14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan

advertisement
14
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Dusun Margadalom, Desa Gebang, Kecamatan
Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung dan Taman Hutan
Raya Wan Abdul Rachman (Tahura WAR), Provinsi Lampung. Waktu penelitian
dilaksanakan pada bulan Maret-April 2012.
Keterangan :
Lokasi penelitian
Gambar 1 Lokasi Penelitian
15
3.2 Alat, Bahan, dan Obyek Penelitian
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: alat tulis,
kamera, recorder, oven, kertas koran, label, sampel tumbuhan, alkohol 70%,
kuisioner, komputer, dokumen terkait, dan buku identifikasi tumbuhan. Obyek
penelitian yaitu spesies tumbuhan yang diketahui dan digunakan oleh masyarakat
suku Lampung Pesisir serta kearifan lokal di Dusun Margadalom.
3.3 Jenis Data yang Dikumpulkan
Jenis data dan informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Jenis data yang dikumpulkan
No
1.
Jenis data
Kondisi umum
lokasi penelitian
Aspek yang dikaji
1. Status kawasan
2. Kondisi fisik kawasan (Letak,
luas, aksesibilitas, iklim,
topografi, ketinggian, geologi,
tanah, dan hidrologi
3. Kondisi biologi kawasan (flora
dan fauna)
4. Kondisi sosial budaya masyarakat
Sumber data
Kantor UPTD
Tahura WAR,
kantor desa,
perpustakaan,
dan internet
Metode
Kajian
pustaka
2.
Karakteristik
masyarakat/
responden
1.
Masyarakat
suku Lampung
Pesisir di
Dusun
Margadalom
Wawancara
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Nama dan jenis kelamin
responden
Karakteristik umur (anak,
remaja, dewasa, tua)
Karakteristik mata pencaharian
Karakteristik pendidikan
Kondisi kesehatan
Luas kepemilikan lahan
Interaksi dengan hutan
3.
Kondisi
produktivitas
masyarkat/
responden
Kondisi kesehatan dan umur
responden terkait keaktifan
responden/status produktivitas
responden
Masyarakat
suku Lampung
Pesisir di
Dusun
Margadalom
Wawancara
4.
Potensi tumbuhan
pangan dan obat
Spesies tumbuhan pangan dan obat di
sekitar Dusun Margadalom dan di
Tahura WAR: spesies, nama lokal,
nama ilmiah, famili, habitus, tipe
habitat, budidaya/liar
Dusun
Margadalom
dan kantor
UPTD Tahura
WAR
5.
Kearifan lokal
masyarakat dalam
pemanfaatan
tumbuhan pangan
dan obat
Bentuk-bentuk kearifan dalam
pemanfaatan tumbuhan pangan dan
obat
Masyarakat
suku Lampung
Pesisir di
Dusun
Margadalom
Survey
lapang/
observasi,
pengambilan
sampel
dan
kajian pustaka
Wawancara,
pengambilan
sampel
16
3.4 Metode Pengambilan Data
3.4.1 Kajian pustaka
Kegiatan kajian pustaka dilakukan sebelum dan setelah penelitian
dilaksanakan. Kegiatan kajian pustaka sebelum penelitian dilakukan untuk
memperoleh data mengenai kondisi umum lokasi penelitian (kondisi fisik, kondisi
biologi, penduduk, dan sosial budaya masyarakat) dan data mengenai spesies
tumbuhan pangan dan obat yang ada di lokasi penelitian. Sedangkan kajian
pustaka yang dilakukan setelah penelitian dilakukan untuk verifikasi (cek silang)
spesies-spesies tumbuhan yang diperoleh di lapangan.
3.4.2 Observasi/pengamatan lapang
Observasi dilakukan untuk memperoleh sumber data dan informasi aktual
melalui pengamatan di lokasi penelitian. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui
potensi tumbuhan pangan dan obat di hutan, sekitar rumah masyarakat seperti di
pekarangan, sawah, dan kebun yang ada di desa dan dusun.
