1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengaruh gaya hidup yang kurang baik, stres, dan polusi lingkungan meningkatkan kebutuhan tubuh akan zat-zat gizi dan nutrisi sebagai pelindung dari radikal bebas. Pola makan yang tidak tepat akan menyebabkan akumulasi jangka panjang terhadap radikal bebas di dalam tubuh. Radikal bebas sebagai agen infeksi maupun racun akan mudah menembus pertahanan tubuh pada saat daya tubuh menurun, saat itulah tubuh akan mudah terserang penyakit. Kesehatan manusia dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya keseimbangan antara kadar antioksidan dan radikal bebas di dalam tubuh, namun sebagian besar manusia tidak mendapatkan asupan antioksidan yang cukup dari makanan yang mereka konsumsi setiap hari. Antioksidan adalah substansi yang diperlukan tubuh untuk menetralisir radikal bebas dan mencegah kerusakan yang ditimbulkan terhadap sel normal, protein dan lemak. Antioksidan menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi elektron, dan menghambat terjadinya reaksi berantai dari pembentukan radikal bebas yang dapat menimbulkan stres oksidatif (Winarsi 2007). Penyakit yang disebabkan oleh radikal bebas bersifat kronis, yaitu dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk penyakit itu menjadi nyata. Proses penuaan dan penyakit degeneratif seperti kardiovaskular, penyumbatan pembuluh darah yang meliputi aterosklerosis, stroke, dan tekanan darah tinggi serta terganggunya sistem imun tubuh dapat disebabkan oleh stres oksidatif (Mariod et al. 2009). Radikal bebas bersifat reaktif, dapat menyebabkan kerusakan sel, mengurangi adaptasi sel, membawa kematian sel sehingga timbul gangguan dan penyakit. Tubuh manusia dapat menetralisir radikal bebas, akan tetapi jika jumlahnya terlalu berlebihan kemampuan menetralisirnya semakin berkurang. Antioksidan terdapat dalam beberapa bentuk, di antaranya vitamin, mineral, dan fitokimia. Berbagai tipe antioksidan bekerja sama melindungi sel normal dan menetralisir radikal bebas (Andayani et al. 2009). Antioksidan penting dalam mempertahankan sistem imun tubuh, khususnya bagi orang-orang yang tinggal di perkotaan yang dipenuhi dengan tingkat polusi yang tinggi. Asupan yang mengandung antioksidan yang dibutuhkan tubuh juga semakin banyak untuk menangkal radikal bebas. Banyak produk antioksidan sintetik yang digunakan oleh masyarakat saat ini, namun beberapa antioksidan tersebut bersifat karsinogen terhadap sistem reproduksi, dapat menyebabkan pembengkakan organ hati, mempengaruhi aktifitas enzim dalam hati dan metabolisme bahkan dalam jangka waktu lama tidak terjamin keamannnya (Hernani dan Rahardjo 2005). Oleh karena itu perlu pengembangan lebih lanjut mengenai antioksidan alami yang aman dikonsumsi, salah satunya dari produk perikanan berupa kerang-kerangan. Kerang merupakan sumber vitamin B12 dan nutrisi penting bagi kesehatan kardiovaskular. Vitamin ini berperan dalam melumpuhkan homosistein, zat kimia yang dapat merusak dinding pembuluh darah. Selain itu umumnya kerang mengonsumsi segala jenis substrat di sekitarnya sehingga diduga memiliki metabolit sekunder untuk melindungi dirinya (Furkon 2009). Metabolit sekunder inilah yang dapat dimanfaatkan sebagai senyawa antioksidan. Kerang pisau (Solen spp) merupakan salah satu jenis moluska dari kelas Pelecypoda atau Bivalva yang termasuk biota perairan non ikan dengan nilai ekonomis tinggi. Kerang ini sudah dikenal oleh masyarakat Jawa Timur terutama di Madura yang biasa disebut lorjuk. Kerang pisau ini banyak ditemukan di daerah pantai berlumpur di perairan Kabupaten Pamekasan Madura. Kerang pisau hanya dikonsumsi oleh masyarakat setempat sebagai makanan cemilan dalam bentuk keripik dan dijadikan oleh-oleh khas Jawa Timur khususnya Madura. Menurut Nurjanah et al. (2008) kerang pisau memiliki asam amino yang lengkap terdiri atas 9 asam amino esensial dan 8 asam amino non esensial. Kerang pisau juga memiliki taurin yang sangat potensial untuk menurunkan kadar kolestrol dan sebagai peredam reaktif oksigen spesies (ROS) dan reaktif nitrogen spesies (RNS). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi kerang pisau lebih lanjut sebagai salah satu jenis kerang-kerangan penghasil senyawa antioksidan. 1.2 Tujuan Penelitian ini dilakukan untuk menentukan kandungan zat gizi (air, abu, abu tidak larut asam, lemak, protein, karbohidrat), aktivitas antioksidan dan komponen bioaktif yang terkandung dalam kerang pisau (Solen spp).