Daily Fresh Juice

advertisement
Fresh JUICE ! refresh your soul
Fresh JUICE !
Fresh Juice adalah buku renungan
harian berdasarkan penanggalan
liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com).
Terbit sebulan sekali di awal bulan.
Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223)
Kritik dan saran : [email protected]
Fresh JUICE ! Team
Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr
Penasehat : Yovie Setiawan
Pemimpin Redaksi : Nathasa
Editor : Nathasa, Yovie
Penulis : Nathasa, Lulu, Adhi,
Martina,
Agatha,
Fransiska,
Hanz, Franky, Yovie, Rm. Vincent MGL, Ardhi, Jeff, Rina,
Rm. Joseph MGL, Diakon Wenz
MGL, Sr. Benedicta, Fr. Mattheus,
Maia, Fr David, Alin, Yudi, Betty,
Fr. Anis, MGL
Langganan & Marketing Iklan :
Nathasa (0361- 85 11223)
Distribusi : Anggota DOJ Bali
Seluruh hasil Fresh Juice akan
disumbangkan untuk pembangunan Rumah Retret di Bedugul
Sumbangan dapat disalurkan ke :
Bank BCA
A/C No. 611 033 7785
An. Flora Ida W
Harap sms / telpon
0361 - 8511223 untuk konfirmasi.
Fresh JUICE !
managed by :
Vol. 28/2012
www.DOJCC.com
Syaloommm….
Puji Tuhan kita bertemu kembali dalam
Fresh Juice edisi Maret 2012.
Bulan ini adalah masa retret Agung
bagi kita semua…karena kita masingmasing akan mempersiapkan hati kita
untuk memasuki masa Paskah. Kebangkitan Tuhan. Dalam masa ini kita
dituntun untuk merenungkan segala
dosa dan kesalahan yang pernah kita
buat dan kita mau serahkan sepenuhnya kepada Yesus. Karena kita percaya Yesus wafat disalib untuk semua
dosa dan kesalahan kita, karena Dia
mencintai kita lebih dari diriNya sendiri.
Mari kita mempersiapkan hati dengan
sebaik-baiknya, agar dengan mengenang kebangkitan Tuhan, kitapun
bangkit menjadi manusia yang diperbaharui olehNya…karena semua dosa-dosa kita telah dibayar lunas…dan
kita menjadi anak-anak Allah yang
juga mencintai Dia.
Selamat menjalani Retret Agung Masa
Prapaskah…
Nathasa
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 1
1 Maret 2012 : Pernahkah Doaku Dikabulkan Tuhan ?
Hari Biasa Pekan I Prapaskah
Est 4:10a,10c-12,17-19,Mzm 138:1-2a,2bc-3,7c-8, Mat 7:7-12
Mat 7:7 “Mintalah, maka kamu akan menerima; carilah maka kamu akan mendapat...”
Aku teringat, ketika dalam perjalanan (bus) dari Bandung ke Jakarta, aku berdoa dalam
hati ‘semoga di Jakarta nanti, aku menemui seseorang yang menawarkanku untuk bergabung dengan salah satu seminari untuk pendidikan imam. Tiga bulan kemudian, aku
diperkenalkan oleh seorang bapak yang mengetahui mengenai Misionaries of God’s
Love’. Pengalaman sederhana dan singkat di atas mengungkapkan sepercik perjalanan iman pribadi akan kehadiran Tuhan dalam doa. Doa berarti berbicara dengan
Tuhan, yang adalah pribadi yang hidup.
Seringkali kita merasa doa sebagai beban dan tidak menarik karena kita tidak mengalami pengalaman kehadiran-Nya dalam hidup kita. Selain itu, ada berbagai alasan
untuk tidak berdoa salah satunya adalah ketika ‘ujud kita tidak dikabulkan’. Injil hari ini,
Tuhan Yesus sendiri mengatakan ‘Mintalah, Carilah, Ketuklah’. Dari kata-kata Tuhan Yesus
di atas, secara langsung atau tidak langsung mengkritik cara hidup kita berdoa. Pertama, kita meminta tapi tidak dengan iman. Kedua, kita tidak mencari kehendakNya,
tapi kehendak kita. Ketiga, kita mengetuk dipintu yang salah.
Sebagaimana saat ini kita memasuki minggu pertama Masa Prapaskah, kita semua
ditantang oleh Tuhan Yesus, supaya ‘Meminta, Mencari, dan Ketuklah’. Sadar atau tidak
sadar, melalui Gereja-Nya Ia mau mengatakan banyak orang Katholik tidak melakukan
tindakan untuk ‘Mencari, Meminta dan Mengetuk’. Praspaskah adalah saat yang tepat
untuk ‘Mencari, meminta danMengetuk’ bagi kita orang Katholik.Marilah kita gunakan
kesempatan yang berahmat ini untuk membangun Kerajaan Surga lewat merenungkan
misteri sengsara dan wafat serta bangkitnya Tuhan kita Yesus Kristus.
Doa: Bapa yang maha kasih dan penyayang, kami anak-anakMu bersyukur atas cintaMu yang terpancar melalui Putra-Mu Yesus Kristus dalam hidup bersama dalam hidup
menggereja. Api cinta yang berkobar dalam hati-Nya mendorong dan memampukan
kami untuk meminta, mencari dan mengetuk sesuai dengan kehendakMu, khususnya
dalam masa Pra-Paskah ini. Dengan rendah hatiya Bapa, utuslah Roh Kudus-Mu untuk
menemani kami dalam mencari, meminta dan mengetuk demi membangun kerajaan Putra-Mu di tengah hidup kami baik dalam komunitas maupun di tempat di mana
kami berada. Doa pujian-syukur serta permohonan ini, kami haturkan kehadirat-Mu ya
Bapa dengan perantaraan Kristus Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Dikau
dalam persekutuan dengan Roh Kudus sepanjang segala masa. Amin
Fr. Anis Bai, MGL
2
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 28/2012
2 Maret 2012 : Hidup dalam Kebenaran
Hari Biasa Pekan I Prapaskah, Agnes dr Praha
Yeh 18:21-28, Mzm 130:1-2,3-4ab,4c-6,7-8, Mat 5:20-26
Mat 5:20 Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar
dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi , sesungguhnya
kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Jumat pertama seperti hari ini senantiasa mengingatkan kita pada Hati Yesus yang
Maha Kudus yang selalu siap untuk memberikan pengampunan bilamana kita datang
padaNya dengan hati yang penuh penyesalan atas kesalahan dan dosa yang telah
kita lakukan.
Mengapa Yesus mengatakan bahwa jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari
pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu
tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga ? Karena seperti yang kita ketahui para
ahli Taurat dan orang orang Farisi hidup dalam kepura-puraan , karena apa yang
mereka lakukan bukanlah demi Kasih mereka pada Tuhan dan sesama tapi demi
kepentingan mereka sendiri. Mereka suka pamer (pamer kekuasaan, pamer kesucian
dll). Mereka suka membuat aturan yang sukar yang mereka sendiri tidak sanggup untuk
melaksanakannya namun mereka membebaninya pada orang lain jelas hal ini tidak
mengasihi sesama seperti yang diinginkan oleh Yesus.
Yesus ingin agar segala tindakan kita murni berdasarkan Kasih pada Tuhan dan
sesama,bukan supaya kita dibilang baik, hebat dll. Tapi ini bukan hal yang mudah
karena ada hal yang baik tapi tidak murni karena seringkali suatu perbuatan dilandasi
oleh berbagai motifasi. Alkisah , pada perusahaan tempat si A bekerja ada seorang
Bapak Tua yang bekerja sebagai pesuruh. Mendekati hari Lebaran si A memberikan
bingkisan besar berisi makanan pada Bapak Tua itu. Karena tindakan itu si A mendapat
pujian dari segenap penjuru. Apakah tindakan itu baik ? Tentu, karena Bapak Tua
dapat bergembira bersama keluarganya. Tapi apakah itu hanya demi kasih pada
sesama? Hanya Tuhan dan Si A yang tahu.
Memang sulit untuk dapat senantiasa hidup murni dan benar ditengah dunia yang
penuh dengan godaan ini tapi hendaklah kita jangan putus asa tapi senantiasa berdoa dan mohon bimbingan dari Roh Kudus.Amin
Betty
Vol. 28/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 3
3 Maret 2012 : Mengasihi Orang Yang Membenci Kita
Hari Biasa Pekan I Prapaskah
Ul 26:16-19, Mzm 119:1-2,4-5,7-8, Mat 5:43-48
Mat 5:44, “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.”
Film-film action dewasa ini sudah banyak tertebak jalan ceritanya. Entah itu adanya
balas dendam ataupun terjadinya permusuhan yang berujung kepada saling membunuh. Selain film-film tersebut mengajarkan kekerasan, juga mengajarkan “hukum
lama” yakni seperti mata ganti mata dan gigi ganti gigi.
Pada masa prapaskah ini, umat Katolik diajak untuk berpantang dan berpuasa. Hal ini
tidak saja terbatas pada makanan tetapi terlebih kepada sikap hidup. Istilah latin-nya
adalah Agere Contra. Maksudnya adalah ketika setan menggoda kita untuk memusuhi
musuh kita, kita diajak untuk berbalik arah, alias mencintai bahkan mendoakan mereka. Ketika setan mencoba untuk berpikir yang jelek-jelek terhadap teman kita, kita diundang untuk selalu berpikiran positif dan baik terhadap orang lain, dan lain sebagainya.
Pada Injil hari ini Yesus mengajak para pengikutnya untuk mengasihi musuh dan berdoa bagi orang yang menganiaya kita. Sulit? Tentu saja tidak mudah dan ini butuh
perjuangan karena kita manusia yang lemah. Semua ini dianjurkan oleh Yesus karena
untuk mematahkan lingkaran setan yang sudah meraja di dunia ini. Kalau balas dendam dipatahkan dengan kasih sayang, secara tidak langsung lingkaran balas dendam
yang kelihatannya tak bakal kunjung habis akan terpatahkan dan terhenti.
Mengasihi musuh dan berdoa bagi mereka yang menjelek-jelekkan kita adalah salah
satu strategi dan taktik untuk membangun relasi atau hubungan persaudaraan atau
persahabatan yang mungkin pernah hancur dan terputus. Tidak ada cara lain untuk
mencari jalan keluar kecuali mengasihi dengan tulus ikhlas.
Marilah pada masa prapaskah ini kita kembali melihat diri, apakah mau mengasihi
sesama kita terutama mereka yang menyakitkan kita? Orang bilang mengasihi orang
yang mengasihi kita itu gampang atau manusia, tetapi mengasihi orang yang membenci kita itu namanya karya Ilahi.
Rm. Vincent, MGL
4
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 28/2012
4 Maret 2012 : Engkaulah AnakKU
HARI MINGGU PRAPASKAH II
Kej 22:1-2,9a,10-13,15-18, Mzm 116:10,15,16-17,18-19, Rm 8:31b-34, Mrk 9:2-10
Markus 9:7 Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara: “Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia.”
Di Januari tahun 2003, aku menghadiri sebuah sebuah kegiatan di musim panas. Pada
waktu itu aku baru memasuki tahun kedua sejak tiba di Australia. Karena itu aku masih
merasa baru dan asing. Aku merasa begitu terisolir karena belum mengenal banyak
orang. Karena keadaan itu, aku dihantui dengan suatu kekecewaan. Aku mulai bertanya pada diri sendiri dan terlebih kepada Tuhan, “Mengapa sampai harus aku berada
di tempat ini? Aku merasa kesepian, tidak punya siapa-siapa?”
Di dalam karismatik, kita mengenal doa dalam bahasa Roh. Sementara itu kami dibagi
ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk sharing. Kita selalu berdoa bagi setiap orang
yang berada di kelompok itu setiap kali selesai sharing. Ketika kami berdoa dalam bahasa Roh, seorang ibu yang berdiri di sampingku berdoa dalam Bahasa Indonesia. Dan
kata-kata yang aku dengarkan adalah: “Inilah anak Allah.” Dia mengulang kata-kata ini
beberapa kali. Setelah doa, aku menginterpretasikan pesan itu dan membagikannya di
kelompok. Arti intrepretasi yang aku peroleh bahwa Tuhan, Allah kita ingin mengatakan
kepadaku bahwa aku tidak boleh cemas dan bersedih, aku tidak kesepian dan sendirian, tetapi dia selalu berada bersamaku dan Dia adalah Bapaku.
