BAB II LANDASAN TEORI A. Quantum Teaching 1. Defenisi Quantum Teaching Menurut Mark Reardon (dalam Ari Nilandri 2001), Quantum Teaching merupakan orkestrasi bermacam –macam interaksi yang ada di sekitar momen belajar. Interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Quantum Teaching mencakup petunjuk spesifik untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang kurikulum, menyampaikan isi, dan memudahkan proses belajar. Quantum Teaching merupakan cara baru yang memudahkan proses belajar lewat unsur seni dan pencapaian-pencapaian yang terarah, apapun mata pelajaran yang diajarkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa Quantum Teaching merupakan suatu metode mengajar yang digunakan guru dalam proses pengelolaan pembelajaran di kelas dengan memadukan unsur seni, interaksi, seta kreatifitas guru dalam menciptakan suasana belajar yang nyaman dan efektif . 2. Asas Quantum Teaching Asas utama Quantum Teaching menurut pendapat Bobbi DePorter (dalam Ari Nilandri, 1999;56) adalah semua aspek kepribadian manusia. Semua aspek itu meliputi pikiran, perasaan, bahasa isyarat, pengetahuan, sikap dan keyakinan serta persepsi masa mendatang. Jadi belajar akan berhasil apabila dengan cara mengaitkan yang diajarkan dengan suatu peristiwa, pikiran atau perasan yang diperoleh dari kehidupan rumah. Belajar akan berhasil bila guru bisa memahami keadaan siswa-siswanya, sehingga semua materi, pesan yang disampaikan akan tertanam di hati siswa tersebut. Akhirnya dengan pengertian yang lebih luas dan penguasaan lebih mendalam, siswa dapat mengambil apa yang mereka pelajari ke dalam dunia mereka dan menerapkannya pada situasi baru. 3. Prinsip Quantum Teaching Quantum Teaching memiliki lima prinsip yang mempengaruhi seluruh aspek Quantum Teaching yaitu : a. Segalanya Berbicara Segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh guru, dari kertas yang dibagikan hingga rancangan pelajaran, seuanya mengirim pesan tentang belajar. b. Segalanya Bertujuan Semua yang terjadi dalam penggubahan guru di kelas mempunyai tujuan. c. Pengalaman sebelum Pemberian Nama Sebelum siswa memperoleh nama untuk sesuatu yang mereka pelajari, maka informasi dan pengalaman yang telah dimiliki oleh guru disampaikan terlebih dahulu, sehingga proes belajar yang paling baik akan tercipta. d. Akui Setiap Usaha Belajar mengandung risiko. Belajar berarti melangkah keluar dari kenyamanan. Pada saat siswa mengambil langkah ini, mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka. e. Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan Perayaan adalah sarapan pelajar juara. Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar. 4. Model Quantum Teaching Model Quantum Teaching menurut Bobbi DePorter (dalam Ari Nilandri, 1999;8) hampir sama dengan sebuah syair lagu, kita dapat membagi unsur tersebut menjadi dua kata ganti yaitu konteks dan isi. Konteks adalah latar untuk pengalaman guru. Konteks meliputi: lingkungan, suasana, landasan, dan rancangan. Isi, yaitu penyajian dan fasilitas saat guru mengajar, unsur-unsur yang sama tertata dengan baik, suasana lingkungan, landasan, penyajian dan fasilitas. Dalam aksi konteks guru akan menemukan semua bagian yang dibutuhkan untuk mengubah yaitu : 1) Suasana yang menyenangkan. 2) Landasan yang kukuh. 3) Lingkungan yang mendukung. 4) Rancangan belajar yang dinamis. 5. Langkah Pembelajaran Quantum Teaching Menurut Bobbi DePorter (Nilandri, 1999;14) konteks menata tempat/arena belajar sebagai berikut : 1) Suasana kelas meliputi: bahasa yang dipilih guru, cara menjalin rasa simpati dengan siswa dan sikap siswa guru terhadap siswa dalam belajar. 2) Landasan adalah pedoman yang digunakan guru dalam memberikan materi pelajaran. 3) Lingkungan adalah cara menata ruangan kelas, pencahayaan, warna, pengaturan tempat duduk, pengaturan tanaman, musik serta semua yang mendukung proses belajar. 4) Rancangan adalah penciptaan karakter unsur penting yang bias menumbuhkan minat siswa mendalami makna dan memperbaiki proses serta tukar-menukar informasi. 6. Strategi Mengajar Quantum Teaching Strategi mengajar Quantum Teaching menurut Bobbi DePorter (Nilandri, 1999 ;17) ada lima meliputi : 1) Kekuatan terpendam/niat Niat seorang guru akan kemampuan dan motivasi siswa harus terlihat jelas. Waktu pembelajaran berakhir guru memandang siswa dengan cara yang menyakinkan, siswa dianggap dapat menyelesaikan tugas dengan baik dan benar. 2) Peran Emosi dalam Belajar Memperhatikan emosi siswa dapat membantu guru mempercepat pembelajaran mereka. Memahami emosi mereka dapat membuat pembelajaran lebih berarti dan permanen. Kuncinya adalah membangun ikatan emosional tersebut dengan menciptakan kesenangan dalam belajar, menyakini hubungan yang menyingkirkan segala ancaman dalam suasana belajar. 