UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE IMAGE STREAMING (Pengaliran Bayangan) Oleh Nurul Hasanah ABTRACT Method of Image Streaming (jetting shadow), an activity to let the shadows come and appear before the eyes of your mind. But do not consciously decide the content of these images. And while you view the images, describe aloud to an external focus (tape recorder or listener) the content of these images in detail (Wenger, 2011: 308). Image Streaming (drainage shadow) connects directly powers the verbal conscious mental powers are much richer, smoother, and more thorough. These resources more quickly and easily into private property and those who are rich and insightful eventually become part of an ongoing conscious perception. Drainage of the shadow caused some parts of the brain and mind work together more closely. This integration build balance, strengthen the weak points and to quickly increase the strength of intellectual child. Abstrak Metode Image Streaming (pengaliran bayangan), merupakan kegiatan membiarkan bayangan-bayangan hadir dan muncul di hadapan mata fikiran Anda. Tetapi tidak memutuskan secara sadar isi bayangan-bayangan tersebut. Dan sementara Anda melihat bayangan-bayangan itu, deskripsikan dengan lantang kepada fokus eksternal (alat perekam atau pendengar) isi bayangan-bayangan tersebut dengan detail (Wenger, 2011 : 308). Image Streaming (pengaliran bayangan) menghubungkan secara langsung daya-daya verbal sadar dengan daya-daya mental yang jauh lebih kaya, lebih halus, dan lebih menyeluruh. Sumber-sumber ini semakin cepat dan mudah menjadi milik pribadi dan mereka-mereka yang kaya dan berwawasan lama-kelamaan menjadi bagian dari persepsi sadar yang sedang berlangsung. Pengaliran bayangan menyebabkan beberapa bagian otak dan pikiran bekerja sama lebih erat. Intergrasi ini membangun keseimbangan, memperkuat titiktitik lemah dan dengan cepat meningkatkan kekuatan intelektual anak. A. Pendahuluan Pada zaman sekarang, keterampilan berbahasa mempunyai kedudukan yang sangat penting. Tanpa berbahasa, seseorang tidak dapat berkomunikasi dengan baik secara lisan maupun tulisan dalam mengungkapkna ide tau gagasan kepada orang lain. Keterampilan berbahasa ini, mencakup empat aspek yakni menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Kedudukan menulis berada pada tingkat paling akhir karena menulis merupakan tingkat yang rendah diantara keempat aspek bahasa tersebut. 1 Keterampilan menulis, perlu dimiliki oleh setiap orang untuk mengembangkan bakat pribadi seseorang melalui sebuah tulisan. Berlatih menulis merupakan modal utama untuk menggali potensi dalam mengungkapkan ide tau gagasan. Oleh sebab itu, keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang harus diutamakan karena, tanpa menulis apalah arti ilmu pengetahuan yang kita miliki, kalau tidak bisa kita tuangkan ke dalam sebuah tulisan. Dalam penelitian ini, keterampilan menulis menjadi penting karena, seseorang dituntut untuk bisa menuangkan ide, pikiran dan perasaannya kepada orang lain atau kepada dirinya sendiri. Kerugian yang terjadi jika proses menulis tidak ditingkatkan, maka hambatanhambatan yang ada dalam tulisan akan terus berkembang dan sulit untuk diatasi karena tidak adanya proses usaha dan latihan. Selain itu, keterampilan menulis merupakan keterampilan yang cukup sulit. Peranan guru sebagai pengajar harus mementingkan metode pengajaran yang praktis dan efisien. Seorang murid atau siswa akan jenuh jika pembelajaran menulis hanya bisa diterapkan dalam satu metode, tanpa metode yang baik, peran guru dalam pembelajaran menulis kurang bisa membangkitkan gairah dan kemauan siswa dalam belajar menulis. Selain semangat, modal menulis adalah kemauan. Apabila siswa tidak memiliki kemauan maka guru