makalah dasar teknik elektro scr, diac, triac dan dioda varaktor nama

advertisement
MAKALAH
DASAR TEKNIK ELEKTRO
SCR, DIAC, TRIAC DAN DIODA VARAKTOR
NAMA
:
NIM
:
JURUSAN
: PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
PRODI
: TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2014
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena atas
karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul ”SCR, TRIAC, DIAC
dan DIODA VARAKTOR” penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan,baik dari sisi penulisan yang di gunakan dalam pembuatn makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kelemahan baik dari segi tata
tulis maupun sistematikanya oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah penulis untuk selanjutnya.
Kupang,
Penulis
i
Januari 2014
DAFTAR ISI
Lembar Judul ....................................................................................................................
Kata Pengantar ..................................................................................................................
i
Daftar Isi ...........................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................
1
1.1. Latar Belakang.........................................................................................................
1
1.2. Tujuan ......................................................................................................................
1
1.3. Manfaat ....................................................................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................
2
2.1. SCR
A. Pengertian dan Fungsi SCR ................................................................................
2
B. Karakteristik SCR ...............................................................................................
3
C. Struktur Thyristor ...............................................................................................
5
D. Struktur SCR.......................................................................................................
7
2.2. TRIAC
A. Istilah Triac .........................................................................................................
10
B. Simbol Triac .......................................................................................................
10
C. Karakteristik Triac ..............................................................................................
10
2.3. DIAC
A. Arti Diac .............................................................................................................
11
B. Simbol Diac ........................................................................................................
11
C. Sifat Dasar Diac ..................................................................................................
11
D. Karakteristik Diac ...............................................................................................
12
E. Sifat Listrik Diac.................................................................................................
13
2.4. DIODA VARACTOR .............................................................................................
14
BAB III PENUTUP .........................................................................................................
15
3.1. Kesimpulan ..............................................................................................................
15
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................
16
ii
iii
1.1. Latar Belakang
Untuk mempermudah pengendalian arus yang tinggi, maka dibuatlah TRIAC atau
Triode Alternating Current. TRIAC juga dibuat untuk mengurangi penggunaan SCR,
karena TRIAC ekuivalen dengan dua buah SCR yang disambungkan antiparalel dan kaki
gerbangnya disambungkan bersama. TRIAC dapat digambarkan seperti SCR yang disusun
bolak-balik. Untuk penyaklaran tegangan yang tinggi juga dapat menggunakan TRIAC
sehingga TRIAC sangat berguna dalam dunia elektronika.
1.2. Tujuan
 Tujuan dari penulisan Makalah ini agar Pembaca dapat memahami Pengertian dan
Fungsi SCR, Arti Diac dan Istilah Triac
 Memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Dasar Teknik Elekto
1.3. Manfaat
Menjadi salah satu referensi bagi pembaca agar mendalami makalah tentang SCR,
DIAC, TRIAC dan Dioda Varaktor.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. SCR
A. Pengertian Dan Fungsi SCR
SCR singkatan dari Silicon Control Rectifier. Adalah Dioda yang mempunyai fungsi
sebagai pengendali. SCR atau Tyristor masih termasuk keluarga semikonduktor dengan
karateristik yang serupa dengan tabung thiratron. Sebagai pengendalinya adalah gate (G).
SCR sering disebut Therystor. SCR sebetulnya dari bahan campuran P dan N. Isi SCR
terdiri dari PNPN (Positif Negatif Positif Negatif) dan biasanya disebut PNPN Trioda.
Simbol pada skema elektronik untuk SCR:
Fungsi SCR:

Sebagai rangkaian Saklar (switch control)

Sebagai rangkaian pengendali (remote control)
Diagram dan skema SCR:
Ada tiga kelompok besar untuk semikonduktor ini yang sama-sama dapat berfungsi
sebagai Saklar (Switching) pada tegangan 120 volt sampai 240 volt. Ketiga kelompok
tersebut adalah SCR ini sendiri, DIAC dan TRIAC.