3.4.3 Wawancara
Wawancara ditujukan pada masyarakat yang mengetahui dan masih
menggunakan spesies-spesies tumbuhan pangan dan obat dari alam. Metode yang
digunakan yaitu purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 30 orang.
Kriteria responden yang dipilih, yaitu:
1. Para ketua adat, dukun/tabib desa
2. Masyarakat yang mengetahui pemanfaatan tumbuhan pangan dan obat
3. Masyarakat yang mengkoleksi, menjual atau mengusahakan tumbuhan
pangan dan obat.
Wawancara dilakukan mendalam dengan pertanyaan sesuai kebutuhan dan
secara semi terstruktur dengan menggunakan kuisioner atau daftar pertanyaan
yang telah disiapkan.
3.4.4 Pembuatan herbarium
Pembuatan herbarium dilakukan memudahkan dalam identifikasi spesies
tumbuhan yang belum teridentifikasi. Herbarium merupakan koleksi spesimen
tumbuhan yang terdiri dari bagian-bagian tumbuhan (ranting lengkap dengan
17
daun, serta bunga dan buah jika ada). Tahapan dalam pembuatan herbarium antara
lain:
1. Mengambil bahan sampel untuk herbarium berupa ranting dengan daun
(diusahakan daun yang tidak terlalu muda atau terlalu tua) beserta bunga
dan buah jika ada.
2. Bahan sampel tersebut digunting dengan menggunakan gunting daun
dengan panjang ± 40 cm.
3. Sampel herbarium kemudian dimasukkan ke dalam kertas koran, satu
lipatan kertas koran untuk satu spesimen. Sampel herbarium diberi label
gantung berukuran 3x5 cm. label gantung berisi keterangan nomor koleksi,
tanggal pengambilan spesimen, nama lokal dan lokasi spesimen, serta
nama pengumpul/kolektor.
4. Lipatan kertas koran yang berisi spesimen ditumpuk menjadi satu dalam
kantong plastik bening berukuran 40x60 cm.
5. Tumpukan spesimen disiram dengan alkohol 70% hingga seluruh bagian
tumpukan tersiram rata, selanjutnya kantong plastik ditutup rata agar
cairan alkohol tidak menguap.
6. Tumpukan contoh herbarium dipress dalam sasak , kemudian di keringkan
dalam oven.
7. Setelah kering, herbarium diidentifikasi nama ilmiahnya.
3.5 Analisis Data
3.5.1 Analisis data tumbuhan pangan dan obat
Data potensi tumbuhan pangan dan obat disusun dan dikelompokkan
berdasarkan : (1) kegunaan, (2) jumlah spesies masing-masing kegunaan, (3)
famili, (4) klasifikasi berdasarkan kelompok penyakit (tumbuhan obat), (5)
klasifikasi berdasarkan bagian yang digunakan, (6) klasifikasi berdasarkan habitus
(7) tipe habitat (8) klasifikasi tumbuhan pangan dan obat budidaya/liar.
3.5.2 Keanekaragaman habitus tumbuhan yang dimanfaatkan
Tumbuhan yang dimanfaatkan berasal dari beberapa habitus. Habitus
merupakan penampakan luar dan sifat tumbuh suatu tumbuhan. Adapun habitus
berbagai spesies tumbuhan menurut Tjitrosoepomo (1988) adalah sebagai berikut:
18
1) Pohon: merupakan tumbuhan berkayu yang tinggi besar, memiliki satu
batang yang jelas dan bercabang jauh dari permukaan tanah.
2) Perdu: merupakan tumbuhan berkayu yang tidak terlalu besar dan
bercabang dekat dengan permukaan tanah atau di dalam tanah.
3) Semak: merupakan tumbuhan berkayu yang mengelompok dengan
anggota yang sangat banyak membentuk rumpun, tumbuh pada
permukaan tanah dan tingginya dapat mencapai 1 m.
4) Herba: merupakan tumbuhan tidak berkayu dengan batang lunak dan
berair.
5) Liana:
merupakan
tumbuhan
berkayu,
yang
batangnya
menjalar/memanjat pada tumbuhan lain.
