BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Yang Melandasi Permasalahan Dalam rangka memperoleh suatu pedoman guna lebih memperdalam masalah,maka perlu dikemukakan suatu landasan teori yang bersifat ilmiah.Dalam landasan teori ini dikemukakan teori yang ada hubungannya dengan materi materi yang digunakan dalam pemecahan masalah yaitu teori teori tentang perilaku konsumen dan keputusan pembelian. 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan fungsi bisnis yang berhubungan langsung dengan konsumen. Kesuksesan perusahaan banyak ditentukan oleh prestasi di bidang pemasaran.Pemasaran merupakan proses mempelajari kebutuhan dan keinginan konsumen dan memuaskan dengan produk dan pelayanan yang berkualitas dengan harga yang kompetitif. “Pemasaran adalah suatu proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain” (Kotler dan Keller,2007:6) 6 6 “Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsep,penerapan harga,promosi distribusi dan barang serta jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi” (Lamb.dkk,2005:60) “Pemasaran adalah tindakan beberapa perusahaan untuk merencanakan dan melaksanakan rancangan produk, penentuan harga, distribusi dan promosi” (Jeff Madura,2005:83) Dari definisi di atas menunjukkan bahwa pemasaran merupakan serangkaian prinsip untuk memilih pasar sasaran (taget market), mengevaluasi kebutuhan konsumen,mengembangkan barang dan jasa,pemuas keinginan,memberikan nilai kepada konsumen dan laba bagi perusahaan. 2.1.2 Pengertian Manajemen Pemasaran Manajemen pemasaran merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan yang ditujukan untuk mengatur proses pertukaran.Perkembangan dan teknologi sangat menuntut perusahaan untuk segera menyesuaikannya.Produk dan pelayanan membutuhkan pengelolaan yang berkualitas memungkinkan konsumen secara selektif menentukan dan memutuskan pilihannya.Maka dalam kegiatan pemasaran diperlukan manajemen secara sistematis dan terintegrasi baik internal maupun eksternal. 7 “Manajemen pemasaran adalah seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga, dan menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul” ( Kotler dan Keller, 2007:6) “Manajemen pemasaran adalah proses menganalisa, merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan program program yang mencakup pengkonsepan, penerapan harga, promosi dan distribusi produk, jasa dan gagasan yang dirancang untuk menciptakan dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan” (Boyd,et al,2006:18) Menurut definisi manajerial, pemasaran sering digambarkan sebagai seni menjual produk,namun Peter Drucker, seorang ahli manajemen terkemuka dalam Kotler dan Keller (2007:7) mengatakan sebagai berikut : Orang dapat mengasumsikan akan selalu ada kebutuhan penjualan.Akan tetapi tujuan pemasaran bukan untuk memperluas penjualan hingga kemana-mana.Tujuan pemasaran adalah mengetahui dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan dan selanjutnya menjual diri sendiri. Idealnya, pemasaran hendaknya menghasilkan seorang pelanggan yang siap untuk membeli semua yang dibutuhkan, selanjutnya adalah menyediakan produk dan jasa itu. 8 2.1.3 Konsep Pemasaran Konsep pemasaran harus berdasarkan konsep pemasaran yang efisien,efektif dan bertanggung jawab sosial.Konsep manajerial yang dilakukan hendaknya beorientasi pada konsumen untuk mencapai tujuan jangka panjang.Untuk itu perusahaan harus mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen,mengembangkan kualitas produk utnuk kepuasan konsumen,menciptakan produk yang mudah didapat oleh konsumen pada harga yang pantas dan menyediakan pelayanan pasca penjualan (after sales service). Konsep pemasaran telah mengalami perkembangan selama beberapa tahun.Perkembangan konsep tersebut sejalan dengan perubahan kebutuhan dan keinginan konsumen.Dari awal perkembangannya hingga saat ini,produsen telah mengubah orientasinya.Menurut Kotler dan Gary Amstrong (2007:11) konsep pemasaran adalah sebagai berikut : a. Konsep Produksi ( Production Concept ) Konsep atau orientasi produksi menekankan bahwa kegiatan produksi harus diutamakan dan dilakukan sebanyak banyaknya untuk memenuhi permintaan.Manajer produksi dalam peruahaan akan berusaha untuk mencapai efisiensi produksi dan distribusi yang luas.Konsumen akan menyukai produk yang mudah didapat dan harganya relatif lebih murah. 9 Penerapan konsep ini dapat membantu para pemasar meraih sukses dengan menyediakan atau memproduksi produk sebanyak banyaknya.Produk yang pasti akan laku di pasar mengingat jumlah yang dihasilkan perusahaan masih relatif sedikit dibandingkan dengan kebutuhan masayarakat,seperti yang banyak terjadi di Negara berkembang sehingga perusahaan bersifat monopolis. b. Konsep Produk ( Product Concept ) Jika kompetitor mulai muncul,konsep produk mungkin mulai goyah.Konsumen telah memiliki alternatif produk yang lain yang dibutuhkan.Secara rasional konsumen akan memilih produk terbaik yang tersedia di pasar. Pada kondisi semacam ini perlu ada konsep atau orientasi yang berbeda dan muncullah konsep atau orientasi produk. Konsep produk pada dasarnya berpendapat bahwa sukses pemasaran tergantung pada kualitas produk yang dihasilkan perusahaan.Perusahaan akan unggul dalam persaingan dan produk-produnya laku di pasar jika perusahaan tersebut mampu menghasilkan produk dengan kualitas terbaik dan senantiasa meningkatkan kualitas produknya. 10 c. Konsep Penjualan ( Selling Concept ) Intensitas persaingan yang terus meningkat mendorong munculnya konsep atau orientasi bisnis yang lebih baru.Konsep produk menjadi kurang sesuai dengan tuntutan lingkungan, dan muncul konsep lain yaitu konsep penjualan.Pada dasarnya konsep ini menekankan bahwa konsumen tidak akan mengkonsumsi produk dari suatu perusahaan tertentu kecuali perushaaan melakukan usaha promosi dan penjualan agresif. Perusahaan yang menerapkan konsep penjualan akan menempatkan sumber daya yang besar di bidang penjualan dan promosi.Tenaga pemasar akan dikuatkan, promosi juga dilakukan secara gencar. d. Konsep Pemasaran ( Marketing Concept ) Konsep pemasaran merupakan konsep bisnis yang muncul belakangan. Tenaga pemasaran diperkuat,promosi gencar dan produk yang secara teknis bermutu,ternyata tidak menjamin keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang. Hal ini mungkin disebabkan terutama oleh perubahan kondisi persaingan dan tuntutan konsumen. Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat,konsumen memiliki berbagai alternatif 11 untuk memenuhi kebutuhan yang sejenis.Oleh sebab itu, konsumen akan memilih produk yang dianggap mampu memberikan nilai kepuasan tertinggi. Konsep pemasaran membantu perusahaan menghadapi persaingan yang semakin ketat.Untuk itulah, operasi perusahaan harus dimulai dari menemukan kebutuhan dan keinginan konsumen,disusul dengan menemukan cara pemasaran terbaik. e. Konsep Pemasaran Sosial ( Sosial Marketing Concept ) Pada beberapa tahun terakhir, pemasaran dihadapkan pada berbagai kondisi yang semakin kompleks seperti isu-isu lingkungan hidup,semakin berkurangnya sumber daya alam,pertumbuhan penduduk,kemiskinan dan kelaparan,serta berbagai isu lainnya.Apabila perusahaan tidak memperhatikan aspek-aspek tersebut, maka akan berpotensi menimbulkan konflik kepentingan masyarakat,sehingga antara produknya produsen akan dengan dijauhi oleh konsumen.Konsep pemasaran sosial menekankan bahwa tugas organisasi adalah memahami kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan memenuhi kepuasan konsumen lebih efektif dan efisien dibanding pesaing dalam rangka mencapai kesejahteraan sosial konsumen. 12 f. Konsep Pelanggan ( Customer Concept ) Konsep ini perusahaan mengumpulkan informasi tentang transaksi yang telah lalu, demografik, psikografik masingmasing pelanggan dan media serta distribusi yang lebih disukai.Perusahaan berharap mampu mencapai pertumbuhan yang menghasilkan bagian laba yang lebih besar atas pengeluaran masing-masing pelanggan dengan membangun kesetiaan yang tinggi dan berfokus pada nilai masa hidup pelanggan. 2.1.4 Bauran Pemasaran Kegiatan dalam pemasaran selalu berkaitan dengan variabelvariabel bauran pemasaran karena tekanan utama bauran pemasaran adalah pasar yang merupakan arah dan tujuan atas hasil produk dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Bauran pemasaran merupakan kondisi variabel atau unsur-unsur yang menjadi inti dari sistem pemasaran perusahaan yang dapat dikendalikan oleh perusahaan itu sendiri. Semua unsur dalam bauran pemasaran dapat dikombinasikan seefektif mungkin di dalam pelaksanaan program pemasaran. Pengertian bauran pemasaran atau Marketing Mix adalah “kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem 13 pemasaran,variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen”(Sofjan Assauri 2009:198). Variabel tersebut dikenal dengan 4P yakni: Produk ( Product ), Harga (Price ), Distribusi ( Place ) dan Promosi ( Promotion ). Unsur dari bauran pemasaran ( Marketing Mix ) adalah sebagai berikut (Sofjan Assauri 2009:199) a. Produk ( Product ) Strategi produk adalah menetapkan cara dan penyediaan produk yang tepat bagi pasar yang dituju,sehingga dapat memuaskan meningkatkan para konsumennya keuntungan dan perusahaan sekaligus dapat dalam jangka panjang,melalui peningkatan penjualan dan peningkatan share pasar.Jadi produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapat perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi yang meliputi barang secara fisik, jasa kepribadian, tempat, organisasi dan gagasan atau buah pikiran. Faktor-faktor yang terkandung dalam suatu produk adalah mutu/kualitas, penampilan ( Feature ),pilihan yang ada ( Option ), gaya ( Style ) ,merek ( Brand Names ), pengemasan ( Packaging ), ukuran ( Size ), jenis ( Product Lines ), macam ( 14 Product Item ), jaminan (Warranties ) dan pelayanan ( Services ). (Sofjan Assauri 2009:200) b. Harga ( Price ) Harga merupakan satu-satunya unsur Marketing Mix yang menghasilkan penerimaan penjualan, sedangkan unsur lainnya hanya unsur biaya saja. Walaupun penetapan harga merupakan persoalan penting, masih banyak perusahaan yang kurang sempurna dalam menangani permasalahan penetapan harga tersebut. Karena menghasilkan penerimaan penjualan, maka harga mempengaruhi tingkat penjualan, tingkat keuntungan, serta share yang dapat dicapai oleh perusahaan (Sofjan Assauri 2009:223). c. Distribusi ( Place ) Penyaluran ( distribusi ) merupakan kegiatan penyampaian produk sampai ke tangan si pemakai atau konsumen pada waktu yang tepat. Oleh karena itu, kebijakan penyaluran merupakan salah satu kebijakan pemasaran tepadu yang mencakup penentuan saluran pemasaran (Marketing Channels) dan distribusi fisik (Physical Distribution).Kedua faktor ini mempunyai hubungan yang sangat erat dalam keberhasilan penyaluran dan sekaligus keberhasilan pemasaran produk 15 perusahaan.Efektifitas penggunaan saluran distribusi diperlukan untuk menjamin tersedianya produk di setiap mata rantai saluran tersebut. Faktor pemilihan penyalur ( distribusi ) menurut Sofjan Assauri (2009:242) adalah : 1) Pola saluran distribusi 2) Banyaknya atau jumlah penyalur 3) Lokasi atau daerah penyalur 4) Bonafiditas para penyalur yang tercermin dari likuiditasnya 5) Reputasi dari penyalur 6) Kemampuan menjual dan jaringan distribusi yang luas 7) Mempunyai tenaga penjual yang terlatih dan sarana/fasilitas yang memadai d. Promosi ( Promotion ) Promosi merupakan kegiatan untuk menggugah atau menstimulasi pembelian, sehingga merupakan usaha penjualan khusus ( Special Selling Efforts ). Jadi dapat dikatakan bahwa promosi penjualan merupakan kegiatan promosi selain dari 16 advertensi, personnel selling dan publisitas, yang dapat mendorong pembelian oleh konsumen dan yang dapat meningkatkan efektifitas para penyalur dengan mengadakan pameran display, eksibisi, peragaan/demonstrasi dan berbagai kegiatan penjualan yang lain yang dilakukan sewaktu-waktu dan tidak bersifat rutin (Sofjan Assauri 2009:282). 