BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Pemasaran Komunikasi dan pemasaran memiliki hubungan yang saling berkaitan satu sama lain, komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media tertentu. Komunikasi yang efektif yaitu apabila pesan yang disampaikan oleh komunikan kepada komunikator dapat diterima dengan baik dan makna yang disampaikan dapat diterima dengan baik dan terjadi persepsi makna yang sama antara keduanya, sehingga adanya feedback diantara komunikator dan komunikan. Judi C, Pearson dan Paul E. Nelson mengemukakan bahwa komunikasi mempunyai dua fungsi umum, pertama untuk kelangsungan hidup diri sendiri yang meliputi keselamatan fisik, meningkatkan kesadaran pribadi, menampilkan diri kita sendiri kepada orang lain dan mencapai ambisi pribadi. Kedua, untuk kelangsungan hidup masyarakat tepatnya untuk memperbaiki hubungan sosial dan mengembangkan keberadaan suatu masyarakat 1. Komunikasi merupakan wujud nyata dari sebuah interaksi satu sama lain yang bertujuan untuk menyampaikan maksud dari pesan yang ditransformasikan dalam 1 Mulyana, Dedy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004. Hal 4 10 bentuk komunikasi verbal maupun non verbal. Pada dasarnya kegiatan komunikasi merupakan aktivitas pertukaran ide dan gagasan yang biasa dipahami sebagai kegiatan penyampaian dan penerimaan pesan dari pihak satu ke pihak lainnya. Komunikasi pada dasarnya merupakan bagian terpenting dalam terjalinnya hubungan antara pemasar dengan pelanggan dalam koridor pemasaran. Hubungan antara perusahaan dengan pelanggan (customer relationship) dapat didefinisikan sebagai serangkaian interaksi yang berulang-ulang yang jika dilakukan dengan benar, semakin lama akan semakin berakumulasi di dalam ingatan positif dari pengalamanpengalaman seseorang dengan suatu produk atau jasa atau bahkan lebih baik lagi, dengan perusahaan secara keseluruhan2. Pemasaran menurut definisi Kotler adalah sebuah proses yang membentuk hubungan antara produsen dengan individu atau kelompok dalam menyampaikan produk yaitu barang dan jasa, dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan dan keinginan guna mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi melalui penciptaan produk atau jasa yang lebih berkualitas3. Komunikasi dalam kegiatan pemasaran bersifat kompleks, serta melalui strategi komunikasi yang tepat dengan perencanaan yang matang. Penggabungan komunikasi dan pemasaran akan menghasilkan kajian yang disebut komunikasi 2 Ibid., hal: 69 3 Kennedy, John. E dan R. Dermawan Soemanagara, 2009, Marketing Communication Taktik & Strategi, Jakarta, PT. Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia, hlm: 3 11 pemasaran (marketing communication) yang dalam aplikasi komunikasi bertujuan untuk membantu kegiatan pemasaran sebuah perusahaan. Marketing Communication juga dapat dinyatakan sebagai kegiatan komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan pesan pada konsumen dengan menggunakan berbagai media, agar komunikasi dapat menghasilkan tiga tahap perubahan, yaitu perubahan pengetahuan, perubahan sikap dan perubahan sikap yang dikehendaki 4. Selain itu, marketing communication adalah kegiatan pemasaran dengan menggunakan teknik-teknik yang bertujuan untuk memberikan informasi pada orang banyak agar tujuan perusahaan tercapai, yaitu terjadi peningkatan pendapatan atau penggunaan jasa atau pembelian produk yang ditawarkan. Marketing communication merupakan bentuk komunikasi yang bertujuan untuk memperkuat strategi pemasaran, guna meraih segmentasi yang lebih luas 5. Dalam era saat ini, pelanggan menuntut lebih kepada para produsen. Setiap pelanggan berharap untuk diperlakukan secara lebih personal. Untuk itu komunikasi personal atau komunikasi antarpribadi juga diperlukan untuk meningkatkan pelayanan terhadap nasabah. Secara umum komunikasi antarpribadi dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi. Pengertian proses mengacu pada perubahan dan tindakan yang berlangsung terus-menerus. Komunikasi antarpribadi juga merupakan pertukaran 4 Ibid., hal 12 5 Ibid , hlmn 4-5 12 yaitu tindakan penyampaian dan penerimaan pesan secara timbal balik6. Sehingga, ciri khas komunikasi antar pribadi, sifatnya yang dua arah atau timbal balik (two ways communication). 