tidak bisa memaksa kehendaknya sendiri, kemudian ada juga motivasi atau dorongan baik motivasi dari luar maupun dari dalam. Sebagai salah satu keterampilan yang harus dikuasai siswa, keterampilan menulis tidak hanya melibatkan unsur kebahasaan, tetapi juga unsur di luar bahasa. Kreativitas dan wawasan yang dimiliki penulis ikut berpengaruh terhadap hasil tulisan. Bobbi DePorter dan Mike Hernacki (2000:179) menyatakan bahwa menulis adalah aktivitas seluruh otak yang menggunakan belahan otak kanan (emosional) dan belahan otak kiri (logika). Menurut Bobbi dan Mike, belahan otak kanan merupakan tempat munculnya gagasan baru, imajinasi, gairah, emosi, semangat, spontanitas, warna, dan kegembiraan. Sedangkan di belahan otak kiri terdapat pengetahuan formal terkait kegiatan menulis itu sendiri seperti, teknik menulis, perencanaan, outline, tata bahasa, penyuntingan, penulisan kembali, penelitian, dan tata bahasa. Hal ini membawa pemahaman bahwa tulisan tidak hanya menyangkut bahasa yang dikuasai penulis tetapi unsur-unsur lainpun dapat terungkapkan melalui tulisan. Konteks akhirnya, tulisan merupakan sebuah produk atau cerminan dari apa yang dipikirkan, dikuasai, dan apa yang ingin diutarakan penulisnya. Oleh karena itu, sebagian orang beranggapan bahwa menulis adalah keterampilan yang paling sulit dikuasai dibanding dengan aspek 2 keterampilan bahasa yang lainnya. Sugiran (2008:54) menyatakan kesulitan yang sering dialami siswa dalam menulis adalah (1) menemukan gagasan yang ingin disampaikan atau ditulis, (2) mengorganisasikan gagasan dengan kata-kata, (3) memilih kata-kata yang tepat untuk mengungkapkan gagasan yang telah dipilih, (4) memulai mengungkapkan gagasan, dan (5) mengakhiri atau menutup tulisan. Berdasarkan pengamatan penulis, siswa masih menganggap bahwa kegiatan menulis masih dianggap sebagai kegiatan yang menyulitkan, membosankan, menguras waktu dan pikiran, menuntut perhatian lebih, dan harus dilakukan dengan subgguh-sungguh. Hal tersebut tampak dari sebagian siswa yang masih merasa kesulitan mencari ide dalam menulis sehingga tidak jarang siswa merasa enggan ketika ditugaskan untuk menulis karangan. Pada zaman sekarang ini, pembelajaran menulis masih rendah karena, kurangnya kreativitas dari guru, selain itu dari segi metode pembelajaran yang digunakan pun, kurang begitu sempurna sehingga kurang merangsang siswa dalam menuliskan sebuah tulisan. Kalau dipaparkan hambatan-hambatan yang terjadi, atau faktor yang menyebabkan proses menulis kurang berkembang di Indonesia itu karena, dipengaruhi oleh beberapa hambatan diantaranya, siswa tidak mempunyai bakat untuk menulis, siswa jarang berlatih menulis, guru kurang terampil dalam mengajarkan menulis, serta wawasan yang minim pun menjadi salah satu faktor keberhasilan dalam proses melaksanakan latihan menulis, baik itu wawasan dari siswa atau pun guru itu sendiri. Ada beberapa alasan mengapa keterampilan menulis harus dimiliki oleh setiap orang, pertama, keterampilan menulis merupakan budaya produktif karena, ketika kita sedang menulis maka didalam diri kita terjadi proses produksi kemudian dilanjutkan lagi dengan adanya kemampuan berfikir kritis dan analitis. Kedua, dengan berkurangnya budaya tulis, terjadi rendahnya terbitan (buku, Koran, majalah dan tabloid) yang beredar di Indonesia. Ketiga, menulis merupakan salah satu langkah menuju keabadian yakni karya tulis berbeda dengan manusia. Keempat, menulis berarti menata pikiran kita. Kelima, menulis bisa menyebarkan informasi kepada orang lain. Selama peneliti melaksanakan PPLT di SMA Negeri I Pantai Cermin, keterampilan menulis cukup digemari oleh siswa walaupun, ada beberapa siswa yang kurang berantusias dalam keterampilan menulis. Tetapi, itu bukanlah kendala yang besar selama masih ada