Fresh JUICE ! refresh your soul Fresh JUICE ! Fresh Juice adalah buku renungan harian berdasarkan penanggalan liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com). Terbit sebulan sekali di awal bulan. Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223) Kritik dan saran : [email protected] Fresh JUICE ! Team Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr Penasehat : Yovie Setiawan Pemimpin Redaksi : Nathasa Editor : Nathasa, Yovie Penulis : Nathasa, Lulu, Adhi, Martina, Agatha, Fransiska, Hanz, Franky, Yovie, Rm. Vincent MGL, Ardhi, Jeff, Rina, Rm. Joseph MGL, Diakon Wenz MGL, Sr. Benedicta, Fr. Mattheus, Maia, Fr David, Alin, Yudi, Betty, Fr. Anis, MGL Langganan & Marketing Iklan : Nathasa (0361- 85 11223) Distribusi : Anggota DOJ Bali Seluruh hasil Fresh Juice akan disumbangkan untuk pembangunan Rumah Retret di Bedugul Sumbangan dapat disalurkan ke : Bank BCA A/C No. 611 033 7785 An. Flora Ida W Harap sms / telpon 0361 - 8511223 untuk konfirmasi. Fresh JUICE ! managed by : Vol. 28/2012 www.DOJCC.com Syaloommm…. Puji Tuhan kita bertemu kembali dalam Fresh Juice edisi Maret 2012. Bulan ini adalah masa retret Agung bagi kita semua…karena kita masingmasing akan mempersiapkan hati kita untuk memasuki masa Paskah. Kebangkitan Tuhan. Dalam masa ini kita dituntun untuk merenungkan segala dosa dan kesalahan yang pernah kita buat dan kita mau serahkan sepenuhnya kepada Yesus. Karena kita percaya Yesus wafat disalib untuk semua dosa dan kesalahan kita, karena Dia mencintai kita lebih dari diriNya sendiri. Mari kita mempersiapkan hati dengan sebaik-baiknya, agar dengan mengenang kebangkitan Tuhan, kitapun bangkit menjadi manusia yang diperbaharui olehNya…karena semua dosa-dosa kita telah dibayar lunas…dan kita menjadi anak-anak Allah yang juga mencintai Dia. Selamat menjalani Retret Agung Masa Prapaskah… Nathasa www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 1 1 Maret 2012 : Pernahkah Doaku Dikabulkan Tuhan ? Hari Biasa Pekan I Prapaskah Est 4:10a,10c-12,17-19,Mzm 138:1-2a,2bc-3,7c-8, Mat 7:7-12 Mat 7:7 “Mintalah, maka kamu akan menerima; carilah maka kamu akan mendapat...” Aku teringat, ketika dalam perjalanan (bus) dari Bandung ke Jakarta, aku berdoa dalam hati ‘semoga di Jakarta nanti, aku menemui seseorang yang menawarkanku untuk bergabung dengan salah satu seminari untuk pendidikan imam. Tiga bulan kemudian, aku diperkenalkan oleh seorang bapak yang mengetahui mengenai Misionaries of God’s Love’. Pengalaman sederhana dan singkat di atas mengungkapkan sepercik perjalanan iman pribadi akan kehadiran Tuhan dalam doa. Doa berarti berbicara dengan Tuhan, yang adalah pribadi yang hidup. Seringkali kita merasa doa sebagai beban dan tidak menarik karena kita tidak mengalami pengalaman kehadiran-Nya dalam hidup kita. Selain itu, ada berbagai alasan untuk tidak berdoa salah satunya adalah ketika ‘ujud kita tidak dikabulkan’. Injil hari ini, Tuhan Yesus sendiri mengatakan ‘Mintalah, Carilah, Ketuklah’. Dari kata-kata Tuhan Yesus di atas, secara langsung atau tidak langsung mengkritik cara hidup kita berdoa. Pertama, kita meminta tapi tidak dengan iman. Kedua, kita tidak mencari kehendakNya, tapi kehendak kita. Ketiga, kita mengetuk dipintu yang salah. Sebagaimana saat ini kita memasuki minggu pertama Masa Prapaskah, kita semua ditantang oleh Tuhan Yesus, supaya ‘Meminta, Mencari, dan Ketuklah’. Sadar atau tidak sadar, melalui Gereja-Nya Ia mau mengatakan banyak orang Katholik tidak melakukan tindakan untuk ‘Mencari, Meminta dan Mengetuk’. Praspaskah adalah saat yang tepat untuk ‘Mencari, meminta danMengetuk’ bagi kita orang Katholik.Marilah kita gunakan kesempatan yang berahmat ini untuk membangun Kerajaan Surga lewat merenungkan misteri sengsara dan wafat serta bangkitnya Tuhan kita Yesus Kristus. Doa: Bapa yang maha kasih dan penyayang, kami anak-anakMu bersyukur atas cintaMu yang terpancar melalui Putra-Mu Yesus Kristus dalam hidup bersama dalam hidup menggereja. Api cinta yang berkobar dalam hati-Nya mendorong dan memampukan kami untuk meminta, mencari dan mengetuk sesuai dengan kehendakMu, khususnya dalam masa Pra-Paskah ini. Dengan rendah hatiya Bapa, utuslah Roh Kudus-Mu untuk menemani kami dalam mencari, meminta dan mengetuk demi membangun kerajaan Putra-Mu di tengah hidup kami baik dalam komunitas maupun di tempat di mana kami berada. Doa pujian-syukur serta permohonan ini, kami haturkan kehadirat-Mu ya Bapa dengan perantaraan Kristus Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persekutuan dengan Roh Kudus sepanjang segala masa. Amin Fr. Anis Bai, MGL 2 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 28/2012 2 Maret 2012 : Hidup dalam Kebenaran Hari Biasa Pekan I Prapaskah, Agnes dr Praha Yeh 18:21-28, Mzm 130:1-2,3-4ab,4c-6,7-8, Mat 5:20-26 Mat 5:20 Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi , sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Jumat pertama seperti hari ini senantiasa mengingatkan kita pada Hati Yesus yang Maha Kudus yang selalu siap untuk memberikan pengampunan bilamana kita datang padaNya dengan hati yang penuh penyesalan atas kesalahan dan dosa yang telah kita lakukan. Mengapa Yesus mengatakan bahwa jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga ? Karena seperti yang kita ketahui para ahli Taurat dan orang orang Farisi hidup dalam kepura-puraan , karena apa yang mereka lakukan bukanlah demi Kasih mereka pada Tuhan dan sesama tapi demi kepentingan mereka sendiri. Mereka suka pamer (pamer kekuasaan, pamer kesucian dll). Mereka suka membuat aturan yang sukar yang mereka sendiri tidak sanggup untuk melaksanakannya namun mereka membebaninya pada orang lain jelas hal ini tidak mengasihi sesama seperti yang diinginkan oleh Yesus. Yesus ingin agar segala tindakan kita murni berdasarkan Kasih pada Tuhan dan sesama,bukan supaya kita dibilang baik, hebat dll. Tapi ini bukan hal yang mudah karena ada hal yang baik tapi tidak murni karena seringkali suatu perbuatan dilandasi oleh berbagai motifasi. Alkisah , pada perusahaan tempat si A bekerja ada seorang Bapak Tua yang bekerja sebagai pesuruh. Mendekati hari Lebaran si A memberikan bingkisan besar berisi makanan pada Bapak Tua itu. Karena tindakan itu si A mendapat pujian dari segenap penjuru. Apakah tindakan itu baik ? Tentu, karena Bapak Tua dapat bergembira bersama keluarganya. Tapi apakah itu hanya demi kasih pada sesama? Hanya Tuhan dan Si A yang tahu. Memang sulit untuk dapat senantiasa hidup murni dan benar ditengah dunia yang penuh dengan godaan ini tapi hendaklah kita jangan putus asa tapi senantiasa berdoa dan mohon bimbingan dari Roh Kudus.Amin Betty Vol. 28/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 3 3 Maret 2012 : Mengasihi Orang Yang Membenci Kita Hari Biasa Pekan I Prapaskah Ul 26:16-19, Mzm 119:1-2,4-5,7-8, Mat 5:43-48 Mat 5:44, “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” Film-film action dewasa ini sudah banyak tertebak jalan ceritanya. Entah itu adanya balas dendam ataupun terjadinya permusuhan yang berujung kepada saling membunuh. Selain film-film tersebut mengajarkan kekerasan, juga mengajarkan “hukum lama” yakni seperti mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Pada masa prapaskah ini, umat Katolik diajak untuk berpantang dan berpuasa. Hal ini tidak saja terbatas pada makanan tetapi terlebih kepada sikap hidup. Istilah latin-nya adalah Agere Contra. Maksudnya adalah ketika setan menggoda kita untuk memusuhi musuh kita, kita diajak untuk berbalik arah, alias mencintai bahkan mendoakan mereka. Ketika setan mencoba untuk berpikir yang jelek-jelek terhadap teman kita, kita diundang untuk selalu berpikiran positif dan baik terhadap orang lain, dan lain sebagainya. Pada Injil hari ini Yesus mengajak para pengikutnya untuk mengasihi musuh dan berdoa bagi orang yang menganiaya kita. Sulit? Tentu saja tidak mudah dan ini butuh perjuangan karena kita manusia yang lemah. Semua ini dianjurkan oleh Yesus karena untuk mematahkan lingkaran setan yang sudah meraja di dunia ini. Kalau balas dendam dipatahkan dengan kasih sayang, secara tidak langsung lingkaran balas dendam yang kelihatannya tak bakal kunjung habis akan terpatahkan dan terhenti. Mengasihi musuh dan berdoa bagi mereka yang menjelek-jelekkan kita adalah salah satu strategi dan taktik untuk membangun relasi atau hubungan persaudaraan atau persahabatan yang mungkin pernah hancur dan terputus. Tidak ada cara lain untuk mencari jalan keluar kecuali mengasihi dengan tulus ikhlas. Marilah pada masa prapaskah ini kita kembali melihat diri, apakah mau mengasihi sesama kita terutama mereka yang menyakitkan kita? Orang bilang mengasihi orang yang mengasihi kita itu gampang atau manusia, tetapi mengasihi orang yang membenci kita itu namanya karya Ilahi. Rm. Vincent, MGL 4 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 28/2012 4 Maret 2012 : Engkaulah AnakKU HARI MINGGU PRAPASKAH II Kej 22:1-2,9a,10-13,15-18, Mzm 116:10,15,16-17,18-19, Rm 8:31b-34, Mrk 9:2-10 Markus 9:7 Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara: “Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia.” Di Januari tahun 2003, aku menghadiri sebuah sebuah kegiatan di musim panas. Pada waktu itu aku baru memasuki tahun kedua sejak tiba di Australia. Karena itu aku masih merasa baru dan asing. Aku merasa begitu terisolir karena belum mengenal banyak orang. Karena keadaan itu, aku dihantui dengan suatu kekecewaan. Aku mulai bertanya pada diri sendiri dan terlebih kepada Tuhan, “Mengapa sampai harus aku berada di tempat ini? Aku merasa kesepian, tidak punya siapa-siapa?” Di dalam karismatik, kita mengenal doa dalam bahasa Roh. Sementara itu kami dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk sharing. Kita selalu berdoa bagi setiap orang yang berada di kelompok itu setiap kali selesai sharing. Ketika kami berdoa dalam bahasa Roh, seorang ibu yang berdiri di sampingku berdoa dalam Bahasa Indonesia. Dan kata-kata yang aku dengarkan adalah: “Inilah anak Allah.” Dia mengulang kata-kata ini beberapa kali. Setelah doa, aku menginterpretasikan pesan itu dan membagikannya di kelompok. Arti intrepretasi yang aku peroleh bahwa Tuhan, Allah kita ingin mengatakan kepadaku bahwa aku tidak boleh cemas dan bersedih, aku tidak kesepian dan sendirian, tetapi dia selalu berada bersamaku dan Dia adalah Bapaku. Hari ini kita mendengarkan kisah tentang penampakan Yesus di gunung Tabor. Saat ini adalah saat ketika Yesus sedang berpikir tentang masa depannya. Dia begitu takut dan cemas. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi dengan diriNya. Dia merasa terisolir dan sendiri sekalipun saat itu Dia diteman oleh murid-muridNya. Saat Dia sedang berdoa, tiba-tiba saja datanglah awan tebal menaungi mereka dan dari dalam awan itu ada suara yang berseru. “Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia.” Perkataan ini sungguh berarti bagi Yesus saat itu. Allah BapaNya di Surga ingin menguatkan Dia. Allah Bapa ingin mengatakan bahwa sekalipun Dia akan berjalan di dalam kekelaman, Dia akan selalu dikuatkan dan diberkati. Di dalam hidup kita, kita sering merasakan kesepian dan sendiri. Kita merasakan sangat berat untuk menjalani hidup ini. Kita merasa bahwa cobaan dan tantangan selalu menghadang kita. Kita mengalami suatu kekerigan yang hebat di dalam hidup kita. Karena itu sering kita mulai menghakimi Allah. Allah tidak mendengarkan doa kita. Allah tidak mendengarkan jeritan dan tangis kita. Namun lewat penyalaman Yesus di gunung Tabor, kita diberi kekuatan. Kita diperingatkan bahwa Tuhan Allah kita selalu berada bersama kita. Dia selalu berada di dekat kita dan menguatkan kita. Rm.Joseph, MGL Vol. 28/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 5 5 Maret 2012 : Rambu-Rambu Kehidupan Hari Biasa Pekan II Prapaskah Dan 9:4b-10, Mzm 79:8,9,11,13, Luk 6:36-38 Luk 6:38 “Berilah dan kamu akan diberi, suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah keluar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu” Saat akan membuat renungan hari ini, ketiga bacaan di atas, aku baca berulangulang, tapi hampir setengah jam, aku belum juga mendapatkan, apa yang mau Tuhan bicarakan melalui ketiga bacaan di atas. Sampai akhirnya, aku tinggal dulu untuk pergi. Nah, pada saat naik motor itulah, karena salah belok, yang seharusnya satu arah, tapi melawan arus, aku baru sadar, tentang rambu-rambu lalu lintas. Berapa banyak terpasang rambu-rambu lalu lintas yang sering kali kita lewati selama perjalanan kita sehari-hari. Entah naik mobil,motor,jalan kaki, begitu banyak rambu-rambu lalu lintas yang membuat jalanan jadi teratur, mencegah kecelakaan,tertib dan tidak terjadi saling serobot antar pengguna jalan. Tidak mungkin pejalan kaki, melenggang santai di jalan raya yang dipakai untuk jalannya mobil kan. Pernah tidak, kita hitung, berapa banyak rambu lalu lintas yang pernah kita temui? Sama juga yang ada dalam bacaan kitab Nubuat . Daniel 9 : 4b -10 pada hari ini, “Kami telah berbuat dosa dan salah, kami telah berlaku fasik dan telah memberontak, kami telah menyimpang dari perintah dan peraturanMu. Umat Tuhan mengakui, bahwa mereka telah melakukan dosa dengan tidak mendengarkan suara Tuhan yang telah menyuruh mereka hidup menurut hukum yang telah diberikanNya melalui perantaraan para Nabi. Seperti itu pulalah kehidupan kita di dunia ini, tanpa kita sadari, banyak bermunculan rambu-rambu kehidupan di dalam rutinitas kita sehari-hari. Rambu-rambu kehidupan yang tidak tertulis. Tapi, jika kita saling menyadari tentang rambu-rambu kehidupan kita, maka akan tercipta sebuah hubungan yang harmonis, damai dan tenang. Dan bukankah itu sama dengan hukum yang terutama yang diperintahkan Tuhan kepada kita, yaitu saling mengasihi? Bedanya adalah, kalau kita melanggar hukum yang diciptakan manusia, misal rambu lalu lintas, kita akan mendapatkan hukuman dari negara, entah kena tilang, sidang, dan itu masih bisa kita menyogok sehingga hukuman kita ditangguhkan. Tapi, bagaimana kalau yang kita langgar adalah hukum dari Tuhan? Seperti di dalam injil Lukas, yang mengatakan, hendaklah kamu murah hati, jangan menghakimi, jangan menghukum,ampunilah sesama. Bagaimana jika kita tidak murah hati, kita menghakimi orang lain. Apakah Tuhan akan menghukum kita, menilang kita?menjatuhkan hukuman bahwa: karena kamu tidak murah hati, maka aku akan mendenda kamu sebanyak Rp. 10.000 ..? Tidak..! Sekalipun kita berkali-kali melanggar peraturan Tuhan, dan mungkin kadang Tuhan menegur kita dengan caraNya, tapi selalu ada ampunan dan kasih. Tapi ingat, bukan berarti kita bisa seenaknya selalu melakukan pelanggaran rambu-rambu kehidupan. Belajar rambu murah hati, rambu tidak menghakimi, mulai dari diri kita, sehingga akan semakin banyak orang murah hati, tidak menghakimi, karena banyak orang sadar , bahwa jika murah hati, tidak menghakimi, akan tercurah berkat semakin besar dan tercipta harmoni kehidupan yang indah. alin 6 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 28/2012 6 Maret 2012 : Menjadi Pelayan Hari Biasa Pekan II Prapaskah Yes 1:10,16-20, Mzm 50:8-9,16bc-17,21,23, Mat 23:1-12 Yes 1:16-17“Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik: usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda!“ Mat 23:11“Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu“ Saat Rm Vincent Widi MGL ditahbiskan menjadi Diakon 2010 yang lalu, Uskup Agung Mark Coleridge berpesan dalam khotbahnya bahwa menjadi diakon sama artinya menjadi hamba, bukan sekedar pelayan, tetapi hamba. Kata “diakon“ sendiri berasal dari kata Yunani “dia“ dan “konos“ yang berarti “dari debu,“ karena itu menjadi diakon sama artinya menyamakan diri dengan “debu tanah.“ Kita ingat sejarah awal pelayanan diakonat untuk komunitas Gereja Purba berawal dari kebutuhan Gereja untuk menunjuk orang-orang khusus yang tugasnya memperhatikan kebutuhan para janda dan yatim piatu atau kaum “anawim“ (Kis 6: 1-7). Rupanya dalam kalangan masyarakat Yahudi sejak dahulu, kaum “anawim“ atau kelompok pinggiran seperti janda dan yatim piatu dititipkan oleh Yahweh sendiri untuk diperhatikan sungguh dalam kehidupan bermasyarakat. Maklumlah dalam kebudayaan patriarkal seperti bangsa Yahudi, kaum perempuan dan anak-anak tidak punya hak untuk membela diri kalau ditindas atau pun mencari nafkah. Seringkali mereka menjadi kaum yang terpinggir dan terlupakan di dalam masyarakat Yahudi. Nah, untuk itulah para diakon dipilih oleh para Rasul dengan tugas khusus untuk memperhatikan kebutuhan mereka. Zaman sekarang, kaum anawim atau kelompok yang terpinggir dalam masyarakat kita memang bukan hanya terbatas pada para janda dan yatim piatu. Ada berbagai orang yang dengan alasan tertentu menjadi kelompok yang terlupakan tidak hanya di dalam kehidupan bermasyarakat secara umum, tetapi terutama dalam lingkungan Paroki dan Keuskupan kita masing-masing. Masa Prapaskah atau masa puasa dan doa kita kali ini kiranya menjadi saat yang tepat untuk menjadi pelayan bagi sesama. Sebab di saat masa puasa ini kita tidak hanya berusaha berpantang dari mengendalikan diri tetapi pada saat yang sama dianjurkan untuk berlatih berbuat baik. Masa puasa dan pantang tidak berarti hanya berdiam diri atau absen dari perbuatan-perbuatan yang berkategori dosa, tetapi harus diimbangi oleh tindakan nyata untuk berbuat baik. Yesaya berpesan, bahwa kita diajak untuk tidak hanya berhenti berbuat jahat, tetapi “belajar“ untuk berbuat baik dan salah satunya adalah dengan memperhatikan kelompok yang terpinggirkan dalam lingkungan masyarakat, Paroki dan Keuskupan kita. Puasa, pantang dan doa kita akan menghasilkan buahnya ketika kita mencoba dan mencoba untuk berbuat baik dan menjadi pelayan bagi sesama. Melayani sesama itu tidak mudah. Mungkin pelayanan kita akan disalahgunakan orang, mungkin pelayanan kita malah dicurigai, mungkin juga pelayanan kita malah mengancam hidup kita sendiri. Satu yang perlu diingat adalah yang paling penting itu motif pelayanan kita, selanjutnya serahkan semuanya kepada Tuhan. Ia sendiri yang akan menyentuh dan mengubah hati orang-orang yang kita layani, bukan kita, bukan kata-kata kita, bukan perbuatan kita, melainkan kuasa Roh-Nya. Diakon Wenz, MGL Vol. 28/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 7 7 Maret 2012 : Setia Melayani Dengan Kesungguhan Hati Hari Biasa Pekan II Prapaskah,Perpetua & Felisitas Yer 18:18-20, Mzm 31:5-6,14,15-16, Mat 20:17-28 Matius 20:28a “sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani” Saya dibabtis secara Katolik pada tahun 1997, sejak itu kegiatan rutinitas saya lakukan tiap Minggu seperti datang kegereja. Saya masih belum mengerti yang namanya pelayanan atau melayani dalam gereja, saat itu saya hanya sekedar datang, duduk mendengarkan khotbah romo, ikut bernyanyi, memberi kolekte, menerima komuni dan setelah itu pulang tanpa ada keterlibatan di gereja. Tepat tahun 2006 saya mengikuti retret di Tumpang Jawa Timur, pada saat itu saya merasakan Tuhan memanggil saya untuk menjadi pelayanNya, saya merasakan pemulihan hidup baru, awal pertobatan, mengenal kehidupan berkomunitas, dan sejak itulah saya turut aktif dalam kegiatan melayani di gereja maupun dalam komunitas. Renungan hari ini mengingatkan buat saya dan kita semua, bahwa Tuhan Yesus datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang (Mat 20:28). Puji Tuhan saya sangat bersyukur kalau boleh mengalami hidup baru sejak tahun 2006, terlibat dalam pelayanan, merasakan suka dan dukanya menjadi seorang pelayan Tuhan itu. Satu hal yang boleh saya bagikan hari ini adalah untuk menjadi seorang pelayan harus mempunyai modal “SETIA”. Apapun cobaan hidup yang akan kita alami, jatuh bangunnya kehidupan rohani kita, bahkan mungkin jika ada perselisihan dengan teman sepelayanan, harus tetap diingat tujuan kita hanya satu yaitu “SETIA & Melayani dengan kesungguhan hati”. Puji Tuhan kalau saya masih boleh bertahan sampai saat ini menjadi pelayan Tuhan, bukan karena kuat gagah saya, tetapi hanya karena Kasih Karunia dan cinta Tuhan buat saya dan buat teman2 semua. Semoga dengan renungan hari ini kita semua semakin SETIA & Melayani dengan kesungguhan hati, walaupun ada ujian iman, kita tetap fokus menjadi pelayan Tuhan yang sejati. Selamat Melayani Tuhan Yesus memberkati... Yudi 8 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 28/2012 8 Maret 2012 : Kebebasan Hari Biasa Pekan II Prapaskah Yer 17:5-10, Mzm 1:1-2,3,4,6, Luk 16:19-31 Yer 17:7 “ Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan yang menaruh harapannya pada Tuhan” Pewartaan nabi Yeremia hari ini membawa terang bagi kita dalam menjalin relasi sosial dengan sesama di jaman ini: dalam kehidupan di dunia janganlah kita mengandalkan manusia dan kekuatannya untuk memperoleh kebahagiaan yang bersifat sementara, karena walaupun tampaknya baik dan tanpa cela, cepat atau lambat ia akan berlalu. Sungguh tidak bijaksana menaruh kepercayaan pada seseorang atau orang-orang yang cepat atau lambat akan meninggalkan kita. Setiap kita memang membutuhkan penopang, tetapi tergantung pilihan yang kita buat untuk memperolehnya. Nabi Yeremia mengajak kita untuk meletakkan semua dasar kepercayaan kita pada Allah karena Dia tidak akan