BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori Teori-teori yang digunakan sebagai bahan pedoman dalam penelitian ini dianggap sebagai landasan teori. Sehubungan arah penelitian yang fokus pada variabel yang dianalisis, maka dalam penelitian ini teori-teori yang digunakan adalah teori tentang, produksi, tenaga kerja, dan modal. 2.1.1 Konsep Produksi 1. Teori Produksi Produksi adalah tempat kegiatan yang menimbulkan tambahan manfat atau penciptaan faedah baru. Secara luas Produksi adalah suatu proses yang menciptakan/memperbesar nilai suatu barang. Sedangkan menurut Adiningsih (1999). Produksi adalah suatu proses mengubah infut menjadi output sehingga nilai barang terus bertambah. Input terdiri dari barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, dan output adalah barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu proses produksi. Dalam ekonomi diambil pula asumsi dasar mengenai sifat dan fungsi produksi yaitu fungsi dari semua produksi dimana semua produsen dianggap tunduk pada hukum “The Law of diminishing return” hukum ini menyatakan bahwa apabila satu macam input ditambah penggunaannya sedangkan input-input yang lain tetap, maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap tambahan tadi 12 mula-mula menarik, tetapi kemudian seterusnya akan mengalami penurunan apabila input tersebut terus ditambah (Boediono,1982). Menurut Rahardja (2001), produksi dapat dibedakan menjadi tiga yaitu Produksi Total (total product). Produksi Marginal (Marginal Product) dan Produksi Rata-rata (Average Product). Produk total (Total product) adalah banyaknya produksi yang dihasilkan dari penggunaan total faktor-faktor produksi. Produksi marginal (Marginal product) adalah tambahan produksi karena penambahan penggunaan faktor produksi dan rata-rata (Average Product) adalah rata-rata output yang dihasilkan per unit faktor produksi. 2. Faktor Produksi Kegiatan produksi tentunya memerlukan unsur-unsur yang dapat digunakan dalam proses produksi yang disebut faktor produksi. Menurut Ahman (2004:118), Faktor produksi merupakan unsur-unsur yang dapat digunakan atau dikorbankan dalam proses produksi. Produsen atau perusahaan memerlukan faktor-faktor produksi (input) untuk melakukan proses produksi adalah proses yang dilakukan oleh perusahaan berupa kegiatan mengkombinasikan input (sumber daya) untuk menghasilkan output. Menurut Catur Sugiyanto (2002:88) faktor produksi dikelompokkan menjadi sumber daya manusia (termasuk tenaga kerja) dan kemampuan manajerial atau (entrepreneurship), modal (capital), dan tanah. Menurut Mankiw (2000:42) dua sektor produksi yang paling penting adalah tenaga kerja dan modal. Sedangkan faktor-faktor produksi menurut Soekartawi (2003:167) adalah: 13 1) Tenaga kerja Merupakan faktor produksi yang penting dan perlu diperhitungkan dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup, bukan hanya dilihat dari tersedianya tenaga kerja tetapi juga kualitas dan macam tenaga kerja perlu juga diperhitungkan. 2) Modal Dalam proses produksi modal dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu modal tetap dan modal tidak tetap. Dimana perbedaan tersebut disebabkan karena ciri-ciri yang dimiliki oleh modal tersebut. Faktor produksi seperti bangunan dan mesin-mesin dimasukkan kedalam modal tetap dan sering disebut investasi. Jadi, modal tetap adalah biaya yang dilakukan dalam proses produksi dan tidak habis dalam sekali proses produksi. Modal tidak tetap adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi dan habis dalam waktu satu kali produksi, misalnya modal yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku penolong dan yang dibayarkan untu pembayaran tenaga kerja. 3) Manajemen Dalam suatu usaha peranan manajemen menjadi sangat penting dan strategis. Manajemen terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, serta evaluasi dalam suatu proses produksi. Dalam praktek, faktor manajemen banyak dipengaruhi oleh berbagai aspek antara lain tingkat pendidikan, tingkat keterampilan, skala usaha, besar 14 kecilnya kredit, macam komoditas serta teknologi yang digunakan. Untuk menghasilkan suatu produk, maka diperlukan pengetahuan hubungan antar faktor produksi atau input da output. 