3) Segala Berperan Serta Siswa menangkap pandangan guru lebih cepat dan akurat dari pada menangkap apa yang diajarkan. Guru dalam memberikan pelajaran banyak senyum, banyak mengobrol dengan akrab, dan berbicara dengan cara yang lebih intelektual dan penuh humor,maka siswa akan merasa nyaman dalam menerima pelajaran. 4) Jalinan Rasa Simpati dan Saling Pengertian Untuk menarik keterlibatan Siswa dalam belajar, guru bisa menjalin hubungan, mengakui rasa simpati dan saling pengertian. Dengan membina hubungan dengan mereka, maka siswa akan menerima guru dan menerima apa yang diajarkannya. 5) Keriangan dan Ketakjuban Jika guru bisa menciptakan suasana yang menyenangkan, bisa membuat siswa siap belajar, dan lebih mudah, dan dapat mengubah sifat negatif serta memberi pengakuan terhadap siswanya, akuilah setiap usaha semua orang senang diakui. B. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi merupakan salah satu komponen penting dalam melakukan suatu kegiatan, karena dapat memberikan dorongan dan mengarahkan perilaku seseorang. Menurut Mc Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Sedangkan motivasi belajar menurut Clayton Alderfer adalah kecendrungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin. Winkel (1996), menjelaskan bahwa keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan keiatan belajar, dan memberikan arah pada kegiatan belajar demi mencapai suatu tujuan disebut dengan motivasi belajar. Rendahnya motivasi belajar sisiwa akan membuat mereka tertarik pada hal-hal yang negatif. Menurut pendapat Raymond J.W dan Judith (2004) mengungkapkan bahwa secara harfiah anak- anak tertarik pada belajar, pengetahuan, seni (motivasi positif) namun mereka juga bisa tertarik pada hal–hal yang negative seperti minum obat- obatan terlarang, pergaulan bebas dan lainnya (motivasi Negative). Motivasi belajar anak-anak muda tidak akan lenyap tapi ia akan berkembang dalam cara-cara yang bisa membimbing mereka untuk menjadikan diri mereka lebih baik atau juga bisa sebaliknya. Hal inilah yang harus diperhatikan oleh orang tua dan guru. Jadi dapat diambil suatu kesimpulan bahwa motivasi belajar merupakan kondisi psikis yang mendorong siswa untuk melakukan kegiatan belajar untuk mencapai prestasi dan hasil belajar sebaik mungkin. 2. Fungsi Motivasi Belajar Menurut Oemar Hamalik (1995) fungsi motivasi belajar ada tiga yaitu: a. Mendorong Tingkah Laku atau Perbuatan Anak dengan sukarela mengumpulkan batu untuk membuat benteng ketika bermain perang-perangan dengan teman sebayanya. Tingkah laku yang ditunjukkan anak itu tiada lain karena adanya motivasi mereka tanpa adanya motivasi, jangankan mengumpulkan batu dalam jumlah yan banyak, menggeser satu buah batupun belum tentu. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku setiap orang disebabkan karena dorongan yang muncul dai dalam yang disebut dengan motivasi. b. Motivasi berfungsi sebaga Pengarah Tingkah laku yang ditunjukkan setiap individu pada dasarnya diarahkan untuk memenuhi kebutuhannya atau untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Anak-anak akan merasa tidak senang manakala aktivitasnya diganggu karena dia merasa hal itu dapat menghambat pencapaian tujuan. c. Motivasi berfungsi sebagai Penggerak Besar kecilnya motivasi seseorang akan menentukan keberhasilan pencapaian tujuan. Anak memiliki motivasi tinggi dalam mengerjakan suatu tugas akan membuat lebih cepat tugasnya iu selesai; sebaliknya, anak yang memiliki motivasi rendah maka penyelesaian tugasnya selain lama juga akan rendah pada kualitasnya. 3. Tipe motivasi Belajar Motivasi siswa dapat timbul dari dalam diri individu (motivasi intrinsik) dan dapat timbul dari luar diri siswa/motivasi ekstrinsik (Uzer Usman, 2008). a. Motivasi Intrinsik Motivasi Intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan diri sendiri. b. Motivasi Ekstrinsik Motivasi Ekstrinsik adalah motivasi yang timbul akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari ornag lain sehingga keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu untuk belajar. 4. Prinsip Motivasi Belajar Belajar didefinisikan sebagai perubahan perilaku yang mantab serta diakibatkan oleh pengalaman. Belajar adalah suatu hal yang membedakan antara manusia dan binatang (Oemar Hamalik,2005). Ada banyak perilaku perubahan pengalaman, serta dianggap sebagai faktor-faktor penyebab dasar dalam belajar. Para ahli pendidikan dan psikolog sependapat bahwa motivasi amat penting untuk keberhasilan belajar. Pembahasan motivasi belajar tidak bisa terlepas dari masalah-masalah psikologi dan fisiologi, karena keduanya ada saling keterkaitan. (Nur uhbiyah, 1997). Yang perlu di pahami dalam prinsip-prinsip motivasi belajar (Oemar Hamalik, 2005) adalah sebagai berikut: a. b. c. d. e. f. g. h. Memuji lebih baik daripada mencela. Memenuhi kebutuhan psikologi Motivasi intrinsik lebih efektif daripada ekstrinsik Keserasian antara motivasi Mampu manjelaskan tujuan pembelajaran Menumbuhkan perilaku yang lebih baik Mampu mempengaruhi lingkungan Bisa diaplikasikan dalam wujud yang nyata. 