2.2 Produk 2.2.1 Pengertian produk Pada dasarnya sebagian besar keuntungan yang didapat oleh perusahaan berasal dari kepuasan konsumen dalam menikmati produknya.Untuk itu perusahaan dalam proses kegiatannya harus mengerti dan tahu benar akan arti produk itu sendiri. Definisi produk menurut Rambat Lupioyadi (2006:58) adalah sebagai berikut : “Produk merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai manfaat kepada konsumen”. Menurut Philips Kotler dan Gery Amstrong (2008:266) definisi produk yaitu : 17 “Segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar agar menarik perhatian, akuisisi,penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan”. 2.2.2 Tingkatan Produk Pada hakekatnya, seseorang membeli suatu produk atau jasa bukan hanya sekedar ingin memiliki produk tersbut tetapi karena manfaat yang ditimbulkan dari produk atau jasa yang dibelinya.Menurut (Sofjan Assauri, 2009:202) produk yang dibeli konsumen dapat dibedakan atas tiga tingkatan, yaitu : a. Produk Inti ( Core Product ) Merupakan inti atau dasar yang sesunggunya dari produk yang ingin diperoleh atau didapatkan oleh seorang pembeli atau konsumen dari produk tersebut. b. Produk Formal ( Formal Product ) Merupakan bentuk,model, kualitas/mutu, merek dan kemasan yang menyertai produk tersebut. c. Produk tambahan ( Augemented Product ) 18 Merupakan tambahan produk formal dengan berbagai jasa yang menyertainya seperti pemasangan ( instalasi ), pelayanan, pemeliharaan dan pengangkutan secara cuma - cuma. 2.2.3 Klasifikasi Produk Menurut Fadly Tjiptono (2005:98-101) klasifikasi produk bisa dilakukan atas berbagai macam sudut pandang. Berdasarkan berwujud tidaknya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama ,yaitu : a. Barang Barang merupakan produk yang berwujud fisik,sehingga bisa dilihat, diraba atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan dan perlakuan fisik lainnya. Ditinjau dari aspek daya tahannya, terdapat dua macam barang, yaitu : 1) Barang tidak tahan lama ( Nondurable Goods ) Merupakan barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain,umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun. Contohnya adalah garam dan sabun. Oleh karena barang jenis ini dikonsumsi dengan cepat dan frekuensi pembeliannya sering terjadi,maka strategi yang tepat adalah 19 menyediakan banyak lokasi dan mengiklankannya secara gencar untuk merangsang orang agar mencoba dan sekaligus untuk membentuk preferensi. 2) Barang tahan lama ( Durable Goods ) Merupakan barang berwujud yang biasanya bisa tahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun atau lebih).Contohnya adalah TV dan mobil. Umumnya jenis barang ini membutuhkan pelayanan yang lebih banyak daripada barang tidak tahan lama,memberikan keuntungan yang lebih besar dan membutuhkan jaminan dan garansi tertentu dari penjualnya. b. Jasa (Service) Merupakan aktivitas,manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual, contohnya bengkel reparasi dan salon kecantikan. Karena jasa ini merupakan hal yang tidak berwujud, sulit dipindahkan bervariabel dan tidak tahan lama, maka umumnya membutuhkan lebih banyak pengawasan mutu,tingkat kepercayaan yang tinggi dan kesesuaian. 20 Selain berdasarkan daya tahannya, produk umumnya juga diklasifikasikan berdasarkan siapa konsumen dan untuk apa produk tersebut dikonsumsi. Berdasarkan kriteria ini, produk dapat dibedakan menjadi dua bagian,yaitu : a. Klasifikasi barang konsumen Merupakan barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri ( individu dan rumah tangga), bukan untuk bisnis.Umumnya barang konsumen dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis: 1) Barang sehari-hari ( Convinience Goods ) Merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian tinggi (sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya membutuhkan usaha yang minimum ( sangat kecil ) dalam pembandingan dan pembeliannya. Contohya adalah rokok dan sabun. 2) Barang Shopping ( Shopping Goods) Merupakan barang-barang yang dalam proses pemilihan dan pembeliannya dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia. Kriteria perbandingan tersebut meliputi harga,kualitas dan model masing-masing produk. Contohnya adalah alat-alat rumah tangga dan pakaian. 21 3) Barang Spesial ( Specialty Goods ) Merupakan barang-barang yang memiliki karakteristik dan identifikasi merek yang unik dimana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya. Umumnya jenis barang spesial terdiri atas barang-barang mewah dengan merek dan model spesifik . Contohnya : mobil mewah. 4) Barang yang tidak dicari ( Unsougt Goods) Merupakan barang-barang yang tidak dketahui konsumen atau kalau pun sudah diketahui pada umumnya belum terpikirkan untuk membelinya. Contohnya adalah tanah kuburan dan batu nisan. b. Klasifikasi barang industri Merupakan barang-barang yang dikonsumsi oleh industriawan ( konsumen antara atau konsumen bisnis ) untuk keperluan selain dikonsumsi langsung. Barang indusri dapat diklasifikasikan berdasarkan peranannya dalam proses produksi atau biaya relatifnya. Barang industri dibedakan menjadi tiga kelompok,yaitu : 1) Bahan baku dan suku cadang ( Materials And Parts ) 22 Adalah barag-barang yang seluruhnya atau sepenuhnya masuk ke dalam produk jadi. 2) Barang modal ( Capital Items ) Adalah barang-barang tahan lama yang memberi kemudahan dalam mengembangkan dan mengelola produk jadi. 3) Perlengkapan dan jasa ( Supplies And Services ) Merupakan barang-barang tidak tahan lama dan jasa yang memberi kemudahan dalam mengembangkan dan mengelola keseluruhan modal. 2.2.4 Kualitas Produk a. Definisi kualitas produk Definisi kualitas produk berpusat pada upaya pemenuhan dan keinginan konsumen serta ketetapan penyampaian untuk mengimbangi harapan konsumen. Aplikasi kualitas sebagai sifat dari pemenuhan produk atau kinerja merupakan bagian utama strategi perusahaan dalam rangka meraih keunggulan yang berkesinambungan,baik sebagai pemimpin pasar ataupun strategi untuk tumbuh.Untuk lebih jelasnya di bawah ini terdapat definisi kualitas produk dari pakar pemasaran. 