BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori
Teori-teori yang digunakan sebagai bahan pedoman dalam penelitian ini
dianggap sebagai landasan teori. Sehubungan arah penelitian yang fokus pada
variabel yang dianalisis, maka dalam penelitian ini teori-teori yang digunakan
adalah teori tentang, produksi, tenaga kerja, dan modal.
2.1.1 Konsep Produksi
1.
Teori Produksi
Produksi adalah tempat kegiatan yang menimbulkan tambahan manfat atau
penciptaan faedah baru. Secara luas Produksi adalah suatu proses yang
menciptakan/memperbesar nilai suatu barang. Sedangkan menurut Adiningsih
(1999). Produksi adalah suatu proses mengubah infut menjadi output sehingga
nilai barang terus bertambah. Input terdiri dari barang dan jasa yang digunakan
dalam proses produksi, dan output adalah barang dan jasa yang dihasilkan dalam
suatu proses produksi.
Dalam ekonomi diambil pula asumsi dasar mengenai sifat dan fungsi
produksi yaitu fungsi dari semua produksi dimana semua produsen dianggap
tunduk pada hukum “The Law of diminishing return” hukum ini menyatakan
bahwa apabila satu macam input ditambah penggunaannya sedangkan input-input
yang lain tetap, maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap tambahan tadi
12
mula-mula menarik, tetapi kemudian seterusnya akan mengalami penurunan
apabila input tersebut terus ditambah (Boediono,1982).
Menurut Rahardja (2001), produksi dapat dibedakan menjadi tiga yaitu
Produksi Total (total product). Produksi Marginal (Marginal Product) dan
Produksi Rata-rata (Average Product). Produk total (Total product) adalah
banyaknya produksi yang dihasilkan dari penggunaan total faktor-faktor produksi.
Produksi marginal (Marginal product) adalah tambahan produksi karena
penambahan penggunaan faktor produksi dan rata-rata (Average Product) adalah
rata-rata output yang dihasilkan per unit faktor produksi.
2.
Faktor Produksi
Kegiatan produksi tentunya memerlukan unsur-unsur yang dapat
digunakan dalam proses produksi yang disebut faktor produksi. Menurut Ahman
(2004:118), Faktor produksi merupakan unsur-unsur yang dapat digunakan atau
dikorbankan dalam proses produksi. Produsen atau perusahaan memerlukan
faktor-faktor produksi (input) untuk melakukan proses produksi adalah proses
yang dilakukan oleh perusahaan berupa kegiatan mengkombinasikan input
(sumber daya) untuk menghasilkan output. Menurut Catur Sugiyanto (2002:88)
faktor produksi dikelompokkan menjadi sumber daya manusia (termasuk tenaga
kerja) dan kemampuan manajerial atau (entrepreneurship), modal (capital), dan
tanah. Menurut Mankiw (2000:42) dua sektor produksi yang paling penting
adalah tenaga kerja dan modal. Sedangkan faktor-faktor produksi menurut
Soekartawi (2003:167) adalah:
13
1) Tenaga kerja
Merupakan faktor produksi yang penting dan perlu diperhitungkan
dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup, bukan hanya dilihat
dari tersedianya tenaga kerja tetapi juga kualitas dan macam tenaga
kerja perlu juga diperhitungkan.
2) Modal
Dalam proses produksi modal dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu
modal tetap dan modal tidak tetap. Dimana perbedaan tersebut
disebabkan karena ciri-ciri yang dimiliki oleh modal tersebut. Faktor
produksi seperti bangunan dan mesin-mesin dimasukkan kedalam
modal tetap dan sering disebut investasi. Jadi, modal tetap adalah biaya
yang dilakukan dalam proses produksi dan tidak habis dalam sekali
proses produksi. Modal tidak tetap adalah biaya yang dikeluarkan
dalam proses produksi dan habis dalam waktu satu kali produksi,
misalnya modal yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku penolong
dan yang dibayarkan untu pembayaran tenaga kerja.