2
B. Karakteristik SCR (Silicon Controlled Rectifier)
Sebuah SCR terdiri dari tiga terminal yaitu anoda, katoda, dan gate. SCR berbeda dengan
dioda rectifier biasanya. SCR dibuat dari empat buah lapis dioda. SCR banyak digunakan
pada suatu sirkuit elekronika karena lebih efisien dibandingkan komponen lainnya
terutama pada pemakaian saklar elektronik.
SCR biasanya digunakan untuk mengontrol khususnya pada tegangan tinggi karena SCR
dapat dilewatkan tegangan dari 0 sampai 220 Volt tergantung pada spesifik dan tipe dari
SCR tersebut. SCR tidak akan menghantar atau on, meskipun diberikan tegangan maju
sampai pada tegangan breakovernya SCR tersebut dicapai (VBRF). SCR akan
menghantar jika pada terminal gate diberi pemicuan yang berupa arus dengan tegangan
positip dan SCR akan tetap on bila arus yang mengalir pada SCR lebih besar dari arus
yang penahan (IH).
Satu-satunya cara untuk membuka (meng-off-kan) SCR adalah dengan mengurangi arus
Triger (IT) dibawah arus penahan (IH). SCR adalah thyristor yang uni directional,karena
ketika terkonduksi hanya bisa melewatkan arus satu arah saja yaitu dari anoda menuju
katoda. Artinya, SCR aktif ketika gate-nya diberi polaritas positif dan antara anoda dan
katodanya dibias maju. Dan ketika sumber yang masuk pada SCR adalah sumber AC,
proses penyearahan akan berhenti saat siklus negatif terjadi.
Sebuah SCR terdiri dari empat lapis bolak P dan bahan tipe semikonduktor N. Silikon
digunakan sebagai semikonduktor intrinsik, dimana dopan yang tepat ditambahkan.
Persimpangan baik menyebar atau paduan. Pembangunan planar digunakan untuk SCRs
daya rendah (dan semua sambungan yang tersebar). Jenis Pembangunan mesa digunakan
untuk SCRs daya tinggi. Dalam hal ini, sambungan J2 diperoleh dengan metode difusi
dan kemudian dua luar lapisan paduan untuk itu, karena pelet PNPN diperlukan untuk
menangani arus besar. Hal ini benar bersiap dengan piring tungsten atau molybdenum
untuk memberikan kekuatan mekanik yang lebih besar. Salah satu pelat sulit disolder ke
pejantan tembaga, yang berulir untuk lampiran heat sink. Doping dari PNPN akan
tergantung pada penerapan SCR, karena karakteristik yang mirip dengan mereka yang
thyratron tersebut. Saat ini, istilah thyristor berlaku untuk keluarga besar perangkat
multilayer yang menunjukkan bistable negara-perubahan perilaku, yaitu, switching baik
ON atau OFF.
Dalam keadaan normal "off", perangkat membatasi saat ini ke kebocoran arus. Ketika
tegangan gerbang-untuk-katoda melebihi ambang batas tertentu, perangkat ternyata "on "
3
dan melakukan saat ini. Perangkat akan tetap dalam "pada" negara bahkan setelah
gerbang saat ini dihapus sehingga selama arus melalui perangkat ini masih tetap diatas
saat ini memegang. Setelah saat ini jatuh di bawah memegang saat ini untuk jangka
waktu yang tepat, perangkat akan beralih "off". Jika pintu yang berdenyut dan arus
melalui perangkat ini di bawah saat memegang, perangkat akan tetap dalam keadaan
"off".
Asimetris SCR dapat dibuat dengan dioda melakukan reverse dalam paket yang sama. Ini
dikenal sebagai RCT, untuk melakukan reverse thyristor.