komunikasi atau kerja sama antara guru dan siswa. Bagi pelajar, pokok bahasan menulis cerpen merupakan salah satu kompetensi yang diharapkan dari kelas X MAS PAB seperti 3 yang tertulis dalam KTSP adalah “siswa mampu mengungkapkan pengalaman diri sendiri dan orang lain ke dalam cerpen”. Apabila kita melihat kedudukan atau perkembangan bahasa tulis sekarang ini, maka keterampilan menulis mempunyai posisi yang sangat amat penting dibandingkan dengan keterampilan berbahasa yang lain. Saat ini banyak pihak yang menilai pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah belum mencapai hasil yang memuaskan seperti dari segi keterampilan menulis. Disini, posisi guru bahasa Indonesia dapat membantu para siswa untuk meningkatkan hasil belajar menulis cerpen maka, kualitas pembelajaran perlu ditingkatkan. Dan, salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar dengan mengembangkan kegiatan belajar secara bervariasi. Upaya yang harus dilakukan adalah mengembangkan metode pembelajaran dalam mengajar, menyusun program pembelajaran sesuai dengan metode pembelajaran yang dipilih, kemudian menerapkannya. Dalam meningkatkan keterampilan menulis, perlu adanya suatu metode pembelajaran. Salah satu metode pembelajaran yang diharapkan, yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menulis cerpen adalah metode Image Streaming (pengaliran bayangan). Atau lebih jelasnya imej atau bayangan siswa adalah cara memperdayakan kemampuan imaji, mengolah objek tertentu, hasilnya dideskripsikan dengan bantuan persepsi-persepsi tak sadar. Pentingnya melakukan metode ini karena, metode ini lebih mendominasi pada unsur bayangan yang didapatkan oleh siswa. Dan guru tidak membatasi siswa untuk mendapatkan bayangannya, dalam artian siswa diberikan kebebasan untuk mendapatkan bayangan apapun yang siswa dapatkan. Dengan kata lain, metode pengaliran bayangan itu sendiri adalah suatu metode untuk mempecepat dan meningkatkan pembelajaran (Wenger, 2011:333). Perlu Adanya Keterampilan Menurut Depdiknas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (2005:1180) dikatakan, “keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas”. Vagustin (dalam http://aksay.multiplay.com/jornal/item/20), menyatakan bahwa “keterampilan merupakan kecakapan melaksanakan, mengelolah dan menciptakan dengan dasar kinerja psychomotoric-skill”. Selanjutnya Kamisa (1997:357) mengatakan bahwa, 4 “keterampilan” adalah kesanggupan atau kekuatan, kekayaan yang menghendaki kecerdasan serta perhatian yang lebih tinggi. Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan (skill) adalah kesanggupan, kekuatan untuk mengoprasikan suatu pekerjaan secara mudah dan cermat yang membutuhkan kemampuan dasar dan keterampilan yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan sesuatu pada bidang tertentu. Keterampilan Menulis Menulis merupakan salah satu bagian dari empat keterampilan berbahasa. Menulis bukanlah hal yang sulit, tetapi tidak juga dikatakan mudah. Menulis dikatakan bukan hal yang sulit bila menulis hanya diartikan sebagai aktivitas mengungkapkan gagasan melalui lambang-lambang grafis tanpa memperhatikan unsur penulisan dan unsur di luar penulisan seperti pembaca. Sementara itu, sebagian besar orang berpendapat bahwa menulis bukan hal mudah sebab diperlukan banyak bekal bagi seseorang untuk keterampilan menulis. Menulis adalah proses kegiatan pikiran manusia yang hendak mengungkapkan kandungan jiwanya kepada orang lain atau kepada dirinya sendiri dalam bentuk tulisan (Nurjanah, 2005:8). Maksud pernyataan diatas adalah menulis merupakan pengungkapan perasaan yang mendalam yang ditujukan kepada orang lain sebagai pengungkapan ekspresinya. Menulis bukan sekedar menggambarkan huruf-huruf akan tetapi ada pesan yang dibawa penulis penggambaran