PENGARUH PENERAPAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PADA PEMBENTUKAN BRAND EQUITY Endah Pri Ariningsih Universitas Muhammadiyah Purworejo Abstrak Menjalankan program CSR bukan sekedar untuk memenuhi kewajiban yang dibuat oleh pemerintah, tapi sudah mengarah pada kesadaran perusahaan akan tanggung jawabnya pada lingkungan dan masyarakat di sekitar perusahaan dengan tetap memenuhi tujuan finansial perusahaan (triple bottom line - people, planet, profit ). CSR tidak lagi dipandang hanya sebagai keterpaksaan, melainkan sebuah kebutuhan (dari yang semula dipandang sebagai cost, kini mulai diposisikan sebagai investasi). CSR yang dikelola dengan baik bisa meningkatkan reputasi dan bisa menciptakan keunggulan kompetitif sehingga diharapkan perusahaan dapat menghadapi dan memenangkan persaingan dalam industrinya. Agar hal itu tercapai sebaiknya program CSR yang dijalankan memiliki keterkaitan erat dengan bisnis inti perusahaan dan direncanakan secara strategis oleh perusahaan. Program CSR (untuk lingkup produk dan jasa menggunakan istilah BSR/Brand Social Responsibility) yang dijalankan oleh perusahaan harus dikomunikasikan pada masyarakat dengan baik agar tercipta kesadaran akan merek, mengingatkan kembali keberadaan merek selanjutkan dilakukan pengasosiasian terhadap barang dan jasa perusahaan sehingga diharapkan dapat meningkatkan kekuatan merek (brand power) yang akan membentuk brand equity. Kata Kunci; CSR, BSR, reputasi, keunggulan kompetitif, brand equity PENDAHULUAN Pelanggan pusat laba sehingga sangat perusahaan nilai bagi yang dapat bisa merupakan loyalitas pelanggan. Dalam jangka perusahaan, penting panjang, bagi loyalitas pelanggan menjadi tujuan bagi perencanaan membangun pasar menambah stratejik (Kotler, 1997); selain itu juga dijadikan dasar kepuasan dan meningkatkan untuk pengembangan keunggulan kompetitif 1 yang berkelanjutan (Dick dan Basu, 1994), yaitu berhasil keunggulan yang dapat direalisasi pelaksanaannya melalui upaya-upaya pemasaran bertujuan untuk publisitas sesaat (Dharmmesta, 1999) saja, direncanakan tidak tapi hanya harus secara yang yang dilakukan dapat menjaga atau dilaksanakan meningkatkan daya saing melalui (CSR) dan baik berkesinambungan. Sehingga CSR Program Corporate Social Responsibility dengan dengan baik (mendukung bisnis reputasi inti perusahaan) akan menambah produk nilai bagi perusahaan sehingga Kedua hal tersebut akan menjadi diharapkan dapat menjadi salah keunggulan kompetitif perusahaan satu pemicu timbulnya loyalitas yang sulit untuk ditiru oleh para merek, ini isu pesaing. Supaya hal sedang tercapai investasi dalam apalagi mengenai saat lingkungan dan atau kesetiaan merek citra perusahaan. tersebut CSR line). harus memperhatikan kecocokan penerapan dengan nilai-nilai yang terkandung program CSR yang berpegang pada dalam merek, relevansi dan daya triple bottom line diharapkan dapat tarik pelanggan kepada karyawan, mencapai sinergi karena merupakan karena mereka percaya investasi kunci dari konsep pembangunan pada CSR akan meningkatkan berkelanjutan reputasi perusahaan atau merek marak (triple Keberhasilan bottom dari (sustainable development). dan memotivasi karyawan (Knox, Agar CSR yang dilakukan Maklan, French, 2005). bisa benar-benar menjadi marketing tools bagi CSR perusahaan menunjukkan kecenderungan yang sangat pelaksanaannya harus disesuaikan meningkat di dunia global dan di dengan visi dan misi perusahaan, Indonesia. Adanya bahwa keuntungan yang berarti jika program itu 2 kesadaran dan keberlangsungan suatu Community tahun 2001, memberikan entitas usaha secara jangka panjang hanya sejumlah bisa diperoleh melalui adanya banyak kesejahteraan menempatkan masalah-masalah sosial masyarakat yang untuk 400 inti yang dari strategi pemimpin bisnis dunia, memperlihatkan bahwa 70% dari 2006). Hal tersebut juga dapat dilakukan semakin pemasarannya. Survei yang meliputi melakukan tanggung jawab sosial (Abidin, dibuktikan bahwa perusahaan sebagai mendorong timbulnya komitmen perusahaan bukti CEO menempatkan tanggung jawab dari survei yang sosial sebagai isu yang pokok dari oleh ‘Global CSR bisnisnya. Para pemasar pun Survey‘ pada 10 negara, hasilnya menunjukkan hal yang sama (89%), mayoritas sementara