muslim; percaya dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan
mengamalkan dengan anggota badan. Jadi, bukan sekadar ilmu kalam yang terpisah dari
kehidupan sehari-hari. Bukan pula gelombang emosi dan pembenaran perasaan belaka.
Melainkan kekuatan ruhani, keilmuan, pengamalan, praktik nyata, dan interaksi dinamis yang
membuat pemiliknya tergerak untuk melihat nilai-nilai yang tinggi dan membawanya naik ke
atas cakrawala yang paling agung.
Ikhwatal iman!
Kita harus yakin bahwa kehidupan yang nyaman dan aman, kehidupan yang bahagia dan
legawa tidak bisa dicapai tanpa iman dan amal shalih. Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman,
َُ‫جضَََِّْهٌُِ ؤَ ِجشٌَُِٕ ثِإَحِغَ ِِ ٍَبمَبُّىا َعََِيُى‬
ِ ََْ‫ٍَِِ عََِوَ صَبىِحّب ٍِِّ رَ َمشٍ ؤَوِ ؤُّثًَ وَُٕىَ ٍُؤٍِِِْ فَيَُْحََُُُِِّْٔ حََُبحً طَُِّجَخً َوى‬
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik
dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih
baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S. An-Nahl: 97)
Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman,
َُ‫اىَّزََِِ ءَاٍَُْىا َوىٌَِ َيْجِغُىا ِإميَبَّهٌُِ ثِظُيٌٍْ ؤُ ِوىَئِلَ ىَهُ ٌُ اْلٍَُِِ وٌَُٕ ٍُّهِزَذُو‬
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman
(syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orangorang yang mendapat petunjuk. (Q.S. Al-An’am 82)
Disalin dari www.khotbahjumat.com
Page 3
Setiap bencana, ketakutan, kecemasan, dan hilangnya rasa aman dari umat ini, tidak lain
disebabkan karena lemahnya atau hilangnya iman. Dan itu adalah sunnatullah.
ً‫فَيَِ رَجِذَ ىِغَُّْذِ اهللِ رَجِذَِالً َوىَِ رَجِذَ ىِغَُّْخِ اهللِ رَحِىَِال‬
Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunnah Allah, dan sekali-kali
tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah itu. (Q.S. Fathir: 43)
Ayyuhal muslimun!
Sesungguhnya, amal shalih itu bekal dan hasil karya seseorang yang akan dibawanya ketika
meninggal dunia. Amal shalih yang akan menentukan nasibnya di Akhirat. Al-Bukhari dan
Muslim meriwayatkan dari Anas bahwa Rasulullah Shallallahu „alaihi wa Sallam bersabda
(yang artinya),
‘‘Mayit akan diantar oleh tiga hal. Lalu yang dua pulang kembali dan yang satu tinggal
bersamanya. Ia diantar oleh keluarganya, hartanya dan amalnya. Lalu keluarga dan
hartanya pulang kembali, sedangkan amalnya tinggal bersamanya.’’ (H.R. Al-Bukhari,
6514, Muslim, 2960)
Keluarga, kerabat, sahabat, dan anak pulang kembali ke rumah. Harta yang banyak, istana
yang megah, kendaraan yang mewah, dan pemandangan yang menawan juga kembali ke
tempat semula. Bahkan, terkadang menjadi penyesalan dan ratapan bagi pemiliknya. Dan
hanya satu yang akan tinggal bersamanya tidak ada yang lain dalam liang lahat yang sempit,
yaitu amal yang shalih.
Jadi, amal adalah sahabat manusia di dalam kuburnya. Ia akan memperoleh nikmat jika
amalnya shalih, dan akan menerima azab jika amalnya tidak shalih. Dalam sebuah hadits
Rasulullah Shallallahu „alaihi wa Sallam bersabda (yang artinya),
‘‘Sesungguhnya, amal yang shalih akan datang kepada pemiliknya di dalam kubur dalam
wujud seorang laki-laki berwajah tampan, berpakaian bagus, dan berbau harum. Lalu, lakilaki itu berkata, „Bergembiralah dengan apa yang menyenangkan hatimu!‟ Si mayit
bertanya: „Siapa kamu? Karena wajahmu adalah wajah yang datang dengan kebaikan!‟
Laki-laki itu menjawab, „Aku adalah amalmu yang shalih.‟ Sedangkan amal yang buruk akan
datang kepada pemiliknya di dalam kubur dalam wujud seorang laki-laki berwajah jelek,
berpakaian jelek, dan berbau busuk. Lalu, laki-laki itu berkata, „Bergembiralah dengan apa
yang menyakitkan hatimu!‟ Si mayit bertanya, „Siapa kamu? Karena wajahmu adalah wajah
yang datang dengan keburukan!‟ Laki-laki itu menjawab, „Aku adalah amalmu yang
buruk.‟‟’
Mana perhatian manusia terhadap pelajaran ini? Siapapun yang mencermati realita mayoritas
umat Islam, maka ia akan kembali dengan hati yang luka dan jiwa yang sedih. Karena,
melihat amal yang buruk bertumpuk dan menyebar luas di tengah masyarakat muslim. Ada
beragam bentuk syirik dan bid’ah. Ada dosa-dosa besar dan kemaksiatan yang dilakukan oleh
orang-orang yang mengaku muslim. Ada pembunuhan, perzinaan, praktik riba, pencurian,
kesewenang-wenangan, minuman keras, narkoba, mengabaikan shalat Jumat dan shalat
jamaah, asyik dengan aktivitas-aktivitas yang melalaikan dan membuat terlena. Ada pamer
Disalin dari www.khotbahjumat.com
Page 4
kecantikan dan aurat, kurangnya rasa malu, pamer perhiasan, dan pergaulan bebas. Semuanya
ada di tengah-tengah kaum muslimin dan muslimat.