Hari ini kita mendengarkan kisah tentang penampakan Yesus di gunung Tabor. Saat ini
adalah saat ketika Yesus sedang berpikir tentang masa depannya. Dia begitu takut dan
cemas. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi dengan diriNya. Dia merasa terisolir dan
sendiri sekalipun saat itu Dia diteman oleh murid-muridNya. Saat Dia sedang berdoa,
tiba-tiba saja datanglah awan tebal menaungi mereka dan dari dalam awan itu ada
suara yang berseru. “Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia.” Perkataan ini sungguh berarti bagi Yesus saat itu. Allah BapaNya di Surga ingin menguatkan Dia. Allah
Bapa ingin mengatakan bahwa sekalipun Dia akan berjalan di dalam kekelaman, Dia
akan selalu dikuatkan dan diberkati.
Di dalam hidup kita, kita sering merasakan kesepian dan sendiri. Kita merasakan sangat berat untuk menjalani hidup ini. Kita merasa bahwa cobaan dan tantangan selalu
menghadang kita. Kita mengalami suatu kekerigan yang hebat di dalam hidup kita.
Karena itu sering kita mulai menghakimi Allah. Allah tidak mendengarkan doa kita. Allah
tidak mendengarkan jeritan dan tangis kita. Namun lewat penyalaman Yesus di gunung
Tabor, kita diberi kekuatan. Kita diperingatkan bahwa Tuhan Allah kita selalu berada
bersama kita. Dia selalu berada di dekat kita dan menguatkan kita.
Rm.Joseph, MGL
Vol. 28/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 5
5 Maret 2012 : Rambu-Rambu Kehidupan
Hari Biasa Pekan II Prapaskah
Dan 9:4b-10, Mzm 79:8,9,11,13, Luk 6:36-38 Luk 6:38 “Berilah dan kamu akan diberi,
suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah keluar
akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur,
akan diukurkan kepadamu”
Saat akan membuat renungan hari ini, ketiga bacaan di atas, aku baca berulangulang, tapi hampir setengah jam, aku belum juga mendapatkan, apa yang mau Tuhan
bicarakan melalui ketiga bacaan di atas. Sampai akhirnya, aku tinggal dulu untuk pergi. Nah, pada saat naik motor itulah, karena salah belok, yang seharusnya satu arah,
tapi melawan arus, aku baru sadar, tentang rambu-rambu lalu lintas. Berapa banyak
terpasang rambu-rambu lalu lintas yang sering kali kita lewati selama perjalanan kita
sehari-hari. Entah naik mobil,motor,jalan kaki, begitu banyak rambu-rambu lalu lintas
yang membuat jalanan jadi teratur, mencegah kecelakaan,tertib dan tidak terjadi saling serobot antar pengguna jalan. Tidak mungkin pejalan kaki, melenggang santai di
jalan raya yang dipakai untuk jalannya mobil kan. Pernah tidak, kita hitung, berapa
banyak rambu lalu lintas yang pernah kita temui?
Sama juga yang ada dalam bacaan kitab Nubuat . Daniel 9 : 4b -10 pada hari ini,
“Kami telah berbuat dosa dan salah, kami telah berlaku fasik dan telah memberontak,
kami telah menyimpang dari perintah dan peraturanMu. Umat Tuhan mengakui, bahwa
mereka telah melakukan dosa dengan tidak mendengarkan suara Tuhan yang telah
menyuruh mereka hidup menurut hukum yang telah diberikanNya melalui perantaraan
para Nabi.
Seperti itu pulalah kehidupan kita di dunia ini, tanpa kita sadari, banyak bermunculan
rambu-rambu kehidupan di dalam rutinitas kita sehari-hari. Rambu-rambu kehidupan
yang tidak tertulis. Tapi, jika kita saling menyadari tentang rambu-rambu kehidupan
kita, maka akan tercipta sebuah hubungan yang harmonis, damai dan tenang. Dan
bukankah itu sama dengan hukum yang terutama yang diperintahkan Tuhan kepada
kita, yaitu saling mengasihi?
Bedanya adalah, kalau kita melanggar hukum yang diciptakan manusia, misal rambu lalu lintas, kita akan mendapatkan hukuman dari negara, entah kena tilang, sidang, dan itu masih bisa kita menyogok sehingga hukuman kita ditangguhkan. Tapi,
bagaimana kalau yang kita langgar adalah hukum dari Tuhan? Seperti di dalam injil
Lukas, yang mengatakan, hendaklah kamu murah hati, jangan menghakimi, jangan
menghukum,ampunilah sesama. Bagaimana jika kita tidak murah hati, kita menghakimi
orang lain. Apakah Tuhan akan menghukum kita, menilang kita?menjatuhkan hukuman
bahwa: karena kamu tidak murah hati, maka aku akan mendenda kamu sebanyak Rp.
10.000 ..? Tidak..! Sekalipun kita berkali-kali melanggar peraturan Tuhan, dan mungkin
kadang Tuhan menegur kita dengan caraNya, tapi selalu ada ampunan dan kasih. Tapi
ingat, bukan berarti kita bisa seenaknya selalu melakukan pelanggaran rambu-rambu
kehidupan. Belajar rambu murah hati, rambu tidak menghakimi, mulai dari diri kita,
sehingga akan semakin banyak orang murah hati, tidak menghakimi, karena banyak
orang sadar , bahwa jika murah hati, tidak menghakimi, akan tercurah berkat semakin
besar dan tercipta harmoni kehidupan yang indah.
alin
6
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 28/2012
6 Maret 2012 : Menjadi Pelayan
Hari Biasa Pekan II Prapaskah
Yes 1:10,16-20, Mzm 50:8-9,16bc-17,21,23, Mat 23:1-12
Yes 1:16-17“Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik: usahakanlah keadilan,
kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara
janda-janda!“
Mat 23:11“Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu“
Saat Rm Vincent Widi MGL ditahbiskan menjadi Diakon 2010 yang lalu, Uskup Agung
Mark Coleridge berpesan dalam khotbahnya bahwa menjadi diakon sama artinya
menjadi hamba, bukan sekedar pelayan, tetapi hamba. Kata “diakon“ sendiri berasal
dari kata Yunani “dia“ dan “konos“ yang berarti “dari debu,“ karena itu menjadi diakon
sama artinya menyamakan diri dengan “debu tanah.“ Kita ingat sejarah awal pelayanan diakonat untuk komunitas Gereja Purba berawal dari kebutuhan Gereja untuk
menunjuk orang-orang khusus yang tugasnya memperhatikan kebutuhan para janda
dan yatim piatu atau kaum “anawim“ (Kis 6: 1-7).
Rupanya dalam kalangan masyarakat Yahudi sejak dahulu, kaum “anawim“ atau kelompok pinggiran seperti janda dan yatim piatu dititipkan oleh Yahweh sendiri untuk
diperhatikan sungguh dalam kehidupan bermasyarakat. Maklumlah dalam kebudayaan patriarkal seperti bangsa Yahudi, kaum perempuan dan anak-anak tidak punya
hak untuk membela diri kalau ditindas atau pun mencari nafkah. Seringkali mereka
menjadi kaum yang terpinggir dan terlupakan di dalam masyarakat Yahudi. Nah, untuk
itulah para diakon dipilih oleh para Rasul dengan tugas khusus untuk memperhatikan
kebutuhan mereka.
Zaman sekarang, kaum anawim atau kelompok yang terpinggir dalam masyarakat
kita memang bukan hanya terbatas pada para janda dan yatim piatu. Ada berbagai
orang yang dengan alasan tertentu menjadi kelompok yang terlupakan tidak hanya
di dalam kehidupan bermasyarakat secara umum, tetapi terutama dalam lingkungan
Paroki dan Keuskupan kita masing-masing.
Masa Prapaskah atau masa puasa dan doa kita kali ini kiranya menjadi saat yang tepat
untuk menjadi pelayan bagi sesama. Sebab di saat masa puasa ini kita tidak hanya
berusaha berpantang dari mengendalikan diri tetapi pada saat yang sama dianjurkan
untuk berlatih berbuat baik. Masa puasa dan pantang tidak berarti hanya berdiam diri
atau absen dari perbuatan-perbuatan yang berkategori dosa, tetapi harus diimbangi
oleh tindakan nyata untuk berbuat baik. Yesaya berpesan, bahwa kita diajak untuk
tidak hanya berhenti berbuat jahat, tetapi “belajar“ untuk berbuat baik dan salah satunya adalah dengan memperhatikan kelompok yang terpinggirkan dalam lingkungan
masyarakat, Paroki dan Keuskupan kita.
Puasa, pantang dan doa kita akan menghasilkan buahnya ketika kita mencoba dan
mencoba untuk berbuat baik dan menjadi pelayan bagi sesama. Melayani sesama
itu tidak mudah. Mungkin pelayanan kita akan disalahgunakan orang, mungkin pelayanan kita malah dicurigai, mungkin juga pelayanan kita malah mengancam hidup kita
sendiri. Satu yang perlu diingat adalah yang paling penting itu motif pelayanan kita,
selanjutnya serahkan semuanya kepada Tuhan. Ia sendiri yang akan menyentuh dan
mengubah hati orang-orang yang kita layani, bukan kita, bukan kata-kata kita, bukan
perbuatan kita, melainkan kuasa Roh-Nya.
Diakon Wenz, MGL
Vol. 28/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 7
7 Maret 2012 : Setia Melayani Dengan Kesungguhan Hati
Hari Biasa Pekan II Prapaskah,Perpetua & Felisitas
Yer 18:18-20, Mzm 31:5-6,14,15-16, Mat 20:17-28
Matius 20:28a “sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan
untuk melayani”
Saya dibabtis secara Katolik pada tahun 1997, sejak itu kegiatan rutinitas saya lakukan tiap Minggu seperti datang kegereja. Saya masih belum mengerti yang namanya
pelayanan atau melayani dalam gereja, saat itu saya hanya sekedar datang, duduk
mendengarkan khotbah romo, ikut bernyanyi, memberi kolekte, menerima komuni dan
setelah itu pulang tanpa ada keterlibatan di gereja. Tepat tahun 2006 saya mengikuti
retret di Tumpang Jawa Timur, pada saat itu saya merasakan Tuhan memanggil saya
untuk menjadi pelayanNya, saya merasakan pemulihan hidup baru, awal pertobatan,
mengenal kehidupan berkomunitas, dan sejak itulah saya turut aktif dalam kegiatan
melayani di gereja maupun dalam komunitas.
Renungan hari ini mengingatkan buat saya dan kita semua, bahwa Tuhan Yesus datang
bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan memberikan nyawaNya menjadi
tebusan bagi banyak orang (Mat 20:28). Puji Tuhan saya sangat bersyukur kalau boleh
mengalami hidup baru sejak tahun 2006, terlibat dalam pelayanan, merasakan suka
dan dukanya menjadi seorang pelayan Tuhan itu. Satu hal yang boleh saya bagikan
hari ini adalah untuk menjadi seorang pelayan harus mempunyai modal “SETIA”. Apapun cobaan hidup yang akan kita alami, jatuh bangunnya kehidupan rohani kita, bahkan mungkin jika ada perselisihan dengan teman sepelayanan, harus tetap diingat
tujuan kita hanya satu yaitu “SETIA & Melayani dengan kesungguhan hati”. Puji Tuhan kalau saya masih boleh bertahan sampai saat ini menjadi pelayan Tuhan, bukan karena
kuat gagah saya, tetapi hanya karena Kasih Karunia dan cinta Tuhan buat saya dan
buat teman2 semua.
Semoga dengan renungan hari ini kita semua semakin SETIA & Melayani dengan kesungguhan hati, walaupun ada ujian iman, kita tetap fokus menjadi pelayan Tuhan
yang sejati. Selamat Melayani Tuhan Yesus memberkati...
Yudi
8
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 28/2012
8 Maret 2012 : Kebebasan
Hari Biasa Pekan II Prapaskah
Yer 17:5-10, Mzm 1:1-2,3,4,6, Luk 16:19-31
Yer 17:7 “ Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan yang menaruh harapannya
pada Tuhan”
Pewartaan nabi Yeremia hari ini membawa terang bagi kita dalam menjalin relasi sosial
dengan sesama di jaman ini: dalam kehidupan di dunia janganlah kita mengandalkan
manusia dan kekuatannya untuk memperoleh kebahagiaan yang bersifat sementara,
karena walaupun tampaknya baik dan tanpa cela, cepat atau lambat ia akan berlalu.
Sungguh tidak bijaksana menaruh kepercayaan pada seseorang atau orang-orang
yang cepat atau lambat akan meninggalkan kita. Setiap kita memang membutuhkan
penopang, tetapi tergantung pilihan yang kita buat untuk memperolehnya. Nabi Yeremia mengajak kita untuk meletakkan semua dasar kepercayaan kita pada Allah karena
Dia tidak akan berlalu, selalu setia dan tidak akan pernah mengkhianati. Apa lagi yang
anda tunggu? Hanya kepada-Nya anda dapat bersandar dan mendapatkan kebahagiaan hidup yang kekal.