konsumen (72%) para pemimpin bisnis membeli mengakui bahwa kegiatan-kegiatan produk dari suatu perusahaan serta sosial ternyata memberikan manfaat merekomendasikan pada yang lain timbal mengatakan sudah perusahaan mempercayai tersebut. produk Sejumlah dan memperkirakan bahwa praktek-praktek seperti ini Sebaliknya 61% dari mereka sudah memboikot (96%). kalangan elit bisnis bahkan sangat sebagai respon terhadap CSR yang dilakukan balik masih terus tumbuh dalam tahun- dari tahun perusahaan yang tidak melakukan mendatang (69%) (www.wikipedia.com). program tanggung jawab sosial. Dari Riset yang dilakukan oleh survei tersebut dapat disimpulkan, Roper Search Worldwide dalam ada pertumbuhan keinginan dari konsumen produk untuk membeli berdasarkan kriteria- Susanto lebih kepada produk dan jasa yang dipasarkan oleh perusahaan yang etika. Dalam sebuah survei lain yang oleh Business in menunjukkan 75% responden memberi nilai kriteria berbasis nilai-nilai dan dilakukan (2007:5) memberi kontribusi nyata kepada the komunitas 3 melalui program pengembangan. responden mereka Sekitar juga siap 66% ekuitas mereknya. Dalam kajian menunjukkan konseptual ini akan diungkapkan berganti merek apakah CSR itu, bagaimana CSR kepada merek perusahaan yang dapat memiliki citra sosial yang positif perusahaan, yang didapatkan melalui CSR. brand Berdasarkan kedua riset tersebut bagaimana penerapan CSR dalam dapat dilihat bahwa CSR dapat suatu perusahaan sehingga dapat menciptakan meningkatkan Dengan brand adanya CSR, loyalty. mempengaruhi reputasi bagaimana equity proses terbentuk, brand equity, akan mengapa banyak pihak kurang memberikan kesan positif terhadap yakin akan keberhasilan CSR bagi produk. Hal ini akan membuat mencapaian triple bottom line, apa sebuah merek menjadi lebih yang dikenal dan diingat, yang perusahaan agar program CSR nya membentuk ikatan emosional di berhasil dan bagaimana implikasi benak konsumen, lama kelamaan strategisnya bagi perusahaan. sebaiknya dilakukan ikatan emosional tersebut akan DEFINISI CSR berkembang menjadi brand loyalty Sebagai yang merupakan bagian dari brand manajemen equity (ekuitas merek). management), dijadikan acuan betapa penting tujuan penetapan CSR bagi pembentukan dari pelanggan relationship CSR menghasilkan memiliki ekuitas pelanggan (customer equity) yang ekuitas merek perusahaan dan tinggi, semakin setia pelanggan meningkatkan loyalitas pelanggan, semakin tinggi ekuitas pelanggan walaupun tidak semua program yang relasi (CRM-customer Kecenderungan tersebut bisa CSR bagian (Kottler, 2009). dilaksanakan perusahaan sukses meningkatkan 4 The World Business Council for Sustainable (WBCSD), Hidayati (2008) membagi CSR Development mendefinisikan menjadi 3 kategori, yaitu: CSR 1. ethical CSR, harapan kepada sebagai sebuah komitmen bisnis perusahaan untuk bertanggung yang memberikan kontribusi bagi jawab secara moral dalam rangka pembangunan mencegah ekonomi kerugian dan berkelanjutan, melalui kerja sama kerusakan yang dapat dihasilkan dengan dan oleh aktivitas mereka. Kategori keluarga CSR ini paling diharapkan dari para perwakilan karyawan mereka, mereka, baik masyarakat setempat semua maupun umum, untuk meningkatkan merupakan syarat minimum yang kualitas hidup dengan cara-cara harus dipenuhi perusahaan. yang bermanfaat, baik bagi bisnis yang (Jamali dalam Hidayati, 2008). dilakukan CSR yang yaitu internal sungguh-sungguh sebagai sebuah pengorbanan perusahaan. digolongkan ke dalam dua dimensi pendekatan, dan 2. altruistic CSR, bentuk kepedulian itu sendiri maupun pembangunan Aktivitas perusahaan 3. dan strategic CSR, kepedulian aktivitas korporat yang eksternal ini [The Commission of dilakukan untuk the European Communities (2001) menyempurnakan tujuan dalam Jones et al(2006)] harus strategik diimplementasikan mencakup tiga Dari ketiga kategori yang ada bidang, sebagai harus ditentukan mana yang triplebottom line, yaitu ekonomi, paling cocok diterapkan di sosial, dan lingkungan [Elkington sebuah (1999) dalam Jamali (2006)]. tergantung pada kemampuan yang dikenal Sementara itu, Lantos (2001) dalam Wan-Jan (2006) bisnis perusahaan. perusahan, biasanya perusahaan dalam melakukan dalam pembiayaan terhadap program CSR yang akan dilakukannya. 