SCR kontrol daya AC Menjadi perangkat (satu arah) unidirectional, paling banyak kita
hanya bisa memberikan daya setengah gelombang untuk memuat, dalam siklus-setengah
dari AC dimana polaritas tegangan suplai positif pada bagian atas dan negatif di bagian
bawah. Namun, untuk menunjukkan konsep dasar kontrol waktu-proporsional, rangkaian
sederhana ini lebih baik dari satu mengendalikan penuh tenaga ombak (yang akan
membutuhkan dua SCRs).
Dengan tidak memicu ke pintu gerbang, dan sumber tegangan AC jauh di bawah rating
tegangan SCR's breakover, maka SCR tidak akan pernah menyala. Menghubungkan SCR
gerbang menuju anoda melalui sebuah dioda perbaikan standar (untuk mencegah
membalikkan arus melalui pintu gerbang dalam hal ini SCR berisi built-in resistor
gerbang-katoda), akan memungkinkan SCR yang akan dipicu segera pada awal setiap
setengah siklus-positif:
Kita bisa menunda pemicu SCR, namun, dengan memasukkan beberapa perlawanan ke
gerbang sirkuit, sehingga meningkatkan jumlah drop tegangan diperlukan sebelum pintu
gerbang cukup saat ini memicu SCR tersebut. Dengan kata lain, jika kita membuat lebih
sulit bagi elektron untuk mengalir melalui gerbang dengan menambahkan resistensi,
tegangan AC harus mencapai titik yang lebih tinggi dalam siklus sebelum akan ada
gerbang cukup saat ini untuk menghidupkan SCR pada. Hasilnya adalah dalam Gambar
4
C. Struktur Thyristor
Ciri-ciri utama dari sebuah thyristor adalah komponen yang terbuat dari bahan
semiconductor silicon. Walaupun bahannya sama, tetapi struktur P-N junction yang
dimilikinya lebih kompleks dibanding transistor bipolar atau MOS. Komponen thyristor
lebih digunakan sebagai saklar (switch) ketimbang sebagai penguat arus atau tegangan
seperti halnya transistor.
Gambar-1 : Struktur Thyristor
Struktur dasar thyristor adalah struktur 4 layer PNPN seperti yang ditunjukkan pada
gambar-1a. Jika dipilah, struktur ini dapat dilihat sebagai dua buah struktur junction PNP
dan NPN yang tersambung di tengah seperti pada gambar-1b. Ini tidak lain adalah dua
buah transistor PNP dan NPN yang tersambung pada masing-masing kolektor dan base.
5
Jika divisualisasikan sebagai transistor Q1 dan Q2, maka struktur thyristor ini dapat
diperlihatkan seperti pada gambar-2 yang berikut ini.
Gambar-2 : visualisasi dengan transistor
Terlihat di sini kolektor transistor Q1 tersambung pada base transistor Q2 dan
sebaliknya kolektor transistor Q2 tersambung pada base transistor Q1. Rangkaian
transistor yang demikian menunjukkan adanya loop penguatan arus di bagian tengah.
Dimana diketahui bahwa Ic
b,
yaitu arus kolektor adalah penguatan dari arus base.
Jika misalnya ada arus sebesar Ib yang mengalir pada base transistor Q2, maka
akan ada arus Ic yang mengalir pada kolektor Q2. Arus kolektor ini merupakan arus base
Ib pada transistor Q1, sehingga akan muncul penguatan pada pada arus kolektor transistor
Q1. Arus kolektor transistor Q1 tdak lain adalah arus base bagi transistor Q2. Demikian
seterusnya sehingga makin lama sambungan PN dari thyristor ini di bagian tengah akan
mengecil dan hilang. Tertinggal hanyalah lapisan P dan N dibagian luar.
Jika keadaan ini tercapai, maka struktur yang demikian todak lain adalah struktur
dioda PN (anoda-katoda) yang sudah dikenal. Pada saat yang demikian, disebut bahwa
thyristor dalam keadaan ON dan dapat mengalirkan arus dari anoda menuju katoda
seperti layaknya sebuah dioda.