3. Fungsi Produksi Setiap proses produksi memiliki landasan teknis yang dalam teori ekonomi disebut fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu produksi yang menunjukan hubungan antara output dan input. Miller dan Meiners (2000 : 236) menyebutkan, bahwa fungsi produksi adalah hubungan antara output fisik dan input fisik. Konsep tersebut didefinisikan sebagai persamaan matematika yang menunjukan kuantitas maksimum output yang dihasilkan dari serangkaian input cateris paribus. Cateris paribus disini mengacu pada berbagai kemungkinan teknis atau proses yang mungkin ada untuk mengolah input menjadi output (singkatnya teknologi). Dalam pengertian yang paling umum fungsi produksi dapat ditunjukan dengan rumus : Q = f(L,K) ........................................................................................ (1) Keterangan: Q = Tingkat Output per unit periode L = Arus jasa dan Pekerja perusahaan per unit periode K = Arus jasa dari cadangan atau sediaan modal per unit periode Persamaan ini menunjukan, bahwa kuantitas output secara fisik ditentukan oleh kuantitas inputnya secara fisik dalam hal ini adalah modal dan tenaga kerja. Miller dan Meiners (2000 : 236) menyebutkan bahwa semua fungsi produksi pada 15 dasarnya hanya merupakan ungkapan mekanisme atau transformasi fisik dari input menjadi output. Tidak ada fungsi produksi yang cukup gamblang didalam menjelaskan nilai-nilai input dan output itu. Dari input yang tersedia setiap perusahaan ingin memperoleh hasil yang maksimal sesuai dengan tingkat teknologi tertinggi pada saat itu. Fungsi produksi dapat diartikan sebagai fungsi matematis yang menyatakan bahwa berapa jumlah suatu masukan dalam jumlah unit tertentu, sedangkan menurut Sukirno (1996), fungsi produksi merupakan hubungan fisik antara infut sumber daya perusahaan (faktor-faktor produksi) dan keluarnya output yang berupa barang dan jasa per unit waktu yang dirumuskan sebagai berikut. A= F (K,L,R,T) ........................................................................... (2) Keterangan : A = Barang yang diproduksikan K = Kapital/Modal L = Labour/tenaga kerja R = Resources/Alam T = Teknologi Para peneliti terfokus mengendalikan fungsi produksi dengan konsep yang lazim dengan fungsi produksi Cobb-Douglas. Secara umum formulasinya adalah : Q = A. K š .Lš ........................................................................ (3) Keterangan : Q = output A = Konstanta K = Kuantitas jasa modal 16 L = Kuantitas tenaga kerja a = Koefisien Modal b = Koefisien tenaga kerja Menurut Soekartawi (2003), bahwa ada tiga alasan utama mengapa fungsi produksi Cobb-Douglas lebih sering digunakan. 1. Alasan yang pertama, penyelesaian yang relatif mudah dibandingkan dengan fungsi produksi yang lain 2. Alasan yang ke dua, hasil pendugaan garis melalui fungsi produksi Cobb-Douglas akan menghasilkan koefisien regresi yang sekaligus menunjukan besarnya elastisitas 3. Alasan ke tiga, besaran elastisitas tersebut sekaligus menunjukan tingkat besaran return to scale Menurut Gujarati (1999), dapat dinyatakan dalam bentuk logaritma sebagai berikut : LnQ = InA + a In K + b In L ....................................................... (4) A dan b menunjukan elastisitas output capital dan elastisitas output tenaga kerja. Fungsi produksi Cobb-Douglas ini sangat popular dalam penyelidikan empiris karena kedua parameter a dan b bisa digunakan untuk mengukur pengembalian terhadap skala (return to scale) yaitu dengan mengamati penjumlahan a dan b Nicholson (2001). 2.1.2 Teori Tenaga Kerja Menurut Simanjuntak (1990) tenaga kerja (man power) mengandung dua pengertian. 1). Tenaga kerja mengandung pengertian usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi, dalam hal ini tenaga kerja mencerminkan 17 kualitas usaha yang diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa. 2). Tenaga kerja mencakup orang yang mampu bekerja untuk memberikan jasa/usaha kerja, mampu bekerja bararti mampu melakukan kegiatan yang mempunyai nilai ekonomis, yaitu kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Tenaga kerja (man power) terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Menurut Simanjuntak (1990). Angkatan kerja dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu : 1. Pengangguran adalah orang yang sama sekali tidak bekerja dan berusaha mencari pekerjaan. 