BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi selalu dibutuhkan untuk setiap aspek kehidupan. Semua aktivitas manusia sangat bergantung pada ketersediaan energi. Negara Indonesia memiliki cadangan sumber daya energi khususnya bahan bakar minyak semakin terbatas, sedangkan kebutuhan akan bahan bakar minyak dalam bidang industri maupun transportasi semakin hari semakin meningkat. Krisis bahan bakar minyak menuntut adanya upaya untuk mencari bahan bakar alternatif. Batubara memiliki komposisi kimia berupa senyawa-senyawa hidrokarbon yang relatif hampir sama dengan bahan bakar minyak, sehingga batubara dapat menjadi salah satu alternatif sumber bahan bakar cair. Konversi batubara yang asalnya berbentuk padat menjadi bahan bakar cair dapat dipertimbangkan mengingat kelimpahan sumber daya batubara di Indonesia yang sangat besar. Salah satu cara pencairan batubara adalah melalui proses pirolisis yaitu thermal cracking tanpa keberadaan oksigen. Hasil utama dari pirolisis adalah gas, cairan (tir batubara) dan residu (arang). Tir batubara berwarna hitam kecoklatan dan berwujud kental pada suhu kamar. Berbeda dengan minyak bumi yang memiliki kualitas baik untuk digunakan sebagai bahan bakar, tir batubara memiliki kualitas yang masih rendah karena mengandung berat molekul yang besar, senyawa heteroatom (S dan N), senyawa aromatis dan kadar logam–logam yang relatif tinggi (Fanani, 2010). Hasil pirolisis batubara tersebut mengandung senyawa hidrokarbon dari fraksi C7 - C20. Senyawa hidrokarbon dengan berat molekul besar tersebut selanjutnya dapat dikonversi menjadi senyawa hidrokarbon dengan berat molekul kecil yang dapat dijadikan sebagai bahan bakar cair alternatif. Perengkahan tir batubara tanpa menggunakan katalis atau thermal cracking konversi batubara menjadi banyak menghasilkan gas (Suyati, 2007). Proses bahan bakar 1 cair ini dilakukan melalui 2 tahapan hidrogenasi dan perengkahan. Tahapan hidrogenasi dan perengkahan ini memerlukan katalis yang memiliki fungsi ganda, yaitu komponen logam sebagai katalis hidrogenasi dan komponen asam sebagai katalis perengkahan. Pemilihan katalis yang tepat dan kondisi reaksi yang optimum akan menghasilkan hidrokarbon yang variatif terutama pada fraksi bensin. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas katalis adalah dengan mengembankan logam pada padatan pendukung seperti karbon aktif, lempung atau zeolit. Zeolit dapat digunakan sebagai alternatif pengemban logam karena sifat dan keunggulan tertentu. Zeolit memiliki jejari pori yang relatif besar dan memiliki daya tahan termal yang relatif tinggi. Zeolit yang ada pada saat ini diketahui berupa zeolit sintesis dan zeolit alam dengan perbedaan asal dan variasi jenis struktur zeolit. Menurut Trisunaryanti dkk. (2005a) dapat logam-logam transisi seperti Cr, Pt, Ni, Pd dan Mo telah diteliti sebagai logam yang diembankan pada zeolit alam dengan hasil yang baik. Hasil penelitian Rodiansono (2007) menunjukkan bahwa katalis NiMo/zeolit alam aktif dapat digunakan untuk reaksi hidrorengkah sampah plastik polypropyline menjadi fraksi bensin. Trisunaryanti dkk. (2005a) juga melaporkan bahwa keasaman katalis Ni-Mo/zeolit alam aktif juga dapat ditingkatkan dengan cara pencucian dengan larutan ethylenediamine tetraacetic acid (EDTA). Hasil dari penelitian Al-Dalama dan Stanislaus (2011) menyatakan bahwa katalis NiMo/SiO2-Al2O3 yang diberi dengan EDTA lebih aktif dibandingkan katalis NiMo/SiO2-Al2O3 tanpa diberi EDTA. Menurut Kumalasari (2010) pengembanan logam Ni dan Mo ke dalam zeolit-Y akan meningkatkan selektivitas fraksi bensin pada hidrorengkah fraksi apshalten dari aspal buton. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pada penelitian ini akan dilakukan proses hidrorengkah katalitik tir batubara menjadi fraksi bensin dan diesel dengan katalis zeolit alam aktif termodifikasi Ni dan Mo. Selain itu, juga mempelajari selektivitas dan konversi total dari katalis Ni-Mo/ZAA sebelum dan sesudah pencucian dengan EDTA dalam proses hidrorengkah tir batubara. 3 1.2 Tujuan Penelitian 1. Menentukan karakteristik katalis Ni-Mo/ZAA yang meliputi keasaman, luas permukaan spesifik, struktur pori katalis dan kristalinitas sebelum dan sesudah pencucian dengan EDTA. 2. Mempelajari selektivitas dan konversi total dari katalis Ni-Mo/ZAA sebelum dan sesudah pencucian dengan EDTA untuk hidrorengkah tir batubara. 1.3 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan yang berguna tentang katalis Ni-Mo yang teremban di dalam zeolit alam aktif yang dicuci dengan larutan EDTA dan digunakan sebagai katalis untuk hidrorengkah tir batubara.