huruf-huruf tersebut yakni karangan-karangan sebagai ekspresi, pikiran, gagasan,pendapat, pengalaman yang disusun secara sistematis dan logis (Dewi, 2005:11). Maksud pernyataan diatas adalah menulis bukan hanya menuntut anggota badan saja yang bekerja, tetapi menuntut juga pemahaman untuk mengartikan pesan-pesan yang ada dalam sebuah tulisan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa menulis adalah sebuah proses yang kompleks yang mana di dalam prosesnya dapat dikembangkan dengan menggunakan kemampuan berpikir dinamis, kemampuan analitis, dan kemampuan membedakan berbagai hal secara akurat dan valid. Menulis bukan hanya sebuah cara untuk mendemonstrasikan hal yang telah diketahui, lebih dari itu menulis adalah cara untuk memahami hal yang telah diketahui tersebut. Selanjutnya, menulis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam 5 seluruh proses belajar yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Menulis memerlukan keterampilan karena diperlukan latihan-latihan yang berkelanjutan. Maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setidaknya ada tiga hal yang ada dalam aktivitas menulis, yaitu adanya ide atau gagasan yang melandasi seseorang untuk menulis, adanya media berupa bahan tulis, dan adanya tujuan menjadikan pembaca memahami pesan atau informasi yang disampaikan oleh penulis. Dengan perkataan lain, melalui tulisan tersebut segala pesan ataupun maksud dari penulis akan dapat dipahami oleh pembaca. Di dalam kegiatan menulis tentu ada kegiatan yang hendak dicapai. Tujuan menulis yang paling utama adalah untuk menginformasikan sesuatu kepada pembaca. Selain tujuan , menulis juga memiliki fungsi utama. Berkaitan dengan fungsi menulis, Tarigan (1994:22) menyatakan sebagai berikut, Pada dasarnya tulisan berfungsi sebagai komunikasi tidak langsung, memudahkan kita berpikir secara kritis serta menjelaskan pikiran-pikiran tersebut, merasakan dan menikmati pikiran-pikiran tersebut, merasakan dan menikmati hubunganhubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi, memecahkan masalah yang dihadapi, dan menyusun untaian pengalaman. Maka fungsi utama menulis adalah sebagai alat komunikasi tidak langsung. Pada prinsipnya, tujuan menulis adalah menyampaikan pesan berupa pikiran atau perasaan kepada pembaca. Dengan cara membaca tulisan, pembaca dapat memahami pesan yang ingin disampaikan oleh penulisnya. Sedangkan tujuan menulis ada tujuan persuasif dan tujuan informatif. Tujuan persuasif, penulis bermaksud mempengaruhi pembaca agar pembaca meyakini kebenaran gagasan yang disampaikan penulis. Sedangkan tujuan informatif, penulis bertujuan menyampaikan informasi berupa pengalaman dan ilmu pengetahuan kepada pembaca agar pembaca memahami dan mengetahui informasi tersebut. Keterampilan Menulis Cerpen Sebenarnya tidak ada rumusan yang baku mengenai apa itu cerpen. Para pakar dan kalangan sastrawan memiliki rumusan yang tidak sama mengenai pengertian cerpen. HB. Jassin, sang Paus Sastra Indonesia mengatakan bahwa yang disebut cerita pendek harus memiliki bagian perkenalan, pertikaian, dan penyelesaian. Sedangkan Kosasih (2003:222) mengatakan bahwa, “cerita pendek (cerpen) adalah cerita yang menurut wujud fisiknya berbentuk pendek”. Ukuran panjang pendeknya suatu cerita cukup relatif. Namun, pada umumnya cerita pendek merupakan cerita yang habis dibaca sekitar sepuluh menitatau setengah jam. Jumlah katanya sekitar 500-5000 kata. Karena itu, cerita pendek sering 6 diungkapkan dengan cerita yang dapat dibaca dalam sekali duduk. Oleh karena itu, cerita pendek pada umumnya bertema sederhana. Jumlah tokohnya terbatas jalan ceritanya sederhana dan latarnya meliputi ruang lingkup yang terbatas. Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa cerpen adalah merupakan kisahan yang berisikan cerita padat, singkat yang panjangnya kira-kira 50010.000 kata yang pada umumnya mengisahkan masalah yang sederhana. Unsur-unsur Cerpen Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang berada dalam struktur karya sastra. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh (Nurgiyantoro, 2002:25) bahwa unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri yang menyebabkan karya sastra itu hadir. Unsur-unsur intrinsik tersebut adalah tema, alur, latar, penokohan, sudut pandang, amanat dan gaya bahasa. Jadi, untuk dapat menghasilkan sebuah karya cerpen sastra yang baik khususnya cerpen, seseorang harus memperhatikan unsur intrisnsik yang terkandung didalam sebuah cerpen. Adapun unsur-unsur intrinsic cerpen adalah sebagai berikut : a. Tema Tema (Theme), menurut Stanton dan Kenny Nurgiyantotro (1995:67) adalah makna yang terkandung oleh sebuah cerita. Tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung didalam teks sebagai struktur semantik dan yang menyangkut persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan. Tema adalah landasan dasar atau gagasan-gagasan umum suatu cerita. Tema akan mewarnai cerita dari awal sampai akhir. Melalui tema cerita pengarang ingin memecahkan masalah cerita kepada pembaca. (Nurgiyantoro, 2002:24). Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tema adalah ide suatu cerita yang menjadi landasan pengarang dalam menciptakan karya fiksi yang kemudian diperluas dengan ide-ide penjelas. 7 b. Alur/Plot Setiap cerita memiliki sebuah alur atau plot yang didasarkan pada kesinambungankesinambungan peristiwa dalam sebuah cerita. Dalam cerita itu ada hubungan sebab akibat. Ada bagian yang mengawali cerita itu, ada bagian yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari situasi awal dan ada bagian yang mengakhiri dari cerita tersebut. Alurlah yang menandai kapan sebuah cerita dimulai dan kapan berakhir. Alur ditandai oleh puncak atau klimaks dari perbuatan dramatis tentang laju cerita. (Keraf, 2001:143). Berdasarkan uraina diatas, maka dapat disimpulkan bahwa alur adalah suatu jalinan cerita, rangkaian peristiwa yang memiliki hubungan sebab-akibat sehingga membentuk sebuah cerita. c. Latar/Setting Latar merupakan tempat, waktu maupun situasi tertentu yang melatar belakangi peristiwa-peristiwa dalam cerita, baik latar yang bersifat fisikal (berhubungan dengan temapat) maupun latar yang bersifat psikologis (berupa lingkungan atau benda-benda yang ada dalam lingkungan tertentu yang mampu menuansakan suatu makna cerita serta mengajak emosi pembaca). Latar selalu memilki hubungan dengan unsur-unsur lain dalam rangka membangun totalitas makna serta adanya kesatuan dari seluruh isi yang dipaparkan pengarang. Latar selalu memiliki hubungan dengan penokohan, suasana cerita, alur, maupun dalam rangka mengwujudkan suatu cerita, dengan pemahaman peristiwa, dengan alur cerita itu sendiri. Latar atau setting disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan social tempat terjadinya peristiwa yang diceritakan. Nurgiyantoro (1995:227) membedakan latar kedalam tiga unsur pokok yaitu tempat, waktu dan social. d. Penokohan (karakter) Kosasih (2003:228) mengatakan bahwa penokohan adalah cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita.sedangkan Abrams (Nurgiyantoro, 1995:165) mengatakan bahwa tokoh cerita (character) adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan 8 memiliki kualitas moral dan kecendrungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. e. Sudut Pandang (Point of View) Sudut pandang atau point of view adalah posisi pengarang dalam membawakan cerita. Posisi pengarang ini terdiri dari : 1. Pengarang terlibat (auther participant) : pengarang ikut ambil bagian dalam cerita sebagai tokoh utama atau orang lain, mengisahkan tentang dirinya. Dalam cerita ini pengarang menggunakan kata ganti orang pertama aku atau saya. 2. Pengarang sebagai pengamat (auther of observant) : posisi pengarang sebagai pengamat yang mengisahkan pengamatannya sebagai tokoh samping. Pengarang berada diluar, dan menggunakan kata ganti orang ketiga yaitu dia atau ia didalam ceritanya. 