3) Manajemen
Dalam suatu usaha peranan manajemen menjadi sangat penting dan
strategis. Manajemen terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, serta evaluasi dalam suatu proses produksi. Dalam
praktek, faktor manajemen banyak dipengaruhi oleh berbagai aspek
antara lain tingkat pendidikan, tingkat keterampilan, skala usaha, besar
14
kecilnya kredit, macam komoditas serta teknologi yang digunakan.
Untuk menghasilkan suatu produk, maka diperlukan pengetahuan
hubungan antar faktor produksi atau input da output.
3.
Fungsi Produksi
Setiap proses produksi memiliki landasan teknis yang dalam teori ekonomi
disebut fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu produksi yang menunjukan
hubungan antara output dan input. Miller dan Meiners (2000 : 236) menyebutkan,
bahwa fungsi produksi adalah hubungan antara output fisik dan input fisik.
Konsep tersebut didefinisikan sebagai persamaan matematika yang menunjukan
kuantitas maksimum output yang dihasilkan dari serangkaian input cateris
paribus. Cateris paribus disini mengacu pada berbagai kemungkinan teknis atau
proses yang mungkin ada untuk mengolah input menjadi output (singkatnya
teknologi). Dalam pengertian yang paling umum fungsi produksi dapat ditunjukan
dengan rumus :
Q = f(L,K) ........................................................................................ (1)
Keterangan:
Q = Tingkat Output per unit periode
L = Arus jasa dan Pekerja perusahaan per unit periode
K = Arus jasa dari cadangan atau sediaan modal per unit periode
Persamaan ini menunjukan, bahwa kuantitas output secara fisik ditentukan
oleh kuantitas inputnya secara fisik dalam hal ini adalah modal dan tenaga kerja.
Miller dan Meiners (2000 : 236) menyebutkan bahwa semua fungsi produksi pada
15
dasarnya hanya merupakan ungkapan mekanisme atau transformasi fisik dari
input menjadi output. Tidak ada fungsi produksi yang cukup gamblang didalam
menjelaskan nilai-nilai input dan output itu. Dari input yang tersedia setiap
perusahaan ingin memperoleh hasil yang maksimal sesuai dengan tingkat
teknologi tertinggi pada saat itu.
Fungsi produksi dapat diartikan sebagai fungsi matematis yang
menyatakan bahwa berapa jumlah suatu masukan dalam jumlah unit tertentu,
sedangkan menurut Sukirno (1996), fungsi produksi merupakan hubungan fisik
antara infut sumber daya perusahaan (faktor-faktor produksi) dan keluarnya
output yang berupa barang dan jasa per unit waktu yang dirumuskan sebagai
berikut.
A= F (K,L,R,T) ........................................................................... (2)
Keterangan :
A = Barang yang diproduksikan
K = Kapital/Modal
L = Labour/tenaga kerja
R = Resources/Alam
T = Teknologi
Para peneliti terfokus mengendalikan fungsi produksi dengan konsep yang
lazim dengan fungsi produksi Cobb-Douglas.
Secara umum formulasinya adalah :
Q = A. K š‘Ž .Lš‘ ........................................................................ (3)
Keterangan :
Q = output
A = Konstanta
K = Kuantitas jasa modal
16
L = Kuantitas tenaga kerja
a = Koefisien Modal
b = Koefisien tenaga kerja
Menurut Soekartawi (2003), bahwa ada tiga alasan
utama mengapa
fungsi produksi Cobb-Douglas lebih sering digunakan.
1. Alasan yang pertama, penyelesaian yang relatif mudah dibandingkan
dengan fungsi produksi yang lain
2. Alasan yang ke dua, hasil pendugaan garis melalui fungsi produksi
Cobb-Douglas akan menghasilkan koefisien regresi yang sekaligus
menunjukan besarnya elastisitas
3. Alasan ke tiga, besaran elastisitas tersebut sekaligus menunjukan
tingkat besaran return to scale
Menurut Gujarati (1999), dapat dinyatakan dalam bentuk logaritma
sebagai berikut :
LnQ = InA + a In K + b In L ....................................................... (4)
A dan b menunjukan elastisitas output capital dan elastisitas output tenaga
kerja. Fungsi produksi Cobb-Douglas ini sangat popular dalam penyelidikan
empiris karena kedua parameter a dan b bisa digunakan untuk mengukur
pengembalian terhadap skala (return to scale) yaitu dengan mengamati
penjumlahan a dan b Nicholson (2001).
