Analisis Penerapan Metode Kuadrat Terkecil dan

advertisement
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Secara umum jika ada satu peubah tak bebas tergantung pada satu atau
beberapa peubah bebas maka hubungan diantara peubah ini dapat dicirikan melalui
model yang disebut model regresi. Sudah barang tentu sebelum diperoleh model
persamaan regresi tersebut telah melalui suatu proses antara lain, spesifikasi atau
identifikasi model, penentuan atau pendugaan nilai parameter model termasuk
pemilihan model yang baik (seleksi model) dan pengujian terhadap model. Dengan
demikian peubah-peubah yang terdapat dalam persamaan regresi yang terbentuk
merupakan suatu hubungan yang dirancang sedemikian rupa untuk tujuan
memberikan jawaban bagi permasalahan yang ingin dimodelkan.
Model regresi mempunyai tiga tujuan penting, yaitu ; (1) Mendeskripsikan
model yang menjelaskan hubungan antara peubah tak bebas (respons) dengan peubah
bebas (prediktor) sehingga dapat dikaji lebih jauh tentang proses yang menghasilkan
nilai koefisien regresi ; (2) Untuk mengetahui kontribusi relatif dari setiap peubah
bebas dalam menjelaskan peubah tak bebas ; (3) Untuk memprediksi nilai peubah
tak bebas dari beberapa nilai peubah bebas. Ketiga tujuan tersebut biasanya
digunakan model regresi linier sederhana maupun berganda.
Masalah pendugaan parameter dalam analisis regresi berganda sering menjadi
topik yang menarik dalam beberapa penelitian, khususnya penelitian yang sangat
memperhatikan tujuan yang kedua di atas. Ada beberapa masalah yang dapat timbul
dalam
regresi,
salah
satu
diantaranya adalah
masalah
multikolinearitas.
Multikolinearitas pada regresi berganda terjadi karena korelasi yang tinggi diantara
peubah bebas. Kondisi ini penting sekali diperhatikan untuk penerapan metode
kuadrat terkecil (MKT) dalam pendugaan koefisien regresi (penduga parameter).
Pada prinsipnya multikolinearitas mempunyai arti bahwa terdapatnya suatu
hubungan linier di antara beberapa atau semua peubah bebas dari suatu model
regresi. Di dalam praktek, besar kemungkinannya menemukan peubah-peubah bebas
yang saling berkorelasi (Neter et al, 1990). Kenyataan bahwa sebagian atau semua
peubah bebas saling berkorelasi, dengan MKT tidaklah menghalangi memperoleh
fungsi regresi dugaan yang pas ataupun mempengaruhi inferensi tentang rataan
peubah tak bebas atau peramalan amatan-amatan baru, asalkan inferensi tersebut
dilakukan di dalam daerah amatan. Akan tetapi multikolinearitas yang tinggi akan
mengakibatkan koefisien-koefisien regresi dugaan cenderung memiliki keragaman
penarikan contoh yang besar, artinya koefisien regresi dugaannya cenderung
bervariasi sangat besar dari contoh satu ke contoh lainnya. Akibatnya tidak diperoleh
informasi yang tepat mengenai koefisien regresi yang sebenarnya (populasi). Bahkan
bisa jadi masing-masing koefisien regresi secara linier tidak nyata walaupun antara
peubah tak bebas dan peubah bebas terdapat hubungan linier yang nampak jelas.
Secara teori tanda hubungan linier sebenarnya diantara peubah bebas dengan
peubah tak bebas dapat dilihat pada matriks korelasi. Masalah tanda dari model
regresi bagi penelitian bidang tertentu misalnya penelitian ekonomi, industri, biologi
dan yang lainnya merupakan ha1 yang sangat diperhatikan, karena dalam kenyataan
riil bahwa pengaruh peubah bebasnya bertanda positip atau dispesifikasikan untuk
meningkatkan nilai harapan dari model regresi yang dibangun, tetapi ternyata setelah
dimodelkan berubah tanda menjadi negatip atau sebaliknya.
Multikolinearitas diantara peubah-peubah bebas juga akan mempengaruhi
pengujian koefisien regresi dimana uji pengaruh marjinal peubah
bebas secara
bersama-sama tidak setara dengan pengujian apakah ada hubungan regresi antara
peubah tak bebas dengan masing-masing peubah bebas, karena model tereduksi untuk
masing-masing uji tersebut mengandung pengaruh salah satu peubah bebas yang lain
(Neter et al, 1990). Dengan menggunakan MKT akan terlihat efek dari
multikolinearitas yaitu tingginya koefisien determinasi tidak diikuti dengan hasil uji
hipotesis yang nyata dari koefisien-koefisien regresi. Keadaan ini disebabkan karena
besarnya koefisien determinasi tidak didukung oleh kecilnya raganl koefisien regresi
tersebut (Martens & Naes, 1989), sehingga adanya multikolinearitas diantara peubah
bebas mengakibatkan galat baku dari koefisien regresi menjadi bertambah besar,
implikasinya statistik t yang didefinisikan sebagai rasio antara koefisien regresi dan
galat bakunya menjadi lebih kecil.
Dalaln model regresi, interpretasi dari masing-masing koefisien regresi adalah
perubahan rata-rata peubah respons (y) jika peubah penjelas xi tersebut berubah satu
unit dan peubah penjelas lainnya tetap (ceteris paribus). Dengan demikian jika ada
multikolinearitas, yaitu ada korelasi antar peubah penjelas maka asumsi ceteris
paribus tidak berlaku sehingga sulit memisahkan pengaruh dari masing-masing
peubah penjelas, dan ini juga diindikasikan dari hasil analisis pada pengujian
hipotesis yang tidak signifikan dan terjadinya perubahan tanda dari peubah
penjelasnya.
Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini dikaji pengaruh
multikolinearitas tersebut dengan penerapan MKT dan metode analisis regresi
komponen utama
dengan berbagai jumlah data observasi (n). Hasil kajian ini
diharapkan dapat memberikan gambaran bagi pengguna sebagai bahan pertimbangan
dalam penafsiran model dari objek yang diamati sesuai dengan tujuan model regresi
yang ingin dicari pola hubungannya.
Batasan Masalah
Pada penelitian ini hanya dilakukan pengkajian efek dari penerapan MKT,
khususnya bagi penelitian yang sangat memerlukan kajian lebih lanjut dari model
regresi apabila terjadi multikolinearitas antar peubah bebas dengan berbagai jumlah
data dan solusi penerapan metode komponen utama.
Tujuan Penelitian
Penelitian pengkajian efek penerapan MKT apabila terjadi multikolinearitas
pada peubah bebas, mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Mengkaji efek penerapan MKT apabila terjadi multikolinearitas dengan berbagai
jumlah data.
2. Membandingkan hasil regresi linier berganda dengan MKT dan regresi komponen
utama dalam ha1 perubahan tanda peubah bebas.
Download