Siklus hidup dan pertumbuhan kupu-kupu

advertisement
PENDAHULUAN
Latar belakang
Lepidoptera adalah serangga bersayap yang tubuhnya tertutupi oleh sisik
(lepidos = sisik, pteron = sayap) (Kristensen 2007). Sisik pada sayap kupu-kupu
mengandung pigmen yang memberi warna dan corak menarik (Amir et al. 1993).
Bentuk sayap sangat beragam dan kombinasi pola serta warnanya yang indah,
menyebabkan kupu-kupu menjadi salah satu kelompok satwa yang menarik
perhatian masyarakat (Noerdjito & Aswari 2003).
Secara ekonomi, kupu-kupu mempunyai nilai jual yang tinggi dan
merupakan
obyek
wisata.
Kupu-kupu
banyak
diburu
oleh
wisatawan
mancanegara, baik untuk dinikmati keindahannya maupun untuk dikoleksi sebagai
kenang-kenangan dan kepentingan ilmu pengetahuan (Borror et al. 1996).
Serangga ini menjadi perhatian bagi para ilmuwan untuk melengkapi data
biosistimatik dalam studi ilmiah (Smart 1991).
Indonesia memiliki sekitar 20 000 spesies kupu-kupu dan 7.5%
diantaranya diketahui merupakan anggota famili Papilionidae. Kupu-kupu
Papilionidae sebagian besar merupakan spesies berukuran besar, dengan pola
warna yang indah. Pada beberapa spesies, pasangan sayap belakangnya
memanjang membentuk pola mirip ekor, sedangkan beberapa spesies terbang
lambat mirip burung layang-layang. Oleh karena itu, kupu-kupu ini sering disebut
sebagai kupu-kupu sayap burung ”birdwing” atau ”swallowtails” (Noerdjito &
Aswari 2003).
Anggota Papilionidae mempunyai sayap warna-warni yang
menawan.
Oleh karena daya tarik tersebut, maka spesies ini banyak diperdagangkan oleh
masyarakat. Perburuan dan perdagangan dalam jumlah yang tidak terkontrol,
menyebabkan kupu-kupu Papilionidae terus terancam keberadaanya (Djunianti
dan Amir 2006). Tsukada dan Nishiyama (1982) melaporkan di Indonesia terdapat
122 spesies Papilionidae dan 163 spesies Nymphalidae. Berdasarkan ajuan kuota
tangkap setiap tahunnya, hampir semua spesies
kupu-kupu Papilionidae
Indonesia ini diajukan untuk diperdagangkan. Dalam usaha mencegah adanya
pemanfaatan yang berlebihan, 19 spesies kupu-kupu famili Papilionidae
2
(Lampiran1)
telah
dilindungi,
berdasarkan
SK
Mentri
Kehutanan
No.
576/Kpts/Um/8/1980 dan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 (Noerdjito &
Maryanto 2001).
Kupu-kupu ”tailed jay” (Graphium agamemnon Linnaeus,1758) dan
”common jay” (Graphium doson C&R Felder,1864) adalah dua spesies kupukupu yang termasuk famili Papilionidae yang tidak dilindungi. Namun demikian,
kupu-kupu
ini mempunyai
nilai ekonomi
karena
bentuk, warna, dan
penampilannya yang sangat menarik. Kupu-kupu G. agamemnon dan G. doson
memiliki potensi untuk dikembangbiakkan. Informasi biologi kedua kupu-kupu
spesies ini masih sangat terbatas. Dari segi edukasi, dalam rangka pemahaman
kepada siswa tentang metamorfosis dan peristiwa penyerbukan yang dibantu
serangga, pembudidayaan kupu-kupu ini dapat dijadikan model pembelajaran
yang efektif dan menarik.
Meskipun populasinya di alam masih cukup tinggi, namun upaya
penangkaran perlu dilakukan. Dari pengamatan di alam, banyak larva muda yang
tidak berhasil menjadi kupu, bahkan tidak mencapai pupasi karena terancam oleh
kehadiran serangga parasitoid dan predator lainnya (Djunianti et al. 1991).
Hutchins (1974) melaporkan bahwa dari seluruh larva Graphium yang menetas,
hanya 2% saja yang berhasil menjadi kupu. Oleh karena itu populasi kedua
spesies ini rentan terhadap gangguan.
Kampus IPB Dramaga memiliki area yang luas (267 ha) dengan didukung
oleh vegetasi yang beranekaragam. Sebagai sebuah institusi akademis, sudah
selayaknya IPB dapat memberikan informasi biologi tentang kupu-kupu G.
agamemnon dan G. doson yang berada di sekitar kampus IPB. Adanya dua kubah
di taman rektorat, merupakan peluang yang baik untuk dimanfaatkan sebagai
taman kupu-kupu. Berdasarkan hal tersebut, maka hasil penelitian ini diharapkan
dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam teknik penangkaran dan strategi
pelestarian serangga kupu-kupu.