5 Sedangkan Porter dan Kramer sekaligus memperkuat strategi (2006) membagi CSR menjadi dua perusahaan. Strategic kategori, yaitu: melibatkan dimensi inside-out 1. Responsive CSR, terdiri dari dua dan outside-in. CSR Inside-out, elemen, yaitu bertindak sebagai perusahaan warga perusahaan yang baik, masyarakat menyesuaikan operasi bisnis mereka. sedangkan perkembangan mempengaruhi melalui aktivitas perhatian sosial dari stakeholder, outside-in, dan mengurangi keberadaan atau eksternal/sosial mengantisipasi efek merugikan perusahaan, baik itu pengaruh dari aktivitas bisnis. positif maupun negatif. 2. Strategic CSR, bagi beberapa perusahaan, strategi kondisi mempengaruhi Lebih luas dan mendasar, harus perusahaan harus berperilaku melebihi praktik terbaik. Hal ini mengarah terkait dengan pemilihan posisi berkontribusi terhadap kehidupan yang unik (melakukan sesuatu yang yang sehingga diharapkan perusahaan berbeda dari pesaing dengan cara meminimalisir biaya bagi dan serta masyarakat, dampak memaksimalkan dampak positif dari kehadiran CSR Prinsip ini diaplikasikan pada perusahaan etika meminimalkan negatif terhadap kebutuhan konsumen). hubungan layak dapat atau melayani dengan lebih baik pada (Kiroyan, 2006). dengan masyarakat sebagaimana yang terjadi pada perusahaan dengan hubungan HUBUNGAN ANTARA CSR konsumen DENGAN BRAND EQUITY a. atau pesaing. Strategic CSR Program CSR dan Program BSR mengubah aktivitas rantai nilai perusahaan Secara umum, perusahaan- menjadi manfaat bagi masyarakat perusahaan di berbagai negara 6 dianjurkan mengimplementasikan Ijin beroperasi program CSR atas pertimbangan diperoleh empat hal, yaitu: masyarakat, 1. Kewajiban Moral lainnya, baik secara eksplisit untuk menjadi warga yang baik, 4. Reputasi dan melakukan hal-hal yang Reputasi Perusahaan berbagai mencapai menghargai masyarakat dan stakeholder digunakan oleh perusahaan sebagai dalam rangka memperbaiki citra nilai-nilai perusahaan, memperkuat merek etika serta menghormati orangorang, pemerintah, alasan melakukan program CSR kesuksesan dengan cara-cara yang dari maupun yang tidak terucapkan. Perusahaan memiliki kewajiban baik. perusahaan atau bahkan menaikkan harga dan sahamnya (Porter dan Kramer, lingkungan alam. 2006). 2. Keberlanjutan The Keberlanjutan ditekankan pada European kepedulian terhadap lingkungan Commission of Communities the (2001), Jones et al. (2006) dalam Hidayati dan masyarakat. Seperti halnya (2008) menggolongkan CSR ke yang dinyatakan oleh WBCSD dalam (2001), bahwa keberlanjutan aktivitas, berarti memenuhi kebutuhan eksternal. Dimensi internal tampak saat ini tanpa mengorbankan mencakup kemampuan generasi yang akan kesehatan dan keselamatan kerja, datang adaptasi untuk memenuhi dua manajemen kebutuhannya. dimensi yaitu pendekatan internal manajemen terhadap dan SDM, perubahan, dampak terhadap lingkungan dan sumber daya alam. 3. Ijin Beroperasi Sedangkan dimensi cakupannya lebih eksternal luas, yaitu investor, masyarakat lokal, mitra 7 bisnis, pemasok dan konsumen, hak meningkatkan kesadaran dan asasi perhatian manusia serta perhatian terhadap lingkungan global. Menurut social Cramer (2003) tentang tertentu 2. cause-related (2004) Program CSR bertujuan korporasi memulai dan mendukung proses- mendonasikan proses persentase yang atau dalam rangka rekrutmen sukarela. dalam Cramer, Jonker, Heijden perubahan masalah ingin marketing, berkomitmen sejumlah tertentu dari membuat hubungan link antara pendapatan untuk hal tertentu kinerja keuangan rekaman mereka yang terkait dengan penjualan dalam masalah-masalah ekologi produk. dan sosial. dilakukan Pendekatan adalah diselenggarakan bulanan untuk pengalaman, yang 3. corporate social marketing, dengan upaya korporasi memberikan pertemuan dukungan pada pembangunan bertukar atau pelaksanaan kegiatan yang mendiskusikan ditujukan untuk mengubah masalah umum dan berinteraksi sikap dengan rangka memperbaiki kesehatan. pemangku kepentingan eksternal. dan 4. corporate perilaku dalam philanthropy, Menurut Kotler dan Lee pemberian sumbangan sebagai (2005), kegiatan CSR marketing bagian amal (charity) dalam terdiri dari enam bentuk, antara bentuk lain: dan/atau dalam bentuk barang. 