2.1.1. Pemasaran untuk Jasa Pada era saat ini selain produk manufaktur, bidang jasa pun mengalami perkembangan dan kemajuan yang pesat. Jasa pun menjadi bidang yang berperan penting bagi perekonomian. Hal itulah mengapa saat ini pemasaran jasa semakin berkembang. Menurut Zithaml dan Bitner jasa itu mencakup semua aktivitas ekonomi yang keluarannya bukanlah produk atau konstruksi fisik, yang secara umum konsumsi dan produksinya dilakukan pada waktu yang sama, dan nilai tambah yang diberikannya dalam bentuk (kenyamanan, hiburan, kecepatan, dan kesehatan) yang secara prinsip intangibel bagi pembeli pertamanya7. Menurut William J.Stanton pemasaran jasa adalah sesuatu yang dapat diidentifikasi secara terpisah tidak terwujud, ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan. Jasa dapat dihasilkan dengan menggunakan benda-benda berwujud atau tidak berwujud. Selain itu menurut Miller dan Layton Pemasaran jasa adalah merupakan system total aktivitas bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menetapkan harga, mempromosikan dan mendistribusikan produk, jasa, dan gagasan yang mampu memuaskan keinginan pasar sasaran dalam rangka mencapai tujuan organisasional. 6 Ibid., hal: 241 7 Yazid. Pemasaran Jasa: Konsep Dan Implementasi. Yogyakarta : Penerbit Ekonisia, 2008. hal : 3 13 2.1.2. Pemasaran Jasa Bank Pemasaran jasa bank menekankan pada Total Marketing Concept (Pemasaran Jasa Seutuhnya) yang melibatkan bukan saja personil yang langsung melakukan penjualan dan pemasaran seperti Account Officer, Kepala Cabang Bank, Relationship Marketing, melainkan juga segenap perangkat lunak lainnya dan bahkan ditunjang oleh perangkat-perangkat kerasnya. Ini berarti bukan hanya Teller, Customer Service, Eksteroir, desain gedung Bank, logo bank, seragam karyawan, sikap perilaku para officer karyawan dan sebagainya. Definisi marketing yang erat kaitannya dengan jasa bank yaitu marketing adalah kreasi dan pelayanan jasa bank yang memuaskan dengan keuntungannya di pihak bank. Dari formula ini dapat ditarik dua aspek penting dari setiap kegiatan pemasaran, yakni : 1. Customer Service berarti bahwa orientasi dari kegiatan pemasaran sebenarnya bukanlah kegiatan yang bersifat what we sell, melainkan lebih mengfokuskan ke What customers buy. 2. An Active Proces meliputi unsur-unsur kreasi (terhadap produk-produk baru, ide-ide baru di bidang promosi dan sebagainya) dan delivery/ pemberian layanan yang baik/good delivery. 14 2.1.3. Pengertian Bauran Pemasaran Untuk Jasa Bauran pemasaran termaksud salah satu acuan dalam menyusun strategi pemasaran yang kedudukannya cukup penting, karena keberhasilan perusahaan mencapai tujuan sangat ditentukan oleh sejauh mana bauran pemasaran dilaksanakan. Hal ini sebagai pertimbangan, bahwa beberapa variabel yang ada dalam bauran pemasaran adalah variabel yang diperhitungkan oleh konsumen dalam menetapkan pembelian suatu produk. Dalam dunia perbankan bauran pemasaran sangat penting dalam menentukan strategi pemasaran yang akan dijalankan oleh suatu perusahaan. Bauran pemasaran sendiri Menurut Philip Kotler adalah seperangkat variabelvariabel pemasaran terkontrol dilakukan perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan dalam pasar sasaran (market share), dimana variabel-variabel tersebut terdiri atas produk, tempat, promosi dan harga. Dalam komunikasi pemasaran ada beberapa elemen yang dipadukan yang terwujud dalam bauran komunikasi pemasaran terpadu, yaitu bauran pemasaran (marketing mix), lalu bauran promosi (promotion mix) yang sebenarnya adalah bagian dari marketing mix, namun