2.1.2 Teori Tenaga Kerja
Menurut Simanjuntak (1990) tenaga kerja (man power) mengandung dua
pengertian. 1). Tenaga kerja mengandung pengertian usaha kerja atau jasa yang
dapat diberikan dalam proses produksi, dalam hal ini tenaga kerja mencerminkan
17
kualitas usaha yang diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk
menghasilkan barang dan jasa. 2). Tenaga kerja mencakup orang yang mampu
bekerja untuk memberikan jasa/usaha kerja, mampu bekerja bararti mampu
melakukan kegiatan yang mempunyai nilai ekonomis, yaitu kegiatan yang
menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Tenaga kerja (man power) terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan
kerja. Menurut Simanjuntak (1990). Angkatan kerja dapat dibedakan menjadi tiga
golongan yaitu :
1. Pengangguran adalah orang yang sama sekali tidak bekerja dan
berusaha mencari pekerjaan.
2. Setengah pengangguran adalah mereka yang kurang dimanfaatkan
dalam bekerja dilihat dari segi jam kerja dan pendapatan.
Setengah pengangguran dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Setengah pengangguran kentara (visible underemployed) yakni
mereka yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu.
b. Setengah pengangguran tidak kentara (invisible underemployed)
yakni mereka yang produktivitas kerja dan pendapatan rendah.
3. Bekerja penuh adalah keadaan dimana bekerja sesuai dengan jam kerja
yaitu 35 jam seminggu dan pendapatan serta produktivitas kerjanya
tinggi.
Struktur pekerja menurut lapangan usaha secara makro merupakan
gambaran karakteristik perekonomian suatu daerah ditinjau dari sisi produksi
jumlah penduduk yang besar dan apabila dapat dibina serta dikerahkan sebagai
18
tenaga kerja yang efektif akan dapat menjadi modal yang sangat bagus dan
menguntungkan bagi usaha-usaha pembangunan di segala bidang. Besarnya
jumlah penduduk usia kerja merupakan pembangunan usia kerja. Apabila kualitas
sumber daya manusianya sangat tinggi, maka modal pembangunan relevan, tetapi
kualitasnya rendah, karena penduduk tersebut lebih merupakan beban
pembangunan.
Kesempatan kerja seperti yang selama ini dikumpulkan oleh BPS baik
melalui sensus penduduk maupun survei penduduk adalah menyangkut
kesempatan kerja yang telah terisi, jadi menyangkut mereka yang telah bekerja
dan ini juga disebut sebagai pekerja Marheni (2004).
2.1.3
Hubungan Jumlah Tenaga Kerja Dengan Produksi
Samuelson (1994) menyatakan apabila masyarakat menginginkan lebih
banyak barang/jasa maka akan semakin banyak jumlah tenaga kerja yang akan
dikerjakan. Sesuai dengan hukum “The law of diminishing return” setiap
tambahan pekerjaan baru akan semakin sedikit pada titik tertentu memberikan
output tambahan artinya penggunaan tenaga kerja mempunyai titik maksimal
untuk memaksimalkan dalam menghasilkan barang dan jasa yang memiliki nilai
tambah. Jadi jumlah tenaga kerja juga akan sangat berpengaruh terhadap produksi
kerajinan Gambelan. Jika jumlah tenaga kerja meningkat maka produksi kerajinan
Gambelan meningkat begitu juga sebaliknya dan juga diupayakan peningkatan
jumlah produksi yang lebih efisien, jadi antara jumlah tenaga kerja dengan
produksi kerajinan Gambelan memiliki hubungan yang positif.