Gambar-3 : Thyristor diberi tegangan
6
Bagaimana kalau pada thyristor ini kita beri beban lampu dc dan diberi suplai tegangan
dari nol sampai tegangan tertentu seperti pada gambar 3. Apa yang terjadi pada lampu
ketika tegangan dinaikkan dari nol. Ya betul, tentu saja lampu akan tetap padam karena
lapisan N-P yang ada ditengah akan mendapatkan reverse-bias (teori dioda). Pada saat
ini disebut thyristor dalam keadaan OFF karena tidak ada arus yang bisa mengalir atau
sangat kecil sekali. Arus tidak dapat mengalir sampai pada suatu tegangan reverse-bias
tertentu yang menyebabkan sambungan NP ini jenuh dan hilang. Tegangan ini disebut
tegangan breakdown dan pada saat itu arus mulai dapat mengalir melewati thyristor
sebagaimana dioda umumnya. Pada thyristor tegangan ini disebut tegangan breakover
Vbo.
D. Struktur SCR
Telah dibahas, bahwa untuk membuat thyristor menjadi ON adalah dengan memberi arus
trigger lapisan P yang dekat dengan katoda. Yaitu dengan membuat kaki gate pada
thyristor PNPN seperti pada gambar-4a. Karena letaknya yang dekat dengan katoda, bisa
juga pin gate ini disebut pin gate katoda (cathode gate). Beginilah SCR dibuat dan
simbol SCR digambarkan seperti gambar-4b. SCR dalam banyak literatur disebut
Thyristor saja.
Gambar-4 : Struktur SCR
Melalui kaki (pin) gate tersebut memungkinkan komponen ini di trigger menjadi ON,
yaitu dengan memberi arus gate. Ternyata dengan memberi arus gate Ig yang semakin
besar dapat menurunkan tegangan breakover (Vbo) sebuah SCR. Dimana tegangan ini
adalah tegangan minimum yang diperlukan SCR untuk menjadi ON. Sampai pada suatu
besar arus gate tertentu, ternyata akan sangat mudah membuat SCR menjadi ON. Bahkan
dengan tegangan forward yang kecil sekalipun. Misalnya 1 volt saja atau lebih kecil lagi.
7
Kurva tegangan dan arus dari sebuah SCR adalah seperti yang ada pada gambar-5 yang
berikut ini.
Gambar-5 : Karakteristik kurva I-V SCR
Pada gambar tertera tegangan breakover Vbo, yang jika tegangan forward SCR mencapai
titik ini, maka SCR akan ON. Lebih penting lagi adalah arus Ig yang dapat menyebabkan
tegangan Vbo turun menjadi lebih kecil. Pada gambar ditunjukkan beberapa arus Ig dan
korelasinya terhadap tegangan breakover. Pada datasheet SCR, arus trigger gate ini
sering ditulis dengan notasi IGT (gate trigger current). Pada gambar ada ditunjukkan juga
arus Ih yaitu arus holding yang mempertahankan SCR tetap ON. Jadi agar SCR tetap ON
maka arus forward dari anoda menuju katoda harus berada di atas parameter ini.
Sejauh ini yang dikemukakan adalah bagaimana membuat SCR menjadi ON. Pada
kenyataannya, sekali SCR mencapai keadaan ON maka selamanya akan ON, walaupun
tegangan gate dilepas atau di short ke katoda. Satu-satunya cara untuk membuat SCR
menjadi OFF adalah dengan membuat arus anoda-katoda turun dibawah arus Ih (holding
current). Pada gambar-5 kurva I-V SCR, jika arus forward berada dibawah titik Ih, maka
SCR kembali pada keadaan OFF. Berapa besar arus holding ini, umumnya ada di dalam
datasheet SCR.
Cara membuat SCR menjadi OFF tersebut adalah sama saja dengan menurunkan
tegangan anoda-katoda ke titik nol. Karena inilah SCR atau thyristor pada umumnya
tidak cocok digunakan untuk aplikasi DC. Komponen ini lebih banyak digunakan untuk
aplikasi-aplikasi tegangan AC, dimana SCR bisa OFF pada saat gelombang tegangan AC
berada di titik nol.
