ABSTRAK NADIARTI. Rancangan Pengelolaan Ekosistem Lamun Berkelanjutan untuk Mendukung Perikanan di Kepulauan Spermonde, Sulawesi Selatan. Dibimibing oleh ETTY RIANI, ITA DJUWITA, SUGENG BUDIHARSONO, and ARI PURBAYANTO. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk merancang strategi pengelolaan ekosistem lamun yang berkelanjutan di Pulau Barrang Lompo (BL) dan Kapoposang (KP) untuk mendukung perikanan. Sub tujuan adalah untuk 1). Menganalisis struktur komunitas ikan di padang lamun yang didominasi oleh Thalassia hemprichii (TH) dan Enhalus acoroides (EA), 2). Menganalisis aktivitas penangkapan di padang lamun Pulau Barrang Lompo (BL) dan Kapoposang (KP) dan statusnya, 3). Merancang srategi pengelolaan ekosistem lamun berkelanjutan di BL dan KP. Struktur komunitas ikan dianalisis menggunakan teknik non-metric multidimensional scaling and analisis kelompok Bray-Curtis, spesies ikan yang paling berkontribusi terhadap perbedaan struktur komunitas dianalisis menggunakan prosedur SIMPER (similarity of percentages) menggunakan perangkat lunak PRIMER v6. Aktivitas penangkapan dianalisis melalui hasil observasi perilaku nelayan selama penangkapan di padang lamun, status penangkapan ditentukan berdasarkan skala status menyerupai skala FAO dan dianalisis melalui pengukuran tangkapan per unit upaya (CPUE), tangkapan total dalam satu tahun (Y), mortalitas alami dalam bentuk mortalitas berbasis bobot (Mw), estimasi biomassa pada tahun yang sama (B), dan hasil tangkapan maksimum lestari (MSY). Analisis RAPSECS (rapid appraisal technique for evaluating seagrass ecosystems sustainability) menggunakan multidimensional scaling (MDS) diaplikasikan untuk menganalisis status keberlanjutan ekosistem lamun untuk setiap dimensi (ekologi, ekonomi, sosial, teknologi, institusi). Gabungan metode perbandingan berpasangan dengan geomean digunakan untuk menentukan status keberlanjutan umum dari ekosistem lamun. Analisis leverage digunakan untuk menemukan atribut yang paling berpengaruh terhadap status keberlanjutan setiap dimensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum struktur komunitas dan pola distribusi ikan pada kedua padang lamun TH dan EA ditemukan berbeda. Penangkapan ikan di padang lamun (baik BL ataupun KP) bukan merupakan pekerjaan utama dan hanya nelayan tertentu yang melakukan penangkapan. CPUE total maupun laju eksploitasi ikan lamun antara BL dan KP adalah relatif sama, dan status penangkapan mereka masih dalam kategori underexploitation. Secara umum, prioritas strategi pengelolaan ekosistem lamun di BL meliputi penguatan kelembagaan, pengembangan sumberdaya manusia, dan perbaikan lingkungan, sementara di KP meliputi penguatan kelembagaan dan pengembangan sumberdaya manusia. Kata kunci: strategi pengelolaan, keberlanjutan, ekosistem lamun, penangkapan ikan, Kepulauan Spermonde