19
2.1.4
Pengertian Modal
Modal adalah objek-objek material yang digunakan untuk memproduksi
kekayaan atau penyelenggaraan jasa-jasa ekonomi (menurut kamus besar Bahasa
Indonesia), Modal adalah sejumlah uang untuk melakukan usaha. Dengan
demikian modal merupakan pondamen dari suatu perusahaan, baik untuk
membeli/mengembangkan usaha, juga sebagai barometer pada kegiatan atau
aktivitas perusahaan.
Modal merupakan faktor produksi yang khusus, modal (barang modal)
merupakan faktor produksi yang merupakan input sekaligus output dari suatu
perekonomian (Paul A Samuelson & William D.Nordhaus,1995) semua barang
modal fisik sangat penting bagi kehidupan perekonomian manapun, baik itu
perekonomian pasar maupun campuran, dalam sebuah perekonomian pasar, modal
pada umumnya milik pribadi atau swasta dan pendapatan modal jatuh ke tangan
individu.
Menurut Dewi (2006), Modal merupakan Aktiva atau kekayaan yang
dipergunakan oleh perusahaan untuk membiayai kegiatan/aktivitas sehari-hari
yang selalu berputar pada periode tertentu. Berdasarkan jenisnya modal dibedakan
menjadi dua golongan yaitu:
1. Modal primer yaitu Modal minimum yang harus ada pada perusahaan
untuk menjadi kontinuitas usahanya.
2. Modal normal, yaitu jumlah modal
20
a) Modal Variabel
Yaitu modal yang jumlahnya berubah-ubah tergantung pada
perubahan keadaan. Modal ini dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :
1.
Modal musiman yaitu modal yang jumlahnya berubah-ubah
disebabkan karena flukturasi musim.
2.
Modal siklis yaitu modal yang jumlahnya berubah-ubah
disebabkan karena flukturasi konjungtur.
3.
Modal darurat yaitu jumlahnya berubah-ubah karena keadaan
darurat/mendadak yang tidak dapat diketahui terlebih dahulu.
Barang-barang investasi/modal terdiri atas peralatan yang sangat berguna
dalam proses produksi tersebut meliputi mesin, alat-alat besar, gedung instansi
pabrik alat angkut yang dibuat oleh manusia yang dipergunakan dalam
berproduksi. Pembuatan peralatan modal disebut investasi/akumulasi modal.
Dalam operasi suatu perusahaan baik itu perusahaan kecil, sedang, dan besar
maka modal mutlak diperlukan, sudah tentu besar kecilnya modal sangat
tergantung dari skala masing-masing perusahaan pengalokasian modal kedalam
masing-masing kegiatan dalam perusahaan yang diatur dengan sebaik-baiknya
guna mencapai tingkat efisiensi.
2.1.5 Hubungan Modal dengan Produksi
Hubungan modal dengan produksi, Modal merupakan faktor yang penting
bagi kelangsungan proses pembangunan ekonomi. Kelangsungan proses ekonomi
dengan peningkatan modal dalam suatu Negara dapat meningkatkan permintaan
agregat dan pendapatan nasional. Peningkatan permintaan agregat dan pendapatan
21
nasional akan selalu diikuti oleh penanaman modal dan kenaikan produktivitas
serta pendapatan masyarakat yang pada umumnya akan meningkatkan produksi.
Dengan meningkatnya modal, maka akan menambah kemampuan produksi
perusahaan, sehingga menyebabkan meningkatnya volume produksi maka nilai
produksi ikut mengalami peningkatan. Jadi terdapat hubungan yang positif antara
modal dengan produksi.
2.1.6 Pengertian Industri
Seperti yang sering kita dengar bahwa Industri itu adalah pabrik yang
setiap hari banyak mengeluarkan kepulan asap dari cerobang-cerobong asap yang
tinggi atau pabrik besar yang berdiri megah. Pabrik-pabrik itu menggunakan
mesin-mesin dan tenaga manusia yang banyak dalam memproduksi produk yang
ingin dihasilkan, atau industri merupakan kegiatan yang mengubah bentuk baik
secara mekanis atau kimiawi dari bahan-bahan organik atau non organik berupa
bahan mentah atau bahan setengah jadi, sehingga menjadi produk yang lebih
tinggi mutunya. Proses perubahan bentuk itu dilakukan di pabrik-pabrik atau
dirumah tangga dengan menggunakan mesin atau alat yang digerakkan oleh mesin
penggerak dimana hasilnya dijual atau dipakai sendiri dan untuk memenuhi
kebutuhan manusia.