Penginjil Lukas menyajikan ispirasi yang dapat menjadi cermin bagi kita. Orang kaya
yang semasa hidupnya bersukaria dalam kemewahan pada akhirnya tidak memiliki
harapan dan kemungkinan untuk kebahagiaan kekal. Sungguh menyedihkan! Beginilah jika seorang manusia menghabiskan seluruh hidupnya dalam keegoisan dan
menutup hati pada sesama, ia menyiapkan bagi dirinya suatu hidup abadi dalam kesedihan dan kesendirian. Ia yang telah memilih sendiri kehidupan yang akan ia jalani
selamanya setelah kehidupan di dunia ini. Tuhan mengajak kita untuk menyadari nilai
kebebasan yang Tuhan telah anugerahkan. Jika tidak kita gunakan untuk mencintai
dan membuka hati pada sesama dan apa yang mereka butuhkan, jangan salahkan
Tuhan jika nanti anda kehilangan hak untuk masuk dalam kebahagiaan abadi. Ingatlah bahwa api neraka tersedia hanya bagi orang yang ingin memasukinya. Jika hidup
dalam keegoisan, anda sudah mengambil bagian di dalamnya semasa hidup sekarang ini, api neraka yang abadi hanyalah kelanjutan dari apa yang telah anda pilih
dalam kehidupan ini. Karena itu gunakanlah dengan benar kebebasan anda.
Sr. Benedicta, OSB
Vol. 28/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 9
9 Maret 2012 : Mengerti dan Memahami
Hari Biasa Pekan II Prapaskah, Fransiska dr Roma
Kej 37:3-4,12-13a,17b-28, Mzm 105:16-17,18-19,20-21, Mat 21:33-43,45-46
Mat 21 : 42 ‘Batu yang tidak terpakai oleh tukang bangunan sudah menjadi batu yang
terutama. Inilah perbuatan Tuhan; alangkah indahnya!’
Ketika ingin menulis renungan hari, saya membaca injil Matius ini, dan saya tidak
mengerti apa maksud Yesus, kemudian saya baca semua bacaan hari ini , di kitab Kejadian dan Mazmur, ada cerita tentang Yusuf yang dibuang oleh saudara-saudaranya,
tapi akhirnya bisa kembali menjadi sang Raja. Baru saya mendapat pengertian. Yang
disia-siakan, akan menjadi yang terbaik, bila Allah menghendakinya. Terkadang kita
lebih tertarik membaca bagian bagian yang kita suka, dan membuat kesimpulan, padahal bukan itu yang dimaksud, sehingga kesimpulan yang kita buat menjadi salah.
Ketika Yesus bercerita tentang pemilik ladang yang dikhianati anak buahnya, murid murid nya merespon untuk mengusir anak buah pengkhianat tersebut, dan mencari pengganti baru. Murid murid hanya menerima cerita sebagian, tanpa mendalami maksud
cerita Yesus, sehingga membuat kesimpulan yang salah.
Bulan ini saya sedang bekerja dengan yayasan non profit DePamiri, di atas gunung
Pamir, yang tingginya 4500 diatas permukaan laut (sekedar catatan gunung Bromo
tingginya 2350 m diatas permukaan laut). Disini saya bertugas untuk memperbaiki
managemen produksi kerajinan dari bahan wool. Ada satu permasalahan yang selalu
dikeluhkan, sejak 2007 ! Masalah kwalitas produksi dan kapasitas bahan baku yang
tidak mencukupi. Hampir semua staff dan juga direktur menyalahkan Saokat, manager
produksi, ia dianggap tidak cakap dalam memproduksi barang berkwalitas dan dianggap tidak bisa bekerja.
Saya mencoba menggali permasalahan yang terjadi, ternyata bukan karena Saokat
tidak mampu, tapi karena ia tidak mendapat bimbingan yang jelas sejak ia bekerja
disini. Banyak tugas yang tidak jelas yang diberikan kepadanya. Mungkin jelas bagi
orang lain, tapi tidak bagi dia. Bagaimana mungkin memberi jawaban kalau tidak
mengerti pertanyaannya? Bagaimana bisa menyelesaikan masalah kalau tidak tahu
permasalahannya.
Saokat sama seperti murid murid Yesus yang hanya mendapat sedikit informasi, dan
akhirnya menafsirkan dengan salah. Mungkin salah dia juga, karena tidak mencari informasi yang jelas, atau bertanya. Tapi ada kesalahan managemen juga yang memberi tugas yang menggambang dan tidak jelas.
Hari ini saya memberi presentasi, dan ada kalimat saya yang menampar mereka, dan
mereka mengakui sebagai masukan yang benar. Saya bilang,”Kita lebih senang membicarakan soal masalah2, tapi enggan mencari solusi, dan lebih enggan lagi mengerjakan solusi tersebut. Yang lebih parah, kita lebih senang menaruh kesalahan pada
pundak orang lain, daripada memikulnya di bahu kita sendiri”. Dan ketika saya mengatakan itu, saya juga sedang menampar diri saya sendiri. Saya juga sering berbuat
yang sama.
Jeff – Tajikistan
10
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 28/2012
10 Maret 2012 : Mengenal Bapa
Hari Biasa Pekan II Prapaskah
Mi 7:14-15,18-20, Mzm 103:1-2,3-4,9-10,11-12, Luk 15:1-3,11-32
Luk.31-32 Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan
aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan
bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan
di dapat kembali…..”
Dalam perikop hari ini kita menemukan 2 sosok utama yaitu “Anak Sulung & Anak Bungsu”. Anak sulung yang selalu setia melayani ayahnya, sedangkan anak bungsu pergi
dan menghambur-hamburkan harta ayahnya, kemudian bertobat kembali kepada
ayahnya. Dalam kehidupan kita saat ini sering kita menjumpai 2 sosok ini baik di dalam
diri kita maupun pada orang-orang sekitar kita.
Seorang teman saya sebut saja namanya Hary sekarang tinggal di Jakarta, dulu dia
seorang yang sangat aktif dalam pelayanan terutama sel untuk anak-anak muda. Bahkan dia mempunyai keinginan masuk dalam karmelit awam. Diantara teman-teman dia
adalah sosok yang paling menonjol dalam iman, hebat dalam doa dan penyembahan
bahkan hidupnya sangat dekat dengan doa. Akan tetapi ada kekurangannya, selalu
bersungut-sungut dalam melayani. Itulah yang sering membuat teman-temannya suka
menjauhinya.
Teman saya kedua sebut saja namanya Dedy, dulu dia seorang “Gay” penyuka sesama
jenis dan hobinya dulu suka dugem. Saat seorang temannya terkena AIDS, Romy berusaha kembali dalam hidup lamanya untuk bisa dekat dengan Tuhan. Dengan bersusah
payah, walau banyak cibiran dan fitnah-fitnah yang dia terima untuk bisa hidup dekat
dengan Tuhan Yesus, dia tetap berjalan. Akhirnya saat ini hidupnya dia serahkan untuk
melayani Tuhan melalui suara emasnya bahkan masuk dalam kontes acara bergensi di
sebuah televisi swasta.
Itulah 2 sisi gambaran yang gampang kita bisa lihat dalam kehidupan seseorang.
Dalam perikop ini kita merefleksikan dalam diri kita, si sulung yang sudah dekat dengan
bapanya tetapi masih suka bersungut-sungut dan kurang bersyukur dengan apa yang
telah diberikan bapanya selama ini dan selalu merasa kurang. Sedangkan si bungsu,
walaupun banyak kesalahan yang pernah dia lakukan tetapi dia ingin dan berusaha
kembali kepada bapanya dan mau memperbaharui hidupnya kembali.
Teman-teman kita bersyukur punya Allah yang selalu menerima kita apa adanya tanpa
melihat seberapa besar dosa kita. Dia selalu membuka tanganNya untuk kita. Allah
yang tidak pernah menghakimi kita ,tetapi selalu mencurahkan kasihnya selalu untuk
kita. Saatnya sekarang marilah kita melihat kedalam hati kita apakah kita sudah lebih
mengenal Bapa kita……
Rina
Vol. 28/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 11
11 Maret 2012 : Mujizat Yesus Sungguh Nyata !
Minggu, 11 Maret 2012: RUMAH KEDIAMAN
HARI MINGGU PRAPASKAH III
Kel 20:1-17, Mzm 19:8,9,10,11, 1Kor 1:22-25, Yoh 2:13-25
Yoh 2:17, “Cinta untuk rumahMu menghanguskan Aku?”
Setiap orang merindukan rumah idaman. Kalau saya sendiri mengidamkan sebuah
rumah yang tidak besar, sederhana, tetapi mempunyai taman yang luas dengan rumput dan bunga-bunga yang menghiasinya. Namun, rumah tidak akan ada artinya jika
tidak dihuni atau ditempati. Dengan kata lain, rumah yang kosong akan menjadi dipenuhi debu, sarang laba-laba bahkan buat mereka yang percaya akan dipenuhi
hantu-hantu.
Bacaan injil hari ini, Yesus mengutip kata-kata dari pemazmur yang mengatakan bahwa
cinta untuk rumahmu menghanguskan aku. Apa yang dimaksud oleh Yesus? Kalau anda
ingat ada kisah di perikop lain ketika ibu Yesus dan saudara-saudaranya mencari Yesus,
ketika Yesus ditemukan, Ia berkata, “Mengapa kamu mencari Aku, tidakkah kamu tahu
bahwa aku harus tinggal di RUMAH Bapaku?” Sabda inilah yang berhubungan dengan
cinta Yesus akan rumah “BapaNya” mengobarkan hati dan semangatnya karena Yesus
datang untuk melakukan kehendak Bapa, bukan kehendakNya sendiri.
Kalau seseorang sudah jatuh cinta kepada “rumah” atau tempat kediaman, orang tersebut akan betah tinggal di rumah dan malahan mengundang orang lain untuk datang
dan tinggal di rumah tersebut. “Rumah” di jaman sekarang bisa ditafsirkan gereja ataupun komunitas. Di gereja sendiripun sudah disediakan banyak sekali komunitas dimana
orang bisa memilih dan tinggal di dalamnya seperti kelompok anak muda, Legio Maria,
Komunitas Disciples of Jesus covenant community di Paroki Kuta dan lain sebagainya.
Apakah ada sudah tinggal di “rumah” dimana anda sudah menikmati tinggal di dalamnya? Kalau sudah, undanglah orang lain supaya mereka dapat menikmati juga kasih
Bapa di “rumah” anda. Kalau belum, lihatlah “rumah-rumah” di sekeliling anda, siapa
tahu cocok dengan suasana hati anda dimana anda bisa berkembang dan bertumbuh dalam iman akan Yesus, Tuhan kita. Amin
Rm. Vincent, MGL
12
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 28/2012
12 Maret 2012 : Kerendahan Hati
2Raj 5:1-15a, Mzm 42:2,3 & 43:3,4; Luk 4:24-30 ---Luk 4;27, “Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang Kusta di Israel dan tidak ada
seorangpun dari mereka ditahirkan, selain daripada Naaman, orang Siria itu.”
Siapa itu Naaman? Bahkan Yesus pun menyebut namanya sebagai salah seorang asing
(yang bukan berasal dari keturunan Israel) tetapi mendapat perhatian dari Allah dan
disembuhkan dari penyakit kusta.
Naaman : panglima Raja Aram yang membawa kemenangan, terpandang dan disayangi Raja Aram, tapi sayang ia sakit kusta.
Dari seorang gadis Israel yang tertawan sebagai pelayan istrinya, ia mendengarkan
usulan gadis itu lewat istrinya, “Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria
itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya.” (2Raja 5:3b).
Ketika Naaman datang ke Samaria, entah apa alasannya, nabi Elisa hanya menyuruh
pelayannya menyampaikan pesan agar Naaman berendam dan mencelupkan dirinya
tujuh kali di sungai Yordan, kalau ingin sembuh. Tentu sebagai pemimpin yang disegani
rak-yat dan disayang rajanya, ia merasa direndahkan. Naaman marah, ngomel dan
hendak pergi. Tetapi sekali lagi, ia mau mendengarkan usul dari bawahannya, ketika
bawahannya berkata, “Bapak, seandainya nabi itu menyuruh perkara yang sukar kepadamu, bukankah Bapak akan melakukannya? Apalagi sekarang, ia hanya berkata kepadamu: Mandilah dan engkau akan menjadi tahir.” (2Raja 5:13b). Dan setelah
melakukannya, ia sembuh dari Kusta.