23 Menurut Philip Kotler dan Gery Amstrong (2008:272) mengemukakan bahwa : “Kualitas produk adalah karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan yang dinyatakan atau diimplikasikan”. Definisi kualitas produk menurut John C.Mowen dan Michael Minor (2009:90) adalah sebagai berikut : “Sebagai evaluasi menyeluruh pelanggan atas kebaikan kinerja barang dan jasa”. b. Dimensi kualitas produk Menurut Rambat Lupioyadi (2006:76) aspek-aspek yang menentukan dimensi kualitas produk adalah sebagai berikut : 1) Kinerja ( Performance ) Kinerja disini merujuk pada karakter produk inti yang meliputi merek dan atribut-atribut yang dapat diukur dan aspek-aspek kinerja individu. Kinerja beberapa produk biasanya didasari oleh perbaikan dari produk tersebut yang pada dasarnya bersifat umum (universal). 24 2) Keragaman produk ( Features ) Dapat berbentuk produk tambahan dari suatu produk inti yang dapat menambah nilai suatu produk. Feature suatu produk biasanya diukur secara subjektif oleh masingmasing individu (konsumen ) yang menunjukkan adanya perbedaan kualitas suatu produk menurut karakter agar dapat menyesuaikan diri dengan permintaan pasar. 3) Keandalan ( Realibility ) Dimensi ini berkaitan dengan timbulnya kemungkinan suatu produk mengalami keadaan tidak berfungsi pada suatu periode. Keandalan suatu produk yang menandakan tingkat kualitas sangat berarti bagi konsumen dalam memilih produk. Hal ini semakin penting mengingat besarnya penggantian dan pemeliharaan yang harus dikeluarkan apabila produk yang dianggap tidak bagus mengalami kerusakan. 4) Kesesuaian ( Conformance ) Dimensi ini berkaitan dengan mengetahui sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standardstandard yang telah ditetapkan sebelumnya. 5) Daya tahan atau ketahanan produk ( Durability ) 25 Ukuran ketahanan suatu produk meliputi segi ekonomis maupun teknis. Secara teknis, ketahanan suatu produk didefnisikan sebagai sejumlah kegunaan yang diperoleh oleh seseorang sebelum mengalami penurunan kualitas. Secara ekonomis, ketahanan diartikan sebagai usia ekonomis suatu produk dilihat dari jumlah kegunaan yang diperoleh sebelum terjadi kerusakan dan keputusan untuk mengganti produk. 6) Estetika ( Aesthetics ) Merupakan dimensi pengukuran yang paling diutamakan. Estetika suatu produk dilihat melalui bagaimana suatu produk terdengar oleh konsumen, bagaimana tampak dari luar suatu produk, rasa, maupun bau dari produk tersebut. Jadi estetika jelas merupakan penilaian dan refleksi yang dirasakan oleh konsumen. 7) Kualitas yang dipersepsikan ( Perceived Quality ) Konsumen tidak selalu memilih informasi yang lengkap mengenai atribut-atribut produk. Namun demikian, biasanya konsumen memiliki informasi tentang produk secara tidak langsung, misalkan melalui merek, nama dan 26 negara produsen. Ketahanan produk misalnya,dengan menjadi sangat kritis dalam pengukuran kualitas produk. 2.2.5 Karakteristik Jasa dan Kategori Barang dan Jasa Menurut Kotler (2005:446-449) jasa mempunyai empat ciri utama yang membedakan dari barang yaitu : a. Intangibility Jasa adalah tidak nyata,jasa tidak dapat dilihat, dirasakan atau didengar sebelum dibeli. b. Inseparability Tidak seperti barang fisik,jasa pada umumnya diproduksi secara khusus dan dikonsumsi pada waktu bersamaan, jika jasa diberikan khusus kepada seseorang maka orang tersebut adalah merupakan bagian dari jasa. c. Variability Jasa sangat beragam karena merupakan non-standarized output artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan macamnya tergantung pada siapa, kapan dan dimana dihasilkan. d. Perishability 27 Jasa tidak dapat disimpan,nilai jasa diterima hanya pada saat klien bertemu dengan penyedia jasa. Menurut Kotler (2005:445-446) barang jasa dapat dibedakan menjadi lima kategori : a. Puretangible Good ( barang jasa murni ) Disini barang terdiri dari barang berwujud, contoh : sabun, pasta gigi, tidak dapat jasa mendampingi barang tersebut. b. Tangible Good With Accompanying ( barang nyata dengan jasa tambahan ) Disini perusahaan menawarkan barang yang dapat dilihat (berwujud) didampingi oleh satu atau lebih jasa pendukung untuk menimbulkan daya tarik konsumen, contoh : perusahaan yang menjual TV didampingi dengan jaminan serta instruksi pengoperasianya. c. Hybrid ( Campuran ) Penawaran barang atau jasa sama besar bagiannya. 28 d. Mayor Service With Accompanying Minor Goods And Service ( jasa utama disertai dengan barang atau jasa tambahan ). Disini perusahaan menawarkan jasa sebagai produk utama yang didukung oleh jasa tambahan dan produk pendukung, contoh : pengunjung hotel membeli jasa hotel untuk menginap, tetapi ditambah makanan, minuman dan pelayanan jasa lainnya. e. Pure Service ( murni jasa) Disini perusahaan hanya murni menawarkan jasa, contoh : salon, psikoterapi, panti pijat. 2.3 Merek ( Brand ) Sebagian produk konsumen dan industrial memiliki merek.Merekmerek dibubuhkan pada produk yang dijual untuk memberikan identifikasi khusus pada suatu produk, sehingga konsumen akan memperoleh kemudahan untuk membeda-bedakan produk-produk yang banyak terdapat di pasar. Merek memiliki dua unsur (Darmadi Durianto,2005:138) yaitu brand name yang terdiri dari huruf atau rangkaian kata yang dapat dibaca , yang kedua brand mark yang berbentuk simbol,desain atau warna yang spesifik. Kedua unsur dari sebuah merek, selain berguna untuk 29 mempermudah konsumen untuk mengenali dan mengidentifikasi barang atau jasa yang hendak dibeli. Dengan demikian merek tersebut meliputi : a. Nama merek harus menunjuk manfaat dan mutu produk tersebut. b. Nama merek harus mudah diucapkan,dikenal dan diingat. c. Nama merek harus mudah terbedakan,artinya harus spesifik dan khas. d. Nama merek harus mudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa asing. e. Nama merek harus bisa memperoleh hak untuk didaftarkan dan mendapat perlindungan hukum. Merek lebih dari sekedar simbol. Merek dapat memiliki enam tingkatan pengertian ( Darmadi Durianto dkk,2006: 132 ) yaitu : a. Atribut yaitu merek mengingatkan pada atribut – atribut tetentu. b. Manfaat yaitu suatu merek lebih dari serangkaian atribut. Pelanggan tidak membeli atribut, mereka membeli manfaat. Atribut diperlukan untuk untuk diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan atau emosional . c. Nilai , yaitu merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen. 30 d. Budaya, yaitu merek juga mewakili budaya tertentu. e. Kepribadian, merek juga mencerminkan kepribadian tertentu. f. Pemakai, yaitu merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk tertentu . “ A brand is a name, term, sign , symbol or design or combination of them . intented to identity the good or services of one seller of group of sellers and differentiate them form those of competitors “ ( Kotler, 2005 : 145 ) . 