Dalam teori industri
menjelaskan mengenai ruang lingkup industri
meliputi semua kegiatan produksi yang bertujuan meningkatkan mutu barang dan
jasa. Berdasarkan bagiannya industri nasional dapat dikelompokkan menjadi :
a) Kelompok industi dasar atau industri hulu, meliputi industri kimia
dasar seperti industri mesin, logam dasar elektronik.
22
b) Kelompok industri menengah atau hilir dan sering disebut aneka
industri.
c) Kelompok industri kecil
Menurut Kanwil Departemen Perindustrian Provinsi Bali industri adalah
kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah
jadi atau barang jadi yang bernilai lebih tinggi dalam penggunaannya termasuk
kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Disperindag Provinsi
Bali,(1997) menurut Jendral Industri Kecil, industri adalah serangkaian kegiatan
usaha ekonomi dalam masyarakat yang meliputi pengelolaan, pengerjaan,
pengubahan, perbaikan bahan dan barang baik organis maupun non organis
sehingga barang yang dipergunakan lebih bernanfaat.
Badan Pusat Statistik memberi batasan dengan apa yang dimaksud industri
yang biasanya didahului dengan perkataan (perusahaan atau usaha) perusahaan
atau industri adalah suatu unit usaha yang melakukan kegiatan ekonomi yang
bertujuan untuk menghasilkan barang dan jasa, terletak pada suatu bangunan atau
lokasi tertentu yang mempunyai suatu administrasi tertentu mengenai produk dan
struktur biaya serta ada seseorang atau lebih yang bertanggung jawab atas usaha
tersebut. Yang menjadi ciri utama dari industri adalah modal yang dimilikinya
tidak lebih dari dua ratus ribu rupiah (Rp. 200.000) BPS, (2005)
1) Pengertian Industri Kecil
Industri kecil merupakan bagian dari UKM sehingga definisi yang
digunakan berpariasi biasanya didasarkan pada ukuran jumlah tenaga kerja, omzet
penjualan, nilai aset atau stuktur kepemilikan. Definisi UKM (usaha kecil
23
menengah) pada dasaranya merupakan suatu instrumen administrasi atau birokrasi
dan tidak harus merefleksikan realitas pasar, prilaku organisasi atau pandangan
perusahaan tentang dirinya, dalam konteks promosi yang dibiayai pemerintah
untuk usaha kecil. Perlunya UKM terutama untuk penetapan alokasi, tindakan
seperti pemberian kredit bersubsidi, perlakuan istimewa perpajakan terhadap
UKM harus dibatasi dengan cara tertentu agar tidak sampai pemerintah akhirnya
mendukung semua populasi dunia usaha.
Klasifikasi industri kecil berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan masingmasing instansi atau lembaga yang terkait dengan industri kecil. Asian
development
Bank
mengklasifikasikan
dalam
hasil
penelitiannya
populasi
dunia
usaha
sebagai
di
berbagai
bagian
dari
negara
proses
mempersiapkan statistik ekonomi, administrasi sitem perpajakan dan sebagai
dasar untuk memberikan dukungan dan promosi khusus (bagi usaha kecil).
Walaupun telah diupayakan selama sepuluh tahun, tidak ada rumusan definisi
global yang berlaku untuk usaha mikro kecil dan menengah, kebanyakan negara
memberikan definisi yang berbeda, dengan berbagai fariasi yang penting antara
satu sama lain negara maupun di dalam negara itu sendiri.
