Meninggalnya Gus Dur Momentum Penyadaran Semua Politisi NU

advertisement
Situs Resmi Nahdlatul Ulama Kabupaten Malang
Meninggalnya Gus Dur Momentum Penyadaran Semua Politisi NU dan PKB
Di tengah saling klaim wasiat, pasca meninggalnya Abdurrahman Wahid (Gus Dur), desakan rekonsiliasi di tubuh Partai
Kebangkitan Bangsa (PKB) terus mengalir. Suasana yang terbangun saat pembentukan PKB pada 23 Juli 1998 lalu
diharapkan bisa terulang lagi saat ini.
"Ini adalah momentum yang sangat berharga untuk melakukan penataan secara komprehensif dan mendasar
terhadap politik NU sekarang dan nanti," ujar mantan politikus PKB Ali Masykur Musa di Jakarta kemarin (1/1). Kini
mantan wakil ketua umum DPP PKB itu telah menjadi anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). "Saya tidak
mempunyai hak berbicara politik lagi. Tapi, sebagai warga nahdliyin, jujur saya masih sangat berharap hal ini
(rekonsiliasi, Red) bisa terjadi," kata Ali Masykur. Menurut dia, meninggalnya Gus Dur seharusnya bisa menjadi titik balik
penyadaran yang mendalam untuk menyatukan semua politisi NU, terutama yang ada di PKB. Dia menyerukan, politisi
PKB seharusnya menyadari bahwa akan sulit menemukan sosok karismatik seperti Gus Dur yang mampu menjadi
perekat kekuatan politik NU. "Karena itu, semua pihak yang selama ini berfaksi-faksi di lingkungan PKB perlu melakukan
rembuk bersama untuk menentukan politik NU nanti," pungkas adik mantan Ketua PW NU Jatim Ali Maschan Moesa itu.
Sejak didirikan pada masa-masa awal reformasi, PKB memang terus-menerus dihantam konflik internal. Berbagai faksi
dan sempalan terus terbentuk mengiringi perseteruan antarsesama politisi partai berlambang bola dunia dikelilingi
sembilan bintang itu. Kekuatan PKB praktis terus terbelah. Sebut saja, akibat konflik pada 2005, akhirnya muncul PKNU
yang dipimpin Choirul Anam. Bersama sejumlah kiai berpengaruh, mantan ketua DPW PKB Jawa Timur itu akhirnya
menjadikan PKNU sebagai salah satu partai peserta Pemilu 2009 lalu. Meski secara nasional gagal lolos parliamentary
threshold, di beberapa daerah di Jawa Timur, partai tersebut berhasil mendudukkan sejumlah anggotanya di DPRD
setempat. "Akan sangat indah memang kalau semua nanti bersatu lagi," tambah Umar Wahid, mantan anggota DPR
dari PKB sekaligus adik kandung Gus Dur. Dia menyatakan, tanpa rekonsiliasi, partai yang didirikan para kiai bersama
Gus Dur itu akan semakin kecil. Meski demikian, dokter kepresidenan saat Gus Dur menjadi presiden tersebut
menambahkan bahwa semuanya tetap bergantung kepada kemauan para politisi PKB sendiri. "Kita ini hanya berdoa,"
ujar Umar, lantas tertawa. Dihubungi terpisah, Dekan FISIP UIN Syarif Hidayatullah Bachtiar Effendy juga menyatakan,
rekonsiliasi PKB memang berpulang kepada kalangan internalnya sendiri. Baik, yang saat ini masih memegang partai
secara struktural maupun pihak yang sudah berada di luar. "Mau tidak melakukan rekonsiliasi untuk mengembangkan
dan meneruskan partai seperti yang dicita-citakan pendirinya," kata Bachtiar. Sebab, diakui atau tidak, menurut dia, PKBlah yang menjadi manifestasi gagasan politik Gus Dur selama ini. "Bukan PPP atau partai-partai lain," tambahnya. Tapi,
bagaimana jika rekonsiliasi itu tidak terjadi? "Masa depan PKB akan suram, perolehan suaranya akan makin merosot
pada Pemilu 2014 nanti," tandas Bachtiar. (dyn/tof)
http://nukabmalang.or.id/1
Menggunakan Joomla!
Generated: 1 November, 2017, 22:46
Download