8
Ada satu parameter penting lain dari SCR, yaitu VGT. Parameter ini adalah tegangan
trigger pada gate yang menyebabkab SCR ON. Kalau dilihat dari model thyristor pada
gambar-2, tegangan ini adalah tegangan Vbe pada transistor Q2. VGT seperti halnya Vbe,
besarnya kira-kira 0.7 volt. Seperti contoh rangkaian gambar-8 berikut ini sebuah SCR
diketahui memiliki IGT = 10 mA dan VGT = 0.7 volt. Maka dapat dihitung tegangan Vin
yang diperlukan agar SCR ini ON adalah sebesar :
Vin = Vr + VGT
Vin = IGT(R) + VGT = 4.9 volt
Gambar-8 : Rangkaian SCR
9
2.2. TRIAC
A. Istilah Triac
Nama resmi untuk TRIAC adalah Bidirectional Triode Thyristor.. TRIAC dapat
digambarkan seperti SCR yang disusun bolak-balik. TRIAC dapat melewatkan arus bolakbalik. Dalam pemakaiannya TRIAC digunakan sebagai saklar AC tegangan tinggi (diatas
100Volt).
Untuk memberi trigger pada TRIAC dibutuhkan DIAC sebagai pengatur level
tegangan yang masuk. Ini menunjukkan sakelar dwiarah yang dapat mengalirkan arus
listrik ke kedua arah ketika dipicu (dihidupkan). Ini dapat disulut baik dengan tegangan
positif ataupun negatif pada elektroda gerbang. Sekali disulut, komponen ini akan terus
menghantar hingga arus yang mengalir lebih rendah dari arus genggamnya, misal pada
akhir paruh siklus dari arus bolak-balik.
Hal tersebut membuat TRIAC sangat cocok untuk mengendalikan kalang AC,
memungkinkan pengendalian arus yang sangat tinggi dengan arus kendali yang sangat
rendah. Sebagai tambahan, memberikan pulsa sulut pada titik tertentu dalam siklus AC
memungkinkan
pengendalian
persentase
arus
yang
mengalir
melalui
TRIAC
(pengendalian fasa).
B. Simbol Triac
Triac disimbolkan seperti gambar di bawah ini :
Gambar : symbol Triac
C. Karakteristik TRIAC
TRIAC tersusun dari lima buah lapis semikonduktor yang banyak digunakan pada
pensaklaran elektronik. TRIAC biasa juga disebut thyristor bi directional. TRIAC
merupakan dua buah SCR yang dihubungkan secara paralel berkebalikan dengan
terminal gate bersama.
10
Berbeda dengan SCR yang hanya melewatkan tegangan dengan polaritas positif
saja, tetapi TRIAC dapat dipicu dengan tegangan polaritas positif dan negatif, serta dapat
dihidupkan dengan menggunakan tegangan bolak-balik pada Gate. TRIAC banyak
digunakan pada rangkaian pengedali dan pensaklaran.
TRIAC hanya akan aktif ketika polaritas pada Anoda lebih positif dibandingkan
Katodanya dan gate-nya diberi polaritas positif, begitu juga sebaliknya. Setelah
terkonduksi, sebuah TRIAC akan tetap bekerja selama arus yang mengalir pada TRIAC
(IT) lebih besar dari arus penahan (IH) walaupun arus gate dihilangkan. Satu-satunya
cara untuk membuka (meng-off-kan) TRIAC adalah dengan mengurangi arus IT di
bawah arus IH.
2.3. DIAC
A. Arti Diac
DIAC kepanjangan dari DIode Alternating Current. DIAC tersusun dari dua buah dioda
PN dan NP yang disusun berlawanan arah. DIAC memerlukan tegangan breakdown yang
relatif tinggi untuk dapat menembusnya. Karena karakteristik inilah DIAC umumnya
dipakai untuk memberi trigger pada TRIAC.