berlalu, selalu setia dan tidak akan pernah mengkhianati. Apa lagi yang anda tunggu? Hanya kepada-Nya anda dapat bersandar dan mendapatkan kebahagiaan hidup yang kekal. Penginjil Lukas menyajikan ispirasi yang dapat menjadi cermin bagi kita. Orang kaya yang semasa hidupnya bersukaria dalam kemewahan pada akhirnya tidak memiliki harapan dan kemungkinan untuk kebahagiaan kekal. Sungguh menyedihkan! Beginilah jika seorang manusia menghabiskan seluruh hidupnya dalam keegoisan dan menutup hati pada sesama, ia menyiapkan bagi dirinya suatu hidup abadi dalam kesedihan dan kesendirian. Ia yang telah memilih sendiri kehidupan yang akan ia jalani selamanya setelah kehidupan di dunia ini. Tuhan mengajak kita untuk menyadari nilai kebebasan yang Tuhan telah anugerahkan. Jika tidak kita gunakan untuk mencintai dan membuka hati pada sesama dan apa yang mereka butuhkan, jangan salahkan Tuhan jika nanti anda kehilangan hak untuk masuk dalam kebahagiaan abadi. Ingatlah bahwa api neraka tersedia hanya bagi orang yang ingin memasukinya. Jika hidup dalam keegoisan, anda sudah mengambil bagian di dalamnya semasa hidup sekarang ini, api neraka yang abadi hanyalah kelanjutan dari apa yang telah anda pilih dalam kehidupan ini. Karena itu gunakanlah dengan benar kebebasan anda. Sr. Benedicta, OSB Vol. 28/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 9 9 Maret 2012 : Mengerti dan Memahami Hari Biasa Pekan II Prapaskah, Fransiska dr Roma Kej 37:3-4,12-13a,17b-28, Mzm 105:16-17,18-19,20-21, Mat 21:33-43,45-46 Mat 21 : 42 ‘Batu yang tidak terpakai oleh tukang bangunan sudah menjadi batu yang terutama. Inilah perbuatan Tuhan; alangkah indahnya!’ Ketika ingin menulis renungan hari, saya membaca injil Matius ini, dan saya tidak mengerti apa maksud Yesus, kemudian saya baca semua bacaan hari ini , di kitab Kejadian dan Mazmur, ada cerita tentang Yusuf yang dibuang oleh saudara-saudaranya, tapi akhirnya bisa kembali menjadi sang Raja. Baru saya mendapat pengertian. Yang disia-siakan, akan menjadi yang terbaik, bila Allah menghendakinya. Terkadang kita lebih tertarik membaca bagian bagian yang kita suka, dan membuat kesimpulan, padahal bukan itu yang dimaksud, sehingga kesimpulan yang kita buat menjadi salah. Ketika Yesus bercerita tentang pemilik ladang yang dikhianati anak buahnya, murid murid nya merespon untuk mengusir anak buah pengkhianat tersebut, dan mencari pengganti baru. Murid murid hanya menerima cerita sebagian, tanpa mendalami maksud cerita Yesus, sehingga membuat kesimpulan yang salah. Bulan ini saya sedang bekerja dengan yayasan non profit DePamiri, di atas gunung Pamir, yang tingginya 4500 diatas permukaan laut (sekedar catatan gunung Bromo tingginya 2350 m diatas permukaan laut). Disini saya bertugas untuk memperbaiki managemen produksi kerajinan dari bahan wool. Ada satu permasalahan yang selalu dikeluhkan, sejak 2007 ! Masalah kwalitas produksi dan kapasitas bahan baku yang tidak mencukupi. Hampir semua staff dan juga direktur menyalahkan Saokat, manager produksi, ia dianggap tidak cakap dalam memproduksi barang berkwalitas dan dianggap tidak bisa bekerja. Saya mencoba menggali permasalahan yang terjadi, ternyata bukan karena Saokat tidak mampu, tapi karena ia tidak mendapat bimbingan yang jelas sejak ia bekerja disini. Banyak tugas yang tidak jelas yang diberikan kepadanya. Mungkin jelas bagi orang lain, tapi tidak bagi dia. Bagaimana mungkin memberi jawaban kalau tidak mengerti pertanyaannya? Bagaimana bisa menyelesaikan masalah kalau tidak tahu permasalahannya. Saokat sama seperti murid murid Yesus yang hanya mendapat sedikit informasi, dan akhirnya menafsirkan dengan salah. Mungkin salah dia juga, karena tidak mencari informasi yang jelas, atau bertanya. Tapi ada kesalahan managemen juga yang memberi tugas yang menggambang dan tidak jelas. Hari ini saya memberi presentasi, dan ada kalimat saya yang menampar mereka, dan mereka mengakui sebagai masukan yang benar. Saya bilang,”Kita lebih senang membicarakan soal masalah2, tapi enggan mencari solusi, dan lebih enggan lagi mengerjakan solusi tersebut. Yang lebih parah, kita lebih senang menaruh kesalahan pada pundak orang lain, daripada memikulnya di bahu kita sendiri”. Dan ketika saya mengatakan itu, saya juga sedang menampar diri saya sendiri. Saya juga sering berbuat yang sama. Jeff – Tajikistan 10 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 28/2012 10 Maret 2012 : Mengenal Bapa Hari Biasa Pekan II Prapaskah Mi 7:14-15,18-20, Mzm 103:1-2,3-4,9-10,11-12, Luk 15:1-3,11-32 Luk.31-32 Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan di dapat kembali…..” Dalam perikop hari ini kita menemukan 2 sosok utama yaitu “Anak Sulung & Anak Bungsu”. Anak sulung yang selalu setia melayani ayahnya, sedangkan anak bungsu pergi dan menghambur-hamburkan harta ayahnya, kemudian bertobat kembali kepada ayahnya. Dalam kehidupan kita saat ini sering kita menjumpai 2 sosok ini baik di dalam diri kita maupun pada orang-orang sekitar kita. Seorang teman saya sebut saja namanya Hary sekarang tinggal di Jakarta, dulu dia seorang yang sangat aktif dalam pelayanan terutama sel untuk anak-anak muda. Bahkan dia mempunyai keinginan masuk dalam karmelit awam. Diantara teman-teman dia adalah sosok yang paling menonjol dalam iman, hebat dalam doa dan penyembahan bahkan hidupnya sangat dekat dengan doa. Akan tetapi ada kekurangannya, selalu bersungut-sungut dalam melayani. Itulah yang sering membuat teman-temannya suka menjauhinya. Teman saya kedua sebut saja namanya Dedy, dulu dia seorang “Gay” penyuka sesama jenis dan hobinya dulu suka dugem. Saat seorang temannya terkena AIDS, Romy berusaha kembali dalam hidup lamanya untuk bisa dekat dengan Tuhan. Dengan bersusah payah, walau banyak cibiran dan fitnah-fitnah yang dia terima untuk bisa hidup dekat dengan Tuhan Yesus, dia tetap berjalan. Akhirnya saat ini hidupnya dia serahkan untuk melayani Tuhan melalui suara emasnya bahkan masuk dalam kontes acara bergensi di sebuah televisi swasta. Itulah 2 sisi gambaran yang gampang kita bisa lihat dalam kehidupan seseorang. Dalam perikop ini kita merefleksikan dalam diri kita, si sulung yang sudah dekat dengan bapanya tetapi masih suka bersungut-sungut dan kurang bersyukur dengan apa yang telah diberikan bapanya selama ini dan selalu merasa kurang. Sedangkan si bungsu, walaupun banyak kesalahan yang pernah dia lakukan tetapi dia ingin dan berusaha kembali kepada bapanya dan mau memperbaharui hidupnya kembali. Teman-teman kita bersyukur punya Allah yang selalu menerima kita apa adanya tanpa melihat seberapa besar dosa kita. Dia selalu membuka tanganNya untuk kita. Allah yang tidak pernah menghakimi kita ,tetapi selalu mencurahkan kasihnya selalu untuk kita. Saatnya sekarang marilah kita melihat kedalam hati kita apakah kita sudah lebih mengenal Bapa kita…… Rina Vol. 28/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 11 11 Maret 2012 : Mujizat Yesus Sungguh Nyata ! Minggu, 11 Maret 2012: RUMAH KEDIAMAN HARI MINGGU PRAPASKAH III Kel 20:1-17, Mzm 19:8,9,10,11, 1Kor 1:22-25, Yoh 2:13-25 Yoh 2:17, “Cinta untuk rumahMu menghanguskan Aku?” Setiap orang merindukan rumah idaman. Kalau saya sendiri mengidamkan sebuah rumah yang tidak besar, sederhana, tetapi mempunyai taman yang luas dengan rumput dan bunga-bunga yang menghiasinya. Namun, rumah tidak akan ada artinya jika tidak dihuni atau ditempati. Dengan kata lain, rumah yang kosong akan menjadi dipenuhi debu, sarang laba-laba bahkan buat mereka yang percaya akan dipenuhi hantu-hantu. Bacaan injil hari ini, Yesus mengutip kata-kata dari pemazmur yang mengatakan bahwa cinta untuk rumahmu menghanguskan aku. Apa yang dimaksud oleh Yesus? Kalau anda ingat ada kisah di perikop lain ketika ibu Yesus dan saudara-saudaranya mencari Yesus, ketika Yesus ditemukan, Ia berkata, “Mengapa kamu mencari Aku, tidakkah kamu tahu bahwa aku harus tinggal di RUMAH Bapaku?” Sabda inilah yang berhubungan dengan cinta Yesus akan rumah “BapaNya” mengobarkan hati dan semangatnya karena Yesus datang untuk melakukan kehendak Bapa, bukan kehendakNya sendiri. Kalau seseorang sudah jatuh cinta kepada “rumah” atau tempat kediaman, orang tersebut akan betah tinggal di rumah dan malahan mengundang orang lain untuk datang dan tinggal di rumah tersebut. “Rumah” di jaman sekarang bisa ditafsirkan gereja ataupun komunitas. Di gereja sendiripun sudah disediakan banyak sekali komunitas dimana orang bisa memilih dan tinggal di dalamnya seperti kelompok anak muda, Legio Maria, Komunitas Disciples of Jesus covenant community di Paroki Kuta dan lain sebagainya. Apakah ada sudah tinggal di “rumah” dimana anda sudah menikmati tinggal di dalamnya? Kalau sudah, undanglah orang lain supaya mereka dapat menikmati juga kasih Bapa di “rumah” anda. Kalau belum, lihatlah “rumah-rumah” di sekeliling anda, siapa tahu cocok dengan suasana hati anda dimana anda bisa berkembang dan bertumbuh dalam iman akan Yesus, Tuhan kita. Amin Rm. Vincent, MGL 12 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 28/2012 12 Maret 2012 : Kerendahan Hati 2Raj 5:1-15a, Mzm 42:2,3 & 43:3,4; Luk 4:24-30 ---Luk 4;27, “Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang Kusta di Israel dan tidak ada seorangpun dari mereka ditahirkan, selain daripada Naaman, orang Siria itu.” Siapa itu Naaman? Bahkan Yesus pun menyebut namanya sebagai salah seorang asing (yang bukan berasal dari keturunan Israel) tetapi mendapat perhatian dari Allah dan disembuhkan dari penyakit kusta. Naaman : panglima Raja Aram yang membawa kemenangan, terpandang dan disayangi Raja Aram, tapi sayang ia sakit kusta. Dari seorang gadis Israel yang tertawan sebagai pelayan istrinya, ia mendengarkan usulan gadis itu lewat istrinya, “Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya.” (2Raja 5:3b). Ketika Naaman datang ke Samaria, entah apa alasannya, nabi Elisa hanya menyuruh pelayannya menyampaikan pesan agar Naaman berendam dan mencelupkan dirinya tujuh kali di sungai Yordan, kalau ingin sembuh. Tentu sebagai pemimpin yang disegani rak-yat dan disayang rajanya, ia merasa direndahkan. Naaman marah, ngomel dan hendak pergi. Tetapi sekali lagi, ia mau mendengarkan usul dari bawahannya, ketika bawahannya berkata, “Bapak, seandainya nabi itu menyuruh perkara yang sukar kepadamu, bukankah Bapak akan melakukannya? Apalagi sekarang, ia hanya berkata kepadamu: Mandilah dan engkau akan menjadi tahir.” (2Raja 5:13b). Dan setelah melakukannya, ia sembuh dari Kusta. Yesus memakai Naaman sebagai contoh orang yang mendapat mujizat, ketika IA marah oleh keangkuhan mereka yang memandang