2.4 Pengertian perilaku konsumen Perilaku konsumen menyangkut masalah keputusan yang diambil seseorang dalam persaingannya dan penentuan untuk mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa . Konsumen mengambil banyak macam keputusan membeli setiap hari. Kebanyakan perusahaan besar meneliti keputusan membeli konsumen secara amat rinci untuk menjawab pertanyaan mengenai apa yang dibeli konsumen, dimana mereka membeli, bagaimana dan berapa banyak mereka membeli, serta mengapa mereka membeli. Pemasar dapat mempelajari apa yang dibeli konsumen untuk mencari jawaban atas pertanyaan mengenai apa yang mereka beli, dimana dan berapa banyak, tetapi mempelajari mengenai alasan tingkah laku konsumen bukan hal 31 yang mudah, jawabannya seringkali tersembunyi jauh dalam benak konsumen. Pengertian perilaku konsumen seperti diungkapkan oleh Mowen ( 2006:6 ) mengatakan : “ Studi tentang unit pembelian ( buying unit ) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan , konsumsi dan pembuangan, barang, jasa , pengalaman serta ide – ide “. Swastha dan Handoko ( 2006 : 10 ) mengatakan : Perilaku konsumen (consumer behavior) dapat didefinisikan sebagai kegiatan – kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang – barang dan jasa – jasa , termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan yang menentukan tindakan – tindakan tersebut . Dari pengertian diatas maka perilaku konsumen merupakan tindakan – tindakan dan hubungan sosial yang dilakukan oleh konsumen perorangan, kelompok maupun organisasi untuk menilai, memperoleh dan menggunakan barang – barang serta jasa melalui proses pertukaran atau pembelian yang diawali dengan proses pengambilan keputusan yang menentukan tindakan – tindakan tersebut . 32 2.5 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen. Dalam memahami perilaku konsumen perlu dipahami siapa konsumen , sebab dalam suatu lingkungan yang berbeda akan memiliki penelitian, kebutuhan, pendapat , sikap dan selera yang berbeda . Menurut Kotler ( 2006 : 132-145 ) Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah kebudayaan, sosial, pribadi, psikologis . Sebagian faktor – faktor tersebut tidak diperhatikan oleh pemasar tetapi sebenarnya harus diperhitungkan untuk mengetahui seberapa jauh faktor – faktor perilaku konsumen tersebut mempengaruhi pembelian konsumen. Perlaku konsumen menurut Schifman,Kanuk ( 2005 : 8) adalah Perilaku yang ditunjukan konsumen dalam pencarian akan pembelian, penggunaan, pengevaluasian, penggantian produk dan jasa yang diharapkan dapat memuaskan konsumen. Bebepara faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah faktor kebudayaan, sosial, pribadi, dan psikologis. Gambar 2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen Kebudayaan Budaya Sub Budaya Sosial Kelompok Acuan Keluarga Peran dan status Kelas Sosial Pribadi Umur dan Tahap Daur Hidup Pekerjaan Situasi Ekonomi Gaya Hidup Kepribadian dan Konsep Diri Psikologis Motivasi Persepsi Pengetahuan Keyakinan dan sikap Pembeli 33 Sumber : (Kotler,2006:138) a. Faktor Kebudayaan Kebudayaan merupakan faktor penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar untuk mendapatkan nilai, persepsi , preferensi dan perilaku dari lembaga – lembaga penting lainnya . Faktor kebudayaan memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada tingkah laku konsumen . Pemasar harus mengetahui peran yang dimainkan oleh : 1) Budaya Budaya adalah kumpulan nilai – nilai dasar, persepsi, keinginan dan tingkah laku yang dipelajari oleh anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya . Menurut Kotler dan Amstrong ( 2008 : 144 ) termasuk dalam budaya ini adalah pergeseran budaya serta nilai – nilai dalam keluarga . 2) Sub Budaya Sub budaya adalah sekelompok orang dengan sistem nilai terpisah berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang umum . Sub budaya termasuk 34 nasionalitas, agama , kelompok ras, dan wilayah geografis . 3) Kelas sosial Kelas sosial adalah divisi masyarakat yang relatif permanen dan teratur dengan para anggotanya menganut nilai – nilai , minat dan tingkah laku yang serupa . b. Faktor sosial Kelas sosial merupakam pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen yang tersusun secara hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai – nilai , minat , dan perilaku yang serupa. Kelas sosial ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur sebagai kombinasi dari pekerjaan, pendapatan , pendidikan , kekayaan dan variabel lain. Dalam beberapa sistem sosial, anggota dari kelas yang berbeda memelihara peran tertentu dan tidak dapat mengubah posisi sosial mereka . 1) Kelompok 35 Kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau bersama . Beberapa merupakan kelompok primer yang mempunyai interaksi regular tapi informal seperti keluarga , teman, tetangga dan rekan sekerja . Beberapa merupakan kelompok sekunder , yang mempunyai interaksi lebih formal dan kurang regular . Ini mencakup organisasi seperti kelompok keagamaan , asosiasi prefesional dan serikat pekerja . 2) Keluarga Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan telah diteliti secara mendalam, pemasar tertarik dalam peran dan pengaruh suami, istri dan anak – anak pada pembelian berbagai produk dan jasa . 3) Peran dan status Peran terdiri dari aktivitas yang diharapkan dilakukan seseorang menurut orang – orang yang ada di sekitarnya . Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Orang 36 seringkali memilih produk yang menunjukkan statusnya dalam masyarakat . c. Faktor pribadi Faktor pribadi didefinisikan sebagai karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan . Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi , yaitu : 1) Umur dan tahap daur hidup Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli selama masa hidupnya . Selera akan makanan, pakaian, perabot dan rekreasi sering kali berhubungan dengan umur. Membeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga, tahap – tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan kedewasaannya . Pemasar seringkali menentukan sasaran pasar dalam bentuk tahap daur hidup dan mengembangkan produk yang sesuai serta rencana pemasaran untuk setiap tahap. 37 2) Pekerjaan Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya . Pemasar berusaha mengenali kelompok pekerjaan yang mempunyai minat di atas rata – rata akan produk dan jasa mereka . Sebuah perusahaan bahkan dapat melakukan spesialisasi dalam memasarkan produk menuntut kelompok pekerjaan tertentu . 3) Situasi ekonomi Situasi ekonomi sekarang akan mempengaruhi pilihan produk. Pemasar pendapatan produk mengamati yang peka kecenderungan terhadap dalam pendapatan pribadi , tabungan dan tingkat minat . Bila indikator ekonomi menunjukkan resesi, pemasar dapat mengambil langkah – langkah untuk merancang ulang, memposisikan kembali dan mengubah harga produknya. 4) Gaya hidup 38 Pola kehidupan seseorangyang diwujudkan dalam aktivitas (pekerjaan, hobi, berbelanja, olahraga, kegiatan sosial), minat (makanan, mode, keluarga, rekreasi) dan opini yang lebih dari sekedar kelas sosial dan kepribadian seseorang, gaya hidup menampilkan pola bereaksi dan berinteraksi seseorang secara keseluruhan di dunia, 5) Kepribadian dan konsep diri Kepribadian setiap orang jelas mempengaruhi tingkah laku membelinya. Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologi unik yang menyebabkan respons yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan dirinya sendiri. Kepribadian biasanya diuraikan dalam arti sifat – sifat seperi rasa percaya diri, dominasi, kemudahan bergaul, otonomi, memperhatikan diri, kemampuan menyesuaikan diri, dan keagresifan. Kepribadian dapat bermanfaat untuk menganalisis tingkah laku konsumen untuk pemilihan produk atau merek tertentu. d. Faktor psikologis 39 Faktor psikologis sebagai bagian dari pengaruh lingkungan dimana ia tinggal dan hidup pada waktu sekarang tanpa mengabaikan pengaruh dimasa lampau atau antisipasinya pada waktu yang akan datang . Pilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh faktor psikologi yang penting . 1) Motivasi Kebutuhan yang cukup untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhan. Dalam urutan kepentingan , jenjang kebutuhannya adalah kebutuhan fisiologis , kebutuhan rasa aman , kebutuhan sosial , kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan pengaktualisasi diri . Mula – mula seseorang mencoba untuk memuaskan kebutuhan yang paling penting . Kalau sudah terpuaskan , kebutuhan itu tidak lagi menjadi motivator dan kemudian orang tersebut akan mencoba memuaskan kebutuhan paling penting berikutnya . Misalnya orang yang kelaparan ( kebutuhan fisiologis ) tidak akan tertarik dengan apa yang terjadi dalam dunia seni ( kebutuhan mengaktualisasikan diri ), tidak juga pada bagaimana orang lain memandang dirinya atau penghargaan orang lain (kebutuhan sosial atau penghargaan ), bahkan tidak 40 tertarik juga pada apakah mereka menghirup udara bersih ( kebutuhan rasa aman ) . Menurut Engel ( 2005 : 285 ) : “ Kebutuhan yang diaktifkan akhirnya menjadi diekspresikan dalam perilaku dan pembelian dan konsumsi dalam bentuk dua jenis manfaat yaitu : 1) Manfaat utilitarian dan 2) Manfaat hedonic / pengalaman “ . Dalam motif pembelian produk menurut Engel ( 2005: 295 ) adalah dengan mempertimbangkan dua manfaat yaitu : “ Manfaat utilitarian merupakan atribut produk fungsional yang obyektif . Manfaat hedonic , sebaliknya mencakup respon emosional , kesenangan panca indera , mimpi dan pertimbangan – pertimbangan estetis “. Gambar 2.2 Hirarki Kebutuhan Menurut Maslow Self-actualization Esteem Love/Belonging morality creativity spontaneity problem solving lack to prejudice acceptance of facts self esteem confidence,achievement, respect of others,respect by others friendship,family,sexual,intimacy 41 Safety security of body,of employment,of resources, of morality,of the famly,of health,of property breathing,food,water,sex,sleep,homeostasis,excretion Physiological Sumber : (Kotler,2005:216) 2) Persepsi Persepsi adalah proses yang diakui orang dalam memilih , mengorganisasikan dan mengintepretasikan informasi guna membentuk gambaran yang berarti mengenai dunia (Kotler,2005:248) . Seseorang yang termotivasi siap untuk bertindak. Bagaimana orang tersebut bertindak dipengaruhi oleh persepsinya mengenai situasi . Orang dapat membentuk persepsi berbeda dari rangsangan yang sama karena 3 (tiga) macam proses penerimaan indera, yaitu : a) Perhatian selektif Kecenderungan bagi manusia untuk menyaring sebagian besar informasi yang mereka hadapi, berarti bahwa pemasar harus bekerja cukup keras untuk penarik perhatian konsumen. b) Distorsi selektif 42 Menguraikan kecenderungan orang untuk mengintepretasikan informasi dengan cara yang akan mendukung apa yang telah mereka yakini. c) Ingatan selektif Orang cenderung lupa akan sebagian besar hal yang mereka pelajari. Mereka cenderung akan mempertahankan atau mengingat informasi yang mendukung sikap dan keyakinan mereka , karena adanya ingatan selektif. 3) Pengetahuan Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam tingkah laku individual yang muncul dari pengalaman. Pentingnya praktik dari teori pengetahuan bagi pemasaran adalah mereka dapat membentuk permintaan akan suatu produk dengan menghubungkannya dengan dorongan yang kuat, menggunakan petunjuk yang membangkitkan motivasi, dan memberikan peranan positif. Menurut Kotler ( 2005:157 ) menyatakan : Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam tingkah laku individual yang muncul dari pengalaman. 