3. Pengarang serba tahu (auther emniscient) : pengarang berada diluar cerita (impersonal) tetapi serba tahu apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh tokoh cerita. Dalam kisahan cerita pengarang memakai nama-nama orang dan dia (orang ketiga). f. Amanat karya sastra selain berfungsi sebagai hiburan bagi pembacanya, juga berfungsi sebagai sarana pendidikan. Dengan kata lain, pengarang selain ingin menghibur pembaca (penikmat) juga ingin mengajari pembaca. Ajaran yang ingin disampaikan pengarang itu dinamakan amanat. Jadi amanat adalah unsur pendidikan, terutama pendidikan moral, yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca lewat karya sastra yang ditulisnya. Unsur pendidikan ini tentu saja tidak disampaikan secara langsung. Pembaca karya sastra baru dapat mengetahui unsur pendidikannya setelah membaca seluruhnya. Dengan kata lain, amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca baik secara tersirat maupun secara tersurat melalui cerita tersebut. 9 Metode Image Streaming (pengaliran bayangan) Metode adalah cara yang teratur, yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dihendaki; cara yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan, suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan (KBBI, 2005:740). Metode pengaliran bayangan (Image Streaming) adalah cara memberdayakan kemampuan imaji mengolah objek tertentu, hasilnya dideskripsikan dengan bantuan persepsipersepsi tidak sadar (Wenger, 2011:306) Objek yang dideskripsikan mengenai suatu bentuk cerita, yang dikemas dalam pembelajaran menulis cerpen, sehingga siswa dapat bebas membayangkan apapun, selama bayangan tersebut sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditentukan dalam metode Image Streaming (pengaliran bayangan). Metode Image Streaming (pengaliran bayangan), merupakan kegiatan membiarkan bayangan-bayangan hadir dan muncul di hadapan mata fikiran Anda. Tetapi tidak memutuskan secara sadar isi bayangan-bayangan tersebut. Dan sementara Anda melihat bayangan-bayangan itu, deskripsikan dengan lantang kepada fokus eksternal (alat perekam atau pendengar) isi bayangan-bayangan tersebut dengan detail (Wenger, 2011 : 308). Image Streaming (pengaliran bayangan) menghubungkan secara langsung daya-daya verbal sadar dengan daya-daya mental yang jauh lebih kaya, lebih halus, dan lebih menyeluruh. Sumber-sumber ini semakin cepat dan mudah menjadi milik pribadi dan mereka-mereka yang kaya dan berwawasan lama-kelamaan menjadi bagian dari persepsi sadar yang sedang berlangsung. Pengaliran bayangan menyebabkan beberapa bagian otak dan pikiran bekerja sama lebih erat. Intergrasi ini membangun keseimbangan, memperkuat titiktitik lemah dan dengan cepat meningkatkan kekuatan intelektual anak. Sokrates dan Einstein mengatakan bahwa, metode image streaming (pengaliran bayangan) dapat dijadikan alat bantu dalam meningkatkan pembelajaran khususnya, dalam pembelajaran menulis. Karena, pengaliran bayangan dapat menempatkan daya-daya pemahaman labih “nyambung” (kontak) dengan wilayah sadar atau kesadaran seseorang. Ketika kontak itu semakin banyak dilatih, sumber-sumber pemahaman semakin mudah tersedia untuk dipakai secara sadar (Wenger, 2011:333). Manfaat Metode Image Streaming (Pengaliran bayangan) Metode Image Streaming (pengaliran bayangan) membantu hal-hal dimana pemikiran visual menjadi kuncinya. Metode pengaliran bayangan ini menarik bayangan