6) Epifit: merupakan tumbuhan yang menumpang pada tumbuhan lain
sebagai tempat hidupnya.
Rumus perhitungan persentase famili, habitus, bagian yang dimanfaatkan,
dan status budidaya, yaitu:
1. Persentase famili
Tumbuhan pangan dan obat dikelompokkan berdasarkan famili, kemudian
dihitung presentasinya menggunakan rumus :
2. Persentase habitus
Persentase habitus merupakan besarnya suatu spesies habitus tumbuhan
pangan dan obat yang digunakan terhadap seluruh habitus yang ada. Habitus
tersebut meliputi pohon, semak, perdu liana, herba, dan lain-lain. Adapun rumus
yang digunakan untuk menghitung persentase habitus, yaitu sebagai berikut :
19
3. Persentase bagian yang dimanfaatkan
Persentase bagian tumbuhan yang digunakan meliputi bagian tumbuhan
yang dimanfaatkan mulai dari bagian tumbuhan yang paling atas/daun sampai ke
bagian bawah/akar. Untuk menghitung persentase bagian yang digunakan,
digunakan rumus:
4. Persentase tumbuhan budidaya/liar
Tumbuhan pangan dan obat hasil wawancara dan observasi lapang
dikelompokkan berdasarkan status keberadaannya yang tergolong dalam
tumbuhan yang sudah dibudidaya atau masih tumbuh liar, kemudian dihitung
persentasinya menggunkan rumus :
2.4.3 Analisis penggunaan tumbuhan obat
Penentuan jumlah spesies berdasarkan kelompok penyakit/penggunaannya
diklasifikasikan sebagaimana disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2 Klasifikasi kelompok penyakit/penggunaannya
No.
1.
2.
3.
4.
Kelompok
Penyakit/ Penggunaan
Penyakit
saluran pencernaan
Penyakit
kepala dan demam
Penyakit
saluran pernafasan
Penyakit kulit
Penyakit mulut
Penyakit gigi
3 Pengobatan luka
6 Penyakit ginjal
7 Penyakit jantung
dan pembuluh darah
10. Gangguan peredaran darah
5.
6.
7.
8.
9.
11. 8 Penyakit kelamin
Khasiat/ Macam Penggunaan
Gangguan pada pencernaan
Sakit kepala, pusing, demam pada anak-anak, demam pada
orang dewasa.
Batuk, TBC, pilek, asma, tenggorokan sakit.
Koreng, bisul, panu, kadas, kurap, eksim, borok, cacar,
campak, gatal, bengkak, luka bernanah, kudis, kutu air, dan
lain-lain.
Sariawan, bau mulut, dan mengelupas.
Gusi bengkak, gigi berlubang, dan infeksi
Luka, luka bakar, luka baru dan luka-luka lainnya.
Ginjal, sakit ginjal, gagal ginjal, batu ginjal, kencing batu.
Sakit jantung, stroke, jantung berdebar-debar, tekanan darah
tinggi, dan yang berhubungan dengan jantung.
Kurang darah, darah kotor, kanker darah, pembersih darah,
pemasok darah, kurang darah pada ibu hamil, dan yang
berhubungan dengan kurang darah
Gangguan pada kelamin, sypilis, raja singa, gonorhoe (kencing
nanah).
20
Lanjutan tabel 2
Kelompok
Penyakit/ Penggunaan
12. 9 Penyakit khusus wanita
No.
13.
14.
15.
16.
Penyakit kuning
Penyakit malaria
Penyakit mata
Penyakit
Otot dan persendian
17. 1 Penyakit
7 saluran pembuangan
18. 2 Perawatan
0 Rambut dan wajah
19. 2 Tonikum
2
20. Perawatan
kehamilan dan persalinan
21. Keluarga berencana (KB)
22. Patah tulang
23. Penawar racun
24. 2 Lain-lain
3
Sumber: Zuhud (2009)
Khasiat/ Macam Penggunaan
Keputihan, terlambat haid, darah haid terlalu banyak, tidak
datang haid, dan yang berhubungan dengan penyakit wanita.