Yesus memakai Naaman sebagai contoh orang yang mendapat mujizat, ketika IA marah
oleh keangkuhan mereka yang memandang rendah Yesus sebagai anak tukang kayu,
Yusuf, (Luk 4;22) seolah-olah, orang kecil, tidak boleh berkata-kata tentang hal yang
besar dan luar biasa, seperti yang telah diucapkan Yesus. Kesombongan, adalah akar
segala dosa. Itulah penyebab kemarahan Yesus.
Di Masa Prapasakah ini, mari kita belajar dari Naaman. Apakah sebagai pemimpin,
bersedia mendengarkan usulan bawahan, hamba, pelayan atau orang yang secara
ekonomi, usia atau jabatan tidak sepadan dengan Anda? Ataukah hanya mau mendengarkan orang yang dianggap setara atau se-level?! Belajarlah dari Naaman, yang
telah mendengarkan suara Tuhan dari orang-orang yang dipandang rendah.
NaRitA
Vol. 28/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 13
13 Maret 2012 : Siapa saja sih yang jadi budak dosa?
Hari Biasa Pekan III Prapaskah, Ludovikus dr Casoria
Dan 3:25,34-43, Mzm 25:4bc-5ab,6-7bck,8-9, Mat 18:21-35
Yoh.8:36 “Maka, jika Putra membebaskan kamu, kamu akan sungguh sungguh bebas”
Saat bertemu teman teman seiman dipenjara khusus narkoba memberikan kesan sangat mendalam. Salah seorang dari mereka ketika ditanya, lebih memilih tinggal di
penjara karena buat dia pergaulan diluar terlalu sulit. Hari itu kebetulan ada juga yang
dibebaskan. Didepan teman temannya ia bertekad untuk hidup sehat. Walau di wajahnya ada tanda kecemasan, waktu ia menyanyikan pujian terlihat pancaran harapan
dan kebebasan. Mungkin kegagalan berkali kali telah menyadarkannya bahwa hanya
Yesus yang mampu membebaskan dirinya dari kecanduan.
Di perikop ini penting ditekankan bahwaYesus berbicara kepada orang Yahudi yang sudah percaya padaNya (Yoh 8.31), seperti kita semua. Tapi kita bisa juga menjadi seperti
mereka, berpikir bahwa kita tidak pernah kecanduan narkoba alias kita tidak pernah
menjadi hamba atau budak dosa. ‘Kita anak Abraham’ bisa juga dibaca ‘kita anggota
perkumpulan Kristiani yang taat’.
Apa artinya menjadi budak dosa? Memang semua orang itu berdosa. Bahkan orang
salehpun tidak luput dari dosa kecil setiap hari. Tetapi menjadi budak dosa itu artinya menjadikan dosa suatu kebiasaan, seperti layaknya kecanduan. Paling sulitnya
kalau kebiasaan dosa ini dirasionalisasikan, dianggap sudah biasa atau lebih parahnya
bukan lagi dosa. Contohnya gosip, merokok, masturbasi, marah marah, atau mencuri
yang kecil kecil, baik barang ataupun waktu.
Kalau kita minta Roh Kudus untuk menyadarkan kita, maka kita bisa melihat kebiasaan
dosa yang Tuhan ingin bebaskan. Tapi tidak jarang Tuhan membiarkan kita bergumul
sangat lama, supaya kita sadar bahwa dengan kekuatan sendiri sebenarnya kita tidak
mampu. Barulah Yesus datang, saat kita memohon dengan pasrah untuk rahmat pembebasanNya. Sangat mungkin sekali kali kita sepertinya dibiarkan jatuh lagi supaya
tidak tinggi hati, tapi kebiasaan itu sudah dihancurkan dan kita sudah bebas.
Pengalaman pribadi dibebaskan dari kebiasaan dosa yang sudah tahunan adalah
sangat indah. Saat saya konsultasi, si Romo berkata, “Kalau saat cobaan datang,
katakanlah Yesus aku mencintaiMu.” Kelihatanya kok gampang banget yah. Tapi memang hasilnya sudah terbukti selama beberapa tahun. “Kalau Anak membebaskanku,
aku sungguh sungguh bebas!!” Yesus adalah Jalan, Kebenaran, dan Hidup. Maukah
kita disempurnakan selalu? Maukah kita menaruh harapan hanya pada Yesus dan bukan kekuatan kita sendiri?
Ya Yesus, sadarkanlah perbudakan dosa apa yang ingin Engkau bebaskan dariku. Biarlah aku pasrah padaMu, berharap hanya padaMu. Bebaskanlah Aku Yesus, karena
dengan kekuatanku sendiri, aku tidak mampu. Amin.
Fr.David,MGL
14
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 28/2012
14 Maret 2012 : Lakukan Karena Dan Dengan Cinta !
Hari Biasa Pekan III Prapaskah, Louisa De Marillac
Ul 4:1,5-9,Mzm 147:12-13,15-16,19-20, Mat 5:17-19
Mat 5 :19 Tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah
hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.
Saya cukup kagum dengan beberapa teman dalam pelayanan, khususnya Seksi
Perlengkapan. Ada yang berpikir, “ah, apa sich hebatnya bagian itu ?” Mereka juga
gak pernah tampil di depan !!” Datang 1 jam lebih awal dari teman-teman lain, dan
mungkin harus meninggalkan pekerjaan atau acara TV yang dia sukai, adalah yang
membuat saya kagum dengan mereka. Pulang pun mereka pasti belakangan, di saat
teman-teman lain sudah pulang. Kadang saya berpikir, “kenapa sich mereka mau ambil bagian itu ?” Kerja berat angkat-angkat, gak ada upah atau malah ucapan terima
kasih pun gak ada, belum kalau ada kesalahan sedikit pasti ujung-ujungnya disalahin.
Passion mereka mungkin emang di situ kali y ?? Hehe..
Ada seorang anak lelaki kurus berjalan menggendong adiknya yang lumpuh di punggungnya. Orang-orang yang melihat anak ini merasa prihatin – sudah badannya kurus
masih saja mau menggendong orang lain, pasti berat sekali dan akan membuat tubuh
anak itu sakit. Satu orang kemudian datang padanya dan berkata, “Kasihan kau nak,
bebanmu pasti berat !!” Anak itu pun menjawab, “Pak, ia bukan beban, ia saudaraku
… aku mengasihinya.” Bapak itu pun tak bisa berkata apa-apa lagi akan jawaban dari
anak kecil itu.
Saya pun berpikir, terkadang suatu perbuatan yang dipandang hina atau dianggap
beban oleh orang lain, nyatanya tidak bagi orang yang melakukannya. Kenapa itu
bisa dilakukan ??
And the answer is because of love. Yup, semua karena cinta. Cinta yang membuat
mereka punya cara pandang lain. Merawat suami/istri yang sakit, mendampingi anak
belajar meski lelah, menghantar orangtua berobat rutin, dsb. Semua akan terasa berbeda dan mudah jika dilakukan karena dan dengan cinta. Ini semua mungkin bisa
menjawab pertanyaan saya untuk cerita di awal renungan ini.
Yesus mengajak kita untuk melakukan segala perintah hukum Taurat, dan berjanji barangsiapa yang melakukan perintah-Nya, maka ia akan duduk di tempat yang tinggi
dalam kerajaan surga. Sudahkah dalam kehidupan kita, baik dalam keluarga – pekerjaan – dan komunitas pelayanan, kita sudah melaksanakan perintah-perintahNya dengan ketulusan hati dan tidak bersungut – sungut ? Atau kita hanya melakukan pekerjaan
kita agar dilihat hebat oleh orang lain ??
Mari kita coba untuk melaksanakan perintah – perintah Tuhan dengan ketulusan hati
dan raut muka yang tidak bersungut – sungut !! Dan yang terpenting, do it with LOVE
!! Cobalah melakukan segala sesuatu karena dan dengan cinta, lalu rasakan sendiri
bedanya !! GBU all ….
KRIS
Vol. 28/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 15
15 Maret 2012 : Tuhan Yang Ambil Alih
Hari Biasa Pekan III Prapaskah, Klemens Maria Hofbauer
Yer 7:23-28, Mzm 95:1-2,6-7,8-9, Luk 11:14-23
Luk 11: 9-10 “ Mintalah, maka akan diberikan kepadamu, carilah, maka kamu akan
mendapat, ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.”
RancanganKu bukanlah rancanganmu, Jalan-jalanKu bukanlah jalanmu...Segala jalan
Tuhan sungguh tak mudah diselami oleh manusia. Beberapa hari yang lalu saya sempet
sharing dengan salah seorang teman DOJ, tentang tempat kerjanya yang lama. Saat ini
dia telah resign dari tempat kerjanya itu. Hal ini membuat ingatan saya flash back pada
kejadian 9 bulan yang lalu, tepatnya ketika kami berdua mengambil sebuah keputusan
untuk resign dari tempat kerja kami masing-masing yang katanya “tempat yang basah”
sudah nyaman dan enak. Saat ini “Tersenyum” saya melihat kejadian yang telah terjadi,
dimana Tuhan telah melepaskan temen saya dari hal-hal tidak baik yang bakal menimpanya. Awalnya ketika dia memutuskan untuk resign dari sebuah Perusahaan Export di Nusa
Dua, muncul pro dan kontra dari teman-teman terdekatnya. Ada yang bilang, sayang
sekali kamu kan sudah nyaman kerja disana. Gajinya bagus, posisimu sudah enak dan
dapat fasilitas lain-lain yang enak dan mudah pula. Namun ada beberapa teman yang
mendukung untuk “Segera Resign” dengan berbagai pertimbangan bahwa tempat kerja
tersebut sudah tidak baik buat dia. Teringat saat teman saya ini bingung dan khawatir saat
mengambil keputusan ini, tak henti-hentinya dia berdoa, adorasi, ikut misa harian supaya
Roh Kudus memimpin dia sehingga tidak membuat keputusan yang salah. Konsultasi dengan beberapa orang, sampai akhirnya dia memutuskan untuk resign.
Delapan bulan kemudian, dia mendengar kabar bahwa mantan bos nya diperiksa polisi
karena beberapa kasus di perusahaan tersebut, sampai berurusan dengan polisi beserta
semua staff dan karyawannya. Dan saat ini mantan bosnya melarikan diri. Temen saya
menangis terharu penuh ucapan syukur pada Tuhan, karena telah melepaskan dia dari hal
buruk yang hampir dialaminya, seandainya dia tetap bertahan disana.
Firman Tuhan pada hari ini “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu, carilah, maka kamu
akan mendapat, ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang
meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang
mengetok, baginya pintu dibukakan”
Seringkali kita datang mengetuk pintu dalam doa-doa permohonan kita kepada Tuhan.
Tuhan sudah mulai bekerja, melalui konsultasi dengan pihak yang expert dibidangnya,
dimana orang-orang tersebut memberikan masukan-masukan positive yang sebaiknya dilakukan, melalui konsultasi dengan Romo dan doa diteguhkan untuk mengambil langkah
iman, untuk berani memikul salib setelah resign, tanpa menengok lagi kebelakang. Ketika
kita masih menengok kebelakang akan “sulit” mengambil keputusan yang jernih. Berani
mengambil Langkah Iman bersama Tuhan saya sanggup. Kita akan menerima janji-janji
Tuhan ketika kita melangkah dengan mengandalkan Dia.
Saat ini apapun permasalahan yang kita alami, kita belajar untuk taat pada otoritas Tuhan, biarlah Tuhan yang ambil alih. Karena Dia tahu yang terbaik bagi kita, kapan dan
bagaimana caranya Dia tahu yang terbaik. Ikutilah prosesnya pergumulannya bersama
Dia. Tuhan Allah yang sangat “Rapi dan Detail” dalam setiap planningNya...Ketika anda
mulai berdoa Tuhan mulai bekerja, mengirimkan orang-orang yang kita perlukan untuk
“proses terkabulnya” doa kita. Walaupun proses tersebut dimulai dari “perubahan karakter kita sendiri” menuju kepada waktu “kapan karakter kita siap untuk menerima berkat
Tuhan”..menurut versiNya Tuhan..jadi ketika ada 3 jawaban sekalipun dalam setiap doa,
Ya, Tunggu atau Tidak sekalipun....Saat itu pula Karakter kita telah disiapkan untuk menerimanya, karena pada akhirnya kehendakNya saja yang terjadi...Sehingga jika kita tahu,
bahwa pada akhirnya kehendak Tuhan saja yang terjadi, alangkah bijaksananya jika kita
belajar untuk Taat !!?? Bagaimana dengan anda....