43 Ahli teori pembelajaran mengatakan bahwa kebanyakan tingkah laku berlangsung manusia melalui dipelajari. saling Pembelajaran pengaruh dorongan, rangsangan, petunjuk respon dan pembenaran. 4) Keyakinan dan sikap Melalui tindakan dan pembelajaran , orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keduanya ini, pada waktunya mempengaruhi tingkah laku membeli. Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang mengenai sesuatu. Keyakinan didasarkan pada pengetahuan yang sebenarnya, pendapat atau kepercayaan dan mungkin menaikkan emosi atau mungkin tidak . Pemasaran tertarik pada keyakinan bahwa orang yang merumuskan mengenai produk dan jasa spesifik, karena keyakinan ini menyusun citra produk dan merek yang mempengaruhi tingkah laku membeli. Bila ada sebagian keyakinan yang salah dan menghalangi pembelian, pemasar pasti ingin meluncurkan usaha untuk mengoreksinya. Sikap menguraikan evaluasi, perasaan dan kecenderungan dari seseorang terhadap suatu obyek atau ide yang relatif konsisten. Sikap menempatkan orang dalam suatu kerangka pemikiran mengenai 44 menyukai atau tidak menyukai sesuatu mengenai mendekati atau menjauhinya. Menurut Kotler ( 2005: 157 ) : Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang mengenai sesuatu . Keyakinan ini mungkin didasarkan pada pengetahuan sebenarnya, pendapat atau kepercayaan dan mungkin menaikkan emosi dan mungkin tidak. 2.6 Peran Konsumen Dalam Membeli Menurut Engel et. Al ( 2005:31 ) keputusan pembelian adalah proses merumuskan berbagai alternatif tindakan guna menjatuhkan pilihan pada salah satu alternatif tertentu untuk melakukan pembelian. Pemasar perlu mengetahui siapa yang terlibat dalam keputusan membeli dan peran apa yang dimainkan oleh setiap orang untuk banyak produk, cukup mudah untuk mengenali siapa yang mengambil keputusan . Menurut Engel et. Al (2005:33 ) beberapa peran dalam keputusan membeli . a. Pemrakarsa : orang yang pertama menyarankan atau mencetuskan gagasan membeli produk atau jasa tertentu . b. Pemberi pengaruh : orang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi keputusan pembeli . 45 c. Pengambil keputusan : orang yang akhirnya membuat keputusan membeli atau sebagian dari itu, apakah akan membeli, apa yang dibeli, bagaimana membelinya atau di mana membeli . d. Pembeli : orang yang benar – benat melakukan pembelian . e. Pengguna : orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa . Mengetahui peserta utama proses pembelian dan peran yang mereka mainkan membantu pemasar untuk menyesuaikan program pemasaran. 2.7 Jenis – Jenis Tingkah Laku Keputusan Pembelian Semakin kompleks keputusan yang harus diambil biasanya semakin banyak pertimbangannya untuk membeli. Menurut ( Kotler,2005:160) adapun jenis – jenis tingkah laku membeli konsumen berdasarkan pada derajad keterlibatan dan tingkat perbedaan antara merek, yaitu : a. Tingkah laku membeli yang komplek. 46 Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan tinggi konsumen dalam pembelian dan perbedaan besar yang dirasakan diantara merek . Pembeli ini akan melewati proses pembelajaran, pertama mengembangkan keyakinan mengenai produk, kemudian sikap, dan selanjutnya membuat pilihan membeli yang dipikirkan masak – masak. Pemasar dari produk yang banyak melibatkan peserta harus memahami tingkah laku pengumpulan informasi dan evaluasi dari konsumen yang aman terlibat. Mereka perlu membantu pembeli belajar mengenai atribut kelas produk dan kepentingan relatif masing – masing, dan mengenai apa yang ditawarkan merek tertentu, mungkin dengan menguraikan panjang lebar keunggulan mereka lewat media cetak . b. Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan. Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan konsumen yang tinggi tetapi sedikit perbedaan yang dirasakan diantara merek. Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan terjadi ketika konsumen amat terlibat dalam pembelian barang yang mahal, jarang dibeli dan beresiko tetapi melihat sedikit perbedaan diantara merek. 47 c. Tingkah laku membeli yang mencari variasi . Konsumen menjalani tingkah laku membeli yang mencari variasi dalam situasi yang ditandai oleh keterlibatan konsumen rendah, tetapi perbedaan merek dianggap berarti. Dalam kategori produk seperti ini, strategi pemasaran mungkin berbeda untuk merk yang menjadi pemimpin pasar dan untuk merek yang kurang ternama. Perusahaan akan mendorong pencarian variasi dengan menawarkan harga rendah, penawaran khusus, kupon, sampel gratis, dan iklan yang menunjukkan alasan untuk mencoba sesuatu yang baru. d. Tingkah laku membeli yang menjadi kebiasaan. Tingkah laku membeli yang menjadi kebiasaan terjadi di bawah kondisi keterlibatan konsumen yang rendah dan perbedaan merek yang dirasakan besar. Konsumen tampaknya mempunyai keterlibatan yang rendah dengan kebanyakan produk yang mempunyai harga murah dan sering dibeli. Dalam hal ini , tingkah laku konsumen tidak diteruskan lewat urutan keyakinan-sikap-tingkah laku yang biasa. Konsumen tidak mencari informasi secara exstensif mengenai merek mana yang akan dibeli. Sebaliknya, mereka secara pasif 48 menerima informasi ketika menonton televisi atau membaca majalah . Pengulangan iklan menciptakan pengenalan akan merek bukan keyakinan akan merek. Konsumen tidak membentuk sikap yang kuat terhadap suatu merek, mereka memilih merek karena sudah dikenal. Karena keterlibatan mereka dengan produk tidak tinggi, konsumen mungkin tidak mengevaluasi pilihan bahkan setelah membeli. Jadi, proses membeli melibatkan keyakinan merek yang terbentuk oleh pembelajaran pasif, diikuti dengan tingkah laku membeli, yang mungkin diikuti atau tidak dengan evaluasi. Karena pembeli tidak memberikan komitmen yang kuat pada suatu merek, pemasar produk yang kurang terlibat pada beberapa perbedaan merek seringkali menggunakan harga dan promosi penjualan untuk merangsang konsumen agar mau mencoba produk. 