kini lebih spesifik. Selain itu, strategi-strategi komunikasi pemasaran tertentu, seperti strategi segmenting, targeting, pricing,dan positioning, dalam bauran pemasaran. Semua itu kembali pada kondisi perusahaan jasa yang melaksanakannya. Dalam marketing mix perusahaan jasa khususnya, ada unsur-unsur atau elemen yang menjadi dasar pertimbangan pengambilan keputusan dalam 15 pembuatan strategi komunikasi pemasaran, yaitu 4P ditambah 3P : product, price, place, promotion, people, process, dan physical evidence. a. Product (The Services) Produk jasa merupakan produk yang dapat memberikan manfaat, memenuhi kebutuhan konsumen, dan dapat memuaskan konsumen. Sesungguhnya pelanggan tidak membeli barang atau jasa, tetapi membeli manfaat dari sesuatu yang ditawarkan. Pengertian yang ditawarkan menunjukkan sejumlah manfaat yang didapat oleh konsumen, baik barang atau jasa maupun kombinasinya. b. Price Penetapan harga merupakan suatu hal penting. Perusahaan akan melakukan hal ini dengan penuh pertimbangan karena penetapan harga akan dapat mempengaruhi pendapatan total dan biaya. Harga merupakan faktor utama penentu posisi dan harus diputuskan sesuai dengan pasar sasaran, bauran ragam produk, dan pelayanan, serta persaingan. c. Place Tempat atau lokasi yang strategis akan menjadi salah satu keuntungan bagi perusahaan karena mudah terjangkau oleh konsumen, namun sekaligus juga menjadikan biaya rental atau investasi tempat menjadi semakin mahal. Tingginya biaya lokasi tersebut dapat terkompensasi dengan reducing biaya marketing, sebaliknya lokasi yang kurang strategis akan membutuhkan biaya marketing lebih mahal untuk menarik konsumen agar berkunjung. Dekorasi dan desain sering menjadi 16 daya tarik tersendiri bagi para target konsumen. Kondisi bangunan juga menjadi persyaratan yang memberikan kenyamanan. d. Promotion Promosi merupakan suatu aktivitas dan materi yang dalam aplikasinya menggunakan teknik, dibawah pengendalian penjual/ produsen, yang dapat mengkomunikasikan informasi persuasif yang menarik tentang produk yang ditawarkan oleh penjual/produsen, baik secara langsung maupun melalui pihak yang dapat mempengaruhi pembelian. Tujuan kegiatan promosi antara lain : 1. Mengidentifikasi dan menarik konsumen baru 2. Mengkomunikasikan produk baru 3. Meningkatkan jumlah konsumen untuk produk yang telah dikenal secara luas 4. Menginformasikan kepada konsumen tentang peningkatan kualitas produk 5. Mengajak konsumen untuk mendatangi tempat penjualan produk 6. Memotivasi konsumen agar memilih atau membeli suatu produk. e. People People merupakan aset utama dalam industri jasa, terlebih lagi people yang merupakan karyawan dengan performance tinggi. Kebutuhan konsumen terhadap karyawan berkinerja tinggi akan menyebabkan konsumen puas dan loyal. Kemampuan knowledge (pengetahuan) yang baik, akan menjadi kompetensi dasar dalam internal perusahaan dan pencitraan yang baik di luar. Faktor penting lainnnya dalam people adalah attitude dan motivation dari karyawan dalam industri jasa. 17 Moment of truth akan terjadi pada saat terjadi kontak antara karyawan dan konsumen. Attitude sangat penting, dapat diaplikasikan dalam berbagai bentuk, seperti penampilan karyawan, suara dalam bicara, body language, ekspresi wajah, dan tutur kata. Sedangkan motivasi karyawan diperlukan untuk mewujudkan penyampaian pesan dan jasa yang ditawarkan pada level yang diekspetasikan. f. Process Process, mutu layanan jasa sangat bergantung pada proses penyampaian jasa kepada konsumen. Mengingat bahwa penggerak perusahaan jasa adalah karyawan itu sendiri, maka untuk menjamin mutu layanan (quality assurance), seluruh operasional perusahaan harus dijalankan sesuai dengan sistem dan prosedur yang terstandarisasi oleh karyawan yang berkompetensi, berkomitmen, dan loyal terhadap perusahaan tempatnya bekerja. g. Physical Evidence Building merupakan bagian dari bukti fisik, karakteristik yang menjadi persyaratan yang bernilai tambah bagi konsumen dalai perusahaan jasa yang memiliki karakter . Perhatian terhadap interior, perlengkapan bangunan, termasuk lightning system, dan tata ruang yang lapang menjadi perhatian penting dan dapat mempengaruhi mood pengunjung. Bangunan harus dapat menciptakan suasana dengan memperhatikan ambience sehingga memberikan pengalaman kepada pengunjung dan dapat membrikan nilai tambah bagi pengunjung, khususnya menjadi syarat utama perusahaan jasa dengan kelas market khusus. 