5. Fungsi Motivasi dalam Belajar Ada tiga fungsi motivasi dalam belajar sebagaimana diungkapkan oleh Sardiman (2009): 1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energy. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. 2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan ujuannya. 3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan meyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Selain itu, ada juga fungsi-fungsi lain, motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. C. Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Sekolah Menengah Pertama 1. Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Teknologi Informasi dan Komunikasi terdiri dari dua konsep yakni Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Menurut Puskur Diknas Indonesia (Sinnai, 2008) Teknologi Informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, pngelolaan dan transfer atau pemindahan informasi antar media. Sementara Menurut kamus Oxford (Munir, 2008: 9) mengatakan bahwa “teknologi Informasi adalah studi atau penggunaan peralatan elektronika, terutama komputer untuk menyimpan, menganalisis data dan mendistribusikan informasi apa saja, termasuk kata-kata, bilangan, dan gambar.” Menurut Puskur Diknas Indonesia (Sinnai, 2008) Teknologi Komunikasi adalah segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Sedangkan Munir (2008:15) mengemukakan bahwa “teknologi Komunikasi adalah perangkat-perangkat teknologi yang terdiri dari hardware, software, proses, dan sistem, yang digunakan untuk membantu proses komunikasi, yang bertujuan agar komunikasi berhasil.” Oleh karena itu, teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan. Jadi Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media. Puskur Diknas Indonesia (Sinnai, 2008) Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer atau pemindahan informasi antar media. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi dan komunikasi adalah merupakan peralatan elektronika yang terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak serta segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer atau pemindahan informasi antar media. 2. Deskripsi Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) TIK merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari terutama oleh siswa SMP dan siswa SMA. TIK telah masuk pada kurikulum resmi sekolah sejak tahun 2004. Mata Pelajaran TIK diajarkan sebagai salah satu Mata Pelajaran keterampilan yang pelaksanaannya dapat dilakukan secara terpisah atau bersama-sama dengan mata pelajaran keterampilan lainnya. Alokasi waktu pembelajarannya secara keseluruhan untuk jenjang SMP/MTs adalah 2 jam pelajaran per minggu jika mata pelajaran ini dibelajarkan secara terpisah dan mandiri. Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi dimaksudkan untuk mempersiapkan peserta didik agar mampu mengantisipasi pesatnya perkembangan tersebut. Mata Pelajaran ini perlu diperkenalkan, dipraktikkan dan dikuasai peserta didik sedini mungkin agar mereka memiliki bekal untuk menyesuaikan diri dalam kehidupan global yang ditandai dengan perubahan yang sangat cepat. Untuk menghadapi perubahan tersebut diperlukan kemampuan dan kemauan belajar sepanjang hayat dengan cepat dan cerdas. Hasil-hasil teknologi informasi dan komunikasi banyak membantu manusia untuk dapat belajar secara cepat. Dengan demikian selain sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, teknologi informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan untuk merevitalisasi proses belajar yang pada akhirnya dapat mengadaptasikan peserta didik dengan lingkungan dan dunia kerja. 3. Tujuan Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. a. Memahami teknologi informasi dan komunikasi. b. Mengembangkan keterampilan untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. c. Mengembangkan sikap kritis, kreatif, apresiatif dan mandiri dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. d. Menghargai karya cipta di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Setiap Mata Pelajaran memiliki tujuan masing-masing tak terkecuali Mata Pelajaran TIK. Munir (2008:181) Mata Pelajaran TIK bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: a. Pada aspek kognitif, dapat mengetahui, mengenal, atau memahami teknologi informasi dan komunikasi. Meningkatkan pengetahuan dan minat peserta didik pada teknologi, serta meningkatkan kemampuan berpikir ilmiah sekaligus persiapan untuk pendidikan, pekerjaan, dan peran masyarakat pada masa yang akan datang. b. Pada aspek afektif, dapat bersikap kritis, kreatif, apresiatif dan mandiri dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Selain itu juga dapat menghargai karya cipta di bidang teknologi informasi dan komunikasi. c. Pada aspek psikomotor, dapat terampil memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk proses pembelajaran dan dalam kehidupan sehari-hari. Membentuk kemampuan dan minat peserta didik terhadap teknologi.