dan kesan dari suatu luas sumber-sumber didalam otak dan mengekspresikan secara eksternal dengan cara mendeskripsikannya. Pengaliran bayangan melibatkan serta melatih area-area otak yang 10 terpisah. Lobus temporal kiri (verbal) melakukan pendeskripsian dengan kata-kata, dan pusat mayoritas kesadaran langsung kita. Bagian-bagian yang terbesar luas otak bawah-sadar dan tak-sadar kita membangkitkan pemahaman-pemahaman kita dan menyimpan banyak sekali data tidak sadar kita. Metode Image Streaming (pengaliran bayangan) akan membantu meningkatkan pembelajaran, bahkan tanpa teknik-teknik lainnya dalam setiap metode pengajaran. Akibat dari mempraktikkan pengaliran bayangan adalah meningkatkan daya-daya pemahaman lebih ”nyambung” dengan wilayah sadar atau kesadaran seseorang. Metode pengaliran bayangan dapat memperbaiki fungsi otak, meningkatkan kemampuan umum pembelajar untuk belajar dan menarik manfaat dari apa yang dipelajari. Dalam Beyond Teaching and learning, Wenger (2011:330-333) menjelaskan manfaat dan kegunaan dari metode Image Streaming : 1. Dapat mempertajam seluruh keterampilan berfikir visual dan membantu menggambarkan visualisasi. Dengan kata lain metode pengaliran bayangan ini dapat meningkatkan kemampuan otak 2. Dalam meningkatkan kemampuan otak, metode ini menarik bayangan dan kesan dari suatu rentang yang luas didalam otak dan mengekspresikan secara eksternal dengan cara mendeskripsikannya 3. Dapat memperluas area otak agar dapat ”on-line” (nyambung) dengan kesadaran. Pengaliran bayangan melibatkan serta melatih area-area otak yang terpisah. Lobus temporal kiri (verba) melakukan pendeskripsian dengan kata-kata, dan pusat mayoritas kesadaran langsung kita. masih banyak wilayah otak lainnya yang dilibatkan untuk pemahaman menjadi bayangan-bayangan visual yang menjelaskan pemahaman atau hubungan data itu. Termasuk lobus temporal kanan, yang bertugas khusus ”merasakan” segala sesuatu serta mengapresiasikan keindahan. 11 Kelebihan dan Kelemahan Metode Image Streaming (pengaliran bayangan) Kelebihan dari metode Image Streaming (pengaliran bayangan) adalah memperbaiki fungsi otak, meningkatkan kemampuan umum pembelajar untuk belajar dan menarik manfaat dari apa yang mereka pelajari, mempertajam seluruh keterampilan berfikir visual, memperoleh peningkatan IQ, membantu mengarahkan visualisasi dan untuk mempertajam apresiasi terhadap isu yang dibicarakan. Metode image streaming memiliki beberapa kelebihan: 1. Membantu setiap prosedur untuk menemukan solusi yang kreatif 2. Mengembangkan dengan cepat dan luar biasa kemampuan pengamatan bebas, objektivitas dan karakter pribadi dan 3. Menghasilkan ilham yang segera dan dapat dipercaya. Kelemahan dari metode Image Streaming (pengaliran bayangan) adalah menggambarkan yang dilakukan melalui pengaliran bayangan tidak seakurat yang dilakukan oleh pelaku yang biasa menggambarkan sesuatu dengan memutuskan terlebih dahulu objek yang dikajinya. Selain itu, metode ini juga tidak mudah dilakukan oleh sembarang orang karena metode ini membutuhkan pengaliran imaji yang bisa secara cepat dilakukan oleh orang-orang yang biasa berlatih memperaktikkannya secara konsisten. Walaupun demikian, orang-orang yang tidak biasa berlatih pun dapat melakukannya. Apabila hasil yang diinginkan kurang tercapai, hal itu dapat dikarenakan metode ini dianggap wajar karena metode ini diperaktikan hanya satu kali. Terkait hal ini siswa diharapkan dapat berlatih untuk memperaktikkannya, sehingga dapat dicapai hasil yang maksimal dan memuaskan. Wenger (2011:326) mengatakan bahwa keunggulan metode Image Streaming yakni (a) untuk mengejar ketertinggalan Anda dalam membaca, sekalipun Anda telah belajar mengalirkan bayangan dan cukup banyak memperaktikkannya agar memperoleh bayangan dengan cepat, (b) memotong dua pertiga waktu yang diperlukan untuk membaca bahanbahan tugas, karangan-karangan ilmiah, bab-bab teks berat, (c) dan waktu yang sama, Anda meningkatkan nilai intelektual atau pemahaman Anda setidaknya tiga kali lipat dari kebenaran bacaan tersebut. 