Lulu
16
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 28/2012
16 Maret 2012 : Why oh Why
Hari Biasa Pekan III Prapaskah
Hos 14:2-10, Mzm 81:6c-8a,8bc-9,10-11ab,14,17, Mrk 12:28b-34
Mereka 12:30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap
jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
Hukum biasanya dibuat agar orang-orang tidak keluar dari satu jalur tertentu. Merupakan suatu pagar, ketetapan, kewajiban yang harus dipatuhi. Misalnya ada hukum
pidana. Bila mencuri sandal maka hukumannya sekian tahun. Dengan adanya hukum
orang menjadi takut untuk melakukan suatu pelanggaran karena akan ada sanksi bila
melanggarnya.
Saat saya membaca Injil hari ini, saya merasa, kalau Tuhan kita itu sungguh Allah yang
sabar dan baik.Bagaimana tidak, Dia sudah memberikan semuanya pada kita. Bernafas gratis, berkat-berkat jasmani, bahkan memberikan nyawa PutraNya untuk kepentingan kita.
Namun untuk mengasihi Dia yang sudah memberi begitu banyak, kita masih harus diperintah, diarahkan. Bukankah seharusnya mengasihi Dia tidak perlu suatu hukum? Bukankah itu sudah merupakan keharusan, sesuatu yang dengan sendirinya harus kita
lakukan sebagai orang yang sudah terima banyak dari Tuhan ?
Tuhan itu baik baik karena Dia tahu manusia tidak mampu mengasihi. Karena dosa,
manusia cenderung egois dan mau menang sendiri. Maka Tuhan memerintahkan
agar manusia saling mengasihi. Bila tidak, yang akan terjadi adalah perselisihan ,mau
menang sendiri dan kebencian.
Sebagai manusia,kita lebih mudah mengasihi orang yang baik pada kita, namun sulit
bahkan tidak mau mengasihi orang yang tidak ada manfaatnya bagi kita. Apalagi
orang yang jahat. Apakah anda menyadari bahwa Tuhan selalu memberi perintah
yang MAMPU dikerjakan manusia. Cuma masalahnya sekarang, apa kita MAU melakukan perintahNya, memberi kasih kita pada sesama dan pada DIA yang tidak kita lihat
secara jasmani?
Siska
Vol. 28/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 17
17 Maret 2012 : Mohno Ampun
Hari Biasa Pekan III Prapaskah, Patrisius
Hos 6:1-6, Mzm 51:3-4,18-19,20-21ab, Luk 18:9-14
Luk 18:13 “Ya Tuhan, kasihanilah aku orang yang berdosa ini.”
Dalam perjanjian lama ataupun yang baru, orang yang sakit lepra, kusta, lumpuh, buta
dan lain sebagainya diidentikkan sebagai orang yang berdosa. Mengapa demikian?
Karena orang yang demikian tidak mendapatkan rahmat dan berkat dari Tuhan sehingga mereka mendapatkan kutuk. Hal ini ada benarnya dan juga tidak ada benarnya
juga.
Orang yang sakit “jiwanya” akan berpengaruh kepada tubuhnya. Contohnya orang
yang memendam amarah dan dendam di dalam hatinya akan menjadi seperti kanker
yang ganas yang akan menggerogoti jantung dan hati. Mengapa demikian? Karena
akan selalu deg-deg-an, tidak tenang, hati tidak damai dan tentaram, selalu memikirkan yang buruk dan lain sebagainya. Orang seperti inilah yang butuh penyembuhan
dan sentuhan tangan Tuhan.
Teriakan, “Ya Tuhan, kasihanilah aku orang yang berdosa ini” seharusnya menjadi
teriakan dan ungkapan hati kita setiap hari khususnya di masa prapaskah ini karena
kita orang yang berdosa. Tidak ada seorangpun yang layak menerima pengampunan
dari Tuhan, tetapi Tuhan selalu “mengadili” kita dengan kerahimanNya yang suci dan
selalu menunggun orang yang berdosa datang kepadaNya dan mohon ampun.
Seorang ibu atau bapak ketika memarahi anaknya yang nakal dan berbuat jahat akan
luluh hatinya ketika sang anak berkata, “Ampun…, ampun. Tobat…, aku tidak akan
melakukannya lagi.” Teriakan ini seharusnya menjadi jeritan hati kita di masa pantang
dan puasa ini. Hati yang remuk redam tak akan dipandang hina oleh Tuhan, demikian
kata pemazmur.
Menjadi pertanyaan bagi kita adalah apakah kita mau mengampuni orang yang sudah berteriak-teriak minta ampun kepada kita? Dan apakah kita juga mau mengungkapkan jeritan hati kita kepada Tuhan supaya dosa-dosa kita diampuni dan kita akan
terbebas dari jeratan iblis dan neraka?
Rm.Vincent, MGL
18
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 28/2012
18 Maret 2012 : Cinta yang Sempurna
HARI MINGGU PRAPASKAH IV
2Taw 36:14-16,19-23, Mzm 137:1-2,3,4-5,6, Ef 2:4-10, Yoh 3:14-21
Yohanes 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya
tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya
ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya
oleh Dia.
Banyak orang takut kehilangan sahabat akrab mereka. Karena itu di dalam dalam
pergaulan setiap hari, orang selalu berusaha untuk menjaga persahabatan kita. Orang
selalu berpikir bahwa jikalau seseorang berbuat salah, maka sahabatnya akan meninggalkan dia. Relasi dan hubungan mereka mulai renggang ataupun terputus.
Orang jug asering mempunya pandangan yang salah terhadap Tuhan. Orang berpandangan bahwa seseorang harus selalu berbuat baik supaya Tuhan tidak kecewa
dan marah. Kita sekalian telah mendengarkan bahwa jikalau kita berbuat dosa, maka
Tuhan akan menghakimi kita. Tuhan akan mencobai kita dengan berbagai cara tertentu. Dengan itu orang menaruh iman kepada Allah karena takut akan hukuman dan
cobaan Tuhan.
Pada hari ini kita sekalian telah mendengarkan berita gembira. Kisah ini hendaknya
menunjukkan kepada kita siapa dan karakter Tuhan kita sendiri. “Karena begitu besar
kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,
supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup
yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.” Karena besar kasih Allah itu
akan dunia ini. Allah mengasihi dunia dengan mengorbankan AnakNya yang Tunggal.
AnakNya, Yesus Kristus itu sepenuhnya dicurahkan kepada dunia dan orang yang sangat dikasihi. Dan bukannya bagi orang yang baik dan benar. Bukannya kepada orang
yang sempurna dan tidak berdosa. Melainkan bari orang yang berdosa dan orang
yang membenciNya.
Allah itu adalah cinta. Seringkali kita mendengar di sekeliling kita, ketika orang dilanda
suatu musibah, mereka berkeyakinan bahwa Tuhan hendaknya mencobai mereka. Namun demikian Allah kita bukanlah Allah yang menghakimi. Dia bukanlah Allah yang
memberikan tantangan dan cobaan buat kita umat manusia. Dia adalah Allahyang
penuh cinta. Dan cintaNya itu direalisasikan lewat peristiwa salib. Peristiwa ini adalah
tanda cinta kasih Allah yang sempurna kepada kita.
Marilah kita mempersiapkan diri untuk merayakan peristiwa salib itu di hari Paskah. Di
sana Yesus memberikan diriNya seutuhnya demi selamat kita umat yang berdosa.
Rm. Joseph, MGL
Vol. 28/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 19
19 Maret 2012 : Bertindak dengan Tulus
Hari Raya St. Yosef, Suami SP Maria
2Sam 7:4-5a,12-14a,16,Mzm 89:2-3,4-5,27,29, Rm 4:13,16-18,22, Mat 1:16,18-21,24a
atauLuk 2:41-51a
Mat 1:19 “ Karena Yusuf suaminya, seorang tulus hati dan tidak mau mencemarkan
nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam “
Di jaman sekarang ini, adakah orang yang benar-benar bertindak dengan tulus? Tanpa
pamrih dan tidak ingin dipuji orang sebagai seorang pahlawan. Kalau ada, hmm..,
mungkin bisa di hitung dengan jari. Kehidupan sekarang ini, banyak terinspirasi dari
sinetron-sinetron di televise. Entah kehidupan yang mencontoh skenario sinetron telivisi,
ataukah sinetron televise yang mencontoh kehidupan masyarakat.
Pssttt…, si A selingkuh lho kata si B kepada si C, tapi Cuma aku yang tahu.. Pssttt, si A selingkuh lho , kata s C kepada D, tapi kamu jangan bilang siapa-siapa! Psssstt si A selingkuh lho kata si D kepada suami si A, coba kamu selidiki. Akhirnya suami si A, menyelidiki
dan berniat memergoki perselingkuhan istrinya.
Hari ini adalah hari Raya Santo Yosef, suami Santa Perawan Maria, seorang suami yang
sungguh tulus hati dan penuh kasih. Saat Santo Yosef, mengetahui bahwa Isterinya mengandung, ia tidak langsung kalap, memaki-maki,menyelidiki, tapi Santo Yosef adalah
seorang yang tulus, tidak banyak mengeluarkan suara, di dalam keheningannya, ia
merenungkan semua, itulah yang membuat Santo Yosef dapat mengambil keputusan
yang tepat.
Ketulusan hati seseorang, akan membuatnya bertindak hati-hati agar tidak sampai menyakiti orang lain. Seorang yang tulus hati akan siap menanggung apapun untuk keselamatan dan kebahagiaan orang lain. Santo Yosef pun melakukan tindakan itu, saat
memutuskan bahwa ia hendak menceraikan Maria dengan diam-diam, dan malaikat
mendatanginya, ia memilih untuk tetap menyelamatkan Maria yang sedang mengandung dari rasa malu. Santo Yosef percaya pada apa yang diperintahkan oleh malaikat yang mendatanginya. Dia mampu memilih tindakan yang benar. Itulah kebenaran
yang berdasarkan iman, yang mendatangkan kasih karunia, seperti dalam Roma 4 : 16.
Santo Yosef percaya penuh iman, bahwa ia mampu menanggung segala konsekuensi
atas keputusannya itu. Seperti dalam salah satu otobiografi St Teresa Avila : “ Orang
dapat menanggung segala-galanya asal ia memiliki Kristus Yesus yang diam di dalam
hatinya sebagai Sahabat dan Penuntun penuh cinta.
Alin
20
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 28/2012
20 Maret 2012 : Ekaristi
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
Yeh 47:1-9,12, Mzm 46:2-3,5-6,8-9, Yoh 5:1-16
Yoh 5:11“Orang yang telah menyembuhkan aku, dia yang mengatakan kepadaku:
Angkatlah tilammu dan berjalanlah“
Di dalam Perjanjian Lama, Yehezkiel menuturkan penglihatan yang diterimanya. Ia melihat ada sungai yang mengalir dari Bait Allah menuju ke laut mati (Yeh 47:8). Daerah
yang dilalui sungai itu pun menjadi hidup dan subur, bahkan laut mati pun menjadi
tawar dan dipenuhi ikan (Yeh 47:9). Yehezkiel kemudian menafsirkan penglihatannya
untuk menggaris bawahi peran penting Bait Suci di Yerusalem sebagai pusat hidup
bangsa Israel. Bait Allah adalah tanda kehadiran Allah di dunia, karena itu harus dihormati sebagai sarana rekonsiliasi dan penyembuhan.
Di dalam Injil Yohanes, ceritera tentang air sebagai sarana penyembuhan kembali terulang di Kolam Betesda. Tentu khasiat guncangan air kolam itu, yang menurut legenda
diguncang oleh malaikat, sudah terkenal ke mana-mana, sehingga banyak orang sakit
memenuhi kelima serambinya, termasuk si lumpuh yang sudah menderita sakit selama
38 tahun (Yoh 5:4-8). Yang menarik bagi saya dalam kisah Injil Yohanes kali ini adalah
penekanan pada kuasa Yesus untuk menyembuhkan orang. Yesus tidak memerlukan
sarana apa pun untuk menyembuhkan orang. Ia menampilkan diri-Nya sendiri sebagai
pembawa kesembuhan. Entah kebetulan atau tidak, tetapi yang jelas perintah Yesus
kepada si lumpuh untuk mengangkat tilam dan berjalan pada Hari Sabat (Yoh 5:8)
secara langsung menempatkan diri-Nya di atas Sabat. Bagi orang Yahudi, Hari Sabat
adalah hari Tuhan, karena itu tindakan Yesus memerintah si lumpuh untuk mengangkat
tilam dan berjalan pada Hari Sabat secara langsung juga menempatkan diri-Nya sebagai “setara“ dengan Tuhan si Empunya Hari Sabat. Karena itu dalam Injil Yohanes kali
ini, Yesus boleh dikatakan mulai mencoba mata orang Yahudi bahwa kehadiran-Nya
dia dunia melambangkan kehadiran Allah di dunia. Allah Bapa sendiri hadir, ada bersama, hidup dan menyembuhkan umat-Nya di dunia.