18 2.2. Customer Service Untuk menunjang proses pemasaran dalam sebuah perusahaan maka dibutuhkan Customer Service untuk meningkatkan produk penjualan atau untuk mempromosikan produk dan jasa yang dimiliki oleh perusahaan, misalnya dengan memberikan pelayanan yang optimal, meningkatkan kualitas produk, menentukan harga yang sesuai dengan selera pasar, meningkatkan promosi penjualan, mengembangkan produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pelanggannya atau dengan cara lainnya 8 . Customer Service adalah salah satu ujung tombak terpenting bagi perusahaan dalam membangun kepuasan pelanggan. Melalui tangan Customer Service, perusahaan dapat memberikan persepsi yang positif kepada pelanggan. Melalui Customer Service pula perusahaan dapat mengetahui apa yang menjadi ekspektasi pelanggan. Selain itu Customer service merupakan salah satu pelaku direct sell bagi perusahaan karena Customer Service secara langsunbg berhubungan dengan pelanggan dan mempromosikan serta menawarkan jasa dan produk yang ada di perusahaan. Pelaksanaan pekerjaan pada bidang pelayanan kepentingan umum (public service), misalnya pada penguasaan ketrampilan dalam menghadapi masyarakat konsumen serta memberikan pelayanan secara profesional mengharuskan tenaga 8 Kasmir, S.E.,M.M, 2005, Etika Customer Service, Jakarta, PT.RajaGrafindo Persada, hlm:2 19 kerja yang bersangkutan memiliki kemampuan pelayanan terbaik. Kemampuan melayani dari tenaga kerja yang bersangkutan didasarkan pada perilaku dan motivasi seseorang dalam kaitannya dengan pelaksanaan pekerjaan, pembenahan perilaku, dan motivasi seseorang dalam kaitannya dengan pembelajaran dan penguasaan “soft skill” bagi tenaga kerja yang bersangkutan, penguasaan ketrampilan melayani ini menjadi dasar bagi seseorang untuk dapat memberikan pelayanan sesuai ekspektasi. Motivasi yang baik akan melengkapi tenaga kerja yang bersangkutan dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat konsumennya9. Pelayanan nasabah dapat diberikan dari berbagai pihak baik dari customer service, teller ataupun relationship manager. Tugas Customer Service tidaklah ringan karena tdaklah mudah dalam melayani nasabah. Pekerjaan ini harus ditekuni dengan penuh kemampuan, kecekatan, dan kesabaran. Customer Service dikatakan efisien jika bermakna meluruskan segala sesuatu yang keliru, Customer Service dikatakan efektif jika produk yang ditawarkan sejak awal merupakan sebuah produk yang benar dengan kata lain, jenis Customer Service terbaik bahkan tidak disadari dari pelanggan karena terjadi sebelum produk/jasa tersebut dibuat sampai pada saat berada di tangan pelanggan10. 9 Dr. H. Bahrul Kirom, 2010, Mengukur Kinerja Pelayanan dan Kepuasan Konsumen, Bandung, Pustaka Reka Cipta, hlm:1-2. 10 Johns, Ted. 2003, Pelayanan Pelanggan yang Sempurna yang lebih harus Anda benahi, Jakarta, Kunci Ilmu, hlm 25 20 Pengertian customer service secara umum adalah setiap kegiatan yang diperuntukan atau ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada nasabah melalui pelayanan yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan nasabah. Kunci keberhasilan dalam Customer Service terletak pada pengetahuan penuh mengenai kebutuhan, harapan, dan sikap para pelanggan. Selain itu, terletak juga pada kesediaan untuk memperhatikan Customer Service sebagai bagian dari bauran pemasaran, sehingga inovasi jasa atau standar yang lebih tinggi