BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kitosan merupakan salah satu bentuk produk dari pemanfaatan limbah udang, yang telah digunakan sebagai penguat kertas, penghantar obat (pelapis), membalut luka dan mencegah infeksi, serta sebagai biomaterial membentuk membran untuk amobilisasi berbagai molekul, terutama biomolekul. Kitosan memiliki sifat tidak beracun, harga murah. Kitosan merupakan biopolimer yang tersusun dari N-acetyl glucosamine hasil aktivitas deasetilase terhadap kitin. Dengan deasetilase alkalin khitin dihidrolisis menjadi β(1,4) glukosamine dengan gugus amina asetat. Kitosan tidak larut dalam air tetapi larut pelarut organik dengan pH kurang dari 6,5 (asam asetat, asam fosfat, dan sitrat). Kitosan memiliki karakteristik sebagai biokompatibilitas untuk meningkatkan permeabilitas membran. Kitosan hasil deasetilasi dengan kisaran berat molekul yang relatif tinggi, mempengaruhi ukuran dan bentuk partikel kitosan menjadi lebih fleksibel (Irianto dan Ijah, 2011). Karakter tersebut memungkinkan kitosan dapat disisipi oleh partikel bahan lain dengan ukuran jauh lebih kecil atau nanopartikel (Irianto dan Ijah, 2011). Karakter tersebut mendukung kondisi menjadi optimal sehingga memungkinkan fungsi kitosan sebagai membran atau bahan pelapis obat mencapai maksimal. Penyisipan partikel bahan lain dapat dilakukan dengan empat cara: pemerangkapan, enkapsulasi, adsorpsi, dan penempelan bahan aktif pada membran. Penelitian ini berupaya untuk menyiapkan kitosan sebagai membran yang mampu disisipi partikel perak. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kitosan telah dikembangkan sebagai pelapis makanan (edible coating) yang aman dimakan (Sarjono dkk., 2010); dan kitosan juga telah digunakan sebagai pembungkus obat (Irianto dan Ijah, 2011). Mengingat kitosan-nanopartikel perak harus mempunyai aktivitas antimikrobia, maka penelitian ini ditekankan untuk mengevaluasi dan menguji aktivitas antimikrobia terhadap mikrobia patogen. Untuk mengujii aktivitas antibakteri kitosan, Eschericia coli (bakteri gram negatif) penyebab diare dan Staphylococcus aureus (bakteri gram positif) penyebab kerusakan protein ikan dan daging, Candida albicans penyebab penyakit keputihan sebagai model mikrobia patogen. Aktivitas antibakteri ditentukan dan diukur berdasarkan diameter zona penghambatan pertumbuhan mikrobia uji dan penentuan MIC (Minimum Inhibitory Concentration). A. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, permasalahan dirumuskan sebagai berikut : bagaimana dan seberapa besar aktivitas antimikrobia kitosan dan nanopartikel perak terhadap pertumbuhan mikrobia patogen (Candida albicans, Eschericia coli,dan Staphlococcus aureus), bagaimana pengaruh variasi konsentrasi kitosan dan nanopartikel perak terhadap pertumbuhan mikrobia patogen. B. Tujuan 1. Menguji potensi dan aktivitas antimikrobia kitosan dan nanofiber perak terhadap pertumbuhan mikrobia patogen (Candida sp. , Eshericia coli, dan Staphylococcus aureus). 2. Mendapatkan konsentrasi kitosan dan nanofiber perak yang efektif menghambat mikrobia patogen. C. Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan peranan kitosan dan nanofiber perak sebagai antimikrobia terhadap mikrobia patogen yang hidup di tubuh manusia serta mengetahui konsentrasi efektif kitosan untuk menghambat pertumbuhan mikrobia patogen.