1. corporate cause inisiatif mengalokasikan hibah promotion, 5. community korporasi perwujutan dana tunai, donasi volunteering, dukungan dan atau dorongan korporasi pada para bantuan dalam bentuk barang karyawan, mitra pemasaran dan dan sumber daya lain untuk atau anggota franchise untuk 8 menyediakan dan mengabdikan mengena karena dirancang oleh waktu dan tenaga mereka untuk orang membantu dengan pesaing. organisasi social tertentu. yang biasa berhadapan Menjalankan BSR bisa 6. socially responsibility business dilakukan dengan cara: BSR harus practices, praktik-praktik bisnis memiliki tujuan atau sasaran, baik yang serta jangka pendek maupun jangka yang panjang, ada baiknya BSR bukan bersifat berbagai dikresi investasi mendukung pemecahan hanya masalah sosial tertentu. sebagai pekerjaan sampingan, fokus pada hal-hal CSR untuk lingkup produk yang berkaitan dengan merek dan jasa digunakan istilah BSR produk atau jasa, perlu dilakukan (Brand pengukuran Social Resonsibility) untuk menentukan karena 1) isu kepedulian sosial apakah tujuan BSR telah tercapai seharusnya dan berhasil. bukan tanggungjawab hanya korporat tetapi Program BSR tidak harus berbagai merek yang yang dikelola selalu perusahaan, 2) anak perusahaan memberikan bantuan dengan dana yang akan yang besar, bantuan kecil atau merasakan apa yang dilakukannya penghargaan terhadap komunitas punya tertentu menjalankan nilai BSR strategis terhadap dilakukan bisa dengan dilakukan, bila pengelolaan merek, bukan sekedar strategi yang dipilih tepat akan mendapatkan dari bisa memberikan efek publisitas. masyarakat, 3) menjalankan BSR Sangat penting bagi perusahaan lebih menarik dan fun karena bisa untuk dikaitkan dengan kegiatan program marketing pujian programyang mengkomunikasikan BSR yang telah dilakukan, agar masyarakat tahu dijalankan serta lebih kreatif dan kegiatan 9 positif yang telah dilakukan perusahaan dan sebisa Kelangsungan maupun kemapanan mungkin bisa menarik mereka suatu untuk terlibat dalam kegiatan yang kemampuan ditawarkan perusahaan. membentuk suatu persepsi nilai yang tinggi b. Konsep Terbentuknya merek penciptaan (Delgado dan mengidentifikasi atau Merek 1. menyederhanakan barang penanganan kelompok dan perbedaan. mempunyai fungsi sebagai berikut. dari semuanya yang dimaksudkan penjual untuk merek dan segala sesuatu tentang atau rancangan, atau kombinasi penjual pasar itu dan jasa yang memiliki kekuatan (brand) sebagai “ nama, istilah, simbol, atau merek dari mencakup segala aspek produk Asosiasi pemasaran Amerika untuk di ditentukan Munuera, 2005). Penetapan merek Brand Equity mendefinisikan merek atau penelusuran produk untuk 2. menawarkan perlindungan mendefinisikannyadari barang atau hukum yang kuat untuk jasa pesaing. Dengan demikian, fitur atau aspek produk sebuah merek adalah produk atau jasa penambah dengan dimensi cara dirancang atau jasa untuk yang 3. menandakan tingkat mutu tertentu mendeferensiasikannya produk unik tertentu dari lain 4. kemempuan yang untuk diramalkan dan keamanan memuaskan permintaan dan kebutuhan yang sama (Kotler, menciptakan 2009). perusahaan lain memasuki Menurut Aaker (1992) merek pasar yang kuat memiliki 4 dimensi yaitu Membangun awareness, associations, perceived quality, dan brand hambatan merek yang kuat di pasar adalah tujuan dari loyalty. 10 setiap perusahaan pemasar karena memberikan sangat maupun hal ini akan keuntungan besar pengetahuan tanggapan yang merek konsumen pada terhadap pemasaran merek itu. (Kotler, bagi perusahaan, 2009) termasuk di dalamnya yaitu tidak Pemasar membangun ekuitas akan mudah goyah akibat dari merek persaingan sangat struktur pengetahuan merek yang kompetitif, marjin laba akan naik, tepat dan konsumen yang tepat. pangsa pasar yang besar dan Dari sudut pandang manajemen kemungkinan pemasaran ada tiga pasar yang untuk dapat dengan menciptakan perangkat melakukan usaha perluasan merek utama pendorong ekuitas merek: 1. (Delgado dan Munuera, 2005). Pilihan Merek yang prestisius adalah merek atau identitas pembentuk merek yang memiliki ekuitas merek, 2. produk dan layanan serta sehingga semua aktivitas pemasaran yang merek yang kuat awal atas memiliki daya tarik yang kuat di menyertai mata yang mendukung, 3. asosiasi lain konsumen (Durianto, Sugiarto, Budiman, 