Industri kecil meliputi industri pangan (minuman, makanan, tembakau)
industri sedang dan kulit (pakaian jadi, tekstil, dan barang dari kulit), industri
kimia dan bahan bangunan (industri kertas, percetakan, penerbitan, barang-barang
karet, plastik dll) Disperindag Provinsi Bali,(2005)
Kriteria industri menurut SK menteri Perindustrian No. 254/MPP/1997
pasal 1 adalah suatu badan usaha atau industri dimana investasinya untuk
24
peralatan dan peralatan masin adalah Rp. 200.000.000 tidak termasuk tanah dan
bangunan. Tempat usaha dan investasinya Rp. 625.000 dan pemiliknya Warga
Negara Indonesia.
Jadi berdasarkan batasan diatas, maka dapat disimpulkan pengertian dari
industri kecil adalah suatu perusahaan atau badan usaha yang memproduksi
barang dengan memperkerjakan tenaga kerja tidak lebih dari 20 orang dengan
modal yang relatif kecil dan pemiliknya adalah Warga Negara Indonesia.
2) Upaya Pengembangan Industri
Di Indonesia sekarang ini seolah-olah memiliki pemikiran-pemikiran
dalam kaitannya dalam upaya memantapkan keberadaan sektor industri Lincolin
Arsyad(1997) ketiga kelompok pemikiran itu antara lain :
1) Pengembangan sektor industri hendaknya diarahkan kepada yang
memiliki keunggulan komparatif (comparatif advantage), pemikiran
seperti ini boleh dikatakan diwakili oleh kalangan ekonomis-akademis.
2) Konsep delapan wahana transportasi teknologi dan industri yang
dikemukakan oleh Menteri Riset dan Teknologi yang pada dasarnya
memprioritaskan pembangunan industri-industri hulu secara serentak
(simultan).
3) Konsep keterkaitan antar industri, khususnya keterkaitan hulu hilir.
Konsep ini merupakan konsep dari Menteri perindustrian.
Pembangunan industri merupakan bagian dari serangkaian pelaksanaan
dalam mencapai sarana pembangunan jangka panjang yang bertujuan membangun
25
industri, sehingga indonesia mampu tumbuh dan berkembang atas kekuatan
sendiri. Menurut departemen perindustrian, industri nasional dapat dikelompokan
menjadi 3 yaitu :
a) Industri dasar yang meliputi industri mesin dan logam dasar (IMLD)
dan sekelompok industri kimia dasar (IKD), yang termasuk IMLD
antara lain: industri mesin pertanian, elektronika, kereta api, pesawat
terbang, kendaraan bermotor dan lain-lain. Yang termasuk IKD antara
lain : industri pengolahan kayu dan karet alam, industri batu bara.
Ditinjau dari misinya industri dasar memiliki misi untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi membantu penjualan struktur industri dan
bersifat padat modal. Teknologi tepat guna yang digunakan adalah
teknologi maju teruji dan padat karya, namun dapat mendorong
penyerapan tenaga kerja.
b) Industri kecil meliputi pangan (makanan, minuman, tembakau) industri
sedang dan kulit (tekstil, pakaian jadi serta barang dari kulit), industri
kimia dan bahan bangunan (kertas, percetakan,penerbit, barang-barang
karet, plastik dan lain-lain), industri galian bukan logam, industri logam
(mesin, listrik, alat-alat ilmu pengetahuan, barang dari logam dan lain
sebagainya) kelompok industri kecil memiliki misi melaksanakan
pemerataan sederhana dan padat karya, mengembangkan industri kecil
ini diharapkan dapat menambah kesempatan kerja dan meningkatkan
nilai tambah dengan memanfaatkan pasar dalam negeri dan luar negeri
(eksport).
26
c) Industri hilir yaitu kelompok aneka industri meliputi industri yang
mengolah hasil pertambangan, industri yang mengolah sumber daya
pertanian. Kelompok aneka industri ini mempunyai misi meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan pemerataan, memperluas kesempatan kerja,
tidak padat modal dan teknologi yang digunakan adalah teknologi
menengah atau teknologi maju.
2.1.7
Pengertian Kerajinan
Menurut Soeroto(1983), kerajinan adalah suatu usaha produktif di sektor
non pertanian baik berupa mata pencaharian pokok maupun sampingan. Usaha
kerajinan sebagai kegiatan produktif non pertanian tumbuh atas dasar dorongan
naluri manusia untuk memiliki barang dan alat yang diperlukan untuk
mempertahankan hidup.