rendah Yesus sebagai anak tukang kayu, Yusuf, (Luk 4;22) seolah-olah, orang kecil, tidak boleh berkata-kata tentang hal yang besar dan luar biasa, seperti yang telah diucapkan Yesus. Kesombongan, adalah akar segala dosa. Itulah penyebab kemarahan Yesus. Di Masa Prapasakah ini, mari kita belajar dari Naaman. Apakah sebagai pemimpin, bersedia mendengarkan usulan bawahan, hamba, pelayan atau orang yang secara ekonomi, usia atau jabatan tidak sepadan dengan Anda? Ataukah hanya mau mendengarkan orang yang dianggap setara atau se-level?! Belajarlah dari Naaman, yang telah mendengarkan suara Tuhan dari orang-orang yang dipandang rendah. NaRitA Vol. 28/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 13 13 Maret 2012 : Siapa saja sih yang jadi budak dosa? Hari Biasa Pekan III Prapaskah, Ludovikus dr Casoria Dan 3:25,34-43, Mzm 25:4bc-5ab,6-7bck,8-9, Mat 18:21-35 Yoh.8:36 “Maka, jika Putra membebaskan kamu, kamu akan sungguh sungguh bebas” Saat bertemu teman teman seiman dipenjara khusus narkoba memberikan kesan sangat mendalam. Salah seorang dari mereka ketika ditanya, lebih memilih tinggal di penjara karena buat dia pergaulan diluar terlalu sulit. Hari itu kebetulan ada juga yang dibebaskan. Didepan teman temannya ia bertekad untuk hidup sehat. Walau di wajahnya ada tanda kecemasan, waktu ia menyanyikan pujian terlihat pancaran harapan dan kebebasan. Mungkin kegagalan berkali kali telah menyadarkannya bahwa hanya Yesus yang mampu membebaskan dirinya dari kecanduan. Di perikop ini penting ditekankan bahwaYesus berbicara kepada orang Yahudi yang sudah percaya padaNya (Yoh 8.31), seperti kita semua. Tapi kita bisa juga menjadi seperti mereka, berpikir bahwa kita tidak pernah kecanduan narkoba alias kita tidak pernah menjadi hamba atau budak dosa. ‘Kita anak Abraham’ bisa juga dibaca ‘kita anggota perkumpulan Kristiani yang taat’. Apa artinya menjadi budak dosa? Memang semua orang itu berdosa. Bahkan orang salehpun tidak luput dari dosa kecil setiap hari. Tetapi menjadi budak dosa itu artinya menjadikan dosa suatu kebiasaan, seperti layaknya kecanduan. Paling sulitnya kalau kebiasaan dosa ini dirasionalisasikan, dianggap sudah biasa atau lebih parahnya bukan lagi dosa. Contohnya gosip, merokok, masturbasi, marah marah, atau mencuri yang kecil kecil, baik barang ataupun waktu. Kalau kita minta Roh Kudus untuk menyadarkan kita, maka kita bisa melihat kebiasaan dosa yang Tuhan ingin bebaskan. Tapi tidak jarang Tuhan membiarkan kita bergumul sangat lama, supaya kita sadar bahwa dengan kekuatan sendiri sebenarnya kita tidak mampu. Barulah Yesus datang, saat kita memohon dengan pasrah untuk rahmat pembebasanNya. Sangat mungkin sekali kali kita sepertinya dibiarkan jatuh lagi supaya tidak tinggi hati, tapi kebiasaan itu sudah dihancurkan dan kita sudah bebas. Pengalaman pribadi dibebaskan dari kebiasaan dosa yang sudah tahunan adalah sangat indah. Saat saya konsultasi, si Romo berkata, “Kalau saat cobaan datang, katakanlah Yesus aku mencintaiMu.” Kelihatanya kok gampang banget yah. Tapi memang hasilnya sudah terbukti selama beberapa tahun. “Kalau Anak membebaskanku, aku sungguh sungguh bebas!!” Yesus adalah Jalan, Kebenaran, dan Hidup. Maukah kita disempurnakan selalu? Maukah kita menaruh harapan hanya pada Yesus dan bukan kekuatan kita sendiri? Ya Yesus, sadarkanlah perbudakan dosa apa yang ingin Engkau bebaskan dariku. Biarlah aku pasrah padaMu, berharap hanya padaMu. Bebaskanlah Aku Yesus, karena dengan kekuatanku sendiri, aku tidak mampu. Amin. Fr.David,MGL 14 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 28/2012 14 Maret 2012 : Lakukan Karena Dan Dengan Cinta ! Hari Biasa Pekan III Prapaskah, Louisa De Marillac Ul 4:1,5-9,Mzm 147:12-13,15-16,19-20, Mat 5:17-19 Mat 5 :19 Tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga. Saya cukup kagum dengan beberapa teman dalam pelayanan, khususnya Seksi Perlengkapan. Ada yang berpikir, “ah, apa sich hebatnya bagian itu ?” Mereka juga gak pernah tampil di depan !!” Datang 1 jam lebih awal dari teman-teman lain, dan mungkin harus meninggalkan pekerjaan atau acara TV yang dia sukai, adalah yang membuat saya kagum dengan mereka. Pulang pun mereka pasti belakangan, di saat teman-teman lain sudah pulang. Kadang saya berpikir, “kenapa sich mereka mau ambil bagian itu ?” Kerja berat angkat-angkat, gak ada upah atau malah ucapan terima kasih pun gak ada, belum kalau ada kesalahan sedikit pasti ujung-ujungnya disalahin. Passion mereka mungkin emang di situ kali y ?? Hehe.. Ada seorang anak lelaki kurus berjalan menggendong adiknya yang lumpuh di punggungnya. Orang-orang yang melihat anak ini merasa prihatin – sudah badannya kurus masih saja mau menggendong orang lain, pasti berat sekali dan akan membuat tubuh anak itu sakit. Satu orang kemudian datang padanya dan berkata, “Kasihan kau nak, bebanmu pasti berat !!” Anak itu pun menjawab, “Pak, ia bukan beban, ia saudaraku … aku mengasihinya.” Bapak itu pun tak bisa berkata apa-apa lagi akan jawaban dari anak kecil itu. Saya pun berpikir, terkadang suatu perbuatan yang dipandang hina atau dianggap beban oleh orang lain, nyatanya tidak bagi orang yang melakukannya. Kenapa itu bisa dilakukan ?? And the answer is because of love. Yup, semua karena cinta. Cinta yang membuat mereka punya cara pandang lain. Merawat suami/istri yang sakit, mendampingi anak belajar meski lelah, menghantar orangtua berobat rutin, dsb. Semua akan terasa berbeda dan mudah jika dilakukan karena dan dengan cinta. Ini semua mungkin bisa menjawab pertanyaan saya untuk cerita di awal renungan ini. Yesus mengajak kita untuk melakukan segala perintah hukum Taurat, dan berjanji barangsiapa yang melakukan perintah-Nya, maka ia akan duduk di tempat yang tinggi dalam kerajaan surga. Sudahkah dalam kehidupan kita, baik dalam keluarga – pekerjaan – dan komunitas pelayanan, kita sudah melaksanakan perintah-perintahNya dengan ketulusan hati dan tidak bersungut – sungut ? Atau kita hanya melakukan pekerjaan kita agar dilihat hebat oleh orang lain ?? Mari kita coba untuk melaksanakan perintah – perintah Tuhan dengan ketulusan hati dan raut muka yang tidak bersungut – sungut !! Dan yang terpenting, do it with LOVE !! Cobalah melakukan segala sesuatu karena dan dengan cinta, lalu rasakan sendiri bedanya !! GBU all …. KRIS Vol. 28/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 15 15 Maret 2012 : Tuhan Yang Ambil Alih Hari Biasa Pekan III Prapaskah, Klemens Maria Hofbauer Yer 7:23-28, Mzm 95:1-2,6-7,8-9, Luk 11:14-23 Luk 11: 9-10 “ Mintalah, maka akan diberikan kepadamu, carilah, maka kamu akan mendapat, ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.” RancanganKu bukanlah rancanganmu, Jalan-jalanKu bukanlah jalanmu...Segala jalan Tuhan sungguh tak mudah diselami oleh manusia. Beberapa hari yang lalu saya sempet sharing dengan salah seorang teman DOJ, tentang tempat kerjanya yang lama. Saat ini dia telah resign dari tempat kerjanya itu. Hal ini membuat ingatan saya flash back pada kejadian 9 bulan yang lalu, tepatnya ketika kami berdua mengambil sebuah keputusan untuk resign dari tempat kerja kami masing-masing yang katanya “tempat yang basah” sudah nyaman dan enak. Saat ini “Tersenyum” saya melihat kejadian yang telah terjadi, dimana Tuhan telah melepaskan temen saya dari hal-hal tidak baik yang bakal menimpanya. Awalnya ketika dia memutuskan untuk resign dari sebuah Perusahaan Export di Nusa Dua, muncul pro dan kontra dari teman-teman terdekatnya. Ada yang bilang, sayang sekali kamu kan sudah nyaman kerja disana. Gajinya bagus, posisimu sudah enak dan dapat fasilitas lain-lain yang enak dan mudah pula. Namun ada beberapa teman yang mendukung untuk “Segera Resign” dengan berbagai pertimbangan bahwa tempat kerja tersebut sudah tidak baik buat dia. Teringat saat teman saya ini bingung dan khawatir saat mengambil keputusan ini, tak henti-hentinya dia berdoa, adorasi, ikut misa harian supaya Roh Kudus memimpin dia sehingga tidak membuat keputusan yang salah. Konsultasi dengan beberapa orang, sampai akhirnya dia memutuskan untuk resign. Delapan bulan kemudian, dia mendengar kabar bahwa mantan bos nya diperiksa polisi karena beberapa kasus di perusahaan tersebut, sampai berurusan dengan polisi beserta semua staff dan karyawannya. Dan saat ini mantan bosnya melarikan diri. Temen saya menangis terharu penuh ucapan syukur pada Tuhan, karena telah melepaskan dia dari hal buruk yang hampir dialaminya, seandainya dia tetap bertahan disana. Firman Tuhan pada hari ini “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu, carilah, maka kamu akan mendapat, ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan” Seringkali kita datang mengetuk pintu dalam doa-doa permohonan kita kepada Tuhan. Tuhan sudah mulai bekerja, melalui konsultasi dengan pihak yang expert dibidangnya, dimana orang-orang tersebut memberikan masukan-masukan positive yang sebaiknya dilakukan, melalui konsultasi dengan Romo dan doa diteguhkan untuk mengambil langkah iman, untuk berani memikul salib setelah resign, tanpa menengok lagi kebelakang. Ketika kita masih menengok kebelakang akan “sulit” mengambil keputusan yang jernih. Berani mengambil Langkah Iman bersama Tuhan saya sanggup. Kita akan menerima janji-janji Tuhan ketika kita melangkah dengan mengandalkan Dia. Saat ini apapun permasalahan yang kita alami, kita belajar untuk taat pada otoritas Tuhan, biarlah Tuhan yang ambil alih. Karena Dia tahu yang terbaik bagi kita, kapan dan bagaimana caranya Dia tahu yang terbaik. Ikutilah prosesnya pergumulannya bersama Dia. Tuhan Allah yang sangat “Rapi dan Detail” dalam setiap planningNya...Ketika anda mulai berdoa Tuhan mulai bekerja, mengirimkan orang-orang yang kita perlukan untuk “proses terkabulnya” doa kita. Walaupun proses tersebut dimulai dari “perubahan karakter kita sendiri” menuju kepada waktu “kapan karakter kita siap untuk menerima berkat Tuhan”..menurut versiNya Tuhan..jadi ketika ada 3 jawaban sekalipun dalam setiap doa, Ya, Tunggu atau Tidak sekalipun....Saat itu pula Karakter kita telah disiapkan untuk menerimanya, karena pada akhirnya kehendakNya saja yang terjadi...Sehingga jika kita tahu, bahwa pada akhirnya kehendak Tuhan saja yang terjadi, alangkah bijaksananya jika kita belajar untuk Taat !!?? Bagaimana dengan anda.... Lulu 16 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 28/2012 16 Maret 2012 : Why oh Why Hari Biasa Pekan III Prapaskah Hos 14:2-10, Mzm 81:6c-8a,8bc-9,10-11ab,14,17, Mrk 12:28b-34 Mereka 12:30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Hukum biasanya dibuat agar orang-orang tidak