2. Setengah pengangguran adalah mereka yang kurang dimanfaatkan dalam bekerja dilihat dari segi jam kerja dan pendapatan. Setengah pengangguran dapat dibedakan menjadi dua yaitu : a. Setengah pengangguran kentara (visible underemployed) yakni mereka yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu. b. Setengah pengangguran tidak kentara (invisible underemployed) yakni mereka yang produktivitas kerja dan pendapatan rendah. 3. Bekerja penuh adalah keadaan dimana bekerja sesuai dengan jam kerja yaitu 35 jam seminggu dan pendapatan serta produktivitas kerjanya tinggi. Struktur pekerja menurut lapangan usaha secara makro merupakan gambaran karakteristik perekonomian suatu daerah ditinjau dari sisi produksi jumlah penduduk yang besar dan apabila dapat dibina serta dikerahkan sebagai 18 tenaga kerja yang efektif akan dapat menjadi modal yang sangat bagus dan menguntungkan bagi usaha-usaha pembangunan di segala bidang. Besarnya jumlah penduduk usia kerja merupakan pembangunan usia kerja. Apabila kualitas sumber daya manusianya sangat tinggi, maka modal pembangunan relevan, tetapi kualitasnya rendah, karena penduduk tersebut lebih merupakan beban pembangunan. Kesempatan kerja seperti yang selama ini dikumpulkan oleh BPS baik melalui sensus penduduk maupun survei penduduk adalah menyangkut kesempatan kerja yang telah terisi, jadi menyangkut mereka yang telah bekerja dan ini juga disebut sebagai pekerja Marheni (2004). 2.1.3 Hubungan Jumlah Tenaga Kerja Dengan Produksi Samuelson (1994) menyatakan apabila masyarakat menginginkan lebih banyak barang/jasa maka akan semakin banyak jumlah tenaga kerja yang akan dikerjakan. Sesuai dengan hukum “The law of diminishing return” setiap tambahan pekerjaan baru akan semakin sedikit pada titik tertentu memberikan output tambahan artinya penggunaan tenaga kerja mempunyai titik maksimal untuk memaksimalkan dalam menghasilkan barang dan jasa yang memiliki nilai tambah. Jadi jumlah tenaga kerja juga akan sangat berpengaruh terhadap produksi kerajinan Gambelan. Jika jumlah tenaga kerja meningkat maka produksi kerajinan Gambelan meningkat begitu juga sebaliknya dan juga diupayakan peningkatan jumlah produksi yang lebih efisien, jadi antara jumlah tenaga kerja dengan produksi kerajinan Gambelan memiliki hubungan yang positif. 19 2.1.4 Pengertian Modal Modal adalah objek-objek material yang digunakan untuk memproduksi kekayaan atau penyelenggaraan jasa-jasa ekonomi (menurut kamus besar Bahasa Indonesia), Modal adalah sejumlah uang untuk melakukan usaha. Dengan demikian modal merupakan pondamen dari suatu perusahaan, baik untuk membeli/mengembangkan usaha, juga sebagai barometer pada kegiatan atau aktivitas perusahaan. Modal merupakan faktor produksi yang khusus, modal (barang modal) merupakan faktor produksi yang merupakan input sekaligus output dari suatu perekonomian (Paul A Samuelson & William D.Nordhaus,1995) semua barang modal fisik sangat penting bagi kehidupan perekonomian manapun, baik itu perekonomian pasar maupun campuran, dalam sebuah perekonomian pasar, modal pada umumnya milik pribadi atau swasta dan pendapatan modal jatuh ke tangan individu. Menurut Dewi (2006), Modal merupakan Aktiva atau kekayaan yang dipergunakan oleh perusahaan untuk membiayai kegiatan/aktivitas sehari-hari yang selalu berputar pada periode tertentu. Berdasarkan jenisnya modal dibedakan menjadi dua golongan yaitu: 1. Modal primer yaitu Modal minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjadi kontinuitas usahanya. 2. Modal normal, yaitu jumlah modal 20 a) Modal Variabel Yaitu modal yang jumlahnya berubah-ubah tergantung pada perubahan keadaan. Modal ini dapat dibedakan menjadi tiga yaitu : 1. Modal musiman yaitu modal yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena flukturasi musim. 2. Modal siklis yaitu modal yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena flukturasi konjungtur. 