2004). yang Ekuitas merek adalah nilai tambah yang produk dan diberikan jasa. Nilai secara dialihkan pada program unsur-unsur pemasaran tidak ke langsung merek dengan mengaitkannya dengan beberapa ini entitas lain. tercermin dari cara konsumen PENERAPAN DAN MANFAAT berfikir, merasa dan bertindak PROGRAM CSR terhadap merek, harga, pangsa pasar, dan dimiliki profitabilitas perusahaan. a. yang dalam Perusahaan Ekuitas CSR merek berbasis pelanggan adalah perbedaan dampak Penerapan Program CSR bisa membangun positioning merek, mendongkrak dari 11 penjualan, pasar, memperluas meningkatkan karyawan, daya serta tarik pangsa menghadapkan perusahaan pada loyalitas tugas untuk memilih isu sosial meningkatkan korporat di yang mata (2002) perbaikan mengalir diterapkannya dapat dari pelaksanaan CSR. melihat CSR, sehingga mencapai tujuan yang diharapkan investor. (Kottler dan Lee , 2005). Middlemiss tepat Kotler dan Keller (2006) dari mengungkapkan bahwa CSR marketing berhasil akan seperti reputasi perusahaan, mengelola resiko, hubungan karyawan, supply chain, yang memberikan banyak keuntungan meningkatkan bagi perusahaan. Keuntungan pemahaman pasar, sustainability, tersebut antara lain adalah lebih dan menjaga lingkungan sosial yang stabil. Menurut mudahnya akuisisi customer dan Abidin (2006), pasar niche baru, kenaikan aktivitas CSR telah dipandang penjualan, sebagai kewajiban dan tanggung jawab aktivitas dan strategi untuk terbentuknya identitas merek yang baik. Agar menjamin keberlangsungan hidup, implementasi serta hal itu dapat tercapai agenda sosial nilai-nilai perusahaan harus melebihi harapan perusahaan dan aktivitas yang citra masyarakat, yaitu menjadi peluang perusahaan. Beragamnya isu sosial untuk meraih manfaat sosial dan dapat meningkatkan yang menjadi perhatian di tengah- ekonomi secara simultan. tengah masyarakat dan adanya keterbatasan pada perusahaan, CSR yang dilakukan dengan seperti kemampuan finansial dan sumber daya baik akan berpengaruh positif manusia 12 terhadap reputasi Deephouse perusahaan. (2000); politik-nya akan berpengaruh pada Fombrun reputasi yang akan diperoleh. (1996, 1998) dalam Siltaoja (2006) Sementara itu Porter dan dalam Hidayati (2008) Kramer (2006) bahwa reputasi menganggap mengemukakan bahwa reputasi merupakan seringkali didefinisikan sebagai dampak dari aktivitas perusahaan keunggulan kompetitif yang yang terpenting yang bisa fokus pada kepuasan dimiliki konsumen eksternal. Di dalam perusahaan. Menurut Brown dan perusahaan yang berorientasi pada Logsdon (1999) dalam Siltaoja konsumen, reputasi seringkali (2006) dalam Hidayati (2008) mengarahkan kepada kampanye reputasi merupakan kombinasi pemasaran jangka panjang atas perusahaan. Pada penilaian industri kimiawi dan energi, pihak luar mengenai organisasi, perusahaan-perusahaannya justru seberapa baik organisasi dalam menganggap melaksanakan komitmen bahwa inisiatif dan tanggung jawab sosial sebagai memenuhi harapan stakeholder, bentuk asuransi, dengan harapan dan seberapa efektifkah bahwa reputasi untuk kesadaran keseluruhan kinerja organisasi sosial mampu menahan kritik sesuai dengan lingkungan sosial dalam kondisi yang kritis. 13 Freeman (2006) dalam perusahaan multinasional yang Hidayati (2008) mengemukakan menetapkan kebijakan CSR dari dua hal yang dapat digunakan kantor pusatnya, walaupun ada untuk menilai reputasi perusahaan juga perusahaan Indonesia yang adalah: konsisten melaksanakan strategi 1. Akuntabilitas CSR. Perusahaan bertindak secara deferensiasi dalam aktivitas CSR jelas dan bertanggung jawab program yang dilakukan harus terhadap konsisten dan melibatkan seluruh 2. shareholder dan Agar stakeholder mereka. elemen Keberlanjutan Sehingga berhasil dalam membuat perusahaan. diharapkan akan Perusahaan berkontribusi mendatangkan revenue dan profit memberikan solusi yang jangka panjang. berkelanjutan atas tantangan Penelitian yang keras dari lingkungan, bahwa semakin memerlukan berkurangnya membuat menunjukkan program pilihan 1991, tiga energi dan muncul berbagai tingkatan penyakit Cramer, Jonker, Heijden, 2004) yang merupakan (Wood, pada CSR dalam yaitu kondisi abad 21. a. Prinsip: Bagaimana sebuah Perusahaan masih di sangat Indonesia dapat yang menemukan