diciptakan, diuji dan diterapkan sebelum selera dan pilihan pelanggan berubah 11. Berikut adalah petunjukpetunjuk pokok Customer Service terhadap harapan pelanggan: a. Umpan balik pelanggan merupakan sepenggal informasi yang penting. b. Pelanggan membutuhkan dan mengharapkan system yang ramah pelanggan c. Tidaklah cukup untuk member pelayanan yang baik: para pelanggan harus merasakan bahwa mereka mendaparkan pelayanan yang baik d. Pelanggan tidak ada hubungannya dan tidak dapat diganggu dengan masalah yang dihadapi organisasi. e. Kesetiaan pelanggan dibangun sampai pada tingkat dimana kesetiaan akhirnya dapat bertahan untuk waktu yang lama. 11 Dr. H. Bahrul Kirom, 2010, Mengukur Kinerja Pelayanan dan Kepuasan Konsumen, Bandung, Pustaka Reka Cipta, hlm 56-57 21 f. Organisasi yang cerdas perlu menemukan keunggulan yang tepat yang dicari para pelanggannya12. Customer servise dalam melayani para nasabah selalu berusaha menarik dengan cara meyakinkan para calon nasabah agar menjadi nasabah bank tersebut dengan berbagai cara. Selain itu, customer service juga harus dapat menjaga nasabah lama agar tetap menjadi nasabah bank, oleh karena itu tugas dari customer service merupakan tulang punggung kegiatan operasional dalam dunia perbankan13. Fungsi Customer Service adalah sebagai receptionis, deskman, salesman, customer relation officer dan komunikator. Sebagai receptionis artinya seorang Customer Service berfungsi sebagai penerima tamu yang dating ke perusahaan. Dalam hal menerima tamu , Customer Service harus ramah, sopan, dan menyenangkan. Sebagai deskman, artinya seorang Customer Service berfungsi sebagai orang yang melayani berbagai jenis aplikasi yang diajukan nasabah atau calon nasabah. Sebagai salesman, Customer Service berfungsi sebagai orang yang menjual produk sekaligus sebagai pelaksana cross selling. Sebagai Customer relation officer, yaitu berfungsi sebagai orang yang dapat membina hubungan baik dengan seluruh nasabah, termasuk membujuk, dan meyakinkan agar nasabah tetap bertahan dan tidak lari dari perusahaan yang bersangkutan apabila menghadapi masalah. Sebagai komunikator, Customer Service berfungsi sebagai orang yang menghubungi 12 Ibid , hlm 58-62 13 Kasmir, S.E.,M.M, 2005, Etika Customer Service, Jakarta, PT.RajaGrafindo Persada, hlm 179-181 22 nasabah dan memberikan informasi tentang segala sesuatu yang ada hubungannya antara nasabah dan perusahaan14. Selain itu untuk menciptakan excellent service perusahaan harus memasukkan servis ke dalam system (strategic service vision). Perusahaan mengelola operating strategy dan service delivery system terlebih dahulu sehingga internal customer yaitu para karyawan akan merasa puas. Jika karyawan puas, mereka akan loyal, mempunyai komitmen tinggi pada perusahaan, dan perusahaan, dan berusaha memperbaiki sisi lemah produk maupun service perusahaan, dengan tujuan memaksimalkan terciptanya kepuasan pelanggan. Loyalitas pelanggan akan tercipta jika karyawan mempunyai antusiasme tinggi dalam melayani pelanggan. Antusias karyawan tidak akan tercipta jika perusahaan tidak bisa menciptakan kenyamanan kerja dan menyediakan infrastruktur yang cukup. Sehinga jika kepuasan internal jelek maka produktivitas servisnya akan menurun dan kadar loyalitas pelanggan pun turun15. 2.2.1 Pelanggan Pelanggan atau customer berasal dari kata custom, yang didefinisikan sebagai “membuat sesuatu menjadi kebiasaan atau bisa” dan “mempraktikkan kebiasaan. 