Kisah penyembuhan di kolam Betesda selalu menarik saya untuk merenungkan misteri hadirnya Yesus dalam Ekaristi. Kehadiran Allah ini begitu nyata dalam diri Imam,
Altar dan Kurban roti dan anggur. Yesus dalam Ekaristi adalah Yesus yang hadir dalam
dimensi yang berbeda. Yesus tidak lagi hadir dalam tiga dimensi, melainkan dalam
dimensi lain di luar jangkauan panca indera kita, tetapi kita yakin dan merasakan kehadiran dan kuasa-Nya yang menyembuhkan.
Kalau pada zaman Yehezkiel, bangsa Israel menghormati Bait Suci di Yerusalem sebagai tempat kehadiran Allah yang menyembuhkan atau dalam Kisah Injil Yohanes
orang Yahudi menganggap Allah menyembuhkan lewat sarana air di Kolam Betesda,
maka sebagai pengikut Kristus kita menghormati Yesus Kristus sebagai tanda kehadiran
Allah di dunia, Emmanuel, Allah beserta kita. Untuk kita yang hidup zaman ini, Ekaristi
menjadi saat berahmat untuk mengalami kehadiran kasih Allah yang menyembuhkan.
Karena itu kita tidak bisa mengakui diri sebagai pengikut Kristus kalau tidak pernah
merayakan Ekaristi. Ekaristi harus menjadi pokok hidup setiap pengikut Kristus. Ekaristi
adalah pokok anggur bagi kita carang-carang-Nya yang siap menghasilkan buah kasih yang berlimpah bagi dunia.
Diakon Wenz, MGL
Vol. 28/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 21
21 Maret 2012 : Pertolongan Tuhan Tepat Pada waktuNYA
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah, Benediktus, Abas
Yes 49:8-15, Mzm 145:8-9,13cd-14,17-18, Yoh 5:17-30
Yesaya 49:8a “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan menjawab engkau, dan pada hari
Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau.”
Hidup dalam perantauan bukanlah hal yang mudah. Saya mengalami sendiri pada
saat memberanikan diri untuk datang ke Bali bulan Juli 2011. Ditempat yang baru, jauh
dari keluarga, belUm mempunyai teman, boleh saya alami masa masa kesendirian untuk beberapa waktu. Puji Tuhan saya boleh berpegang pada firman di Maz 27:14 “Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!”. Tuhan
sungguh baik, Dia memberikan pertolongan tepat pada waktuNya. Setelah beberapa
bulan merantau, akhrinya bulan Februari 2012 saya mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan hobby dan talenta saya.
JanjiNya di Yesaya 49:10 juga ditepati “Mereka tidak menjadi lapar atau haus; angin
hangat dan terik matahari tidak akan menimpa mereka.” Tuhan juga memberikan tempat tinggal yang baru buat saya. Yesaya 49:8a “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan
menjawab engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau.”
Pertolongan Tuhan tepat pada waktuNya. Renungan hari ini mengingatkan saya dan
teman-teman sekalian supaya tetap berada di jalanNya agar Tuhan menolong kita. Yoh
5:29 mengingatkan agar kita tetap berbuat baik untuk hidup yang kekal, tetapi jika kita
berbuat jahat akan dihukum.
Tuhan terimakasih kalau Engkau datang untuk mengingatkan kami supaya terus berbuat kebaikan dan memulihkan hidup kami semua, semoga kami semakin sadar akan
tugas dan tanggung jawab kami semua untuk menjadi saksiMu yang setia sehingga
kami bisa mengalami pertolonganMu yang tepat pada waktuNya. Amin
Yudi
22
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 28/2012
22 Maret 2012 : Menjadi Buta
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
Kel 32:7-14, Mzm 106:19-20,21-22,23, Yoh 5:31-47
Yoh 5:46 “Sebab jika kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku”
Sungguh menarik bacaan pertama hari ini. Di hadapan seruan Musa, Allah menyesal. Ia
mengubah keputusan-Nya: Ia membatalkan rencana-Nya untuk membinasakan umat
Israel yang oleh-Nya telah dibebaskan dari perbudakan Mesir dan di tengah mereka
telah Ia lakukan banyak mujizat. Lebih dari sekedar gambaran dan bahasa yang digunakan dalam bacaan ini ada satu penting hal yang harus diingat: Allah mendengarkan
doa orang yang memohon bagi sesamanya. Hati Allah ‘tersentuh’ saat melihat kita berdoa untuk kebaikan sesama saudara yang jauh atau pada saat seseorang mendoakan
kita dengan memohon berkat-Nya. Doa yang seperti ini menandakan kasih yang besar
dari hati yang terbuka, karena menunjukkan adanya kepedulian kita akan kebutuhan
sesama melebihi kebutuhan kita sendiri.
Dimana ada keterbukaan hati, kita dapat melihat lebih dari apa yang kelihatan semata. Yesus mengamati kaum Yehuda yang walaupun memiliki Hukum Musa dan Kitab
Suci sebagai acuan mereka tetapi tidak menyadari bahwa keduanya berbicara tentang Yesus. Mereka telah menjadi buta dan angkuh sehingga tidak mampu menyadari
kalau kedua sumber ini mengantar pada Kristus yang telah dinubuatkan oleh para nabi
dalam Kitab Suci.
Di tengah kitapun dapat kita saksikan banyak orang Kristiani yang menjadi buta dan
tidak dapat melihat kehadiran Yesus dalam kehidupan mereka, walaupun ada tandatanda yang jelas akan kehadiran-Nya. Mereka selalu ingin mencari kepastian dan mujizat yang bisa menunjukkan bahwa Allah mencintai dan berada dekat dengan mereka.
Karena itu sebanyak apapun tanda yang diterima, hati mereka akan selalu menyimpang dan tidak dapat menyadari kasih yang Allah anugerahkan kepada mereka.
Sr. Benedicta,OSB
Vol. 28/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 23
23 Maret 2012 : Aku Tahu Yesus Mengenalku
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah,Turibius dr Mogrovejo
Keb 2:1a,12-22, Mzm 34:17-18,19-20,21,23, Yoh 7:1-2,10,25-30
Yoh 7:28 Waktu Yesus mengajar di Bait Allah, Ia berseru: “Memang Aku kamu kenal dan
kamu tahu dari mana asal-Ku; namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri,
tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak kamu kenal.”
Tahmina, penerjemah aku di Tajikistan, bertanya untuk kesekian kali,”Jeff, I know you are
not poor. You have business in Bali, you have people that you love there. But why you are
here? Do many things without salary? What are you looking for?”
Bagi sebagian orang, jalan hidup yang saya pilih mungkin tidak masuk akal, dan aneh.
Meninggalkan kenyamanan yang saya punya di Bali, dan pergi ke Negara yang sebagian orang tidak tahu dimana lokasinya. Bekerja sebagai relawan selama 2 tahun,
tanpa bayaran, tunjangan hidup yang pas pasan, dan harus menghadapi masalah
masalah yang seharusnya tidak perlu saya miliki.
Seorang teman volunteer lain bertanya, “what are you running from? Are you having
chronic broken heart? Mid life crisis?”
Mungkin ada hal hal yang tidak bisa saya ceritakan pada mereka, dan juga tidak bisa
saya tulis disini. Apakah saya ada disini karena sedang lari dari masalah? Atau saya
hanya sedang mencari sensasi saja, agar terlihat hebat?
Entahlah, saya sendiri tidak tahu mengapa saya ada disini. Tapi Tuhan Yesus pasti tahu
mengapa saya ada disini. Segala kejadian dalam hidup saya, yang baik maupun yang
buruk, adalah jalan yang Tuhan Yesus tentukan untuk hidup saya.
Ketika saya kehilangan apa yang saya cintai, ketika saya menghadapi permasalahan
berat, ketika saya bertemu komunitas DOJCC, ketika saya bertemu Nyoman Soma, teman tuna netra saya yang pertama, dan yang akhirnya membuat saya menjadi aktif
di dunia penyandang keterbatasan, atau ketika saya bertemu bu Anita yang akhirnya
menyeret saya aktif kembali di gereja. Tuhan pasti tahu itu. Dia mempersiapkan itu untuk
saya.
Saya memang pernah bereaksi keras, saya menangis, saya berteriak, ketika jalan yang
Tuhan berikan, tidak seperti yang saya mau. Saya cuma manusia, sama seperti yang
lain, tidak tahu apa rencana Tuhan pada hidup saya.
Yesus sendiri berkata,” Memang Aku kamu kenal dan kamu tahu dari mana asal-Ku; namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar
yang tidak kamu kenal.”
Tentu saja, saya jauh dari sosok Yesus, tapi sama sepertinya, saya ada di sini, di Tajikistan, bukan atas kehendak saya sendiri, tapi saya diutus oleh Dia yang benar. Bedanya,
kita kini tahu siapa yang mengutus kita, kita kenal siapa yang mengutus kita.
Jeff – Tajikistan
24
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 28/2012
24 Maret 2012 : Kuserahkan
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
Yer 11:18-20, Mzm 7:2-3,9bc-10,11-12, Yoh 7:40-53
Yer 11:20 “Tuhan menguji hati dan batin…, sebab kepadaMulah kuserahkan segala
perkaraku.”
Pernahkah anda menuntun orang buta? Orang buta kalau dituntun oleh seseorang
akan mempercayakan hidupnya sepenuhnya. Dengan kata lain, orang buta itu tidak
akan takut kalau dia akan dijerumuskan ke dalam lobang. Kalau di Australia, banyak
orang buta yang dituntun oleh anjing pintar yang tahu kemana tuannya mau pergi.
Kadang-kadang kita pun mestinya berlaku sebagai orang buta yang berharap penuh
akan tuntunan ke arah atau jalan yang baik. Sebagai orang yang berdosa, kita diajak
untuk menjadi “buta” supaya dituntun oleh Tuhan menuju jalan yang benar dan tak
sesat.
Nabi Yeremia pun dalam hidup dan panggilannya seperti orang “buta” yang tak pandai bicara, tak bisa melihat ke depan apa rencana Tuhan pada dirinya dan akan
bangsa Israel, tetapi dia menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan dengan berkata,
“Tuhan menguji hati dan batin, sebab kepada Tuhanlah kuserahkan segala perkaraku.”
Pada masa prapaskah ini kita diajak untuk berserah kepada Tuhan yang tahu masa depan kita. Segala perkara yang membuat kita kawatir, gelisah dan cemas akan diubah
oleh Tuhan menjadi berkat untuk kita supaya kita bertumbuh di dalam iman dan kepercayaan kepadaNya. Saya tidak tahu apa perkara hidup yang sedang anda alami
saat ini, tetapi saya yakin Tuhan mengundang Anda yang membaca renungan saat ini
dan di sini, supaya berserah kepada Tuhan. Dia sendirilah yang dapat menguji hati dan
batin kita bahkan dia lebih mengenail diri dan hati kita lebih dari sendiri.
Pertanyaan konyol tetapi ada kebenarannya adalah, “Apakah kita mau menjadi “buta”
supaya hidup kita menjadi total berserah kepada Tuhan”. Cobalah pejamkan mata
anda sejenak dan rasakan kegelapan yang Anda alami saat ini dan bagaimana besarnya hasrat anda akan tuntunan seseorang….
Rm.Vincent, MGL
Vol. 28/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 25
25 Maret 2012 : Bersedia Menghadapi Kenyataan Hidup
HARI MINGGU PRAPASKAH V
Yer 31:31-34, Mzm 51:3-4,12-13,14-15, Ibr 5:7-9, Yoh 12:20-33
Yohanes 12:27 Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini. Bapa,
muliakanlah nama-Mu!”
Secara manusiawi, kita semua mengalami perasaan takut dalam menghadapi suatu bencana yang mengacam nyawa kita. Seperti yang aku alami di Australia, para medis atau
dokter biasanya mengiformasikan pasien kapan dia akan pergi dari dunia ini.
Menjelang akhir tahun 2008 aku bersama sebuah pasangan suami sitri yang sedang berada
bersama Ibunda mereka, Martha yang sakit. Martha menderita penyakit kanker. Para medis telah mengiformasikan kapan dia harus pergi. Aku melihat Sang anak dan anak begitu
menantu sedih mengucapkan kata-kata terakhir buat Ibunda tercinta. Sang ibu memang
kelihatan takut dan ragu kalau dia akan pergi dari dunia ini. Namun di balik persaan takut
dan ragu itu, terpampang iman yang kuat. Seperti disharingkan ternyata ia telah mempersiapkan diri untuk menghadapi kenyataan itu. Dia percaya bahwa ini adalah saat dan waktu
yang ditunggu-tunggu. Dengan senyum yang dihiasi dengan air mata kebahagiaan, dia
mengatakan, “Aku ingin pergi dan aku telah siap.”