Lever, sakit kuning, penyakit hati, hati bengkak.
Malaria, demam malaria.
Mata merah, infeksi.
Kejang, perut kejang-kejang, nyeri otot, rematik, sakit
pinggang, sakit otot, keseleo, dan yang berhubungan dengan
penyakit otot.
Susah kencing, wasir, saluran kemih, susah buang air besar,
kencing darah, keringat malam.
Cuci rambut, perawatan rambut, bedak wajah.
Obat kuat, tonik, tonikum, penambah nafsu makan,
meningkatkan enzim pencernaan.
Keguguran, perawatan sebelum/sesudah melahirkan, nipas,
penyubur kandungan, susu bengkak, ASI dll.
Pencegah kehamilan KB, membatasi kehamilan, mandul,
penjarangan kehamilan
Patah tulang, terkilir.
Penawar racun binatang, digigit serangga, keracunan makanan.
Limpa, bengkak, beri-beri, sakit kuku, obat tidur, obat gosok
penenang, dan yang tidak tercantum di atas.
3.5.4 Analisis data masyarakat
Data hasil wawancara dengan masyarakat tentang tumbuhan pangan dan
obat diolah dan dikelompokkan kedalam : (1) karakteristik masyarakat, (2) jenis
penyakit yang pernah diderita oleh masyarakat, (3) spesies tumbuhan obat yang
diketahui dan dimanfaatkan untuk mengobati penyakit, (4) bagian tumbuhan yang
digunakan untuk mengobati penyakit, (5) cara penggunaan tumbuhan obat, (6)
spesies tanaman pangan yang diketahui dan pernah digunakan oleh masyarakat,
(7) bentuk kearifan lokal masyarakat. Data tersebut kemudian dianalisis secara
tabulatif dan deskriptif kualitatif.
3.5.5 Analisis aksi konservasi masyarakat
Penggunaan tumbuhan dalam kehidupan masyarakat dapat terlihat tri-stimulus
yaitu alamiah, manfaat, dan religius (AMAR) (Zuhud et al. 2007). Spesies-spesies
tumbuhan
pangan
dan
obat
yang
telah
dikelompokkan
berdasarkan
penggunaannya kemudian ditelaah dengan menggunakan stimulus trilogi AMAR
(alamiah, manfaat, dan religius) yang kemudian dapat diketahui tindakan
konservasi yang dilakukan oleh masyarakat dalam pemanfaatan tumbuhan.
Stimulus alamiah yaitu berupa pengetahuan alami masyarakat terhadap tumbuhan,
stimulus manfaat berkaitan dengan manfaat atau kepentingan masyarakat terhadap
21
tumbuhan, dan stimulus religius/spiritual merupakan sikap rela dan akhlak
masyarakat untuk melakukan tindakan konservasi.
Tri-stimulus
amar
prokonservasi
Stimulus
Alamiah
Nilai-nilai
kebenaran dari
alam, kebutuhan
keberlanjutan
sumberdaya alam
hayati sesuai
dengan karakter
bioekologinya
Sikap
Konservasi
Cognitive
Konservasi
Persepsi,
pengetahuan,
Perilaku
Terwujud
pengalaman,
Pro
di Dunia
pandangan,
Konservasi
Nyata
keyakinan
Stimulus
Manfaat
Nilai-nilai
kepentingan
untuk manusia:
manfaat ekonomi,
manfaat obat,
manfaat
biologis/ekologis
dan lainnya
Stimulus
Religius-Rela
Nilai-nilai
religious,
kebaikan,
terutama ganjaran
dari Sang Pencipta
Alam, nilai
spiritual, nilai
agama yang
universal, pahala,
kebahagian,
kearifan
budaya/tradisional
, kepuasan batin
dan lainnya
Affective
Emosi, senang,
benci, dendam,
sayang, cinta,
dll
Over actions
Kecenderungan
bertindak
Gambar 2 Diagram alir tri-stimulus amar pro-konservasi (Zuhud et al. 2007).
Download