14 Ibid, hlm 23 15 Tciptono Fandy, service, Quality & Satisfaction edisi 3, hal 201 23 “Menurut kamus bahasa Inggris pelanggan (customer) artinya adalah seseorang yang berulang kali atau teratur melakukan pembelian kepada seorang pedagang 16. Pelanggan diartikan sebagai semua orang yang menuntut organisasi untuk memenuhi standar kualitas tertentu, dan karena itu memberikan pengaruh pada kinerja organisasi. Dalam hal ini terdapat tiga pemahaman tentang pelanggan, yaitu: 1. orang yang tidak tergantung pada perusahaan, tetapi sebaliknya; 2. orang yang membawa perusahaan untuk mengikuti keinginannya; 3. orang yang teramat penting yang harus dipuaskan. Kebutuhan pelanggan (customer requirement) adalah karakteristik/atribut barang atau jasa yang mewakili dimensi yang oleh pelanggan dipergunakan sebagai dasar pendapat mereka mengenai jenis barang atau jasa. Kebutuhan pelanggan dimaksudkan untuk membentuk suatu daftar semua dimensi mutu yang penting dalam menguraikan barang atau jasa. Dimensi mutu tersebut meliputi keberadaan (availabily), ketanggapan (responsiveness), menyenangkan (convenience) dan tepat waktu (time lines)17. Pelanggan pada dasarnya terbagi menjadi empat kategori apabila dilihat dari daya tarik transaksinya (attractiveness), dihitung constribution marginnya dan kedekatan hubungan (relationship) yaitu star customer, question mark customer, 16 Jill Griffin, Customer Loyalty: Menumbuhkan & Mempertahankan Kesetiaan Pelanggan, trns.Dr Dwi Kartini Yahya, Et al. Erlangga, 2003, hal:48 17 Prof. J. Supranto, M.A.,APU, 2011, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk menaikkan pangsa pasar, Jakarta, Rineke Cipta, hlm 10-11 24 profit making customer, dan profit taking customer. Pelanggan dalam empat kategori tersebut biasanya memiliki kebutuhan yang berbeda, untuk itu selain berdasarkan nilai dan kedekatan hubungan, pemasar juga harus melihat implikasinya pada kebutuhan. Misalnya, para star customer adalah pelanggan yang membutuhkan produk inovatif yang terdepan. Sedangkan para profit taking customer adalah pelanggan yang membutuhkan produk standar yang harganya murah dan tidak ada servis 18. Pelanggan menurut wikipedia adalah orang yang membeli dan mengkonsumsi secara langsung. Orang yang menjual lagi disebut retailer,distributor, dsb. Dalam berbisnis secara garis besar dapat dibagi menjadi dua berdasarkan target pasar, yaitu Business to business (B2B, bisnis ke bisnis) dan Business to consumer (B2C), bisnis yang sasarannya langsung kepada pemakai terakhir). Tentu saja keduanya memiliki pendekatan yang berbeda. B2B yang fokus kepada bisnis lain, atau dengan kata lain bukan kepada pengguna akhir, contohnya kepada perusahaan, kepada retailer, distributor, dll. Merupakan bisnis yang lebih rumit daripada B2C, karena adanya keharusan birokrasi seperti proposal, invoice, dan sebagainya. Sedangkan B2C yang tidak terlalu rumit dibandingkan dengan B2B dari segi birokrasi memerlukan volume penjualan yang sangat besar untuk menyaingi target pendapatan B2B. 18 Hermawan kertajya, 2007,Boosting Loyalty Marketing Performance, Bandung, Mizan, hlm 127-130 25 Dalam praktiknya, pelanggan atau nasabah yang membutuhkan sesuatu perlu pelayanan yang sesuai dengan keinginan pelanggan terbagi menjadi empat macam yaitu sebagai berikut19: 1. Pelanggan/ nasabah sangat perlu bantuan seseorang (customer service, pramuniaga atau kasir) untuk menuntun atau memperoleh informasi tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan produk. Mulai dari mencari produk yang diinginkan, memilih produk, meminta penjelasan tentang produk sampai pembayaran dikasir. 2. Pelanggan/ nasabah memerlukan bantuan hanya seperlunya saja, berarti nasabah dating kemudian mencari sendiri, memilih sendiri baru terakhir berhubungan dengan petugas pada saat membayar. Kalaupun memerlukan bantuan hanya sekedar bertanya singkat seperti tempat barang dijual. 3. Pelanggan membutuhkan bantuan tetapi melalui teelepon. Jadi dalam hal ini pelanggan tidak berhadapan langsung secara fisik dengan kita, akan tetapi hanya melalui suara. Bantuan lewat telepon yang dapat diberikan misalnya informasi seputar produk, keluhan atau pesanan yang ingin dibeli. 