CSR, keseimbangan yang kebanyakan perusahaan yang telah bijaksana pilar melakukan strategi CSR adalah profit, people dan planet. melaksanakan perusahaan memiliki sedikit perusahaan strategi di industri dampak b. yang eksternalitas negatif terhadap masyarakat dan 14 antara Proses: Mana internal dan proses eksternal c. yang ditetapkan dalam sekaligus memenuhi gerakan CSR. kebutuhan penerangan Hasil: Apa hasil konkret mendorong yang dilakukan Indonesia perusahaan berkenaan program Philips dengan pelaksanaan program-progran menggelar berbagi semua orang mendonasikan Beberapa perusahaan di telah Philips terang dengan mengajak program CSR. Indonesia PT lampu-lampu merek Philips memasukkan pada masyarakat yang CSR maupun agenda penting penerangan. Philips juga perusahaan, bentuknya bermacam- menggunakan situs jejaring macam sosial BSR dalam seperti: program penanaman pohon untuk mengurangi polusi udara, pemberdayaan masyarakat, belum mendukung bisnis sehingga mampu diferensiasi terlibat BSR bisa dilakukan dengan pemberdayaan komunitas- yang komunitas intinya kecil, Kecap Bangau berhasil melakukan melakukan dengan orang 2. Pemberdayaan hemat energy, mereka banyak kegiatan mengajak dalam aktivitas BSR. program melakukan untuk banyak komunitas maupun mendapat pemberdayaan produk petani kedelai terhadap sebagai pesaing dengan cara-cara sebagai bahan baku utama kecap, berikut: mulai mata rantai bahan 1. Menjawab krisis energi baku Adanya ajakan pemerintah untuk program pendistribusian. Selain itu melaksanakan hemat sampai juga energi dilakukan Woman 15 program Farmers melakukan CSR dengan Development yang memberikan edukasi kesadaran bahwa apa yang kemampuan dilakukan akan membangun gender dan berusaha dalam mengelola kepercayaan sektor pertanian. Sunsilk maupun menggelar dengan melakukan: menggunakan limbah BSR membangun dengan komunitas yang Tashion (komunitas ibu-ibu menjadi yaitu diproses mesin-mesin produk- bahan produk layak jual) yang bertujuan eksternal, air ulang, kendaraan operasional dan pengolah sampah kemasan plastik internal pabrik bakar dari nabati, penggunaan mesin mendukung hemat listrik dan masih banyak gerakan bersih lingkungan kegiatan lainnya. PT Umang dari sampah. sebagai 3. Menyelamatkan pengelola wisata melakukan program CSR Lingkungan dengan memelopori program Minimnya lahan hijau bisa terpadu menyebabkan tersebut, salah satu bentuk polusi tingginya udara dan untuk program ini wilayah adalah berkurangnya resapan air, sosialisasi masalah tersebut penjaga kelestarian alam dan mendorong Honda Prospec program penanaman sejuta Motor (HPM) menggelar pohon. 4. Penyediaan Air Bersih BSR dengan melakukan aksi secara penanaman pentingnya Danone Aqua, merek air pohon minum berkesinambungan dalam kemasan untuk setiap mobil yang terkemuka mengumumkan terjual. PT Sido Muncul peluncuran 16 program komunitas jangka panjang Kegiatannya terfokus pada "1L Aqua untuk 10 L Air pemanfaatan Bersih" atau lebih dikenal and dengan Tecnology (ICT) seperti: nama lanjutan program "Satu untuk Communication pemberian beasiswa, Sepuluh". Dimana program pembangunan ini laboratorium, sudah sejak dilaksanakan bulan Juli Information pengadaan tahun peralatan sekolah, pelatihan 2007. Program "Satu untuk siswa dan guru, penyediaan Sepuluh" hot merupakan bertujuan spot, program e- program yang untuk mempromosikan to hidup sehat Internet goes to School. dengan menyediakan akses bersih pendidikan dan community, Internet goes air Pesantren maupun 6. Keperdulian pada Karyawan dan Patner kesehatan bagi masyarakat. Secara internal PT Sido Untuk penjualan setiap satu Muncul liter produk Aqua berlabel memberdayakan khusus, menghormati kepentingan perusahaan berkomitmen ini untuk berupaya dan karyawan dengan memberikan 10 liter air pernah mempersoalkan bersih kepada masyarakat suku, dan etnis tertentu yang membutuhkan. dalam 5. Pendidikan dan Internet PT Telkom tema tidak mengelola perusahaan. Selain mengusung perusahaan juga Membangun melupakan jasa Indonesia Cerdas program BSR dalam itu tidak ribuan pedagang jamu yang telah nya. menjadi 17 patner, dengan mengadakan program kesejahteraan mudik gratis setiap lebaran. sosial dan pelestarian jauh dari konsep triple bottom line. Keraguan