keluar dari satu jalur tertentu. Merupakan suatu pagar, ketetapan, kewajiban yang harus dipatuhi. Misalnya ada hukum pidana. Bila mencuri sandal maka hukumannya sekian tahun. Dengan adanya hukum orang menjadi takut untuk melakukan suatu pelanggaran karena akan ada sanksi bila melanggarnya. Saat saya membaca Injil hari ini, saya merasa, kalau Tuhan kita itu sungguh Allah yang sabar dan baik.Bagaimana tidak, Dia sudah memberikan semuanya pada kita. Bernafas gratis, berkat-berkat jasmani, bahkan memberikan nyawa PutraNya untuk kepentingan kita. Namun untuk mengasihi Dia yang sudah memberi begitu banyak, kita masih harus diperintah, diarahkan. Bukankah seharusnya mengasihi Dia tidak perlu suatu hukum? Bukankah itu sudah merupakan keharusan, sesuatu yang dengan sendirinya harus kita lakukan sebagai orang yang sudah terima banyak dari Tuhan ? Tuhan itu baik baik karena Dia tahu manusia tidak mampu mengasihi. Karena dosa, manusia cenderung egois dan mau menang sendiri. Maka Tuhan memerintahkan agar manusia saling mengasihi. Bila tidak, yang akan terjadi adalah perselisihan ,mau menang sendiri dan kebencian. Sebagai manusia,kita lebih mudah mengasihi orang yang baik pada kita, namun sulit bahkan tidak mau mengasihi orang yang tidak ada manfaatnya bagi kita. Apalagi orang yang jahat. Apakah anda menyadari bahwa Tuhan selalu memberi perintah yang MAMPU dikerjakan manusia. Cuma masalahnya sekarang, apa kita MAU melakukan perintahNya, memberi kasih kita pada sesama dan pada DIA yang tidak kita lihat secara jasmani? Siska Vol. 28/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 17 17 Maret 2012 : Mohno Ampun Hari Biasa Pekan III Prapaskah, Patrisius Hos 6:1-6, Mzm 51:3-4,18-19,20-21ab, Luk 18:9-14 Luk 18:13 “Ya Tuhan, kasihanilah aku orang yang berdosa ini.” Dalam perjanjian lama ataupun yang baru, orang yang sakit lepra, kusta, lumpuh, buta dan lain sebagainya diidentikkan sebagai orang yang berdosa. Mengapa demikian? Karena orang yang demikian tidak mendapatkan rahmat dan berkat dari Tuhan sehingga mereka mendapatkan kutuk. Hal ini ada benarnya dan juga tidak ada benarnya juga. Orang yang sakit “jiwanya” akan berpengaruh kepada tubuhnya. Contohnya orang yang memendam amarah dan dendam di dalam hatinya akan menjadi seperti kanker yang ganas yang akan menggerogoti jantung dan hati. Mengapa demikian? Karena akan selalu deg-deg-an, tidak tenang, hati tidak damai dan tentaram, selalu memikirkan yang buruk dan lain sebagainya. Orang seperti inilah yang butuh penyembuhan dan sentuhan tangan Tuhan. Teriakan, “Ya Tuhan, kasihanilah aku orang yang berdosa ini” seharusnya menjadi teriakan dan ungkapan hati kita setiap hari khususnya di masa prapaskah ini karena kita orang yang berdosa. Tidak ada seorangpun yang layak menerima pengampunan dari Tuhan, tetapi Tuhan selalu “mengadili” kita dengan kerahimanNya yang suci dan selalu menunggun orang yang berdosa datang kepadaNya dan mohon ampun. Seorang ibu atau bapak ketika memarahi anaknya yang nakal dan berbuat jahat akan luluh hatinya ketika sang anak berkata, “Ampun…, ampun. Tobat…, aku tidak akan melakukannya lagi.” Teriakan ini seharusnya menjadi jeritan hati kita di masa pantang dan puasa ini. Hati yang remuk redam tak akan dipandang hina oleh Tuhan, demikian kata pemazmur. Menjadi pertanyaan bagi kita adalah apakah kita mau mengampuni orang yang sudah berteriak-teriak minta ampun kepada kita? Dan apakah kita juga mau mengungkapkan jeritan hati kita kepada Tuhan supaya dosa-dosa kita diampuni dan kita akan terbebas dari jeratan iblis dan neraka? Rm.Vincent, MGL 18 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 28/2012 18 Maret 2012 : Cinta yang Sempurna HARI MINGGU PRAPASKAH IV 2Taw 36:14-16,19-23, Mzm 137:1-2,3,4-5,6, Ef 2:4-10, Yoh 3:14-21 Yohanes 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Banyak orang takut kehilangan sahabat akrab mereka. Karena itu di dalam dalam pergaulan setiap hari, orang selalu berusaha untuk menjaga persahabatan kita. Orang selalu berpikir bahwa jikalau seseorang berbuat salah, maka sahabatnya akan meninggalkan dia. Relasi dan hubungan mereka mulai renggang ataupun terputus. Orang jug asering mempunya pandangan yang salah terhadap Tuhan. Orang berpandangan bahwa seseorang harus selalu berbuat baik supaya Tuhan tidak kecewa dan marah. Kita sekalian telah mendengarkan bahwa jikalau kita berbuat dosa, maka Tuhan akan menghakimi kita. Tuhan akan mencobai kita dengan berbagai cara tertentu. Dengan itu orang menaruh iman kepada Allah karena takut akan hukuman dan cobaan Tuhan. Pada hari ini kita sekalian telah mendengarkan berita gembira. Kisah ini hendaknya menunjukkan kepada kita siapa dan karakter Tuhan kita sendiri. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.” Karena besar kasih Allah itu akan dunia ini. Allah mengasihi dunia dengan mengorbankan AnakNya yang Tunggal. AnakNya, Yesus Kristus itu sepenuhnya dicurahkan kepada dunia dan orang yang sangat dikasihi. Dan bukannya bagi orang yang baik dan benar. Bukannya kepada orang yang sempurna dan tidak berdosa. Melainkan bari orang yang berdosa dan orang yang membenciNya. Allah itu adalah cinta. Seringkali kita mendengar di sekeliling kita, ketika orang dilanda suatu musibah, mereka berkeyakinan bahwa Tuhan hendaknya mencobai mereka. Namun demikian Allah kita bukanlah Allah yang menghakimi. Dia bukanlah Allah yang memberikan tantangan dan cobaan buat kita umat manusia. Dia adalah Allahyang penuh cinta. Dan cintaNya itu direalisasikan lewat peristiwa salib. Peristiwa ini adalah tanda cinta kasih Allah yang sempurna kepada kita. Marilah kita mempersiapkan diri untuk merayakan peristiwa salib itu di hari Paskah. Di sana Yesus memberikan diriNya seutuhnya demi selamat kita umat yang berdosa. Rm. Joseph, MGL Vol. 28/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 19 19 Maret 2012 : Bertindak dengan Tulus Hari Raya St. Yosef, Suami SP Maria 2Sam 7:4-5a,12-14a,16,Mzm 89:2-3,4-5,27,29, Rm 4:13,16-18,22, Mat 1:16,18-21,24a atauLuk 2:41-51a Mat 1:19 “ Karena Yusuf suaminya, seorang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam “ Di jaman sekarang ini, adakah orang yang benar-benar bertindak dengan tulus? Tanpa pamrih dan tidak ingin dipuji orang sebagai seorang pahlawan. Kalau ada, hmm.., mungkin bisa di hitung dengan jari. Kehidupan sekarang ini, banyak terinspirasi dari sinetron-sinetron di televise. Entah kehidupan yang mencontoh skenario sinetron telivisi, ataukah sinetron televise yang mencontoh kehidupan masyarakat. Pssttt…, si A selingkuh lho kata si B kepada si C, tapi Cuma aku yang tahu.. Pssttt, si A selingkuh lho , kata s C kepada D, tapi kamu jangan bilang siapa-siapa! Psssstt si A selingkuh lho kata si D kepada suami si A, coba kamu selidiki. Akhirnya suami si A, menyelidiki dan berniat memergoki perselingkuhan istrinya. Hari ini adalah hari Raya Santo Yosef, suami Santa Perawan Maria, seorang suami yang sungguh tulus hati dan penuh kasih. Saat Santo Yosef, mengetahui bahwa Isterinya mengandung, ia tidak langsung kalap, memaki-maki,menyelidiki, tapi Santo Yosef adalah seorang yang tulus, tidak banyak mengeluarkan suara, di dalam keheningannya, ia merenungkan semua, itulah yang membuat Santo Yosef dapat mengambil keputusan yang tepat. Ketulusan hati seseorang, akan membuatnya bertindak hati-hati agar tidak sampai menyakiti orang lain. Seorang yang tulus hati akan siap menanggung apapun untuk keselamatan dan kebahagiaan orang lain. Santo Yosef pun melakukan tindakan itu, saat memutuskan bahwa ia hendak menceraikan Maria dengan diam-diam, dan malaikat mendatanginya, ia memilih untuk tetap menyelamatkan Maria yang sedang mengandung dari rasa malu. Santo Yosef percaya pada apa yang diperintahkan oleh malaikat yang mendatanginya. Dia mampu memilih tindakan yang benar. Itulah kebenaran yang berdasarkan iman, yang mendatangkan kasih karunia, seperti dalam Roma 4 : 16. Santo Yosef percaya penuh iman, bahwa ia mampu menanggung segala konsekuensi atas keputusannya itu. Seperti dalam salah satu otobiografi St Teresa Avila : “ Orang dapat menanggung segala-galanya asal ia memiliki Kristus Yesus yang diam di dalam hatinya sebagai Sahabat dan Penuntun penuh cinta. Alin 20 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 28/2012 20 Maret 2012 : Ekaristi Hari Biasa Pekan IV Prapaskah Yeh 47:1-9,12, Mzm 46:2-3,5-6,8-9, Yoh 5:1-16 Yoh 5:11“Orang yang telah menyembuhkan aku, dia yang mengatakan kepadaku: Angkatlah tilammu dan berjalanlah“ Di dalam Perjanjian Lama, Yehezkiel menuturkan penglihatan yang diterimanya. Ia melihat ada sungai yang mengalir dari Bait Allah menuju ke laut mati (Yeh 47:8). Daerah yang dilalui sungai itu pun menjadi hidup dan subur, bahkan laut mati pun menjadi tawar dan dipenuhi ikan (Yeh 47:9). Yehezkiel kemudian menafsirkan penglihatannya untuk menggaris bawahi peran penting Bait Suci di Yerusalem sebagai pusat hidup bangsa Israel. Bait Allah adalah tanda kehadiran Allah di dunia, karena itu harus dihormati sebagai sarana rekonsiliasi dan penyembuhan. Di dalam Injil Yohanes, ceritera tentang air sebagai sarana penyembuhan kembali terulang di Kolam Betesda. Tentu khasiat guncangan air kolam itu, yang menurut legenda diguncang oleh malaikat, sudah terkenal ke mana-mana, sehingga banyak orang sakit memenuhi kelima serambinya, termasuk si lumpuh yang sudah menderita sakit selama 38 tahun (Yoh 5:4-8). Yang menarik bagi saya dalam kisah Injil Yohanes kali ini adalah penekanan pada kuasa Yesus untuk menyembuhkan orang. Yesus tidak memerlukan sarana apa pun untuk menyembuhkan orang. Ia menampilkan diri-Nya sendiri sebagai pembawa kesembuhan. Entah kebetulan atau tidak, tetapi yang jelas perintah Yesus kepada si lumpuh untuk mengangkat tilam dan berjalan pada Hari Sabat (Yoh 5:8) secara langsung menempatkan diri-Nya di atas Sabat. Bagi orang Yahudi, Hari Sabat adalah hari Tuhan, karena itu tindakan Yesus memerintah si lumpuh untuk mengangkat tilam dan berjalan pada Hari Sabat secara langsung juga menempatkan diri-Nya sebagai “setara“ dengan Tuhan si Empunya Hari Sabat. Karena itu dalam Injil Yohanes kali ini, Yesus boleh dikatakan mulai mencoba mata orang Yahudi bahwa kehadiran-Nya dia dunia melambangkan kehadiran Allah di dunia. Allah Bapa sendiri hadir, ada bersama, hidup dan menyembuhkan umat-Nya di dunia. Kisah penyembuhan di kolam Betesda selalu menarik saya untuk merenungkan misteri hadirnya Yesus dalam Ekaristi. Kehadiran Allah ini begitu nyata dalam diri Imam, Altar dan Kurban roti dan anggur. Yesus dalam Ekaristi adalah Yesus yang hadir dalam dimensi yang berbeda. Yesus tidak lagi