Cerita di atas menuntun kita sekalian untuk merefleksikan bacaan-bacaan hari ini. Bacaanbacaan hari ini, terlebih bacaan Injil, mengisahkan tentang bagaimana Yesus berhadapan
dengan apa yang akan terjadi dengan dirinya. Dia mengalami perang batin. Dia merasa
takut dan cemas untuk menghadapi kenyataan itu. Dia berkata: Sekarang jiwa-Ku terharu
dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab
untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini. Bapa, muliakanlah nama-Mu!”
Kisah ini menunjukan kepada kita bagaimana Yesus berperang melawan perasaan takutNya
itu. Dia berusaha untuk mengelak dari peristiwa salib yang akan terjadi pada diriNya. Kalau
kita berpikir, tidak ada seorangpun mati pada umur yagn semuda itu. Berbeda dengan Martha sang Ibu yang bersedia untuk pergi. Martha waktu itu sudah berumur 89 tahun. Karena
itu dia bersedia untuk meninggalkan dunia ini. Sedangkan Yesus waktu itu baru berumur 33
tahun. Tidak ada seorangpun mati dengan cara hukuman mati seperti itu. Namun demikian
karena ketaatanNya kepada Bapa, Yesus bersedia untuk menjalani hukuman seperti itu.
Keteguhan batin bukan berarti tidak pernah merasa takut. Keteguhan atau ketekatan batin
berarti mengalami perasan takut yang sungguh dan dalam kesediaan untuk menghadapi
kenyataan atau menjalani apa yang diberikan. Karena keteguhan hati inilah Yesus miliki. Dia
takut dan ragu tetapi mempunya iman yang teguh akan rencana dan kehendak BapaNya.
Kita sering dengan mudah berlari dari kenyataan. Kita tidak menginginkan untuk disakiti. Kita
begitu takut dan sering orang berlari dari kenyataan yang sebenarnya. Marilah kita belajar
dari pengalaman Yesus. Pengalaman Yesus dapat kita rasakan lewat kenyataan yang dialami oleh Martha. Marilah kita siapkan batin hati kita untuk menghadap kenyataan hidup
kita. Karena Tuhan selalu berjalan bersama kita di jalan panggilan kita. Tangisan Yesus dijawab oleh BapaNya di Surga. Sekiranya kita bersedia menjalani hidup ini, Tuhan akan selalu
menyertai kita.
Rm. Joseph, MGL
26
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 28/2012
26 Maret 2012 : Sukacita dan Tanggungjawab
HARI RAYA KABAR SUKACITA
Yes 7:10-14, 8:10, Mzm 40:7-8a,8b-9,10,11, Ibr 10:4-10, Luk
Lukas 1:28b, “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.”
1:26-38
Salah seorang sahabat saya, ketika mengambil keputusan untuk menikah, usianya sudah tidak muda lagi. Kurang lebih berusia 42 tahun. Kabar yang paling menggembirakan, yang membuat dia menangis terharu, adalah saat pacarnya menerima usulnya
agar mereka segera menikah di gereja. Penantian yang panjang, akhirnya berlabuh
juga. Sukacita itu membuat dia bersemangat mengurus semua persiapan pernikahan.
Namun, dia masih selalu bertanya-tanya, “Apakah cowoknya bersungguh-sungguh,”
“Apakah usianya masih memungkinkan dia memiliki anak?” “Apakah banyak orang
akan mentertawakannya, ketika mengetahui usianya?” “Apakah pernikahan ini akan
langgeng?” dan sebagainya. Sebagai sahabat, kami mendengarkan dan berusaha
membuat dia tetap optimis sampai tiba hari pernikahannya.
Ternyata, di balik sebuah kabar sukacita tersembunyi tanggung jawab dan beban yang
perlu diperhitungkan sebelumnya. Tetapi Tuhan tidak membiarkan kita berjalan sendiri.
Ada sahabat, orang tua, saudara, suami/istri/anak dan bahkan fans/orang-orang yang
bersimpati berjalan bersama kita menyelesaikan tanggung jawab itu.
Begitu pun yang dialami Bunda Maria. Ketika Bunda Maria menerima kabar dari Malaikat Gabriel, Suka cita itu menjadi sebuah tanggung jawab besar; mengandung Anak
Allah, dengan resiko penghinaan karena belum menikah. Sejak menerima kabar suka
cita itu, Maria mulai memikul salib. Tetapi Tuhan tidak membiarkan Bunda Maria memikul salib itu sendiri. Santo Yoseph yang semula menolak, akhirnya mengikuti saran
Malaikat yang sama dalam mimpinya untuk bersama Bunda Maria memikul salib itu.
Tidak ada seorang pun di dunia ini yang diberikan tugas dan tanggung jawab untuk
kemuliaan nama Tuhan dibiarkan bekerja sendiri. Tuhan pasti akan menghadirkan banyak orang disekelilingnya, dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing untuk
saling mendukung menyelesaikan tugas dan tangung jawab yang dari Tuhan tersebut.
Bunda Maria, bantulah kami agar dapat berserah dan percaya penuh kepada Tuhan.
Amin.
NaRitA
Vol. 28/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 27
27 Maret 2012 : Apakah Aku Berhutang pada Sang Bapa ?
Hari Biasa Pekan V Prapaskah
Bil 21:4-9, Mzm 102:2-3,16-18,19-21, Yoh 8:21-30
Mat18:35 Demikian pula akan dilakukan BapaKu terhadap kamu jikalau kamu masing
masing tidak mengampuni saudara-saudaramu dengan segenap hati.”
Tampaknya pegawai ini benar benar tidak tahu diri. Sudah diberi belas kasih sebegitu
besar, kok tidak ada keinginan membagikan belas kasih itu pada orang lain. Apa mungkin kita bisa seperti itu? Kalau tidak, mengapa Yesus bercerita demikian?
Perlu ditekankan bahwa Yesus berkata ini untuk kita semua masing masing, bukan hanya
untuk mereka pendosa besar saja. Kalau begitu apakah kita sudah sadar bahwa kita
semua adalah layaknya si pegawai itu? Apakah kita masih berpikir bahwa dengan perbuatan baik kita, dosa dosa kecil kita bisa terlunas!? Apakah dengan usaha sendiri kita
bisa masuk surga...? Kalau begitu kita tidak butuh Yesus yang sudah mati dikayu salib
menebus dosa dosa kita.
Dosa kita walau tampaknya kecil, jadi tidak terukur besarnya karena derajat Tuhan yang
maha tinggi. Bayangkan saja kalau kita menampar seorang presiden, pastilah jauh lebih daripada menampar orang biasa. Padahal Tuhan itu jauh diatas derajat presiden.
Sedangkan Tuhan Yesus berkata, apapun yang kau lakukan pada saudara-saudara
yang paling terhina sekalipun, kau lakukan padaKu (Mt 25:40). Karena itu tamparan,
pukulan, maki-maki kita pada sesama menyebabkan dosa berat pada Tuhan yang tak
terlunaskan.
Mengampuni dengan segenap hati itu hanya bisa terjadi kalau kita benar benar sadar
bahwa Yesus sudah mati disalib untuk menebus dosa dosa kita, bahkan bila diseluruh
bumi hanya hidup kita seorang diri saja. Mengampuni dengan segenap hati itu adalah
sebuah keputusan, bukan semata-mata perasaan. Kita bisa masih kesal, bahkan merasa sakit hati, marah, dll. Tapi dengan kesadaran atas belas kasih Tuhan, kita memutuskan
untuk memaafkan, setiap saat kita merasa marah, kesal ketika teringat akan orang yang
bersalah pada kita. Kita mau mengucapkan: Saya mengampuni… (nama orang tersebut)… dengan segenap hati… sebab Tuhan Yesus sudah terlebih dahulu mengampuni
saya. Mengampuni dengan segenap hati berarti tidak mau balas dendam, tidak lagi
mengepalkan tangan kita, ataupun mencaci maki. Memang ini sangat sulit, karena
mengampuni dengan segenap hati itu sebenarnya diluar kemampuan manusiawi kita
sendiri. Kita perlu kuasa Roh Kudus untuk memampukan kita mengampuni.
Ya Bapa, aku bersyukur atas berkat pengampunanMu, dan pengorbanan AnakMu Tuhan kami Yesus Kristus yang mati dikayu salib untuk menebus dosa dosaku. Sadarkanlah aku selalu, kuatkanlah aku dengan Roh KudusMu, agar aku mampu mengampuni
semua yang bersalah padaku dengan segenap hatiku. Ya Yesus berikanlah aku hatiMu
yang penuh belas kasih itu. Amin.
Fr. David, MGL
28
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 28/2012
28 Maret 2012 : Jadilah Pemain Akrobat yang Handal !!
Hari Biasa Pekan V Prapaskah
Dan 3:14-20,24-25,28, MT Dan 3:52,53,54,55,56, Yoh 8:31-42
Yoh 8:31 Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: “Jikalau
kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku
Sudah sering kita mendengar, “Ah, aku sibuk dengan pekerjaanku !! Jadi gak pernah sempat untuk datang ke Gereja !” Bahkan, kita pun pernah mengatakan kalimat di atas kepada
teman gereja atau teman komunitas. Saya juga tidak berani menyalahkan orang-orang
yang berkata seperti di atas, karena terkadang saya juga masih mengalami kejadian seperti yang disebutkan di atas.
Brian Dyson, mantan eksekutif dalam Coca – Cola pernah menyampaikan pidato yang menarik mengenai arti hidup. Hidup layaknya sebuah pemain akrobat yang memegang lima
bola untuk dilemparkan di udara. Bola – bola tersebut kita namakan dengan Pekerjaan,
Keluarga, Kesehatan, Sahabat, dan Semangat. Dia berkata, bahwa kita mesti menjaga ke
semua bola itu agar tetap di udara dan jangan ada yang terjatuh. Jikalau situasi tidak memungkinkan dan mengharuskan kita melepas salah satunya, maka lepaskanlah Pekerjaan
!! Pikirku saat itu, “mudah sekali ngomong asal lepas aja, ntar untuk hidup sehari – hari gimana dong kalo gak bekerja ?” Brian menjelaskan bahwa pekerjaan ibaratnya adalah sebuah
bola karet. Apabila ia jatuh, ia akan melambung lagi – begitupun dengan pekerjaan kita,
apabila kehilangan pekerjaan, maka pekerjaan itu bisa dicari atau diperjuangkan kembali.
Sedangkan, ke empat bola lainnya ibarat sebuah bola kaca. Ketika anda menjatuhkannya,
maka akan sangat fatal akibatnya !!
Uang hilang, masih bisa dicari, tapi apakah kita bisa “membeli” keluarga / sahabat ?? Atau
bahkan kesehatan kita, jika kita terkena penyakit kritis. Membaca refleksi singkat tersebut,
Brian ingin mengajak kita semua supaya dapat menjaga skala prioritas hidup kita agar
berjalan seimbang. Rasanya pas juga, jika saya menambahkan satu bola lagi yaitu Firman
Tuhan.
Firman Tuhan juga penting dalam kehidupan kita sebagai seorang Kristiani. Dalam bacaan
Injil hari ini, Yesus berkata dan berani menjamin kepada mereka yang percaya kepadaNya, bahwa barangsiapa tinggal dalam firman-Nya, maka ia adalah benar murid-Nya.
Firman Tuhan apabila tidak menjadi pedoman atau penuntun kehidupan kita, suatu saat
firman itu akan jatuh dan pecah seperti bola kaca. Kita hidup bukan hanya dari roti saja
(makanan jasmani), tetapi juga dari setiap firman Allah yang hidup. Tinggal dalam firman
Tuhan dapat dilakukan dengan menaati segala perintah-Nya dan hidup seturut firman Tuhan dalam kitab suci.
Mari kita berusaha menjadi seorang pemain akrobat, yang mampu menjaga “bola-bola
kaca” dalam hidup kita bisa melambung di udara / berjalan seimbang dengan “bola-bola
karet” di tangan kita yang lain. Sehingga suatu saat, kita bisa berani untuk mengatakan,
“Ya, saya bisa untuk datang ke Gereja dan berkumpul dengan teman-teman komunitas !!
“Tidak ada lagi kata sibuk dengan pekerjaan dalam kamus kehidupan saya !!” Sibuk untuk
Dia lebih indah dan berkesan, dibandingkan sibuk dengan perkara-perkara duniawi lainnya. Let’s fight together to stay and do action through his Words !!