Ya ummatal Islam!
Bertakwalah kepada Allah dan kerjakanlah amal yang shalih. Karena, Tuhan Anda telah
menganjurkan kepada Anda untuk mengerjakan amal shalih dengan beragam uslub (gaya
bahasa). Ada yang menggunakan uslub perintah langsung. Ada yang menyebutkan balasan
yang akan diterima pelakunya di akhirat dan kondisinya di dunia. Ada yang mengaitkannya
dengan ganjarannya. Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman,
َُ‫ِال ٍَبمُْزٌُِ رَعََِيُى‬
َّ ‫وٍََبرُجِضَوَُِ إ‬
Dan kamu tidak diberi pembalasan melainkan terhadap kejahatan yang telah kamu kerjakan,
(Q.S. As-Shaaffat: 39)
Ada yang menyebutkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta‟ala melihat amal perbuatan kita.
Seperti pada firman-Nya,
ٌُِْ‫إٍِِّّ ثََِبرَعََِيُىَُ عَي‬
Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Mu’inun: 51)
Ada yang menyebutkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta‟ala menugaskan para malaikat untuk
mencatat amal perbuatan kita. Ada yang menyebutkan, bahwa kita akan menghadap kepada
Allah. Lalu kita akan menjumpai amal perbuatan kita pada hari kiamat; kita akan melihat dan
membacanya.
ًَِ‫خشِجُ ىَُٔ َىًَِ اىْقَُِبٍَخِ مِزَبثّب َيْقَبُٓ ٍَْشُىسّا ا ْقشَؤْ مِزَبثَلَ مَفًَ ثَِْفْغِلَ اىَُْى‬
ِ َُّ‫وَمُوُّ إِّغَبٍُ َؤْىضٍََِْبُٓ طَبِئشَُٓ فٍِ عُُْقِِٔ و‬
‫عَيَُِلَ حَغُِجّب‬
Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya
kalung) pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang
dijumpainya terbuka. “Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai
penghisap terhadapmu.” (Q.S. Al-Isra’: 13-14)
Dan ada yang memberitahukan kepada kita bahwa amal perbuatan manusia itu adakalanya
menguntungkan dirinya dan adakalanya merugikan dirinya.
‫ٍَِِّ عََِوَ صَبىِحّب فَيَِْفْغِِٔ وٍََِِ َؤعَأءَ فَعَيَُِهَب‬
Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh, maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri
dan barangsiapa yang berbuat jahat maka (dosanya) atas dirinya sendiri. (Q.S. Fushhilat:
46)
Disalin dari www.khotbahjumat.com
Page 5
Masih banyak lagi uslub-uslub lain yang bertebaran di dalam Alquran yang dapat dilihat
dengan mudah oleh orang yang mau merenungkan ayat-ayat Alquran.
Ibadallah!
Anda harus membekali diri dengan amal shalih sepanjang masih punya waktu dan
kesempatan. Waspadalah terhadap hal-hal yang bisa menghalangi Anda dari amal yang
bermanfaat. Seperti nafsu yang menyuruh berbuat jahat, setan yang terkutuk dan kawankawannya dari bangsa jin dan manusia, hawa nafsu, syubhat, dan angan-angan mereka. Serta
dunia yang hina dan kesenangannya. Bertobatlah kepada Tuhan dengan tobat yang nasuha.
Teruslah beramal shalih. Jangan sekali-kali mundur setelah maju, dan jangan pernah lalai
setelah patuh.
َُ‫وَ َالَرنُىُّىا مَبىَّزََِِ َّغُىا اهللَ فَإَّغَبٌُِٕ ؤَّفُغَهٌُِ ؤُ ِوىَئِلَ ٌُُٕ اىْفَبعِقُى‬
Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan
mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik. (Q.S. AlHasyr: 19).