4. Pelanggan/ nasabah tidak perlu meminta bantuan petugas jika tidak dalam keadaan darurat. Artinya yang dihadapi nasabah dalam hal ini adalah mesin seperti mesin anjungan tunai mandiri (ATM). Pelayanan ATM ini dilakukan melalui petunjuk yang ada di mesin untuk keperluan melalukan berbagai 19 Kasmir, S.E.,M.M, 2005, Etika Customer Service, Jakarta, PT.Raja Grafindo Persada, hlm:16-18 26 transaksi yang diinginkan. Pelayanan petugas akan diberikan apabila nasabah mengalami masalah misal kartunya tertelan atau untuk nasabah baru yang. 2.2.2 Pelayanan Pelayanan atau service merupakan salah satu keunggulan bersaing yang paling lama bertahan. Service tidak mudah ditiru apalagi dibeli karena melibatkan unsur orang (people), teknologi (technology), dan modal (capital). Modal dapat dicari, teknologi juga dapat dibeli, tetapi berbeda dengan kompetensi seseorang dalam service20. Service membutuhkan dukungan orang-orang yang mempunyai passion of service yang tidak bisa dibangun dalam tempo sesaat. Fitur atau komponen dalam produk bisa sama, dan teknologi dapat serupa, tetapi service harus berbeda sehingga produk tetap memiliki keunikan jika dibandingkan dengan produk pesaing, oleh karena itu service merupakan value enhancer, yang berarti penambah nilai bagi produk. Pelayanan adalah suatu kinerja penampilan, tidak berwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan daripada dimiliki, serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif daklam proses mengkonsumsi jasa tersebut. Oleh karena itu posisi sebuah service dalam loyalty marketing adalah sebagai pendorong terjadinya pembelian ulang (repeat purchase), berpasangan dengan brand dan proses. Antara brand, service dan proses semuanya saling berkaitan tanpa 20 Hermawan kertajya, 2007,Boosting Loyalty Marketing Performance, Bandung, Mizan, hlm 103 27 dukungan service yang baik, tidak mungkin kita bisa membangun brand, dan tanpa proses yang baik, tidak mungkin tercipta service quality yang prima. 2.2.3. Service Quality / ServQual Kualitas pelayanan dari suatu perusahaan menjadi penentu kualitas hubungan yang baik dengan para pelanggannya. Hal itulah mengapa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan, dalam hal ini adalah Customer Service , kepada para pelanggannya menjadi sangat penting. Untuk kualitas pelayanan atau service quality, saat ini yang masih sangat populer adalah konsep ServQual yang dikembangkan oleh Parasuraman, Berry dan Zeithaml. ServQual adalah konsep yang paling banyak digunakan oleh pelaku bisnis di seluruh dunia yang berkecimpung dalam hal pelayanan pelanggan 21. Konsep ServQual ini terdiri dari lima dimensi, yaitu 22: 1. Tangible Tangible adalah penampilan fisik yang membuat suatu layanan akan berlangsung dengan baik. Suatu pelayanan atau service tidak dapat dilihat, tidak bisa di cium dan tidak dapat di raba, maka aspek tangible menjadi penting sebagai ukuran terhadap pelayanan. Pelanggan akan cenderung untuk menggunakan indra penglihatan untuk menilai suatu kualitas pelayanan. Aspek tangible dapat berupa penampilan secara fisik, peralatan, karyawan serta sarana komunikasi. 21 22 Hermawan kertajya, 2007,Boosting Loyalty Marketing Performance, Bandung, Mizan, hlm 57 Ibid, hal 40-41 28 Tangible yang baik akan mempengaruhi persepsi pelanggan. Pada saat yang bersamaan aspek tangible ini juga merupakan salah satu sumber yang akan mempengaruhi harapan pelanggan. Karena tangible yang baik, maka harapan responden menjadi lebih tinggi. Oleh karena itu, penting bagi suatu perusahaan untuk mengetahui seberapa jauh aspek tangible yang tepat, yaitu masih memberikan impresi yang positif terhadap kualitas pelayanan yang diberikan tetapi tidak menyebabkan harapan pelanggan yang terlalu tinggi. Selain itu, perlu disadari oleh perusahaan bahwa aspek tangible ini umumnya lebih penting bagi pelanggan baru. tingkat kepentingan aspek ini umumnya lebih rendah bagi pelanggan yang sudah lama menjalin hubungan dengan penyedia jasa. Implikasinya, apabila perusahaan sangat fokus mengandalkan pelanggan lama sebagai strategi pertumbuhan, maka investasi dalam dimensi tangible ini perlu selektif. 