KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Kemampuan inhibisi pada anak ADHD lebih rendah daripada anak nonADHD. Kebanyakan anak ADHD memiliki skor interferensi yang lebih tinggi daripada anak non-ADHD. Hal ini berarti bahwa anak ADHD mengalami kesulitan dalam menahan respon yang lebih besar dan tidak mampu mengontrol serta mengendalikan respon yang tidak relevan dengan tugas yang sedang dilakukan. 2. Kemampuan inhibisi pada anak usia 6-9 tahun lebih rendah daripada anak usia 10-12 tahun. Hal ini berarti kemampuan inhibisi berkembang seiring dengan usia, Jadi, dengan semakin bertambahnya usia, seorang anak akan lebih mampu mengontrol respon terhadap stimulus yang tidak relevan. 3. Tidak terdapat perbedaan kemampuan inhibisi antara anak ADHD dengan subtipe inatentif, hiperaktif/impulsif, dan kombinasi. Kemampuan inhibisi antara ketiga subtipe ADHD relatif sama yang menunjukkan bahwa rendahnya kemampuan inhibisi memang merupakan ciri utama dari ADHD. SARAN Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan kemampuan inhibisi yang signifikan antara anak ADHD dan anak non-ADHD, serta adanya perbedaan kemampuan inhibisi antara anak dengan kelompok usia 6-9 tahun dengan 10-12 tahun. Agar intervensi yang diberikan untuk anak ADHD lebih tepat sasaran, peneliti penyarankan agar para praktisi psikolog melihat terlebih dahulu profil 37 anak sebelum melakukan intervensi terhadap anak ADHD. Hal ini dilakukan agar proses intervensi lebih terarah pada hal-hal yang mengalami defisiensi. Jika seseorang anak mengalami defisit pada kemampuan inhibisi, maka intervensi yang dilakukan diharapkan lebih pada langkah-langkah untuk meningkatkan kemampuan inhibisinya. Pola perkembangan inhibisi antara anak ADHD dan nonADHD berbeda dimana anak ADHD mengalami ketertinggalan dibanding dengan anak non-ADHD. Namun begitu, anak ADHD masih dapat meningkatkan kemampuan inhibisinya jika mendapatkan intervensi yang berkesinambungan dan didukung oleh lingkungan yang suportif. Adapun saran peneliti, untuk peneliti selanjutnya adalah: 1. Peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian mengenai fungsi eksekutif anak ADHD secara lebih komprehensif, yaitu dengan melakukan penelitian secara menyeluruh mengenai keseluruhan fungsi eksekutif pada anak ADHD dan interaksi antara berbagai fungsi eksekutif tersebut terhadap munculnya simptom ADHD. 2. Kemampuan inhibisi meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Mekanisme dan faktor lingkungan yang berbeda dapat mempengaruhi perkembangan kemampuan inhibisi pada anak ADHD dan non-ADHD. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lanjutan untuk mengetahui faktor lingkungan dan interaksinya dengan anak dalam mempengaruhi kemampuan inhibisi. 38