3. Modal darurat yaitu jumlahnya berubah-ubah karena keadaan darurat/mendadak yang tidak dapat diketahui terlebih dahulu. Barang-barang investasi/modal terdiri atas peralatan yang sangat berguna dalam proses produksi tersebut meliputi mesin, alat-alat besar, gedung instansi pabrik alat angkut yang dibuat oleh manusia yang dipergunakan dalam berproduksi. Pembuatan peralatan modal disebut investasi/akumulasi modal. Dalam operasi suatu perusahaan baik itu perusahaan kecil, sedang, dan besar maka modal mutlak diperlukan, sudah tentu besar kecilnya modal sangat tergantung dari skala masing-masing perusahaan pengalokasian modal kedalam masing-masing kegiatan dalam perusahaan yang diatur dengan sebaik-baiknya guna mencapai tingkat efisiensi. 2.1.5 Hubungan Modal dengan Produksi Hubungan modal dengan produksi, Modal merupakan faktor yang penting bagi kelangsungan proses pembangunan ekonomi. Kelangsungan proses ekonomi dengan peningkatan modal dalam suatu Negara dapat meningkatkan permintaan agregat dan pendapatan nasional. Peningkatan permintaan agregat dan pendapatan 21 nasional akan selalu diikuti oleh penanaman modal dan kenaikan produktivitas serta pendapatan masyarakat yang pada umumnya akan meningkatkan produksi. Dengan meningkatnya modal, maka akan menambah kemampuan produksi perusahaan, sehingga menyebabkan meningkatnya volume produksi maka nilai produksi ikut mengalami peningkatan. Jadi terdapat hubungan yang positif antara modal dengan produksi. 2.1.6 Pengertian Industri Seperti yang sering kita dengar bahwa Industri itu adalah pabrik yang setiap hari banyak mengeluarkan kepulan asap dari cerobang-cerobong asap yang tinggi atau pabrik besar yang berdiri megah. Pabrik-pabrik itu menggunakan mesin-mesin dan tenaga manusia yang banyak dalam memproduksi produk yang ingin dihasilkan, atau industri merupakan kegiatan yang mengubah bentuk baik secara mekanis atau kimiawi dari bahan-bahan organik atau non organik berupa bahan mentah atau bahan setengah jadi, sehingga menjadi produk yang lebih tinggi mutunya. Proses perubahan bentuk itu dilakukan di pabrik-pabrik atau dirumah tangga dengan menggunakan mesin atau alat yang digerakkan oleh mesin penggerak dimana hasilnya dijual atau dipakai sendiri dan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dalam teori industri menjelaskan mengenai ruang lingkup industri meliputi semua kegiatan produksi yang bertujuan meningkatkan mutu barang dan jasa. Berdasarkan bagiannya industri nasional dapat dikelompokkan menjadi : a) Kelompok industi dasar atau industri hulu, meliputi industri kimia dasar seperti industri mesin, logam dasar elektronik. 22 b) Kelompok industri menengah atau hilir dan sering disebut aneka industri. c) Kelompok industri kecil Menurut Kanwil Departemen Perindustrian Provinsi Bali industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi yang bernilai lebih tinggi dalam penggunaannya termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Disperindag Provinsi Bali,(1997) menurut Jendral Industri Kecil, industri adalah serangkaian kegiatan usaha ekonomi dalam masyarakat yang meliputi pengelolaan, pengerjaan, pengubahan, perbaikan bahan dan barang baik organis maupun non organis sehingga barang yang dipergunakan lebih bernanfaat. Badan Pusat Statistik memberi batasan dengan apa yang dimaksud industri yang biasanya didahului dengan perkataan (perusahaan atau usaha) perusahaan atau industri adalah suatu unit usaha yang melakukan kegiatan ekonomi yang bertujuan untuk menghasilkan barang dan jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi tertentu yang mempunyai suatu administrasi tertentu mengenai produk dan struktur biaya serta ada seseorang atau lebih yang bertanggung jawab atas usaha tersebut. Yang menjadi ciri utama dari industri adalah modal yang dimilikinya tidak lebih dari dua ratus ribu rupiah (Rp. 200.000) BPS, (2005) 1) Pengertian Industri Kecil Industri kecil merupakan bagian dari UKM sehingga definisi yang digunakan berpariasi biasanya didasarkan pada ukuran jumlah tenaga kerja, omzet penjualan, nilai aset atau stuktur kepemilikan. Definisi UKM (usaha kecil 23 menengah) pada dasaranya merupakan suatu instrumen administrasi atau birokrasi dan tidak harus merefleksikan realitas pasar, prilaku organisasi atau pandangan perusahaan tentang dirinya, dalam konteks promosi yang dibiayai pemerintah untuk usaha kecil. Perlunya UKM terutama untuk penetapan alokasi, tindakan seperti pemberian kredit bersubsidi, perlakuan istimewa perpajakan terhadap UKM