Penduduk Pulau Bali dikenal sangat kreatif apapun yang dihasilkan
sebagai kerajinan tangan dapat dijual dan laku. Daerah seni yang dimiliki
masyarakat Bali telah mengalir pada hasil kerajinan tangannya.
Hasil kerajinan usaha kerajinan menurut S.K Menteri Perindustrian No.
261/M/SK/1989 tanggal 20 september 1989 tentang ketentuan dan tata cara
penerbitan surat keterangan mengenai asal barang kerajinan (Kanwil Departemen
Perindustrian, 1989), disebutkan bahwa semua barang dapat dikatakan sebagai
hasil kerajinan apabila cara pengerjaannya :
1. Dibuat sepenuhnya dengan tangan.
2. Dikerjakan dengan alat yang dipegang dengan tangan seperti pahat dan
palu.
27
3. Dikerjakan dengan mesin yang dikerjakan dengan pedal, papan putaran,
tembikan yang digerakan dengan kaki.
4. Dikerjakan dengan alat penggerak mesin tetapi cara kerjanya masih
dipegang dengan tangan seperti bor listrik.
5. Dikerjakan dengan salah satu atau beberapa kombinasi di proses yang
diatas.
2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya
Penelitian ini sedikitnya mengacu pada penelitian-penelitan sebelumnya.
Hal ini dimaksudkan untuk memberi dasar yang kuat untuk penyajian materi, baik
dari segi pemilihan variabel maupun konsep umum yang dipakai. Penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Triwahyuni Suarsana (2009) dengan judul
Tingkat Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Pada Industri Kerajinan Genteng
di desa Darmasaba Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung. Analisis yang
digunakan adalah linear berganda yang diformulasikan dengan model pungsi
produksi Cobb-Douglas, hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan
faktor produksi bahan baku dan tenaga kerja pada industri genteng di desa
Darmasaba tidak efisien, hasil produksi dari penggunaan faktor produksi bahan
baku dan tenaga kerja pada industri genteng di desa Darmasaba berada pada skala
yang semakin meningkat Incresing return to scale dan elastisitas hasil produksi
genteng terhadap penggunaan faktor-faktor produksi bahan baku dan tenaga kerja
pada industri genteng di desa Darmasaba Kecamatan Abiansemal Kabupaten
Badung adalah elastisitas. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama
menggunakan teknik analisis linear berganda dengan model produksi Cobb-
28
Douglas, sedangkan perbedaanya terletak pada variabel bebasnya dan obyek
penelitiannya.
Yustianti (2002), berjudul “Analisis Pengaruh Jumlah Tenaga Kerja dan
Kurs Dolar Amerika Serikat terhadap nilai Produksi Industri Kecil di Provinsi
Bali Tahun 1990-1999” Penelitian tersebut menggunakan analisis linear
berganda. Pada penelitian sebelumnya disimpulkan bahwa secara parsial jumlah
tenaga kerja berpengaruh nyata dan positif terhadap nilai produksi Industri kecil di
Provinsi Bali. Kurs dolar Amerika Serikat berpengaruh nyata dan positif terhadap
nilai produksi industri kecil di Provinsi Bali. Melalui uji serempak (uji F), Jumlah
tenaga kerja dan kurs dolar Amerika Serikat berpengaruh secara serempak
terhadap nilai produksi industri kecil di Provinsi Bali. Perbedaan penelitian yang
dilakukan sebelumnya adalah pada variabel bebas, analisis yang digunakan dan
lokasi penelitian, sedangkan persamaannya adalah sama-sama menggunakan
analisis linear berganda.
2.3 Rumusan Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan kajian pustaka yang
telah diuraikan, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut :
1. Diduga tenaga kerja dan modal secara simultan berpengaruh nyata
terhadap produksi industri gamelan di Desa Tihingan.
2. Diduga tenaga kerja dan modal secara persial berpengaruh positif dan
nyata terhadap produksi industri gamelan di Desa Tihingan.
29
Download