Keberhasilan CSR Untuk Pencapaian Triple Bottom Hal-hal yang Harus Dilakukan Line Agar Program CSR Berhasil Banyak (aktivis Memang ada perusahan yang HAM, lingkungan dan masyarakat melakukan program CSR hanya adat) yang menyikapi konsep CSR sekedar kosmetik, namun kita juga dengan sinis, mereka menyatakan tidak bahwa konsep itu hanya strategi perkembangan positif juga telah kaum neoliberal untuk tetap bisa terjadi. Banyak upaya nyata telah mempertahankan kapitalisme dilakukan oleh perusahaan dengan dengan motif dasar penguasaan dilandasi oleh niat baik untuk keuntungan sebesar mungkin dan memperbaiki akumulasi kapital. Keraguan akan sosial, ekonomi, budaya, serta kesungguhan implementasi CSR pelestarian lingkungan. Walaupun juga diperburuk oleh kinerja yang upaya dilakukan oleh berbagai korporasi namun di masa yang akan datang yang bisa memberikan harapan dan kegiatan kalangan cenderung CSR melakukan hanya untuk bisa memungkiri kondisi tersebut optimism. bahwa kondisi belum optimal Perusahaan semakin kesadaran akan memenuhi tuntutan kepentingan memiliki public relation, citra perusahaan, pentingnya menjaga kelestarian dan kepentingan perusahaan untuk lingkungan mendongkrak nilai di bursa saham. kebutuhan masyarakat untuk bisa CSR hanya dilakukan sebagai mencapai kebutuhan yang pemenuhan kecenderungan global diinginkan perusahaan. Pada tanpa mulanya program CSR substansi distribusi 18 dan pemenuhan dilaksanakan untuk menjalankan CSR, kewajiban diperjuangkan dari pemenuhan 1. perlunya CSR oleh pihak peraturan pemerintah atau tuntutan manajemen perusahaan, 2. CSR masyarakat yang dianggap sebagai menjadi bagian terintegrasi di beban perusahaan. semua Sekarang sudah timbul kesadaran sinergi pada bahwa melakukan kegiatan yang relevan merupakan dengan strategi perusahaan dengan bagian strategi bisnis perusahaan mengeksploitasi kompetensi inti yang dan biaya bagi perusahaan pelaksanaan CSR implementasinya justru mendukung tujuan-tujuan bisnis elemen perusahaan, bisnis, membuat 3. perusahaan inisiatif lebih kredibel. inti. Menurut Kotler dan Keller Supaya tepat sasaran, tepat (2006) agar kegiatan tujuan dan tepat solusi, identifikasi bisa efektif masalah menjadi hal penting dampak yang besar, diperlukan dalam melaksanakan CSR. Program yang dan memberikan program yang juga terencana dengan baik. Terdapat Dengan empat hal yang harus diperhatikan begitu masyarakat yang menjadi dalam menyusun strategi kegiatan tujuan program CSR merasa tidak CSR marketing, yaitu: ditinggalkan, namun jika sudah 1. Kegiatan harus dilakukan strategi dan CSR berkelanjutan. CSR mandiri harus dilakukan program mempunyai yang berbeda atau mencari sasaran perusahaan harus memilih satu lain. atau Sedangkan menurut fokus, harus beberapa tema artinya yang menjadi fokus kegiatan CSR- Middlemiss (2002) ada tiga hal nya, penting yang harus diperhatikan pendidikan, lingkungan hidup, untuk menuju kesuksesan program kesehatan, atau kesenjangan 19 misalnya tema sosial. Tidak memiliki tema kegiatan CSR mereka kepada yang stakeholder-nya. menjadi fokus akan mengaburkan tujuan kegiatan itu dan bisa Pengukuran Keberhasilan CSR menghambat Secara financial CSR dapat dampak yang diharapkan. diukur 2. Kegiatan CSR harus dilakukan secara konsisten. perusahaan melakukan CSR-nya secara konsisten dalam jangka lebih membuat meningkatkan keunggulan kompetitif mereka ketika daya saing pasar yang lebih intens; (iii) atau perusahaan-perusahaan keuangan slogan tentang kegiatan CSR Dengan dan kinerja bertanggung jawab sosial untuk sendiri, logo berpikir bertindak dalam cara yang lebih memerekkan itu lebih (ii) perusahaan akan benar-benar brand misalnya dengan cara memberi di negara-negara dengan tingkat demikian yang diharapkan perusahaan lebih mudah jangka keuangan dan CSR tidak terkait, bertujuan identitas besar menerapkan CSR yang baik lewat kegiatan CSR. tersebut. return (i) perusahaan dengan ukuran yang perusahaan, nama, bagi dan Yin (2009) mengindikasikan: dengan brand yang dimiliki CSR sulit Temuan empiris Lin, Hsun 3. Kegiatan CSR dihubungkan kegiatan sangat akan berpartisipasi. 