hadir dalam tiga dimensi, melainkan dalam dimensi lain di luar jangkauan panca indera kita, tetapi kita yakin dan merasakan kehadiran dan kuasa-Nya yang menyembuhkan. Kalau pada zaman Yehezkiel, bangsa Israel menghormati Bait Suci di Yerusalem sebagai tempat kehadiran Allah yang menyembuhkan atau dalam Kisah Injil Yohanes orang Yahudi menganggap Allah menyembuhkan lewat sarana air di Kolam Betesda, maka sebagai pengikut Kristus kita menghormati Yesus Kristus sebagai tanda kehadiran Allah di dunia, Emmanuel, Allah beserta kita. Untuk kita yang hidup zaman ini, Ekaristi menjadi saat berahmat untuk mengalami kehadiran kasih Allah yang menyembuhkan. Karena itu kita tidak bisa mengakui diri sebagai pengikut Kristus kalau tidak pernah merayakan Ekaristi. Ekaristi harus menjadi pokok hidup setiap pengikut Kristus. Ekaristi adalah pokok anggur bagi kita carang-carang-Nya yang siap menghasilkan buah kasih yang berlimpah bagi dunia. Diakon Wenz, MGL Vol. 28/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 21 21 Maret 2012 : Pertolongan Tuhan Tepat Pada waktuNYA Hari Biasa Pekan IV Prapaskah, Benediktus, Abas Yes 49:8-15, Mzm 145:8-9,13cd-14,17-18, Yoh 5:17-30 Yesaya 49:8a “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan menjawab engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau.” Hidup dalam perantauan bukanlah hal yang mudah. Saya mengalami sendiri pada saat memberanikan diri untuk datang ke Bali bulan Juli 2011. Ditempat yang baru, jauh dari keluarga, belUm mempunyai teman, boleh saya alami masa masa kesendirian untuk beberapa waktu. Puji Tuhan saya boleh berpegang pada firman di Maz 27:14 “Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!”. Tuhan sungguh baik, Dia memberikan pertolongan tepat pada waktuNya. Setelah beberapa bulan merantau, akhrinya bulan Februari 2012 saya mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan hobby dan talenta saya. JanjiNya di Yesaya 49:10 juga ditepati “Mereka tidak menjadi lapar atau haus; angin hangat dan terik matahari tidak akan menimpa mereka.” Tuhan juga memberikan tempat tinggal yang baru buat saya. Yesaya 49:8a “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan menjawab engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau.” Pertolongan Tuhan tepat pada waktuNya. Renungan hari ini mengingatkan saya dan teman-teman sekalian supaya tetap berada di jalanNya agar Tuhan menolong kita. Yoh 5:29 mengingatkan agar kita tetap berbuat baik untuk hidup yang kekal, tetapi jika kita berbuat jahat akan dihukum. Tuhan terimakasih kalau Engkau datang untuk mengingatkan kami supaya terus berbuat kebaikan dan memulihkan hidup kami semua, semoga kami semakin sadar akan tugas dan tanggung jawab kami semua untuk menjadi saksiMu yang setia sehingga kami bisa mengalami pertolonganMu yang tepat pada waktuNya. Amin Yudi 22 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 28/2012 22 Maret 2012 : Menjadi Buta Hari Biasa Pekan IV Prapaskah Kel 32:7-14, Mzm 106:19-20,21-22,23, Yoh 5:31-47 Yoh 5:46 “Sebab jika kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku” Sungguh menarik bacaan pertama hari ini. Di hadapan seruan Musa, Allah menyesal. Ia mengubah keputusan-Nya: Ia membatalkan rencana-Nya untuk membinasakan umat Israel yang oleh-Nya telah dibebaskan dari perbudakan Mesir dan di tengah mereka telah Ia lakukan banyak mujizat. Lebih dari sekedar gambaran dan bahasa yang digunakan dalam bacaan ini ada satu penting hal yang harus diingat: Allah mendengarkan doa orang yang memohon bagi sesamanya. Hati Allah ‘tersentuh’ saat melihat kita berdoa untuk kebaikan sesama saudara yang jauh atau pada saat seseorang mendoakan kita dengan memohon berkat-Nya. Doa yang seperti ini menandakan kasih yang besar dari hati yang terbuka, karena menunjukkan adanya kepedulian kita akan kebutuhan sesama melebihi kebutuhan kita sendiri. Dimana ada keterbukaan hati, kita dapat melihat lebih dari apa yang kelihatan semata. Yesus mengamati kaum Yehuda yang walaupun memiliki Hukum Musa dan Kitab Suci sebagai acuan mereka tetapi tidak menyadari bahwa keduanya berbicara tentang Yesus. Mereka telah menjadi buta dan angkuh sehingga tidak mampu menyadari kalau kedua sumber ini mengantar pada Kristus yang telah dinubuatkan oleh para nabi dalam Kitab Suci. Di tengah kitapun dapat kita saksikan banyak orang Kristiani yang menjadi buta dan tidak dapat melihat kehadiran Yesus dalam kehidupan mereka, walaupun ada tandatanda yang jelas akan kehadiran-Nya. Mereka selalu ingin mencari kepastian dan mujizat yang bisa menunjukkan bahwa Allah mencintai dan berada dekat dengan mereka. Karena itu sebanyak apapun tanda yang diterima, hati mereka akan selalu menyimpang dan tidak dapat menyadari kasih yang Allah anugerahkan kepada mereka. Sr. Benedicta,OSB Vol. 28/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 23 23 Maret 2012 : Aku Tahu Yesus Mengenalku Hari Biasa Pekan IV Prapaskah,Turibius dr Mogrovejo Keb 2:1a,12-22, Mzm 34:17-18,19-20,21,23, Yoh 7:1-2,10,25-30 Yoh 7:28 Waktu Yesus mengajar di Bait Allah, Ia berseru: “Memang Aku kamu kenal dan kamu tahu dari mana asal-Ku; namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak kamu kenal.” Tahmina, penerjemah aku di Tajikistan, bertanya untuk kesekian kali,”Jeff, I know you are not poor. You have business in Bali, you have people that you love there. But why you are here? Do many things without salary? What are you looking for?” Bagi sebagian orang, jalan hidup yang saya pilih mungkin tidak masuk akal, dan aneh. Meninggalkan kenyamanan yang saya punya di Bali, dan pergi ke Negara yang sebagian orang tidak tahu dimana lokasinya. Bekerja sebagai relawan selama 2 tahun, tanpa bayaran, tunjangan hidup yang pas pasan, dan harus menghadapi masalah masalah yang seharusnya tidak perlu saya miliki. Seorang teman volunteer lain bertanya, “what are you running from? Are you having chronic broken heart? Mid life crisis?” Mungkin ada hal hal yang tidak bisa saya ceritakan pada mereka, dan juga tidak bisa saya tulis disini. Apakah saya ada disini karena sedang lari dari masalah? Atau saya hanya sedang mencari sensasi saja, agar terlihat hebat? Entahlah, saya sendiri tidak tahu mengapa saya ada disini. Tapi Tuhan Yesus pasti tahu mengapa saya ada disini. Segala kejadian dalam hidup saya, yang baik maupun yang buruk, adalah jalan yang Tuhan Yesus tentukan untuk hidup saya. Ketika saya kehilangan apa yang saya cintai, ketika saya menghadapi permasalahan berat, ketika saya bertemu komunitas DOJCC, ketika saya bertemu Nyoman Soma, teman tuna netra saya yang pertama, dan yang akhirnya membuat saya menjadi aktif di dunia penyandang keterbatasan, atau ketika saya bertemu bu Anita yang akhirnya menyeret saya aktif kembali di gereja. Tuhan pasti tahu itu. Dia mempersiapkan itu untuk saya. Saya memang pernah bereaksi keras, saya menangis, saya berteriak, ketika jalan yang Tuhan berikan, tidak seperti yang saya mau. Saya cuma manusia, sama seperti yang lain, tidak tahu apa rencana Tuhan pada hidup saya. Yesus sendiri berkata,” Memang Aku kamu kenal dan kamu tahu dari mana asal-Ku; namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak kamu kenal.” Tentu saja, saya jauh dari sosok Yesus, tapi sama sepertinya, saya ada di sini, di Tajikistan, bukan atas kehendak saya sendiri, tapi saya diutus oleh Dia yang benar. Bedanya, kita kini tahu siapa yang mengutus kita, kita kenal siapa yang mengutus kita. Jeff – Tajikistan 24 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 28/2012 24 Maret 2012 : Kuserahkan Hari Biasa Pekan IV Prapaskah Yer 11:18-20, Mzm 7:2-3,9bc-10,11-12, Yoh 7:40-53 Yer 11:20 “Tuhan menguji hati dan batin…, sebab kepadaMulah kuserahkan segala perkaraku.” Pernahkah anda menuntun orang buta? Orang buta kalau dituntun oleh seseorang akan mempercayakan hidupnya sepenuhnya. Dengan kata lain, orang buta itu tidak akan takut kalau dia akan dijerumuskan ke dalam lobang. Kalau di Australia, banyak orang buta yang dituntun oleh anjing pintar yang tahu kemana tuannya mau pergi. Kadang-kadang kita pun mestinya berlaku sebagai orang buta yang berharap penuh akan tuntunan ke arah atau jalan yang baik. Sebagai orang yang berdosa, kita diajak untuk menjadi “buta” supaya dituntun oleh Tuhan menuju jalan yang benar dan tak sesat. Nabi Yeremia pun dalam hidup dan panggilannya seperti orang “buta” yang tak pandai bicara, tak bisa melihat ke depan apa rencana Tuhan pada dirinya dan akan bangsa Israel, tetapi dia menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan dengan berkata, “Tuhan menguji hati dan batin, sebab kepada Tuhanlah kuserahkan segala perkaraku.” Pada masa prapaskah ini kita diajak untuk berserah kepada Tuhan yang tahu masa depan kita. Segala perkara yang membuat kita kawatir, gelisah dan cemas akan diubah oleh Tuhan menjadi berkat untuk kita supaya kita bertumbuh di dalam iman dan kepercayaan kepadaNya. Saya tidak tahu apa perkara hidup yang sedang anda alami saat ini, tetapi saya yakin Tuhan mengundang Anda yang membaca renungan saat ini dan di sini, supaya berserah kepada Tuhan. Dia sendirilah yang dapat menguji hati dan batin kita bahkan dia lebih mengenail diri dan hati kita lebih dari sendiri. Pertanyaan konyol tetapi ada kebenarannya adalah, “Apakah kita mau menjadi “buta” supaya hidup kita menjadi total berserah kepada Tuhan”. Cobalah pejamkan mata anda sejenak dan rasakan kegelapan yang Anda alami saat ini dan bagaimana besarnya hasrat anda akan tuntunan seseorang…. Rm.Vincent, MGL Vol. 28/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 25 25 Maret 2012 : Bersedia Menghadapi Kenyataan Hidup HARI MINGGU PRAPASKAH V Yer 31:31-34, Mzm 51:3-4,12-13,14-15, Ibr 5:7-9, Yoh 12:20-33 Yohanes 12:27 Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini. Bapa, muliakanlah nama-Mu!” Secara manusiawi, kita semua mengalami perasaan takut dalam menghadapi suatu bencana yang mengacam nyawa kita. Seperti yang aku alami di Australia, para medis atau dokter biasanya mengiformasikan pasien kapan dia akan pergi dari dunia ini. Menjelang akhir tahun 2008 aku bersama sebuah pasangan suami sitri yang sedang berada bersama Ibunda mereka, Martha yang sakit. Martha menderita penyakit kanker. Para medis telah mengiformasikan kapan dia harus pergi. Aku melihat Sang anak dan anak begitu menantu sedih mengucapkan kata-kata terakhir buat Ibunda tercinta. Sang ibu memang kelihatan takut dan ragu kalau dia akan pergi dari dunia ini. Namun di balik persaan takut dan ragu itu, terpampang iman yang kuat. Seperti disharingkan ternyata ia telah mempersiapkan diri untuk menghadapi kenyataan