2. Reliability Reliability adalah seberapa jauh perusahaan bisa memenuhi apa yang dijanjikan atau yang ditawarkan kepada pelanggan. Terdapat dua aspek dalam dimensi ini. Pertama adalah kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan seperti yang dijanjikan. Kedua adalah seberapa jauh suatu perusahaan mampu memberikan pelayanan yang akurat atau tidak ada error. Perusahaan harus menepati janji yang diberikan kepada para pelanggan, sehingga penting dalam beriklan atau berpromosi, suatu perusahaan tidak memberikan janji yang berlebihan atau tidak sesuai, karena pelanggan yang kecewa karena janji yang berlebihan adalah pelanggan 29 yang paling sulit diajak kembali. Oleh karena itu, pada saat menentukan janji yang ditawarkan kepada pelanggan dalam suatu iklan, perlu memastikan bahwa perusahaan mampu untuk memberikan sesuai dengan yang dijanjikan. Diperlukan koordinasi dengan departemen lain seperti bagian produksi, bagian penjualan, bagian pengiriman dan bagian lain yang terkait dalam upaya untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada pelanggan. 3. Responsiveness Responsiveness adalah kemampuan atau keinginan untuk membantu pelanggan dengan menyediakan pelayanan yang tepat waktu, seperti sensitif terhadap kebutuhan, fleksibel, mau berusaha lebih dari seharusnya, memperhatikan secara personal, serta keinginan untuk menindaklanjuti dan menyelesaikan masalah. Pelayanan yang responsif atau yang tanggap juga sangat dipengaruhi oleh sikap frontline staf. Salah satunya adalah kesigapan dan ketulusan dalam menjawab pertanyaan atau permintaan pelanggan. 4. Assurance Assurance adalah kemampuan perusahaan atau front-line staff dalam menanamkan rasa percaya dan keyakinan kepada para pelanggannnya. Ada 4 aspek dari dimensi ini, yaitu keramahan, kompetensi, kredibilitas, dan keamanan. Keramahan adalah salah satu aspek kualitas pelayanan yang paling mudah untuk dilihat. Ramah berarti banyak senyum dan bersikap sopan. Sehingga perusahaan harus mengkomunikasikan mengenai pentingnya keramahan bagi frontline staf. 30 Aspek kedua adalah kompetensi, yaitu kemampuan perusahaan, terutama front-line staf untuk dapat memberikan jawaban untuk setiap pertanyaan pelanggan maupun memberikan solusi atau saran dari masalah yang dihadapi oleh pelanggan. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk terus memberikan training kepada karyawan gugus depan mengenai pengetahuan produk dan hal-hal yang sering menjadi pertanyaan pelanggan. Aspek ketiga adalah reputasi. Reputasi meliputi tingkat keyakinan dan kepercayaan yang dapat diperoleh dari pelanggan terhadap kualitas sebuah pelayanan dari sebuah perusahaan. Dan aspek keempat dari dimensi assurance ini adalah security. Perusahaan harus mampu untuk memberikan rasa aman kepada para pelanggannya, sehingga pelanggan akan selalu merasa aman pada saat melakukan transaksi atau pada saat mengkonsumsi jasa yang diberikan oleh perusahaan. 5. Empathy Empathy adalah tingkat kepedulian dan perhatian individual yang diberikan kepada pelanggan. Dimensi empathy ini menjadi lebih penting bagi kelompok menengah ke atas. Hal ini sesuai dengan teori perkembangan kebutuhan manusia dari ”Maslow”. Pada tingkat semakin tinggi, kebutuhan manusia tidak lagi dengan hal-hal yang primer. Selain kebutuhan fisik, keamanan dan sosial terpenuhi, maka dua kebutuhan lagi akan dikejar oleh manusia, yaitu kebutuhan ego dan aktualisasi. Dua kebutuhan terakhir dari teori maslow inilah yang banyak berhubungan dengan dimensi empathy. 31 Pelayanan yang empathy memang sangat memerlukan sentuhan pribadi. Tetapi perlu dicatat bahwa sentuhan pribadi ini hanya menjadi maksimal, kalau perusahaan mempunyai sistem database yang efektif. Tanpa hal ini, sulit untuk menerapkan pelayanan yang empathy. Pelayanan yang berempati akan mudah diciptakan kalau setiap karyawan perusahaan mengerti kebutuhan spesifik pelanggannya dan menyimpan hal ini dari hatinya. 32