2.8 Proses Keputusan Membeli Menurut ( Kotler,2005:204) tahap – tahap yang dilewati pembeli untuk mencapai keputusan membeli melewati lima tahap, yaitu : a. Pengenalan masalah 49 Proses membeli dimulai dengan pengenalan masalah dimana pembeli mengenali adanya masalah atau kebutuhan . Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan. b. Pencarian informasi Seorang konsumen yang sudah terkait mungkin mencari lebih banyak informasi tetapi mungkin juga tidak . Bila dorongan konsumen kuat dan produk yang dapat memuaskan ada dalam jangkauan, konsumen kemungkinan akan membelinya. Bila tidak , konsumen dapat menyimpan kebutuhan dalam ingatan atau melakukan pencarian informasi yang berhubungan dengan kebutuhan tersebut. Pengaruh relatif dari sumber informasi ini bervariasi menurut produk dan pembeli. Pada umumnya konsumen menerima sebagian besar informasi mengenai suatu produk dari sumber komersial, yang dikendalikan oleh pemasar. Akan tetapi, sumber paling efektif cenderung sumber pribadi. Sumber pribadi tampaknya bahkan lebih penting dalam mempengaruhi pembelian jasa. Sumber komersial biasanya memberitahu pembeli, tetapi sumber pribadi membenarkan atau mengevaluasi produk bagi pembeli. Misalnya, dokter pada umumnya belajar mengenai obat 50 baru mencari sumber komersial, tetapi bertanya kepada dokter lain untuk informasi yang evaluatif. c. Evaluasi alternatif Tahap dari proses keputusan membeli, yaitu ketika konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternatif dalam perangkat pilihan. Konsep dasar tertentu membantu menjelaskan proses evaluasi konsumen. Pertama, kita menganggap bahwa setiap konsumen melihat produk sebagai kumpulan atribut produk. Kedua, konsumen akan memberikan tingkat arti penting berbeda terhadap atribut berbeda menurut kebutuhan dan keinginan unik masing – masing . Ketiga, konsumen mungkin akan mengembangkan satu himpunan keyakinan merek mengenai dimana posisi setiap merek pada setiap atribut. Keempat, harapan kepuasan produk total konsumen akan bervariasi pada tingkat atribut yang berbeda . Kelima, konsumen sampai pada sikap terhadap merek berbeda lewat beberapa prosedur evaluasi . Ada konsumen yang menggunakan lebih dari satu prosedur evaluasi, tergantung pada konsumen dan keputusan pembelian. Bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif barang yang akan dibeli tergantung pada masing – masing individu dan situasi membeli spesifik. Dalam beberapa keadaan, konsumen menggunakan perhitungan dengan cermat dan pemikiran logis. 51 Pada waktu lain, konsumen yang sama hanya sedikit mengevaluasi atau tidak sama sekali, mereka membeli berdasarkan dorongan sesaat atau tergantung intuisi. Kadang – kadang konsumen mengambil keputusan membeli sendiri, kadang – kadang mereka bertanya pada teman, petunjuk bagi konsumen, atau wiraniaga untuk memberi saran pembelian . Pemasar harus mempelajari pembeli untuk mengetahui bagaimana sebenarnya mereka mengevaluasi alternatif merek. Bila mereka mengetahui proses evaluasi apa yang sedang terjadi, pemasar dapat membuat langkah – langkah untuk mempengaruhi keputusan membeli. d. Keputusan membeli Dalam tahap evaluasi, konsumen membuat peringkat merek dan membentuk niat untuk membeli. Pada umumnya, keputusan membeli konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor dapat muncul antara niat untuk membeli dan keputusan untuk membeli . Faktor pertama adalah sikap orang lain, yaitu pendapat dari orang lain mengenai harga, merek yang akan dipilih konsumen. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak diharapkan, harga yang diharapkan dan manfaat produk yang diharapkan . Akan tetapi peristiwa – peristiwa yang tak diharapkan bisa menambah niat pembelian . 52 e. Tingkah laku pasca pembelian Tahap dari proses keputusan pembelian, yaitu konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan pada rasa puas atau tidak puas. Yang menentukan pembeli merasa puas atau tidak puas dengan suatu pembelian terletak pada hubungan antara harapan konsumen dengan prestasi yang diterima dari produk . Bila produk tidak memenuhi harapan, konsumen merasa tidak puas, bila memenuhi harapan konsumen merasa puas, bila melebihi harapan konsumen akan merasa sangat puas. Konsumen mendasarkan harapan mereka pada informasi yang mereka terima dari penjual, teman dan sumber – sumber yang lain. Bila penjual melebih – lebihkan prestasi produknya, harapan konsumen tidak akan terpenuhi dan hasilnya ketidakpuasan . Semakin besar antara kesenjangan antara harapan dan prestasi, semakin besar ketidakpuasan konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa pembeli harus membuat pernyataan yang jujur mengenai prestasi produknya sehingga pembeli akan puas. Keputusan pembelian menurut Schiffman,Kanuk ( 2006 : 547 ) adalah “pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa seseorang dapat membuat keputusan , haruslah tersedia beberapa alternatif pilihan. Keputusan untuk membeli dapat mengarah 53 kepada bagaimana proses dalam pengambilan keputusan tersebut dilakukan” Bentuk proses pengambilan keputusan tersebut dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Fully Planned Purchase, baik produk dan merek sudah dipilih sebelumnya. Biasanya terjadi ketika keterlibatan dengan produk tinggi ( barang otomotif ) namun bisa juga terjadi dengan keterlibatan pembelian yang rendah (kebutuhan rumah tangga ) . Planned Purchase dapat dialihkan dengan taktik marketing , misalnya : pengurangan harga, kupon atau aktivitas promosi lainnya . 2. Partially Planned Purchase, bermaksud untuk membeli produk yang sudah ada tetapi pemilihan merek ditunda sampai saat pembelajaran.Keputusan akhir dapat dipengaruhi oleh discount harga atau display produk. 3. Unplanned Purchase, baik produk dan merek dipilih di tempat pembelian.Konsumen sering memanfaatkan katalog dan produk pajangan sebagai pengganti daftar belanja.Dengan kata lain,sebuah pajangan dapat mengingatkan seseorang akan kebutuhan dan memicu pembelian (Engel,F.James,et.al ,2005:127-128). 54