itu. Dia percaya bahwa ini adalah saat dan waktu yang ditunggu-tunggu. Dengan senyum yang dihiasi dengan air mata kebahagiaan, dia mengatakan, “Aku ingin pergi dan aku telah siap.” Cerita di atas menuntun kita sekalian untuk merefleksikan bacaan-bacaan hari ini. Bacaanbacaan hari ini, terlebih bacaan Injil, mengisahkan tentang bagaimana Yesus berhadapan dengan apa yang akan terjadi dengan dirinya. Dia mengalami perang batin. Dia merasa takut dan cemas untuk menghadapi kenyataan itu. Dia berkata: Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini. Bapa, muliakanlah nama-Mu!” Kisah ini menunjukan kepada kita bagaimana Yesus berperang melawan perasaan takutNya itu. Dia berusaha untuk mengelak dari peristiwa salib yang akan terjadi pada diriNya. Kalau kita berpikir, tidak ada seorangpun mati pada umur yagn semuda itu. Berbeda dengan Martha sang Ibu yang bersedia untuk pergi. Martha waktu itu sudah berumur 89 tahun. Karena itu dia bersedia untuk meninggalkan dunia ini. Sedangkan Yesus waktu itu baru berumur 33 tahun. Tidak ada seorangpun mati dengan cara hukuman mati seperti itu. Namun demikian karena ketaatanNya kepada Bapa, Yesus bersedia untuk menjalani hukuman seperti itu. Keteguhan batin bukan berarti tidak pernah merasa takut. Keteguhan atau ketekatan batin berarti mengalami perasan takut yang sungguh dan dalam kesediaan untuk menghadapi kenyataan atau menjalani apa yang diberikan. Karena keteguhan hati inilah Yesus miliki. Dia takut dan ragu tetapi mempunya iman yang teguh akan rencana dan kehendak BapaNya. Kita sering dengan mudah berlari dari kenyataan. Kita tidak menginginkan untuk disakiti. Kita begitu takut dan sering orang berlari dari kenyataan yang sebenarnya. Marilah kita belajar dari pengalaman Yesus. Pengalaman Yesus dapat kita rasakan lewat kenyataan yang dialami oleh Martha. Marilah kita siapkan batin hati kita untuk menghadap kenyataan hidup kita. Karena Tuhan selalu berjalan bersama kita di jalan panggilan kita. Tangisan Yesus dijawab oleh BapaNya di Surga. Sekiranya kita bersedia menjalani hidup ini, Tuhan akan selalu menyertai kita. Rm. Joseph, MGL 26 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 28/2012 26 Maret 2012 : Sukacita dan Tanggungjawab HARI RAYA KABAR SUKACITA Yes 7:10-14, 8:10, Mzm 40:7-8a,8b-9,10,11, Ibr 10:4-10, Luk Lukas 1:28b, “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” 1:26-38 Salah seorang sahabat saya, ketika mengambil keputusan untuk menikah, usianya sudah tidak muda lagi. Kurang lebih berusia 42 tahun. Kabar yang paling menggembirakan, yang membuat dia menangis terharu, adalah saat pacarnya menerima usulnya agar mereka segera menikah di gereja. Penantian yang panjang, akhirnya berlabuh juga. Sukacita itu membuat dia bersemangat mengurus semua persiapan pernikahan. Namun, dia masih selalu bertanya-tanya, “Apakah cowoknya bersungguh-sungguh,” “Apakah usianya masih memungkinkan dia memiliki anak?” “Apakah banyak orang akan mentertawakannya, ketika mengetahui usianya?” “Apakah pernikahan ini akan langgeng?” dan sebagainya. Sebagai sahabat, kami mendengarkan dan berusaha membuat dia tetap optimis sampai tiba hari pernikahannya. Ternyata, di balik sebuah kabar sukacita tersembunyi tanggung jawab dan beban yang perlu diperhitungkan sebelumnya. Tetapi Tuhan tidak membiarkan kita berjalan sendiri. Ada sahabat, orang tua, saudara, suami/istri/anak dan bahkan fans/orang-orang yang bersimpati berjalan bersama kita menyelesaikan tanggung jawab itu. Begitu pun yang dialami Bunda Maria. Ketika Bunda Maria menerima kabar dari Malaikat Gabriel, Suka cita itu menjadi sebuah tanggung jawab besar; mengandung Anak Allah, dengan resiko penghinaan karena belum menikah. Sejak menerima kabar suka cita itu, Maria mulai memikul salib. Tetapi Tuhan tidak membiarkan Bunda Maria memikul salib itu sendiri. Santo Yoseph yang semula menolak, akhirnya mengikuti saran Malaikat yang sama dalam mimpinya untuk bersama Bunda Maria memikul salib itu. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang diberikan tugas dan tanggung jawab untuk kemuliaan nama Tuhan dibiarkan bekerja sendiri. Tuhan pasti akan menghadirkan banyak orang disekelilingnya, dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing untuk saling mendukung menyelesaikan tugas dan tangung jawab yang dari Tuhan tersebut. Bunda Maria, bantulah kami agar dapat berserah dan percaya penuh kepada Tuhan. Amin. NaRitA Vol. 28/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 27 27 Maret 2012 : Apakah Aku Berhutang pada Sang Bapa ? Hari Biasa Pekan V Prapaskah Bil 21:4-9, Mzm 102:2-3,16-18,19-21, Yoh 8:21-30 Mat18:35 Demikian pula akan dilakukan BapaKu terhadap kamu jikalau kamu masing masing tidak mengampuni saudara-saudaramu dengan segenap hati.” Tampaknya pegawai ini benar benar tidak tahu diri. Sudah diberi belas kasih sebegitu besar, kok tidak ada keinginan membagikan belas kasih itu pada orang lain. Apa mungkin kita bisa seperti itu? Kalau tidak, mengapa Yesus bercerita demikian? Perlu ditekankan bahwa Yesus berkata ini untuk kita semua masing masing, bukan hanya untuk mereka pendosa besar saja. Kalau begitu apakah kita sudah sadar bahwa kita semua adalah layaknya si pegawai itu? Apakah kita masih berpikir bahwa dengan perbuatan baik kita, dosa dosa kecil kita bisa terlunas!? Apakah dengan usaha sendiri kita bisa masuk surga...? Kalau begitu kita tidak butuh Yesus yang sudah mati dikayu salib menebus dosa dosa kita. Dosa kita walau tampaknya kecil, jadi tidak terukur besarnya karena derajat Tuhan yang maha tinggi. Bayangkan saja kalau kita menampar seorang presiden, pastilah jauh lebih daripada menampar orang biasa. Padahal Tuhan itu jauh diatas derajat presiden. Sedangkan Tuhan Yesus berkata, apapun yang kau lakukan pada saudara-saudara yang paling terhina sekalipun, kau lakukan padaKu (Mt 25:40). Karena itu tamparan, pukulan, maki-maki kita pada sesama menyebabkan dosa berat pada Tuhan yang tak terlunaskan. Mengampuni dengan segenap hati itu hanya bisa terjadi kalau kita benar benar sadar bahwa Yesus sudah mati disalib untuk menebus dosa dosa kita, bahkan bila diseluruh bumi hanya hidup kita seorang diri saja. Mengampuni dengan segenap hati itu adalah sebuah keputusan, bukan semata-mata perasaan. Kita bisa masih kesal, bahkan merasa sakit hati, marah, dll. Tapi dengan kesadaran atas belas kasih Tuhan, kita memutuskan untuk memaafkan, setiap saat kita merasa marah, kesal ketika teringat akan orang yang bersalah pada kita. Kita mau mengucapkan: Saya mengampuni… (nama orang tersebut)… dengan segenap hati… sebab Tuhan Yesus sudah terlebih dahulu mengampuni saya. Mengampuni dengan segenap hati berarti tidak mau balas dendam, tidak lagi mengepalkan tangan kita, ataupun mencaci maki. Memang ini sangat sulit, karena mengampuni dengan segenap hati itu sebenarnya diluar kemampuan manusiawi kita sendiri. Kita perlu kuasa Roh Kudus untuk memampukan kita mengampuni. Ya Bapa, aku bersyukur atas berkat pengampunanMu, dan pengorbanan AnakMu Tuhan kami Yesus Kristus yang mati dikayu salib untuk menebus dosa dosaku. Sadarkanlah aku selalu, kuatkanlah aku dengan Roh KudusMu, agar aku mampu mengampuni semua yang bersalah padaku dengan segenap hatiku. Ya Yesus berikanlah aku hatiMu yang penuh belas kasih itu. Amin. Fr. David, MGL 28 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 28/2012 28 Maret 2012 : Jadilah Pemain Akrobat yang Handal !! Hari Biasa Pekan V Prapaskah Dan 3:14-20,24-25,28, MT Dan 3:52,53,54,55,56, Yoh 8:31-42 Yoh 8:31 Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku Sudah sering kita mendengar, “Ah, aku sibuk dengan pekerjaanku !! Jadi gak pernah sempat untuk datang ke Gereja !” Bahkan, kita pun pernah mengatakan kalimat di atas kepada teman gereja atau teman komunitas. Saya juga tidak berani menyalahkan orang-orang yang berkata seperti di atas, karena terkadang saya juga masih mengalami kejadian seperti yang disebutkan di atas. Brian Dyson, mantan eksekutif dalam Coca – Cola pernah menyampaikan pidato yang menarik mengenai arti hidup. Hidup layaknya sebuah pemain akrobat yang memegang lima bola untuk dilemparkan di udara. Bola – bola tersebut kita namakan dengan Pekerjaan, Keluarga, Kesehatan, Sahabat, dan Semangat. Dia berkata, bahwa kita mesti menjaga ke semua bola itu agar tetap di udara dan jangan ada yang terjatuh. Jikalau situasi tidak memungkinkan dan mengharuskan kita melepas salah satunya, maka lepaskanlah Pekerjaan !! Pikirku saat itu, “mudah sekali ngomong asal lepas aja, ntar untuk hidup sehari – hari gimana dong kalo gak bekerja ?” Brian menjelaskan bahwa pekerjaan ibaratnya adalah sebuah bola karet. Apabila ia jatuh, ia akan melambung lagi – begitupun dengan pekerjaan kita, apabila kehilangan pekerjaan, maka pekerjaan itu bisa dicari atau diperjuangkan kembali. Sedangkan, ke empat bola lainnya ibarat sebuah bola kaca. Ketika anda menjatuhkannya, maka akan sangat fatal akibatnya !! Uang hilang, masih bisa dicari, tapi apakah kita bisa “membeli” keluarga / sahabat ?? Atau bahkan kesehatan kita, jika kita terkena penyakit kritis. Membaca refleksi singkat tersebut, Brian ingin mengajak kita semua supaya dapat menjaga skala prioritas hidup kita agar berjalan seimbang. Rasanya pas juga, jika saya menambahkan satu bola lagi yaitu Firman Tuhan. Firman Tuhan juga penting dalam kehidupan kita sebagai seorang Kristiani. Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus berkata dan berani menjamin kepada mereka yang percaya kepadaNya, bahwa barangsiapa tinggal dalam firman-Nya, maka ia adalah benar murid-Nya. Firman Tuhan apabila tidak menjadi pedoman atau penuntun kehidupan kita, suatu saat firman itu akan jatuh dan pecah seperti bola kaca. Kita hidup bukan hanya dari roti saja (makanan jasmani), tetapi juga dari setiap firman Allah yang hidup. Tinggal dalam firman Tuhan dapat dilakukan dengan menaati segala perintah-Nya dan hidup seturut firman Tuhan dalam kitab suci. Mari kita berusaha menjadi seorang pemain akrobat, yang mampu menjaga “bola-bola kaca” dalam hidup kita bisa melambung di udara / berjalan seimbang dengan “bola-bola karet” di tangan kita yang lain. Sehingga suatu saat, kita bisa berani untuk mengatakan, “Ya, saya bisa untuk datang ke Gereja dan berkumpul dengan teman-teman komunitas !! “Tidak ada lagi kata sibuk dengan pekerjaan dalam kamus kehidupan saya !!” Sibuk untuk Dia lebih indah dan berkesan, dibandingkan sibuk dengan perkara-perkara duniawi lainnya. Let’s fight together to stay and do action through his Words !! KRIS Vol. 28/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 29 29 Maret 2012 : Sungguh Ajaib Karya Tuhan, we are equal in Christ Hari Biasa Pekan V Prapaskah Kej 17:3-9, Mzm 105:4-5,6-7,8-9, Yoh 8:51-59 Mzm 105 :5-6 “ Ingatlah perbuatan-perbuatanNya yang ajaib yang dilakukanNya, mujizat-mujizatNya dan penghukuman-penghukuman yang diucapkanNya, hai anak cucu Abraham, hambaNya, hai anak-anak Yakub, orang-orang pilihanNya!” Hal yang paling membosankan bagi saya ketika membaca alkitab adalah saat membaca silsilah salah satu tokoh dalam alkitab. Perlu kita ketahui ada beberapa bagian yang mencatat berbagai sisilah diantaranya Kitab Kejadian, Bilangan dan Tawarikh. Dalam perjanjian baru, hanya ada satu daftar sisilah yang dicatat disana yaitu Injil Matius pasal yang 1 mengenai Sisilah Yesus Kristus. Yang menarik bagi saya, sisilah yang tercatat di Matius ini memiliki perbedaan dengan umumnya sisilah lain di Perjanjian Lama. Salah satunya adalah dicantumkannya nama beberapa wanita disana. Ada Tamar, Rahab, Rut, istri Uria (Batsyeba) dan Maria Bunda Kristus. Perlu diketahui pula bahwa budaya bangsa Yahudi adalah budaya Patriakal (ketidaksetaraan gender antara pria dan wanita), sehingga hal ini menjadi menarik. Mengapa Matius mencatat dengan cara seperti ini? Kita percaya ketika Matius menulis alkitab dengan diilhami oleh Roh Kudus. Penulisan kisah dalam Matius ini juga tidak lepas dari campur tangan Tuhan yang ingin menyampaikan pesanNya pada kita. Penulisan sisilah Yesus Kristus ini bukan hanya menunjukkan bahwa Yesus berasal dari keturunan Abraham, Raja Daud sampai dengan Yakub orang-orang pilihan Tuhan, yang sudah tidak asing lagi bagi kita. Namun ada hal lain yang perlu kita ketahui juga bahwa dalam sisilah ini menunjukan “sudah tidak ada lagi sekat antara pria dan wanita, serta posisi di masyarakat saat itu”, dimana tidak ada sekat antara posisi seorang Raja besar yaitu Daud dan seorang pelacur yaitu Rahab, tidak diperlakukan berbedabeda, dalam penulisan sisilah Tuhan Yesus ini. Peran mereka semua diakui tanpa terkecuali. Itulah juga pesan yang disampaikan Kristus dalam pelayananNya di bumi. Ia datang untuk semua orang. Melalui sisilah inilah menjadi perenungan yang mendalam bagi saya, seperti yang dikatakan oleh pemazmur perbuatan-perbuatan Allah yang ajaib, didalam karya keselamatan umat manusia, mulai dari posisi nomor satu seorang Raja Daud sampai dengan Rahab seorang pelacur, masuk dalam sisilah Tuhan Yesus Kristus. Sungguh tak terselami jalan-jalanNya, mujizat-mujizatNya. Marilah kita bersyukur untuk segala kebaikanNya. Tuhan tidak membeda-bedakan manusia dari gender atau hal-hal lahiriah, atau masa lalu kita yang bergelimang dosa atau apapun itu, posisi kita dalam masyarakat. Kita semua sama didalam Kristus. Karena Tuhan datang untuk menyelamatkan kita orang-orang berdosa yang memerlukan pertobatan. Ketika Tuhan Yesus sudah menebus kita dengan wafat disalib atas dosa-dosa, penghukuman-penghukuman kita, sehingga melalui penebusan ini kita layak menerima kasih karunia dari Allah. Marilah kita merenungan perjalanan kehidupan kita sampai dengan saat ini, melalui “Silsilah Tuhan Yesus Kristus” menjadikan sebuah wacana dan langkah iman, bahwa Sungguh Ajaib Karya Tuhan dalam keselamatan...Kita semua diundang untuk menerima karya itu dengan meninggalkan kehidupan dan pola pikir yang lama menuju kehidupan, pola pikir baru yang diubahkan. Sehingga tantangan apapun yang kita temui tidak membuat kita mundur, tapi setiap kejadian yang ada menjadi perenungan bagi kita, untuk “mundur sejenak”...seperti anak panah yang ditarik mundur...untuk maju melesat jauh kedepan dari pada sebelumnya sesuai dengan perintah Sang komandan, kemana anak panah itu akan ditembakkan, kemanapun kita akan diutus... Selamat menjalani kehidupan yang diberkati dan diubahkan bersama Tuhan. Lulu 30 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 28/2012 30 Maret 2012 : Revenge is Sweet Hari Biasa Pekan V Prapaskah,SP Maria Berdukacita Yer 20:10-13, Mzm 18:2-3a,3bc-4,5-6,7, Yoh 10:31-42 Yer 20:12 Ya TUHAN semesta alam, yang menguji orang benar, yang melihat batin dan hati, biarlah aku melihat pembalasan-Mu terhadap mereka, sebab kepadaMulah kuserahkan perkaraku. REVENGE IS SWEET. Balas dendam adalah manis. Kalimat itu yang sering saya temukan ketika “googling” tentang topik balas dendam. Kok bisa? Bukannya balas dendam itu menyakitkan ya? Ketika Anda disakiti oleh orang yang Anda sayangi atau dikhianati oleh teman yang begitu Anda percaya, bukankah ada sedikit kemarahan di dalam hati yang bisa memicu Anda untuk balas dendam? Kalau saya pribadi, ketika saya disakiti saya pun akan membalas mereka yang menyakiti saya. Eits.. tapi membalasnya dengan cara lain, bukan dengan menyakiti mereka kembali, sama aja donk ya saya sama mereka kalo saya juga ikut menyakiti mereka? Balas mereka dengan cara “menyakiti” yang lain. Contohnya ketika orang lain mengejek Anda gendut dan jelek semasa sekolah, “balas” mereka dengan Anda berolahraga giat, menjaga pola makan sehingga beberapa tahun ke depan mereka akan melihat Anda sebagai orang yang baru yang memiliki tubuh yang sehat. Otomatis, secara alamiah mereka akan kembali ke ingatan beberapa tahun silam ketika mereka sering mengejek Anda, mereka akan “terbalas” dengan sendirinya. Ketika pacar Anda mengkhianati Anda, “balas” lah dia dengan Anda berjuang untuk tegar dan kembali menjalani hidup dengan bahagia sembari mengharap dan berdoa suatu saat Tuhan akan memberikan pilihanNya yang sudah Dia siapkan untuk Anda sejak lama. Karena ketika saat itu tiba Anda akan benar – benar tersenyum bahagia, dan Anda tidak akan pernah tahu saat Anda tersenyum bahagia itu, mungkin mantan pacar Anda merasa menyesal kenapa saat itu dia melepaskan orang yang begitu berharga seperti Anda. Kita nggak akan pernah tahu kan? Dan hal “balas membalas” ini yang saya contoh dari Tuhan kita Yesus, lihat bagaimana Yesus membalas orang – orang yang menyakitinya, yang menyalibkannya. Dia membalasnya dengan darahNya yang mulia untuk menyelamatkan kita manusia berdosa yang sering menyakiti hatinya. Memang hidup itu tidak akan pernah lepas dari yang namanya masalah dan cobaan, karena Tuhan ingin kita bisa bertumbuh dan “naik kelas” dari setiap cobaan yang Dia berikan. Beberapa pengalaman hidup saya sampai sekarang membuat saya belajar. Saya belajar untuk berterima kasih dan bersyukur Tuhan mengirimkan orang – orang yang menyakiti saya, saya belajar untuk tidak membalas mereka dengan cara yang menyakitkan, karena saya yakin dan percaya, tidak perlu membuang waktu kita untuk memikirkan cara membalas orang – orang yang menyakiti kita, supaya mereka pun merasakan sakit yang kita alami. Setiap orang akan mendapatkan pembalasan nya sendiri. Termasuk, saya, Anda, dan orang – orang yang pernah menyakiti hati kita. Kenapa kita harus memutar otak memikirkan cara membalas orang yang berlaku jahat pada kita disaat kita punya waktu untuk membahagiakan orang – orang yang kita cintai dan mencintai kita? maia Vol. 28/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 31 31 Maret 2012 : Kalau Benar katakan Benar, Kalau Salah katakan Salah Hari Biasa Pekan V Prapaskah, Luka-luka Mulia Yesus Kristus Yeh 37:21-28, MT Yer 31:10,11-12ab,13, Yoh 11:45-56 Yoh 11: 49,52 “Kayafas, Imam Besar pada tahun itu … bernubuat, bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu, dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai .” Yehezkiel adalah nabi yang lahir, tumbuh dan diutus di tempat pembuangan di negeri orang Kasdim (Yeh 1:3). Ia dipanggil Yahweh di pinggir sungai Kebar (Yeh 1:3) kepada bangsa Israel di pembuangan. Mereka perlahan mulai lupa akan identitasnya sebagai bangsa pilihan Tuhan karena kerasnya hidup di pembuangan, tanpa Bait Allah, hidup di negeri orang, dan pasti mengalami cultural shock juga. Mereka mulai kompromi dan mengadopsi budaya asing yang bertentangan dengan keyakinan mereka sendiri. Mereka mulai tidak menghargai Yahweh yang dianggap sebagai Allah penipu dan tidak perduli dengan nasib mereka yang terpencar-pencar di pembuangan. Tiap orang sibuk dengan urusan hidupnya masing-masing dan tidak ada waktu untuk sekedar berdiam mengingat kembali identitas mereka sebagai bangsa pilihan. Nah, tugas Yehezkiel adalah mengingatkan mereka akan identitas mereka dan bahwa Yahweh tidak akan memalingkan muka dari mereka yang hidup di pembuangan. Tugas yang tidak mudah. Hari ini Yehezkiel punya tugas lebih khusus lagi untuk meyampaikan janji Allah yang akan menyatukan Israel di bawah satu raja, seperti waktu zaman Raja Daud. Masalah yang dihadapi Israel dalam masa pembuagan agaknya sama dengan masalah yang kita hadapi sekarang ini. Sebagai pengikut Kristus kita mengklaim diri sebagai anakanak Tuhan. Nah, sebagai anak-anak Tuhan maka kita mempunyai pandangan dan kepercayaan sendiri yang seringkali berbeda dengan mayoritas orang yang hidup di sekitar kita. Umat Katolik di Indonesia mungkin sama seperti orang-orang Israel yang dibuang. Kita seringkali menjadi orang yang kompromistis; membenarkan yang salah, atau permisif; membiarkan yang salah, atau pragmatis; cari gampang dalam hidup. Kalau sudah demikian, maka yang diperlukan Gereja adalah seruan Yehezkiel baru untuk kembali setia pada iman Kekristenan kita. Kita harus yakin bahwa di tengah penderitaan dan tantangan hidup sebagai minoritas, kita tidak pernah boleh lupa akan identitas kita sebagai anakanak Tuhan, yang dikasihi lebih daripada ibu mengasihi anak-anaknya. Yohanes mengisahkan bagaimana kompromistisnya para orang Farisi dan ahli Taurat yang berpendapat bahwa lebih baik Yesus dibunuh sebelum menarik perhatian Pemerintah Romawi. Waktu itu ada berita heboh bahwa Yesus membangkitkan Lazarus yang sudah empat hari meninggal. Luar biasa, orang Yahudi punya harapan besar. Mereka memiliki Yesus yang bisa menghidupkan orang mati. Harapan untuk revolusi memang membumbung tinggi, membuat para pemimpin Yahudi kuatir bahwa tindakan Yesus malah akan membawa petaka bagi seluruh bangsa. Keputusan mereka bulat, daripada semua orang Yahudi dilenyapkan dari muka bumi maka lebih baik satu orang saja yang mati. Apa yang terjadi kemudian memang di luar dugaan para pemimpin Yahudi. Kematian Yesus di salib tidak berarti menekan jumlah pengikut-Nya. Dengan kekuatan Roh Kudus, pengikut-Nya malah bertambah melintasi suku, bangsa, ruang dan waktu. Karena itu kita sebenarnya tidak perlu takut dan kemudian menjadi kompromistis, permisif dan pragmatis. Kalau benar katakan benar, kalau salah katakan salah, karena selebihnya berasal dari si jahat. Diakon Wenz, MGL 32 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 28/2012