harus dibatasi dengan cara tertentu agar tidak sampai pemerintah akhirnya mendukung semua populasi dunia usaha. Klasifikasi industri kecil berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan masingmasing instansi atau lembaga yang terkait dengan industri kecil. Asian development Bank mengklasifikasikan dalam hasil penelitiannya populasi dunia usaha sebagai di berbagai bagian dari negara proses mempersiapkan statistik ekonomi, administrasi sitem perpajakan dan sebagai dasar untuk memberikan dukungan dan promosi khusus (bagi usaha kecil). Walaupun telah diupayakan selama sepuluh tahun, tidak ada rumusan definisi global yang berlaku untuk usaha mikro kecil dan menengah, kebanyakan negara memberikan definisi yang berbeda, dengan berbagai fariasi yang penting antara satu sama lain negara maupun di dalam negara itu sendiri. Industri kecil meliputi industri pangan (minuman, makanan, tembakau) industri sedang dan kulit (pakaian jadi, tekstil, dan barang dari kulit), industri kimia dan bahan bangunan (industri kertas, percetakan, penerbitan, barang-barang karet, plastik dll) Disperindag Provinsi Bali,(2005) Kriteria industri menurut SK menteri Perindustrian No. 254/MPP/1997 pasal 1 adalah suatu badan usaha atau industri dimana investasinya untuk 24 peralatan dan peralatan masin adalah Rp. 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan. Tempat usaha dan investasinya Rp. 625.000 dan pemiliknya Warga Negara Indonesia. Jadi berdasarkan batasan diatas, maka dapat disimpulkan pengertian dari industri kecil adalah suatu perusahaan atau badan usaha yang memproduksi barang dengan memperkerjakan tenaga kerja tidak lebih dari 20 orang dengan modal yang relatif kecil dan pemiliknya adalah Warga Negara Indonesia. 2) Upaya Pengembangan Industri Di Indonesia sekarang ini seolah-olah memiliki pemikiran-pemikiran dalam kaitannya dalam upaya memantapkan keberadaan sektor industri Lincolin Arsyad(1997) ketiga kelompok pemikiran itu antara lain : 1) Pengembangan sektor industri hendaknya diarahkan kepada yang memiliki keunggulan komparatif (comparatif advantage), pemikiran seperti ini boleh dikatakan diwakili oleh kalangan ekonomis-akademis. 2) Konsep delapan wahana transportasi teknologi dan industri yang dikemukakan oleh Menteri Riset dan Teknologi yang pada dasarnya memprioritaskan pembangunan industri-industri hulu secara serentak (simultan). 3) Konsep keterkaitan antar industri, khususnya keterkaitan hulu hilir. Konsep ini merupakan konsep dari Menteri perindustrian. Pembangunan industri merupakan bagian dari serangkaian pelaksanaan dalam mencapai sarana pembangunan jangka panjang yang bertujuan membangun 25 industri, sehingga indonesia mampu tumbuh dan berkembang atas kekuatan sendiri. Menurut departemen perindustrian, industri nasional dapat dikelompokan menjadi 3 yaitu : a) Industri dasar yang meliputi industri mesin dan logam dasar (IMLD) dan sekelompok industri kimia dasar (IKD), yang termasuk IMLD antara lain: industri mesin pertanian, elektronika, kereta api, pesawat terbang, kendaraan bermotor dan lain-lain. Yang termasuk IKD antara lain : industri pengolahan kayu dan karet alam, industri batu bara. Ditinjau dari misinya industri dasar memiliki misi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi membantu penjualan struktur industri dan bersifat padat modal. Teknologi tepat guna yang digunakan adalah teknologi maju teruji dan padat karya, namun dapat mendorong penyerapan tenaga kerja. b) Industri kecil meliputi pangan (makanan, minuman, tembakau) industri sedang dan kulit (tekstil, pakaian jadi serta barang dari kulit), industri kimia dan bahan bangunan (kertas, percetakan,penerbit, barang-barang karet, plastik dan lain-lain), industri galian bukan logam, industri logam (mesin, listrik, alat-alat ilmu pengetahuan, barang dari logam dan lain sebagainya) kelompok industri kecil memiliki misi melaksanakan pemerataan sederhana dan padat karya, mengembangkan industri kecil ini diharapkan dapat menambah kesempatan kerja dan meningkatkan nilai tambah dengan memanfaatkan pasar dalam negeri dan luar negeri (eksport). 