12 Kesimpulan Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Menulis adalah sebuah proses yang kompleks yang mana di dalam prosesnya dapat dikembangkan dengan menggunakan kemampuan berpikir dinamis, kemampuan analitis, dan kemampuan membedakan berbagai hal secara akurat dan valid. 2. Menulis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses belajar yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. 3. Bahwa ada tiga hal yang ada dalam aktivitas menulis, yaitu adanya ide atau gagasan yang melandasi seseorang untuk menulis, adanya media berupa bahan tulis, dan adanya tujuan menjadikan pembaca memahami pesan atau informasi yang disampaikan oleh penulis. 4. Fungsi utama menulis adalah sebagai alat komunikasi tidak langsung. 5. Tujuan menulis ada dua yakni, tujuan persuasif dan tujuan informatif. 6. Image Streaming (pengaliran bayangan), merupakan kegiatan membiarkan bayanganbayangan hadir dan muncul di hadapan mata fikiran Anda. Tetapi tidak memutuskan secara sadar isi bayangan-bayangan tersebut. 7. Image Streaming (pengaliran bayangan) menghubungkan secara langsung daya-daya verbal sadar dengan daya-daya mental yang jauh lebih kaya, lebih halus, dan lebih menyeluruh. 8. Metode Image Streaming (pengaliran bayangan) membantu hal-hal dimana pemikiran visual menjadi kuncinya. Metode pengaliran bayangan ini menarik bayangan dan kesan dari suatu luas sumber-sumber didalam otak dan mengekspresikan secara eksternal dengan cara mendeskripsikannya. 9. Dapat mempertajam seluruh keterampilan berfikir visual dan membantu menggambarkan visualisasi. Dengan kata lain metode pengaliran bayangan ini dapat meningkatkan kemampuan otak. 13 10. Dalam meningkatkan kemampuan otak, metode ini menarik bayangan dan kesan dari suatu rentang yang luas didalam otak dan mengekspresikan secara eksternal dengan cara mendeskripsikannya. Saran 1. Metode Image Streaming merupakan metode yang dapat membantu meningkatkan keterampilan menulis cerpen dengan membiarkan bayangan-bayangan masa lalu muncul dihadapan mata pikiran kita lalu kita tuangkan kedalam sebuah tulisan. 2. Guna tercapainya pembelajaran keterampilan menulis karangan seorang guru bahasa seharusnya lebih aktif dan kreatif dalam mengemas model-model pembelajaran baik dari segi pendekatan, metode, teknik, maupun medianya. Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kreativitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar. 3. Langkah-langkah keterampilan menulis cerpen dengan menggunakan metode Image Streaming dapat memicu siswa untuk lebih kreatif dalam keterampilan menulis. Selain itu, siswa juga dapat mengorganisasikan gagasannya serta menggunakan ejaan yang tepat. Daftar Pustaka Atmowiloto, Arswendo. 2002. Mengarang Itu Gampang. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Akhadiah, Sabarti. 1989. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga Gie, The Liang.2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi Marihimin, Ismail. 2009. Menulis Secara Populer. Jakarta: Pustaka Jaya Kosasih. 2001. Kompetensi Ketatabahasaan. Bandung: Yrama Widya Kuncoro, Mudrajad. 2009. Mahir Menulis. Yogyakarta: Erlangga. Kusumaningrat, Hikmat. 2009. Jurnalistik Teori dan Praktik. Bandung: Rosda Tarigan, Henry Guntur. 2005. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa 14 Taringan, Guntur, 1990. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Wenger, Win. 2004. Beyound Teaching and Learning. Memadukan Quantum Teaching dan Learning. (terjemahan). Bandung: Nuansa 15