4. Perusahaan Namun scorecads. pendek. menarik mereka untuk ikut membetuk balanced mengharapkan akan mendapat kepercayaan dan dengan perusahaan untuk mengukur dan panjang, kemungkinan besar dari stakeholder financial performance, di luar financial Apabila kegiatan dengan lebih hukumnya mengkomunikasikan 20 kuat cenderung penegakan terlibat dalam lebih banyak kegiatan CSR 3. CSR harus dipahami sebagai tetapi, yang menarik dan agak total business impact, bukan mengejutkan, hanya sebagai kegiatan sesaat perusahaan perusahaandi negara-negara atau kedermawanan, tapi dengan hak-hak pemegang saham harus ada yang lebih kuat cenderung kurang pemberdayaan terlibat dalam kegiatan CSR dan baik secara ekonomi, sosial, (iv) pengaturan diri dalam industri pendidikan, keuangan memiliki efek positif maupun yang signifikan terhadap CSR. yang berkaitan dengan supply unsur masyarakat kesehatan, lingkungan hidup chain bahan baku sampai PENUTUP Dari pembahasan yang telah dikemukakan, berikut ini hal-hal pendistribusian, operasional bisnis, keterlibatan dan masyarakat. yang dapat kita ambil sebagai 4. CSR yang dilakukan dengan benang merah agar penerapan CSR baik akan berpengaruh positif berhasil. terhadap reputasi perusahaan. 1. Perusahaan kategori harus CSR memilih yang Namun membutuhkan waktu akan yang panjang agar terbentuk dilakukan. Kategori CSR yang reputasi dipilih dan terbangun brand equity bergantung pada kemampuan perusahaan dalam yang melakukan menambah pembiayaan terhadap program CSR-nya. 2. positif Perusahaan harus perusahaan diharapkan dapat kepuasan dan meningkatkan loyalitas merek. dapat 5. Agar aktivitas CSR yang lebih memilih isu sosial yang tepat condong dan sesuai dengan tujuan yang mendukung ingin perusahaan. diferensiasi, program tersebut 21 ke BSR dapat strategi harus konsisten dan seluruh elemen melibatkan No. 2, Social Dimensions of Organizational, pp. 215-222 dalam perusahaan sehingga aktivitas tersebut Delgado, E., Munuera, J.L, (2005). Does Brand Trust Matter To Brand Equity, Journal Of Product and Brand Management, Vol. 14 No. 3, pp. 187-196. akan berkontribusi terhadap pembentukan reputasi perusahaan dan brand equity yang dimiliki perusahaan. Dharmmesta, B.S. (1999), “Loyalitas Pelanggan: Sebuah Kajian Konseptual sebagai Panduan bagi Peneliti”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.14, No.3, Juli, h.73-88. Kiroyan, Noke (2006), “CSR Harus Diregulasi?: Dalam SWA XXII (17):24, Jakarta DAFTAR PUSTAKA Kottler, Philip dan Keller, Kevin Lane (2008), Principles of Marketing 13th Ed, New Jersey : Pearson Prentice Hall. Abidin, Miranty (2006), “CSR di Indonesia” Dalam MIX III (10):17, Jakarta. Chin, Hsiang-Li; Chin, HsiangHsun and Chen, Tzu-Yin (2009), On the Determinants of CSR: International Evidence on the Financial Industry, Journal Business Ethics, Sept. dan Lee, Nancy (2005), Corporate Social Responsibility: Doing the Most Good for Your Company and Your Cause. John Wiley & Sons Inc. Hoboken New Jersey, 2005. Cramer; Jonker, J and Heijden, Avan der (2004), Making Sanse of Corporate Social Responsibility, Journal of Business Ethics, Vol. 55, Middlemiss, Nigel (2002). Authentic not Cosmetic CSR as Brand 22 Enhancement, Journal Brand Management. Vol.10, No.4-5, Des, pp. 353-361 Thesis Pasca Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (tidak dipublikasikan) Knox, Simon; Maklan, Stan and French, Paul (2005), Corporate Social Responsibility: Exsploring Stakeholder Relationships and Programe Reporting across Leading FTSE Companies. Journal of Business Ethics, Vol. 61, No. 1, Sep, pp. 7-28. www.google.com, access on December 2nd 2009. www.swa.co.id, access on December 2nd 2009. www.marketing.co.id, access on November 23nd 2009. www.mix.com, access on December 2nd 2009. Sparkes, Russell and Christopher J. (2004), The Maturing of Socially Responsible Investment: A Review of the Developing Link with Corporate Social Responsibility, Journal of Business Ethics, Vol. 52, No. 1, Jun., Special Issue on Ethical Investment and Corporate Social Responsibility. Susanto, A.B. 2007. Corporate Social Responsibility. The Jakarta Consulting Group Partner In Change. Jakarta. Hidayati, Nur Diana (2008), Polapola Corporate Social Responsibility (CSR) Studi Kasus pada PT. Unilever Indonesia, Tbk; PT. Sari Husada;PT. Astra International, Tbk; dan PT. Aneka Tambang, Tbk., 23 24