B. Symbol Diac
Diac disimbolkan seperti gambar dibawah ini :
Gambar 2.3.1 : symbol Diac
C. Sifat Dasar Diac
DIAC yang tersusun dari 2 buah dioda empat lapis dengan bahan silicon memungkinkan
bekerja
pada
tegangan
tinggi
dan
arus
yang
sebatas
kemampuannya
Namun DIAC perlu mendapat perhatian khusus karena setelah mencapai tegangan UBRF
tertentu, kemudian tegangan dengan sendirinya turun tapi arus IF tiba-tiba naik secara
tajam. Untuk itu rangkaian DIAC memerlukan R seri sebagai pembatas arus.
11
Dan karena konstruksinya yang kalau kita lihat dari simbol terdiri dari 2 dioda yang
tersambung secara anti paralel,maka DIAC dapat dipergunakan pada rangkaian AC
D. Karakteristik DIAC
Seperti halnya dioda dan Transistor , DIAC-pun mempunyai daerah -daerah yaitu daerah
tertutup dan daerah kerja Daerah kerja pun ada dua yaitu daerah kerja arah maju dan
daerah kerja arah mundur. Kalau dioda dan transistor daerah tertutupnya antara 0,2V 0,3 V dan 0,6 V - 0,7 V . Daerah tersebut orang mengatakan daerah tegangan “Junction“
jadi apabila tegangan ini belum terlampaui dioda / transistor tidak akan bekerja.
Begitu pula DIAC mempunyai daerah tertutup dan daerah kerja Uf = 0 Volt sampai Ubr
= 32 Volt merupakan daerah tertutup, yaitu arus tidak mengalir . Setelah ini terlewati ,
secara tiba-tiba Uf turun pada tegangan tertentu , arus mengalir naik dengan cepat
sehingga dalam praktek pemasangan DIAC perlu diberikan tahanan depan sebagai
pembatas arus .
Perlu diketahui pula bahwa :
U ( BR ) F : Tegangan patah pada arah maju U ( BR )
R : Tegangan patah pada arah mundur I ( BR )
F : Arus patah pada arah maju I ( BR )
R : Arus patah pada arah mundur
∆U : Beda tegangan kerja dan tegangan patah
Id : Arus daerah tertutup / diom Dari kurva diatas dapat kita baca bahwa :
Daerah linier yang terdapat pada daerah kerja DIAC dimulai pada IF = IR = 10 mA,
hanya ini berbeda -beda untuk setiap no seri DIAC
12
E. Sifat Listrik DIAC
Seperti halnya dioda dan Transistor , DIAC-pun mempunyai daerah -daerah yaitu daerah
tertutup dan daerah kerja Daerah kerja pun ada dua yaitu daerah kerja arah maju dan
daerah kerja arah mundur . Kalau dioda dan transistor daerah tertutupnya antara 0,2V 0,3 V dan 0,6 V - 0,7 V Daerah tersebut orang mengatakan daerah tegangan “ Junction “
jadi apabila tegangan ini belum terlampaui dioda / transistor tidak akan bekerja. Begitu
pula DIAC mempunyai daerah tertutup dan daerah kerja Uf = 0 Volt sampai Ubr = 32
Volt merupakan daerah tertutup, yaitu arus tidak mengalir. Setelah ini terlewati, secara
tiba-tiba Uf turun pada tegangan tertentu, arus mengalir naik dengan cepat sehingga
dalam praktek pemasangan DIAC perlu diberikan tahanan depan sebagai pembatas arus.