26 c) Industri hilir yaitu kelompok aneka industri meliputi industri yang mengolah hasil pertambangan, industri yang mengolah sumber daya pertanian. Kelompok aneka industri ini mempunyai misi meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan, memperluas kesempatan kerja, tidak padat modal dan teknologi yang digunakan adalah teknologi menengah atau teknologi maju. 2.1.7 Pengertian Kerajinan Menurut Soeroto(1983), kerajinan adalah suatu usaha produktif di sektor non pertanian baik berupa mata pencaharian pokok maupun sampingan. Usaha kerajinan sebagai kegiatan produktif non pertanian tumbuh atas dasar dorongan naluri manusia untuk memiliki barang dan alat yang diperlukan untuk mempertahankan hidup. Penduduk Pulau Bali dikenal sangat kreatif apapun yang dihasilkan sebagai kerajinan tangan dapat dijual dan laku. Daerah seni yang dimiliki masyarakat Bali telah mengalir pada hasil kerajinan tangannya. Hasil kerajinan usaha kerajinan menurut S.K Menteri Perindustrian No. 261/M/SK/1989 tanggal 20 september 1989 tentang ketentuan dan tata cara penerbitan surat keterangan mengenai asal barang kerajinan (Kanwil Departemen Perindustrian, 1989), disebutkan bahwa semua barang dapat dikatakan sebagai hasil kerajinan apabila cara pengerjaannya : 1. Dibuat sepenuhnya dengan tangan. 2. Dikerjakan dengan alat yang dipegang dengan tangan seperti pahat dan palu. 27 3. Dikerjakan dengan mesin yang dikerjakan dengan pedal, papan putaran, tembikan yang digerakan dengan kaki. 4. Dikerjakan dengan alat penggerak mesin tetapi cara kerjanya masih dipegang dengan tangan seperti bor listrik. 5. Dikerjakan dengan salah satu atau beberapa kombinasi di proses yang diatas. 2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian ini sedikitnya mengacu pada penelitian-penelitan sebelumnya. Hal ini dimaksudkan untuk memberi dasar yang kuat untuk penyajian materi, baik dari segi pemilihan variabel maupun konsep umum yang dipakai. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Triwahyuni Suarsana (2009) dengan judul Tingkat Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Pada Industri Kerajinan Genteng di desa Darmasaba Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung. Analisis yang digunakan adalah linear berganda yang diformulasikan dengan model pungsi produksi Cobb-Douglas, hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan faktor produksi bahan baku dan tenaga kerja pada industri genteng di desa Darmasaba tidak efisien, hasil produksi dari penggunaan faktor produksi bahan baku dan tenaga kerja pada industri genteng di desa Darmasaba berada pada skala yang semakin meningkat Incresing return to scale dan elastisitas hasil produksi genteng terhadap penggunaan faktor-faktor produksi bahan baku dan tenaga kerja pada industri genteng di desa Darmasaba Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung adalah elastisitas. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan teknik analisis linear berganda dengan model produksi Cobb- 28 Douglas, sedangkan perbedaanya terletak pada variabel bebasnya dan obyek penelitiannya. Yustianti (2002), berjudul “Analisis Pengaruh Jumlah Tenaga Kerja dan Kurs Dolar Amerika Serikat terhadap nilai Produksi Industri Kecil di Provinsi Bali Tahun 1990-1999” Penelitian tersebut menggunakan analisis linear berganda. Pada penelitian sebelumnya disimpulkan bahwa secara parsial jumlah tenaga kerja berpengaruh nyata dan positif terhadap nilai produksi Industri kecil di Provinsi Bali. Kurs dolar Amerika Serikat berpengaruh nyata dan positif terhadap nilai produksi industri kecil di Provinsi Bali. Melalui uji serempak (uji F), Jumlah tenaga kerja dan kurs dolar Amerika Serikat berpengaruh secara serempak terhadap nilai produksi industri kecil di Provinsi Bali. Perbedaan penelitian yang dilakukan sebelumnya adalah pada variabel bebas, analisis yang digunakan dan lokasi penelitian, sedangkan persamaannya adalah sama-sama menggunakan analisis linear berganda. 2.3 Rumusan Hipotesis Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan kajian pustaka yang telah diuraikan, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut : 1. Diduga tenaga kerja dan modal secara simultan berpengaruh nyata terhadap produksi industri gamelan di Desa Tihingan. 2. Diduga tenaga kerja dan modal secara persial berpengaruh positif dan nyata terhadap produksi industri gamelan di Desa Tihingan. 29