Pemilihan kedua spesies ini juga berdasarkan pada pakan larvanya tersedia
cukup banyak di lingkungan kampus. Djunianti dan Amir (2006) melaporkan
tanaman pakan larva kupu-kupu genus Graphium adalah sirsak (Annona
muricata), srikaya (Annona squamosa), cempaka (Michelia champaca), kayu
3
manis (Cinnamomum zeylanicum) dan berbagai anggota famili Rutaceae (Citrus
sp). Corbert and Pendlebury (1992) melaporkan, kupu-kupu G. agamemnon
mempunyai beberapa jenis tanaman inang dari famili Annonacea, seperti Annona
sp. Saccopetalum sp. Guatteria sp. dan Polyalthia sp.
Penelitian ini difokuskan pada pengamatan konsumsi pakan dengan dua
tanaman inang, pertumbuhan larva, dan siklus hidupnya. Daun cempaka (Michelia
champaca) dan sirsak (Annona muricata) digunakan sebagai pakan larva,
sedangkan bunga soka (Ixora paludosa), pacar air (Impatient balsamina), pagoda
(Clerodendrum japonicum), batavia (Jatropha pandurifolia), saliara (Lantana
camara), dan taiwan beauty (Cuphea sp.) sebagai sumber nektar bagi imago kupukupu.
Perkembangan populasi serangga di alam secara umum ditentukan oleh
beberapa faktor, yaitu iklim mikro (suhu, kelembaban, intensitas cahaya), tanaman
inang larva sebagai sumber pakan, tanaman penghasil nektar sebagai sumber
pakan imago, predator, kompetisi serta parasit. Belum banyak informasi tentang
ekologi dan perkembangan kupu-kupu genus Graphium, menjadi latar belakang
pentingnya penelitian ini dilakukan.
Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan tersebut maka:
a) Perlu eksplorasi lebih dalam mengenai palatibilitas dan jumlah konsumsi
pakan dari tanaman inang yang dijadikan pakan stadia larva.
b) Perlu dipelajari pengaruh tanaman inang terhadap pertumbuhan,
morfologi, dan siklus hidup dari kupu-kupu Graphium.
c) Perlu dipelajari kondisi lingkungan yang dapat menunjang pertumbuhan
dan perkembangan kupu-kupu Graphium.
d) Perlu dipelajari teknik penangkaran yang paling baik bagi dua spesies
Graphium, yang dapat dijadikan acuan bagi para penangkar kupu-kupu.
4
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1.
Mempelajari siklus hidup, pertumbuhan, dan konsumsi pakan G. agamemnon
dan G. doson yang diberi pakan daun cempaka dan daun sirsak dalam
ruangan laboratorium.
2.
Mengetahui teknik penangkaran kupu-kupu spesies G. agamemnon dan G.
doson di lingkungan semi alami (kubah tertutup).
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Pengetahuan biologi kupu-kupu spesies G. agamemnon dan G. doson.
2. Model budidaya bagi kupu-kupu spesies lain.
3. Memanfaatkan dua kubah yang sudah ada di kampus IPB Dramaga, sebagai
sarana ekoedutourism di lingkungan kampus.
Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah :
HO : Perlakuan pemberian jenis pakan terhadap larva G. agamemnon dan G.
doson tidak berpengaruh terhadap siklus hidup, pertumbuhan, dan
konsumsi pakan.
H1 : Perlakuan pemberian jenis pakan terhadap larva G. agamemnon dan G.
doson berpengaruh terhadap siklus hidup, pertumbuhan, dan konsumsi
pakan.
Kerangka penelitian dalam penelitian ini tertera dalam Gambar 1.
5
- Populasi kupu-kupu Graphium di
alam mengalami gangguan karena
serangan predator dan perburuan.
- Informasi biologi yang masih kurang
Populasi semakin menurun
Perlu segera dilakukan
penangkaran di habitat semi alami
- Budidaya larva di dalam ruangan
- Penangkaran imago di dalam kubah
Tersedianya pakan
larva dan imago
Kondisi lingkungan optimum:
- Suhu
- Kelembaban
- Intensitas cahaya
Teknik pemeliharaan yang tepat
- Siklus hidupnya normal
- Keberhasilan hidup yang tinggi
- Reproduksi berjalan baik
- Kupu-kupu ada sepanjang tahun
Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian
Download