KRIS
Vol. 28/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 29
29 Maret 2012 : Sungguh Ajaib Karya Tuhan, we are equal in Christ
Hari Biasa Pekan V Prapaskah
Kej 17:3-9, Mzm 105:4-5,6-7,8-9, Yoh 8:51-59
Mzm 105 :5-6
“ Ingatlah perbuatan-perbuatanNya yang ajaib yang dilakukanNya, mujizat-mujizatNya
dan penghukuman-penghukuman yang diucapkanNya, hai anak cucu Abraham, hambaNya, hai anak-anak Yakub, orang-orang pilihanNya!”
Hal yang paling membosankan bagi saya ketika membaca alkitab adalah saat membaca silsilah salah satu tokoh dalam alkitab. Perlu kita ketahui ada beberapa bagian yang
mencatat berbagai sisilah diantaranya Kitab Kejadian, Bilangan dan Tawarikh. Dalam perjanjian baru, hanya ada satu daftar sisilah yang dicatat disana yaitu Injil Matius pasal yang
1 mengenai Sisilah Yesus Kristus. Yang menarik bagi saya, sisilah yang tercatat di Matius
ini memiliki perbedaan dengan umumnya sisilah lain di Perjanjian Lama. Salah satunya
adalah dicantumkannya nama beberapa wanita disana. Ada Tamar, Rahab, Rut, istri Uria
(Batsyeba) dan Maria Bunda Kristus. Perlu diketahui pula bahwa budaya bangsa Yahudi
adalah budaya Patriakal (ketidaksetaraan gender antara pria dan wanita), sehingga hal
ini menjadi menarik. Mengapa Matius mencatat dengan cara seperti ini?
Kita percaya ketika Matius menulis alkitab dengan diilhami oleh Roh Kudus. Penulisan kisah
dalam Matius ini juga tidak lepas dari campur tangan Tuhan yang ingin menyampaikan
pesanNya pada kita. Penulisan sisilah Yesus Kristus ini bukan hanya menunjukkan bahwa
Yesus berasal dari keturunan Abraham, Raja Daud sampai dengan Yakub orang-orang pilihan Tuhan, yang sudah tidak asing lagi bagi kita. Namun ada hal lain yang perlu kita ketahui juga bahwa dalam sisilah ini menunjukan “sudah tidak ada lagi sekat antara pria dan
wanita, serta posisi di masyarakat saat itu”, dimana tidak ada sekat antara posisi seorang
Raja besar yaitu Daud dan seorang pelacur yaitu Rahab, tidak diperlakukan berbedabeda, dalam penulisan sisilah Tuhan Yesus ini. Peran mereka semua diakui tanpa terkecuali. Itulah juga pesan yang disampaikan Kristus dalam pelayananNya di bumi. Ia datang
untuk semua orang.
Melalui sisilah inilah menjadi perenungan yang mendalam bagi saya, seperti yang dikatakan oleh pemazmur perbuatan-perbuatan Allah yang ajaib, didalam karya keselamatan umat manusia, mulai dari posisi nomor satu seorang Raja Daud sampai dengan
Rahab seorang pelacur, masuk dalam sisilah Tuhan Yesus Kristus. Sungguh tak terselami
jalan-jalanNya, mujizat-mujizatNya. Marilah kita bersyukur untuk segala kebaikanNya. Tuhan tidak membeda-bedakan manusia dari gender atau hal-hal lahiriah, atau masa lalu
kita yang bergelimang dosa atau apapun itu, posisi kita dalam masyarakat. Kita semua
sama didalam Kristus. Karena Tuhan datang untuk menyelamatkan kita orang-orang berdosa yang memerlukan pertobatan. Ketika Tuhan Yesus sudah menebus kita dengan wafat
disalib atas dosa-dosa, penghukuman-penghukuman kita, sehingga melalui penebusan
ini kita layak menerima kasih karunia dari Allah.
Marilah kita merenungan perjalanan kehidupan kita sampai dengan saat ini, melalui “Silsilah Tuhan Yesus Kristus” menjadikan sebuah wacana dan langkah iman, bahwa Sungguh
Ajaib Karya Tuhan dalam keselamatan...Kita semua diundang untuk menerima karya itu
dengan meninggalkan kehidupan dan pola pikir yang lama menuju kehidupan, pola pikir
baru yang diubahkan. Sehingga tantangan apapun yang kita temui tidak membuat kita
mundur, tapi setiap kejadian yang ada menjadi perenungan bagi kita, untuk “mundur sejenak”...seperti anak panah yang ditarik mundur...untuk maju melesat jauh kedepan dari
pada sebelumnya sesuai dengan perintah Sang komandan, kemana anak panah itu akan
ditembakkan, kemanapun kita akan diutus...
Selamat menjalani kehidupan yang diberkati dan diubahkan bersama Tuhan.
Lulu
30
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 28/2012
30 Maret 2012 : Revenge is Sweet
Hari Biasa Pekan V Prapaskah,SP Maria Berdukacita
Yer 20:10-13, Mzm 18:2-3a,3bc-4,5-6,7, Yoh 10:31-42
Yer 20:12
Ya TUHAN semesta alam, yang menguji orang benar, yang melihat
batin dan hati, biarlah aku melihat pembalasan-Mu terhadap mereka, sebab kepadaMulah kuserahkan perkaraku.
REVENGE IS SWEET. Balas dendam adalah manis. Kalimat itu yang sering saya temukan
ketika “googling” tentang topik balas dendam. Kok bisa? Bukannya balas dendam itu
menyakitkan ya? Ketika Anda disakiti oleh orang yang Anda sayangi atau dikhianati
oleh teman yang begitu Anda percaya, bukankah ada sedikit kemarahan di dalam hati
yang bisa memicu Anda untuk balas dendam? Kalau saya pribadi, ketika saya disakiti
saya pun akan membalas mereka yang menyakiti saya. Eits.. tapi membalasnya dengan cara lain, bukan dengan menyakiti mereka kembali, sama aja donk ya saya sama
mereka kalo saya juga ikut menyakiti mereka? Balas mereka dengan cara “menyakiti”
yang lain. Contohnya ketika orang lain mengejek Anda gendut dan jelek semasa sekolah, “balas” mereka dengan Anda berolahraga giat, menjaga pola makan sehingga
beberapa tahun ke depan mereka akan melihat Anda sebagai orang yang baru yang
memiliki tubuh yang sehat. Otomatis, secara alamiah mereka akan kembali ke ingatan
beberapa tahun silam ketika mereka sering mengejek Anda, mereka akan “terbalas”
dengan sendirinya.
Ketika pacar Anda mengkhianati Anda, “balas” lah dia dengan Anda berjuang untuk
tegar dan kembali menjalani hidup dengan bahagia sembari mengharap dan berdoa
suatu saat Tuhan akan memberikan pilihanNya yang sudah Dia siapkan untuk Anda sejak lama. Karena ketika saat itu tiba Anda akan benar – benar tersenyum bahagia, dan
Anda tidak akan pernah tahu saat Anda tersenyum bahagia itu, mungkin mantan pacar
Anda merasa menyesal kenapa saat itu dia melepaskan orang yang begitu berharga
seperti Anda. Kita nggak akan pernah tahu kan?
Dan hal “balas membalas” ini yang saya contoh dari Tuhan kita Yesus, lihat bagaimana
Yesus membalas orang – orang yang menyakitinya, yang menyalibkannya. Dia membalasnya dengan darahNya yang mulia untuk menyelamatkan kita manusia berdosa
yang sering menyakiti hatinya. Memang hidup itu tidak akan pernah lepas dari yang
namanya masalah dan cobaan, karena Tuhan ingin kita bisa bertumbuh dan “naik
kelas” dari setiap cobaan yang Dia berikan. Beberapa pengalaman hidup saya sampai sekarang membuat saya belajar. Saya belajar untuk berterima kasih dan bersyukur
Tuhan mengirimkan orang – orang yang menyakiti saya, saya belajar untuk tidak membalas mereka dengan cara yang menyakitkan, karena saya yakin dan percaya, tidak
perlu membuang waktu kita untuk memikirkan cara membalas orang – orang yang
menyakiti kita, supaya mereka pun merasakan sakit yang kita alami. Setiap orang akan
mendapatkan pembalasan nya sendiri. Termasuk, saya, Anda, dan orang – orang yang
pernah menyakiti hati kita. Kenapa kita harus memutar otak memikirkan cara membalas
orang yang berlaku jahat pada kita disaat kita punya waktu untuk membahagiakan
orang – orang yang kita cintai dan mencintai kita?
maia
Vol. 28/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 31
31 Maret 2012 : Kalau Benar katakan Benar, Kalau Salah katakan Salah
Hari Biasa Pekan V Prapaskah, Luka-luka Mulia Yesus Kristus
Yeh 37:21-28, MT Yer 31:10,11-12ab,13, Yoh 11:45-56
Yoh 11: 49,52 “Kayafas, Imam Besar pada tahun itu … bernubuat, bahwa Yesus akan mati
untuk bangsa itu, dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan
mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai .”
Yehezkiel adalah nabi yang lahir, tumbuh dan diutus di tempat pembuangan di negeri
orang Kasdim (Yeh 1:3). Ia dipanggil Yahweh di pinggir sungai Kebar (Yeh 1:3) kepada
bangsa Israel di pembuangan. Mereka perlahan mulai lupa akan identitasnya sebagai
bangsa pilihan Tuhan karena kerasnya hidup di pembuangan, tanpa Bait Allah, hidup
di negeri orang, dan pasti mengalami cultural shock juga. Mereka mulai kompromi dan
mengadopsi budaya asing yang bertentangan dengan keyakinan mereka sendiri. Mereka
mulai tidak menghargai Yahweh yang dianggap sebagai Allah penipu dan tidak perduli
dengan nasib mereka yang terpencar-pencar di pembuangan. Tiap orang sibuk dengan
urusan hidupnya masing-masing dan tidak ada waktu untuk sekedar berdiam mengingat
kembali identitas mereka sebagai bangsa pilihan. Nah, tugas Yehezkiel adalah mengingatkan mereka akan identitas mereka dan bahwa Yahweh tidak akan memalingkan muka
dari mereka yang hidup di pembuangan. Tugas yang tidak mudah. Hari ini Yehezkiel punya
tugas lebih khusus lagi untuk meyampaikan janji Allah yang akan menyatukan Israel di
bawah satu raja, seperti waktu zaman Raja Daud.
Masalah yang dihadapi Israel dalam masa pembuagan agaknya sama dengan masalah
yang kita hadapi sekarang ini. Sebagai pengikut Kristus kita mengklaim diri sebagai anakanak Tuhan. Nah, sebagai anak-anak Tuhan maka kita mempunyai pandangan dan kepercayaan sendiri yang seringkali berbeda dengan mayoritas orang yang hidup di sekitar
kita. Umat Katolik di Indonesia mungkin sama seperti orang-orang Israel yang dibuang.
Kita seringkali menjadi orang yang kompromistis; membenarkan yang salah, atau permisif; membiarkan yang salah, atau pragmatis; cari gampang dalam hidup. Kalau sudah
demikian, maka yang diperlukan Gereja adalah seruan Yehezkiel baru untuk kembali setia
pada iman Kekristenan kita. Kita harus yakin bahwa di tengah penderitaan dan tantangan
hidup sebagai minoritas, kita tidak pernah boleh lupa akan identitas kita sebagai anakanak Tuhan, yang dikasihi lebih daripada ibu mengasihi anak-anaknya.
Yohanes mengisahkan bagaimana kompromistisnya para orang Farisi dan ahli Taurat yang
berpendapat bahwa lebih baik Yesus dibunuh sebelum menarik perhatian Pemerintah
Romawi. Waktu itu ada berita heboh bahwa Yesus membangkitkan Lazarus yang sudah
empat hari meninggal. Luar biasa, orang Yahudi punya harapan besar. Mereka memiliki
Yesus yang bisa menghidupkan orang mati. Harapan untuk revolusi memang membumbung tinggi, membuat para pemimpin Yahudi kuatir bahwa tindakan Yesus malah akan
membawa petaka bagi seluruh bangsa. Keputusan mereka bulat, daripada semua orang
Yahudi dilenyapkan dari muka bumi maka lebih baik satu orang saja yang mati.
Apa yang terjadi kemudian memang di luar dugaan para pemimpin Yahudi. Kematian
Yesus di salib tidak berarti menekan jumlah pengikut-Nya. Dengan kekuatan Roh Kudus,
pengikut-Nya malah bertambah melintasi suku, bangsa, ruang dan waktu. Karena itu kita
sebenarnya tidak perlu takut dan kemudian menjadi kompromistis, permisif dan pragmatis.
Kalau benar katakan benar, kalau salah katakan salah, karena selebihnya berasal dari si
jahat.
Diakon Wenz, MGL
32
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 28/2012
Download