‫ؤَقُىِهُ قَ ِىِىٍِ ٕزا‬. ٌُِِِ‫حن‬
َ ْ‫ وََّفَعٍَِِْ وَإََِّبمٌُِ ثََِب فُِِ ِٔ ٍَِِ اىْأََبدِ وَاىزِّ ْمشِ اى‬،ٌَِِِ‫ثب َسكَ اهلل ِىٍِ َوَىنٌُِ فٍِ اىْ ُقشِآُِ اْى َنش‬
ٌُُِِ‫ فَبعِزَغِ ِفشُوُِٓ إَُِّّٔ ُٕىَ اىْغَفُىِ ُس اىشَّح‬،ٍ‫وََؤعِزَغِ ِفشُ اهللَ ِىٍِ َوَىنٌُِ وَىِغَبِئشِ اىَُْغِيََُِِِِ ٍِِِ مُوِّ رَِّت‬
[Khutbah Kedua]
َ‫ َؤشِهَذُ ؤَُْ ال‬،َُِ‫ششِمُى‬
ِ َُْ‫َاىْحََِذُ هلل اىَّزٌِِ ؤَ ِسعَوَ َسعُ ِىىَُٔ ثِبىْهُذَي َودَِِِِ اىْحَـقِّ ىُِظْ ِهشَُٓ عَيًَ اىذَِِِِّ مُئِِّ َوىَىِ َمشَِٓ اى‬
‫ ؤٍََّبثَعِذ‬.َُِِِ‫اىيهٌ صَوِّ عَيًَ ٍُحَََّذٍ وَعَيًَ آىِِٔ وَؤَصِحَبثِِٔ ؤَجََِع‬،ُُٔ‫َُ ٍُحَََّذّا عَجِذُُٓ وَسَعُ ِىى‬
َّ ‫إىٔ إِالَّ اهلل وََؤشِهَذُ ؤ‬
Ikhwatal Islam!
Salah satu karunia Allah yang diberikan kepada Anda, ialah waktu-waktu utama dan musimmusim kebajikan dan rahmat. Hal itu untuk memberi kesempatan kepada orang-orang yang
taat supaya memperbanyak bekal amal shalih. Juga memberi kesempatan kepada para
pendosa untuk bertobat kepada Tuhan dan kembali ke jalan yang benar, serta mengasah iman
yang ada di dalam jiwa mereka. Karena, ketika bulan Ramadhan yang penuh berkah berakhir,
masuklah bulan-bulan haji ke Tanah suci. Itu adalah salah satu rukun agama yang agung.
Siapa yang melaksanakannya menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh agama, ia akan
pulang ke rumahnya tanpa dosa, seperti ketika ia dilahirkan oleh ibunya. Segala puji bagi
Allah yang telah menyediakan keutamaan yang agung ini untuk hamba-hamba-Nya.
ُ‫قُوْ ثِفَضِوِ اهللِ وَِثشَحََِزِِٔ فَجِ َزىِلَ فَيَُْ ْفشَحُىا ُٕىَ خَُِ ْش ٍََِّّب َجََِعُى‬
Katakanlah, “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka
bergembira. Karunia dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka
kumpulkan.” (Q.S. Yunus: 58)
Disalin dari www.khotbahjumat.com
Page 6
‫إَُِّ اهللَ وٍََالَِئنَزَُٔ َُصَيُّىَُ عَيًَ اىَّْجٍِِّ ََأؤََُّهَب اىَّزََِِ ءَاٍَُْىا صَيُّىا عَئَُِِ وَعَيَُِّىا رَغِيَُِّب‬
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang
yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya. (Q.S. Al-Ahzab: 56)
‫اَىيَّهٌَُّ صَوِّ عَيًَ ٍُحَََّذٍ وَعَيًَ آ ِه ٍُحَََّذٍ مَََب صَيَُِّذَ عَيًَ إِِثشَإٌَُِِ وَعَيًَ آهِ إِِثشَإٌَُِِ إَِّّلَ حََُِِ ْذ ٍَجُِِذْ وثبسك‬
ْ‫عَيًَ ٍُحَََّذٍ وَعَيًَ آهِ ٍُحَََّذٍ مَََب ثَبسَ ْمذَ عَيًَ إِِثشَإٌَُِِ وَعَيًَ آهِ إِِثشَإٌَُِِ إَِّّلَ حََُِِ ْذ ٍَجُِِذ‬
ََِِ‫َِ ٍَِِ اىْخَب ِعش‬
َّ ّ‫سَثََّْب ظَيَََِْب ؤَّفُغََْب وَإُِ ىٌَِّ رَغِ ِفشِ ىََْب وََرشِحَََِْب ىََْنُى‬
ِ‫سَثََّْأ ءَارَِْب فٍِ اىذَُُِّّب حَغََْخً وَفٍِ اْلَ ِخشَحِ حَغََْخً وَقَِْب عَزَاةَ اىَّْبس‬
َََُِِِ‫وَصَيًَّ اهللُ وَعَيٌََّ عَيَىَُحَََّذٍ رَغِيَُِِّب مَثُِِشّا وَ آ ِخشُ دَعِىَاَّب اىْحََِذُِ هللِ سَةِّ اىْعَبى‬
Sumber: Kumpulan Khutbah Jum‟at Pilihan Setahun, edisi pertama, eLBA Al-Fitrah dengan
sedikit perubahan dan penyuntingan bahasa oleh Tim Redaksi KhotbahJumat.com
Artikel www.KhotbahJumat.com
Disalin dari www.khotbahjumat.com
Page 7
Download