13
2.4. Dioda Varactor
Seperti kebanyakan komponen dengan kawat penghubung, dioda mempunyai kapasitansi
bocor yang mempengaruhi kerja pada frekuensi tinggi, kapasitansi luar ini biasanya lebih
kecil dari 1 pF. Yang lebih penting dari kapasitansi luar ini adalah kapasitansi dalam
junction dioda. Kapasitansi dalam ini kita sebut juga kapasitansi peralihan CT. Kata
peralihan disini menyatakan peralihan dari bahan type-p ke typr-n. Kapasitansi peralihan
dikenal juga sebagai kapasitansi lapisan pengosongan , kapasitansi barier dan kapasitansi
junction. Apakah kapasitansi peralihan itu?. Perhatikan gambar 2.4.1 dibawah ini.
lapisan pengosongan
RR
p
n
C
Gambar 2.4.1 Dida dibias reverse
Lapisan pengosongan melebar hingga perbedaan potensial sama dengan tegangan riverse
yang diberikan.Makin besar tegangan riverse makin lebar lapisan pengosongan. Karena
lapisan pengosongan hamper tak ada pembawa muatan ia berlaku seperti isolator atau
dielektrik. Dengan demikian kita dapat membayangkan daerah p dan n dipisahkan oleh
lapisan pengosongan seperti kapasitor keeping sejajar dan kapasitor sejajar ini sama
dengan kapasitansi peralihan. Jika dinaikkan teganag riverse membuat lapisan
pengosongan menjadi lebar, sehingga seperti memisahkan keeping sejajar terpisah lebih
jauh. Dan sebagai akibatnya kapasitansi peralihan dari dioda berkurang bila tegangan
riverse bertambah. Dioda silicon yang memanfaatkan efek kapasitansi yang berubah-ubah
ini disebut varactor.
Dalam banyak aplikasi menggantikan kapasitor yang ditala secara mekanik, dengan
perkataan lain varaktor yang dipasang parallel dengan inductor merupakan rangkaian
tangki resonansi. Dengan mengubah-ubah tegangan riverse pada varactor kita dapat
mengubah frekuensi resonansi. Pengontrolan secara elektronik pada frekuensi resonansi
sangat bermanfaat dalam penalaan dari jauh.
14
BAB III
PENUTUP
SCR singkatan dari Silicon Control Rectifier. Adalah Dioda yang mempunyai fungsi
sebagai pengendali. SCR atau Tyristor masih termasuk keluarga semikonduktor dengan
karateristik yang serupa dengan tabung thiratron. Sebagai pengendalinya adalah gate (G).
SCR sering disebut Therystor. SCR sebetulnya dari bahan campuran P dan N. Isi SCR terdiri
dari PNPN (Positif Negatif Positif Negatif) dan biasanya disebut PNPN Trioda.
Nama resmi untuk TRIAC adalah Bidirectional Triode Thyristor.. TRIAC dapat
digambarkan seperti SCR yang disusun bolak-balik. TRIAC dapat melewatkan arus bolakbalik. Dalam pemakaiannya TRIAC digunakan sebagai saklar AC tegangan tinggi (diatas
100Volt).
DIAC kepanjangan dari DIode Alternating Current. DIAC tersusun dari dua buah dioda
PN dan NP yang disusun berlawanan arah. DIAC memerlukan tegangan breakdown yang
relatif tinggi untuk dapat menembusnya. Karena karakteristik inilah DIAC umumnya dipakai
untuk memberi trigger pada TRIAC.
Seperti kebanyakan komponen dengan kawat penghubung, dioda mempunyai
kapasitansi bocor yang mempengaruhi kerja pada frekuensi tinggi, kapasitansi luar ini
biasanya lebih kecil dari 1 pF. Yang lebih penting dari kapasitansi luar ini adalah kapasitansi
dalam junction dioda. Kapasitansi dalam ini kita sebut juga kapasitansi peralihan CT.
15
DAFTAR PUSTAKA
Unkown. 2010. TRIAC (Online). (http://id.wikipedia.org/wiki/TRIAC).
Unkonwn. 2010. Thyristor (Online). (http://trensains.com/thyristor.htm)
Sabrina. 2010. TRIAC (Online). (https://abisabrina.wordpress.com/tag/triac/).
Fahmi. 2010. Karakteristik TRIAC (Online).
(http://fahmizaleeits.wordpress.com/2010/09/14/karakteristik-triac/).
16
Download